hubungan pemberian kompensasi dan disiplin kerja …

115
HUBUNGAN PEMBERIAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI PADA STASIUN KARANTINA PERTANIAN KOTA PAREPARE, PROVINSI SULAWESI SELATAN Oleh ANDI RIFKA G 211 13 002 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 10-Feb-2022

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN PEMBERIAN KOMPENSASI

DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI

PADA STASIUN KARANTINA PERTANIAN

KOTA PAREPARE, PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh

ANDI RIFKA

G 211 13 002

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

PANITIA UJIAN SARJANA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

JUDUL : Hubungan Pemberian Kompensasi dan Disiplin Kerja

Dengan Kinerja Pegawai Pada Stasiun Karantina

Pertanian Kota Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan”

NAMA MAHASISWA : ANDI RIFKA

NOMOR POKOK : G 211 13 002

SUSUNAN TIM PENGUJI

Prof. Dr. Ir. Didi Rukmana, M.S.

Ketua Sidang

Dr. Ir. Saadah, M.Si.

Anggota

Ir. Yopie Lumoindong, M.Si.

Anggota

Dr. Ir. Eymal B. Demmalino, M.Si

Anggota

Muhammad Arsyad, S.P, M.Si, Ph.D

Anggota

Rusli Moh. Rukka, S.P, M.Si

Anggota

Tanggal Ujian : Februari 2018

RINGKASAN

Hubungan Pemberian Konpensasi dan Displin Kerja Dengan Kinerja

Pegawai Pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota Parepare, Provinsi

Sulawesi Selatan

1Andi Rifka,

Didi Rukmana

2, Saadah

2

1Agribisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar

2Staf Pengajar Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar

Penelitian ini mengkaji hubungan pemberian kompensasi dan disiplin kerja

pegawai pada Stasiun Karantina Pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara pemberian kompensasi dengan

kinerja pegawai dan hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai

pada Stasiun Karantina Pertanian Kota Parepare. Adapun populasi dalam

penelitian ini yaitu seluruh Pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kota

Parepare, sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yang dilakukan

dengan mengambil semua anggota populasi yaitu 36 orang. Penilitian ini

menggunakan uji validitas, uji realibilitas dan uji chi square untuk menguji

kebenaran hipotesis. Hasil dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) ada

hubungan antara pemberian kompensasi dengan kinerja pegawai. (2) ada

hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai pada Stasiun

Karantina Pertanian Parepare.

Kata Kunci: Kompensasi Disiplin Kerja, Kinerja Pegawai

ABSTRACT

Relation Relationship Dispensation and Working Displant With

Performance Of Employees At Agricultural Quarantine Station, Parepare

City, South Sulawesi Province

1Andi Rifka,

Didi Rukmana

2, Saadah

2

1Agribusiness, Hasanuddin University, Makassar

2Lecture on Faculty of Agriculture, Hasanuddin University, Makassar

This study examines the relationship of compensation and employee

discipline at Agricultural Quarantine Station. This study aims to determine

whether there is a relationship between the provision of compensation with

employee performance and the relationship between work discipline with

employee performance on the Agricultural Quarantine Station

Parepare.Adapun City population in this study that is all employees

Agricultural Quarantine Station City Parepare, sampling in this study was

conducted with taking all members of the population of 36 people. This

research uses validity test, reliability test and chi square test to test the truth

of the hypothesis. The results in this study conclude that (1) there is a

relationship between the provision of compensation and employee

performance. (2) there is a correlation between work discipline and employee

performance at Agricultural Quarantine Station of Parepare.

Keywords: Work Discipline Compensation, Employee Performance

RIWAYAT HIDUP PENULIS

ANDI RIFKA, lahir di Cani pada tanggal 25 Oktober

1996 dan merupakan anak pertama dari pasangan

Andi Rustam dan Andi Rohani. Tingkat pendidikan formal yang telah dilalui

adalah tamat Sekolah Dasar di SD INPRES 5/81 Sappewalie pada tahun

2007, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di

SMPN 1 Ulaweng dan tamat pada tahun 2010, kemudian melanjutkan ke

Sekolah Menengah atas dan tamat pada tahun 2013. Setelah itu penulis

diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Hasanuddin pada

program strata satu (S1) dan tercatat sebagai mahasiswa Program Studi

Agribisnis, Departemen Sosial ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas hasanuddin tahun 2013 melalui jalur SNMPTN. Selama

menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penulis aktif dalam berbagai

kegiatan ekstra-kurikuler. Penulis juga mengikuti seminar-seminar yang

dilaksanakan baik di tingkat jurusan, fakultas, maupun universitas, baik

tingkat lokal, nasional dan internasional.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, penulis panjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT Yang Maha Kuasa, atas Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir pada

Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Hasanuddin. Tak lupa pula shalawat dan salam kepada Junjungan Kita Nabi

besar Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul Hubungan Pemberian Kompensasi dan Disiplin

Kerja Dengan Kinerja Pegawai Pada Stasiun Karantina Pertanian Kota

Parepare, Provinsi Sulawesi Selatan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sosial Ekonomi

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas

dari berbagai hambatan dan kesulitan. Menyadari keterbatasan kemampuan

yang penulis miliki, penulis mengakui bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun untuk penyempurnaan karya tulis ini, sekaligus sebagai

sumbangan pemikiran kepada penulis. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Makassar, Februari 2018

Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam, berkat rahmat dan

kasih sayang-Nya. Rasa syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada

Allah SWT, satu dari berbagai nikmat yang selalu diberikan Allah SWT

kepada setiap hamba-Nya, yakni terselesaikannya tugas akhir penulis dalam

meraih gelar Sarjana Pertanian di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Shalawat serta salam selalu

tercurah kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta

para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah

dalam sunnahnya hingga akhir jaman.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan dari beberapa pihak baik moril

dan materil. Pada kesempatan ini penulis ingin menghanturkan penghargaan

yang tersistimewa dan setinggi-tingginya, rasa cinta penulis persembahkan

untuk ibunda Andi Rohani dan Ayahanda Andi Rustam dengan penuh

kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada beliau yang membesarkan, mendidik, meberikan

motivasi dengan penuh kasih sayang, serta doa yang senantiasa

dipanjatkan untuk anaknya.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis

temui mulai dari tahap persiapan hingga tahap penyelesaian akhir skripsi ini.

Namun, Alhamdulillah berkat usaha dan kerja keras serta bimbingan, arahan,

kerjas sama, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Dengan segala kerendahan hati,

melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu M.A, selaku Rektor Universitas

Hasanuddin dan jajarannya serta Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil,

selaku Dekan Fakultas Pertanian dan jajarannya.

2. Dr. Muh. Hatta Jamil, SP, M.Si. selaku Ketua Jurusan dan Dr. A. Nixia

Tenriawaru, S.P, M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Sosial ekonomi

Pertanian periode 2016-2020.

3. Prof. Dr. Ir. Didi Rukmana, M.S. dan Dr. Ir. Saadah, M.Si. selaku dosen

pembimbing. Terima kasih atas segala bimbingan, saran, motivasi, serta

teguran membangun sehingga penulis selalu bersemangat untuk

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Yopie Lumoindong, M.Si, Bapak Dr. Ir. Eymal B.

Demmalino, M.Si dan Bapak Muhammad Arsyad, S.P, M.Si, Ph.D

selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun

guna penyempurnaan penyusunan tugas akhir ini.

5. Ibu Rusli Moh. Rukka, S.P, M.Si, m.Si selaku panitia ujian sarjana dan Ibu Ni

Made Viantika S, S.P, M.Agb selaku panitia seminar proposal dan Ibu

Rasyidah Bakri, S.P., M.Sc selaku panitia seminar hasil, terimah kasih untuk

telah meluangkan waktunya dalam memimpin seminar terimah kasih juga telah

memberikan petunjuk, saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi.

6. Prof. Dr. Ir. M. Saleh S. Ali, M.Si sebagai Pembimbing Akademik (PA)

dan sebagai Orang Tua pengganti di lingkungan akademik, terima kasih

atas setiap waktu yang diberikan untuk ilmu, motivasi, saran, teguran

yang membangun, dan pemahaman baru mengenai berbagai hal.

7. Bapak dan Ibu dosen, khususnya Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian yang membimbing penulis sejak pertama kali

menginjakkan kaki di Universitas Hasanuddin sampai penulis

merampungkan tugas akhir ini dan penulis mau memohon maaf yang

sebesar-besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan

selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Staf Dan Pegawai Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas

Pertanian, Universitas Hasanuddin, khususnya Pak Ahmad, Pak Bahar, Kak

Hera, Kak Ima yang telah membantu penulis dalam proses administrasi dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Bapak Kepala Stasiun Karantina Pertanian Parepare dan seluruh staf,

penulis sangat berterima kasih atas data-data yang telah diberikan,

kesempatan dan waktunya untuk melayani penulis untuk memudahkan

dalam proses pengambilan data penulisyang dibutuhkan.

10. Keluarga besar “SELARAS13”. Terima kasih atas suka dan duka yang telah

dilewati bersama. Semoga selalu terjalin rasa persaudaraan diantara kita semua

dan untuk teman-teman RUMPI terima kasih atas waktu, waktu, saran, serta

kerjasama yang baik sehingga pebulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima

kasih telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

11. Saudara-saudariku KKN Reguler Gelombang 93. Terkhusus teman-teman

posko Desa Sering, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng dan semua

teman-teman yang di Kecamatan Donri-Donri khususnya Kepala Desa, Ibu desa

dan ibu posko. Terima Kasih kebersamaan dan persaudaraan yang terjalin di

moment KKN. Waktu yang dihabiskan bersama begitu cepat namun memberikan

kenangan selama penulis melakukan KKN.

12. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tak mampu

penulis sebutkan satu-persatu.

Demikianlah semoga segala pihak yang secara langsung maupun tidak

langsung telah membantu penulis diberikan kebahagiaan dan rahmat oleh Allah

SWT, Amin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, Februari 2018

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

SUSUNAN TIM PENGUJI ............................................................................ iii

RINGKASAN ................................................................................................ iv

ABSTRACT .................................................................................................. v

RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ............................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 7

1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ............................... 9

2.1.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) ............. 10

2.1.2 Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia .............. 11

2.2 Kompensasi Kerja ........................................................................... 12

2.2.1 Bentuk-Bentuk Kompensasi Kerja ......................................... 12

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian

Kompensasi …………………………………………. ................. 14

2.2.3 Tujuan Kompensasi ................................................................ 16

2.3 Disiplin Kerja ................................................................................... 18

2.3.1 Macam-Macam Disiplin Kerja ................................................. 20

2.3.2 Pelaksanaan Disiplin Kerja ..................................................... 21

2.3.3 Tujuan Disiplin Kerja ............................................................... 23

2.3.4 Fungsi Disiplin Kerja ............................................................... 25

2.3.5 Pengukuran Disiplin Kerja ...................................................... 26

2.4 Kinerja Pegawai .............................................................................. 28

2.4.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai ............. 29

2.4.2. Ukuran Penilaian Kerja ........................................................... 30

2.5 Hipotesis .......................................................................................... 31

2.6 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 31

2.7 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 33

III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 34

3.2 Metode Penentuan Sampel ............................................................. 34

3.3 Metode Penumpulan Data ............................................................... 35

3.4 Metode Analisis Data ....................................................................... 37

3.5 Konsep Operasional ........................................................................ 41

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sekilas Gambaran Umum Stasiun Karantina Pertanian

Parepare .......................................................................................... 43

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................. 43

4.1.2 Pengertian Dan Syarat Karantina ............................................ 46

4.1.3 Visi Dan Misi Karantina .......................................................... 46

4.1.4 Tugas Dan Fungsi Karantina ................................................. 47

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................. 48

4.2 Karakteristik Responden .................................................................. 50

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 50

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.................. 51

4.2.3 Kara Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ...... 52

4.2.4 Kara Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji .................... 53

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan .................... 53

4.3 Disrisbusi Jawaban Responden ....................................................... 54

4.4 Uji Kualitas Data .............................................................................. 58

4.4.1 Pengujian Validitas ................................................................. 59

4.4.2 Uji Reabilitas Data .................................................................. 60

4.5 Analisis Hipotesis ............................................................................. 61

4.5.1 Hubungan Pemberian Kompensasi Dengan Kinerja Pegawai 61

4.5.2 Hubungan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai ................. 63

4.6 Pembahasan ................................................................................... 64

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 68

5.2 Saran .............................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perkembangan organisasi dewasa ini semakin disadari oleh

banyak pihak bahwa dalam menjalankan suatu organisasi sumber daya

manusia merupakan unsur yang terpenting. Selain alat produksi lainnya

seperti modal, fasilitas kerja, mesin-mesin, dan bahan baku dan lainnya

unsur manusia tetap diperlukan dan tetap mempunyai arti penting dan

kegiatan perusahaan. Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan

unsur penting, pemeliharaan hubungan yang continue dan serasi diantara

para pegawai dalam setiap organisasi menjadi sangat penting. Sumber daya

manusia memberi petunjuk bahwa hal-hal yang penting diperhatikan dalam

pemeliharaan hubungan tersebut antara lain menyangkut masalah pemberian

insentif dan kedisiplinan.

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, organisasi harus memiliki

sumber daya manusia yang kompeten untuk meningkatan mutu dan kualitas

dalam organisasi untuk memajukan bisnisnya. Pada hakikatnya sumber daya

manusia merupakan faktor terpenting sebagai penggerak dalam pelaksanaan

seluruh kegiatan perusahaan didasakan pada kemampuan serta kreatifitas

yang dimilikinya sebagai kebutuhan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Berhasil tidaknya suatu perusahaan biasanya akan diketahui dari

kemampuan perusahaan tersebut dalam mengelola sumber daya manusia

yang dimiliki agar segala tujuan yang diinginkan tercapai.

Dapat dikatakan semakin baik kinerja pegawai di perusahaan tersebut

maka semakin mudah perusahaan mencapai tujuannya, dan sebaliknya

apabila kinerja pegawai itu rendah maka semakin sulit perusahaan dalam

mencapai tujuannya. Kinerja sendiri pada umumnya adalah hasil kerja yang

dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka

mencapai tujuan organisasi bersangkutan, secara legal tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral maupun etika (Mathis dan Jackson, 2009).

Rendahnya tingkat kinerja pegawai dalam suatu perusahaan dapat

dilihat dari besarnya gaji maupun tunjangan yang diberikan oleh perusahaan

dengan besarnya tanggung jawab pekerjaan yang dilakukan selain tingkat

kehadiran di tempat kerja yang diakibatkan oleh kurangnya disiplin kerja

pegawai serta penggunaan waktu secara tidak efektif dalam melaksanakan

pekerjaan juga dikataan sebagai rendahnya tingkat kinerja pegawai.

Memperhatikan sangat pentingnya peranan strategis sumber daya

manusia ini maka perusahaan harus memanfaatkan SDM nya dengan

seefektif mungkin agar memiliki kinerja yang baik. Salah satunya dengan

meningkatkan kinerja pegawai melalui pemberian kompensasi yang sesuai

dengan balas jasa kepada pegawai atas usaha yang mereka lakukan kepada

perusahaan, hal ini dikarenakan setiap orang bekerja memiliki motif untuk

mendapatkan keuntungan atas manfaat dalam bekerja.

Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang

langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas

jasa yang diberikan kepada perusahaan. Program kompensasi

mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber daya

manusia yang dimiliki. Pemberian kompensasi yang baik akan mendorong

pegawai untuk bekerja dengan makin baik dan produktif (Hasibuan, 2012)

Disamping kompensasi peningkatan kinerja pegawai juga dapat

dilakukan dengan cara menciptakan disiplin kerja, karena disiplin kerja yang

dikelola dengan baik akan menghasilkan kepatuhan pegawai terhadap

berbagai peraturan organisasi yang bertujuan meningkatkan kinerja. Untuk itu

pimpinan perusahaan perlu mengawasi setiap perilaku maupun tindakan

yang dilakukan oleh seluruh pegawai pada saat bekerja. Kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesedian seseorang mentaati semua peraturan prusahaan,

badan atau organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Adanya tingkat

disiplin kerja yang baik mencerminkan kredibilitas pegawai mencapai suatu

hasil kerja yang optimal untuk kesuksesan perusahaan (Hasibuan, 2012).

Disiplin adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM). Disiplin merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting

karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang

dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik sulit bagi organisasi

perusahaan mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan

besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang

diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan

terwujudnya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat. Oleh karena itu,

setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin

yang baik. Seorang manajer dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika

para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara dan meningkatkan

kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak

faktor yang mempengaruhinya.

Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan

penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik

diperusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja,

efisiensi, dan efektivitas kerja pegawai akan meningkat. Hal ini akan

mendukung tercapainya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

Jelasnya perusahaan sulit mencapainya tujuannya, jika pegawai tidak

mematuhi peraturan-peraturan tersebut. Kedisiplinan suatu perusahaan

dikatakan baik, jika sebagian besar pegawai menaati peraturan-

peraturan yang ada.

Menurut Keith Davis (1985:366) disiplin kerja dapat diartikan sebagai

pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman

organisasi.Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seseorang). Menurut Mangkunegara (2011:67) kinerja adalah hasil kerja

secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Menurut Simanjuntak (2011:1) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil

atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat

pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Manajemen

kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu

dan kelompok kerja diperusahaan tersebut. Kinerja individu, kinerja kelompok

dan kinerja perusahaan, dipengaruhi oleh banyak faktor intern

dan ekstern organisasi.

Peneliti tertarik dengan masalah ini karena dalam upaya meningkatkan

kinerja pegawai, Stasiun Karantina Pertanian telah melakukan penerapan

disiplin kerja dan pemberian kompensasi kepada pegawainya. Pada era

globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, peran karantina pertanian

semakin penting dan strategis dalam penerapan ketentuan Sanitary and

Phytosanitary (SPS) Agreement WTO khususnya lalu lintas perdagangan

hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, benda lain, tumbuhan

bibit dan non bibit dengan tujuan untuk melindungi kesehatan manusia,

hewan, tumbuhan dan lingkungan. Tugas Karantina Pertanian Pare-Pare

meliputi usaha untuk mencegah masuk dan menyebarnya Hama dan

Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan

Karantina (OPTK) dari luar ke wilayah Indonesia, maupun antar area di

dalam wilayah Indonesia. Oleh karena itu, sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya, karantina pertanian dengan segala keterbatasannya baik Sumber

Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Keuangan (SDK), tetap dituntut

untuk melakukan pengawasan sehingga peluang penyebaran HPHK dan

OPTK yang dapat membahayakan kelestarian sumberdaya alam hayati dan

kepentingan nasional, dapat diminimalisir. Untuk itu dalam perannya sebagai

benteng pertanian Indonesia, karantina pertanian harus sigap

dalam melakukan pencegahan dan pengendalian gangguan berupa

HPHK dan OPTK.

Dengan meningkatnya mobilitas manusia, hewan, bahan asal hewan,

hasil bahan asal hewan, benda lain, maka semakin besar tugas karantina

pertanian khususnya karantina hewan terhadap adanya resiko pemasukan

HPHK dari luar negeri khususnya HPHK yang belum ada di Indonesia

(eksotik), karena komoditi hewani dapat menjadi Media Pembawa Hama dan

Penyakit Hewan Karantina (MP-HPHK). Pengawasan terhadap MP-HPHK

yang dilalulintaskan baik ekspor, impor maupun domestik harus dilakukan

oleh petugas karantina hewan. Pemeriksaan tersebut meliputi kelengkapan

dokumen perijinan maupun pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan

fisik dan laboratorium.

Dalam rangka pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, organisasi

disusun dalam unit-unit kerja yang lebih kecil, dengan pembagian kerja,

sistem kerja dan mekanisme kerja yang jelas. Insentif itu sendiri adalah salah

satu bentuk kompensasi yang sering digunakan, dimana pegawai dibayar

berdasarkan kuantitas atau hasil yang dicapai. Insentif merupakan salah satu

jenis penghargaan yang dikaitkan dengan kinerja pegawai.

Sehingga dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah ada

hubungan dari penerapan pemberian kompensasi dan disiplin kerja dengan

kinerja pegawai, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:

“Hubungan Pemberian Konpensasi dan Displin Kerja Dengan Kinerja

Pegawai Pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare, Provinsi

Sulawesi Selatan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, rumusan masalah

yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara pemberian kompensasi dengan kinerja

pegawai Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare, Provinsi

Sulawesi Selatan?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai

pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare, Provinsi

Sulawesi Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berpijak pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian kompensasi dengan

kinerja pegawai Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare,

Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Untuk mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja

pegawai pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare, Provinsi

Sulawesi Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis penelitian ini dapat memberikan wawasan,

pengetahuan tambahan, khususnya tentang konpensasi dan disiplin

kerja terhadap kinerja pegawai. Memberikan gambaran teori - teori

kompensasi yang berhubungan dengan kinerja pegawai, yang

mungkin dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis diharapkan agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan

kompensasi, khususnya strategi konpensasi dan disiplin kerja untuk

masa yang akan datang. Yang nantinya dapat digunakan untuk

meningkatkan kinerja pegawai.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Hasibuan (2014:10) Manajemen sumber daya manusia adalah

ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar

efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,

karyawan, dan masyarakat.

Moses N Kiggundu(dalam Indah Puji Hartatik, 2014:14) menyatakan

bahwa MSDM adalah pengembangan dan pemanfaatan pegawai dalam

rangka tercapainya tujuan dan sasaran individu, organisasi, masyarakat,

bangsa,dan internasional yang efektif.

Sedangkan menurut kinggudu tersebut tampak jelas memberikan

penekanan pada kata “development and utilization of personnel for the

effective achievement”. Secara garis besar, kalimat tersebut memiliki

pemahaman tentang upaya mengembangkan potensi para pegawai melalui

beberapa pelatihan, baik yang bersifat umum maupun khusus guna

memuncul kan pegawai yang benar-benar berkompetensi dalam bidangnya.

Karena pentingnya peran sumber daya manusia dalam pelaksanaan

dan pencapaian tujuan organisasi maka pengelolahan sumber daya manusia

harus memperhatikan beberapa aspek penting. Aspek sttafing, pelatihan dan

pengembangan motivasi dan pemiliharaan yang secara lebih mendetail.

2.1.1 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Fungsi manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,

kompensasi, pengintegrasian,pemeliharaan, kedisiplinan,dan pemberhentian.

1. Perencanaan

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta

efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu

terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan

program kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengarahan,

pengorganisasian. pengendalian, pengadaan, pengembangan,

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan

pemberhentian pegawai. Program kepegawaianyang akan membantu

tercapainya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua

pegawai dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,

delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagan organisasi

(organization chart).

3. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua pegawai, agar mau

bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu

tercapainya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

4. Pengendalian

Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar

mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai rencana.

5. Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi,

dan induksi untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan

kebutuhan perusahaan.

2.1.2 Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

Perkembangan MSDM didorong oleh kemajuan peradaban,

pendidikan, ilmu, pengetahuan dan tuntutan daya saing produksi barang dan

jasa yang dihasilkan. MSDM sudah ada sejak adanya kerja sama dan

pembagian kerja di antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan

tertentu. MSDM ini pada mulanya terpadu dalam manajemen atau belum

menjadi ilmu yang berdiri sendiri.

Para ahli pada abad ke 20 mengembangkan MSDM menjadi suatu

bidang studi yang khusus mempelajari peranan dan hubungan manusia

dalam mencapai tujuan organisasi. Perkembangan MSDM di dorong oleh

masalah-masalah ekonomis meliputi hal-hal berikut:

1. Semakin terbatasnya faktor-faktor produksi menuntut agar sumber daya

manusia dapat bekerja lebih efektif dan efisien.

2. Semakin didasari bahwa sumber daya manusia paling berperan dalam

mewujudkan tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

3. Pegawai akan meningkatkan moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi

kerjanya jika kepuasan diperolehnya dari pekerjaannya.

4. Terjadinya persaingan yang tajam untuk mendapatkan tenaga kerja

yang berkualitas di antara peusahaan.

5. Para pegawai semakin menuntut keamanan ekonominya pada masa

yang akan datang.

2.2 Kompensasi Kerja

Mondy (2008:4) mengungkapkan bahwa kompensasi merupakan total

seluruh imbalan yang diterima pegawai sebagai pengganti jasa yang telah

mereka berikan. Menurut Veitzal Rivai (2011;742) kompensasi merupakan

sesuatu yang diterima pegawai sebagai pengganti kontribusi jasa mereka

pada perusahaan. Berdasarkan definisi kompensasi yang telah dijelaskan,

dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian kompensasi yaitu kompensasi

adalah segala seseuatu pemberian yang diberikan oleh perusahaan kepada

pegawai sebagai balas jasa atas kerja mereka kepada perusahaan.

2.2.1 Bentuk-Bentuk Kompensasi Kerja

Kompensasi terbagi dalam beberapa bentuk (Darsono dan

Siswandoko, 2011: 269) yaitu:

1. Kompensasi finansial langsung (direct financial compensation) terdiri

dari gaji, upah, komisi, dan bonus.

a. Gaji adalah kompensasi dalam bentuk uang yang dibayarkan atas

tanggung jawab pekerjaan yang dilakukan.

b. Upah, adalah kompensasi dalam bentuk uang yang dibayarkan

atas waktu yang telah dipergunakan.

c. Bonus, adalah insentif kinerja individual dalam bentuk pembayaran

khusus diatas gaji pekerja (wibowo,2012:348,357)

2. Kompensasi finansial tidak langsung (indirect financial compensation)

terdiri dari tunjangan-tunjangan, asuransi, fasilitas, uang cuti

liburan dan sebagainya.

a. Tunjangan-tunjangan adalah kompensasi tambahan (finansial atau

nonfinansial) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan

perusahaan terhadap semua pegawai dalam usaha untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka seperti tunjangan hari raya,

asuransi kesehatan dan pensiun.

b. Fasilitas, adalah sarana pendukung dalam aktifitas perusahaan

berbentuk fisik, dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan,

memiliki jangka waktu yang relative permanen dan meberikan

manfaat untuk masa yang akan datang (Hasibuan, 2012: 118).

3. Kompensasi non finansial (non financial compensation), yaitu bentuk

kompensasi yang merupakan imbalan kepuasan yang diterima oleh

pekerja atas pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan fisik atau

psikologis perusahaan.

Pada bentuk-bentuk kompensasi tersebut juga terdapat kompensasi

finansial terdiri dari kompensasi tidak langsung dan langsung. Kompensasi

langsung terdiri dari pembayaran pegawai berupa upah dan gaji, bonus atau

komisi (Veitzal dan Sagala, 2009: 741).

Kompensasi tidak langsung atau benefit terdiri dari semua

pembayaran yang tidak tercakup dalam kompensasi finansial langsung yang

meliputi liburan, berbagai macam asuransi, jasa seperti perawatan anak atau

kepedulian keagamaan, dan sebagainya. Penghargaan non finansial seperti

pujian, mengargai diri sendiri, dan pengakuan yang dapat mempengaruhi

motivasi kerja pegawai, produktivitas dan kepuasan.

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kompensasi

Sistem pemberian kompensasi oleh perusahaan kepada pegawainya

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Factor-faktor ini merupakan tantangan

setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi

untuk para pegawainya.

Faktor-faktor tersebut menurut Hasibuan (2008:128-129) adalah

sebagai berikut:

1. Penawaran dan permintaan. Jika pencari kerja (penawaran) lebih

banyak daripada lowongan pekerjaan (permintaan) maka kompensasi

relative kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit daripada

lowongan pekerjaan maka kompensasi relative semakin besar.

2. Kemampuan dan ketersedian perusahaan. Apabila kemampuan dan

ketersedian perusahaan untuk membayar semakin baik, maka tingkat

kompensasi akan semakin besar. Tetapi sebaliknya, jika kemampuan

dan ketersedian perusahaan untuk membayar kurang, maka tingkat

kompensasi relative kecil.

3. Serikat buruh/organisasi pegawai. Apabila serikat buruhnya kuat dan

berpengaruh maka tingkat kompensasi semakin besar. Sebaliknya jika

serikat buruh tidak kuat dan kurang berpengaruh maka tingkat

kompensasi relative kecil.

4. Produktivitas kerja pegawai. Jika produktivitas kerja pegawai baik dan

banyak maka kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya kalau

produktivitas kerjanya buruk serta sedikit maka kompensasinya kecil.

5. Pemerintah dengan undang-undang dan Keppres. Pemerintah dengan

undang-undang dan Keppres menetapkan besarnya batas upah/balas

jasa minimum. Peraturan pemerintah ini sangat penting supaya

pengusaha tidak sewenag-wenang menetapkan besarnya balas jasa

bagi pegawai. Pemerintah berkewajiban melindungi masyarakat dari

tindakan sewenang-wenang.

6. Biaya hidup/living cost. Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi maka

tingkat kompensasi/upah semakin besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya

hidup di daerah itu rendah maka tingkat kompensasi/upah relative

kecil. Seperti tingkat upah di Jakarta lebih besar dari Bandung, karena

tingkat biaya hidup di Jakarta lebih besar daripada di Bandung.

7. Posisi jabatan pegawai. Pegawai yang menduduki jabatan lebih tinggi

akan menerima gaji/kompensasi lebih besar. Sebaliknya pegawai yang

menduduki jabatan yang lebih rendah akan memperoleh

gaji/kompensasi yang kecil. Hal ini wajar karena seseorang yang

mendapat kewenangan dan tanggung jawab yang besar harus

mendapatkan gaji/kompensasi yang lebih besar pula.

8. Pendidikan dan pengalaman kerja. Jika pendidikan lebih tinggi dan

pengalaman kerja lebih lama maka gaji/balas jasa akan semakin

besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik.

Sebaliknya, pegawai yang berpendidikan rendah dan pengalaman

kerja yang kurang maka tingkat gaji/kompensasinya kecil.

9. Kondisi perekonomian nasional. Apabila kondisi perekonomian

nasional sedang maju (boom) maka tingkat upah/kompensasi akan

semakin besar, karena akan mendekati kondisi full employment.

Sebaliknya, jika kondisi perekonomian kurang maju (depresi) maka

tingkat upah rendah, karena terdapat banyak pengaggur.

2.2.3 Tujuan Kompensasi

Tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain adalah sebagai

ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas

pegawai, disiplin, serta pengaruh serikat buruh dan pemerintah.

a. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama

formal antara majikan dengan pegawai. Pegawai harus mengerjakan

tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha atau

majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan

perjanjian yang disepakati.

b. Kepuasan Kerja

Dengan balas jasa, pegawai akan dapat memenuhi kebutuhan-

kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh

kepuasan kerja dari jabatannya.

c. pengadaan efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan

pegawai yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

d. motivasi

jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan

mudah memotivasi bawahannya

e. Stabilitas Pegawai

Dengan pedoman kompensasi atas prinsip adil dan layak serta

eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas pegawai lebih

terjamin karena turn-over relative kecil.

f. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin

pegawai semakin baik mereka akan menyadari serta mentaati

peraturan-peraturan yang berlaku.

g. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat

buruh dapat dihindarkan dan pegawai akan berkonsentrasi

pada pekerjaannya.

h. Pengaruh Pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang

perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka

intervensi pemerintah dapat dihindarkan (Hasibuan, 2012).

2.3 Disiplin Kerja

Disiplin berasal dari bahasa inggris discipline yang berakar dari kata

disciple yang berarti murid, pengikut, penganut, atau seseorang yang

menerima pengajaran dan menyebarkan ajaran tersebut. Disiplin yang

berasal dari kata discipline dapat berarti peraturan yang harus diikuti; bidang

ilmu yang dipelajari; ajaran; hukuman atau etika-norma-tata cara bertingkah

laku. Disciplinarian bermakna orang yang menegakkan disiplin-menegakkan

peraturan. Disciplinary adalah model atau cara untuk memperbaiki atau

menghukumi pelanggar peraturan (discipline).

Dari uraian di atas, disiplin kerja dapat diartikan sebagai:

Peraturan dan tata tertib kerja yang harus dipatuhi. Jika dicontohkan

dalam kalimat akan berbunyi “dia melanggar disiplin kerja sehingga

mendapat teguran dari atasannya (berarti peraturan).

Norma, etika, dan kebiasaan yang berlaku umum serta tata cara

bertingkah laku dalam suasana dan dalam hubungannya dengan

pekerjaan. Jika dicontohkan dalam kalimat akan berbunyi “Amat tidak

disukai teman-temannya karena kebiasaannya yang tidak disiplin,

sering meludah sembarangan”. Dalam kalimat ini, amat telah

melanggar norma atau nilai kelompok (Sindu Mulianto dkk, 2006).

Menegakkan disiplin kerja adalah memberlakukan peraturan dan tata

tertib kerja dengan menanamkan etika serta norma kerja sehingga tercipta

suasana yang tertib, aman, tenang, dan menyenangkan. Suasana kerja yang

tertib, aman, tenang dan menyenangkan akan menunjang tercapainya

produktivitas dan efisiensi kerja yang optimal. Disiplin kerja dapat diartikan

sebagai manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

Pengertian disiplin sering juga disebut adalah fungsi operasional kedua dari

manajemen personalia. Disiplin pegawai (baru/lama) perlu dilakukan secara

terencana dan berkesinambungan. Disiplin harus bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral pegawai

supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal Keith Davis,

(1995-1996) dalam (Mangkunegara, 2011:129).

Prayudi Atmosudirjo (1928:84) dalam Darsono dan Siswandoko

(2011:128) menjelaskan disiplin ialah bentuk ketaatan dan pengendalian diri

yang rasional dan sadar, tidak emosional dan pamrih. Bejo Siswanto

(1989:278) dalam Darsono dan Siswandoko (2011:128) menerangkan disiplin

ialah sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap perturan

perturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup

menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya

apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Disiplin kerja merupakan suatu alat yang digunakan para manajer

untuk berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk

mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku. Disiplin pegawai memerlukan alat

komunikasi, terutama pada peringatan yang bersifat spesifik terhadap

pegawai yang tidak mau berubah sifat dan perilakunya. Penegakan disiplin

pegawai biasanya dilakukan oleh penyelia. Sedangkan kesadaran adalah

sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peraturan dan sadar

akan tugas dan tanggung jawabnya (Sindu Mulianto dkk, 2006)

2.3.1 Macam-Macam Disiplin Kerja

Dalam macam-macam disiplin kerja pengertian disiplin kerja dibagi

menjadi dua bentuk (Mangkunegara, 2011:131) yaitu:

1. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai

mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah

digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk

menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Disiplin preventif merupakan

suatu sisitem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk

semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika

sistem organisasi baik maka diharapkan dapat lebih mudah

menegakkan disiplin kerja

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam

menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi

peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.

Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan

sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian

sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara

peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.

2.3.2 Pelaksanaan Disiplin Kerja

Terdapat tiga konsep pelaksanaan tindakan disipliner yaitu:

aturan tungku panas, tindakan disiplin progresif, dan tindakan positif

(Veitzal dan Sagala, 2009:826).

1. Aturan tungku panas

Menurut pendekatan ini, tindakan disipliner haruslah memiliki

konsekuensi yang analog dengan menyentuh sebuah tungku panas.

a. Membakar dengan segera, jika tindakan disipliner akan diambil,

tindakan itu harus dilaksankan segera sehingga individu

memahami alasan tindakan tersebut.

b. Memberi peringatan, hal ini dilakukan untuk memberikan

peringatan sebelumnya bahwa hukuman akan mengikuti perilaku

yang tidak dapat diterima.

c. Memberi hukuman yang konsisten, tindakan disipliner haruslah

konsisten ketika setiap orang melakukan tindakan yang sama akan

dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.

d. Membakar tanpa membeda-bedakan, tindakan disipliner

seharusnya tidak membeda-bedakan, tungku panas akan

membakar setiap orang yang menyentuhnya, tanpa memilih-milih.

2. Tindakan disiplin progresif

Tindakan disiplin progresif dimaksudkan untuk memastikan

bahwa terdapat hukuman minimal yang tepat terhadap setiap

pelanggaran. Tujuan tindakan ini adalah membentuk program disiplin

yang berkembang mulai dari hukuman yang ringan hingga

yang sangat keras.

Disiplin progresif dirancang untuk memotivasi pegawai agar

mengoreksi kekeliruan secara sukarela. Penggunaan tindakan ini

meliputi serangkaian pertanyaan mengenai kerasnya pelanggaran.

Pedoman-pedoman yang dianjurkan untuk tindakan disipliner bagi

pelanggaran-planggaran yang dibutuhkan yaitu, peringatan lisan,

peringatan tertulis, dan terminasi.

3. Tindakan disiplin positif

Dalam banyak situasi, hukuman tidaklah memotivasi pegawai

mengubah suatu perilaku. Namun, hanya mengajar seseorang agar

takut atau membenci alokasi hukuman yang dijatuhkan penyelia.

Penekanan pada hukuman ini dapat mendorong para pegawai untuk

menipu penyelia mereka dari pada mengoreksi tindakan-tindakannya.

Tindakan disipliner positif dimaksudkan mendororng para

pegawai memantau perilaku-perilaku mereka sendiri dan memikul

tanggung jawab atas konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan

mereka. Disiplin positif bertumpukkan pada konsep bahwa para

pegawai mesti memikul tanggung jawab atas tingkah laku peribadi

mereka dan persyaratan-persyaratan pekerjaan. Persyaratan yang

perlu bagi disiplin positif adalah pengkomonikasian persyaratan-

persyaratan pekerjaan dan peraturan-peraturan kepada pegawai.

2.3.3 Tujuan Disiplin Kerja

Disiplin pada dasarnya merupakan tindakan manajemen untuk

mendorong agar para anggota organisasi memenuhi berbagai ketentuan dan

peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi, yang didalamnya mencakup:

a. Adanya tata tertib atau ketentuan-ketentuan;

b. Adanya kepatuhan para pengikut; dan

c. Adanya sanksi bagi pelanggar

Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab

seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Karena hal

ini akan mendorong gairah atau semangat kerja, dan mendorong

terwujudnya tujuan organisasi.

Semangat atau moril (morale) adalah suatu istilah yang banyak

dipergunakan tanpa adanya suatu perumusan yang saksama. Semangat

menggambarkan suatu perasaan, kegembiraan atau kegiatan. Untuk

kelompok pekerja, penggunaan yang sudah lazim menyatakan bahwa

semangat menunjukkan iklim dan suasana pekerjaan. Pegawai dengan

semangat yang tinggi merasa bahwa mereka diikutsertakan tujuan

organisasi, patut diberi perhatian dan bahwa usaha mereka dikenal dan diberi

perhatian dan bahwa usaha-usaha mereka dikenal dan dihargai.

Pegawai dengan semangat yang tinggi memberikan sikap yang positif,

seperti kesetian, kegembiraan, kerja sama, kebanggaan dalam dinas dan

ketaatan kepada kewajiban. Produktivitas dan efisiensi yang tinggi cenderung

merupakan akibat sikap-sikap dan tindakan-tindakan demikian. Sikap dan

tindakan itu diantaranya disiplin. Disiplin termasuk dalam sikap mental

pegawai. Yang dimaksud dalam sikap mental adalah sikap terhadap kerja itu

sendiri, terhadap bekerja dalam industri, terhadap perlunya menghasilkan

produk bermutu, terhadap pelayanan prima kepada pelanggan dan akhirnya

terhadap integritas moral dan reputasi. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam

suatu organisasi karena tanpa dukungan disiplin personil yang baik, maka

organisasi akan sulit dalam mewujudkan tujuannya. Jadi dapatlah dikatakan

bahwa kedisiplinan merupakan kunci keberhasilan suatu organisasi dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan (Pandi Afandi, 2016).

2.3.4 Fungsi Disiplin Kerja

Disiplin kerja sangat dibutuhkan oleh setiap pegawai. Disiplin menjadi

persyaratan bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin

yang akan membuat para pegawai mendapat kemudahan dalam bekerja,

dengan begitu akan menciptakan suasana kerja yang kondusif dan

mendukung usaha pencapaian tujuan. Fungsi disiplin anatara lain:

a. Menata kehidupan bersama dalam suatu organisasi;

b. Membangun dan melatih kepribadian baik;

c. Pemaksaan untuk mengikuti peraturan organisasi; dan

d. Sanksi atau hukuman bagi yang melanggar disiplin.

Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu

kelompok tertentu atau dalam masyarakat dengan begitu, hubungan yang

terjalin anatara individu satu dengan individu lain menjadi lebih baik dan

lancar. Disiplin juga dapat membangun kepribadian seorang pegawai

lingkungan yang memiliki disiplin yang baik, sangat berpengaruh pada

kepribadian seseorang. Lingkungan organisasi yang memiliki keadaan

yang tenang, tertib dan tenteram sangat berperan dalam membangun

kepribadian yang baik.

Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar

senantiasa menunjukkan kinerja sikap yang baik, perilaku dan pola

kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk dalam waktu yang lama

salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui

proses latihan. Latihan tersebut dilaksanakan bersama antar pegawai,

pimpinan dan seluruh personil yang ada dalam organisasi tersebut.

(Pandi Afandi, 2016).

2.3.5 Pengukuran Disiplin Kerja

Mengenai adanya penataan serta perbaikan mengenai disiplin kerja

pegawai, umumnya disiplin kerja pegawai juga dapat diukur dari:

1. Para pegawai datang ke kantor dengan tertib dan teratur. Dengan

datang ke kantor secara tertib dan teratur maka disiplin kerja dapat

dikatakan baik.

2. Berpakaian rapi di tempat kerja. Berpakaian rapi merupakan salah

satu factor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai, karena dengan

berpakaian rapi suasana tempat kerja akan terasa nyaman dan rasa

percaya diri dalam bekerja akan tinggi.

3. Menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati. Sikap hati-hati

dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik

karena apabila dalam menggunakan perlengkapan kantor tidak secara

hati-hati, maka akan terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian.

4. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi. Dengan

mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi maka dapat

menunjukkan bahwa pegawai memiliki disiplin kerja yang baik, juga

menunjukkan kepatuhan pegawai terhadap organisasi.

5. Memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab sangat berpengaruh

terhadap disiplin kerja, dengan adanya tanggung jawab terhadap

tugasnya maka menunjukkan disiplin kerja pegawai tinggi (Alfred

RLateiner dalam Imam Soejono, (1983) dikutip oleh rinoldy (2013).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja

merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja

yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan

yang telah ditetapkan. Disiplin menurut T. Hani Handoko (2001) adalah

kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional.

Sedangkan menurut Alfred R. Lateiner dan I.S. Levine (Soedjono,1980)

disiplin merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para

pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-

peraturan yang telah ditetapkan (Pandi Afandi, 2016).

2.4 Kinerja Pegawai

Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk

sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada

suatu periodik dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya

masa lalu atau akuntabilitas manajemen semacamnya, untuk memotivasi

individu pegawai agar mencapai sasaran organisasi dan memenuhi standar

perilaku maka perlu dilakukan penilaian kinerja sehingga dapat

membuahkan hasil yang diinginkan oleh organisasi, penilaian kinerja dapat

digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya, melalui umpan

balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang

bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Veitzal dan Sagala, 2009).

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok

orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan, secara legal tidak melanggar hukum sesuai dengan moral

maupun etika (Mathis dan Jackson, 2009).

Kinerja dapat juga dikatakan sebagai penampilan hasil karya personel

baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat

merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel.

Penampilan hasil karya terbatas kepada personel yang memangku jabatan

fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran

personel di dalam organisasi (Ilyas, 2002)

2.4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Di sebagian besar organisasi, kinerja para pegawai individual

merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan organisasi. Faktor

yang mempengaruhi kinerja pegawai individual (Mathis dan Jackson, 2009):

1. Kemampuan individual, terdiri dari beberapa komponen yaitu bakat,

minat, dan faktor kepribadian.

2. Usaha yang dicurahkan yaitu terdiri dari motivasi, etika kerja,

kehadiran dan rancangan tugas.

3. Dukungan organisasi yang diterimanya trdiri dari pelatihan dan

pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kerja, manajemen

dan rekan kerja.

Hubungan ketiga faktor ini diakui secara luas dalam literatur

manajemen sebagai kinerja (performance) = kemampuan (Ability) x usaha

(Effort) x dukungan (support). Kinerja individual ditingkatkan sampai tingkat

dimana ketiga komponen tersebut ada dalam diri pegawai. Kinerja

dipengaruhi oleh tiga factor (Simamora) dalam Mangkunegara(2006):

1. Faktor individual yang mencakup kemampuan, latar belakang dan

demografi.

2. Faktor Psikologis terdiri dari persepsi, attitude, personality, dan

motivasi.

3. Faktor organisasi terdiri dari struktur organisasi dan job design.

2.4.2 Ukuran Penilaian Kerja

Ada enam kategori yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja

pegawai secara individual (Dessler, 2005) sebagai berikut:

1. Quality, yaitu tingkat dimana hasil kinerja dari pegawai yang dilakukan

mendekati sempurna dalam arti ketepatan, ketelitian, dan dapat diterima

dari suatu aktivitas.

2. Productivity, yaitu kuantitas atau jumlah yang dihasilkan secara efisien

dan efektif.

3. Job knowledge, yaitu tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang

pegawai ataupun informasi yang dimilikinya untuk menyelesaikan

pekerjaannya.

4. Realiability, yaitu tingkat dimana seorang pegawai dapat dipercaya

selama menyelesaikan pekerjaan dalam hal tindak lanjut pekerjaan.

5. Availability, yaitu tingkat ketepatan waktu dari suatu aktivitas yang

diselesaikan oleh karyan dan ketepatan dalam catatan daftar kehadiran

pegawai.

6. Independence, yaitu tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan

pekerjaanya tanpa bantuan bimbingan dari pengawasnya.

2.5. Hipotesis

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat suatu hipotesa dan untuk itu

perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah hipotesa tersebut

berlaku. Hipotesa tersebut adalah:

1. Diduga ada hubungan antara pemberian konpensasi dengan kinerja

pegawai Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare,

Sulawesi Selatan.

2. Diduga ada hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai

Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 1 Penelitian Terdahulu No Penelitian

(Tahun) Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan

Penelitian Perbedaan penelitian

1 Wiwik Dewi Sugiharti, Firman Pribadi 2013

Analisis Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja Pegawai Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Tamanggung

Kompensasi (x) dan kinerja (y)

1. Hubungan antara kompensasi finansial dengan kinerja kurang berarti.

2. Ada hubungan antara kompensasi non finansial dengan kinerja pegawai

3. Hubungan kompensasi non finansial dengan kinerja lemah

4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kompensasi finasial dengan kinerja.

Uji validitas, realibilitas, uji korelasi, dan uji chi-square

Objek penelitian dan teori yang digunakan

2 Sherly Shelviana (2015)

Hubungan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai

Disiplin (x) dan kinerja (y)

Disiplin kerja mempunyai hubungan dengan kinerja pegawai

Koefisien Product Moment dan

Uji t

Objek penelitian, alat analisis dan pengujian hipotesis

Negeri Sipil (PNS) Di Kecamatan Samarinda Ulu Kota Samarinda

dan teori yang digunakan.

3 Diana Hertati (2009)

Hubungan Kompensasi Dengan Kinerja Pegawai di VICO Indonesia Company

Muara Badak Kalimantan Timur.

Kompensasi (x) dan kinerja (y)

Tidak ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja pegawai

Korelasi Spearman Rank dan uji t

Objek penelitian, alat analisis dan pengujian hipotesis dan teori yang digunakan.

4 Wahyuningrum Hubungan

Kemampuan,

Kepuasan Dan

Disiplin

Kerja Dengan

Kinerja

Pegawai

Di Kecamatan

Tanggungharjo

Kabupaten

Grobogan

Kemampuan (x1), kepuasan (x2),disiplin (x3)dan kinerja (y)

1. Kinerja dalam kategori baik sebesar 71,4% 2. Kemampuan kerja dalam kategori baik sebesar 50% 3. Kepuasan kerja dalam kategori baik sebesar 78,6% 4. Disiplin kerja dalam kategori baik sebesar 57,1% 5. Terdapat hubungan positif antara kemampuan kerja, kepuasan kerja dan disiplin kerja dengan kinerja pegawai 6. Terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara kepuasan kerja, kemampuan kerja dan disiplin terhadap kinerja pegawai.

Koefisien korelasi kendall tau dan koefisien konkordansi kendall

Objek penelitian, alat analisis dan pengujian hipotesis dan teori yang digunakan.

2.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan penjabaran dari masalah logis dengan

faktor yang diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sekaran, 2006).

Sebuah model yang baik dapat menjelaskan antara variabel penelitian.

Secara garis besar, kerangka pikir pengaruh disiplin kerja (X1) dan disiplin

kerja (X2) terhadap kinerja pegawai pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota

Pare-Pare, Sulawesi Selatan dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y) Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Gambar diatas menunjukkan bahwa variabel kompensasi (X1),

variabel disiplin kerja (X2) memiliki hubungan dengan Kinerja pegawai (Y).

Konpensasi

(X1)

Disiplin kerja

(X2)

Kinerja

Pegawai(Y)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Peneltian

Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah

penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan merumuskan hipotesa

untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam kalimat pernyataan

menggunakan metode survey dimana data yang diperoleh dari penyebaran

kuesioner ini merupakan persepsi dari responden..

Pendekataan ini diawali dari rumusan masalah dan kemudian ditarik

suatu hipotesa serta teori–teori yang selanjutnya adalah membuat suatu

model analisa, identifikasi variabel, definisi operasional, pengumpulan data

(baik data primer maupun data skunder) berdasarkan populasi dan sampel

dan kemudian melakukan analisa.

3.2 Metode Penetuan Sampel

Populasi adalah unit-unit yang darinya sampel dipilih. Populasi dapat

berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi,

benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus

didefinisikan secara spesifik dan tidak secara mendua (Ulber Silalahi, 2009).

Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pegawai yang

bekerja pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare,

Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

population sampling yang teknik pelaksanaannya dilakukan dengan

mengambil semua sampel yang ada di dalam populasi, karena jumlah

sampel subjek penelitian yang tidak mencapai 100 orang. Hal ini sesuai

dengan pendapat Arikunto (2002) yang menyatakan bahwa jika subjeknya

kurang dari 100 lebih baik populasi diambil semua, sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi, dan jika subjeknya besar

dapat diambil 10-25.

3.3 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara

Metode pengumpulan data dalam suatu penelitian ilmiah dimaksudkan

untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan akurat dan terpercaya. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

wawancara yaitu metode yang dilakukan melalui tanya jawab

dengan pegawai Pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota

Pare-Pare, Sulawesi Selatan.

2. Kuesioner

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan

menggunakan angket yang berisi daftar pertanyaan kepada responden.

Angket tersebut diberikan kepada para responden dan kemudian diharapkan

setiap masing-masing responden akan mengisinya dengan pendapat dan

persepsi setiap individu responden itu sendiri. Pertanyaan awal dalam

kuesioner terdiri dari identitas responden (nama, usia, jenis kelamin,

pendidikan terakhir dan lama bekerja).

Langkah-langkah dalam pengumpulan data pada kuesioner adalah

sebagai berikut:

a. Peneliti meminta persetujuan kepada calon responden untuk bersedia

menjadi responden.

b. Peneliti menyerahkan lembar kuesioner yang akan diisi kepada

responden.

c. Peneliti menjelaskan langkah-langkah dalam pengisian kuesioner.

d. Peneliti menunggu hasil pengisian kuesioner

e. Peneliti melakukan pengecekan atas lembar kuesioner yang telah

diserahkan, apakah semua sudah terisi atau belum.

f. Peneliti melakukan tabulasi data penelitian kuesoner.

g. Data penelitian kuesioner terkumpul

Angket (kuesioner) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

angket langsung dan tertutup, artinya angket tersebut langsung diberikan

kepada responden dan responden dapat memilih salah satu dari alternatif

jawaban yang telah tersedia. Dalam penelitian ini jawaban yang diberikan

oleh pegawai kemudian diberi skor dengan mengacu pada skala likert.

Menurut Sugiyono (2002) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang/sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam penelitian skala Likert, maka variabel yang dapat diukur

dijabarkan menjadi indikator jawaban seperti item instrumen yang

menggunakan skala Likert.

Tabel 2 Skala Likert dalam kuesioner

Kuesioner Pilihan

Jawaban

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Netral 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

3.4 Metode Analisis Data

1. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-

pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena

dianggap tidak relevan. Pengujiannya dilakukan secara statistik, yang

dapat dilakukan secara manual atau dukungan computer SPSS (Umar,

2008). Pengolahan data pada variable penelitian ini menggunakan

bantuan Microsoft Exel 2013 dan IBM SPSS Statistik.

Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah dengan uji

moment product correlation atau yang lebih dikenal dengan nama

pearson correlation. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan

nilai r hitung dengan r tabel, untuk degree of freedom (df) =n-2 dalam

hal ini “n” adalah sampel dengan alpha=0,05 (Ghozali,2013:53).

b. uji realibilitas

uji realibilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument

yang dalam ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling

tidak oleh responden yang sama (Umar, 2008:54). Pengukuran

realibilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang:disini seseorang akan

disodori pernyataan yang sama pada waktu yang berbeda, dan

kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2. One Shot atau pengukuran sekali saja: disini pengukurannya hanya

sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain

atau mengukur korelasi antar jawaban pernyataan. SPSS

memberikan fasilitas untuk mengukur reabilitas dengan uji statistik

Cronbach Alpha α. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel

jika memberi nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnaly, 1994) dalam

(Ghozali, 2013: 48)

2. Analisis presentase

Analisis ini digunakan untuk menganalisa hasil jawaban responden

atau pegawai yang pada Stasiun Karantina, Kota Parepare, Provinsi

Sulawesi Selatan. Data yang terkumpul dibandingkan dan ditafsirkan untuk

mendapatkan kesimpulan, hal-hal yang dianalisa adalah jenis kelamin,

pendidikan terakhir, lama bekerja, besaran gaji dan golongan dengan

rumus Supranto (2000:35).

A + B% =

x 100

Keterangan:

A = Jumlah responden yang menjawab

A + B = Total responden yang diteliti

A + B%= Nilai presentase jawaban responden

3. Analisis Chi-Square

Chi-Square adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan peneliti

menilai probabilitas memperoleh perbedaan frekuensi yang nyata yang

diobservasi dengan frekuensi yang diharapkan dalam kategori-kategori

tertentu sebagai akibat dari kesalahan sampling (Sutrisno Hadi, 2000:315-

316). Menurut Sutrisno Hadi (2000:317-318), rumus yang digunakan

sebagai berikut:

Dimana:

X2 ∑( )

X2 = Nilai chi kwadrat

Fo = Frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampel

Fh =Frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai

pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.

Untuk menguji apakah ada hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat atau tidak, dilakukan pengujian sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis

1. Hubungan antara kompensasi dengan kinerja pegawai

Ho: tidak ada hubungan antara pemberian kompensasi dan kinerja

pegawai.

Ha: ada hubungan antara pemberian kompensasi dengan kinerja

pegawai.

2. Hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai

Ho: tidak ada hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja

pegawai

Ha: ada hubungan antara pemberian disiplin kerja dengan kinerja

pegawai.

b. Kriteria pengujian hipotesis

Ho diterima Jika X2 hitung lebih < X2 tabel

Ho ditolak jika X2 hitung lebih > X2 tabel

c. Menetukan derajat kebebasan (d.b)

d.b = (kolom – 1) (baris – 1)

d. Mencari niali X2 tabel

untuk mencari X2 tabel digunakan α=5%

e. Mencari nilai X2 hitung

Untuk mencari nilai X2 hitung diperoleh dari hasil perhitungan dengan

rumus chi-Square.

f. Membandingkan X2 hitung dengan X2 tabel

Dengan keriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

Ho diterima Jika X2 hitung lebih < X2 tabel

Ho ditolak jika X2 hitung lebih > X2 tabel

3.5 Konsep Operasional

1. Kompensasi adalah segala seseuatu pemberian yang diberikan oleh

perusahaan kepada pegawai sebagai balas jasa atas kerja mereka

kepada perusahaan.

2. Ada tiga macam bentuk kompensasi yaitu kompensasi finansial langsung,

kompensasi finansial tidak langsung dan kompensasi non finansial.

3. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua

peraturan perusahaan, bidan, atau organisasi dan norma-norma social

yang berlaku.

4. Ada dua macam disiplin kerja yaitu disiplin preventif dan disiplin korektif.

5. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok

orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan, secara legal tidak melanggar hokum sesuai dengan moral

maupun etika.

6. Alat ukur dari kompensasi yaitu tunjangan dan bonus, alat ukur dari

disiplin kerja yaitu dilihat dari segi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sekilas Gambaran Umum Stasiun Karantina Pertanian Parepare

4.1.1 Sejarah singkat perusahaan

Penyelenggaraan perkarantinaan di Parepare diawali dengan

berdirinya sebuah kantor di lingkungan pelabuhan Cappa Ujung Kota

madya Daerah Tingkat II Parepare pada tahun 1976. Dimana pada saat itu

masih bernama Stasiun Karantina Kehewanan Parepare yang

penyelenggaraannya berada dibawah Pengawasan/tanggung jawab Balai

Karantina Kehewanan Wilayah V Ujung Pandang Direktorat Jenderal

Peternakan Departemen Pertanian. Selanjutnya pada tahun 1984 Stasiun

Karantina Kehewanan Parepare memisahkan diri dari Dirjen Peternakan ke

Pusat Karantina Pertanian .

Tahun 1990 Stasiun Karantina Kehewanan Parepare berubah nama

menjadi Stasiun Karantina Kehewanan Kelas I Parepare yang merupakan

unit pelaksana teknis yang berdiri sendiri langsung dibawah Pusat Karantina

Pertanian yang selanjutnya bertanggung jawab ke Sekertariat Jenderal

Departemen Pertanian. Tahun 2002 berdasarkan SK Menteri pertanian no

501, nama Stasiun Karantina kehewanan Kelas I Parepare menjadi Stasiun

Karantina Hewan Kelas I Parepare yang merupakan Unit Pelaksana Teknis

Departemen Pertanian dibawah Badan Karantina Pertanian. Tahun 2008

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.22/permentan/OT.140/4/2008

berintegrasi dengan Karantina Tumbuhan berubah nama menjadi Stasiun

Karantina Pertanian kelas I Parepare. Berikut adalah nama kepala Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Parepare sejak berdiri sampai sekarang.

Tugas Karantina Pertanian Pare-Pare meliputi usaha untuk mencegah

masuk dan menyebarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan

Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari luar ke wilayah

Indonesia, maupun antar area di dalam wilayah Indonesia. Oleh karena itu,

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, karantina pertanian dengan

segala keterbatasannya baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber

1. Drh. Muchtar Baraniah

2. Drh. M.A.Bahar

3. Drh. Muchibin Arief

4. Drh. Bambang Herman

5. Drh. Syafril Daulay

6. Drh. Kisman A. Rasyid

7. Drh. Suryo Irianto Putro,

8. Drh. Kundoro, MM., MP.

9. Drh. Amir Hasanuddin

10.Drh. Muhlis Natsir

(1976-1979)

(1980-1983)

(1984-1987)

(1994-1999)

(1987-1990)

(1990-1994)

(1999-2006)

(2006-2007)

(2007-2009)

(2009 sampai sekarang)

Daya Keuangan (SDK), tetap dituntut untuk melakukan pengawasan

sehingga peluang penyebaran HPHK dan OPTK yang dapat membahayakan

kelestarian sumberdaya alam hayati dan kepentingan nasional, dapat

diminimalisir. Untuk itu dalam perannya sebagai benteng pertanian

Indonesia, karantina pertanian harus sigap dalam melakukan pencegahan

dan pengendalian gangguan berupa HPHK dan OPTK.

Pada era globalisasi dan perdagangan bebas dewasa ini, peran

karantina pertanian Parepare semakin penting dan strategis dalam

penerapan ketentuan Sanitary and Phytosanitary (SPS) Agreement WTO

khususnya lalu lintas perdagangan hewan, bahan asal hewan, hasil bahan

asal hewan, benda lain, tumbuhan bibit dan non bibit dengan tujuan untuk

melindungi kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan.

Dengan meningkatnya mobilitas manusia, hewan, bahan asal hewan,

hasil bahan asal hewan, benda lain, maka semakin besar tugas karantina

pertanian Parepare khususnya karantina hewan terhadap adanya resiko

pemasukan HPHK dari luar negeri khususnya HPHK yang belum ada di

Indonesia (eksotik), karena komoditi hewani dapat menjadi Media Pembawa

Hama dan Penyakit Hewan Karantina (MP-HPHK). Pengawasan terhadap

MP-HPHK yang dilalulintaskan baik ekspor, impor maupun domestik harus

dilakukan oleh petugas karantina hewan. Pemeriksaan tersebut meliputi

kelengkapan dokumen perijinan maupun pemeriksaan kesehatan termasuk

pemeriksaan fisik dan laboratorium.

4.1.2 Pengertian Dan Syarat Karantina

Istilah karantina berasal dari kata Quattuor = Quaranta = Quarantina

yaitu 40 hari waktu Isolasi. Kemudian di Indonesia menjadi karantina.

Karantina adalah tindakan atau tempat yang bisa dijadikan tempat

perasingan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan

penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area lain

di dalam negeri atau keluarnya dari dalam wilayah negara Republik

Indonesia. Sesuai peraturan perundang-undangan, bahwa Pengertian

Karantina adalah: tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya

pencegahan masuk/tersebarnya HPHK/OPTK dari LN dari suatu area ke area

lain di dalam negeri atau keluar dari dalam wilayah RI.

Syarat karantina :

1. Harus dilengkapi sertifikat kesehatan (kh-9, kh-10,kh-11,kh-12).

2. Melalui tempat pemasukan/pengeluaran yg telah ditetapkan.

3. Dilaporkan kepada petugas untuk dilakukan tindakan karantina.

4.1.3 Visi Dan Misi Karantina

Visi :

Karantina yang tangguh, profesional dan terpercaya.

Misi :

Melindungi kelestarian Sumber Daya Alam (SDA) Hayati Hewan dan

Tumbuhan

Mendukung keberhasilan program agribisnis dan peningkatan ketahanan

pangan nasional

Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran produk agribisnis

Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat

Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

perkarantinaan

4.1.4 Tugas Dan Fungsi Karantina

Tugas Pokok :

Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,

serta pengawasan keamanan hayati nabati

Fungsi :

Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.

Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa

Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu

Tumbuhan Karantina (OPTK)

Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK

Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK

Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati

Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan

hayati hewani dan nabati

Pengelolaan informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan

dan tumbuhan

Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan

perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan

keamanan hayati hewani dan nabati

Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga..

4.1.5 Struktur organisasi perusahaan

Di dalam suatu perusahaan setiap pegawai diberikan tugas sesuai

dengan kriteria dan kemampuan maing-masing, agar tugas-tugas dapat

dilaksanakan dengan baik maka perlu adanya pengaturan pembagian tugas

yang dijabarkan dalam struktur organisasi yang berisi wewenang dan

tanggng jawab mulai dari pimpinan tertinggi hingga pegawai melalui

beberapa jabatan dan tingkatan. Adapun struktur organisasi pada Stasiun

Karantina Pertanian Kota Parepare sebagai berikut:

Dra. Alice Sesa, MM

Kepala Urusan Tata Usaha Drh. Ahmad Nadif

Kepala Sub Seksi Pelayanan

Operasional

Paramedik Vateriner

Penyelia

1. Syarif 2. Naharia B 3. Nurwana ibrahim

Medik Vateriner Muda

Drh. Novia Anggraini

PV Pelaksana

1. Yusuf Wayau 2. Nasrul 3. Rahayu

Staf Administrasi

1. Mutmainnah Alwi, S.Pt 2. Sarja Asin, SE. SP 3. Nikoles Katanuna, S.sos 4. Nuryati Lewi 5. Faisal 6. Muh. Rijal 7. Amiruddin Sudding 8. Drh. Murdiana 9. Saripa Iccu, A.Md 10. Nasruddin

PV Pelaksana

1. Norma yulianti, SE 2. Muhammad Nasir

POPT

1. Subur, SP 2. Anshar, SP 3. Indah Darsilawati, SP 4. Nirwana, S.Si 5. IrnawatiS.Si 6. Fatmawati, A.Md 7. Agus Sofyan, A.Md 8. A.Asliah Qadriani, SP 9. Abdul Kadir Moduto

STRUKTUR ORGANISASI

STASIUN KARANTINA KELAS I PAREPARE

Gambar 2. Struktur Organisasi STasiun Karantina Kelas I Parepare

Abdul Rahman, SP

Kepala Stasiun Karantina Pertanian

KElas I Parepare

4.2 Karakteristik Responden

Sebelum masuk dalam tahap pengujian, terlebih dahulu akan

dikemukakan gambaran karakteristik-karakteristik responden, tujuannya

untuk menampilkan informasi-informasi relevan yang terkandung dalam data

tersebut. Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai

karakteristik responden yang menunjukkan besarnya prestasi pendidikan

terakhir, lama bekerja dan besaran gaji pada Stasiun Karantina Pertanian

Parepare, Sulawesi Selatan.

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Pengertian jenis kelamin (seks) menurut Hungu (2007) adalah

perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak

seseorang lahir. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan

perempuan tidak dapat dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap

dengan laki-laki dan perempuan pada segala ras yang ada di muka

bumi. Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Orang)

Presentase (%)

Laki-laki 20 55,56

Perempuan 16 44,44

Total 36 100,00

Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 3 bahwa dari 36

responden, responden terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu

sebanyak 20 orang atau 39%, responden yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 16 orang atau 44%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat

penelitian ini dilakukan, konsumen yang berjenis kelamin laki-laki lebih

banyak daripada perempuan.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dibagi menjadi empat

kategori, yakni : dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah

Atas (SMA) atau Sederajat, DIPLOMA dan Sarjana. Jumlah responden

berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang)

Presentase (%)

SMP 2,78

SMA 6 16,67

DIPLOMA 6 13,89

SARJANA 20 55,55

Total 36 100,00

Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 4 bahwa dari 36

responden, responden terbanyak adalah yang bertingkat pendidikan terakhir

SARJANA yaitu sebanyak 20 orang atau 55,55%, responden yang bertingkat

pendidikan SMA sebanyak 6 orang atau 16,67%, responden yang bertingkat

pendidikan DIPLOMA sebanyak 6 orang atau 13,89%. Hal ini menunjukkan

bahwa pada saat penelitian ini dilakukan, pegawai terbanyak

berpendidikan SARJANA.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dibagi menjadi 3

kategori yakni : 1-2 Tahun, 2-3 Tahun dan di atas 4 Tahun. Asumsi peneliti

jika pegawai telah lebih dari 4 tahun bekerja maka pegawai tersebut akan

mengetahui dengan baik mengenai budaya organisasi dalam pemerintahan

daerah secara menyeluruh. Jumlah responden berdasarkan masa kerja

keseluruhan menjadi pegawai dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja (Tahun)

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

1-2 Tahun

2-3 Tahun 15 41,67

>4 Tahun 21 58,33

Total 36 100,00

Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 5 bahwa dari 36

responden, responden yang paling lama bekerja yaitu di atas 4 tahun

sebanyak 21 orang atau 58,33%, yang bekerja diantara 2-3 tahun sebanyak

15 orang atau 41,67%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian ini

dilakukan , pegawai terbanyak bekerja di atas 4 tahun.

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji

Karakteristik responden berdasarkan gaji ini dibagi menjadi 3 kategori,

yakni : 1-2 Juta, 2-3 Juta, dan diatas 3 juta . Jumlah responden berdasarkan

masa kerja keseluruhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Besaran Gaji

Besaran Gaji (Rupiah)

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

1-2 Juta

2-3 Juta 12 33,33

>3 juta 24 66,67

Total 36 100,00

Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 6 bahwa dari 36

responden, responden terbanyak adalah responden dengan tingkat

pendapatan perbulan di atas 3 juta yaitu sebanyak 24 orang atau 66,67%,

kemudian responden yang bergaji 2-3 juta yaitu sebanyak 12 orang atau

33,33%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat penelitian ini dilakukan,

responden terbanyak yang memiliki gaji di atas 3 juta.

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan

Karakteristik responden berdasarkan golongan/pangkat dibagi menjadi

3 kategori, yakni : Golongan IV, III, II. Asumsi peneliti jika pegawai memiliki

Golongan IV maka pegawai tersebut akan tunjangan dan bonus yang lebih

dari pada golongan yang dibawahnya. Jumlah responden berdasarkan masa

kerja keseluruhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7 Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan

Golongan Jumlah (Orang)

Presentase (%)

II 14 38.89

III 21 58.33

IV 1 2.78

Total 36 100,00

Berdasarkan data yang terlihat dalam tabel 7 bahwa dari 36

responden, responden terbanyak adalah responden dengan golongan III

yaitu sebnayak 11 orang atau 30,56%, kemudian responden dengan

golongan II yaitu sebanyak 18 orang atau 50% dan golongan IV yaitu

sebanyak 7 orang atau 19,4%. Hal ini menunjukkan banhwa pada saat

penelitian ini dilakukan, responden terbanyak berada pada golongan III.

4.3 Distribusi Jawaban Responden

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, disamping data karakteristik

responden juga diperoleh data mengenai distribusi jawaban responden.

Penelitian ini menggunakan skala likert dengan skor tertinggi di tiap

pernyataan adalah 5 dan skor terndah adalah 1. Dengan jumlah responden

sebanyak 36 orang maka:

Skor tertinggi : 36 x 5=180

Skor terendah : 36 x 1=36

Sehingga range untuk hasil penelitian = (180-36)/5 = 28.8

a. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kompensasi

indikator-indikator dari variabel kompensasi (X1) terbagi atas dua belas

pernyataan. Hasilnya dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kompensasi (X1)

No. Butir

Pertanyaan

STS TS RR S SS Skor

F % F % F % F % F %

1 PEUK1 0 0.0 3 8.3 3 8.3 24 66.7 6 16.7 141

2 PEUK2 0 0.0 5 13.9 3 8.3 22 61.1 6 16.7 137

3 PEUK3 0 0.0 10 27.8 2 5.6 19 52.8 5 13.9 127

4 PEUK4 2 5.6 12 33.3 4 11.1 15 41.7 3 8.3 113

5 PEUK5 3 8.3 9 25.0 6 16.7 13 36.1 5 13.9 116

6 PEUK6 2 5.6 10 27.8 6 16.7 14 38.9 4 11.1 116

7 PEUK7 1 2.8 12 33.3 6 16.7 14 38.9 3 8.3 114

8 PEUK8 2 5.6 7 19.4 4 11.1 19 52.8 4 11.1 124

9 PEUK9 2 5.6 6 16.7 5 13.9 19 52.8 4 11.1 125

10 PEUK10 3 8.3 7 19.4 6 16.7 16 44.4 4 11.1 119

11 PEUK11 3 8.3 10 27.8 4 11.1 15 41.7 4 11.1 115

12 PEUK12 3 8.3 9 25.0 6 16.7 14 38.9 4 11.1 115

Jumlah 1462

Rata-Rata 121.8

Keterangan: PEUK=Pertanyaan Untuk Kompensasi

Berdasarkan tabel di atas, pada umumnya responden menanggapi

baik pernyataan-pernyataan yang diajukan. Diantara 12 pernyataan yang

diajukan untuk kompensasi yang diterima pegawai terdapat 3 penyataan

yang menarik perhatian penulis karena ketiganya berturut-turut memperoleh

skor yang cukup tinggi, yaitu pernyataan 1 (141), pernyataan 2 (137), dan

pernyataan 3 (127).

Untuk pernyataan 1 dengan skor 141 mengindikasikan bahwa

umumnya tanggapan responden terhadap pernyataan “Bonus yang saya

terima sesuai dengan kinerja saya”. Tanggapan tersebut mengindikasikan

bahwa sebagian besar responden setuju bawa bonus yang mereka terima

sudah sesuai dengan kinerja mereka. Untuk pernyataan 2 dengan skor 137,

mengindikasikan bahwa umumnya tanggapan responden terhadap

pernyataan “Bonus yang saya terima sesuai dengan peraturan yang berlaku”

tanggapan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju

bahwa bonus yang mereka terima sesuai dengan peraturan-peraturan

tentang bonus PNS yang berlaku.

Untuk pernyataan 3 dengan skor 127, mengindikasikan bahwa

umumnya tanggapan responden terhadap pernyataan “Bonus yang saya

terima mempengaruhi kemampuan saya untuk bertindak sesuai dengan nilai,

norma dan etika dalam kantor”. Tanggapan tersebut menunjukkan bahwa

bonus yang mereka terima dapat mempengaruhi sikap mereka dalam

bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam kantor.

Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Disiplin Kerja (X2)

No. Butir

Pertanyaan

STS TS RR S SS Skor

F % F % F % F % F %

1 PEUD1 0 0.0 0 0.0 3 8.3 21 58.3 12 33.3 153

2 PEUD2 0 0.0 0 0.0 4 11.1 20 55.6 12 33.3 152

3 PEUD3 0 0.0 0 0.0 6 16.7 20 55.6 10 27.8 148

4 PEUD4 0 0.0 0 0.0 6 16.7 21 58.3 9 25.0 147

5 PEUD5 0 0.0 0 0.0 6 16.7 19 52.8 11 30.6 149

6 PEUD6 0 0.0 2 5.6 6 16.7 22 61.1 6 16.7 140

7 PEUD7 0 0.0 3 8.3 13 36.1 16 44.4 4 11.1 129

8 PEUD8 0 0.0 0 0.0 6 16.7 19 52.8 11 30.6 149

9 PEUD9 1 2.8 5 13.9 7 19.4 17 47.2 6 16.7 130

10 PEUD10 0 0.0 0 0.0 10 27.8 19 52.8 7 19.4 141

11 PEUD11 0 0.0 0 0.0 4 11.1 22 61.1 10 27.8 150

Jumlah 1588

Rata-Rata 144.4

Keterangan: PEUD=Pertanyaan Untuk Disiplin Kerja

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan

responden untuk pernyataan disiplin kerja pada umumnya baik. Hal tersebut

dapat dilihat pada tabel di atas yang menunjukkan bahwa umumnya

responden memberikan tanggapan setuju pada setiap pernyataan. Diantara

11 pernyataan, poin pertama yang memperoleh skor paling tinggi yaitu 153

yang menyatakan bahwa “saya datang ke kantor sesuai dengan

jam kerja kantor”

Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Pegawai (Y)

No. Butir

Pertanyaan

STS TS RR S SS Skor

F % F % F % F % F %

1 PUK1 0 0.0 0 0.0 6 16.7 22 61.1 8 22.2 146

2 PUK2 0 0.0 2 5.6 9 25.0 17 47.2 8 22.2 139

3 PUK3 0 0.0 3 8.3 7 19.4 19 52.8 7 19.4 138

4 PUK4 0 0.0 1 2.8 6 16.7 22 61.1 7 19.4 143

5 PUK5 0 0.0 1 2.8 9 25.0 16 44.4 10 27.8 143

6 PUK6 0 0.0 1 2.8 8 22.2 21 58.3 6 16.7 140

7 PUK7 0 0.0 1 2.8 7 19.4 21 58.3 7 19.4 142

8 PUK8 0 0.0 2 5.6 6 16.7 21 58.3 7 19.4 141

9 PUK9 0 0.0 2 5.6 8 22.2 18 50.0 8 22.2 140

Jumlah 1272

Rata-Rata 141.3

Keterangan: PUK=Pertanyaan Untuk Kinerja

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tanggapan

responden untuk pernyataan kinerja pegawai pada umumnya baik. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel di atas yang menunjukkan bahwa umumnya

responden memberikan tanggapan setuju pada setiap pernyataan. Diantara 9

pernyataan, poin pertama yang memperoleh skor paling tinggi yaitu 146 yang

menyatakan bahwa “saya sangat menjaga ketepatan waktu dan

kesempurnaan hasil pekerjaan saya.”

4.4 Uji Kualitas Data

Seperti telah disebutkan di atas bahwa penelitian ini menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Walaupun peneliti sudah

berupaya untuk mengembangkan kuesioner agar mudah dimengerti dan diisi

oleh responden, namun tentu ada kemungkinan-kemungkinan bahwa

kuesioner tersebut tidak sahih atau tidak handal. Oleh sebab itu, untuk

mengatasi keterbatasan tersebut dilakukan uji validitas dan uji reabilitas

terhadap pernyataan-pernyataan yang ada dalam kuesioner.

4.4.1 Pengujian Validitas

Dalam pengujian validitas ini dicari koefisien validitas kesahihan butir

yang didapat antara skor butir dengan skor faktor. Skor faktor diperoleh dari

jumlah skor semua butir pertanyaan dalam faktor. Uji validitas selanjutnya

dilakukan dengan bantuan SPSS for windows relase, yang bertujuan untuk

mengetahui bahwa setiap butir pertanyaan yang diajukan kepada responden

telah dinyatakan valid atau tidak. Setelah diuji validitas yang dilakukan

terhadap 36 responden, hasil rangkuman uji validitas dapat ditunjukkan

pada tabel berikut:

Tabel 11 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Kompensasi)

Pertanyaan r hitung r table Keterangan

1 0.319 0.320 Valid

2 0.495 0.320 Valid

3 0.756 0.320 Valid

4 0.865 0.320 Valid

5 0.868 0.320 Valid

6 0.815 0.320 Valid

7 0.888 0.320 Valid

8 0.492 0.320 Valid

9 0.827 0.320 Valid

10 0.824 0.320 Valid

11 0.816 0.320 Valid

12 0.783 0.320 Valid

Tabel 12 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (Disiplin Kerja)

Pertanyaan r hitung r table Keterangan

1 0.651 0.320 Valid

2 0.785 0.320 Valid

3 0.777 0.320 Valid

4 0.634 0.320 Valid

5 0.781 0.320 Valid

6 0.645 0.320 Valid

7 0.567 0.320 Valid

8 0.818 0.320 Valid

9 0.642 0.320 Valid

10 0.828 0.320 Valid

11 0.848 0.320 Valid

Tabel 13 Hasil Uji Validitas Variabel Dependen (Kinerja)

Pertanyaan r hitung r table Keterangan

1 0.826 0.212 Valid

2 0.692 0.212 Valid

3 0.727 0.212 Valid

4 0.724 0.212 Valid

5 0.284 0.212 Valid

6 0.682 0.212 Valid

Setelah dilakukan pengujian validitas data pada variabel semua item

pernyataan dinyatakan valid, begitu pula pada variabel dependen semua item

pernyataan juga dinyatakan valid. Dan semua item disertakan dalam

pengujian tahap selanjutnya.

4.4.2 Pengujian Realibilitas

Uji reliabilitas di lakukan dengan menggunakan rumus alpha. uji

signifikan pada taraf a = 0.05. instrument dapat di katakana reliable jika nilai

alpha lebih besar dari r tabel (0.320)

Tabel 14 Hasil uji reliabilitas Variabel Independen (Kompensasi)

Variable Cronbanch’s Alpha r tabel Keterangan

X1 0.804 0.320 Reliabel

X2 0.797 0.320 Reliabel

Y 0.719 0.320 Reliabel

Hasil uji reliabilitas semua variabel independen yang terdiri dari

(kompensasi dan disiplin kerja) memiliki nilai alpha lebih besar dari pada r

tabel dan di nyatakan bahwa variabel tersebut reliabel. Sedangkan pada

variabel dependen juga memiliki angka alpha yang lebih besar dari pada r

tabel dan di nyatakan reliabel. Yang artinya bahwa semua variabel

independen dan dependen reliabel dan siap di lanjutkan ketahap selanjutnya.

4.5 Analisis Hipotesis

4.5.1 Hubungan Pemberian Kompensasi Dengan Kinerja Pegawai

Hubungan kompensasi dengan kinerja pegawai dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif kuntitatif dengan mendeskripsikan hasil-hasil

penelitian. Analisis kuantitatif menggunakan model analisis Chi-Square yang

digunakan untuk buktikan hipotesis yang diajukan dengan menggunakan

SPSS 16 untuk windows.

Analisis Chi-Square

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan

antara kompensasi dengan kinerja pegawai. Dengan hipotesis sebagai

berikut:

Ho: tidak ada hubungan antara pemberian kompensasi dengan kinerja

pegawai.

Ha: ada hubungan antara pemberian kompensasi dengan kinerja pegawai.

Menentuka derajat kebebasan (d.b)

d.b = (k-1) (b-1)

= (4-1) (4-1)

= 9

Dengan nilai α=5% maka nilai x2 tabel=16.919 nilai x2 hitung dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 15 Hasil Uji Chi-Square Variabel Kompensasi Dengan Kinerja Pegawai

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 17.337a 9 .004

Likelihood Ratio 16.731 9 .053

Linear-by-Linear Association 4.119 1 .042

N of Valid Cases 36

a. 14 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .06.

Berdasarkan pada tabel di atas diperoleh nilai x2 hitung adalah 17.337

hal ini menunjukkan bahwa x2 hitung > x2 tabel dengan nilai 17.337 > 16.919,

maka sesuai dengan hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga

dapat disimpulkan bahawa terdapat hubungan antara kompensasi

dengan kinerja pegawai.

4.5.2 Hubungan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai

Hubungan disiplin kerja dengan kinerja pegawai dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan mendeskripsikan hasil-

hasil penelitian. Analisis kuantitatif menggunakan model analisis chi-square

yang digunakan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dengan

menggunakan program SPSS 16 untuk windows.

Analisis Chi-Square

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan

anatara disipllin kerja dengan kinerja pegawai. Denga hipotesis

sebagai berikut:

Ho: tidak ada hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai

Ha: ada hubungan anatara disiplin kerja dengan kinerja pegawai

Menetukan derajat kebebasan (d.b)

d.b = (k-1) (b-1)

= (4-1) (3-1)

= 6

Dengan nilai α=5% maka nilai x2 tabel=12.592 nilai x2 hitung dapat

dilihat pada table berikut:

Tabel 16 Hasil Uji Chi-Square Variabel Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 49.320a 6 .000

Likelihood Ratio 42.839 6 .000

Linear-by-Linear Association 11.308 1 .001

N of Valid Cases 36

a. 14 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .03.

Berdasarkan pada tabel di atas diperoleh nilai x2 hitung adalah 49.320.

hal ini menunjukkan bahwa x2 hitung > x2 tabel dengan nilai 49.320>,12.592

maka sesuai dengan hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara disiplin kerja

dengan kinerja pegawai.

4.6 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan

antara kompensasi kerja dan hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja

pegawai. Peneliti memperoleh hasil penelitian ini setelah melakukan analisis

data yang bersumber dari kuesioner dan wawancara. Dengan demikian

diperoleh beberapa temuan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

kompensasi dengan kinerja pegawai pada Stasiun Karantina

Pertanian, Kota Parepare. Hal ini ditunjukkan dengan X2 hitung > x2

tabel dengan nilai 17.337 > 16.919 sebesar maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara kompensasi

dengan kinerja pegawai. Jadi kompensasi pada Stasiun Karantina

Pertanian, Kota Parepare dapat mempengaruhi kinerja pegawainya.

Hal ini didukung oleh Millkovich dan Newman yang dikutip oleh Diana

Hertati (2009:37) yang menyatakan bahwa tujuan utama suatu

organisasi mendesain sistem kompensasi adalah untuk memotivasi

pegawai dalam meningkatkan kinerja serta mempertahankan pegawai

yang kompeten. Bagi pegawai, kompensasi selalu mendapat perhatian

utama karena kompensasi merupakan sumber pendapatan dan

penerimaan akibat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki.

Kompensasi juga dapat menunjukkan kontribusi kerja pegawai.

Para pegawai memandang kompensasi sebagai pertukaran atas jasa

yang telah diberikan atau penghargaan atas pekerjaan yang telah

dilaksanakan dengan baik yang mencerminkan nilai keahlian dan

kemampuan personal. Lebih lanjut, hal ini juga didukung oleh

pendapat Panggabean (2004:9) yang mengemukakan bahwa

pemberian kompensasi dapat meningkatkan kinerja pegawai

dibandingkan dengan teknik-teknik lainnya, seperti penetapan tujuan,

partisipasi pegawai dalam pengambilan keputusan, dan pemerkayaan

pekerjaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Wiwik Dewi Sugiharti dengan judul “Analisis Hubungan Kompensasi

dengan Kinerja Pegawai Rumah Sakit PKU Muhammadiyah

Tamanggung” yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

kompensasi dengan kinerja pegawai.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kompensasi yang diberikan Stasiun Karantina Pertanian Parepare

dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Namun, tidak hanya

kompensasi saja yang mempengaruhi kinerja pegawai, ada faktor-

faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai pada Stasiun

Karantina Pertanian Kota Pare-Pare. Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi tingkat pencapaian kinerja pegawai antara lain:

teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang

digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa, kualitan input atau

material yang digunakan oleh organisasi, kualitas lingkungan fisik yang

meliputi keselamatan kerja, penataan ruang dan kebersihan, budaya

organisasi sebagai pola tingkah laku dan kepemimpinan sebagai

upaya untuk mengendalikan anggota organisasi sesuai dengan

pendapat Ruky (2001:7).

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

disiplin kerja dengan kinerja pegawai pada Stasiun Karantina

Pertanian, Kota Parepare. Hal ini ditunjukkan dengan nilai X2 hitung

sebesar 49.320 > X2 tabel 12.592 sebesar maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara disiplin kerja

dengan kinerja pegawai. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sherly Shelviana 2015 dengan judul “Hubungan Disiplin

Kerja Dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Kecamatan

Samarinda Ulu Kota Samarinda” yang menyatakan bahwa ada

hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai.

Dengan adanya disiplin kerja diharapkan akan mampu

berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pekerjaannya,

sehingga dapat menghasilkan kerja yang optimal bagi perusahaan.

Pegawai yang cenderung tepat waktu dalam melaksanakan prosedur

yang ditetapkan dan memiliki tanggung jawab yang tinggi.

Hal ini berkaitan dengan teori disiplin kerja menurut Soejono

(1986:65) yang menyatakan bahwa disiplin kerja yang baik yakni

mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap

tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal tersebut dapat mendorong

timbulnya peningkatan kerja serta tercapainya tujuan perusahaan,

pegawai, dan masyarakat. Dengan kata lain, disiplin kerja merupakan

modal utama yang amat menetukan tingkat kinerja pegawai.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya

disiplin kerja yang baik maka akan menghasilkan kinerja pegawai yang

baik, sebaliknya apabila disiplin kerja kurang baik maka akan

menghasilkan kinerja pegawai yang kurang baik pula.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis dalam penelitian ini,

maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah

dirumuskan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara pemberian kompensasi dengan kinerja

pegawai Pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare.

2. Terdapat hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai Pada

Stasiun Karantina Pertanian, Kota Pare-Pare.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan pembahasan mengenai

hubungan pemberian kompensasi dan disiplin kerja dengan kinerja pegawai,

maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada para pegawai agar kiranya bisa memperbaiki dan

meningkatkan lagi kesadaran akan peraturan-peraturan yang ada untuk

dipatuhi atau dikerjakan karena disiplin merupakan salah satu tolok ukur

kualitas kerja yang dimiliki pegawai. Hendaknya untuk para pegawai

yang tidak disiplin terhadap pekerjaanya dapat diberi sanksi tegas

berupa lisan, teguran tertulis, denda, penundaan kenaikan pangkat.

2. Untuk meningkatkan kinerja pegawai diharapkan para pegawai lebih

memperhatikan dan segera menyelesaikan tugas atau pekerjaan sesuai

dengan waktu yang telah ditentukan agar dapat terwujudnya pegawai

yang memiliki kinerja yang baik yang dapat memajukan instansi.

DAFTAR PUSTAKA

A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. PT.Remaja Rosda Karya, Bandung Afandi,Pandi. 2016. Concept & Indicator Human Resource Management for

Management Research. Yogyakarta : Deepublish Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta Darsono dan Siswandoko, Tjatjuk. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia

Abad 21. Jakarta: Nusantara Consulting. Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Jakarta.BumiAksara Hasibuan, Malayu, S.P., 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi

Revisi : PT.Bumi Aksara, Jakarta Handoko, H. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

BPFE: Yogyakarta. Hasibuan, Malayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi

Aksara. Hasibuan, Malayu. S.P 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia

(EdisiRevisi). Bumi Aksara. Jakarta J. Supranto, 2000, Statistik (Teori dan Aplikasi), Edisi Keenam, Jakarta,

Erlangga. Kiggundu, Moses N., 1989, Managing Organization in Developing Countries:

An Operation and Strategies Approach, West Harford: Kumarian Press Inc,.

Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006. Human Resource Management:

Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: Salemba

Mathis, Robert.L dan Jackson, Jhon H (2009). Human Resource Management. Jakarta: Salemba Empat

Mulianto, Sindu, dkk. 2006. Panduan Lengkap Supervisi Diperkaya Perspektif

Syariah. Jakarta; PT. Elex Media Komputindo. Rivai. H. Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya

Manusia untuk Perusahaan Dari Teori ke Praktik Ed. Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.

Rivai, Veithzal. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan

Dari Teori Ke Praktek. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Simanjuntak, Payaman J. 2011 Manajemen & Evaluasi Kinerja.

Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabet. Soejono. 1983. Sistem dan prosedur Kerja (Hal, 67) Jakarta: Bumi Aksara Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1,

Jakarta: Salemba Empat. Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2,

Jakarta: Salemba Empat. Wibowo, Wahyu. 2011. Manajemen Kinerja. Yogyakarta: Pustaka Belaja

Lampiran

Kuesioner Tentang

Pengaruh Pemberian Konpensasi dan Displin Kerja Terhadap Tingkat

Produktivitas Kerja Karyawan Pada Stasiun Karantina Pertanian, Kota

Pare-Pare, Sulawesi Selatan

DATA DIRI RESPONDEN

1. Nama : …………………(*boleh tidak diisi)

2. Usia : ………………Tahun

3. Jenis Kelamin : Pria Wanita

4. Pendidikan Terakhir : SMP

SMA

DIPLOMA (D3)

SARJANA (S1)

Lainnya (…………………….)

5. Lama Bekerja : 1-2 Tahun

2-3 Tahun

> 4 Tahun

6. Besaran Gaji : 1-2 Juta

2-3 Juta

>3 Juta

7. Golongan :

8. Status Jabatan :

PERTANYAAN I

Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan yang terdapat dalam kolom

pernyataan.

2. Silahkan tunjukkan seberapa tingkat persetujuan/ketidaksetujuan Anda

terhadap setiap pernyataan dengan memberi tanda pada kotak

jawaban yang anda pilih

3. Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu pilih di lembar

jawaban yang telah disediakan. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan

perasaan, pendapat, dan keadaan Bapak/Ibu yang sebenarnya.

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Ragu-Ragu (RR)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

4. Mohon semua pernyataan dijawab

a. Pertanyaan untuk kompensasi

No Pertanyaan Jawaban

STS TS RR S SS

1 Bonus yang saya terima sesuai dengan kinerja saya

2 Bonus yang saya terima sesuai dengan peraturan yang berlaku

3 Bonus yang saya terima meningkatkan kinerja pelayanan saya

4 Bonus yang saya terima mempengaruhi kemampuan saya

untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam

kantor

5 Bonus yang saya terima meningkatkan kemauan dan

kemampuan saya untuk dapat menyeimbangkan antara sikap

dan tindakan untuk mewujudkan tujuan organisasi.

6 Bonus yang saya terima mempengaruhi minat dan kemampuan

saya untuk bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan,

bawahan maupun instansi lain untuk menyelesaikan tugas dan

tanggung jawab saya

7 Bonus yang terima mempengaruhi kemauan dan kemampuan

saya untuk dapat menyeimbangkan antara sikap dan tindakan

untuk mewujudkan kepentingan dinas daripada kepentingan

diri sendiri.

8 Tunjangan yang terima sesuai dengan golongan pegawai

9 Tunjangan yang saya terima meningkatkan kinerja pelayanan

saya

10 Tunjangan yang saya terima mempengaruhi kemampuan saya

untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam

kantor

11 Tunjangan yang saya terima mempengaruhi minat dan

kemampuan saya untuk bekerja sama dengan rekan sekerja,

atasan, bawahan maupun instansi lain untuk menyelesaikan

tugas dan tanggung jawab saya dalam bekerja.

12 Tunjangan yang saya terima mempengaruhi kemauan dan

kemampuan saya untuk dapat menyeimbangkan antara sikap

dan tindakan untuk mewujudkan kepentingan dinas daripada

kepentingan diri sendiri

b. Pertanyaan untuk disiplin kerja

No Pertanyaan jawaban

STS TS RR S SS

1 Saya datang ke kantor sesuai dengan jam kerja kantor

2 Saya pulang kerja sesuai dengan jam kerja kantor

3 Saya menggunakan jam istirahat tepat waktu sesuai dengan

peraturan kerja kantor

4 Saya tepat waktu mengerjakan tugas kantor

5 Saya memberi kabar jika berhalangan hadir masuk kerja

6 Saya berani mengambil resiko jika ada kesalahan terhadap

pekerjaan yang sudah dilaksanakan

7 Saya menulis SKP setiap awal bulan dan melaporkannya

kepada atasan dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

yang saya tulis di SKP.

8 Saya emmakai pakaian rapi saat bekerja sesuai dengan

aturan kantor

9 Saya melakukan ceklok sebanyak 4x dalam sehari sesuai

dengan aturan kantor

10 Pimpinan memiliki hubungan baik dengan karyawan

11 Pimpinan memberikan kebebasan bagi bawahan untuk

memberikan pedapat

c. Pertanyaan untuk kinerja pegawai

No Pertanyaan jawaban

STS TS RR S SS

1 Saya sangat menjaga ketepatan waktu dan kesempurnaan

hasil pekerjaan

2 Perusahaan memberikan pelatihan kerja guna peningkatan

etos kerja pegawai

3 Saya mampu menyelesaikn setiap tugas sesuai yang saya

tulis dalam laporan (SKP)

4 Saya bekerja sesuai dengan prosedur dan jadwal

5 Saya mampu bekerja sama dengan semua pegawai

6 Saya mampu mengambil inisiatif dalam bekerja

7 Saya dapat mempertanggung jawabkan tugas yg diberikan

8 Saya hadi tepat waktu

9 Saya memegang erat system pendelegasian wewenang, tugas

dan tanggung jawab yang ditetapkan

item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_1

0 item_11 item_12 total

item_1 Pearson Correlation 1 .644** .372

* .175 .142 .151 .223 .447

** .186 -.034 .018 -.075 .319

Sig. (2-tailed) .000 .025 .308 .410 .380 .191 .006 .278 .842 .918 .662 .058

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_2 Pearson Correlation .644** 1 .570

** .335

* .278 .267 .361

* .439

** .277 .114 .221 .199 .495

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .046 .101 .115 .030 .007 .103 .508 .195 .245 .002

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_3 Pearson Correlation .372* .570

** 1 .762

** .660

** .631

** .646

** .283 .526

** .422

* .453

** .416

* .756

**

Sig. (2-tailed) .025 .000 .000 .000 .000 .000 .095 .001 .010 .006 .012 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_4 Pearson Correlation .175 .335* .762

** 1 .893

** .776

** .876

** .287 .589

** .649

** .594

** .585

** .865

**

Sig. (2-tailed) .308 .046 .000 .000 .000 .000 .090 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_5 Pearson Correlation .142 .278 .660** .893

** 1 .920

** .922

** .178 .632

** .733

** .586

** .559

** .868

**

Sig. (2-tailed) .410 .101 .000 .000 .000 .000 .298 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_6 Pearson Correlation .151 .267 .631** .776

** .920

** 1 .888

** .145 .557

** .672

** .562

** .489

** .815

**

Sig. (2-tailed) .380 .115 .000 .000 .000 .000 .400 .000 .000 .000 .002 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_7 Pearson Correlation .223 .361* .646

** .876

** .922

** .888

** 1 .342

* .590

** .705

** .605

** .573

** .888

**

Sig. (2-tailed) .191 .030 .000 .000 .000 .000 .041 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_8 Pearson Correlation .447** .439

** .283 .287 .178 .145 .342

* 1 .464

** .224 .338

* .344

* .492

**

Sig. (2-tailed) .006 .007 .095 .090 .298 .400 .041 .004 .190 .044 .040 .002

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_9 Pearson Correlation .186 .277 .526** .589

** .632

** .557

** .590

** .464

** 1 .810

** .776

** .769

** .827

**

Sig. (2-tailed) .278 .103 .001 .000 .000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_10

Pearson Correlation -.034 .114 .422* .649

** .733

** .672

** .705

** .224 .810

** 1 .864

** .840

** .824

**

Sig. (2-tailed) .842 .508 .010 .000 .000 .000 .000 .190 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_11

Pearson Correlation .018 .221 .453** .594

** .586

** .562

** .605

** .338

* .776

** .864

** 1 .961

** .816

**

Sig. (2-tailed) .918 .195 .006 .000 .000 .000 .000 .044 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_12

Pearson Correlation -.075 .199 .416* .585

** .559

** .489

** .573

** .344

* .769

** .840

** .961

** 1 .783

**

Sig. (2-tailed) .662 .245 .012 .000 .000 .002 .000 .040 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

total Pearson Correlation .319 .495** .756

** .865

** .868

** .815

** .888

** .492

** .827

** .824

** .816

** .783

** 1

Sig. (2-tailed) .058 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Cronbach's

Alpha N of Items

.925 12

Disiplin Kerja item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 item_10 item_11 total

item_1 Pearson Correlation 1 .594** .568

** .456

** .468

** .317 .279 .538

** .162 .462

** .583

** .651

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .004 .060 .100 .001 .345 .005 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_2 Pearson Correlation .594** 1 .680

** .644

** .452

** .353

* .408

* .452

** .356

* .691

** .784

** .785

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .035 .014 .006 .033 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_3 Pearson Correlation .568** .680

** 1 .638

** .530

** .312 .301 .593

** .317 .640

** .797

** .777

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .064 .074 .000 .060 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_4 Pearson Correlation .456** .644

** .638

** 1 .360

* .079 .014 .360

* .524

** .461

** .614

** .634

**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .031 .649 .937 .031 .001 .005 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_5 Pearson Correlation .468** .452

** .530

** .360

* 1 .535

** .420

* .877

** .448

** .570

** .561

** .781

**

Sig. (2-tailed) .004 .006 .001 .031 .001 .011 .000 .006 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_6 Pearson Correlation .317 .353* .312 .079 .535

** 1 .632

** .535

** .353

* .424

* .481

** .645

**

Sig. (2-tailed) .060 .035 .064 .649 .001 .000 .001 .035 .010 .003 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_7 Pearson Correlation .279 .408* .301 .014 .420

* .632

** 1 .420

* .179 .448

** .320 .567

**

Sig. (2-tailed) .100 .014 .074 .937 .011 .000 .011 .296 .006 .057 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_8 Pearson Correlation .538** .452

** .593

** .360

* .877

** .535

** .420

* 1 .489

** .630

** .630

** .818

**

Sig. (2-tailed) .001 .006 .000 .031 .000 .001 .011 .002 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_9 Pearson Correlation .162 .356* .317 .524

** .448

** .353

* .179 .489

** 1 .559

** .428

** .642

**

Sig. (2-tailed) .345 .033 .060 .001 .006 .035 .296 .002 .000 .009 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_10 Pearson Correlation .462** .691

** .640

** .461

** .570

** .424

* .448

** .630

** .559

** 1 .712

** .828

**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .005 .000 .010 .006 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

item_11 Pearson Correlation .583** .784

** .797

** .614

** .561

** .481

** .320 .630

** .428

** .712

** 1 .848

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .003 .057 .000 .009 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

total Pearson Correlation .651** .785

** .777

** .634

** .781

** .645

** .567

** .818

** .642

** .828

** .848

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Kinerja Karyawan item_1 item_2 item_3 item_4 item_5 item_6 item_7 item_8 item_9 total

item_1 Pearson Correlation 1 .614** .769

** .537

** .563

** .695

** .705

** .304 .620

** .778

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .071 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

item_2 Pearson Correlation .614** 1 .778

** .710

** .629

** .638

** .610

** .427

** .645

** .818

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .009 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

item_3 Pearson Correlation .769** .778

** 1 .600

** .702

** .670

** .741

** .593

** .797

** .898

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

item_4 Pearson Correlation .537** .710

** .600

** 1 .730

** .588

** .591

** .339

* .515

** .753

**

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .046 .002 .000

N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35

item_5 Pearson Correlation .563** .629

** .702

** .730

** 1 .622

** .589

** .454

** .554

** .790

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

item_6 Pearson Correlation .695** .638

** .670

** .588

** .622

** 1 .904

** .555

** .827

** .875

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

item_7 Pearson Correlation .705** .610

** .741

** .591

** .589

** .904

** 1 .614

** .817

** .884

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

item_8 Pearson Correlation .304 .427** .593

** .339

* .454

** .555

** .614

** 1 .754

** .659

**

Sig. (2-tailed) .071 .009 .000 .046 .005 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

item_9 Pearson Correlation .620** .645

** .797

** .515

** .554

** .827

** .817

** .754

** 1 .884

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

total Pearson Correlation .778** .818

** .898

** .753

** .790

** .875

** .884

** .659

** .884

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 36 36 36 35 36 36 36 36 36 36

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.940 9

Hasil Uji Reabilitas

Variabel Alpha R tabel

X1 0.925 0.3202 Reliabel

X2 0.901 0.3202 Reliabel

y 0.940 0.3202 Reliabel

Data Hasil Kuesioner

Tabulasi Jawaban Kuesioner Kompensasi

Kompensasi Pertanyaan x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12

1 4 4 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 6 5 5 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2 7 5 5 4 2 2 2 2 4 4 2 2 2 8 4 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 9 4 4 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3

10 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 11 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 5 5 12 4 4 5 3 2 2 2 4 4 3 4 4 13 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 14 4 4 5 4 5 4 4 2 3 4 2 2 15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 17 3 2 2 2 4 4 3 2 5 5 4 4 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 20 4 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 2 21 3 2 4 4 3 3 2 2 3 2 2 2 22 4 4 2 2 1 1 2 3 2 3 3 3 23 4 4 2 2 2 2 2 3 1 1 1 1 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25 4 4 3 1 1 2 2 5 2 1 1 1 26 4 4 4 2 3 5 3 1 2 3 3 2 27 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 28 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 32 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 35 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 36 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4

Resp. Disiplin Kerja Pertanyaan

x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x110 x111 1 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 6 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 7 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 8 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 9 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4

10 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 11 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 12 4 4 5 5 5 5 3 5 5 3 5 13 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 14 5 5 5 3 5 4 5 5 1 4 5 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 17 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 18 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 19 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 20 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 21 4 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 22 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 23 5 5 4 5 3 3 3 3 2 3 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 25 4 3 3 3 4 3 2 4 2 3 3 26 4 4 4 5 4 2 2 4 4 3 4 27 4 5 5 5 4 2 2 4 4 5 5 28 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 32 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 5 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4

Resp. Kinerja Pertanyaan y1 y2 y3 y4 y5 y6 y7 y8 y9

1 5 5 4 4 3 6 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4

10 4 4 4 3 4 4 4 4 4 11 5 5 5 5 5 5 5 4 4 12 5 3 5 3 3 4 5 5 5 13 4 4 4 5 4 4 4 4 5 14 5 5 5 5 5 5 5 3 5 15 4 4 4 4 5 4 4 4 4 16 4 4 4 4 5 4 4 5 4 17 4 5 4 4 4 4 4 4 4 18 4 4 4 4 5 4 4 4 4 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 3 3 3 4 3 3 4 4 3 21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 22 4 3 3 4 3 3 3 3 3 23 3 3 2 4 3 3 3 4 3 24 4 4 3 4 4 4 4 4 4 25 3 4 3 4 3 3 3 3 3 26 4 3 4 4 5 5 4 5 5 27 4 2 2 4 4 4 4 2 2 28 4 2 2 2 2 2 2 2 2 29 5 5 5 5 5 3 3 3 3 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 5 5 5 5 5 5 5 5 5 32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 4 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 4 4 4 4 4 4 4 5 4

Data chi-Square kompensasi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

kompensasi * kinerja

karyawan 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

kompensasi * kinerja karyawan Crosstabulation

Count

Kinerja karyawan

Total tidak setuju ragu-ragu Setuju sangat setuju

kompensasi tidak setuju 0 4 2 0 6

ragu-ragu 0 2 6 3 11

setuju 1 1 13 1 16

sangat setuju 0 1 1 1 3

Total 1 8 22 5 36

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 14.684a 9 .100

Likelihood Ratio 14.490 9 .106

Linear-by-Linear Association 1.423 1 .233

N of Valid Cases 36

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 14.684a 9 .100

Likelihood Ratio 14.490 9 .106

Linear-by-Linear Association 1.423 1 .233

a. 14 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .08.

Data Chi-Square disiplin kerja

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

disiplin kerja * kinerja

karyawan 36 78.3% 10 21.7% 46 100.0%

disiplin kerja * kinerja karyawan Crosstabulation

Count

kinerja karyawan

Total tidak setuju ragu-ragu setuju sangat setuju

disiplin kerja tidak setuju 0 0 1 0 1

ragu-ragu 0 2 2 2 6

setuju 1 6 16 3 26

sangat setuju 0 0 3 0 3

Total 1 8 22 5 36

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 5.656a 9 .774

Likelihood Ratio 6.853 9 .652

Linear-by-Linear Association .084 1 .772

N of Valid Cases 36

a. 14 cells (87.5%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .03.

Hasil Distribusi Responden

Kompensasi

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 3 8.3 8.3 8.3

3 3 8.3 8.3 16.7

4 24 66.7 66.7 83.3

5 6 16.7 16.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00003

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 5 13.9 13.9 13.9

3 3 8.3 8.3 22.2

4 22 61.1 61.1 83.3

5 6 16.7 16.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 10 27.8 27.8 27.8

3 2 5.6 5.6 33.3

4 19 52.8 52.8 86.1

5 5 13.9 13.9 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 8.3 8.3 8.3

2 9 25.0 25.0 33.3

3 6 16.7 16.7 50.0

4 13 36.1 36.1 86.1

5 5 13.9 13.9 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 5.6 5.6 5.6

2 12 33.3 33.3 38.9

3 4 11.1 11.1 50.0

4 15 41.7 41.7 91.7

5 3 8.3 8.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00006

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 5.6 5.6 5.6

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 1 2.8 2.8 2.8

2 12 33.3 33.3 36.1

3 6 16.7 16.7 52.8

4 14 38.9 38.9 91.7

5 3 8.3 8.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

2 10 27.8 27.8 33.3

3 6 16.7 16.7 50.0

4 14 38.9 38.9 88.9

5 4 11.1 11.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 5.6 5.6 5.6

2 7 19.4 19.4 25.0

3 4 11.1 11.1 36.1

4 19 52.8 52.8 88.9

5 4 11.1 11.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00009

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 8.3 8.3 8.3

2 7 19.4 19.4 27.8

3 6 16.7 16.7 44.4

4 16 44.4 44.4 88.9

5 4 11.1 11.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 2 5.6 5.6 5.6

2 6 16.7 16.7 22.2

3 5 13.9 13.9 36.1

4 19 52.8 52.8 88.9

5 4 11.1 11.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00012

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

VAR00011

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 3 8.3 8.3 8.3

2 10 27.8 27.8 36.1

3 4 11.1 11.1 47.2

4 15 41.7 41.7 88.9

5 4 11.1 11.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

Valid 1 3 8.3 8.3 8.3

2 9 25.0 25.0 33.3

3 6 16.7 16.7 50.0

4 14 38.9 38.9 88.9

5 4 11.1 11.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

Disiplin

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 3 8.3 8.3 8.3

4 21 58.3 58.3 66.7

5 12 33.3 33.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 4 11.1 11.1 11.1

4 20 55.6 55.6 66.7

5 12 33.3 33.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 6 16.7 16.7 16.7

4 20 55.6 55.6 72.2

5 10 27.8 27.8 100.0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 6 16.7 16.7 16.7

4 21 58.3 58.3 75.0

5 9 25.0 25.0 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 6 16.7 16.7 16.7

4 19 52.8 52.8 69.4

5 11 30.6 30.6 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00007

Total 36 100.0 100.0

VAR00006

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 2 5.6 5.6 5.6

3 6 16.7 16.7 22.2

4 22 61.1 61.1 83.3

5 6 16.7 16.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 3 8.3 8.3 8.3

3 13 36.1 36.1 44.4

4 16 44.4 44.4 88.9

5 4 11.1 11.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 6 16.7 16.7 16.7

4 19 52.8 52.8 69.4

5 11 30.6 30.6 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 10 27.8 27.8 27.8

4 19 52.8 52.8 80.6

5 7 19.4 19.4 100.0

VAR00009

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 1 2.8 2.8 2.8

2 5 13.9 13.9 16.7

3 7 19.4 19.4 36.1

4 17 47.2 47.2 83.3

5 6 16.7 16.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00010

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 10 27.8 27.8 27.8

4 19 52.8 52.8 80.6

5 7 19.4 19.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00011

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 4 11.1 11.1 11.1

4 22 61.1 61.1 72.2

5 10 27.8 27.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

kinerja

VAR00002

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 2 5.6 5.6 5.6

3 9 25.0 25.0 30.6

4 17 47.2 47.2 77.8

VAR00001

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 3 6 16.7 16.7 16.7

4 22 61.1 61.1 77.8

5 8 22.2 22.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

5 8 22.2 22.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00006

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 1 2.8 2.8 2.8

3 9 25.0 25.0 27.8

4 20 55.6 55.6 83.3

5 6 16.7 16.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00003

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 3 8.3 8.3 8.3

3 7 19.4 19.4 27.8

4 19 52.8 52.8 80.6

5 7 19.4 19.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00004

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 1 2.8 2.8 2.8

3 6 16.7 16.7 19.4

4 22 61.1 61.1 80.6

5 7 19.4 19.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00005

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 1 2.8 2.8 2.8

3 9 25.0 25.0 27.8

4 16 44.4 44.4 72.2

5 10 27.8 27.8 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00007

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 1 2.8 2.8 2.8

3 7 19.4 19.4 22.2

VAR00008

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 2 5.6 5.6 5.6

3 6 16.7 16.7 22.2

4 21 58.3 58.3 80.6

5 7 19.4 19.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

4 21 58.3 58.3 80.6

5 7 19.4 19.4 100.0

Total 36 100.0 100.0

VAR00009

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 2 2 5.6 5.6 5.6

3 8 22.2 22.2 27.8

4 18 50.0 50.0 77.8

5 8 22.2 22.2 100.0

Total 36 100.0 100.0

Tugas Pegawai Karantina Pertanian Kota Pare-Pare, Provinsi Sulawesi Selatan

Nama : Drh. Sri Utami, M. Sc

NIP :

Pangkat/gol : Pembina IV. A

Jabatan : Kepala Stasiun

Periode : 2016

Uraian tugas :

1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan.

2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,

penlokan, pemusnaan dan pembebasan media prmbawah hawa penyakit

karantina.

3. Pelaksanaan pemantauan daera sebar HPHK dan OPTK

4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK

5. Pelaksanaan pengawasankeamana n hewan dan tumbuhan

6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan

7. Pengelolahan system informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina

hewan dan tumbuhan

8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-

undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan

hayati dan nabati

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga

Nama : Kurniaty

NIP :

Pangkat/Gol : Penata III.C

Jabatan : Kepala Urusan Tata Usaha

Periode : 2016

Uraian tugas

1. Menyusun rencana dan kegiatan anggaran

2. Merencanakan pengelolahan keuangan dan perlengkapan

3. Menyusun rencana pelaporan dan evaluasi

4. Melaksanakan pengelolahan administrasi kepegawaian dan pengembangan

kompetensi pegawai

5. Melaksanakan pengelolahan tata laksana organisasi dari rumah tangga

6. Menyusun rencana pembinaan konsolidasi

7. Melaksanakan pembayaran gaji dan tunjangan

8. Melaksanakan penyelangraan operasional dan pemeliharaan perkantoran

9. Melaksanakan oengelolaan rumah tangga perkantoran

10. Melaksanakan pengujian dan penandatanganan SPM

Nama : Andi halid

NIP : 197502032006041001

Pangkat/gol : penata III.c

Jabatan : kepala sub seksi pelayanan operasional

Periode : 2016

Uraian tugas

1. Melakukan pemberianpelayanan operasional karantina hewan dan karantina

tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan saranateknis

2. Merencanakan kegiatan, program dan anggaran subsensi pelayanan off

3. Melakukan pengelolahan dokumen operasional tindakan karantina hewan,

tumbuhan danpengawasan keamanan hayati

4. Menghimpun bahan petunjuk teknis, petunjuk pelaksaan dan manual serta

edaran prosedur pelaksanaan operasional karantina hewan, tumbuhan dan

pengawasan keamanan hatyati

5. Menyiapkan system prosedur pelaksanaan operasional karantina hewan,

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati

6. Melakukan pengelolahan informasi dan dokomentasi

7. Pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan

dibidang karantina hewan dan tumbuhan serta keamanan hayati hewan dan

nabati

8. Melakukan fasilitas bahan dan sarana teknis karantina tumbuhan dan

keamanan hayati hewan/nabati

9. Melakukan kegiatan pengelolhan sosialisasi/penyebarluasan informasi

karantina hewan, karantina tumbuhan

10. Melakukan pengawasan tumbuhan kegiatan operasional dan melaksanakan

tupoksi karantina KH/kt sesuai ketentuan yang berlaku sebagai evaluasi

pelaksanaan tindakan ekarantina

11. Menyiapkan bahan/ saran perbaikan/penyempurnaan peraturan perundang-

undangan perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan

hayati

12. Melaksanakan kegiatan dan evaluasi terhadap kepuasan pelanggan IKMKH,

KT dan keamanan hayati/nabati

13. Menerima tugas lain

Nama : Drh. Ahmad Nadif

Nip : 198110162009011004

Pangkat/gol : Penata III.c

Jabatan : medic Veteriner Muda

Periode : 2016

Uraian tugas

1. Melakukan pemeriksaan klinis/antemorten tingkat kesulitan II

2. Melakukan penelitian terhadap specimen? Sampel yang di ambil dengan

tingkat kesulitan II

3. Melakukan penelitian terhadap specimen atau sample yang dimbil dengan

tingkat kesulitan II

4. Melakukan penilian pembuatan preparat untuk keperluan

pengujian/identifikasi tingkat kesulitan II

5. Melakukan tuji laboraterium serologic produk hewan atau komsumsi manusia

6. Mengumpul keterangan untuk diagnose

7. Pemeriksaan organeloptic produk hewan untuk komsumsi manusia

8. Melakukan pensucihama alat angkut/kontener

9. Melakukan pencucian secara kelompok

10. Melakukan dan/melaksanakan vaksinisasi/imunisasi dengan cara suntikan

11. Melakukan pengawasan pemotongan ternak bersyarat

Unsur penting

12. Pejabat pembuatan komitmen

13. Administrator E-Qvet

14. Coordinator jawaban fungsional karantina hewan

15. Pertanggungjawaban wiliker nusantara

Nama : Drh. Novia anggraini

Nip : 19821123200912205

Pangkat/gol : penata III.c

Jabatan : medic veteriner muda

Periode : 2016

Uraian tugas

1. Melakukan pemeriksaan klinis/antemorten tingkat kesulitan II

2. Melakukan penilaian terhadap specimen/sampel yang diambil dengan tingkat

kesulitan II

3. Melakukan penelitian terhadap specimen/sampel yang diambil dengan tingkat

kesulitan III

4. Melakukan penelian pembuatan preparat untuk keperluan

pengujian/identifikasi tingkat kesulitan II

5. Melakukan ujian labboraterium serologic produk hewan untuk komsumsi

manusia

6. Mengumpulkan keterangan untuk diagnose

7. Pemeriksaan arganoleptic produk hewan untuk komsumsi manusia

8. Melakukan persucihanman alat angkut/cotrainer

9. Melakukan persucihanman secara kelompok

10. Melakukan dan/atau melaksanakan vansinisasi/imunisasi dengan cara

disuntikan

11. Melakukan pengawasan pemotongan ternak bersyarat

Nama : Nasrul

Nip : 197904162001121002

Pangkat/gol : Penata III.a

Jabatan : Paramedik Veteriner Pelaksanaan Lanjutan

Periode : 2016

Uraian Tugas

1. Mengumpulkan keterangan tambahan untuk menguatkan diagnose

2. Melakukan pemeriksaan fisik produk hewan untuk komsumsi manusia

3. Melakukan pengambilan sampel tingkat kesulitan II

4. Melakukan pengujian serologi sederhana

5. Melakukan pemantauan terhadp lalulintas hewan dan produk hewan ditempat

pemasukan/pengeluaaran

6. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap hewan kecil

Unsure penunjang

7. Penanggung jawab wilker gerongkong

Nama : Nasriah B

Nip : 19661010989032001

Pangkat/gol : penata Tk.I/III.d

Jabatan : paramedic veteriner penyelia

Periode : 2016

Uraian tugas

Unsure utama

1. Melakukan pemeriksaan dokumentasi persyaratan penerapan standar

2. Melakukan pemeriksaan laboraterium terhadap parasit darah, parasit cacing,

ektoparasit secara mikroskopis

3. Melakukan pensucihaman atas penyelian dokter hewan sarana dan prasarana

4. Melakukan vaksinisasi/imunisasi atas penyelia dokter hewan secara suntikan

5. Pemeriksaan ekterior/fisik kesulitan III

6. Melakukan pengawasan peruntukan pakan/air minum diintlasi/kandang

7. Melaksanakan tindakan pelepasan atas penyeliaan dokter hewan