hubungan organizational citizenship...

34
HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN PRODUKSI PT KAMALTEX, KARANGJATI, KAB. SEMARANG OLEH YANI PUSPITASARI 802011032 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: doankhanh

Post on 16-May-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORDENGAN TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN

PRODUKSI PT KAMALTEX, KARANGJATI, KAB. SEMARANG

OLEH

YANI PUSPITASARI

802011032

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari PersyaratanUntuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which
Page 3: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which
Page 4: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which
Page 5: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which
Page 6: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which
Page 7: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORDENGAN TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN

PRODUKSI PT KAMALTEX, KARANGJATI, KAB. SEMARANG

Yani Puspitasari

Heru Astikasari S. Murti

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

i

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan negatif signifikan

antara organizational citizenship behavior (OCB) dengan turnover intention pada

karyawan produksi PT Kamaltex, Karangjati, Kab. Semarang yang sudah mengalami

turnover intention sejak tahun 2008 sampai sekarang. Penelitian ini juga menggunakan

metode kuantitatif dan teknik pengambilan sampelnya adalah Purposive Sampling.

Partisipan penelitian ini adalah 100 karyawan produksi perusahaan tersebut dan telah

memenuhi ciri-ciri yang telah ditentukan peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa ada hubungan negatif signifikan antara OCB dengan turnover intention pada

karyawan produksi PT Kamaltex, Karangjati, Kab. Semarang. Hal ini didasarkan dari

koefisien korelasi OCB dan turnover intention sebesar -0,367 dengan signifikan = 0,000

(p<0,05). Di samping itu, variabel OCB memiliki nilai rata-rata 71,24 yang termasuk

kategori sedang dan variabel turnover intention memiliki nilai rata-rata 49,33 yang

termasuk kategori sangat rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan perlu

meningkatkan OCB untuk menjaga karyawan tidak melakukan turnover intention.

Kata Kunci: Organizational citizenship behavior, turnover intention.

Page 9: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

ii

Abstract

The purpose of this research is to determine whether there is significant negative

relation between organizational citizenship behavior (OCB) with turnover intention on

production employee at PT Kamaltex, Karangjati, Kab. Semarang which have been

experience turnover intention since 2008 until now. This research also using

quantitative method and the sampling technique is Purposive Sampling. The research

participant is 100 production employee of the company who fullfil characteristic that

have been determined by researcher. The result of this research showed that there is

negative significant relation between OCB with turnover intention on production

employee of PT Kamaltex. This is based from OCB correlation’s coeficient and

turnover intention that have value -0,367 with significant 0,000 (p<0,05). In additon,

OCB variable have average value 71,24 which include in moderate category and

turnover intention variable have average value 49,33 which include in very low

category. It shows that the company need to improve OCB to keep the employee from

doing turnover intention.

Keyword: Organozational citizenship behavior, turnover intention.

Page 10: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

1

PENDAHULUAN

Saat ini telah berkembang isu mengenai niat berpindah karyawan dengan

ditunjukkan oleh cukup banyaknya karyawan yang berpindah-pindah perusahaan dalam

kurun waktu yang relatif singkat dan penyebab karyawan pindah seperti tidak puas

dengan lingkungan kerja, gaji, dan lain sebagainya (Sidharta & Margaretha, 2011).

Turnover intention itu sendiri merupakan inisiatif dari karyawan di mana keinginan

organisasi tidak sama dengan harapan yang diinginkan oleh karyawan (Triyanto &

Santosa, 2009). Selain itu, keinginan berpindah (turnover intention) merupakan sinyal

awal terjadinya turnover di dalam organisasi (Nahusona, Rahardjo & Raharja, 2004).

Pernyataan ini memperkuat pernyataan terdahulu dari hasil penelitian yang menyatakan

bahwa intention to leave (keinginan untuk pindah) adalah penyebab langsung turnover

karyawan (Lee & Mowday et al., 1987 dalam Indah, Ardiansyah & Sutapa, 2003).

Apabila karyawan berpikir untuk pindah kerja, maka mereka akan secara aktif

mencari kesempatan kerja di luar dan apabila mereka juga memperoleh kesempatan

yang lebih baik mereka akan pindah kerja. Tetapi, jika kesempatan itu tidak tersedia

atau yang tersedia tidak lebih baik dari yang sekarang maka secara emosional dan

mental mereka akan “keluar” dari perusahaan, yaitu dengan datang terlambat, sering

bolos, kurang antusias, atau kurang memiliki keinginan untuk berusaha lebih baik lagi

(Rus & McNeily dalam Panggabean, 2004). Menurut Robbins (2001), ada tiga level

karakteristik yang menyebabkan karyawan melakukan perilaku turnover, yaitu

karakteristik level organisasi, kelompok, dan individu. Dari ketiga level organisasi

tersebut, pada dasarnya diperkuat dengan adanya ketersedian alternatif pekerjaan lain

sehingga mendorong karyawan dalam memutuskan untuk keluar dari perusahaan.

Page 11: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

2

Sementara di Indonesia sendiri, turnover pernah dijadikan fenomena masalah

dalam penelitian di PT Kamaltex (Inovi, 2012) yang menunjukkan adanya tingkat

turnover karyawan PT Kamaltex yang meningkat sejak tahun 2008-2011 dan angka

masuk-keluar (turnover) karyawan yang relatif tinggi yaitu 205 pada tahun 2011.

Namun, dalam penelitian itu OCB tidak dihubungkan secara langsung dengan turnover

intention melainkan ada faktor lain yaitu kepuasan kerja dan komitmen organisasi serta

turnover intention hanya dijadikan fenomena masalah di perusahaan itu.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti ingin menjadikan perusahaan itu sebagai

tempat tujuan penelitian dan peneliti juga telah mendapatkan data terbaru dari

pembicaraan dengan 2 supervisor serta staf bagian personalia perusahaan tersebut pada

21 April 2015 & 1 Agustus 2015, yang mengatakan kalau ada masalah pada turnover di

PT Kamaltex ini yang telah melebihi target KPI (Key Performance Indicator) pada 2015

yang digunakan sebagai tolak ukur penentuan rawannya turnover. KPI akan berguna

untuk organisasi ketika memenuhi kriteria seperti memiliki target berupa target awal

dan waktu untuk mencapai target tersebut, berorientasi pada outcome yang

mementingkan proses untuk hasil, serta memiliki ambang batas untuk membedakan

antara nilai target dengan nilai aktual.

Selain itu, kecenderungan yang terjadi adalah karyawan yang paling sering keluar

terdapat pada bagian operator atau produksi termasuk didalamnya karyawan harian

lepas (HL) dan training serta biasanya karyawan akan keluar setelah gaji diberikan oleh

perusahaan itu. Karyawan produksi PT kamaltex ini merupakan karyawan tetap hanya

dibedakan antara harian lepas (HL) dan training untuk mempermudah dalam penentuan

gaji karyawan. Apabila karyawan harian lepas (HL) dan training sudah memenuhi

standar kinerja yang baik maka akan dinaikkan gaji dan jabatannya.

Page 12: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

3

Akibat yang ditimbulkan dari turnover tersebut yaitu proses produksi menjadi

terhambat karena perusahaan harus menutupi karyawan produksi yang keluar dengan

karyawan yang telah disediakan untuk bagian produksi. Bagian personalia juga

mengatakan bahwa seberapapun jumlah karyawan yang keluar akan mempengaruhi

proses rekrutmen dan pelatihan di mana proses tersebut membutuhkan jangka waktu

yang sesuai standar perusahaan yaitu 2-3 bulan sampai karyawan itu dapat bekerja

dengan baik. Sementara itu, bagian personalia ditekan cost untuk memenuhi karyawan

yang keluar dalam jangka waktu yang ditentukan perusahaan.

Peneliti juga memperoleh data tentang turnover yang terjadi pada perusahaan

tersebut yang akan ditunjukkan pada tabel 1 dengan rumus labour turnover (LTO) dari

Simamora (2004) yang terjadi pada bagian produksi di 2012-2015, sebagai berikut:

Tabel 1

TahunJumlah

awalkaryawan

Jumlah karyawan Jumlahakhir

karyawan

Jumlahrata-ratakaryawan

TingkatLTO(%)Masuk Keluar

2012 620 15 19 616 618 0,6 %2013 668 23 33 658 663 1,5 %2014 835 23 42 816 825,5 2,3 %2015

(April)630 15 28 610 620 2,1%

Keterangan : target KPI turnover 2015 menunjukkan jumlah karyawan keluar

maksimal 12 orang tetapi aktualnya jumlah karyawan yang keluar dalam 2012-2014 dan

Januari-April 2015 melebihi target yang ditentukan perusahaan. Data tentang turnover

karyawan yang menggunakan tolak ukur KPI hanya ada di tahun 2015 karena tahun

sebelumnya belum menggunakan tolak ukur tersebut dan sistem kerja yang berbeda

dengan tahun ini walaupun turnover juga sudah terjadi di tahun sebelumnya. Selain itu,

personalia juga menjelaskan bahwa turnover cukup tinggi berada di tahun 2014 dan

Page 13: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

4

2015. Keseluruhan hasil prosentase dari rumus labour turnover di PT kamaltex

termasuk kategori sedang di mana didasarkan oleh target KPI yang ditentukan

perusahaan yairu sebesar 2 % dan dapat dilihat prosentase LTO sedikit meningkat pada

setiap tahunnya.

Turnover yang terjadi di perusahaan ini memiliki sebab-sebab seperti:

mengundurkan diri, keluar tanpa info, pemutusan hubungan kerja (PHK), meninggal

dunia, dan gagal training. Pengunduran diri dari karyawan itu juga disebabkan oleh

kuliah, tidak kuat dengan target perusahaan, dipindah shift, pindah ke perusahaan lain,

orangtua sakit, kesehatan, tidak cocok dengan atasan, transportasi, dan berwiraswasta.

Oleh sebab itu, turnover intention menjadi penting untuk diteliti pada perusahaan

tersebut di mana turnover intention sebagai penyebab munculnya turnover karyawan.

Turnover karyawan di perusahaan itu terjadi disebabkan oleh beberapa hal di atas dan

karyawan juga bisa dengan mudahnya keluar tanpa bisa diprediksi ataupun dicegah.

Padahal, untuk melatih karyawan agar siap kerja perlu diberikan pendidikan sampai

karyawan benar-benar mahir menjalankan pekerjaan di mana hal itu membutuhkan

waktu 2-3 bulan dan kinerja harus sesuai standar perusahaan. Hal itu sesuai dengan

pernyataan dari hasil penelitian Lee & Mowday et al. (dalam Indah, Ardiansyah &

Sutapa, 2003) dan juga didukung oleh penelitian Sidharta & Margaretha (2011) yang

mengatakan bahwa turnover intention masih banyak disoroti sebagai penelitian yang

terus dilakukan sampai sekarang.

Turnover intention juga memiliki dampak bagi organisasi seperti dampak positif

yaitu peniadaan karyawan yang kurang berprestasi, masuknya pengetahuan/teknologi

baru melalui para pengganti, merangsang perubahan-perubahan dalam kebijakan dan

praktek, serta berkurangnya konflik (Mobley, 1986); dan dampak negatifnya yaitu

Page 14: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

5

penambahan biaya finansial untuk memilih, merekrut, serta melatih karyawan baru di

mana hal tersebut menghilangkan fungsi integrasi, kohesif dan moral dalam organisasi

(Triyanto & Santosa, 2009). Sementara itu, fenomena turnover intention di PT

Kamaltex sendiri telah memberikan keuntungan dalam pengembangan karyawan

dengan perubahan kebijakan yang berlaku di perusahaan ini. Tetapi turnover intention

juga memebrikan kerugian dalam hal biaya dan waktu dalam melatih karyawan baru di

mana hal itu tidak mudah dilakukan karena ada target yang harus dipenuhi dan pelatihan

yang membutuhkan jangka waktu sesuai standar perusahaan sampai karyawan dapat

bekerja dengan baik.

Di bawah ini, salah satu faktor yang mempengaruhi turnover intention adalah

perilaku extra-role atau Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang diartikan

sebagai perilaku yang dilakukan karyawan ketika mereka menjadi kecewa atau tidak

puas dengan organisasi (Chen et al., 1998). Organizational Citizenship Behavior (OCB)

juga telah banyak digunakan dalam pengoperasian resisten untuk teori perubahan

universal seperti prosedur keadilan, personality, dan ethnicity terhadap kepuasan dan

turnover intention dalam studi organisasional yang lain (Celnar et al. dalam Dent &

Glover, 1999). Organ (1988) dalam penelitiannya juga membuktikan bahwa OCB

terutama dimensi helping, sportsmanship, dan civic virtue berhubungan erat dengan

kinerja organisasi. Penelitian lain juga menunjukkan tentang perilaku kerja organisasi

yang memiliki hubungan lebih kuat dengan OCB dibandingkan dengan in role

performance pada banyak konteks (Organ & Ryan dalam Douglas, 2002).

Adapun hasil penelitian yang memberikan dukungan yang cukup untuk hipotesis

bahwa pengawas (supervisor) menilai OCB adalah prediktor dari turnover aktual

bawahan (subordinates actual turnover). Hal itu ditunjukkan dari semakin rendahnya

Page 15: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

6

tingkat OCB, seseorang lebih mungkin meninggalkan sebuah organisasi daripada

mereka yang menunjukkan tingkat OCB tinggi. Alasan peneliti memilihi OCB

dibandingkan variabel lainnya disebabkan oleh aspek-aspek yang ada dalam OCB

sendiri yang menjelaskan tentang membantu pekerjaan orang lain tanpa diminta,

kepatuhan pada aturan, dan peduli dengan perkembangan organisasi. Aspek tersebut

telah menggambarkan bahwa OCB dapat membuat karyawan lebih dapat mengenal

rekan kerja dan organisasi di mana perilaku tersebut ditunjukkan secara sukarela (Chen

et al., 1998). Hal-hal itu tidak terdapat di variabel lainnya seperti kepuasan kerja dan

loyalitas.

Selain itu, dalam beberapa penelitian yang setuju (pro) adanya hubungan antara

OCB dengan turnover intention seperti penelitian Chen et al. (1998), penelitian

Triyanto & Santosa (2009), serta penelitian Pristandia (2013) mengatakan bahwa ada

hubungan negatif signifikan antara OCB dengan turnover intention. Tetapi, dalam

penelitian Triyanto & Santosa (2009) dikatakan bahwa hasil analisis linier menunjukkan

OCB memiliki hubungan negatif dengan turnover intention tetapi berdasarkan kondisi

partisipan penelitian ini OCB tidak menunjukkan hubungan negative karena partisipan

tetap akan melakukan turnover intention walaupun memiliki OCB tinggi. Sementara itu,

penelitian Pristandia (2013) mengatakan bahwa OCB dan turnover intention memiliki

hubungan negatif yang cukup kuat dengan ditunjukkan dari semakin baik perilaku OCB

pada karyawan maka tingkat turnover intention juga semakin rendah, sedangkan

penelitian Chen et al. (1998) dikatakan bahwa OCB memiliki hubungan negatif dengan

turnover intention.

Hal ini ditunjukkan dari hasil uji efek signifikan multivariat yang menunjukkan

adanya hubungan terbalik secara negatif di mana tingkat OCB karyawan adalah

Page 16: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

7

prediktor seseorang melakukan turnover intention. Namun, Chen et al. (1998) juga

mengatakan bahwa OCB yang diteliti hanya dilakukan pada individu yang

menunjukkan OCB sehingga tidak ada hasil dari kelompok dan organisasi yang

melakukan OCB. Ada pula penelitian yang tidak setuju (kontra) bahwa OCB

berhubungan dengan turnover intention yaitu dalam penelitian Ahmad et al. (2010)

yang mengatakan bahwa OCB tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap

turnover intention karena masyarakat Pakistan sebagai partisipannya hidup dalam

budaya kolektivis yaitu memiliki nilai yang suka menolong orang lain.

Sepengetahuan peneliti juga belum banyak penelitian yang mengatakan hubungan

OCB dengan turnover intention tanpa mengaitkannya dengan variabel lain seperti

kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Oleh sebab itu, peneliti merasa OCB perlu

diteliti dengan mengaitkannya pada variabel turnover intention. Maka dari itu, tujuan

adanya penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan yang

negatif signifikan antara organizational citizenship behavior (OCB) dengan turnover

intention.

Kajian teori

Turnover Intention

Turnover intention (keinginan berpindah) juga mencerminkan keinginan individu

untuk meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan di mana hal tersebut

digambarkan sebagai pikiran untuk keluar, mencari pekerjaan di tempat lain, dan

keinginan meninggalkan organisasi (Abelson, 1987).

Abelson (1987) juga menyatakan bahwa sebagian besar karyawan yang

meninggalkan organisasi karena alasan sukarela dapat dikategorikan atas perpindahan

Page 17: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

8

kerja sukarela yang dapat dihindarkan (avoidable voluntary turnover) dan perpindahan

kerja sukarela yang tidak dapat dihindarkan (unavoidable voluntary turnover).

Avoidable voluntary turnover dapat disebabkan karena alasan berupa gaji, kondisi kerja,

atasan atau ada organisasi lain yang dirasakan lebih baik, sedangkan perpindahan kerja

sukarela yang tidak dapat dihindarkan (avoidable voluntary turnover) disebabkan

karena perubahan jalur karir atau faktor keluarga. Dalam skala Abelson (dalam

Mulyapradana, 2012) juga memberikan tiga aspek dalam turnover intention, sebagai

berikut:

1. Adanya pikiran untuk keluar dari organisasi (thinking of quiting).

2. Intensi mencari pekerjaan di tempat lain (intention of search).

3. Intensi untuk keluar meninggalkan perusahaan (intention to quit).

Selain itu, keinginan keluar (turnover intention) timbul secara sukarela maupun

secara paksa, hal ini didorong oleh banyak faktor, seperti faktor eksternal dan faktor

internal. Contoh faktor eksternal, seperti suasana kerja, hubungan kerja, peraturan

organisasi, sedangkan dari faktor internal, seperti komitmen karyawan, organizational

citizenship behavior (OCB), kepercayaan organisasi (Triyanto & Santosa, 2009).

Ada pula faktor-faktor yang mempengaruhi turnover intention (Mobley, 1986),

sebagai berikut:

a. Usia

Karyawan yang mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk

mendapatkan pekerjaan baru dan memiliki tanggung jawab kekeluargaan yang

lebih kecil, sehingga lebih mempermudah mobilitas pekerjaan.

Page 18: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

9

b. Masa Kerja

Pergantian karyawan yang jauh lebih baik biasanya banyak terdapat pada

karyawan dengan masa kerja lebih singkat. Pergantian karyawan pada tahun-tahun

pertama masa kerja relatif tinggi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesesuaian

antara pekerjaan dengan individu, dan kurangnya sosialisasi awal.

c. Loyalitas

Kartono (1985) mengemukakan bahwa tidak adanya loyalitas mengakibatkan

terjadinya pemogokan, kemangkiran, sabotase, absensi yang tinggi dan turnover

(perpindahan).

d. Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Johns (dalam Budihardjo, 2004) yang mengemukakan bahwa OCB memiliki

karakteristik perilaku sukarela/extra-role behavior yang tidak termasuk dalam

uraian jabatan, perilaku spontan/tanpa saran atau perintah tertentu, perilaku yang

bersifat menolong, serta perilaku yang tidak mudah terlihat serta dinilai melalui

evaluasi kinerja.

Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Menurut Organ (1988) Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan

perilaku karyawan yang secara sukarela menolong pekerjaan orang lain tanpa dimita

terlebih dahulu oleh orang lain tersebut dan mampu meningkatkan efektifitas fungsi

organisasi.

Dalam penelitian Chen et al. (1998), dijelaskan bahwa OCB adalah prediktor

turnover intention yang lebih baik karena berkaitan dengan keterlambatan, absensi, dan

Page 19: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

10

perilaku lainnya. Di bawah ini, lima aspek OCB dari skala Morrison (dalam

Hardaningtyas, 2004) dengan menggunakan teori dari Organ (1988) sebagai berikut:

1. Altruisme diartikan sebagai perilaku membantu karyawan lain dalam menghadapi

masalah pekerjaan dan bantuan itu diberikan tanpa diminta karyawan lain tersebut.

2. Conscientiousness diartikan sebagai perilaku yang melebihi prasyarat minimum,

seperti: kehadiran, kepatuhan terhadap aturan, dan sebagainya di mana hal itu

diharapkan pada peran seorang karyawan dalam organisasi.

3. Sportsmanship diartikan sebagai perilaku karyawan yang mau bertoleransi tanpa

mengeluh.

4. Countesy diartikan sebagai perilaku meringankan problem-problem yang berkaitan

dengan pekerjaan yang dihadapi orang lain dan organisasi.

5. Civic virtue diartikan sebagai perilaku yang melibatkan kepedulian karyawan dan

partisipasi dalam organisasi.

Hubungan OCB dengan Turnover Intention

Dalam penelitian Chen et al. (1998) ditemukan adanya hubungan terbalik antara

OCB dengan turnover intention. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa

karyawan yang memiliki OCB rendah, memiliki kecenderungan untuk meninggalkan

organisasi dibandingkan dengan karyawan yang memiliki tingkat OCB tinggi. Hal

tersebut juga di dukung oleh dua penelitian dari Triyanto & Santosa (2009) serta

Pristandia (2013) yang mengatakan bahwa OCB dengan turnover intention memiliki

hubungan negatif signifikan. Walaupun ada penelitian Ahmad et al. (2010) yang

mengatakan tidak ada hubungan negatif signifikan antara OCB dengan turnover

intention karena dipengaruhi kondisi lingkungan penelitian tersebut.

Page 20: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

11

Selain itu, Organizational Citizenship Behavior (OCB) dapat membuat karyawan

lebih lama berada di dalam organisasi, memiliki kualitas perusahaan yang tinggi dan

membantu kesuksesan perusahaan sehingga OCB dapat membentuk lingkungan kerja

organisasi yang baik seperti memunculkan dedikasi karyawan, tingkat turnover yang

rendah dan kualitas yang baik (Pristandia & Kuncoro, 2013). Hal itu menunjukkan

bahwa dengan adanya OCB pada seorang karyawan dapat membuat karyawan itu

memiliki sikap toleransi, membantu orang lain dengan sukarela, dan peduli dengan

keadaan organisasi. Dari paparan tersebut bisa disimpulkan bahwa OCB memberikan

manfaat bagi organisasi, seperti menurunkan tingkat turnover intention. Oleh sebab itu,

menjadi penting sebuah organisasi untuk meningkatkan OCB di kalangan karyawannya

(Inovi, 2012).

Sehubungan dengan uraian diatas maka dapat dikemukakan bahwa hipotesis

dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0: Tidak ada hubungan yang negatif signifikan antara Organizational Citizenship

Behavior terhadap turnover intention.

H1: Ada hubungan yang negatif signifikan antara Organizational Citizenship Behavior

terhadap turnover intention.

METODE

Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini:

1. Variabel Bebas (X) : Organizational Citizenship Behavior

2. Variabel Tergantung (Y) : Turnover Intention

Page 21: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

12

Partisipan

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian produksi PT

Kamaltex, Karangjati yang berjumlah 620 karyawan (terhitung dari rata-rata 2015 pada

Januari sampai April 2015). Namun, tidak semua karyawan dijadikan sampel sehingga

dilakukan penentuan jumlah sampel yang menggunakan rumus Slovin (Umar, 2010)

dengan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Jumlah populasi = 620 karyawan

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat

ditoleransi, misalnya 10 %, maka:

Dalam menentukan kesalahan pengambilan sampel diatas, peneliti

mempertimbangkan penjelasan dari Sugiyono (2011) yang mengatakan bahwa semakin

besar kesalahan, maka semakin kecil ukuran sampel sehingga peneliti memilih e = 10 %

(10 : 100 =0,1), dengan perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan diatas juga, maka diperoleh sampel sebanyak 86,11 dan

dibulatkan menjadi 86 partisipan. Namun, sampel tersebut ditambahkan lagi oleh

penulis menjadi 100 partisipan untuk mengatasi item yang gugur (n = 100). Untuk

n = N

1+N e2

n = 620 = 620

1 + 620 (0,1)2 1 + 620 (0,01)

= 620 = 620 = 86,11= 86

1 + 6,2 7,2

Page 22: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

13

memenuhi jumlah sampel itu digunakan teknik pengambilan sampel yang menggunakan

penentuan partisipan non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang tidak sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi anggota sampel. Jenis non probability sampling yang digunakan adalah

Purposive Sampling yaitu teknik sampel yang didasarkan atas ciri-ciri tertentu dengan

pertimbangan peneliti (Sugiyono, 2011), yaitu:

1. Merupakan karyawan tetap bagian operator atau produksi PT Kamaltex,

Karangjati, Kab. Semarang karena menurut bagian personalia, karyawan

produksi lebih banyak mengalami turnover intention.

2. Masa kerja minimal 3 bulan. Hal tersebut didasarkan atas pertimbangan peneliti

bahwa karyawan yang telah bekerja minimal 3 bulan diduga telah dapat

merasakan situasi dan kondisi dari perusahaan tempat ia bekerja.

3. Pendidikan minimal SD. Hal tersebut disesuaikan dengan mempertimbangkan

pendidikan minimal ketika melaksanakan penelitian.

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif.

Penelitian ini juga dilakukan untuk mencari tahu hubungan organizational citizenship

behavior dengan turnover intention pada karyawan produksi PT Kamaltex, Karangjati,

Kab. Semarang.

Page 23: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

14

Alat Ukur

Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data penelitian ini

adalah dengan menggunakan alat ukur skala psikologi. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode skala. Skala adalah usaha mengumpulkan

informasi dengan menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara

tertulis oleh subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti menggunakan try out terpakai, di

mana subjek yang digunakan untuk try out, digunakan juga untuk penelitian. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Product Moment dari Pearson dan

diolah menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for

windows versi 16.0.

Terdapat 2 skala yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala turnover intention

dan skala organizational citizenship behavior yaitu:

a. Untuk mengukur turnover intention atau keinginan berpindah menggunakan skala

milik Abelson (dalam Mulyapradana, 2012). Pada skala ini terdapat 3 aspek, yaitu

pikiran untuk keluar dari organisasi (thinking of quiting), intensi mencari pekerjaan

di tempat lain (intention of search), dan intensi untuk keluar meninggalkan

perusahaan (intention to quit). Jumlah item dalam skala ini adalah 32 item. Pilihan

jawaban untuk variabelnya menggunakan skala Likert yang menunjukkan 4 tingkat

jawaban (Azwar, 2004) yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan

Sangat Tidak Setuju (STS). Pada pernyataan bersifat favorable, subjek akan

memperoleh skor 4 apabila subjek menjawab sangat setuju (SS), skor 3 apabila

subjek menjawab setuju (S), skor 2 apabila subjek menjawab tidak setuju (TS), dan

skor 1 apabila subjek menjawab sangat tidak setuju (STS). Sedangkan untuk

pernyataan yang bersifat unfavorable, subjek akan memperoleh skor 4 apabila

Page 24: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

15

subjek menjawab sangat tidak setuju (STS), skor 3 apabila subjek menjawab tidak

setuju (TS), skor 2 apabila subjek menjawab setuju (S), dan skor 1 apabila

menjawab sangat setuju (SS). Penilaian skala ini adalah makin tinggi skor yang

diperoleh, maka turnover intention semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin

rendah skor yang diperoleh maka turnover intention semakin rendah. Dalam hal ini

peneliti menggunakan try out terpakai di mana peneliti mendapatkan 100 partisipan

untuk mengisi angket penelitian. Setelah melakukan penelitian didapatkan nilai

reliabilitas alpha cronbach sebesar 0,782, di mana hal ini sesuai dengan pendapat

Azwar (2012) yang mengatakan jika reliabilitas antara 0,7 < α < 0,8 dikategorikan

cukup baik. Dari 32 item yang diujikan, didapatkan 11 item yang gugur. Nilai r

hitung item total correlation bergerak antara 0,261-0,578.

b. Skala organizational citizenship behavior (OCB) diukur dengan skala Morrison

(dalam Hardaningtyas, 2004) yang menggunakan teori dari Organ (1988). Skala

tersebut mengukur kelima aspek OCB yaitu altruisme, conscientiousness,

sportsmanship, courtesy, dan civic virtue. Jumlah item dalam skala ini adalah 30

item. Pilihan jawaban untuk variabelnya menggunakan skala Likert yang

menunjukkan 4 tingkat jawaban (Azwar, 2004) yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pada pernyataan bersifat

favorable, subjek akan memperoleh skor 4 apabila subjek menjawab sangat setuju

(SS), skor 3 apabila subjek menjawab setuju (S), skor 2 apabila subjek menjawab

tidak setuju (TS), dan skor 1 apabila subjek menjawab sangat tidak setuju (STS).

Sedangkan untuk pernyataan yang bersifat unfavorable, subjek akan memperoleh

skor 4 apabila subjek menjawab sangat tidak setuju (STS), skor 3 apabila subjek

menjawab tidak setuju (TS), skor 2 apabila subjek menjawab setuju (S), dan skor 1

Page 25: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

16

apabila menjawab sangat setuju (SS). Penilaian skala ini adalah makin tinggi skor

yang diperoleh, maka tingkat OCB semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya, semakin

rendah skor yang diperoleh maka OCB semakin rendah. Dalam hal ini peneliti

menggunakan try out terpakai di mana peneliti mendapatkan 100 partisipan untuk

mengisi angket penelitian. Setelah melakukan penelitian didapatkan nilai

reliabilitas alpha cronbach sebesar 0,856, di mana hal ini sesuai dengan pendapat

Azwar (2012) yang mengatakan jika reliabilitas antara 0,8 ≤ α < 0 ,9 dikategorikan

baik. Dari 30 item yang diujikan, didapatkan 7 item yang gugur. Nilai r hitung item

total correlation bergerak antara 0,254-0,627.

HASIL PENELITIAN

Analisis Deskriptif

a. Organizational Citizenship Behavior

Kategori organizational citizenship behavior dibuat berdasarkan nilai tertinggi

yaitu 30 x 4 = 120 dan nilai terendah yaitu 30 x 1 = 30, dengan 5 kategori yaitu

sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi, serta diperoleh interval

sebesar 18. Kategorisasi organizational citizenship behavior sebagai berikut:

Tabel 1.2

Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Organizational Citizenship Behavior

No Interval Kategori Mean N Presentase (%)1. 30 ≤ x < 48 Sangat Rendah 0 0%2. 48 ≤ x < 66 Rendah 21 21%3. 66 ≤ x < 84 Sedang 71,24 69 69%4. 84 ≤ x ≤ 102 Tinggi 10 10%5. 102 ≤ x ≤ 120 Sangat Tinggi 0 0%

Jumlah 100 100%SD = 7,999 Min = 55 Max = 92

x = Skor Organizational Citizenship Behavior

Page 26: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

17

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tingkat organizational citizenship behavior

dari 100 partisipan yang berbeda-beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat

tinggi. Pada kategori sangat rendah didapati 0%, kategori rendah sebesar 21%, kategori

sedang sebesar 69%, kategori tinggi sebesar 10% dan kategori sangat tinggi didapati

0%. Hasil analisis OCB mendapatkan nilai minimum yakni sebesar 55 dan nilai

maksimum 92. Mean atau rata-rata yang diperoleh adalah 71,24 dengan standar deviasi

sebesar 7,999. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat OCB di PT Kamaltex

berada pada tingkat yang sedang. Berdasarkan seleksi item dan uji reliabilitas terdapat 7

item yang dinyatakan gugur dan 23 item yang digunakan untuk penelitian selanjutnya.

b. Turnover Intention

Kategori turnover intention dibuat berdasarkan nilai tertinggi yaitu 32 x 4 = 128

dan nilai terendah yaitu 32 x 1 = 32, dengan 5 kategori yaitu sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi, dan sangat tinggi, dan diperoleh interval sebesar 19,2. Kategorisasi

turnover intention sebagai berikut:

Tabel 1.3

Kategorisasi Hasil Pengukuran Skala Turnover Intention

No Interval Kategori Mean N Presentase (%)1. 32 ≤ x < 51,2 Sangat Rendah 49,33 60 60%2. 51,2 ≤ x < 70,4 Rendah 40 40%3. 70,4 ≤ x < 89,6 Sedang 0 0%4. 89,6 ≤ x < 108,8 Tinggi 0 0%5. 108,8 ≤ x ≤ 128 Sangat Tinggi 0 0%

Jumlah 100 100%SD = 7,364 Min = 32 Max = 65

x = Skor Turnover Intention

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan tingkat turnover intention dari 100

partisipan yang berbeda-beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi.

Page 27: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

18

Pada kategori sangat rendah didapati 60%, kategori rendah sebesar 40%, kategori

sedang, kategori tinggi, dan kategori sangat tinggi sebesar 0%. Hasil analisis turnover

intention mendapatkan nilai minimum yakni sebesar 32 dan nilai maksimum 65. Mean

atau rata-rata yang diperoleh adalah 49,33 dengan standar deviasi sebesar 7,364. Maka

secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat turnover intention di PT Kamaltex berada

pada tingkat yang sangat rendah. Berdasarkan seleksi item dan uji reliabilitas terdapat

11 item yang dinyatakan gugur dan 21 item yang dapat digunakan untuk penelitian

selanjutnya.

Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Variabel organizational citizenship behavior memiliki nilai Kolmogorov-Smirnov

Z sebesar 1,216 dengan probabilitas (p) atau signifikansi sebesar 0,104 (p > 0,05). Oleh

karena nilai signifikansi p > 0,05, maka data organizational citizenship behavior

berdistribusi normal. Hal ini juga terjadi pada variabel turnover intention yang memiliki

nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,497 dengan probabilitas (p) atau signifikansi

sebesar 0,966 (p > 0,05). Dengan demikian data turnover intention juga berdistribusi

normal.

2. Uji Linearitas

Dari uji linearitas, maka diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,382 (p > 0,05) dengan sig.=

0,134 yang menunjukkan hubungan organizational citizenship behavior dengan

turnover intention adalah linear.

Page 28: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

19

Uji Korelasi

Tabel 1.1

Hasil Uji Korelasi Organizational Citizenship Behavior

dengan Turnover Intention

Correlations

OCB TI

OCB Pearson Correlation1 -.367**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

TI Pearson Correlation-.367** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil pengujian uji korelasi diperoleh koefisien korelasi

organizational citizenship behavior dengan turnover intention sebesar -0,367 dengan

sig. = 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan yang negatif signifikan antara

organizational citizenship behavior dengan turnover intention.

PEMBAHASAN

Hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.

Karena organizational citizenship behavior memiliki hubungan yang negatif signifikan

dengan turnover intention. Hal ini berdasarkan dari koefisien korelasi (r) OCB dan

turnover intention yang sebesar -0,367 dengan signifikan = 0,000 (p< 0,05). Artinya

ketika karyawan memiliki OCB yang baik, maka karyawan itu akan menunjukkan

Page 29: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

20

turnover intention yang rendah dalam perusahaan. Sebaliknya, apabila organisasi tidak

mampu menimbulkan OCB pada karyawan dengan baik, maka karyawan juga

menunjukkan turnover intention yang tinggi di perusahaan tersebut.

Ada beberapa kemungkinan hasil yang mengatakan adanya hubungan antara

OCB dengan turnover intention seperti dalam penelitian Chen et al. (1998) dikatakan

bahwa ketika karyawan menunjukkan OCB yang tinggi dengan perilaku membantu

secara sukarela antar rekan kerja, peduli dengan organisasi, membantu orang lain

menghadapi masalah pekerjaan, dan lain-lain akan membuat karyawan merasa nyaman

berada di lingkungan yang saling mendukung tersebut sehingga akan menunjukkan

tingkat turnover intention yang rendah. Namun, ketika perusahaan tidak mampu

membangun lingkungan yang akan memunculkan OCB yang baik antar rekan kerja

maka karyawan akan lebih menunjukkan turnover intention yang tinggi.

Hal yang juga sama pentingnya dalam mengelola OCB dengan baik guna

mencegah turnover intention karyawan sehingga dapat mengurangi biaya pelatihan dan

perekrutan karyawan baru, serta tidak produktifnya organisasi dalam mengembangkan

karyawan untuk bekerja dengan kondisi yang membuat mereka merasa nyaman di satu

perusahaan (Triyanto & Santosa, 2009). Selain itu, ketika karyawan melakukan OCB

pada saat itu pula karyawan akan merasa aman dan senang beraktivitas, maka keinginan

berpindah kerja cenderung akan rendah (Pristandia, 2013).

Organ (1988) juga mengatakan OCB dapat menguntungkan organisasi karena

tidak dapat ditumbuhkan dengan ketentuan atau peran kinerja seseorang. Hal itu

menunjukkan bahwa karyawan yang melakukan OCB yang tinggi akan bekerja

maksimal tanpa memikirkan imbalan dari perusahaan dan akan merasa nyaman dengan

pekerjaannya, sehingga ia akan tetap tinggal di perusahaan tersebut. Namun, dalam

Page 30: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

21

kelompok yang diteliti oleh peneliti yaitu karyawan produksi PT Kamaltex dapat

dikatakan bahwa organizational citizenship behavior subjek memiliki nilai rata-rata

sebesar 71,24 dengan kategori sedang. Hal itu ditunjukkan dari sikap saling membantu

rekan kerja dalam melakukan tugas dan kewajiban mereka yang cukup baik di mana

setiap partisipan ingin menjalin hubungan baik antara rekan kerja dan dapat

menyelesaikan target yang diberikan perusahaan dengan baik pula.

Sumbangan efektif organizational citizenship behavior terhadap turnover

intention sebesar 13,47%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar

86,53%. Organizational citizenship behavior bukan hal yang mutlak mempengaruhi

turnover intention saja melainkan ada banyak faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi turnover intention tersebut. Faktor-faktor lain yang juga ambil bagian

dalam mempengaruhi turnover intention adalah usia, masa kerja, loyalitas, kepuasan

kerja, kompensasi, lingkungan kerja dan lain sebagainya (Mobley, 1986).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan tentang hubungan

organizational citizenship behavior dengan turnover intention dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Penelitian ini menyatakan adanya hubungan negatif signifikan antara

organizational citizenship behavior dengan turnover intention pada karyawan

produksi PT Kamaltex, Karangjati, Kab. Semarang, yang diberarti bahwa ketika

karyawan memiliki OCB yang baik, maka karyawan itu akan menunjukkan

turnover intention yang rendah dalam perusahaan. Sebaliknya, apabila organisasi

Page 31: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

22

tidak mampu menimbulkan OCB pada karyawan dengan baik, maka karyawan

juga akan menunjukkan turnover intention yang tinggi di perusahaan tersebut.

2. Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan produksi PT Kamaltex,

Karangjati, Kab. Semarang memiliki nilai rata-rata 71,24 yang termasuk dalam

kategori sedang.

3. Turnover Intention karyawan produksi PT Kamaltex, Karangjati, Kab. Semarang

memiliki nilai rata-rata 49,33 yang termasuk dalam kategori sangat rendah.

Saran

Berdasarkan hasil penenlitian yang sudah diuraikan di atas, maka peneliti

mengajukan saran yang dapat digunakan untuk beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi Manajer Personalia PT Kamaltex, Karangjati, Kab. Semarang

Manajer dapat memberikan fasilitas kepada karyawan seperti tempat dan

waktu untuk membangun rasa kebersamaan dalam kegiatan bersama yang

didukung kondisi kerja yang kondusif sehingga dapat menumbuhkan OCB dengan

lebih baik antara atasan dan rekan kerjanya. Selain itu, karyawan juga perlu diajak

untuk peduli dengan perkembangan dan kebijakan organisasi seperti hadir di

dalam rapat, diskusi, dan lain sebagainya sehingga karyawan tidak akan memiliki

pikiran untuk keluar dari perusahaan karena mereka akan merasa adanya rasa

kekeluargaan.

2. Bagi Karyawan Produksi PT Kamaltex, Karangjati, Kab. Semarang

Karyawan aktif mengikuti kegiatan yang diadakan perusahaan seperti rapat,

piknik, dan acara lainnya agar bisa menumbuhkan rasa keakraban antar rekan

kerja dan menjadi lebih terbuka dalam diskusi bersama, saran dan kritik yang

Page 32: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

23

diberikan rekan kerja tentang diri masing-masing sehingga dapat saling intropeksi

diri tentang kelemahan dan kelebihan dalam bekerja di perusahaan sehingga akan

merasa perlu menyumbangkan aspirasi untuk perkembangan perusahaan. Dengan

cara tersebut, karyawan dapat menumbuhkan OCB dengan baik dan dapat

mencapai performa kerja yang baik pula.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam penelitian-

penelitian selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menelaah

faktor-faktor lain yang mempengaruhi turnover intention misalnya komitmen

organisasi, loyalitas dan lain sebagainya, di mana faktor-faktor tersebut untuk

melihat tingkat OCB seseorang terhadap organisasi.

Penulis juga mengharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih dalam

tentang kedua variabel dalam penelitian ini dengan subjek penelitian yang lain

untuk dibandingkan hasil penelitiannya.

Page 33: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

24

DAFTAR PUSTAKA

Abelson, M. A. (1987). “Examination of Avoidable and Unavoidable Turnover”,Journal of Applied Psychology, Vol. 72, 382-386.

Ahmad, S., Shahzad, K., Rehman, S., Khan, N.A., & Shad, I.U. (2010). Impact ofOrganizational Commitment and Organizational Citizenship Behavior onTurnover Intentions of Call Center Personnel in Pakistan. European Journal ofSocial Sciences. 17(4), 585-591.

Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi cetakan IV. Yogyakarta: PustakaPelajar.

. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indah, A. K., Ardiansah, M. N., & Sutapa (2003). Pengaruh Kepuasan Kerja danKomitmen Organisasional terhadap Keinginan Berpindah Auditor (Studi Kasuspada KAP Jawa Tengah). Semarang: Jurnal Ekobis Universitas Sultan Agung,Vol. 4 (2).

Budihardjo, A. (2004). Mengenal Organizational Citizenship Behavior (OCB). ForumManajemen Prasetiya Mulya Tahun ke-XVIII, 82.

Chen X. P., Hui C., & Sego D. J. (1998). “The Role of Organizational CitizenshipBehavior in Turnover: Conceptualization and Preliminary Tests of KeyHypotheses”, Journal of Applied Psychology, 83 (6), 922-931.

Dent, E. & Glover, A. (1999). Conseptualizing Ethnicity, Justice, and ResistencesDuring Organizational Change. (Jurnal Online: http://www.uncp.edu/home/dente/GloverDentAcademy2005.pdf).

Douglas, K. (2002). Organizational Perceptions and Their Relationship To JobAttitudes, Effort, Performance, and Organizatioship Behavior. Departement ofPsychology. (Jurnal Online: http://www.uwm.edu/Dept/Grad_Sch/McNair/2003/jewett.pdf).

Hardaningtyas, D. (2004). Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi dan Sikap padaBudaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)Pegawai PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III. Surabaya: Tesis UniversitasAirlangga.

http://manajemenkinerja.com/2011/11/pengertian-tentang-kpi-key-performance-indicators/. Pengertian tentang KPI – Key Performance Indicators. Di unduh 29Oktober 2015.

Inovi, S. (2012). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Terhadap OCBdan Kinerja Karyawan PT. Kamaltex Karangjati Kabupaten Semarang (JawaTengah). Salatiga: Tesis Magister Manajemen Universitas Kristen Satya Wacana.

Kartono, K. 1985. Psikologi Sosial Untuk Manajemen Perusahaan dan Industri.Jakarta: CV. Rajawali.

Page 34: HUBUNGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9444/2/T1_802011032_Full text.pdf · turnover intention variable have average value 49,33 which

25

Mulyapradana, A. (2012). Hubungan Pengembangan Karir terhadap Intensi TurnoverKaryawan di Divisi Marketing PT. Agromedia. Jakarta: Tesis Ilmu Administrasidan Pengembangan SDM Universitas Indonesia, 81 & 136-137.

Mobley, W. H. (1986). Pergantian Karyawan: Sebab, Akibat dan Pengendaliannya.Terjemahan Nurul Iman. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo.

Morrison, E. W. (1994). Role definitions and organizational citizenship behavior: Theimportance of the employee’s perspective. Journal Academy of Management, 37,1543-1567.

Nahusona, H. C. F., Rahardjo, M., & Raharja, S. T. (2004). Analisis Faktor-faktor yangBerpengaruh terhadap Keinginan Karyawan untuk Pindah (Studi Kasus pada PTBank Papua). Semarang: Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, UniversitasDiponegoro, Vol. 1 (2).

Organ, D. W. (1988). Organizational Citizenship Behavior: The Good SoldierSyndrome. Lexington, MA: Lexington Books.

Panggabean, M. S. (2004). Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Hubungan antaraKomitmen Organisasi dengan Keinginan untuk Pindah Kerja. Jurnal KajianBisnis, Vol. 12 (1).

Pristandia, N. Q. & Kuncoro, E. A., SE., MM. (2013). Analisis PengaruhOrganizational Citizenship Behavior dan Organizational Commitment terhadapTurnover Intention pada Centro Lifestyle Departement Store Summarecon MalSerpong. Jakarta: Tesis Universitas Binus.

Robbins, S. P. (2001). Organizational behavior: Concepts, controversies, andapplications nineth edition. USA: Prenctice Hall Inc.

Sidharta, N. & Margaretha, M. (2011). Dampak Komitmen Organisasi dan KepuasanKerja terhadap Turnover Intention: Studi Empiris pada Karyawan bagian Operatordi salah satu perusahaan Garment di Cimahi. Semarang: Jurnal Manajemen,Universitas Kristen Maranatha, 10 (2), 129-142.

Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: STIE YKPN.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: PT. Alfabeta, 19, 66 & 68.

Suwandi & Indriantoro, N. (1999). “Pengujian Model Turnover Pasewark dan Strawser:Studi Empiris pada Lingkungan Akuntansi Publik”, Jurnal Riset AkuntansiIndonesia, 2 (2), 173-195.

Triyanto, A. & Santosa, T. E. C. (2009). Organizational Citizenship Behavior (OCB)Dan Pengaruhnya Terhadap Keinginan Keluar dan Kepuasan Kerja Karyawan.Jurnal Manajemen, Vol. 7 (4).

Umar, Dr. H. (2010). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan ParadigmaPositivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, Vol. 3, 65-66.