hubungan antara kecerdasan emosional …penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU
KERJA KONTRAPRODUKTIF PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
DI BANTUL, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
David Kuncoro Putro
NIM : 119114101
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
One way to boost our will power and focus is to
mange our distraction instead or letting them
manage us.
~ Daniel Goleman ~
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati
mereka. Tetapi manusia tidak dapat meyelami
pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai
akhir
~ Pengkhotbah 3: 11~
Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak
putus-putusnya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap
berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah
ombak dan gelombang
~ Markus Aurelius ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kekuatan
Orangtua yang selalu memberikan kasih sayangnya
Nenek tersayang
Kakak, Peni Andari Putri
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi rumah
kedua dan telah memberikan keluarga kedua di kehidupan saya.
Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Bantul, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam daftar pustaka sebagai mana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
Penulis,
David Kuncoro Putro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU
KERJA KONTRAPRODUKITIF PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA
Studi Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma
David Kuncoro Putro
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan
perilaku kerja kontraproduktif pada pegawai negeri sipil Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Hipotesis
dari penelitian ini adalah adanya hubungan yang negatif antara kecerdasan emosional dan perilaku
kerja kontraproduktif pada pegawai negeri sipil. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 246 orang
pegawai negeri sipil yang berusia 28 tahun hingga 58 tahun. Alat pengumpulan data yang
digunakan ialah skala kecerdasan emosional dan skala perilaku kerja kontraproduktif yang disusun
oleh peneliti. Skala kecerdasan emosional memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,961 dan skala
perilaku kerja kontraproduktif memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,859. Rentang korelasi item
total (rix) kecerdasan emosional adalah 0,318 sampai 0,891 dan korelasi item total (rix) perilaku
kerja kontraproduktif adalah 0,275 sampai 0,790. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi
Spearman’s rho dikarenakan sebaran data pada kedua variabel bersifat tidak normal. Hasil
penelitian ini menghasilkan r sebesar - 0,534 dan nilai p sebesar 0,000<0,05. Hasil perhitungan
tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif antara kecerdasan emosional dengan perilaku
kerja kontraproduktif. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki
PNS, maka semakin rendah perilaku kerja kontraproduktifnya. Begitu juga sebaliknya, semakin
rendah kecerdasan emosional, maka semakin tinggi perilaku kerja kontraproduktif yang dimiliki
oleh PNS.
Kata kunci : kecerdasan emosional, perilaku kerja kontraproduktif, pegawai negeri sipil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE CORRELATION BETWEEN EMOTIONAL INTELLIGENCE AND
COUNTERPRODUCTIVE WORK BEHAVIOR ON GOVERNMENT
EMPLOYEES
IN BANTUL REGENCY, YOGYAKARTA
Study in Psychology in Sanata Dharma University
David Kuncoro Putro
ABSTRACT
This research aimed to investigate the correlation between emotional intelligence and
counterproductive work behavior on government employees in Bantul regency, Yogyakarta. The
hypothesis was that there was negative relationship between emotional intelligence and
counterproductive work behavior of government employees. Subject in this research were 246
government employees aged 28 to 58 years old. Data instruments be used were the scale of
emotional intelligence and counterproductive work behavior. The alpha reliability coefficient of
emotional intelligence scale was 0,961 and the coefficient of counterproductive work behavior
scale was 0,859. Range of item-total correlation (rix) of emotional intelligence was 0,318 to 0,891.
Range of item-total correlation (rix) of counterproductive work behavior was 0,275 to 0,790. The
technique of data analysis being used was Spearman’s rho correlation test because data on both
variables are not normal. This research showed that the value of r was - 0,534 with p 0.000 <
0.05. The results indicated a negative corelation between the emotional intelligence and the
counterproductive work behavior. It was means that the higher level of emotional intelligence of
the government employees, the lower level of counterproductive work behavior. On the contrary,
the lower level of the emotional intelligence, therefore the higher level of the counterproductive
work behavior of the government employees.
Keyword : emotional intelligence, counterproductive work behavior, goverment employee
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : David Kuncoro Putro
Nomor Mahasiswa : 119114101
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN PERILAKU
KERJA KONTRAPRODUKITIF PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 16 Juli 2016
Yang menyatakan,
(David Kuncoro Putro)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat,
karunia dan kasih-Nya, yang telah membimbing penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan Antara Kecerdasan
Emosional dan Perilaku Kerja Kontraproduktif Pada Pegawai Negeri Sipil
di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi, Fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah mendukung, membantu, dan membimbing penulis dalam
proses menyelesaikan skripsi. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si selaku Kepala Program Studi Pssikologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu P. Henrietta P. D. A. D. S., S. Psi, M. A., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah membimbing selama proses penyusunan skripsi.
Terimakasih mbak atas semua bantuan, bimbingan, waktunya, saran, serta
kesabaran yang telah diberikan. Maaf jika selama proses penyusunan
skripsi ini terkadang mengecewakan mbak Etta. Terimakasih mbak, Tuhan
Yesus memberkati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Ibu Debri Prisinela, M. Si., selaku dosen pembimbing akademik 2011
yang selalu memberikan saran, dukungan dan bantuan selama penulis
menempuh studi. Terimakasih Bu Deb. Tuhan memberkati.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang
telah berbagi ilmu dan memberikan semangat.
6. Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Mbak Nanik, dan juga Pak Gik yang
telah membantu dan memberi semangat untuk penulis. Terimakasih, tetap
semangat. Tuhan memberkati.
7. Kepada Kepala Dinas Perizinan Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah
Bantul yang sudah memberikan ijin penelitian sehingga pengambilan data
dapat berjalan dengan lancar. Selain itu terimaksih kepada Pegawai Negeri
Sipil yang sudah berkenan dan meluangkan waktunya untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini.
8. Kepada orangtua saya, terimakasih atas perhatian dan kasih sayangnya
yang tidak pernah berhenti. Terimakasih atas doa, semangat, kesabaran,
dan juga bantuannya sehingga anakmu bisa menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih juga kepada Nenek atas perhatian dan kesetiaannya
menemani penulis mengerjakan skripsi di malam hari. Terimakasih juga
untuk kakak saya, atas saran dan bantuannya. Tuhan memberkati kita.
Amin.
9. Kepada sahabatku. Arum, Repex, Yusup, dan Komeng. Terimakasih untuk
dukungan dan semangat kalian. Sampai tua ya broth.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Kepada Elisabeth Novi. Terimakasih atas perhatian dan semangatnya.
Terimakasih atas waktunya untuk selalu memberikan semangat.
Terimakasih juga atas kasih sayangnya yang tulus. Sukses. Tuhan
memberkati.
11. Kepada sahabat saru yang jauh disana (saru hloo), Yustina Ratnaningsih.
Terimakasih untuk dukungan dan perhatiannya selama ini. Jangan lupa
pulang Jogja.
12. Kepada saudara-saudaraku yang dulu bernaung satu atap di
KONTRAKAN LAWAS. Kunto, Awang, Ian Sonyol, Mas Yoyok, Widek.
Terimakasih sudah menjadi keluarga selama hidup bersama. Terimakasih
untuk pengalaman hidup bersama kalian. Terimakasih untuk susah dan
senangnya. Terimakasih juga untuk canda tawa dan penghiburannya.
Terimakasih untuk perhatian dan pengertiannya. Terimakasih untuk
menjadi tempat pelarian ketika ada masalah. Terimakasih untuk telinga,
hati dan kebersamaan sampai sekarang ini. Sampai tua ya, jangan lupa
reuni di Gilitrawangan. Salam satu botol!
13. Kepada keluarga besar Psychology Adventure Team (PAT), terimakasih
atas pengalaman dan petualangan yang luar biasa. Terimakasih sudah
mengajakku bermain ke tempat-tempat tinggi dan indah tentunya.
Terimakasih telah menjadikanku pribadi yang lebih kuat. Sukses untuk
kedepannya. Jangan berhenti bermain dan jangan lelah untuk
melangkahkan kaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
14. Kepada sahabat dan teman sepermainan. Bayu, Gunam, Boncel, Ateng,
Gencet, Ajik, Anoy, Widek, Bram, Vander, Vico, Danil, Yuda, Gempol,
Grego, Kiplek, Boni, Haha, David, Thole, Made, Cakra, Suci, Pamela,
Della, Ema, Intan, MariaQu, Martha dan sahabat yang lain. Terimakasih
untuk kebersamaan dan pertemanan selama ini. Terimakasih untuk canda
tawa yang kalian ciptakan. Terimakasih juga untuk dukungan, bantuan,
perhatian dan kasih sayang kalian yang tulus. Bersyukur mempunyai
kalian semua. Tuhan memberkati kalian.
15. Kepada teman-teman bimbingan di Padepokannya Mbak Etta. Ajik, Anoy,
Awang, Elis, Natia, Iga, Rara, Ika, Yosi, Yunis, Lia, Aik, dan teman
bimbingan lain yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Terimakasih
untuk dukungan, semangat, dan bantuan kalian. Akan ada saatnya kita
keluar padepokan satu persatu. Tetap semangat, Tuhan menyertai
perjuangan kita.
16. Kepada teman-teman angkatan 2011, tidak terasa kita sudah mulai
meninggalkan kampus tercinta. Sukses untuk kedepannya. Senang bisa
mengenal kalian. Tuhan memberkati.
17. Kepada teman-teman kakak angkatan, terimakasih untuk dukungan,
bantuan, dan bimbingan kalian. Sukses buat kakak-kakak. Kakak hloo kak.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih
untuk doa, bantuan, dukungan, dan kerjasamanya.
Penulis yakin bahwa Tuhan selalu memberkati semua pihak yang telah
memberikan bantuannya selama penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis sangat terbuka
untuk menerima saran dan kritik yang dapat membangun. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi banyak orang. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Yogyakarta,
penulis,
David Kuncoro Putro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12
BAB II DASAR TEORI ....................................................................................... 13
A. Perilaku Kerja Kontraproduktif................................................................ 114
1. Definisi Perilaku Kerja Kontraproduktif .............................................. 114
2. Dimensi Perilaku Kerja Kontraproduktif ............................................... 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kerja Kontraproduktif ................ 20
B. Kecerdasan Emosional ............................................................................... 21
1. Definisi Kecerdasan Emosional ............................................................. 21
2. Aspek Kecerdasan Emosional .............................................................. 223
3. Dampak Kecerdasan Emosional ............................................................. 25
C. Pegawai Negeri Sipil .................................................................................. 27
D. Dinamika Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Kerja Kontraproduktif ..... 29
E. Skema Penelitian ...................................................................................... 333
F. Hipotesis ..................................................................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 35
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 35
B. Variabel Penelitian ..................................................................................... 35
C. Definisi Operasional................................................................................... 35
1. Kecerdasan Emosional ........................................................................... 36
2. Perilaku Kerja Kontraproduktif .............................................................. 36
D. Subjek Penelitian ........................................................................................ 37
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ......................................................... 37
1. Skala Kecerdasan Emosional ................................................................. 38
2. Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif .................................................... 39
F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 40
1. Validitas .................................................................................................. 40
2. Seleksi Item ............................................................................................ 41
3. Reliabilitas .............................................................................................. 45
G. Metode Analisis Data ............................................................................. 46
1. Uji Asumsi .............................................................................................. 46
2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 48
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 48
B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................................... 49
C. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 50
D. Hasil Penelitian .......................................................................................... 53
E. PEMBAHASAN ........................................................................................ 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 62
A. Kesimpulan ................................................................................................ 62
B. Saran ........................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
LAMPIRAN .......................................................................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pemberian Skor ...................................................................................... 38
Tabel 2. Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosional Sebelum Uji Coba .......... 39
Tabel 3. Distribusi Item CWB Sebelum Uji Coba ................................................ 40
Tabel 4. Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosi Setelah Seleksi Item...............42
Tabel 5. Distribusi Item Skala CWB Setelah Seleksi Item. .................................. 44
Tabel 6. Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Wilayah ................................... 49
Tabel 7. Sebaran Subjek Berdasarkan Rentang Usia ............................................ 49
Tabel 8. Data Empirik dan Data Teoritik .............................................................. 50
Tabel 9. Norma Kategorisasi Skor ........................................................................ 51
Tabel 10. Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional ............................................ 52
Tabel 11. Kategorisasi Skor Perilaku Kerja Kontraproduktif ............................... 52
Tabel 12. Hasil uji normalitas ............................................................................... 53
Tabel 13. Hasil uji linearitas ................................................................................. 54
Tabel 14. Hasil uji hipotesis .................................................................................. 55
Tabel 15. Uji linearitas aspek-aspek Kecerdasan emosional ................................ 56
Tabel 16. Uji normalitas aspek-aspek Kecerdasan emosional .............................. 57
Tabel 16. Korelasi antara aspek-aspek Kecerdasan emosional dengan CWB ...... 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama beberapa dekade, penelitian yang berfokus pada perilaku
karyawan yang mempengaruhi kesejahteraan organisasi mengalami
peningkatan perhatian dari para peneliti. Namun sayangnya, masih banyak
peneliti yang pada umumnya hanya menekankan penelitiannya pada
perilaku kerja positif karyawan, sehingga penelitian yang berfokus pada
perilaku kerja negatif karyawan relatif kurang mendapatkan perhatian
(Vardi dan Weitz, 2004 dalam Syaebeni dan Sobri, 2011). Padahal,
penelitian yang menekankan mengenai perilaku kerja negatif juga perlu
mendapatkan perhatian yang lebih, seperti perilaku kerja kontraproduktif.
Hal tersebut dikarenakan perilaku kerja kontraproduktif merupakan suatu
masalah yang serius dan juga mahal bagi organisasi dan anggota
organisasi (Fox, Spector, Bauer, 2010). Hal ini senada dengan Penney dan
Spector (2005) yang mengemukakan bahwa penelitian mengenai perilaku
kerja kontraproduktif akan menjadi topik yang sangat menarik bagi
organisasi dan para peneliti karena terkait dengan besarnya biaya yang
disebabkan oleh perilaku ini.
Perilaku kerja kontraproduktif didefinisikan sebagai perilaku yang
secara aktif mengganggu atau merusak keamanan organisasi (Robbins dan
Judge (2013). Rotundo (dalam Locke 2009) mendefinisikan perilaku kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kontraproduktif sebagai tindakan yang dilakukan dengan sengaja yang
merugikan organisasi atau anggota organisasi. Perilaku kerja
kontraproduktif juga didefinisikan sebagai "disfungsional", karena hampir
selalu melanggar norma-norma utama dalam organisasi dan melakukan
perbuatan yang tidak relevan dengan tujuan organisasi, menyalahi
prosedur, menurunkan produktivitas dan profitabilitas organisasi (Vardi &
Weitz, 2004, dalam Klotz & Buckley, 2013). Perilaku kerja
kontraproduktif tersebut seperti pencurian, perusakan properti,
penyalahgunaan informasi, penyalahgunaan waktu dan sumberdaya
organisasi/perusahaan, perilaku yang membahayakan organisasi/
perusahaan, kehadiran rendah, kualitas kerja rendah, penggunaan alkohol,
pengunaan obat-obatan terlarang, tindakan verbal yang tidak pantas dan
tindakan fisik yang tidak pantas (Sacket dan DeVore, dalam Anderson
2005).
Para peneliti sebelumnya (Aquino, Lewis, dan Bradfield, 1999;
Jones, 2009; Peterson, 2002) secara konsisten telah menyebutkan bahwa
perilaku kerja kontraproduktif dinilai dapat menimbulkan konsekuensi
negatif yang dapat merugikan organisasi. Konsekuensi negatif tersebut
dapat berupa kerugian ekonomi dan dampak sosial maupun psikologis
bagi organisasi maupun karyawan yang ada di dalam organisasi itu sendiri.
Coffin, Steers, dan Rhodes (1984, dalam Christian dan Ellis 2011) dalam
penelitiannya melaporkan bahwa estimasi kerugian di Amerika Serikat
yang disebabkan oleh pencurian yang dilakukan karyawan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
setahunnya dapat mencapai lebih dari $40 miliar, dan kerugian yang
disebabkan oleh ketidakhadiran karyawan diperkirakan dapat mencapai
sekitar $30 miliar. Selanjutnya, pada penelitian lainnya juga dilaporkan
bahwa secara agregat kerugian ekonomi setiap tahunnya yang disebabkan
oleh perilaku kerja kontraproduktif diperkirakan mencapai sebesar $200
miliar di Amerika Serikat (Govoni, 1992 dalam Penney dan Spector,
2002), dan sekitar $600 miliar di Inggris (Taylor, 2007 dalam Ferris,
Brown, dan Heller, 2009).
Perilaku kerja kontraproduktif tidak hanya mempengaruhi
organisasi secara keseluruhan karena implikasi keuangan, tetapi juga dapat
mempengaruhi pelanggan, pemasok dan karyawan. Perilaku kerja
kontraproduktif dapat menyebabkan sumber daya manusia atau karyawan
lainnya mempunyai perasaan tidak puas, stres dan akhirnya mungkin
mengarah pada niat untuk meninggalkan organisasi, memiliki rasa percaya
diri yang rendah dan mengalami rasa sakit, baik secara fisik dan psikologis
(Griffin, O’Leary, dan Collins, 1998, dalam Chernyak-hai & Tziner,
2014).
Berdasarkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh terlibatnya
karyawan dalam perilaku kerja kontraproduktif membuat organisasi
berusaha untuk menghindarinya (Hafidz, 2012). Namun, perilaku kerja
kontraproduktif tersebut dapat terjadi di seluruh sektor organisasi (Vardi
dan Wiener, 1996). Meskipun perilaku kerja kontraproduktif dapat terjadi
di seluruh sektor organisasi, beberapa peneliti berpendapat bahwa perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kerja kontraproduktif lebih sering terjadi pada organisasi sektor publik
dibandingkan dengan organisasi sektor swasta (Aquino, Galperin, dan
Bennet, 2006; Mayhew dan McCharty, 2005 dalam Alias et al., 2012).
Pendapat ini kemudian didukung oleh hasil penelitian Dick dan Rayner
(2013); Knott dan Hayday (2010); Wooden (1990) dalam Lokke Nielsen
(2009) yang menunjukkan bahwa adanya indikasi perilaku kerja
kontraproduktif, seperti ketidakhadiran karyawan tanpa izin, intimidasi di
tempat kerja, meningkatnya kasus korupsi dan suap, seringnya terjadi
tindakan arogan dan lain sebagainya, cenderung lebih tinggi terjadi pada
karyawan yang bekerja di organisasi sektor publik dibandingkan dengan
karyawan yang bekerja di organisasi sektor swasta.
Keban (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa sistem
manajemen dalam sektor publik memiliki sejumlah kelemahan mendasar.
Salah satunya adalah kurangnya dukungan sistem informasi kepegawaian
yang memadai sehingga berpengaruh negatif pada proses pengambilan
keputusan dalam menajemen kepegawaian dan tidak mengakomodasikan
dengan baik klasifikasi jabatan dan standar kompetensi. Hal ini berarti
bahwa terkadang pada pelaksanaannya seringkali individu dengan
kompetensi tertentu mendapat posisi jabatan yang tidak berhubungan
dengan bidang pendidikan yang sebelumnya ditekuni. Menurut Keban
(2004), penempatan individu yang tidak tepat ini memicu pengaruh negatif
terhadap pencapaian kinerja organisasi dan individu sehingga tidak jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
ditemui masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku kerja
kontraproduktif di organisasi sektor publik.
Perilaku kerja kontraproduktif yang terjadi di organisasi sektor
publik tersebut juga terjadi di kalangan Pegawai Negeri Sipil Kabupaten
Bantul, Yogyakarta. Seperti yang dimuat pada harian Tempo edisi Juni
2014 yang memberitakan bahwa sekitar 42 guru SD dan SMP yang
berstatus sebagai pegawai negeri sipil dari sejumlah sekolah di kawasan
Pleret dan Bantul melakukan kegiatan pelesir ke Lombok. Hal tersebut
mendapatkan protes dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP)
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang menuding bahwa
kegiatan tersebut hanya untuk wisata para guru pada saat hari aktif kerja
dan meninggalkan jam wajib mengajarnya. Kegiatan tersebut jelas
melanggar PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil (http://nasional.tempo.co).
Berita yang dimuat Republika edisi Februari 2013 memberitakan
bahwa Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Surya Widati
akan mengkaji peraturan pemberian sanksi berupa pemberhentian jabatan
terhadap Supriyono pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah
setempat, karena kasus indisipliner berat atau terlibat dalam kepengurusan
anggota salah satu partai politik (parpol). Selain itu, Supriyono juga
dilaporkan sering tidak masuk kerja selama 140 hari tanpa keterangan.
Perilaku yang dilakukan Supriyono tersebut jelas melanggar Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 37 Tahun 2004 Pasal 2 yang mengatur tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PNS dilarang menjadi anggota atau pengurus salah satu parpol tertentu dan
juga melanggar PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (http://www.republika.co.id/berita/nasional).
Selanjutnya berita yang dimuat di Harian Jogja edisi Oktober 2014
memberitakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bantul memecat dua pegawai
negeri sipil (PNS) dalam enam bulan terakhir. Kedua PNS tersebut terlibat
sejumlah pelanggaran. Pertama terlibat pidana penipuan dan ke dua
melanggar disiplin PNS. Akibat terlibat penipuan, keduanya diganjar
sanksi pidana. Sejak terlibat penipuan tersebut, ke duanya juga tidak
masuk bekerja lebih dari tiga bulan sehingga melanggar Peraturan
Pemerintah (PP) mengenai disiplin PNS. Pemecatan ke dua PNS itu diikuti
juga dengan pemberhentian gaji mereka (http://www.soloposfm.com).
Kasus lainnya yang dimuat pada Harian Jogja edisi 24 Juli 2014
menyebutkan bahwa menurut data yang dihimpun Inspektorat Kabupaten
Bantul, pada hari kedua masuk kerja setelah libur Lebaran, tercatat ada dua
PNS yang tidak masuk tanpa keterangan, yakni PNS di Badan
Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga
Berencana (BKK PP KB) serta seorang PNS di Kantor Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) (http://www.harianjogja.com). Berdasarkan
beberapa berita tersebut jelas bahwa perilaku yang dilakukan merupakan
contoh dari keterlibatan PNS dengan perilaku kerja kontraproduktif di
lingkungan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Vardi and Weitz (2002) menyatakan bahwa ada dua faktor
penyebab terjadinya perilaku kerja kontraproduktif, yaitu faktor yang
terkait dengan organisasi (organizational-related factor) dan faktor yang
terkait dengan individu (individual-related factor). Vardi and Weitz (2002)
menyatakan bahwa faktor yang terkait dengan organisasi antara lain;
keadilan, dukungan, tekanan sosial, sikap manajer/koordinator, pekerjaan
yang ambigu, gaya manejemen dan iklim organisasi. Sedangkan faktor
yang terkait dengan individu mencakup kemampuan mendengarkan kata
hati, perilaku negatif, perasaan senang, moral, umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, senioritas, status perkawinan dan kecerdasan emosional.
Dari faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku kerja
kontraproduktif tersebut, peneliti tertarik untuk mendalami faktor yang
terkait dengan individu (individual-related factor), yaitu kecerdasan
emosional. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan, pertama, kecerdasan
emosional yang termasuk faktor individu yang menyebabkan perilaku
kerja kontraproduktif merupakan variabel yang belum mendapatkan
perhatian oleh para peneliti. Penelitian-penelitian sebelumnya cenderung
terfokus pada faktor organisasi, seperti iklim organisasi (Kanten dan Er
Ulker, 2013), karakteristik pekerjaan (Rahman, 2012), keadilan organisasi
(Priesemanth, Arnaud dan Schminke, 2013), keamanan organisasi (Liping
Shi, Qiang Liu dan Kangjun, 2013), OCB (Ariani, 2013), dukungan
organisasi (Sarah N. Monnastes, 2010) dan budaya organisasi (Ramshida
A.P dan Manikandan, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Kedua, pemilihan faktor individual, yaitu kecerdasan emosional
didasarkan pada pernyataan Bar-On (dalam Cooper, 2002) yang menyatakan
bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan yang seharusnya dimiliki
oleh setiap individu untuk dapat beradaptasi dalam pekerjaannya.
Melianawati (2001) menambahkan bahwa kecerdasan emosional tersebut
akan mempengaruhi perilaku setiap individu di dalam pekerjaan atau
tempat kerja. Goleman (1998) dalam bukunya yang berjudul Working with
Emotional Intelligence, menyatakan bahwa 20% kesuksesan seseorang
ditentukan oleh IQ (Intelligence Quotient), tetapi 80% kesuksesannya
ditentukan oleh EI ( Emotional Intelligence) atau kecerdasan emosional.
Selanjutnya, Goleman (2007) menyatakan bahwa orang-orang yang murni
memiliki IQ tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak
beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan
cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara
tepat. Jika didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya,
maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Jika
seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya
rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala,
sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak
peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa ketika
mengalami stress. Berdasarkan pernyataan tersebut, penting bahwa selain
faktor organisasi, faktor individu yang merupakan penyebab terjadinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perilaku kerja kontraproduktif juga perlu mendapatkan perhatian,
khususnya kecerdasan emosional.
Konsep kecerdasan emosional bersumber dari kajian psikologi
yang mendalam sejak puluhan tahun yang lalu. Kajian ini berawal dari
Thorndike pada tahun 1920 yang memperkenalkan konsep “social
intelligence” dan mendefinisikannya sebagai kemampuan memahami dan
mengelola orang lain untuk bertindak dengan bijak dalam hubungan
dengan orang lain (Steven & Howard, 2004).
Gagasan tentang kecerdasan emosional kemudian muncul pada
tahun 1990-an. Solovey dan Mayer (1990, dalam Steven & Howard, 2004)
memberikan definisi pertama mereka tentang kecerdasan emosional yaitu
“bagian kecil dari social intelligence yang meliputi kemampuan untuk
mengamati emosi dan perasaan diri dan orang lain. Goleman (1999)
mengemukakan bahwa kecerdasan emosional meliputi keterampilan-
keterampilan seperti kemampuan memahami keadaan diri sendiri;
kemampuan mengelola dorongan emosi; kemampuan memotivasi diri;
kemampuan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan
orang lain, serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain.
Karyawan yang “cerdas” emosinya akan lebih efisien dan efektif dalam
mengelola diri dan berinteraksi dengan lingkungan atau rekan kerjanya
(Law et al., 2004).
Ciarrochi et al. (2000) mengemukakan bahwa kecerdasan
emosional penting bagi kehidupan. Secara rasional, orang yang kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mampu menangani emosinya akan memiliki masalah dalam hubungan
interpersonal, kesehatan mental buruk, dan kesuksesan karir yang rendah.
Hal yang sama juga berlaku ketika seseorang tidak mampu mengenali
berbagai perasaan seseorang, maka ia bisa gagal dalam membangun
interaksi sosial yang bermakna, membangun hubungan, atau menjaga
persahabatan.
Penelitian yang dilakukan Goleman (1999) menyimpulkan bahwa
kecerdasan emosional merupakan faktor penting dalam menentukan
prestasi dalam pekerjaan. Kecerdasan emosi bisa berkontribusi pada
kinerja dengan memungkinkan seseorang untuk memelihara hubungan
yang positif di dunia kerja (Seibert et al., 2004 dalam Afolabi, 2010).
Kemudian, kemampuan dalam mengelola emosi dapat membantu
seseorang memelihara perasaan positif, menghindari luapan perasaan
negatif dan mengatasi stres (Afolabi 2004, dalam Afolabi 2010).
Kecerdasan emosional mulai dipertimbangkan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan karena dipercaya dapat memberikan dampak
positif bagi kinerja. Kinerja karyawan cenderung mengalami peningkatan
dengan semakin tingginya kecerdasan emosi yang dimiliki (Melianawati,
dkk. 2001). Seseorang dengan kecerdasan emosi yang tinggi dapat dengan
baik membawa dirinya dalam berbagai situasi kerja. Kemudian, seseorang
dengan kecerdasan emosi yang baik juga dapat mengontrol diri dan
mampu berhubungan dengan baik dengan rekan kerjanya. Individu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pengendalian diri yang baik akan mampu pula dalam mengatur tanggung
jawab termasuk mengatur waktu dan semangatnya dalam bekerja.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat terlihat bahwa peran kecerdasan
emosional sangatlah penting dan sangat dibutuhkan individu untuk dapat
berprestasi dalam pekerjaan. Peran kecerdasan emosional yang penting
tersebut sayangnya belum mendapatkan perhatian oleh para peneliti. Hal
ini dibuktikan dengan masih sedikitnya penelitian tentang kecerdasan
emosional yang dilakukan di Yogyakarta, khususnya di Kabupaten Bantul.
Satu penelitian di Yogyakarta pernah dilakukan oleh Antonius Septian
Nugroho (2007) dengan tujuan untuk melihat hubungan kecerdasan
emosional dan etos kerja PNS di Kota Yogyakarta. Sedangkan dalam
penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan kecerdasan
emosional dan perilaku kerja kontraproduktif PNS di kota Bantul,
Yogyakarta karena banyaknya kasus perilaku kerja kontraproduktif yang
dilakukan PNS di Kabupaten Bantul seperti yang sudah di jelaskan di atas.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara
kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif pada Pegawai
Negeri Sipil di Kabupaten Bantul, Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosional dan perilaku kerja kontraproduktif pada Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Psikologi Industri dan
Organisasi (PIO), khususnya mengenai perilaku kerja kontraproduktif
dan kecerdasan emosional pegawai negeri sipil (PNS).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pegawai Negeri Sipil
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar evaluasi
bagi pegawai negeri sipil (PNS) untuk menentukan apakah pegawai
negeri sipil akan mempertahankan, meningkatkan atau memperbaiki
perilakunya dalam bekerja, khususnya yang berkaitan dengan
kecerdasan emosional.
b. Bagi Perusahaan/organisasi/instansi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan
dalam proses pengembangan sumber daya manusia bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perusahaan/organisasi/instansi, khususnya proses pengembangan
sumber daya manusia yang berkaitan dengan kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
DASAR TEORI
A. Perilaku Kerja Kontraproduktif
1. Definisi Perilaku Kerja Kontraproduktif
Secara teoritis perilaku kerja kontraproduktif (CWB) mengacu
pada kehendak bertindak yang merugikan organisasi dan anggotanya
(Spector dan Fox, 2005). Menurut Spector dan Fox (2005), perilaku
kerja kontraproduktif (CWB) yang dilakukan tersebut mempunyai dua
target, yaitu perilaku kerja kontraproduktif yang ditargetkan pada
organisasi seperti tindakan mengambil atau mencuri properti milik
organisasi tanpa ijin dan tindakan orang-orang yang ditargetkan untuk
individu-individu tertentu, seperti tindakan mengutuk dan bullying.
Selanjutnya, Spector et al (2006) mendefinisikan perilaku kerja
kontraproduktif sebagai perilaku yang bertentangan dengan tujuan dan
sasaran organisasi. Perilaku kerja kontraproduktif ini merupakan
perilaku disengaja yang melanggar norma organisasi dan mengancam
kesejahteraan organisasi, anggota ataupun keduanya (Yen dan Teng,
2012). Perilaku kerja kontraproduktif juga didefinisikan sebagai
aktivitas yang merugikan dan membahayakan organisasi yang
dilakukan karyawan dan akan mengurangi keefektifitasan (Man et all.,
2012; Klotz and Buckley, 2013). Menurut Rotundo (dalam Locke
2009) perilaku kerja kontraproduktif ini dapat juga disebut dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
penyimpangan. Perilaku yang termasuk dalam jenis ini adalah
pencurian, perusakan properti, penyalahgunaan informasi,
penyalahgunaan waktu dan sumberdaya organisasi/perusahaan,
kehadiran rendah, kualitas kerja rendah, penggunaan alkohol dan
penggunaan obat-obat terlarang.
Sacket dan DeVore (dalam Anderson 2005) menyatakan bahwa
ruang lingkup dari perilaku kontraproduktif yang dimaksud adalah
segala bentuk perilaku kerja yang merugikan organisasi/perusahaan
apabila dilihat dari sudut pandang organisasi/perusahaan. Sacket dan
DeVore (dalam Anderson 2005) menyatakan juga bahwa perilaku ini
dilakukan oleh karyawan yang bersangkutan sebagai hasil dari
rendahnya motivasi bekerja individu.
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa definisi dari
perilaku kerja kontraproduktif adalah segala macam perilaku yang
dilakukan individu dengan sengaja yang bertentangan dan
menghambat organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuan
organisasi/perusahaan.
2. Dimensi Perilaku Kerja Kontraproduktif
Pada awalnya, perilaku kerja kontraproduktif dipelajari sebagai
konstruksi terisolasi (absensi, pencurian, dll). Selanjutnya, penelitian
telah berubah semakin ke arah menemukan sebuah konstruksi global
yang dirancang untuk menyertakan perilaku yang lebih spesifik dan
mengelompokkan serangkaian perilaku yang sama kedalam dimensi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dimensi perilaku kerja kontraproduktif. Selanjutnya, Robinson dan
Bennet (1995) menyatakan bahwa perilaku kerja kontraproduktif
merupakan jenis perilaku menyimpang dalam organisasi yang
dikonseptualisasikan sebagai bentuk penyimpangan yang
menggabungkan perilaku yang berbeda-beda dan disusun berdasarkan
sifat dari target (individu-organisasi) dan tingkat keseriusan dari
perilaku (minor-mayor). Sifat dari target (individu-organisasi) adalah
apakah perilaku kerja kontraproduktif yang dilakukan tersebut
ditujukan untuk organisasi/perusahaan atau untuk anggota
organisasi/perusahaan. Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat
keseriusan dari perilaku (minor-mayor) adalah tingkat perilaku kerja
kontraproduktif yang kurang membahayakan sampai perilaku kerja
kontraproduktif yang membahayakan organisasi/perusahaan.
Robinson dan Bennet (2000, dalam Chernyak & Tziner, 2014)
menyatakan bahwa terdapat dua dimensi dari perilaku kerja
kontraproduktif berdasarkan sifat dari target, yaitu:
a. Dimensi Organisasional
Dimensi organisasional merupakan semua perilaku kerja
kontraproduktif yang ditargetkan untuk organisasi, yang mencakup
perilaku-perilaku sebagai berikut:
1. Penyimpangan Properti (property deviance)
Penyimpangan properti adalah penyalahgunaan barang atau
properti milik perusahaan untuk kepentingan pribadi. Perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang termasuk dalam dimensi ini adalah mencuri barang milik
organisasi dan merusak barang milik organisasi/perusahaan serta
berbohong mengenai jam kerja yang telah dilaksanakan.
Robinson dan Bennet (dalam Idiakheua & Obetoh 2012)
menambahkan bahwa menggunakan barang/properti milik
organisasi/perusahaan untuk kepentingan pribadi juga termasuk
ke dalam kategori penyimpangan properti.
2. Penyimpangan Produksi (production deviance)
Penyimpangan produksi adalah perilaku yang melanggar
norma-norma organisasi yang telah ditentukan oleh organisasi
terkait dengan kualitas minimal dan kuantitas pekerjaan yang
harus diselesaikan sebagai tanggungjawab individu. Perilaku
yang termasuk dalam dimensi ini antara lain tidak melaksanakan
tugas yang sudah menjadi kewajiban individu,
ketidakhadiran/mangkir, keterlambatan, beristirahat lebih lama
dari waktu yang diberikan, pulang lebih awal, dan menggunakan
fasilitas internet organisasi untuk kepentingan pribadi.
b. Dimensi Interpersonal
Dimensi interpersonal merupakan semua perilaku kerja
kontraproduktif yang ditargetkan untuk orang lain dalam
organisasi, yang mencakup perilaku-perilaku sebagai berikut:
1. Penyimpangan Politik (political deviance)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Perilaku yang termasuk dalam kategori penyimpangan
politik antara lain memperlihatkan kesukaan terhadap pegawai
atau anggota tertentu di dalam organisasi/perusahaan secara
tidak adil, menggosip, memperlihatkan ketidaksopanan,
mengambil keputusan berdasarkan pilih kasih, dan menyalahkan
atau menuduh karyawan lain atas kesalahan yang tidak
diperbuat.
2. Agresif individu
Perilaku yang termasuk dalam aspek agresi individu antara
lain bullying, berperilaku tidak menyenangkan terhadap individu
atau karyawan lain secara verbal maupun fisik, dan mencuri
barang milik individu atau karyawan lain.
Robinson dan Bennet (dalam Idiakheua & Obetoh 2012)
menggambarkan dengan lebih sederhana (dalam gambar 1) mengenai
pengelompokan masing-masing jenis perilaku kerja kontraproduktif
berdasarkan sifat dari target (individu-organisasi) dan tingkat
keseriusan perilaku kerja kontraproduktif (minor-mayor). sifat dari
target (individu-organisasi) adalah apakah perilaku kerja
kontraproduktif yang dilakukan tersebut ditujukan untuk
organisasi/perusahaan atau untuk anggota organisasi/perusahaan.
Sedangkan yang dimaksud dengan tingkat keseriusan dari perilaku
(minor-mayor) adalah tingkat perilaku kerja kontraproduktif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kurang membahayakan sampai perilaku kerja kontraproduktif yang
membahayakan organisasi/perusahaan.
Organisasi
Penyimpangan Produksi: Penyimpangan Properti:
Minor Major
Penyimpangan Politik: Agresi Individu:
Individu
Gambar 1.
Robinson dan Bennet (dalam Idiakheua & Obetoh, 2012)
Robinson dan Bennet (2000, dalam Chernyak & Tziner
(2014) menyatakan bahwa perilaku kerja kontraproduktif dibagi
menjadi 2 dimensi, yaitu dimensi organisasional dan interpersonal.
Lebih lanjut Robinson dan Bennet (2000) juga menyatakan bahwa ke
dua dimensi tersebut memiliki korelasi yang kuat, r = 0,86. Hal
tersebut juga didukung oleh Lee dan Allen (2002) yang menyatakan
bahwa ke dua dimensi tersebut memiliki korelasi yang sangat kuat,
yaitu r = 0,96, sehingga tidak membedakan pengukuran antara
dimensi organisasional dan interpersonal. Berdasarkan hal tersebut,
penelitian ini juga akan mengikuti pendekatan yang dilakukan oleh
Melanggar norma yang
berlaku, kualitas kerja rendah
Menggunakan barang/properti
milik organisasi tanpa ijin,
berbohong mengenai jam kerja
Menunjukkan kesukaan pada
karyawan secara tidak adil,
menggosip, berperilaku tidak
sopan
Bullying, mencuri barang milik
karyawan lain, berperilaku
tidak menyenangkan secara
fisik maupun verbal
target
Tingkat
target
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Chernyak dan Tziner (2014) yang tidak membedakan dua dimensi dan
melakukan penskoran total terhadap dua dimensi perilaku kerja
kontraproduktif tersebut.
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kerja Kontraproduktif
Faktor-faktor yang dianggap melatarbelakangi perilaku kerja
kontraproduktif menurut Vardi and Weitz (2002) adalah:
a. Faktor yang terkait dengan organisasi (Organizational - related
factor)
Faktor ini mencakup keadilan, dukungan, tekanan sosial
(konformitas), sikap manajer/koordinator (ketidakpercayaan
pada pemimpin), perkerjaan yang ambigu, gaya manejemen
dan iklim organisasi. Menurut Vardi and Weitz (2002), faktor
yang terkait dengan organisasi tersebut akan mempengaruhi
individu dalam menampilkan perilakunya disaat melakukan
pekerjaan.
b. Faktor yang terkait dengan individu (Individual - related
factor)
Faktor ini mencakup sifat mendengarkan kata hati, perilaku
negatif, perasaan senang, moral, umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, senioritas, status perkawinan dan kecerdasan
emosional (EQ). Faktor yang terkait dengan individu ini juga
sama dengan faktor yang terkait dengan organisasi yang sama-
sama mempengaruhi perilaku karyawan/individu itu sendiri
dalam melakukan pekerjaan. Faktor yang terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
individu ini juga akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam
menghadapi tekanan-tekanan yang terjadi disaat malakukan
pekerjaan.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku kerja kontraproduktif dapat
terjadi karena dua hal yaitu kondisi dari organisasi dan dari diri
individu atau karyawan itu sendiri.
B. Kecerdasan Emosional
1. Definisi Kecerdasan Emosional
Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada
tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan
John Mayer dari University of New Hampshire Amerika untuk
menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting
bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas itu antara lain adalah: empati
(kepedulian), mengungkapkan dan memahami perasaan,
mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri,
bisa memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan,
keramahan, dan sikap hormat (Shapiro 2003).
Menurut Goleman (2005), kecerdasan emosional adalah
kemampuan yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri,
memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu
mengendalikan impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana
hati, kemampuan berempati dan membina hubungan dengan orang
lain. Kemampuan ini saling berbeda dan melengkapi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
kemampuan akademik murni, yaitu kognitif murni yang diukur dengan
IQ.
Mayer and Salovey (1997) memberikan definisi kecerdasan
emosional sebagai kemampuan untuk merasakan emosi,
mengintegrasikan emosi untuk memudahkan dalam berpikir,
memahami emosi, dan mengatur emosi untuk meningkatkan
pertumbuhan pribadi. Pernyataan tersebut juga didukung oleh M
Dileep Kumar (2006) yang memberikan definisi kecerdasan
emosional sebagai suatu kumpulan atau set kompetensi yang mengatur
dan mengontrol perasaan seseorang untuk bekerja dan menampilkan
suatu kinerja. Kompetensi tersebut adalah kemampuan seseorang
dalam mengontrol dan mengatur suasana hati dan dorongan dari hati
yang sangat berkontribusi untuk menentukan sikap.
Menurut Cooper dan Sawaf (1999), kecerdasan emosional
merupakan kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif
menerapkan kekuatan dan ketajaman emosi sebagai sumber energi,
informasi, dan pengaruh yang manusiawi. Lebih lanjut dikatakan
bahwa emosi manusia adalah wilayah dari perasaan lubuk hati, naluri
tersembunyi, dan sensasi emosi. Lebih lanjut, He in (dalam Yadav,
2011) memberikan definisi kecerdasan emosional sebagai kemampuan
emosi yang merupakan bawaan lahir untuk merasakan, menggunakan,
berpikir, mengingat, mengidentifikasi, menggambarkan, belajar,
mengatur, memahami, menjelaskan dan berkomunikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dari beberapa pengertian kecerdasan emosional tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa inti kecerdasan emosional adalah
kemampuan atau kompetensi dalam diri untuk mengenali emosi,
mengelola emosi dan memotivasi diri, serta merupakan kemampuan
sosial dalam mengenali dan memahami emosi orang lain dan juga
kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
2. Aspek Kecerdasan Emosional
Goleman (1997) menyatakan ada lima aspek dari kecerdasan
emosi, antara lain:
a. Self awareness atau kesadaran diri adalah kemampuan individu
dalam mengenali emosi dirinya. orang yang memiliki kemampuan
ini mengenali emosi yang sedang mereka rasakan, kemudian
menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan apa yang
mereka pikirkan, katakan, dan lakukan. Orang yang memiliki
kemampuan ini juga akan tahu bagaimana perasaan mereka
mempengaruhi kinerja mereka.
b. Self Control adalah kemampuan individu dalam mengendalikan,
mengontrol dan mengelola emosi. Orang yang mempu
menampilkan self control dengan baik mampu mengelola dengan
baik perasaan dan emosi mereka. Selain itu, mereka juga mampu
bersikap positif dalam menghadapi situasi-situasi yang berat.
Mereka mampu tetap berpikir jernih dan tetap fokus meskipun
sedang dalam tekanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Self Motivation adalah kemampuan individu dalam memotivasi
dirinya. Orang yang memiliki kemampuan ini memiliki daya juang
yang tinggi untuk dapat meraih tujuan dan memenuhi standar.
Orang yang memiliki kemampuan ini juga terkandung rasa
optimisme dalam dirinya.
d. Emphaty adalah kemampuan individu dalam mengenali dan
memahami emosi orang lain. Orang yang memiliki kecakapan ini
akan mampu menunjukkan kepekaan dan pemahaman terhadap
perspektif orang lain.
e. Social Skill adalah kemampuan individu dalam membangun dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Aspek ini berkaitan
dengan kemampuan interpersonal yang merupakan kemampuan
sosial dalam membangun dan menjaga hubungan yang bermakna,
dekat secara emosional dan memuaskan. Keterampilan sosial di
dunia kerja dapat dilihat dengan ciri memiliki kemampuan dalam
melakukan persuasi; memiliki kemampuan berkomunikasi dengan
baik, yaitu mampu menyampaikan pesan dengan jelas; memiliki
kemampuan dalam bernegosiasi dan memiliki menejemen konflik
yang baik; kemampuan menjaga dan memilihara hubungan dengan
orang lain; dan kemampuan berkerja sama atau bekerja dalam tim.
(Goleman, 1999).
Dari beberapa aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional mempunyai lima aspek, yaitu: self awareness atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
kesadaran diri, self control atau pengendalian diri, self motivation atau
kemampuan memotivasi diri, emphaty atau kemampuan mengenali
dan memahami emosi orang lain dan social skill atau kemampuan
membangun dan memelihara hubungan dengan orang lain.
3. Dampak Kecerdasan Emosional
Cary Cherniss (2001) melalui tulisannya dalam buku “The
Emotionally Intelligent Workplace” mengatakan bahwa kecerdasan
emosional memainkan peran yang penting dalam menjawab setiap
permasalahan dalam organisasi khususnya di tempat kerja. Dijelaskan
juga bahwa kecerdasan emosi di tempat kerja berdampak pada
efektivitas organisasi yang tampak dalam beberapa hal antara lain :
Teamwork, Employee Comitment, Innovation, Productivity, dan
Quality of Service. Hal ini juga didukung oleh penjelasan Druskat dan
Wolff (2001) dan Paul (2006) yang menjelaskan bahwa kecerdasan
emosional pada individu memberikan konstribusi bermakna untuk
membangun sebuah organisasi yang memiliki kecerdasan emosi.
Setiap orang bertanggungjawab sendiri untuk meningkatkan
kecerdasan emosinya untuk digunakan dalam berhubungan dengan
orang lain, dan untuk menerapkan keterampilan kecerdasan emosi
terhadap organisasi secara keseluruhan. Nasser (2011) juga
menambahkan bahwa kecerdasan emosi memiliki dampak yang positif
pada kinerja kelompok/organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Riana Mashar (2011) melalui tulisannya dalam buku “Emosi Anak
Usia Dini dan Strategi Pengembangannya” mengatakan bahwa
kecerdasan emosional mempunyai peran dalam aspek pekerjaan, yaitu
meningkatkan performa kerja, meningkatkan kemampuan kooperatif
dan negosiasi yang lebih baik, dan juga meningkatkan efektivitas,
altruism, dan compliance dalam bekerja.
Secara khusus, Goleman (1998), menjelaskan bahwa kemampuan
kecerdasan emosional memiliki dampak kepada individu itu sendiri,
antara lain :
1. Individu lebih bertanggung jawab pada tugasnya.
2. Individu dapat lebih memahami keadaan orang lain, karena
memiliki tenggang rasa dan perhatian dengan lingkungannya.
3. Individu juga lebih pintar untuk membuat strategi dan terampil
dalam menyelesaikan konflik atau masalah antar pribadi.
4. Saat individu memahami keadaan orang lain, individu tersebut
lebih bersifat sosial, suka menolong, dan mampu mengurangi
perilaku kasar yang ditujukan terhadap orang lain.
5. Individu lebih memahami akibat-akibat dari tindakan mereka,
sehingga individu tersebut akan berpikir terlebih dahulu sebelum
bertindak.
6. Individu juga mampu mengatasi kecemasan yang ada dalam
dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
7. Individu dapat dijadikan tempat bergantung oleh rekan-rekan
sebayanya.
8. Individu mampu bekerja sama dengan orang lain.
9. Individu mudah bergaul dengan orang lain sehingga mempunyai
teman yang banyak.
10. Individu mampu membawa suasana yang positif di lingkungannya.
C. Pegawai Negeri Sipil
Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 yang dilansir dari
situs resmi kepegawaian pemerintah (www.korpri.or.id) pengertian
Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat
oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabbatan
negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan rumusan ini maka ada 4 pokok
pengertian Pegawai Negeri, yaitu:
a. Mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Hal ini
mengandung pengertian bahwa siapa saja dalam hal ini Warga
Negara Indonesia (WNI) dapat menjadi Pegawai Negeri asal
memenuhi syarat-syarat tertentu.
b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang. Pejabat yang
berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
mengangkat dan atau memberhentikan pegawai negeri. Tidak
semua pejabat mempunyai kewenangan untuk mengangkat dan
atau memberhentikan pegawai negeri.
c. Diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau tugas negara
lainnya. Jabatan negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif
(pemerintah). Tugas negara adalah tugas-tugas lain untuk
kepentingan negara yang ditetapkan dengan ketentuan
tersendiri misal bupati, gubernur, menteri.
d. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Gaji adalah imbalan jasa atas pretasi seorang pegawai negeri.
Pegawai Negeri terdiri dari (1) PNS, (2) Anggota TNI, (3)
Anggota Kepolisian. PNS dalam hal ini dibedakan menjadi 2
macam: 1) PNS Pusat, 2) PNS Daerah. Yang dimaksud PNS
Pusat adalah PNS yang gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan bekerja pada
Departemen, Lembaga Pemerintah non Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Instansi
vertikal, atau dipekerjakan untuk menyelenggarakan tugas
negara. 2) PNS Daerah adalah PNS
daerah/Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada
Anggaran dan Belanja Daerah (APBD) dan bekerja pada
Pemda, atau dipekerjakan di luar instansi induknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
D. Dinamika Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Kerja Kontraproduktif
Peter Salovey dan Jack Mayer, pencipta istilah “kecerdasan
emosional”, menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan
kemampuan untuk mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan
perasaan untuk membantu pikiran, memahami perasaan dan maknanya,
dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu
perkembangan emosi dan intelektual. Dengan kata lain, kecerdasan
emosional adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita
melapangkan jalan di dunia yang rumit yang mencakup aspek pribadi,
sosial, dan pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat, serta kepekaan
yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari (Peter Salovey dan
Jack Mayer dalam Steven J. Stein, 2004).
Dalam penelitiannya, Goleman (1999) menyimpulkan bahwa
kecerdasan emosional merupakan faktor penting dalam menentukan
prestasi didalam pekerjaan. Kecerdasan emosi bisa berkontribusi pada
kinerja dengan memungkinkan seseorang untuk memilihara hubungan
yang positif di dunia kerja (Seibert et al., 2004 dalam Afolabi, 2010).
Karyawan yang cerdas emosinya juga akan lebih efisien dan efektif dalam
mengelola diri dan berinteraksi dengan lingkungan atau rekan kerjanya
(Law et al., 2007).
Druskat dan Wolff (2001) dan Paul (2006) menyebutkan bahwa
kecerdasan emosional pada individu memberikan kontribusi bermakna
untuk membangun sebuah organisasi. Individu yang memiliki kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
emosi tinggi akan mampu mengenali emosi diri. Hal ini berarti ia memiliki
kasadaran diri sehingga mampu mengetahui dan memahami apa yang
sedang ia rasakan. Ia akan waspada akan pikiran dan perasaannya sehingga
tidak mudah larut dan dikuasai oleh emosi. Kemampuan dalam mengenali
emosi diri ini menjadi dasar yang kuat bagi seseorang untuk dapat
mengelola dan mengungkapkan emosi yang sedang dirasakan secara
wajar. Pengelolaan emosi ini meliputi kemampuan untuk menghibur diri,
menghindari kecemasan, dan bangkit dari perasaan yang menekan. Dalam
konteks penelitian ini, seseorang atau pegawai yang mempunyai
kemampuan yang baik dalam mengenali emosi diri dan mengelola emosi
tidak akan melakukan perusakan properti milik organisasi/perusahaan,
melakukan tindakan verbal dan tindakan fisik yang tidak pantas pada
rekan kerjanya.
Kemampuan dalam memotivasi diri dapat dilihat sebagai respon
dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi diri merupakan bentuk pengungkapan emosi positif. Kemampuan
dalam memotivasi diri sendiri ini mendorong seseorang untuk tetap tekun
dalam bekerja sehingga mampu mencapai hasil yang diinginkan. Dalam
konteks penelitian ini, seseorang atau pegawai yang memiliki kemampuan
dalam memotivasi diri akan membuat pegawai mempunyai semangat dan
antusias dalam bekerja sehingga tidak akan melakukan mangkir atau bolos
kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Goleman (1997) mengungkapkan bahwa seseorang yang
mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi berarti juga pandai dalam
mengenali emosi orang lain. Seseorang yang pandai dalam mengenali
emosi orang lain ini berarti mempunyai rasa empati. Empati adalah
kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain. Seseorang
yang mempunyai rasa empati biasanya lebih mampu menangkap sinyal-
sinyal sosial yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan orang lain (Surya,
2011). Orang yang mempunyai rasa empati ini juga biasanya adalah orang
yang berhasil dalam pergaulannya.
Berbeda halnya dengan seseorang atau pegawai yang mempunyai
kecerdasan emosional rendah. Ketidakmampuan dalam mengenali emosi
diri membuat seseorang atau pegawai tidak mampu mengetahui dan
memahami apa yang sedang ia rasakan dan akan membuat seseorang atau
pegawai mudah larut dan dikuasai oleh emosi. Ketidakmampuan dalam
mengenali emosi diri ini juga akan mempengaruhi seseorang atau pegawai
sulit untuk mengelola emosinya sehingga dapat melakukan pengungkapan
emosi diri yang kurang tepat. Pengungkapan emosi diri yang kurang tepat
tersebut seperti malakukan perusakan properti milik
perusahaan/organisasi, tindakan verbal dan tindakan fisik yang tidak
pantas pada rekan kerjanya.
Seseorang atau pegawai yang kecerdasan emosional rendah juga
tidak mempunyai dorongan dalam diri untuk mencapai tujuan tertentu.
Dorongan dalam diri atau motivasi akan membuat seseorang atau pegawai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mempunyai semangat dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya,
motivasi yang rendah dalam diri akan membuat seseorang atau pegawai
tidak mempunyai semangat dalam bekerja sehingga akan menurunkan
perasaan antusias dalam bekerja dan juga tingginya tingkat absensi
pegawai dalam daftar kehadiran di tempat kerja.
Selanjutnya, seseorang atau pegawai yang memiliki kecerdasan
emosional yang rendah juga tidak mempunyai kemampuan untuk
memahami perasaan orang lain. Hal tersebut akan membuat seseorang atau
pegawai tidak mempunyai rasa empati dalam dirinya. Ketidakmampuan
dalam memahami perasaan orang lain dan rasa empati yang rendah ini
akan membuat seseorang atau pegawai gagal dalam menjalin hubungan
dengan orang lain atau rekan kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Skema Penelitian
Gambar 2. Skema Hubungan Kecerdasan Emosional dan Perilaku Kerja
Kontraproduktif Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil
Kecerdasan Emosi Tinggi Kecerdasan Emosi Rendah
- Memiliki kemampuan mengenali emosi diri
(mampu mengetahui dan memahami apa
yang sedang dirasakan, tidak mudah larut
dan dikuasai oleh emosi)
- Memiliki kemampuan mengelola dan
mengungkapkan emosi secara wajar/tepat
(mampu menghibur diri, menghindari
kecemasan, dan bangkit dari perasaan yang
menekan
- Memiliki kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri (tekun dan semangat dalam bekerja)
- Memiliki rasa empati (peka dan memahami
persperktif orang lain)
- Kemampuan menjalin hubungan dengan
orang lain (komunikasi dengan baik dan
bekerja sama)
- Tidak memiliki kemampuan mengenali
emosi diri sehingga mudah dikuasai emosi
- Tidak memiliki kemampuan mengelola
dan mengungkapkan emosi sehingga
pengungkapan emosi yang dilakukan
kurang tepat (melakukanperusakan
properti, tindakan verbal dan fisik yang
tidak tepat)
- Tidak memiliki motivasi di dalam diri
sehingga tidak bersemangat dalam bekerja
dan tingkat absensi tinggi
- Tidak memiliki rasa empati (tidak
mempunyai kepekaan dan pemahaman
terhadap perspektif orang lain).
- Gagal dalam menjalin hubungan atau
pertemanan dengan orang lain atau rekan
kerja (tidak mampu berkomunikasi dan
bekerja sama dengan baik)
Perilaku Kerja Kontraproduktif Rendah Perilaku Kerja Kontraproduktif Tinggi
- Tetap fokus pada pekerjaan
- Menjaga properti milik organisasi
- Semangat dalam bekerja
- Memahami perspektif rekan kerja
- Mampu bekerja sama dalam tim dan
memiliki banyak teman
- Bekerja dengan dikuasi emosi
- Melakukan perusakan properti organisasi
- Tidak memiliki semangat dalam bekerja
- Tidak bisa menerima pendapat rekan kerja
- Tidak suka bekerja sama dengan rekan
kerja, memiliki sedikit teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut: “Ada hubungan yang negatif dan signifikan antara
kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif pegawai negeri
sipil. Semakin tinggi kecerdasan emosional pegawai negeri sipil maka
semakin rendah perilaku kerja kontraproduktif pegawai negeri sipil dan
sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang
bertujuan melihat hubungan antara kecerdasan emosional dan perilaku
kerja kontraproduktif pada pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten
Bantul, Yogyakarta. Pendekatan kuantitatif menekankan analisis data
numerikal yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2012). Studi
korelasional mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih yang
memiliki tujuan untuk melihat variasi antara satu variabel dengan variabel
lainnya (Azwar, 2009).
B. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
Variabel bebas : kecerdasan emosional
Variabel tergantung : perilaku kerja kontraproduktif
C. Definisi Operasional
Berikut ini definisi operasional dari kecerdasan emosional dan
perilaku kerja kontraproduktif:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan atau kompetensi dalam
diri pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengenali emosi, mengelola
emosi dan memotivasi diri, serta merupakan kemampuan sosial dalam
mengenali dan memahami emosi orang lain dan juga kemampuan
untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Kecerdasan
emosional diukur dengan skala kecerdasan emosional yang terdiri dari
lima aspek yaitu kesadaran diri (self awareness), mengontrol emosi
(self control), motivasi diri (self motivation),empati (emphaty), dan
kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain (social skill). Hasil
dari pengukuran kecerdasan emosional ditunjukkan dari perolehan skor
skala kecerdasan emosional. Semakin tinggi skor berarti semakin
tinggi kecerdasan emosional, sebaliknya semakin rendah skor semakin
rendah kecerdasan emosionalnya.
2. Perilaku Kerja Kontraproduktif
Perilaku kerja kontraproduktif adalah segala macam perilaku yang
dilakukan pegawai negeri sipil dengan sengaja yang bertentangan dan
menghambat organisasi/perusahaan/instansi untuk mencapai tujuan.
Perilaku kerja kontraproduktif diukur dengan skala perilaku kerja
kontraproduktif yang disusun berdasarkan dimensi-dimensi perilaku
kerja kontraproduktif yaitu dimensi organisasional yang mencakup
penyimpangan properti (property deviance) dan penyimpangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
produksi (production deviance), serta dimensi interpersonal yang
mencakup penyimpangan politik (political deviance), dan agresi
individu. Hasil dari pengukuran perilaku kerja kontraproduktif
ditunjukkan dari skor total skala perilaku kerja kontraproduktif.
Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek akan
mengidentifikasikan perilaku kerja kontraproduktif yang juga semakin
tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek
akan mengidentifikasikan semakin rendah perilaku kerja
kontraproduktif yang dimiliki subjek.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil. Kriteria
subjek yang dimaksud adalah pegawai negeri sipil yang bekerja di wilayah
Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Dalam menentukan sampel penelitian,
peneliti menggunakan convinience sampling. Model tersebut berarti
pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas pertimbangan khusus sesuai
dengan kriteria penelitian (Noor, 2011).
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah penyebaran skala. Skala adalah pertanyaan yang disusun untuk
mengungkap atribut-atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan
yang diberikan (Azwar, 2012). Jenis skala yang digunakan adalah dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
menggunakan skala Likert. Dalam skala Likert ini dimodifikasi menjadi
tipe skala dengan menyajikan hanya empat alternatif jawaban. Modifikasi
ini berdasarkan pendapat Hadi (2004) bahwa alternatif ketiga bisa
diartikan netral, kadang-kadang tidak, jarang sekali, ragu-ragu. Selain itu,
jawaban tengah dapat menimbulkan central tendency effect. Oleh sebab
itu, pada skala ini terdiri dari pernyataan-pernyataan favorabel dan
unfavorabel dengan alternatif jawaban seperti “Sangat Sesuai”, “Sesuai”,
“Tidak Sesuai”, dan “Sangat Tidak Sesuai”. Pemberian skor pada
pernyataan favorabel dan unfavorabel dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 1.
Pemberian Nilai Skor
Skor Item Sangat Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak
Sesuai Sesuai
Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4
Pada penelitian ini digunakan dua skala, yaitu skala kecerdasan
emosional dan skala perilaku kerja kontraproduktif. Skala dari masing-
masing variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Skala Kecerdasan Emosional
Skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan aspek-
aspek kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Goleman,
yaitu:
a. Kesadaran diri (Self Awareness)
b. Pengelolaan emosi (Self Control)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
c. Motivasi diri (Self Motivation)
d. Empati (Emphaty)
e. Menjalin hubungan (Social Skill)
Kelima aspek tersebut menjadi dasar dalam penyusunan
skala kecerdasan emosional yang disusun oleh peneliti dengan
jumlah total 60 item pernyataan.
Tabel 2.
Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosional Sebelum Uji Coba
Aspek Item Total Prosentase
Kecerdasan Emosi Favorabel Unfavorabel Item
Kesadaran Diri 6 6 12 20%
Pengelolan Emosi 6 6 12 20%
Motivasi Diri 6 6 12 20%
Empati 6 6 12 20%
Menjalin Hubungan 6 6 12 20%
Total Item 30 30 60 100%
2. Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif
Skala perilaku kerja kontraproduktif disusun berdasarkan
dimensi-dimensi yang dikemukakan oleh Robinson dan
Bennet, yaitu:
a. Dimensi Organisasional : penyimpangan properti (property
deviance) dan penyimpangan produksi (production
deviance)
b. Dimensi Interpersonal : Penyimpangan Politik (political
deviance) dan Agresif Individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dimensi-dimensi tersebut menjadi dasar dalam penyusunan
skala perilaku kerja kontraproduktif yang disusun oleh peneliti
dengan jumlah total 24 item pernyataan.
Tabel 3.
Distribusi Item Perilaku Kerja Kontraproduktif Sebelum Uji Coba
Aspek Item Total Prosentase
CWB Favorabel Unfavorabel Item
Penyimpangan 3 3 6 25%
Properti
Penyimpangan 3 3 6 25%
Produksi
Penyimpangan 3 3 6 25%
Politik
Agresi Individu 3 3 6 25%
Total Item 12 12 24 100%
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi dari pengukuran tersebut. Setiap alat ukur
memiliki tujuan pengukuran yang berbeda-beda. Maka sebuah alat
ukur biasanya hanya dikatakan valid untuk mengukur satu ubahan
yang spesifik. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas tinggi
apabila alat ukur tersebut dapat memberikan hasil sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut dan sebaliknya (Azwar,
2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Untuk mengetahui apakah skala tersebut memiliki data yang akurat
dan sesuai dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan proses pengujian
validitas (Azwar, 2013). Salah satu jenis validitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas isi. Relevansi item dengan
indikator perilaku dan dengan tujuan ukur dapat dievaluasi lewat nalar
dan akal sehat yang mampu menilai apakah isi skala ini benar-benar
mendukung konstrak teoritik yang diukur (Azwar, 2013). Validitas isi
dari skala ini diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes atau
melalui profesional judgement. Analisis rasional atau profesional
judgement dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkonsultasikan
item-item tersebut kepada ahli yang dalam hal ini adalah dosen
pembimbing. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana item-
item dalam alat ukur ini mencakup keseluruhan isi objek yang hendak
diukur (Azwar, 2011).
2. Seleksi Item
Seleksi aitem dilakukan dengan parameter daya diskriminasi item.
Diskriminasi item adalah kemampuan item dalam membedakan antara
individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak
memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2009). Seleksi item dilakukan
dengan uji coba (try out) skala penelitian dan kemudian menghitung
korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala dengan
program SPPSS for Windows versi 16.0 yang manghasilkan koefisien
korelasi item total (rix) (Azwar, 2009). Kriteria pemilihan item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
berdasarkan korelasi item total menggunakan batasan rix ≥ 0,3. Jika
jumlah item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang
diinginkan, maka batasan tersebut dapat dipertimbangkan untuk
diturunkan menjadi rix ≥ 0,25 (Azwar, 2009).
Uji coba (try out) dilakukan pada tanggal 10 Desember 2015 – 5
Januari 2016. Peneliti menggunakan 50 subjek untuk mengisi skala.
Subjek yang terlibat dalam uji coba merupakan Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di daerah Bantul. Berikut ini merupakan hasil seleksi item
kedua variabel.
a. Skala Kecerdasan Emosional
Pada skala kecerdasan emosional didapatkan beberapa item
yang gugur dengan koefisien korelasi > 0,30 sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.
Distribusi Item Skala Kecerdasan Emosional Setelah Seleksi Item
Aspek Favorabel Unfavorabel Total Item
Penelitian
Kemampuan (1),11, (21), 6, 16 ,26 , 8
mengenali emosi 31, 41, 51* 36*, 46, 56
Kemampuan 7, 17, 27, 2*, 12*, 22*, 8
mengelola emosi 37,47, 57 32, 42*, 52
Kemampuan 3*, 13, 23, 8*, 18, 28*, 8
memotivasi diri 33, 43, 53* 38, 48, 58
Kemampuan 9, 19, 29*, 4*, 14, 24, 8
berempati 39, 49*, 59 34, 44, (54)
Kemampuan 5, 15*, 25, 10*, (20), 30, 8
membina hubungan 35, 45, 55 40, 50, 60*
dengan orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Total item 22 18 40
Keterangan : * : item yang gugur ( ) : item yang digugurkan
Berdasarkan hasil seleksi item dari 60 item skala
kecerdasan emosional terdapat 44 item valid dan 16 item
gugur. Item pada setiap aspek diselaraskan menjadi 8 item
sehingga total item yang digugurkan adalah 4 item. Item pada
skala kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian
ini berjumlah 40 item. Pengguguran manual dilakukan dengan
cara memilih item yang memiliki nilai koefisien korelasi total
yang paling kecil diantara item lainnya dalam satu aspek yang
sama. Item yang memiliki nilai koefisien korelasi total yang
paling kecil tersebut dinyatakan gugur dan tidak diikutsertakan
dalam skala kecerdasan emosional.
b. Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif
Pada skala perilaku kerja kontraproduktif didapatkan
beberapa item yang gugur dengan koefisien korelasi > 0,25
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 5.
Distribusi Item Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif Setelah Seleksi
Item
Aspek Favorabel Unfavorabel Total Item
penelitian
Penyimpangan 8, 9*, (13) 1*, 20, 24 3
properti
Penyimpangan (2), 19, (21) 7, (10), 14 3
produksi
Penyimpangan 6, 11*, 15* 3, 18, 22* 3
politik
Agresi 4, 17, 23* (5), 12*, 16 3
Total 5 7 12
Keterangan :
* : item yang gugur
( ) : item yang digugurkan
Berdasarkan hasil seleksi item dari 24 item skala perilaku
kerja kontraproduktif, terdapat 17 item valid dan 7 item yang
gugur. Untuk menjaga komposisi, maka dilakukan
pengguguran manual. Pengguguran manual dilakukan dengan
cara memilih item yang memiliki nilai koefisien korelasi total
yang paling kecil diantara item lainnya dalam satu aspek yang
sama. Item yang memiliki nilai koefisien korelasi total yang
paling kecil tersebut dinyatakan gugur. Item pada setiap aspek
kemudian diselaraskan menjadi 3 item, sehingga total item
yang sengaja digugurkan adalah 5 item. Item yang digunakan
dalam skala perilaku kerja kontraproduktif berjumlah 12 item.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3. Reliabilitas
Reliabilitas mengandung arti sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Hasil pengukuran yang dapat dipercaya akan
memperoleh hasil yang konsisten jika digunakan beberapa kali
terhadap kelompok subjek yang sama. Sedangkan pengukuran yang
tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya
karena perbedaan skor yang terjadi lebih dikarenakan error of
measurement. Pengukuran yang tidak reliabel akan memperoleh hasil
yang tidak konsisten dari waktu ke waktu (Azwar, 2011).
Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan teknik analisis Alpha
Cronbach. Teknik ini memiliki nilai praktis dan efisiensi yang tinggi,
karena hanya satu kali percobaan pada satu kelompok subjek (Azwar,
2013). Koefisien reliabilitas menunjukkan nilai < 0,6 maka reliabilitas
dikatakan kurang baik. Koefisien reliabilitas dapat diterima jika
bernilai 0,6 – 0,8. Sedangkan reliabilitas yang paling baik jika
koefisien bernilai > 0,8.
a. Skala Kecerdasan Emosional
Koefisien Cronbach’s Alpha skala kecerdasan emosional
setelah seleksi aitem dilakukan melalui SPSS for Windows versi
16.0 menghasilkan α = 0,961. Hal tersebut menunjukkan bahwa
item pengukuran pada skala kecerdasan emosional tergolong
reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. Skala Perilaku Kerjakontraproduktif
Koefisien Cronbach’s Alpha skala perilaku kerja
kontraproduktif setelah seleksi aiem dilakukan melalui SPSS
for Windows versi 16.0 menghasilkan α = 0,859. Hal tersebut
menunjukkan bahwa item pengukuran pada skala perilaku kerja
kontraproduktif tergolong reliabel.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas data
atau sebaran data penelitian yang dilakukan (Noor, 2013). Uji
normalitas dilakukan dengan teknik Kolmogorov-Smirnov SPSS for
Windows vers 16.0. Normalitas dipenuhi jika hasil uji signifikan
untuk suatu taraf signifikan 0,05. Jika signifikan (p) yang diperoleh
lebih besar dari 0,05, maka data tersebut dikatakan terdistribusi
secara normal dan jika signifikan (p) kurang dari 0,05 maka data
terdistribusi secara tidak normal.
b. Uji linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengatahui pengaruh satu
variabel terhadap variabel lain dan mengetahui pola hubungan
linear (Noor, 2013). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan
test for linearity yang terdapat dalam SPSS for Windows versi 16.0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Data dikatakan linear apabila kedua variabel yang diteliti memiliki
signifikan kurang dari 0,05 (p<0,05)
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan
yang signifikan antara kecerdasan emosional dan perilaku
kerjakontraproduktif pegawai negeri sipil di Kabupaten Bantul,
Yogyakarta. Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan
menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment pada SPSS
for Windows versi 16.0 jika data terdistribusi dengan normal. Jika
dalam uji asumsi, data tidak berdistribusi normal, maka peneliti akan
menggunakan uji hipotesis korelasi Spearman (Sutrisno, 2004).
Apabila koefisien korelasi memiliki taraf signifikansi p < 0,05 maka
terdapat korelasi yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 11 Januari 2016 sampai dengan
23 Januari 2016. Peneliti melakukan pengambilan data ke beberapa daerah
yang sudah ditentukan berdasarkan pemetaan yang di buat oleh peneliti.
Peneliti membagi atau memetakan Kabupaten Bantul menjadi 3 wilayah,
yaitu; wilayah A (Bantul Selatan), wilayah B (Bantul Tengah, dan wilayah
C (Bantul Utara). Disetiap wilayah atau daerah, peneliti mengunjungi
instansi pemerintah dan beberapa sekolah untuk menitipkan skala agar
dibagikan dan akan peneliti ambil pada waktu yang sudah disepakati
bersama. Secara keseluruhan peneliti membagikan 300 lembar skala
penelitian. Dari jumlah tersebut, skala yang kembali dan dapat dianalisis
berjumlah 246 lembar skala. Tidak kembalinya skala penelitian yang
berjumlah 54 lembar dikarenakan beberapa alasan, antara lain; lupa
mengisi, tertinggal di rumah, hilang, dan subjek membutuhkan waktu lama
untuk mengisi sehingga peneliti memutuskan untuk tidak menunggu dan
mengambil skala penelitian tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Berdasarkan sebaran skala penelitian subjek PNS menurut
pemetaan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel. 6
Sebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Wilayah
Wilayah Laki-laki Perempuan Jumlah
Wilayah A (Bantul Selatan) 28 orang 63 orang 91 orang
Wilayah B (Bantul Tengah) 29 orang 44 orang 73 orang
Wilayah C (Bantul Utara) 29 orang 53 orang 82 orang
Total 86 orang 160 orang 246 orang
Tabel. 7
Sebaran Subjek Berdasarkan Rentang Usia
Rentang Usia Jumlah Subjek
25 – 30 tahun 6 orang
31 – 40 tahun 57 orang
41 – 50 tahun 87 orang
51 – 60 tahun 96 orang
Total 246 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
C. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel.8
Data Empirik dan Data Teoritik
Variabel Data Teoritik Data Empirik
SD p Min Max Mean Min Max Mean
Kecerdasan
Emosional 40 160 100 97 157 120.05 9.7608 0.000
CWB 12 48 30 12 27 20.207 3.7733 0.000
Uji coba mean dilakukan untuk melihat perbedaan antara mean
teoritik dan mean empiris. Uji coba dalam penelitian ini menggunakan
One Sample t-test. Hasil uji beda mean menunjukkan bahwa mean teoritik
untuk skala kecerdasan emosional sebesar 100, sedangkan mean empirik
sebesar 120,05. Mean empirik lebih tinggi daripada mean teoritik, yaitu
120,05 > 100. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan
emosional pegawai negeri sipil di kabupaten Bantul adalah tinggi.
Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa mean empirik memiliki
perbedaan yang signifikan dengan mean teoritik karena memiliki
signifikan lebih kecil dari 0,05 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).
Hasil uji coba mean juga menunjukkan bahwa mean teoritik untuk
skala perilaku kerja kontraproduktif sebesar 30, sedangkan mean
empiriknya adalah 20,207. Pada skala perilaku kerja kontraproduktif
diketahui bahwa mean empirik lebih rendah daripada mean teoritik, yaitu
20,207 < 30. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat perilaku kerja
kontraproduktif pegawai negeri sipil di kabupaten Bantul adalah rendah.
Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa mean empirik memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
perbedaan yang signifikan dengan mean teoritik karena memiliki
signifikan lebih kecil dari 0,05 dengan nilai p = 0,000 (p < 0,05).
Selain itu, kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif
dapat dikategorikan berdasarkan standar deviasi ( ) dan mean teoritik (µ).
Penggunaan kategori jenjang bertujuan menempatkan subjek ke dalam
kelompok terpisah secara berjenjang suatu kontinum berdasarkan atribut
yang diukur. Kontinum jenjang yang digunakan terdiri dari tiga kategori,
yaitu: tinggi, sedang, dan rendah (Azwar,2012). Norma kategori skor dapat
dilihat pada tabel 9:
Tabel 9. Norma Kategorisasi Skor
Skor Kategori
(µ + 1,0 ) ≤ X
(µ -1,0 ) ≤ X < (µ + 1,0 )
Tinggi
Sedang
X < (µ - 1,0 ) Rendah
Untuk skala kecerdasan emosional mempunyai rentang minimum
1x40= 40 dan rentang maksimum 4x40= 160, sehingga jarak luas sebaran
160-40= 120 dan mempunyai standar deviasi ( sebesar 120:6= 20, serta
mean teoritik (µ) sebesar 100. Berdasarkan perhitungan tersebut maka
setelah dimasukkan ke dalam norma diperoleh kategorisasi skor sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 10. Kategorisasi Skor Kecerdasan Emosional
Skor Kategori Jml. Subjek Persentase
120 ≤ X Tinggi 95 39%
80 ≤ X < 120 Sedang 151 61%
X < 80 Rendah - 0%
Berdasarkan hasil kategorisasi diatas dapat dilihat bahwa terdapat
95 atau 39% subjek berada dalam kategori tinggi, 151 atau 61% subjek
dalam kategori sedang, dan tidak ada subjek yang masuk dalam kategori
rendah.
Setelah dilakukan pengkategorian subjek terhadap skala kecerdasan
emosional, berikutnya peneliti melakukan pengkategorian subjek terhadap
perilaku kerja kontraproduktif. Rentang minimum-maksimum untuk skala
perilaku kerja kontraproduktif adalah 1x12= 12 sampai dengan 4x12= 48
sehingga luas jarak sebarannya adalah 48-12= 36. Dengan demikian
mempunyai standar deviasi ( sebesar 36:6= 6, serta mean teoritik (µ)
sebesar 30. Sehingga setelah dimasukan ke dalam norma diperoleh
kategorisasiskor sebagai berikut:
Tabel 11. Kategorisasi Skor Perilaku Kerja Kontraproduktif
Skor Kategori Jml. Subjek Persentase
36 ≤ X Tinggi - 0%
24 ≤ X < 36 Sedang 73 30%
X < 24 Rendah 173 70%
Berdasarkan hasil pengkategorian diatas menunjukkan bahwa tidak
ada subjek yang memiliki perilaku kerja kontraproduktif yang tinggi,
sedangkan 73 atau 30% subjek berada dalam kategori sedang dan 173 atau
70% subjek berada dalam kategori rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
Peneliti melakukan uji asumsi untuk melihat apakah data yang
diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisis dengan menggunakan
analisis korelasi. Uji asumsi dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji linearitas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian berasal dari populasi yang memiliki sebaran data yang
normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan
teknik Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang diperhitungkan
menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0. Hasil uji
normalitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 12
Hasil uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kecerdasan
Emosi .145 246 .000 .920 246 .000
CWB .143 246 .000 .952 246 .000
Berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan bahwa nilai
probabilitas (p) pada variabel kecerdasan emosional sebesar 0,000
dan pada variabel perilaku kerja kontraproduktif sebesar 0,000. Hal
ini menunjukkan bahwa sebaran data pada kedua variabel bersifat
tidak normal karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Hal tersebut berarti pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan
menggunakan teknik korelasi Spearman rho.
b. Uji Linearitas
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pola hubungan
linear antara variabel bebas dan tergantungnya (Noor, 2013). Uji
linearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan test of linearity
pada SPSS for Wondows versi 16.0. Jika nilai signifikansinya p <
0,05 maka pola hubungan dapat diartikan linear. Uji linearitas
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 13
Hasil Uji Linearitas
Berdasarkan hasil uji linearitas dapat dilihat bahwa variabel
kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif pada
pegawai negeri sipil Kabupaten Bantul memiliki signifikansi (p) =
0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara
kedua variabel bersifat linear.
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
CWB *
K.E Between
Groups
(Combined) 1671.728 47 35.569 3.877 .000
Linearity 1129.938 1 1129.938 123.151 .000
Deviation from
Linearity 541.790 46 11.778 1.284 .125
Within Groups 1816.699 198 9.175
Total 3488.427 245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa data tidak
terdistribusi dengan normal. Hal tersebut berarti pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Spearman rho pada
taraf signifikansi 0,05, dengan menggunakan SPSS for Windows versi
16.0. Berikut ini adalah hasil uji hipotesis kecerdasan emosional dan
perilaku kerja kontraproduktif :
Tabel. 14
Hasil Uji Hipotesis
B
e
r
d
a
s
a
b
Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa
koefisien korelasi antara kecerdasan emosional dan perilaku kerja
kontraproduktif pada Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Bantul adalah -
0,534 dengan probabilitas 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang bersifat negatif, cukup kuat, dan signifikan antara
Correlations
K.E CWB
Spearman's
rho
K.E Correlation Coefficient 1.000 -.534**
Sig. (1-tailed) . .000
N 246 246
CWB Correlation Coefficient -.534**
1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 246 246
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
variabel kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif
(CWB).
3. Analisis tambahan
Peneliti melakukan perhitungan dengan menggunakan metode
korelasi untuk melihat hubungan antara aspek-aspek kecerdasan
emosional dengan perilaku kerja kontraproduktif pegawai negeri sipil.
Sebelumnya, peneliti melakukan uji linearitas aspek-aspek kecerdasan
emosional dan perilaku kerja kontraproduktif. Hasil dari uji linearitas
memperlihatkan bahwa setiap aspek kecerdasan emosional dan
perilaku kerja kontraproduktif mempunyai hubungan yang linear
karena nilai signifikan kurang dari 0,05 (tabel. 14). Peneliti juga
melakukan uji normalitas dengan teknik Kolmogorov-Smirnov
terhadap aspek-aspek kecerdasan emosional. Hasil dari uji normalitas
memperlihatkan bahwa data tidak terdistribusi dengan normal (p)
kurang dari 0,05 (tabel 15). Dari hasil uji normalitas tersebut maka
teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Spearman rho. Berikut
tabel hasil linearitas, normalitas dan perhitungan korelasi:
Tabel 15. Uji linearitas aspek kecerdasan emosional
Aspek F Sig.
Self awareness 84.116 0,000
Self control 49.873 0,000
Self motivation
Empathy
Social skill
80.870
83.575
45.922
0,000
0,000
0,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 16. Uji normalitas aspek kecerdasan emosional
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kesadaran
diri .231 246 .000 .916 246 .000
Kontrol diri .158 246 .000 .952 246 .000
Motivasi diri .198 246 .000 .888 246 .000
Empati .172 246 .000 .960 246 .000
Sosial skill .186 246 .000 .927 246 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 17. Korelasi antara aspek-aspek kecerdasan emosional
dengan perilaku kerja kontraproduktif
Aspek Sig r
Self awareness 0,000 -0,444
Self control 0,000 -0,316
Self motivation
Empathy
Social skill
0,000
0,000
0,000
-0,462
-0,446
-0,354
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara aspek-aspek
kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif diatas, dapat
dilihat bahwa semua aspek kecerdasan emosional secara signifikan
berkorelasi negatif dengan variabel perilaku kerja kontraproduktif.
Diantara kelima aspek kecerdasan emosional tersebut, aspek self
motivation mempunyai korelasi negatif yang paling tinggi, yaitu -
0,462, disusul aspek empathy sebesar -0,446, aspek self awareness
sebesar -0,444, aspek social skill sebesar -0,354, dan yang paling
rendah adalah aspek self control, yaitu sebesar -0,316.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi
Spearman rho, kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif
(CWB) memiliki koefisien korelasi sebesar - 0,534 dengan p = 0,000 <
0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima
yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan
perilaku kerja kontraproduktif. Nilai koefisien korelasi yang bernilai
negatif tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif antara kecerdasan
emosional dan perilaku kerja kontraproduktif, yaitu semakin tinggi tingkat
kecerdasan emosional yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil (PNS), maka
semakin rendah perilaku kerja kontraproduktifnya. Begitu sebaliknya,
semakin rendah kecerdasan emosional yang dimiliki Pegawai Negeri Sipil
(PNS), maka semakin tinggi perilaku kerja kontraproduktifnya.
Druskat dan Wolff (2001) dan Paul (2006) menyebutkan bahwa
individu yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan mampu mengenali
emosi diri. Kemampuan mengetahui dan memahami emosi diri ini
merupakan dasar seseorang untuk dapat mengelola dan mengungkapkan
emosi yang sedang dirasakan secara wajar, menyadari keterkaitan antara
perasaan mereka dengan apa yang mereka pikirkan, katakan dan lakukan,
serta mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja
mereka. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki kecerdasan emosi
yang tinggi tidak akan melakukan perilaku kerja kontraproduktif seperti
merusak properti milik kantor dan melakukan tindakan verbal maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
fisik yang tidak pantas kepada sesama rekan kerja karena ketika Pegawai
Negeri Sipil (PNS) mengalami emosi marah, mereka dapat mengelola dan
mengungkapkan kemarahan secara wajar.
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi juga akan
mampu untuk mengontrol atau mengendalikan emosi yang dirasakan.
Goleman (1998) mengatakan bahwa individu yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi akan lebih memahami akibat-akibat dari
tindakannya, sehingga individu tersebut akan berpikir terlebih dahulu
sebelum bertindak. Seseorang yang mampu menampilkan kontrol diri
dengan baik juga akan mampu menghadapi situasi-situasi yang berat dan
tetap fokus meskipun sedang dalam tekanan. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang baik dalam mengontrol diri akan mampu untuk tetap fokus
melakukan pekerjaannya atau tanggungjawabnya dalam situasi dan kondisi
yang kurang kondusif di tempat kerja atau tidak akan melakukan
penyimpangan produksi yang merupakan perilaku perilaku kerja
kontraproduktif.
Selanjutnya, seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang
tinggi juga akan mampu untuk memotivasi dirinya sendiri (Goleman,
1999). Kemampuan ini akan mendorong seseorang untuk tekun dalam
bekerja dan antusias untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pegawai
Negeri Sipil (PNS) yang mampu untuk memotivasi dirinya tidak akan
melakukan perilaku membolos kerja atau mangkir, akan tetapi mempunyai
semangat dan antusias dalam bekerja untuk mencapai standar-standar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
telah ditentukan oleh kantor/instansi tempat mereka bekerja. Selain itu,
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dapat memotivasi dirinya dan
mempunyai semangat tidak akan sengaja berangkat kerja terlambat dan
pulang lebih awal dari jam kerja yang sudah ditentukan.
Seseorang yang memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi
juga pandai dalam mengenali emosi orang lain atau dapat dikatakan
mempunyai rasa empati. Seseorang yang mempunyai rasa empati akan
lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang mengisyaratkan apa
yang dibutuhkan orang lain (Surya, 2011). Pegawai Negeri Sipil (PNS)
yang mempunyai rasa empati ini tidak akan membiarkan rekan kerjanya
menghadapi kesulitan tetapi akan memberikan bantuan. Empati juga akan
memunculkan rasa toleransi ketika orang lain menimbulkan emosi negatif,
kita mencoba memahami apa yang sebenarnya yang dirasakan orang lain
sehingga perilaku agresif terhadap rekan kerja yang termasuk perilaku
kerja kontraproduktif tidak akan terjadi.
Goleman (1997) mengungkapkan bahwa seseorang yang mempunyai
kecerdasan emosional yang tinggi berarti juga pandai dalam mengenali
emosi orang lain atau mempunyai rasa empati. Orang yang mempunyai
rasa empati ini juga biasanya adalah orang yang berhasil dalam
pergaulannya. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki kemampuan
tersebut tidak akan memperlakukan rekan kerjanya secara tidak adil,
memperlihatkan ketidaksopanan, menggosip, mencuri barang milik rekan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kerja lain dan juga melakukan tindakan verbal maupun fisik yang dapat
merusak relasi atau pergaulan dengan rekan kerja.
Selanjutnya, berdasarkan analisis tambahan tentang korelasi antara
aspek-aspek kecerdasan emosional dengan perilaku kerja kontraproduktif,
menunjukkan bahwa semua aspek kecerdasan emosional tersebut memiliki
hubungan yang negatif (tidak searah) dengan perilaku kerja
kontraproduktif. Hasil ini mengandung arti bahwa semakin tinggi aspek-
aspek kecerdasan emosional, maka akan semakin rendah perilaku kerja
kontraproduktif. Sebaliknya, semakin rendah aspek-aspek kecerdasan
emosional, maka akan semakin tinggi perilaku kerja kontraproduktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil analisis penelitian dengan menggunakan korelasi Spearman Rho
menunjukkan korelasi r = - 0,534 dengan nilai signifikansi p = 0,000 (p <
0,05). Korelasi tersebut menegaskan bahwa terdapat hubungan negatif dan
signifikan antara kecerdasan emosional dan perilaku kerja kontraproduktif
Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Semakin tinggi
kecerdasan emosional Pegawai Negeri Sipil (PNS) maka semakin rendah
perilaku kerja kontraproduktifnya. Semakin rendah kecerdasan emosional
Pegawai Negeri Sipil (PNS), semakin tinggi perilaku kerja
kontraproduktifnya.
B. Saran
1. Bagi subjek penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional secara
signifikan berhubungan negatif dengan perilaku kerja kontraproduktif.
Berdasarkan hal tersebut subjek yang dalam penelitian ini adalah
Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bantul, Yogyakarta diharapkan untuk
tetap mempertahankan atau meningkatkan kecerdasan emosional agar
tetap dapat menjaga perilaku kerjanya. Peningkatan kecerdasan
emosional tersebut dapat dilakukan dengan cara melatih atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
meningkatkan kemampuan pegawai negeri sipil dalam setiap aspek
kecerdasan emosional.
2. Bagi perusahaan/instansi
Perilaku kerja kontraproduktif merupakan perilaku yang merugikan
bagi organisasi/perusahaan/instansi. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebagai salah satu aparatur negara yang membantu menjalankan
aktivitas pemerintahan sangat diharapkan untuk dapat bekerja secara
optimal dan terhindar dari segala macam bentuk perilaku kerja yang
menghambat terciptanya tujuan pemerintahan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten
Bantul, Yogyakarta memiliki tingkat perilaku kerja kontraproduktif
yang rendah. Oleh karena itu untuk mempertahankan keadaan tersebut
diperlukan usaha untuk mencegah terjadinya perilaku kerja
kontraproduktif yang dilakukan Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara
pengadaan program pengembangan kecerdasan emosional para
Pegawai Negeri Sipil. Hal tersebut disarankan karena menurut hasil
penelitian ini jika tingkat kecerdasan emosional tinggi maka perilaku
kerja kontraproduktif akan rendah. Selanjutnya, dengan diketahuinya
kecerdasan emosional berhubungan negatif dengan perilaku kerja
kontraproduktif, organisasi/perusahaan/instansi dapat melakukan
sistem rekrutmen yang memperhitungkan atau mempertimbangan
pentingnya faktor kecerdasan emosional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan tulisan ini dapat menjadi
salah satu referensi pendukung. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk
melakukan Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk mengetahui
seberapa besar sumbangan faktor kecerdasan emosional dalam
menjelaskan perilaku kerja kontraproduktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Afolabi et al., (2010). Influence of Emotional Intelligence and Gender on Job
Performance and Job Satisfaction among Nigerian Policemen. Research
Journal of Social Sciences, 2 (3), 147-154.
Anderson, N., dkk. (2005). Handbook of Industrial, Work, Organizational
Psychology, Vol 1. London: Sage.
Anjum, M.A. dan Parvez, A. (2013). Counterproductive Behavior at Work: A
Comparison of Blue Collar and White Collar Workers. Journal of of
Commerce and Social Sciences. Vol 7, No 3.
Alias, M. (2013). Predictors of Workplace Deviant Behavior: HRD Agenda for
Malaysian Support Persiannel. Europan Journal of Training and
Development, 37(2): 161-182.
Aquino, K., Lewis, M. U., dan Bradfield, M. 1999. Justice constructs, negative
affectivity, and employee deviance: A proposed model and empirical test.
Journal of Organizational Behavior, 20 (7): 1073-1091.
Ariani, D. W. (2013). The Relationship between Employee Engagement,
Organizational Citizenship Behavior, and Counterproductive Work
Behavior. International Journal of Business Administration, 4 (2).
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian pendekatan praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (cetakan pertama)i. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, S. (2011). Validitas dan reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bapna, I., Shrivastava, G., & Chitnis, E. (2011). Role Of Emotional Intelligence
On The Performance Of Employee Working In Service Sector. Journal of
International Journal of Multidisciplinary Research. Vol. 1.
Berry, C.M., Carpenter, N.C., & Clare, L.B. (2012). Do Other-Reports of
Counterproductive Work Behavior Provide an Incremental Contribution
Over Self-Reports? A Meta-Analytic Comparison. Journal of Applied
Psychology, 97 (3), 613-636.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BisnisJOGJA. Empat PNS Bantul Melanggar Netralitas.
http://www.harianjogja.com/read/20150820/1/3215/empat-pns-bantul-
melanggar-netralitas diunduh pada 19 September 2015.
Cherniss, C., & Goleman, D. (2001). Emotional intelligence and organizational
effectiveness. The Emotionally Intelligent Workplace ; How to Select for
Measure, and Improve Emotional Intelligence in Individuals, Groups, and
Organizations. San Fransisco : Jossey-Bass. Diunduh 7 Agustus 2012, dari
http://library.nu
Chernyak, L., & Tziner, A. (2014). Relationships between counterproductive
work behavior, perceived justice andclimate, occupational status, and
leader-member exchange. Journal of Work and Organizational Psychology,
30, 1-12.
Christian, M. S., dan Ellis, A. P. J. 2011. Examining the effects of sleep
deprivation on workplace deviance: A self-regulatory perspective. Academy
of Management Journal, 54 (5): 913-934. Ciarrochi, J. V., Chan, A. Y. C., & Caputi, P. (2000). A critical evaluation of the
emotional intelligence construct. Personality and Individual Differences, 28
(3): 539–561.
Cooper, R. K. & Sawaf, A. (2002). Executive EQ; Kecerdasan Emosional dalam
Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Druskat, Vanessa Urch & Wolff, Steven B. (2001). Group Emotional Intelligence
and Its Influence On Group Efefectiveness. Chapter 6. Emotional
Intelligence and Organization Effectiveness. The Emotionally Intelligent
Workplace ; How to Select for, Measure, and Improve Emotional
Intelligence in Individuals, Groups, and Organizations. San Fransisco :
Jossey-Bass. Diunduh 7 Agustus 2012, dari http://library.nu
Fatoni, S.F. (2013). Kecenderungan Perilaku Kerja Kontraproduktif Ditinjau dari
Big Five Personality pada Pegawai Negeri Sipil Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Skripsi Program Studi
Sarjana Reguler pada FPSI UNDIP Semarang: tidak diterbitkan.
Fauziawati, A. (2013). Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.
Universitas Pendidikan Indonesia: repositing.Upi.Edu.
Ferris, D. L., Brown, D. J., & Heller, D. (2009). Organizational Supports and
Workplace Deviance: The Mediating Role of Organzation-based Self-
esteem. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 108, 279-
286.
Fox, S., Spector, P. E., & Bauer, J. A. (2010). Measurement Artifacts in the
Assessment of Counterproductive Work Behavior and Organizational
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Citizenship Behavior: Do We Know We Think We Know? Journal of
Applied Psychology, 781-790.
Goleman, D. (1998). Working with emotional intelligence. Jakarta: PT. Gramedia
Utama.
Goleman, D. (2004). Kecerdasan emosional; Mengapa EQ lebih penting daripada
IQ?. Jakarta: PT. Gramedia Utama.
Goleman, D. (2007). Kecerdasan Emosional / Daniel Goleman; alih bahasa. T.
Hermaya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Greenberg, J. & Baron, R. A. (2003). Behavior in Organization, 8th Edition. New
Jersey: Pearson Education.
Hadi, S. (2000). Statistik 2. Jilid dua. Yogyakarta: Andi Offset.
Hakim, A. (2012). Hubungan antara kecerdasan emosi dan kinerja pada karyawan.
Skripsi Program Studi Sarjana Reguler pada FPSI UI Depok: tidak
diterbikan.
Harianjogja. Dua PNS Bantul dipecat. http://www.soloposfm.com/2014/10/dua-
pns-bantul-dipecat/ diunduh pada 19 September 2015.
Harianjogja.com/baca/2015/07/24/kinerja-pns-semakin-banyak-pns-bantul-yang-
membolos-626795/ diunduh pada 18 Februari 2016.
Idiakheua, E.O., & Obetoh, G.I. (2012). Counterproductive Work Behavior of
Nigerians: An Insight Into Make-up Theory. Interdisciplinary Journal of
Contemporary Research in Business, 4 (7).
Kanten, P. dan Ülker, F. E. (2013). The Effect of Organizational Climate on
Counterproductive Behaviors: An Empirical Study on the Employees of
Manufacturing Enterprises. Journal of Global Macro, 2 (4), 144-160.
Keban, Y. T. (2004). “Pokok-Pokok Pikiran Perbaikan Sistem Manajemen SDM
PNS di Indonesia.” Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik, Volume 8
No.2.
Kerlinger, N.F. (2000). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Klotz, A. C. and Buckley, M. R. (2013). A Historical Perspective of
Counterproductive Work Behavior Targeting The Organization. Journal of
Management History, 19 (1): 114-132.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Law, K. S., Wong, C. S., & Song, L. 2004. The construct and criterion validity of
emotional intelligence and its potential utility for management studies.
Journal of Applied Psychology, 89 (3): 483–496.
Locke, E. A. (2009). Handbook of Principles of Organizational Behavior. West
Sussex John Wiley & Sens Ltd.
Mashar, R. (2011). Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya.
Jakarta : Kharisma Putra Utama.
Mayer, J. D dan Salovey. P. (2000). Emotional Intelligence, Imagination,
Cognition, and Personality. (9) 185-211. http:/www.er.uqam.ca
Melianawati, F.X., Sutyas Prhatno, dan Tjahjoanggoro. (2001). Hubungan Antara
Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Karyawan. Indonesian
Psychological Journal. Vol 17. No 1. Fakultas Psikologi Universitas
Surabaya.
Monnates, S. N. (2010). Perceived Organizational Support and CWB: How
Personality Moderates The Relationship. A Thesis The Faculty of The
Department of Psychology San Jose State University.
Nurfianti, A. dan Handoyo, S. (2013). Hubungan Antara Keadailan Distributif dan
Perilaku Kerja Kontraproduktif dengan Mengontrol Leader Member
Exchange. Journal of Psychology Industry and Organization. Vol 2, No 3.
Noor, J. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Paul, Stephanie. (2006). Determining the impact of emotional intelligence on
organizational effectiveness. A Thesis submitted in partial fulfillment of the
requirements for the Degree of Master in Business Administration. Nelson
Mandela Metropolitan University.
Pegawai Negeri Sipil. http://www.korpri.or.id/pegawai/negeri/sipil/ diunduh pada
19 September 2015.
Penney, L. M., and Spector, P. E. (2002). Narcissim and Counterproductive Work
Behavior: Do Bigger Egos Mean Bibber Problem? International Journal of
Selection and Assessment, 10, 126-134.
Penney, L. M., and Spector, P. E. (2005). Job Stress, Incivility, and
Counterproductive Work Behavior CWB: The Moderating Role of Negative
affectivity. Journal of Organization Bahavior, 26, 777-796.
Priesemuth, M. Arnaud, A. & Schminke, M. (2013). Bad Behavior in Groups: The
Impact of Overall Justice Climate and Functional Depedence on
Counterproductive Work Behavior in Work Units. Journal of Organization
Management, 38(2), 230-257.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Rahman, A., Shabudin, A. dan Nasurdin, A. M. (2012). Effects of Job
Characteristics on Counterproductive Work Behavior Among Production
Employees: Malaysian Experience. Journal of Business and Development
Studies. Vol 4, No 1.
Ramshida, A. dan Manikandan, K. (2013). Organizational Commitment As A
Mediator of Counterproductive Work Behavior and Organizational Culture.
Journal of Social Science & Interdisciplinary Research. Vol 2, No 2.
REPUBLIKA ONLINE. PNS Supriyono Jadi Pengurus PARPOL.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-tengah-diy-
nasional/13/02/03/mhnc9v-pns-supriyono-jadi-pengurus-parpol-bupati-
siapkan-sanksi diunduh pada 19 September 2015.
Shapiro, L. E. (2003). Mengajarkan emotional intelligence pada anak. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Shi, L., Liu, Q., & Wu, K. (2013). Relationships Among Safety Manager
Behavior, Job Insecurity Atmosphere, CWB and Quality Performance.
Journal of Applied Sciences, 13 (17): 3548-3552.
Spector, P. E. & Fox, S. (2005). A Stressor-emption Model of Counterproductive
Work Behavior. In S. Fox & P. E. Spector (Eds), Counterproductive Work
Behavior: Investigation of Actors and Targets (pp. 15-176). Washington,
DC: American Psychological Association.
Stein, S. J. (2004). Ledakan EQ; 15 Pinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih
Sukses. Bandung: Penerbit Kaifa.
Syaebani, M. I., dan Sobri, R. R. 2011. Relationship between organizational
justice perception and engagement in deviant workplace behavior. The
South East Asian Journal of Management, 5 (1): 37-49.
TEMPO.CO. Puluhan Guru Bantul Dituding Pelesiran di Hari Kerja.
http://nasional.tempo.co/read/news/2014/06/04/058582519/puluhan-guru-
bantul-dituding-pelesiran-di-hari-kerja diunduh pada 19 September 2015.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian
diunduh pada website resmi www.korpri.co.id pada 19 September 2015.
Vardi, Y. and Weitz. E. (2002). Organization Misbehavior: Hypothese, Research
and Implications. Re-imagining Business Ethics: Meaningful Solutions for a
Global Economy, 4: 5-84.
Xu, S., & Wang, Q. (2013). Content and Construct of Counterproductive Work
Behavior in A Chinese Context. Journal of Social Behavior and
Personality, 41 (6), 921-932.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Yadav, N. (2011). Emotional Intelligence And Its Eefetcs On Job Performance: A
Comparative Study On Life Insurance Sales Professionals. Journal of
International Journal of Multi disciplinary Research. Vol. 1 No. 8.
Yang, L.Q., Johnson, R.E., Zhang, X., Spector, P.E., & Xu, S. (2012). Relations
of Interpersonal Unfairness with Counterproductive Work Behavior: The
Moderating Role of Employee Self-Identity. Journal of Science and
Business, 28, 189-202.
Yen, C. and Teng, H. (2013). The Effect of Centralization on Organizational
Citizenship Behavior and Deviant Workplace Behavior in The Hospitality
Industry. Tourism Management, 1-10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN 1
SKALA PENELITIAN (Try Out)
Bagian Pertama : Skala Kecerdasan Emosional
Bagian Kedua : Skala Perilaku Kerja
Kontraproduktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
SKALA PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program studi Psikologi
Disusun oleh:
David Kuncoro Putro
119114101
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Yogyakarta, 10 Desember
2015
Kepada :
Yth. Bapak / Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Dengan hormat, saya :
Nama : David Kuncoro Putro
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma, Yogyakarta
Memohon bantuan dan kesediaan bapak/ibu untuk membantu saya mengisi skala
penelitian ini guna menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswa.
Oleh karena itu, saya mohon bapak/ibu untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan
yang bapak/ibu berikan tidak ada yang salah dan sangat dijamin kerahasiaannya.
Oleh sebab itu, saya mengharapkan agar jawaban yang diberikan sesuai dengan
diri bapak/ibu yang sesungguhnya.
Atas waktu dan kesediaannya untuk menjawab setiap pernyataan berikut, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
David Kuncoro Putro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini
dengan suka rela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu,
demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya
berikan adalah murni dari apa yang saya alami dan bukan berdasarkan pada
pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan penggunaan jawaban
yang saya berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.
........,...............2015
Menyetujui
......................
(Ttd)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
IDENTITAS DIRI
1. Usia :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama
2. Tentukan pilihan jawaban dengan jujur, sesuai dengan yang anda rasakan,
alami dan sungguh-sungguh menggambarkan diri anda yang sebenarnya.
3. Pilihan jawaban meliputi ;
SS : SANGAT SESUAI dengan diri anda
S : SESUAI dengan diri anda
TS : TIDAK SESUAI dengan diri anda
STS : SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri anda
4. Jawablah dengan memberikan tanda centang () pada pilihan jawaban anda.
Setiap pernyataan hanya ada satu jawaban. Tidak ada jawaban yang dianggap
salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala ini tidak akan
mempengaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan pekerjaan anda.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya mengetahui apa yang saya rasakan
Jika anda ingin mengganti jawaban, dapat mengganti seperti contoh dibawah
ini :
Pernyataan SS S TS STS
Saya mengetahui apa yang saya rasakan
~ Selamat Mengerjakan ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAGIAN PERTAMA
No. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya dapat mengetahui penyebab
saya merasa kesal
2. Ketika marah, kemarahan saya akan
meledak-ledak
3. Saya selalu memperjuangkan
harapan saya hingga terwujud
4. Saya tidak mengerti apa yang sedang
dirasakan rekan kerja saya
5. Saya membangun hubungan yang
dekat dengan semua rekan kerja
6. Saya tidak dapat mengenali penyebab
perasaan kesal saya
7. Saya dapat mengendalikan
kemarahan saya
8. Saya terkadang putus asa ketika
tujuan tidak tercapai
9. Saya dapat mengetahui apa yang
dirasakan rekan kerja saya
10. Hanya ada beberapa rekan kerja yang
dapat akrab dengan saya
11. Saya mengetahui apa yang saya
rasakan saat ini
12. Rasa bosan sangat menyiksa saya
13. Saya berusaha bekerja dengan baik
demi mencapai standar yang
diharapkan
14. Saya tidak bisa merasakan
kebahagiaan rekan kerja saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
15. Rekan kerja saya selalu memahami
apa yang saya bicarakan
16. Saya sulit untuk mengetahui apa
yang saya rasakan
17. Ketika merasa bosan, saya akan
melakukan hobi – hobi saya.
18. Saya ragu-ragu dapat memenuhi
standar yang diharapkan
19. Saya ikut merasa bahagia jika rekan
kerja saya bahagia
20. Banyak rekan kerja saya yang sulit
memahami perkataan saya
21. Saya mengetahui rasa gelisah akan
mempengaruhi aktifitas saya
22. Saya merasa tidak sanggup
menyelesaikan pekerjaan dibawah
tekanan
23. Saya berinisiatif mengerjakan tugas
yang bisa saya kerjakan
24. Saya sulit memahami jalan pikiran
orang lain
25. Saya selalu berhasil dalam
mempengaruhi rekan kerja saya
26. Terkadang saya enggan beraktifitas
tanpa tahu penyebabnya
27. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
walaupun dalam tekanan kerja yang
tinggi.
28. Saya menunggu perintah dari orang
lain untuk mengerjakan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
29. Saya dapat memahami pola pikir
orang lain
30. Saya tidak dapat membujuk rekan
kerja saya
31. Saya dapat memperkirakan seberapa
banyak tugas yang mampu saya
selesaikan
32. Kesedihan akan membuat saya putus
asa
33. Saya akan tetap berusaha setelah
mengalami kegagalan
34. Saya sulit untuk percaya pada rekan
kerja
35. Saya selalu bisa menyelesaikan
konflik yang saya hadapi
36. Saya tidak dapat memastikan
seberapa banyak tugas yang dapat
saya selesaikan
37. Saya dapat bangkit dari kesedihan
yang saya alami
38. Kegagalan membuat saya frustasi
39. Saya percaya pada rekan kerja saya
40. Saya bingung bagaimana caranya
untuk menyelesaikan konflik yang
saya temui
41. Saya yakin mampu untuk
menyelesaikan masalah yang saya
hadapi
42. Saya kurang mengetahui cara
mengungkapkan emosi dengan tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
43. Saya selalu yakin dapat mengerjakan
pekerjaan tepat waktu
44. Saya acuh dengan rekan kerja yang
membutuhkan pertolongan
45. Jika diberi kesempatan, saya mampu
untuk memimpin rekan-rekan kerja
saya
46. Saya tidak yakin dapat
menyelesaikan masalah dalam hidup
saya
47. Saya tahu bagaimana cara untuk
mengungkapkan kegembiraan secara
wajar
48. Saya takut tidak bisa menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
49. Saya selalu menolong rekan kerja
yang terlihat membutuhkan bantuan
50. Saya ragu dapat memimpin rekan-
rekan kerja saya
51. Saya selalu yakin dengan keputusan
yang saya pilih
52. Saya menjadi bingung dan tidak
mampu berpikir ketika berada dalam
tekanan
53. Saya selalu bekerja dengan
bersemangat
54. Saya enggan bergaul dengan rekan
kerja yang berbeda karakter dengan
saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
55. Saya mampu bekerjasama dengan
orang lain
56. Saya ragu dengan keputusan yang
sudah saya ambil
57. Saya mampu berpikir jernih
walaupun berada dalam tekanan
58. Saya kurang bersemangat memulai
pekerjaan
59. Saya menerima karakter rekan-rekan
kerja saya yang sangat beragam
60. Saya memilih untuk mengerjakan
pekerjaan sendiri daripada bekerja
sama dengan orang lain
~ Mohon Periksa Jawaban ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAGIAN KEDUA
No. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya merasa bersalah jika
menggunakan barang milik kantor
untuk urusan pribadi
2. Saya tetap merasa nyaman meski
tidak bisa menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu
3. Saya memperlakukan semua rekan
kerja secara adil
4. Saya ikut menertawakan rekan kerja
yang menjadi bahan lelucon
5. Saya tetap menghargai pekerjaan
rekan kerja yang kurang baik
6. Saya menunjukkan ketidaksukaan
kepada rekan kerja secara terang-
terangan
7. Saya meminta izin ketika tidak
masuk kerja
8. Ketika membawa pulang barang
kantor, terkadang saya tidak
mengembalikannya
9. Tidak masalah jika saya
menggunakan kendaraan kantor
untuk kepentingan pribadi
10. Saya merasa bertanggungjawab untuk
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
11. Saya memilih rekan kerja tertentu
untuk menjadi teman dekat saya
12. Saya tidak mengejek atau menghina
rekan kerja saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
13. Bukan kesalahan saya jika fasilitas
kantor yang saya gunakan mengalami
kerusakan
14. Saya beristirahat sesuai dengan jam
istirahat yang berlaku di kantor
15. Menurut saya, merupakan hal yang
menyenangkan ketika berkumpul
dan membicarakan rekan kerja lain
16. Saya selalu meminta ijin dan berhati-
hati meminjam barang milik rekan
kerja
17. Kadang saya mencela pekerjaan
rekan kerja yang menurut saya buruk
18. Saya tetap berusaha ramah kepada
rekan kerja meski ia kurang saya
sukai
19. Saya tidak memberitahu pihak kantor
jika tidak masuk kerja
20. Saya selalu mengembalikan barang
kantor dengan kondisi yang baik
21. Saya beristirahat saat jam kerja
belum selesai
22. Saya tidak tertarik mengikuti rekan-
rekan kerja yang menggosip selama
bekerja
23. Saya tidak merasa perlu untuk selalu
minta izin bila menggunakan barang
milik rekan kerja
24. Saya menggunakan barang-barang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
kantor dengan berhati-hati
~ Terimakasih ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
LAMPIRAN 2
SKALA PENELITIAN (Setelah Try Out)
Bagian Pertama : Skala Kecerdasan Emosional
Bagian Kedua : Skala Perilaku Kerja
Kontraproduktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
SKALA PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program studi Psikologi
Disusun oleh:
David Kuncoro Putro
119114101
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Yogyakarta, 07 Januari 2016
Kepada :
Yth. Bapak / Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Dengan hormat, saya :
Nama : David Kuncoro Putro
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma, Yogyakarta
Memohon bantuan dan kesediaan bapak/ibu untuk membantu saya mengisi skala
penelitian ini guna menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswa.
Oleh karena itu, saya mohon bapak/ibu untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan
yang bapak/ibu berikan tidak ada yang salah dan sangat dijamin kerahasiaannya.
Oleh sebab itu, saya mengharapkan agar jawaban yang diberikan sesuai dengan
diri bapak/ibu yang sesungguhnya.
Atas waktu dan kesediaannya untuk menjawab setiap pernyataan berikut, saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
David Kuncoro Putro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini
dengan suka rela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu,
demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya
berikan adalah murni dari apa yang saya alami dan bukan berdasarkan pada
pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan penggunaan jawaban
yang saya berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.
........,...............2016
Menyetujui
......................
(Ttd)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
IDENTITAS DIRI
3. Usia :
4. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN
5. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama
6. Tentukan pilihan jawaban dengan jujur, sesuai dengan yang anda rasakan,
alami dan sungguh-sungguh menggambarkan diri anda yang sebenarnya.
7. Pilihan jawaban meliputi ;
SS : SANGAT SESUAI dengan diri anda
S : SESUAI dengan diri anda
TS : TIDAK SESUAI dengan diri anda
STS : SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri anda
8. Jawablah dengan memberikan tanda centang () pada pilihan jawaban anda.
Setiap pernyataan hanya ada satu jawaban. Tidak ada jawaban yang dianggap
salah, semua jawaban adalah benar. Hasil dari skala ini tidak akan
mempengaruhi nilai atau apapun yang terkait dengan pekerjaan anda.
Contoh cara pengisian :
Pernyataan SS S TS STS
Saya mengetahui apa yang saya rasakan
Jika anda ingin mengganti jawaban, dapat mengganti seperti contoh dibawah
ini :
Pernyataan SS S TS STS
Saya mengetahui apa yang saya rasakan
~ Selamat Mengerjakan ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
BAGIAN PERTAMA
No. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya mengetahui apa yang saya rasakan saat ini
2. Kesedihan akan membuat saya putus asa
3. Saya berusaha bekerja dengan baik demi mencapai
standar yang diharapkan
4. Saya tidak bisa merasakan kebahagiaan rekan kerja
saya
5. Saya membangun hubungan yang dekat dengan
semua rekan kerja
6. Saya tidak dapat mengenali penyebab perasaan kesal
saya
7. Saya dapat mengendalikan kemarahan saya
8. Saya ragu-ragu dapat memenuhi standar yang
diharapkan
9. Saya dapat mengetahui apa yang dirasakan rekan
kerja saya
10. Saya tidak dapat membujuk rekan kerja saya
11. Saya dapat memperkirakan seberapa banyak tugas
yang mampu saya selesaikan
12. Saya menjadi bingung dan tidak mampu berpikir
ketika berada dalam tekanan
13. Saya berinisiatif mengerjakan tugas yang bisa saya
kerjakan
14. Saya sulit memahami jalan pikiran orang lain
15. Saya selalu berhasil dalam mempengaruhi rekan
kerja saya
16. Saya sulit untuk mengetahui apa yang saya rasakan
17. Ketika merasa bosan, saya akan melakukan hobi –
hobi saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
18. Kegagalan membuat saya frustasi
19. Saya ikut merasa bahagia jika rekan kerja saya
bahagia
20. Saya bingung bagaimana caranya untuk
menyelesaikan konflik yang saya temui
21. Saya yakin mampu untuk menyelesaikan masalah
yang saya hadapi
22. Saya takut tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu
23. Saya percaya pada rekan kerja saya
24. Saya ragu dapat memimpin rekan-rekan kerja saya
PERNYATAAN SS S TS STS
25. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun
dalam tekanan kerja yang tinggi
26. Saya kurang bersemangat memulai pekerjaan
27. Saya menerima karakter rekan-rekan kerja saya yang
sangat beragam
28. Saya mampu bekerjasama dengan orang lain
29. Saya acuh dengan rekan kerja yang membutuhkan
pertolongan
30. Saya dapat bangkit dari kesedihan yang saya alami
31. Saya sulit untuk percaya pada rekan kerja
32. Jika diberi kesempatan, saya mampu untuk
memimpin rekan-rekan kerja saya
33. Terkadang saya enggan beraktifitas tanpa tahu
penyebabnya
34. Saya tahu bagaimana cara untuk mengungkapkan
kegembiraan secara wajar
35. Saya selalu yakin dapat mengerjakan pekerjaan tepat
waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
36. Saya tidak yakin dapat menyelesaikan masalah dalam
hidup saya
37. Saya akan tetap berusaha setelah mengalami
kegagalan
38. Saya selalu bisa menyelesaikan konflik yang saya
hadapi
39. Saya mampu berpikir jernih walaupun berada dalam
tekanan
40. Saya ragu dengan keputusan yang sudah saya ambil
BAGIAN KEDUA
No. PERNYATAAN SS S TS STS
1. Saya menggunakan barang-barang kantor dengan
berhati-hati
2. Saya tidak memberitahu pihak kantor jika tidak
masuk kerja
3. Saya memperlakukan semua rekan kerja secara adil
4. Saya ikut menertawakan rekan kerja yang menjadi
bahan lelucon
5. Saya selalu mengembalikan barang kantor dengan
kondisi yang baik
6. Saya menunjukkan ketidaksukaan kepada rekan kerja
secara terang-terangan
7. Saya beristirahat sesuai dengan jam istirahat yang
berlaku di kantor
8. Kadang saya mencela pekerjaan rekan kerja yang
menurut saya buruk
9. Saya meminta izin ketika tidak masuk kerja
10. Ketika membawa pulang barang kantor, terkadang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
saya tidak mengembalikannya
11. Saya tetap berusaha ramah kepada rekan kerja meski
ia kurang saya sukai
12. Saya selalu meminta ijin dan berhati-hati meminjam
barang milik rekan kerja
~ Terimakasih ~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN 3
Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional dan
Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
LAMPIRAN
RELIABILITAS SKALA
A. KECERDASAN EMOSIONAL
1. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional sebelum seleksi
aitem
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item Deleted
VAR00001 177.4200 224.779 .377 .925
VAR00002 178.1000 228.010 .173 .926
VAR00003 177.6600 229.821 .075 .927
VAR00004 179.0800 235.993 -.235 .931
VAR00005 177.4200 222.738 .548 .924
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.926 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
VAR00006 177.9000 224.214 .484 .925
VAR00007 177.6200 219.751 .658 .923
VAR00008 178.5400 230.743 -.005 .928
VAR00009 178.6200 224.934 .346 .925
VAR00010 178.5400 237.396 -.244 .933
VAR00011 177.4400 221.925 .600 .924
VAR00012 178.7200 226.083 .206 .927
VAR00013 177.3400 222.188 .612 .924
VAR00014 178.0000 222.163 .652 .924
VAR00015 178.4600 227.111 .212 .926
VAR00016 177.9000 222.378 .619 .924
VAR00017 177.7200 223.144 .376 .925
VAR00018 178.1200 220.516 .670 .923
VAR00019 177.4000 223.469 .502 .924
VAR00020 178.0600 226.507 .349 .925
VAR00021 177.7800 224.093 .448 .925
VAR00022 178.7400 228.033 .152 .927
VAR00023 177.7400 222.727 .517 .924
VAR00024 178.5000 220.867 .465 .924
VAR00025 178.5000 224.173 .382 .925
VAR00026 178.2600 223.502 .467 .925
VAR00027 178.3200 219.773 .565 .924
VAR00028 178.1000 230.173 .076 .927
VAR00029 178.5400 229.600 .069 .927
VAR00030 177.9800 219.938 .484 .924
VAR00031 177.6600 219.372 .650 .923
VAR00032 178.0600 216.466 .563 .924
VAR00033 177.4400 221.272 .645 .923
VAR00034 178.0000 224.898 .446 .925
VAR00035 177.8200 220.477 .550 .924
VAR00036 178.4000 226.327 .244 .926
VAR00037 177.5400 224.294 .437 .925
VAR00038 177.6200 221.138 .574 .924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
VAR00039 177.5600 219.068 .646 .923
VAR00040 177.9000 214.337 .788 .922
VAR00041 177.6400 218.562 .653 .923
VAR00042 178.5200 230.377 .021 .928
VAR00043 177.8000 218.571 .681 .923
VAR00044 177.6000 218.612 .722 .923
VAR00045 178.2200 222.828 .408 .925
VAR00046 177.6800 218.426 .762 .923
VAR00047 177.6000 221.510 .637 .924
VAR00048 178.1600 221.402 .373 .925
VAR00049 178.0000 228.408 .152 .927
VAR00050 178.1800 224.151 .468 .925
VAR00051 178.3400 229.862 .047 .928
VAR00052 178.2800 216.696 .837 .922
VAR00053 178.0200 233.530 -.133 .930
VAR00054 177.7600 226.758 .290 .926
VAR00055 177.4800 221.847 .601 .924
VAR00056 177.8200 216.477 .771 .922
VAR00057 178.0800 222.565 .713 .924
VAR00058 177.7000 220.745 .676 .923
VAR00059 177.5800 221.881 .607 .924
VAR00060 178.0200 229.326 .100 .927
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
2. Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional setelah seleksi aitem dan
diseimbangkan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.961 40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00005 122.2200 201.726 .613 .960
VAR00006 122.7000 206.010 .333 .961
VAR00007 122.4200 198.249 .756 .959
VAR00009 123.4200 208.412 .117 .962
VAR00011 122.2400 200.798 .676 .960
VAR00013 122.1400 201.837 .632 .960
VAR00014 122.8000 204.082 .493 .960
VAR00016 122.7000 204.541 .445 .961
VAR00017 122.5200 200.744 .497 .961
VAR00018 122.9200 202.075 .561 .960
VAR00019 122.2000 202.245 .580 .960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
VAR00023 122.5400 201.192 .614 .960
VAR00024 123.3000 206.337 .188 .963
VAR00025 123.3000 203.439 .415 .961
VAR00026 123.0600 203.976 .425 .961
VAR00027 123.1200 199.985 .555 .960
VAR00030 122.7800 196.828 .638 .960
VAR00031 122.4600 197.968 .739 .959
VAR00032 122.8600 193.143 .717 .959
VAR00033 122.2400 200.472 .699 .959
VAR00034 122.8000 206.327 .318 .961
VAR00035 122.6200 197.547 .719 .959
VAR00037 122.3400 201.862 .597 .960
VAR00038 122.4200 199.106 .701 .959
VAR00039 122.3600 198.031 .712 .959
VAR00040 122.7000 192.663 .891 .958
VAR00041 122.4400 198.047 .687 .959
VAR00043 122.6000 196.245 .827 .959
VAR00044 122.4000 198.041 .764 .959
VAR00045 123.0200 202.632 .412 .961
VAR00046 122.4800 197.030 .861 .959
VAR00047 122.4000 199.878 .753 .959
VAR00048 122.9600 197.100 .562 .961
VAR00050 122.9800 204.265 .447 .961
VAR00052 123.0800 198.238 .749 .959
VAR00055 122.2800 200.369 .702 .959
VAR00056 122.6200 194.730 .885 .958
VAR00057 122.8800 203.455 .623 .960
VAR00058 122.5000 198.663 .824 .959
VAR00059 122.3800 199.832 .750 .959
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
B. PERILAKU KERJA KONTRAPRODUKTIF
1. Reliabilitas Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif Sebelum Seleksi
Aitem
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.802 24
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 42.9200 41.953 -.023 .809
VAR00002 42.4000 40.449 .270 .798
VAR00003 42.5600 40.415 .316 .797
VAR00004 42.8400 37.933 .455 .789
VAR00005 42.5000 40.010 .287 .798
VAR00006 42.6800 37.936 .480 .788
VAR00007 43.0000 38.204 .404 .792
VAR00008 43.1000 38.827 .483 .790
VAR00009 42.2800 37.471 .232 .811
VAR00010 42.9400 39.486 .335 .796
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
VAR00011 42.1400 40.490 .145 .804
VAR00012 42.8600 40.041 .202 .802
VAR00013 42.4400 38.537 .470 .790
VAR00014 42.6400 38.888 .594 .788
VAR00015 41.9000 39.112 .172 .809
VAR00016 43.0400 37.794 .594 .784
VAR00017 42.4000 37.714 .420 .791
VAR00018 42.7000 38.827 .608 .788
VAR00019 42.9600 37.753 .601 .784
VAR00020 42.7800 36.951 .685 .779
VAR00021 42.5800 38.779 .389 .793
VAR00022 41.9600 39.468 .140 .812
VAR00023 42.8600 39.796 .217 .801
VAR00024 43.0200 38.020 .557 .786
2. Reliabilitas Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif Setelah Seleksi
Aitem dan diseimbangkan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 50 100.0
Excludeda 0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.859 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00003 18.3400 16.556 .323 .860
VAR00004 18.6200 15.098 .419 .858
VAR00006 18.4600 14.662 .544 .848
VAR00007 18.7800 15.032 .416 .859
VAR00008 18.8800 15.291 .553 .848
VAR00014 18.4200 15.514 .627 .846
VAR00016 18.8200 14.273 .758 .834
VAR00017 18.1800 15.538 .275 .873
VAR00018 18.4800 15.683 .571 .848
VAR00019 18.7400 14.156 .790 .831
VAR00020 18.5600 14.537 .643 .841
VAR00024 18.8000 14.163 .786 .832
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 4
HASIL UJI T MEAN TEORITIK DAN MEAN
EMPIRIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Skala Kecerdasan Emosional
One-Sample Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
KECERDASANEMOSIONAL 246 120.05 9.76088 .62233
One-Sample Test
Test Value = 100
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
K.E 32.222 245 .000 20.05285 18.8270 21.2786
Skala Perilaku Kerja Kontraproduktif
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
CWB 246 20.2073 3.77339 .24058
One-Sample Test
Test Value = 30
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
CWB -40.704 245 .000 -9.79268 -10.2666 -9.3188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN 5
HASIL UJI NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kecerdasan
Emosi .145 246 .000 .920 246 .000
CWB .143 246 .000 .952 246 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 6
HASIL UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
ANOVA Table
Sum
of Squares df
Mean
Square F Sig.
CWB *
K.E
Between Groups (Combined) 1671.728 47 35.569 3.877 .000
Linearity 1129.938 1 1129.938 123.151 .000
Deviation from
Linearity 541.790 46 11.778 1.284 .125
Within Groups 1816.699 198 9.175
Total 3488.427 245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Correlations
K.E CWB
Spearman's rho K.E Correlation Coefficient 1.000 -.534**
Sig. (1-tailed) . .000
N 246 246
CWB Correlation Coefficient -.534**
1.000
Sig. (1-tailed) .000 .
N 246 246
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Korelasi Antara Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku
Kerja Kontraproduktif
Correlations
Kesadaran diri Kontrol diri motivasi empati Social skill CWB
Spearman's rho
Kesadaran diri
Correlation Coefficient 1.000 .407** .649
** .472
** .582
** -.444’’
Sig. (1-tailed) . .000 .000 .000 .000 .000
N 246 246 246 246 246 246
Kontrol diri Correlation Coefficient .407** 1.000 .384
** .412
** .432
** -.316
**
Sig. (1-tailed) .000 . .000 .000 .000 .000
N 246 246 246 246 246 246
Motivasi Correlation Coefficient .649** .384
** 1.000 .451
** .506
** -.462
**
Sig. (1-tailed) .000 .000 . .000 .000 .000
N 246 246 246 246 246 246
Empati Correlation Coefficient .472** .412
** .451
** 1.000 .364
** -.446
**
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 . .000 .000
N 246 246 246 246 246 246
Social skill Correlation Coefficient .582** .432
** .506
** .364
** 1.000 -.354
**
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .000 . .000
N 246 246 246 246 246 246
CWB Correlation Coefficient -.444** -.316
** -.462
** -.446
** -.354
** 1.000
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .
N 246 246 246 246 246 246
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI