hubungan antara efikasi diri dan kecemasan menghadapi mutasi...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN
MENGHADAPI MUTASI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh:
Cindy Grazela Manafe
159114168
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.
Matius 21:22
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan
bersorak-sorai
Mazmur 126:5
What’s yours will always find you
Unknown
When you want something, all the universe conspires to help you achieve it
Paulo Coelho
Let your dreams be bigger than your fears and your actions be louder than your
words. All day, every day!
Mastin Kipp
I appreciate effort. No matter how small, silly or irrelevant, I appreciate effort.
Billy Chapata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus untuk berkat dan penyertaannya membawaku sampai pada
pencapaian ini. Terima kasih karena tetap membuatku percaya bahwa aku tidak
pernah sendiri dan selalu menopangku saat aku jatuh.
Kepada keluarga kecilku yang tidak pernah berhenti percaya kepada diriku
bahkan saat aku sendiri tidak. Terima kasih kepada panutan dan yang selalu aku
banggakan, Ayah. Terima kasih kepada Mama, sosok yang tidak pernah
menuntutku namun selalu mendukung, memotivasi dan mengatakan aku mampu
melakukan apapun serta jangan pernah ragu. Untuk Andryan, terima kasih karena
selalu peduli dan mau mengerti kakak dengan berbagai keunikkan kakak.
Thank you my family, my main support system and my home.
Dosen pembimbing, Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si. Terima kasih atas
senyum, dukungan, semangat, bimbingan dan arahan yang diberikan sehingga
saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik
Sahabat tersayang yang tak pernah ada gantinya: Inayat, Ninda, Lia, Lena dan
Inyo dengan segala keunikkan mereka. Terima kasih karena membuat jarak
bukanlah penghalang untuk kita. Terima kasih untuk dukungan, rasa sayang,
perhatian, nasihat kejam yang membangun dan terima kasih selalu menyediakan
tempat ternyaman untuk pulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN KECEMASAN
MENGHADAPI MUTASI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Cindy Grazela Manafe
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kecemasan
menghadapi mutasi pada Pegawai negeri Sipil. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
adanya hubungan negatif antara efikasi diri dan kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai
Negeri Sipil. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 250 orang Pegawai Negeri Sipil baik pria
maupun wanita di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode pengumpulan skala
dalam penelitian ini menggunakan skala model Likert, yaitu skala General Self-Efficacy (GSE)
dan skala kecemasan menghadapi mutasi. Skala General Self-Efficacy Scale (GSE) memiliki 10
item telah melewati tahap uji coba dengan koefisien reliabilitas sebesar (α = 0,896) sedangkan
skala kecemasan menghadapi mutasi memiliki koefisien reliabilitas sebesar (α = 0,898). Data
penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Spearman’s Rho one tailed karena data
tidak terdistribusi normal. Hasil uji korelasi menunjukkan skor koefisien korelasi sebesar (r) -
0,311 dengan nilai signifikansi sebesar p = 0,00 (p<0,005). Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan negatif yang siginfikan antara efikasi diri dan kecemasan
menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil.
Kata kunci: pegawai negeri sipil, efikasi diri, kecemasan menghadapi mutasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
RELATIONSHIP BETWEEN SELF-EFFICACY AND ANXIETY FACING
THE MUTATION IN CIVIL SERVANTS
Cindy Grazela Manafe
ABSTRACT
This research aims to determine the relationship between self-efficacy and anxiety facing
the mutations in civil servants. The hypothesis proposed in this study is that there is a negative
relationship between self-efficacy and anxiety facing the mutations in Civil Servants. The subjects
in this study were 250 civil servants even men and women in the Timor Tengah Selatan District.
This research is a quantitative research with purposive sampling technique. The scale collection
method in this study uses a Likert scale, also called the General Self-Efficacy Scale (GSE) and the
anxiety scale facing the mutations. The General Self-Efficacy Scale (GSE) scale has 10 items that
have passed the trial stage with a reliability coefficient of (α = 0.896) while the anxiety scale
facing mutations has a reliability coefficient of (α = 0.898). The research data were analyzed
using the Spearman Rho one tailed correlation technique because the data were not normally
distributed. Correlation test results show a correlation coefficient score of (r) -0.311 with a
significance value of p = 0.00 (p <0.005). Based on this, it can be concluded that there is a
significant negative relationship between self-efficacy and anxiety facing the mutations in civil
servants.
Keywords: civil servants, self-efficacy, anxiety facing mutations
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Berbagai
tantangan dan pembelajaran selama proses pengerjaan skripsi ini sebagai bentuk
pengembangan diri penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat
terselesaikan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucap syukur dan banyak terima kasih kepada pihak yang telah
membantu penulis selama proses penyusunan skripsi sebagai berikut:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyanti, M. Psi., Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica E. Madyaningrum, M. App., Ph. D selaku Kepala Program
Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi.
Terima kasih atas waktu, dukungan, bimbingan, dan perhatian yang Bapak
berikan secara tulus selama proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih
selalu tersenyum, ramah, memotivasi, menjadi sosok Bapak yang sangat
baik dan hangat sehingga proses pengerjaan skripsi berjalan dengan baik.
4. Ibu P. Henrietta PDADS., S.Psi., M.A selaku dosen pembimbing
akademik. Terima kasih atas segala bentuk dukungan dan perhatian yang
diberikan kepada saya selama ini baik dalam organisasi maupun akademik.
Terima kasih karena tetap meluangkan waktu untuk membantu saya
ditengah berbagai kesibukan yang ada.
5. Bapak Tius, Bapak Landung, Bapak Tatung, Mbak eta, untuk expert
judgement
6. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas berbagai
ilmu mengenai psikologi yang telah diajarkan kepada saya.
7. Seluruh staff Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas segala
pelayanan yang diberikan selama masa studi saya.
8. Bapak Apris Manafe dan Ibu Ida Lakusa selaku orangtua saya dan adik
saya Andrian Manafe yang selalu menyayangi, memberikan saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
kesempatan melakukan berbagai hal yang saya inginkan dan mendukung
apapun yang saya lakukan termasuk proses pengerjaan skripsi ini. Terima
kasih karena tidak pernah membiarkan saya menyerah dan percaya kepada
saya.
9. Venny Ardhana dan Desi Simarmata yang saya kasihi. Terima kasih
karena memberikan saya kesempatan belajar menjadi kakak dengan dua
adik yang cukup merepotkan tapi sangat saya sayangi. Terima kasih untuk
waktu, perhatian, pengertian, kasih sayang, menjadi pendengar dan
sahabat yang baik.
10. Terima kasih tim suksesku Cecil, Tia, Angel dan Panca untuk bantuannya
selama ini dan kesabarannya menghadapi segala tingkah lakuku.
11. Teman-teman BEMF Psikologi periode 2018, terkhususnya Panti dan
Seven icons. Terima kasih Ana, Flora, Cecil, Dipang, Gesta, Phoebe,
Panca, Alvin, Tia, Soma, Intan, Desi.
12. Divisi UK/UKF BEMF 2018. Terima kasih anak-anakku yang pertama
dan yang paling kusayang Bany, Vinda dan Septian. Terima kasih untuk
segala pengalaman dan pembelajaran selama ini meski dipenuhi oleh
ketegangan dan julid selama kita berkumpul.
13. Keluarga kecilku kucing macan di UKF Basket. Terima kasih karena
kalian aku banyak belajar hal dan karena kalian aku kembali merasakan ini
tim ini keluarga.
14. Teman-teman psikologi angkatan 2015, terkhususnya anak-anak kelas C
yang selalu menemani dan membuat hari-hari perkuliahan terasa
menyenangkan dan patut dirindukan. Semangat terus teman-teman!
15. Seluruh responden dalam penelitian ini dan yang juga membantu
menyebarkan skala. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk mengisi
dan menyebarkan skala ini.
16. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena
segala keterbatasan penulis. Terima kasih atas segalanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iii
HALAMAN MOTTO …………………………………………………….... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………….... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………... vi
ABSTRAK …………………………………………………………………. vii
ABSTRACT ………………………………………………………………..... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………….. ix
KATA PENGANTAR ……………………………………………………... x
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. xiii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xvii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………...... xviii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. xix
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 12
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………... 12
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 12
1. Manfaat teoretis ………………………………………………… 12
2. Manfaat praktis ……………………………………………….... 13
a. Pegawai Negeri Sipil ……………………………………….. 13
b. Pemerintah ……………………………………………......... 14
BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………….... 15
A. Kecemasan Menghadapi Mutasi ………………………………........ 15
1. Pengertian kecemasan menghadapi mutasi …………………...... 15
2. Macam-macam kecemasan..……………………………………. 19
3. Aspek kecemasan ……………………………............................ 20
a. Reaksi fisik …………………………………………............ 20
b. Pemikiran ………….……………………………………….. 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
c. Perilaku ...........……………………………………………... 21
d. Suasana Hati .................…………………………………...... 21
4. Faktor-faktor yang menimbulkan kecemasan …………….......... 21
B. Efikasi Diri ........……………………………………………………. 22
1. Pengertian efikasi diri ...………………………………………... 22
2. Aspek efikasi diri ….......……………………………………….. 23
a. Level ………….....………………………………………….. 23
b. Strength ……….......………………………………………... 24
c. Generality ………………………………………………….. 24
3. Dampak efikasi diri ...................………………………………... 25
a. Proses kognitif ....................................................................... 25
b. Proses motivasi ...................................................................... 26
c. Proses afektif ......................................................................... 26
d. Proses memilih ...................................................................... 27
4. Klasifikasi efikasi diri ......…………………………………….... 27
a. Efikasi diri tinggi ................................................................... 27
b. Efikasi diri rendah .................................................................. 28
C. Pegawai Negeri Sipil ........................………………………………. 28
1. Definisi pegawai negeri sipil ........................................................ 28
2. Unsur-unsur pegawai negeri sipil ................................................ 29
D. Dinamika Hubungan Efikasi diri dan Kecemasan Menghadapi
Mutasi pada Pegawai Negeri Sipil .................................................... 31
E. Kerangka Berpikir …………………….………………..................... 35
F. Hipotesis Penelitian ………………………………………………… 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………….... 37
A. Jenis Penelitian …...................……………………………………… 37
B. Identifikasi Variabel …………………......………………………..... 37
1. Variabel bebas (independent) …………………………………... 37
2. Variabel tergantung (dependent) ……………………………….. 38
C. Definisi Operasional ……………………………………………….. 38
1. Kecemasan menghadapi mutasi …………….......…………….... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Efikasi diri .......................………………………………………. 38
D. Subjek Penelitian …………………………………………………… 39
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .....………………………….... 40
1. Skala kecemasan menghadapi mutasi ………………………….. 41
2. Skala efikasi diri ………………………....…………………….. 42
F. Mutu Alat Ukur
1. Validitas …………………………………………....................... 44
a. Skala kecemasan menghadapi mutasi .................................... 46
b. Skala General Self-Efficacy (GSE) ........................................ 46
2. Seleksi item .......………………………………………………... 47
a. Skala kecemasan menghadapi mutasi .................................... 48
b. Skala General Self-Efficacy (GSE) ........................................ 49
3. Kategorisasi ………......……………………………………….... 50
4. Reliabilitas .........................…………………………………….. 50
a. Skala kecemasan menghadapi mutasi .................................... 51
b. Skala General Self-Efficacy (GSE) ........................................ 51
5. Analisis Data ……………………………………………....…… 52
a. Uji asumsi .................................................………………..... 52
1) Uji normalitas .........................................……………… 52
2) Uji Linearitas ..........................................……………… 52
b. Uji Hipotesis ………………………………………….......... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………... 55
A. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………………... 55
B. Deskripsi Subjek Penelitian ………………………………………... 57
C. Deskripsi Data Penelitian …………………………………………... 58
1. Kecemasan menghadapi mutasi ………………………………... 58
2. Efikasi diri ……………………………………………………… 60
D. Kategorisasi ………………………………………………………… 61
E. Hasil Penelitian…………………………………………………….. 63
1. Uji normalitas …………………………………………………... 63
2. Uji linearitas …………………………………………………..... 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
3. Uji hipotesis ……………………………………………………. 65
F. Analisis Tambahan ………………………………………………..... 67
G. Pembahasan ………………………………………………………… 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………..... 75
A. Kesimpulan ……………………………………………………….... 75
B. Saran ………………………………………………………………... 76
1. Bagi pegawai negeri sipil ............................…………………..... 76
2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan ...... 76
3. Bagi peneliti selanjutnya ……………………………………….. 77
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….... 78
LAMPIRAN ………………………………………………………………... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pemberian Nilai Skor Skala Likert .......….....…………………. 41
Tabel 2. Blueprint Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi ...................… 42
Tabel 3. Distribusi Item Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi sebelum
Try Out ...................................................…………………….… 42
Tabel 4. Blueprint Skala General Self-Efficacy (GSE)……………………. 43
Tabel 5. Blueprint Skala General Self-Efficacy (GSE)……………………. 43
Tabel 6. Sebaran Item Kecemasan Menghadapi Mutasi Setelah Seleksi
Item ……………………….........……………………………… 49
Tabel 7. Sebaran Item General Self-Efficacy Setelah Seleksi Item …..... 49
Tabel 8. Kategorisasi ………...........................................……………… 50
Tabel 9. Reliabilitas skala Kecemasan Menghadapi Mutasi .....…........... 51
Tabel 10. Reliabilitas skala General Self Efficacy (GSE) ……..............… 52
Tabel 11. Deskripsi Jenis Kelamin …….............................................…… 57
Tabel 12. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia ................................... 57
Tabel 13. Data empirik variabel Kecemasan Menghadapi Mutasi ............. 59
Tabel 14. Uji Beda Mean One Sample T-test variabel Kecemasan
Menghadapi Mutasi .................................................................... 59
Tabel 15. Data empirik variabel Efikasi Diri ......................…………........ 60
Tabel 16. Uji Beda Mean One Sample T-test variabel Efikasi Diri ............ 60
Tabel 17. Kategorisasi subjek ……………………………........................ 59
Tabel. 18 Kategorisasi subjek berdasarkan skala Kecemasan Menghadapi
Mutasi ………………………………………….... 61
Tabel 19. Kategorisasi subjek berdasarkan skala General Self Efficacy
Scale (GSE) …………………………………………………… 62
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas …………………………………………... 63
Tabel 21. Hasil Uji Linearitas …………………………………………… 65
Tabel 22. Hasil Uji Hipotesis ………………….................................…… 66
Tabel 23. Uji Homogenitas ………………................................................ 67
Tabel 24. Hasil Uji Beda Tingkat Kecemasan Menghadapi Mutasi antara
Perempuan dan Laki-laki …………...................................……
68
Tabel 25. Hasil Uji Beda Mann Whitney U ............................................ 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Uji Coba Penelitian ………………………………… 84
Lampiran 2. Reliabilitas Skala …………………………………………. 93
Lampiran 3. Skala Penelitian …………………………………………... 98
Lampiran 4. Hasil Uji Beda Mean ……………………………………... 107
Lampiran 5. Uji Normalitas ……………………………………………. 109
Lampiran 6. Uji Linearitas ……………………………………………... 111
Lampiran 7. Hasil Uji Hipotesis ………………………………………... 113
Lampiran 8. Hasil Uji Homogenitas 115
Lampiran 9. Hasil Uji Beda Kecemasan Menghadapi Mutasi
Berdasarkan Jenis Kelamin ………………………….......… 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Konseptual Hubungan Efikasi Diri dan Kecemasan
Menghadapi Mutasi ..........………………………………….. 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu fungsi
utama dalam penyelenggaraan pemerintahan yang menjadi kewajiban
aparatur pemerintah. Untuk memberikan pelayanan dan penyelenggaraan
publik yang sesuai dan tepat sasaran tentu memerlukan aparatur
pemerintahan yang memiliki kualitas dan profesionalitas dalam
melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Salah satu aparatur
pemerintahan adalah Pegawai Negeri Sipil. Untuk mewujudkan Pegawai
Negeri Sipil yang dapat memberikan pelayanan dan penyelenggaraan
publik yang baik, perlu diadakan pengembangan karir untuk pegawai.
Salah satu bentuk pengembangan Pegawai Negeri Sipil adalah mutasi.
Hasibuan (2014) menyatakan bahwa mutasi adalah suatu
perubahan posisi/ jabatan/ tempat/ pekerjaan yang dilakukan baik secara
horizontal maupun vertikal di dalam suatu organisasi. Pada dasarnya
mutasi termasuk dalam fungsi pengembangan karir karyawan, karena
tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam
pemerintahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Adapun tujuan-tujuan dilaksanakannya mutasi menurut Hasibuan
(2014), sebagai berikut: a) untuk meningkatkan produktivitas kerja
karyawan, b) untuk menciptakan keseimbangan antara tenaga kerja
dengan komposisi pekerjaan atau jabatan, c) untuk memperluas atau
menambah pengetahuan karyawan, d) untuk menghilangkan rasa
bosan/jemu terhadap pekerjaannya, e) untuk memberikan perangsang agar
karyawan mau berupaya meningkatkan karier yang lebih tinggi, f) untuk
pelaksanaan hukuman/sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan, g) untuk memberikan pengakuan dan imbalan terhadap
prestasinya, h) untuk alat pendorong agar spirit kerja meningkat melalui
persaingan terbuka, i) untuk tindakan pengamanan yang lebih baik, j)
untuk menyesuaikan pekerjaan dengan kondisi fisik karyawan, dan k)
untuk mengatasi perselisihan antara sesama karyawan.
Dalam sebuah organisasi pemerintahan, mutasi merupakan hal
biasa dalam upaya memberikan kesempatan kepada pegawai agar
memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih dan menyeluruh.
Mutasi yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku dapat
menimbulkan efek yang baik. Menurut Crawshaw, Van Dick, &
Brodbeck (2012) mutasi penting jika dilihat dari sudut pandang organisasi
karena saat ini kesadaran individu untuk meningkatkan karir cukup tinggi.
Mutasi kerja menawarkan peluang peningkatan karir dan dapat
meningkatkan motivasi karyawan serta mendorong keterlibatan dan
komitmen pada organisasi. Mutasi yang dilaksanakan dengan baik juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dapat mendorong pegawai meningkatkan kinerjanya sesuai dengan
kebutuhan pemerintahan sehingga pegawai dan pemerintahan dapat
berjalan bersama mencapai tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Achmad &
Sriekaningsih (2018) menunjukkan mutasi memiliki efek positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai di Bandar Udara Internasional Juwata.
Ketika mutasi dilakukan, tercipta keseimbangan antara tenaga kerja dan
posisi yang ada di organisasi, sehingga memastikan kondisi kerja yang
stabil, membuka peluang untuk pengembangan karir dan untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman karyawan. Hasil penelitian tersebut
konsisten dengan hasil penelitian Judas (2013) dan penelitian yang
dilakukan oleh Sabar, Adolfina, & Dutolong (2017) yang menunjukkan
mutasi karyawan berpengaruh positif pada kinerja karyawan dalam hal ini
meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan penelitian di atas diketahui
bahwa mutasi yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan aturan yang
berlaku memberi dampak yang baik kepada pekerjanya.
Mutasi kerja yang merupakan salah satu bentuk pengembangan
pegawai pun dapat memberi dampak buruk apabila dilaksanakan tidak
sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang berlaku. Salah satu dampak
pelaksanaan mutasi yang tidak sesuai dengan kebijakan dan peraturan
yang berlaku adalah menurunkan gairah kerja karena dianggap sebagai
hukuman dan memperburuk produktivitas kerja karena adanya
ketidaksesuaian dan ketidakmampuan kerja karyawan. Bila terjadi keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang demikian maka mutasi tidak mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
bertambah efektivitas dan efesiensi dalam pekerjaan. Hal ini terjadi karena
karyawan tersebut telah terlanjur mencintai pekerjaannya, memiliki
hubungan kerjasama yang baik dengan sesama rekan dan perasaan dari
karyawan bahwa pekerjaan-pekerjaan lain yang sederajat (Nitisemito,
2002).
Mutasi kerja yang pada dasarnya merupakan perubahan posisi,
jabatan maupun lingkungan pekerjaan dapat menyebabkan ada individu
yang siap dan kurang siap dalam menghadapi situasi tersebut. Individu
yang siap untuk menghadapi perubahan menurut Holt (2007) memiliki
efikasi diri yang tinggi sehingga memiliki kepercayaan diri untuk
menghadapi perubahan yang ada dan bersedia melakukan tugas yang
berkaitan dengan perubahan. Individu yang siap juga tidak memiliki
kesenjangan terhadap realita dan ekspektasi yang diinginkan dari
perubahan yang terjadi. Individu juga memiliki keyakinan bahwa
pemimpin atau manajemen akan mendukung terhadap pelaksanaan
perubahan yang terjadi pada organisasi. Individu juga memiliki keyakinan
bahwa adanya alasan yang logis untuk perubahan yang terjadi dan adanya
kebutuhan untuk berubah yang diusulkan, serta berfokus pada manfaat dari
perubahan bagi organisasi. Kemudian, individu memiliki keyakinan bahwa
perubahan akan memberikan keuntungan secara personal kepadanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pada kenyataannya, masih ada Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten
Timor Tengah Selatan yang kurang siap menghadapi mutasi, sekalipun
pada umumnya setiap individu menginginkan kemajuan dalam hidupnya
akan tetapi tidak berarti bahwa semua Pegawai Negeri Sipil mau
menerima mutasi. Individu yang kurang siap menghadapi suatu perubahan
dapat melihat pemindahan pekerjaan sebagai transisi karir yang penuh
tekanan. Hal ini dikarenakan karyawan yang kurang mengembangkan
koping lingkungan dan pribadi menyebabkan ia kurang dapat beradaptasi
secara efektif dalam perpindahan kerja (Latack, dalam Feldman, 1995).
Organisasi harus cermat dalam melaksanakan implementasi
perubahan karena jika gagal akan memberikan dampak negatif terhadap
organisasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Petterson
2009, dalam Zulkarnain & Hadiyani, 2014). Dampak negatif yang terjadi
dan dirasakan karyawan apabila tidak siap menghadapi perubahan dalam
jangka pendek antara lain terbuangnya uang, waktu dan tenaga, tidak
tercapainya tujuan yang direncanakan, penderitaan moral dan timbulnya
job insecurity. Dalam jangka panjang, akibat buruk yang dapat
ditimbulkan yaitu tidak tercapainya rencana strategi perusahaan,
menurunnya kepercayaan diri dalam kepemimpinan, meningkatnya
resistansi untuk berubah dan adanya keyakinan bahwa perubahan
selanjutnya yang ingin dilakukan akan gagal (Petterson 2009, dalam
Zulkarnain & Hadiyani, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bagi Pegawai Negeri Sipil yang tidak siap menghadapi mutasi
memiliki alasan tertentu seperti kekhawatiran akan ditempatkan di daerah
yang jauh dari tempat tinggal, kekhawatiran akan penempatan yang tidak
sesuai dengan keahlian yang dimiliki, memengaruhi harga diri,
memengaruhi peningkatan karir, dan ketidaknyamanan dengan lingkungan
yang baru karena harus beradaptasi dengan lingkungan serta rekan kerja
yang baru. Hal tersebut didapatkan dari hasil wawancara dengan lima
orang Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Timor Tengah Selatan pada
Selasa, 15 januari 2019 .
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hutabarat (2016)
menunjukkan pegawai negeri sipil di kabupaten Tapanuli Utara
mengalami kecemasan setelah dimutasi turun jabatan. Penelitian yang
dilakukan oleh Dewi (2018) juga menunjukkan bahwa rata-rata pegawai
negeri sipil Direktorat Jenderal Pajak mengalami kecemasan sedang saat
menghadapi mutasi.
Individu yang kurang siap dapat mengalami kecemasan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Geist (dalam Gunarsa, 2000) yang menjelaskan
bahwa sumber kecemasan dapat berasal dari tuntutan sosial yang berlebih
dan tidak mau atau tidak mampu dipenuhi oleh individu yang
bersangkutan, standar prestasi yang terlalu tinggi dengan kemampuan
yang dimiliki, kurangnya kesiapan menghadapi situasi yang ada, pola pikir
dan persepsi negatif terhadap diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Khawatir akan sesuatu hal buruk yang akan menimpa individu juga
dapat membuat seseorang merasa cemas. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nevid, Rathus, & Greene (2005) yang menjelaskan bahwa kecemasan
adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri-ciri seperti
keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan
perasaan aprehensif atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi.
Priest (1991) juga memberikan pengertian kecemasan sebagai
perasaan yang dialami individu ketika berpikir tentang sesuatu yang tidak
menyenangkan akan terjadi dan timbul karena berbagai alasan dan situasi
individu yang cemas, merasa tidak bahagia, tidak enak, tegang dan
biasanya enggan berbuat sesuatu untuk kecemasannya. Kecemasan muncul
sebagai respon atas suatu stresor. Salah satu bentuk stresor yang dihadapi
oleh Pegawai Negeri Sipil adalah mutasi.
Morthensen (2014) menyatakan individu yang cemas cenderung
kurang percaya diri, memiliki hubungan yang buruk dengan rekan kerja
serta cenderung mengalami kemunduran dalam karir mereka. Individu
yang cemas kurang memikirkan masa depannya dan menghindari inovasi
sehingga seringkali menunjukkan kinerja yang buruk. Pajares & Schunk
(2002) juga menjelaskan bahwa kondisi emosi seperti cemas dan suasana
hati yang negatif memengaruhi kegagalan atau kesuksesan terhadap hasil
yang akan didapatkan. Berdasarkan berbagai sumber yang telah peneliti
baca, kecemasan seringkali menimbulkan dampak yang buruk pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
individu dan tidak memberi dampak yang baik terlebih jika itu adalah
kecemasan yang berlebihan.
Faktor yang dapat meredam kecemasan menurut Bandura (1997)
adalah efikasi diri dan outcome expectacy. Efikasi diri merupakan suatu
perkiraan individu terhadap kemampuannya sendiri dalam mengatasi
situasi dan Outcome expectancy merupakan suatu perkiraan individu
terhadap kemungkinan terjadinya akibat-akibat tertentu yang mungkin
berpengaruh dalam menekan kecemasan.
Selain itu, Nevid, Rathus, & Greene (2005) juga menyebutkan
faktor kecemasan adalah faktor kognitif dan faktor biologi. Faktor kognitif
kecemasan meliputi prediksi berlebihan terhadap rasa takut, keyakinan
yang self defeating atau irasional, sensitivitas berlebih terhadap ancaman,
sensitivitas kecemasan, salah mengatribusikan sinyal sinyal tubuh, dan
efikasi diri yang rendah.
Efikasi diri yang rendah disebabkan karena seseorang percaya
bahwa seseorang tidak punya kemampuan untuk menanggulangi
tantangan-tantangan penuh stres yang seseorang hadapi dalam hidup,
seseorang akan merasa makin cemas bila seseorang berhadapan dengan
tantangan-tantangan itu. Sebaliknya orang yang mampu melakukan tugas
tugasnya, seseorang itu tidak akan dihantui oleh kecemasan, atau rasa
takut bila seseorang itu berusaha melakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Feist & Feist (2002) menyatakan ketika seseorang mengalami
ketakutan yang tinggi, kecemasan yang tinggi, maka biasanya mereka
mempunyai efikasi diri yang rendah. Sementara, mereka yang memiliki
efikasi diri yang tinggi merasa mampu dan yakin terhadap kesuksesan
dalam mengatasi rintangan dan menganggap ancaman sebagai suatu
tantangan yang tidak perlu dihindari.
Orang dengan self-efficacy yang rendah (kurang yakin pada
kemampuannya untuk melakukan tugas tugas dengan sukses) cenderung
untuk berfokus pada ketidakadekuatan yang dipersepsikan (Nevid, Rathus,
& Greene, 2005). Berdasarkan penjelasan di atas maka salah satu faktor
yang berpengaruh dalam kecemasan adalah efikasi diri. Bandura (1986)
mengungkapkan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi memiliki
keyakinan bahwa dirinya mampu untuk mencapai hasil yang telah
ditetapkan. dengan demikian Pegawai Negeri Sipil yang memiliki efikasi
diri tinggi tidak akan mengalami kecemasan menghadapi mutasi.
Kecemasan dengan efikasi diri merupakan dua variabel yang saling
berkaitan hal ini dikarena ketika seseorang yang memiliki efikasi diri
rendah dalam menyelesaikan suatu persoalan maka seseorang tersebut
dapat mengalami kecemasan. Sedangkan seseorang yang memiliki efikasi
diri tinggi dalam menyelesaikan suatu persoalan maka seseorang tersebut
tidak akan mengalami kecemasan. Mendukung pernyataan tersebut, Litts
(1989) menyatakan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi lebih
memiliki daya tahan menghadapi kecemasan dan situasi menegangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
serta dapat mentoleransi rasa sakit. Selain itu, Myers (2002) juga
menyebutkan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi tidak mudah
menngalami depresi dan kecemasan serta memiliki pola hidup yang
terfokus sehingga dapat hidup lebih sehat dan sukses dalam akademis.
Bandura (1997) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan
penilaian individu terhadap kemampuannya guna mengorganisir dan
melakukan serangkaian perilaku untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya. Dengan demikian efikasi diri berkaitan dengan
kemampuan individu dalam memperkirakan kecakapan dan potensi diri
untuk mencapai tujuan atau melaksanakan tugas. Berdasar pada efikasi
diri, maka individu dapat memperkirakan besarnya kemampuan yang
dimilikinya dan waktu yang diperlukan guna mengatasi hambatan-
hambatan yang akan muncul. efikasi diri merupakan evaluasi individu atas
kemampuan yang dimilikinya guna mencapai tujuan, melaksanakan tugas
atau mengatasi hambatan (Baron & Byrne, 1997).
Bandura (1997) mengatakan bahwa efikasi diri merupakan
keyakinan bahwa seseorang mampu melaksanakan tugas, mencapai tujuan
dan mengatasi rintangan. Lebih lanjut Bandura (1997) menyatakan bahwa
efikasi diri berguna untuk melatih kontrol terhadap stressor yang berperan
penting dalam keterbangkitan kecemasan. Individu yang percaya bahwa
mereka mampu mengadakan kontrol terhadap ancaman tidak mengalami
keterbangkitan kecemasan yang tinggi. Sebaliknya, mereka yang percaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
bahwa mereka tidak dapat mengatur ancaman, mengalami keterbangkitan
kecemasan yang tinggi.
Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara efikasi diri
dan kecemasan antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Ehrenberg,
Cox, & Koopman (1991) yang menunjukkan efikasi diri memiliki
hubungan yang penting dengan depresi dan kecemasan. Penelitian yang
dilakukan oleh Murris (2002) menunjukkan rendahnya tingkat efikasi diri
seseorang umumnya disertai dengan tingginya tingkat kecemasan yang
dialaminya. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Tahmassian &
Moghadam (2011) juga menunjukkan adanya hubungan negatif yang
signifikan antara efikasi diri dan kecemasan dengan kata lain semakin
rendah efikasi diri maka kecemasan yang dimiliki pun semakin tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Rini (2013) juga menunjukkan
bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan memiliki
kecemasan yang rendah, hal ini dikarenakan individu tersebut memiliki
kepercayaan diri, keyakinan akan kemampuannya, keyakinan mencapai
target yang sudah ditetapkan, dan keyakinan akan kemampuan
kognitifnya. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sacks (2010) juga
menunjukkan adanya hubungan negatif antara efikasi diri dan kecemasan.
Berdasarkan paparan di atas, mutasi kerja adalah salah satu hal
yang perlu dilakukan dan sering terjadi namun, selama ini penelitian di
Indonesia mengenai Pegawai Negeri Sipil belum banyak membahas
hubungan efikasi diri dan kecemasan pada Pegawai Negeri Sipil terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dalam menghadapi proses mutasi kerja. Selain itu, penelitian ini akan
dilakukan pada beberapa instansi di satu kabupaten dengan jumlah sampel
yang mewakili populasi dimana penelitian yang dilakukan oleh Dewi
(2018) mengenai kecemasan menghadapi mutasi berfokus pada satu
instansi dan Hutabarat (2016) yang melakukan penelitian dengan jumlah
sampel yang cenderung sedikit untuk mewakili satu kabupaten.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk membahas hubungan
antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai
Negeri Sipil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah ada hubungan negatif antara efikasi diri
dengan kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meneliti hubungan negatif antara efikasi diri dengan
kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian teoritis di
bidang keilmuan Psikologi Industri dan Organisasi, terkait dengan
kecemasan saat menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil
(Pegawai Negeri Sipil). Hasil penelitian ini juga dapat menjadi studi
yang mampu menjelaskan mengenai hubungan antara efikasi diri
dengan kecemasaan saat menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri
Sipil (Pegawai Negeri Sipil). Selain itu, hasil penelitian dapat menjadi
referensi untuk penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Pegawai Negeri Sipil
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi
Pegawai Negeri Sipil mengenai efikasi diri mampu memengaruhi
kecemasan saat menghadapi mutasi. Jika hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pegawai Negeri Sipil memiliki efikasi diri
yang tinggi dan kecemasna menghadapi mutasi yang rendah, maka
diharapkan Pegawai Negeri Sipil dapat mempertahankan efikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
diri yang dimiliki sehingga tidak mengalami kecemasan saat
menghadapi mutasi. namun, apabila Pegawai Negeri Sipil memiliki
kecemasan yang tinggi saat menghadapi mutasi, maka pegawai
diharapkan mampu mempersiapkan diri dengan baik sehingga
mampu menghadapi mutasi kerja.
b. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi bagi
pemimpin di pemerintah daerah terkait sehingga dapat dijadikan
sebagai kontribusi terhadap pemecahan masalah yang berkaitan
dengan pelaksanaan mutasi Pegawai Negeri Sipil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kecemasan Menghadapi Mutasi
1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Mutasi
Teori Freud tentang kecemasan pertama kali didasari oleh
suatu pemikiran yang mengungkapkan analogi dari kesamaan respon
tubuh selama serangan kecemasan yang terlihat saat berhubungan
seksual (palpitasi, nafas berat). Teori ini dikemukakan sekitar tahun
1894 sebagai penyambung dari teori coitus interuptus yang
sebelumnya telah dikemukakan. Sebelumnya pada tahun 1890, Freud
melalui observasi klinisnya mengatakan bahwa kecemasan adalah
hasil dari libido yang mengendap (Dewi dan Andri, 2007). Freud
melihat kecemasan sebagai bagian penting dari sistem kepribadian,
hal yang merupakan suatu landasan dan pusat dari perkembangan
perilaku neurosis dan psikosis.
Setiap ahli memiliki pendapat yang tidak jauh berbeda
mengenai definisi kecemasan. Kecemasan berhubungan dengan rasa
takut, tetapi kecemasan terjadi untuk mengantisipasi situasi yang
ditakuti. Kecemasan merupakan sensasi ketegangan otot, perasaan
gelisah, mudah terkejut dan pemikiran tentang sesuatu yang mungkin
salah dan biasanya membuat seseorang ingin menghindari sebuah
situasi (Greenberger & Padesky, 2004). Kecemasan adalah suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
keadaan khawatir pada seseorang yang mengeluhkan bahwa sesuatu
yang buruk akan segera terjadi (Nevid, Rathus & Greene, 2005).
Tanda-tanda kecemasan adalah dalam bentuk rasa khawatir dan
perasaan lain yang kurang menyenangkan. Biasanya perasaan ini
disertai oleh ketidakpercayaan diri dalam menghadapi masalah.
Perasaan tidak percaya diri dalam menghadapi suatu masalah membuat
seseorang menjadi cemas dengan apa yang akan dihadapinya sehingga
patut diduga bahwa efikasi diri mempengaruhi kecemasan seseorang.
Menurut Amerian Psychiatric Assosiation & Barlow (dalam Durand &
Barlow, 2006) anxiety (kecemasan) adalah keadaan suasana perasaan
(mood) yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan
fisik dan kekhawatiran tentang masa depan.
Kecemasan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh
hampir semua individu, hanya saja kadar dan tarafnya yang berbeda.
Ada individu yang dapat menyelesaikan masalahnya hingga
kecemasan yang dialami tidak berkepanjangan, tetapi tidak jarang
kecemasan tersebut juga mendatangkan gangguan bagi yang
mengalaminya (White & Watt, 1981). Menurut Sullivan dalam (Hall &
Lindzey, 1994), kecemasan didefinisikan sebagai ketegangan akibat
ancaman nyata dari luar yang membayangi keadaan seseorang.
Selanjutnya Schwartz (2000) mengemukakan kecemasan
berasal dari kata Latin anxius, yang berarti penyempitan atau
pencekikan. Kecemasan mirip dengan rasa takut tapi dengan fokus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kurang spesifik, sedangkan ketakutan biasanya respon terhadap
beberapa ancaman langsung. Kecemasan ditandai oleh kekhawatiran
tentang bahaya tidak terduga yang terletak di masa depan. Kecemasan
adalah emosi yang tidak menyenangkan, seperti perasaan tidak enak,
perasaan kacau, was-was dan ditandai dengan istilah kekhawatiran,
keprihatinan, dan rasa takut yang kadang dialami dalam tingkat dan
situasi yang berbeda-beda (Atkinson, 1999).
Barlow & Durand (2006) juga menyatakan kecemasan adalah
keadaan suasana hati yang ditandai oleh afek negatif dan gejala-gejala
ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan
datangnya bahaya atau kemalangan. Dalam bentuknya yang ekstrem,
kecemasan dapat mengganggu fungsi sehari-hari (Nevid, Rathus, &
Greene, 2005). Penanganan kecemasan antara satu individu dengan
individu lainnya dapat berbeda tergantung pada penilaian pribadi
individu terhadap kemampuan yang dimilikinya yang disebut efikasi
diri.
Priest (1991) memberikan pengertian tentang kecemasan
sebagai perasaan yang dialami individu ketika berpikir tentang sesuatu
yang tidak menyenangkan akan terjadi dan timbul karena berbagai
alasan dan situasi individu yang cemas, merasa tidak bahagia, tidak
enak, tegang dan biasanya enggan berbuat sesuatu untuk
kecemasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kecemasan adalah sensasi perasaan yang ditandai oleh afek negatif
seperti gelisah, mudah terkejut dan gejala-gejala ketegangan
jasmaniah dimana seseorang ingin menghindari sebuah situasi atau
mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya tidak terduga di masa
depan.
Mutasi adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk
memindahkan karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain yang
dianggap setingkat atau sejajar (Nitisemito, 2001). Hasibuan (2014)
mengatakan mutasi adalah suatu perubahan posisi/ jabatan/ tempat/
pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal
(promosi/demosi) di dalam suatu organisasi. Pada dasarnya mutasi
termasuk dalam fungsi pengembangan karyawan, karena tujuannya
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam perusahaan
(pemerintahan) tersebut.
Menurut Hasibuan (2014) ada tiga dasar/landasan pelaksaaan
mutasi karyawan yang kita kenal yaitu merit system, seniority system,
dan spoiled system. Merit system adalah mutasi karyawan yang
didasarkan atas landasan yang bersifat ilmiah, objektif, dan hasil
prestasi kerjanya. Seniority system adalah mutasi yang didasarkan atas
landasan masa kerja, usia, dan pengalaman kerja dari karyawan
bersangkutan. Sistem mutasi seperti ini tidak objektif karena
kecakapan orang yang dimutasikan berdasarkan senioritas belum tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mampu memangku jabatan baru. Kemudian, spoil system adalah
mutasi yang didasarkan atas landasan kekeluargaan. Sistem mutasi
seperti ini kurang baik karena didasarkan atas pertimbangan suka atau
tidak suka (like or dislike).
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa
kecemasan menghadapi mutasi adalah sensasi perasaan yang ditandai
oleh afek negatif seperti gelisah, mudah terkejut dan gejala-gejala
ketegangan jasmaniah ketika individu mengalami perubahan
posisi/jabatan/tempat/pekerjaan di dalam suatu organisasi.
2. Macam-macam kecemasan
Buclew (1980) mengatakan bahwa pada umumnya para ahli
membagi kecemasan menjadi dua tingkatan: (a) Tingkat psikologis,
yaitu kecemasan yang bentuknya nampak sebagai gejala kejiwaan,
seperti tegang, bingung khawatir, sukar berkonsentrasi, perasaan tidak
menentu dan sebagainya. (b) Tingkat fisiologis, yaitu kecemasan yang
sudah mempengaruhi atau terwujud pada gejala fisik, terutama pada
fungsi sistem syaraf, misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar,
keluar keringat dingin berlebihan, sering gemetar, perut mual dan
sebagainya.
Menurut Blacburn & Davidson (1994), ada beberapa gejala
kecemasan, di antaranya adalah suasana hati, pikiran, motivasi,
perilaku gelisah, reaksi biologis, ketakutan, ketegangan, dan
kekhawatiran. Ada empat cara untuk mengetahui ada tidaknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kecemasan, yaitu secara koginitif, motorik, somatik, dan afeksi.
Secara kognitif, kecemasan dimanifestasikan ke dalam pikiran
individu. Gejala yang tampak dalam diri individu menjadi cemas, sulit
untuk berkonsentrasi, sulit untuk tidur, sulit untuk membuat
keputusan, dan terlalu terpaku pada bahaya yang tidak jelas asalnya.
3. Aspek-aspek kecemasan
Greenberger & Padesky (2004) mengelompokkan kecemasan
menjadi empat aspek yaitu :
a. Reaksi fisik
Reaksi fisik seperti telapak tangan berkeringat, otot menjadi
tegang, jantung berdebar-debar (berdegup kencang), pipi merona,
pusing-pusing dan sulit bernafas terjadi ketika seseorang
menghadapi situasi yang membuat dirinya merasa cemas.
b. Pemikiran
Seseorang yang sedang mengalami kecemasan cenderung
memikirkan bahaya yang berlebihan, menganggap diri sendiri
tidak mampu menghadapi masalah, tidak memiliki keahlian, tidak
siap menghadapi suatu situasi, tidak menganggap penting bantuan
yang ada, khawatir dan berpikir tentang hal yang buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
c. Perilaku
Ketika menghadapi suatu situasi yang menyebabkan kecemasan,
individu yang cemas cenderung menunjukkan perilaku
menghindar, meninggalkan situasi ketika kecemasan mulai terjadi,
mencoba melakukan banyak hal secara sempurna atau mencoba
mencegah bahaya.
d. Suasana hati
Suasana hati seseorang dapat berubah ketika dihadapkan dengan
suatu situasi yang dapat memunculkan kecemasan. Suasana hati
cenderung menjadi gugup, jengkel, dan panik. Perasaan gugup dan
panik dapat memunculkan kesulitan dalam memutuskan sesuatu.
Miasalnya, dalam hal keinginan dan minat.
4. Faktor-faktor yang menimbulkan kecemasan
Blacburn & Davidson (1994) menjelaskan faktor-faktor yang
menimbulkan kecemasan, seperti pengetahuan yang dimiliki seseorang
mengenai situasi yang sedang dirasakannya, apakah situasi tersebut
mengancam atau tidak memberikan ancaman, serta adanya
pengetahuan mengenai kemampuan diri untuk mengendalikan dirinya
(seperti keadaan emosi serta fokus ke permasalahannya).
Bandura (1997) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh dalam kecemasan antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1) Efikasi diri yang merupakan suatu perkiraan individu
terhadap kemampuannya sendiri dalam mengatasi situasi.
2) Outcome expectancy yang merupakan suatu perkiraan
individu terhadap kemungkinan terjadinya akibat-akibat
tertentu yang mungkin berpengaruh dalam kecemasan.
B. Efikasi Diri
1. Pengertian Efikasi diri
Istilah efikasi diri pertama kali diperkenalkan oleh Albert
Bandura dalam Psychological Review nomor 84 tahun 1986. Bandura
(1997) menyatakan efikasi diri mengacu pada keyakinan individu
pada kemampuannya untuk melakukan tindakan yang diperlukan
untuk mencapai hal yang diinginkan. Bandura (1986) mengatakan
bahwa, efikasi diri adalah penilaian seseorang atas kemampuan yang
dimilikinya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Senada dengan
Bandura, Carducci (1998) juga mendefinisikan efikasi diri sebagai
keyakinan yang dirasakan individu bahwa ia dapat menjalankan
perilaku tertentu dalam upaya mengatasi situasi tertentu.
Ormrod (2008) juga mengemukakan bahwa efikasi diri adalah
penilaian seseorang tentang kemampuannya sendiri untuk
menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu. Bandura
(1997) menyatakan bahwa efikasi diri berguna untuk melatih kontrol
terhadap stressor yang berperan penting dalam keterbangkitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kecemasan. Individu yang percaya bahwa mereka mampu
mengadakan kontrol terhadap ancaman tidak mengalami
keterbangkitan kecemasan yang tinggi. Sebaliknya, mereka yang
percaya bahwa mereka tidak dapat mengatur ancaman, mengalami
keterbangkitan kecemasan yang tinggi.
Berdasarkan berbagai pengertian efikasi diri di atas dapat
disimpulkan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang individu
bahwa ia mampu melakukan tugas yang diberikan dalam situasi yang
sukar maupun mengancam sekalipun.
2. Aspek-aspek Efikasi Diri
Adapun aspek-aspek efikasi diri menurut Bandura (1997) yang
membedakan setiap individu yaitu level, strength dan generality
dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Level
Aspek ini berkaitan dengan efikasi diri tiap individu yang
berbeda sesuai dengan kesulitan tugas yang ia hadapi. Efikasi diri
seseorang diukur dengan tingkatan dari tuntutan tugas atau
hambatan yang ia hadapi untuk mencapai kinerja yang inginkan.
Jika suatu aktivitas tidak memiliki hambatan, mudah untuk
dilakukan maka semua individu memiliki efikasi diri yang tinggi
dalam menghadapi hal tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Strength
Strength merupakan tingkat keyakinan individu dalam
menghadapi kesulitan atau hambatan yang dialami. Jika individu
memiliki keyakinan yang kuat dapat mendorongnya untuk gigih
dalam upaya mencapai tujuan yang ia inginkan meskipun belum
memiliki pengalaman yang menunjang. Sebaliknya, individu yang
memiliki keyakinan lemah akan kemampuannya akan mudah
tergoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak
menyenangkan atau tidak menunjang. Semakin kuat efikasi diri
yang dimiliki, semakin besar ketekunan dan semakin tinggi
kemungkinan aktivitas yang dilakukan berjalan sukses.
c. Generality
Generality berkaitan dengan cakupan luas bidang tingkah
laku yang membuat individu merasa yakin pada kemampuannya.
Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan yang ia miliki,
tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya yang terbatas
pada kesamaan aktivitas yang ia jalani, bagaimana ia
mengekspresikan dirinya (perilaku, kognitif dan afeksi) serta
situasi tertentu yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Dampak Efikasi Diri
Bandura (1997) menyatakan efikasi diri memiliki 4 dampak
bagi tubuh manusia, sebagai berikut:
a. Proses Kognitif (Cognitive Processes)
Efikasi diri memiliki berbagai dampak pada proses kognitif.
Penetapan tujuan pribadi dipengaruhi oleh penilaian atas
kemampuan diri. Semakin kuat efikasi diri yang dimiliki maka
semakin tinggi tujuan yang ingin dicapai dan komitmen untuk diri
sendiri. Individu dengan efikasi diri yang tinggi memvisualisasikan
keberhasilan secara positif dan mendukung kinerjanya.
Sebaliknya, pada individu yang memvisualisasikan keberhasilan
secara negatif sulit untuk mencapai banyak hal dan melawan
keraguan diri.
Efikasi diri dibutuhkan untuk tetap berorientasi pada tugas
dan menghadapi tuntutan situasional yang memiliki dampak
signifikan. Individu yang memiliki efikasi diri tinggi dapat
bertahan menghadapi tugas bahkan di bawah keadaan yang sulit.
Sebaliknya, individu yang ragu pada efikasi dirinya dapat
menurunkan kualitas kerjanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Proses Motivasi (Motivational Processes)
Efikasi diri memiliki peran penting dalam motivasi diri.
Individu memotivasi, menetapkan tujuan dan merencanakan
tindakan untuk mewujudkan masa depan yang berharga. Individu
yang memiliki efikasi diri tinggi berupaya lebih besar ketika
mereka gagal menguasai sebuah tantangan. Sebaliknya, individu
yang memiliki efikasi diri rendah ketika dihadapkan dengan
tantangan mereka cenderung akan menyerah dengan cepat.
c. Proses Afektif (Affective Processes)
Keyakinan seseorang dalam kemampuannya mengatasi
permasalahan memengaruhi seberapa stres dan depresi yang ia
alami dalam situasi yang sulit. Efikasi diri juga mengontrol
stressor dan memainkan peran utama dalam gairah kecemasan.
Individu yang percaya dapat mengontrol ancaman dapat
menghindari kecemasan yang ada sedangkan individu yang tidak
dapat mengatasi ancaman mengalami kecemasan tinggi.
Efikasi diri juga memainkan peran penting untuk
mengontrol pikiran yang dapat membuat seseorang stres dan
depresi. Selain itu, efikasi diri juga dapat mengurangi kecemasan
dan berbagai hal yang memengaruhi kesehatan fisik maupun
psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d. Proses Memilih (Selection Processes)
Efikasi diri dapat membentuk kehidupan seseorang dengan
memengaruhi jenis kegiatan dan lingkungan yang ia pilih. Individu
dengan efikasi diri tinggi cenderung mudah melakukan kegiatan
yang menantang dan memilih situasi yang mampu ia tangani.
Individu tersebut mampu mengembangkan berbagai kompetensi,
minat, jejaring sosial yang ia miliki. Sebaliknya, individu yang
memiliki efikasi diri rendah cenderung menghindari kegiatan atau
situasi yang melebihi kemampuan coping mereka.
4. Klasifikasi Efikasi Diri
Secara garis besar, Bandura (1997) mengemukakan 2 tingkatan
atau klasifikasi efikasi diri yaitu :
a. Tingkat Efikasi diri tinggi
Dalam mengerjakan suatu tugas atau menghadapi situasi
tertentu, individu yang memiliki efikasi diri tinggi memilih terlibat
langsung dan mampu menghadapi situsi tersebut. Individu dapat
mengerjakan tugas atau menghadapi sutuasi tertentu dengan tekun
karena percaya pada keemampuan diri yang dimiliki sekalipun
sulit. Mereka tidak menganggap hal tersebut sebagai ancaman dan
menganggap kegagalan sebagai akibat kurangnya usaha yang
keras, pengetahuan dan keterampilan. Orang yang mempunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
efikasi diri tinggi cenderung memiliki kinerja yang baik dan
mampu menangani berbagai hal secara efektif.
b. Tingkat Efikasi diri rendah
Individu yang memiliki efikasi diri rendah tidak sadar dan
tidak berpikir cara yang baik untuk menghadapi tugas-tugas atau
situasi yang sulit. Individu tersebut cepat merasa tak berdaya,
cepat menyerah, menghindar dari tugas atau situasi yang sulit dan
selalu memikirkan kekurangan dalam dirinya. Individu tersebut
juga lamban dalam membenahi atau mendapatkan kembali efikasi
dirinya saat menghadapi kegagalan. Ia selalu merasa akan gagal
dan terus menerus mengatakan dirinya tidak mampu menghadapi
situasi atau mengerjakan tugas yang sulit.
C. Pegawai Negeri Sipil
1. Definisi Pegawai Negeri Sipil
Pengertian Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia, “Pegawai: berarti orang yang bekerja pada
pemerintah (perusahaan dan sebagainya), sedangkan “Negeri” berarti
negara atau pemerintah atau negara. Menurut Undang-Undang Nomor
43 Tahun 1999 terdapat pada pasal 1 angka 1, Pegawai Negeri adalah
setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat
yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang ebrwenang dan diserahi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Unsur-unsur Pegawai Negeri Sipil
Adapun unsur-unsur Pegawai Negeri menurut Harahap & Ridwan
(2018) adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi syarat-syarat tertentu menurut peraturan perundang-
undangan. Syarat-syarat untuk menjadi pegawai negeri diantaranya
adalah WNI, usia 18-40 tahun, tidak pernah dihukum, tidak pernah
terlibat dengan gerakan yang menentang Pancasila, dan
sebagainya. Pada umunya, di samping syarat-syarat umum yang
berlaku sama untuk semua instansi pemerintah juga dimungkinkan
mencantuman syarat-syarat khusus yang ditetapkan oleh masing-
masing instansi sesuai dengan kebutuhan dan kekhususan instansi
yang bersangkutan.
b. Diangkat oleh Pejabat yang berwenang: Dalam UU No. 8 Tahun
1974 dikenal istilah pejabat yang berwenang dan pejabat yang
berwajib. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan mengangkat dan atau memberhentikan pegawai negeri
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena
jabatan atau tugasnya berwenang melakukan tindakan hukum
berdasarkan peraturan perundang-undangn yang berlaku. Pejabat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
yang berwenang merangkap pegawai negeri ini ditentukan sebagai
berikut:
1) Presiden menetapkan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
dalam pangkat Pembina Tingkat I (golongan ruangan IV/b) ke
atas, baik untuk pengangkatan baru maupun untuk
pengangkatan kembali;
2) Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintahan non
Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/
Tinggi Negara, dan pejabat lain yang ditentukan presiden,
menetapkan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil baru atau
pengangkatan kembali dalam lingkungan kekuasaannya untuk
pangkat Pembina (golongan ruang IV/a) ke bawah.
3) Diserahi tugas dalam jabatan negeri atau tugas negara lainnya;
Pegawai Negeri dapat disserahi tugas berupa tugas dalam suatu
jabatan negeri maupun tugas negara lainnya. Yang dimaksud
dengan tugas dalam jabatan negeri adalah apabila yang
bersangkutan diberi jabatan dalam bidang eksekutif yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
termasuk di dalamnya jabatan dalam kesekretariatan Lembaga
Tertinggi/Tinggi Negara serta kepaniteraan di pengadilan-
pengadilan., sedangkan tugas negara lainnya adalah jabatan
yang berada di luar lingkungan eksekutif seperti hakim-hakim
pada Pengadilan Negeri dan Peradilan Tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4) Digaji menurut peraturan perundang-undangan. Dalam
penggajian Pegawai Negeri itu dikenal beberapa sistem
penggajian, yaitu skala tunggal, skala ganda, dan skala
gabungan.
D. Hubungan Efikasi Diri dengan Kecemasan Menghadapi Mutasi
Pada Pegawai Negeri Sipil
Dalam sebuah organisasi pemerintahan, mutasi merupakan salah
satu bentuk pengembangan karir pegawai karena tujuannya untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam pemerintahan.
Hasibuan (2014) menyatakan bahwa mutasi adalah suatu perubahan posisi/
jabatan/ tempat/ pekerjaan yang dilakukan baik secara horizontal maupun
vertikal di dalam suatu organisasi. Pada dasarnya mutasi termasuk dalam
fungsi pengembangan karyawan, karena tujuannya untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas kerja dalam pemerintahan tersebut.
Pelaksanaan mutasi dapat terjadi kepada siapa saja dan seringkali
dilaksanakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan dapat
membuat Pegawai Negeri Sipil khawatir. Khawatir akan sesuatu hal buruk
yang mungkin terjadi pada dirinya dapat membuat seseorang merasakan
cemas. Kecemasan merupakan sensasi ketegangan otot, kegelisahan,
perasaan gelisah, mudah terkejut dan pemikiran tentang sesuatu yang
mungkin salah dan biasanya membuat kita ingin menghindari sebuah
situasi (Greenberger & Padesky, 2004). Bandura (1997) menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
bahwa efikasi diri dan dan outcome expectacy merupakan faktor yang
dapat menjadi peredam kecemasan. Efikasi diri merupakan suatu perkiraan
individu terhadap kemampuannya sendiri dalam mengatasi situasi.
Pegawai dengan efikasi diri yang tinggi cenderung memilih terlibat
langsung dan mampu menghadapi berbagai situasi termasuk pelaksanaan
mutasi kerja. Selain itu, pegawai juga percaya pada kemampuan yang ia
miliki sehingga memengaruhi kinerja yang dimiliki semakin baik serta
menganggap sebuah kegagalan sebagai suatu motivasi untuk lebih
berusaha dalam hal ini meskipun mutasi kerja memberi dampak yang
kurang baik pada karirnya, pegawai dengan efikasi diri yang tinggi tetap
termotivasi untuk berusaha lebih baik lagi. Hasil penelitian Rini (2013)
menunjukkan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan
memiliki kecemasan yang rendah, hal ini dikarenakan individu tersebut
memiliki kepercayaan diri, keyakinan akan kemampuannya, keyakinan
mencapai target yang sudah ditetapkan, dan keyakinanakan kemampuan
kognitifnya.
Pegawai yang memiliki efikasi diri tinggi cenderung tidak merasa
khawatir dan percaya diri ketika menghadapi mutasi kerja. Hal ini
membuat pegawai dengan efikasi diri yang tinggi tetap memiliki kinerja
yang baik serta menganggap mutasi kerja sebagai salah satu bentuk
pengembangan karir. Bandura (1997) menyatakan bahwa efikasi diri
berguna untuk melatih kontrol terhadap stressor yang berperan penting
dalam keterbangkitan kecemasan sehingga pegawai yang memiliki efikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
diri tinggi cenderung mengalami kecemasan menghadapi mutasi yang
rendah.
Individu yang memiliki efikasi diri yang rendah menurut Bandura
(1997) tidak berpikir cara yang baik untuk menghadapi tugas-tugas atau
situasi yang sulit, cepat merasa tak berdaya, cepat menyerah, menghindar
dari tugas atau situasi yang sulit dan selalu memikirkan kekurangan dalam
dirinya. Ia selalu merasa akan gagal dan terus menerus mengatakan dirinya
tidak mampu menghadapi situasi atau mengerjakan tugas yang sulit.
Pegawai yang memiliki efikasi diri rendah cenderung menghindar,
merasa kurang percaya diri, memiliki kinerja yang kurang baik ketika
menghadapi mutasi kerja. Pegawai juga menganggap mutasi kerja sebagai
bentuk kegagalan dalam karir. Hal ini sesuai dengan pendapat Morthensen
(2014) yang menyatakan bahwa individu yang cemas cenderung kurang
percaya diri, memiliki hubungan yang buruk dengan rekan kerja serta
cenderung mengalami kemunduran dalam karir mereka. Individu yang
cemas kurang memikirkan masa depannya dan menghindari inovasi
sehingga seringkali menunjukkan kinerja yang buruk.
Seseorang yang yakin dapat mengatasi masalah tidak akan
mengalami gangguan pola berpikir dan berani menghadapi tekanan serta
ancaman. Namun sebaliknya, seseorang yang tidak yakin dirinya dapat
mengatasi ancaman dan tekanan akan mengalami kecemasan yang tinggi
(Priest, 1991). Pajares & Schunk (2002) juga menjelaskan bahwa kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
emosi seperti cemas dan suasana hati yang negatif memengaruhi
kegagalan atau kesuksesan terhadap hasil yang akan didapatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Kerangka Berpikir
Efikasi Diri
Efikasi Diri
Rendah
Efikasi Diri
Tinggi
1. Pegawai memilih terlibat langsung
dan mampu menghadapi mutasi kerja
2. Pegawai percaya pada kemampuan
yang dimiliki saat menghadapi mutasi
kerja
3. Pegawai memiliki kinerja yang baik
bahkan setelah dimutasikan
4. Pegawai menganggap mutasi sebagai
suatu bentuk motivasi dan
pengembangan karir
1. Menghindar dan merasa kurang
mampu menghadapi mutasi kerja
2. Pegawai merasa kurang percaya diri
saat menghadapi mutasi
3. Mutasi memengaruhi kinerja pegawai
menjadi kurang baik
4. Menganggap mutasi kerja sebagai
bentuk kegagalan dalam karir
Kecemasan
Menghadapi Mutasi
Rendah
Kecemasan
Menghadapi Mutasi
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
F. Hipotesis
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengajukan hipotesis penelitian
sebagai berikut: “Terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan
kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil”, dengan
asumsi bahwa semakin tinggi efikasi diri maka tingkat kecemasan pada
Pegawai Negeri Sipil yang akan menghadapi mutasi semakin rendah dan
sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka tingkat kecemasan
menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil semakin tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian korelasional (Correlational Research). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menguji hubungan antara 2 variabel yaitu efikasi diri dan
kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif bertujuan
menguji teori secara objektif dengan cara memeriksa atau meneliti
hubungan antar variabel-variabel. Variabel-variabel ini harus dapat diukur
sehingga data numerik yang dihasilkan bisa dianalisis secara statistik
Creswell (dalam Supratiknya, 2015).
B. Identifikasi Variabel
Menurut Sugiyono (2011), variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
yaitu (Sarwono, 2006):
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang
memengaruhi variabel lain. Variabel ini diukur, dimanipulasi, atau
dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan gejala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yang diobservasi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Efikasi
Diri”.
2. Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon
jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel tergantung dalam
penelitian ini adalah “Kecemasan Menghadapi Mutasi”.
C. Definisi Operasional
1. Kecemasan Menghadapi Mutasi
Kecemasan menghadapi mutasi adalah sensasi perasaan yang ditandai
oleh afek negatif seperti gelisah, mudah terkejut dan gejala-gejala
ketegangan jasmaniah ketika individu mengalami perubahan
posisi/jabatan/tempat/pekerjaan di dalam suatu organisasi. Kecemasan
dalam menghadapi mutasi dalam penelitian ini diungkap peneliti
menggunakan skala kecemasan yang disusun berdasarkan aspek-aspek
kecemasan dari Greenberger & Padesky (2004), yaitu reaksi fisik,
pemikiran, perilaku, dan suasana hati. Nilai skor tinggi pada variabel
kecemasan menunjukkan semakin tinggi tingkat kecemasan
menghadapi mutasi yang dimiliki orang tersebut, sedangkan skor
rendah yang diperoleh seseorang maka menunjukkan tingkat
kecemasan yang dimiliki rendah.
2. Efikasi diri
Efikasi diri adalah keyakinan seseorang individu bahwa ia mampu
melakukan tugas yang diberikan kepadanya dalam situasi yang sukar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
maupun mengancam sekalipun. Efikasi diri pada subjek penelitian
dapat diungkap dengan skala efikasi diri yang mengacu pada teori dari
Bandura (1997) yang terdiri dari 3 aspek, diantaranya level (tingkatan),
strength (kekuatan), dan generality (generalitas). Pengukuran efikasi
diri akan dilakukan dengan melihat respon subjek terhadap skala
General Self-Efficacy (GSE). Semakin tinggi nilai yang dihasilkan,
maka semakin tinggi pula tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh
subjek, dan sebaliknya semakin rendah nilai yang dihasilkan, maka
semakin rendah pula tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh subjek.
D. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian adalah sumber utama penelitian yang
memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti (Azwar, 2012).
Subjek pada penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive
sampling, dimana responden penelitian memiliki beberapa kriteria tertentu.
Adapun subjek penelitian memiliki beberapa kriteria tertentu sebagai
berikut :
1. Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Timor Tengah Selatan
Subjek dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten
Timor Tengah Selatan yang termasuk dalam beberapa instansi yang
sering mengalami mutasi kerja.
2. Telah bekerja lebih dari 4 tahun karena pegawai negeri sipil hanya
diperbolehkan untuk dimutasi jika telah 4 tahun mengabdi di daerah
penempatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Sudah pernah mengalami mutasi kerja.
Pemilihan Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Timor
Tengah Selatan sebagai subjek penelitian secara ilmiah dikarenakan
peneliti cukup mengenal budaya yang ada di Kabupaten Timor
Tengah Selatan sehingga ingin mengurangi kemungkinan terjadinya
bias budaya. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara
di awal menunjukkan Pegawai Negeri Sipil mengalami kecemasan
saat menghadapi mutasi sehingga dapat mewakili masalah pokok
dalam penelitian ini. Kemudian, alasan pragmatis dalam penentuan
subjek adalah kemudahan peneliti dalam mengakses subjek sehingga
membantu kelancaran penelitian yang dilakukan.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
penyebaran skala. Model penskalaan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Skala Likert. Skala Likert terdiri dari pernyataan-pernyataan yang
disusun dengan tujuan mengukur suatu atribut psikologis. Pernyatan
tersebut terbagi atas dua yaitu, favorable dan unfavorable lalu subjek
diminta untuk menyatakan kesetujuan-ketidaksetujuan dalam sebuah
kontinum yang terdiri atas lima respon yaitu: sangat setuju, setuju, tidak
tahu/netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju (Supratiknya, 2014).
Namun, pada penelitian ini respon tidak tahu/netral tidak
digunakan untuk mengurangi kemungkinan munculnya central tendency
effect atau kecenderungan memilih jawaban netral oleh subjek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
defensif, ragu-ragu, atau tidak bersedia mengerjakan skala dengan serius,
sehingga dapat mengancam validitas isi item (Supratiknya, 2014). Berikut
adalah pemberian skor terkait pernyataan favorable dan unfavorable:
Tabel. 1
Pemberian nilai skor Skala Likert
Skor Item Sangat
Setuju (SS) Setuju (S)
Tidak
Setuju (TS)
Sangat Tidak
Setuju (STS)
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
Penelitian ini akan menggunakan dua skala yaitu skala kecemasan
& efikasi diri. Skala efikasi diri diadaptasi dari General Self-Efficacy Scale
sedangkan skala kecemasan akan disusun sendiri oleh peneliti.
1. Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi
Skala kecemasan menghadapi mutasi akan disusun oleh
peneliti berdasarkan aspek dari kecemasan yang diungkapkan oleh
Greenberger dan Padesky (2004), yaitu:
a. Reaksi fisik
b. Pemikiran
c. Perilaku
d. Suasana hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel. 2
Blueprint Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi
Aspek Indikator Favorable Unfavorable
Reaksi fisik
Kecenderungan timbulnya reaksi
kecemasan saat menghadapi
mutasi seperti telapak tangan
berkeringat, otot tegang, jantung
berdebar-debar, pipi memerah,
pusing dan sulit bernapas.
4 4
Pemikiran
Pemikiran yang negatif dan
khawatir mengenai berbagai hal
yang menyangkut mutasi.
4 4
Perilaku
Kecenderungan menunjukkan
perilaku menghindari situasi yang
berkaitan dengan mutasi
4 4
Suasana
hati
Suasana hati orang yang cemas
meliputi perasaan gugup, jengkel,
cemas dan panik serta dapat
berubah secara tiba-tiba saat
menghadapi mutasi.
4 4
Jumlah 16 16
Tabel. 3
Distribusi Item Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi sebelum Try Out
Aspek Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah Presentase
Reaksi
Fisik 2, 11, 22, 1 30, 27, 10, 20 8 25%
Pemikiran 31, 25, 32, 28 6, 4, 29, 13 8 25%
Perilaku 26, 18, 5, 19 14, 23, 8, 24 8 25%
Suasana
Hati 17, 21, 7, 15 16, 3, 12, 9 8 25%
Total 16 16 32 100%
2. Skala Efikasi Diri
Pengukuran variabel efikasi diri menggunakan kuesioner
General Self-Efficacy. Kuesioner ini pertama kali dibuat oleh
Schwarzer & Jerusalem dalam bahasa Jerman yang kini telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
diadaptasi dalam 33 bahasa salah satunya adalah Bahasa Indonesia
dengan nilai rentang Alpha Cronbach 0,82-0,93 (Schwarzer &
Jerusalem, 1995). Skala ini terdiri dari 10 aitem pertanyaan dengan 4
respon yang termasuk dalam bentuk skala likert. General Self-Efficacy
(GSE) yang telah diadaptasi di Indonesia memiliki nilai koefisien
Alpha Cronbach sebesar 0,79 (Scholz, Gutiѐrrez, Sud & Schwarzer,
2002).
Uji validitas kriteria jenis pengukuran serentak (concurrent
validity) pada skala general self-efficacy scale yang dibuat
berdasarkan korelasi yang sesuai dengan tes lain menunjukkan bahwa
skala ini berkorelasi positif dengan self-esteem (0,52), internal control
beliefs (0,40), dan optimism (0,49). Skala ini juga berkorelasi negatif
dengan general anxiety (-0,54), performance anxiety (-0,42), shyness
(-0,58) dan pessimism (-0,28). Skala pengukuran General Self-
Efficacy bersifat homogen dan undimensional sehingga skala ini
bersifat universal (Schwarzer et al, 1997).
Tabel. 4
Blueprint skala General Self-Efficacy (GSE)
Skala Item Jumlah Item
General Self-Efficacy Scale 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 10
Jumlah 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel. 5
Blueprint skala General Self-Efficacy (GSE)
No. Dimensi Item Jumlah Item Presentase
1. Level 1 dan 3 2 20%
2. Generality
4, 5, 6, 9, dan
10 5 50%
3. Strength 2, 7, dan 8 3 30%
TOTAL 10 100%
F. Mutu Alat Ukur
1. Validitas
Validitas adalah sejauh mana penafsiran terhadap hasil suatu
tes sebagaimana dimaksudkan oleh tes yang bersangkutan sungguh-
sungguh dapat dipertanggungjawabkan (Supratiknya, 2014). Valid
atau tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat
ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan
tepat (Azwar, 2000). Pengujian validitas pada penelitian ini
menggunakan jenis validitas isi, yaitu kesesuaian isi tes dengan
konstruk yang diukur.
Validitas ini bisa didapatkan melalui analisis logis terhadap
seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa relevan
ranah isi sesuai dengan skor tes. Metode validitas yang digunakan
peneliti adalah IVI (Indeks Validitas Isi) yang dikemukakan oleh
Lynn (dalam Supratiknya, 2016). Metode ini merupakan metode yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
baik untuk menilai validitas isi skala baru dengan mengevaluasi
semua aspek alat ukur.
Pada skala Kecemasan Menghadapi Mutasi teknik menghitung
IVI-I melibatkan tiga expert judgement sesuai dengan pendapat Lynn
(dalam Supratiknya, 2016) yang menyarankan minimal tiga orang dan
maksimal sepuluh orang. Davis (dalam Supratiknya, 2016) juga
menyatakan, jika hanya menggunakan tiga ahli, minimal dua orang
memiliki keahlian dibidang topik atau konstruk terkait dan satu orang
lainnya memiliki keahlian dibidang pengukuran psikologis.
Pengukuran nilai IVI-I dilakukan dengan cara memberikan skala
kepada beberapa penilai untuk melakukan penilaian item dalam 4
nilai.
Kategori penilaian dibagi menjadi dua, yaitu 1 dan 2 :
menunjukkan hasil yang tidak relevan serta 3 dan 4 : menunjukkan
hasil yang relevan. Pada skala kecemasan menghadapi mutasi, peneliti
meminta empat orang dosen untuk menjadi expert judgement. Item
dipandang baik apabila memiliki IVI-I minimum sebesar 0,78. IVI-I
dipakai sebagai pedoman untuk mengambil tindakan terhadap masing-
masing item dengan keterangan : Dipakai, Dipakai dengan perbaikan,
Digugurkan, atau Diganti dengan item baru (Supratiknya, 2016).
Selanjutnya adalah menghitung IVI-S pada aitem-aitem yang
mendapatkan penilaian agak relevan dan relevan oleh para penilai
dengan melihat rerata proporsi item-item yang mendapatkan penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3 atau 4. Validitas isi yang baik bagi sebuah skala adalah ketika IVI-S
memiliki skor ≥ 0,90 (Supratiknya, 2016).
a. Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi
Pengujian validitas isi pada skala kecemasan
menghadapi mutasi dengan metode IVI pada dosen (expert
judgement) menghasilkan Indeks Validitas Isi Skala (IVI-S)
sebesar 0,95 ≥ 0,90. Hal ini menunjukkan skala kecemasan
menghadapi mutasi yang dibuat oleh peneliti termasuk
memiliki validitas isi yang baik.
b. Skala General Self-Efficacy (GSE)
General Self-Efficacy (GSE) merupakan skala yang
telah teruji validitasnya dan telah diadaptasi ke dalam 33
bahasa, termasuk pada 536 orang mahasiswa di Bandung,
diperoleh nilai koefisien validitas bukti 0,250-0,600 dan
nilai reabilitas Alpha Cronbach = 0,800 (Scwarzer et al,
1997).
Uji validitas kriteria jenis pengukuran serentak
(concurrent validity) pada skala General Self-Efficacy Scale
yang dibuat berdasarkan korelasi yang sesuai dengan tes
lain menunjukkan bahwa skala ini berkorelasi positif
dengan self-esteem (0,52), internal control beliefs (0,40),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dan optimism (0,49). Skala ini juga berkorelasi negatif
dengan general anxiety (-0,54), performance anxiety (-
0,42), shyness (-0,58) dan pessimism (-0,28). Skala
pengukuran General Self-Efficacy bersifat homogen dan
undimensional sehingga skala ini bersifat universal
(Schwarzer et al, 1997).
2. Seleksi Item
Seleksi item merupakan analisis kuantitatif terhadap item-item
berdasarkan data empiris yang telah melaui uji coba untuk memilih
item-item tertentu yang akan menjadi sebuah skala yang bersifat
homogen (Supratiknya, 2014). Seleksi item dilakukan dengan uji coba
(tryout) pada skala kecemasan menghadapi mutasi dengan melihat
korelasi skor antara item dengan skor total skala. Besarnya koefisien
korelasi item-total (rit) bergerak dari 0 hingga 1,00 dengan tanda
positif atau negatif (Azwar, 2012).
Apabila koefisien korelasi item-total (rit) mendekati angka 1,00
dan memiliki tanda positif, maka semakin baik daya diskriminasi
item. Sebaliknya, apabila koefisien korelasi item-total (rit) mendekati
angka 0 atau memiliki tanda negatif, maka dapat dikatakan bahwa
item tidak memiliki daya diskriminasi. Item dianggap memiliki daya
beda yang memuaskan apabila memiliki koefisien korelasi item-total
(rit) minimal ≥ 0,30. Sedangkan, item yang memiliki koefisien korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
item-total (rit) < 0,30 dianggap memiliki daya beda rendah dan harus
digugurkan. Namun, apabila jumlah item yang lolos ternyata tidak
mencukupi jumlah yang diinginkan, maka peneliti dapat menurunkan
sedikit skornya menjadi 0,25 (Azwar, 2012).
Uji coba dilaksanakan selama satu hari yaitu pada tanggal 09
April 2019 dengan jumlah subjek sebanyak 80 orang. Hasil uji coba
skala tersebut kemudian dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistic
21.
a. Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi
Berdasarkan hasil seleksi item pada skala kecemasan
menghadapi mutasi dengan total 32 item, ada 4 item yang
digugurkan oleh peneliti. 1 item pada dimensi Reaksi Fisik yaitu
item nomor 20, 1 item pada dimensi Perilaku yaitu item nomor 24,
1 item pada dimensi Pemikiran yaitu item nomor 13 dan 1 item
pada dimensi Suasana Hati yaitu item nomor 17. Hal ini dilakukan
karena item tersebut memiliki korelasi item total (rix) sebesar ≤
0,25 yang berarti di bawah standar yang seharusnya yaitu rix ≥
0,25.
`
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel. 6
Sebaran Item Kecemasan Menghadapi Mutasi Setelah Seleksi Item
Aspek Item
Favorable
Item
Unfavorable Jumlah Presentase
Reaksi Fisik 2, 11, 22, 1 30, 27, 10, 20* 7 25%
Pemikiran 31, 25, 32, 28 6, 4, 29, 13* 7 25%
Perilaku 26, 18, 5, 19 14, 23, 8, 24* 7 25%
Suasana
Hati 17*, 21, 7, 15 16, 3, 12, 9 7 25%
Total 15 13 28 100%
*= Item yang gugur karena rix ≤ 0,25
b. Skala General Self-Efficacy (GSE)
Berdasarkan hasil seleksi item pada skala General Self-Efficacy
dengan total 10 item, tidak terdapat item yang harus digugurkan.
Hal ini dikarenakan 10 item tersebut memiliki korelasi item total
(rix) sebesar ≥ 0,25 yang berarti memenuhi standar yang
seharusnya yaitu rix ≥ 0,25.
Tabel. 7
Sebaran Item General Self-Efficacy Setelah Seleksi Item
No. Dimensi Item Jumlah Item Presentase
1. Level 1 dan 3 2 20%
2. Generality
4, 5, 6, 9, dan
10 5 50%
3. Strength 2, 7, dan 8 3 30%
TOTAL 10 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Kategorisasi
Kategorisasi berfungsi untuk menempatkan subjek ke dalam kelompok
yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur (Azwar, 2012). Penelitian ini menggunakan
kategori rendah, sedang dan tinggi. Berikut tabel kategorisasi yang
digunakan menurut (Azwar, 2012):
Tabel. 8
Tabel kategorisasi
Kategori Rumus Kategori
Tinggi ( µ + 1.0 (σ) ) ≤ X
Sedang ( µ - 1.0 (σ) ) ≤ X < ( µ + 1.0 (σ) )
Rendah X < ( µ - 1.0 (σ) )
Keterangan:
µ = Mean teoritik
σ = SD (Standar Deviasi)
4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur
pengetesan dilakukan secara berulang kali terhadap suatu populasi
individu atau kelompok (Supratiknya, 2014). Reliabilitas alat ukur
merujuk pada adanya ketetapan pengukuran tanpa menghiraukan
atribut apa yang diukur Nunnally (dalam Supratiknya, 2014).
Penelitian ini menggunakan koefisien reliabilitas sebesar 0,70 karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dipandang memuaskan. Jika, koefisien reliabilitas kurang dari 0,70
akan dipandang kurang memuaskan dan menunjukkan kesalahan baku
skor sehingga interpretasi skor menjadi meragukan (Supratiknya,
2014).
a. Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi
Koefisien Alpha’s Cronbach pada Skala Kecemasan
Menghadapi Mutasi setelah seleksi item menghasilkan α =
0,898. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Skala
Kecemasan Menghadapi Mutasi secara keseluruhan
memiliki reliabilitas yang cukup baik karena > 0,70.
Tabel. 9
Reliabilitas skala Kecemasan Menghadapi Mutasi
b. Skala General Self-Efficacy (GSE)
Koefisien Alpha’s Cronbach pada Skala General Self-
Efficacy (GSE) setelah seleksi item menghasilkan α =
0,896. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Skala General
Self-Efficacy (GSE) secara keseluruhan memiliki
reliabilitas yang cukup baik karena >0,70.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,898 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel. 10
Reliabilitas skala General Self-Efficacy (GSE)
5. Analisis Data
a. Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah
sebaran data dalam penelitian terdistribusi secara normal. Uji
normalitas bertujuan untuk mengecek apakah data penelitian
berasal dari populasi yang sebenarnya normal (Santoso, 2010).
Penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-
smirnov untuk mengetahui normalitas distribusi sebaran data.
Data yang memiliki signifikansi (p) lebih kecil dari
0,05 (p<0,05) menunjukkan bahwa sebaran tidak normal.
Sedangkan data yang menunjukkan signifikansi lebih besar
dari 0,05 (p>0,05) menunjukkan bahwa sebaran data normal
(Santoso, 2010)
2) Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah
hubungan antar variabel yang akan dianalisis dalam penelitian
ini mengikuti garis lurus atau tidak. Jika mengikuti garis lurus
berarti peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel,
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,896 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
akan diikuti secara linear oleh peningkatan atau penurunan
kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Uji linearitas
dikatakan signifikan jika (p) lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)
menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel kuat
(Santoso, 2010).
b. Uji Hipotesis
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui hubungan efikasi diri dan tingkat kecemasan maka
peneliti melakukan uji hipotesis. Pengujian tersebut dilakukan
dengan menggunakan koefisien Pearson’s Product-Moment
Correlation jika asumsi normalitas terpenuhi dan akan
menggunakan koefisien Spearman’s rho jika uji asumsi
normalitas tidak terpenuhi (Clark-Carter, 2010). Korelasi
Product Moment Pearson digunakan untuk menguji hipotesis
hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel
dependen (Sugiyono, 2011).
Koefisien yang dihasilkan oleh uji hipotesis adalah -1
hingga mendekati 1 yang menunjukkan hubungan positif atau
negatif pada kedua variabel (Santoso, 2010). Taraf nilai
signifikan (p) berkisar 5% atau 0.05. Jika nilai p < 0,05, maka
H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan signifikan
antara variabel bebas dan variabel tergantung. Sebaliknya, jika
nilai p > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan
variabel tergantung (Clark-Carter, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 April 2019 sampai dengan
30 April 2019. Pada tanggal 15 April 2019 peneliti memasukan surat izin
penelitian ke kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)
kabupaten Timor Tengah Selatan untuk mendapatkan surat rekomendasi
untuk dilanjutkan ke dinas dan badan yang telah dipilih untuk
menyebarkan kuesioner. Peneliti menyebarkan kuesioner di 12 dinas, 8
Badan dan 1 Kantor Kecamatan dengan rincian sebagai berikut:
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)
3. Dinas Pemuda dan Olahraga
4. Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
5. Dinas Satuan Polisi Pamong Praja
6. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7. Dinas Perikanan
8. Dinas Pertanian dan Perkebunan
9. Dinas Peternakan
10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
11. Dinas Pariwisata
12. Badan Kearsipan dan Perpustakaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
13. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
14. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
15. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
16. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
17. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
18. Badan Pendapatan Daerah
19. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
20. SETWAN Kabupaten Timor Tengah Selatan
21. Kecamatan Kota Soe
Setelah mendapatkan surat izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik (Kesbangpol), peneliti menemui secara langsung sekretaris dinas,
badan dan kantor kecamatan untuk menyerahkan surat izin dari
Kesbangpol dan kuesioner untuk diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang
pernah dimutasi. Peneliti direkomendasikan kembali satu minggu
kemudian untuk mengambil kembali kuesioner yang telah terisi.
Kuesioner yang dibagikan sejumlah 280 kuesioner dan setelah dilakukan
pengecekan kuesioner, kuesioner yang dinyatakan gugur sejumlah 30
kuesioner. Hal ini disebabkan responden tidak mengisi kuesioner dengan
lengkap, beberapa pegawai yang tidak pernah dimutasi juga ikut mengisi
kuesioner ataupun beberapa tidak mengisi biodata. Sehingga kuesioner
yang dapat diolah sejumlah 250 kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil di
Kabupaten Timor Tengah Selatan yang pernah dimutasi kerja sejumlah
250 orang. Dari seluruh subjek, didapatkan deskripsi umum mengenai
subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan jabatan eselon
sebagai berikut:
Tabel. 11
Deskripsi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-laki 164 orang 65,6%
Perempuan 86 orang 34,4%
Jumlah 250 orang 100%
Berdasarkan tabel , dapat diketahui bahwa subjek pada penelitian
ini didominasi oleh laki-laki sejumlah 164 orang dengan presentase
65,60%. Sedangkan subjek perempuan berjumlah 86 orang dengan
presentase 34,40%.
Tabel. 12
Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
20-30 tahun 11 4,4%
31-40 tahun 59 23,6%
41-50 tahun 97 38,8%
51-60 tahun 83 32,2%
Jumlah 250 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan tabel , dapat diketahui bahwa subjek pada penelitian
ini didominasi usia antara 41 sampai 50 tahun dengan jumlah 97 orang.
Setelah itu diikuti dengan rentang usia 51 sampai 60 tahun dengan jumlah
83 orang. Kemudian diikuti dengan rentang usia antara 31-40 tahun
dengan jumlah 59 orang. Selain itu, dapat dilihat bahwa subjek dengan
jumlah paling sedikit adalah subjek direntang usia 20 sampai 30 tahun
dengan jumlah 11 orang.
C. Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditunjukkan perbedaan
antara mean teoritik dan mean empirik. Mean teoritik didapatkan dengan
perhitungan secara manual yaitu menjumlahkan skor tertinggi dan
terendah pada sebuah skala. berikut rumus yang digunakan untuk
menghitung mean teoritik:
MT= ( ) ( )
Sedangkan, mean empirik adalah rata-rata skor yang didapatkan
oleh subjek pada penelitian yang dilakukan. Mean empirik didapatkan
dengan bantuan IBM SPSS Statistic 21 dengan melakukan uji one sample
T-test. Setelah itu, hasil perhitungan mean teoritik yang dilakukan secara
manual dibandingkan dengan hasil mean empirik. Berikut tabel
perbandingan antara mean empirik dan mean teoritik:
1. Kecemasan Menghadapi Mutasi
Mean teoritik = ( ) ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel. 13
Data Empirik Variabel Kecemasan Menghadapi Mutasi
Tabel. 14
Uji Beda Mean One Sample T-test Skala Kecemasan Menghadapi
Mutasi
P
Pada variabel kecemasan menghadapi mutasi, mean teoritik yang
didapatkan sebesar 70 sedangkan pada tabel nomor 13 menunjukkan
mean empirik sebesar 52,14 dengan standar deviasi sebesar 8,133.
Pada tabel nomor 14 ditunjukkan hasil uji beda mean One Sample T-
test pada kecemasan menghadapi mutasi memperoleh data signifikansi
sebesar 0,000. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut dapat dikatakan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Kecemasan 250 52,14 8,133 ,514
One-Sample Test
Test Value = 70
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kecemasan -34,730 249 ,000 -17,864 -18,88 -16,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mean empirik pada variabel efikasi diri. Pada variabel kecemasan
menghadapi mutasi memiliki mean teoritik yang lebih tinggi dari
mean empirik. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian
ini memiliki tingkat kecemasan menghadapi mutasi yang cenderung
rendah atau negatif.
2. Efikasi Diri
Mean teoritik = ( ) ( )
Tabel. 15
Data Empirik Variabel Efikasi Diri
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Efikasi diri 250 30,27 3,409 ,216
Tabel. 16
Uji Beda Mean One Sample T-test Variabel Efikasi Diri
One-Sample Test
Test Value = 25
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Efikasi diri 24,436 249 ,000 5,268 4,84 5,69
Pada variabel efikasi diri, mean teoritik yang didapatkan
sebesar 25 sedangkan pada tabel nomor 15 menunjukkan mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
empirik sebesar 30,27 dengan standar deviasi sebesar 3,409. Pada tabel
nomor 16 ditunjukkan hasil uji beda mean One Sample T-test pada
variabel efikasi diri memperoleh data signifikansi sebesar 0,000.
Berdasarkan nilai signifikansi tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik pada
variabel efikasi diri. Pada variabel efikasi diri, mean teoritik yang lebih
rendah dari mean empirik menunjukkan bahwa subjek dalam
penelitian ini memiliki tingkat efikasi diri yang cenderung tinggi atau
positif.
D. Kategorisasi
Penelitian ini menggunakan kategori rendah, sedang dan tinggi.
Berikut tabel kategorisasi yang digunakan menurut (Azwar, 2012):
Tabel. 17
Kategorisasi Subjek
Kategori Rumus Kategori
Tinggi ( µ + 1.0 (σ) ) ≤ X
Sedang ( µ - 1.0 (σ) ) ≤ X < ( µ + 1.0 (σ) )
Rendah X < ( µ - 1.0 (σ) )
Keterangan:
µ = Mean teoritik
σ = SD (Standar Deviasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel. 18
Kategorisasi Subjek Berdasarkan Variabel Kecemasan Menghadapi
Mutasi
kategori_kecemasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Rendah 145 58,0 58,0 58,0
Sedang 105 42,0 42,0 100,0
Total 250 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 18 dapat dilihat bahwa subjek memiliki
kecemasan menghadapi mutasi yang rendah. Hal ini ditunjukkan dengan
145 subjek tergolong memiliki kecemasan menghadapi mutasi yang
rendah dengan presentase 58%, sedangkan 105 subjek tergolong memiliki
kecemasan menghadapi mutasi sedang dengan presentase 42% dan tidak
terdapat individu yang tergolong memiliki kecemasan menghadapi mutasi
tinggi.
Tabel. 19
Kategorisasi Subjek Berdasarkan Variabel Efikasi Diri
Berdasarkan tabel 19 dapat dilihat bahwa subjek memiliki efikasi
diri yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan 143 subjek tergolong
kategori_efikasidiri
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Sedang 107 42,8 42,8 42,8
Tinggi 143 57,2 57,2 100,0
Total 250 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
memiliki efikasi diri tinggi dengan presentase 57,2%, sedangkan 107
subjek tergolong memiliki efikasi diri sedang dengan presentase 42,8%
dan tidak terdapat individu yang tergolong memiliki efikasi diri rendah.
E. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Data yang memiliki signifikansi (p) lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)
menunjukkan bahwa sebaran tidak normal. Sedangkan data yang
menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05)
menunjukkan bahwa sebaran data normal (Santoso, 2010).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan
Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan IBM SPSS Statistic 21. Jika
data yang didapatkan terdistribusi normal, maka akan
menggunakan uji parametrik. Namun, apabila data tidak
terdistribusi normal maka akan menggunakan uji non-parametrik.
Tabel. 20
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Efikasi Diri ,131 250 ,000 ,971 250 ,000
Kecemasan ,103 250 ,000 ,974 250 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan tabel 20 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji
normalitas pada variabel Efikasi Diri memiliki nilai p = 0,000 yang
menunjukkan data yang didapatkan tidak terdistribusi normal. Hal ini
juga terjadi pada variabel Kecemasan Menghadapi Mutasi memiliki
nilai p = 0,000 yang menunjukkan data yang didapatkan tidak
terdistribusi normal. Karena data tidak terdistribusi normal maka
pengujian hipotesis yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
teknik non-parametrik berupa Spearman’s rho.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan
antar variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini mengikuti
garis lurus atau tidak. Jika mengikuti garis lurus berarti
peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel, akan diikuti
secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel
lainnya (Santoso, 2010). Uji linearitas dikatakan signifikan jika (p)
lebih kecil dari 0,05 (p,0,05) menunjukkan bahwa hubungan antara
dua variabel kuat (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel. 21
Hasil Uji Linearitas
Berdasarkan tabel 21 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji
linearitas pada variabel efikasi diri dan variabel Kecemasan
Menghadapi Mutasi memiliki hubungan yang membentuk garis lurus
atau linear. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi yang < 0,05
yaitu p = 0,000. Jika data memiliki hubungan yang linear maka dapat
dilanjutkan ke pengujian hipotesis.
F. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan koefisien
Pearson’s Product-Moment Correlation jika asumsi normalitas terpenuhi
dan akan menggunakan koefisien Spearman’s rho jika uji asumsi
normalitas tidak terpenuhi (Clark-Carter, 2010). Berdasarkan hasil uji
normalitas pada variabel efikasi diri dan variabel Kecemasan Menghadapi
Mutasi yang tidak terdistribusi normal maka pada penelitian ini digunakan
uji hipotesis teknik korelasi Spearman’s rho.
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kecemasan
Efikasidiri
Between
Groups
(Combined) 3697,276 19 194,593 3,504 ,000
Linearity 2267,264 1 2267,264 40,829 ,000
Deviation
from Linearity
1430,012 18 79,445 1,431 ,118
Within Groups 12772,100 230 55,531
Total
16469,376 249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Koefisien yang dihasilkan oleh uji hipotesis adalah -1 hingga
mendekati 1 yang menunjukkan hubungan positif atau negatif pada kedua
variabel (Santoso, 2010). Taraf nilai signifikan (p) berkisar 5% atau 0.05.
Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada
hubungan signifikan antara variabel bebas dan variabel tergantung.
Sebaliknya, jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel
tergantung (Clark-Carter, 2010).Berikut hasil pengujian hipotesis yang
dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 21:
Tabel. 22
Hasil Uji Hipotesis
B
e
r
d
a
P
a
Pada tabel 22 pengujian yang dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi Spearman’s rho menunjukkan bahwa efikasi diri dan kecemasan
menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil memiliki korelasi koefisien
sebesar (r) -0,311 dengan nilai signifikansi sebesar (sig.) 0,000 (p < 0,05).
Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat korelasi negatif
Correlations
Efikasi Diri Kecemasan
Spearman's
rho
Efikasi Diri
Correlation Coefficient
1,000 -,311**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 250 250
Kecemasan
Correlation Coefficient -,311**
1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 250 250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
yang signifikan antara efikasi diri dan kecemasan menghadapi mutasi pada
pegawai negeri sipil.
Hal ini berarti semakin tinggi efikasi diri pada pegawai negeri sipil
maka akan semakin rendah pula kecemasan pada pegawai negeri sipil saat
menghadapi mutasi. Sebaliknya, semakin rendah efikasi diri yang dimiliki
maka akan semakin tinggi kecemasan yang seorang pegawai negeri sipil
miliki saat menghadapi mutasi.
G. Analisis Tambahan
Peneliti tertarik untuk melakukan analisis tambahan untuk melihat
perbedaan tingkat kecemasan menghadapi mutasi antara pegawai negeri
sipil perempuan dan laki-laki. Analisis ini dilakukan untuk memperkaya
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun analisis tambahan
yang dilakukan sebagai berikut:
Tabel. 23
Uji Homogenitas
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
F Sig.
Kecemasan Equal variances assumed ,094 ,759
Equal variances not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel. 24
Hasil Uji Beda Tingkat Kecemasan Menghadapi Mutasi antara Perempuan
dan Laki-laki
Ranks
jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks
Kecemasan
Perempuan 86 126,17 10850,50
Laki-laki 164 125,15 20524,50
Total 250
Tabel. 25
Hasil Uji Beda Mann Whitney U
Test Statisticsa
kecemasan
Mann-Whitney U 6994,500
Wilcoxon W 20524,500
Z -,106
Asymp. Sig. (2-tailed) ,916
a. Grouping Variable: jenis_kelamin
Sebelum melakukan uji beda, peneliti melakukan uji homogenitas
terlebih dahulu. Peneliti menggunakan Levene’s test dikarenakan sebaran
data kecemasan menghadapi mutasi yang tidak normal. Berdasarkan tabel
23 menunjukkan bahwa nilai F yang didapatkan adalah 0,94 dan p= 0,759.
Hal ini menunjukkan kelompok data berasal dari populasi yang memiliki
varian yang sama atau homogen. Terkait uji beda tingkat kecemasan
menghadapi mutasi antara pegawai negeri sipil perempuan dan laki-laki,
peneliti menggunakan teknik uji Mann Whitney U pada program SPSS
versi 21.
Teknik uji beda Mann Whitney U dipilih peneliti karena sebaran
data kecemasan menghadapi mutasi yang tidak normal dan adanya dua
kategori dari jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan. Hasil uji beda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
yang diperoleh dari 250 subjek menunjukkan adanya perbedaan mean di
antara dua kategori, yaitu sebanyak 164 laki-laki memiliki mean 125,15
sementara sebanyak 86 perempuan memiliki mean 126,17 dengan nilai
signifikansi p = 0,916 (p > 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, diketahui
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan
menghadapi mutasi pada pegawai negeri sipil perempuan dan laki-laki.
H. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi
diri dan kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil.
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa koefisien
korelasi antara efikasi diri dan kecemasan menghadapi mutasi sebesar (r) -
0,311 dengan nilai signifikansi sebesar (sig.) 0,000 (p < 0,05) sehingga
dapat dikatakan hipotesis pada penelitian ini diterima. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara efikasi
diri dan kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil di
Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi efikasi diri yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil maka
semakin rendah pula kecemasan menghadapi mutasi yang dimiliki begitu
pula sebaliknya semakin rendah efikasi diri yang dimiliki oleh seorang
Pegawai Negeri Sipil maka semakin tinggi pula kecemasan menghadapi
mutasi yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efikasi diri berhubungan
secara negatif dengan kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai
Negeri Sipil. Hal tersebut mendukung banyak penelitian tentang efikasi
diri dan kecemasan yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang
dilakukan oleh Ehrenberg, Cox, & Koopman (1991) yang menunjukkan
efikasi diri memiliki hubungan yang penting dengan depresi dan
kecemasan. Penelitian yang dilakukan oleh Murris (2002) menunjukkan
rendahnya tingkat efikasi diri seseorang umumnya disertai dengan
tingginya tingkat kecemasan yang dialaminya. Penelitian yang dilakukan
oleh Rini (2013) juga menunjukkan bahwa individu yang memiliki efikasi
diri yang tinggi akan memiliki kecemasan yang rendah, hal ini
dikarenakan individu tersebut memiliki kepercayaan diri, keyakinan akan
kemampuannya, keyakinan mencapai target yang sudah ditetapkan, dan
keyakinan akan kemampuan kognitifnya.
Hasil penelitian sebelumnya mengatakan bahwa kecemasan adalah
sebuah keadaan antisipatif atas kemungkinan terjadinya hal-hal buruk.
Individu yang cemas mewujudkan perilaku menghindar sehingga
menganggu kinerja dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada penelitian
yang dilakukan Ogbodo & Onyishi (2012) membuktikan bahwa seseorang
yeng memiliki efikasi diri yang tinggi akan memengaruhi individu untuk
berani menghadapi tantangan dalam pekerjaan, begitu juga sebaliknya
seseorang yang memiliki efikasi diri yang rendah akan cenderung takut
dalam menghadapi tantangan dalam pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Pada penelitian ini, tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh subjek
termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil mean teoritik
efikasi diri sebesar 25 yang lebih rendah dari mean empirik yaitu 30,27.
Pada variabel efikasi diri, mean teoritik yang lebih rendah dari mean
empirik menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini memiliki tingkat
efikasi diri yang cenderung tinggi atau positif. Tingginya efikasi diri dapat
dipengaruhi oleh jumlah subjek pada penelitian ini didominasi oleh laki-
laki sejumlah 182 orang dengan presentase 67,40%. Sedangkan subjek
perempuan berjumlah 88 orang dengan presentase 32,60%. Hasil ini
sejalan dengan hasil penelitian Zimmerman (Bandura, 1997) yang
mengatakan bahwa terdapat perbedaan pada perkembangan kemampuan
dan kompetensi laki-laki dan perempuan. Pada bidang pekerjaan tertentu
laki-laki bisa memiliki efikasi diri yang lebih tinggi dibanding dengan
perempuan.
Pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa kecemasan menghadapi
mutasi yang dirasakan oleh Pegawai Negeri Sipil tergolong rendah. Hal ini
dapat dilihat dari mean teoritik sebesar 70 yang lebih tinggi daripada mean
empirik sebesar 52,14. Bandura (1997) menyatakan bahwa efikasi diri
berguna untuk melatih kontrol terhadap stressor yang berperan penting
dalam keterbangkitan kecemasan. Berdasarkan pernyataan tersebutm
rendahnya kecemasan yang dialami subjek ketika menghadapi mutasi
dapat dipengaruhi oleh tingginya efikasi diri yang subjek miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Hasil ini juga sejalan dengan pendapat Bandura (1986)
mengungkapkan bahwa individu dengan efikasi diri tinggi memiliki
keyakinan bahwa dirinya mampu untuk mencapai hasil yang telah
ditetapkan. Dengan demikian Pegawai Negeri Sipil yang memiliki efikasi
diri tinggi tidak akan mengalami kecemasan menghadapi mutasi karena
memiliki efikasi diri yang tinggi.
Terkait dengan hasil uji tambahan yaitu uji beda kecemasan
menghadapi mutasi antara perempuan dan laki-laki menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat kecemasan
menghadapi mutasi pada pegawai negeri sipil perempuan dan laki-laki.
Hasil uji beda yang didapatkan pada penelitian ini memberikan hasil yang
berbeda dengan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa ada
perbedaan kecemasan antara perempuan dan laki-laki.
Penelitian yang dilakukan oleh Papanastasiou & Zembylas (2008)
juga menunjukkan bahwa laki-laki memiliki tingkat kecemasan yang lebih
rendah dibandingkan dengan perempuan. Sejalan dengan itu, Beck (2012)
menyatakan bahwa perempuan cenderung untuk mengalami kecemasan
dua kali lebih sering dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan secara
hormon pada perempuan lebih cepat memunculkan sisi empati.
Selain itu, prevalensi depresi dalam hal ini memiliki kecemasan
yang lebih tinggi dimiliki oleh perempuan dibandingkan pada pria
mungkin dijelaskan oleh kecenderungan wanita untuk merenung dan
khawatir. Perempuan juga memiliki kecemasan yang lebih tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
diakibatkan mereka terus-menerus fokus pada kognisi negatif dan akibat
dari hal tersebut sehingga mereka cenderung memperburuk suasana
hatinya daripada meringankannya. Perempuan juga lebih cemas karena
mereka percaya bahwa percaya bahwa kekhawatiran berguna dan
membantu mereka untuk mencegah peristiwa buruk di masa depan dan
membuat mereka tetap sadar akan tanda-tanda peringatan (Bahrami &
Yousefi, 2011).
Laki-laki dan perempuan dapat memiliki tingkat kecemasan yang
sama namun ekspresi kecemasan dalam budaya kita seringkali diperumit
oleh lapisan gender dan kekuasaan. Orang yang lebih banyak memiliki
kekuasaan dan hak istimewa melakukan apa saja untuk menghindari
perasaan cemas dan menyerahkan kecemasan itu kepada orang-orang yang
kurang kuat. Dalam budaya patriarkal kita, pria menggunakan hak
istimewa mereka untuk melindungi diri dari sebanyak mungkin bentuk
kecemasan eksternal. Selain itu, pria disosialisasikan untuk menyangkal
dan menyembunyikan kecemasan dan wanita disosialisasikan untuk
menggunakan kecemasan mereka untuk membantu mereka membuat lebih
banyak koneksi ketika pasangan mereka tidak hadir secara emosional
(Weiss, 2019).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari
bahwa terdapat beberapa kekurangan. Subjek penelitian yang merupakan
Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Timor Tengah Selatan sehingga hasil
penelitian hanya terbatas pada lingkup tersebut. Apabila penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sama dilakukan pada subjek di daerah berbeda maka memungkinkan hasil
penelitian akan berbeda pula. Pada proses penyebaran data pun peneliti
menyadari masih ada beberapa kekurangan. Hal ini dikarenakan setiap
Dinas & Badan yang subjek datangi memiliki tingkat kesibukan yang
berbeda-beda maka peneliti tidak dapat menginstruksikan dan memantau
proses pengerjaan skala secara langsung sehingga memungkinkan
terjadinya kesalahan atau bias selama proses pengerjaan skala.
Kesalahan atau bias yang mungkin terjadi selama pengerjaan skala
adalah response set of social desirability. Ini adalah kecenderungan
seorang subjek untuk memberikan jawaban terhadap item-item inventori
kepribadian mengikuti apa yang dia pikir dipandang baik oleh masyarakat
(Supratiknya, 2014). Semakin suatu jawaban dipandang sesuai dengan apa
yang diterima atau dipandang baik oleh masyarakat, semakin jawaban
tersebut akan dipilih oleh subjek dalam menjawab sebuah item. Pada
penelitian ini, jumlah subjek juga tidak seimbang berdasarkan karakteristik
gender yaitu jumlah subjek laki-laki yang lebih banyak daripada
perempuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 250 Pegawai
Negeri Sipil di Kabupaten Timor Tengah Selatan dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara efikasi diri
dan kecemasan menghadapi mutasi pada pegawai negeri sipil. Hal ini
sesuai dengan hasil uji hipotesis menggunakan teknik korelasi Spearman
Rho’s dengan (r) sebesar -0,311 dan nilai signifikansi (sig.) 0,000
(p<0,05). Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan negatif dan
signifikan antara efikasi diri dan kecemasan menghadapi mutasi pada
pegawai negeri sipil menggambarkan semakin tinggi efikasi diri yang
dimiliki pegawai negeri sipil maka semakin rendah pula kecemasan saat
menghadapi mutasi atau sebaliknya semakin rendah efikasi diri yang
dimiliki maka semakin tinggi kecemasan yang pegawai negeri sipil miliki
saat menghadapi mutasi.
Temuan lain dalam penelitian ini adalah hasil perhitungan
kategorisasi yang menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini
tergolong memiliki efikasi diri yang tinggi (57,2%), efikasi diri sedang
(42,8%) dan tidak terdapat subjek yang memiliki efikasi diri rendah.
Selain itu, subjek dalam penelitian ini juga tergolong memiliki kecemasan
menghadapi mutasi yang rendah (58%) , sedang (42%), dan tidak terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
individu yang memiliki kecemasan menghadapi mutasi tinggi. Hasil
analisis tambahan menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat
kecemasan menghadapi mutasi pada Pegawai Negeri Sipil perempuan dan
laki-laki.
B. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Saran dari peneliti untuk Pegawai Negeri Sipil yang berada di
Kabupaten Timor Tengah Selatan adalah untuk menyadari,
meningkatkan ataupun tetap mempertahankan efikasi diri yang
dimiliki. Karena dengan keyakinan akan kemampuan yang dimiliki
dirinya, seorang pegawai negeri sipil dapat bekerja dengan baik dan
tetap optimis saat menghadapi berbagai situasi.
2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan
Hasil penelitian menujukkan bahwa pada Pegawai Negeri Sipil
di Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki kecemasan yang
tergolong rendah dan efikasi diri yang tergolong cukup tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan agar
pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk dapat
melaksanakan pelatihan efikasi diri untuk peningkatan kesiapan kerja
dan pelatihan efikasi diri untuk menurukan kecemasan menghadapi
mutasi. Selain itu, dapat juga dilaksanakan sosialisasi mengenai
pelaksanaan mutasi dan kiat-kiat untuk menghadapinya sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja Pegawai Negeri
Sipil dalam pemerintahan.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Data pada penelitian ini tidak terdistribusi normal untuk itu
penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak subjek agar
sebaran data semakin merata agar dapat menghasilkan data yang
menggambarkan populasi normal. Penelitian terkait selanjutnya
diharapkan dapat mengawasi dan melakukan administrasi pengisian
kuesioner secara langsung untuk meminimalizir kemungkinan terjadi
bias-bias pada saat subjek melakukan pengisian kuesioner. Penelitian
selanjutnya juga diharapkan lebih mampu untuk mencakup subjek
pada setiap instansi yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, N. K., & Sriekaninngsih, A. (2018). Effect of mutation and career
development on performance through work motivation at the class in
airport of juwata tarakan. Journal Research and Analysis: Economy,
1(1).
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., & Hilgard, E.R. (1999). Pengantar psikologi,
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Azwar, S. (2000). Sikap manusia: teori dan pengukurannya (ed. ke-2).
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi (ed. ke-2). Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Bahrami, F & Yousefi, N. (2011). Females are more anxious than males: a
metacognitive perspective. Iranian Journal of Psychiatry and
Behavioral Sciences, 5(2).
Bandura, A. (1989). Social cognition theory. New Jersey: Prentince Hall Inc.
Bandura, A. (1997). Self-efficacy, the exercise of control. New York: W. H.
Freeman and Company.
Barlow, D.H & Durand, V. (2006). Psikologi abnormal (ed. ke-1). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Baron, R. A., & Byrne, D. (1997). Social psychology. Massachusestts: Allyn &
Baron Inc.
Beck, M. (2012, Juni). Anxiety disorders diagnosed more often in women than
men. Psychological Sience. Diunduh 2 Juni 2019, dari
https://www.psychologicalscience.org/news/anxiety-disorders-
diagnosed-more-often-in-women-than-men.html.
Bucklew (1980). Paradigma for psychology: a contribution to case hastory
analysis. New York: J. B. Lippen Cott Company.
Blakburn & Davidson. (1994). Terapi kognitif untuk depresi dan kecemasan suatu
petunjuk bagi praktisi. Semarang : IKIP Semarang.
Carducci, B. J. (1998). The psychology of personality: viewpoints, research, and
applications. Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Clark-Carter, D. (2010). Quantitative psychological research: A student’s
handbook. New York: Psychological Press.
Crawshaw, J., Van Dick, R., & Brodbeck, F. (2012). Opportunity, fair process and
relationship value: career development as a driver of proactive work
behavior. Human Resource Management Journal, 22(1).
Dewi, A. S. (2018). Pengaruh efikasi diri terhadap kecemasan menghadapi mutasi
pada pegawai negeri sipil di direktorat jenderal pajak. Skripsi (tidak
diterbitkan). Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Dewi, Yani. P & Andri. (2007). Teori kecemasan berdasarkan psikoanalisis klasik
dan berbagai mekanisme pertahanan terhadap kecemasan. Majalah
Kedokteran Indonesia, 57 (2).
Durand, V.M & Barlow, D.H. (2006). Intisari psikologi abnormal (ed. ke-4).
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ehrenberg, M. F., Cox, D. N., & Koopman, R.F. (1991). The relationship between
self-efficacy and depression in adolescents. Adolescents, 26(102).
Feist, J., & Feist, G, J. (2002). Theories of Personality (ed. ke-4). Boston:
McGraw Hill.
Feldman, D. C. (1995). The impact of downsizing on organizational career
development activities and employee career development
opportunities. Human Resource Management Review, 5(3).
Greenberger, D & Padesky, A.C. (2004). Mind over mood; change how you feel
by changing the way you think. New York: Guildford Press.
Gunarsa, S. (2000). Psikologi praktis: anak, remaja, dan keluarga. Jakarta: PT.
BPK Gunung Mulia.
Hall,C.S & Lindzey, G. (1994). Teori-teori Psikodinamik (klinis). Yogyakarta:
Kanisius.
Hasibuan & Malayu S.P. (2014). Manajemen sumber daya manusia. (Ed. rev).
Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, N. A & Ridwan. (2018). Hukum kepegawaian. Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Hutabarat, K.J. (2016). Hubungan self-efficacy dengan kecemasan menghadapi
mutasi pada Pegawai Negeri Sipil di kabupaten tapanuli utara. Skripsi
(tidak diterbitkan). Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Holt, D., Armenakis.,Feild, H. S., & Harris, S.G. (2007). Readiness for
organizational change the sistematic development of a scale. The
Journal Of Applied Behavioral Science, 43(2).
Judas, A (2013). Mutasi dan promosi jabatan pengaruhnya terhadap prestasi kerja
pegawai pada kanwil ditjen kekayaan negara suluttenggo dan maluku
utara di manado. Jurnal EMBA. 01(04).
Litts, P.M. (1989). Self efficacy of perceived control: cognitive mediator of Pain
tolerance. Journal About Personality And Social Psychology, 54 (4).
Tahmassian, K., & Moghadam, N. J. (2011). Relationship between self-efficacy
and symptoms of anxiety, depression, worry and social avoidance in a
normal sample of students. Iranian Journal of Psychiatry and
Behavioral Science. 5 (2).
Mortensen, R. (2014). Anxiety, work, and coping. American Psychology
Association. 17(3).
Muris, P. (2002). Relationships between self-efficacy and symptoms of anxiety
disorders and depression in a normal adolescent sample. Personality
and Individual Differences, 32(2).
Myers, D.G. (2002). Social Psychology (ed. ke-7). New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Nevid, J, S, Rathus, S. A, & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal (ed. ke-5).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nitisemito, Alex. S. (2002). Manajemen sumber daya manusia dan organisasi.
Jakarta: Pustaka Utama.
Ogbodo, I. E. (2012) The contributions of self-efficacy and perceived
organisational support when taking charge at work. Journal Industrial
of Psychology, 38 (1).
Ormrod, J.E.(2008). Psikologi pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Pajeres, F & Schunk, D.H. (2002). Self-belief and school success: Self efficacy,
self concept, and school achievement, perception. London: Publishing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Papanastasiou, E. C., & Zembylas, M. (2008). Anxiety in undergraduate research
methods courses: its nature and implications. International Journal of
Research & Methods in Education, 31(2).
Priest, R. (1991). Bagaimana cara mencegah dan mengatasi stress dan depresi.
Semarang : Dahara Press.
Rini, H. P. (2013). Self-efficacy dengan kecemasan dalam menghadapi ujian
nasional. Jurnal Online Psikologi, 1(1).
Sabar, N. D., Adolfina., & Dotulong, L. O.H. (2017). Pengaruh promosi jabatan
dan mutasi terhadap kinerja pegawai (studi pada pegawai kantor
wilayah direktorat jenderal perbendaharaan provinsi sulawesi utara).
Jurnal EMBA. 5(2).
Saks, A.M. (2006). Moderating effects of self-efficacy for the relationship
between training method and anxiety and stress reactions of
newcomers. Journal of Organizational Behavior, 15(7).
Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog jadi buku. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif & kualitatif (ed. ke-1).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Schwartz, S. (2000). Abnormal Psychology: a discovery approach. California:
Mayfield Publishing Company.
Schwarzer, R., Born, A. scale. , Iwawaki, S., Lee, Y. M., Saito, E., & Yue, X.
(1997). The assesment of optimitic self-beliefs: Comparison of the
Chinese, Indonesian, Japanese, and Korean versions of the General
Self-Efficacy. Psychologia: An Internasional Journal of Psychology
in the Orient, 40.
Schwarzer, R., & Jerusalem, M. (1995). Generalized self-efficacy scale. Dalam J.
Weinman, S. Wright, & M. Johnston (Ed.), Measures in health
psychology: A user’s portfolio, Causal and control beliefs, 35.
Scholz, U., Gutiѐrrez Doña, B., Sud, S., & Schwarzer, R. (2002). Is general self-
efficacy a universal construct?: Psychometric findings from 25
countries. European Jounral of Psychological Assesssment, 18(3).
Siregar, C.N. (2013). Tingkat kecemasan pada santri pondok pesantren. Jurnal
Online Psikologi, 01(1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed
methods), Bandung: Alfabeta.
Sumanti, I., Wehelmina, R., & Danny, D, S, M, (2018) Pengaruh penempatan
kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada pt. Fifgroup cab. Manado,
Jurnal Administrasi Bisnis. 6(1).
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Yogyakrta: Sanata Dharma
University Press.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif & kualitatif dalam
psikologi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma
Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologis.
Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan
Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok
Kepegawaian.
Weiss, A. (2019, Maret). Are men really less anxious than woman?. Psychology
Today. Diunduh 25 Juli 2019, dari https://www.psychologytoday.com
/intl/blog/fearintimacy/201903/are-men-really-less-anxious-women.
White R.W. & Watt N.F, (1981). The abnormal personality (ed. ke-7). New York:
John Wiley and Sons.
Zulkarnain & Hadiyani, S. (2014). Peranan komitmen organisasi dan employee
engangement terhadap kesiapan karyawan untuk berubah. Jurnal
Psikologi, 41(1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
UJI COBA SKALA PENELITIAN
Disusun oleh:
Cindy Grazela Manafe (159114168)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
SoE, April 2019
Kepada
Yth. Bapak/Ibu, Saudara/I yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Perkenalkan saya :
Nama : Cindy Grazela Manafe
Kontak : 085325584001/ [email protected]
Intitusi : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Saat ini saya tengah menyusun tugas akhir untuk menyelesaikan tanggung
jawab saya sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, saya memohon bantuan
kepada Bapak/Ibu dan Saudara/I untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan dalam skala ini.
Adapun kriteria partisipan yang dapat mengisi skala ini, antara lain:
1. Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Timor Tengah
Selatan
2. Pernah mengalami “Mutasi Kerja”
Segala bentuk tanggapan maupun identitas Bapak/Ibu dan Saudara/i berikan
kepada dalam lembar ini hanya akan digunakan untuk penelitian saja dan
“akan saya jaga kerahasiaannya”.
Dalam pengisian skala ini tidak ada pernyataan yang benar ataupun salah,
untuk itu Saya mengharapkan Bapak/Ibu dan Saudara/i untuk memberikan
jawaban dengan sukarela, tanpa paksaan dan jujur dimana memang
menggambarkan keadaan diri Bapak/Ibu, Saudara/I yang sebenarnya.
Atas perhatian dan kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi skala
penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Cindy Grazela Manafe)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Identitas Diri
Nama/inisial :
Usia :
Jenis Kelamin : Perempuan/Laki-laki (lingkar yang sesuai)
Apakah sudah pernah dimutasikan? : Ya/Tidak (lingkar yang sesuai)
Jabatan Eselon :
Lama Bekerja Sebagai Pegawai Negeri Sipil: (tahun)
Dengan ini, saya bersedia berpartisipasi dengan ikhlas dan tanpa paksaan.
Saya juga bersedia untuk mengerjakan dan mengisi setiap pernyataan dalam skala
ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan diri saya yang sesungguhnya.
SoE, April 2019
Pengisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Petunjuk Pengerjaan
1. Pengerjaan ini terdiri dari soal-soal dengan pilihan Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
2. Berikan tanda centang () pada jawaban yang menurut anda paling
mencerminkan diri anda. Adapun pilihan jawaban yang disediakan, yaitu:
STS : Bila pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan saudara
TS : Bila pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan saudara
S : Bila pernyataan Sesuai dengan keadaan saudara
SS : Bila pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan saudara
Pernyataan STS TS S SS
Saya dapat mengutarakan pendapat di depan
umum
3. Apabila ingin mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan (=) pada
jawaban yang salah, kemudian berilah tanda centang () pada jawaban yang
benar
Pernyataan STS TS S SS
Saya dapat mengutarakan pendapat di
depan umum
4. Tidak ada batas waktu pengerjaan, namun dihimbau agar mengerjakan secara
spontan apa adanya dan tidak terlalu lama ketika memikirkan jawaban
5. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang saudara berikan adalah
benar bila sesuai dengan diri saudara
6. Terdapat 38 pernyataan. Periksalah kembali dan jangan sampai ada yang
terlewatkan
7. Sebelum mengerjakan, silahkan mengisi identias pada lembar identitas diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
SKALA I
Pastikan jangan sampai ada jawaban yang terlewat! Selamat Mengerjakan
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1. Pemecahan soal-soal yang sulit selalu
berhasil bagi saya, kalau saya berusaha.
2.
Jika seseorang menghambat tujuan saya,
saya akan mencari cara dan jalan untuk
meneruskannya.
3. Saya tidak mempunyai kesulitan untuk
melaksanakan niat dan tujuan saya.
4.
Dalam situasi yang tidak terduga saya
selalu tahu bagaimana saya harus
bertingkah laku.
5.
Kalau saya akan berkonfrontasi dengan
sesuatu yang baru, saya tahu bagaimana
saya dapat menanggulanginya.
6. Untuk setiap problem saya mempunyai
pemecahan.
7.
Saya dapat menghadapi kesulitan dengan
tenang, karena saya selalu dapat
mengandalkan kemampuan saya.
8.
Kalau saya menghadapi kesulitan, biasanya
saya mempunyai banyak ide untuk
mengatasinya.
9.
Juga dalam kejadian yang tidak terduga
saya kira, bahwa saya akan dapat
menanganinya dengan baik.
10. Apapun yang terjadi, saya akan siap
menanganinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
SKALA II
Pastikan jangan sampai ada jawaban yang terlewat! Selamat Mengerjakan
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1.
Kepala saya sering pusing setelah
mendengar kabar akan dilaksanakan mutasi
pegawai di daerah saya
2.
Jantung saya berdebar-debar saat berpikir
bahwa saya akan dimutasi
3.
Rasanya saya mampu mengontrol perasaan
saya dengan baik menjelang pelaksanaan
mutasi di daerah kerja saya
4.
Saya optimis dengan kemampuan saya
untuk menghadapi mutasi kerja
5.
Saya akan melakukan hal apapun agar
tidak dimutasikan
6.
Saya pikir saya mampu bekerja dengan
baik bahkan jika ditempatkan di posisi
yang bukan bidang saya
7.
Saya menjadi mudah marah terhadap hal-
hal kecil yang terjadi di tempat kerja
setelah mendengar bahwa saya mungkin
akan dimutasi
8.
Saya tetap bekerja seperti biasanya
meskipun tahu saya akan dimutasi ke
tempat kerja yang berbeda
9.
Saya tidak khawatir mengenai
kemungkinan saya akan dipindah tugaskan
dimanapun
10.
Saya dapat tidur dengan nyenyak
menjelang pelaksanaan mutasi di daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
saya
11.
Saya merasa pusing saat mengetahui bahwa
saya mungkin akan dimutasi
12.
Saya tidak merasa was-was dengan kabar
pelaksanaan mutasi yang semakin dekat
13.
Saya memiliki banyak keahlian yang dapat
menunjang saya bekerja dimanapun saya
ditempatkan
14.
Saya berusaha semaksimal mungkin
mencari informasi mengenai mutasi kerja
di daerah saya.
15.
Saya mudah tersinggung saat ada
pembicaraan mengenai mutasi kerja
16.
Saya tetap tenang ketika mendengar kabar
bahwa saya akan dipindah tugaskan.
17.
Saya jarang mengalami masalah kesehatan
menjelang pelaksanaan mutasi
18.
Saat mendengar kabar mengenai mutasi
saya akan berpura-pura tidak
mengetahuinya
19.
Saya mengalihkan pembicaraan ketika
teman-teman saya membahas tentang
banyaknya pegawai yang akan dimutasikan
20.
Saya lebih bersemangat dalam bekerja saat
dimutasikan ke tempat kerja yang baru
21.
Saya merasa resah menjelang pelaksanaan
mutasi di daerah kerja saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
22.
Saya merasa sulit bernapas saat mendengar
bahwa saya mungkin akan dipindahkan ke
tempat kerja yang baru
23.
Saya dapat berakitivitas seperti biasanya
saat mengetahui saya akan dipindah
tugaskan ke tempat kerja yang lain
24.
Saya bertukar informasi mengenai berita
mutasi pegawai dengan siapa saja
25.
Saya kurang dapat bekerja dengan baik
apabila saya dimutasi ke tempat yang
kurang sesuai dengan harapan saya
26.
Saya menghindari pembicaraan yang
menyangkut mutasi kerja
27.
Otot-otot saya rileks saat memikirkan saya
akan dimutasi
28.
Saya kurang yakin dengan kemampuan
yang saya miliki
29.
Dengan pengalaman dan kemampuan yang
saya miliki, saya yakin dapat bekerja
dengan baik di tempat kerja yang baru
30.
Saya jarang mengalami masalah kesehatan
menjelang pelaksanaan mutasi
31.
Saya pikir saya belum siap jika harus
dimutasi ke tempat kerja yang berbeda.
32.
Menjelang pelaksanaan mutasi, saya sulit
berkonsentrasi pada pekerjaan saya
-TERIMA KASIH-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS SKALA GENERAL SELF-
EFFICACY SCALE DAN SKALA
KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA
A. SKALA GENERAL SELF-EFFICACY SCALE
1. Reliabilitas Skala General Self-Efficacy Scale Sebelum Seleksi Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,896 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
b1 29,01 20,544 ,437 ,898
b2 29,30 19,858 ,493 ,895
b3 29,85 17,294 ,578 ,896
b4 29,40 18,066 ,709 ,882
b5 29,48 18,202 ,741 ,880
b6 29,40 18,268 ,749 ,880
b7 29,70 17,985 ,674 ,884
b8 29,50 18,304 ,658 ,885
b9 29,58 17,463 ,746 ,879
b10 29,31 18,825 ,728 ,882
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Reliabilitas Skala General Self-Efficacy Scale Setelah Seleksi Item (rit
≥ 0,25)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,896 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
b1 29,01 20,544 ,437 ,898
b2 29,30 19,858 ,493 ,895
b3 29,85 17,294 ,578 ,896
b4 29,40 18,066 ,709 ,882
b5 29,48 18,202 ,741 ,880
b6 29,40 18,268 ,749 ,880
b7 29,70 17,985 ,674 ,884
b8 29,50 18,304 ,658 ,885
b9 29,58 17,463 ,746 ,879
b10 29,31 18,825 ,728 ,882
3. SKALA KECEMASAN MENGHADAPI MUTASI
1. Reliabilitas Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi Sebelum Seleksi
Item
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,885 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
a1 55,86 112,905 ,621 ,876
a2 55,70 113,099 ,565 ,878
a3 56,29 123,094 ,253 ,884
a4 56,40 122,851 ,268 ,884
a5 56,14 113,462 ,556 ,878
a6 56,33 122,931 ,264 ,884
a7 56,06 112,312 ,663 ,875
a8 56,41 122,423 ,307 ,883
a9 56,35 122,939 ,261 ,884
a10 56,31 122,066 ,345 ,883
a11 56,11 111,797 ,739 ,874
a12 56,28 122,506 ,310 ,883
a13 56,31 123,509 ,212 ,884
a14 56,35 122,838 ,271 ,884
a15 56,20 111,225 ,711 ,874
a16 56,28 122,531 ,308 ,883
a17 54,59 131,790 -,343 ,897
a18 55,45 119,466 ,264 ,884
a19 55,45 117,010 ,390 ,882
a20 56,30 123,706 ,195 ,885
a21 55,96 113,556 ,568 ,878
a22 56,21 112,018 ,701 ,874
a23 56,35 121,825 ,363 ,882
a24 56,26 124,145 ,159 ,885
a25 55,93 111,792 ,643 ,876
a26 55,55 116,884 ,370 ,883
a27 56,21 123,157 ,262 ,884
a28 56,28 112,202 ,659 ,875
a29 56,53 122,987 ,265 ,884
a30 56,36 122,133 ,334 ,883
a31 56,03 111,417 ,751 ,873
a32 56,08 114,197 ,589 ,877
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
2. Reliabilitas Skala Kecemasan Menghadapi Mutasi Setelah Seleksi
Item (rit ≥ 0,25)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,898 28
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
a1 47,73 111,189 ,636 ,891
a2 47,56 111,186 ,589 ,892
a3 48,15 122,003 ,217 ,899
a4 48,26 121,740 ,234 ,898
a5 48,00 111,316 ,593 ,892
a6 48,19 122,002 ,213 ,899
a7 47,93 110,425 ,689 ,890
a8 48,28 121,265 ,277 ,898
a9 48,21 121,815 ,228 ,899
a10 48,18 120,880 ,318 ,897
a11 47,98 110,075 ,756 ,888
a12 48,14 121,487 ,267 ,898
a13 48,21 121,790 ,231 ,898
a14 48,06 109,199 ,744 ,888
a15 48,14 121,462 ,269 ,898
a16 47,31 117,964 ,241 ,902
a17 47,31 115,078 ,414 ,897
a18 47,83 111,589 ,596 ,892
a19 48,08 110,020 ,734 ,889
a20 48,21 120,752 ,326 ,897
a21 47,79 110,068 ,659 ,890
a22 47,41 115,056 ,388 ,897
a23 48,08 122,172 ,213 ,899
a24 48,14 110,525 ,673 ,890
a25 48,39 121,835 ,234 ,898
a26 48,23 121,088 ,294 ,898
a27 47,89 109,645 ,772 ,888
a28 47,94 112,338 ,613 ,892
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 3
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh:
Cindy Grazela Manafe (159114168)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
SoE, April 2019
Kepada
Yth. Bapak/Ibu, Saudara/I yang berpartisipasi dalam penelitian ini
Perkenalkan saya :
Nama : Cindy Grazela Manafe
Kontak : 085325584001/ [email protected]
Intitusi : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Saat ini saya tengah menyusun tugas akhir untuk menyelesaikan tanggung
jawab saya sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, saya memohon bantuan
kepada Bapak/Ibu dan Saudara/I untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan dalam skala ini.
Adapun kriteria partisipan yang dapat mengisi skala ini, antara lain:
3. Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Timor Tengah
Selatan
4. Pernah mengalami “Mutasi Kerja”
Segala bentuk tanggapan maupun identitas Bapak/Ibu dan Saudara/i berikan
kepada dalam lembar ini hanya akan digunakan untuk penelitian saja dan
“akan saya jaga kerahasiaannya”.
Dalam pengisian skala ini tidak ada pernyataan yang benar ataupun salah,
untuk itu Saya mengharapkan Bapak/Ibu dan Saudara/i untuk memberikan
jawaban dengan sukarela, tanpa paksaan dan jujur dimana memang
menggambarkan keadaan diri Bapak/Ibu, Saudara/I yang sebenarnya.
Atas perhatian dan kesediaannya meluangkan waktu untuk mengisi skala
penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Cindy Grazela Manafe)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Identitas Diri
Nama/inisial :
Usia :
Jenis Kelamin : Perempuan/Laki-laki (lingkar yang sesuai)
Apakah sudah pernah dimutasikan? : Ya/Tidak (lingkar yang sesuai)
Jabatan Eselon :
Lama Bekerja Sebagai Pegawai Negeri Sipil : (tahun)
Dengan ini, saya bersedia berpartisipasi dengan ikhlas dan tanpa paksaan.
Saya juga bersedia untuk mengerjakan dan mengisi setiap pernyataan dalam skala
ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan diri saya yang sesungguhnya.
SoE, April 2019
Pengisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Petunjuk Pengerjaan
1. Pengerjaan ini terdiri dari soal-soal dengan pilihan Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
2. Berikan tanda centang () pada jawaban yang menurut anda paling
mencerminkan diri anda. Adapun pilihan jawaban yang disediakan, yaitu:
STS : Bila pernyataan Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan saudara
TS : Bila pernyataan Tidak Sesuai dengan keadaan saudara
S : Bila pernyataan Sesuai dengan keadaan saudara
SS : Bila pernyataan Sangat Sesuai dengan keadaan saudara
Pernyataan STS TS S SS
Saya dapat mengutarakan pendapat di depan
umum
3. Apabila ingin mengganti jawaban, berilah tanda sama dengan (=) pada
jawaban yang salah, kemudian berilah tanda centang () pada jawaban yang
benar
Pernyataan STS TS S SS
Saya dapat mengutarakan pendapat di
depan umum
4. Tidak ada batas waktu pengerjaan, namun dihimbau agar mengerjakan secara
spontan apa adanya dan tidak terlalu lama ketika memikirkan jawaban
5. Tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban yang saudara berikan adalah
benar bila sesuai dengan diri saudara
6. Terdapat 38 pernyataan. Periksalah kembali dan jangan sampai ada yang
terlewatkan
7. Sebelum mengerjakan, silahkan mengisi identias pada lembar identitas diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
SKALA I
Pastikan jangan sampai ada jawaban yang terlewat! Selamat Mengerjakan
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1. Pemecahan soal-soal yang sulit selalu
berhasil bagi saya, kalau saya berusaha.
2.
Jika seseorang menghambat tujuan saya,
saya akan mencari cara dan jalan untuk
meneruskannya.
3. Saya tidak mempunyai kesulitan untuk
melaksanakan niat dan tujuan saya.
4.
Dalam situasi yang tidak terduga saya
selalu tahu bagaimana saya harus
bertingkah laku.
5.
Kalau saya akan berkonfrontasi dengan
sesuatu yang baru, saya tahu bagaimana
saya dapat menanggulanginya.
6. Untuk setiap problem saya mempunyai
pemecahan.
7.
Saya dapat menghadapi kesulitan dengan
tenang, karena saya selalu dapat
mengandalkan kemampuan saya.
8.
Kalau saya menghadapi kesulitan, biasanya
saya mempunyai banyak ide untuk
mengatasinya.
9.
Juga dalam kejadian yang tidak terduga
saya kira, bahwa saya akan dapat
menanganinya dengan baik.
10. Apapun yang terjadi, saya akan siap
menanganinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
SKALA II
Pastikan jangan sampai ada jawaban yang terlewat! Selamat Mengerjakan
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1.
Saya dapat tidur dengan nyenyak
menjelang pelaksanaan mutasi di daerah
saya.
2.
Saya kurang yakin dengan kemampuan
yang saya miliki.
3.
Saya dapat beraktivitas seperti biasanya
saat mengetahui saya akan dipindah
tugaskan ke tempat kerja yang lain.
4.
Saya pikir saya mampu bekerja dengan
baik bahkan jika ditempatkan di posisi
yang bukan bidang saya.
5.
Saya mengalihkan pembicaraan ketika
teman-teman saya membahas tentang
banyaknya pegawai yang akan
dimutasikan.
6.
Saya optimis dengan kemampuan saya
untuk menghadapi mutasi kerja.
7.
Saya tidak khawatir mengenai
kemungkinan saya akan dipindah tugaskan
dimanapun.
8.
Saya berusaha semaksimal mungkin
mencari informasi mengenai mutasi kerja
di daerah saya.
9.
Saya merasa sulit bernapas saat mendengar
bahwa saya mungkin akan dipindahkan ke
tempat kerja yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
10. Saya akan melakukan hal apapun agar
tidak dimutasikan.
11.
Saya tetap bekerja seperti biasanya
meskipun tahu saya akan dimutasi ke
tempat kerja yang berbeda.
12.
Saya menjadi mudah marah terhadap hal-
hal kecil yang terjadi di tempat kerja
setelah mendengar bahwa saya mungkin
akan dimutasi.
13. Saya tidak merasa was-was dengan kabar
pelaksanaan mutasi yang semakin dekat.
14. Jantung saya berdebar-debar saat berpikir
bahwa saya akan dimutasi.
15.
Saya kurang dapat bekerja dengan baik
apabila saya dimutasi ke tempat yang
kurang sesuai dengan harapan saya.
16. Saya jarang mengalami masalah kesehatan
menjelang pelaksanaan mutasi.
17. Saya merasa pusing saat mengetahui
bahwa saya mungkin akan dimutasi.
18.
Dengan pengalaman dan kemampuan yang
saya miliki, saya yakin dapat bekerja
dengan baik di tempat kerja yang baru.
19.
Rasanya saya mampu mengontrol perasaan
saya dengan baik menjelang pelaksanaan
mutasi di daerah kerja saya.
20. Menjelang pelaksanaan mutasi, saya sulit
berkonsentrasi pada pekerjaan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No. Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
21. Saya menghindari pembicaraan yang
menyangkut mutasi kerja.
22. Saya pikir saya belum siap jika harus
dimutasi ke tempat kerja yang berbeda..
23. Otot-otot saya rileks saat memikirkan saya
akan dimutasi.
24.
Kepala saya sering pusing setelah
mendengar kabar akan dilaksanakan mutasi
pegawai di daerah saya.
25. Saya mudah tersinggung saat ada
pembicaraan mengenai mutasi kerja.
26. Saya tetap tenang ketika mendengar kabar
bahwa saya akan dipindah tugaskan.
27.
Saat mendengar kabar mengenai mutasi
saya akan berpura-pura tidak
mengetahuinya.
28. Saya merasa resah menjelang pelaksanaan
mutasi di daerah kerja saya.
UNGKAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada para partisipan yang sudah bersedia
meluangkan waktu untuk mengisi skala ini dan membantu peneliti menyelesaikan
penyusunan skripsi. Semoga amal baik para partisipan dibalas oleh Tuhan Yang
Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 4
HASIL UJI MEAN TEORETIK DAN
MEAN EMPIRIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
HASIL UJI MEAN TEORETIK DAN MEAN EMPIRIK
A. Hasil Uji Mean Teoretik dan Mean Empirik Skala General Self-
Efficacy Scale (GSE)
1. Mean teoritik = ( ) ( )
2. Mean empirik Skala General Self Efficacy (GSE)
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Efikasi Diri 250 30,27 3,409 ,216
One-Sample Test
Test Value = 25
t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Efikasi Diri 24,436 249 ,000 5,268 4,84 5,69
B. Hasil Uji Mean Teoretik dan Mean Empirik Skala Kecemasan
Menghadapi Mutasi
1. Mean teoritik = ( ) ( )
2. Mean empirik skala Kecemasan Menghadapi Mutasi
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Kecemasan 250 52,14 8,133 ,514
One-Sample Test
Test Value = 70
t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Kecemasan -34,730 249 ,000 -17,864 -18,88 -16,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN 5
HASIL UJI NORMALITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN HASIL UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
EFIKASIDIRI ,131 250 ,000 ,971 250 ,000
KECEMASAN ,103 250 ,000 ,974 250 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN 6
HASIL UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN HASIL UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Kecemasan
efikasi diri
Between
Groups
(Combined) 3697,276 19 194,593 3,504 ,000
Linearity 2267,264 1 2267,264 40,829 ,000
Deviation
from
Linearity
1430,012 18 79,445 1,431 ,118
Within Groups 12772,100 230 55,531
Total
16469,376 249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN 7
HASIL UJI HIPOTESIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRAN HASIL UJI HIPOTESIS
Correlations
Efikasi Diri Kecemasan
Spearman's
rho
Efikasi Diri
Correlation
Coefficient
1,000 -,311**
Sig. (1-tailed) . ,000
N 250 250
Kecemasan
Correlation
Coefficient
-,311**
1,000
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 250 250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN 8
HASIL UJI HOMOGENITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN HASIL UJI HOMOGENITAS
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances
F Sig.
Kecemasan Equal variances assumed ,094 ,759
Equal variances not assumed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 9
HASIL UJI BEDA TINGKAT KECEMASAN
MENGHADAPI MUTASI ANTARA
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
LAMPIRAN HASIL UJI BEDA TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI
MUTASI ANTARA PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
Ranks
jenis_kelamin N Mean Rank Sum of Ranks
Kecemasan
Perempuan 86 126,17 10850,50
Laki-laki 164 125,15 20524,50
Total 250
Test Statisticsa
kecemasan
Mann-Whitney U 6994,500
Wilcoxon W 20524,500
Z -,106
Asymp. Sig. (2-tailed) ,916
a. Grouping Variable: jenis_kelamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI