hidrolisis protein enzimatis

29
HIDROLISIS PROTEIN ENZIMATIIS Fahmi Aziz Zulkarnaen 230110120115 ABSTRAKS Protein merupakan polimer heterogen polimer-polimer asam amino. Protein dapat diklasofokasikan berdasarkan fungsi biologinya, yaitu sebagai enzim, protein transpor, protein nutrien dan penyimpanan, protein structural, protein pengatur, protein pertahanan serta protein kontraktil atau motil. Enzim merupakan salah satu bentuk protein yang memiliki peran penting bagi kehidupan. Peran enzim ini dapat memeberikan efek sinegris atau efek antagonis. Enzim ini dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia. Dimana reaksi kimia ada yanf membutuhkan energi dan ada pula yang menghasilkan energi. Salah satu contohnya yaitu enzim protase yang berperan dapat mengkatalis pemutusan ikatan peptida pada bahan yang mengandung protein. Jika protein structural melakukan pemutusan ikatan tersebut, maka akan menyebabkan berkurangnya tingkat kekerasan atau tekstur. Protein yang paling bervarisai dan mempunyai kekhususan yang tinggi yaitu protein yang memiliki aktivitas katalisnya, yakni enzim. Hampir semua reaksi biomolekul organik did alam sel dikatalis oleh enzim. Kata Kunci : Protein, Enzim, Hidrolisis, Hirolisis Protein, Protein Papain, Protein Bromelin.

Upload: fahmi-aziz

Post on 01-Jan-2016

1.077 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hidrolisis Protein Enzimatis

HIDROLISIS PROTEIN ENZIMATIIS

Fahmi Aziz Zulkarnaen 230110120115

ABSTRAKS

Protein merupakan polimer heterogen polimer-polimer asam amino. Protein

dapat diklasofokasikan berdasarkan fungsi biologinya, yaitu sebagai enzim, protein

transpor, protein nutrien dan penyimpanan, protein structural, protein pengatur,

protein pertahanan serta protein kontraktil atau motil. Enzim merupakan salah satu

bentuk protein yang memiliki peran penting bagi kehidupan. Peran enzim ini dapat

memeberikan efek sinegris atau efek antagonis. Enzim ini dapat menurunkan energi

aktivasi suatu reaksi kimia. Dimana reaksi kimia ada yanf membutuhkan energi dan

ada pula yang menghasilkan energi. Salah satu contohnya yaitu enzim protase yang

berperan dapat mengkatalis pemutusan ikatan peptida pada bahan yang

mengandung protein. Jika protein structural melakukan pemutusan ikatan tersebut,

maka akan menyebabkan berkurangnya tingkat kekerasan atau tekstur. Protein yang

paling bervarisai dan mempunyai kekhususan yang tinggi yaitu protein yang memiliki

aktivitas katalisnya, yakni enzim. Hampir semua reaksi biomolekul organik did alam

sel dikatalis oleh enzim.

Kata Kunci : Protein, Enzim, Hidrolisis, Hirolisis Protein, Protein Papain, Protein

Bromelin.

Page 2: Hidrolisis Protein Enzimatis

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

1.3. Manfaat

Tinjauan Pustaka

Protein

Protein merupakan polimer

heterogen polimer-polimer

asam amino. Protein dapat

diklasofokasikan berdasarkan

fungsi biologinya, yaitu

sebagai enzim, protein

transpor, protein nutrien dan

penyimpanan, protein

structural, protein pengatur,

protein pertahanan serta protein

kontraktil atau motil. Selain itu

protein juga dapat dibagi dalam

dua golongan utama

berdassarkan bentuk dan sifat-

sifat fisiknya, antara lain

adalah protein globular dan

protein serabut. Sedangkan jika

dilihat berdasarkan

komposisinya, protein dibagi

atas :

1. Simple Protein

Simple protein adalah protein

yang hanya mengandung 1-alfa

asam amino atau derivatnya.

Beberapa contoh simple

protein antara lain adalah :

albumin, globulin, gluyein,

protamin, albuminoid dan

histon.

2. Conjugated Protein

Conjugated Protein adalah

protein yang bergabung dengan

zat yang bukan protein. Zat ini

disebut gugus prostetik.

Beberapa contoh dari

conjugated protein antara lain

adalah : nutreo protein, gliko

protein, fosfoprotein dan

metalloprotein.

Sifat-sifat struktural protein

dianggap berada dalam 4 buah

telur yaitu :

a. Struktur primer : rangkaian

asam amino dan lokasi setiap

ikatan disulfida di kode dalam

gen.

b. Struktur sekunder : kelipatan

rantai polipeptida menjadi

Page 3: Hidrolisis Protein Enzimatis

multiplikasi motif terikat

hidrogen seperti struktur α-

heliksdan β-pleated sheet.

Kombinasi motif-motif ini

dapat membentuk motif super

sekunder.

c. Strukturtersier : hubungan

anta-domain struktural

sekunder dan antar-residu yang

letaknya terpisah jauh dalam

pengertian struktur primer.

d. Struktur kwartener : hanya

terdapat dalam protein

oligomerik ( protein dengan

dua atau tiga rantai

polipeptida), menjelaskan titik-

titik kontak dan hubungan

lainnya antara polipeptida atau

subunit inti

Enzim

Enzim adalah biokatalisator

organik yang dihasilkan

organisme hidup di dalam

protoplasma, yang terdiri atas

protein atau suatu senyawa

yang berikatan dengan protein.

Enzim mempunyai dua fungsi

pokok sebagai berikut.

1. Mempercepat atau

memperlambat reaksi kimia.

2. Mengatur sejumlah reaksi yang

berbeda-beda dalam waktu

yang sama.

Enzim disintesis dalam

bentuk calon enzim yang tidak

aktif, kemudian diaktifkan

dalam lingkungan pada kondisi

yang tepat. Misalnya,

tripsinogen yang disintesis

dalam pankreas, diaktifkan

dengan memecah salah satu

peptidanya untuk membentuk

enzim tripsin yang aktif.

Bentuk enzim yang tidak aktif

ini disebut zimogen.

Enzim tersusun atas dua

bagian. Apabila enzim

dipisahkan satu sama lainnya

menyebabkan enzim tidak

aktif. Namun keduanya dapat

digabungkan menjadi satu,

yang disebut holoenzim. Kedua

bagian enzim tersebut yaitu

apoenzim dan koenzim.

1. Apoenzim

Apoenzim adalah

bagian protein dari enzim,

Page 4: Hidrolisis Protein Enzimatis

bersifat tidak tahan panas, dan

berfungsi menentukan

kekhususan dari enzim.

Contoh, dari substrat yang

sama dapat menjadi senyawa

yang berlainan, tergantung dari

enzimnya.

2. Koenzim

Koenzim disebut gugus

prostetik apabila terikat

sangat erat pada apoenzim.

Akan tetapi, koenzim tidak

begitu erat dan mudah

dipisahkan dari

apoenzim.Koenzim memiliki

sidat yang termostabil (tahan

terhadap panas), mengandung

ribose dan fosfat. Fungsinya

menentukan sifat dari

reaksinya. Misalnya, Apabila

koenzim NADP (Nicotiamida

Adenin Denukleotid Phosfat)

maka reaksi yang akan terjadi

adalah dehidrogenase. Disini

NADP berfungsi sebagai

akseptor hidrogen.

Koenzim dapat bertindak sebagai

penerima/akseptor hidrogen, seperti

NAD atau donor dari gugus kimia,

seperti ATP (Adenosin Tri Phosfat).

Sifat-sifat enzim sebagai berikut.

Enzim akan mengalami

denaturasi/kerusakan pada suhu

atau temperatur tinggi.

Efektif dalam jumlah kecil.

Tidak berubah pada waktu

reaksi berlangsung.

Tidak memengaruhi

keseimbangan, tetapi hanya

mempercepat reaksi.

Spesifik untuk reaksi tertentu.

Faktor-faktor yang memengaruhi

enzim dan aktivitas enzim sebagai

berikut.

1. Temperatur atau suhu

Page 5: Hidrolisis Protein Enzimatis

Umumnya enzim bekerja pada suhu

yang optimum. Apabila suhu turun,

maka aktivitas akan terhenti tetapi

enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada

suhu tinggi aktivitas menurun dan

enzim menjadi rusak.

2. Air

Air berperan dalam memulai kegiatan

enzim. Contoh pada waktu biji dalam

keadaan kering kegiatan enzim

tidak kelihatan. Baru setelah ada air,

melalui imbibisi mu-lailah biji

berkecambah.

3. pH

Perubahan pH dapat

membalikkan kegiatan enzim,

yaitu mengubah hasil akhir

kembali menjadi substrat.

4. Hasil akhir

Kecepatan reaksi dalam

suatu proses kimia tidak

selalu konstan. Misal, kegiatan

pada awal reaksi tidak sama

dengan kegiatan pada

pertengahan atau akhir reaksi.

Apabila hasil akhir (banyak),

maka akan menghambat

aktivitas enzim.

5. Substrat

Substrat adalah zat

yang diubah menjadi sesuatu

yang baru. Umumnya, akan

terdapat hubungan yang

sebanding antara substrat

dengan hasil akhir apabila

konsentrasi enzim tetap, pH

konstan, dan temperatur

konstan. Jadi, apabila substrat

yang tersedia dua kali lipat,

maka hasil akhir juga dua kali

lipat.

6. Zat-zat penghambat

Zat-zat penghambat

adalah zat-zat kimia yang

menghambat aktivitas kerja

enzim. Contoh, garam-garam

dari logam berat, seperti raksa.

Contoh-contoh enzim dalam proses

metabolisme sebagai berikut.

1. Enzim katalase

Enzim katalase

berfungsi membantu

pengubahan

hidrogen peroksida menjadi air

dan oksigen.

Page 6: Hidrolisis Protein Enzimatis

2.Enzim Oksidase

Enzim oksidase berfungsi

mempergiat penggabungan O2 dengan

suatu substrat yang pada saat

bersamaan juga mereduksikan O2,

sehingga terbentuk H2O.

3. Enzim hidrase

Enzim hidrase

berfungsi menambah atau

mengurangi air dari suatu

senyawa tanpa menyebabkan

terurainya senyawa -

senyawa yang bersangkutan.

Contoh: fumarase,

enolase, akonitase.

4. Enzim dehidrogenase

Enzim dehidrogenase

berfungsi memindahkan

hidrogen dari suatu zat ke zat

yang lain.

5. Enzim transphosforilase

Enzim transphosforilase

berfungsi memindahkan

H3PO4 dari molekul satu ke

molekul lain dengan bantuan

ion Mg2+.

6. Enzim karboksilase

Enzim karboksilase

berfungsi dalam pengubahan

asam organik secara bolak-

balik. Contoh pengubahan

asam piruvat menjadi

asetaldehida dibantu oleh

karboksilase piruvat.

7. Enzim desmolase

Enzim desmolase

berfungsi membantu dalam

pemindahan atau

penggabungan ikatan karbon

pada suatu senyawa.

Contohnya, aldolase dalam

pemecahan fruktosa menjadi

gliseraldehida

dan dehidroksiaseton.

8. Enzim peroksida

Enzim peroksida

berfungsi membantu

mengoksidasi senyawa fenolat

yang ada , sedangkan oksigen

yang dipergunakan diambil

dari H2O2.

Enzim Bromelin

Bromelin adalah enzim

proteolitik yang ditemukan

pada bagian batang dan buah

nanas (Ananas comosus).

Page 7: Hidrolisis Protein Enzimatis

Enzim ini diproduksi sebagai

hasil sampingan dari pabrik jus

nanas. Dalam memproduksi

bromelin, beberapa senyawa

yang dapat digunakan untuk

presipitasi (pengendapan)

enzim ini adalah amonium

sulfat dan alkohol. Beberapa

kegunaan dari enzim ini adalah

mengurangi rasa sakit dan

pembengkakan karena luka

atau operasi, mengurangi

radang sendi, menyembuhkan

luka bakar, meningkatkan

fungsi paru-paru pada

penderita infeksi saluran

pernapasan, dan lain-lain.

Untuk meningkatkan

kelancaran pencernaan pada

manusia, umumnya digunakan

bromelin berdosis 500 mg

dalam bentuk kapsul. Apabila

konsumsi bromelin dilakukan

bersamaan dengan senyawa

anti-koagulan maka risiko

terjadinya pendarahan akan

meningkat.

Enzim Papain

Enzim Papain merupakan

enzim protease yang

terkandung dalam getah

papaya, baik dalam buah,

batang maupun daunnya.

Sebagai enzim yang

berkemampuan sebagai

memecahkan molekul protein,

dewasa ini papain menjadi

suatu produk yang sangat

bermanfaat bagi kehidupan

manusia, baik di kehidupan

rumah tangga maupun industri.

Papain ialah enzim

hidrolase sistein protease yang

ada pada pepaya (Carica

papaya) dan pepaya gunung

(Vasconcellea

cundinamarcensis). bahwa

ternyata enzim papain dpat

berperan aktif dalam

pembuatan kecap. begitu yang

saat ini sedang dilakukan

sekolah kami.

Papain terdiri atas 212

asam amino yang distabilkan

oleh 3 jembatan disulfida.

Page 8: Hidrolisis Protein Enzimatis

Struktur 3 dimensinya terdiri

atas 2 domain struktural yang

berbeda dengan celah di

antaranya. Celah itu

mengandung tapak aktif, yang

mengandung triade katalisis

yang sudah disamakan dengan

kimotripsin. Triade katalisisnya

tersusun atas 3 asam amino -

sistein-25 (yang diklasifikan

dari sini), histidin-159, dan

asparagin-158.

Papain biasa digunakan

untuk memecah serabut daging

liat dan telah dimanfaatkan

selama ribuan tahun oleh

penduduk asli Amerika

Selatan. Papain juga

dimanfaatkan untuk

mendisosiasikan sel dalam

langkah pertama persiapan

kultur sel. Selain itu juga

ditemukan sebagai bahan baku

beberapa pasta gigi atau gula-

gula sebagai pemutih gigi.

Hidrolisis Protein

Ikatan peptida yang

membangun rantai polipeptida

dalam protein dapat diputus

(dihidrolisis) menggunakan

asam, basa atau enzim

pemecahan ikatan peptida

dalam kondisi asam atau basa

kuat merupakan proses

hidrolisis kimia dan pemecahan

ikatan peptida menggunakan

enzim merupakan proses

hidrolisis biokimia reaksi

hidrolisis peptida akan

menghasilkan produk reaksi

yang berupa satu molekul

dengan gugus karboksil dan

molekul lainnya memiliki

gugus amina (Juniarso dkk,

2007).

Pada umumnya asam

amino diperoleh sebagai hasil

hidrolisis protein, baik

menggunakan enzim maupun

asam. Dengan cara ini

diperoleh campuran

bermacam-macam asam amino

dan untuk menentukan jenis

asam amino maupun kuantitas

masing-masing asam amino

perlu diadakan pemisahan antar

asam amino tersebut. Ada

Page 9: Hidrolisis Protein Enzimatis

beberapa metode analisis asam

amino, misalnya metode

gravimetri, kalorimetri,

mikrobiologi, kromatografi,

dan elektroforesis. Salah satu

metode yang banyak

memperoleh pengembangan

adalah metode kromatografi.

Macam-macam kromatografi

adalah kromatografi kertas,

kromatografi lapis tipis, dan

kromatografi penukar ion

(Poejadi, 1994)

Metode Penelitian

Tempat praktikum dilaksanakan di

Laboratorium FHA Fakultas Perikanan

dan Ilmu Kelautan Universitas

Padjadjaran

Bahan

Bahan yag digunakan

adalah Ikan (daging, tulang dan

kulit) yang digunakan sebagai

sampel yang akan diuji, buah

nanas (muda dan matang) yang

diambil filtratnya yang

digunakan sebagai pereaksi,

pepaya ( muda dan matang)

yang diambil filtratnya yang

digunakan sebagai pereaksi,

susu yang digunakan sebagai

sampel yang akan direaksikan,

telur yang digunakan sebagai

sampel yang akan direaksikan,

tempe yang digunakan sebagai

sampel yang akan direaksikan,

enzim papain komersial

sigunakan sebagai pemecah

molekul protein yang terdapat

pada getah papaya dan pelunak

daging, akuades yang

digunakan sebagai pelarut atau

penetral antara asam dan basa.

Alat

Page 10: Hidrolisis Protein Enzimatis

Cawan Petri yang

digunakan sebagai wadah

sampel dan untuk wdah

penimbang, blender yang

digunakan untuk menghaluskan

nanas dan pepaya, pisau yang

digunakan untuk memotong

sampel, timbangan yang

digunakan untuk mengukur

berat sampel, gelas ukur yang

digunkan untuk memngukur

volume larutan, beaker glass

yang digunakan untuk

menyimpan hasil filtrat, pH

meter yang digunakan untuk

mengetahui nilai kadar asam

pada sampel, indikator

universal sebagi indicator

untuk mengetahui kadar asam

pada suatu sampel, tabung

reaksi yang digunakan untuk

mereaksikan, pipet tetes yang

digunakan untuk mengambil

filtrat, spatula yang digunakan

untuk pengaduk larutan,

aluminium foil yang digunakan

untuk menutup hasil sari

sampel yang sudah

dihancurkan agar tidak

terkontaminasi, kertas label

yang digunakan untuk

mempermudah praktikan dalam

mengetahui sampel apa yang

sedang diuji..

Prosedur

Siapkan alat dan bahan

Ditimbang 250 gr nanas atau pepaya

Page 11: Hidrolisis Protein Enzimatis

Dimasukkan ke dalam blender

Ditambah 150 ml akuadess dan

dilahaluskan buah

Diamati perlakuan dan dicatat hasilnya

dalam table pengamatan

Ditambahkan 50 gr filtrate kemudian

ditutup cawan petri dan didiamkan

selama 30 menit

Ditimbang 50 gr sampel (tulang) dan

diletakkan di atas cawan petri

Page 12: Hidrolisis Protein Enzimatis

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Tabel hasil pengamatan lab FHA

Kelompok Sample FiltratpH

awal

pH

akhir

Pengamatan Perubahan

(warna/teksture)

18 Tempe

Nanas Muda 7 6

Warna menjadi kuning pucat,

Teksturenya lebih hancur,

Berbau nanas

Nanas Tua 7 4

Warna semakin kuning pucat,

Teksture menjadi lebih lembut,

Warna filtar tetap bening,

Berbau nanas,

19 Putih Telur

Nanas Muda 9 8

Warna menjadi agak keruh,

Masih kental,

Bau amis masih ada,

Nanas Tua 9 6

Warna menjadi lebih keruh,

Lebih Encer,

Berbau Nanas,

20 Susu Nanas Muda 7 6 Susu berwarna putih, agak kental,

Susu + ekstrak Nanas bewarna

Page 13: Hidrolisis Protein Enzimatis

putih kekuningan, lebih encer dari

sebelumnya

21 Susu Nanas Tua 7 5

Setelah 30’ warna menjadi putih

gading

Sturktur susu menjadi pecah

(denaturasi)

26 Tulang

Nanas Muda 6 4Teksture lebih lunak,

Warna lebih pucat

Nanas Tua 6 5Teksture lebih lunak,

Warna lebih pucat

27 Kulit

Nanas Muda 7 5

Warna awal dan akhir sama seperti

warna kulit,

Pada umumnya teksture menjadi

lembut,

Nanas Tua 7 5

Warna awal dan akhir sama seperti

warna kulit,

Teksture menjadi lembut dari

Nanas Muda dan mudah hancur,

28 Daging

Nanas Muda 6 4Warna Daging agak pucat

Teksture daging semakin lembut

Nanas Tua 6 5

Warna filtrat tetap bening

kekuningan,

Teksture daging semakin lembut,

Page 14: Hidrolisis Protein Enzimatis
Page 15: Hidrolisis Protein Enzimatis

Hasil pengamatan lab akuakultur

Kelompok Sampel PerlakuanPengamatan

pHo pH1 Awal Akhir

30 Susu

Pepaya Matang 6 6 Cair, PutihMakin cair, Keorenan

Pepaya Mentah 6 7 Cair, Putih Makin cair, putih

29Telur

Pepaya Matang 9 7Kental, bening

kuningMakin kental, orange

Pepaya Mentah 9 10 Kental, Orange Cair, Bening

25 Tempe

Pepaya Matang6 6 Empuk, Putih Lebih empuk, orange

Pepaya Mentah 6 5 Empuk, putih Empuk, putih

24 Daging

Pepaya Matang 6 6Kenyal, pink

pucatLebih halus dan

lunak, pucat

Pepaya Mentah 6 5Kenyal, pink

pucatLebih halus dan

lunak, pucat

23 Kulit

Pepaya Matang 6 6Kenyal tipis, putih corak

hitam

Lebih kenyal, putih kekuningan

Pepaya Mentah 6 5.5Kenyal tipis, putih corak

hitam

Lebih kenyal, putih corak hitam

22 Tulang

Pepaya Matang 6 7Lunak, putih

pucatMakin lunak, pucat

Pepaya Mentah 6 5Lunak, putih

pucatLunak, putih pucat

Pembahasan

Pada hasil data diatas telah

terlihat bahwa pada masing-masing

perlakuan yang dicampur dengan

sampel daging ikan, susu dan tempe

memiliki PH awal yang sama, yaitu

6-7 atau PH netral. Sedangkan pada

sampel telur didapatkan PH awal 9

(basa). Setelah dilakukan perlakuan

dengan cara didiamkan selama 30

menit, PH pada masing-masing

sampel tersebut relatif menurun atau

Page 16: Hidrolisis Protein Enzimatis

menjadi kan derajat keasaman

antara 5-8 untuk perlakuan

menggunakan nanas dan 5-10 untuk

perlakuan menggunakan pepaya.

Hal ini pasti dikarenakan

adanya perbedaan tingkat keasaman

antara pH nanas dan pepaya. pH

nanas terbilang cukup asam karena

didalamnya mengandung asam sitrat

dan asam lainnya yang cukup tinggi

sehingga menciptakan kondisi asam

pada nanas sendangkan pada pepaya

tidak. Pepaya cenderung netral atau

basa dilihat dari perubahan pH awal

dan akhir kenaikan dan

penurunannya cenderung stabil.

Lalu pada kedua zat ini

memiliki enzim masing-masing

yang berperan dalam mengkatalisir

senyawa protein. Pada nanas

terdapat bromelin yang menkatalisir

protein dari setiap sampel. Dan pada

pepaya terkandung enzim papain

yang memiliki fungsi yang sama

dengan enzim nanas karena masih

sama-sama enzim protease. Enzim

bremiolin dan enzim pepain yang

terkandung di dalam buah tersebut

akan melakukan reaksi hidrolisis

pada protein yang terkandung pada

sampel.

Lalu pengaruh pH terhadap

sampel akan berhubungan dengan

beberapa faktor. Faktor itu

berhubungan dengan kerja enzim

dan juga kepada sampel nya. Ketika

pH perubahan media tertentu, itu

mengarah ke perubahan dalam

bentuk enzim. Tidak hanya pada

enzim, tingkat pH juga dapat

mempengaruhi sifat muatan dan

bentuk substrat. Dalam kisaran pH

yang sempit, perubahan bentuk

struktural dari enzim dan substrat

mungkin reversibel. Tapi untuk

perubahan yang signifikan dalam

tingkat pH, enzim dan substrat dapat

mengalami denaturasi. Dalam kasus

tersebut, mereka tidak dapat

mengidentifikasi satu sama lain.

Akibatnya, tidak akan ada reaksi

seperti itu. Ini alasan mengapa, pH

mempengaruhi aktivitas enzim.

Faktor sampelnya ,

Penurunan pH menyebabkan

denaturasi protein. Akibat

denaturasi protein, maka terjadi

penurunan kelarutan protein, daya

ikat air hilang dan intensitas warna

Page 17: Hidrolisis Protein Enzimatis

dari pigmen daging. Perubahan pH

selama proses rigor mortis dan

pengaruhnya terhadap mutu daging.

Menurut Teori pH berpengaruh pada

struktur pengembangan dan juga

kelarutan protein. Kondisi protein

ini juga akan berpengaruh pada daya

ikat air/ WHC (Water Holding

Capacity), juiciness, daya emulsi,

kemampuan membentuk gel,

kekerasan, warna dan umur simpan.

Kedaan inilah yang menyebabkan

perubahan tekstur warna dan yang

lainnya pada sampel yang di

praktikum kan.

Tingkat kematangan buah

juga berpengaruh terhadap kualitas

enzim dan kandungan didalamnhya.

Buah nanas muda memilki kualitas

enzim yang lebih rendah

dibandingkan buah nanas yang

sudah tua, akibatnya pemberian

filtrat nanas tua memberikan

perubahan yang sangat signifikan

baik dari pH, tekstur maupun bau

pada sampel. Begitu pula pada buah

pepaya. Pada buah pepaya muda

memang enzim dihasilkan lebih

banyak karena getah yang

dihasilkan cukup banyak namun

belum tahu apakah enzimnya bisa

bekerja lebih baik dibandingkan

kualitas enzim pada buah pepaya

tua/matang.

Kesimpulan

Kesimpulan

Proses hidrolisis protein

enzimatis adalah proses penguraian

protein menjadi ikatan peptida

dengan komponen pembantu enzim.

Pada praktikum kali ini yang

digunakan adalah enzim bremiolin

dan enzim pepain yang terdapat

pada buah nanas dan pepaya.

Dari hasil pembahasan diatas

dapat disimpulkan bahwa pada buah

nanas dan pepaya tersebut

mengandung enzim bremiolin dan

pepain. Enzim tersebut dapat

membantu proses hidrolisis,

terutama hidrolosis prtoein karena

meruppakan enzim protease . Lalu

Pengaruh pH terhadap enzim dan

juga sampel berpengaruh. Dalam

kisaran pH yang sempit, perubahan

bentuk struktural dari enzim dan

substrat mungkin reversibel. Tapi

untuk perubahan yang signifikan

Page 18: Hidrolisis Protein Enzimatis

dalam tingkat pH, enzim dan

substrat dapat mengalami

denaturasi.. Dan penurunan pH

menyebabkan denaturasi protein.

Akibat denaturasi protein, maka

terjadi penurunan kelarutan protein,

daya ikat air hilang dan intensitas

warna dari pigmen daging. Pengaruh

pengaruh diatas lah yang akan

menyebabkan sampel menjadi

melunak, berbentuk gel bahkan

sampai ada yang hancur serta warna

memudar.

Saran

Dalam melakukan praktikum

ini sebaiknyan dilakukan lebih

serius lagi, supaya tidak terjadi

kesalahan prosedur serta

pengamatan yang tepat. Selain itu

dalam melakukan praktikum sampel

yang dilakukan untuk perlakuan

harus lebih banyak, serta alat-alat

yang digunakan harus lebih

memadai. Digunakan sampel yang

lebih banyak supaya dalam

melakukan pengamatan bisa lebih

jelas lagi hasilnya atau lebih terlihat.

Alat praktikum harus diperlengkap

lagi supaya saat praktikum

dilaksanakan, praktikan tidak perlu

bingung mencri alat-alat yang akan

digunakan.

Jumlah timbangan analitik harus

ditambah setiap lab, supaya

praktikum berjalan dengan efisien.

Daftar Pustaka

Hawab, HM 2004.Pengantar Biokimia. Jakarta: Bayu Media Publishing

Poedjiadji,Ana. 1994, dasar-dasar biokimia. Jakarta: UI-press

Abu bakar dan M. Ilyas, 2005. Mutu Telur Karamel Asal Telur Pecah Selama Penyimpanan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005.

Astuti, Yeti, 2009, Analisi Protein, Gramedia, Jakarta. 

Girindra, Aisjah, 1993, Biokimia 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Juniarso, E., T., Safari, A.,

danPamungkas, R., A.,

2007,Pemanfaatan Limbah

Ikan Menjadi Ekstrak Kasar

Protease Dari Isi Perut Ikan

Lemuru (Sardinella Sp.) Untuk

Proses   Deproteinisasi

Page 19: Hidrolisis Protein Enzimatis

Limbah Udang Secara

Enzimatik Menjadi Kitosan,

Universitas Jember.

Triyono Agus 2010 Rekayasa Kimia

dan Proses “ Mempelajari

Pengaruh Beberapa Asam

Terhadap Tepung Protein

Isolat Kacang Hijau” Balai

Besar Pengembangan

Teknologi Guna Tepat

Simaronjan Eviayanti, Nia

Kurniawati, Zahidah Hasan

2012, Jurnal Perikanan dan

Kelautan Vol 3 No. 4

“Pengaruh Penggunaan Enzim

Papain Dengan Kosentrasi

Yang berbeda Terhadap

Karakteristik Kimia Kecap

Tutut”. FPIK , Universitas

Padjadjaran

http://yaminanggri.blogspot.com/

2013/04/laporan-praktikum-

biokimia-umum.html (Diakses

pada 30 November 2013)

http://

produkdaging.wordpress.com/

2011/01/12/pengaruh-ph-

terhadap-mutu-teknologi-

daging/ (Diakses pada 30

November 2013)

http://id.wikipedia.org/wiki/

Bromelin (Diakses pada 30

November 2013)

http://

yoroelz09.blogspot.com/

2012/12/enzim-papain-dari-

pepaya.html (Diakses pada 30

November 2013)