harga-diri-rendah

29
1 KATA PENGANTAR OM Swastyastu Puji syukur kami haturkan kehapanan Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “ Konsep teori dan askep harga diri rendah ”. Meskipun banyak hambatan kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca. OM Santih Santih Santih OM Denpasar, 19 Maret 2015 penyusun

Upload: ngurah-aditya

Post on 17-Jan-2016

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

as

TRANSCRIPT

Page 1: Harga-Diri-Rendah

1

KATA PENGANTAR

OM Swastyastu

Puji syukur kami haturkan kehapanan Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Konsep

teori dan askep harga diri rendah”. Meskipun banyak hambatan kami alami dalam

proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing yang

telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami

juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah

memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna

menyempurnakan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca.

OM Santih Santih Santih OM

Denpasar, 19 Maret 2015

penyusun

Page 2: Harga-Diri-Rendah

2

Daftar Isi

Kata pengantar…………......……………………..………………............... 1

Daftar Isi…………………….....……………………………………...……2

A. Bab I Pendahuluan

1.1 Latar belakang ……………………………….……......................... 3

1.2 Rumusan masalah ............................................................................. 5

1.3 Tujuan …………………………………….….....…......................... 5

1.4 Metode Penulisan…………….………………….………………… 5

B. Bab II Isi / pembahasan

2.1 Konsep Teori HDR........................................................................... 6

2.2 Askep HDR ..................................................................................... 14

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan ………………………….…………………….............. 19

Daftar Pustaka …………………………………………………...………… 20

Page 3: Harga-Diri-Rendah

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

Kesehatan No. 23 tahun 1992). Selain itu, menurut UU RI Nomor 39 Tahun 2009

tentang kesehatan, adapun pengertian kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara

fisik, mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Keadaan sehat dicerminkan oleh kelengkapan organ dan sistem tubuh yang

berfungsi normal serta adanya zat pengatur fungsi tubuh. Otak adalah organ yang

bertugas mengatur fungsi tubuh. Agar otak berfungsi dengan baik diperlukan

energi dari glukosa, protein, lemak, vitamin, dan oksigen yang berasal dari sistem

tubuh. Manusia dikatakan memiliki jiwa jika dia hidup dan organ tubuhnya

berfungsi baik. Oleh karena itu, kesehatan otak merupakan inti dari kesehatan jiwa

manusia.

Jadi bisa disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah keadaan sehat

seseorang dimana dapat menerima keadaan diri sendiri, orang lain, dan benda-

benda yang berhubungan dengan kehidupan serta dapat mengatasi masalah yang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan kehidupan secara sosial dan

ekonomis. Menurut Skinner, ada 4 kriteria sehat jiwa, yaitu menerima diri sendiri,

diterima oleh orang lain, efisien dalam bekerja atau studi, dan bebas dari konflik

dalam diri sendiri.

Kesehatan jiwa juga didefinisikan sebagai perasaan sehat dan bahagia serta

Page 4: Harga-Diri-Rendah

4

mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana

adanya, dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri serta orang lain

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkontribusikan pada

fungsi yang terintegrasi sistem klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok,

organisasi, atau komunitas. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat

meyakini bahwa klien adalah manusia yang utuh dan unik yang terdiri dari aspek

bio-psikosial-kultural-spiritual. Selanjutnya, perawat dapat mengidentifikasi status

kesehatan klien yang berfluktuasi sepanjang rentang sehat-sakit. Status kesehatan

klien akan mempengaruhi respon klien yang dapat dikaji dari aspek bio-

psikososial-kultural-spiritual. Pada pengkajian, seringkali perawat hanya

memusatkan perhatian pada aspek biologis atau fisik saja sehingga asuhan

keperawatan yang komprehensif tidak tercapai (Kelliat,1999).

Umumnya, pasien gangguan jiwa dibawa keluarganya ke Rumah Sakit

Jiwa atau unit pelayanan kesehatan jiwa lainnya karena keluarga tidak mampu

merawat dan terganggu karena perilaku pasien. Beberapa gejala yang lazim

dirasakan oleh keluarga sehingga menjadi alasan mengapa pasien dibawa ke

Rumah Sakit Jiwa yaitu adanya harga diri rendah, menarik diri, halusinasi,

waham, dan perilaku kekerasan (Stuart dan Sudeen, 1995).

Page 5: Harga-Diri-Rendah

5

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :

1. Apa itu Harga Diri Rendah ?

2. Apa penyebab/etiologi Harga Diri Rendah ?

3. Bagaimana patofisiologi Harga Diri Rendah ?

4. Bagaimana Mekanisme koping harga diri rendah ?

5. Bagaimana penatalaksanaan harga diri rendah ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu Harga Diri Rendah.

2. Untuk mengetahui penyebab/etiologi Harga Diri Rendah.

3. Untuk mengetahui patofisiologi Harga Diri Rendah.

4. Untuk mengetahui Mekanisme koping harga diri rendah.

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan harga diri rendah.

D. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu metode kepustakaan,

dimana data-data yang diperoleh didapatkan melalui buku-buku dan juga

dari internet.

Page 6: Harga-Diri-Rendah

6

BAB II

A. Konsep Teori

1. Pengertian

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang

diketahui tentang diri dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan

orang lain (Stuart, et al. 1998: 319). Termasuk persepsi individu akan sifat dan

kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang

berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan, serta keinginannya.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah

diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan

kemampuan diri. (Keliat, 2006)

Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap

diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga dirirendah dapat

terjadi secara situasional(trauma) atau kronis (kritik diri yangtelah berlangsung

lama) dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung (Stuart & Sundeen,

2006)

Konsep diri belum ada saat lahir, dan berkembang secara bertahap

melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Individu

dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari

kemampuan interpersonal, intelektual, dan penguasaan lingkungan. Konsep diri

negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptif.

Rentang respon konsep diri (Stuart, et al. 1998:320)

Adaptif Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Keracunan Depersonalisasi

diri positif rendah identitas

Gambar 1.1 Skema Rentang Respon Konsep Diri (sumber: Stuart, et

al, 1988: 320)

Page 7: Harga-Diri-Rendah

7

Menurut Stuart dan Sundeen (1998) dalam buku Nur Fajariyah (2012: 7)

respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri

yaitu adaptif dan maladaptif:

a. Aktualisasi adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman

nyata yang sukses diterima.

b. Konsep diri positif adalah mempunyai pengalaman yang positif dalam

beraktualisasi diri.

c. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep

diri maladaptif.

d. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek

psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.

e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri

yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat

membedakan dirinya dengan orang lain.

Jadi pengertian harga diri rendah adalah sebagai perasaan negatif terhadap diri

sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, tidak berguna,

tidak berdaya, tidak ada harapan dan putus asa (Direktorat Kesehatan Jiwa

DepKes RI, 1992).

2. Etiologi

Biasanya yang menyebabkan harga diri rendah adalah kurangnya umpan

balik positif, perasaan ditolak oleh orang terdekat, sejumlah kegagalan dan

ketidakberdayaan, ego yang belum berkembang dan menghakimi super ego,

faktor-faktor pribadi atau situasi seperti disfungsi sistem keluarga atau tidak

adanya dukungan sosial.

a. Faktor predisposisi

Adapun faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan harga diri rendah

adalah (Stuart, et al. 1995, dikutip oleh Keliat):

1) Biologis

Gangguan perkembangan dan fungsi otak/susunan saraf pusat yang dapat

menimbulkan gangguan seperti:

Page 8: Harga-Diri-Rendah

8

a) Hambatan perkembangan otak khususnya korteks frontal, temporal,

dan limbik (sistem kesadaran dan emosi).

b) Pertumbuhan dan perkembangan individu.

2) Psikologis

Keluarga, pengasuh, dan lingkungan sangat berpengaruh terhadap

respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat

mempengaruhi adalah penolakan dan kekerasan dalam kehidupan klien.

3) Sosial budaya

Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi seperti

kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, dan

kerawanan), kehidupan terisolasi disertai stres yang menumpuk.

Jadi faktor predisposisi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah,

yaitu:

1) Pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan faktor kontribusi pada

gangguan konsep diri.

2) Anak yang tidak menerima kasih sayang.

3) Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan kehidupan akan

gagal menerima tanggung jawab untuk diri sendiri.

4) Penolakan orang tua, harapan yang tidak realistis, tergantung pada orang

lain, dan ideal diri yang tidak realistis.

b. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah,

diantaranya adalah situasi atau stressor yang dapat mempengaruhi konsep diri

dan komponennya. Stressor yang mempengaruhi harga diri contohnya adalah

penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,

seperti:

1) Pola asuhan anak yang tidak tepat (dituruti, dilarang, dituntut).

2) Kesalahan dan kegagalan berulang kali.

3) Cita-cita yang tidak dapat dicapai.

4) Gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.

Page 9: Harga-Diri-Rendah

9

3. Patofisiologi

Seseorang dengan harga diri rendah berhubungan dengan hubungan

interpersonal yang buruk yang mulanya merasa dirinya tidak berharga sehingga

merasa tidak aman berhubungan dengan orang lain, individu yang mempunyai

ketergantungan berlebihan pada orang lain, dan kemudian dimunculkan dalam

bentuk perilaku (Stuart, et al, 1998).

Perilaku biasanya ditunjukkan pada klien dengan harga diri rendah

adalah kritik terhadap diri sendiri/orang lain, produktivitas menurun, destruksi

pada orang lain, gangguan berhubungan perasaan irritable, sikap negatif terhadap

diri sendiri, ketegangan peran, pesimis terhadap kehidupan, keluhan fisik,

pandangan hidup terpolarisasi, menolak kemampuan diri sendiri, mengejek diri

dari realitas, cemas dan takut.

Harga diri rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal yang

buruk mengarah pada kasus skizofrenia dan depresi. Hal ini dapat terjadi karena

faktor sosiokultural akibat menurunnya stabilitas keluarga dan kesibukan keluarga

dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari dan faktor psikologis meliputi koping

individu yang tidak efektif terhadap keadaan dirinya, tanggung jawabnya, serta

koping keluarga dalam menghadapi situasi yang dialami klien.

Page 10: Harga-Diri-Rendah

10

4. Pohon Masalah

Pohon Masalah Harga Diri Rendah (sumber: Aris R., dkk, 2008)

Perubahan persepsi sensorik: halusinasi pendengaran

Gangguan interaksi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

( cp )

Koping individu tidak efektif

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

Koping keluarga tidak efektif:

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit

Berduka disfungsional

Perilaku kekerasan

Tidak efektifnya penatalaksanaan

regiment terapeutik

Gangguan proses pikir: waham

Menurunnya motivasi

perawatan diri

Defisit perawatan diri

Komunikasi verbal

Page 11: Harga-Diri-Rendah

11

5. Jenis Harga Diri Rendah

Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah menurut

Keliat (1998:24) dapat terjadi secara:

a. Situasional

Yaitu trauma yang terjadi tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,

kecelakaan, dicederai, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja,

dan perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,

dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah

karena:

1) Privacy kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang

sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran pubis,

pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).

2) Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh tidak tercapai karena

dirawat/sakit/penyakit.

3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak dihargai, misalnya berbagai

pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa

persetujuan.

b. Kronis

Yaitu perasaan negatif terhadap diri yang telah berlangsung lama,

yaitu sebelum sakit atau dirawat klien mempunyai cara berpikir negatif.

Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.

6. Mekanisme Koping

Mekanisme koping gangguan konsep diri: harga diri rendah dibagi

menjadi 2, yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang.

a. Jangka pendek

1) Aktivitas yang memberi kesempatan lari sementara dari krisis.

2) Aktivitas yang memberi kesempatan mengganti identitas.

3) Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap

konsep diri.

4) Aktivitas yang memberi arti terhadap kehidupan.

Page 12: Harga-Diri-Rendah

12

b. Jangka panjang

Mekanisme pertahanan diri (ego oriental reaction) yang bervariasi

untuk melindungi diri yang sering digunakan untuk fantasi, disosiasi,

proyeksi, dan mengisar.

7. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala yang dapat dikaji atau karakteristik perilaku yang

terjadi pada klien dan masalah utama harga diri rendah menurut Direktorat

Kesehatan Jiwa DepKes RI (1998:35) adalah sebagai berikut:

a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri.

b. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna, dan tidak mampu.

c. Mengatakan hal-hal negatif terhadap keadaan tubuhnya.

d. Mengeluh tidak dapat melakukan peran dan fungsi sebagaimana

mestinya.

e. Menarik diri dari kehidupan sosial atau realitas.

f. Kritis terhadap diri sendiri dan atau orang lain.

g. Destruktif terhadap orang lain dan diri sendiri.

h. Pembicaraan kacau.

i. Mengungkapkan adanya ketegangan peran.

j. Mudah tersinggung dan mudah marah.

k. Produktivitas menurun.

l. Pandangan hidup yang ekstrim.

m. Penolakan terhadap diri sendiri.

n. Mengatakan pesimis dalam menghadapi kehidupan.

o. Merasa tidak adekuat.

p. Keluhan fisik dan penyalahgunaan zat.

8. Penatalaksanaan

Usaha pertama yang dilakukan adalah membina hubungan rasa percaya.

Apabila sudah didapatkan kontak mata, maka lakukan bimbingan tentang hal-hal

yang praktis. Bimbingan yang diberikan haruslah bimbingan yang baik seperti

bekerja secara sederhana di rumah atau di luar rumah. Bantu klien memperluas

kesadaran dirinya, kemudian bantu klien mengenal kekuatan dan kelemahannya.

Page 13: Harga-Diri-Rendah

13

Bantu untuk mengevaluasi diri, membuat rencana tujuan yang realistik, kemudian

bantu klien membuat keputusan dan mencapai tujuan. Meski klien sudah sembuh

atau boleh pulang ke rumah, metode farmakologi atau pengobatan tidak boleh

putus. Penatalaksanaan klien dengan harga diri rendah meliputi:

a. Farmakologi.

b. Terapi lain seperti terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku,

terapi keluarga, terapi spiritual, terapi lingkungan, terapi aktivitas kelompok

yang tujuannya adalah memperbaiki perilaku klien dengan harga diri rendah.

c. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi (kembali memfungsikan) dan

perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar

dalam kehidupan bermasyarakat.

Page 14: Harga-Diri-Rendah

14

B. Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah

1. Pengkajian

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal

dirawat. Isi pengkajian meliputi:

a. Identitas klien

1) Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontak dengan

klien tentang: nama klien, panggilan klien, nama perawat, panggilan

perawat, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik pembicaraan.

2) Usia dan nomor rekam medik.

3) Perawat menuliskan sumber data yang didapat.

b. Keluhan utama/alasan masuk

Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan

keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan oleh keluarga untuk

mengatasi masalah, dan perkembangan yang dicapai.

c. Faktor predisposisi

Faktor yang mempengaruhi harga diri bisa disebabkan oleh

pengalaman masa kanak-kanak yang merupakan faktor kontribusi pada

gangguan atau masalah konsep diri, orang tua yang kasar, membenci dan

tidak menerima akan mempunyai keraguan atau ketidakpastian seperti gagal

mencintai dirinya dan menggapai cinta orang lain.

d. Faktor presipitasi

Disebabkan oleh setiap situasi yang dihadapi individu dan tidak

mampu menyelesaikannya, seperti:

1) Stressor yang mempengaruhi gambaran diri

a) hilangnya bagian tubuh,

b) tindakan operasi,

c) proses patologi penyakit,

d) perubahan struktur dan fungsi tubuh,

e) proses tumbuh kembang, dan

f) prosedur tindakan dan terapi.

Page 15: Harga-Diri-Rendah

15

2) Stressor yang mempengaruhi harga diri dan ideal diri

a) penolakan dan kurangnya penghargaan dari orang tua, dan orang

yang berarti.

b) pola asuh yang tidak tepat.

c) kegagalan dan kesalahan berulang.

e. Mekanisme koping

Mekanisme koping yang digunakan dalam jangka pendek yaitu:

1) Aktivitas yang memberi kesempatan lari sementara dari krisis.

2) Aktivitas yang memberi kesempatan mengganti.

3) Aktivitas yang memberi atau dukungan sementara terhadap konsep diri.

4) Aktivitas yang memberi arti dari kehidupan.

Mekanisme yang digunakan dalam jangka panjang yaitu penyesuaian atau

penyelesaian positif akan menghasilkan integritas ego, identitas, dan

keunikan individu.

2. Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan yang mungkin dapat disimpulkan dari hasil

pengkajian (Keliat, 1998: 89) adalah:

a. Gangguan konsep diri: harga diri rendah situasional atau kronik.

3. Perencanaan

Rencana Tindakan Keperawatan dan Strategi Pelaksanaan pasien

Untuk mengatasi masalah Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Tindakan

keperawatan pada pasien :

Tujuan :

a) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

b) Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

c) Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

d) Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan

e) Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah

dilatih

Page 16: Harga-Diri-Rendah

16

Tindakan keperawatan :

1) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki

pasien.

Untuk membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif

yang masih

dimilikinya , perawat dapat :

a) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang 

dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam

keluarga dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.

b) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan

pasien penilaian yang negatif.

2) Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Untuk tindakan tersebut, saudara dapat :

a) Mendiskusikan dengan pasien  kemampuan yang masih dapat

digunakan saat ini

b) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap

kemampuan diri yang diungkapkan pasien

c) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif

3) Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :

a) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan

sehari-hari.

b) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan

secara mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal

dari keluarga dan kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari

keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan contoh cara

pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien. Susun bersama

pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.

4) Melatih kemampuan yang dipilih pasien

Untuk tindakan keperawatan tersebut saudara dapat melakukan:

Page 17: Harga-Diri-Rendah

17

a) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih

b) Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan

c) Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat

dilakukan pasien

5) Membantu menyusun jadwal pelaksanaan  kemampuan yang dilatih

Untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat

melakukan hal-hal berikut :

a) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah

dilatihkan

b) Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap

hari

c) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan

setiap kegiatan

d) Susun  jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih

Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan.

Strategi Pelaksanaan.

1. SP 1Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat

digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan  kemampuan yang

akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal

pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian

2. SP 2  Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan

kemampuan  pasien.  

3. Latihan dapat dilanjutkan untuk  kemampuan lain sampai semua

kemampuan dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah

harga diri pasien.

4. ImplementasiImplementasi adalah pelaksanaan perencanaan asuhan keperawatan oleh perawat dan klien. Petunjuk dalam implementasi :

a. Intervensi dilakukan sesuai dengan rencana.

Page 18: Harga-Diri-Rendah

18

b. Keterampilam interpersonal, intelektual, tekhnikal dilakukan dengan

cermat dan efisien dalam situasi yang tepat.

c. Dokumentasi intrvensi dan respon klien

5. Evaluasi

Evaluasi menurut Stuart (1998:237) yaitu:

a. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri pasien telah

menurun dalam sifat, jumlah, dan asal atau waktu?

b. Apakah perilaku pasien mencerminkan penerimaan diri, nilai diri, dan

persetujuan diri yang lebih besar?

c. Apakah sumber koping pasien sudah dikaji dan dikerahkan secara

adekuat?

d. Apakah pasien sudah meluaskan kesadaran diri dan melakukan

eksplorasi serta evaluasi diri?

e. Apakah pasien menggunakan respon koping yang adaptif ?

Page 19: Harga-Diri-Rendah

19

BAB III

PENUTUP

harga diri rendah adalah sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri,

hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan, tidak berguna, tidak

berdaya, tidak ada harapan dan putus asa

Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri

sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga dirirendah dapat

terjadi secara situasional(trauma) atau kronis (kritik diri yangtelah berlangsung

lama) dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung.

Page 20: Harga-Diri-Rendah

20

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 1997, Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice,

7 th edition, New York: Lippincott.

Fajariyah, Nur. 2012. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Harga Diri

Rendah. Jakarta: TIM.

Keliat, dkk, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Stuart, et. al, 1997, Principles Practice of Psychiatric Nursing, 6 th edition, St

Louis Mosby Year.

Stuart, Gail W. 2006, Buku Saku Keperawatan Jiwa, edisi 5. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.