haccp(1).doc
TRANSCRIPT
DOKUMEN RANCANGAN HACCP
A. Rancangan HACCP
1. Tahap persiapan
a. Tim HACCP
1. Rosiyana Yuniar Pranita
2. Duwi Darmawanti Sa’adah
3. Malinda
4. Wiwin Ika Wahyuni
5. Freshtun Yuldhialita
6. Siti Novita Sari
7. Alviani Dwi Damayanti
8. Ranidya Dwina Pradani
b. Deskripsi produk
1. Nama Produk : Tahu.
2. Tujuan Penggunaan : Tahu sering digunakan sebagai lauk nabati
dalam makanan pokok.
3. Metode Pengolahan : Pengolahan tahu dengan cara kedelai di
haluskan kemudian di rebus, ditambahi cuka, dan di cetak.
4. Metode Penyajian : Tahu diolah dengan cara digoreng atau direbus
terlebih dahulu.
5. Cara Penyimpanan : Bisa dengan cara di rendam dalam air atau
bisa dimasukkan dalam lemari pendingin.
6. Konsumen : Masyarakat.
7. Resep dan Cara Pengolahan :
a) Bahan :
- Kedelai
- Cuka
- Air
1
b) Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan tahu.
2. Kedele dipilih dengan penampi untuk memilih biji kedelai
besar. Kemudian di cuci serta direndam dalam air besar
selama 6 jam. Tujuannya agar kedelai lebih lentur sehingga
mudah digiling .
3. Setelah di rendam di cuci kembali sampai bersih.
4. Setelah di cuci bersih kedelai diletakkan dalam bak.
5. Selanjutnya kedele giling sampai halus, dan butir kedele
mengalir dengan sendirinya kedalam tong penampung.
6. Selesai digiling langsung direbus selama 15 – 20 menit
mempergunakan wajan dengan ukuran yang besar.
Sebaiknya jarak waktu antara selesai digiling dan dimasak
jangan lebih dari 5 – 10 menit, supaya kualitas tahu menjadi
baik.
7. Selesai di masak bubur kedele diangkat dari wajan ke
bak/tong untuk disaring menggunakan kain belacu atau mori
kasar yang telah di letakkan pada sangkar bambu. Agar
bubur dapat di saring sekuat-kuatnya diletakkan di sebuah
papan kayu pada dan digoyang-goyang, supaya terperas
semua air yang masih ada pada bubur kedele. Limbah dari
penyaringan berupa ampas tahu. Pekerjaan penyaringan di
lakukan berkali-kali hingga bubur kedele habis.
8. Air perasan yang ditampung dalam ember adalah bahan
yang akan menjadi tahu. Air saringan di campur dengan
asam cuka untuk menggumpalkan.
9. Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap itulah
yang nanti sesudah di cetak menjadi tahu. Air asam yang
masih ada dipisahkan dari jonjot-jonjot tahu dan disimpan,
sebab air asam cuka masih dapat digunakan lagi. Endapan
tahu dituangkan dalam kotak ukuran misalnya 50 x 60 cm
2
dan sebagai alasnya di hamparkan kain belacu. Adonan tahu
kotak dikempa, sehingga air yang masih tercampur dalam
adonan tahu itu terperas habis. Pengempaan dilakukan
sekitar 10 menit, adonan tahu terbentuk kotak, yang sudah
padat, di potong-potong.
10. Masukkan tahu yang sudah di potong-potong tadi ke dalam
bak yang berisi air tahu.
11. Tahu siap di jual.
c. Identifikasi penggunaan produk
Penggunaan produk digunakan sebagai lauk sumber protein nabati
sebagai pendamping makanan pokok. Biasanya diolah dengan cara
digoreng ataupun dikukus terlebih dahulu.
3
2. Diagram alir proses pengolahan
4
B. Tahap Pelaksanaan HACCP
1. Identifikasi bahaya dan penetapan resiko
Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya pada Bahan
No Bahan Mentah Bahaya Jenis bahaya Cara pencegahan
1. Kedelai
Fisik Serangga, kerikil,
debu atau kotoran.
Menyimpan kedelai
ditempat penyimpanan
secara tertutup, sehingga
tidak ada lubang dan
bahaya yang masuk.
2. Larutan Cuka Biologi
Fisik
Bakteri salmonella
Debu, kerikil,
serangga
menyimpan larutan cuka
dengan cara yang tepat,
tempatnya bersih,
penyimpanan pada suhu
ruang.
Menutup tempat
(gentong) larutan cuka.
3. Air Biologi
Fisik
Bakteri e. coli,
salmonella
Debu, kerikil,
serangga, lumut
Memasak air dengan
suhu 1000C.
Wadah penampungan air
harus bersih dan tertutup.
Tabel 2. Analisis Resiko dan Kategori Resiko
No
.
Bahan Kelompok bahaya Kategori
resikoA B C D E F
Nama produk:
Tahu - + - + + - III
Bahan
1. Kedelai - + - + + - III
5
2. Larutan cuka - + - + + - III
3. Air + + - + + + VI
Tabel 3. Analisis bahaya
KELOMPOK BAHAYA KARAKTERISTIK BAHAYA
Bahaya A Kelompok khusus yang terdiri dari produk non steril yang
ditujukan untuk konsumen beresiko tinggi seperti bayi, orang
sakit, orang tua.
Bahaya B Produk yang mengandung bahan/ingredien yang sensitif terhadap
bahaya biologis, kimia dan fisik.
Bahaya C Di dalam prosesnya tidak terdapat tahap yang dapat membunuh
mikroorganisme yang berbahaya, atau mencegah/menghilangkan
bahaya fisik/kimia.
Bahaya D Produk yang kemungkinan mengalami pencemaran kembali
setelah pegolahan sebelum pengemasan.
Bahaya E Kemungkinan terjadi kontaminasi kembali atau penanganan yang
salah selama distribusi, penjualan atau penanganan/penyimpanan
oleh konsumen sehingga produk menjadi berbahaya bila
dikonsumsi.
Bahaya F Tidak ada proses pemanasan setelah proses pengemasan atau
waktu dipersiapkan di rumah, atau tidak ada cara bagi konsumen
untuk mendeteksi, menghilangkan atau menghancurkan bahaya
kimia atau fisik
6
Tabel 4. Kategori resiko
KARAKTERISTIK BAHAYA KATEGORI
RESIKO
KETERANGAN
0 (Tidak ada bahaya) 0 Tidak mengandung bahaya A s.d F
(+) I Satu bahaya dari A s.d F
(++) II Dua bahaya dari B s.d F
(+++) III Tiga bahaya dari B s.d F
(++++) IV Empat bahaya dari B s.d F
(+++++) V Lima bahaya dari B s.d F
A+ (Kategori khusus) VI Kategori resiko paling tinggi (semua produk
yang mempunyai bahaya A)
Tabel 5. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Pada Proses
No Tahap Proses
Bahaya
Jenis Bahaya Cara PencegahanM/B F K
1. Kedelai
Pemilihan √ Bakteri pathogen
/ mikroba dari
pekerja
Pekerja menggunakan APD
yang lengkap dan bersih.
Pencucian √ E.Coli Mencuci kedelai dengan air
bersih.
Perendaman √ √ E.Coli
Debu, serangga.
Mencuci kedelai dengan air
bersih.
Perendaman dilakukan pada
wadah tertutup dan bersih.
Penggilingan √ Bakteri pathogen
/ mikroba dari
alat penggiling.
Alat penggiling dibersihkan
setiap hari setelah produksi
atau penyelepan.
Perebusan √ Kotoran dari
panci yang
digunakan
Selalu membersihkan panci
sebelum dan sesudah
digunakan, dan disimpan
7
ditempat yang bersih.
Penyaringan √ Bakteri pathogen
/ mikroba dari
pekerja
Pekerja menggunakan APD
yang lengkap dan bersih.
2 Larutan Cuka
Pengendapan √ Bakteri pathogen
/ mikroba dari
pekerja dan alat
yang digunakan.
Pekerja menggunakan APD
yang lengkap dan alat bersih.
3 Air
Perebusan
√
Kotoran dari
panci yang
digunakan
Selalu membersihkan panci
sebelum dan sesudah
digunakan, dan disimpan
ditempat yang bersih.
Pencampuran √ Kotoran berupa
debu
Memastikan pencucian dan
perendaman kedelai
menggunakan air yang bersih.
Tabel 6. Identifikasi Bahaya Dan Cara Pencegahannya Pada Lingkungan Pabrik
Tahu
Lingkungan Bahaya Jenis Bahaya Cara Pencegahan
M/B F K
Penjamah √ Virus dan bakteri
patogen
Penggunaan APD yang
lengkap.
√ Kuku, rambut , perhiasan Kuku dipotong, rambut
diikat dan diberi
penutup kepala,
melepas perhiasan
8
Peralatan √ Virus dan bakteri
patogen
Dicuci bersih
menggunakan sabun
dan disterilkan atau
disiram/dibilas dengan
air panas
√ Kotoran, debu Membersihkan sebelum
digunakan dan
mengganti dengan alat
yang baru
Ruangan pabrik √ Bakteri dan kuman pada
lantai dan dinding
Bersihkan lantai dan
dinding menggunakan
disinfektan
√ Kerikil tanah, debu Membersihkan dapur
segera setelah
digunakan
C. PENETAPAN CCP (CRITICAL CONTROL POINT)
Tabel 7. CCP pada bahan
Diagram Pohon
P1
Apakah mungkin bahan mentah
mengandung bahaya pada tingkat yg
berbahaya?
Ya P 2
Tidak Bukan CCP
P2
Apakah pengolahan (termasuk cara
penggunaan oleh konsumen),
dapat menghilangkan atau mengurangi
bahaya sampai tingkat yang aman?
Ya Bukan CCP
Tidak CCP
NoBahan Makanan
dan Proses
Pertanyaan diagram pohonCCP
P1 P2
1 Kedelai Y Y #CCP
9
2 Larutan cuka Y Y #CCP
3 Air T #CCP
Tabel 8. Tahapan Formulasi
P3
Apakah formulasi/komposisi produk antara/akhir penting
untuk mencegah meningkatnya bahaya?
Ya CCP
Tidak Bukan CCP
No Formulasi P3 Penentuan CCP
1 Tahu Y CCP
Tabel 9. Tahapan Proses
Diagram Pohon
P4
Apakah pada tahap ini
kontaminasi ulang dapat
muncul dan bahaya yang
mungkin ada akan
bertambah?
Ya P 5
Tidak P 6
P5
Apakah
pengolahan/tahapan
selanjutnya (termasuk cara
penggunaan oleh
konsumen), dapat
menghilangkan atau
mengurangi bahaya
sampai tingkat yang
aman?
Ya Bukan CCP
Tidak CCP
P6
Apakah tahapan ini
bertujuan untuk
menghilangkan atau
mengurangi bahaya sampai
tingkat yang aman?
Ya CCP
Tidak Bukan CCP
10
NoBahan Makanan
dan Proses
Pertanyaan diagram
pohon CCP
P4 P5 P6
Kedelai
Pemilihan T T #CCP
Pencucian T T #CCP
Perendaman Y T CCP
Penggilingan Y Y #CCP
Perebusan T Y CCP
Penyaringan Y T CCP
Larutan Cuka
Pengendapan Y T CCP
Air
Perebusan T Y CCP
Pencampuran Y Y #CCP
11
D. CCP Worksheet
Nama Produk : Tahu
Tempat : Jalan Mastrip IV
Tanggal : 26 Mei 2015
No Komponen CCP Bahaya Batas
Kristis
Cara
Pencegahan
Monitoring Tindakan
Koreksi
Verifikasi Catatan/
Dokumentasi
1. Perendaman
kedelai dengan air
Mikrobiologi Perendama
n dengan
air yang
bersih
Perendaman
harus
dengan air
yang bersih.
Pengawasan
kegiatan
perendaman
kedelai.
Pengecekan
proses
perendaman.
Observasi
ulang
Catatan
pemantauan /
koreksi proses
formulasi
formula
2. Perebusan kedelai
dengan air.
Fisik (kotoran
dari panci )
Mikrobiologi (
bakteri dari air
dan panci yang
digunakan)
Suhu
pemasakan
, lama
pemasakan
Melihat
suhu
pemasakan,
petugas
menggunak
an APD
yang
Pengawasan
kegiatan
perebusan
kedelai
dengan air.
Pengecekan
proses
perebusan.
Observasi
ulang
Catatan
pemantauan/kor
eksi proses
perebusan
kedelai dengan
air
12
lengkap,
alat dan air
yang
digunakan
harus bersih
3. Penyaringan
rebusan kedelai.
Mikrobiologi
Bakteri
pathogen /
mikroba dari
pekerja
Hygiene
sanitasi
alat dan
penjamah
makanan
Pekerja
menggunak
an APD
yang
lengkap dan
bersih.
Pengawasan
kegiatan
penyaringan
rebusan
kedelai.
Pengecekan
proses
penyariangan
rebusan
kedelai.
Observasi
ulang
Catatan
pemantauan/
koreksi proses
perebusan air,
susu, dan gula
pasir
4. Pengendapan sari
kedelai.
Bakteri
pathogen /
mikroba dari
pekerja dan
alat yang
digunakan.
Kebersihan
alat dan
pekerja.
Pekerja
menggunak
an APD
yang
lengkap dan
alat bersih.
Pengawasan
kegiatan
pengendapa
n sari
kedelai.
Pengecekan
proses
pengendapan
sari kedelai.
Observasi
ulang
Catatan
pemantauan/
koreksi
kebersihan kulit
telur
13
Kekurangan dalam Penerapan HACCP
Tahapan pada HACCP adalah mulai dari penerimaan bahan sampai
dengan pemasaran produk. Kekurangan dalam penerapan HACCP adaah pada saat
pembuatan tahu, mahasiswa hanya melihat proses pembuatan tahu saja.
Mahasiswa hanya bertanya mengenai proses pembuatan tahu dari penerimaan
bahan sampai pemasaran produk.
Analisis HACCP pada Formula Enteral Sonde RP
Tahu merupakan sumber protein nabati sebagai lauk. Proser pembuatan
tahu adalah pemilihan biji kedelai yang. Kemudian di cuci serta direndam dalam
air besar selama 6 jam. Setelah di rendam di cuci kembali sampai bersih. Setelah
di cuci bersih kedelai diletakkan dalam bak. Selanjutnya kedele giling sampai
halus. Selesai digiling langsung direbus selama 15 – 20 menit mempergunakan
wajan dengan ukuran yang besar. Selesai di masak bubur kedele diangkat dari
wajan ke bak/tong untuk disaring menggunakan kain belacu atau mori kasar yang
telah di letakkan pada sangkar bambu. Air perasan yang ditampung dalam ember
adalah bahan yang akan menjadi tahu. Air saringan di campur dengan asam cuka
untuk menggumpalkan. Gumpalan atau jonjot putih yang mulai mengendap itulah
yang nanti sesudah di cetak menjadi tahu. Endapan tahu dituangkan dalam kotak
ukuran misalnya 50 x 60 cm dan sebagai alasnya di hamparkan kain belacu.
Adonan tahu kotak dikempa, sehingga air yang masih tercampur dalam adonan
tahu itu terperas habis. Pengempaan dilakukan sekitar 10 menit, adonan tahu
terbentuk kotak, yang sudah padat, di potong-potong. Masukkan tahu yang sudah
di potong-potong tadi ke dalam bak yang berisi air tahu. Tahu siap di jual.
14