gambaran proses pembelajaran fisika di sman 01 …repositori.uin-alauddin.ac.id/3544/1/umi...
TRANSCRIPT
2
3
GAMBARAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA
DI SMAN 01 UNGGULAN KAMANRE
DAN SMAN 2 BELOPA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih GelarSarjana Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Fisika
pada Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Alauddin Makassar
Oleh:
UMI PURNAMANIM: 20600113028
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN ALAUDDIN MAKASSAR
2017
i
2
3
ii
2
3
iii
2
3
iv
2
3
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Gambaran Proses
Pembelajarn Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa”
sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana S1 Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Harapan terbesar penulis
agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Dan tak lupa pula penulis
kirimkan Salawat serta Salam kepada junjungan Nabiullah Muhammad Saw. Nabi
yang membawa ummatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman keislaman seperti
sekarang ini.
Skripsi ini tidak mungkin terlaksana dan terselesaikan apabila tidak
didukung oleh banyak pihak. Skripsi ini terselesaikan berkat orang teristimewa
didalam hidup penulis yang mendo’akan dan memberikan motivasi bagi penulis
dan berusaha menguatkan penulis apabila mengalami kegalauan dalam menyusun
skripsi. Orang teristimewa tersebut yaitu orang tua penulis, H. Umar, S.pd, M.pd
dan Dra. Hj. Aminah, MM. Dan terima kasih juga buat adik penulis yang setiap
paginya dapat mengantar penulis ke kampus dan kemana pun.
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-
dalamnya, penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pabbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin
Makassar beserta pembantu Rektor I, II, III dan IV atas segala fasilitas
yang telah disediakan di kampus.
v
2
3
2. Bapak Dr. H. Muhammad Amri, L.C, M.Ag selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan beserta Pembantu Dekan I, II, III atas segala
fasilitas yang diberikan.
3. Bapak Dr. H. Muhammad Qaddafi, S,SI, M.Si selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang senantiasa
memberikan dorongan, motivasi, nasehat dan berbagai macam cara lain
agar penulis cepat menyelesaikan skripsi dan segera mendapatkan gelar
S.Pd, semoga ALLAH SWT ridho dalam setiap langkahnya.
4. Ibu Rafiqah, S.Si, M.Pd selaku Sekertasris Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan motivasi kepada
mahasiswanya.
5. Ibu Dra. Hj. Ummu Kalsum, M.Pd.I selaku Pembimbing Pertama yang
telah menyempatkan waktunya untuk membimbing sampai skrispi ini
selesai.
6. Ibu Eka Damayanti, S.Psi, M.A selaku Pembimbing Kedua yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan sangat sabar
menghadapi semua keluh kesah yang dialami oleh penulis pada saat
penyusunan skripsi.
7. Terima kasih untuk seluruh dosen di Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan yang telah membagi ilmu dan bantuannya.
8. Terima kasih kepada guru-guru ku di SMAN 01 UNGGULAN
KAMANRE yang telah membagikan ilmunya kepada penulis. Khususnya
Pak Taufik, S.Pd dan Pak Saepul, S.Pd yang telah menjadi subjek dalam
penelitian ini.
9. Terima kasih kepada pihak SMAN 2 Belopa yang telah menerima penulis
untuk melakukan penelitian di SMAN 2 Belopa. Terkhusus untuk Pak
Muhajir, S.Pd, Ibu Rosita Annas, ST dan Ibu Fridamayani, S.Pd yang telah
vi
2
3
bersedia untuk membagikan waktunya kepada penulis melakukan
penelitian.
10. Teman-teman KKN UIN Alauddin Makassar Angkatan 53 Kecamatan
Parangloe, khususnya kakak Ulul Azmi ,Abang Muh. Alief Rusli Putra
dan Sukmawati yang telah memberikan motivasinya kepada penulis dan
selalu mendorong penulis untuk semangat dalam mencapai gelar sarjana.
11. Saudara seperjuangan Neutron 2013 yang telah menginspirasi dan penuh
apresiasi dan selalu memberikan semangat untuk sama-sama mencapai
gelar Sarjana Pendidikan.
12. Saudara seperjuangan ku di Fisika A 2013, terkhusus Sadariah, Winda Esti
Lestari, Sri Wulandari, Syamsidar dan Lina Muliati yang selalu ada
menemani dan memberikan motivasi.
13. Teman-teman yang ada disekelilingku yang telah memberi semangat tanpa
batas. Maaf kalau saya tidak bisa sebutkan satu persatu. Kalian sangat luar
biasa dalam hidup penulis.
Akhir kata penulis berharap seomga karya yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Segala yang benar hanya milik
ALLAH SWT dan keterbatasan terdapat pada penulis.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
Makassar, Agustus 2017
Penulis,
Umi Purnama
vii
2
3
DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL JUDUL ......................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN MUNAQASYAH ............................................. iiHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI............................................................. ivKATA PENGANTAR ...................................................................................... vDAFTAR ISI ...................................................................................................... viiiDAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiABSTRAK ......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1-7A. Latar Belakang ...................................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4C. Kajian Pustaka........................................................................................ 4D. Batasan Istilah ........................................................................................ 6E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................. 7
BAB II TINJUAN PUSTAKA ...................................................................... 8-31
A. Pengertian Proses Pembelajaran............................................................. 8B. Komponen Proses Pembelajaran ........................................................... 13C. Aktivitas Pembelajaran ......................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 32-36
A. Jenis Penelitian...................................................................................... 32B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 32C. Subjek Penelitian................................................................................... 32D. Sumber Penelitian ................................................................................. 33E. Fokus Penelitian .................................................................................... 33F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 34G. Teknik Analisis Data............................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 37-77
A. Deskripsi Tempat Penelitian ................................................................. 37B. Hasil Penelitian ..................................................................................... 40C. Pembahasan........................................................................................... 69D. Kerangka Hasil Penelitian..................................................................... 75
BAB V PENUTUP......................................................................................... 78-79
A. Kesimpulan........................................................................................... 78B. Implikasi .............................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKALAMPIRANRIWAYAT HIDUP
viii
2
3
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Surat-surat Penelitian........................................................82
Lampiran B : Pedoman Wawancara........................................................89
Lampiran C : Lembar Obeservasi ...........................................................93
Lampiran D : Verbatim ...........................................................................100
Lampiran E : Dokumentasi .....................................................................155
ix
2
3
ABSTRAKNama : Umi PurnamaNIM : 20600113028Judul : “Gambaran Proses Pembelajaran Fisika di SMAN 01
Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa”
Skripsi ini membahas tentang gambaran proses pembelajaran fisika diSMAN 01 Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa. Adapun masalah padapenelitian ini yaitu: (1) Bagaimanakah Proses Pembelajaran Fisika di SMAN 01Unggulan Kamanre? (2) Bagaimanakah Proses Pembelajaran Fisika di SMAN 2Belopa?
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif denganteknik pengambilan data yaitu purposive sampling. Adapun instrumen yangdigunakan dalam penelitian yaitu pedoman wawancara, lembar observasi dandokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik koding atau teknikpengkodean yang dimulai dari yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajiandata dan verifikasi atau kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang terjadi disekolah SMAN 01Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa sudah sesuai dengan teori pembelajaranyang ada, mulai dari : 1) Persiapan Pembelajaran yang digunakan oleh keduasekolah tersebut menggunakan RPP; 2) Materi Pembelajaran (Gerak fisis benda,Gerak harmonik sederhana, Elektromagnetik, Osilasi gerak harmonik dan Besarandan satuan); 3) Metode Pembelajaran (Metode ceramah, Metode diskusi, Metodetanya jawab, Metode eksperimen dan Metode permainan); 4) Media Pembelajaran(LCD, Powerpoint, alat-alat praktikum, papan tulis dan spidol); 5) EvaluasiPembelajaran (tanya jawab, Ulangan harian, kuis dan tugas).
Implikasi pada penelitian ini yaitu guru hendaknya meningkatkan prosespembelajaran yang menarik didalam kelas dan membuat kelas menjadimenyenangkan agar siswa tidak bosan dan jenuh didalam kelas, memperbanyak ilmupengetahuan tentang pembelajaran dan materi yang akan diajarkan. Hal ini bertujuanagar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan materi yangdisampaikan tidak menyesatkan bagi peserta didiknya kelak.
Kata Kunci : Proses Pembelajaran
x
2
3
ABSTRACTName : Umi PurnamaNIM : 20600113028Title : “The Picture Physics learning process at SMAN 01
Unggulan Kamanre and SMAN 2 Belopa”
This thesis discusses the description of physics learning process in SMAN01 Kamanre and SMAN 2 Belopa Superior. The problem of this research are: (1)How is Physics Learning Process at SMAN 01 Kamanre Superior? (2) How isPhysics Learning Process at SMAN 2 Belopa?
This research is a type of descriptive qualitative research with dataretrieval technique that is purposive sampling. The instruments used in the studyare interview guides, observation sheets and documentation. Data analysistechniques used are coding techniques or coding techniques that start from thedata collection, data reduction, data presentation and verification or conclusion
The results of this study indicate that what happened in SMAN 01Unggulan Kamanre and SMAN 2 Belopa is in accordance with existing learningtheories, ranging from: 1) Preparation Learning used by both schools using RPP;2) Learning Materials (Physical movement of objects, Simple harmonic motion,Electromagnetic, Harmonic oscillation and Magnitude and unit); 3) LearningMethod (Lecture Method, Discussion Method, Question and Answer Method,Experimental Method and Game Method); 4) Learning Media (LCD, Powerpoint,practicum tools, whiteboards and markers); 5) Evaluation of Learning (frequentlyasked questions, Daily diaries, quizzes and assignments)
The implications of this research are that teachers should improve thelearning process that is interesting in the classroom and make the class fun so thatstudents are not bored and saturated in the classroom, increasing the knowledgeabout the learning and the material to be taught. It aims to create a fun learningatmosphere and the material presented is not misleading to learners later.
Key Word: Process Of Learning
xi
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989, Bab I
Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.1 Sehingga pendidikan berfungsi
menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing untuk bertahan di dunia yang
selalu berkembang.
Di zaman pendidikan saat ini sekolah-sekolah berpikir maju untuk
membangun mutu pendidikan, baik di segi sumber daya manusia (SDM) maupun
sarana dan prasarana. Dari dampak tersebut sehingga muncul sekolah RSBI,
(Rintisan Sekolah Berstandar Internasional) dan SBI (Sekolah Berstandar
Internasional), dimana pada SBI memfasilitasi kelas olimpiade bagi para peserta
didiknya yang mempunyai kemampuan lebih tinggi dibanding yang lain.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang mengajar, membina dan
mendidik peserta didik dari kalangan manapun agar memiliki kemampuan,
kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan
secara terorganisasi dan terarah. Proses pendidikan yang baik tersebut diperlukan
agar peserta didik menjadi insan yang berkualitas.
Sekolah unggulan lebih memprioritaskan peserta didik untuk mendalami
suatu pengetahuan dan mengembangkan bakat dan minat. Proses pembelajarannya
hampir sama dengan sekolah yang bukan unggulan, didalamnya terdapat beberapa
kegiatan yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada
pendahuluan, guru memberikan motivasi, apersepsi dan lain-lain. Apersepsi
1 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 2.
1
2
3
adalah suatu proses membangun pengalaman masa lalu. Dengan kata lain,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari.2 Pada kegiatan inti, guru dapat
mengembangkan model-model pembelajaran agar siswa lebih aktif dan semangat.
Sedangkan kegiatan penutup, guru dan siswa dapat menyimpulkan materi yang
telah di pelajari.
Mengajar adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar secara optimal. Sistem lingkungan terdiri
atas beberapa komponen, termasuk guru yang saling berinteraksi dengan peserta
didik dalam menciptakan proses belajar yang terarah pada tujuan tertentu,3
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai
edukatif disini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan
secara sistematis sebelum pengajaran dilakukan. Kegiatan belajar mengajar
merupakan suatu kondisi yang sengaja diciptakan, dimana guru berusaha
menciptakan suasana pembelajaran sedangkan para peserta didik yang belajar.
Guru dituntut mengetahui strategi pembelajaran yang menggambarkan komponen
umum materi pembelajaran dan prosedur yang digunakan dalam mencapai hasil
belajar. Konsep strategi pembelajaran tergambar dalam perisrtiwa pembelajaran.
Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan
siswa untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif dan efisien.
Peristiwa pembelajaran adalah gambaran sederhana tentang paradigma
aktivitas peserta didik dan pendidik yang terjadi secara komplementer (saling isi
mengisi) dan saling ketergantungan dalam situasi pembelajaran.4 Untuk
menciptakan interaksi yang baik antara guru dan peserta didik, maka diperlukan
2Muhammad Yaumi, Desain Pembelajaran Efektif (Makassar: Alauddin UniversityPress, 2012), h. 151
3 W. Gulo, Strategi Belajar-Mengajar (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), Cet. 4, h. 8.4 Muhammad Yaumi, Desain Pembelajaran Efektif , h. 46.
2
2
3
adanya komponen pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Hal ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, proses pembelajaran tidak hanya
bergantung pada RPP dan komponen lainnya tetapi juga dipengaruhi oleh
kenyamanan kegiatan belajar mengajar di kelas pada saat itu. Suasana kegiatan
belajar mengajar yang menyenangkan akan menciptakan pembelajaran yang
optimal. Hal ini disebabkan karena peserta didik merasa tidak dipaksa untuk
berpikir berat sehingga mereka dapat menikmati pembelajarannya meskipun
dengan materi yang rumit.
Berbicara mengenai materi yang rumit, para peserta didik sering
menganggap momok pada mata pelajaran yang berbau eksak, salah satunya fisika.
Pembelajaran fisika selalu dihubungkan dengan rumus-rumus yang menjenuhkan.
Selain itu, terkadang guru juga mengemas pembelajaran dengan cara yang kurang
menarik minat para peserta didik. Hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman
materi dan terciptanya suasana pembelajaran yang membosankan. Akibatnya tidak
ada perhatian bagi para peserta didik untuk mengikuti pembelajaran yang
berlangsung, biasanya dengan tidur di kelas, berbicara dengan teman sebangku,
atau justru sibuk sendiri dengan handphonenya.
Penelitian tentang proses pembelajaran fisika yang akan saya lakukan
nanti sudah ada yang teliti terlebih dahulu. Penelitiannya terdiri dari penelitian
kuantitatif dan kualitatif. Alasan saya saya mau meneliti di SMAN 01 Unggulan
kamanre mau mengetahui proses pembelajaran fisika di sekolah unggulan karena
penelitian terdahulu saya tidak menemukan proses pembelajaran disekolah
unggulan. Begitupun dengan di SMAN 2 Belopa.
Menurut salah satu guru fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre, pak Ipul,
biasanya pada saat proses pembelajaran telah berlangsung ada siswa yang bolos
karena menganggap fisika itu sulit sekali untuk dipelajari, tidak mengerti konsep-
2
3
konsep fisika dan membosankan serta terdapat rumus-rumus yang sangat banyak.
Dan ada juga siswa yang tidur pada saat proses pembelajara telah berlangsung
(Wawancara dilakukan melalui via telepon, pada hari Rabu, 25 Mei 2016, pukul
19.30).
Hal yang sama juga terjadi di SMAN 2 Belopa, pak Muhajir, menurut
salah satu guru fisika di SMAN 2 Belopa, pada saat proses pembelajaran telah
berlangsung ada siswa yang bolos karena menganggap fisika itu sulit sekali untuk
dipelajari, tidak mengerti konsep-konsep fisika dan membosankan serta terdapat
rumus-rumus yang sangat banyak (Wawancara dilakukan melalui via telepon,
pada hari Rabu, 25 Mei 2016, pukul 19.45).
Oleh karena itu peneliti ingin melihat bagaimana guru memberikan proses
pembelajaran di SMAN 01 Unggulan kamanre dan SMAN 2 Belopa di Kab.
Luwu. Apakah strategi yang digunakan dalam pembelajaran fisika itu
menyenangkan dan apakah cara mengajarnya itu lebih efektif sehingga siswa
tidak bosan dalam belajar fisika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses pembelajaran fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre?
2. Bagaimana proses pembelajaran fisika di SMAN 2 Belopa?
C. Kajian Pustaka
Penelitian yang akan saya lakukan nanti sudah ada yang teliti terlebih
dahulu. Beberapa diantaranya yaitu:
1. Skripsi Tutut Widowati, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan, Universitas Sebelas Maret dengan judul skripsi yaitu
“Evaluasi Proses Pembelajaran Fisika kelas X RSBI di SMAN 3
4
2
3
Surakarta”.Hasil penelitiannya yaitu bahwa perencanaan proses
pembelajaran Fisika di SMAN 3 Surakarta masih menunjukkan beberapa
aspek yang belum sesuai dengan teori, baik Standar Proses (SP) maupun
Standar program RSBI. Hal ini dapat diketahui melalui Visi Misi Sekolah,
pemahaman tentang RSBI, kurikulum, perangkat pembelajaran,
kompetensi guru, karakteristik siswa, dan perlengkapan sarana dan
prasarana.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Tutut Widowati sangat berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dimana Tutut Widowati
meneliti tentang evaluasi proses pembelajaran sedangkan penulis meneliti
tentang gambaran proses pembelajaran yang terdiri dari beberapa
komponen proses pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran.
2. Skripsi Nurbaiti Amalina mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
dengan judul skripsi yaitu “Analisis Pembelajaran Fisika pada Kelas
Unggulan di SMAN 2 Kudus Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil
penelitiannya yaitu bahwa pelaksanaan pembelajaran Fisika pada kelas
Unggulan di SMAN 2 Kudus berjalan menyenangkan karena tidak terlihat
adanya ketegangan didalam kelas tersebut. Interaksi antara guru dan
peserta didik berjalan begitu dengan santainya sehingga mereka bisa
menikmat pembelajaran Fisika yang tidak membosankan. Kegiatan
evaluasi yang dilakukan di akhir pembelajaran menunjukkan keaktifan
siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengamatan yang berlangsung
selama pembelajaran di kelas serta wawancara terhadap guru mata
pelajaran Fisika di kelas Unggulan tersebut. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Nurbaiti Amalina berbeda dengan yang dilakukan oleh
5
2
3
penulis, dimana penulis melakukan penelitian proses pembelajaran di dua
sekolah yang berbeda sedangkan Nurbaiti Amalina melakukan penelitian
proses pembelajaran hanya pada satu sekolah saja.
D. Batasan Istilah
1. Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang meliputi
fasilitas dan prosedur pembelajaran, seperti penggunaan media
pembelajaran, metode pembelajaran, dan model pembelajaran. Hal ini
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2. Proses Pembelajaran adalah proses yang didalmnya terdapat kegiatan
interaksi antara guru dan siswa serta adanya timbale balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mecapai tujuan pembelajaran.
3. Strategi Pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan yang harus dilakukan
oleh guru dan siswa untuk mencapai suatu pembelajaran yang eektif dan
efisien.
4. Metode Pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun untuk kegiatan proses
pembelajaran.
5. Model Pembelajaran adalah rangkaian antara pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran yang terangkai menjadi satu kesatuan.
6. Media Pembelajaran adalah alat peraga atau alat bantu yang digunakan
oleh guru untuk mencapai proses pembelajaran.
7. Bahan Ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru dalam proses pembelajaran.
8. Evaluasi Pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan tentang
pengumpulan data dan penafsiran informasi yang dibuat dalam merancang
suatu pembelajaran.
6
2
3
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Melihat rumusan masalah diatas, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan
yaitu
a. Mengetahui proses pembelajaran fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre
di Kab. Luwu
b. Mengetahui proses pembelajaran fisika di SMAN 2 Belopa di Kab. Luwu.
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
a. Dapat bermanfaat bagi peneliti untuk mengetahui cara yang tepat dalam
mengajar fisika dan mengetahui cara efektif dan efesien dalam mengelola
kelas yang tidak membosankan. Misalnya menggunakan RPP, menguasai
peserta didik, menguasai alat yang digunakan dan mengetahui tahapan-
tahapan mengelola kelas.
b. Konsep-konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan masukan
dalam mengelola kelas, khususnya dalam pembelajaran fisika.
c. Hasil-hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi
para peneliti lain untuk melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan
penelitian tersebut secara lebih luas, intensif dan mendalam.
7
2
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Proses Pembelajaran
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1
Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.5 Dari penjelasan di atas maka
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang
meliputi fasilitas dan prosedur pembelajaran, seperti penggunaan media
pembelajaran, metode pembelajaran, dan model pembelajaran. Hal ini
dilaksanakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Suatu kegiatan belajar
mengajar tidak terlepas dari adanya guru dan peserta didik sehingga perlu adanya
komunikasi yang baik diantara keduanya.
Proses pembelajaran adalah proses yang didalamnya terdapat kegiatan
interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara
dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil
belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Dengan adanya interaksi yang baik antara guru dan peserta didik maka
diharapkan proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan mampu
memahamkan para peserta didiknya. Tidak hanya itu, sumber dan lingkungan
belajar juga mempengaruhi pembelajaran. Sumber belajar yang digunakan harus
sesuai dengan Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai, serta lingkungan yang nyaman dan mempunyai fasilitas akan lebih
mendukung berjalannya pembelajaran yang baik.
5 Tim Redaksi Fokusmedia, Himpunan Peraturan Perundangan Standar NasionalPendidikan (Cet. 1; Bandung: Foukusmedia, 2005), h. 97.
8
2
3
Kata “teach” atau mengajar berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu teacan.
Kata ini bereasal dari bahasa Jerman kuno yaitu taikjan yang berarti
memperlihatkan. Kata tersebut ditemukan juga dalam bahasa Sanskerta, dic, yang
dalam bahasa Jerman kuno dikenal dengan deik. Istilah mengajar juga
berhubungan dengan token yang berarti tanda atau simbol. Kata token juga berasal
dari bahasa Jerman kuno, taiknom, yaitu pengetahuan dari taikjan. Dalam bahasa
Inggris kuno taecan berarti to teach (mengajar). Dengan demikian, token dan
teach secara historis memiliki keterkaitan. To teach (mengajar) dilihat dari asal
usul katanya berarti memperlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau
simbol; penggunaan tanda atau symbol itu dimkasud untuk membangkitkan atau
menumbuhkan respon mengenai kejadian, seseorang, obeservasi, penemuan dan
lain sebagainya. Sejak tahun 1500-an, defenisi mengajar (teaching) mengalami
perkembangan secara terus menerus.6
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar yang dimaksud adalah
kecakapan yang perlu dikuasai oleh peserta didik sehingga pembelajaran disini
lebih ditekankan pada proses belajarnya.7
Secara deskripsi, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian
informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu
sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam konteks ini,
mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan, seperti misalnya mentransfer
uang. Sebab, kalau kita analogikan dengan mentransfer uang, maka jumlah uang
yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi kurang bahkan hilang setelah
6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Cet I,. Jakarta: kencan.2006), h. 96
7 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Erlangga,2001) h. 86.
9
2
3
ditransfer pada orang lain. Apakah juga mengajar demikian? Apakah ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh guru, akan menjadi berkurang setelah dilakukan
proses mentransfer? Tidak, bukan? Bahkan saja ilmu yang dimiliki guru semakin
bertambah. Oleh sebab itu, kata mentransfer dalam konteks ini diartikan sebagai
proses menyebarluaskan, seperti menyebarluaskan atau memindahkan api. Ketika
api dipindahkan atau disebarkanluaskan, maka api itu tidaklah mengecil akan
tetapi semakin membesar. Untuk proses mengajar, sebagai proses menyampaikan
pengetahuan, akan lebih tepat jika diartikan dengan memananamkan ilmu
pengetahuan.8
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat
penting. Guru menentukan segalanya, mau diapakan siswa? Apa yang harus
dilakukan siswa? Semuanya tergantung guru. Oleh karena itu, pentingnya peran
guru, maka biasanya proses pengajaran hanya berlangsung manakala ada guru;
dan tak mungkin ada proses pembelajaran tanpa ada guru. Sehubungan dengan
proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga peran utama
yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai
informasi dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum
proses pengajaran, guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, misalnya
materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya,
media apa yang harus digunakan dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan
perannya sebagai penyampai informasi, sering guru menggunakan metode
ceramah sebagai metode utama. Metode ini merupakan metode yang dianggap
ampuhdalam proses pembelajaran. Karena pentingnya metode ini, biasanya guru
merasa mengajar apabila sudah melakukan ceramah dan tidak mengajar jika tidak
menggunakan metode ceramah. Sedangkan sebagai evaluator, gurujuga berperan
dalam menentukan alat evaluasi keberhasilan pengajaran. Biasanya criteria
8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Cet I,. Jakarta: kencan.2006), h. 96
10
2
3
keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai
materi yang disampaikan guru.9
Pengelolaan kegiatan belajar mengajar merupakan pembelajaran utuh dan
menyeluruh yang dimulai dari perencanaan dan pelaksanaan hingga evaluasi
pemblajaran, termasuk evaluasi programnya dalam rangka mencapi tujuan
pendidikan seperti yang telah ditentukan. Keberhasilan kegiatan mengajar atau
pendidikan pelatihan untuk mewujudkan mutu tamatan yang sesuai dengan profil
kompetensi yang telah diformulasikan dalam kurikulum sangat ditentukan oleh
mutu pengelolaan kegaiatan belajar mengajar dengan pendekatan tuntas.
Ketuntasan kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh kepedulian, kemauan,
kepabilitas dan kerja keras semua unsur.10
Dalam pelaksanaan pembelajaran, proses interaksi antara peserta pelatihan
dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam rangka mencapai tujuan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran ini harus selalu mengingat prinsip pembelajaran yait
mengalirkan kompetensi kunci dalam setiap kegiatan dan aktivitasnya yang selalu
bersentral pada fokus peserta pendidikan dan pelatihan. Untuk itu hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan pembelajaran, antara lain pendekatan
pembelajaran, metode pembelajaran, tahap pembelajaran dan tempat pelaksanaan
pembelajaran.11
Telah disebutkan bahwa pembelajaran sebagai suatu kombinasi dari
unsur-unsur manusiawi (yang terdiri dari gaya belajar auditorial, gaya belajar
visual dan gaya belajar kinestetik), materi fasilitas dan perlengkapan, serta
9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Cet I,. Jakarta: kencan.2006), h. 96-97
10 Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Jakarta: PT Rineka Cipta). h.312
11 Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Jakarta: PT Rineka Cipta). h.315
11
2
3
prosedur. Dengan adanya kobinasi dari unsur-unsur manusiawi dari proses
pembelajaran maka proses pembelajaran akan lancar.
a. Unsur-unsur manusiawi
Unsur-unsur manusiawi dalam pembelajaran terdiri dari guru dan peserta
didik, dimana keduanya harus berinteraksi dengan baikagar tercipta suasana kelas
yang tidak tegang. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan
masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat
tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di
mushala, di rumah, dan sebagainya.
Dari pengertian di atas, maka guru adalah seseorang yang mengamalkan
ilmu pengetahuannya kepada para peserta didiknya, dan hal itu tidak hanya terjadi
pada pendidikan formal saja tetapi juga pendidikan informal seperti bimbingan
belajar, di rumah, ataupun masjid. Namun, yang dilakukan oleh seorang guru
tidak hanya mengamalkan ilmu pengetahuan saja, mereka dituntut untuk menjaga
sikap agar mampu menjadi panutan bagi para peserta didiknya.
Selanjutnya mengenai unsur manusiawi berikutnya yang mempengaruhi
pembelajaran, yaitu peserta didik. Peran peserta didik di dalam proses belajar
mengajar ialah berusaha secara aktif untuk mengembangkan dirinya di bawah
bimbingan guru. Keaktifan peserta didik terkadang dipengaruhi oleh
pemahamannya dalam menerima materi. Tentunya tingkat pemahaman setiap
peserta didik berbeda-beda, ada yang langsung paham hanya dengan satu contoh
dan ada pula yang paham setelah diterangkan beberapa kali, sehinggga guru harus
mampu memahami perbedaan setiap individu peserta didiknya. Perbedaan peserta
didik yang satu dengan yang lain dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu aspek
biologis, intelektual, dan psikologis. Ketiga aspek itulah yang membedakan cepat
lambatnya pemahaman peserta didik dalam menerima materi. Aspek biologis,
12
2
3
dimana apakah terdapat kecacatan dalam diri peserta didik, seperti gangguan pada
penglihatan. Selanjutnya mengenai aspek intelektual yang berhubungan dengan
kecerdasan. Tiap individu memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, ada
yang sekali diterangkan langsung mengerti, ada pula yang harus diterangkan
beberapa kali untuk memahami materinya. Dan aspek terakhir yang membedakan
individual peserta didik yaitu aspek psikologis. Keadaan lingkungan peserta didik
dapat mempengaruhi psikisnya.
Belajar merupakan proses yang harus terus-menerus, yang tidak pernah
berhenti dan tidak terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan paa asumsi
bahwa sepanjang kehidupan manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau
tujuan yang ingin dicapainya. Dalam proses mencapai tujuan itu, manusia akan
dihadapkan pada berbagai rintangan. Manakala rintangan sudah dilaluinya, maka
manusia akan dihadapkan pada tujuan atau masalah baru; unutk mencapai tujuan
baru itu manusia akan dihadapkan pada rintangan baru pula, yang kadang-kadang
rintangan itu semakin berat. Demikianlah siklus kehidupan dari mulai lahir sampai
kematian manusia akan senantiasa dihadapkan pada tujuan dan rintangan yang
terus menerus. Dikatakan manusia yang sukses dan berhasil manakala ia dapat
menembus rintangan itu; dan dikatakan manusia gagal manakala ia tidak dapat
melewati rintangan yang dihadapinya. Atas dasar itulah, sekolah yang berperan
sebagai wahana untuk memberikan latihan bagaimana cara belajar. Melalui
kemampuan bagaimana cara belajar siswa akan dapat belajar memecahkan setiap
rintangan yang dihadapi sampai akhir hayatnya.12
B. Komponen Proses Pembelajaran
1. Persiapan Pembelajaran
12 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Cet I, Jakarta: kencan.2006), h. 110
13
2
3
Persiapan mengajar merupakan salah satu bagian dari program pengajaran
yang memuat saluran bahasan untuk disajikan dalam beberapa kali
pertemuan/tatap muka. Persiapan mengajar dapat digunakan sebagai dasar untuk
menyusun rencana pembelajaran dan sekaligus sebagai acuan guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efisien dan
efektif.13
Adapun Satuan Pembelajaran biasa disingkat dengan SP, atau ada yang
menyebut Satpel dan ada juga menyebut dengan SAP (Satuan Acara Pelajaran).
Apapun namanya tidak menjadi masalah,yang penting pengertiannya sama. Dan
adapun Rencana Pembelajaran yang disingkat dengan RP atau juga biasa disebut
dengan RPP(Rencana Pelaksanaan pembelajaran). Guru akan dapat mengajar
dengan efektif, bila selalu mebuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan
perencanaan yang matang, maka pembelajaran akan berjalan lebih mantap dan
sistematis. Perencanaan sebelum mengajar dapat memunculkan banyak inisiatif
dan daya kreatif guru, sehingga meningkatkan interaksi antara guru dengan
siswa.14
Setelah menyusun SP yang berupa rancangan kegiatan pembelajaran
secara garis besar, maka perlu dibuat format lain yang operasional, yaitu berupa
Rencana Pembelajaran(RP). Jadi, RP merupakan penjabaran dari SP. Bila SP
dibuat untuk SP mewakili 1 konsep, maka RP dibuat untuk satu kali
pertemuan/tatap muka.15
Untuk konsep yang cakupannya sempit dan tidak menuntut kedalaman
pemahaman, maka bisa saja 1 SP hanya dijabarkan menjadi RP. Dengan kata lain,
banyaknya RP sangat tergantung pada keluasan materi, kedalaman materi yang
ingin dicapai dan alokasi waktu yang tersedia menurut kurikulum. Namun pada
13 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya.1995), h. 5914 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta.1995) h. 9315 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,h. 61
14
2
3
kurikulum 2004, alokasi waktu diserahkan kepada guru, artinya bila guru
menginginkan pengembangan materi yang lebih luas dan dalam bisa saja
menggunakan waktu yang lebih banyak, tentunya dengan mengurangi alokasi
waktu untuk konsep lainnya, sebab jumlah total jam pelajaran dalam 1 semester
tetap.
Berbeda dengan SP (Satuan Pembelajaran), RP (Rencana Pembelajaran)
dibuat lebih terperinci dimana setiap langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
pembelajaran ditulis secara lengkap dan jelas, termasuk uraian materi pokok yang
akan disampaikan dan butir evaluasi yang akan digunakan tercantum didalamnya.
Dapat dikatakan bahwa Rencana Pembelajaran merupakan skenario pembelajaran
yang menjadi pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Pada pelaksanaan Kurikulum 2004 ini tidak ada anjuran guru untuk
menyusun SP dan RP, tetapi seprti kita ketahui bahwa keberhasilan Kurikulum
Nasional sangat tergantung pada keberhasilan pelaksanaannya dilapangan.
Sedangkan pelaksanaan kurikulum dilapangan adalah guu yang harus mampu
menyerap dan memahi apa yang diinginkan Kurikulum Nasional dalam bentuk
tindakan nyata. Oleh karena itu, guru tetap menyusun Satuan Pembelajaran dan
Rencana Pembelajaran sebagai bentuk kurikulum tingkat pembelajaran, karena
tanpa Satuan Pembelajaran dan Rencana Pembelajaran, guru akan mengalami
kesulitan dalam mewujudkan harapan Kurikulum Nasional yang sangat kompleks,
baik ditinjau dari segi pendekatan, filosofis, tujuan maupun evaluasi. Dengan
Satuan pembelajaran dan Rencana Pembelajaran, minimal guru mampu berpikir
lebih kreatif dalam menjalankan tugas mengajar yang dirasa semakin berat dengan
adanya Kurikulum 2004 ini.16
Dalam kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan
yang harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Dalam
16 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya.1995, h. 62
15
2
3
konteks pengembangan kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang di refleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak. Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalm bidang
tertentu bukan hanya mengetahui, tetapi juga dapat memahami dan menghayati
bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.17
Dalam kurikulum, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu
dideskripsikan secara eksplisit, sehingga dijadikan sebagai standar dalam
pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami
kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini
diperlukan untuk memudahkan dalam merancang strategi dan indikator
keberhasilannya.18
2. Materi Pembelajaran
Kunci keberhasilan pembelajaran adalah penguasaan guru terhadap materi
ajar yang disampaikan. Meskipun guru biasanya menyuruh siswa mencatat
dikelas, tetapi sebisanya kita dapat menghindarkan diri dari kebiasaan ini, apalagi
kalau alasan utamanya karena ketidaksiapan dalam mengajar. Setidaknya guru
membaca materi ajar sehari sebelum mengajar sebagai persiapan, meskipun
materi ajar sudah dihapal diluar kepala. Membaca ulang membuat guru berpikir
untuk mempersiapkan hal-hal lain yang berkaitan dengan materi tersebut. Sebagai
contoh, bila semester sebelumnya hanya mengajarkan Sistem Periodik
menggunakan metode ceramah, maka ketika guru memiliki kesiapan akan mucul
kreativitas dalam memvariasi cara mengajarnya. Mungkin saja timbul ide untuk
menerapkan metode baru atau menyiapkan latihan soal yang lebih variatif dengan
mendasarkan pada pengalaman sebelumnya bahwa konsep tersebut sering muncul
17 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Cet I,.Jakarta: kencan.2006), h. 70
18 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, h.70
16
2
3
pada soal UAS atau SPBM. Dengan persiapan, maka kita menyampaikan materi
akan lebih mantap dan sistematis.19
Dalam pengertian yang sederhana, materi ajar atau sumber belajar adalah
guru dan bahan-bahan pelajaran/ bahan pengajaran baik buku-buku bacaan atau
semacamnya. Dalam desain pembelajaran yang biasa disusun oleh guru terdapat
salah satu komponen pengajaran yang dirancang berupa sumber pengajaran atau
pengajaran yang umumnya diisi dengan buku-buku rujukan yang digunakan
untuk kepentingan proses pembelajaran baik secara langsung maupun tidak
langsung, diluar dari peserta didik yang melengkapi diri mereka pada saat
pengajaran berlangsung yang disebut sumber pembelajan atau materi
pembelajaran.20
a. Jenis-jenis Materi Pembelajaran
Adapun jenis-jenis materi pembelajaran yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Fakta
Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran , meliputi
nama-nama obejek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama
bagian atau komponen suatu benda dan sebagainya. Contohnya dalam mata
pelajaran sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
Pembentukan Pemerintahan Indonesia.
2) Konsep
Konsep yaitu segala yang bewujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi defenisi, pengertian, ciri khusus, ahkikat,
inti/isi dan sebagainya. Contohnya dalam mata pelajaran Biologi: hutan hujan
19 Pasaribu dan Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Erlangga.2001), h.4320 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 185
17
2
3
tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, usaha-usaha pelestarian
keanekaragaman hayati secara in-situ dan ex-situ.
3) Prinsip
Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, daan memiliki posisi
terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema serta
hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contohnya
dalam mata pelajaran Fisika: Hukum Newton tentang gerak, Hukum I Newton ,
Hukum II Newton, Hukum III Newton, Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis.
4) Prosedur
Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu system. Contohnya dalam mata
pelajaran TIK: langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan
web browser, cara mengiri file lewat E-mail dan Search Engine, dan sebagainya.
5) Sikap atau Nilai
Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat belajar dan
bekerjadan sebagainya. Contohnya dalam mata pelajaran Geografi: pemanfaatan
lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan,
komponen ekosistem dan lingkungan hidup sebagai sumber daya.
b. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi
pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), konsistensi dan kecukupan.
1) Relevansi
Relevansi artinya kesesuain. Materi pembelajaran hendaknya relevan
dengan standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan
yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghapa fakta, maka materi
18
2
3
pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip
ataupun jenis materi yang lain.
2) Konsistensi
Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai
peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus
meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik adalah operasi aljabar bilangan bentuk akar yang meliputi penambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian maka materi diajarkanjuga harus meliputi
teknik penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian.
3) Kecukupan
Materi yang hendaknya diajarkan cuku memadai dalam membantu peserta
didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu
tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu
banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target
kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).
3. Metode Pembelajaran
Metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada
tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain
metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan,
akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut
kerampilan atau sikap. Sebagai contoh: 1) tujuan untuk aspek pengetahuan
(Siswa dapat menjelaskan konsep kebersihan), 2) tujuan untuk aspek
keterampilan: (Siswa dapat membersihkan ruangan kelas), 3) Tujuan untuk aspek
sikap "Siswa menghargai kebersihan). Untuk tujuan pertama (aspek pengetahuan)
metode tanya jawab dan diskusi dapat digunakan. Untuk tujuan kedua (aspek
keterampilan) sudah barang tentu tidak cukup hanya dengan bicara bicara (tanya
19
2
3
jawab dan diskusi) saja, akan tetapi harus sampai praktek membersikkan ruangan
di bawah bimbingan guru. Apalagi untuk tujuan ketiga (aspek sikap), tidak
semudah itu tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam hal ini kita perlu memilih srategi
yang lebih tepat, untuk itu termasuk pembiasaan dan diserta contoh dari guru. Jadi
jelas kiranya bahwa strategi belajar mengajar yang digunakan dipengaruhi oleh
tujuan pengajaran itu sendiri.21
Baik buruknya suatu metode pembelajaran sangat bergantung pada
kecakapan guru dalam memilih dan menggunakan metode tersebut. Penggunaan
metode memberi warna dan nilai pada metode yang digunakan. Penggunaan
metode yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian di
Jepang menunjukkan bahwa keunggulan pembelajaran disebabkan oleh peranan
guru yang mampu memilih strategi pengajaran yang efektif termasuk didalamnya
memilih metode pengajaran.22
Selain pendekatan, dalam prosedur pembelajaran juga terdapat metode.
Pada penjelasan komponen interaksi edukatif, dimana terdapat metode
pembelajaran telah diketahui penjelasannya dan pertimbangan yang harus
dilakukan dalam memilih metode yang tepat untuk pembelajaran. Berikut ini
adalah macam-macam metode yang dilakukan pada pembelajaran fisika:
a. Metode eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang dilakukan untuk
mengajar, dimana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal,
mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil
pengamatan itu disampaikan di depan kelas dan dievaluasi oleh guru.23
Dengan penggunaan metode eksperimen, peserta didik diharapkan mampu
membuktikan kebenaran teori yang dipelajarinya, misalnya mengetahui ketetapan
21 Direktori UPI, h.2022 Aleks Masyunis, Strategi Kualitas Pendidikan MIPA di LPTK, h. 723 Roestiyah N. K., Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi
Belajar Mengajar: Teknik Penyajian (Cet. 7; Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 80.
20
2
3
dari percepatan gravitasi dengan menggunakan peralatan yang berupa bandul,
statis, dan stopwatch. Selain itu peserta didik juga diajarkan untuk berpikir secara
ilmiah, sehingga tidak hanya asal dalam menerima teori karena adanya
pembuktian secara indrawi.
Dengan adanya metode eksperimen ini, peserta didik menjadi lebih aktif
belajar sendiri karena mereka sendiri yang melakukan percobaan, menemukan
hasilnya, hingga mempresentasikannya di depan kelas dan tentunya tetap dalam
bimbingan guru.
b. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberi kesempatan kepada para peserta didik (kelompok-kelompok peserta
didik) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu
masalah.24
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan
permasalahan kepada siswa. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa serta untuk membuat keputusan. Diskusi bukanlah debat yang
bersifat mengadu argumentasi. Diskusi bersifat bertukar pengalaman untuk
menentukan keputusan tertentu secara bersam-sama. Selama ini banyak guru yang
merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi.
Metode diskusi dapat mengajarkan peserta didik untuk berpikir kritis
sehingga mereka dapat saling tukar-menukar informasi, mempertahankan
pendapat, dan memecahkan masalah bersama. Dalam metode diskusi terkadang
terdapat perbedaan pendapat, dengan begitu secara tidak langsung para peserta
24 J. J. Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Cet. 13; Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009), h. 20.
21
2
3
didik diajarkan untuk saling menghargai pendapat dan tidak mementingkan
egonya.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi (kelas maupun kelompok), antara
lain memungkin adanya interaksi antara guru dengan siswa juga antara siswa
dengan siswa, guru dapat membaca pikiran siswa tentang konsep yang
dipelajarinya, melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran, setiap siswa menguji tingkat kemampuan pengetahuan dan
penguasaan bahan pelajarannya, dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara
berpikir dan sikap ilmiah, dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya
dalam diskusi diharapkan agar para siswa akan memperoleh kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri dan dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap
sosial dan demokratis para siswa.25
Agar diskusi berjalan dengan lancar maka dibutuhkan adanya ketua
diskusi yang mengatur jalannya diskusi pada masing-masing kelompok, sekretaris
yang bertugas untuk mencatat hasil diskusi, dan pelapor yang bertugas untuk
melaporkan hasil diskusi, sedangkan yang lainnya sebagai anggota untuk
membantu memecahkan masalah. Sehingga dalam satu kelompok tersebut,
masing-masing mempunyai tugas dan tanggungjawab.
Pemimpin diskusi adalah seorang yang bertugas memimpin diskusi agar
diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Untuk awal-awal latihan, sebaiknya guru
yang memimpin diskusi kelas. Tetapi apabila sudah beberapa kali pertemuan
dilaksanakan diskusi, maka bisa secara bergantian siswa dilatih untuk memimpin
diskusi.26
c. Metode tanya jawab
25 Tukiran Taniredja.dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta). 2011,h.24
26 Tukiran Taniredja.dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif. h.25
22
2
3
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab, dimana pertanyaan itu dari guru kepada peserta
didik ataupun dari peserta didk ke guru.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang
penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat
akan:
1) Meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap masalah
yang sedang dibicarakan.
3) Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif peserta didik.
4) Menuntun proses berpikir peserta didik, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu peserta didik agar dapat menentukan jawaban yang baik.
5) Memusatkan perhatian peserta didik terhadap masalah yang sedang
dibahas.27
4. Media/Alat Pembelajaran
Secara umum media merupakan kata jamak dari medium, yang berarti
perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha,
seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas
dalam bidang teknik. Istilah media digunakan dalam bidang pengajaran atau
pendidika sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media
pembelajaran.28
Secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan
yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Selain pengertian di atas ada juga yang berpendapat
bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (Hardware) dan perangkat
27 J. J. Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Cet. 13; Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009), h. 14.
28 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, , (Cet I,.Jakarta : kencan.2006), h. 163
23
2
3
lunak (Software). Hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan
seperti overhead projector, radio, televisi dan sebagainya; atau bahan belajar
seperti film, bahan cetakan, transparansi dan sebagainya. “The matrials and
equipment wich store for tranmision structional stimuli or content”. Dengan
demikian media pembelajaran adalah alat dan bahan yang dapat digunakan untuk
kepentingan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar.29
Dengan memperhatikan defenisi yang diatas dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan media pembelajaran secara umum dalah segala alat
pengajaran yang digunakan untuk membantu guru dalam dalam menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar mengajar sehingga
memudahkan pencapaian tujuan pembelajarn yang susah dirumuskan.30
Terkait dengan pembelajaran, media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada penerima
pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian anak didik
untuk tercapainya tujuan pendidikan. Media sebagai alat saluran komunikasi.
Istilah media itu sendiri berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber
pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).31
Alat peraga atau media pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran
memegang peranan penting yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan proses
belajar mengajar efektif. dalam pencapaian tersebut, alat bantu atau alat peraga
memegang peranan yang penting karena materi pelajaran dapat dengan mudah
29 Gerlach dan Ely, Teaching and Media, (New Jersey: Prentice Hall Inc.1980), h. 244
30Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan SistemPembelajaran (Jakarta: Prestasi Pusta Karya, 2013), h. 156
31 Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino, Instructional media and technology for learning,7th edition (New Jersey: Prentice Hall, Inc 2002), h 79-80.
24
2
3
dipahami oleh siswa. Alat peraga sering disebut audio visual dari pengertian alat
yang dapat diserap oleh mata dan telinga.32
Seorang tokoh media pembelajaran Thorndike terkenal dengan teorinya
yaitu law of effect, dimana belajara akan berhasil jika hasil beajar itu memberikan
rasa senang kepada diri anak. Oleh karena itu setiap jawaban dari stimulus harus
diikuti dengan reinforcements tertentu, sehingga anak merasakan sukses
berangkai. Sidney L. Pressey memperkenalkan mesin mengajar (teaching
machine) sebagai perangkat keras yang harus diisi dengan perangkat lunak.
Pressey menggunkan tes objektif yang dapat dinilai sendiri oleh anak. 33
Teknologi yang paling tua dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar
adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis dan elektronis untuk
tujuan pengajaran. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan
konsep mekanis dan elektronis untuk tujuan pengajaran. Teknologi yang muncul
terakhir adalah teknologi mikro prosesor yang melahirkan pemakaian computer
dan kegiatan interaktif. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media
pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam empat kelompok, yaitu media hasil
cetak, media hasil teknologi audio-visual, media hasil teknologi yang berdasarkan
computer dan media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.34
Kemajuan yang dicapai oleh manusia dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi membuat ilmu pengetahuan dan teknologi itu berkembang pesat. Dalam
rangka kegiatan pendidikan, ada beberapa media yang dapat digunakan mulai dari
yang paling sederhana sampai kepada yang canggih. Berikut media pembelajaran
yang dimaksud antara lain dibawah ini.
a. Papan Tulis
32 Ahmad Rohani, Media Instruktif Edukatif,(Cet I, Jakarta: PT Rineka Cipta), h. 233 Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 2003) h. 1734Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Cet.V, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2004), h.29
25
2
3
Papan tulis hampir digunakan disetiap ruangan kelas. Papan tulis biasanya
terbuat dari papan biasa. Papan tulis sangat baik digunakan membuat gambar,
grafik dan sebagainya.
b. Bulletin Board dan Display
Alat ini dibuat secara khusus dan digunakan untuk mempertontonkan
pekerjaan siswa atau objek berdimensi lainnya sehingga memperluas minat anak
dan menimbulkan semangat dan tanggung jawab bersama, menambah pengalaman
dan membangkitkan kecakapan artistik.
c. Buku Pelajaran
Buku pelajaran merupakan alat pelajaran yang paling popular dan
digunakan ditengah-tengah penggunaan alat lainnya. Buku pelajaran mempunyai
nilai tertentu, seperti membantu guru dalam merealisasikan kurikulum,
memudahkan kontinuitas pelajran, dapat dijadikan pegangan, meningkatkan
aspirasi, dapat menyajikan materi yang seragam dan sebagainya.
Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan
membawa pesan atau informasi kepada penerima, yaitu siswa. Sebagian media
dapat mengolah pesan dan respons siswa sehingga media itu sering disebut
sebagai media interaktif. Pesan dan informasi yang dibawa oleh media bisa berupa
pesan yang sederhana dan bisa pula pesan yang amat kompleks. Akan tetapi yang
terpenting adalah media itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan
kemampuan siswa, serta siswa dapat berperan aktif untuk berpartisipasi dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dirancang dan dikembangkan
dilingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi
kebutuhan belajar dan menyiapkan kegiatan pengajaran dengan medianya yang
efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran.35
35 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Cet.V, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2004), h.81
26
2
3
Media berabasis visual (perumpamaan) memegang peran yang sangat
penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman
(misalnya elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual
dapat pula menumbuhkan minat siswa dapat memberikan hubungan antara sis
pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan
pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk
meyakinkan terjadinya proses informasi. Bentuk visual bisa berupa gambar yang
menunjukkan tampaknya suatu benda, diagram yang melukiskan hubungan-
hubungan konsep, peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang anatara
unsure-unsur dalam isi materi36
5. Evaluasi Pembelajaran
Dalam sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen
penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dapat dijadikan balikan bagi
guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran. Disekolah, kita sering mendengar bahwa guru memberikan ulangan
harian, ulangan akhir semester, ujian blok, tes tertulis, tes lisan dan sebagainya.
Istilah-istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu
sendiri.37
Evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses untuk mengumpulkan
informasi, mengadakan pertimbangan mengenai informasi tersebut, serta
mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang telah dilakukan. Dalam
proses kegiatan belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi untuk menetukan
sejauh mana peserta pendidikan dan pelatihan telah mencapai tujuan
36 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Cet.V, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2004), h.9137 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) h.2
27
2
3
pembelajaran. Hasil belajar tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai
instrument tergantung dari apa yang diukur.38
Ada tiga hal yang saling berkaitan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran
yaitu evaluasi, pengukuran dan tes. Ketiga istilah itu sering disalah artikan
sehingga tidak jelas makna dan kedudukannya. Evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/data untuk
menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian
pengukuran adalah suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-
angka mengenai tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu (siswa).
Sedangkan tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis untuk mengukur
suatu sampel perilaku.39
Dalam setiap kegiatan evaluasi, langkah pertama yang harus diperhatikan
adalah tujuan evaluasi. Penentuan tujuan evaluasi sangat bergantung pada jenis
evaluasi yang digunakan. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang
bersifat khusus. Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut
perlu diperinci menjadi tujuan khusus sehingga dapat menuntun guru dalam
menyusun soal atau mengembangkan instrumen evaluasi lainnya.40
Jika kita ingin melakukan kegiatan evaluasi, terlepas dari jenis evaluasi
apa yang digunakan, maka guru harus mengetahui dan memahami tentang tujuan
dan fungsi evaluasi. Tujuan evalausi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tujuan,
materi, metode, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
Tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi
pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan,
evaluasis monitoring dan evaluasi program komprehensif.41
38 Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h.31739 Direktori UPI, h.5040 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) h.1441 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) h.14
28
2
3
Evaluasi selalu menyangkut pemeriksaan ketercapaian tujuan yang
ditetapkan. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil dari
proses kegiatan dapat mencapai tujuannya. Tujuan dibentuk dari keseluruhan
proses kegiatan yang melibatkan komponen-komponen kegiatan. Evaluasi adapat
dilakukan atas hasil atau proses. Dalam evaluasi hasil,pemeriksaan dilakukan atas
hasil saja dengan melihat pencapaian tujuan pada hasil kegiatan.42
Tes sebagai instrument pengumpulan data hasil belajar. Instrument adalah
alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data.
Misalnya timbangan adalah instrument alat ukur yang digunakan mengumpulkan
data berat dengan cara melakukan penimbangan, termometer adalah alat yang
digunakan untuk megukur suhu tubuh, meteran digunakan untuk mengukur
panjang dan sebagainya. Dalam pendidikan, instrument alat ukur yang digunakan
untuk mengumpulkan data dapat berupa tes ataupun nontes. Tes merupakan alat
ukur pengumpulan data yang mendorong peseta didik memberikan penampilan
yang maksimal. Instrument nontes merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendorong siswa untuk meberikan penampilan tipikal, yaitu melaporkan keadaan
dirinya dengan memberikan respons secara jujur sesuai dengan pikiran dan
perasaan.43
C. Aktivitas Pembelajaran
Secara sederhana aktivitas merupakan tugas dalam pembelajaran yang
melibatkan pengalaman dan partisipasi langsung pembelajaran. Aktivitas
pembelajaran biasa disebut kegiatan belajar mengajar (KBM) yang merujuk pada
berbagai aktivitas mulai dari aktivitas pendahuluan, inti dan penutup. Istilah yang
sering juga digunakan yaitu proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar
adalah interaksi terencana yang mendorong perilaku yang bukan hasil dari
42 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h.543 Ibid. h.56
29
2
3
kematangan atau kejadian yang kebetulan. Defenisi ini menekankan bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan bermuara pada perilaku pelajar. Artinya, seluruh
rangkaian aktivitas pembelajaran mulai dari aktivitas pendahuluan sampai pada
aktivitas inti dan penutup yang dilakukan untuk membelajarkan peserta didik.44
1. Aktivitas Pendahuluan
Aktivitas pendahuluan adalah suatu bentuk aktivitas awal untuk
memberikan motivasi, menginformasikan peengetahuan dan keterampilan
prasyarat yang harus dikuasi dan tujuan atau standar kompetensi yang akan
diperoleh dalam pembelajaran. Motivasi merujuk pada apa yang pembelar
inginkan, pilihan kegiatan yang dilakukan dan komitmen yang diambil dalam
hubungannya dengan pembelajaran.
Selain pemberian motivasi , kegiatan pendahuluan juga mencakup
kegiatan tentang perlunya menginformasikan pengetahuan prasyarat bagi
pembelar yang baru memulai suatu materi pembelajaran dan melakukan apersepsi
jika pembelajaran telah memasuki pertemuan kedua atau lebih. Apersepsi adalah
suatu proses membangun pemahaman tentang kualitas suatu obejek yang
berkaitan dengan pengalaman masa lalu. Dengan kata lain, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari.
2. Aktivitas inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
kompetensi dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuia dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.45
44 Muhammad Yaumi, Desain Pembelajaran Efektif (Makassar: Alauddin University Press,2012), h. 151
45 Muhammad Yaumi, Desain Pembelajaran Efektif (Makassar: Alauddin UniversityPress, 2012), h. 151
30
2
3
Inti seharusnya mencakup dua aspek yaitu (1) presentasi isi itu sendiri
dengan petunjuk belajar dan (2) partisipasi pembelajar yang mencakup praktek
dan umpan balik. Menurut hemat penulis apa yang disaran tersebut memang benar
adanya, tetapi jika melihat lebih jauh kedua aspek tersebut sangat sesuai dengan
model pembelajaran mandiri.
3. Aktivitas penutup
Aktivitas penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pemeblaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atu
kesimpulan, penilian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut
31
2
3
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,
karena dalam penelitian ini berusaha menggambarkan suatu obyek tertentu yang
dijadikan penelitian. Dimana penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
ssosial, sikap, kepercayaan, perepsi, pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.46
Dalam penelitian yang akan dilakukan nantinya, peneliti ingin melihat
proses pembelajran fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre dan SMAN 2 belopa,
mengobservasi guru fisika, mewawancai guru fisika dan melihat aktivitas guru
fisika di dalam kelas.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMAN 01 Unggulan Kamanre dan SMAN 2
Belopa. Pelaksanaan penelitian pada tanggal 13 November 2016. Penelitian
dilakukan dengan wawancara terhadap guru mata pelajaran Fisika. Guru fisika di
SMAN 01 unggulan Kamanre sebanyak 2 orang dan SMAN 2 Belopa sebanyak 3
orang. Selain itu juga melakukan observasi kegiatan pembelajaran agar data yang
didapat lebih kompleks.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang ditujukan untuk diteliti oleh
peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya berbicara tentang
46 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2010), Cet. 6, hlm. 60.
32
2
3
unit analisa, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.47
Adapun subjek yang terteliti adalah pendidik fisika SMAN 01 Unggulan Kamanre
yang berjumlah 2 orang dan 3 orang guru fisika di SMAN 2 Belopa serta beberapa
siswa di SMAN 01 Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa.
D. Sumber Penelitian
SMAN 01 Unggulan Kamanre merupakan satu-satunya sekolah
unggulan yang berada di Kab. Luwu. Terletak di Jln. Trans Sulawesi Km. 317
Desa Bunga Eja Kec.Kamanre Kab.Luwu. Sekolah ini berjarak 5 km di sebelah
Utara Kota Belopa, Ibukota Kab.Luwu dan Jaraknya dari kota Makassar adalah
317 km ke arah Utara. Lokasinya berupa daerah pedataran yang merupakan sisi
Timur Kab.Luwu.
SMAN 2 Belopa adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri berlokasi
di Propinsi Sulawesi Selatan Kab. Luwu dengan alamat Jln. S. Paremang Belopa
Utara. Sekolah ini menggunakan Agama Islam sebagai pegangan utama
pendidikan Agamanya.
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh.
Pada penelitian ini menggunakan wawancara untuk mengumpulkan data, sehingga
sumber datanya disebut subjek penelit, yaitu orang yang merespon atau orang
yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah guru mata pelajaran fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre
dan SMAN 2 Belopa.
E. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui proses pembelajaran yang
terjadi di SMAN 01 Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa. Pembelajaran
disini meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.
47 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h.131
33
2
3
F. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan permasalahan yang diangkat maka teknik pengumpulan data
yang digunakan sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data
apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara
sistematis.48
Pada pelaksanaan penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan,
dimana peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Observasi
dilakukan untuk mengamati pembelajaran yang berlangsung di SMAN 01
Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa. Pengamatan dilakukan dengan melihat
aktivitas yang terjadi di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Sebagai alat
bantu, peneliti memanfaatkan kamera untuk merekam dan mendokumentasikan
kegiatan pembelajaran yang berlangsung.
b. Wawancara (interview)
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner
lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara. Wawancara merupakan proses tanya jawab yang
dilakukan dalam penelitian untuk mencari informasi-informasi dan keterangan-
keterangan yang dibutuhkan. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur
maupun tidak terstruktur. Pada penelitian ini, wawancara dilakukan dengan
terstruktur, yaitu wawancara dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
48 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet. 2,h. 52.
34
2
3
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Tanya jawab ini dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran Fisika
di SMAN 01 Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa untuk memperoleh data
tentang pembelajaran fisika, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data
yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan
dokumentasi ialah biayanya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien.49
Sebelum proses pembelajaran berlangsung, perlu adanya suatu perencanaan yang
biasa disebut RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Peneliti
mendokumentasikan RPP untuk mempermudah dalam penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan berupa teknik koding yang bersifat
deskriptif. Analisis pada penelitian ini bersifat deskriptif karena berusaha
menggambarkan suatu obyek tertentu yang dijadikan penelitian, dimana hal ini
yang dimaksud adalah proses pembelajarannya. Alur analisis datanya meliputi
data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
a. Telaah data, kegiatan ini diawali dengan mentranskripsikan data hasil
pengamatan sejak awal secara menyeluruh kemudian menganalisis,
menyintesis, memaknai, dan menerangkan.
b. Reduksi data, penyederhanaan data dengan cara pengategorian dan
pengklasifikasian data.Penyajian data, mengklasifikasikan berdasarkan hasil
49 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Cet. 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009),h. 69.
35
2
3
reduksi data kemudian memaparkan menurut jenisnya sesuai dengan masalah
penelitian.
c. Penyimpulan dan verifikasi, merupakan kegiatan interpretasi sebelum
dihasilkan suatu temuan. Peneliti menafsirkan data yang telah terkumpul yang
diikuti dengan pengecekan keabsahan hasil analisis.
36
2
3
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian
SMAN 01 Unggulan Kamanre di dirikan pada tahun 2005 yang terletak di
Jalan. Trans Sulawesi Km. 317, Desa Bunga Eja, Kecamatan Kamanre,
Kabupaten Luwu. Sekolah ini berjarak 5 km di sebelah Utara Kota Belopa,
Ibukota Kabupaten Luwu dan jaraknya dari Kota Makassar adalah 317 km kearah
Utara. Lokasinya berupa daerah pedataran yang merupakan sisi Timur Kabupaten
Luwu.
Saat ini kepala SMAN 01 Unggulan Kamanre adalah bapak Drs. Suyuti
Pananrang, M.M. sekolah yang berstatuskan Negeri ini memiliki waktu belajar
mulai jam 7.30 WITA sampai 15.30 WITA kemudian dilanjutkan dengan
ekstakurikuler dan bimbingan OSN sampai jam 17.00 WITA. SMAN 01
Unggulan kamanre menggunakan kurikulum 2013. SMA Negeri 01 Unggulan
Kamanre juga mempunyai Predikat Akreditasi "A" (Sangat Baik) di antara
sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Luwu, dan sekolah ini juga menyediakan
Akses internet agar dapat membantu proses belajar mengajar siswa dan guru
disekolah.
Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI,
melalui Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) menetapkan Sekolah Menengah
Atas Negeri (SMAN) 1 Unggulan Kamanre Kabupaten Luwu menjadi sekolah
rujukan sebagai percontohan untuk sekolah lain agar sekolah dapat bersaing
dengan SMAN 01 Unggulan Kamanre di Kabupaten Luwu.
Selain sekolah Rujukan SMAN 01 Unggulan Kamanre di Kabupaten
Luwu baru-baru ini mendapatkan sertifikat dari menteri pendidikan terkait fakta
37
2
3
integritas tentang ujian nasional. Juga Penerimaan piala penghargaan juara 2
sekolah sehat se Sulsel.
Adapun VISI SMAN 01 Unggulan Kamanre yaitu menghasilkan lulusan
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menguasai dasar-dasar
ilmu pengetahuan yang bertaraf nasional dan internasional, serta memiliki pola
pikir inovatif, kreatif dan kompetitif.
Sedangkan MISI SMAN 01 Unggulan Kamanre yaitu;
1. Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran yang konprehensif dan integratif
dengan tolak ukur peningkatan mutu siswa.
2. Meningkatkan tanggung jawab, dedikasi dan rasa peduli masyarakat
sekolah terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
3. Mengembangkan dan meningkatkan kinerja setiap personil sekolah agar
dapat bekerjasama dan saling mendukung sebagai suatu sistem untuk
mencapai tujuan sekolah.
4. Menggalang kesadaran masyarakat khususnya orang tua siswa untuk
terlibat dan berpikir mengenai peningkatan mutu.
5. Mengembangkan potensi siswa dengan dengan keanekaragaman kultur ,
sosio ekonomi, bakat, minat dan kemampuan melalui jalur konsultasi
akademik dan pembinaan kepribadian.
6. Memberdayakan semua sarana dan prasarana penunjang dalam
peningkatan kualitas pelaksanaan proses belajar mengajar.
7. Meningkatkan pengelolaan Paket Administrasi Sekolah(PAS) dan Sistem
Informasi Sekolah(SIS) secara sistematik pada seluruh komponen sekolah.
8. Menyelenggarakan pendidikan umum unutk menampung siswa-siswa
berprestasi dari kawasan Indonesia Timur khususnya Sulawesi Selatan.
38
2
3
9. Mempersiapkan siswa untuk dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi khususnya pergurua tinggi terkemuka dan bersaing
didalamnya.
10. Menjadikan sekolah sebagai pusat keunggulan (Agent of Excellece)melalui
e-learning, e-librar, pusat jaringan teknologi informasi sehingga dapat
memotivasi sekolah-sekolah lain.
SMAN 2 Belopa adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri berlokasi
di Propinsi Sulawesi Selatan Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan dengan
alamat Jalan. Sungai Paremang Belopa Utara. Sekolah ini menggunakan Agama
Islam sebagai pegangan utama pendidikan Agamanya. Karena agama merupakan
salah satu ajaran yang harus dilaksanakan oleh muslim dan muslimah.
Sama halnya dengan SMAN 01 Unggulan Kamanre, jadwal belajarnya di
mulai dari pukul 7.30 sampai jam 14.00 WITA. Tetapi di SMAN 2 Belopa ini
tidak menambahkan jadwal ekstrakurikuler setelah pembelajaran selesai. Hanya
waktu tertentu saja ekstrakurikuler dilaksanakan sehingga jadwal pembelajaran
siswa hanya sampai pukul 14.00 WITA.
Saat ini kepala SMAN 2 Belopa adalah bapak Seniman, S.Pd, M.Si yang
baru saja di angkat sebagai kepala sekolah di SMAN 2 Belopa. Sebelum diangkat
menjadi Kepala Sekolah, bapak Seniman, S.Pd, M.Si menjabat sebagai Wakil
Kepala Sekolah di SMAN 2 Belopa yang pada saat itu Kepala Sekolah dipimpin
oleh bapak Drs. Munawar, M.M.Pd.
Adapun VISI SMA Negeri 2 Belopa yaitu menjadikan SMA Negeri 2
Belopa sebagai sekolah yang bermutu , berkualitas, berdisiplin dan menciptakan
generasi yang menguasai IMTAQ dan IPTEK.
Sedangkan MISI SMA Negeri 2 Belopa yaitu meningkatkan prestasi
dalam IMTAQ dan IPTEK, membentuk siswa mejadi generasi yang handal,
meningkatkan prestasi kerja yang dilandasi dengan semangat kekeluargaan dan
39
2
3
keteladanan, mengarahkan siswa menjadi generasi mandiri, memiliki sikap gotong
royong, saling menghormati, santun terhadap orang tua, keluarga serta cinta tanah
air.
B. Hasil Penelitian
1. SMAN 01 Unggulan Kamanre
a. Proses Pembelajaran
1) Proses Pembelajaran oleh Pak SP
Pada pertemuan kali ini membahas tentang menerapkan besaran-besaran
fisika dalam GLB dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah. Karena ini merupakan jam kedua dari pelajaran, maka guru
langsung masuk kedalam kelas dan siswa sudah siap menerima pelajaran.
Sebelum masuk materi, guru bercerita sedikit tentang pengalamannya ketika dia
ujian kompetensi guru yang dilaksanakan 1 minggu lalu. Pak SP mengatakan
ternyata ujian kompetensi guru itu susah-susah gampang tapi dengan adanya
UKG, singkatan dari ujian kompetensi guru, kami-kami guru ini dilatih dibidang
masing-masing. Ini hanya selingan sebelum masuk pelajaran.
Setelah bercerita, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari dan diharapkan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
tersebut. Guru menyampaikan materi tentang Gerak Lurus Beraturan (GLB) serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika Pak SP melemparkan suatu
pertanyaan siapa yang bisa kasih contoh GLB dalam kehidupann sehari-hari?,
langsung saja siswa serentak menjawab dengan pertanyaan yang berbeda-beda.
Pak SP menunjuk secara bergiliran untuk memberikan jawabannya. Semangat
siswa sangat antusias dalam pembelajaran fisika.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan
beberapa soal yang diberikan.
40
2
3
“…Dimana kita kasih dulu masalah kepada anak-anak dalam bentuk soalkan terus mereka mi yang cari solusi nya atau memecahkan solusi darimasalah itu. Kemudian setelah mereka dapat solusinya kita cocokkan midengan jawaban yang benar…(W4, 30-38)
Siswa mendiskusikan dan bekerja sama bersama teman kelompokknya
mencari jawaban dari soal yang diberikan oleh guru. Guru memberikan
kesempatan waktu kepada siswa menjawab soal, kurang lebih 30 menit. Setelah
selesai, guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil jawabannya atau menuliskan jawabannya dipapan tulis.
Guru dan siswa bersama-sama mencocokkan hasil jawaban yang diperoleh setiap
kelompok dan menyimpulkan hasil diskusi.
Ketika menutup pembelajaran, guru mengakhirinya dengan membimbing
para peserta didik untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari,
serta rangkuman tersebut dilengkapi dan dijadikan sebagai tugas rumah. Sebelum
guru keluar, ketua kelas menyiapkan dan memberikan salam kepada guru serta
siswa berjabat tangan dengan guru
2) Proses Pembelajaran oleh Pak TF
Sebelum masuk kedalam pembelajaran, guru memberikan sedikit dakwah-
dakwah atau ceramah tentang pentingnya menuntut ilmu. Pak TF menyampaikan
kepada siswa bahwa agar kiranya dalam menuntut ilmu itu tanpa ada batas. Pak
TF juga menyampaikan ayat-ayat tentang menuntut ilmu. Menurut siswa yang
sudah diwawancarai oleh peneliti, memang pak TF sebelum masuk kedalam
pembelajaran pasti dia menyampaikan sedikit dakwah –dakwah tentang islam.
Karena agama islam perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini.
Setalah menyampaikan dakwah, Pak TF menyampaikan indikator dan
tujuan pembelajaran yang akan dipelajari nantinya. Indikatornya yaitu
mendekripsikan karakteristik gerak harmonik pada pegas dan tujuan
pembelajarannya yaitu mendekripsikan karakteristik gerak harmonik pada pegas.
41
2
3
Pak TF menanyakan kepada siswa, apa yang dimaksud gerak harmonik,
kemudian ada siswa yang mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan dari
Pak TF. Siswa sangat semangat dalam proses pembelajaran. Pak TF
menyampaikan materinya menggunakan matode ceramah, dimana Pak TF yang
menjelaskan materi, kemudian siswa yang memperhatikan apa yang disampaikan
oleh guru. Metode yang digunakan oleh Pak TF membuat siswa tertib dan aman
didalam kelas. Sebagaimana pernyataan dari Pak TF yaitu:“…Eee..sikap siswa seperti yang anda lihat tadi kan ini bersifat tidakmenyeluruh artinya setiap siswa kan berbeda-beda kalau kita disekolah iniAlhamdulillah siswa kita dalam keadaan aman. Semuanya dari keduametode ini, semuanya terkontrol dengan baik, tergantung dengan siswanyatapi anda tadi saksikan pengamatannya, yaa’ dalam keadaan aman dan tertibdan diselingi juga siswa bertanya, yaa’ sekalipun semua jawabannya itutidak semuanya pas..(W5, 47-59)
Pak TF memberikan beberapa soal kepada siswa untuk dikerjakan setiap
individu. Pak TF menuliskan soalnya dipapan tulis. Pak TF memberikan beberapa
waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal. Ketika selesai, Pak TF menunjuk
salah satu siswa untuk menuliskan jawabnnya dipapan tulis. Sedangkan siswa
yang lain ikut mencocokkan jawabannya. Setelah itu, Pak TF memberikan
applause kepada siswa yang menuliskan jawabannya dipapan tulis sebagai reward
agar siswa tersebut lebih semangat belajar dan membuat siswa yang lain
termotivasi untuk juga bisa mengerjakan soal dipapan tulis. Menurut Pak TF,
pemebelajaran ini efektif, karena dapat mengerjakan soal dengan baik. Adapun
pernyataannya yaitu:“…Eee.. iyah..berbicara tentang efektif itu tentunya mesti ada nilaikerugian. Kerugiaannya yang dimaksud itu misalnya usaha kita dalammemberikan pelajaran apakah memang di senangi sama anak-anak.Sesuatu apa yang dikerjakan tidak selamanya eee efektif 100% tetapi kitaharapkan paling tidak 80% keaktifannya itu dalam mengikuti pembelajaran.Jadi apa yang kita saksikan tadi, saya katakan sekitar 80% keaktifan siswadalam mengikuti pembelajaran itu efektif…(W5, 62-75)
Setelah siswa selesai mengerjakan soal, Pak TF melanjutkan dengan
materinya yaitu kecepatan gerak harmonik sederhana. Pak TF membacakan
42
2
3
pengertian gerak harmonik kepada siswa dan menuliskan beberapa rumus
kecepatan gerak harmonik dipapan tulis. Diakhir pelajaran, Pak TF bersama
dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Dan Pak TF
memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan dirumahnya masing-masing.
Waktu pelajaran Fisika telah berakhir, seluruh siswa dan guru siap-siap untuk
istrirahat. Sebelum keluar, ketua kelas menyiapkan dan memberi salam kepada
guru dan siswa menjabat tangan kepada guru.
b. Persiapan Pembelajaran
1) Perencanaan Pembelajaran oleh Pak SP
Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas X MIA A terlihat
antusias siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dimulai dari
perencanaan pembelajaran yang dituangkan di dalam RPP dengan KI-3 yaitu
memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah dan KI-4 yaitu
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. Sedangkan kompetensi
dasarnya Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan
konstan (tetap) dan gerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut makna
fisisnya dan Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat
gerak benda yang bergerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap) dan bergerak
lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut makna fisisnya.. Pak SP
menggunakan RPP sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.
43
2
3
“…kemudian dari silabus kita buat namanya RPP. Nah di RPP itu kanRancangan Proses Pembelajaran, .jadi semua proses pembelajaranbergantung sama RPP...(W4, 11-15)
a) Indikator
Indikator pencapaian kompetensi yang tertuang dalam RPP yaitu
mendefinisikan besaran gerak, membedakan jarak dan perpindahan, membedakan
kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat, membedakan percepatan rata-rata dan
percepatan sesaat.
b) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran
yaitu mendefinisikan besaran gerak, membedakan jarak dan perpindahan,
membedakan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat, membedakan percepatan
rata-rata dan percepatan sesaat, menerapkan besaran-besaran fisika dalam GLB
dalam bentuk persamaan dan menggunakannya dalam pemecahan masalah,
menerapkan besaran-besaran fisika dalam GLBB dalam bentuk persamaan dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah dan menyimpulkan karakteristik
gerak lurus beraturan (GLB) melalui percobaan dan pengukuran besaran-besaran
terkait.
c) Metode, Model, Materi, Langkah-langkah dan Sumber Belajar
Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran langsung atau
model Direct interaction (DI) dan Cooperative learning. Sedangkan metodenya
menggunakan diskusi kelompok, ceramah, dan eksperimen. Materi pembelajaran
pada pertemuan tersebut dan langkah-langkah pembelajarannya dapat dilihat pada
lampiran. Sumber belajar yang digunakan berupa buku Fisika SMA kelas X yang
relevan.
d) Penilaian
Teknik penilaiannya berupa tertulis dan portofolio.
44
2
3
2) Perencanaan Pembelajaran oleh Pak TF
Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas XI IPA B terlihat
hanya beberapa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
dimulai dari perencanaan pembelajaran yang dituangkan di dalam RPP KI-3 yaitu
memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerap-kan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah dan KI-4 yaitu
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.Sedangkan kompetensi
dasarnya adalah menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran.
Menurut Pak TF, perencanaan pembelajaran itu sangat penting yang tertuang
dalam sebuah RPP, Pak TF mangatakan bahwa:“..RPP itu pasti semua guru mempunyai. Karena RPP itu pedoman kitadalam action didalam kelas atau bisa dikatakan RPP itu scenariopembelajaran…(W5, 19-23)
a) Indikator
Indikator pencapaian kompetensi yang tertuang dalam RPP yaitu
Mendeskripsikan karakteristik gerak harmonik pada pegas, enjelaskan persamaan
simpangan getaran pada proyeksi gerak melingkar, menjelaskan persamaan
kecepatan getaran pada proyeksi gerak melingkar, menjelaskan persamaan
percepatan getaran pada proyeksi gerak melingkar, menjelaskan persamaan priode
getaran pada pegas , menjelaskan persamaan priode getaran pada bandul
matematik, menjelaskan persamaan energi kinetik, energi potensial dan energi
mekanik getaran
45
2
3
b) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran
yaitu mendeskripsikan karakteristik gerak harmonik pada pegas, menjelaskan
persamaan simpangan getaran pada proyeksi gerak melingkar, menjelaskan
persamaan kecepatan getaran pada proyeksi gerak melingkar, menjelaskan
persamaan percepatan getaran pada proyeksi gerak melingkar, menjelaskan
persamaan priode getaran pada pegas, menjelaskan persamaan priode getaran
pada bandul matematik, menjelaskan persamaan energi kinetik, energi potensial
dan energi mekanik getaran .
c) Metode, Model, Materi, Langkah-langkah dan Sumber Belajar
Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran langsung atau
model Direct interaction (DI) dan Cooperative learning. Sedangkan metodenya
menggunakan diskusi informasi, ceramah, dan praktek. Materi pembelajaran pada
pertemuan tersebut dan langkah-langkah pembelajarannya dapat dilihat pada
lampiran. Sumber belajar yang digunakan berupa Buku fisika jilid X1 A
PT.Erlangga, Buku fisika jilid X1 A PT.Yudisthira
d) Penilaian
Teknik penilaiannya berupa es tertulis, tes individu dan tugas PR dalam
bentuk uraian.
c. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru
fisika yang mengajar di SMAN 01 Unggulan Kamanre menyajikan materinya
dengan sangat bagus. Contohnya Pak TF, Pak TF mengajar dengan begitu
santainya dan menurut salah satu siswa yang diwawancarai bahwa Pak TF itu
kalau mengajar dia tidak melihat buku melainkan dia hanya membawa otak saja.
Sepertinya pak TF menguasai semua apa yang ingin disampaikan kepada siswa.
46
2
3
Adapun materi yang dijelaskan oleh Pak TF yaitu meteri Gerak Harmonik
Sederhana. Materi Gerak harmonik sederhana yang dijelaskan membuat siswa
bersemangat dalam belajar. Karena materi tersebut dikaitkan dengan kehidupan
sehari-hari. Pak TF mengaitkannya dengan sebuah ayunan, bahwa ayunan itu
dapat bergerak karena adanya gerak harmonik. Gerakan mulai dari titik A
kemudian kembali titik A lagi dinamakan satu getaran. Pak TF juga memberikan
analisis getaran dimana rumus yang digunakan itu untuk simpangan getaran. Ada
juga yang dinamakan dengan Frekuensi. Frekuensi itu keadaan suatu benda dalam
satu getaran.
Penguasaan guru terhadap materi pembelajaran itu sangat penting. Karena
apabila guru telah mempersiapkan materinya dengan baik, maka pembelajaran
akan lebih menyenangkan dan bisa jadi timbul banyak ide dalam memberikan
materi ajar. Sebagaimana pernyataan dari Pak TF yaitu:“…Yaa’.. dalam menyikapi siswa didalam belajar mata pelajaran fisikatentunya kita harus sikapi dengan berusaha bagaimana kedepan inipembelajaran supaya ditingkatkan supaya ada anime siswa dalam belajaritu. Yaa’.. jadi seorang guru disini dalam mengajar selalu mencari literatur,model, metode dalam pembelajaran supaya ada daya tarik …(W5, 179-189)
Sedangkan Pak SP juga menyajikan materinya dengan sangat bagus. Siswa
senang dengan materi yang diajarkan oleh Pak SP. Pak SP mengajarkan materi
tentang besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan (tetap)
dan gerak lurus dengan percepatan konstan (tetap) berikut makna fisisnya. Pak SP
menjelaskan pengertian jarak dan perpindahan. Perpindahan yang dimaksud itu
apabila seseorang menempuh jarak sesuai dengan waktu yang diperlukan atau
dengan kata lain perpindahan itu jarak yang ditempuh suatu benda tiap waktu.
Menurut salah satu siswa yang diajar oleh pak SP, mengatakan bahwa
memang Pak SP itu kemampuannya dalam mengajarkan mata pelajaran fisika itu
cukup baik. Karena penguasaan yang dia miliki mampu menerapkannya dalam
suatu pembelajaran.
47
2
3
d. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran. Metode
pembelajaran menentukan efektif tidak nya suatu pembelajaran dan tidak
membuat siswa bosan didalam kelas. Seorang guru harus pandai-pandai
mengelolah kelas menjadi lebih menyenangkan. Suasana pembelajaran yang
nyaman membuat siswa untuk lebih semangat mengikuti pembelajaran.“…Eee.. Nah itu mi harus ki pintar-pintar mengelolah didalam kelas supayasiswa tidak bosan didalam kelas. Dengan menggunakan model-model yangbervariasi maka siswa tidak bosan didalam kelas…(W2, 168-173)
Baik buruknya suatu metode pembelajaran sangat bergantung pada
kecakapan guru dalam memilih dan menggunakan metode tersebut. Penggunaan
metode memberi warna dan nilai pada metode yang digunakan. Penggunaan
metode yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengaktifkan
siswa.“…Karena kapan kita pakai model yang itu-itu saja maka siswa akan kurangbersemangat dengan materi yang akan di ajarkan. Jadi, guru itu harus pintar-pintar membuat suasana kelas menjadi hidup. Artinya mulai dari caramengajar kita harus memang di perbaiki dan berpikir bagaimana caranyasupaya anak-anak senang dengan materi yang diajarkan… (W4, 101-111)
Banyak metode pembelajaran yang digunakan guru untuk membuat
pembelajaran lebih efektif. misalnya metode diskusi, metode ceramah, metode
tanya jawab dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan menggunakan banyak
metode yang bervariasi maka siswa tidak akan bosan didalam kelas dan akan
mengalami kejenuhan. Sebagaimana pernyataan dari Pak MJ yaitu:“…Iyahh model pembelajaran yang saya gunakan itu bervariasi. Kapantidak bervariasi pasti siswa akan bosan dengan materi yang kita ajarkan.Misalnya hari ini metode langsung, minggu depan kita gunakan metodediskusi atau tanya jawab dan minggu depannya lagi kita gunakan metode-metode yang lain atau metode permainan yang dikaitkan pembelajaran.Supaya siswa senang dengan metode yang kita gunakan dan tidak bosandalam pembelajaran…(W1, 128-141)
Di SMAN 01 Unggulan Kamanre metode yang digunakan oleh guru
kebanyakan metode ceramah atau metode secara langsung. Adapun metode
diskusi digunakan ketika guru memberikan suatu permasalahan atau soal kepada
48
2
3
siswa sehingga dibentuk kelompok diskusi. Sedangkan metode eksperimen
digunakan jika alat-alat praktikum memadai. Sebenarnya jika ada alat-alat
praktikum, pembelajaran bisa menyenangkan karena dengan adanya alat-alat
praktikum guru bisa mengaitkan antara teori dengan praktek.“…Metode yang sering saya gunakan dalam proses pembelajaran fisikayaitu kooperatif learning kemudian problem based learning. Dimana kitakasih dulu masalah kepada anak-anak dalam bentuk soal kan terus merekami yang cari solusi nya atau memecahkan solusi dari masalah itu. Kemudiansetelah mereka dapat solusinya kita cocokkan mi dengan jawaban yangbenar…(W4, 27-38)
Guru dapat dikatakan berhasil, jika mampu mengelola siswa didalam
kelas. Mengelola artinya dalam memilih metode pembelajaran guru harus pandai
memilih metode yang cocok dengan materi yang akan diajarkan, agar siswa juga
paham tentang materi yang dipelajari. Suasana kelas yang membosankan akan
membuat siswa juga ikut bosan dan jenuh dengan pembelajaran, apalagi mata
pelajaran Fisika yang biasanya siswa menganggap mata pelajaran yang
membosankan dengan banyaknya rumus yang akan digunakan. Sebagaimana
pernyataan dari salah satu guru Fisika yaitu:“…. Karena kapan kita pakai model yang itu-itu saja maka siswa akankurang bersemangat dengan materi yang akan di ajarkan. Jadi, guru ituharus pintar-pintar membuat suasana kelas menjadi hidup. Artinya mulaidari cara mengajar kita harus memang di perbaiki dan berpikir bagaimanacaranya supaya anak-anak senang dengan materi yang diajarkan…(W4,101-111)
“…Tentunya juga siswa pasti ada yang bosan, tidak selamanya. Karena ituguru harus pandai-pandai selalu memberikan baik metode maupun modelpembelajaran dan guru itu harus menerima kenyataan dilapangan, jikakiranya ada siswa didalam menerima pelajaran itu sepertinya itu ada yangmengantuk, disitulah tantangannnya seorang guru…(W5, 149-159)
Dengan menggunakan metode yang menarik, maka sikap siswa didalam
kelas akan menjadi tenang dan lebih konsentrasi dalam pembelajaran. Siswa yang
tenang didalam kelas akan aktif pada proses pembelajaran dan akan bersemangat
mengikuti pembelajaran tanpa ada kejenuhan dan kebosanan yang dialami oleh
siswa.
49
2
3
“…Eee..sikap siswa seperti yang anda lihat tadi kan ini bersifat tidakmenyeluruh artinya setiap siswa kan berbeda-beda kalau kita disekolahini Alhamdulillah siswa kita dalam keadaan aman. Semuanya dari keduametode ini, semuanya terkontrol dengan baik, tergantung dengansiswanya tapi anda tadi saksikan pengamatannya, yaa’ dalam keadaanaman dan tertib dan diselingi juga siswa bertanya, yaa’ sekalipun semuajawabannya itu tidak semuanya pas…(W5, 47-59)
“…Cukup antusias. yaa’ kayak tadi banyak yang aktif ketika pembelajaranberlangsung. Dan juga tadi toh banyak ji yang angkat tangan waktuditanya dan banyak ji juga bersuara untuk menjawab…(W4, 42-47)
e. Media Pembelajaran
Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Mulai dari media yang sederhana sampai yang luar biasa.
Biasanya para guru sering menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran
yang sederhana karena paling mudah digunakan karena sudah didalam kelas
sehingga mengefisienkan waktu dalam proses pembelajaran dan tidak ribet untuk
digunakan.
Media pembelajaran yang digunakan oleh guru Fisika di SMAN 01
Unggulan Kamanre yaitu papan tulis, LCD , Laptop dan alat-alat praktikum.
Media tersebut digunakan sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Media
pembelajaran yang digunakan untuk membantu guru dalam tercapainya suatu
pembelajaran yang menarik.“…Media yang biasa saya gunakan itu LCD, kemudian papan tulis, spidoldan alat-alat praktikum yang berkaitan dengan materi yang akandiajarakan…(W4, 67-71)
“…Eee… media pembelajaran sangat terkait dengan materi yang kitaajarkan, eee tergantung juga dari materinya, seperti tadi materi yangdibawakan adalah materi gerak harmonis tentunya kita harus bawabahannya, paling tidak semacam pegas. Lalu karena kondisi sementaradigunakan laboratorium disana jadi kita tidak gunakan. Kondisilaboratorium saat ini digunakan untuk rapat para kepala sekolah. Jadi lebihbagus kalau memang menggunakan laboratorium untuk praktikum….(W5,91-105)
50
2
3
Alat peraga atau media pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran
memegang peranan penting yaitu sebagai alat bantu untuk menciptakan proses
belajar mengajar efektif dan membuat siswa aktif dalam pencapaian tersebut. Alat
bantu atau alat peraga memegang peranan yang penting karena materi pelajaran
dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Sebagaimana penyataan dari salah
seorang guru Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre yaitu:“…Yahh cukup aktif. Dengan media papan tulis siswa bisa naikmengerjakan soal dan melatih juga siswa untuk bisa berdiri depan teman-temannya karena ada biasa siswa yang tau jawabannya tapi biasa tidak maunaik kerjakan, malahan temannya na kasih jawabannya baru temannya miyang naik kerjakan diatas. Yahh cukup aktif. Dengan media papan tulissiswa bisa naik mengerjakan soal dan melatih juga siswa untuk bisa berdiridepan teman-temannya karena ada biasa siswa yang tau jawabannya tapibiasa tidak mau naik kerjakan, malahan temannya na kasih jawabannya barutemannya mi yang naik kerjakan diatas….(W4, 80-89)
f. Evaluasi Pembelajaran
Guru Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre memberikan evaluasi
dalam bentuk tes tulis dan tes lisan. Tes tulis dilakukan ketika materi sudah habis
diajarkan dalam bentuk kuis. Dengan dilakukannya tes tersebut, guru dapat
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah
diajarkan. Sebagaimana pernyataan dari guru Fisika di SMAN 01 Unggulan
Kamanre yaitu:“…tesnya bentuk lisan maupun tulisan, bisa. Dalam arti secara lisan disinikita Tanya jawab dengan siswa secara pribadi bisa juga dalam bentukpenilaian.…Ehh iyah..cocok mi tadi itu dalam bentuk kuis atau ulanganharian. Kita pakai kuis itu untuk mengetahui materi yang sudah dipelajaritadi, apakah memang siswa sudah paham dengan materi yang disajikan. Danbiasanya ulangan harian di laksanakan ketika materi 1 bab itu sudahhabis…(W5, 210-228)
Guru memberikan tes tulisan dalam bentuk uraian dan pilihan ganda. Guru
membuat soal berdasarkan kisi-kisi soal. Karena kisi-kisi soal merupakan
pedoman untuk membuat soal. Soal yang dibuat oleh guru Fisika di SMAN 01
Unggulan Kamanre sudah mencakup taksonomi ranah kognitif. Sebagaimana
51
2
3
pernyataan salah satu guru Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre yang
menyatakan bahwa:“…Yaa’..tentu. karna kisi-kisi soal itu pedoman kita untuk membuat soalkarena di kisi-kisi terdapat susunan-susunan atau biasa disebut teori bloomyang didalamnya terdapat aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.Nah di aspek kognitif itu disitu lah kita bisa melihat pedomannya karenaterdapat C1 itu pengetahuan, C2 pemahaman, C3 penerapan, C4 analisis, C5sintesis dan C6 evaluasi. Jadi dalam membuat soal itu harus adatingkatannya mulai dari soal mudah, soal sedang sampai pada soal yangrumit…(W5, 192-206)
Evaluasi yang dilakukan oleh guru Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre
digunakan sebagai penilaian dalam proses pembelajaran. Karena dari evaluasi
guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang
diajarkan.“…Iyahh pasti. Penilaian dari tugas-tugas dan ulangan harian itu digunakanuntuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik. Kita maulihat sampai dimana kemampuan siswa dalam menjawab soal-soalfisika…(W4, 173-179)
Soal yang diberikan oleh guru kadang-kadang membuat siswa mengalami
kesulitan dalam menjawab soal. Disebabkan karena penggunaan rumus yang
terlalu banyak dan membingungkan. Karena setiap materi atau setiap soal kadang
mambutuhkan tiga rumus dalam satu soal. Siswa yang mempunyai intelegent
yang tinggi, akan dapat menjawab soal Fisika dengan mudah.“…Iyah sudah pasti. Apalagi ini kan fisika yang mempunyai banyak rumus.Satu soal saja itu kadang anak-anak pusing yang mana rumus untukdigunakan menjawab soal. Jadi kalau anak-anak kesulitan menjawab, kitajuga harus membantunya sedikit dalam menjawab soal. Entah itu kasih tauhasil akhirnya kalau misalnya soal essay tapi tidak dikasih prosespengerjaannya. Tapi jangan juga terbiasa untuk membantu anak-anak cukupsekali atau dua kali…(W5, 241-251)
“…Eee…tergantung siswanya, yaa’ pada saat dia mengerti pada prosespembelajaran saya yakin pasti bisa mengerjakan soal. Asalkan diaperhatikan pelajaran mulai dari awal sampai akhir, menurut saya bisamenjawab soal…(W4, 183-188)
52
2
3
Jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan standar, maka guru melakukan
remedial atau pengulangan tes untuk memperbaiki nilai yang dibawah standar.
Jika setelah remedial nilai siswa masih dibawah standar maka guru memberikan
kebijakan dengan memberikan tes pengulangan sekali lagi. Sebagaimana
pernyataan salah satu guru Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre yaitu:“…Yaa’ remedial. Kita remedialkan anak-anak dimana kita memberikansoal yang hampir mirip dengan soal yang sudah diujikan sebelumnya. Kitaberikan satu kali remedial lagi kalo nilainya dibawah standar, trus kalonilainya masih dibawah standar, maka saya berikan nilai standar saja…(W4, 192-202)
2. SMAN 2 Belopa
a. Proses Pembelajaran
1) Proses Pembelajaran oleh Pak MJ
Pada pertemuan kali ini guru membahas tentang memformulasikan konsep
arus induksi dan ggl induksi. Pak MJ tidak langsung memberikan materi tetapi
pada awal pembelajaran Pak MJ memberikan trik-trik kepada siswa sebelum
memasuki pembelajaran.“….Ada trik tersendiri sebelum memasuki pembelajaran karena kapan kitaberdasar betul pada metode maka siswa tidak aktif. Jadi ada trik tersendiriuntuk pertama. Kita sebagai guru harus masuk ke alam siswa sehingganantinya nyambung kemudian kita bawa ke alam pembelajaran. Akhirnyadalam pembelajaran kita pakai metode dan trik itulah sehingga siswabersemangat untuk belajar…(W1, 53-65)
Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali
tentang materi kemarin yaitu konsep induksi elektromagnetik. Ketika guru
menanyakan pengertian induksi, peserta didik langsung menjawabnya dengan
serentak. Hal ini menunjukkan keaktifan mereka. Sikap siswa terhadap metode
yang digunakan yaitu bersemangat dengan indikator perhatian terhadap proses
pembelajaran dengan menjawab pertanyaan dari guru. Untuk mengatasi suasana
kelas yang ricuh, guru menunujuk salah satu peserta didik menjawab
pertanyaannya.
53
2
3
Guru membawakan materi pembelajaran dengan begitu santainya., dengan
memaparkan materinya melalui media powerpoint. Terlihat adanya interaksi yang
baik antar keduanya, sehingga peserta didik enjoy dan bersedia aktif dalam
kegiatan pembelajarannya. Sebenarnya lebih bagus lagi kalau ada alat-alat
praktikum Cuma karena keterbatasan alat sehingga tidak memakai alat pada
waktu pembelajaran berlangsung. Dengan adanya alat, guru bisa mengaitkan
antara teori dan praktek.
Ketika menutup pembelajaran, guru mengakhirinya dengan membimbing
para peserta didik untuk membuat kesimpulan mengenai konsep induksi
elektromagnet dan memformulasikan konsep arus induksi dan ggl induksi, serta
rangkuman tersebut dilengkapi dan dijadikan sebagai tugas rumah. Karena pada
pertemuan ini terletak pada akhir jam pelajaran maka kegiatan belajar mengajar
tersebut ditutup dengan do’a dan salam.
2) Proses Pembelajaran oleh Ibu RA
Pada pertemuan kali ini guru membahas tentang menganalisis simpangan
benda yang berosilasi, menganalisis kecepatan benda yang berosilasi dan
menganalisis percepatan benda yang berosilasi. Sebelum memulai pembelajaran,
seperti biasanya siswa berdoa sebelum belajar sesuai dengan keyakinan mereka
masing-masing. Pada awal pembelajaran guru memberikan motivasi kepada
siswa dan menanyakan materi yang sudah dipelajari sebelumnya serta
menanyakan tugas yang diberikan di pelajaran kemarin.
Metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu
metode Direct Interaction (DI) atau metode secara langsung. Guru menjelaskan
materi di papan tulis sedangkan siswa memperhatikan apa yang dijelaskan oleh
guru.
“…Metode Direct Interaction, dimana metode Direct Interaction ataumetode langsung itu kita ajarkan materi kepada siswa secara langsung. Saya
54
2
3
yang menerangkan kemudian siswa memperhatikan apa yang sayajelaskan…(W3, 33-39)
Ketika siswa tidak paham tentang materi yang diberikan, siswa langsung
menanyakan maksud dari materi tersebut. Siswa sangat santai dan senang dengan
pembelajaran yang dia ikuti. Tidak ada ketegangan yang dialami oleh siswa ketika
belajar.
Setelah itu, guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan oleh siswa.
Terlihat siswa aktif dan semangat mengerjakan tugas yang diberikan. Guru
membuat situasi kelas mejadi menyenangkan karena semangat siswa dalam
belajar tergantung dari semangat guru dalam memberikan suatu materi. Dan dari
observasi, terbukti bahwa tidak ada siswa yang mengantuk atau bosan didalam
kelas karena disibukkan dengan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.“…Yaa’ saya kira efektif. tadi dilihat ji toh, semangat ji semua mengerjakansoal. Tidak ada ji yang mengantuk karena disibukkan dengan kerjasoal…(W3, 53-57)
Ketika menutup pembelajaran, guru mengakhirinya dengan membimbing
para peserta didik untuk membuat kesimpulan mengenai simpangan benda yang
berosilasi, kecepatan benda yang berosilasi dan percepatan benda yang berosilasi
serta menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Sebelum keluar dari kelas, ketua kelas menyiapkan dan memberikan salam kepada
guru kemudian guru menjawab salam tersebut.
3) Proses Pembelajaran oleh Ibu FD
Pada pertemuan kali ini guru membahas tentang menganalisis
ketidakpastian dalam suatu proses pengukuran. Karena ini merupakan jam
pertama pelajaran, maka sebelum belajar siswa membersihkan terlebih dahulu
kelas yang akan digunakan agar terlihat rapi dan perasaan pada saat belajar akan
terasa segar. Sesudah membersihkan, semua siswa kelas X1 langsung masuk ke
kelas untuk siap menerima pelajaran. Ketua kelas menyiapkan dan membaca do’a
55
2
3
sebelum belajar serta memberikan salam kepada guru, kemudian guru menjawab
salam tersebut.
Pada awal pembelajaran, guru tidak langsung menjelaskan materi yang
akan disampaikan, tetapi menanyakan kembali materi yang telah diberikan pada
pelajaran minggu lalu. Ketika guru menanyakan, siapa yang masih ingat apa itu
besaran?, ada siswa yang langsung menjawab pertanyaan dari guru. Berarti siswa
tersebut masih mengingat apa yang diajarkan minggu lalu. Guru menunjuk siswa
tersebut untuk berpendapat tentang pertanyaan yang diajukan oleh guru tadi.
Kemudian siswa tersebut menjawab dengan nada yang tegas.
Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu metode ceramah
atau metode secara langsung. Guru menjelaskan kembali materi yang diberikan
minggu lalu yaitu tentang pengertian besaran. Siswa diajak untuk mengukur
panjang meja menggunakan mistar, karena mistar merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur panjang. Kemudian di lanjutkan mengukur
ketidakpastian pada pengukuran. Materi dijelaskan di papan tulis sedangkan
siswa memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Ketika siswa tidak paham
tentang materi yang diberikan, siswa langsung menanyakan maksud dari materi
tersebut. Siswa sangat santai dan senang dengan pembelajaran yang dia ikuti.
Tidak ada ketegangan yang dialami oleh siswa ketika belajar.
Setelah itu, guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan oleh siswa.
Guru melakukan evaluasi pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan cara
memberikan soal kepada siswa. Hasil jawaban siswa dikumpul kemudian diambil
nilainya.
“…Iyah. Saya lakukan dengan memberikan soal yang harus dijawab, setalahitu kita cocokkan bersama-sama kemudian hasilnya saya kumpul untukdiambil nilainya…(W2, 203-207)
56
2
3
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal yang
diberikan, sambil memperhatikan dan mengelilingi sekitar siswa, untuk meninjau
sampai kemampuan siswa dalam mengerjakan soal. Setelah siswa selesai
mengerjakan soal, guru menunjuk 3 orang untuk menuliskan jawabannya di papan
tulis, sementara siswa yang lain ikut mencocokkan jawabannya. Jawaban yang
benar akan diberikan bonus atau nilai tambahan dari guru sebagai bentuk apresiasi
dalam mengerjakan soal.
Guru memberikan soal agar siswa terbiasa menghadapi soal-soal fisika
dan mengetahui kemampuannya dalam menjawab soal-soal fisika. Tentunya pada
saat pemberian soal, ada beberapa peserta didik yang kurang mampu maka guru
membimbingnya. Cara guru menghadapi perbedaan individu yaitu melalui
observasi siswa yang aktif dan tidak aktif dalam pembelajaran dengan melihat
kendala atau kondisi yang dialami siswa.
“…Saya gunakan penilaian itu untuk mengukur tingkat pencapaiankompetensi anak-anak, sampai dimana kemampuannya dalam menjawabsoal dan kemampuannya didalam kelas…(W2, 221-226)
“…begini saya kan memberikan soal itu ada tahap-tahap soalnya. Ada soalyang mudah, sedang dan sulit…(W2, 231-234)
“…kalau yang itu berarti kita lihat bagaimana secara aktifnya siswa .Jadikan kalau misalnya ada siswa yang aktif dan ada juga yang tidak, disitukita bisa lihat, oh ini siswa yang ini, ini siswa yang seperti ini…(W2, 186-192)
Ketika menutup pembelajaran, guru mengakhirinya dengan membimbing
para peserta didik untuk membuat kesimpulan mengenai besaran dan satuan,
jenis-jenis besaran dan satuan, serta menjelaskan ketidakpastian dan keakuratan
alat yang digunakan. Sebelum keluar dari kelas, ketua kelas menyiapkan dan
memberikan salam kepada guru kemudian guru menjawab salam tersebut.
57
2
3
b. Persiapan Pembelajaran
1) Perencanaan Pembelajaran oleh Pak MJ
Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas XII IPA 2 terlihat siswa
aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dimulai dari perencanaan pembelajaran
yang dituangkan di dalam RPP dengan standar kompetensi menerapkan konsep
kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk
teknologi. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah memformulasikan konsep
induksi Faraday dan arus bolak-balik serta penerapannya. Menurut Pak MJ semua
perencanaan pembelajaran tertuang dalam sebuah RPP, mulai dari materi, metode
sampai dengan memperhatikan alokasi waktu.“…iyahh sudah pasti. RPP itu kan rencana pelaksanaan pembelajaran,artinya eee…semua apa yang akan dilakukan nantinya didalam kelas itusemua ada di RPP, mulai dari materi, metode sampai dengan alokasi waktuyang diperlukan didalam kelas…(W1, 25-32)
a) Indikator
Indikator pencapaian kompetensi yang tertuang dalam RPP yaitu
memformulasikan konsep induksi elektromagnetik, memformulasikan konsep
arus induksi dan gaya gerak listrik induksi, menerapkan konsep induksi
elektromagnetik pada teknologi (misalnya generator dan transformator),
mendeskripsikan konsep induktansi diri dan induktansi silang, memcahkan
persoalan rangkaian listrik AC sederhana yang terdiri dari R, L, C dan
menjelaskan peristiwa resonansi pada rangkaian RLC dan pemanfaatannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran
yaitu memformulasikan konsep induksi elektromagnetik, memformulasikan
konsep arus induksi dan gaya gerak listrik induksi, menerapkan konsep induksi
elektromagnetik pada teknologi (misalnya generator dan transformator),
mendeskripsikan konsep induktansi diri dan induktansi silang, memecahkan
58
2
3
persoalan rangkaian listrik AC sederhana yang terdiri dari R, L, C, menjelaskan
peristiwa resonansi pada rangkaian RLC dan pemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam RPP juga dicantumkan karakter peserta didik yang diharapkan
muncul saat proses pembelajaran, yaitu jujur, toleransi, mandiri, demokratis,
komunikatif, tanggung jawab, percaya diri dan berorientasi tugas dan hasil.
c) Metode, Model, Materi, Langkah-langkah dan Sumber Belajar
Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran langsung.
Sedangkan metodenya menggunakan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Materi
pembelajaran pada pertemuan tersebut dan langkah-langkah pembelajarannya
dapatdilihat pada lampiran. Sumber belajar yang digunakan berupa Buku Fisika
SMA kelas XII Erlangga (Supiyanto), Buku referensi yang relevan, LKS dan
lingkungan.
d) Penilaian
Teknik penilaiannya berupa tes tertulis dalam bentuk ulangan harian, tugas
individu dan dalam bentuk uraian.
2) Perencanaan Pembelajaran oleh Ibu RA
Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas XI IPA 3 terlihat
beberapa siswa aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran dimulai dari perencanaan
pembelajaran yang dituangkan di dalam RPP dengan standar kompetensi
menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda
titik. Sedangkan kompetensi dasarnya adalah menganalisis hubungan antara gaya
dan gerak getaran. Ibu RA mengatakan bahwa RPP sangat penting untuk dimiliki
oleh guru karena RPP merupakan pegangan guru didalam kelas.“..Menurut saya, karena RPP itu pedoman kita atau pegangan kita didalamkelas, dan ini juga sangat penting dipegang oleh guru karena suatu saat nantiada penguji dari Dinas Pendidikan yang mengutus Pengawas untukmemeriksa semua perangkat pembelajaran yang kita miliki. Oleh karenaguru seharusnya melengkapi semua perangkat pembelajaran mulai darisilabus, RPP dan lain-lain…(W3, 18-29)
a) Indikator
59
2
3
Indikator pencapaian kompetensi yang tertuang dalam RPP yaitu
mendeskripsikan karakteristik gerak pada getaran pegas, menjelaskan hubungan
antara periode getaran dengan massa beban berdasarkan data pengamatan dan
menganalisis gaya simpangan, kecepatan dan percepatan pada gerak getaran.
b) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran
yaitu menjelaskan pengertian osilasi (getaran), menjelaskan pengertian periode,
menjelaskan pengertian amplitudo, menjelaskan pengertian frekuensi,
menjelaskan pengertian frekuensi sudut, menjelaskan osilasi pegas pada pada
bidang datar, menjelaskan hubungan antara periode getaran dan massa beban,
menganalisis simpangan benda yang berosilasi, menganalisis kecepatan benda
yang berosilasi, menganalisis percepatan benda yang berosilasi, menghitung
simpangan, kecepatan dan percepatan pada benda yang berosilasi dan
menyebutkan syarat panjang pegas yang digantungi beban.
c) Metode, Model, Materi, Langkah-langkah dan Sumber Belajar
Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran langsung atau
model Direct interaction (DI). Sedangkan metodenya menggunakan ceramah,
diskusi, dan tanya jawab. Materi pembelajaran pada pertemuan tersebut dan
langkah-langkah pembelajarannya dapat dilihat pada lampiran. Sumber belajar
yang digunakan berupa Buku Fisika untuk SMA kelas XI , Buku referensi yang
relevan dan alat-alat praktikum.
d) Penilaian
Teknik penilaiannya berupa tes tertulis dan tes unjuk kerja. Bentuk
instrumennya adalah Pilihan Ganda (PG), uraian dan uji petik kerja produk.
3) Perencanaan Pembelajaran oleh Ibu FD
Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelas X1 terlihat hanya
beberapa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dimulai dari
60
2
3
perencanaan pembelajaran yang dituangkan di dalam RPP dengan standar
kompetensi menetapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Sedangkan
kompetensi dasarnya adalah mengukur besaran fisika (panjang, massa dan waktu).
Ibu FD menggunakan RPP sebagai pedoman untuk menggunakan metode dalam
menyampaikan materi kepada siswa.“…RPP itu pedoman kita didalam kelas untuk menyampaikan apa-apa yangharusnya disampaikan. Misalnya, dalam menyampaikan materi ada metodeyang sudah dirancang didalam RPP untuk disampaikan kepada siswa…(W2,17-23)
a) Indikator
Indikator pencapaian kompetensi yang tertuang dalam RPP yaitu
menggunakan alat ukur besaran panjang, massa dan waktu dengan beberapa jenis
alat ukur serta mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan
mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan.
b) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran
yaitu menganalisis besaran dan satuan dalam fisika, melakukan analisis dimensi
terhadap besaran-besaran fisika, membedakan antara besaran pokok dan besaran
turunan, menerapkan konsep besaran dan satuan dalam perhitungan fisika,
mendeskripsikan pengukuran dalam fisika, melakukan pengukuran secara
langsung terhjadap besaran panjang, massa dan waktu, melakukan pengukuran
terhadap besaran turunan secara langsung maupun tidak langsung, menganalisis
ketidakpastian dalam suatu proses pengukuran dan mengolah data yang telah
dikumpulkan dari suatu pengukuran. Dalam RPP juga dicantumkan karakter
peserta didik yang diharapkan muncul saat proses pembelajaran, yaitu jujur,
toleransi, mandiri, demokratis, komunikatif, tanggung jawab, percaya diri dan
berorientasi tugas dan hasil.
61
2
3
c) Metode, Model, Materi, Langkah-langkah dan Sumber Belajar
Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran langsung atau
model Direct interaction (DI) dan Cooperative learning. Sedangkan metodenya
menggunakan diskusi kelompok, ceramah, dan eksperimen. Materi pembelajaran
pada pertemuan tersebut dan langkah-langkah pembelajarannya dapat dilihat pada
lampiran. Sumber belajar yang digunakan berupa Buku Fisika untuk SMA dan
MA jilid 1A (Esis), lembar kerja serta alat dan bahan praktikum.
d) Penilaian
Teknik penilaiannya berupa tes unjuk kerja dan tes tertulis. Bentuk
instrumennya adalah uji petik kerja produk, Pilihan Ganda (PG) dan uraian.
c. Materi Pembelajaran
Sama halnya guru di SMAN 01 Unggulan Kamanre, guru di SMAN 2
Belopa juga memaparkan materinya dengan begitu santai. Misalnya Pak MJ, Pak
MJ memaparkan materinya melalui media powerpoint. Menurutnya dengan
memaparkan materi pada powerpoint, siswa bisa aktif dan tidak bosan dengan
pembelajaran. Karena keberhasilan suatu pembelajaran tergantung dari cara guru
dalam memaparkan materinya.“…Karena terus terang siswa sangat bersemangat ketika ada slidepresentase yang dia lihat dengan tanpa media. Biasanya saya dulubandingkan, menggunakan media dengan tanpa menggunakan media, ketikakita menggunkan metode ceramah seakan-akan siswa kurang aktif, jenuhketika mereka mendengar terus. Ketika ada media, dia bisa melihat dengannyata kemudian dia membuktikan dan mendengarnya… (W1, 112-124)
Materi yang dipaparkan oleh Pak MJ yaitu Gaya Gerak Listrik. Materi
Gaya gerak listrik disampaikan kepada siswa dengan memberikan suatu
pertanyaan kepada siswa yaitu apakah listrik itu menghasilkan kemagnetan?
Apakah magnet itu menghasilkan kelistrikan? Setelah itu Pak MJ menceritakan
bahwa seorang ilmuan yang bernama H.C. Orsted membuktuikan bahwa disekitar
kawa berarus listrik terdapat medan magnet artinya medan listrik menimbulkan
magnet. Begitulah seterusnya sampai materi yang terakhir.
62
2
3
Adapun Ibu FD yang memaparkan materi nya tentang Besaran dan Satuan.
Materi tersebut dipaparkan dengan mengawali dengan pengertian besaran.
Besaran itu sesuatu yang dapat diukur dan mempunyai nilai. Kemudian Ibu FD
menjelaskan besaran terbagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran
turunan. Besaran pokok itu besaran yang tidak dapat diturunkan. Sedangkan
besaran turunan itu besaran yang dapat diturunkan melalui besaran pokok. Materi
Besaran dan Satuan yang dijelaskan membuat siswa agak sedikit bingung, karena
yang diajarkan di kelas X, siswa baru mengenal bangku SMA atau baru tamat dari
SMP. Jadi Ibu FD berusaha untuk membuat materi yang disampaikan, lebih
mudah dipahami oleh siswa.“…bisa dilihat tadi toh, anak-anak apa dih kayak yaa’ kebanyakan diamditanya nanti kadang ini. Kalau misalnya saya pakai metode tanya jawabbisa aktif semua…(W2, 51-56)
Sedangkan Ibu RA, materi yang disampaikan cukup menyenangkan dan
membuat siswa di dalam kelas menjadi aman. Materi yang dipaparkan yaitu
Osilasi Gerak Harmonik. Ibu RA menyampaikan materinya dengan menuliskan
rumus osilasi di papan tulis dan mengetes serta menyakan kepada siswa maksud
dari rumus tersebut. Osilasi gerak harmonik sama halnya dengan materi gerakan
harmonik sederhana. Osilasi dapat dilihat dari gerakan ayunan bandul yang
mempunyai titik keseimbangan yang dilalui tiap getaran. Di misalkan ayunan
bandul itu dari mempunyai titik A, B dan C. titik A itu awal titik awal, titik B itu
titik keseimbangan sedangkan titik C itu titik akhir. Ayunan bandul dapat
dikatakan satu getaran apabila ayunan tersebut dimulai dari titik A kemudian
kembeli lagi ke titik A. Begitulah seterusnya sampai materi terakhir.
Ibu RA memaparkan materinya dipapan tulis, sedangkan siswa
memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru. Siswa semangat memperhatikan
materi yang disampaikan oleh guru. Siswa aktif terhadap metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
63
2
3
“…Bagus..aktif ji siswanya. Biasanya itu siswa semangat di dalam kelas,kadang ribut, tapi ributnya itu bagus ji, ribut bertanya karena mereka tidakpaham tentang materi yang dijelaskan. Yang jelasnya siswa nya senangdidalam kelas…(W3, 43-50)
d. Metode Pembelajaran
Guru di SMAN 2 Belopa menggunakan metode pembelajaran secara
langsung. Guru membawakan materinya dengan menggunakan beberapa metode
yaitu metode ceramah, metode diskusi dan metode eksperimen. Metode ceramah
dianggap lebih mudah digunakan tetapi lebih bagus jika menggunakan
laboratorium untuk praktikum. Dilaboratorium juga bisa digunakan metode
ceramah. Tetapi karena tidak memadai untuk digunakan jadi laboratorium tidak
dipakai untuk praktikum. Sebagaimana pernyataan dari salah satu guru fisika di
SMAN 2 Belopa yaitu:“….Kayak tadi pembelajaran langsung pada materi fluks elektromagnetik,saya menggunakan pembelajaran langsung. Kenapa kita tidakmenggunakan metode eksperimen, karena sekiranya disekolah ini adalaboratoriumnya, Cuma terpakai sebagai kelas, karena tidak cukupnyaruangan, akhirnya laboratorium terpakai sebagai kelas… (W1, 37-47)
“….Yang paling sering itu Direct Interaction yang metode secara langsung,ada metode diskusi dan metode tanya jawab. Dimana metode diskusi itusaya biasa membentuk beberapa kelompok, kemudian saya berikanbeberapa soal untuk mereka diskusikan bersama dengan temankelompoknya. Kelompok yang selesai menjawab soalnya maka dia palingduluan menulis jawabannya dipapan tulis dan setelah semua kelompokselesai menjawab maka kita sama-sama mencocokkan jawaban yang palingbenar…(W2, 30-45)
“…hanya itu-itu saja yaitu Direct Interaction. Tapi kadang juga praktikum.
Biasa juga bentuk kelompok. Menurut saya, metode yang sudah saya pakai
itu membuat siswa sudah nyaman. Dilihat kalau misalnya didalam kelas toh,
siswa itu terkendali tidak ada ji yang ributribut..itu pun ribut kalau ada soal
yang tidak bisa dia jawab, maksudnya siswa menanyakan maksud dari soal
tersebut…(W3, 109-127)
Metode dan teknik di dalam proses belajar mengajar bergantung pada
tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain
64
2
3
metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan,
akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut
kerampilan atau sikap. Biasanya sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang
digunakan itu berbeda-beda.“…Kalau misalnya kita pakai DI (Direct Interaction) otomatis anak-anak..bisa dilihat tadi toh, anak-anak apa dih kayak yaa’ kebanyakan diamditanya nanti kadang ini. Kalau misalnya saya pakai metode tanya jawabbisa aktif semua…(W2, 49-56)
Dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
pelajaran, maka siswa akan bersemangat dengan materi yang akan diajarkan.
Didalam sebuah metode pembelajaran, sebenarnya guru bisa menambahkan trik-
trik dalam proses pembelajaran agar siswa dapat tertarik dengan pelajaran yang
akan diajarkan. Menurut salah satu guru Fisika, yaitu Pak MJ mengatakan bahwa:“…Makanya seorang guru itu seperti yang saya bilang tadi, harusmempunyai cara dan trik tersendiri. Makanya sebelum memulaipembelajaran, siswa kita bawa ke alamnya sehingga siswa nantinya ketikabelajar dapat termotivasi untuk ikut dengan kita…(W1, 163-170)
Kefektifan metode pembelajaran bergantung pada guru yang memainkan
peran dalam proses pembelajaran. Sekiranya dalam proses pembelajaran membuat
para siswa bersemangat untuk mengikuti proses belajar mengajar. Guru harus
pandai-pandai membuat suasana kelas menjadi nyaman dengan menggunakan
berbagai model, kemungkinan siswa bisa aktif dan bersemangat didalam kelas.“…model yang saya gunakan itu bervariasi. Biasanya menggunakan modeldiskusi, Tanya jawab, yang jelasnya saya itu menggunakan model yangberbeda-beda. Karena kalau tidak bervariasi maka siswa akan bosan denganmateri yang diajarkan dan apalagi ini pelajaran fisika, biasanya ada anak-anak yang tidak suka dengan fisika karena menganggap fisika itu banyakrumus-rumus. Sehingga biasanya saya juga menggunakan model permainanyang diselipkan dengan materi pelajaran. Agar siswa semangat juga di kelas,jangan hanya to’ belajar terus. Harus ada selingan…(W2, 146-163)
“…model pembelajaran yang saya gunakan itu bervariasi. Kapan tidakbervariasi pasti siswa akan bosan dengan materi yang kita ajarkan. Misalnyahari ini metode langsung, minggu depan kita gunakan metode diskusi atautanya jawab dan minggu depannya lagi kita gunakan metode-metode yanglain atau metode permainan yang dikaitkan pembelajaran. Supaya siswa
65
2
3
senang dengan metode yang kita gunakan dan tidak bosan dalampembelajaran…(W1, 128-141)
e. Media Pembelajaran
Guru Fisika di SMAN 2 Belopa menggunakan media pembelaran berupa
LCD, papan tulis, laptop Media tersebut digunakan dalam rangka untuk
membantu kelancaran proses pembelajaran. Alat-alat praktikum juga termasuk
kedalam media pembelajaran, tetapi biasanya ada guru yang tidak pakai karena
keterbatasan alat praktikum. Sebagaimana pernyataan salah seorang guru Fisika di
SMAN 2 belopa mengatakan bahwa:“…Sebenarnya banyak media-media yang lain yang bisa kita gunakan,Cuma kita terbatas dengan alat. Dimana alat-alat yang saya maksud itu alat-alat praktikum. Lebih bagus lagi sebenarnya kalau ada alat praktikumdigunakan. Supaya kita bisa kaitkan antara teori dan praktek. Sehinggayang hanya kita pakai media pembelajaran tadi itu media pembelajaranvisual…(W1, 84-94)
Media visual yang digunakan oleh salah seorang guru Fisika di SMAN 2
Belopa membuat siswa menjadi semangat dalam proses pembelajaran. Karena
guru memaparkan materinya dengan berbagai macam gambar yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan. Misalnya melalui powerpoint, guru memaparkan
materinya melalui slide dalam bentuk gambar. Guru menggunakan media tersebut
karena mudah digunakan dan mengaktifkan siswa serta mengefektifkan
pembelajaran.
“…Sangat efektif saya rasa, untuk saya pribadi. Karena terus terang siswasangat bersemangat ketika ada slide presentase yang dia lihat dengan tanpamedia. Biasanya saya dulu bandingkan, menggunakan media dengan tanpamenggunakan media, ketika kita menggunkan metode ceramah seakan-akansiswa kurang aktif, jenuh ketika mereka mendengar terus. Ketika ada media,dia bisa melihat dengan nyata kemudian dia membuktikan danmendengarnya…(W1, 111-124)
“…Iya, berperan aktif. Dengan menggunakan media LCD siswa biasanyabanyak yang bertanya, beginiee kan kita bandingkan dengan menggunakanbuku, kan kalau buku biasanya itu ada yang kurang jelas apalagi kalaubukunya hanya cerita to’ saja didalam pasti mi anak-anak itu mengantukbaca i, nah kalau kita sajikan menggunakan LCD, disitukan banyak warna di
66
2
3
slide jadi anak-anak fokus dengan slide yang disajikan apalagi kalau kitakasih banyak animasi-animasinya. Jadi anak-anak penasaran dengan slideyang kita paparkan…(W2, 116-132)
“…efektif. bisa saya bandingkan dengan menggunakan media dan tanpamenggunakan media. Kalau menggunkan media itu anak-anak memusatkanpandangannya dengan apa yang ditampilkan melalui LCD, sedangkan tanpamedia anak-anak biasanya main-main dengan temannya atau dianya malasmembaca buku…(W3, 96-106)
f. Evaluasi Pembelajaran
Sama halnya dengan guru Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre, gur
Fisika di SMAN 2 Belopa memberikan evaluasi kepada siswa dalam bentuk tes
tulis dan tes lisan. Tes tulis dilakukan ketika materi sudah habis diajarkan dalam
bentuk kuis. Dengan dilakukannya tes tersebut, guru dapat mengetahui sejauh
mana kemampuan siswa dalam menyerap materi yang telah diajarkan. Pada saat
proses pembelajaran berlangsung, guru memberikan evaluasi kepada siswa berupa
tes tulisan. Salah satu guru di SMAN 2 Belopa mewajibkan pemberian evaluasi
pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena guru tersebut menganggap
evaluasi itu sangat penting dalam proses pembelajaran.“…Iyah. Saya lakukan evaluasi dengan memberikan soal yang harusdijawab, setalah itu kita cocokkan bersama-sama kemudia hasilnya sayakumpul untuk diambil nilainya…(W2, 198-202)
Evaluasi yang dilakukan oleh guru Fisika SMAN 2 Belopa digunakan
sebagai penilaian dalam proses pembelajaran. Karena dari evaluasi tersebut guru
dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
Menurut salah satu guru Fisika di SMAN 2 Belopa, evaluasi itu juga menilai
sendiri kemapuan guru dalam mengajarkan suatu pembelajaran.“…Iyah. Pasti saya gunakan penilaian itu untuk melihat kemampuan siswasampai dimana dia memahami materi yang diajarkan dan kalau misalnyamemang kemampuan siswa dibawah rata-rata maka kita berusaha untukmemperbaiki sampai dimana juga kemampuan kita dalam memberikan matapelajaran. Artinya saling mengintropeksi dirilah…(W3, 201-211)
Soal yang diberikan oleh guru sesuai dengan kisi soal-soal. Karena kisi-
kisi soal merupakan pedoman guru dalam membuat soal. Tingkatan-tingkatan soal
67
2
3
yang diberikan, semua berasal dari kisi-kisi soal. Tingkatan soal itu mulai dari
soal mudah, soal sedang sampai dengan soal sulit.
“…Iyah . harus sesuai dengan kisi-kisi soal. Karena melalui kisi-kisi soalkita dapat membuat soal berdasarkan tingkatan-tingkatan nya misalnya soalmudah, soal sedang sampai soal rumit…(W2, 194-199)
“…Iyah harus sesuai dengan kisi-kisi soal dan pasti setiap guru itu membuatsoal berpatokan kepada kisi-kisi soal. Guru itu tidak sembarang jugamembuat soal, harus memang ada pedomannya untuk membuat soal. Nahhpedomannya untuk mebuat soal itu berdasarkan kisi-kisi soal… (W3, 167-180)
Guru di SMAN 2 Belopa melakukan remedial jika hasil evaluasi tidak
sesuai dengan standar. Harapan guru kepada siswa ketika menyampaikan suatu
pembelajaran, agar siswa dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru,
sehingga proses pembelajaran bisa dikatakan berhasil. Tapi nyatanya kebanyakan
siswa yang nilainya dibawah rata-rata, maka solusinya yaitu remedial.
Sebagaimana pernyataan dari salah seorang guru Fisika di SMAN 2 Belopa yaitu:“…Yaa’ disitulah masalah bagi seorang guru. Ketika evaluasi yang kitaharapkan berhasil tapi nyatanya tidak sesuai dengan standar. Biasanyaseorang guru melakukannya dalam bentuk remedial. Dalam remedial itutidak selamanya soal yang terulang, bisa saja kita mengulangi materikembali yang kurang dipahami oleh siswa…(W1, 224-234)
Yang menyebabkan hasil evaluasi tidak sesuai dengan standar yaitu
kesulitan siswa dalam mengerjakan soal. Siswa yang memiliki kemampuan
dibawah rata-rata akan sulit mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tetapi
siswa yang memiliki kemampuan tinggi maka lebih menjawab soal yang
diberikan. Oleh karena itu guru harus juga aktif didalam kelas yang bisa
mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa.“…Ahh makanya ketika dalam pemberian evaluasi, maka guru harus aktif.Mendatangi apakah dalam bentuk kelompok, kita harus datangi kelompoktersebut menanyakan apa kendala dalam evaluasi itu. Kalau memang tugasindividu, kita harus datangi satu-satu…(W1, 212-220)
68
2
3
C. Pembahasan
1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam
pembelajaran. Proses pembelajaran terjadi ketika adanya interaksi antara guru dan
siswa serta adanya timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu pembelajaran.
Pembelajaran yang menarik terletak dari guru yang menyajikan materinya kepada
siswa dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan bervariasi,
sehingga siswa tidak bosan dan jenuh didalam kelas. Di SMAN 01 Unggulan
Kamanre proses pembelajaran Fisika yang dilakukan oleh guru dimulai dari
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan
pendahuluan, guru memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan sedikit
dakwah-dakwah kepada siswa agar siswa nantinya bersemangat mengikuti
pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materinya dan memulai tanya
jawab kepada siswa. Guru menanyakan materi-materi apa saja yang tidak
dipahami oleh siswa. Terlihat siswa aktif karena mereka mengangkat tangannya
untuk bertanya. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang dipelajari. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru membuat siswa
berperan aktif dalam pembelajaran dan tidak membuat siswa jenuh dan bosan
didalam kelas. Siswa sangat aktif menjawab soal ketika guru memberikan soal.
Sama halnya di SMAN 01 Unggulan Kamanre , proses pembelajaran
Fisika di SMAN 2 Belopa yang dilakukan oleh guru yaitu adanya kegiatan
penduluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada kegiatan penduluan, guru
memberikan apersepsi kepada siswa dan melakukan trik-trik tersendiri untuk
menarik perhatian siswa agar dapat lebih mudah mempelajari materi Fisika. Pada
kegiatan inti, guru memaparkan materinya menggunakan media LCD dan
PowerPoint, dan siswa memperhatikan slide yang ditampilkan oleh guru. Guru
membentuk beberapa kelompok untuk menjawab soal yang diberikan. Ketika ada
69
2
3
siswa yang tidak paham dengan soal yang diberikan, guru mendekati kelompok
yang mengalami kesulitan untuk membantu sedikit untuk menjawab. Pada
kegiatan penutup, guru dan siswa bersama-sama mencocokkan hasil jawaban yang
diperoleh oleh setiap kelompok dan menyimpulkan hasil diskusi kelompok.
Apersepsi merupakan hal yang penting dan berdampak positif bagi siswa.
Hal itu sesuai dengan penelitian dari Nurbaiti Amalina yang mengatakan pada
proses pembelajaran biasa diawali dengan penyampaian apersepsi, motivasi, dan
tujuan pembelajaran. Pada saat observasi terlihat bahwa peserta didik terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan sikap mereka yang
berani berpendapat serta interaksi antara guru dan peserta didik melalui kegiatan
tanya-jawab.
2. Persiapan Pembelajaran
Persiapan Pembelajaran sangat penting dipersiapkan sebelum melakukan
proses pembelajaran. Guru Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre, menyiapkan
beberapa persiapan sebelum melakukan pembelajaran, mulai dari bahan ajar yang
digunakan sudah sesuai dengan kurikulum, menyiapkan RPP (Rancangan Proses
Pembelajaran). Didalam RPP terdapat Standar Kompetensi, Kompetensi dasar,
Indikator, Tujuan Pembelajaran sampai dengan memperhatikan alokasi waktu
yang digunakan. RPP dijadikan pedoman bagi guru untuk melaksanakan
pembelajaran didalam kelas. Di SMAN 01 Unggualan Kamanre menggunakan
kurikulum 2013 yang isi terdapat kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
materi pembelajaran sampai dengan sumber bahan ajar. Kurikulum 2013
digunakan karena guru ingin melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami pembelajaran fisika. Karena Kurikulum 2013 menjadikan siswa aktif,
bukan lagi guru yang selalu aktif dalam pembelajaran. Sedangkan di SMAN 2
Belopa, persiapan pembelajarannya juga tertuang dalam RPP. Karena RPP wajib
bagi setiap guru untuk memilikinya. Guru Fisika di SMAN 2 Belopa menjadikan
70
2
3
RPP sebagai pedoman dan pegangan bagi didalam kelas karena semua yang akan
dilakukan didalam kelas sudah tercantum didalam RPP.
Sebagaimana dengan teori yang mengatakan bahwa Guru akan dapat
mengajar dengan efektif, bila selalu mebuat perencanaan sebelum mengajar.
Dengan perencanaan yang matang, maka pembelajaran akan berjalan lebih
mantap dan sistematis. Perencanaan sebelum mengajar dapat memunculkan
banyak inisiatif dan daya kreatif guru, sehingga meningkatkan interaksi antara
guru dengan siswa.50
3. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran sangat penting dalam tercapainya proses
pembelajaran, karena tanpa materi maka proses pembelajaran tidak bisa
berlangsung. Di SMAN 01 Unggulan Kamanre, materi yang dipaparkan oleh guru
yaitu gerak harmonik sederhana dan gerak fisis pada benda. Guru menjelaskan
materinya menggunakan papan tulis, walaupun hanya menggunakan papan tulis
tapi siswa bersemangat dalam pembelajaran. Sedangkan di SMAN 2 Belopa,
materi yang dipaparkan oleh guru yaitu gaya gerak listrik, besaran dan satuan,
serta osilasi gerak harmonik. Materi gaya gerak listrik dipaparkan melalui LCD,
sedangkan materi besaran dan satuan serta osilasi gerak harmonik di jelaskan di
papan tulis. Materi tersebut dijelaskan karena sudah tercakup didalam sebuah RPP
yang harus di jelaskan kepada siswa. Guru mengaitkan materinya dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya materi gerak harmoniksederhana, guru
memberikan contoh ayunan sebagai gerak harmonik, karena adanya gerakan
bolak-balik pada ayunan maka disebut sebagai getaran. Sebaiknya memang dalam
mengajarkan suatu mata pelajaran, materi tersebut harus dikaitkan dengan fakta
dan konsep yang berkaitan dengan mata pelajaran.
50 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta.1995) h. 93
71
2
3
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan jenis-jenis materi
pembelajaran harus sesuai dengan fakta, konsep, prinsip, prosedur dan sikap/nilai.
Fakta yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran , meliputi nama-
nama obejek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian
atau komponen suatu benda dan sebagainya. Konsep yaitu segala yang bewujud
pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi
defenisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya.
4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran termasuk kedalam komponen proses pembelajaran.
Setiap guru pasti sudah mempunyai metode tersendiri dalam proses
pembelajaran. dengan adanya metode pembelajaran yang bervariasi, maka siswa
tidak akan bosan di dalam kelas. Di SMAN 01 Unggulan Kamanre, guru
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Adapun metode yang biasa
digunakan oleh guru Fisika SMAN 01 Unggulan Kamanre yaitu metode ceramah,
metode diskusi, metode tanya jawab, metode eksperimen dan biasa juga
melakukan permainan yang diselipkan materi Fisika. Guru menggunakan metode
tanya jawab ketika ada pertanyaan berkaitan dengan teori yang harus dijawab
oleh siswa. Hal uini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Metode tanya
jawab adalah cara penyajian pembelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, dimana pertanyaan itu dari guru kepada peserta didik ataupun dari
peserta didik ke guru.51
Sedangkan di SMAN 2 Belopa, model pembelajaran yang paling sering
digunakan oleh guru yaitu Direct Interaction (DI) dalam proses pembelajaran, tapi
kadang-kadang juga guru menggunakan metode diskusi. Guru menggunakan
metode diskusi dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Kemudian
51 J. J. Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Cet. 13; Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009), h. 20.
72
2
3
guru membagikan soal kepada setiap kelompok untuk didiskusikan bersama
teman kelompok.
Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa metode diskusi adalah
suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada
para peserta didik (kelompok-kelompok peserta didik) untuk mengadakan
perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau
menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.52
Tapi jika dilihat dari keaktifan siswa, maka siswa yang paling aktif
terdapat di SMAN 01 Unggulan Kamanre karena siswa nya memang siswa yang
memiliki pengetahuan diatas rata-rata. Sedangkan di SMAN 2 Belopa hanya
beberapa saja yang aktif dalam proses pembelajaran.
5. Media pembelajaran
Media pembelajaran digunakan oleh guru sebagai alat peraga untuk
memudahkan pembelajaran. Agar pembelajaran menarik, maka seorang guru
harus menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran s
Hal ini berdasarkan pada teori yang mengatakan bahwa media
pembelajaran secara umum adalah segala alat pengajaran yang digunakan untuk
membantu guru dalam dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam
proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajarn
yang susah dirumuskan.53
Di SMAN 01 Unggulan Kamanre, guru menggunakan media pembelajaran
berupa LCD, Powerpoint, papan tulis, spidol dan alat-alat praktikum. Dengan
menggunakan LCD, guru bisa memaparkan slide untuk diperlihatkan kepada
siswa. Papan tulis dan spidol digunakan ketika ada rumus yang harus dijelaskan
52 J. J. Hasibuan & Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Cet. 13; Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009), h. 21
53Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi dan Desain Pengembangan SistemPembelajaran (Jakarta: Prestasi Pusta Karya, 2013), h. 156
73
2
3
secara rinci. Sedangkan di SMAN 2 Belopa, guru juga menggunakan media
pembelajaran berupa LCD, powerpoint, alat-alat praktikum, papan tulis dan
spidol.
6. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan dalam proses
pembelajaran. Evaluasi dilakukan dalam rangka melihat suatu kemampuan
pencapaian peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana dengan teori yang mengatakan bahwa evaluasi hasil belajar
merupakan suatu proses untuk mengumpulkan informasi, mengadakan
pertimbangan mengenai informasi tersebut, serta mengambil keputusan
berdasarkan pertimbangan yang telah dilakukan. Dalam proses kegiatan belajar
mengajar diperlukan adanya evaluasi untuk menetukan sejauh mana peserta
pendidikan dan pelatihan telah mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar
tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai instrument tergantung dari
apa yang diukur.54
Di SMAN 01 Unggulan Kamanre, guru memberikan evaluasi dalam
bentuk ulangan harian, kuis dan tugas. Ulangan harian dilakukan ketika materi per
bab sudah selesai. Sedangkan kuis dan tugas dilakukan ketika materi per subbab
selesai. Sedangkan di SMAN 2 Belopa, guru mewajibkan memberikan evaluasi
setiap pembelajaran berlangsung. Guru melakukan evaluasi dalam bentuk tugas
dan ulangan harian.
Sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa dalam sistem pembelajaran,
evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh
oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari
evaluasi dapat dijadikan balikan bagi guru dalam memperbaiki dan
menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Disekolah, kita sering
54 Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h.317
74
2
3
mendengar bahwa guru memberikan ulangan harian, ulangan akhir semester, ujian
blok, tes tertulis, tes lisan dan sebagainya. Istilah-istilah ini pada dasarnya
merupakan bagian dari sistem evaluasi itu sendiri.55
D. Kerangka Hasil Penelitian
Proses pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam
pembelajaran. Proses pembelajaran terjadi ketika adanya interaksi antara guru
dan siswa serta adanya timbal balik antara guru dan siswa dalam suatu
pembelajaran. Komponen-komponen proses pembelajaran mencakup persiapan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran.
Persiapan Pembelajaran sangat penting dipersiapkan sebelum melakukan
proses pembelajaran. Guru Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre, menyiapkan
beberapa persiapan sebelum melakukan pembelajaran, mulai dari bahan ajar yang
digunakan sudah sesuai dengan kurikulum, menyiapkan RPP (Rancangan Proses
Pembelajaran). Sedangkan di SMAN 2 Belopa, persiapan pembelajarannya juga
tertuang dalam RPP. Karena RPP wajib bagi setiap guru untuk memilikinya. Guru
Fisika di SMAN 2 Belopa menjadikan RPP sebagai pedoman dan pegangan bagi
didalam kelas karena semua yang akan dilakukan didalam kelas sudah tercantum
didalam RPP.
Materi pembelajaran sangat penting dalam tercapainya proses
pembelajaran, karena tanpa materi maka proses pembelajaran tidak bisa
berlangsung. Di SMAN 01 Unggulan Kamanre, materi yang dipaparkan oleh guru
yaitu gerak harmonik sederhana dan gerak fisis pada benda.. Sedangkan di
SMAN 2 Belopa, materi yang dipaparkan oleh guru yaitu gaya gerak listrik,
besaran dan satuan, serta osilasi gerak harmonik.
55 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) h.2
75
2
3
Setiap guru pasti sudah mempunyai metode tersendiri dalam proses
pembelajaran. dengan adanya metode pembelajaran yang bervariasi, maka siswa
tidak akan bosan di dalam kelas. Di SMAN 01 Unggulan Kamanre, guru
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi. Adapun metode yang biasa
digunakan oleh guru Fisika SMAN 01 Unggulan Kamanre yaitu metode ceramah,
metode diskusi, metode tanya jawab, metode eksperimen dan biasa juga
melakukan permainan yang diselipkan materi Fisika. Sedangkan di SMAN 2
Belopa, model pembelajaran yang paling sering digunakan oleh guru yaitu Direct
Interaction (DI) dalam proses pembelajaran. tapi kadang-kadang juga guru
menggunakan metode diskusi.
Agar pembelajaran menarik, maka seorang guru harus menggunakan
media media pembelajaran. Di SMAN 01 Unggulan Kamanre, guru menggunakan
media pembelajaran berupa LCD, Powerpoint, papan tulis, spidol dan alat-alat
praktikum.. Sedangkan di SMAN 2 Belopa, guru juga menggunakan media
pembelajaran berupa LCD, powerpoint, alat-alat praktikum, papapn tulis dan
spidol.
Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan dalam proses
pembelajaran.. Di SMAN 01 Unggulan, guru memberikan evaluasi dalam bentuk
ulangan harian, kuis dan tugas.. Sedangkan di SMAN 2 Belopa, guru mewajibkan
memberikan evaluasi setiap pembelajaran berlangsung. Guru melakukan evaluasi
dalam bentuk tugas dan ulangan harian.
76
2
3
Adapun kerangka hasil penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Proses Pembelajaran
1
2 3 4
5
Persiapan
Pembelaja
ran:
RPP
Materi
Pembelajaran:
1. Gerak fisisbenda
2. Gerakharmoniksederhan
3. Elektromagnetik
4. Osilasigerakharmonik
5. Besarandan satuan
Metode
Pembelajaran:
1. Metodeceramah
2. Metodediskusi
3. Metodetanya jawab
4. Metodeeksperimen
5. Metodepermainan
Media
Pembelajar
an:
1. LCD2. Powerp
oint3. Alat-
alatpraktikum
4. Papantulis
5. Spidol
Evaluasi
Pembelajar
an:
1. Tanyajawab
2. Ulanganharia n
3. Kuis4. Tugas
77
2
3
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam
pembelajaran. Proses pembelajaran terjadi ketika adanya interaksi antara
guru dan siswa serta adanya timbal balik antara guru dan siswa dalam
suatu pembelajaran. Pada umumnya, proses pembelajaran dimulai dari
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
2. Persiapan pembelajaran sangat penting dipersiapkan sebelum melakukan
proses pembelajaran. Guru menuangkan persiapan pembelajaran kedalam
RPP. Guru menggunakan RPP sebagai pedoman dan pegangan didalam
kelas.
3. Materi pembelajaran sangat penting dalam tercapainya proses
pembelajaran, karena tanpa materi maka proses pembelajaran tidak bisa
berlangsung. Materi pembelajaran yang digunakan oleh guru yaitu
berbeda-beda, misalnya gelombang, kelistrikan, osilasi gerak harmonik,
gerak harmonic sederhana dan gerak fisis benda.
4. Metode pembelajaran merupakan langkah-langkah yang digunakan oleh
guru untuk memaparkan materinya dengan baik. Yang biasanya digunakan
oleh guru yaitu metode diskusi, metode ceramah, metode eksperimen dan
lain-lain.
5. Media pembelajaran membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
Adapun media pembelajaran yang biasa guru gunakan dalam proses
pembelajaran yaitu LCD, powerpoint, alat-alat praktikum, papan tulis dan
spidol.
78
2
3
6. Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan dalam proses
pembelajaran. Evaluasi dilakukan dalam rangka melihat suatu kemampuan
pencapaian peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru memberikan
evaluasi kepada siswa biasanya dalam bentuk lisan dan tulisan. Kalau
dalam bentuk lisan, guru memberikan dalam bentuk tanya jawab
sedangkan yang tulisan dalam bentuk ulangan harian, kuis dan tugas.
B. Implikasi
Setelah melakukan penelitian di SMAN 01 Unggulan Kamanre dan
SMAN 2 Belopa, maka saran yang disampaikan yaitu:
1. Bagi Calon Guru
Hendaknya sebelum menjadi guru, memperbanyak ilmu pengetahuan tentang
pembelajaran dan materi yang akan diajarkan. Hal ini bertujuan agar dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan materi yang
disampaikan tidak menyesatkan bagi peserta didiknya kelak.
2. Bagi Guru
Bagi guru hendaknya meningkatkan proses pembelajaran yang menarik
didalam kelas dan membuat kelas menjadi menyenangkan agar siswa tidak
bosan dan jenuh didalam kelas.
3. Bagi Peserta Didik
Diharapkan dapat belajar dengan baik dan berperilaku sopan santun agar
mampu bersaing dan mengharumkan nama sekolah.
79
2
3
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, A. 2000. Media Pendidikan dalam Kegiatan Belajar Mengajar.Makassar: IKIP Ujung Pandang
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet.13.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2012. Evaluasi Pendidikan. Cet. 11. Jakarta: PT. BumiAksara
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Cet 5. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada
Danim , Sudarwan. 2003Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran efektif. Bandung: Yrama Widya
Daryanto. 2007. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
DePorter, Bobbi, dan Mike Hernacki. 2007. Quantum Learning: MembiasakanBelajar Nyaman dan Menyenangkan, Cet. 25. Bandung: PT. Mizan Pustaka
Gerlach, Vernon S. Ely, Donald P. 1980. Teaching and Media. New Jersey:Prentice Hall Inc
Gulo, W. 2008. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo Hadade
Hasyim.2013. Permainan Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Arab. Makassar:Alauddin University Press
Hamalik, Oemar . 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara\Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Jaakarta: Alumni
Hasibuan, J. J., dan Moedjiono.2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Herdiansyah, Haris. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-IlmuSosial, Cet.2. Jakarta: Salemba Humanika
Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino. 2002. Instructional media andtechnology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall
Muliyoto. 2013. Strategi Pembelajaran Di Era Kurikulum 2013. Jakarta: PrestasiPustakarya
N. K., Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu UnsurPelaksanaan Strategi Belajar Mengajar: Teknik Penyajian. Jakarta: RinekaCipta
Pasaribu dan Simanjuntak. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Erlangga
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Cet.IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
80
2
3
Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Rohani, Ahmad. 2011. Media Instruktif Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta
Sukardi. 2012. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Surya, Yohannes. 2009. Mekanika Fluida Buku . Tangerang: PT. Kandel
Syaodih Sukmadinata, Nana.2010 Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 6.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Taniredja, Tukiran, dkk.2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung:Alfabeta
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, danImplementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP).Jakarta: PT. Bumi Aksara
Tim Redaksi Fokusmedia. 2005. Himpunan Peraturan Perundangan StandarNasional Pendidikan. Bandung: Foukusmedia
Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial, Cet. 2. Jakarta: PT. BumiAksara
Usman, Moh Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya
Warsita,,Bambang .2001. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya,.Jakarta: Erlangga
81
2
3
LAMPIRAN A
SURAT PENELITIAN
82
2
383
2
384
2
385
2
386
2
387
2
388
2
3
LAMPIRAN B
PEDOMAN WAWANCARA
89
2
3
Panduan Wawancara Untuk Guru
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nama Siswa :
Kelas :
Hari / Tanggal Wawancara :
1. Dalam mengajarkan mata pelajaran fisika, apakah bahan ajar yang digunakan
sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan?
2. Seperti apakah bahan ajar yang bapak/ibu gunakan dalam proses pembelajaran
fisika?
3. Jelaskan Metode apa yang sering bapak/ibu gunakan dalam pembelajaran
fisika.
4. Bagaimana sikap siswa terhadap metode pembelajaran yang sering bapak/ibu
gunakan?
5. Apakah metode pembelajaran yang bapak/ibu gunakan itu efektif?
6. Apakah siswa bersemangat dengan metode yang bapak/ibu gunakan?
7. Media pembelajaran apa yang biasa bapak/ibu gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
8. Apa alasan bapak/ibu menggunakan media pembelajaran tersebut?
9. Apakah dengan menggunakan media tersebut, siswa berperan aktif dalam
proses pembelajaran fisika?
10. Apakah media pembelajaran tersebut efektif dalam proses pembelajaran
fisika?
11. Apakah bapak/ibu menggunakan model pembelajaran yang bervariasi?
12. Dalam memilih strategi atau metode pembelajaran, apakah siswa tidak bosan
dalam proses pembelajaran?
13. Menurut bapak/ibu, apakah siswa menyukai strategi atau metode pembelajaran
yang bapak/ibu gunakan?
90
2
3
14. Bagaimana cara bapak/ibu menyikapi adanya perbedaan karakteristik peserta
didik?
15. Apakah bapak/ibu membuat soal berdasarkan kisi-kisi soal?
16. Apakah bapak/ibu melakukan evaluasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
17. Bagaimana cara melakukan evaluasi tersebut? Apakah dalam bentuk kuis,
ulangan harian atau mungkin ada cara yang lain?
18. Apakah hasil penilaian tersebut, digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik?
19. Dalam memberikan evaluasi kepada siswa, apakah siswa kesulitan dalam
menjawab soal?
20. Apakah yang dilakukan jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan standar?
91
2
3
Panduan Wawancara Untuk siswa
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Nama Siswa :
Kelas :
Hari / Tanggal Wawancara :
1. Ketika guru menyampaikan suatu pembelajaran, apakah ibu/bapak guru
menggunakan media pembelajaran ?
2. Media seperti apa yang sering guru gunakan dalam menyampaikan materi
fisika?
3. Apakah anda merasa senang dengan media pembelajaran tersebut?
4. Bagaimana kemampuan guru dalam dalam mengajarkan materi fisika?
5. Apakah pada saat kalian bertanya kepada guru, jawaban yang diberikan sangat
memuaskan?
6. Bagaimana cara mengajar bapak/ibu guru di dalam kelas?
7. Pada saat guru menerangkan pelajaran, apakah Anda aktif dalam
pembelajaran?
8. Ketika guru menyampaikan suatu materi terutama fisika, apakah Anda tidak
bosan didalam kelas?
9. Ketika bapak/ibu guru memberikan soal, apakah anda kesulitan
mengerjakannya?
10. Kesulitan apa saja yang dialami di didalam kelas pada saat guru menerangkan
pelajaran?
92
2
3
LAMPIRAN C
LEMBAR OBSERVASI
93
2
3
Lembar Observasi untuk Guru
Nama Guru :
Kelas / Semester :
Mata Pelajaran :
Hari / Tanggal :
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
No. Komponen Keterampilan Frekuensi Penggunaan
1. Membuka Pelajaran
Menarik Perhatian Peserta didik
a. Cara mengajar
b. Penggunaan alat bantu
c. Pola interaksi
2. Menumbuhkan motivasi
a. Kehangatan /antusiasan
b. Menimbulkan rasa ingin tahu
c. Mengemukakan ide
d. Memerhatikan minat peserta didik
3. Member acuan
a. Mengemukakan tujuan
b. Langkah-langkah
c. Mengajukan pertanyaan
4. Membuat Kaitan
a. Membandingkan pengetahuan baru dengan
yang lama
b. Menjelaskan konsep sebelum bahan dirinci
5. Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali
b. Merangkum
c. Mengevaluasi
94
2
3
2. Keterampilan Mengelola Kelas
No. Komponen Keterampilan Frekuensi
Penggunaan
Komentar
1. Bersikap Tanggap:
a. Memandang secara seksama
b. Gerakan mendekati
c. Teguran
2. Memusatkan Perhatian
Kelompok:
a. Menyiapkan
b. Mengarahkan perhatian
c. Menyusun komentar
3. Membagi Perhatian
a. Secara verbal
b. Secara visual
c. Visual-verbal
4. Petunjuk yang Jelas
a. Kepada seluruh siswa
b. Kepada individu
95
2
3
3. Keterampilan Bertanya Dasar
No. Komponen Keterampilan Frekuensi
Penggunaan
Komentar
1. Pengungkapan pertanyaan secara
jeals dan singkat
2. Pemberian acuan
3. Pemusatan
4. Pemindahan gilir
5. Penyebaran:
a. Keseluruh kelas
b. Respons siswa
6. Pemberian waktu berpikir
4. Keterampilan Menjelaskan
No. Komponen Keterampilan Ya Tidak1. Kejelasan:
a. Menggunakan kalimat yang berbelit-belit
b. Menghindari kata yang berlebihandan yang meragukan
2. Penggunaan contoh:a. Menggunakan contohb. Contoh relevan dengan pelajaranc. Contoh sesuai dengan kemampuan
anak3. Pengorganisasian:
a. Pola/struktur sajianb. Memberikan ikhtisar butir yang
penting4. Balikan:
Mengajukan pertanyaan
96
2
3
5. Keterampilan Bertanya Lanjut
No. Komponen Keterampilan FrekuensiPenggunaan
Komentar
1. Perubahan tuntutan tingkat kognitifdalam menjawab pertanyaan
Ingatan Pemahaman Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi
2. Pertanyaan pelacak Kalsifikasi Pemberi alasan Kesepakatan Ketetapan Relevansi Contoh Jawaban Kompleks
3. Mendorong terjadinya interaksi
6. Keterampilan Penguatan
No. Komponen Ketermpilan Ya Tidak Komentar1. Penguatan verbal:
a. Kata-kata: Bagus Benar Tepat
b. Kalimat: Pekerjaanmu baik
sekali Saya senang dengan
pekerjaanmu Pekerjaanmu makin
lama makin baik2. Penguatan non verbal:
Mimik/gerak Mendekati Sentuhan
97
2
3
7. Keterampilan Mengadakan Variasi
No. Komponen Keterampilan Komentar
1. Suara: nada suara, volume suara dan
kecepatan bicara
2. Mimik dan gerak: tangan dan badan,
untuk memperjelas pelajaran
3. Kesenyapan: memberikan waktu senyap
4. Kontak pandangan: melayangkan
pandangan
5. Perubahan posisi: gerak
6. Memusatkan: tekanan pada butir yang
penting
7. Variasi visual: dengan alata pelajaran
8. Variasi oral: suara/rekaman
98
2
3
Lembar Observasi untuk Siswa
Nama Guru :
Kelas / Semester :
Mata Pelajaran :
Hari / Tanggal :
Aspek yang diobservasi Kemunculan KomentarAda Tidak
adaKeaktifan siswa dalam prosespembelajaranKeseriusan dalammemperhatikan penjelasan guruMemberikan kesempatanberpendapat kepada temanyang lainMendengarkan dengan baikketika teman berpendapatMenjaga ketertiban dalam kelasMemberikan gagasan/ide yangbagusKemampuan dalam menjawabpertanyaanKemampuan dalammengajukan pertanyaanBerkerja sama dalam kegiatanproses pembelajaranSaling membantu danmenyelsaikan masalah
99
2
3
LAMPIRAN D
VERBATIM
100
2
3
HASIL WAWANCARA 1 (W1)
Nama Guru : Muhajir, S.Pd
Sekolah : SMAN 2 Belopa
Bariske
Narasi Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
P: Dalam mengajarkan mata
pelajaran fisika, apakah bahan ajar
yang digunakan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan?
R: Iya harus sesuai, karena eee
kapan tidak sesuai, pasti beda
materinya kan, kayak kemarin K13
itu, materi pertama itu tidak sesuai,
untuk materi ini harus KTSP. Jadi
semua pembelajaran itu berbasis
KTSP atau kurikulum 2006 .
P: Seperti apakah bahan ajar yang
bapak gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Hmmm… banyak. Bahan ajar
yang pertama itukan ada buku paket
atau buku cetak, anak-anak bisa
mendapatkannya diperpustakaan.
Jadi sekarang itu, anak-anak tidak
Bahan ajar yang digunakan sudah
sesuai dengan KTSP
Bahan ajar yang digunakan yaitu
buku paket atau buku cetak yang
bisa didapat di perpustakaan
Anak-anak tidak lagi dibebani
101
2
3
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
dibebani lagi membeli bahan ajar.
Semuanya sudah disiapkan oleh
guru dan sekolah.
P: apakah bapak menggunakan RPP
sebagai bahan ajar?
R: iyahh sudah pasti. RPP itu kan
rencana pelaksanaan pembelajaran,
artinya eee…semua apa yang akan
dilakukan nantinya didalam kelas itu
semua ada di RPP, mulai dari
materi, metode sampai dengan
alokasi waktu yang diperlukan
didalam kelas.
P: Jelaskan Metode apa yang sering
bapak gunakan dalam pembelajaran
fisika.
R: Bervariasi, tergantung juga
dengan materinya. Kayak tadi
pembelajaran langsung pada materi
fluks elektromagnetik, saya
menggunakan pembelajaran
langsung. Kenapa kita tidak
menggunakan metode eksperimen,
karena sekiranya disekolah ini ada
membeli bahan ajar karena semua
sudah disiapkan oleh guru
disekolah
Guru telah menggunakan RPP
sebagai bahan ajar. Semua
diterapkan dalam kelas mulai dari
materi, metode sampai
memperhatikan alokasi waktu.
Metode yang digunakan bervariasi
tergantung dengan materinya.
Metode yang sering digunakan
yaitu metode langsung atau metode
Direct Interaction
102
2
3
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
laboratoriumnya, Cuma terpakai
sebagai kelas, karena tidak
cukupnya ruangan, akhirnya
laboratorium terpakai sebagai kelas.
P: Bagaimana sikap siswa terhadap
metode pembelajaran yang sering
bapak gunakan?
R: Seperti yang kita tadi amati
didalam ruangan, mereka
bersemangat. Sebenarnya untuk
mengawali pembelajaran, ada trick
tersendiri karena kapan kita berdasar
betul pada metode maka siswa tidak
aktif. Jadi ada trik tersendiri untuk
pertama. Kita sebagai guru harus
masuk ke alam siswa sehingga
nantinya nyambung kemudian kita
bawa ke alam pembelajaran.
Akhirnya dalam pembelajaran kita
pakai metode dan trik itulah
sehingga siswa bersemangat untuk
belajar.
P: Apakah metode pembelajaran
yang bapak gunakan itu efektif?
Guru memulai pembelajaran
dengan menggunakn trick
tersendiri. Tricknya yaitu guru
memasuki alam siswa kemudian
membawanya ke alam
pembelajaran.
Sikap siswa terhadap metode yang
digunakan oleh guru yaitu
bersemangat dengan indikator
perhatian terhadap proses
pembelajaran
Metode pembelajaran yang
103
2
3
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
R: Menurut saya lumayan efektif
meskipun ada beberapa siswa yang
belum paham tentang materi yang
saya bawakan.
P: Apakah siswa bersemangat
dengan metode yang bapak
gunakan?
R: Kalau kita lihat tadi dalam
pembelajaran, ketika saya
memberikan soal maka anak-anak
berlomba untuk mengerjakannya.
P: Media pembelajaran apa yang
biasa bapak gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Yang tadi kan ada terlihat media,
media presentase atau media slide.
Sebenarnya banyak media-media
yang lain yang bisa kita gunakan,
Cuma kita terbatas dengan alat.
Dimana alat-alat yang saya maksud
itu alat-alat praktikum. Lebih bagus
lagi sebenarnya kalau ada alat
praktikum digunakan. Supaya kita
bisa kaitkan antara teori dan praktek.
digunakan guru lumayan efektif
meskipun ada beberapa siswa yang
belum paham tentang materi yang
di bawakan oleh guru
Ketika guru memberikan soal,
maka siswa berlomba-lomba untuk
mengerjakan. Siswa bersemangat
dengan metode yang digunakan
oleh guru
Guru menggunakan media
presentase dalam proses
pembelajaran. Sebenarnya masih
banyak lagi media-media
pembelajaran misalnya alat-alat
praktikum, tapi karena guru
mempunyai kendala yaitu
kurangnya alat praktikum disekolah
104
2
3
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
Sehingga yang hanya kita pakai
media pembelajaran tadi itu media
pembelajaran visual.
P: Apa alasan bapak menggunakan
media pembelajaran tersebut?
R: Pertama, media visual selain
mudah didapat, mudah dipakai.
Kedua, siswa aktif dengan media
tersebut .
P: Apakah dengan menggunakan
media tersebut, siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran fisika?
R: Yaa’ seperti saya katakan tadi
bahwa media tersebut digunakan
agar siswa berperan aktif didalam
kelas.
P: Apakah media pembelajaran
tersebut efektif dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Sangat efektif saya rasa, untuk
saya pribadi. Karena terus terang
siswa sangat bersemangat ketika ada
slide presentase yang dia lihat
dengan tanpa media. Biasanya saya
jadi tidak digunakan.
Guru menggunkan media
pembelajaran visual
Guru menggunakan media visual
karena mudah didapt, mudah
dipakai dan mengaktifkan siswa
Siswa berperan aktif dengan media
yang digunakan guru
Siswa bersemangat ketika ada slide
presentase yang diperlihatkan.
Guru membandingkan antara
pembelajaran yang menggunakan
105
2
3
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
dulu bandingkan, menggunakan
media dengan tanpa menggunakan
media, ketika kita menggunkan
metode ceramah seakan-akan siswa
kurang aktif, jenuh ketika mereka
mendengar terus. Ketika ada media,
dia bisa melihat dengan nyata
kemudian dia membuktikan dan
mendengarnya.
P: Apakah bapak menggunakan
model pembelajaran yang
bervariasi?
R: Iyahh model pembelajaran yang
saya gunakan itu bervariasi. Kapan
tidak bervariasi pasti siswa akan
bosan dengan materi yang kita
ajarkan. Misalnya hari ini metode
langsung, minggu depan kita
gunakan metode diskusi atau tanya
jawab dan minggu depannya lagi
kita gunakan metode-metode yang
lain atau metode permainan yang
dikaitkan pembelajaran. Supaya
siswa senang dengan metode yang
media dan yang tidak
menggunakan media.
Ketika ada media, siswa bisa
melihat dengan nyata dan
membuktikannya.
Media tersebut sangat efektif dalam
proses pembelajaran
Guru menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi.
Apabila tidak bervariasai maka
siswa akan bosan dengan materi
yang diajarkan. .
Guru biasanya menggunakan
metode ceramah, metode diskusi
atau tanya jawab dan menggunakan
metode permainan yang dikaitkan
dengan pembelajaran.
Guru menggunakan metode
pembelajaran yang bervariasi agar
106
2
3
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
kita gunakan dan tidak bosan dalam
pembelajaran.
P: Dalam memilih strategi atau
metode pembelajaran, apakah siswa
tidak bosan dalam proses
pembelajaran?
R: Eee…makanya harus bervariasi,
tidak semuanya materi
menggunakan metode yang sama
tergantung dari materinya. Makanya
kita sebagai guru harus pintar-pintar
memilih metode biar siswa tidak
bosan dengan metode tersebut.
P: Menurut bapak, apakah siswa
menyukai strategi atau metode
pembelajaran yang bapak gunakan?
Yaa’ menurut saya siswa
menyukainya walaupun tidak
semuanya menyukai karena setiap
siswa berbeda-beda.
P: Bagaimana cara bapak
menyikapi adanya perbedaan
karakteristik peserta didik?
R:Makanya seorang guru itu seperti
siswa tidak bosan dalam
pembelajaran.
Metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru harus
bervariasi karena tidak semua
materi menggunkan metode yang
sama.
Guru harus pintar-pintar memilih
metode agar siswa tidak bosan
dengan metode itu.
Siswa menyukai strategi atau
metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru walaupun ada
beberapa juga tidak menyukai.
107
2
3
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
yang saya bilang tadi, harus
mempunyai cara dan trik tersendiri.
Makanya sebelum memulai
pembelajaran, siswa kita bawa ke
alamnya sehingga siswa nantinya
ketika belajar dapat termotivasi
untuk ikut dengan kita.
P: Apakah bapak membuat soal
berdasarkan kisi-kisi soal?
R; Yaa’ harus. Harus berdasarkan
kisi-kisi. Kemudian yang paling
penting, soal yang kita kasih ke
anak-anak, harus berdasarkan eee
kisi-kisi Ujian Nasional. Jadi tidak
sembarang guru memberikan soal
kepada siswa.
P: Apakah bapak melakukan
evaluasi pada saat proses
pembelajaran berlangsung?
R: Wajib itu. Bagaimana kita
mengukur keberhasilan siswa kalau
tidak ada evaluasi .
P: Bagaimana cara melakukan
evaluasi tersebut? Apakah dalam
Dalam menyikapi adanya
perbedaan karakteristik peserta
didik, guru harus mempunyai cara
dan trick tersendiri untuk
mengambil perhatian siswa dan
memberikan motivasi
Guru membuat soal berdasarkan
kisi-kisi soal.
Guru memberikan soal kepada
berdaskan kisi-kisi Ujian Nasional.
Guru mewajibkan melakukan
evaluasi pada saat proses
pembelajaran berlangsung karena
guru dapat mengukur keberhasilan
ssiwa melalui evaluasi.
108
2
3
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
bentuk kuis, ulangan harian atau
mungkin ada cara yang lain?
R; Ohh banyak cara. Yang seperti
apa yang kita lakukan, setiap akhir
pertemuan, kan kita harus gunakan
evaluasi, terserah gurunya dan
tergantung materinya. Apakah kalau
memang tulisan, yaa harus pakai
tulisan. Tapi yang sering gunakan
adalah tes tulisan. Kemudian untuk
ulangan harian itu saya biasa pakai
untuk akhir tadi.
P: Apakah hasil penilaian tersebut,
digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta
didik?
R: Iyahh salah satunya. Penilaian
tersebut harus digunakan untuk
melihat sampai dimana kemampuan
siswa itu bisa menjawab soal yang
diberikan.
P; Dalam memberikan evaluasi
kepada siswa, apakah siswa
kesulitan dalam menjawab soal?
Setiap akhir pembelajaran, guru
memberikan evaluasi.
Yang paling sering digunakan oleh
guru dalam pemberian evaluasi
yaitu tes tulisan dan ulangan
harian.
Guru menggunakan Penilaian
evaluasi tersebut salah satunya
digunakan untuk mengukur tingkat
kompetensi peserta didik, sampai
dimana kemampuan siswa itu bisa
menjawab soal yang diberikan.
109
2
3
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221,.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
234.
R: Ahh makanya ketika dalam
pemberian evaluasi, maka guru
harus aktif. Mendatangi apakah
dalam bentuk kelompok, kita harus
datangi kelompok tersebut
menanyakan apa kendala dalam
evaluasi itu. Kalau memang tugas
individu, kita harus datangi satu-
satu.
P: Apakah yang dilakukan jika hasil
evaluasi tidak sesuai dengan
standar?
R: Yaa’ disitulah masalah bagi
seorang guru. Ketika evaluasi yang
kita harapkan berhasil tapi nyatanya
tidak sesuai dengan standar.
Biasanya seorang guru
melakukannya dalam bentuk
remedial. Dalam remedial itu tidak
selamanya soal yang terulang, bisa
saja kita mengulangi materi kembali
yang kurang dipahami oleh siswa.
Ketika guru memberikan evaluasi,
guru harus aktif mendatangi siswa
yang mengalami kesulitan
menjawab soal. Kalau memang
tugasnya berkelompok, maka guru
harus mendatangi kelompok yang
mengalami kesulitan dan kalau
memang tugas indidvidu, guru
harus mendatangi satu-satu siswa
yang mengalami kesulitan.
Masalah bagi guru ketika evaluasi
tidak sesuai dengan standar maka
guru biasa melakukannya dengan
cara remedial.
Dalam pemberian soal remedial,
guru tidak memberikan soal yang
terulang dengan soal yang sudah
dievaluasikan sebelumnya, tetapi
guru memberikan soal dengan
materi yang kurang dipahami oleh
siswa.
110
2
3
HASIL WAWANCARA 2 (W2)
Nama Guru : Fridamayani, S.Pd
Sekolah : SMAN 2 Belopa
Bariske
Narasi Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
P: Dalam mengajarkan mata
pelajaran fisika, apakah bahan ajar
yang digunakan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan?
R: Iya sesuai. Karena dari kurikulum
itu kita dapat mengembangkan
pembelajaran dan merupakan aturan
yang harus kita ikuti dalam
mengajarkan suatu mata pelajaran.
Dimana kurikulum yang digunakan
disini itu kurikulum 2014 yang
sudah diatur oleh pemerintah.
P: Seperti apakah bahan ajar yang
ibu gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Yang saya gunakan yaitu RPP ,
RPP itu pedoman kita didalam kelas
untuk menyampaikan apa-apa yang
harusnya disampaikan. Misalnya,
Bahan ajar yang digunakan oleh
guru sesuai dengan kurikulum
yang ditetapkan karena dalam
kurikulum guru dapat
mengembangkan pembelajaran dan
merupakan aturan yang harus
diikuti dalam mengajarkan suatu
mata pelajaran.
Kurikulum yang digunakan dan
ditetapkan oleh pemerintah yaitu
kurikulum 2014.
Bahan ajar yang digunakan oleh
guru yaitu RPP , modul, buku
fisika dan literatur dari internet.
Guru menggunakan RPP sebagai
pedoman untuk menggunakan
111
2
3
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
dalam menyampaikan materi ada
metode yang sudah dirancang
didalam RPP untuk disampaikan
kepada siswa. Kemudian modul dan
buku pelajaran fisika dan biasa juga
saya melihat dari internet untuk
menambah literatur pelajaran fisika.
P: Jelaskan Metode apa yang sering
ibu gunakan dalam pembelajaran
fisika.
R: Yang paling sering itu Direct
Interaction yang metode secara
langsung, ada metode diskusi dan
metode tanya jawab. Dimana
metode diskusi itu saya biasa
membentuk beberapa kelompok,
kemudian saya berikan beberapa
soal untuk mereka diskusikan
bersama dengan teman
kelompoknya. Kelompok yang
selesai menjawab soalnya maka dia
paling duluan menulis jawabannya
dipapan tulis dan setelah semua
kelompok selesai menjawab maka
metode dalam menyampaikan
materi kepada siswa.
Guru juga menggunakan modul
dan buku pelajaran fisika serta
literatur dari internet sebagai bahan
ajar.
Metode yang paling sering
digunakan yaitu Direct Interaction,
metode diskusi dan metode Tanya
jawab .
Pada metode diskusi, guru
membentuk kelompok, kemudian
beberapa soal untuk di diskusikan
oleh kelompok.
Guru menyuruh kelompok yang
paling pertama selesai untuk
menulis jawabannya di papan tulis.
Guru bersama kelompok diskusi
mencocokkan jawaban yang paling
112
2
3
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
kita sama-sama mencocokkan
jawaban yang paling benar.
P: Bagaimana sikap siswa terhadap
metode pembelajaran yang sering
ibu gunakan?
R: Kalau misalnya kita pakai DI
(Direct Interaction) otomatis anak-
anak.. bisa dilihat tadi toh, anak-
anak apa dih kayak yaa’
kebanyakan diam ditanya nanti
kadang ini. Kalau misalnya saya
pakai metode tanya jawab bisa aktif
semua.
P: Apakah metode pembelajaran
yang ibu gunakan itu efektif?
R: Hmmm..kalau dibilang efektif,
mungkin belum terlalu efektif, tapi
memang iya. Kenapa saya bilang
belum efektif, dapat dilihat tadi
ketika saya menerangkan siswanya
hanya satu atau dua orang saja yang
bertanya yang lainnya hanya diam
saja atau mencatat saja. Nah jadi,
menurut saya kurang efektif.
benar.
Ketika guru menggunakan metode
Direct Interaction (DI), sikap siswa
hanya diam saja, tetapi dengan
menggunakan metode Tanya jawab
biasanya siswa aktif.
Metode pembelajaran yang
digunakan guru belum terlalu
efektif karena ketika guru
menerangkan, siswanya hanya satu
atau dua orang yang aktif
sedangkan siswa yang lain hanya
diam.
113
2
3
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
P: Apakah siswa bersemangat
dengan metode yang ibu gunakan?
R: Hmmm…kalau dikatakan
bersemangat, tidak selalu bahwa tiap
hari itu bersemangat, ada waktunya
bahwa dia bersemangat atau tidak.
Ada banyak kemungkinan toh kalau
dia kurang semangat, misalnya
mereka bosan di dalam kelas atau
memang suasananya lagi kurang fit.
Nah disinilah kita harus mengetahui
apa yang di rasakan siswa dengan
memberikan motivasi yang cukup
agar siswa bersemangat.
P: Media pembelajaran apa yang
biasa ibu gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Eee…biasa pakai media LCD
sama apa lagi yang namanya itu..eee
media yang digunakan untuk
praktikum. Media yang digunakan
praktikum itu seperti alat-alat
praktikum. Alat-alat praktikum
digunakan sesuai dengan materi
Siswa tidak setiap hari
bersemangat, sehingga
kemungkinan siswa merasa bosan
didalam kelas.
Siswa kadang semangat dengan
metode yang digunakan oleh guru
Guru harus mengetahui apa yang
dirasakan oleh siswa dan
memberikan motivasi agar siswa
bersemangat
Guru biasa menggunakan LCD
sebagai media pembelajaran dan
menggunakan alat-alat praktikum.
Alat-alat praktikum digunakan
sesuai dengan materi yang
dipelajari. Misalnya materi besaran
satuan, maka yang digunakan oleh
114
2
3
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
yang dipelajari. Misalnya materi
besaran satuan, maka yang kita
gunakan itu mistar, jangka sorong,
meteran, dan masih banyak lagi.
P: Apa alasan ibu menggunakan
media pembelajaran tersebut?
R: Alasannya itu pertama paling
bagus kalau misalnya eee begini,
LCD itu kan bagus untuk
mengajarkan siswa bagaimana
paling tidak cara menggunakan
laptop, paling tidak teknologi lahh.
Setidaknya kita bisa mengajarkan
siswa bagaimana cara menggunakan
LCD supaya siswa juga tidak
GAPTEK (gagal ilmu pengetahuan
dan teknologi). Dan dengan
menggunakan LCD itu siswa tidak
terlalu bosan dengan materi yang
diajarkan karena slide yang kita
tampilkan itu bagus.
P: Apakah dengan menggunakan
media tersebut, siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran fisika?
guru untuk mengukur panjang yaitu
mistar.
Guru menggunakan LCD sebegai
media pembelajaran dengan alasan
bahwa LCD paling bagus
digunakan untuk mengajar
Guru mengajarkan siswa cara
menggunakan LCD agar siswa
tidak GAPTEK (Gagal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi).
Siswa tidak terlalu bosan dengan
materi yang diajarkan karena ada
slide yang ditampilkan.
115
2
3
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
R: Iya, berperan aktif. Dengan
menggunakan media LCD siswa
biasanya banyak yang bertanya,
beginiee kan kita bandingkan
dengan menggunakan buku, kan
kalau buku biasanya itu ada yang
kurang jelas apalagi kalau bukunya
hanya cerita to’ saja didalam pasti
mi anak-anak itu mengantuk baca i,
nah kalau kita sajikan menggunakan
LCD, disitukan banyak warna di
slide jadi anak-anak fokus dengan
slide yang disajikan apalagi kalau
kita kasih banyak animasi-
animasinya. Jadi anak-anak
penasaran dengan slide yang kita
paparkan.
P: Apakah media pembelajaran
tersebut efektif dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Menurut saya efektif. Tadi kan
saya sudah bilang dengan adanya
tampilan powerpoint menggunakan
LCD itu anak-anak fokus dan serius
Media pembelajaran byang
digunakan oleh guru membuat
siswa berperan aktif karena
penasaran dengan slide yang
ditampilkan.
Biasanya ketika menggunakan
buku pelajaran, siswa mengantuk
untuk membaca, sedangkan jika
menggunakan LCD siswa bisa
fokus dengan slide apalagi kalau
slide tersebut banyak animasi-
animasi pembelajarannya.
Media pembelajaran yang
digunakan guru sudah efektif
karena guru menggunakan LCD
sehingga siswa fokus dan serius
116
2
3
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
dengan apa yang dipaparkan,
dimana anak-anak banyak yang
bertanya dan penasaran dengan apa
yang dia lihat.
P: Apakah ibu menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi?
Iyahh model yang saya gunakan itu
bervariasi. Biasanya menggunakan
model diskusi, Tanya jawab, yang
jelasnya saya itu menggunakan
model yang berbeda-beda. Karena
kalau tidak bervariasi maka siswa
akan bosan dengan materi yang
diajarkan dan apalagi ini pelajaran
fisika, biasanya ada anak-anak yang
tidak suka dengan fisika karena
menganggap fisika itu banyak
rumus-rumus. Sehingga biasanya
saya juga menggunakan model
permainan yang diselipkan dengan
materi pelajaran. Agar siswa
semangat juga di kelas, jangan
hanya to’ belajar terus. Harus ada
selingan.
terhadap pelajaran.
Guru menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi.
Model pembelajaran yang biasa
digunakan yaitu model diskusi,
Tanya jawab dan yang lainnya.
Apabila tidak bervariasi, siswa
akan bosan didalam kelas.
Siswa menganggap fisika itu sulit
yang dipenuhi banyak rumus-
rumus.
Guru juga menggunakan model
permainan yang diselipkan dengan
materi fisika, agar siswa semangat
di dalam kelas.
117
2
3
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
P: Dalam memilih strategi atau
metode pembelajaran, apakah siswa
tidak bosan dalam proses
pembelajaran?
R: Eee.. Tidak. Nah itu mi harus ki
pintar-pintar mengelolah didalam
kelas supaya siswa tidak bosan
didalam kelas. Dengan menggunkan
model-model yang bervariasi maka
siswa tidak bosan didalam kelas.
P: Menurut ibu, apakah siswa
menyukai strategi atau metode
pembelajaran yang ibu gunakan?
R: Eee..saya tidak bisa menjawab ya
atau tidak. Karena maksudnya
begini, kalau dilihat dari siswa iyah.
Kan beda-beda itu siswa toh, jadi
mungkin ada yang suka, ada juga
yang tidak suka.
P: Bagaimana cara ibu menyikapi
adanya perbedaan karakteristik
peserta didik?
R: Eee..kalau yang itu berarti kita
lihat bagaimana secara aktifnya
Guru harus bisa mengelola
pembelajaran didalam kelas.
Strategi atau metode pembelajaran
yang digunakan guru tidak
membuat siswa bosan didalam
kelas.
Karakter siswa berbeda-beda
sehingga ada siswa yang tidak
menyukai strategi atau metode
pembelajaran
Cara menyikapi adanya perbedaan
118
2
3
188.
189.
190.
191.
192.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
siswa . Jadikan kalau misalnya ada
siswa yang aktif dan ada juga yang
tidak, disitu kita bisa lihat, oh ini
siswa yang ini, ini siswa yang
seperti ini
P: Apakah ibu membuat soal
berdasarkan kisi-kisi soal?
R: IIyah . harus sesuai dengan kisi-
kisi soal. Karena melalui kisi-kisi
soal kita dapat membuat soal
berdasarkan tingkatan-tingkatan nya
misalnya soal mudah, soal sedang
sampai soal rumit.
P: Apakah ibu melakukan evaluasi
pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
R: Iyah. Saya lakukan dengan
memberikan soal yang harus
dijawab, setalah itu kita cocokkan
bersama-sama kemudian hasilnya
saya kumpul untuk diambil nilainya.
P: Bagaimana cara melakukan
evaluasi tersebut? Apakah dalam
bentuk kuis, ulangan harian atau
siswa yaitu observasi siswa yang
aktif dan tidak aktif didalam kelas.
Guru membuat soal berdasarkan
kisi-kisi soal.Guru membuat soal
berdasarkan tingkatan soal mulai
dari soal yang mudah sampai
dengan soal yang rumit.
Guru melakukan evaluasi pada saat
proses pembelajaran berlangsung
dengan cara memberikan soal
kepada siswa. Hasil jawaban siswa
dikumpul kemudian diambil
nilainya.
119
2
3
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
mungkin ada cara yang lain?
R: Eee..kalau saya itu biasa kalau
misalnya dalam ulangan harian itu
saya ambil biasa dalam per bab tapi
kalau misalnya dalam per mata
pelajaran saya ambil kuis.
P: Apakah hasil penilaian tersebut,
digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta
didik?
R: Iyah. Saya gunakan penilaian itu
untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi anak-anak, sampai
dimana kemampuannya dalam
menjawab soal dan kemampuannya
didalam kelas.
P: Dalam memberikan evaluasi
kepada siswa, apakah siswa
kesulitan dalam menjawab soal?
R: Kadang iya, kadang tidak.
Tergantung dari..begini saya kan
memberikan soal itu ada tahap-tahap
soalnya. Ada soal yang mudah,
sedang dan sulit.
Cara guru melakukan evaluasi
dengan cara ulangan harian dan
kuis. Ulangan hariannya diambil
per bab dan kuisnya diambil per
mata pelajaran.
Guru menggunakan penilaian
evaluasi tersebut, untuk mengukur
tingkat pencapaian kompetensi
peserta didik
Kesulitan siswa dalam menjawab
soal tergantung dari soal dan
pemahaman siswa karena soal yang
diberikan ada yang mudah, sedang
dan sulit.
120
2
3
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
P: Apakah yang dilakukan jika hasil
evaluasi tidak sesuai dengan
standar?
R: Remedial, selalu. Supaya siswa
bisa memperbaiki nilainya jadi kita
remedialkan. Dan kalau misalnya
hasilnya tidak mecapai standar maka
kita… kita kasih nilai standar
Guru memberikan remedial jika
hasil evaluasi tidak sesuai dengan
standar. Jika hasil remedial tersebut
masih tidak mecapai standar maka
guru member nilai standar.
121
2
3
HASIL WAWANCARA 3 (W3)
Nama Guru : Rosita Annas, S.T
Sekolah : SMAN 2 Belopa
Bariske
Narasi Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
P: Dalam mengajarkan mata
pelajaran fisika, apakah bahan ajar
yang digunakan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan?
R: Iya. Pastinya harus sesuai dengan
kurikulum yang ditetapkan oleh
pemerintah.
P: Seperti apakah bahan ajar yang
ibu gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Bahan ajar yang saya gunakan
yaitu buku paket, biasa juga LCD,
powerpoint dan biasa juga alat-alat
praktikum. Termasuk juga RPP.
P: Apa alasan Ibu untuk
memasukkan RPP sebagai bahan
ajar?
R: Menurut saya, karena RPP itu
pedoman kita atau pegangan kita
Bahan ajar yang digunakan sesuai
dengan kurikulum yang telah
ditetapkan.
Bahan ajar yang biasa digunakan
yaitu buku paket, LCD dan
powerpoint serta alat-alat
praktikum.
Guru menggunakan RPP sebagai
122
2
3
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
didalam kelas, dan ini juga sangat
penting dipegang oleh guru karena
suatu saat nanti ada penguji dari
Dinas Pendidikan yang mengutus
Pengawas untuk memeriksa semua
perangkat pembelajaran yang kita
miliki. Oleh karena guru seharusnya
melengkapi semua perangkat
pembelajaran mulai dari silabus,
RPP dan lain-lain.
P: Jelaskan Metode apa yang sering
ibu gunakan dalam pembelajaran
fisika.
R: Metode Direct Interaction,
dimana metode Direct Interaction
atau metode langsung itu kita
ajarkan materi kepada siswa secara
langsung. Saya yang menerangkan
kemudian siswa memperhatikan apa
yang saya jelaskan.
P: Bagaimana sikap siswa terhadap
metode pembelajaran yang sering
ibu gunakan?
R: Bagus..aktif ji siswanya.
pedoman didalam kelas dan paling
penting dipegang oleh guru.
Guru harus melengkapi perangkat
pembelajaran karena suatu saat
nanti ada pengawas yang
memeriksa semua perangkat
pembelajaran seperti silabus, RPP
dan lainnya.
Metode yang paling sering
digunakan oleh guru yaitu metode
Direct Interaction atau metode
langsung.
Guru menerangkan materi
sedangkan siswa memperhatikan
apa yang dijelaskan oleh guru.
Siswa aktif terhadap metode
123
2
3
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
Biasanya itu siswa semangat di
dalam kelas, kadang ribut, tapi
ributnya itu bagus ji, ribut bertanya
karena mereka tidak paham tentang
materi yang dijelaskan. Yang
jelasnya siswa nya senang didalam
kelas.
P: Apakah metode pembelajaran
yang ibu gunakan itu efektif?
R: Yaa’ saya kira efektif. tadi dilihat
ji toh, semangat ji semua
mengerjakan soal. Tidak ada ji yang
mengantuk karena disibukkan
dengan kerja soal.
P: Apakah siswa bersemangat
dengan metode yang ibu gunakan?
R: Iyah, sangat bersemangat. Disini
guru harus pandai membuat suasana
kelas menjadi lebih menyenangkan.
Karena kapan kita tidak semangat
juga di kelas maka siswanya juga
tidak semangat dan disini kita juga
dilatih mengembangkan kemampuan
kita menghadapi anak-anak dikelas.
pembelajaran yang digunakan oleh
guru. Siswa semangat didalam
kelas dan kadang ribut karena
bertanya kepada guru.
Metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru yaitu efektif.
siswa semangat mengerjakan soal
dan tidak ada yang mengantuk.
Siswa bersemangat dengan metode
yang digunakan oleh guru.
Guru harus bisa membuat suasana
kelas menjadi lebih menyenangkan
agar siswa bersemangat didalm
kelas.
124
2
3
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
P: Media pembelajaran apa yang
biasa ibu gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Biasa pakai LCD, kalau
praktikum kan pakai alat-alat
praktikum . Alat-alat praktikumnya
disesuaikan dengan materi yang
diajarkan, misalnya kita ajarkan
gerak harmonik sederhana maka alat
yang digunakan itu bandul
sederhana atau diberikan contoh
dalam kehidupan sehari-hari.
P: Apa alasan ibu menggunakan
media pembelajaran tersebut?
R: Hmmm..lebih mudah diajarkan
dan supaya anak-anak bersemangat.
P: Apakah dengan menggunakan
media tersebut, siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran fisika?
R: Iyah, menurut saya siswa aktif.
Dapat dilihat tadi kan aktif semua ji
bertanya tadi sama kalo ditanya
tentang soal juga banyak ji yang
yang jawab. Jadi menurut saya
Media pembelajaran yang biasa
digunakan guru yaitu LCD dan
alat-alat praktikum yang
disesuaikan dengan materi yang
diajarkan.
Pada materi gerak harmonik
sederhana, alat yang digunakan
yaitu bandul sederhana.
Alasan guru menggunakan media
pembelajaran tersebut lebih mudah
untuk diajarkan
Siswa berperan aktif dengan media
tersebut karena ada siswa yang
bertanya dan ketika di tanya, siswa
tersebut menjawab.
125
2
3
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
siswanya aktif.
P: Apakah media pembelajaran
tersebut efektif dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Menurut saya efektif. bisa saya
bandingkan dengan menggunakan
media dan tanpa menggunakan
media. Kalau menggunakan media
itu anak-anak memusatkan
pandangannya dengan apa yang
ditampilkan melalui LCD,
sedangkan tanpa media anak-anak
biasanya main-main dengan
temannya atau dianya malas
membaca buku.
P: Apakah ibu menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi?
R: Eee.. hanya itu-itu saja yaitu
Direct Interaction. Tapi kadang juga
praktikum. Biasa juga bentuk
kelompok.
P: kenapa ibu tidak memilih model
yang bervariasi?
R: Menurut saya, metode yang
Guru membandingkan materi yang
menggunakan media dan tidak
menggunakan media. Kalau
menggunakan media, siswa bisa
fokus dengan slide, tetapi kalau
tidak menggunakan media, siswa
bisa main-main dengan temannya.
Media pembelajaran yang
digunakan oleh guru yaitu efektif
karena siswa berpusat dengan apa
yang ditampilkan oleh guru.
Model pembelajaran yang hanya
digunakan oleh guru yaitu model
Direct Interaction. Tapi biasa juga
juga melakukan praktikum.
Model Direct Interaction membuat
126
2
3
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
sudah saya pakai itu membuat siswa
sudah nyaman.
P: Dari segi apa ibu mengatakan
bahwa siswa sudah nyaman dengan
metode yang ibu gunakan?
R: Dilihat kalau misalnya didalam
kelas toh, siswa itu terkendali tidak
ada ji yang rebut-ribut..itu pun ribut
kalau ada soal yang tidak bisa dia
jawab, maksudnya siswa
menanyakan maksud dari soal
tersebut.
P: Dalam memilih strategi atau
metode pembelajaran, apakah siswa
tidak bosan dalam proses
pembelajaran?
R: Kadang bosan, kadang juga tidak.
Tergantung dari materinya. Dan
biasanya saya juga memberikan
selingan kepada siswa agar tidak
tertekan belajar fisika, misalnya saya
berbagi pengalaman dengan mereka-
mereka atau saya buatkan suatu
permaianan suapaya tidak
siswa nyaman didalam kelas.
Siswa didalam kelas terkendali
tidak ada yang ribut. Walaupun
kadang ribut tetapi hanya bertanya
tentang soal yang belum dipahami.
Siswa kadang bosan, kadang juga
tidak bosan terhadap strategi atau
metode pembelajaran yang
digunakan guru.
Guru memberikan selingan kepada
siswa agar tidak tertekan belajar
fisika dan tidak mengantuk
didalam kelas.
127
2
3
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
mengantuk dikelas.
P: Menurut ibu, apakah siswa
menyukai strategi atau metode
pembelajaran yang ibu gunakan?
R: Eee..saya tidak bisa menjawab ya
atau tidak. Saya juga tidak tahu,
tanyakan saja ke siswa.
P: Bagaimana cara ibu menyikapi
adanya perbedaan karakteristik
peserta didik?
R: Eee.. apa.. dengan adanya
perbedaan itu kan bisa kita lihat dan
melakukan pendekatan kepada
siswa. Cara nya melakukan
pendekatan itu, kita lihat keadaan
atau kendala yang dialami oleh
siswa, seakan kita juga merasakan
apa yang dialami oleh siswa,
kemudian kita berikan dia motivasi
atau solusi dengan keadaan yang dia
miliki. Kalau misalnya kendalanya
dia malas belajar fisika maka kita
berusaha untuk membawa dia untuk
mencintai fisika dengan memberikan
Guru tidak bisa menjawab
kesukaan siswa terhadap strategi
atau metode yang guru gunakan.
Cara guru menyikapi adanya
perbedaan karakteristik peserta
didik yaitu melalui pendektan
kepada siswa.
Guru melakukan pendekatan itu
dengan cara melihat keadaan atau
kendala yang dialami oleh siswa
dan memberi motivasi atau solusi
dengan keadaan yang dia miliki.
Kalau kendala yang dialami oleh
siswa hanya malas belajar, maka
guru berusaha untuk membawa
siswa untuk mencintai fisika
dengan memberikan semangat dan
128
2
3
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
semangat dan menasehatinya.
P: Apakah ibu membuat soal
berdasarkan kisi-kisi soal?
R: Iyah harus sesuai dengan kisi-kisi
soal dan pasti setiap guru itu
membuat soal berpatokan kepada
kisi-kisi soal. Guru itu tidak
sembarang juga membuat soal, harus
memang ada pedomannya untuk
membuat soal. Nahh pedomannya
untuk mebuat soal itu berdasarkan
kisi-kisi soal.
P: Apakah ibu melakukan evaluasi
pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
R: Iyah..saya berikan dengan cara
memberikan soal yang berkaitan
dengan materi dimana soal ini
dikerjakan setiap individu dan dari
sini juga kita bisa lihat kemampuan
siswa dalam memahami materi yang
diajarkan.
P: Bagaimana cara melakukan
evaluasi tersebut? Apakah dalam
menasehatinya.
Guru membuat soal berdasarkan
kisi-kisi soal. Guru tidak
sembarang membuat soal harus ada
pedomannya yang berdasarkan
kisi-kisi soal.
Guru memberikan evalausi dengan
cara memberikan soal yang
berkaitan dengan materi dan guru
juga bisa mengetahui kemampuan
siswa dalam memahami materi
yang diajarkan.
129
2
3
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
bentuk kuis, ulangan harian atau
mungkin ada cara yang lain?
R: Yaa’..Dalam bentuk tugas, kuis
dan ulangan harian.
P: Apakah hasil penilaian tersebut,
digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta
didik?
R: Iyah. Pasti saya gunakan
penilaian itu untuk melihat
kemampuan siswa sampai dimana
dia memahami materi yang
diajarkan dan kalau misalnya
memang kemampuan siswa dibawah
rata-rata maka kita berusaha untuk
memperbaiki sampai dimana juga
kemampuan kita dalam memberikan
mata pelajaran. Artinya saling
mengintropeksi dirilah.
P: Dalam memberikan evaluasi
kepada siswa, apakah siswa
kesulitan dalam menjawab soal?
R: Tergantung siswanya. Ada yang
tingkat intelektualnya tinggi jadi
Cara guru melakukan evalausi
yaitu dalam bentuk tugas, kuis dan
ulangan harian.
Guru menggunakan penilaian
evaluasi tersebut untuk mengetahui
kemampuan siswa dan untuk
mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik.
Jika kemampuan siswa dibawah
rata-rata maka guru berusaha untuk
memperbaiki sampai dimana
kemampuan guru dalam
memberikan mata pelajaran.
Kesulitan siswa dalam menjawab
soal tergantung dari pemahaman
siswa terhadap materi.
130
2
3
217
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
lebih mudah kerjakan soal.
P: Apakah yang dilakukan jika hasil
evaluasi tidak sesuai dengan
standar?
R: Remedial. Selalunya itu pasti
remedial atau perbaikan nilai dengan
memberikan soal yang beda
kemuadian mereka menjawabnya.
Jika hasil evaluasi tidak sesuai
dengan standar, maka guru
memberikan remedial atau
perbaikan nilai.
131
2
3
HASIL WAWANCARA 4 (W4)
Nama Guru : Saepul, S.Pd
Sekolah : SMAN 01 Unggulan Kamanre
Bariske
Narasi Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
P: Dalam mengajarkan mata
pelajaran fisika, apakah bahan ajar
yang digunakan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan?
R: Iya sangat sesuai. Karena
kurikulum itu pedoman yang harus
kita ikuti dalam proses
pembelajaran. Nah dari kurikulum
itu muncul silabus, dimana silabus
itu rincian dari kurikulum yang
terbit, kemudian dari silabus kita
buat namanya RPP. Nah di RPP itu
kan Rancangan Proses
Pembelajaran, .jadi semua proses
pembelajaran bergantung sama RPP
P: Seperti apakah bahan ajar yang
bapak gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Bahan ajarnya itu biasanya dalam
Bahan ajar yang digunakan oleh
guru sudah sesuai dengan
kurikulum.
Guru menggunakan RPP karena
semua proses pembelajaran
bergantung pada RPP.
Bahan ajar yang digunakan oleh
132
2
3
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
bentuk powerpoint kemudian buku
cetak juga bisa dan kadang melihat
dari internet untuk menambah
sedikit literatur.
P: Jelaskan Metode apa yang sering
bapak gunakan dalam pembelajaran
fisika.
R: Metode yang sering saya gunakan
dalam proses pembelajaran fisika
yaitu kooperatif learning kemudian
problem based learning. Dimana
kita kasih dulu masalah kepada
anak-anak dalam bentuk soal kan
terus mereka mi yang cari solusi nya
atau memecahkan solusi dari
masalah itu. Kemudian setelah
mereka dapat solusinya kita
cocokkan mi dengan jawaban yang
benar.
P: Bagaimana sikap siswa terhadap
metode pembelajaran yang sering
bapak gunakan?
R: Cukup antusias. yaa’ kayak tadi
banyak yang aktif ketika
guru yaitu powerpoint, buku cetak
dan internet
Metode yang sering digunakan
yaitu metode kooperatif learning
dan problem based learning.
Guru memberikan masalah kepada
siswa dalam bentuk soal, kemudian
siswa memecahkan masalah
tersebut. Setelah itu guru dan siswa
mencocokkan jawaban yang benar.
Sikap siswa terhadap metode
pembelajaran yang digunakan
cukup antusias. Ketika ditanya,
133
2
3
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
pembelajaran berlangsung. Dan juga
tadi toh banyak ji yang angkat
tangan waktu ditanya dan banyak ji
juga bersuara untuk menjawab.
P: Apakah metode pembelajaran
yang bapak gunakan itu efektif?
R: Kalau menurut saya, yahh cukup
efektif karena kalau dilihat dari
hasilnya yang diharapkan itu cukup
P: Apakah siswa bersemangat
dengan metode yang bapak
gunakan?
R: Yahhh kadang semangat. Tapi
lebih banyak semangatnya dari pada
keluhannya. Maka dari itu disetiap
pembelajaran itu kita harus berikan
selingan, entah itu cerita-cerita atau
bisa juga permainan yang berkaitan
dengan materi. Supaya anak-anak
semangat kembali untuk belajar.
P: Media pembelajaran apa yang
biasa bapak gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Media yang biasa saya gunakan
banyak siswa yang mengangkat
tangannya untuk menjawab.
Metode yang digunakan oleh guru
cukup efektif dalam pembelajaran.
Sikap siswa terhadap metode yang
digunakan oleh guru yaitu kadang
bersemangat.
Guru memberikan selingan
disetiap pembelajaran agar siswa
bersemangat untuk belajar.
Media pembelajaran yang
digunakan oleh guru yaitu LCD,
papan tulis, spidol dan alat-alat
134
2
3
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
itu LCD, kemudian papan tulis,
spidol dan alat-alat praktikum yang
berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan.
P: Apa alasan bapak menggunakan
media pembelajaran tersebut?
R: Eee..untuk mengefisienkan waktu
proses pembelajaran didalam kelas
supaya lebih efektif lagi.
P: Apakah dengan menggunakan
media tersebut, siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran fisika?
R:Yahh cukup aktif. Dengan media
papan tulis siswa bisa naik
mengerjakan soal dan melatih juga
siswa untuk bisa berdiri depan
teman-temannya karena ada biasa
siswa yang tau jawabannya tapi
biasa tidak mau naik kerjakan,
malahan temannya na kasih
jawabannya baru temannya mi yang
naik kerjakan diatas.
P: Apakah media pembelajaran
tersebut efektif dalam proses
praktikum
Alasan digunakannya media
tersebut untuk mengefisienkan
waktu pembelajaran.
Media yang digunakan membuat
siswa cukup aktif di dalam kelas.
Papan tulis digunakan untuk
mengerjakan soal dan melatih
siswa berdiri dihadapan teman-
temannya.
135
2
3
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
pembelajaran fisika?
R: Yaa’ kalau menurut saya dalam
pembelajaran tersebut media yang
saya gunakan ini akan mengaktifkan
siswa, yang jelasnya pasti efektif.
P: Apakah bapak menggunakan
model pembelajaran yang
bervariasi?
R: Iyahh..tergantung dari eee materi
yang diajarkan. Karena kapan kita
pakai model yang itu-itu saja maka
siswa akan kurang bersemangat
dengan materi yang akan di ajarkan.
Jadi, guru itu harus pintar-pintar
membuat suasana kelas menjadi
hidup. Artinya mulai dari cara
mengajar kita harus memang di
perbaiki dan berpikir bagaimana
caranya supaya anak-anak senang
dengan materi yang diajarkan.
P: Dalam memilih strategi atau
metode pembelajaran, apakah siswa
tidak bosan dalam proses
pembelajaran?
Media pembelajaran yang
digunakan oleh guru mengaktifkan
siswa sehingga efektif.
Model pembelajaran yang
digunakan oleh guru sudah
bervariasi.
Model pembelajaran yang
digunakan tergantung dari materi
yang akan diajarkan
Guru harus bisa membuat suasana
kelas menjadi hidup. Guru harus
berpikir bagaimana caranya siswa
semangat didalam kelas.
136
2
3
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
R: Kalau menurut saya bosan itu
tergantung bagaimana kita mengatasi
siswa didalam kelas. Kemudian
bagaimana menyiapkan media-
media yang ada untuk digunakan
dalam proses pembelajaran
.P: Menurut bapak, apakah siswa
menyukai strategi atau metode
pembelajaran yang bapak gunakan?
R: Yaa’..cukup menyukai. Karena
tadi pada saat proses pembelajaran
berlangsung, siswa banyak yang
aktif bertanya dan keadaan di dalam
kelas tadi sangat aman.
P: Bagaimana cara bapak
menyikapi adanya perbedaan
karakteristik peserta didik?
R: Untuk meyikapi adanya
perbedaan karakteristik peserta didik
saya menggunkan pendekatan
emosional.
P: Bagaimana cara bapak
melakukan pendekatan tersebut?
R: Saya melihat dulu keadaan atau
Keadaan siswa yang bosan didalam
kelas itu tergantung dari cara guru
dalam menyajikan suatu
pembelajaran
Siswa cukup menyukai strategi
atau metode yang digunakan oleh
guru. Siswa banyak yang aktif
bertanya dan keadaan di dalam
kelas sangat aman.
Cara guru menyikapi adanya
perbedaan karakteristik peserta
didik dengan menggunakan
pendekatan emosional.
Guru melakukan pendekatan
tersebut dengan melihat keadaan
137
2
3
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
kendala yang dialami oleh siswa
terus setelah saya mengetahui terus
saya berikan dia motivasi, semangat
belajar dan menganggap siswa itu
sebagai teman sejawat agar siswa
tidak takut dengan kita.
P: Apakah bapak membuat soal
berdasarkan kisi-kisi soal?
R: Oh jelas. Harus sesuai dengan
kisi-kisi soal, karena didalam kisi-
kisi soal itu terdapat pedoman kita
dalam membuat soal. Jadi harus
sesuai.
P: Apakah bapak melakukan
evaluasi pada saat proses
pembelajaran berlangsung?
R: Iyah..karena yang saya gunakan
evaluasi pada pembelajaran dan
evaluasi diakhir pembelajaran.
P: Bagaimana cara melakukan
evaluasi tersebut? Apakah dalam
bentuk kuis, ulangan harian atau
mungkin ada cara yang lain?
R: Eee..yang paling sering saya
atau kendala yang dialami oleh
siswa dan memberikan motivasi
serta semangat belajar.
Guru membuat soal berdasarkan
kisi-kisi soal. Karena kisi-kisi soal
merupakan pedoman guru dalam
membuat soal.
Guru melakukan evaluasi pada saat
proses pembelajaran berlangsung
dan evaluasi diakhir pembelajaran.
evaluasi yaing paling sering
138
2
3
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
gunakan adalah ulangan harian,
eee..tambah dengan tugas tapi tugas
yang dikasih tidak terlalu banyak.
Ulangan harian dilakukan kalau 1
bab dari materi itu sudah habis.
P: Apakah hasil penilaian tersebut,
digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta
didik?
R: Iyahh pasti. Penilaian dari tugas-
tugas dan ulangan harian itu
digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta
didik. Kita mau lihat sampai dimana
kemampuan siswa dalam menjawab
soal-soal fisika.
P: Dalam memberikan evaluasi
kepada siswa, apakah siswa
kesulitan dalam menjawab soal?
R: Eee…tergantung siswanya, yaa’
pada saat dia mengerti pada proses
pembelajaran saya yakin pasti bisa
mengerjakan soal. Asalkan dia
perhatikan pelajaran mulai dari awal
digunakan oleh guru yaitu dalam
bentuk ulangan harian dan tugas.
Guru menggunakan penilian
evaluasi untuk mengukur
kemampuan siswa dalam
menjawab soal-soal fisika.
Kesulitan menjawab soal
tergantung siswa yang mengerti
dalam pembelajaran. Kalau siswa
memperhatikan pelajaran mulai
dari awal sampai akhir, maka siswa
139
2
3
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
sampai akhir, bisa menjawab soal.
P: Apakah yang dilakukan jika hasil
evaluasi tidak sesuai dengan
standar?
R: Yaa’ remedial. Kita remedialkan
anak-anak dimana kita memberikan
soal yang hampir mirip dengan soal
yang sudah diujikan sebelumnya.
P: Jika hasil remedial tersebut
masih dibawah standar, apa yang
bapak lakukan?
R: Kita berikan satu kali remedial
lagi, trus kalo nilainya masih
dibawah standar, maka saya berikan
nilai standar saja.
bisa menjawab soal.
Jika hasil evaluasi tidak sesuai
dengan standar maka guru
memberikan remedial dengan
memberikan soal yang mirip
dengan soal yang diujikan
sebelumnya.
140
2
3
HASIL WAWANCARA 5 (W5)
Nama Guru : Taufik, S.Pd
Sekolah : SMAN 01 Unggulan Kamanre
Bariske
Narasi Koding
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
P: Dalam mengajarkan mata
pelajaran fisika, apakah bahan ajar
yang digunakan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan?
R: Iya sesuai dengan yang ditetapkan
pemerintah. Kapan tidak sesuai
dengan kurikulum maka
pembelajaran akan berantakan dan
memang harus sesuai dengan
kurikulum, karena kurikulum itukan
pedoman atau rancangan
pembelajaran. Jadi mata pelajaran
fisika yang saya ajarkan selama ini
sesuai dengan kurikulum yang
berlaku.
P: Seperti apakah rancangan
pembelajaran yang bapak maksud?
R: Rancangan pembelajaran yang
saya maksud itu RPP. RPP itu pasti
Bahan ajar yang digunakan oleh
guru sudah sesuai dengan
kurikulum yang di tetapkan
pemerintah. Jika tidak sesuai
dengan kurikulum, maka
pembelajaran akan berantakan.
Guru menggunakan RPP sebagai
rancanagan pembelajaran. Karena
141
2
3
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
semua guru mempunyai. Karena RPP
itu pedoman kita dalam action
didalam kelas atau bisa dikatakan
RPP itu scenario pembelajaran.
P: Seperti apakah bahan ajar yang
bapak gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Ya..bahannya itu kita mengacu
pada buku, literaturnya buku fisika
kelas XI Ipa.
P: Jelaskan Metode apa yang sering
bapak gunakan dalam pembelajaran
fisika.
R: Metode yang sering saya gunakan
dalam proses pembelajaran fisika
yaitu yang pertama metode ceramah,
metode ceramah ini sebagai metode
awal untuk mengantarkan siswa
utnuk mengarah pada materi yang
akan dipelajari. Yang kedua
berikutnya yaitu metode diskusi,
metode diskusi digunakan apabila
materi yang berlangsung kita
digunakan setidaknya tanya jawab.
RPP merupakan pedoman guru
yang digunakan didalam kelas.
Bahan ajar yang digunakan yaitu
Buku kelas XI IPA
Metode yang paling sering
digunakan yaitu metode ceramah
dan metode diskusi. Metode
ceramah digunakan sebagai awal
untuk mengantarkan siswa
mengarahkan pada materi yang
akan dipelajari. Sedangkan
metode diskusi digunakan jika ada
meteri untuk tanya jawab.
142
2
3
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
P: Bagaimana sikap siswa terhadap
metode pembelajaran yang sering
bapak gunakan?
R: Eee..sikap siswa seperti yang anda
lihat tadi kan ini bersifat tidak
menyeluruh artinya setiap siswa kan
berbeda-beda kalau kita disekolah ini
Alhamdulillah siswa kita dalam
keadaan aman. Semuanya dari kedua
metode ini, semuanya terkontrol
dengan baik, tergantung dengan
siswanya tapi anda tadi saksikan
pengamatannya, yaa’ dalam keadaan
aman dan tertib dan diselingi juga
siswa bertanya, yaa’ sekalipun semua
jawabannya itu tidak semuanya pas.
P: Apakah metode pembelajaran
yang bapak gunakan itu efektif?
R: Eee.. iyah..berbicara tentang
efektif itu tentunya mesti ada nilai
kerugian. Kerugiaannya yang
dimaksud itu misalnya usaha kita
dalam memberikan pelajaran apakah
memang di senangi sama anak-anak.
Sikap siswa terhadap metode yang
digunakan oleh guru tidak
menyeluruh, artinya ada siswa
yang tidak menyukai. Tapi jika
menggunakan kedua metode
tersebut, metode ceramah dan
metode diskusi, siswanya tertib
dan terkontrol dengan baik serta
ada juga siswa yang bertanya
sekalipun jawabannya tidak tepat.
143
2
3
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
Sesuatu apa yang dikerjakan tidak
selamanya eee efektif 100% tetapi
kita harapkan paling tidak 80%
keaktifannya itu dalam mengikuti
pembelajaran. Jadi apa yang kita
saksikan tadi, saya katakan sekitar
80% keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran itu efektif
P: Apakah siswa bersemangat
dengan metode yang bapak gunakan?
R: Kalau kita lihat tadi dalam
pembelajaran ada dua metode yang
digunakan eee ceramah dan diskusi
kelihatannnya cukup menarik
perhatiannya, yaahh menariklah,
bukan cukup tapi sangat menarik
perhatiannya dalam menerima
pelajaran ini, sekalipun dalam
menerima ini pelajaran masih
banyak juga yang tidak tahu.
P: Media pembelajaran apa yang
biasa bapak gunakan dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Eee… media pembelajaran sangat
Metode yang digunakan itu efektif
Siswa cukup bersemangat dan
menarik perhatian siswa
Media pembelajaran yang
digunakan tergantung dari materi
pembelajaran
144
2
3
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
terkait dengan materi yang kita
ajarkan, eee tergantung juga dari
materinya, seperti tadi materi yang
dibawakan adalah materi gerak
harmonis tentunya kita harus bawa
bahannya, paling tidak semacam
pegas. Lalu karena kondisi sementara
digunakan laboratorium disana jadi
kita tidak gunakan. Kondisi
laboratorium saat ini digunakan
untuk rapat para kepala sekolah. Jadi
lebih bagus kalau memang
menggunakan laboratorium untuk
praktikum.
P: Apa alasan bapak menggunakan
media pembelajaran tersebut?
R: Alasan digunakan media agar
supaya siswa tersebut dalam
pembelajaran dalam materi tersebut
bisa lebih dipaham dan dimengerti,
karena ada biasanya siswa yang
langsung paham ketika melihat
langsung alat-alat yang berkaitan
dengan materi terus disini kita
Alasan digunakannya media
tersebut agar mudah dimengerti
dan dipahami oleh siswa
145
2
3
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
ajarkan bagaimana cara
menggunakan alat tersebut seperti
pegas.
P: Apakah dengan menggunakan
media tersebut, siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran fisika?
R: Tentunya harapan guru-guru itu
dan siswa, kita harapkan seperti itu.
Harapannya agar siswa aktif dalam
pembelajaran yang kita ajarkan.
Siapa sih guru yang tidak senang
kalau melihat siswanya semua aktif
didalam kelas.
P: Apakah media pembelajaran
tersebut efektif dalam proses
pembelajaran fisika?
R: Yaa’ sangat efektif apabila ada
alat. Cuman sekarang tidak
digunakan yaa’karena laboratorium
juga digunakan.
P: Apakah bapak menggunakan
model pembelajaran yang
bervariasi?
R: Iyahh..setiap saya mengajar mata
Dengan menggunakan media
tersebut harapan guru agar siswa
aktif
Media pembelajaran tersebut
sangat efektif jika menggunakan
alat praktikum
Guru Menggunakan model
pembelajaran yang bervariasi
146
2
3
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
pelajaran fisika, saya selalu
menggunakan model pembelajaran
yang bervariasi, agar supaya siswa
bisa mengetahui pelajaran yang
diajarkan.
P: Dalam memilih strategi atau
metode pembelajaran, apakah siswa
tidak bosan dalam proses
pembelajaran?
R: Tentunya juga siswa pasti ada
yang bosan, tidak selamanya. Karena
itu guru harus pandai-pandai selalu
memberikan baik metode maupun
model pembelajaran dan guru itu
harus menerima kenyataan
dilapangan, jika kiranya ada siswa
didalam menerima pelajaran itu
sepertinya itu ada yang mengantuk,
disitulah tantangannnya seorang
guru.
P: Menurut bapak, apakah siswa
menyukai strategi atau metode
pembelajaran yang bapak gunakan?
R: Yaa’..juga tidak semua siswa
Strategi atau metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru
membuat beberapa siswa bosan
didalam kelas
Tidak semua siswa menyukai
metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru, tergantung
dari suasan hati siswa
147
2
3
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
yang menyukai. Karena kan siswa itu
berbeda-beda tergantung dari suasana
hati mereka. Mungkin ada siswa yang
hari ini tidak menyukai tapi mungkin
minggu depan mereka suka dengan
metode yang digunakan. Nah disini
juga kita sebagai guru pandai-pandai
melihat situasi siswa kita sehingga
untuk minggu depan kita sebaiknya
lebih meningkatkan kemampuan kita
dalam memberikan suatu
pembelajaran.
P: Bagaimana cara bapak menyikapi
adanya perbedaan karakteristik
peserta didik?
R: Yaa’.. dalam menyikapi siswa
didalam belajar mata pelajaran fisika
tentunya kita harus sikapi dengan
berusaha bagaimana kedepan ini
pembelajaran supaya ditingkatkan
supaya ada anime siswa dalam
belajar itu. Yaa’.. jadi seorang guru
disini dalam mengajar selalu
mencari literatur, model, metode
Berusaha untuk meningkatkan
pembelajaran kedepannya dengan
mencari literatur model dan
metode pembelajaran supaya ada
daya tarik siswa.
Dalam pembuatan soal harus
148
2
3
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
dalam pembelajaran supaya ada daya
tarik .
P: Apakah bapak membuat soal
berdasarkan kisi-kisi soal?
R: Yaa’..tentu. karna kisi-kisi soal itu
pedoman kita untuk membuat soal
karena di kisi-kisi terdapat susunan-
susunan atau biasa disebut teori
bloom yang didalamnya terdapat
aspek-aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Nah di aspek kognitif
itu disitu lah kita bisa melihat
pedomannya karena terdapat C1 itu
pengetahuan, C2 pemahaman, C3
penerapan, C4 analisis, C5 sintesis
dan C6 evaluasi. Jadi dalam membuat
soal itu harus ada tingkatannya mulai
dari soal mudah, soal sedang sampai
pada soal yang rumit.
P: Apakah bapak melakukan evaluasi
pada saat proses pembelajaran
berlangsung?
R: Eee..iyah, boleh dalam bentuk
lisan maupun tulisan, bisa. Dalam arti
berdasarkan kisi-kisi soal
Evaluasi dilakukan dalam bentuk
tulisan maupun lisan
149
2
3
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
secara lisan disini kita Tanya jawab
dengan siswa secara pribadi bisa
juga dalam bentuk
penilaian.Bagaimana cara
melakukan evaluasi tersebut?
P: Apakah dalam bentuk kuis,
ulangan harian atau mungkin ada
cara yang lain?
R: Ehh iyah..cocok mi tadi itu dalam
bentuk kuis atau ulangan harian. Kita
pakai kuis itu untuk mengetahui
materi yang sudah dipelajari tadi,
apakah memang siswa sudah paham
dengan materi yang disajikan. Dan
biasanya ulangan harian di
laksanakan ketika materi 1 bab itu
sudah habis.
P: Apakah hasil penilaian tersebut,
digunakan untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta
didik?
R: Iyahh digunakan. Siapa siswa
yang sering menyelesaikan soal
otomatis paham, siapa siswa yang
Cara melakukan evaluasinya
dalam bentuk kuis atau ulangan
harian
Hasil penilaian digunakan untuk
mengukur pemahaman siswa
150
2
3
236.
237.
238.
239.
240.
241.
241.
242.
243.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
tidak menyelasaikan tugas yang
diberikan dia belum paham.
P: Dalam memberikan evaluasi
kepada siswa, apakah siswa kesulitan
dalam menjawab soal?
R: Iyah sudah pasti. Apalagi ini kan
fisika yang mempunyai banyak
rumus. Satu soal saja itu kadang
anak-anak pusing yang mana rumus
untuk digunakan menjawab soal. Jadi
kalau anak-anak kesulitan menjawab,
kita juga harus membantunya sedikit
dalam menjawab soal. Entah itu kasih
tau hasil akhirnya kalau misalnya
soal essay tapi tidak dikasih proses
pengerjaannya. Tapi jangan juga
terbiasa untuk membantu anak-anak
cukup sekali atau dua kali.
P: Apakah yang dilakukan jika hasil
evaluasi tidak sesuai dengan
standar?
R: Yaa’ tentunya seorang guru harus
mencari eee meraba diri eee
berusaha untuk memperbaiki diri
Siswa biasanya kesulitan dalam
mengerjakan evaluasi yang
diberikan
Jika hasil evaluasi tidak sesuai
dengan standar maka yang
dilakukan yaitu saling
mengintropeksi diri guru dan
siswa
151
2
3
258.
259.
260.
261.
262.
disamping itu juga siswa harus tau
diri bagaimana kekurangan saya ini,
dimana kerajinan saya ini, kemalasan
dan sebagainya itu juga harus
masing-masing ditahu, feedback lah.
152
2
3
DOKUMENTASI
A. SMAN 01 UNGGULAN KAMANRE
Tampak Depan SMAN 01 UNGGULAN KAMANRE
1. Proses Pembelajaran oleh Pak Saepul, S.Pd
153
2
3
2. Proses Pembelajaran oleh Pak Taufik, S.Pd
Wawancara dengan salah satu siswa kelas XII
154
2
3
B. SMAN 2 BELOPA
1. Proses Pembelajaran oleh Pak Muhajir, S.Pd
155
2
3
2. Proses Pembelajaran oleh Ibu Fridamayani, S.Pd
3. Proses Pembelajaran oleh Ibu Rosita Annas, S.T
156
2
3
Umi Purnama, dilahirkan disebuah desa
yang bernama Pattedong, Kecamatan Ponrang
Selatan, Kabupaten Luwu pada tanggal 16 Juni
1996. Penulis merupakan anak pertama dari
pasangan Umar dan Aminah.
Penulis menyelesaikan studi pendidikan dasar
pada tahun 2006 di SD Negeri 271 Saparu dan
menamatkan pendidikan menengah pertama pada tahun 2010 di SMP Negeri 2
Belopa serta menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 01
Unggulan Kamanre pada tahun 2013. Kemudian pada tahun yang sama, penulis
diterima dan terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika pada
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan melalui jalur SPMB-PTAIN Prestasi di
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Berkat perjuangan dan kerja keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan
studi dan menghasilkan sebuah karya tulis yang berjudul “Gambaran Proses
Pembelajaran Fisika di SMAN 01 Unggulan Kamanre dan SMAN 2 Belopa”