3. setyawan purnama

Upload: ghifarisyahfri

Post on 05-Jul-2018

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    1/12

    Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah Daerah ... (Setyawan Purnama, dkk.) 111

    SISTEM AKUIFER DAN POTENSI AIRTANAHDAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) OPAK

    Setyawan Purnama, Suyono, dan Budi Sulaswono Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

    Bulaksumur-Yogyakarta. Telp. 0272-902332/Fax. 0274-589595E-mail [email protected]

    ABSTRACT

    O O O O O pak River Basin is an area with high concentration of settlement. Generally, the settlement use groundwater as a water source. Variation of groundwater condition cause differentiation of water usage in some regions.

    There are two objectives of this research. First, to determine aquifer system in the research area and second, tocalculate the groundwater potential in each aquifer system. To achieve these objectives, aquifer system is determined bason its geology and geomorphology, whereas groundwater potency is calculated by static and dynamic approach.

    As a result, show that the aquifer system in Opak River Basin can be distinguished into seven aquifer system.There are The Upper Merapi Aquifer System, The Middle Merapi Aquifer System, The Lower Merapi Aquifer System, Baturagung Range Aquifer System, The Aquifer System of Baturagung Range Foot Slope, Sentolo Hill

    Aquifer System and Sanddune Aquifer System. Among the seventh aquifer system, The Middle Merapi Aquifer System, The Lower Merapi Aquifer System and The Sanddune Aquifer System have high productivity. Sentolo Hill

    Aquifer System and The Aquifer System of Baturagung Range Foot Slope Aquifer have low productivity, whereas The Baturagung Range is categorized as non akuifer.

    Key words: aquifer system, groundwater

    PENDAHULUAN

    Sebagai sumberdaya alam, sumber-daya air mempunyai peranan yang sangatpenting bagi kehidupan makhluk hidup.Ironisnya dari waktu ke waktu, sumberdayaini semakin mengkuatirkan keadaannya.Permasalahan air, baik itu dari segi jumlahmaupun kualitasnya hampir selalu dihadapi

    di setiap wilayah.

    Airtanah sebagai bagian dari sum-berdaya air juga menghadapi permasalahanserupa. Ditinjau dari distribusinya di per-mukaan bumi, jumlah ketersediaan airtanahdi suatu daerah tidak selalu sama. Adadaerah dengan potensi airtanah sangat

    besar, tetapi ada pula yang potensinyasangat kecil, tergantung dari besar kecilnyacurah hujan, banyak sedikitnya vegetasi,kemiringan lereng serta derajat porositasdan permeabilitas batuan penyusunnya.Selain oleh faktor-faktor alami tersebut,besar kecilnya ketersediaan airtanah jugasangat tergantung dari laju pengam-bilannya, terutama untuk berbagai keper-

    luan hidup manusia (Purnama 2006).

    Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak merupakan daerah dengan konsentrasipenduduk yang relatif tinggi di wilayahDaerah Istimewa Yogyakarta. Sungai Opak sebagai sungai utamanya bermataair di kakiGunungapi Merapi dan mengalir melalui

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    2/12

    Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 111 - 122112

    Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.Panjang sungai ini diperkirakan mencapai65 km. Ditinjau dari kondisi airtanahnyacukup bervariasi, ditunjukkan oleh perbe-daan kedalaman muka air, karakteristik akuifer, debit jenis dan kualitas airnya.

    Variasi kondisi airtanah ini menyebabkanperbedaan pola pemanfaatan air di beberapa

    wilayah.

    Airtanah tidak dijumpai di semuatempat. Keterdapatan airtanah tergantung dari ada tidaknya lapisan batuan yang dapatmengandung airtanah yang disebut akuifer.

    Akuifer adalah formasi batuan yang dapatmenyimpan dan melalukan air, seperti misal-

    nya pasir dan kerikil lepas (Seyhan 1977,Simoen 2001, Purnama 2004). Akuifer se-ring pula disebut waduk air atau formasiair. Formasi batuan yang merupakan keba-likan dari akuifer adalah akuifug, sepertimisalnya granit. Akuifug merupakan for-masi batuan yang tidak dapat menyimpandan melalukan air (Fetter 1988).

    Sifat batuan lain yang berhubungan

    dengan airtanah adalah akuiklud danakuitard. Menurut Walton (1970), akuikludadalah formasi batuan yang dapat menyim-pan air tetapi tidak dapat melalukannyadalam jumlah yang berarti, misalnya liat,serpih, tuf halus dan batuan lain yang butirannya berukuran liat, sedangkanakuitard adalah formasi batuan dengansusunan sedemikian rupa, sehingga dapatmenyimpan air, tetapi hanya dapat mela-

    lukannya dalam jumlah terbatas sepertimisalnya pada rembesan atau kebocoran.

    Ada berbagai formasi geologi yang dapat berfungsi sebagai akuifer. Formasigeologi tersebut adalah endapan aluvial,batu gamping, batuan vulkanik, batu pasirserta batuan beku dan batuan metamorfose

    (Todd 1980). Sekitar 90% airtanah terdapatpada endapan aluvial yang merupakanbahan lepas seperti pasir dan kerikil.

    Ditinjau dari muka airtanahnya,akuifer dikelompokkan menjadi akuiferbebas dan akuifer tertekan (Bouwer 1978).

    Airtanah yang berasal dari akuifer bebasumumnya ditemukan pada kedalamanyang relatif dangkal, kurang dari 40 meter.

    Tinggi permukaan air dan kemiringannyabervariasi, sedangkan fluktuasi mukaairtanah berhubungan erat dengan volumeair dalam akuifer. Kasus khusus dari akuiferbebas adalah adanya akuifer menggantung (perched aquifer), yang terjadi akibat terpi-

    sahnya airtanah dari tubuh airtanah utamaoleh suatu formasi batuan yang kedap air(Kodoatie 1996). Lensa-lensa liat padabatuan endapan seringkali membentuk akuifer menggantung.

    Pada akuifer tertekan, airtanah ter-letak di bawah lapisan kedap air danmempunyai tekanan lebih besar daripadatekanan udara. Akuifer jenis ini sering pula

    disebut akuifer artesis. Airtanah pada akui-fer ini, di bagian atas ditekan oleh lapisanbatuan kedap air, sehingga tekanannya me-lebihi tekanan atmosfir. Bila sumur menem-bus lapisan akuifer ini, airtanah akan naik melebihi lapisan penekannya atau bahkanmuncul di permukaan tanah (Chorley 1969).

    Disamping kedua jenis akuifertersebut, ada pula yang disebut akuifer semi

    tertekan dan akuifer semi tidak tertekanyang merupakan kombinasi dari kedua jenisakuifer tersebut (Kruseman dan de Ridder1970). Akuifer semi tertekan sering dijum-pai di daerah lembah aluvial dan dataran,yang airtanahnya terletak di bawah lapisanyang setengah kedap.

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    3/12

    Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah Daerah ... (Setyawan Purnama, dkk.) 113

    Selanjutnya, airtanah sebagai salahsatu komponen dalam siklus hidrologi, akanmengalami perubahan komposisi kimia, baik berupa penambahan maupun pengurangankonsentrasi unsur kimia (Stauffer danCanfield 1992). Adapun proses-proses yang dapat mempengaruhi perubahan komposisikimia tersebut diantaranya adalah hujan,evaporasi dan transpirasi, pelarutan air fosil,pertukaran kation, pelarutan mineral, prosesoksidasi-reduksi serta aktivitas manusia.Menurut Wagner, Shamir dan Nemati (1992)adanya airtanah asin di daratan merupakansalah satu bentuk pencemaran air, yang umumnya disebabkan oleh intrusi air laut.

    Aktivitas manusia merupakan penyebab

    utama fenomena ini, terutama akibateksploitasi airtanah yang berlebihan, pem-bangunan permukiman yang sangat pesat diperkotaan, serta usaha tambak udang danikan di pantai. Meskipun demikian, faktorlingkungan alami juga dapat mempermudahterjadinya intrusi air laut, seperti karakteristik pantai dan batuan penyusun, kekuatan aliranairtanah ke laut dan fluktuasi airtanah didaerah pantai.

    Berdasarkan latar belakang tersebut,maka tujuan penelitian ini adalah sebagaiberikut :1. Menentukan sistem akuifer di daerah

    penelitian2. Menghitung potensi airtanah pada setiap

    satuan akuifer di daerah penelitian

    METODE PENELITIAN

    LokasiLokasi penelitian di DAS Opak

    (tidak termasuk Sub DAS Oya), yang secaraadministratif berada di Daerah Istimewa

    Yogyakarta khususnya meliputi KabupatenSleman, Kabupaten Bantul dan Kota

    Yogyakarta. Ditinjau secara geomorfologi,

    DAS Opak berada pada satuan GunungapiMerapi dari puncak sampai dataran fluvialgunungapi. Bagian barat berbatasan denganDAS Progo, di bagian timur laut berbatasandengan DAS Bengawan Solo dan di bagiantenggara berbatasan dengan sistem sungaidi daerah karst Gunung Kidul.

    DAS Opak secara keseluruhanmempunyai luas 1398 km

    2. Karena dalam

    penelitian ini tidak meliputi Sub DAS Oya,maka luas daerah penelitian adalah 665,12km

    2.

    Perhitungan Potensi AirtanahPotensi airtanah dalam penelitian ini

    adalah jumlah airtanah yang tersedia perkapita dalam angka rata-rata tahunan.Ketersediaan airtanah diperhitungkandengan dua pendekatan :

    1) Pendekatan statisPerhitungan volume airtanah metode

    statis menggunakan rumus :

    Vat = Sy x Vak ………………….. (1)

    dengan Vat adalah volume airtanah yang dapat lepas dari akuifer, Sy adalah specific

    yield atau persentase air yang dapat lepasdari akuifer (ditentukan menggunakantabel Sy berdasarkan jenis material batuanpenyusun akuifer dari data sumur bor) dan

    Vak adalah volume akuifer (luas penam-pang akuifer dikalikan dengan tebalakuifer).

    2) Pendekatan dinamis Airtanah dalam akuifer berasal dari air

    infiltrasi dan aliran airtanah dari akuifer dibagian hulu. Konsep neraca airtanah ta-hunan ditunjukkan pada Gambar 1 berikut:dengan Qo adalah aliran airtanah yang keluar dari akuifer, Qi adalah aliran airtanah

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    4/12

    Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 111 - 122114

    yang masuk ke akuifer, In adalah air yang masuk melalui infiltrasi dan Et adalah air

    yang keluar melalui evapotranspirasi.Selanjutnya debit airtanah dapat dihitung dengan rumus Darcy (Fetter, 1994) :

    Q = K A dh/dl …………………… (2)

    dengan Q adalah debit atau jumlah aliranairtanah, K adalah permeabilitas akuifer,

    A adalah luas penampang akuifer dan dh/dl adalah gradien hidrolik atau kemiringan

    permukaan airtanah.

    HASIL PENELITIAN DAN PEM-BAHASAN

    Hidrologi dan GeologiSungai Opak berhulu di Gunungapi

    Merapi dan Pegunungan Baturagung.Potensi sungai ini cukup besar danmerupakan sungai kedua terbesar di

    Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Sungai Opak mempunyai sembilanpercabangan sungai yaitu Oya, Winongo,Code, Gajahwong, Pesing, Tambakbayan,Kuning, Ngijo dan Tepus.

    Sungai Opak dan anak-anak sungai-nya tersebut mengalir melalui empat satuan

    geologi, yaitu Endapan Volkanik MerapiMuda, Endapan Aluvium, Formasi Semilirdan Formasi Nglanggran. Endapan

    Volkanik Merapi Muda menempati hampir90% daerah penelitian, membentang darihulu di lereng atas Gunungapi Merapi hing-ga mendekati muara di pantai Parangtritis.Endapan ini terdiri atas tuf, abu volkanik,breksi volkanik, aglomerat dan lelehan lava.Lapukan dari Endapan Volkanik MerapiMuda membentuk dataran kaki dan dataranfluvio volkanik yang terkerjakan ulang olehalur-alur sungai. Endapan Volkanik MerapiMuda inilah yang merupakan akuifer utamadi DAS Opak.

    Endapan Aluvium hanya menempatidaerah yang sempit, yaitu di dekat muaraSungai Opak serta di kanan-kiri sungai.Endapan ini tersusun dari kerakal, pasir,lanau dan lempung. Formasi Semilirmenempati escarpment PegununganBaturagung yang membentang dariPrambanan hingga pantai Parangtritis.Litologi yang menyusun formasi ini adalahperselingan antara breksi tuf, breksi

    batuapung, tuf dasit dan tuf andesit sertabatulempung bertufa. Satuan geologi yang keempat yaitu Formasi Nglanggran, beradadi atas Formasi Semilir. Formasi inimenempati igir-igir bagian atas dari escarp- ment , yang tersusun dari breksi volkanik,breksi aliran, aglomerat, lava dan tuf.Sebagian besar lapisan ini telah melapuk menjadi tanah berwarna coklat kemerahan.

    Sistem Akuifer DAS Opak Berdasarkan kondisi geologi dangeomorfologinya, sistem akuifer di DASOpak dapat dibedakan menjadi tujuhsatuan utama yaitu Satuan Akuifer MerapiI (Satuan Akuifer Volkan Merapi Bagian

    Atas), Satuan Akuifer Merapi II (Satuan Akuifer Volkan Merapi Bagian Tengah),

    Gambar 1. Konsep Neraca Air Tahunan

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    5/12

    Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah Daerah ... (Setyawan Purnama, dkk.) 115

    Satuan Akuifer Merapi III (Satuan Akuifer Volkan Merapi Bagian Bawah atau Satuan Akuifer Dataran Fluvio Volkanik Merapi),Satuan Akuifer Lereng Kaki PerbukitanBaturagung, Satuan Akuifer PerbukitanBaturagung, Satuan Akuifer PerbukitanSentolo dan Satuan Akuifer Gumuk Pasir(Gambar 2). Berikut ini disampaikankarakteristik ketujuh satuan akuifer ini.

    Satuan Akuifer Merapi I (Satuan Akuifer Volkan Merapi Bagian Atas)

    Satuan Akuifer Volkan Merapi Ba-gian Atas berada pada lereng volkan Merapi,mulai dari puncak Gunungapi Merapihingga jalur Pakem-Cangkringan. Material

    penyusunnya berupa endapan lahar yang lepas dengan material pasir, kerakal danboulder, sedangkan di bawahnya dialasi olehaliran lava. Infiltrasi dan hujan di daerahini sangat besar, sehingga merupakan dae-rah imbuh airtanah yang potensial. Airtanahdi daerah ini sangat dalam dan jarang dijum-pai sumur gali. Kebutuhan air domestik untuk penduduk dicukupi dengan air darimataair yang muncul di Jalur Kaliurang-

    Bebeng. Ditinjau dari produktivitasnya,sistem akuifer ini tidak produktif karenakurang mampu menyimpan air. Air yang terinfiltrasi di daerah ini terus mengalirmasuk ke Satuan Akuifer Volkan Merapibagian tengah.

    Satuan Akuifer Merapi II (Satuan Akuifer Volkan Merapi Bagian Tengah)

    Satuan akuifer ini berada pada lereng

    kaki gunungapi dan dataran fluvial kakigunungapi. Daerah sebarannya mulai darijalur Pakem-Cangkringan ke selatan sampaiPrambanan, Kalasan dan Yogyakarta. Ma-terial utamanya adalah pasir dan kerakaldengan ketebalan akuifer mencapai 100meter atau lebih, ditunjukkan oleh mate-rial pada beberapa sumur bor dimana hingga

    kedalaman 100 meter masih berupa mate-rial pasir yang bersifat andesitis. Dasar dariakuifer ini berupa aliran lava volkan Me-rapi. Adanya jalur-jalur mataair yang mem-bentuk sabuk mataair pada perubahan le-reng merupakan ciri dari satuan akuifer ini.

    Satuan Akuifer Volkan MerapiBagian Tengah merupakan akuifer dengansebaran airtanah luas dengan imbuhairtanah berasal dari lereng gunungapi daninfiltrasi setempat. Memperhatikan daerahimbuh airtanah, material penyusun akuiferdan curah hujannya, akuifer ini dikate-gorikan sebagai akuifer mayor, yaitu sistemakuifer yang mampu menyediakan air untuk

    berbagai keperluan, seperti untuk keperluandomestik, industri dan irigasi.

    Ditinjau dari karakteristik akuifernya,permeabilitas dari akuifer ini tergolong dalam kriteria cepat. Hasil perhitunganberdasarkan data dari delapan sumur boryang ada (Cupuwatu 1, Cupuwatu 2,

    Tamanmartani, Krendosari, Klampengan,Berbah, Candirejo dan Hotel Santika),

    menunjukkan bahwa nilai rata-ratapermeabilitas akuifernya mencapai 115,1m/hari, dengan transmisibilitas akuifer dandebit jenis mencapai 841,9 m

    2/hari dan

    3,79 m3/det/m.

    Satuan Akuifer Merapi III (Satuan Akui fer Datar an Flu vio Volka nik Merapi)

    Satuan Akuifer Dataran Fluvio

    Volkanik Merapi atau Sa tuan Akui fer Volkan Merapi Bagian Bawah terhampardari Kalasan dan Yogyakarta ke arahselatan hingga mendekati gumuk pasir.Sebagian besar material penyusunnyaberupa pasir dan lempung sebagai sisipan-sisipan. Dari arah barat ke timur, akuifermempunyai ketebalan maksimum di bagian

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    6/12

    Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 111 - 122116

    Gambar 2. Sistem Akuifer Daerah Aliran Sungai Opak

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    7/12

    Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah Daerah ... (Setyawan Purnama, dkk.) 117

    tengah dan semakin menipis ke arah per-bukitan Baturagung di bagian timur danperbukitan Sentolo di sebelah barat. Batuandasar yang mengalasi sistem akuifer iniadalah batugamping dan napal dari FormasiSentolo.

    Satuan Akuifer Dataran Fluvio Volkanik Merapi merupakan akuifer mayor,yaitu akuifer yang mampu menyediakan airuntuk keperluan domestik dan industri.Imbuh airtanah akuifer ini berasal darialiraan airtanah dari satuan akuifer VolkanMerapi bagian tengah dan imbuh lokal dariinfiltrasi air hujan.

    Ditinjau dari karakteristik akuifernya,permeabilitas dari akuifer ini tergolong dalam kriteria cepat. Hasil perhitungan ber-dasarkan data dari sepuluh sumur bor yang ada (Dongkelan, Jambi, Batikan, Manding,Barongan, Mulyodadi, Giren, Sumber-mulyo, Tamprit dan Celep), menunjukkanbahwa nilai rata-rata permeabilitas akuifer-nya mencapai 59,9 m/hari, dengan trans-misibilitas akuifer dan debit jenis mencapai

    921,9 m2

    /hari dan 4,00 m3

    /det/m.

    Satuan Akuifer Perbukitan Baturagungdan Lereng Kakinya

    Sebenarnya agak sulit untuk menen-tukan nilai permeabilitas dan transmisi-bilitas akuifer di Satuan Akuifer PerbukitanBaturagung. Berdasarkan kondisibatuannya, MacDonald (1984) menyatakanbahwa Perbukitan Baturagung bukan meru-

    pakan akuifer dan merupakan daerah lang-ka airtanah.

    Di bagian lereng kaki bagian baratmaterialnya berupa endapan koluvium.Memperhatikan daerah imbuh dan mate-rialnya, daerah ini termasuk akuifer minoryaitu akuifer yang cukup mampu untuk

    menyediakan air bagi keperluan domestik dan penyiraman tanaman secara tradisional.

    Ditinjau dari karakteristik akuifernya,permeabilitas dari akuifer ini tergolong dalam kriteria sedang. Hasilperhitunganberdasarkan data dari dua sumur bor yang ada (Pelemadu dan Mutihan), menunjukkanbahwa nilai rata-rata permeabilitas akuifer-nya hanya mencapai 1,72 m/hari, dengantransmisibilitas akuifer dan debit jenissebesar 12,55 m

    2/hari dan 0,30 m

    3/det/m.

    Satuan Akuifer Perbukitan SentoloSatuan Akuifer Perbukitan Sentolo

    hanya meliputi sebagian kecil dari DAS

    Opak. Satuan ini terdapat di sebelah baratBambanglipuro yaitu di daerah Pandak dengan relief bergelombang. Satuan akuiferini merupakan bagian dari PerbukitanSentolo yang terpisahkan oleh endapanaluvium. Material penyusun sistem iniberupa batugamping dan napal yang padu/kompak, sedangkan material lepas hasillapukan dijumpai sangat tipis di permu-kaannya sehingga diperkirakan daerah ini

    termasuk akuifer yang tidak produktif.MacDonald (1984) mengklasifikasikannyasebagai akuifer minor yaitu akuifer yang hanya mampu menyediakan air untuk keperluan domestik.

    Satuan Akuifer Gumuk PasirSatuan Akuifer Gumuk Pasir ter-

    dapat di sekitar muara Sungai Opak,terhampar di sepanjang pantai dengan lebar

    antara 3 dan 4 km. Satuan ini dicirikan olehperselingan antara beting gisik (beach ridge)dan swale , dengan material pada cekungan(swale)relatif lebih halus daripada di beting gisik. Ditinjau dari material penyusunnya,berupa pasir lepas dari Gunungapi Merapiyang terbawa Sungai Opak serta olehpenghempasan gelombang laut dan angin.

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    8/12

    Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 111 - 122118

    Dari data bor, diketahui ketebalan satuanakuifer ini antara 20 dan 45 meter dansemakin ke utara semakin tipis membentuk struktur baji. Batuan dasar yang mengalasisatuan ini adalah lempung endapan marin.

    Ditinjau dari karakteristik akuifernya,permeabilitas dari akuifer ini tergolong dalam kriteria cepat. Hasil perhitunganberdasarkan data dari dua sumur bor yang ada (Samas 1 dan Samas 2), menunjukkanbahwa nilai rata-rata permeabilitasakuifernya mencapai 57,2 m/hari, dengantransmisibilitas akuifer dan debit jenissebesar 286 m

    2/hari dan 2,86 m

    3/hari/m.

    Kedalaman dan Fluktuasi AirtanahKedalaman airtanah yang dalam hal

    ini adalah kedalaman muka freatik di DASOpak cukup bervariasi. Meskipun demi-kian, secara umum semakin ke selatan atauke arah laut kedalamannya semakin dang-kal. Pada Satuan Akuifer Merapi I dan II(Satuan Akuifer Volkan Merapi Bagian

    Atas dan Tengah), kedalaman airtanahberkisar antara 5,7 hingga 13,9 meter dari

    permukaan tanah, dengan fluktuasi airtanahberkisar antara 0,3 hingga 4 meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengankondisi airtanah pada Satuan AkuiferMerapi I dan II ini adalah adanya pemun-culan airtanah sebagai sumber air di setiapperubahan lereng. Fenomena ini ditunjuk-kan oleh kedalaman sumur di zone tersebutyang hanya mencapai 0,2 hingga 4 meterpermukaan tanah.

    Kondisi airtanah yang cukup baik juga didapatkan pada Satuan AkuiferMerapi III (Satuan Akuifer Dataran Fluvio

    Volkanik Merapi) dan Satuan AkuiferGumuk Pasir. Jika pada Satuan AkuiferMerapi I dan II meliputi wilayah KabupatenSleman, maka Satuan Akuifer III meliputi

    Kota Yogyakarta dan sebagian besarKabupaten Bantul. Kedalaman airtanahberkisar antara 0,5 hingga 5,3 meter daripermukaan tanah, dengan fluktuasi airantara 0,4 hingga 4,6 meter, sedangkanpada Satuan Akuifer Gumuk Pasir,kedalaman airtanahnya berkisar antara 1,8hingga 4,2 meter dari permukaan tanah.

    Pada Satuan Akuifer PerbukitanSentolo dan Pegunungan Baturagung,muka airtanahnya terletak cukup dalam,bahkan pada tempat-tempat tertentu tidak dijumpai adanya airtanah. Jika pada FormasiSentolo batuan yang dominan adalah batu-gamping dan napal, maka pada Satuan

    Akuifer Pegunungan Baturagung batuannyaadalah breksi dan tuf. Kecuali batugam-ping, jenis-jenis batuan tersebut merupakanbatuan yang kedap air atau tidak dapatmenyimpan air.

    Potensi Airtanah DAS Opak Seperti telah dijelaskan pada sub bab

    kedalaman dan fluktuasi airtanah, keda-laman muka airtanah (muka freatik) di DAS

    Opak secara umum semakin ke arahselatan atau ke arah laut semakin dangkal.Di Satuan Akuifer Merapi I dan II, keda-laman muka airtanah berkisar antara 5,7 dan13,9 meter dari permukaan tanah. Feno-mena yang perlu diperhatikan mengenaikondisi airtanah di satuan akuifer ini (khu-susnya Satuan Akuifer Merapi II) adalahpemunculan airtanah sebagai sumbermataair pada setiap perubahan lereng,

    dibuktikan adanya beberapa sumur yang kedalamannya hanya mencapai 0,2 hingga4 meter. Selanjutnya ketersediaan airtanahsecara statis masing-masing satuan akuiferdiperhitungkan sebagai berikut (Tabel 2).

    Vol um e air ta na h di DAS Op ak diperhitungkan sebesar 9.370,6 juta m

    3.

    Airtanah sebanyak itu tidak semuanya

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    9/12

    Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah Daerah ... (Setyawan Purnama, dkk.) 119

    No. SATUAN AKUIFER A(km2 )D

    (m) Vak

    (juta m3 )Sy Vat(juta m3 )

    1. Volkan Merapi Bagian Atas 78 - - - -

    2. Volkan Merapi Bagian Tengah 169 70 11830 0,32 3.785,6

    3. Dataran Fluvio Volkanik Merapi 253,5 65 16.477,5

    0,32 5.272,8

    4. Pegunungan Baturagung 67 - - - -

    5. Lereng Kaki Pegunungan Baturagung 41 20 820 0,20 164

    6. Perbukitan Sentolo 3 3 - 0,14 -

    7. Gumuk Pasir 9,75 40 390 0,38 148,2

    Jumlah 9.370,6

    Sumber : hasil perhitungan

    Keterangan : A = luas akuifer (km2 ) Sy = spesifik yieldD = tebal akuifer Vat = volume airtanah

    Vak = volume akuifer (juta m 3 )

    Tabel 2. Perhitungan Potensi Airtanah dengan Pendekatan Statis

    No. SATUAN AKUIFER A(km2 )F

    (m) Vak

    (juta m3 ) Sy Vata

    (juta m3 ) Vata(juta m3/

    km2/th)1. Volkan Merapi Bagian Atas 78 - - - - -

    2. Volkan Merapi Bagian Tengah 169 6 1014 0,32 324,48 1,92

    3. Dataran Fluvio Volkanik Merapi 253,5 2 507 0,32 162,24 0,64

    4. Pegunungan Baturagung 67 - - - - -

    5. Lereng Kaki PegununganBaturagung

    41 2 82 0,20 16,4 0,40

    6. Perbukitan Sentolo 3 10 30 0,14 4,2 1,47. Gumuk Pasir 9,75 2 19,5 0,38 7,41 0,76

    Sumber : hasil perhitungan

    Tabel 3. Perhitungan Hasil Aman Ketersediaan Airtanah Secara Statis

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    10/12

    Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 111 - 122120

    sebagai airtanah tersedia. Ketersediaanairtanah yang dapat diambil untuk berbagaipemanfaaatan harus mempertimbangkanbahaya kekeringan dan overdraft . Olehkarena itu, airtanah tersedia dihitung seba-tas fluktuasi muka airtanah tahunan sepertiditunjukkan pada Tabel 3.

    Memperhatikan Tabel 2 dan 3,terlihat bahwa akuifer yang paling potensialadalah satuan akuifer Merapi II atau akuiferMerapi bagian tengah yaitu kawasan antarajalur Pakem-Cangkringan dengan Gamping-Prambanan. Kenyataan ini didukung jugadengan data permeabilitas dan transmi-sibilitas akuifernya yang mencapai 115,1

    m/hari dan 841 m2

    /hari.

    Perhitungan potensi airtanah secarastatis tidak memperhitungan adanya aliranairtanah di dalam DAS dan dari daerah laindi sekitarnya. Untuk itu, dalam Tabel 4berikut ini ditunjukkan hasil perhitunganpotensi airtanah secara dinamis di daerahpenelitian.

    Dari hasil perhitungan pada Tabel 4tersebut, terlihat bahwa Satuan Akuifer

    Vol kan Merapi Bagi an Tengah jugamerupakan satuan akuifer di DAS Opak yang mempunyai potensi tertinggi yaitusebesar 1.041 m

    3/hari/km

    2. Disusul

    kemudian oleh Dataran Fluvio Volkanik Merapi dan Satuan Akuifer Gumuk pasir.Dalam perhitungan potensi airtanah secaradinamis, Satuan Akuifer PegununganBaturagung, Lereng Kaki PegununganBaturagung dan Perbukitan Sentolo tidak ikut diperhitungkan karena tidak adanyasistem aliran airtanah di ketiga daerahtersebut.

    KESIMPULAN

    1) Berdasarkan kondisi geologi dangeomorfologinya, sistem akuifer yang ada di DAS Opak dapat dibedakanmenjadi tujuh satuan akuifer, yaituSatuan Akuifer Volkan Merapi Bagian

    Atas, Satuan Akuifer Volkan MerapiBagian Tengah, Satuan Akuifer Merapi

    Tabel 4. Perhitungan Potensi Airtanah dengan Pendekatan Dinamis

    Satuan Akuifer Surplus(mm/th)

    KoefisienLimpasan

    (%)

    Infiltrasi(mm/th)

    DebitInflow

    (m3/hari)

    DebitOutflow(m3/hari)

    ∆ St(m3/hari)

    Potensi Airtanah

    (m3/hari/km 2 )

    Volkan MerapiBagian Atas

    Volkan MerapiBagian Tengah

    Dataran Fluvio Volkanik Merapi

    Gumuk Pasir

    1.720

    937

    481

    211

    25

    70

    60

    10

    1.290

    281

    192

    190

    -

    322.500

    693

    7.992

    32.250

    69.248

    1.992

    5.720

    -

    253.252

    61.250

    2.722

    -

    1.041

    681

    194

    Sumber : hasil perhitungan

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    11/12

    Sistem Akuifer dan Potensi Airtanah Daerah ... (Setyawan Purnama, dkk.) 121

    Bagian Bawah (Dataran Fluvio Vol-kanik Merapi), Satuan Akuifer Pegu-nungan Baturagung, Satuan AkuiferLereng Pegunungan Baturagung,Satuan Akuifer Perbukitan Sentolo danSatuan Akuifer Gumuk Pasir.

    2) Akuifer yang mempunyai produktivitastinggi adalah Satuan Akuifer MerapiBagian Tengah (1,92 juta m

    3/km

    2/th),

    Satuan Merapi Bagian Bawah (0,64 jutam

    3/km

    2/th) dan Satuan Akuifer Gumuk

    Pasir (0,76 juta m3/km

    2/th). Akuifer

    yang kurang produktif meliputi Satuan Akuifer Perbukitan Sentolo (1,4 jutam

    3/km

    2/th) dan Satuan Akuifer Lereng

    Kaki Pegunungan Baturagung (0,40juta m

    3/km

    2/th), sedangkan Satuan

    Ak ui fe r Pegunungan Bat uragung merupakan daerah yang langka airtanah.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Tulisan ini merupakan bagian daripenelitian yang berjudul “Survei Peman-faatan dan Konservasi Airtanah di DaerahPengaliran Sungai Opak”. Ucapan terimakasih disampaikan kepada Drs. EkoHaryono, M.Si dan Dra. M. Widyastuti,M.T atas kontribusinya sebagai anggotadalam penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bouwer, H. 1978. Groundwater Hydrology. McGraw-Hill Book Company, New York.

    Chorley. 1969. Introduction to Physical Hydrology. Barnes and Noble Inc, New York.

    Fetter, C. W. 1988. Applied Hydrogeology. Macmillan Publishing Company, New York.

    Kodoatie, R. J. 1996. Pengantar Hidrogeologi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

    Kruseman, G. P and N. A. de Ridder. 1970. Analysis and Evaluation of Pumping TestData. International Institute for Land Reclamation and Improvement, Wageningen.

    MacDonald and Partners. 1984. Greater Yogyakarta, Groundwater Resources Study VolumeIII : Groundwater. Overseas Development Administration, London, DirectorateGeneral of Water Development. Groundwater Development Project (P2AT)Indonesia.

    Purnama, S. 2004. Infiltrasi tanah di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia18 (1) : 1-14.

    Purnama, S. 2006. “Model konservasi airtanah di Dataran Pantai Kota Semarang”. Forum Geografi , Vol. 20, No. 2, Desember 2006. Hlm 160-174.

    Seyhan, E. 1977. Fundamentals of Hydrology. Geografisch Instituut der Rijks-universiteitte Utrecht, Utrecht.

    Simoen, S. 2001. Sistem akuifer di lereng Gunungapi Merapi bagian timur dan tenggara :studi kasus di kompleks Mataair Sungsang Boyolali Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia15 (1) : 141-152.

  • 8/16/2019 3. Setyawan Purnama

    12/12

    Forum Geografi, Vol. 21, No. 2, Desember 2007: 111 - 122122

    Stauffer, R. E and D. E. Canfield. 1992. Hydrology and alkalinity regulation of soft flourida waters : an integrated asessment. Water Resources Research 28 (6) : 1901- 1923.

    Todd, D. K. 1980. Groundwater Hydrology. John Wiley & Sons, New York.

    Wagner, J. M., U. Shamir and H. R.Nemati. 1992. Groundwater quality management underurcertainty : stochastic programming approach and the value of Information. Water

    Resources Research 28 (5) : 1511-1530. Walton, W.C. 1970. Groundwater Resources Evaluation. John Wiley and Sons Inc., New

    York.

    Widyastuti, M. dan Slamet Suprayogi. 2006. “Contamination Vulnerability Analysis of Water-shed for Water Quality Monitoring”. Forum Geografi , Vol. 20, No. 1, Juli 2006. Hlm47-54.