gambaran pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dalam rahim akdr di kelurahan aek manis

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi dan kondisi Indonesia dalam bidang kependudukan saat ini masih sangat memprihatinkan. Dengan jumlah yang sangat besar yaitu sekitar 215 juta jiwa. Pada tahun 2007 menduduki urutan ke-4 dari seluruh dunia.kepesatan penduduk Indonesia tersebut merupakan fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih sungguh-sungguh dan berkelanjutan. Keadaan ini sangat mempengaruhi masalah kualitas sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang sangat memerlukan bantuan untuk sekedar hidup. Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk menangani masalah ini adalah dengan menggalakkan dan mengaktifkan kembali program keluarga berencana nasional Indonesia untuk pembangun-an yang berorientasi pada masa depan yang lebih baik. 1

Upload: kausar-muhammad

Post on 31-Oct-2015

348 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Situasi dan kondisi Indonesia dalam bidang kependudukan saat ini

masih sangat memprihatinkan. Dengan jumlah yang sangat besar yaitu

sekitar 215 juta jiwa. Pada tahun 2007 menduduki urutan ke-4 dari seluruh

dunia.kepesatan penduduk Indonesia tersebut merupakan fenomena yang

memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih sungguh-sungguh dan

berkelanjutan. Keadaan ini sangat mempengaruhi masalah kualitas sumber

daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

sangat memerlukan bantuan untuk sekedar hidup.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh pemerintah untuk

menangani masalah ini adalah dengan menggalakkan dan mengaktifkan

kembali program keluarga berencana nasional Indonesia untuk pembangun-

an yang berorientasi pada masa depan yang lebih baik.

Pembangunan Keluarga Berencana Nasional diarahkan kepada

terwujudnya “Keluarga Berkualitas 2015” yang pada hakikatnya dimaksudkan

untuk mewujudkan keluarga-keluarga Indonesia yang mempunyai anak ideal,

sehat, berpendidikan, sejahtera, berketahanan dan terpenuhi hak-hak

reproduksinya (BKKBN, 2006).

1

Page 2: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu jenis

alat kontrasepsi yang mengandung hormon untuk mencegah terjadinya

konsepsi. Keuntungan dari pemakaian AKDR ini selain lebih efektif, tidak

mempengaruhi kualitas dan volume ASI bagi ibu yang menyusui, penyulit

tidak terlalu berat, dan pulihnya kesuburan setelah pencabutan alat

kontrasepsi berlangsung baik (Manuaba, 1998).

Berdasarkan data dari Negara Amerika Serikat jumlah Pasangan Usia

Subur (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi AKDR di dunia 13,6% dan

di negara maju PUS yang menggunakan alat kontrasepsi masih rendah

sebanyak 7,6% dan di negara-negara yang sedang berkembang sudah

mengalami peningkatan dengan jumlah 14,5% (Statistik, 2008).

Dari hasil laporan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

melaporkan jumlah PUS yang telah menggunakan kontrasepsi AKDR

sebanyak 4,8%, sedangkan di Medan jumlah PUS yang menggunakan alat

kontrasepsi AKDR sebanyak 2,586%. Kondisi ini menunjukkan bahwa masih

sangat rendahnya minat PUS terhadap AKDR (Statistik, 2008).

Di wilayah Pemko Sibolga tercatat jumlah PUS yang menggunakan

alat kontrasepsi AKDR sejumlah 17,10% dan data yang diperoleh dari

Kelurahan Aek Manis mendapat urutan ke-4 menggunakan AKDR sebanyak

99 orang (1,5%) dan dilaporkan jumlah PUS sebanyak 1,605 orang.

Rendahnya minat PUS terhadap AKDR tentunya tidak terlepas dari

rendahnya dukungan suami untuk menggunakan alat kontrasepsi tersebut.

2

Page 3: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

Sehingga sangat perlu pemahaman yang baik tentang AKDR bagi pasangan

usia subur (Depkes, 2000).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk

mengetahui Gambaran pengetahuan Ibu terhadap AKDR di Kelurahan Aek

Manis Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gambaran pengetahuan Ibu

tentang AKDR di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan tahun

2009?”

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Kelurahan Aek Manis Kecamatan

Sibolga Selatan Tahun 2009.

C.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek

Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan umur.

3

Page 4: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek

Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan pendidikan.

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek

Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan paritas.

d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek

Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan pekerjaan.

e. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek

Manis Kecamatan Sibolga Selatan berdasarkan sumber informasi.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengalaman dan mengembangkan pengetahuan

penulis dalam melakukan penelitian

D.2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai bahan

masukan bagi peneliti yang akan datang.

D.3. Bagi Tempat Penelitian

Menambah pengetahuan bagi Ibu di Kelurahan Aek Manis

Kecamatan Sibolga Selatan Tahun 2009.

4

Page 5: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

A.1. Defenisi

Pengetahuan amerupakan hasil tahu seseorang yang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

pendidikan, penmgalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain,media

massa maupun lingkungan (Notoadmodjo, 2005).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai

dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa

pengetahuan merupakan stimulusi terhadap tindakan seseorang

(Notoadmodjo, 1997).

A.2. Domain Kognitif

A.2.1 Tahu (Know)

Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.termasuk

mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

5

Page 6: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

A.2.2 Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

suatu objek.

A.2.3 Aplikasi (Aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ialah mampu menggunakan

rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. Dalam situasi yang lain

misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip pemecahan masalah dari kasus

yang diberikan

A.2.4 Analisis (Analisys)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek di dalam

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.

Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti

menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

A.2.5 Sintesis (Synthesis)

Menunjukkan suatu kemampuan untuk emletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6

Page 7: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

B. Variabel yang mempengaruhi pengetahuan

1. Umur

Umur merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu yang dihitung

dari sejak dilahirkan hingga saat ini dalam satuan tahun.umur

merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan baru

dan harapan-harapan baru. Pada dewasa ini ditandai oleh adanya

perubahan-perubahan jasmani dan mental, semakin bertambah umur

seseorang akan semakin tinggi tingkat pengetahuan yang diperoleh

(Notoadmodjo, 2003)

2. Pendidikan

Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan

perilaku melalui pengajaran sehingga dalam pendidikan perlu

dipertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya

dengan proses belajar tingkat pendidikan, juga merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi persespsi seseorang untuk lebih mudah

menerima ide-ide dan tekhnologi baru (Arikunto, 2008)

Bahwa tingkat pendidikan seseorang akan menetukan pola pikir dan

wawasan, selain itu tingkat pendidikan merupakan bagian dari

pengalaman kerja. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka

diharapkan stok modal manusiannya (Pengetahuan dan keterampilan)

akan semakin meningkat. Pendidikan memiliki peranan penting dalam

7

Page 8: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

menetukan kwalitas manusia. Lewat pendidikan, manusia dianggap

akan memperoleh pengetahuan dan semakin tinggi pendidikan akan

semakin berkwalitas (Hurlock, 2002).

Lewat pendidikan manusia akan dianggap memperoleh pengetahuan

dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat dibangun

keberadaan hidupnya dengan lebih baik. Semakin tinggi pendidikan,

hidup manusia akan semakin berkwalitas. Jika wanita perpendidikan

mereka akan membuat keputusan yang benar dalam memperhatikan

kesehatannya (Notoadmojo, 2003).

3. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan baik lahir hidup

maupun lahir mati. Semakin sering ibu melahirkan maka semakin

banyak pengalaman yang diperoleh tentang pengetahuan alat

kontrasepsi dalam rahim sehingga akan semakin baik pada

pengetahuan yang ia peroleh tentang kontrasepsi dalam rahim.

4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Jenis pekerjaan

yang dilakukan dapat dikategorikan adalah ibu rumah tangga,

wiraswsta, pegawainegeri, dan pegawai swsta dalam semua bidang

pekerjaan pada umunya diperlukan adanya hubungan sosial yang baik

dengan orang. Pekerjaan dimiliki peranan penting dalam menentukan

kwalitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi

8

Page 9: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

kesehatan dan praktek yang memotifasi seseorang untuk memperoleh

informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan

(Notoadmojo, 2003).

5. Sumber informasi

Informasi adalah data yang diproses dalam suatu bentuk yang

mempunyai arti sipenderita dan mempunyai nilai nyata terasa lagi

keputusan saat itu atau keputusan mendata. Sumber informasi adalah

sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi,

merangsang pikiran dan kemampuan (Kamus besar Bahasa Indonesi)

C. Kontrasepsi AKDR

C.1. Defenisi

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang

bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik, ada yang dililit tembaga ada

yang tidak, ada pula dililit tembaga bercamput perak. Selain itu ada yang

mengandung hormon pencegah kehamilan (Saifuddin, 2003).

C.2. Jenis AKDR

Adapun jenis-jenis AKDR adalah sebagai berikut :

C.2.1. Iner, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja anti karat (The Chinese

Ring).

9

Page 10: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

C.2.2. Mengandung tembaga seperti Copper T (CUT 380 A, CUT 200 C),

multiload (MICU 250 dan 375) dan Nova T.

C.2.3. Mengandung hormon steroid seperti AKDR progesteron dan levonova

yang mengandung levonorgestrel. (Sarwono, 1996).

C.3. Cara Kerja AKDR

Cara kerja AKDR adalah sebagai berikut :

1. AKDR di dalam rahim menyebabkan terjadinya perubahan pada

selaput dalam (lendir) rahim, dan membuat sperma yang masuk

tidak mampu membuahi sel telur.

2. AKDR dapat mencegah pertemuan sperma dengan sel telur wanita.

3. AKDR akan mempengaruhi selaput lendir rahim sehingga

menghalangi pembenaman dari telur yang sudah dibuahi.

4. Benang tembaga halus atau benang perak tembaga halus pada

AKDR berfungsi untuk menghalangi gerak sperma (bibit laki-laki)

sehingga tidak terjadi pembuahan.

C.4. Efektifitas AKDR.

1. Ekspulsi spontan

2. Terjadinya kehamilan

3. Pengangkatan / pengeluaran karena alasan-alasan medis atau

Pribadi

10

Page 11: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

C.5. Keuntungan Penggunaan AKDR

Adapun keuntungan penggunan AKDR adalah sebagai berikut :

1. Murah, ekonomis dan praktis

2. Tidak terasa sakit pada saat pemasangannya dan penanganannya

dilakukan oleh tenaga-tenaga yang secara khusus telah dilatih untuk

memasang AKDR.

3. Kemampuan cukuptinggi, kegagalan sangat kecil sekitar ± 1%.

4. Tidak berpengaruh pada keadaan umum tubuh si pemakai/akseptor.

5. AKDR tidak mengganggu gairah seks, tidak mempengaruhi kelancaran air

susu dan tidak mengganggu kesuburan.

6. Sekali pasang dapat dibiarkan sampai beberapa tahun di dalam rahim,

sehingga dapat mencegah kehamilan dalam waktu yang lama, AKDR

dapat bertahan 5 sampai 10 tahun (Saifuddin, 2003).

C.6. Efek Samping Penggunaan AKDR

Efek samping adalah sesuatu yang mungkin terjadi walau tidak

semuanya, atau hanya bersifat sementara saja bila menggunakan AKDR.

Efek samping tersebut yakni :

1. Perdarahan

2. Pengaruh terhadap haid

3. Perasaan nyeri atau mules

4. Keputihan

5. Nyeri waktu senggama

11

Page 12: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

6. Kegagalan AKDR

Apabila terjadi efek samping/komplikasi [enggunaan atau kegagalan

alat kontrasepsi. Para peserta KB memeriksakan diri ke tempat praktek

bidan, maka bidan memberikan penjelasan dan pengobatan penang-

gulangannya sesuai dengan kewenangannya (Mochtar, 1998)

C.7. Waktu Pemasangan AKDR

Masalah-masalah yang terdapat pada AKDR cukup banyak seperti

Ekspulsi, Infeksi, dan Perforasi. Untu mengurangi masalah tersbut, proses

pemasangannya:

1. Bersamaan dengan menstruasi.

2. Segera setelah bersih menstruasi.

3. Pada masa akhir puerperium

4. Tiga bulan pasca persalinan

5. Bersamaan dengan sectio sesarea.

6. Bersamaan dengan abortus dan kuretage.

7. Hari kedua-ketiga pasca persalinan. (Manuaba, 1998).

C.8. Indikasi pemasangan

Pemasangan AKDR untuk tujuan kontrasepsi yang diindikasikan

kepada:

1. Yang ingin menjarangkan kehamilannya

2. Yang telah mempunyai anak satu atau lebih

12

Page 13: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

3. Menyukai metode kontrasepsi yang hasilnya sangat efektif,

berjangkau panjang tetapi belum ingin menerima metode

permanen pada saat ini

4. Menyukai metode yang tidak memerlukan pekerjaan setiap hari

sebelum melakukan hubungan sekssual.

5. Yang tidak menyukai resiko rendah mendapat penyakit Menular

Seksual (PMS). (Sarwono, 1998).

C.9. Kontra Indikasi Sebelum Pemasangan AKDR

1. Diketahuai adanya kehamilan (Berdasarkan riwayat, gejala dan

tanda.

2. Menderita penyakit radang panggul.

3. Mengalami perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnosa

4. Mempunyai resiko tinggi penyakit menular sekssual

5. Dengan anemia berat (Hb < 9 gr/dl) atau hemotokrit <27.

6. Pada pemeriksaan dalam, terdapat kelainan berupa fibroid yang

besar atau terdapat uterus yang abnormal.

7. Dengan penyumbatan serviks.

8. Pernah mempunyai riwayat hamil diluar kandungan (Manuaba,

1998).

13

Page 14: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

C.10. Komplikasi

a. Perforasi dinding rahim

Kompilikasi ini terjadi karena pemasukan insert ke dalam cavum

uteri dengan arah yang salah. Kemungkinan adanya perforasi

harus juga diperhatikan apabila pada pemeriksaan dengan

spekulum benang AKDR tidak kelihatan.

b. Infeksi

AKDR itu sendiri, atau benangnya yang berada dalam vagina,

umumnya tidak menyebabkan terjadi infeksi bila diperhatikan

tindakan antiseptik waktu pemasangan.

c. Ekspulsi

Ekspulsi secara spontan pada umumnya terjadi pada bulan

pertama dan berkurang pada saat berikutnya. Sering terjadi pada

waktu haid, kemungkinan karena ukuran AKDR yang terlalu kecil.

d. Kehamilan

Jika timbul dengan AKDR insitu tidak akan timbul cacat pada bayi

oleh karena AKDR terletak diantara selaput ketuban dan dinding

rahim, jika benang AKDR masih kelihatan, sebaiknya AKDR itu

dikeluarkan lebih kecil dari pada jika AKDR dibirkan terus berada

dalam rongga uterus (Manuaba, 1998).

14

Page 15: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian Gambaran Pengetahuan Ibu

tentang AKDR di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga Selatan berikut :

BAGAN III A

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

B. Defenisi Operasional

B.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui PUS terhadap alat

kontrasepsi AKDR.

Aspek pengukuran

Kategori :

a. Baik : Skor 76-100% (bila jumlah soal dijawab benar 16-20 dari

20 pertanyaan yang diberikan).

15

- Umur- Pendidikan- Paritas- Pekerjaan - Sumber Informasi

Pengetahuan Ibu Terhadap Kontrasepsi AKDR

Page 16: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

b. Cukup : Skor 56-75% (jawaban benar 11-15 dari 20 pertanyaan

yang diberikan).

c. Kurang : Bila skor yang diperoleh <55% (jawaban benar <11

pertanyaan yang diberikan).

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

B.2. Umur

Umur adalah suatu batasan yang menunjukkan lamanya hidup

responden yang dihitung sejak lahir sampai penelitian ini dilakukan yang

dinyatakan dalam tahun, dengan kategori :

a. 21-25 tahun

b. 26-30 tahun

c. 31-35 tahun

d. 36-40 tahun

Alat ukur : kuesioner

Skala ukur : interval

B.3. Pendidikan

Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah

dilakukan responden, dengan kategori :

a. Pendidikan Dasar : SD, SMP sederajat

b. Pendidikan Menengah : SMA sederajat

c. Pendidikan Tinggi : D-III, S-1

16

Page 17: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

B.4. Paritas

Paritas adalah frekuensi persalinan yang pernah dilalui ibu kategori :

a. Primipara

b. Skundipara

c. Multipara

d. Grande multipara

Alat ukur : kuesioner

Skala ukur : ordinal

B.5. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan ibu dalam mencari nafkah untuk

menambah penghasilan keluarga dengan kategori :

a. Pegawai negeri dan pegawai swasta

b. Wiraswasta

c. Ibu rumah tangga

Alat ukur : kuesioner

Skala ukur : ordinal

B.6. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah asal pesan atau beberapa sumber informasi

tentang pengetahuan Ibu terhadap kontrasepsi AKDR.

17

Page 18: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

a. Media cetak (koran, majalah, brosur)

b. Media elektronik (televisi, radio, internet)

c. Petugas Kesehatan (dokter, perawat, bidan)

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Nominal

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran

pengetahuan Ibu tentang AKDR di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga

Selatan Tahun 2009.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

D.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Aek Manis Kecamatan Sibolga

Selatan dengan alasan :

a. Populasi mencukupi

b. Cakupan akseptor AKDR

c. Tempat penelitian mudah dijangkau

d. Belum pernah dilakukan penelitian

18

Page 19: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

D.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2009

E. Populasi dan Sampel

E.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS Kelurahan Aek Manis

Kecamatan Sibolga Selatan Sebanyak 1.605 orang

E.2. Sampel

Pengambilan jumlah sampel berdasarkan rumus menurut Arikunto, 2002

yaitu jika populasi lebih dari 100, maka pengambilan jumlah sample = 10-

15% dari populasi (n).

Maka : n (sample) =

n =

=

=

maka sampel yang diambil dari seluruh populasi 161 orang, dimana

pengambilan sampel dengan metode sistematyic sampling.

19

org

Page 20: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

F. Metode Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh

dengan kuesioner sebagai alat bantu. Dimana terlebih dahulu memberikan

penjelasan singkat tentang kuesioner, lalu kuesioner dibagikan dan diisi oleh

responden, kemudian dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa

kelengkapannya

20

Page 21: Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Akdr Di Kelurahan Aek Manis

G. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah melalui langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Editing

Memeriksa data yang terkumpul bila terdapat data yang kurang

lengkap maka dilakukan pengumpulan data kembali.

2. Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden ke dalam bentuk kode yang

telah ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data.

3. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan data, data dimasukkan dalam

bentuk tabel dan distribusi frekuensi.

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase

data yang terkumpul lalu membahas hasil penelitian dengan menggunakan

teori dan kepustakaan yang ada.

21