free end asih

20
LAPORAN KEPANITERAAN BAGIAN PROSTODONSIA GIGI TIRUAN SEBAGIAN UJUNG BEBAS RESIN AKRILIK RAHANG BAWAH Disusun oleh : Asih Puspa Hati 04/181085/KG/07863 Dosen Pembimbing : drg. Endang Wahyuningtyas, MS., Sp. Prost. (K) BAGIAN ILMU PROSTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2009 1

Upload: lovelybluefish85

Post on 18-Jun-2015

1.970 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Free End Asih

LAPORAN KEPANITERAAN BAGIAN PROSTODONSIA

GIGI TIRUAN SEBAGIAN UJUNG BEBAS

RESIN AKRILIK RAHANG BAWAH

Disusun oleh :

Asih Puspa Hati

04/181085/KG/07863

Dosen Pembimbing :

drg. Endang Wahyuningtyas, MS., Sp. Prost. (K)

BAGIAN ILMU PROSTODONSIAFAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2009

1

Page 2: Free End Asih

BAB I

PENDAHULUAN

Gigi geligi merupakan bagian tubuh yang penting untuk berfungsi baik untuk

pengunyahan maupun untuk bicara. Kerusakan pada gigi geligi dapat mengakibatkan

fungsi dari gigi geligi terganggu. Kerusakan gigi geligi bisa bervariasi dari yang paling

sederhana sampai kerusakan yang luas, yaitu meliputi seluruh elemen gigi sampai

kehilangan sebagian rahang.

Kehilangan elemen gigi baik sebagian atau seluruhnya sebaiknya segera

dibuatkan gigi tiruan pengganti, sebab akan menimbulkan berbagai gangguan pada

individu tersebut. Akibat-akibat yang timbul akibat hilangnya gigi dalam waktu yang

lama dan tidak dibuatkan gigi tiruan pengganti antara lain migrasi dan rotasi gigi, ekstrusi

dari gigi antagonis, penurunan efisiensi pengunyahan, gangguan pada

temporomandibular joint (TMJ), kerusakan membran periodontal, gangguan fungsi

bicara, kebersihan mulut terganggu, dan gangguan fungsi estetis.

Pembuatan gigi tiruan dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi

akibat hilangnya gigi. Gigi tiruan untuk menggantikan hilangnya gigi sebagian disebut

gigi tiruan sebagian (GTS) atau partial denture. Tujuan dari pembuatan GTS antara lain

untuk mengembalikan fungsi estetis, mengembalikan fungsi pengunyahan,

mengembalikan fungsi bicara, membantu mencegah kerusakan lebih lanjut atau

mempertahankan gigi yang masih ada, dan memperbaiki oklusi.

Ada beberapa macam GTS. Berdasarkan bahannya, GTS ada 2 macam yaitu GTS

akrilik dan GTS logam. GTS ada yang dapat dilepas, disebut GTS lepasan atau

removable partial denture, dan ada yang tidak dapat dilepas yang disebut gigi tiruan

cekat (GTC) atau fixed denture.

Pembuatan GTS harus memperhatikan beberapa hal, yaitu harus tahan lama, dapat

mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada dan jaringan di sekitarnya, tidak

merugikan pasien, dan mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis. Pada akhirnya

pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien untuk mau dan dapat

beradaptasi dalam pemakaiannya.

2

Page 3: Free End Asih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Gigi Tiruan Sebagian

Menurut Applegate (1959), gigi tiruan sebagian lepasan adalah salah satu alat

yang dapat dilepas yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang

hilang dengan dukungan utama jaringan lunak di bawah plat dasar dan dukungan

tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai pilar. Pengertian

gigi tiruan sebagian (GTS) menurut Osborne (1959), adalah gigi tiruan yang

mengganti gigi asli yang hilang sebagian dapat dilepas oleh pasien. Menurut Mc.

Craken (1973), GTS adalah suatu restorasi prostetik yang mengganti gigi asli yang

hilang dan bagian lain rahang yang tidak bergigi sebagian, mendapat dukungan

terutama dari jaringan dibawahnya dan sebagian dari gigi asli yang masih tinggal

akan menjadi gigi pegangan. GTS ada beberapa macam, yaitu :

1. Menurut jaringan pendukungnya:

a. Tooth supperted: dukungannya berupa gigi asli

b. Mucosa supported: dukungannya berupa mukosa ujung bebas.

c. Mucosa and Tooth supported: dukungannya berupa mukosa ujung bebas dan

gigi asli.

2. Menurut saat pemasangannya:

a. Immediate protesa : segera dipasang setelah pencabutan

b. Conventional protesa: tidak segera dipasang setelah pencabutan.

3. Menurut bahan yang dipakai:

a. Frame atau metal protesa

b. Akrilik protesa

c. Vulcanite protesa.

4. Menurut ada/tidaknya sayap bagian bukal.

a. Open face, dibuat tanpa gusi tiruan di bagian bukal/labial (anterior)

3

Page 4: Free End Asih

b. Close face, dibuat dengan gusi tiruan di bagian bukal/labial

(posterior/anterior).

Gigi tiruan open face diindikasikan pada bagian anterior bila tulang alveolar

belum resorbsi sehingga gigi artifisial dapat dipasang seolah-olah keluar dari gusi

(tampak estetik seperti gigi asli). Gigi tiruan close face diindikasikan pada bagian

anterior bila tulang alveolar telah resorpsi karena sayap dapat meningkatkan

estetika dengan memberi dukungan bagi bibir.

Untuk mendapatkan GTS yang baik dalam memenuhi fungsinya maka

pengetahuan yang dimiliki operator harus memadai disamping itu perlu kerjasama

yang baik dengan pasien. Jika pasien sadar akan arti pentingnya GTS maka hal ini

akan sangat mendukung keberhasilan dari perawatan tersebut.

B. Indikasi dan Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian

Indikasi perawatan GTS adalah:

1. Hilangnya satu gigi atau lebih

2. Keadaan yang baik dari gigi yang masih tinggal dan memenuhi syarat sebagi gigi

pegangan.

3. Keadaan prosesus alveolaris yang masih baik.

4. Kesehatan umum pasien dan kebersihan mulut pasien baik.

Tujuan pembuatan GTS adalah:

1. Mengembalikan fungsi pengunyahan/mastikasi.

2. Mengembalikan fungsi keindahan atau estetik.

C. Klasifikasi Gigi Tiruan Sebagian

Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak dari daerah yang tidak bergigi

menurut Kennedy, cit. Soelarko R.M. dan Wachijati H., (1980) yaitu :

4

Page 5: Free End Asih

1. Klas I

Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang

tertinggal pada kedua belah sisi (Bilateral Free end).

2. Klas II

Mempunyai daerah tanpa gigi yang terletak di bagian posterior dari ggi yang

tertinggal tetapi hanya pada satu sisi saja (Unilateral Free end)

3. Klas III

Daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi (paradental) atau masih ada gigi

di bagian posterior sadel (Bounded Sadle).

4. KlasIV

Daerah yang tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati median line.

Klasifikasi gigi tiruan sebagian berdasarkan letak klamer menurut Miller

ditentukan sebagai berikut:

1. Klas I

Menggunakan dua buah klamer dimana klamer-klamer tersebut lurus berhadapan

dan tegak lurus median line.

2. Klas II

Menggunakan dua buah klamer yang letaknya saling berhadapan dan membentuk

garis diagonal serta melewati median line.

3. Klas III

Menggunakan tiga buah klamer yang letaknya sedemikian rupa sehingga apabila

klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis, merupakan suatu segitiga

yang terletak di tengah gigi tiruan.

4. Klas IV

Menggunakan empat buah klamer yang letaknya sedemikian rupa sehingga

apabila klamer-klamer itu dihubungkan dengan suatu garis lurus, merupakan

suatu segi empat yang terletak di tengah gigi tiruan.

5

Page 6: Free End Asih

D. Komponen Gigi Tiruan Sebagian

Menurut Austin dan Lidge (1975), gigi tiruan mempunyai beberapa komponen.

Komponen GTS bahan akrilik antara lalin:

1. Basis

Suatu bagian GTS yang terbuat dari akrilik untuk mendukung gigi tiruan dan

memindahkan tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya

2. Klamer atau cangkolan

Bagian GTS yang terletak di abutment dan terbuat dari kawat tahan karat. Fungsi

dari klamer yaitu mencegah pergerakan gigi tiruan ke arah oklusal dan mencegah

tekanan oklusal yang berlebihan pada jaringan di bawahnya. Retainer ada dua

macam yaitu :

a. Retainer langsung (direct retainer), yaitu bagian dari gigi tiruan yang

menahan terlepasnya GTS secara langsung, berupa lengan retentive;

b. Retainer tidak langsung (indirect retainer), yaitu bagian dari gigi tiruan yang

menahan GTS secara tidak langsung, berupa lengan pengimbang,

sandaran/rest (bagian dari cangkolan yang bersandar pada bidang oklusal atau

insisal gigi pegangan yang memberikan dukungan vertikal terhadap gigi

tiruan.

3. Gigi pengganti atau gigi artifisial

Bagian GTS yang mengganti gigi yang hilang.

Bagian dari GTS yang memuat gigi pengganti disebut saddle. Gigi asli yang ada

pada ujung saddle disebut gigi abutment. Saddle biasanya terbuat dari akrilik dan

dapat dilekatkan dengan GTS kerangka logam, atau membentuk sebagian dari GTS

akrilik (Jepson, 2004).

E. Faktor dan Syarat Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan desain GTS adalah

sebagai berikut:

6

Page 7: Free End Asih

1. Retensi

Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan ke arah oklusal.

Faktor pemberi retensi antara lain kualitas klamer, oclusal rest, contour, landasan

denture, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension.

2. Stabilisasi

Perlawanan atas ketahanan terhadap perpindahan tempat GTS dalam arah

horizontal dalam keadaan berfungsi. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik sandaran

yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar-besarnya agar beban yang

diterima protesa setiap unit bisa sekecil mungkin. Dalam hal ini semua bagian

cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal/ujung lengan retentive. Gigi yang

mempunyai stabilisasi pasti mempunyai retensi, sedangkan gigi yang mempunyai

retensi belum tentu mempunyai stabilisasi.

3. Estetika

Dalam prostodonsia yang berhubungan dengan permukaan GTS adalah:

a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat dalam

posisi bagaimanapun.

b. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap-tiap pasien meliputi warna

dan inklinasi/posisi gigi.

c. Gambaran countouring harus sesuai dengan keadaan pasien.

d. Perlekatan gigi di atas ridge.

Syarat-syarat pemilihan gigi abutmen yang digunakan sebagi pegangan klamer

adalah:

1. Gigi pilar harus cukup kuat.

a. Akarnya panjang.

b. Masuk kedalam prosesus alvelaris dalam dan tidak longgar

c. Makin banyak akar makin kuat.

d. Gigi pilar tidak boleh goyang

e. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.

2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang digunakan.

7

Page 8: Free End Asih

3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris, gigi

yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk pilar.

4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.

5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang

letaknya sejajar.

Pembuatan GTS harus memperhatikan beberapa hal., yaitu:

1. Harus tahan lama

2. Dapat mempertahankan dan melindungi gigi yang masih ada dan jaringan

sekitarnya.

3. Tidak merugikan pasien.

4. Mempunyai konstruksi dan desain yang harmonis

Pada akhirnya pembuatan GTS sangat tergantung pada peran serta pasien untuk

mau dan dapat beradaptasi dalam pemakaiannya.

F. Keuntungan Gigi Tiruan Sebagian

Keuntungan GTS lepasan adalah:

1. Pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat dalam

membersihkannya.

2. Mudah di preparasi bila ada kerusakan.

3. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan GTC.

4. Mengembalikan fungsi bicara atau fonetik.

5. Membantu mempertahankan gigi yang masih tinggal

6. Memperbaiki oklusi

7. Meningkatkan distribusi beban kunyah.

8

Page 9: Free End Asih

BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identifikasi Pasien :

Nama : Risnadi

Umur : 53 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Jetis Harjo RT 25 RW 06 No 339, Danurejan, Yogyakarta

No. kartu : A – 071562

B. Anamnesa

1. Pemeriksaan Subyektif :

Motivasi : Pasien datang dengan keinginan sendiri untuk dibuatkan gigi tiruan

rahang bawah

CC : Ingin membuatkan gigi tiruan pada rahang bawah karena merasa

kesulitan pada saat makan.

PI : Merasa terganggu pengunyahannya saat makan namun gigi geligi tidak

ada yang terasa sakit. ± 3 bulan yang lalu gigi tiruan rahang bawah

patah saat dikantongi dan terduduki.

PDH : - pernah mencabutkan gigi geraham atas di Puskesmas tanpa komplikasi

- pernah mencabutkan gigi geraham kecil bawah atas ± 4 bulan yang lalu

tanpa komplikasi.

- memakai gigi tiruan pada rahang atas sejak ± 6 bulan yang lalu, dan

sekitar ± 3 bulan yang lalu gigi tiruan rahang bawah patah saat

dikantongi dan terduduki.

PMH : - sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik.

- tidak alergi obat-obatan, makanan dan cuaca

- belum pernah dirawat di rumah sakit

- Tidak sedang dalam perawatan dokter

9

Page 10: Free End Asih

FH : Ayah : tidak dicurigai menderita penyakit sistemik

Ibu : tidak dicurigai menderita penyakit sistemik

2. Pemeriksaan Obyektif :

a. Umum :

- Jasmani : sehat, tak ada kelainan

- Rohani : komunikatif dan kooperatif

b. Lokal :

- Ekstra oral : Wajah : simetris, tak ada kelainan

Pipi : simetris, tak ada kelainan

Bibir : sedang, tak ada kelainan

- Intra Oral : Palatum : bentuk U, normal, tak ada kelainan

Mukosa : normal, tak ada kelainan

Gingiva : normal, tak ada kelainan

Lidah : normal, tak ada kelainan

c. Pemeriksaan Elemen :

V IV III II I I II III IV V

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

V IV III II I I II III IV V

Keterangan :

X : gigi telah dicabut

- : karies

● : tumpatan

O : tidak ada benih gigi

10

Page 11: Free End Asih

C. Diagnosis

RA : Klasifikasi Klas I Kennedy modifikasi 1

RB : Klasifikasi Klas I Kennedy

11

Page 12: Free End Asih

IV. PROSEDUR KERJA DAN RENCANA PERAWATAN

A. Mouth Preparation

Merupakan persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuatkan gigi tiruan

sebagian, meliputi :

1. Perawatan periodontal dengan scaling untuk membersihkan karang gigi.

2. Perawatan konservasi terhadap gigi yang karies.

B. Perawatan

Kunjungan I

a. Membuat cetakan untuk studi model (RA dan RB)

Alat : sendok cetak perforated stock tray no. 2

Bahan cetak : alginat

Cara mencetak : mukostatik

Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan laboratorium yaitu mengisi hasil cetakan

studi model dengan stone gips, kemudian dibuat model form (boxing).

b. Membuat desain GTSL Akrilik

1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi

Berdasarkan gigi yang hilang pada rahang bawah, maka kasus ini termasuk klas I

Kennedy. Gigi yang diganti adalah

2. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel

RB : dukungan gigi dan mukosa (dukungan kombinasi).

3. Menentukan macam penahan

RB : direct retainer berupa cengkram C pada gigi dan indirect retainer

berupa plat akrilik setinggi cingulum dan perluasan basisi bagian bukal (buccal

flange)

4. Menentukan macam konektor

RB : konektor berupa plat lingual RB

12

8 7 6 5 6 7 8

4 5

4 5

Page 13: Free End Asih

Kunjungan II

a. Membuat work model

Alat : sendok cetak perforated stock tray no 2

Bahan cetak : alginat

Cara mencetak : mukostatik

b. Membuat base plate dan klamer

• Setelah diperoleh cetakan yang akurat, kemudian diisi dengan gips stone. Setelah

diperoleh model kerja, ditentukan batas tepi dengan memperhatikan daerah

mukosa yang bergerak dan tidak bergerak. Kemudian menurut batas-batas

tersebut dibuat base plate dari wax. Klamer dibuat sesuai dengan desain dan

ditanamkan pada base plate. Base plate harus benar-benar menempel pada work

model kemudian diproses menjadi akrilik. Base plate yang diperoleh dihaluskan

kemudian siap untuk di-try in ke pasien.

• Pembuatan klamer C pada

Kunjungan III

a. Insersi base plate, retensi dan stabilisasi diperiksa. C klamer pada gigi harus

diperiksa sudah baik atau belum. Plat akrilik setinggi singulum harus diperiksa sudah

tepat atau belum. Base plate ketika dipakai harus diperiksa ada kecenderungan

mengungkit atau tidak.

b. Membuat bite rim

Bite rim berbentuk tapal kuda dan diletakkan diatas base plate untuk memperoleh

tinggi gigitan pada keadaan oklusi sentrik yang nantinya akan dipindahkan ke

artikulator. Yang perlu diperhatikan dalam membuat bite rim rahang bawah yaitu

ukuran bite rim rahang bawah harus disesuaikan dengan rahang atas, ukurang bite

rim bagian posterior selebar 6 mm. Bagian oklusal posterior dibagi oleh garis

alveolar ridge menjadi 3 mm untuk bukal dan 3 mm untuk lingual.

13

4 5

4 5

Page 14: Free End Asih

Kunjungan IV

a. Insersi base plate dengan bite rim, retensi dan stabilisasi diperiksa.

Bite rim yang telah sesuai ukurannya dicobakan dalam mulut pasien dan diperiksa

profilnya.

b. Pengambilan gigitan sentrik

• Setelah pengepasan base plat selesai dilanjutkan dengan pembuatan bite rim pada

base plat.

• Bite rim tersebut kemudian dipanaskan sebelum dimasukkan ke dalam mulut

pasien

• Dengan tetap menggunakan gigi tiruan pada rahang atasnya, pasien diinstruksikan

untuk menggigit semaksimal mungkin, hal ini berfungsi untuk mendapatkan

oklusi sentrik. Oklusi sentrik antara bite rim dan gigi tiruan rahang atas ini juga

berfungsi sebagai fiksasi.

c. Pencetakan base plat beserta gigitan sentrik

• Base plat dipasangkan pada rongga mult pasien, kemudian dilakukan pencetakan

menggunakan sendok cetak perforated tray no 2 dengan bahan alginat dan teknik

mencetak mukostatik.

• Setelah selesai dilakukan pencetakan, bagian fitting surface base plat diolesi

vaselin. Setelah itu dilakukan pengisian dengan gips stone.

Pekerjaan laboratorium selanjutnya adalah hasil cetakan ditransfer ke artikulator,

kemudian dilakukan penyusunan gigi yang hilang.

Kunjungan V

Pemasangan gigi posterior

Gigi rahang bawah yang pertama kali dipasang adalah gigi 6 6

6 │ 6 : tonjol mesiopalatinal 6 │ 6 tepat pada fossa sentral 6 6

relasi 6 │ 6 terhadap 6 6 adalah neutro oklusi (klas I Angle)

14

Page 15: Free End Asih

5 │ 5 : tonjol bukal terletak antara dan

ujung tonjol berkontak dengan marginal ridge dan

7 │ 7 : inklinasi mesiobukal berkontak dengan garis tepi tonjol distobukal

tonjol palatal berkontak dengan fossa sentral

Penyusunan gigi posterior bawah harus disusun sedemikian rupa sehingga

terbentuk lengkung Manson atau kurva lateral yaitu bidang yang terbentuk dari garis

singgung pada oklusal bite rim dimana permukaan bukal gigi premolar ditempatkan pada

bidang dengan sudut penyimpangan 6o dari bite rim ke arah palatal dimana terletak

permukaan bukal gigi molar. Pada kasus ini pemasangan gigi-gigi posterior juga

disesuaikan dengan gigi tetangga yang masih ada. Pada kasus ini penyusunan gigi

posterior rahang bawah menyesuaikan dengan oklusi gigi tiruan rahang atas.

Kunjungan VI

Try in seluruh gigi tiruan di atas malam dan kontur gusi tiruannya, lalu dilakukan

pengamatan pada :

a. Oklusi dan retensinya

b. Stabilisasinya dengan working side dan balancing side

c. Estetis dengan melihat garis kaninus dan garis ketawa

d. Pasien disuruh menyebut huruf-huruf p, b, t, th, d, f, v dan lain-lain sampai tidak

ada gangguan

Dilakukan prosesing GTS lepasan resin akrilik

Kunjungan VII

Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTS lepasan dalam mulut pasien, yang perlu

diperhatikan antara lain: retensi, stabilisasi, dan oklusi pasien.

a. Pemasangan dan pengeluaran gigi tiruan

Hambatan pada permukaan gigi atau jaringan yang dijumpai pada saat pemasangan

dan pengeluaran gigi tiruan dapat dilakukan dengan cara pengasahan gigi tiruan

(hanya pada bagian yang perlu saja).

15

5 4 4 5

5 4 4 5

6 6

6 6

Page 16: Free End Asih

b. Retensi

Kemampuan GTS untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan

gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan adalah dengan cara

memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika tidak mempunyai retensi

maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas

berarti gigi tiruan tersebut sudah mempunyai retensi.

c. Stabilisasi

Merupakan perlawanan atau ketahanan GTS terhadap gaya yang menyebabkan

perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan

berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara

menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak

boleh menunjukkan pergerakan pada saat tes ini.

d. Oklusi

Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior.

Caranya dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas dan

bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas

artikulasi diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal

terlihat warna yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna

yang tidak merata pada oklusal gigi maka dilakukan pengurangan pada gigi yang

bersangkutan dengan metode selective grinding yaitu pengurangan permukaan

oklusal gigi tiruan untuk mendapatkan suatu sentrik oklusi gigi tersebut.

Pengurangan menggunakan hokum BULL dan MUDL (pengurangan pada

permukaan bukal dan mesial pada rahang atas dan pengurangan permukaan lingual

dan distal pada rahang bawah). Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak

terjadi traumatik oklusi.

Instruksi yang harus disampaikan kepada pasien setelah gigi tiruan dipakai adalah:

a. Mengenai cara pemakaian gigi tiruan tersebut.

b. Pasien diminta memakai gigi tiruan tersebut selama beberapa waktu (2 x 24

jam) agar pasien terbiasa dan bisa beradaptasi.

16

Page 17: Free End Asih

c. Kebersihan gigi tiruan dan rongga mulut harus dijaga.

d. Mengenai cara memelihara gigi tiruan, misal pada malam hari atau pada saat

protesa tidak digunakan, protesa dilepas atau direndam dalam air dingin yang

bersih agar gigi tiruan tersebut tidak berubah ukurannya.

e. Apabila timbul rasa sakit setelah pemasangan, pasien harap segera kontrol

f. Kontrol seminggu berikutnya setelah insersi yang pertama kali.

Kunjungan VIII

Setelah pemasangan GTS selama 1 minggu, pasien datang untuk kontrol. Yang perlu

diperhatikan pada saat kontrol :

a. Pemeriksaan subyektif : pasien ditanya apakah ada keluhan atau tidak, apakah ada

gangguan atau tidak, dan apakah ada rasa sakit.

b. Pemeriksaan obyektif

Melihat keadaan mulu dan jaringan mulut, melihat keadaan GTS lepasan baik pada

base plat maupun pada mukosa dibawahnya, posisi cengkramannya, keadaan gigi

abutment dan jaringan pendukungnya, oklusi, stabilisasi, dan retensi gigi tiruan.

17

Page 18: Free End Asih

V. DISKUSI

Pada kasus ini pasien kehilangan gigi .Pembuatan GTS ini bertujuan

untuk mengembalikan fungsi pengunyahan. Berdasarkan gigi yang hilang, maka kasus

tersebut termasuk dalam klasifikasi Kennedy klas I dan merupakan indikasi pembuatan

protesa gigi tiruan lepasan desain bilateral dengan dukungan kombinasi antara mukosa

dan gigi dengan perluasan basis distal.

Tahap-tahap yang perlu diperhatikan dalam membuat desain gigi tiruan sebagian lepasan

adalah :

1. Base plate

Bagian yang melekat pada mukosa mulut yang fungsinya memindahkan tekanan

oklusal ke jaringan di bawahnya.

2. Gigi Abutmen

Gigi yang dipilih sebagai gigi abutmen adalah gigi

3. Gigi pengganti

Ukuran gigi pengganti disesuaikan dengan ruang yang tersedia dan warna gigi sesuai

dengan gigi aslinya.

DESAIN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN AKRILIK PADA RB

Keterangan :

1. Plat dasar akrilik

2. Cengkram C

3. Plat akrilik setinggi singulum

4. Anasir gigi

5. Buccal flange

18

8 7 6 5 6 7 8

4 5

Page 19: Free End Asih

V. PROGNOSIS

Diperkirakan hasil perawatan adalah baik, karena :

1. Kesehatan umum pasien baik.

2. Jaringan pendukung baik.

3. Pasien kooperatif dan menyadari arti pentingnya pemakaian gigi tiruan tersebut.

VI. KESIMPULAN

Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan untuk pasien yang kehilangan giginya

adalah tindakan rehabilitatif yang dapat mengembalikan fungsi mastikasi, fungsi bicara

dan fungsi estetik sehingga dapat mempertahankan jaringan mulut. Keberhasilan

perawatan gigi tiruan sebagian lepasan sangat ditentukan oleh kerjasama yang baik antara

pasien dan operator.

19

Page 20: Free End Asih

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Applegate, 1959, Essential of Removable Partial Denture Prosthesis, 2th ed., W.B. Sounders Co., Philadelphia, London.

David, M., Watt, 1992, Penentuan Desain Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Hipocrates, Jakarta.

Gunadi, H.A., 1982, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan , jilid 1, Hipocrates, Jakarta.

Haryanto, 1992, Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, 2th ed., Hipocrates, Jakarta.

Itjiningsih, 1980, Dental Teknologi, cetakan ke-1, Fakultas Kedoteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta

Jepson, N.J.A., 2004, Removable Partial Denture, Quintessence Publishing Co.Ltd., London.

Soelarko, R.M., dan Wachijati, H., 1980, Diktat Prostodonsia Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung

Swenson, M.G., and Terkla, I.G., Partial Denture, The CV. Mosby Co., St. Louis.

20