fraktur femur.docx

17
I. Identitas Pasien Nama : an. Selvi Umur : 8 tahun Agama : Islam Alamat : Gading turuka Pekerjaan : Pelajar II. Anamnesa Os datang dengan kaki sebelah kanan yang bengkak, sejak 30 menit SMRS. Sebelumnya pasien bermain ayunan, saat bermain ayunan pasien hampir terjatuh sehingga ia menahan badan dengan kakinya. Pada saat itu kekuatan ayunan sangat kencang. Pusing(-), mual(-), muntah(-), pingsan (-) III. Primary survey A : clear B : RR : 20x / menit Bentuk dan gerakan simetris, tidak ada jejas C : Nadi 120x / menit, reguler TD : 100/40 mmHg D : GCS : 15 (E4 M6 V6) Suhu : 36,0 ⁰C Kesadaran : Compos mentis Secondary survey L : hematom (+) pada daerah paha edema (+) pada paha F : krepitasi (-) nyeri tekan (+) M : ROM (+) pasien tidak dapat meluruskan kaki kanan nya.

Upload: reza-rahmana-putra

Post on 11-Dec-2015

295 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: fraktur femur.docx

I. Identitas Pasien

Nama : an. Selvi

Umur : 8 tahun

Agama : Islam

Alamat : Gading turuka

Pekerjaan : Pelajar

II. AnamnesaOs datang dengan kaki sebelah kanan yang bengkak, sejak 30 menit SMRS. Sebelumnya pasien bermain ayunan, saat bermain ayunan pasien hampir terjatuh sehingga ia menahan badan dengan kakinya. Pada saat itu kekuatan ayunan sangat kencang. Pusing(-), mual(-), muntah(-), pingsan (-)

III. Primary survey A : clear B : RR : 20x / menit

Bentuk dan gerakan simetris, tidak ada jejas C : Nadi 120x / menit, reguler

TD : 100/40 mmHg D : GCS : 15 (E4 M6 V6)

Suhu : 36,0 ⁰C Kesadaran : Compos mentis

Secondary surveyL : hematom (+) pada daerah paha

edema (+) pada paha F : krepitasi (-)

nyeri tekan (+)M : ROM (+) pasien tidak dapat meluruskan kaki kanan nya.

Page 2: fraktur femur.docx

IV. Status lokalis

V. Pemeriksaan penunjang

RO femur dextra

Fraktur tertutup femur dextra 1/3 proximal

Page 3: fraktur femur.docx

VI. Diagnosis dan TerapiFracture tertutup femur dextra 1/3 proximal

Terapi :- Imobilisasi/spalk - RL 20gtt- Keterolac ½ amp + tramadol ½ amp

VII. ResumeSeorang anak berumur 8 tahun datang kerumah sakit dengan kaki kanan yang bengkak dan tidak dapat dilurskan sejak 30 menit SMRS. Sebelumnya pasien bermain ayunan, saat bermain ayunan pasien hampir terjatuh sehingga ia menahan badan dengan kakinya. Pada saat itu kekuatan ayunan sangat kencang. Pusing(-), mual(-), muntah(-), pingsan (-). Dari hasil pemeriksaan RO ditemukan adanya fraktur femur pada 1/3 proksimal dextra.

Page 4: fraktur femur.docx

Bab II Tinjauan Pustaka

Definisi

Fraktur adalah hilangnya atau terputusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik bersifat total maupun parsial. Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma akibat tekanan yang berlebihan pada tulang melebihi kapasitas tulang tersebut. Secara epidemiologi, fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 3:1. Fraktur sering dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olahraga, pekerjaan, ataupun penyakit lainnya. Fraktur femur adalah salah satu jenis fraktur yang sering terjadi. Insiden fraktur femur di USA diperkirakan 1 orang setiap 10.000 penduduk setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Unit Pelaksana Teknis Terpadu Imunoendokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2006 di Indonesia dari 1.690 kasus kecelakaan lalu lintas, 249 kasus atau 14,7%-nya mengalami fraktur femur.

Klasifikasi

Jenis-jenis fraktur:

1. Fraktur komplit dan inkomplita. Fraktur komplit :

Garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalu kedua korteks tulang.b. Fraktur inkomplit

Garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang, seperti:- Hairline fracture- Buckle fracture- Greenstick fracture

2. Berdasarkan bentuk garis fracture- Fraktur transbersal- Fraktur oblik- Fraktur butterfly- Fraktur spiral- Fraktur segmental- Fraktur kominutif

3. Berdasarkan ada tidaknya pergeseran- Fraktur undisplaced (tidak bergeser)

Garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser.- Fraktur displaced (bergeser)

Terjadi pergeseran fragmen-fragmen fraktur yang juga disebut dislokasi fragmen. Pergeseran dapat berupa:A. Translation/shift : berpindahB. Angulasi : membentuk sudutC. Shortening : pemendekanD. Rotasi : berputar

Page 5: fraktur femur.docx

4. Terbuka – tertutup- Fraktur tertutup

Bila tidak terdapat luka yang menghubungkan tulang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit.

- Fraktur terbukaBila terdapat luka yang yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit.

Derajat fraktur terbuka menurut klasifikasi Gustilo and Anderson

Derajat Deskripsi Luka

I Laserasi<1cmKerusakan jaringan tidak berartiLuka relatif bersih

II Laserasi>1cmTidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau avulsiAda kontaminasi

III Luka lebar & rusak hebat,atau hilangnya jaringan disekitarnyaKontaminasi hebatDerajat IIIA: tulang yang fraktur masih ditutupi oleh jaringan lunakDerajat IIIB: terdapat periosteal stripping yang luas dan penutupan luka dilakukan dengan flap lokal atau flap jauh.Derajat IIIC: fraktur disertai kerusakan pembuluh darah.

Page 6: fraktur femur.docx

Derajat fraktur tertutup menurut Tscherne

Derajat Deskripsi Luka

0fraktur sederhana tanpa/disertai dengan sedikit kerusakan jaringan lunak

1 fraktur disertai dengan abarsi superfisial atau luka memar pada kulit jaringan subkutan.

2 fraktur yang lebih berat dibanding derajat 1 yang disertai dengan kontusio dan pembengkakan jaringan lunak

3 fraktur berat yang disertai dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan terdapat anacaman terjadinya sindrom kompartemen.

Fraktur Femur

Klasifikasi

Femur adalah tulang terkuat dan terpanjang pada tubuh manusia, fraktur dapat terjadi baik dari distal sampai ke proksimal femur. Fraktur femur secara umum dibedakan atas: fraktur leher femur, fraktur daerah trokanter, fraktur subtrokanter, fraktur diafisis femur, dan fraktur suprakondiler femur.

A. Fraktur leher femur

Fraktur leher femur terjadi pada proksimal hingga garis intertrokanter pada region intra kapsular tulang panggul. Fraktur ini sering terjadi pada wanita usia >60 tahun dan biasanya berhubungan dengan osteoporosis. Fraktur leher femur disebabkan oleh trauma yang biasanya terjadi karena kecelakaan, jatuh dari ketinggian atau jatuh dari sepeda dan biasanya disertai trauma pada tempat lain. Jatuh pada daerah trokanter baik karena kecelakaan lalu lintas atau

Page 7: fraktur femur.docx

jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi seperti terpeleset di kamar mandi di mana panggul dalam keadaan fleksi dan rotasi dapat menyebabkan fraktur leher femur. Berikut ini adalah klasifikasi fraktur leher femur berdasarkan Garden :

Stadium I adalah fraktur yang tak sepenuhnya terimpaksi. Stadium II adalah fraktur lengkap tetapi tidak bergeser. Stadium III adalah fraktur lengkap dengan pergeseran sedang. Stadium IV adalah fraktur yang bergeser secara hebat.

Gambar 4.1 Klasifikasi fraktur leher femur menurut Garden

A. Stadium I C. Stadium IIIB. Stadium II D. Stadium IV

Fraktur leher femur harus ditatalaksana dengan cepat dan tepat sekalipun merupakan fraktur leher femur stadium I. jika tidak, maka akan berkembang dengan cepat menjadi fraktur leher femur stadium IV. Selain Garden, Pauwel juga membuat klasifikasi berdasarkan atas sudut inklinasi leher femur seperti yang tertera pada gambar 4.2, yaitu sebagai berikut:

Tipe I, yaitu fraktur dengan garis fraktur 30. Tipe II, yaitu fraktur dengan garis fraktur 50. Tipe III, yaitu fraktur dengan garis fraktur 70.

A B C

Gambar 4.2 Klasifikasi fraktur leher femur menurut Pauwel

A. Tipe I B. Tipe II C. Tipe III

Anamnesis biasanya menunjukkan adanya riwayat jatuh dari ketinggian disertai nyeri panggul terutama daerah inguinal depan. Tungkai pasien dalam posisi rotasi lateral dan anggota gerak bawah tampak pendek. Pada foto polos penting dinilai pergeseran melalui bentuk bayangan yang tulang yang abnormal dan tingkat ketidakcocokan garis trabekular pada kaput femoris dan ujung leher femur. Penilaian ini penting karena fraktur yang terimpaksi atau tak

Page 8: fraktur femur.docx

bergeser (stadium I dan stadium II berdasarkan Garden) dapat membaik setelah fiksasi internal, sementara fraktur yang bergeser sering mengalami non-union dan nekrosis avaskular.

Pengobatan fraktur leher femur dapat berupa konservatif dengan indikasi yang sangat terbatas dan terapi operatif. Pengobatan operatif hampir selalu dilakukan baik pada orang dewasa muda ataupun pada orang tua karena perlu reduksi yang akurat dan stabil dan diperlukan mobilisasi yang cepat pada orang tua untuk mencegah komplikasi. Jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu pemasangan pin, pemasangan plate dan screw, dan artroplasti yang dilakukan pada penderita umur di atas 55 tahun, berupa: eksisi artroplasti, herniartroplasti, dan artroplasti total.

Komplikasi tergantung dari beberapa faktor, yaitu:

Komplikasi yang bersifat umum: trombosis vena, emboli paru, pneumonia, dekubitus Nekrosis avaskuler kaput femur

Komplikasi ini biasanya terjadi pada 30% pasien fraktur leher femur dengan pergeseran dan 10% pada fraktur tanpa pergeseran. Apabila lokasilisasi fraktur lebih ke proksimal maka kemungkinan untuk terjadi nekrosis avaskuler menjadi lebih besar.

NonunionLebih dari 1/3 pasien fraktur leher femur tidak dapat mengalami union terutama pada fraktur yang bergeser. Komplikasi lebih sering pada fraktur dengan lokasi yang lebih ke proksimal. Ini disebabkan karena vaskularisasi yang jelek, reduksi yang tidak akurat, fiksasi yang tidak adekuat, dan lokasi fraktur adalah intraartikuler. Metode pengobatan tergantung pada penyebab terjadinya nonunion dan umur penderita.

Osteoartritis sekunder dapat terjadi karena kolaps kaput femur atau nekrosis avaskuler Anggota gerak memendek Malunion Malrotasi berupa rotasi eksterna

B. Fraktur IntertrokanterFraktur intertrokanter menurut definisi bersifat ekstrakapsular. Seperti halnya

fraktur leher femur, fraktur intertrokanter sering ditemukan pada manula ataun penderita osteoporosis. Kebanyakan pasien adalah wanita berusia 80-an.

Fraktur terjadi jika penderita jatuh dengan trauma lansung pada trokanter mayor atau pada trauma yang bersifat memuntir. Fraktur intertrokanter terbagi atas tipe yang stabil dan tak stabil. Fraktur yang tak stabil adalah fraktur yang korteks medialnya hancur sehingga terdapat fragmen besar yang bergeser yang mencakup trokanter minor; fraktur tersebut sangat sukar ditahan dengan fiksasi internal.

Gambaran klinik fraktur intertrokanter biasanya pada pasien tua dan tak sehat. Setelah jatuh pasien tidak dapat berdiri. Pada pemeriksaan didapatkan pemendekkan anggota gerak bawah dan berotasi keluar dibandingkan pada fraktur servikal (karena fraktur bersifat ekstrakapsular) dan pasien tidak dapat mengangkat kakinya. Fraktur tanpa pergeseran yang stabil pada foto polos dapat terlihat sebagai tidak lebih dari retakan tipis di sepanjang garis intertrokanter. Fraktur tanpa pergeseran dapat dilakukan terapi konservatif dengan traksi. Pemasangan fiksasi interna dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh fiksasi yang kuat dan untuk memberikan mobilisasi yang cepat pada orang tua

Page 9: fraktur femur.docx

.

C. Fraktur Batang Femur

Fraktur batang femur merupakan fraktur yang sering terjadi pada orang dewasa muda. Jika terjadi pada pasien manula, fraktur ini harus dianggap patologik sebelum terbukti sebaliknya. Macam – macam fraktur batang femur adalah:

a. Fraktur transversalb. Fraktur oblikc. Fraktur butterflyd. Fraktur spirale. Fraktur kominutiff. Fraktur segmental

Fraktur spiral biasanya disebabkan oleh jatuh dengan posisi kaki tertambat sementara daya pemuntir ditransmisikan ke femur. Fraktur melintang dan oblik biasanya akibat angulasi atau benturan lansung. Oleh karena itu, sering ditemukan pada kecelakaan sepeda motor. Pada benturan keras, fraktur mungkin bersifat kominutif atau tulang dapat patah lebih dari satu tempat.

Femur diliputi oleh otot yang kuat dan merupakan proteksi untuk tulang femur, tetapi juga dapat berakibat jelek karena dapat menarik fragmen fraktur sehingga bergeser. Femur dapat pula mengalami fraktur patologis akibat metastasis tumor ganas. Fraktur femur sering disertasi dengan perdarahan masif yang harus selalu dipikirkan sebagai penyebab syok. Klasifikasi fraktur femur dapat bersifat tertutup atau terbuka, simpel, komunitif, fraktur Z, atau segmental.

Gambaran klinik sebagian besar pasien adalah orang dewasa muda. Terjadi syok hebat, dan pada fraktur tertutup emboli lemak sering ditemukan. Ditemukan deformitas pada tungkai atas berupa rotasi eksterna dan pemendekkan tungkai. Paha membengkak dan memar. Pada foto polos fraktur dapat terjadi pada setiap bagian batang, tetapi yang paling sering terjadi adalah sepertiga bagian tengah. Fraktur dapat berbentuk spiral atau melintang. Pergeseran dapat terjadi pada setiap arah. Pelvis harus selalu difoto dengan sinar X untuk menghindari terlewatkannya cedera panggul atau fraktur pelvis yang menyertai.

Pengobatan dapat berupa terapi konservatif, yaitu:

Traksi kulit merupakan pengobatan sementara sebelum dilakukan terapi definitif untuk mengurangi spasme otot.

Traksi tulang berimbang dengan bagian Pearson pada sendi lutut. Indikasi traksi terutama fraktur yang bersifat komunitif dan segmental.

Menggunakan cast bracing yang dipasang setelah terjadi union fraktur secara klinis. Terapi operatif yang dapat dilakukan:

Pemasangan plate dan screw terutama pada fraktur proksimal dan distal femur. Mempergunakan K-nail, AO-nail atau jenis-jenis lain baik dengan operasi tertutup

ataupun terbuka. Indikasi K-nail, AO-nail terutama pada fraktur diafisis. Fiksasi ekterna terutama pada fraktur segmental, fraktur komunitif, infected

pseudoartrosis atau fraktur terbuka dengan kerusakan jaringan lunak yang hebat.Komplikasi dini yang dapat terjadi adalah syok, emboli lemak, trauma pembuluh darah besar, trauma saraf, trombo-emboli, dan infeksi.

Komplikasi lanjut dapat berupa:

Page 10: fraktur femur.docx

a. Delayed union, fraktur femur pada orang dewasa mengalami union dalam 4 bulan.b. Nonunion, apabila permukaan fraktur menjadi bulat dan sklerotik dicurigai adanya

nonunion dan diperlukan fiksasi interna dan bone graft. c. Malunion, bila terjadi pergeseran kembali kedua ujung fragmen, maka diperlukan

pengamatan terus-menerus selama perawatan. Angulasi lebih sering ditemukan. Malunion juga menyebabkan pemendekan pada tungkai sehingga diperlukan koreksi berupa osteotomi.

d. Kaku sendi lutut, setelah fraktur femur biasanya terjadi kesulitan pergerakan pada sendi lutut. Hal ini disebabkan oleh adanya adhesi periartikuler atau adhesi intramuskuler. Hal ini dapat dihindari apabila fisioterapi yang intensif dan sistematis dilakukan lebih awal.

e. Refraktur, terjadi apabila mobilisasi dilakukan sebelum terbentuk union yang solid. D. Fraktur Suprakondiler Femur

Daerah suprakondiler adalah daerah antara batas proksimal kondilus femur dan batas metafisis dengan diafisis femur. Fraktur terjadi karena tekanan varus atau valgus disertai kekuatan aksial dan putaran. Klasifikasi fraktur suprakondiler femur terbagi atas: tidak bergeser, impaksi, bergeser, dan komunitif, yang dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Klasifikasi fraktur suprakondiler2

A. Fraktur tidak bergeser C&D. Fraktur bergeserB. Fraktur impaksi E. Fraktur komunitif

Gambaran klinis pada pasien ditemukan riwayat trauma yang disertai

pembengkakan dan deformitas pada daerah suprakondiler. Krepitasi mungkin ditemukan.

Pengobatan dapat dilakukan secara konservatif, berupa: traksi berimbang dengan mempergunakan bidai Thomas dan penahan lutut Pearson, Cast-bracing, dan spika panggul. Terapi operatif dapat dilakuan pada fraktur terbuka atau adanya pergeseran fraktur yang tidak dapat direduksi secara konservatif. Terapi dilakukan dengan mempergunakan nail-plate dan screw dengan macam-macam tipe yang tersedia.

Komplikasi dini yang dapat terjadi berupa: penetrasi fragmen fraktur ke kulit yang menyebabkan fraktur menjadi terbuka, trauma pembuluh darah besar, dan trauma saraf. Komplikasi lanjut dapat berupa malunion dan kekakuan sendi lutut.

E. Fraktur Subtrokanter

Page 11: fraktur femur.docx

Fraktur ini dapat terjadi pada setiap umur dan biasanya akibat trauma yang hebat. Gambaran klinisnya berupa anggota gerak bawah keadaan rotasieksterna, memendek, dan ditemukan pembengkakan pada daerah proksimal femur disertai nyeri pada pergerakan. Pada pemeriksaan radiologis dapat menunjukkan fraktur yang terjadi di bawah trokanter minor.

Garis fraktur bisa bersifat tranversal, oblik, atau spiral dan sering bersifat kominutif. Fragmen proksimal dalam keadaan posisi fleksi sedangkan distal dalam keadaan posisi abduksi dan bergeser ke proksimal. Pengobatan dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna dengan menggunakan plate dan screw. Komplikasi yang sering timbul adalah nonunion dan malunion. Komplikasi ini dapat dikoreksi dengan osteotomi atau bone grafting.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: fraktur femur.docx

American Academy of Orthopaedic Surgeons. Thighbone (femur) fracture.[online]. 2008

[cited 2011 March 3]; Available from: URL: http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00364.

Apley GA, Solomon L. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem Apley. Edisi ke-7.

Jakarta:Widya Medika; 1995.

Cluett J. Femur fracture. [online]. 2005. [cited 2011 March 3]; Available

from:http://orthopedics.about.com/od/brokenbones/a/femur.htm.

Hoppenfeld S, Murthy VL. Treatment & Rehabilitation of Fractures. Philadelphia: Lippincott

Williams & Walkins; 2000.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Bones, joints, and soft-tissue tumors. In: Robbins

and Cotran pathologic basis of disease 8th edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010. p 1219-

1220.

Perry CR, Elstrom JA. Handbooks of fracture. Ed 2nd. United State of America: McGraw-

Hill; 2000.

Rahmasari I. Pengaruh range of motion (ROM) secara dini terhadap kemampuan activity

daily living (ADL) pasien post operasi fraktur femur di RSUI Surakarta. Surakarta: Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah; 2008.

Rasjad, C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi ke-3. Jakarta: Yarsif Watampone; 2007.

Sjamsuhidayat R, Jong WD. Bukuajarilmubedah. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2005.