formulasi tablet kunyah ekstrak rimpang temu …eprints.ums.ac.id/1473/1/k100040090.pdfupaya...

17
FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma Zedoaria (Berg) Roscoe) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI Oleh: EKA YULIANA DIAN PRAWESTI K 100.040.090 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

Upload: vohuong

Post on 02-May-2019

254 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma Zedoaria (Berg) Roscoe) DENGAN

KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA

SKRIPSI

Oleh:

EKA YULIANA DIAN PRAWESTI K 100.040.090

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA 2008

Page 2: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kekayaan alam hutan tropis Indonesia menyimpan beribu-ribu tumbuhan

yang berkhasiat obat. Penggunaan obat-obat tradisional memiliki banyak

keuntungan yaitu murah dan mudah didapat, selain itu obat tradisional yang

berasal dari tumbuhan dianggap memiliki efek samping yang jauh lebih rendah

tingkat bahayanya dibandingkan dengan obat-obat sintetik atau kimia (Soedibyo,

1998).

Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai obat adalah temu putih

(Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe) yang masuk dalam spesies tumbuhan famili

Zingiberceae. Kandungan dari rimpang temu putih antara lain zat warna

kurkumin, minyak atsiri, flavonoid, sulfur, gum, resin, tepung dan sedikit lemak

(Dalimarta, 2005). Rimpang temu putih memiliki beberapa khasiat, diantaranya

sebagai antikanker (Syu dkk, 1998).

Penggunaan rimpang temu putih pada umumnya digunakan dengan cara

direbus. Cara ini kurang efisien dan efektif sehingga perlu pengembangan bentuk

tradisional ke bentuk modern agar lebih praktis, seperti dibuat dalam sediaan

tablet kunyah yang mengandung ekstrak rimpang temu putih. Ekstrak yang

diformulasi menjadi tablet kunyah lebih mudah dilepaskan sebagai bahan aktif

pada jaringan tubuh dan diserap oleh tubuh. Tujuan dari tablet kunyah adalah

untuk memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah

kepada anak-anak atau orang tua yang sukar menelan obat utuh (Banker and

1

Page 3: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

Anderson, 1986), serta dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit dari obat

(Voigt, 1984).

Upaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat

dilakukan dengan penggunaan bahan pengisi tablet yang memiliki rasa manis.

Bahan pengisi pada tablet kunyah antara lain manitol, sorbitol, laktosa,

dekstrosa dan glukosa. Manitol merupakan bahan pemanis yang biasa

digunakan dalam formulasi tablet kunyah, karena manitol dapat memberi rasa

manis (manisnya manitol kira-kira 70% dari manisnya gula) dan dingin di mulut

serta menutupi rasa pahit dari zat aktif pada formulasi tablet kunyah. Manitol

merupakan gula yang paling mahal, untuk itu perlu dikombinasi dengan laktosa

untuk mengurangi biaya produksi (Banker and Anderson, 1986). Laktosa (gula)

paling banyak digunakan dan secara komersial pengusahaannya paling

ekonomis (Banker and Anderson, 1986), selain itu, laktosa juga tidak bereaksi

dengan hampir semua obat, menunjukkan laju pelepasan obat yang baik dan

granulnya cepat kering (Ansel, 1995).

Berdasarkan paparan diatas, maka perlu dilakukan pemeriksaan sifat fisik

dan tanggapan rasa dari tablet kunyah ekstrak rimpang temu putih yang dibuat

dengan menggunakan bahan pengisi manitol-laktosa.

B. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh kombinasi bahan pengisi manitol-laktosa pada

pembuatan tablet kunyah ekstrak rimpang temu putih terhadap sifat fisik dan rasa

dari tablet kunyah ekstrak rimpang temu putih?

2

Page 4: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

C. TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui pengaruh kombinasi bahan pengisi manitol-laktosa pada

pembuatan tablet kunyah ekstrak rimpang temu putih terhadap sifat fisik dan rasa

dari tablet kunyah ekstrak rimpang temu putih.

D. TINJAUAN PUSTAKA

1 Uraian Tanaman

a. Nama Lain

White turmeric (Inggris), Zittwer (Jerman), Kachur / Ambhalad (India)

dan Cedoaria (Spanyol) (Heyne, 1987).

b. Klasifikasi Tanaman menurut Backer and Brink (1968)

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Zingiberalis

Suku : Zingiberaceae

Marga : Curcuma

Jenis : Curcuma zedoaria

c. Pertelaan / Deskripsi menurut Gunawan (1988)

Perawakan : Herba setahun, dapat lebih dari 2 m; Batang : Sesungguhnya

berupa rimpang yang bercabang dibawah tanah, berwarna coklat muda-coklat

tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatik;

Daun : Tunggal, pelepah daun pembentuk batang semu berwarna hijau coklat

tua, helaian, 2-9 buah bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar

3

Page 5: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

ujung runcing meruncing, berambut tidak nyata hijau atau hijau dengan bercak

coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih; Bunga : Majemuk

susunan bulir, diketiak rimpang primer tangkai berambut; Daun pelindung :

Berjumlah banyak, spatha dan brachtea, rata-rata 3-8 x 1,5 – 3,5 cm ; Kelopak : 3

daun, putih atau kekuningan bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3-4

cm ; Mahkota : 3 daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm ; Benang sari :

1 buah tidak sempurna, bula telur terbalik, kuning terang, 12–16 x 10–11,5 mm,

tungkai 3–5 x 2–4 kepala sari 6 mm. Buah ; berambut rata-rata 2 cm.

d. Ekologi dan Penyebaran

Temu putih banyak ditemukan di Indonesia seperti di Jawa Barat, Jawa

Tengah, Sumatera, Ambon, hingga Irian. Selain itu juga dibudidayakan di India,

Banglades, Cina, Madagaskar, Filipina, dan Malaysia (Dalimartha, 2005).

e. Kandungan Kimia

Rimpang temu putih mengandung zat warna kurkumin (diarilheptanoid),

minyak atsiri (Soedarsono, 1996), selain itu juga flavonoid, sulfur, gum, resin,

tepung dan sedikit lemak (Dalimarta, 2005).

f. Kegunaan di Masyarakat

Menurut penelitian Syu dkk (1998) rimpang temu putih berkhasiat sebagai

antikanker, analgesik (Ali dkk, 2004), antiinflamasi (Makabe dkk, 2006),

antimikroba (Bugno dkk, 2007). Selain itu rimpang temu putih juga berkhasiat

melancarkan aliran darah, tonik pada saluran cerna, peluruh haid (emenagog)

dan peluruh kentut (Dalimartha, 2005) mencegah pembengkakan limpa dan

mencegah kanker servik (Hariana, 2006).

4

Page 6: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

2 Tinjauan Tentang Ekstrak

a. Pengertian Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang diperoleh diperlukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Anonim, 1995).

Penyarian merupakan peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula

berada di dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam

cairan penyari. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik bila serbuk

simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin banyak (Anonim, 1986).

b. Metode Pembuatan Ekstrak

Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain maserasi,

perkolasi, soxhletasi (Ansel, 1995).

1) Maserasi

Istilah Maceration berasal dari bahasa latin macerare, yang artinya

”merendam”. Merupakan proses paling tepat dimana obat yang sudah halus

memungkinkan untuk direndam dalam menstruum sampai meresep dan

melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut (Ansel,

1995). Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari (Anonim, 1986).

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan (Anonim, 1986).

5

Page 7: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

Maserasi ganda dilakukan dengan cara simplisia dimaserasikan dua kali

dengan bahan pelarut yang sama, artinya mula-mula dengan setengah bagiannya,

kemudian dengan sisanya. Bahan simplisia mula-mula diekstraksi dengan sedikit

bahan pelarut (20%) dan akhirnya dengan seluruh jumlah sisanya (Voigt, 1984).

2) Perkolasi

Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin per yang artinya melalui dan

colare yang artinya merembes, perkolasi merupakan suatu proses dimana obat

yang sudah halus, diekstraksi dengan pelarut yang cocok dengan cara dilewatkan

perlahan-lahan pada suatu kolom (Ansel, 1995).

3) Soxhletasi

Soxhletasi merupakan salah satu metode ekstraksi cara panas dengan

menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat

khusus sehingga terjadi ekstraksi yang kontinu dengan jumlah pelarut relatif

konstan dengan adanya pendingin baik (Anonim, 2000).

c. Cairan Penyari

Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria yaitu murah dan mudah

diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap

dan tidak mudah terbakar, selektif, yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang

dikehendaki, dan tidak mempengaruhi zatk berkhasiat (Anonim, 1986). Sebagai

cairan penyari digunakan cair, eter, atau campuran etanol dan air (Anonim,

1979).

3 Tablet

Tablet adalah bentuk sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak,

dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau

6

Page 8: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan

(Anonim, 1979)

Bentuk sediaan tablet mempunyai keuntungan yang meliputi ketepatan

dosis, praktis dalam penyajian, biaya produksi yang murah, mudah dikemas,

tahan dalam penyimpanan, mudah dibawa, serta bentuk yang memikat (Banker

and Anderson,1986).

Pada dasarnya bahan tambahan dalam pembuatan tablet harus bersifat

netral, tidak berbau dan tidak berasa dan sedapat mungkin tidak berwarna (Voigt,

1984). Bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan tablet antara lain :

a. Bahan Pengisi (diluent / filler)

Bahan pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk

dan untuk memperbaiki daya kohesi yang dapat dikempa langsung atau untuk

memacu aliran. Selain itu bahan pengisi ditambahkan ke dalam formulasi supaya

membentuk ukuran tablet yang diinginkan. (Ansel,1995).

Menurut Banker and Anderson (1986) bahan pengisi harus memenuhi

persyaratan yaitu : tidak toksik, tersedia dalam jumlah yang cukup, harganya

cukup murah, tidak terkontraindikasi dengan komponen yang lain, harus inert

secara fisiologi, stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan

berbagai obat atau komponen tablet yang lain, bebas dari mikroba, mudah

bercampur dengan warna, tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.

Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain: sukrosa, laktosa, kalsium

karbonat, dekstrosa, manitol, sorbitol dan bahan lain yang cocok (Banker and

Anderson,1986).

7

Page 9: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

b. Bahan Pengikat (Binder)

Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif yang

digunakan untuk mengikat serbuk menjadi granul selanjutnya bila dikempa akan

menghasilkan tablet kompak. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk

larutan (Anonim, 1995). Bahan pengikat diperlukan dalam pembuatan tablet

dengan maksud untuk meningkatkan kohesifitas antara partikel serbuk sehingga

memberikan kekompakan dan daya tahan tablet (Voigt, 1984). Penggunaan

bahan pengikat yang terlalu banyak akan membuat massa granul teralu basah dan

granul yang terlalu keras, namun jika terlalu sedikit akan membuat daya rekat

yang lemah, sehingga granul menjadi lembek dan tablet menjadi rapuh (Aulton,

1994).

Bahan pengikat yang biasa digunakan adalah mucilago amili 5–10%,

solutio gelatin 2 – 10%, polivinil pirolidon 5 – 20%, metil selulosa (solutio) 2 –

10%, etil selulosa (solutio) 5 – 10%, poliakrilamid 2 – 8% (Sheth dkk, 1980).

c. Bahan Pelicin (Lubricant)

Umumnya fungsi dari bahan pelicin adalah untuk mengurangi gesekan di

antara granul dan dinding ruang cetak selama penabletan (Ansel, 1995).

Beberapa bahan pelicin yang biasa digunakan antara lain talk, magnesium

stearat, asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat (Banker and Anderson,

1986).

4 Metode Pembuatan Tablet

Terdapat 3 metode dalam pembuatan tablet kompresi yaitu : metode

granulasi basah, metode granulasi kering, dan metode cetak langsung (Ansel,

1995).

8

Page 10: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

a. Metode Granulasi Basah

Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling

sering digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang

diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah ini dapat

dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan pencampur bahan-bahan yang

diperlukan dalam formulasi, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan

lembab menjadi pelet atau granul, kemudian dilakukan pengeringan,

pengayakan kering, pencampuran bahan pelincin, dan pembuatan tablet dengan

kompresi (Ansel, 1995).

Keuntungan metode granulasi basah menurut Sheth dkk (1980) :

1) Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan

tablet yang dibuat dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi

tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang bagus, keras, dan tidak rapuh.

2) Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis tinggi harus dibuat

dengan metode granulasi basah, karena jika digunakan metode cetak

langsung memerlukan banyak eksipien sehingga berat tablet terlalu besar.

3) Sistem granulasi basah dapat mencegah segregasi komponen penyusun tablet

yang telah homogen sebelum proses pencampuran.

4) Zat aktif yang larut dalam air dalam dosis kecil, maka distribusi dan

keseragaman zat aktif akan lebih baik dicampurkan dengan larutan bahan

pengikat.

5) Zat-zat yang bersifat hidrofob, sistem granulasi basah dapat memperbaiki

kecepatan pelarutan zat aktif dengan perantara cairan pelarut yang cocok

dengan bahan pengikat.

9

Page 11: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

b. Metode Granulasi Kering

Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang

berharga terutama pada keadaan dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa

langsung dan bahan-bahan yang digunakan peka terhadap pemanasan,

kelembaban atau keduanya (Banker and Anderson, 1986). Metode ini khususnya

untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah,

karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringnya

diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel, 1995).

c. Metode Cetak Langsung

Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir

sebagaimana sifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung

dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering (Sheth

dkk, 1980).

Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa bahan obat yang peka

terhadap lembab dan panas, yang stabilitasnya terganggu akibat operasi

granulasi, dapat dibuat menjadi tablet. Akan tetapi dengan meningkatnya

tuntutan akan kualitas tablet, maka metode ini tidak diutamakan (Voigt, 1984).

5 Masalah Dalam Pembuatan Tablet

Pada pembuatan tablet sering timbul masalah-masalah yang menyebabkan

tablet yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan kualitas, menurut Gunsel and

Kanig (1976) masalah-masalah tersebut antara lain :

a. Capping dan Lamination

Capping adalah keadaan yang menggambarkan bagian atas atau bawah

tablet terpisah sebagian atau seluruhnya. Lamination adalah keadaan tablet

10

Page 12: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

terbelah menjadi dua lapis atau lebih. Keadaan ini disebabkan oleh adanya udara

yang ikut dikempa.

b. Picking dan Sticking

Picking adalah keadaan yang menggambarkan sebagian permukaan tablet

menempel pada permukaan punch. Sticking adalah adanya granul yang melekat

pada die atau permukaan punch.

c. Motling

Motling adalah terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan tablet,

disebabkan perbedaan obat atau hasil uraianya dengan bahan tambahan, juga

karena terjadinya migrasi obat selama pengeringan atau adanya bahan tambahan

berupa larutan berwarna yang tidak terbagi merata.

6 Pemeriksaan Sifat Granul

a. Waktu Alir

Pemeriksaan waktu alir bertujuan ingin mengetahui bahwa serbuk yang

digunakan mempunyai waktu alir yang baik. Waktu alir yang baik akan

menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan terutama keseragaman

bobotnya. Apabila 100 g serbuk dengan waktu alir lebih dari 10 detik akan

mengalami kesulitan pada waktu penabletan (Sheth dkk, 1980).

b. Sudut Diam

Sudut diam yaitu sudut tepat yang terjadi antara timbunan partikel bentuk

kerucut dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari 300 biasanya

menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau

sama dengan 400 biasanya mengalirnya kurang baik (Voigt, 1984).

11

Page 13: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

c. Indeks Pengetapan

Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan yaitu dengan melakukan

penghentian (tapping) terhadap sejumlah serbuk dengan menggunakan alat

volumeter (mechanical tapping device). Pengetapan dilakukan dengan

mengamati perubahan volume sebelum pengetapan (Vo) dan volume setelah

pengeapan setelah konstan (Vt). Serbuk dapat dikatakan memiliki sifat air baik

jika indeks pemampatannya kurang dari 20% (Fashihi and kanfer, 1986).

7 Pemeriksaan Kualitas Tablet

a. Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya

penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot pada tiap tablet terhadap

bobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope

Indonesia.

b. Kekerasan

Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan

tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti guncangan dan terjadinya

keretakan tablet selama pengemasan, transportasi dan pemakaian. Kekerasan

tablet biasanya antara 4 – 8 kg (Parrott, 1970). Alat yang biasa digunakan adalah

Hardness tester (Monsanto Stokes) dan Hardness tester (Stong-cabb) (Banker

and Anderson, 1986).

c. Kerapuhan

Kerapuhan adalah kecenderungan dari partikel untuk hancur menjadi

partikel yang berukuran lebih kecil pada saat terjadi goncangan pada

pengemasan. Sifat tablet yang berhubungan dengan kerapuhan diukur dengan

12

Page 14: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

menggunakan friability tester. Nilai kerapuhan kurang dari 0,8% dianggap baik

(Parrott, 1970).

8 Tablet Kunyah

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan

rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit

atau tidak enak (Anonim, 1995). Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk

memberikan suatu bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah

kepada anak-anak atau orang tua yang mungkin sukar menelan obat utuh

(Banker and Anderson, 1986).

Tablet kunyah pada umumnya menggunakan manitol, sorbitol atau

sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan pengisi (Anonim, 1995). Manitol

adalah senyawa alkohol heksa hidrat yang berbentuk kristal putih, memiliki sifat-

sifat yang diinginkan sebagai bahan tambahan pada formulasi tablet kunyah.

Manisnya manitol kira-kira 70% dari manisnya gula dengan rasa dingin dimulut,

memiliki kelarutan cukup dalam air, dan merupakan salah satu bagian pengisi

yang biasa digunakan dalam tablet kunyah, karena mempunyai higroskopistas

yang rendah (Ansel, 1995). Tablet kunyah merupakan bentuk sediaan farmasi

yang praktis untuk dikembangkan dalam formula ekstrak obat tradisional.

Keunggulan dari produk tablet kunyah yang mengandung ekstrak adalah

kandungan bahan alami akan lebih mudah diserap tubuh dan mudah dilepaskan

sehingga bekerja aktif pada jaringan tubuh yang diobati.

9 Monografi Bahan Tambahan

a. Aerosil

Silisium dioksida terdispersi tinggi (aerosil) memiliki permukaan spesifik

dan terbukti sebagai bahan pengatur aliran yang menjadi keuntungan utamanya,

13

Page 15: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

dapat mengurangi lengketnya partikel satu sama lain, dengan demikian gesekan

antar partikel sangat kurang. Aerosil mengikat lembab melalui gugus silanol

(dapat menarik air 40 % dari massanya) dan meskipun demikian sebagai serbuk

masih dapat mempertahankan daya alirnya (Voigt, 1984). Penggunaan sebagai

bahan pengering.

b. Manitol

Manitol mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 101,5%

C6H14O6 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian, serbuk hablur

atau granul mengalir bebas, putih, tidak berbau, rasa manis. Kelarutan mudah

larut dalam air, larut dalam larutan basa, sukar larut dalam piridina, sangat sukar

larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam eter (Anonim, 1995). Manisnya

manitol 0,5-0,7 manisnya sukrosa (Daruwala, 1975).

c. Laktosa

Laktosa adalah gula yang diperoleh dari susu dalam bentuk anhidrat atau

mengandung satu molekul air hidrat. Laktosa merupakan serbuk atau massa

hablur, keras, putih atau krem. Tidak bau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara,

tetapi mudah menyerap bau. Laktosa mudah dan pelan-pelan larut dalam air dan

lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak

larut dalam klorofonm dan dalam eter (Anonim, 1995). Manisnya laktosa 0,16

manisnya sukrosa (Daruwala, 1975).

d. Magnesium Stearat

Magnesium stearat mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih

dari 8,5% MgO dihitung terhadap zat yang dikeringkan. Pemerian serbuk halus,

putih, licin dan mudah melekat dikulit, bau lemah khas. Kelarutan praktis tidak

14

Page 16: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

larut dalam air, dalam etanol (95%) p dan dalam eter p (Anonim, 1995).

Magnesium stearat berfungsi sebagai lubricant (Rowe, 2003).

e. Talk

Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung

sedikit aluminium silikat. Pemberian serbuk sangat halus, putih atau putih

kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran. Tidak larut

dalam hampir semua pelarut. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik (Anonim,

1979). Talk berfungsi sebagai anticaking agent, glidant, diluent, dan lubricant

(Rowe, 2003).

f. Amilum

Amilum yang digunakan adalah amilum manihot atau disebut juga pati

singkong. Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot

utilisima Pohl (Familia Euphorbiaceae). Pemberiannya berupa serbuk sangat

halus, putih, praktis, tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (Anonim,

1995).

E. LANDASAN TEORI

Pada penelitian yang dilakukan oleh Syu dkk (1998) rimpang temu putih

(Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe) diketahui memiliki manfaat sebagai

antikanker, dimana ekstrak etanol rimpang temu putih (Curcuma zedoaria

(Berg) Roscoe) menunjukkan adanya kandungan demetoxycurcumin dalam

rimpang temu putih yang berkhasiat sebagai antikanker. Berdasarkan aktivitas

tersebut, ekstrak rimpang temu putih perlu diformulasi menjadi sediaan tablet

kunyah agar penggunaannya lebih efektif dan efisien. Ekstrak tanaman akan

lebih mudah untuk diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif

pada jaringan tubuh. Ekstrak rimpang temu putih memiliki rasa yang pahit.

15

Page 17: FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK RIMPANG TEMU …eprints.ums.ac.id/1473/1/K100040090.pdfUpaya memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit dapat dilakukan dengan penggunaan

Upaya untuk memperbaiki rasa ekstrak rimpang temu putih yang pahit maka

digunakan kombinasi bahan pengisi manitol-laktosa. Kombinasi ini merupakan

kombinasi yang ideal karena manitol relatif tidak higroskopis serta memberi

rasa manis dan dingin di mulut sedangkan laktosa lebih ekonomis (Banker and

Anderson, 1986).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dkk. (2003),

kombinasi manitol-laktosa dalam berbagai seri konsentrasi memberikan

pengaruh pada sifat fisik (kekerasan dan kerapuhan) serta rasa dari tablet kunyah

klorokuin difosfat.

F. HIPOTESIS

Penggunaan kombinasi manitol-laktosa sebagai bahan pengisi dengan

perbandingan tertentu diduga dapat memberikan pengaruh terhadap sifat-sifat

fisik dan rasa tablet kunyah ekstrak rimpang temu putih yang dihasilkan.

16