fiswan 1 tia
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Fisiologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari berbagai gejala pada
makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Dalam hal ini akan dibahas factor
fisik dan kimia yang mempengaruhi makhluk hidup, menyangkut masalah awal
mula, perkembangan dan kelangsungan hidup Pulungan et al., (2005).
Adapun ruang lingkup pembahasan pada fisiologi hewan air salah satunya
adalah sistem sirkulasi. Jika berbicara tentang sirkulasi, maka yang terpikirkan
oleh kita adalah darah.
Darah merupakan cairan yang memiliki peranan penting dalam semua
sistem dan reaksi yang terjadi dalam tubuh manusia. Baik dalam sistem
metabolisme, ekresi, sirkulasi, respirasi, dan lain sebagainya. Di sini darah
memegang peranan penting sebagai media transportasi dalam penyediaan,
pengangkautan, ataupun penyebaran dari materi dan hasil sistem tersebut.
Layaknya makhluk hidup yang lain, tubuh ikan juga mengandung sel
darah, yaitu : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit
(trombosit).
Berdasarkan fungsinya sel darah ikan terlihat sama dengan darah manusia,
namun berdasarkan komponen selnya, terdapat perbedaan di antara keduanya.
Kita ambil contoh sel darah merah, pada manusia sel darah merahnya tidak
memiliki inti sedangkan sel darah merah pada ikan memiliki inti sel. Dan
trombosit digologkan ke dalam leukosit.
1
Didalam darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah dan
plasma darah. Sel-sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel
darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah atau bitir-butir darah (trombosit).
Sedangkan plasma darah disebut juga sebagai cairan darah Pulungan et al.,
(2005).
Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat dalam
satu jalur sirkulasi peredaran darah. Setar darah jantung, darah menuju insang
untuk melakukan pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan
terbagi kesegenap organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil, (Yushinata
Fujaya, 2004).
Darah mengangkut oksigen dari insang ke jaringan dan mengankut CO2
dari jaringan ke insang. Pada kebanyakan sepesies ikan, O2 terikat pada
haemoglobin pada darah sel merah. Tetapi pada sebagian ikan tidak memerlukan
Hb untuk transparans O2 dan Hb darah. Dua tipe peredaran darah dalam Hb
sangat pada respirasi ikan. Ketika darah mencapai jaringan, dimana CO2 tinggi,
afinitas dan kejenuhan menurun dan demikian O2 akan dilepaskan dari Hb dan
berdifusi kedalam jaringan (Chaidir P. Pulungaan, Windarti, Lesje
Lukistiyowati,1995).
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas
ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat
disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam
darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu,
pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.
2
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk mengetahui rupa darah
makrokopis dan mikrokopis sebelum dan sesudah haemolisis dan mengetahui
tahanan osmotik sel-sel darah merah sehingga kita mengetahui perbedaan dari
masing-masing rupa darah tersebut.
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat dari pratikum ini adalah dapat membedakan kombinasi darah
setelah diberi suatu larutan baik dari aquades maupun larutan NaCL yang diambil
dari tubuh ikan dengan bantuan jarum suntik yang telah dibasahi dengan EDTA
10% dan mengetahui lapisan apa yang ada dibagian atas suatu darah apakah
lapisan merah atau lapisan putih.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah hewan bertulang belakang yang berdarah dingin, hidup di air,
pergerakan dan keseimbangan tubuhnya menggunakan sirip dan bernafas dengan
insang (Tim Ikhtiologi, 1989).
Secara taksonomi ikan mas diklasifikasikan kedalam filum chordate, kelas
pisces, ordo cypriniformes, famili cyprinidae, genus cyprinus, san spesies
Cyprinus corpio. (Kottellat et al., 1993) sescara morfologi antara spesies dapat
dibedakan berdasarkan warna, sisik, mata, kepala dan bentuk badan
(Sumantadinata dan Taniguchi).
Kottellat et al., (1993) menyatakan bahwa distribusi ekologi ikan mas
berasal dari jepang, cina, dan asia tengah, tetapi kemudian dikenal diseluruh
dunia. Ikan mas dapat dipelihara didaerah tropis pada ketinggian 1000 meter
diatas permukaan air laut, tetapi lebih baik pada ketinggian 150 – 600 meter.
Dapat tumbuh dengan baik pada temperature 20 – 28 celcius, dan tidak
berkembanga dengan baik pada temperature 15 – 18 celcius (Huet, 1971).
Darah Merupakan salah satu komponen sistem transportasi yang sangat
penting keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai
pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil
metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Fungsi darah
vital di dalam tubuh antara lain Sebagai Pengangkut zat-zat kimia seperti hormon,
zat Pengangkut hasil buangan metabolisme tubuh, dan Pengangkut oksigen dan
karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah
4
memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang
masuk ke dalam tubuh. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma
darah memiliki pertahanan Sebagai Peran penting pertama dari Serangan penyakit
yang masuk ke dalam tubuh (Fujaya, 2004).
Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak
berwarna, dan jumlahnya tiap MM3 darah ikan berkisar 20,000-150,000 butir,
serta Merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (Imun) tubuh. Sel-sel
leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Sel-sel leukosit akan
secara khusus ditranspor Terinfeksi ke daerah. Leukosit terdiri dari dua macam sel
yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit)
dan Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil,
eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit,
trombosit, dan monosit) (Wardoyo, 1981 dalam Susanto, 2002).
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,
membawa oksigen kejaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke
organ yang memerlukana. Pertumbuhan oksigen dari aior denga CO2 terjadi pada
bagian semipermiabel yaitu pembuluh yang terdapat didaerah insang. Selain itu
didaerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen. Insang juga
mengeliminir mineral yang berdifusi. Jantung mengeluarkan darah yang relatif
kurang akan oksigen dan berkadar CO2 yang tinggi (Parluhutan, 2009)
Eritrosit (sel darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan.
Erotrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron
bergantung kepada spesies ikannya. Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar
antara 20.000-3.000.000. pangangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada
5
jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yan terdapat didalam eritrosit
(Mudjiman, 2001).
Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya.
Eritrosit (sel darah merah) Merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel
eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan
dengan pewarnaan Giemsa (Fernandez, 1985 dalam Lies, 2006).
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas
ke dalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit dapat
disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam
darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu,
pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah dll.
Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan larutan
NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke dalam
eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan sel
eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada
di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin akan
bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosit berada pada
medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium
luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat
dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar
eritrosit (plasma) (Dharmawan dalam google, 2002).
6
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 20 April 2012 Pukul
10.00-12.00 WIB yang bertempat di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah darah ikan yang telah dibebaskan fibrine,
aquades, NaCl 3 %, EDTA 10%, minyak cengkeh, ethanol murni, dan pewarna
giemsa.
Alat yang digunakan adalah nampan untuk wadah ikan, serbet, mikroskop
untuk melihat bentuk darah yang telah diberi larutan, objek glass untuk tempat
meletakkan preparat, cover glass untuk menutup preparat yang diletakkan diatas
objek glass, pipet tetes untuk mengambil darah, tabung reaksi untuk tempat
meletakkan darah yang akan diberi larutan, jarum suntik untuk mengambil darah
ikan, tisu gulung untuk membersihkan alat dari darah dan untuk mengelap tabung
reaksi yang telah digunakan.
3.3. Metode Praktikum
Pengamatan yang dilaksanakan dalam praktikum adalah senyak tiga kali
pengamatan dimana pengamatan pertama adalah pengamatan proses haemolisis
pada darah ikan, pengamatan kedua aadalah pengamatan jenis-jenis darah, dan
pengamatan darah pada tekanan osmotik.
7
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan secara
langsung yang dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan Universitas Riau
yaitu dengan melakukan praktikum sesuai cara kerja yang telah diberikan dengan
dua percobaan seperti :
(pengamatan 1. Proses haemolisis ikan)
Percobaan1.a:
A1(kontrol) B1(Perlakuan 1) C1(Perlakuan 2)
Percobaan 1.b:
A2(ontrol) B2(B1+ Perlakuan 3) C2(C1+Perlakuan 4)
Pengamatan 2. Pengamatan jenis-jenis darah pada ikan
Darah(1 ml) Darah+NaCl
3%=2 ml Darah+Aquades=2 ml
Darah
B1+ Aquades=3 ml C1+ NaCl 3%
=3 ml
darah ikan (iml)
Sampel digerus merata
Objek glass yang sudah ditetesi sampel
8
Pengamatan 3. Darah ikan pada tekanan osmotik
3.4. Prosedur Praktikum
ikan diaklimitasi
ikan di bius dengan menggunakan minyak cengkeh
jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 3% atau heparin guna
mencagah pembekuan darah.
Darah diambil melalui vena caudalis
Darah dimasukan kedalam tabung reaksi
Setelah itu darah sample atau ulas darah ditaruh ke atas objek glass
Kemudian diamati di mikroskop
A (NaCl o%)
C (NaCl 0,5 %)
B (NaCl 0,3%)
Darah ikan kontrol)
F (NaCl 0,8%)
G (NaCl 0,9%)
D (Nacl 0,6%)
H (NaCl1%)
I (NaCl3%)
E (NaCl 0,7%)
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Pada pengamatan pertama didapatkan hasil dari percobaan 1.a yaitu darah
+ NaCl 3% menghasilkan darah tidak tembus cahaya (bentuk mengkerut dan
haemoglobin padat didalam darah). Sedang darah + aquades menghasilkan darah
tembus cahaya/transparan (bentuknya pecah dan haemoglobin larut disekitar
larutan).
Gambar 2. Percobaan 1
a. Darah + kontrol b. Darah + aquades c. Darah + NaCl
tetap warnanya menjadi merah warnanya menjadi
Pekat merah pekat
d. Darah + NaCl + aquades e. Darah + aquades + NaCl
kembali seperti semula kembali seperti semula
( kontrol) (kontrol)
Pada pengamatan kedua sampel diberi ethanol murni untuk mewarnai sel
darah dan pewarna giemsa untuk mematikan sel darah dimana diperoleh hasil
bentuk sel darah terlihat memiliki inti.
Pada pengamatan ketiga sampel diberi larutan hipertonis (>0,6M), isotonis
(>0,3 dan <0,6), dan hipotonis (<0,3). Dan diperoleh hasil sebagai berikut :
a. 0% : darah dalam kondisi normal karena belum ada penambahan NaCl
b. 0,3% : darah menggumpal dan membeku pada bagian pada bagian bawah
terlihat sitoplasma.
10
c. 0,5% : terlihat homogen tetapi pekat pada bagian bawah tabung
d. 0,6% : darah tembus cahaya atau terang
e. 0,7% : darah mengalami pemisahan, terlihat cairan bening di bawah da
darah menggumpal dalam 2 keadaan, pucata ats dan pekat di
bawah.
f. 0,8% : cairan terlihat dua bentuk/lapisan, yaitu di atas warna merah pucat
dan di bawahmerah pekat
g. 0,9% : darah tembus cahaya dan terang
h. 1% : terjadi 2 bentuk cairan darah, di bagian atas terpisah dengan
bagian tengah yang transparan, dan di bagian darah homogen
i. 3% : bagian ats merah pucat dan bagian bawah merah pekat.
4.2. Pembahasan
Dari berbagai perlakuan yang diberikan terhadap darah ikan menunjukan
bahwa darah memiliki reaksi tersendiri terhadap berbagai larutan yang
mempengaruhi lingkungannya, dalam hal ini Aquades (yang bersifat hypotonik
terhadap darah) dan NaCl (yang bersifat hypertonik terhadap darah).
Darah akan mengkerut jika dimasukan ke dalam larutan hypertonik (NaCl)
dimana cairan darah keluar kelingkungan. Hal ini juga meningkatkan daya tak
tembus cahaya karena konsentrasi Haemoglobin meningkat. Sebaliknya, darah
akan mengembang bahkan pecah ketika dimasukan ke larutan hypotonik
(aquades), dimana menyebabkan haemoglobin larut keluar dan tembus cahaya
pun meningkat.
11
Materi yang dibawa oleh darah antara lain ion anorganik seperti Na+, Cl-,
Mg2-, Ca2+ dan senyawa organik seperti hormon, vitamin, dan beberapa protein
plasma. Protein plasma yang terdapat dalam darah ikan antara lain alfa globulin (2
jenis), beta globulin (2 jenis) dan gamma globulin. Selain itu terdapat pula
albumin dan transferin. Protein tersebut berperan pada respon kekebalan,
bertindak sebagai buffer (penyangga) bila terjadi perubahan pH rendah dan
mengatur tekana osmotik darah (Bond, 1979)
Na merupakan unsur – unsur golongan I A yang melimpah dalam litosfer
(2.6 %) yang terdiri dari kandungan garam batuan, NaCl dari karnalit, KCl 6H2O
yang dihasilkan dari penguapan air laut dalam jangka waktu geologis. Na terdapat
dalam bentuk ion dalam cairan disekeliling sel tubuh, Na membantu
mempertahankan osmotik dalam tubuh, membantu menjaga keseimbangan asam
dan basa (Gaman & Sherrington,1994).
12
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada
percobaan 1 untuk mengetahui suatu sel darah merah apakah mengalami
haemolisis setelah ditambahkan aquadest dan larutan NaCL. Dan juga untuk
mengetahui hasil dari kombinasi berbagai larutan yang digunakan apakah selnya
bentuknya mengembang ataupun mengkerut.
Percobaan 2 dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tahanan
osmotik sel-sel darah merah melalui darah setelah ditambahkan larutan NaCL
dengan berbagai konsentrasi dengan melihat apakah ada lapisan merah dilapisan
atas tabung atau lapisan putih yang muncul duluan.
Sampel yang diberi larutan hipertonis (>0,6M), maka kondisinya mengkerut,
isotonis (>0,3M dan <0,6M) netral, dan hipotonis (<0,3) mengembang.
5.2. Saran
Untuk melakukan praktikum dengan lancar maka saran saya untuk
praktikum selanjutnya diperlukan kehati-hatian dalam mengambil sample darah
ikan tersebut. Untuk memudahkan dalam pengambilan sample darah maka bagian
tubuh ikan yang sangat tepat untuk pengambilan darahnya adalah bagian pangkal
ekor dan bagian di dekat sirip punggung.
13
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R et al. 2002. Fisiologi Hewan Air. Institut Pertanian Bogor. 213 hal.
Chaidir P. Pulungaan, Windarti, Lesje Lukistiyowati. 1995, Penuntun Praktikum
Fisiologi Hewa Air, Fakultas Perikanan Universitas Riau. (tidak
diterbitkan)
Dharmawan, N.S. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner Hematologi Klinik. Dalam blog.
Haemolisisdan Fragilitas eritrosit. www.google.com
Gaman, KB dan Sherrington. 1994. Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Gajah
Mada University. 554 hal.
Kartolo, S.W. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan Air.
Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan – ikan Peliharaan di
Indonesia. Sastra Budaya. Bogor. 132 hal.
Susanto, H. 1996. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 152
hal.
Yushinata Fujaya, 2004. Fisiologi Hewan Air, Penebar Swadaya, Jakarta, 87 hal.
14
15
Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan selama praktikum:
Alat tulis tisu gulung
Penghapus Objek dan Cover glass
Buku gambar Serbet
Nampan Jarum suntik
Tabung reaksi mikroskop
BUKU GAMBAR
Fisiologi Hewan Air
16
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR
RUPA DARAH MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS
SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS SERTA
MENENTUKAN TAHANAN OSMOTIK PADA SEL DARAH
MERAH
OlehSeptia Murni1004114477
Teknologi Hasil Perikanan
LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU
2011
17
KATA PENGANTAR
Maha Suci Allah swt atas kesempurnaan ciptaanya, sehingga berapa
kalipun kita melihatnya, tidak ada yang cacat sedikit pun. Bersyukur kepada Allah
karena penulis diizinkan untuk menyelesaikan penyusunan Laporan Fisiologi
Hewan Air. Ini merupakan laporan praktikum pertama yang berjudul “Rupa
Darah Makroskopis Dan Mikroskopis Sebelum Dan Sesudah Haemolisis
Didalamnya memuat hasil dan pembahasan dari beberapa perlakuan darah ikan,
yang dilengkapi dengan berbagai literatur pendukungnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten yang telah
membimbing dan memberikan berbagai bantuan selama praktikum dan
penyusunan Laporan Fisiologi Hewan Air ini. Penulis membuka kesempatan yang
seluas-luasnya untuk setiap kritik dan saran yang mendukung penyempurnaan
laporan ini kedepan.
Pekanbaru, April 2012
Septia Murni
18
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. iv
I. Pendahuluan............................................................................................... 1
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 11.2. Tujuan Praktikum..................................................................................... 11.3. Manfaat Praktikum................................................................................... 2
II. Tinjauan Pustaka..................................................................................... 3
III. Bahan dan Metode.................................................................................. 5
3.1. Waktu dan Tempat................................................................................... 53.2. Bahan dan Alat......................................................................................... 53.3. Metode Praktikum.................................................................................... 63.4. Prosedur Praktikum.................................................................................. 6
IV. Hasil dan Pembahasan........................................................................... 7
4.1. Hasil.......................................................................................................... 74.2. Pembahasan.............................................................................................. 8
V. Kesimpulan dan Saran............................................................................. 9
5.1. Kesimpulan............................................................................................... 95.2. Saran......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
19
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Cyprinus carpio........................................................................................... 3
.........................................................................................................................
.......................................................................................................................
2. Percobaan 1 ................................................................................................ 8
.........................................................................................................................
20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
21