Download - M-A KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN TENAGA KEPENDIDIKAN LABORATORIUM SEKOLAH
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 1
KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN
TENAGA KEPENDIDIKAN LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH
A. PENGANTAR
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengab-dikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan. Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan
administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada
satuan pendidikan. Tenaga kependidikan meliputi pengelola
satuan pendidikan, penilik, pamong belajar, pengawas,
peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknisi
sumber belajar. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan, menyebutkan tenaga kependidikan di
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sekurang-
kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 2
administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium,
dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
Permendiknas No. 26 Tahun 2008, tentang Standar
Laboratorium Sekolah/Madrasah, menyebutkan standar
tenaga laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepala
laboratorium sekolah/madrasah, teknisi laboratorium
sekolah/madrasah, dan laboran sekolah/madrasah. Tenaga
laboratorium sekolah adalah tenaga kependidikan yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan
proses pendidikan di laboratorium sekolah, meliputi
laboran dan teknisi.
Laboran adalah tenaga laboratorium dengan
keterampilan tertentu yang bertugas membantu pendidik dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium
sekolah. Teknisi adalah tenaga laboratorium dengan
jenjang keterampilan dan keahlian tertentu yang lebih
tinggi dari laboran, yang bertugas membantu pendidik dan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 3
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium
sekolah.
Fungsi dasar laboratorium adalah memfasilitasi
dukungan proses pembelajaran agar sekolah dapat memenuhi
misi dan tujuannya. Laboratorium sekolah dapat digunakan
sebagai wahana untuk pengembangan penalaran, sikap dan
keterampilan peserta didik dalam mengkonstruksi
pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan laboratorium
menurut Sappaile (2007:11) didukung oleh tiga faktor,
yaitu peralatan, bahan dan fasilitas lainnya, tenaga
laboratorium, serta bimbingan pendidik yang diperoleh
peserta didik dalam melakukan tugas-tugas praktik.
Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah satu
tenaga kependidikan yang sangat diperlukan untuk
mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran di
sekolah melalui kegiatan laboratorium. Sebagaimana tenaga
kependidikan lainnya, tenaga laboratorium sekolah juga
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 4
merupakan tenaga fungsional. Oleh karena itu diperlukan
adanya kualifikasi, standar kompetensi, dan sertifikasi.
1. Pengertian Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Menurut M. Noor Syam, 1980. Pendidikan adalah
lembaga dan usaha pembangunan bangsa dan watak bangsa.
Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang
sanagat komprehensif, yakni pendidikan kemampuan mental,
piker (rasio,intelek), kepribadian manusia seutuhnya.
Untuk membina kepribadian memerlukan rentangan waktu yang
relative panjang, bahkan berlangsung seumur hidup.
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Latin “e-
ducere” atau “educare” yang berarti “untuk memimpin atau
memandu keluar”, “terkemuka”, “membawa manusia menjadi
mengemuka”, “proses menjadi terkemuka”, atau “sebagai
kegiatan terkemuka”. Secara leksikal, dalam Kamus
Werbster kata pendidikan atau education diartikan
sebagai: (1) tindakan atau proses mendidik atau menjadi
terpelajar (the action or process of educating or of being educated);
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 5
(2) pengetahuan atau perkembangan yang diperoleh dari
proses pendidikan (the knowledge and development resulting from an
educational process); dan (3) bidang kajian yang berkaitan
dengan metode mengajar dab belajar di sekolah (the field of
study that deals mainly with methods of teaching and learning in schools).
Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses
pembaharuan pengalaman. Proses itu bisa terjadi di dalam
pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan anak-
anak, yang terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk
menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan
pengendalian dan pengembangan bagi orang yang belum
dewasa dan kelompok dimana dia hidup (Sudarwan
Danim, 2010). Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 6
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan, dimana di dalamnya termasuk
pendidik. Secara lebih luas tenaga kependidikan termaktub
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yaitu sebagai
berikut:
1. Tenaga kependidikan terdiri atas tenaga pendidik,
pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas,
peneliti, dan pengembang, di bidang pendidikan,
pustakawan laboran, teknisi sumber belajar, dan
penguji.
2. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan
pelatih.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 7
3. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala
sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan satuan
pendidikan luar sekolah.
Termasuk dalam jenis tenaga kependidikan adalah
pengelola sistem pendidikan, seperti kepala kantor dinas
pendidikan di tingkat provinsi atau kabupaten/kota.
Secara umum tenaga kependidikan itu dapat dibedakan
menjadi beberapa kategori, yaitu:
1. Tenaga pendidik, terdiri atas pembimbing, penguji,
pengajar, dan pelatih.
2. Tenaga fungsional kependidikan, terdiri atas penilik,
pengawas, peneliti, dan pengembang di bidang
kependidikan, dan pustakawan.
3. Tenaga teknis kependidikan, tediri atas laboran dan
teknisi sumber belajar.
4. Tenaga pengelola satuan pendidikan, terdiri atas
kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, dan pimpinan
satuan pendidikan luar sekolah.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 8
5. Tenaga lain yang mengurusi masalah-masalah manajerial
atau administratif kependidikan.
Tenaga kependidikan juga mencakup pimpinan satuan
pendidikan, penilik satuan pendidikan nonformal, pengawas
satuan pendidikan formal, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga lapangan,
pendidikan, tenaga administrasi, psikolog, pekerja
sosial, terapis, tenaga kebersihan sekolah, dan tenaga
atau sebutan lain untuk petugas sejenis yang bekerja pada
satuan pendidikan. Profesi tenaga kependidikan
sebagaimana dimaksud mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
1. Pimpinan satuan pendidikan bertugas dan bertanggung
jawab mengelola satuan pendidikan pada pendidikan
formal atau nonformal.
2. Penilik bertugas dan bertanggung jawab melakukan
pemantauan, penilaian, dan pembinaan pada satuan
pendidikan nonformal.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 9
3. Pengawas bertugas dan bertanggung jawab melakukan
pemantauan, penilaian, dan pembinaan pada satuan
pendidikan anak usia dini jalur formal, satuan
pendidikan dasar, dan pendidikan menegah.
4. Tenaga perpustakaan bertugas dan bertanggung jawab
melaksanakan pengelolaan perpustakaan pada satuan
pendidikan.
5. Tenaga laboratorium bertugas dan bertanggung jawab membantu
pendidik mengelola kegiatan praktikum di laboratorium satuan
pendidikan.
6. Teknisi sumber belajar bertugas dan bertanggung jawab
mempersiapkan,
merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran
pada satuan pendidikan.
7. Tenaga lapangan pendidikan bertugas dan bertanggung
jawab melakukan pendataan, pemantauan, pembimbingan,
dan pelaporan pelaksanaan pendidikan nonformal.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 10
8. Tenaga administrasi bertugas dan bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan administratif pada satuan
pendidikan.
9. Psikolog bertugas dan bertanggung jawab memberikan
layanan bantuan psikologis-pedagogis pada peserta
didik dan pendidik pada pendidikan khusus dan
pendidikan usia dini.
10. Pekerja sosial bertugas dan bertanggung jawab
memberikan layanan bantuan sosiologis-pedagosis pada
peserta didik dan pendidik pada pendidikan khusus dan
pendidikan usia dini.
11. Terapis bertugas dan bertanggung jawab memberikan
layanan bantuan fisiologis- kinesiologis pada peserta
didik pada pendidikan khusus dan pendidikan anak usia
dini.
12. Tenaga lapangan dikmas (TLD), yaitu tenaga
pendidikan nonformal (PNF) yang berlatarbelakang
pendidikan sarjana, berstatus sebagai tenaga kontrak
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 11
yang diberi tugas membantu penilik dan berkedudukan di
kecamatan.
13. Fasilitator desa binaan intensif (FDI), yaitu tenaga
kontrak berpendidikan sarjana yang bertugas di
pedesaan (satu sarjana eksakta dan satunya lagi non
eksakta), yang bertugas memberikan layanan PNF yang
merata dan berkhualitas, terutama bagi masyarakat yang
bermukim di desa-desa.
14. Teknisi teknologi informasi, yaitu tenaga yang
memiliki keterampilan dan keahlian pada bidang
teknologi dan informasi yang diberi tugas dan
kewenangan mengelola teknologi dan informasi pada
suatu lembaga penyelenggara satuan PNF.
15. Pekerja sosial kependidikan bertugas dan bertanggung
jawab memberikan layanan bantuan sosiologis-pedagogis
kepada peserta didik dan pendidik pada pendidikan
khusus dan PAUD.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 12
16. Tenaga kebersihan sekolah bertugas dan bertanggung
jawab memberikan layanan kebersihan lingkungan
sekolah.
2. Standar Kompetensi Pengelola Laboratorium
Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Permendiknas No 26 Tahun 2008 tentang
Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah seorang
kepala laboratorium perlu adanya kualifikasi, standar
kompetensi dan sertifikasi. Kualifikasi kepala
laboratorium Sekolah/Madrasah menurut Permendiknas
melalui jalur guru/pengelola laboratorium/ pengelola
laboratorium antara lain: (1) pendidikan minimal sarjana
(S1), (2) berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola
praktikum, (3) memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain
yang ditetapkan oleh pemerintah. Kompetensi utama yang
harus dipenuhi sesuai dengan Permendiknas No. 26 tahun
2008 tersebut adalah: (1) kompetensi kepribadian, (2)
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 13
kompetensi sosial, (3) kompetensi manajerial, (4)
kompetensi profesional.
Kualifikasi Pengelola Laboratorium
1. Kepala Laboratorium Sekolah/Madrasah
Kualifikasi kepala laboratorium Sekolah/Madrasah
adalah sebagai berikut:
a. Jalur guru/pengelola laboratorium
1) Pendidikan minimal sarjana (S1);
2) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola
praktikum;
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga
lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
b. Jalur laboran/teknisi
1) Pendidikan minimal diploma tiga (D3);
2) Berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau
teknisi;
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 14
3) Memiliki sertifikat kepala laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga
lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah/madrasah
adalah sebagai berikut:
1) Minimal lulusan program diploma dua (D2) yang relevan
dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah;
2) Memiliki sertifikat teknisi laboratorium
sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga
lain yang ditetapkan oleh pemerintah.
3. Laboran Sekolah/Madrasah
Kualifikasi laboran sekolah/madrasah adalah sebagai
berikut:
1) Minimal lulusan program diploma satu (D1) yang relevan
dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh
perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah;
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 15
2) Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah dari
perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Standar Kompetensi Pengelola Laboratorium
KOMPETENSI DAN SUB-KOMPETENSI KEPALA LABORATORIUMSEKOLAH/MADRASAH
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
1. KompetensiKepribadian
1.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa,mantap, danberakhlak mulia:
1.1.1 Bertindak secarakonsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budayanasional Indonesia
1.1.2 Berperilaku arif1.1.3 Berperilaku
jujur1.1.4 Menunjukkan
kemandirian1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri1.1.6 Berupaya
meningkatkan kemampuan diri
1.2 Menunjukkan komitmen terhadap tugas
1.2.1 Berperilaku disiplin
1.2.2 Beretos kerja yang tinggi
1.2.3 Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4 Tekun, teliti,
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 16
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
dan hati-hati dalam melaksanakantugas
1.2.5 Kreatif dalam memecahkan masalahyang berkaitan dengan tugas profesinya
1.2.6 Berorientasi pada kualitas
2. KompetensiSosial
2.1 Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
2.1.1 Menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun stafnya
2.1.2 Memiliki wawasantentang pihak lainyang dapat diajak kerja sama
2.1.3 Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
2.2 Berkomunikasisecara lisan dantulisan
2.2.1 Berkomunikasi denganberbagai pihak secarasantun, empatik, dan efektif
2.2.2 Memanfaatkan berbagai
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 17
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
peralatan teknologiinformasi dankomunikasi (TIK)
Kompetensi Administratif
3.1 Merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium sekolah/madrasah
3.1.1 Menyusun rencanapengembangan laboratorium
3.1.2 Merencanakan pengelolaan laboratorium
3.1.3 Mengembangkan sistem administrasi laboratorium
3.1.4 Menyusun prosedur operasi standar (POS) kerja laboratorium
3.2 Mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
3.2.1 Mengkoordinasikan kegiatan praktikumdengan guru/pengelola laboratorium
3.2.2 Menyusun jadwal kegiatan laboratorium
3.2.3 Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium
3.2.4 Mengevaluasi kegiatan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 18
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
laboratorium3.2.5 Menyusun laporan
kegiatan laboratorium
3.3 Membagi tugas teknisi dan laboran laboratorium sekolah/ madrasah
3.3.1 Merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran
3.3.2 Menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran
3.3.3 Mensupervisi teknisi dan laboran
3.3.4 Membuat laporan secara periodik
3.4 Memantau sarana dan prasarana laboratorium sekolah/madrasah
3.4.1 Memantau kondisidan keamanan bahanserta alat laboratorium
3.4.2 Memantau kondisidan keamanan bangunan laboratorium
3.4.3 Membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan Pemanfaatan laboratorium
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 19
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.5 Mengevaluasi kinerja teknisi dan laboran serta kegiatan laboratoriumsekolah/madrasah
3.5.1 Menilai kinerja teknisi dan laboran laboratorium
3.5.2 Menilai hasil kerja teknisi dan laboran
3.5.3 Menilai kegiatanlaboratorium
3.5.4 Mengevaluasi program laboratorium untukperbaikan selanjutnya
Kompetensi Profesional
4.1 Menerapkan gagasan, teori, dan prinsip kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
4.1.1 Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan laboratorium sebagai wahana pendidikan
4.1.2 Menerapkan hasilinovasi atau kajian laboratorium
4.2 Memanfaatkan laboratorium untukkepentingan pendidikan dan penelitian di
4.2.1 Menyusun panduan/penuntun (manual) praktikum
4.2.2 Merancang kegiatan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 20
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
sekolah/madrasah laboratorium untukpendidikan dan penelitian
4.2.3 Melaksanakan kegiatan laboratorium untukkepentingan pendidikan dan penelitian
4.2.4 Mempublikasikan karya tulis ilmiahhasil kajian/inovasi
4.3 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
4.3.1 Menetapkan ketentuan mengenaikesehatan dan keselamatan kerja
4.3.2 Menerapkan ketentuan mengenaikesehatan dan keselamatan kerja
4.3.3 Menerapkan prosedur penanganan bahan berbahaya dan beracun
4.3.4 Memantau bahan berbahaya dan beracun, serta peralatan keselamatan kerja
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 21
2. Kompetensi Teknisi Laboratorium Sekolah/Madrasah
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
Kompetensi Kepribadian
1.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
1.1.1 Bertindak secarakonsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budayanasional Indonesia
1.1.2 Berperilaku arif1.1.3 Berperilaku
jujur1.1.4 Menunjukkan
kemandirian1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri1.1.6 Berupaya
meningkatkan kemampuan diri
1.2 Menunjukkan komitmen terhadap tugas
1.2.1 Berperilaku disiplin
1.2.2 Beretos kerja yang tinggi
1.2.3 Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4 Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakantugas
1.2.5 Kreatif dalam memecahkan masalahyang berkaitan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 22
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
dengan tugas profesinya
1.2.6 Berorientasi pada kualitas
Kompetensi Sosial
2.1 Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
2.1.1 Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
2.1.2 Memiliki wawasantentang pihak lainyang dapat diajak kerja sama
2.1.3 Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
2.2 Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
2.2.1 Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif
2.2.2 Memanfaatkan berbagai peralatanTIK untuk berkomunikasi
Kompetensi Administratif
3.1 Merencanakan pemanfaatan Laboratorium sekolah/madrasah
3.1.1 Merencanakan kebutuhan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 23
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
3.1.2 Memanfaatkan katalog sebagai acuan dalam merencanakan bahan, peralatan, dan suku cadang laboratorium
3.1.3 Membuat daftar bahan, peralatan, dan suku cadang yang diperlukan laboratorium
3.1.4 Merencanakan kebutuhan bahan dan perkakas untukperawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
3.1.5 Merencanakan jadwal perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
3.2 Mengatur penyimpanan bahan,peralatan, perkakas, dan sukucadanglaboratorium sekolah/madrasah
3.2.1 Mencatat bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium dengan memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 24
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
komunikasi (TIK)3.2.2 Mengatur tata
letak bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
3.2.3 Mengatur tata letak bahan, suku cadang, dan perkakas untuk perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium
Kompetensi Profesional
4.1 Menyiapkan kegiatan laboratorium sekolah/madrasah
4.1.1 Menyiapkan petunjuk penggunaan peralatan laboratorium
4.1.2 Menyiapkan paketbahan dan rangkaian peralatan yang siap pakai untuk kegiatan praktikum
4.1.3 Menyiapkan penuntun kegiatan praktikum
Teknisi Laboratorium IPA, Fisika, Kimia, Biologi danProgram Produktif
4.1.4 Membuat peralatan praktikum sederhana
4.1.5 Membuat paket
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 25
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
SMK bahan siap pakai untuk kegiatan praktikum
Teknisi Laboratorium Bahasa
4.1.6 Membuat rekaman audio visual dalamberbagai media untuk kepentingan pembelajaran
Teknisi Laboratorium Komputer
4.1.7 Memelihara kelancaran jaringan komputer (LAN)
4.1.8 Mengoperasikan program aplikasi sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran
4.2 Merawat peralatan dan bahan di laboratorium
4.2.1 Mengidentifikasikerusakan peralatan dan bahan laboratoriumsekolah/madrasah
4.2.2 Memperbaiki kerusakan peralatan laboratorium
4.3 Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
4.3.1 Menjaga kesehatan diri danlingkungan kerja
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 26
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
di laboratoriumsekolah/madrasah
4.3.2 Menggunakan peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
4.3.3 Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuaidengan prosedur yang berlaku
4.3.4 Menangani limbahlaboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.3.5 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
3. Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
Kompetensi Kepribadian
1.1 Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap, dan berakhlak mulia
1.1.1 Bertindak secarakonsisten sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budayanasional Indonesia
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 27
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
1.1.2 Berperilaku arif1.1.3 Berperilaku
jujur1.1.4 Menunjukkan
kemandirian1.1.5 Menunjukkan rasa
percaya diri1.1.6 Berupaya
meningkatkan kemampuan diri
1.2 Menunjukkan komitmen terhadap tugas
1.2.1 Berperilaku disiplin
1.2.2 Beretos kerja yang tinggi
1.2.3 Bertanggung jawab terhadap tugas
1.2.4 Tekun, teliti, dan hati-hati dalam melaksanakantugas
1.2.5 Kreatif dalam memecahkan masalahyang berkaitan dengan tugas profesinya
1.2.6. Berorientasi pada kualitas
Kompetensi Sosial
2.1 Bekerja sama dalam pelaksanaan tugas
2.1.1 Menyadari kekuatan dan kelemahan diri
2.1.2 Memiliki wawasan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 28
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
tentang pihak lainyang dapat diajak kerja sama
2.1.3 Bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif
2.2 Berkomunikasi secara lisan dan tulisan
2.2.2 Memanfaatkan berbagai peralatanTIK untuk berkomunikasi
2.2.1 Berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif
Kompetensi Administratif
3.1 Menginventarisasi bahan praktikum
3.1.1 Mencatat bahan laboratorium
3.1.2 Mencatat penggunaan bahan laboratorium
3.1.3 Melaporkan penggunaan bahan laboratorium
3.2 Mencatat kegiatan praktikum
3.2.1 Mencatat kehadiran guru/pengelola laboratorium dan peserta didik
3.2.2 Mencatat penggunaan alat
3.2.3 Mencatat
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 29
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
penggunaan penuntun praktikum
3.2.4 Mencatat kerusakan alat
3.2.5 Melaporkan keseluruhan kegiatan praktikumsecara periodik
Kompetensi Profesional
4.1 Merawat ruang laboratorium sekolah/madrasah
4.1.1 Menata ruang laboratorium
4.1.2 Menjaga kebersihan ruanganlaboratorium
4.1.3. Mengamankan ruang laboratorium
4.2 Mengelola bahan dan peralatan laboratorium sekolah/madrasah
4.2.1 Mengklasifikasikanbahan dan peralatan praktikum
4.2.2 Menata bahan danperalatan praktikum
4.2.3 Mengidentifikasikerusakan bahan, peralatan, dan fasilitas laboratorium
4.2.4 Menjaga kebersihan alat laboratorium
4.2.5 Mengamankan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 30
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
bahan dan peralatan laboratorium
Khusus untuk laboran biologi:
4.2.6 Merawat tanaman untuk kegiatan praktikum
4.2.7 Memelihara hewanuntuk praktikum
4.3 Melayani kegiatan praktikum
4.3.1 Menyiapkan bahansesuai dengan penuntun praktikum
4.3.2 Menyiapkan peralatan sesuai dengan penuntun praktikum
4.3.3 Melayani guru/pengelola laboratorium dan peserta didik dalam pelaksanaan praktikum
4.3.4 Menyiapkan kelengkapan pendukung praktikum (lembar kerja, lembar rekam data, dan lain-lain)
4.4 Menjaga kesehatan dan
4.4.1 Menjaga kesehatan diri dan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 31
DIMENSI KOMPETENSI
KOMPETENSI SUB-KOMPETENSI
keselamatan kerja di laboratorium sekolah/madrasah
lingkungan kerja4.4.2 Menggunakan
peralatan kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
4.4.3 Menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun sesuaidengan prosedur yang berlaku
4.4.4 Menangani limbahlaboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.4.5 Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
B. KOMPETENSI SOSIAL
1. Pengertian Kompetensi Sosial
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 32
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru/pengelola
laboratorium untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama
guru/pengelola laboratorium, orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar. Arikunto (1993:239) mengemukakan
kompetensi sosial mengharuskan guru/pengelola
laboratorium memiliki kemampuan komunikasi sosial baik
dengan peserta didik, sesama guru/pengelola laboratorium,
kepala sekolah, pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota
masyarakat.
Menurut Undang-undang Guru/pengelola laboratorium
dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan
guru/pengelola laboratorium untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta
didik, sesama guru/pengelola laboratorium, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003:138)
mengemukakan kompetensi sosial adalah kemampuan yang
diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan
dengan orang lain. Dalam kompetensi sosial ini termasuk
keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan
tanggung jawab sosial.
2. Sub Kompetensi Sosial
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 33
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru/pengelola
laboratorium sebagai bagian dari masyarakat, sekurang-
kurangnya meliputi:
1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik memiliki indikator esensial:
berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
4. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik memiliki indikator esensial:
berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
5. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
6. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
7. Bersikap ramah, akrab dan hangat terhadap siswa,
sejawat dan masyarakat.
8. Luwes bergaul dengan siswa, sejawat dan masyarakat.
9. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
10. Bersikap simpatik dan empatik.
3. Indikator Kompetensi Sosial
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 34
Berdasarkan pendapat di atas, kompetensi sosial
guru/pengelola laboratorium dalam penelitian ini akan
diukur melalui indikator:
1. interaksi guru/pengelola laboratorium dengan siswa,
2. interaksi guru/pengelola laboratorium dengan kepala
sekolah,
3. interaksi guru/pengelola laboratorium dengan rekan
kerja,
4. interaksi guru/pengelola laboratorium dengan orang
tua siswa, dan
5. interaksi guru/pengelola laboratorium dengan
masyarakat.
4. Hubungan Sosial Guru/pengelola laboratorium
1. Hubungan Guru/pengelola laboratorium dengan Peserta
Didik:
a. Guru/pengelola laboratorium berperilaku secara
profesional dalam melaksanakan tuga didik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
b. Guru/pengelola laboratorium membimbing peserta didik
untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-hak
dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan
anggota masyarakat
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 35
c. Guru/pengelola laboratorium mengetahui bahwa setiap
peserta didik memiliki karakteristik secara
individual dan masing-masingnya berhak atas layanan
pembelajaran.
d. Guru/pengelola laboratorium menghimpun informasi
tentang peserta didik dan menggunakannya untuk
kepentingan proses kependidikan.
e. Guru/pengelola laboratorium secara perseorangan atau
bersama-sama secara terus-menerus berusaha
menciptakan, memelihara, dan mengembangkan suasana
sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar
yang efektif dan efisien bagi peserta didik.
f. Guru/pengelola laboratorium menjalin hubungan dengan
peserta didik yang dilandasi rasa kasih sayang dan
menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang
di luar batas kaidah pendidikan.
g. Guru/pengelola laboratorium berusaha secara
manusiawi untuk mencegah setiap gangguan yang dapat
mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h. Guru/pengelola laboratorium secara langsung
mencurahkan usaha-usaha profesionalnya untuk membantu
peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 36
i. Guru/pengelola laboratorium menjunjung tinggi harga
diri, integritas, dan tidak sekali-kali merendahkan
martabat peserta didiknya.
j. Guru/pengelola laboratorium bertindak dan memandang
semua tindakan peserta didiknya secara adil.
k. Guru/pengelola laboratorium berperilaku taat asas
kepada hukum dan menjunjung tinggi kebutuhan dan hak-
hak peserta didiknya.
l. Guru/pengelola laboratorium terpanggil hati nurani
dan moralnya untuk secara tekun dan penuh perhatian
bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didiknya.
m. Guru/pengelola laboratorium membuat usaha-usaha yang
rasional untuk melindungi peserta didiknya dari
kondisi-kondisi yang menghambat proses belajar,
menimbulkan gangguan kesehatan, dan keamanan.
n. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh membuka
rahasia pribadi serta didiknya untuk alasan-alasan
yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan.
o. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh menggunakan
hubungan dan tindakan profesionallnya kepada peserta
didik dengan cara-cara yang melanggar norma sosial,
kebudayaan, moral, dan agama.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 37
p. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh menggunakan
hubungan dan tindakan profesional dengan peserta
didiknya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan
pribadi.
2. Hubungan Guru/pengelola laboratorium dengan
Orangtua/wali Siswa :
a. Guru/pengelola laboratorium berusaha membina
hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan
Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses
pedidikan.
b. Guru/pengelola laboratorium mrmberikan informasi
kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif
mengenai perkembangan peserta didik.
c. Guru/pengelola laboratorium merahasiakan informasi
setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan
orangtua/walinya.
d. Guru/pengelola laboratorium memotivasi orangtua/wali
siswa untuk beradaptasi dan berpatisipasi dalam
memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
e. Guru/pengelola laboratorium berkomunikasi secara
baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan
kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada
umumnya.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 38
f. Guru/pengelola laboratorium menjunjunng tinggi hak
orangtua/wali siswa untuk berkonsultasin dengannya
berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-
cita anak atau anak-anak akan pendidikan.
g. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh melakukan
hubungan dan tindakan profesional dengan
orangtua/wali siswa untuk memperoleh keuntungna-
keuntungan pribadi.
3. Hubungan Guru/pengelola laboratorium dengan Masyarakat
:
a. Guru/pengelola laboratorium melakukan semua usaha
untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan
aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan
peserta didiknya
b. Guru/pengelola laboratorium menjalin komunikasi dan
kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan
masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan
pendidikan.
c. Guru/pengelola laboratorium memberikan pandangan
profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama,
hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan
dengan masyarakat.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 39
d. Guru/pengelola laboratorium mengakomodasikan
aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan
meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
e. Guru/pengelola laboratorium berkerjasama secara arif
dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan
martabat profesinya.
f. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh membocorkan
rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada
masyarakat.
g. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh menampilkan
diri secara ekslusif dalam kehidupam masyarakat.
h. Guru/pengelola laboratorium peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
4. Hubungan Guru/pengelola laboratorium dengan sekolah
a. Guru/pengelola laboratorium memelihara dan
eningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
b. Guru/pengelola laboratorium memotivasi diri dan
rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam
c. Guru/pengelola laboratorium menciptakan melaksanakan
proses yang kondusif.
d. Guru/pengelola laboratorium menciptakan suasana
kekeluargaan di dalam dan luar sekolah.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 40
e. Guru/pengelola laboratorium menghormati rekan
sejawat.
f. Guru/pengelola laboratorium saling membimbing
antarsesama rekan sejawat
g. Guru/pengelola laboratorium menjunung tinggi
martabat profesionalisme dan hubungan kesejawatan
dengan standar dan kearifan profesional.
h. Guru/pengelola laboratorium dengan berbagai cara
harus membantu rekan-rekan juniornya untuk tumbuh
secara profsional dan memilih jenis pelatihan yang
relevan dengan tuntutan profesionalitasnya.
i. Guru/pengelola laboratorium menerima otoritas kolega
seniornya untuk mengekspresikan pendapat-pendapat
profesionalberkaitan dengan tugas-tugas pendidikan
dan pembelajaran
j. Guru/pengelola laboratorium membasiskan diri pada
nilai-nilai agama, moral, dan kemanusiaan dalam
setiap tindakan profesional dengan sejawat.
k. Guru/pengelola laboratorium memliki beban moral
untuk bersama-sama dengan sejawat meningkatkan
keefektifan pribadi sebagai guru/pengelola
laboratorium dalam menjalankan tugas-tugas
profesional pendidikan dan pembelajaran.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 41
l. Guru/pengelola laboratorium mengoreksi tindakan-
tindakan sejawat yang menyimpang dari kaidah-kaidah
agama, moral, kemanusiaan, dan martabat
profesionalnya.
m. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh mengeluarkan
pernyataan-pernyaan keliru berkaitan dengan
kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon
sejawat.
n. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh melakukan
tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabat pribadi dan profesional
sejawatnya
o. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh mengoreksi
tindakan-tindakan profesional sejawatnya atas dasar
pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarnya.
p. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh membuka
rahasia pribadi sejawat kecuali untuk pertimbangan-
pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum.
q. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh menciptakan
kondisi atau bertindak yang langsung atau tidak
langsung akan memunculkan konflik dengan sejawat.
5. Hubungan Guru/pengelola laboratorium dengan Profesi :
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 42
a. Guru/pengelola laboratorium menjunjung tinggi
jabatan guru/pengelola laboratorium sebagai sebuah
profesi
b. Guru/pengelola laboratorium berusaha mengembangkan
dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang
studi yang diajarkan
c. Guru/pengelola laboratorium terus menerus
meningkatkan kompetensinya
d. Guru/pengelola laboratorium menjunjung tinggi
tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan
tugas-tugas profesionalnya dan bertanggungjawab atas
konsekuensiinya.
e. Guru/pengelola laboratorium menerima tugas-tugas
sebagai suatu bentuk tanggungjawab, inisiatif
individual, dan integritas dalam tindkan-tindakan
profesional lainnya.
f. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh melakukan
tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan
merendahkan martabat profesionalnya.
g. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh menerima
janji, pemberian dan pujian yang dapat mempengaruhi
keputusan atau tindakan-tindakan proesionalnya
h. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh mengeluarkan
pendapat dengan maksud menghindari tugas-tugas dan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 43
tanggungjawab yang muncul akibat kebijakan baru di
bidang pendidikan dan pembelajaran.
6. Hubungan guru/pengelola laboratorium dengan Organisasi
Profesinya:
a. Guru/pengelola laboratorium menjadi anggota
aorganisasi profesi guru/pengelola laboratorium dan
berperan serta secara aktif dalam melaksanakan
program-program organisasi bagi kepentingan
kependidikan.
b. Guru/pengelola laboratorium memantapkan dan
memajukan organisasi profesi guru/pengelola
laboratorium yang memberikan manfaat bagi kepentingan
kependidikan
c. Guru/pengelola laboratorium aktif mengembangkan
organisasi profesi guru/pengelola laboratorium agar
menjadi pusat informasi dan komunikasi pendidikan
untuk kepentingan guru/pengelola laboratorium dan
masyarakat.
d. Guru/pengelola laboratorium menjunjung tinggi
tindakan dan pertimbangan pribadi dalam menjalankan
tugas-tugas organisasi profesi dan bertanggungjawab
atas konsekuensinya.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 44
e. Guru/pengelola laboratorium menerima tugas-tugas
organisasi profesi sebagai suatu bentuk
tanggungjawab, inisiatif individual, dan integritas
dalam tindakan-tindakan profesional lainnya.
f. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh melakukan
tindakan dan mengeluarkan pendapat yang dapat
merendahkan martabat dan eksistensis organisasi
profesinya.
g. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh mengeluarkan
pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh
keuntungan pribadi dari organisasi profesinya.
h. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh menyatakan
keluar dari keanggotaan sebagai organisasi profesi
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Hubungan Guru/pengelola laboratorium dengan
Pemerintah:
a. Guru/pengelola laboratorium memiliki komitmen kuat
untuk melaksanakan program pembangunan bidang
pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang
Tentang Guru/pengelola laboratorium dan Dosen, dan
ketentuan Perundang-Undang lainnya.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 45
b. Guru/pengelola laboratorium membantu Program
pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan berbudaya.
c. Guru/pengelola laboratorium berusaha menciptakan,
memeliharadan meningkatkan rasa persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berdasarkan pancasila dan UUD1945.
d. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh menghindari
kewajiban yang dibebankan oleh pemerintah atau satuan
pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan
pembelajaran.
e. Guru/pengelola laboratorium tidak boleh melakukan
tindakan pribadi atau kedinasan yang berakibat pada
kerugian negara.
C. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen dikemukakan
kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta
menjadi teladan peserta didik”. Surya (2003:138) menyebut
kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal,
yaitu kemampuan pribadi seorang guru/pengelola
laboratorium yang diperlukan agar dapat menjadi
guru/pengelola laboratorium yang baik. Kompetensi
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 46
personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan
dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri,
dan perwujudan diri.
Dari pengertian diatas disimpulkan kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia,
arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik
diperlukan agar dapat mejadi guru/pengelola laboratorium
yang baik.
Berdasarkan pendapat di atas, kompetensi kepribadian
guru/pengelola laboratorium dalam penelitian ini akan
diukur melalui indikator (1) sikap, dan (2) keteladanan.
2. Sikap dan Sifat Penting bagi Guru/Pengelola
laboratorium
Guru/pengelola laboratorium sebagai pendidik dan
tenaga kependidikan adalah seorang yang berjasa besar
terhadap masyarakat dan bangsa. Tinggi rendahnya
kebudayaan masyarakat, maju atau mundurnya tingkat
kebudayaan suatu masyarakat dan negara sebagian besar
bergantung pada pendidikan dan pengajaran yang diberikan
oleh guru/pengelola laboratorium. Makin tinggi pendidikan
guru/pengelola laboratorium, makin baik pula mutu
pendidikan dan pengajaran yang diterima anak, dan makin
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 47
tinggi pula derajat masyarakat. Beberapa sikap dan sifat
yang sangat penting bagi guru/pengelola laboratorium
adalah sebagai berikut:
1. Adil
Seorang guru/pengelola laboratorium harus adil dalam
memperlakukan anak-anak didik harus dengan cara yang
sama, misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum
anak.
2. Percaya dan suka terhadap murid-muridnya.
Seorang guru/pengelola laboratorium harus percaya
terhadap anak didiknya. Ini berarti bahwa guru/pengelola
laboratorium harus mengakui bahwa anak-anak adalah
makhluk yang mempunyai kemauan, mempunyai kata hati
sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk
dan menimbulkan kemauan untuk mencegah hal yang buruk.
3. Sabar dan rela berkorban
Kesabaran merupakan syarat yang sangat diperlukan
apalagi pekerjaan guru/pengelola laboratorium sebagai
pendidik. Sifat sabar perlu dimiliki guru/pengelola
laboratorium baik dalam melakukan tugas mendidik maupun
dalam menanti jerih payahnya.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 48
4. Memiliki Perbawa (gezag) terhadap anak-anak
Gezag adalah kewibawaan. Tanpa adanya gezag pada
pendidik tidak mungkin pendidikan itu masuk ke dalam
sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan, murid-murid hanya
akan menuruti kehendak dan perintah guru/pengelola
laboratoriumnya karena takut atau paksaan; jadi bukan
karena keinsyafan atau karena kesadaran dalam dirinya.
5. Penggembira
Seorang guru/pengelola laboratorium hendaklah
memiliki sifat tertawa dan suka memberi kesempatan
tertawa bagi murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya
bagi seorang guru/pengelola laboratorium, antara lain
akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu
mengajar, anak-anak tidak lekas bosan atau lelah. Sifat
humor yang pada tempatnya merupakan pertolongan untuk
memberi gambaran yang betul dari beberapa pelajaran. Yang
penting lagi adalah humor dapat mendekatkan
guru/pengelola laboratorium dengan muridnya, seolah-olah
tidak ada perbedaan umur, kekuasaan dan perseorangan.
Dilihat dari sudut psikologi, setiap orang atau manusia
mempunyai 2 naluri (insting) : (1) naluri untuk
berkelompok, (2) naluri suka bermain-main bersama. Kedua
naluri itu dapat kita gunakan secara bijaksana dalam
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 49
tiap-tiap mata pelajaran, hasilnya akan baik dan berlipat
ganda.
6. Bersikap baik terhadap guru/pengelola laboratorium lain
Suasana baik diantara guru/pengelola laboratorium
nyata dari pergaulan ramah-tamah mereka di dalam dan di
luar sekolah, mereka saling menolong dan kunjung
mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan
keluarga besar, keluarga sekolah. Terhadap anak-anak,
guru/pengelola laboratorium harus menjaga nama baik dan
kehormatan teman sejawatnya. Bertindaklah bijaksana jika
ada anak-anak atau kelas yang mengajukan kekurangan atau
keburukan seorang guru/pengelola laboratorium kepada
guru/pengelola laboratorium lain.
7. Bersikap baik terhadap masyarakat
Tugas dan kewajiban guru/pengelola laboratorium
tidak hanya terbatas pada sekolah saja tetapi juga dalam
masyarakat. Sekolah hendaknya menjadi cermin bagi
masyarakat sekitarnya, dirasai oleh masyarakat bahwa
sekolah itu adalah kepunyaannya dan memenuhi kebutuhan
mereka. Sekolah akan asing bagi rakyat jika
guru/pengelola laboratoriumnya memencilkan diri seperti
siput dalam rumahnya, tidak suka bergaul atau mengunjungi
orang tua murid-murid, memasuki perkumpulan-perkumpulan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 50
atau turut membantu kegiatan masyarakat yang penting
dalam lingkungannya.
8. Benar-benar menguasai mata pelajarannya
Guru/pengelola laboratorium harus selalu menambah
pengetahuannya. Mengajar tidak dapat dipisahkan dari
belajar. Guru/pengelola laboratorium yang pekerjaannya
memberi pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan
kepada muridnya tidak mungkin akan berhasil baik jika
guru/pengelola laboratorium itu sendiri tidak selalu
berusaha menambah pengetahuannya. Jadi sambil mengajar
sebenarnya guru/pengelola laboratorium itu belajar.
9. Suka pada mata pelajaran yang diberikannya
Mengajarkan mata pelajaran yang disukainya hasilkan
akan lebih baik dan mendatangkan kegembiraan baginya
daripada sebaliknya. Di sekolah menengah hal ini penting
bagi guru/pengelola laboratorium untuk memilih mata
pelajaran apa yang disukainya yang akan diajarkannya.
10. Berpengetahuan luas
Selain mempunyai pengetahuan yang dalam tentang mata
pelajaran yang sudah menjadi tugasnya akan lebih baik
lagi jika guru/pengelola laboratorium itu mengetahui pula
tentang segala tugas yang penting-penting, yang ada
hubungannya dengan tugasnya di dalam masyarakat.
Guru/pengelola laboratorium merupakan tempat bertanya
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 51
tentang segala sesuatu bagi masyarakat. Guru/pengelola
laboratorium itu mempunyai dua fungsi isitimewa yang
membedakannya dari pegawai-pegawai dan pekerja-pekerja
lainnya di dalam masyarakat. Fungsi yang pertama adalah
mengadakan jembatan antara sekolah dan dunia ini. Fungsi
yang kedua yaitu mengadakan hubungan antara masa muda dan
masa dewasa.
3. Subkompetensi Kepribadian
Subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma
hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga
sebagai guru/pengelola laboratorium; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator
esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak
sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai
guru/pengelola laboratorium.
3. Kepribadian yang arif memiliki indikator
esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 52
serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator
esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif
terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang
disegani.
5. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma
religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani
peserta didik.
6. Menunjukkan sikap demokratis, toleran, tenggang
rasa, jujur, adil, tanggung jawab, disiplin, santun,
bijaksana dan kreatif.
7. Memahami diri (mengetahui kelebihan dan
kekurangan dirinya).
8. Memahami tujuan pendidikan dan pembelajaran.
9. Mengembangkan diri secara berkelanjutan.
Johnson dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan
kemampuan personal guru/pengelola laboratorium, mencakup
(1) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan
tugasnya sebagai guru/pengelola laboratorium, dan
terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-
unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan dan penampilan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 53
nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang
guru/pengelola laboratorium, (3) kepribadian, nilai,
sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan
dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.
Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal
mengharuskan guru/pengelola laboratorium memiliki
kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi
bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa.
4. Etika Seorang Guru/pengelola laboratorium
Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku
manusia dalam hidupnya. Etika sangat menekankan
pendekatan yang kritis dalam melihat dan menggumuli nilai
dan norma moral tersebut serta permasalahan-permasalahan
yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan norma moral
itu. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan
terwujud dalam sikap dan pola perilaku manusia, baik
secara pribadi maupun sebagai kelompok. Menurut Magnis
Suseno, etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran.
Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita harus
hidup adalah moralitas. Sedangkan etika hanya melakukan
refleksi kritis atas norma atau ajaran moral tersebut.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 54
Moralalitas adalah petunjuk kongkret tentang bagaimana
kita harus hidup. Sedangkan etika adalah perwujudan
secara kritis dan rasional ajaran moral.
Moralitas adalah sebuah “pranata” seperti halnya
agama, bahasa dan sebagainya yang sudah ada sejak dahulu
kala dan diwariskan secara turun temurun. Sebaliknya,
etika adalah sikap kritis setiap pribadi dan kelompok
masyarakat dalam merealisasikan moralitas itu. Maka tidak
mengherankan bahwa moralitas bisa saja sama, tetapi
sikap etis bisa berbeda antara satu orang dengan orang
lainnya dalam masyarakat yang sama, atau antara satu
masyarakat dengan masyarakat yang lain.
Karena etika adalah refleksi kritis terhadap
moralitas, maka etika tidak bermaksud untuk membuat orang
bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja. Etika
memang pada akhirnya menghimbau orang untuk bertindak
sesuai dengan moralitas, tetapi bukan karena tindakan itu
diperintah oleh moralitas, melainkan karena ia sendiri
tahu bahwa hal itu memang baik baginya. Ia sadar secara
kritis dan rasional bahwa ia memang sudah sepantasnya
bertindak seperti itu. Atau, kalau pada akhirnya
bertindak tidak sebagaimana yang diperintahkan oleh
moralitas, orang itu bertindak tidak sesuai dengan
moralitas bukan karena ikut-ikutan atau sekedar mau yang
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 55
lain, melainkan karena ia punya alasan rasional untuk
itu. Untuk memahami apa yang disebut etika sesungguhnya
kita perlu terlebih dahulu membedakannya dengan
moralitas. Moralitas berasal dari bahasa latin “mos”
(tunggal), “mores” (jamak) dan kata sifat “moralitas”.
Bentuk jamak “mores” berarti: kebiasaan, kelakuan,
kesusilaan. Kata sifat “moralis” berarti susila.
Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita
harus hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini
terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat,
peraturan, perintah yang diwariskan secara turun-temurun
melalui agama atapun kebudayaan tertentu tentang
bagaimana manusia harus hidup secara baik agar ia benar-
benar menjadi manusia yang baik. Moralitas adalah tradisi
kepercayaan, dalam agama atau kebudayaan, tentang
perilaku yang baik dan buruk. Moralitas memberi manusia
aturan atau petunjuk kongkret tentang bagaimana ia harus
hidup, bagaimana ia harus bertindak dalam hidup ini
sebagai manusia yang baik, dan bagaimana menghindari
perilaku-perilaku yang tidak baik. Dalam kaitan dengan
nilai dan norma ada dua macam etika:
1. Etika deskriptif,
Etika deskriptif yang berusaha meneropong secara
kritisdan rasional sikap dan pola perilaku manusia dan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 56
apa yang dikerjakan oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif berbicara
mengenai fakta apa adanya, yaitu mengenai nilai dan pola
perilaku manusia sebagai fakta yang terkait dengan
situasi dan realitas kongkrit yang membudaya. Etika
deskriptif berbicara mengenai kenyataan penghayatan
nilai, tanpa menilai, dalam suatu masyarakat, tentang
sikap orang dalam menghadapi hidup dan tentang
kondisikondisi yang memungkinkan manusia bertindak secara
etis.
2. Etika normatif
Etika normatif yang berusaha menetapkan berbagai
sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki
oleh manusia, atau apa yang seharusnya dijalankan oleh
manusia, dan apa tindakan yang seharusnya diambil untuk
mencapai apa yang bernilai dalam hidup ini. Etika
normatif berbicara mengenai norma-norma yang menuntun
tingkah laku manusia, untuk bertindak sebagaimana
seharusnya berdasarkan norma-norma. Etika normatif
memberi petunjuk kepada manusia untuk bertindak yang baik
dan menghindari perbuatan yang kurang baik.
Sesuai dengan pola pendekatan etika yang kritis dan
rasional, kedua jenis etika ini pada akhirnya menuntun
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 57
orang untuk mengambil sikap dalam hidup ini. Beda antara
etika deskriptif dan etika normatif adalah etika
deskriptif memberi fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang perilaku, atau sikap yang mau diambil
sedangkan etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan.
Dalam kehidupan umat manusia, kita menemukan banyak
norma yang memberikan pedoman bagaimana kita harus hidup
dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus menjadi
dasar penilaian mengenai baik dan buruknya perilaku dan
tindakan. Namun secara umum kita dapat membedakan dua
macam norma, yaitu norma khusus dan norma umum. Norma
khusus ad lah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan
atau kehidupan yang khusus, misal aturan bermain dalam
olah raga, aturan mengunjungi pasien di rumah sakit, dan
sebagainya. Norma umum mempunyai sifat yang lebih umum
dan universal. Norma umum terdiri dari tiga macam, yaitu
norma sopan santun (etiket), norma hukum, dan norma
moral.
1. Norma sopan santun (etiket)
Norma sopa santun yaitu norma yang mengatur pola
perilaku dan sikap lahiriah, misalnya : tata cara
bertamu, tata cara duduk, tata cara makan dan minum, cara
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 58
berpakaian, cara menyapa, cara berbicara, cara
berpakaian, cara bersikap kalau ada tamu dan sebagainya.
2. Norma hukum
Norma hukum yaitu norma yang dituntut dengan tegas
oleh masyarakat karena dianggap perlu demi keselamatan
dan kesejahteraan masyarakat. Norma hukum lebih tegas dan
pasti, karena dijamin oleh hukuman terhadap para
pelanggarnya. Walaupun pelaksanaan norma hukum
mencerminkan sikap hati dan pribadi manusia pelakunya,
tetapi norma hukum tidak sama dengan norma moral.
Walaupun pelaksanaan norma hukum ikut menentukan kualitas
pribadi seseorang, norma hukum tidak secara mutlak
menentukan bermoral tidaknya seseorang. Karena bisa
terjadi, seseorang melanggar norma hukum karena menurut
pertimbangan dan alasan yang rasional itulah yang terbaik
baginya dan bagi masyarakat, namun secara hukum ia tetap
dihukum.
3. Norma moral
Norma Moral yaitu aturan mengenai sikap dan
perilaku manusia sebagai manusia. Norma moral mengacu
pada baik buruknya manusia sebagai manusia. Norma moral
sebagai tolok ukur yang dipakai oleh masyarakat untuk
menentukan baik buruknya manusia sebagai manusia, dan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 59
bukan dalam kaitannya dengan tugas, bukan dalam kaitan
dengan status sosial dan sebagainya. Wlaupun pada
akhirnya setiap orang dinilai dalam kaitannya dengan
tugas. Norma moral tidak dipakai untuk menilai tepatnya
seorang dokter mengobati sakit seorang pasien melainkan
terutama untuk menilai bagaiman dokter menjalankan
tugasnya.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia
menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-
hari. Etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan
bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika
pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan
tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan.
Pergaulan
Hubungan antar manusia atau komunikasi akan
melahirkan pergaulan. Dalam bergaul, faktor perhatian
sangat menentukan. Pergaulan biasanya diawali dengan
perkenalan. Dalam pergaulan, orang perlu mengenal etika
dalam pembicaraan tatap muka serta pembicaraan dengan
sarana komunikasi. Komunikasi Kalau sopan santun berlaku
dimana saja dan kapan saja, maka dalam ruang lingkup
komunikasi dengan orang lain dalam pergaulan merupakan
arena yang paling menuntut jatah diterapkannya tata
krama. Karena itu, ada orang yang mengatakan bahwa tata
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 60
tata krama dan komunikasi dalam pergaulan merupakan dua
hal yang tak dapat dipisahkan.
Komunikasi dalam pergaulan adalah kegiatan sehari-
hari kita seperti kegiatan makan dan minum yang tak
terlepas dari kehidupan. Bergaul telah menjadi sisi
kehidupan yang biasa sampai-sampai kita sering lupa bahwa
tidak tidak selamanya gampang. Sekarang coba renungkan !
berapa orang yang dapat digolongkan sebagai sahabat karib
kita ? coba diingat-ingat ! dari yang terhitung sahabat
karib tempat kita merasa leluasa menuangkan isi hati,
menyampaikan masalah pribadi, berapa orang yang
sekeyakinan atau kepercayaan, berapa yang segolongan,
berapa yang sejenis, berapa yang sama tingkat kehidupan
ekonominya dengan kita?.Kalau jawaban menunjukkan bahwa
lebih banyak yang sama latar belakang dengan kita, maka
mungkin kita perlu bertanya kepada diri sendiri, apakah
saya tergolong orang yang cukup terbuka?
Manusia adalah makhluk Tuhan yang penuh dengan
misteri. Banyak unsur yang masih menjadi rahasia bagi
kita, meskipun informasi demi informasi telah diperoleh
mengenai teman kita. Berapa banyak ilmu telah menyelidiki
tentang manusia, namun hasilnya mengakui bahwa manusia
memang makhluk yang penuh dengan misteri. Hal ini
menyebabkan kita sering menemukan kesulitan dalam
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 61
berkomunikasi dengan teman bahkan dengan sahabat karib.
Kadang-kadang ucapan dan tindakannya di luar dugaan,
belum pernah kita mengalaminya seperti itu. Hal ini
menyebabkan terkadang kita merasa dongkol, jengkel, bosan
bahkan terheranheran. Mengapa bisa begitu ?
Coba berpikir sebaliknya, apakah teman-temanku
sering merasa jengkel, marah, tak enak dengan ucapan dan
tindakan saya ?. Mengapa mereka bersikap demikian dan
mengapa saya pun bersikap serupa ?. Dari perbagai ucapan
dan tindakan yang tak baik dan tak menyenangkan, berapa
ucapan dan tindakan kita yang rata-rata ditimbulkan oleh
kurangnya sopan santun ? ada beberapa kunci pokok yang
mungkin perlu dicamkan pula guna mengatasi masalah
komunikasi itu. Pertama, perlakukanlah orang lain
sebagaimana kita ingin diperlakukan. Ini adalah kunci
pertama dan utama. Ke dua, setiap orang mempunyai
perbedaan-perbedaan perseorangan (individual), bahkan tak
ada anak kembar “satu telor” yang memiliki kesamaan dalam
seluruh segi. Jadi, terimalah sifat tertentu teman kita,
yang mungkin agak aneh dirasakan. Ke tiga, kenal dulu
baru sayang, makin kenal makin sayang !. karena itu, kita
perlu membuka diri agar semakin dikenal. Hal ini banyak
membantu cara orang lain bersikap terhadap diri kita. ke
empat, banyak masalah komunikasi dengan sesama akan
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 62
teratasi jika kepercayaan kepada orang lain, cinta kasih
kepada orang lain, dan kesediaan berkorban melandasi
komunikasi dengan sesama. Kunci-kunci ini memang mudah
dihafal tetapi sulit dilakukan. Karena itu, sebagai insan
yang tidak sempurna, yang penuh cacat dan cela, yang
terlupa akan imbauan bersopan santun, perenungan
(refleksi) diri mungkin dapat membantu untuk membantu
memecahkan persoalan ini.
Berbicara
Coba kita renungkan kira-kira rata-rata berapa
menit kita gunakan dalam sehari untuk berbicara. Berapa
banyak kata atau kalimat yang kita ucapkan setiap hari di
kampus, di rumah. Pepatah mengisyaratkan “berkata
peliharalah lidah”. Hati-hatilah dalam berbicara agar
tidak mendatangkan akibat kurang menyenangkan di kemudian
hari. Sekali terlontar kata-kata yang tak sedap kepada
orang lain, dengan apa kita menangkapnya kembali ?. Waktu
berbicara hendaklah kita tenang dan sekali-kali boleh
ditegaskan dengan gerak tangan secara halus dan sopan.
Gerak tangan hendaknya tidak terlalu banyak dan menunjuk-
nunjuk dengan jari telunjuk kepada lawan bicara hendaknya
dihindari. Jaganlah kita pilih pokok pembicaraan yang
dapat menyinggung perasaan orang lain. Janganlah kita
bicarakan sesuatu yang ingin dilupakan seseorang.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 63
Mempergunjingkan orang lain adalah tindakan yang dapat
merugikan diri sendiri, apalagi dilakukan di banyak
orang. Hendaknya kita hindari kata-kata kotor dalam
pembicaraan serta tak perlu kita menanyakan sesuatu yang
yang dapat memalukan seseorang.
Waktu pembicaraan bersama, biasakanlah mendengarkan
orang lain dan jangan memotong pembicaraanseseorang yang
sedang asyik berbicara. Berbisik-bisik dengan teman dalam
suatu pertemuan dapat mengganggu suasana hendaknya
dihindarkan. Waktu berbicara, sebaiknya mulut dibuka
secukupnya, gigi hendaknya tidak tampak terkancing karena
hal ini akan membuat suara kurang terdengar. Waktu
berbicara sebaiknya mengarahkan pandangan kepada lawan
berbicara. Selalu menoleh ke arah lain dapat menimbulkan
kesan kurang menghargai. Berbicara sambik berkecak
pinggang sebaiknya dihindari. Waktu berbicara hendaknya
kita mengambil jarak sesuai dengan orang yang kita ajak
berbicara, dalam arti tidak terlalu dekat. Suara
hendaknya jangan terlalu keras. Kalau hendak batuk atau
bersin hendaknya mulut ditutup.
Penampilan
Warna, corak busana, dandanan, raut wajah, bentuk
tubuh, cara berjalan, dan tata cara makan adalah
beberapa unsur penting yang memberikan ciri-ciri khusus
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 64
terhadap penampilan lahiriah kita. penampilan memberikan
kesan langsung ke dalam penglihatan orang lain.
Berbusana dan berdandan. Cara berbusana dan
berdandan mencerminkan kepribadian kita Setiap hendaknya
berpakaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
kampus. Setiap mahasiswa hendaknya berpakaian sesuai
dengan etika kesopanan, rapi dan pantas. Selain itu,
tampak kurang pantas jika seorang mahasiswa putri memakai
perhiasan berlebihan. Hal itu akan menimbulkan kesan
seolah-olah kita menjadi “etalase” berjalan. Mahasiswa
yang mengatur rambutnya dengan rapi dan pantas akan
memperlihatkan keserasian. Busana dan model aneh-aneh
hanya cocok dipakai untuk pesta atau ulang tahun teman.
Busana apapun yang dipakai hendaknya tidak bertentangan
dengan perasaan yang dijunjung masyarakat kita. Baju
hendaknya penuh, jika tidak akan menimbulkan kesan acak-
acakan. Busana yang dipakai tak perlu mesti berharga
mahal. Yang lebih penting adalah kebersihan, kerapihan,
dan keserasihan busana yang dipakai. Memakai busana yang
cocok dengan dengan situasi dan tempat akan
memperlihatkan bahwa kita mengetahui etika.
Berjalan
Kalau kita perhatikan kenyataan sehari-hari
terlihat banyak orang, bahkan orang yang sudah tua,
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 65
terdidik, atau terpandang, sering menyalahi etika
bersama.
Kesalahan itu dilakukan tanpa disadari. Marilah
kita perhatikan cara berjalan bersama, pria dan wanita,
sesuai dengan kelaziman yang dituntut. Kalau seorang pria
berjalan dengan seorang wanita, hendaknya si pria
berjalan di sebelah kanan. Namun, harus perhatikan arah
lalu lintas. Pada prinsipnya pria berjalan pada bagian
yang berdekatan dengan lalu lintas sedangkan wanita
dilindungi disamping kanan atau kirinya bergantung pada
arah lalu lintas. Kalau ada seorang pria dan dua orang
wanita, maka si pria harus berjalan pada sisi yang
berdekatan dengan lalu lintas. Ia melindungi dua wanita
disampingnya.
Tata cara makan.
Tata cara makan merupakan salah satu unsur yang
penting dalam etika. Tata cara makan berbeda-beda dari
tempat ke tempat. Karena itu, perlu kita menanyakan atau
mempelajari tata cara makan di suatu tempat. Dengan cara
yang demikian, kita akan bertingkahlaku secara luwes,
misalnya dibanyak tempat di Indonesia , makan dengan
tangan dianggap sopan, namun di daerah-daerah tertentu
cara ini dianggap tidak sopan. Pada daerah tertentu,
tidak menghabiskan makanan yang telah diambil dapat
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 66
menyinggung perasaan atau tidak sopan. Pada daerah
tertentu, menghabiskan makanan yang telah diambil dapat
menyinggung perasaan.
Takwa
Takwa berarti waspada, menjaga diri, dan takut.
Menurut istilah syarak takwa berarti menjaga atau
memelihara diri dari murka dan siksa Allah dengan jalan
melaksanakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi
larangan-larangan-Nya.
Takwa menurut tasawuf adalah menghayati dan
mengamalkan amar makruf nahi munkar. Artinya melaksanakan
perinta-perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya.
Takwa adalah menjaga diri dari azab Allah SWT dengan
menjauhi tindakan maksiat dan melaksanakan tata aturan
yang telah digariskan Allah SWT. Dengan demikian takwa
juga mengandung pengertian mengendalikan diri dari
dorongan emosi dan penguasaan diri dari kecenderungan
hawa nafsu yang buruk. Hawa nafsu yang baik yang membawa
kemaslahatan yang dibenarkan dalam syariat agama
dilaksanakan dalam batas yang wajar. Takwa menjadi
pengendali dan sekaligus menjadi tolok ukur ketaatan
seseorang dalam beribadat kepada Allah SWT.
Takwa harus dihayati dan diamalkan seseorang
sepanjang waktu, kapan saja dan dimana saja ia berada.
Materi Kompetensi Sosial dan Kepribadian PKL UNISMA- KEMENAG Tahun2013 67
Karenanya bila seseorang terlanjur melakukan kejahatan
hendaklah bersegera istighfar atau taubat dan menebusnya
dengan melakukan kebaikan-kebaikan tau amal-amal saleh.
Seseorang yang takwa memiliki kepekaan moral batin yang
amat jauh dan tajam sehingga dia dapat menentukan secara
pasti apakah sesuatu itu akan dikerjakannya atau
ditinggalkannya. Orang yang bertakwa dalam artian ini
berarti melindungi dirinya dari akibat-akibat perbuatan
dirinya sendiri yang buruk dan yang jahat, sekaligus
sifat takwa yang demikian membentuk kepribadian seseorang
yang benar-benar utuh dan integral, sebab dia dapat
menyerap unsur-unsur positif/takwa yang ada pada dirinya.
Begitu tinggi dan esensialnya kedudukan takwa dalam
islam, maka takwa itu merupakan rukun khutbah, baik
khutbah jum'at, khutbah hari raya dan seterusnya.
Ajaran Agama islam membina kehidupan manusia
diawali dengan tauhid. Dari tauhid menumbuhkan iman dan
akidah yang hak dan darinya membuahkan amal ibadat dan
amal saleh. Dari ibadat dan amal saleh ini, yang dijiwai
dengan iman dan dipelihara terus-menerus, akan membuahkan
dan menciptakan suatu sikap hidup seseorang muslim yang
bernama takwa. Orang yang bertakwalah yang akan
mendapatkan kemenangan dan paling tinggi kedudukannya
pada sisi Allah SWT.