farmakoterapi (epilepsi)

Upload: eren

Post on 08-Jul-2018

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    1/23

    I. TUJUAN PEMBELAJARANDapat mengetahui defnisi epilepsy, gejala dan tanda

    epilepsy serta aktor pemicu terjadinya epilepsi dan mengetahui

    terapi yang tepat dalam penanganan epilepsi.

    II. DASAR TEORIII.1 Defnisi

    Defnisi epilepsi menurut Commision on Epidemiology and

    Prognosis o Epilepsi, adalah munculnya kejang paling tidak dua

    kali tanpa provokasi dengan jarak antar kedua kejang paling

    tidak selama 24 jam.Epilepsi adalah gangguan yang tampak seagai suatu gejala

    akiat adanya

    aktivitas listrik di otak yang ditimulkan oleh eragai etiologi.

    Epilepsi merupakan kumpulan dari eragai jenis kejang yang

    ervariasi dalam hal

    keparahan, penampilan, penyea, konsekuensi, dan

    manajemennya. Epilepsi

    memperlihatkan kekamuhan periodik kejang dengan atau tanpa

    konvulsi. Pasien yang menderita epilepsi mungkin juga

    menunjukkan keterlamatan perkemangan sara, masalah

    memori ataupun ingatan serta penurunan nilai kogniti. !Dipiro"II.2 Epidemiologi

    #ejang adalah masalah neurologic yang sering dijumpai.

    Diperkirakan ah$a % dari %& orang akan mengalami kejang

    suatu saat selama hidup mereka. dua puncak usia untuk

    insidensi kejang adalah decade pertama kehidupan dan setelah

    usia '& tahun. #ejang terjadi akiat lepasnya muatan

    paroksismal yang erleihan dari suatu populasi neuron yang

    sangat mudah terpicu !ocus kejang" sehigga mengganggu ungsi

    normal otak. (amun, kejang juga terjadi dari jaringan otak

    normal dia$ah kondisi patologik tertentu, seperti peruahan

    keseimangan asam)asa atau elektrolit.

    %

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    2/23

      Diperkirakan ah$a %&* orang akan mengalami paling

    sedikit satu kali kejang selama hidup mereka dan sekitar &,+*

    sampai &,* akan didiagnosis mengidap epilepsy !didasarkan

    pada kriteria dua atau leih kejang spontan-tanpa pemicu".

    nsidensi erdasarkan usia memperlihatkan pola konsisten

    erupa angka paling tinggi pada tahun pertama kehidupan,

    penurunan pesat manuju usia remaja, dan pendataran secara

    ertahap selama usia pertengahan untuk kemali memuncak

    pada usia setelah '& tahun.leih dari /* pasien dengan

    epilepsy mengalami kejang pertama seelum usia 2& tahun.

    0paila kejang pertama terjadi setelah usia 2& tahun, maka

    gangguan kejang terseut iasanya sekunder. !Price1ilson,

    3al.%%/)%%"

    5etiap tahun, terdapat sekitar %2.&&& kasus epilepsi aru

    terjadi dimana, +&* terjadi pada usia leih muda dari usia %

    pada saat diagnosis. 6erjadinya kejang pertama dapat terjadi

    pada ayi aru lahir dan anak)anak dan yang kedua

    puncak terjadi pada pasien yang leih tua dari usia ' tahun.

    Paling sedikit

    %&* dari pasien di asilitas pera$atan jangka panjang

    mengamil setidaknya satu

    oat antiepilepsi !0ED". !Dipiro, 3al. %&2+"

    II.3 l!sif"!si

    nternational 7eague 0gainst Epilepsy !70E" mengusulkandua skema utama untuk klasifkasi dari kejang dan epilepsy yakni

    klasifkasi internasional dari kejang epilepsy !nternational

    Classifcation o Epileptic 5ei8ures" dan klasifkasi internasional

    dari epilepsi !dan gejala epilepsy !nternational Classifciation o 

    the Epilepsies and Epileptic 5yndromes".

    2

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    3/23

    9erdasarkan klasifkasi internasional dari epilepsi

    !nternational Classifcation o Epileptic 5ei8ures" secara

    patofsiologis kejang diagi menajdi kejang parsial dan kejang

    umum.T!#el 1$ l!sif"!si in%e&n!sion!l d!&i epilepsi 'In%e&n!%ion!l

    (l!ssif)!%ion o* Epilep%i) Sei+,&es-

    +

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    4/23

    + #ejang unclassifed !yang tidak digolongkan"4 5tatus Epileptikus

    #ejang parsial dengan peruahan kesadaran diseut juga

    seagai parsial kompleks. Dengan kejang parsial kompleks,

    pasien mungkin mengalami automatisms !ergerak sendiri",

    periode kehilangan memori, atau peruahan tingkah laku. #ejang

    parsial kompleks dapat erkemang menjadi kejang :6C

    !:enerali8d 6onic)Clonic".#ejang umum memiliki maniestasi klinis yang menunjukkan

    keterliatan kedua elahan otak. #ejang umum terjadi secara

    4

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    5/23

    tia)tia, sehingga dapat mnganggu kegiatan yang sedang

    erlangsung, tatapan kosong, dan mata memelalak ke atas

    secara singkat. ;mumya terjaipada anak)anak dan remaja.

    T!#el 2$ l!sif"!si in%e&n!sion!l d!&i epilepsi 'd!n ge!l! epileps/

    'In%e&n!%ion!l (l!ssif)i!%ion o* %0e Epilepsies !nd Epilep%i)

    S/nd&omes-.

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    6/23

    '

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    7/23

    /

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    8/23

    2. e!l! d!n T!nd!:ejala dan tanda dari epilepsi diagi erdasarkan klasifkasi

    dari epilepsi, yaitu<%" #ejang parsial

    7esi yang terdapat pada kejang parsial erasal dari

    seagian kecil dari otak atau satu hemiser sererum. #ejang

    terjadi pada satu sisi atau satu agian tuuh dan kesadaran

    penderita umumnya masih aik.

    • #ejang parsial sederhana:ejala yang timul erupa kejang motorik okal, enomena

    halusinatorik, psikoilusi, atau emosional kompleks. Pada

    kejang parsial sederhana, kesadaran penderita masih aik.

    • #ejang parsial kompleks:ejala ervariasi dan hampir sama dengan kejang parsial

    sederhana, tetapi yang paling khas terjadi adalah penurunan

    kesadaran dan otomatisme.2" #ejang umum

    7esi yang terdapat pada kejang umum erasal dari seagian

    esar dari otak atau kedua hemiser sererum. #ejang

    terjadi pada seluruh agian tuuh dan kesadaran penderita

    umumnya menurun.

    • #ejang 0sans

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    9/23

    3ilangnya kesadaran sessat !eerapa detik" dan

    mendadak disertai amnesia. 5erangan terseut tanpa

    disertai peringatan seperti aura atau halusinasi, sehingga

    sering tidak terdeteksi.

    • #ejang 0tonik3ilangnya tonus mendadak dan iasanya total pada otot

    anggota adan, leher, dan adan. Durasi kejang isa sangat

    singkat atau leih lama.

    • #ejang =ioklonikDitandai dengan kontraksi otot ilateral simetris yang cepat

    dan singkat. #ejang yang terjadi dapat tunggal atau

    erulang.• #ejang 6onik)#lonik

    5ering diseut dengan kejang grand mal. #esadaran hilang

    dengan cepat dan total disertai kontraksi menetap dan masi 

    di seluruh otot. =ata mengalami deviasi ke atas. >ase tonik

    erlangsung %& ) 2& detik dan diikuti oleh ase klonik yang

    erlangsung sekitar +& detik. 5elama ase tonik, tampak

     jelas enomena otonom yang terjadi seperti dilatasi pupil,

    pengeluaran air liur, dan peningkatan denyut jantung.

    • #ejang #lonik:ejala yang terjadi hampir sama dengan kejang mioklonik,

    tetapi kejang yang terjadi erlangsung leih lama, iasanya

    sampai 2 menit.

    • #ejang 6onikDitandai dengan kaku dan tegang pada otot. Penderita

    sering mengalami jatuh akiat hilangnya keseimangan,

    2. E%iologiApa pun yang mengganggu homeostasis normal neuron dan mengganggu

    stabilitas dapat memicu aktivitas abnormal dan kejang. Pasien dengan

    keterbelakangan mental dan cerebral palsy dapat meningkatkan resiko terjadinya

    kejang. Penyebab kejang pada orang tua (lansia) kemungkinan multifaktorial dan

    termasuk penyakit serebrovaskular (iskemik dan stroke hemoragik), gangguan

    ?

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    10/23

    neurodegenerative, tumor, trauma kepala, gangguan metabolisme, dan infeksi

    SSP.

    Banyak faktor yang dapat memicu terjadinya kejang, diantaranya kurang

    tidur, adanya rangsangan sensorik, dan stress. Perubahan hormone ketika

    menstruasi, masa pubertas dan masa kehamilan pun dapat menyebabkan

    meningkatnya frekuensi kejang. Penggunaan teofilin, alcohol, fenotiain dalam

    dosis tinggi, antidepresan (terutama maprotilin atau buproprion), dan penggunaan

    narkoba juga dapat memprovokasi kejang.

    Etiologi dari epilepsi adalah multiaktorial, tetapi sekitar '&

    * dari kasus epilepsi tidak dapat ditemukan penyea yang pasti

    atau yang leih sering kita seut seagai kelainan idiopatik.

     6erdapat dua kategori kejang epilepsi yaitu kejang okal dan

    kejang umum. 5ecara garis esar, etiologi epilepsi diagi menjadi

    dua, yaitu <

    2.4 P&ognosis

    Prognosis epilepsi tergantung pada eerapa hal,diantaranya jenis epilepsi, aktor penyea, saat pengoatan

    dimulai, dan ketaatan minum oat. Prognosis epilepsi cukup

    menggemirakan. Pada &)/&* penderita epilepsi serangan

    dapat dicegah dengan oat)oat, sedangkan sekitar &* pada

    suatu $aktu akan dapat erhenti minum oat.

    %&

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    11/23

    Prognosis epilepsi dihuungkan dengan terjadinya remisi

    serangan aik dengan pengoatan maupun status psikososial,

    dan status neurologis penderita. 9atasan remisi epilepsi yang

    sering dipakai adalah 2 tahun eas serangan !kejang" dengan

    terapi. Pada pasien yang telah mengalami remisi 2 tahun harus

    dipertimangkan untuk penurunan dosis dan penghentian oat

    secara erkala.

    2.5 P!%ofsiologi0ktivitas kejang ditandai dengan pelepasan paroksismal

    terjadi

    serempak dalam populasi esar kortikal neurons.#ejang terjadi akiat muatan paroksismal yang erleihan

    dari seuah okus kejang atau dari jaringan normal yang

    terganggu akiat suatu keadaan patologik. 0ktivitas kejang

    seagian tergantung pada lokasi lepas muatan yang erleihan

    terseut. 7esi di otak tengah, thalamus, dan korteks sererum

    kemungkinan esar ersiat epileptogenic, sedangkan lesi di

    sereelum dan atang otak umumnya tidak memicu kejang.Di tingkat memran sel, okus kejang memperlihakan

    eerapa enomena kimia$i, diantaranya<

    • nstailitas memran sel sara, sehingga sel leih mudah

    mengalami pengaktian.

    • (euron)neuron hipersensiti dengan amang untuk

    melepaskan muatan menurun dan apaila terpicu akan

    melepaskan muataan secara erleihan.

    • #elainan polarisasi !polarissi erleihan, hipopolarisasi, atau

    selang $aktu dalam repolarisasi" yang diseakan oleh

    keleihan asetilkolin atau defsiensi asam gama)

    aminoutirat !:090".

    • #etidakseimangan ion yang menguah keseimangan

    asam)asa atau eletrolit, yang mengganggu homeostatis

    kimia$i neuron sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi

    %%

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    12/23

    neuron. :angguan keseimangan ini menyeakan

    peningkatan erleihan neurotransmitter eksitatorik atau

    deplesi neurotransmitter inhiitorik.

    Peruahan)peruahan metaolik yang terjadi selama dan

    segera setelah kejang seagian diseakan oleh meningkatanya

    keutuhan energi akiat hiperaktivitas neuron. 5elama kejang,

    keutuhan metaolic scara drastis meningkat, lepas muatan

    listrik sel)sel sara motoric dapat meningkat menjadi %&&& per

    detik. 0liran darah otak meningkat, demikian juga respirasi dan

    glikolisis jaringan. 0setilkolin mucul di cairan sererospinal !C55"

    selama dan setelah kejang. 0sam glutamate mungkin mengalamideplesi selama akitiftas kejang.

    5ecara umum, tidak dijumpai kelainan lain yang nyata pada

    autopsy. 9ukti histopatologik menunjang hipotesis ah$a lesi

    leih ersiat neurokimia$i ukan structural. 9elum ada aktor

    patologik yang secara konsisten ditemukan. #elainan okal pada

    metaolism kalium dan asetilkolin dijumpai diantara kejang.

    >ocus kejang tampaknya sangat peka terhadap asetilkolin, suatu

    neurotransmitter asilitatorik, ocus)okus terseut lama

    mengikat dan menyingkirkan asetilkolin.

    2.6 T!%!l!"s!n! Te&!pi 6ujuan terapi epilepsi adalah untuk mengontrol atau

    mengurangi rekuensi kejang dan memastikan kepatuhan pasien

    terhadap pengoatan, dan memungkinkan pasien dapat hidupdengan normal. #husus untuk status epileptikus, terapi sangat

    penting untuk menghindarkan pasien dari keparahan akiat

    serangan kejang yang erlangsung lama.2..6.1Te&!pi Non78!&m!"ologi

     6erapi nonarmakologis untuk epilepsi meliputi diet, operasi,

    dan vagal

    %2

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    13/23

    stimulasi sara !@(5", yang merupakan implantasi dari sara 

    vagal

    stimulator. 5euah stimulator sara vagus adalah perangkat

    medis implan

    disetujui untuk digunakan pada epilepsi. 5ystem (CP !(euro

    Cyernetic prosthesis" diindikasikan untuk digunakan seagai

    terapi tamahan dalam mengurangirekuensi kejang pada orang

    de$asa dan remaja yang leih tua dari %2 tahun usia dengan

    kejang parsial onset yang tahan untuk 0ED.a. Pemedahan

    =erupakan opsi pada pasien yang tetap mengalami kejang

    meskipun sudah mendapat leih dari + agen antikonvulsan,

    adanya anormalitas okal, lesi epileptik yang menjadi pusat

    anormalitas epilepsi. 9erikut ini merupakan jenis edah epilepsi

    erdasarkan letak okus ineksi <

    • 7oektomi temporal

    • Eksisi korteks ekstratemporal

    • 3emiserektomi

    •  Callostomi

    •  6erapi nutrisi. Diet #etogenik

    Diet ketogenik adalah diet tinggi lemak, cukup protein, dan

    rendah karohidrat, yang akan menyediakan cukup protein untuk

    pertumuhan, terapi kurang karohidrat untuk keutuhan

    metaolisme tuuh. Dengan demikian tuuh akan menggunakan

    lemak seagai sumer energi, yang pada gilirannya akan

    menghasilkan senya$a keton. =ekanisme diet ketogenik seagai

    antiepilepsi masih elum diketahui secara pasti, namun senya$a

    keton ini diperkirakan erkontriusi terhadap pengontrolan

    kejang.2.5.2 Te&!pi 8!&m!"ologi

    %+

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    14/23

     6erapi armakologi untuk epilepsi dapat menggunakan oat)

    oat antiepilepsi yaitu<

    T!#el 3$ O#!% Pili0!n ,n%," Epilepsi

    %4

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    15/23

    %

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    16/23

    %'

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    17/23

    %/

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    18/23

    III. DESRIPSI ASUS

    0n. =anis erusia tahun, erat adan 4& kg, tia)tiaterjatuh, kehilangan kesadaran dan mengalami kejang

    disekolahnya. #ejang terjadi kurang leih menit setelah 0n.

    =anis ermain kejar)kejaran denga teman sekelasnya. u guru

    langsung mema$a 0n. =anis ke Auang #esehatan. % menit

    kemudian 0n. =anis kemali kejang dan segera 0n. =anis

    dilarikan ke A5. 9erdasarkan inormasi dari orang tua 0n. =anis,

    %

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    19/23

    kejang yang dialamai 0n. =anis sudah terjadi sejak 2 tahun yang

    lalu akiat demam tinggi. 6etapi kejang terjadi hanya eerapa

    detik saja. hampir + ulan terakhir kejang sudah tidak lagi terjadi

    sehingga ornag tua 0n. =anis tidak memerikan oat yang iasa

    diminumnya !Dilantin 6=  +&& mg-hari" untuk mengontrol

    kejangnya.

    I9. ANALISIS DAN PEMBA:ASAN ASUS DENAN METODE

    SOAP1. SUBJETI8

    (ama Pasien < 0n. =anis;mur < tahun9erat 9adan < 4& kg#eluhan <

    •  6ia)tia terjatuh, hilang kesadaran, dan mengalami

    kejang disekolahnya kurang leih menit. dan kejang

    kemali setelah % menit.Ai$ayat penyakit<

    • 2 tahun yang lalu sudah mengalami kejang akiat

    demam tinggi selama eerapa detik saja.! Ai$ayat pengoatan< Dilantin 6= +&& mg-hari

    2. OBJETI87

    3. ASSESMENT9erdasarkan keluhan pasien, diduga pasien ernama 0n.

    =anis menderita status epileptikus. 3al ini dapat dilihat dari

    keadaan 0n. manis yang tia)tia terjatuh lalu kehilangan

    kesadaran dan mengalami kejang leih kurang menit, dimana

    % menit kemudian 0n. =anis kemali mengalami kejang. 3al ini

    dapat menunjukkan ah$a pasien terkena angkitan status

    epileptikus, karena adanya dua rangkaian kejang tanpa adanya

    pemulihan kesadaran diantara kejang, dan kesadarannya elum

    pulih setelah menit.5tatus epileptikus yang dialami 0n. =anis dapat diseakan

    oleh aktor pencetus yang diduga diseakan oleh pengoatan

    yang tia)tia dihentikan + ulan terakhir dan kejang akiat

    %?

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    20/23

    demam tinggi. 3al ini dapat menimulkan angkitan epilepsi

    yang lama ahkan isa menjadi uruk.. PLAN!. Te&!pi non7*!&m!"ologi

    • Pemedahan

    • Diet ketogenik#. Te&!pi *!&m!"ologi

    B Prehospital <Pada kasus diatas, dapat dierikan dia8epam rectal %&

    mg yang merupakan terapi utama dan pertahankan patensi

     jalan napas, erikan oksigen, periksa ungsi kardiorespirasi.B n hospital <

    7ora8epam &,% mg-kg intravena dierikan 4 mg olus,

    diulang satu kali setelah %&)2& menit jika tidak ada dapat

    dierikan dia8epam intravena &, mg-kg. 9erikan oat

    antiepilepsi yang iasa digunakan ila pasien sudah pernah

    mendapat terapi oat antiepilepsi. 6erapi oat darurat

    tamahan mungkin tidak diperlukan jika kejang erhenti dan

    penyea status epileptikus cepat diperaiki.at oat diatas dierikan dengan alasan dimana

    mekanisme kerjanya meningkatkan hamatan dari :090 oleh

    ikatan pada en8odia8epine :090 dan kompleks reseptor

    ariturate. 5ehingga kejang erhenti.#etika kejang sudah tidak kamuh lagi dapat dierikan oat

    antiepilepsi yang iasa digunakan untuk mengontrol epilepsinya

    dan mengatasi serangan primer maupun sekunder, yaitu enitoin

    (a dosis +&& mg-hari + kali sehari dalam dosis teragi. ika sudah eas kejang selama 2 tahun pengoatan yang

    isa diuktikan secara klinis melalui EE: dengan hasil aik.

    Penghentian dilakukan secara ertahap, setidaknya selama +

    ulan dengan cara menurunkan dosisnya. 6idak oleh dihentikan

    secara mendadak karena akan menyeakan terjadinya kejang

    heat pada pasien.9. PEMILI:AN OBAT RASIONAL

    2&

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    21/23

    Pemilihan oat rasional dilakukan dengan menganalisis

    oat)oat yang digunakan dengan lima kategori yaitu tepat

    indikasi, tepat oat, tepat pasien, tepat dosis dan $aspada

    terhadap eek samping oat !43 %".

     

     6epat indikasi

    (ama

    at

    ndikasi =ekanisme 0ksi #eterangan

    Dia8epam

    >enitoin

    5tatus

    epileptikus

    Epilepsi semua

     jenis kecualipetit mal dan

    status

    epileptikus

    meningkatkan

    hamatan dari :090

    oleh ikatan pada

    en8odia8epine :090 dan kompleks

    reseptor ariturate.

    5ehingga kejang

    erhenti.

    naktivasi kanal (a

    sehingga

    menurunkan

    kemampuan syara 

    untuk

    menghantarkan

    muatan listrik

     6epat indikasi

     6epat at

     "ama #bat Alasan sebagai drug of choice $eterangan

    %iaepam

    &enitoin

    %apat mengobati serangan status epileptikus

    dan banyak digunakan dalam pengobatan

    'erupakan #A yang pernah digunakan

    oleh pasien dan digunakan untuk terapi

     pemeliharaan dan pengontrolan

    epat obat

     

     6epat Pasien

    2%

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    22/23

     "ama #bat $ontra *ndikasi $eterangan

    %iaepam

    &enitoin

    +ipersensitif dengan diaepam

    dan fenitoin

    epat pasien tidak ada

    riayat alergi

     

     6epat Dosis

     "ama #bat %osis Standar %osis yang diberikan $eterangan

    %iaepam

    &enitoin

    -,/-,0 mg1kg i.v

    2--/-- mg1hari

    -,0 mg1kg i.v

    -- mg1hari

    epat dosis

     

    aspada Eek 5amping at

     "ama #bat fek Samping #bat Saran

    %iaepam

    &enitoin

    'enimbulkan rasa kantuk, konsentrasi

     berkurang, mual, edema.

     "yeri kepala, insomnia, ruam, akne

    demam efek hematologic

    Beristirahat yang cukup dan

     jangan melakukan aktivitas

    diluar rumah. 3ntuk  

    mengatasi demam yang bila

    timbul dapat diberikan

    ibuprofen syrup. %an berikan

    vit B comple4 jika efek 

    samping fenitoin anemia

    terjadi.

    9I. E9ALUASI OBATDia8epam rectal %& mg !5tesolid" % suppos Ap.

    2.&&Dia8epam i.v &, mg-kg !valium" % ampul injeksi Ap.

    %&.2& 6erapi pemeliharaan - pengontrolan untuk % ulan <

    >enitoin (a kapsul %&& mg !Dilantin" % otol

    Ap. 2/.//

     umlah Ap.

    +2+.&2

    9II. MONITORIN DAN 8OLLO; UP

     

    =onitoring eek samping oat

     

    =onitoring ungsi hati

    22

  • 8/19/2019 FARMAKOTERAPI (EPILEPSI)

    23/23

     

    =onitoring tekanan darah

     

    =onitoring EE:

     

    =onitoring konsentrasi oat dalam darah dan

    perkemangan dari angkitan epilepsy 

    0nalisis darah lengkap, kadar elektrolit dan urea, kalsium,

    glukosa pemekuan darah, dan jika mungkin kadar oat

    epilepsi dalam darah.

    9III. OMUNIASI< IN8ORMASI< DAN EDUASI PASIEN

    • 9eritahu orangtua agar dapat memerikan makanan yang

    tidak menyeakan kenaikan erat adan pada anak,

    seperti makanan yang anyak mengandung lemak.

    • 5arankan kepada orangtua agar anaknya tidak terlalu

    kecapean, dan tidur yang cukup.

    • Penggunaan oat harus sehemat mungkin dan sedapat

    mungking dalam jangka $aktu pendek.

    •  ika terjadi kamuhan 5E segera huungi dokter.

    • 9erikan inormasi kepada orang tua pasien seputar E5

    yang potensial terjadi.

    •  angan erikan oat meleihi dosis yang ditentukan.

    •  angan mengganti sediaan oat ataupun dosis tanpa

    sepengetahuan dokter.I=. PERTA N>AAN DAN JA;ABAN PERTAN>AANF. ESIMPULAN

    2+