farianti eko n.k_260110130024_modul 1.pdf
TRANSCRIPT
-
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS
FISIKOKIMIA II
Identifikasi Senyawa-Senyawa Golongan Alkohol, Fenol, dan Asam
Karboksilat
Disusun Oleh :
Farianti Eko Nur Khasanah
260110130024
LABORATORIUM ANALISIS FISIKOKIMIA II
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
-
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL,
FENOL, DAN ASAM KARBOKSILAT
I. Tujuan
Mengetahui cara identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol dan asam
karboksilat.
II. Prinsip
1. Golongan Alkohol
Terbentuknya ester jika ditambahkan asam karboksilat yang dapat
diamati dari aromanya.
2. Golongan Fenol
a) Ditambah larutan FeCl3 terbentuk kompleks berwarna
b) Pengkopelan dengan reagensia diazotasi
c) Ditambah pereaksi Marquis terbentuk kompleks berwarna.
3. Golongan Asam Karboksilat
a) Asam dapat memerahkan kertas lakmus biru
b) Senyawa asam dapat tersublimasi jika dipanaskan
c) Asam dapat teresterifikasi dengan alkohol.
III. Reaksi
1. Golongan Alkohol
a) Etanol
- Esterifikasi dengan asam benzoate
-
(Fessenden, 1986).
- Kalium dikromat (K2Cr2O7)
3CH3CH2OH + Cr2O72-
+ 8H+ 3CH3CHO + 2Cr
3+ + 7H2O
( Clark, 2003).
b) Gliserin
- CuSO4 + NaOH
c) Mentol
- H2SO4 + vanilin
(Petrucci, 1992).
2. Golongan Fenol
a) Fenol
- FeCl3
(Kelly, 2009).
- P-DAB
- Kalium dikromat (K2Cr2O7)
(Kelly, 2009).
-
b) Nipagin
- FeCl3
(Fessenden, 1986).
- HNO3 Pekat
(Petrucci, 1992).
c) Hidrokuinon
- Perak nitrat amonikal
- FeCl3
(Fessenden, 1986).
- NaOH
(Fessenden, 1986).
d) Resorsinol
- P-DAB
- FeCl3
- Perak Nitrat Amonikal
3. Golongan Asam Karboksilat
a) Asam tartrat
- CuSO4 + NaOH
-
(Svehla,1985).
b) Asetosal
c) Asam benzoate
- Fecl3
(Svehla,1985).
IV. Teori Dasar
Gugus fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul satu
kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukan gejala reaksi
yang sama. Sesuai kesamaan gejala reaksi tersebut, maka dapat
dikelompokan pada pengelompokan senyawa (Fessenden, 1986).
Semua senyawa alkohol polivalen misalnya gliserol dapat
diidentifikasikan dengan pembentukan senyawa kompleks / dapat pula
dengan pembentukan alkohol lain.
Contoh: reaksi pembentukan Cu kompleks.
C3H8O3 + CuSO4 + NaOH (C3H5OCuNa)2 . 3H2O (Petrucci,1992).
Larutan FeCl3 digunakan untuk menguji adanya senyawa gugus fenol
yang memberikan perubahan warna merah hingga keunguan ( Tristiyanti
,2013 ).
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan
alkohol mebentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam
karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung
gugus CO2 R dengan R dapat berupa alkil maupun aril (Bulan, 2004).
Golongan alkohol merupakan senyawa yang setidaknya memiliki satu
gugus hidroksil yang terikat pada gugus alifatik. Golongan fenol
-
merupakan senyawa yang setidaknya memiliki satu gugus hidroksil yang
terikat pada gugus aromatik sedangkan golongan asam karboksilat
merupakan senyawa yang memiliki gugus karboksilat yang terikat pada
gugus alifatik atau aromatik (Kusumaningtyas, 2008 ).
Asam benzoate dinetralkan dengan NaOH akan terbentuk larutan
orange muda, kemudian ditambahkan larutan FeCl3 larutan terdapat
endapan berwarna coklat, hal ini dapat terjadi karena adanya reaksi ikatan
antara 3 buah ion benzoat dari asam benzoat dengan ion ferri (Fe+3) dari
ferriklorida yang membentuk senyawa khelat ferritribenzoat dengan 3
molekul asam klorida, menurut reaksi :
(Rorong, 2013).
V. Data Pengamatan
No. Perlakuan Hasil Gambar
1. Etanol
- 1 ml etanol dalam tabung
reaksi ditambahkan asam
benzoate
- Ditambahkan H2SO4
melalui dinding tabung
dan disumbat kapas
- Dipanaskan diatas
penangas air
- Larutan
bening
- Larutan
bening
- Aroma
pisang
-
- Etanol + K2Cr2O7 jenuh
+ H2SO4 50 %.
- Larutan
warna
orange +
H2SO4
menjadi
warna hijau
2. Gliserin
- Gliserin + 1 tetes CuSO4
+ NaOH
- + CuSO4
larutan biru
muda
- + NaOH
larutan
menjadi
warna biru
tua
- Gliserin dikisatkan di atas
penangas air.
- Viskositas
gliserin
menurun
(lebih encer)
3. Mentol
- Mentol diletakan dalam
plat tetes
- Bentuk
Kristal bau
pepermint
-
- Mentol + H2SO4 +
larutan vanilin
- + H2SO4
larutan
warna
orange
- + vanillin,
larutan
menjadi
warna ungu,
jika serbuk
warna
menjadi
ungu pekat.
4.
Fenol
- Fenol + larutan FeCl3
- Larutan
merah muda
ada endapan
hitam
- Fenol + pereaksi P-DAB - Larutan
orange muda
ada endapan
- Fenol + K2Cr2O7 - Larutan
warna
orange
-
5. Nipagin
- Larutan nipagin
dipanaskan , didinginkan
+ larutan FeCl3
- Ada
endapan
putih,
setelah +
larutan
FeCl3
larutan
menjadi
warna ungu
- Nipagin + HNO3 pekat - Larutan
kuning
jernih
berubah
menjadi
warna
orange
6. Hidrokinon
- Hidrokinon dilarutkan
dalam air
- + perak nitrat amonikal
- Larutan
bening
- Larutan
warna hitam
- Hidrokinon + larutan
FeCl3
- Larutan
hitam
keabuan,
endapan
hitam
keabuan
-
- Hidrokinon + NaOH - Larutan
coklat
kemerahan.
7. Resorsinol
- Larutan Resorsinol dalam
air + pereaksi P-DAB
- Larutan
merah muda
- Resorsinol + larutan
FeCl3
- Larutan
warna ungu
kehitaman
- Larutan Resorsinol dalam
air + perak nitrat
amonikal
- Larutan
merah muda
menjadi
larutan
hitam
8. Asam Tartrat
- Asam tartrat + CuSO4 +
NaOH
- Larutan
hijau
kebiruan +
NaOH
menjadi
larutan
warna biru
muda
9. Asetosal
- Asetosal + pereaksi
marquis
- Tidak larut,
ada Kristal
putih
-
- Asetosal + larutan FeCl3 - Ada Kristal,
larutan
warna ungu
10. Asam Benzoat
- Asam benzoate
dipanaskan + H2SO4
- Terdapat
Kristal,
larutan
bening
- Asam benzoate + NaOH
+ larutan FeCl3
- Larutan
orange muda
+ larutan
FeCl3, ada
endapan
coklat.
VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan identifikasi senyawa golongan
alkohol, fenol dan asam karboksilat. Golongan alkohol merupakan
senyawa yang setidaknya memiliki satu gugus hidroksil yang terikat pada
gugus alifatik. Golongan fenol merupakan senyawa yang setidaknya
memiliki satu gugus hidroksil yang terikat pada gugus aromatik sedangkan
golongan asam karboksilat merupakan senyawa yang memiliki gugus
karboksilat yang terikat pada gugus alifatik atau aromatik.
Untuk identifikasi senyawa golongan alkohol, sampel yang
digunakan yaitu etanol, gliserin dan mentol. Seperti yang telah diketahui,
senyawa senyawa tersebut memiliki gugus hidroksi (-OH) pada gugus
alifatiknya. Identifikasi untuk sampel etanol dilakukan dengan esterifikasi
atau pembentukan ester dengan penambahan asam benzoate sebagai asam
-
karboksilatnya dan H2SO4 sebagai katalis serta dipercepat dengan kalor
atau pemanasan. Reaksi tersebut menghasilkan aroma pisang dengan ester
etil benzoate dan hasil reaksi sampingan berupa air. Proses pembentukan
ester tersebut terjadi karena H+ dari H2SO4 sebagai sumber proton untuk
terjadinya protonasi terhadap atom oksigen pada gugus karbonil sehingga
terjadillah ester etil benzoate tersebut. Selain itu H2SO4 bersifat
higroskopis sehingga dapat menarik kelebihan air yang ada pada reaksi
tersebut, dimana reaksi esterifikasi bersifat reversible, jika terlalu banyak
air maka akan kembali ke semula.
Selain dengan esterifikasi, identifikasi alkohol dilakukan pula
dengan reaksi oksidasi, dengan penambahan kalium dikromat (K2Cr2O7).
Tujuan identifikasi ini untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan
tersier. Dimana alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan
adanya perubahan warna sedangkan alkohol tersier tidak dapat teroksidasi
karena halangan sterik yang besar. Etanol merupakan alkohol primer
dalam reaksi ini mengalami reaksi oksidasi oleh kalium dikromat
(oksidator) dalam suasana asam karena penambahan asam sulfat
menyebabkan etanol yang dioksidasi berubah menjadi etanal (aldehid) dan
bila dioksidasi lebih lanjut akan menjadi asam karboksilat (asam etanoat).
Asam sulfat berperan sebagai katalis yang akan mempercepat reaksi
dengan menurunkan energi aktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung
cepat. Dimana reaksi yang terjadi adalah :
Dimana Cr7+
tereduksi menjadi Cr3+
sehingga warna orange
berubah menjadi biru muda, namun dalam identifikasi berwarna hijau
kebiruan, hal tersebut dikarenakan adanya faktor lain seperti kontaminan.
Selanjutnya, identifikasi dengan sampel gliserin, tujuan identifikasi
ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis alkohol, termasuk dalam
monoalkohol atau alkohol polivalen. Identifikasi dilakukan dengan
-
mereaksikan gliserin dengan pereaksi CuSO4 dalam suasana basa dengan
penambahan NaOH. Pada saat penambahan CuSO4 larutan gliserin
menjadi warna biru muda sedangkan setelah ditambahkan dengan NaOH
larutan berudah menjadi warna biru tua. Hal tersebut karena adanya reaksi
kompleksiometri dimana logam transisi Cu berikatan dengan ligan yaitu
Na. selain itu, dilakukan pula pengkisatan gliserin, dimana gliserin yang
dipanaskan akan memutuskan ikatan-ikatan kimianya sehingga viskositas
gliserin menjadi menurun atau menjadi lebih ecer.
Identifikasi alkohol yang terakhir yaitu mentol, secara organoleptic
mentol mempunyai ciri khas yaitu bentuknya Kristal jarum, dan bau
peppermint. Kemudian dilakukan reaksi kimia dengan penambahan reagen
vanillin dan sulfat, dimana pada saat mentol ditambahkan H2SO4 larutan
mentol menjadi warna orange dan setelah ditambahkan vanillin dalam
bentuk larutan, warna larutan mentol berubah menjadi ungu sedangkan
jika vanillin yang ditambahkan dalam bentuk serbuk warna larutan mentol
menjadi ungu pekat. Mekanismenya dengan adanya abstraksi H+ sehingga
terbentuk senyawa ikatan rangkap terkonjugasi antara senyawa mentol dan
valilin.
Selanjutnya, dilakukan identifikasi golongan fenol. Sampel yang
digunakan yaitu fenol, nipagin, hidrokinon dan resorsinol. Suatu sifat fenol
yang khas adalah reaksi yang ditimbulkannya dengan ferri klorida (FeCl3)
membentuk kompleks berwarna. Untuk sampel yang pertama yaitu fenol
direaksikan dengan larutan FeCl3, diawal larutan fenol yang berwarna
merah muda setelah ditambah adanya FeCl3 terdapat gumpalan hitam
dengan warna larutan yang sama yaitu merah muda. Warna yang
dihasilkan jika bereaksi positif adalah merah hingga ungu hingga hitam.
Hal tersebut karena atom H pada OH fenol akan tersubstitusi oleh Fe3+
yang merupakan golongan transisi sehingga bila berikatan dengan ligan
disini yaitu O maka akan terbentuk kompleks warna.
Selanjutnya fenol direaksikan dengan pereaksi P-DAB (p-Dimethyl
amino benzildehida) menghasilkan warna merah muda. Pereaksi p-DAB
-
merupakan pereaksi umum untuk gugus amina, sehingga tidak bereaksi
dengan fenol.
Kemudian untuk membedakan antara fenol dan alkohol, maka
fenol ditambahakan kalium dikromat (K2Cr2O7) dimana fenol tidak
bereaksi dengan kalium dikromat. Hal ini ditandai larutan berubah dari
merah muda setelah ditambah K2Cr2O7 berubah menjadi orange bukan
biru, dari sinilah dapat diketahui jika Cr7+
tidak mengalami reduksi
sebagai oksidator kuat. Warna orange yang lambat laun menjadi coklat
menandakan adanya aminofenol yang memiliki dua atau lebih gugus
hidroksil pada posisi bersebelahan pada cincin.
Selanjutnya, nipagin direaksikan dengan FeCl3 menghasilkan
larutan warna ungu, hal ini menandakan bahwa nipagin mengandung
gugus fenol. Reaksi pembentukan warna ungu ini terjadi karena Fe3+
berikatan dengan O pada gugus fenol (-OH pada gugus aromatik). Selain
itu, nipagin direaksikan dengan HNO3 pekat menghasilkan perubahan
warna dari kuning jernih menjadi orange.
Selanjutnya hidrokinon direaksikan dengan perak nitrat amoniakal
menghasilkan larutan warna hitam. Sedangkan pada saat hidrokinon
direaksikan dengan FeCl3 warna larutan hitam keabuan dan terdapat
endapan hitam keabuan pula. Ada perubahan warna tersebut menandakan
bahwa hidrokinon memiliki gugus fenol yang bereaksi dengan Fe3+
.
Kemudian hirokuinon juga direaksikan dengan NaOH,
menghasilkan larutan coklat kemerahan. Karena adanya basa berlebih pada
golongan fenol maka akan terbentuk Fe(OH)3 yang berwarna coklat.
Golongan fenol selanjutnya yaitu resorsinol, dimana direaksikan
dengan pereaksi P-DAB menghasilkan warna merah muda. Dan
direaksikan dengan FeCl3 membentuk larutan kehitaman. Sedangkan bila
direaksikan dengan perak nitrat amonikal maka terjadi perubahan dari
larutan warrna merah muda menjadi hitam.
Identifikasi selanjutnya dilakukan pada golongan asam karboksilat,
dimana sampel yang digunakan berupa asam tartrat, asetosal dan asam
-
benzoate. Sifat khas dari asam adalah dapat memerahkan lakmua biru,
dapat tersublimasi oleh panas, serta dapat teresterifikasi dengan alkohol.
Pada saat larutan asam tartrat ditambahkan CuSo4 warna larutan yang
awalnya bening berubah menjadi warna hijau kebiruan, dan pada saat
dibasakan dengan NaOH warna larutan asam tartrat berubah menjadi biru
muda.
Selanjutnya, identifikasi asam karboksilat dilakukan pada sampel
asetosal. Dimana asetosal direaksikan dengan pereaksi Marquis terbentuk
Kristal putih tidak larut. Adanya cicin aromatik yang berikatan dengan C ,
H dan O pada struktur kimia asetosal menyebabkan pereaksi marquis
menimbulkan warna rosa pada asetosal. Sedangkan bila direaksikan
dengan FeCl3 larutan menjadi warna ungu dan terdapat kristal asetosal.
Asetosal merupakan senyawa asam karboksilat yang mengandung gugus
fenol sehingga terjadi reaksi pengkompleksan antara gugus fenol dengan
Fe3+
membentuk kompleks warna ungu.
Sampel terakhir golongan asam karboksilat yaitu asam benzoate,
uji pendahuluan dilakukan dengan sampel yang dipanaskan dengan asam
sulfat dalam tabung reaksi dan hasilnya terjadi yaitu kristal putih pada
dinding tabung reaksi atau tersublimasi. Sublimasi terjadi karena suatu
senyawa berubah menjadi gas tanpa berubah menjadi zat cair terlebih
dahulu. Kristal putih pada dinding tabung reaksi merupakan kristal dari
asam benzoate yang telah menyublim, merupakan salah satu ciri khas dari
asam yaitu bila dipanaskan maka akan tersublimasi. Selain itu, asam
benzoate dinetralkan dengan NaOH akan terbentuk larutan orange muda,
kemudian ditambahkan larutan FeCl3 larutan terdapat endapan berwarna
coklat, hal ini dapat terjadi karena adanya reaksi ikatan antara 3 buah ion
benzoat dari asam benzoat dengan ion ferri (Fe+3) dari ferriklorida yang
membentuk senyawa khelat ferritribenzoat dengan 3 molekul asam
klorida, menurut reaksi :
-
(Rorong, 2013).
VII. Kesimpulan
- Identifikasi untuk golongan alkohol dapat dilakukan dengan reaksi
esterifikasi , pereaksi vanillin sulfat serta CuSO4 untuk membedakan
jenis alkohol dapat pula dengan ditambahkan oksidator kuat untuk
mengetahui alkohol primer, sekunder atau tersier. Sedangkan untuk
golongan fenol pereaksi FeCl3 adalah pereaksi umum untuk gugus
fenol serta penggunaan K2Cr2O7 untuk membedakan alcohol dan fenol.
Untuk golongan asam karboksilat dapat diidentifikasi dengan jika
dipanaskan akan tersublimasi membentuk kristal, yang paling mudah
adalah asam dapat memerahkan kertas lakmus.
VIII. Daftar Pustaka
Bulan, Rumondang.2004. Reaksi Asetilasi Eugenol dan OksidasibMetil Iso
Eugenol. FMIPA. Univesitas Sumatera Utara.
Fessendenn, R, dan Fessenden, J. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
2. Jakarta: Erlangga.
Kelly, L. 2009. Essential of Human Physiology for Pharmacy.
London : CRC Press.
Kusumaningtyas, Eni. 2008. Penentuan Golongan Bercak Senyawa aktif
Ekstrak n-heksan Alpinia galanga terhadap Candida albicans
dengan Bioautografi dan Kromatografi Lapis Tipis. JITV 13(4):
323-328.
Petrucci, Ralph H. 1992. General Chemistry. Jakarta: Erlangga.
Ralph H. 1990. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Jakarta: Erlangga.
Rorong, Johnly Alfreds. 2013 .Analisis Asam Benzoat Dengan Perbedaan
Preparasi Pada Kulit Dan Daun Kayu Manis (Cinnamomun
-
Burmanni). Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Samratulangi. Chem. Prog. Vol. 6,
No.2.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro.Jakarta: PT. Kalman Meda Pustaka.
Tristiyanti,.. dkk. 2013. Aktivitas Fassarium Oxyporum dalam
Menghidrolisis Enceng Gondok (Eichorna crasspies) dengan
Variasi Waktu Fermentasi. Vol.1 No.1 Hal 265-274.