faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hidup...

120
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS PADA MASYARAKAT PADANG PARIAMAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun oleh: MUHAMMAD IQBAL NIM: 1111070000054 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Upload: buimien

Post on 20-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP

MATERIALISTIS PADA MASYARAKAT

PADANG PARIAMAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun oleh:

MUHAMMAD IQBAL

NIM: 1111070000054

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP

MATERIALISTIS PADA MASYARAKAT

PADANG PARIAMAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun oleh:

MUHAMMAD IQBAL

NIM : 1111070000054

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Gazi, M.Si Puti Febrayosi, M.Si

NIP. 19711214 200701 1 014

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 3: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

NILAI HIDUP MATERIALISTIS PADA MASYARAKAT PADANG

PARIAMAN” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 7 Desember

2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Psikologi.

Jakarta, 7 Desember 2015

Sidang Munaqosyah

Dekan / Wakil Dekan / Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag., M.Si Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si

NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19720823 199903 1 002

Anggota

Ima Sri Rahmani, MA., Psikolog Suta Haryanthi, M.Psi. T., Psikolog

NIP.19770101 200312 1 002 NIP. 19771209 200912 2 002

Dr. Gazi, M.Si Puti Febrayosi, M.Si

NIP. 19711214 200701 1 014

Page 4: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Iqbal

NIM : 1111070000054

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "FAKTOR-FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS PADA

MASYARAKAT PADANG PARIAMAN" merupakan hasil karya asli saya dan

tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Semua sumber yang

digunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan

hasil karya asli atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

tersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Desember 2015

Muhammad Iqbal

NIM: 1111070000054

Page 5: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

v

HIKMAH

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus jauh lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta sebaik-baik

harapan” (QS Al-Kahfi, ayat 46)

“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebih-lebihan. Sekali-kali jangan!....”

(QS Al-Fajr, ayat 20-21)

“Hai orang-orang yang beriman, jangalah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian,

maka mereka termasuk orang-orang yang rugi” (QS Al-Munafiqun, ayat 9)

“Dan tiadalah kehidupan dunia kecuali permainan dan senda gurau belaka, Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.

Apakah kalian tidak memahaminya? (QS Al-An’am, ayat 32)

“Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya ialah kekayaan jiwa (hati)”

(Muhammad ملسو هيلع هللا ىلص)

Page 6: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Desember 2015

(C) Muhammad Iqbal

(D) Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Hidup Materialistis Pada

Masyarakat Padang Pariaman

(E) xiv + 106 halaman

(F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai hidup materialistis. Adapun faktor-faktor yang ingin diketahui

pengaruhnya dengan nilai hidup materialistis pada penelitian ini adalah

harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga,

kelekatan tidak nyaman, dan status sosio ekonomi. Populasi dalam

penelitian ini adalah masyarakat Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Penelitian menggunakan analisis faktor konfirmatorik untuk menguji

validitas konstruk alat ukur dan uji hipotesis penelitian menggunakan teknik

analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dijadikan variabel

bebas dalam penelitian ini memberikan pengaruh terhadap nilai hidup

materialistis sebesar 16.9 %. Hasil tersebut signifikan secara statistik

(p<0.05). Kemudian dari tujuh variabel bebas yang dianalisis, hanya dua

yang mempengaruhi nilai hidup materialistis secara signifikan, yaitu

perbandingan sosial dan rasa syukur. Penelitian selanjutnya diharapkan

untuk memilih sampel dengan karakteristik budaya yang berbeda dan pada

masyarakat metropolitan.

Bahan Bacaan: 62 (buku + jurnal + artikel + website)

Kata Kunci: Materialistis, nilai, orientasi hidup,

Page 7: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

vii

ABSTRACT

(A) Department of Psychology UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Desember 2015

(C) Muhammad Iqbal

(D) Factors that Influence Materialistic Values In Padang Pariaman Society

(E) xiv + 106 pages

(F) This study aims to explore relationship between self-esteem, social

comparison, gratitude, family communication pattern, insecure attachment,

and socioeconomic status toward materialistic behavior. The study

population is people of Padang Pariaman, West Sumatera. This research

uses confirmatory factor analysis to test validity of measurements, and use

multiple regression analysis to hypotesis test.

The results showed that the factors used as independent variables in this

study gives an influence on the materialistic behavior amounted to 16.9 % .

The result was statistically significant ( p < 0.05). Then from all

independent variables analyzed, only two significantly influence on

materialistic behavior, namely social comparison and gratitude. Further

research is expected to select sample with different cultural characteristics

and metropolitan communities

Keyword: Materialistic values, life goals.

References: 62 (books + journals + articles + website)

Page 8: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan banyak karunia dan

rahmat dalam hidup ini sehingga berkat pertolongan-Nya penulis akhirnya bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik sekalipun melewati rintangan yang

berat. Sholawat beriring salam diberikan kepada Nabi Tercinta, Muhammad

SAW, yang lewat lisannya Allah SWT menyampaikan wahyu sehingga

manusia mengetahui jalan kebenaran hakiki.

Banyak pihak yang membantu dalam memudahkan urusan skripsi ini,

terutama apresiasi sebesar-sebesarnya kepada orang tua tercinta yang selalu

memberi dukungan di setiap keadaan.. Terima kasih juga sebanyak-banyaknya

kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu sebagai berikut:

1. Kepada Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si ; Dekan Fakultas Psikologi

beserta Wakil-wakil Dekan; Bapak Dr.Abdurrahman Shaleh, M.Si, Wadek

Bidang Akademik; Bapak Ikhwan Luthfi, M.Si, Wadek Bidang

Administrasi; Ibu Dra. Diana Mutiah, M.Si, Wadek Bidang

Kemahasiswaan dan Alumni; serta Bapak Miftahuddin, M.Si, Ketua

Jurusan Psikologi; yang telah banyak membimbing peneliti selama

perkuliahan.

2. Kepada Bapak Dr. Gazi, M.Si; Dosen pembimbing skripsi yang banyak

memberikan inspirasi dan masukan-masukan positif selama pengerjaan

skripsi ini, serta kepada Kak Puti Febrayoshi, M.Si; Dosen pembimbing

skripsi II yang banyak sekali menyampaikan ilmu mengenai pengolahan

data dan atas segala bimbingan dan masukannya.

3. Kepada Ibu Nia Tresniasari, M.Si selaku pembimbing akademik yang

telah banyak membantu dalam hal akademis selama perkuliahan.

4. Kepada seluruh Dosen-dosen Fakultas Psikologi; khususnya terimakasih

sebanyak-banyaknya kepada Bapak Baidhowi, Ibu Yufi, dan Kak Adiyo,

atas bimbingan dan ilmunya selama penelitian dan perkuliahan.

Page 9: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

ix

5. Kepada seluruh staff pegawai psikologi yang membantu pengurusan

administrasi skripsi; khususnya kepada Ibu Iis.

6. Kepada Keluarga penulis yang telah banyak membantu selama

perkuliahan berlangsung.

7. Kepada sahabat – sahabat MAPK Kotobaru yang selalu memberikan

semangat di kala futur.

8. Kepada seluruh teman-teman kelas B Angkatan 2011 Fakultas Psikologi.

9. Serta kepada seluruh pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi dalam

penelitian ini yang tidak bisa namanya disebutkan satu per satu.

Akhir kata, peneliti hanya berharap Allah Subhanu wa Taala memberikan

balasan kebaikan kepada mereka semua yang membantu dalam penelitian ini.

Jakarta, 7 Desember 2015

Page 10: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv

MOTTO .................................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1 - 9

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ...................................... 7

1.2.1 Pembatasan Masalah ..................................................................... 7

1.2.2 Perumusan Masalah ...................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 8

1.4 Manfaat penelitian .................................................................................. 8

1.4.1 Secara Teoritis ................................................................................ 8

1.4.2 Secara Praktis ................................................................................. 9

BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 10 - 40

2.1 Nilai Hidup Materialistis ...................................................................... 10

2.1.2 Pengertian Nilai Hidup Materialistis ............................................ 10

2.1.2 Aspek-Aspek Nilai Hidup Materialistis ....................................... 12

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Hidup Materialistis ................ 13

2.1.4 Indikator dan Pengukuran Nilai Hidup Materialistis .................... 18

2.2 Harga Diri ............................................................................................. 19

2.2.1 Pengertian Harga Diri ................................................................... 19

2.2.2 Indikator dan Pengukuran Harga Diri .......................................... 20

2.3 Perbandingan Sosial ............................................................................. 21

2.3.1 Pengertian Perbandingan Sosial ................................................... 21

2.3.2 Indikator dan Pengukuran Perbandingan Sosial ........................... 22

2.4 Rasa Syukur .......................................................................................... 22

2.4.1 Pengertian Rasa Syukur ................................................................ 22

2.4.3 Indikator dan Pengukuran Rasa Syukur ....................................... 23

2.5 Pola Komunikasi Keluarga ................................................................... 24

2.5.1 Pengertian Pola Komunikasi Keluarga ......................................... 24

2.5.2 Tipe Pola Komunikasi Keluarga .................................................. 26

2.5.3 Indikator dan Pengukuran Pola Komunikasi Keluarga ................ 27

Page 11: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

xi

2.6 Kelekatan Tidak Nyaman ..................................................................... 28

2.6.1 Pengertian Kelekatan Tidak Nyaman ........................................... 28

2.6.2 Aspek Kelekatan Tidak Nyaman .................................................. 29

2.6.3 Indikator dan Pengukuran Kelekatan Tidak Nyaman................... 30

2.7 Status Sosioekonomi ............................................................................ 30

2.7.1 Pengertian Status Sosioekonomi .................................................. 30

2.7.2 Indikator dan Pengukuran Status Sosioekonomi .......................... 32

2.8 Kerangka Berpikir ................................................................................ 32

2.8.1 Harga Diri dan Nilai Hidup Materialistis ..................................... 33

2.8.2 Perbandingan Sosial dan Nilai Hidup Materialistis ...................... 34

2.8.3 Rasa Syukur dan Nilai Hidup Materialistis .................................. 35

2.8.4 Pola Komunikasi Keluarga dan Nilai Hidup Materialistis ........... 37

2.8.5 Kelekatan Tidak Nyaman dan Nilai Hidup Materialistis ............. 37

2.8.6 Status Sosioekonomi dan Nilai Hidup Materialistis ..................... 38

2.9 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 40

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................ 41 - 64

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........................... 41

3.2 Variabel Penelitian ............................................................................... 41

3.3 Pengertian Operasional Variabel .......................................................... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 43

3.4.1 Instrumen Penelitian ..................................................................... 44

3.5 Uji Validitas Instrumen Alat Ukur ....................................................... 50

3.5.1 Uji Validitas Item Nilai hidup materialistis .................................. 53

3.5.2 Uji Validitas Item Harga Diri ....................................................... 54

3.5.3 Uji Validitas Item Perbandingan Sosial........................................ 55

3.5.4 Uji Validitas Item Rasa Syukur .................................................... 56

3.5.5 Uji Validitas Item Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Sosial ...... 57

3.5.6 Uji Validitas Item Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Konsep .... 58

3.5.7 Uji Validitas Item Kelekatan Tidak Nyaman ............................... 60

3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................ 60

BAB 4 HASIL PENELITIAN ..................................................................... 65 - 74

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .................................................... 65

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ...................................................................... 66

4.3 Uji Hipotesis Penelitian ........................................................................ 67

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................................... 75 - 86

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 75

5.2 Diskusi .................................................................................................. 75

5.3 Saran ..................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 87 - 92

LAMPIRAN ................................................................................................. 93-105

Page 12: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Skala Likert ............................................................................. 44

Tabel 3.2 Cetak Biru Skala Nilai Hidup Materialistis ..................................... 45

Tabel 3.3 Cetak Biru Skala Harga Diri ............................................................ 46

Tabel 3.4 Cetak Biru Skala Perbandingan Sosial ............................................ 46

Tabel 3.5 Cetak Biru Skala Rasa Syukur ......................................................... 47

Tabel 3.6 Cetak Biru Skala Pola Komunikasi Keluarga .................................. 48

Tabel 3.7 Cetak Biru Skala Kelekatan Tidak Nyaman .................................... 48

Tabel 3.8 Kategorisasi Status Sosioekonomi ................................................... 49

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Nilai Hidup Materialistis ................................. 53

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Harga Diri ..................................................... 55

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Perbandingan Sosial ...................................... 56

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Rasa Syukur .................................................. 57

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Pola Komunikasi Keluarga Sosial................. 58

Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Pola Komunikasi Keluarga Konsep .............. 59

Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Kelekatan Tidak Nyaman.............................. 60

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden .......................................................... 65

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ........................................................................... 66

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor ............................................................... 67

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel .............................................................. 67

Tabel 4.5 Model Summary Analisis Regresi ................................................... 68

Tabel 4.6 Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV ......................................... 69

Tabel 4.7 Koefisien Regresi ............................................................................. 70

Tabel 4.8 Proporsi Varians Tiap IV Terhadap DV .......................................... 73

Page 13: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 46

Page 14: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ..................................................................... 93

Lampiran 2 Syntax Uji Validitas ..................................................................... 99

Lampiran 3 Output Regresi ............................................................................ 106

Page 15: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masyarakat Padang Pariaman tumbuh dengan Budaya Minangkabau. Tapi ada

yang membuat masyarakat Padang Pariaman berbeda dengan masyarakat lainnya

di Minangkabau, yaitu adanya budaya menjemput. Budaya menjemput dilakukan

ketika seorang wanita ingin menikah dengan seorang laki-laki, maka pihak wanita

harus “membeli” pihak laki-laki dengan harga yang disepakati. Semakin tinggi

status sosial pihak laki-laki, maka semakin tinggi pula harga yang harus

dibayarkan oleh pihak perempuan. Tinggi rendahnya status sosial pihak laki-laki

ditentukan oleh keturunan, pekerjaan, dan jabatan.

Budaya menjemput pada masyarakat Padang Pariaman ini menjadi ciri

khas budaya yang tidak bisa ditemukan di daerah lain. Sebab itu orientasi materi

pada masyarakat Padang Pariaman ini menjadi sangat menarik untuk ditelaah,

terutama dalam perspektif psikologi. Hal ini karena dalam perspektif psikologi,

budaya menjemput pada masyarakat Padang Pariaman ini erat kaitannya dengan

nilai hidup materialistis. Nilai hidup materialistis adalah suatu orientasi nilai yang

dijadikan pedoman hidup seseorang yang mengarahkan segala keinginan, cita-cita

dan perilaku individu pada pencapaian atau peraihan yang berbentuk materi yang

mencakup kesuksesan secara finansial, menaikkan popularitas, dan status sosial

(Kasser, Ryan, Couchman, & Sheldon, 2004). Dari definisi terlihat bahwa nilai

hidup materialistis adalah seperangkat nilai dan konsep yang menempatkan materi

Page 16: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

2

yang berupa kesuksesan finansial, popularitas, dan status sosial menjadi standar

penilaian yang paling utama. Dalam hal ini, budaya menjemput erat kaitannya

dengan nilai hidup materialistis karena menilai dan menghargai seseorang dilihat

dari segi pekerjaan, penghasilan, ataupun kedudukan sosial individu tersebut.

Sebab itu, seseorang cenderung dihormati tatkala memiliki pekerjaan yang

bergengsi ataupun penghasilan yang tinggi. Sehingga hal ini membuat orang

berlomba-lomba meraih kedudukan yang tinggi dalam sistem kemasyarakatan

dengan menjadikan dirinya sebaik mungkin dalam urusan pekerjaan dan

kesuksesan finansial.

Ketika suatu budaya sangat mengedepankan cara pandang yang

materialistis, maka hal ini akan mempengaruhi individu-individu yang hidup

dalam budaya tersebut untuk memiliki nilai hidup yang materialistis pula. Hal ini

sesuai dengan teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura (1971) di mana

perilaku individu dapat dipengaruhi oleh interaksi antara lingkungan dengan

skema kognitif individu, yakni melalui pengalaman langsung (direct experience)

atau dengan mengamati perilaku orang-orang sekitar. Namun dibalik itu semua,

hal yang paling penting untuk ditelaah adalah mengapa budaya Padang Pariaman

erat kaitannya dengan nilai hidup materialistis? Dan faktor apa saja yang

mempengaruhi terbentuknya nilai hidup materialistis yang kuat pada budaya

Padang Pariaman?

Dalam studi literatur yang sudah peneliti lakukan, diketahui beberapa

faktor yang mempengaruhi nilai hidup materialistis yang sudah dipublikasikan

dalam jurnal, artikel, dan buku-buku psikologi, di antara faktor yang peneliti

Page 17: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

3

rangkum adalah faktor rendahnya variabel harga diri (Park & John, 2010),

tingginya variabel perbandingan sosial (Chan & Prendergast, 2007), rendahnya

rasa syukur (Polak & McCullough, 2006), arah pola komunikasi keluarga (Moore

& Moschis, 1981), kelekatan yang tidak nyaman (Norris et al., 2012), dan status

sosioekonomi yang rendah (Chang & Arkin, 2002; Ahuvia & Wong, 2002).

Faktor pertama yang diprediksi mempengaruhi nilai hidup materialistis

yang diangkat dalam penelitian ini adalah harga diri, atau disebut juga dengan

self-esteem. Pada penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa individu

yang memiliki harga diri rendah cenderung akan menjadi seseorang yang tinggi

dalam bernilai hidup materialistis, begitu pun sebaliknya (Park & John, 2010;

Mick, 1996; Kasser et al., 2004). Sebagai upaya menaikkan (self-enhance)

kekurangan dirinya yang terwujudkan dalam harga dirinya yang rendah, individu

dengan harga diri yang rendah akan menganggap dirinya menjadi lebih berharga

apabila memiliki kepemilikan materi dan kekayaan (Park & John, 2010; Chang &

Arkin, 2002)

Perbandingan sosial adalah faktor kedua yang diangkat dalam penelitian

ini yang diprediksi akan menyebabkan individu menjadi bernilai hidup

materialistis. Membandingkan diri dengan orang lain membuat seseorang ingin

memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain. Apalagi orang yang dijadikan

perbandingan adalah orang yang lebih mampu secara materi dibanding dirinya

(Kasser et al., 2004). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chan

dan Prendergast (2007) yang menemukan hubungan yang positif antara

perbandingan sosial dengan nilai hidup materialistis.

Page 18: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

4

Faktor ketiga yang diangkat dalam penelitian ini yang diprediksi akan

mempengaruhi nilai hidup materialistis seseorang adalah rasa syukur atau

gratitude. Rasa syukur diprediksi akan menurunkan nilai hidup materialistis pada

seseorang karena rasa syukur memiliki hubungan yang negatif dengan nilai hidup

materialistis. Hal ini disebabkan karena individu yang memiliki rasa syukur tinggi

cenderung mempunyai rasa terima kasih kepada orang lain dan kepada apa saja

yang memberikan keuntungan dan kebaikan padanya. Individu dengan rasa

syukur juga cenderung puas terhadap apa yang dimilikinya dan memaknai setiap

hal kecil yang ia miliki sehingga ia bersyukur dengan materi yang dimilikinya

sekarang dan tidak cenderung berambisi mengumpulkan dan mengejar

kepemilikan materi. Sedangkan ciri-ciri ini diketahui sangat bertentangan dengan

individu yang memiliki nilai hidup materialistis yang tidak pernah puas dengan

apa yang dimilikinya saat ini (Polak & McCullough, 2006)

Faktor keempat dan kelima yang diangkat dalam penelitian ini yang

diprediksi mempengaruhi nilai hidup materialistis adalah pola komunikasi

keluarga yang mempunyai dua dimensi, yaitu berorientasi sosial dan berorientasi

konsep. Pola komunikasi keluarga dimensi berorientasi sosial atau disebut juga

socio-oriented adalah pola sosialisasi komunikasi yang mengutamakan

keharmonisan hubungan interpersonal dan menghindari konflik, berlawanan

pendapat, perdebatan, dan sangat memperhatikan apa pendapat orang lain

terhadap apa yang akan dikatakannya, agar tercipta keharmonisan dengan lawan

bicaranya. Artinya, pola komunikasi ini lebih mementingkan keharmonisan

hubungan interpersonal, memikirkan apakah apa yang akan dikatakan akan

Page 19: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

5

melukai perasaan orang lain, atau membuat lawan bicaranya tidak nyaman.

Dengan kata lain komunikasinya banyak tertahan dan tidak bisa menyampaikan

apa yang sebenarnya ia rasakan. Pola komunikasi keluarga berorientasi sosial ini

diprediksi dapat meningkatkan nilai hidup materialistis karena mereka yang

berpola komunikasi jenis ini menghindari konflik ide yang dipandangnya benar

dengan ide yang berkembang di masyarakat, sehingga mereka cenderung hanya

mengikuti apa yang sedang terjadi di masyarakat tanpa memikirkan baik atau

buruknya pandangan masyarakat itu (Moore & Moschis, 1981).

Sedangkan pola komunikasi keluarga dimensi berorientasi konsep adalah

pola komunikasi yang lebih menekankan penyampaian sesuatu yang menurut

perspektifnya benar, walaupun konsep tersebut tidak disetujui oleh masyarakat

dan tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan orang terhadap

pembicaraannya tersebut. Sehingga pola komunikasi jenis ini berani melakukan

konflik ide, melakukan perdebatan, dan persebrangan ide dengan lawan

komunikasinya. Dengan kata lain pola komunikasi ini jarang menahan apa yang

ingin ia sampaikan, kontras dengan pola komunikasi berorientasi sosial yang

dijelaskan sebelumnya. Pola komunikasi keluarga berorientasi konsep

berhubungan negatif dengan nilai hidup materialistis karena mereka tidak

cenderung ikut-ikutan dengan tren yang ada pada masyarakat yang cenderung

materialistis dan biasanya mereka yang mempunyai pola komunikasi ini lebih

terdidik secara akademik (Moschis & Moschis, 1981).

Faktor keenam dalam penelitian ini yang diprediksi dapat mempengaruhi

nilai hidup materialistis adalah kelekatan tidak nyaman atau disebut juga insecure

Page 20: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

6

attachment. Kelekatan tidak nyaman yang dimaksud adalah kelekatan pada masa

dewasa atau adult attachment yang terdiri dari dua aspek, yaitu anxious

attachment dan avoidant attachment. Sedangkan kelekatan yang nyaman (secure

attachment) tidak memiliki pengaruh terhadap nilai hidup materialistis. Oleh

karena itu yang dipakai dalam penelitian ini hanyalah kelekatan tidak nyaman.

Menurut Norris et al. (2012), individu yang mengalami kelekatan yang tidak

nyaman menjadikan nilai hidup materialistis sebagai kompensasi terhadap

pengalaman negatif tersebut. Mereka menjadikan materi dan kekayaan sebagai

objek kelekatan mereka, sehingga bisa mengalihkan ketidaknyaman mereka

dalam mencari objek kelekatan pada orang-orang terdekat, dan materi dijadikan

sebuah alat untuk menjadikan mereka nyaman dalam membangun relasi dengan

orang lain.

Selain keenam faktor psikologis diatas, terdapat satu faktor demografis

dalam penelitian ini yang diprediksi mempengaruhi nilai hidup materialistis pada

individu, yaitu status sosioekonomi. Status sosioekonomi yang rendah diprediksi

menyebabkan seseorang memiliki nilai hidup materialistis. Karena mereka

menganggap tujuan memperbaiki ekonominya adalah suatu hal yang realistis

untuk dicapai, disamping bertujuan untuk menutupi kekurangan ekonominya.

Status sosioekonomi yang rendah juga menyebabkan perasaan tidak nyaman

dengan keadaan hidupnya sehingga menurutnya yang bisa membuat hidupnya

lebih nyaman adalah dengan ekonomi yang lebih baik (Chang & Arkin, 2002;

Ahuvia & Wong, 2002).

Page 21: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

7

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti uraikan sebelumnya, peneliti

tertarik untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan nilai hidup materialistis

pada masyarakat Padang Pariaman berdasarkan latar belakang budaya yang sudah

dijelaskan, serta untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

terbentuknya nilai hidup materialistis. Oleh karena itu, judul yang diangkat pada

penelitian ini adalah “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Hidup Materialistis

pada Masyarakat Padang Pariaman”.

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan nilai hidup

materialistis pada masyarakat Padang Pariaman, dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya yaitu harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, pola

komunikasi keluarga, kelekatan tidak nyaman, dan status sosioekonomi.

1.2.2 Perumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, dua

dimensi pola komunikasi keluarga, kelekatan tidak nyaman, dan status

sosioekonomi terhadap nilai hidup materialistis?

2. Berapa besar kontribusi harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, dua

dimensi pola komunikasi keluarga, kelekatan tidak nyaman, dan status

sosioekonomi secara keseluruhan dalam mempengaruhi nilai hidup

materialistis?

3. Apakah ada pengaruh secara signifikan harga diri terhadap nilai hidup

materialistis?

Page 22: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

8

4. Apakah ada pengaruh secara signifikan perbandingan sosial terhadap nilai

hidup materialistis?

5. Apakah ada pengaruh secara signifikan rasa syukur terhadap nilai hidup

materialistis?

6. Apakah ada pengaruh secara signifikan dua dimensi pola komunikasi keluarga

terhadap nilai hidup materialistis?

7. Apakah ada pengaruh secara signifikan status sosioekonomi terhadap nilai

hidup materialistis?

8. Berapa besar kontribusi masing-masing variabel harga diri, perbandingan

sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga, kelekatan tidak nyaman, dan

status sosioekonomi dalam mempengaruhi nilai hidup materialistis?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara harga diri,

perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga, kelekatan tidak

nyaman, dan status sosioekonomi dengan nilai hidup materialistis.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan

pemikiran, bahan bacaan, dan referensi terhadap ilmu psikologi secara khusus,

dan ilmu sosial secara umum tentang pengaruh harga diri, perbandingan sosial,

rasa syukur, pola komunikasi keluarga, kelekatan tidak nyaman, dan status

sosioekonomi terhadap nilai hidup materialistis.

Page 23: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

9

1.4.2 Secara Praktis

Secara praktis, penelitian ini ingin mengungkapkan pengaruh harga diri,

perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga, kelekatan tidak

nyaman, dan status sosioekonomi terhadap nilai hidup materialistis. Selain itu,

secara praktis dapat memberikan sumbangan terhadap pemecahan masalah budaya

masyarakat Padang Pariaman yang berhubungan dengan nilai hidup materialistis.

Secara teknis juga bisa memperbaiki tatanan budaya yang erat kaitannya dengan

nilai hidup materialistis.

Page 24: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

10

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori mengenai nilai hidup materialistis,

harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga, kelekatan

tidak nyaman, status sosioekonomi, kerangka berpikir, beserta hipotesis

penelitian.

2.1 Nilai Hidup Materialistis

2.1.1 Pengertian nilai hidup materialistis

Menurut Inglehart (dalam Ahuvia & Wong, 2002), nilai hidup materialistis adalah

kecenderungan individu yang lebih mementingkan kebutuhan yang berbentuk

materi (kepemilikan benda dan kekayaan) dibandingkan kebutuhan yang bersifat

non-materi (kualitas hidup, pengembangan diri, nilai-nilai luhur). Ketika individu

bisa lebih memberi prioritas pada nilai-nilai non-materi dibanding nilai materi,

maka disebut post-materialistis.

Selanjutnya, menurut Belk (1985, hal. 265), nilai hidup materialistis

adalah “importance a person attaches to worldly possessions”. Maksudnya,

orientasi hidup seseorang yang jauh lebih mementingkan kepemilikan duniawi

yang biasanya berbentuk kebendaan atau material yang diwujudkan melalui

kekayaan.

Menurut Richin dan Dawson (1990), nilai hidup materialistis adalah

sebuah nilai personal yang dimiliki individu yang mengarahkan orientasi

hidupnya pada kepemilikan materi dan menganggap kepemilikan materi tersebut

sebagai simbol dari kesuksesan dan membawa kebahagiaan. Individu yang

Page 25: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

11

materialistis menurut definisi ini yakin bahwa hanya kekayaan materi yang bisa

menggambarkan kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Menurut Shrum et al. (2012), nilai hidup materialistis adalah “motivated

goal pursuit intended to construct and maintain self-identity”. Maksudnya adalah

peraihan tujuan (melalui penggunaan materi) yang dimotivasi dan diniatkan untuk

membangun dan memelihara identitas diri. Menurut definisi ini nilai hidup

materialistis dimiliki saat seseorang ingin menjaga eksistensi dirinya dengan

berbagai macam cara dan upaya melalui penggunaan harta dan materi.

Selanjutnya, menurut Kasser et al. (2004), nilai hidup materialistis adalah

suatu orientasi nilai yang dijadikan pedoman hidup seseorang yang mengarahkan

segala keinginan, cita-cita dan perilaku individu pada pencapaian atau peraihan

yang berbentuk materi yang mencakup kesuksesan secara finansial, menaikkan

popularitas, dan status sosial. Menurut definisi ini nilai hidup materialistis adalah

orientasi atau tujuan hidup. Jadi, nilai hidup materialistis menurutnya adalah

tujuan hidup yang mendambakan pemenuhan hasrat akan kepemilikan materi

berlimpah, dan menomorduakan orientasi-orientasi hidup lainnya, seperti orientasi

hidup keagamaan, kemanusiaan, pro-lingkungan dan nilai-nilai luhur lainnya.

Materi yang dimaksud dalam definisi menurut Kasser et al. (2004) tersebut

juga mencakup arti yang cukup luas. Materi bukan hanya uang atau kesuksesan

finansial semata, melainkan juga materi yang berbentuk popularitas, dan

pencitraan diri. Kasser menyebut tiga materi tersebut dengan external goals

(Kasser, 2000; Kasser & Ryan, 1996), atau tujuan hidup yang bersifat eksternal,

dimana tujuan ini hendak dicapai karena disertai niat untuk bisa diperlihatkan

Page 26: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

12

kepada orang lain dan lingkungan sosialnya. Berbeda dengan tujuan hidup yang

bersifat intrinsik, yang hanya bisa dirasakan oleh diri sendiri dan orang-orang

yang pernah mengalaminya (personal experience).

Setelah menganalisis beberapa pengertian diatas, pengertian yang dipakai

dalam penelitian ini adalah yang diajukan oleh Kasser et al. (2004), yaitu suatu

orientasi nilai yang dijadikan pedoman hidup seseorang yang mengarahkan segala

keinginan, cita-cita dan perilaku individu pada pencapaian atau peraihan yang

berbentuk materi yang mencakup kesuksesan secara finansial, menaikkan

popularitas, dan status sosial.

2.1.2 Aspek-aspek nilai hidup materialistis

Terdapat tiga aspek nilai hidup materialistis (Kasser & Ryan, 1993, 1996; Kasser,

2000), yaitu kesuksesan finansial, kepopuleran sosial, dan pencitraan diri. Yang

dimaksud dengan kesuksesan finansial adalah nilai hidup yang dimotivasi karena

keinginan meraih keuntungan materi secara berlebihan, dan mempunyai

keyakinan bahwa kesuksesan finansial dan kesuksesan materi adalah prioritas

yang paling utama dalam hidup. Sehingga individu yang memiliki keyakinan ini

memandang orang lain dengan kacamata penilaian kesuksesan finansial, yaitu

semakin sukses finansial seseorang, semakin layak dihormati dan diikuti

langkahnya dan menyampingkan orientasi hidup lain. Ditingkat ekstrim,

keyakinan kesuksesan finansial ini bisa membuka kesempatan untuk berbuat

kriminal dan korupsi. Aspek kedua dari nilai hidup materialistis adalah

kepopuleran sosial, yaitu nilai hidup yang dimotivasi untuk meraih tujuan

popularitas dan dikenal oleh lingkungan sosial dalam rangka meraih reward

Page 27: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

13

positif dari orang lain dan diakui kesuksesannya. Individu yang memiliki

keyakinan ini mulai mau berbuat sesuatu yang menurutnya bisa membuat dirinya

populer. Senang dengan pujian dan ingin dipuji walaupun sebenarnya ia tidak

pantas untuk mendapatkannya. Sedangkan aspek ketiga dari nilai hidup

materialistis adalah pencitraan diri, yaitu nilai hidup yang dimotivasi untuk

memiliki pencitraan diri positif di mata orang lain. Pencitraan diri ini bisa

berbentuk pencitraan sifat dan perilaku; dimana ia ingin bersifat dan berperilaku

baik jika itu bisa membuat orang berpendapat bahwa ia adalah orang dengan sifat

dan perilaku baik. Serta pencitraan fisik, dengan indikator-indikator fisik seperti

pakaian yang dipakai harus bagus jika ada banyak orang lain memperhatikan, dan

sebagainya.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi nilai hidup materialistis

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai hidup materialistis. Ada faktor

yang dikategorikan dari aspek individu seperti harga diri, kelekatan tidak nyaman,

personal insecure, ada pula faktor yang dikategorikan dari aspek keluarga seperti

gaya asuh dan perceraian, serta faktor lingkungan seperti pengaruh media dan

teman sebaya.

2.1.3.1 Faktor keluarga

1. Gaya asuh orangtua

Gaya asuh orangtua lebih hangat dan penuh kontrol akan mempengaruhi

berkembangan nilai hidup materialistis pada anak tersebut. Seperti penelitian

yang dilakukan oleh Kasser, Ryan, Zax, dan Sameroff (1995) bahwa orangtua

yang lebih hangat dalam mengasuh dan orang tua yang mengapresiasi anaknya

Page 28: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

14

dapat memperkecil kemungkinan anaknya memiliki nilai hidup materialistis,

dibandingkan orangtua yang terlalu kaku dan jarang memberikan kesempatan

untuk anaknya memberikan pendapat.

2. Perceraian orangtua

Penelitian dalam Kasser (2002) membuktikan perceraian adalah faktor yang

berkaitan dengan nilai hidup materialistis. Perceraian mengakibatkan seseorang

berkurang mendapatkan kasih sayang dan tidak mendapatkan kenyamanan

dalam hidupnya. Untuk mengisi kekosongan itu, individu tersebut bernilai

hidup materialistis agar bisa merasa lebih nyaman sebagai kompensasi dari

kekosongan kasih sayang yang didapatkan dari orang tua yang bercerai.

3. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi dapat menyebabkan terbentuknya nilai hidup materialistis

karena informasi yang masuk didapatkan melalui komunikasi dengan dunia

luar, khususnya keluarga. Ada dua pola komunikasi keluarga, yaitu berorientasi

sosial yaitu pola komunikasi yang sangat menekankan keharmonisan hubungan

dengan orang lain dan pola komunikasi berorientasi konsep.

Pola komunikasi keluarga berorientasi sosial diprediksi dapat

menyebabkan nilai hidup materialistis karena mereka yang berpola komunikasi

jenis ini menghindari konflik ide yang dipandangnya benar dengan ide yang

berkembang di masyarakat, sehingga mereka cenderung hanya mengikuti apa

yang sedang terjadi di masyarakat tanpa memikirkan baik atau buruknya

pandangan masyarakat itu (Moore & Moschis, 1981).

Page 29: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

15

2.1.3.2 Faktor individu

1. Harga diri

Individu dengan harga diri rendah cenderung mempunyai nilai hidup

materialistis disebabkan karena orientasi dalam peraihan materi adalah sebagai

bentuk kompensasi dari rendahnya harga diri. Individu dengan harga diri yang

rendah akan menganggap dirinya menjadi lebih berharga apabila memiliki

kepemilikan materi dan kekayaan (Park & John, 2010; Chang & Arkin, 2002)

2. Ketidaknyaman pribadi

Ketidaknyamanan pribadi ini bisa berbentuk ketidaknyaman fisik dan

psikologis. Ketika individu mengalami pengalaman atau situasi yang tidak

mendukungnya untuk memenuhi kepuasan dasar psikologinya, maka individu

itu akan memiliki perasaan ketidaknyamanan dalam hidupnya, sehingga

individu tersebut menjadi berorientasikan pada kepemilikan materi dan

kekayaan sebagai bentuk kompensasi dari perasaan ketidaknyaman tersebut

(Kasser et al., 2004).

3. Keraguan terhadap diri

Ketika seseorang meragukan kapasitas dirinya, maka ia akan memiliki nilai

hidup materialistis. Keraguan terhadap dirinya ini terjadi ketika ia merasakan

ketidakpastian dalam dirinya dan tidak punya pegangan disaat kemajuan zaman

yang semakin pesat. Oleh karena itu ia melakukan kompensasi perasaan

internalnya yang penuh keraguan dengan memperlihatkan sesuatu yang

eksternal yang tampak oleh orang lain yang bisa dibanggakan yaitu materi

(Chang & Arkin, 2002)

Page 30: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

16

4. Kelekatan tidak nyaman

Menurut Norris et al. (2012), individu yang mengalami kelekatan yang tidak

nyaman menjadikan nilai hidup materialistis sebagai kompensasi terhadap

pengalaman negatif tersebut. Mereka menjadikan materi dan kekayaan sebagai

objek kelekatan mereka, sehingga bisa mengalihkan ketidaknyaman mereka

dalam mencari objek kelekatan pada orang-orang terdekat, dan materi

dijadikan sebuah alat untuk menjadikan mereka nyaman dalam membangun

relasi dengan orang lain.

2.1.3.3 Faktor lingkungan sosial

1. Perbandingan sosial

Orang-orang cenderung membandingkan dirinya dengan orang dan melakukan

penilaian atas perbandingan tersebut. Individu yang melakukan perbandingan

keatas atau pada orang yang lebih baik, biasanya menghasilkan penilaian diri

yang negatif terhadap dirinya karena bisa menjadikan dirinya inferior dan

minder karena perbandingan yang ia lakukan (Sirgy, 1998).

Membandingkan diri dengan orang lain membuat seseorang ingin

memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain. Apalagi orang yang dijadikan

perbandingan adalah orang yang lebih mampu secara materi dibanding dirinya

(Kasser et al., 2004). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chan dan Prendergast (2007) yang menemukan hubungan yang positif antara

perbandingan sosial dengan nilai hidup materialistis.

Page 31: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

17

2. Pengaruh interaksi sosial

Faktor yang paling konsisten dalam mempengaruhi nilai hidup materialistis

pada remaja adalah pengaruh interaksi dengan orang lain yang bernilai hidup

materialistis pula, khususnya faktor interaksi dengan teman sebaya (Ahuvia &

Wong, 2002). Dari sudut pandang sosial, teman sebaya adalah agen sosialisasi

yang memberikan masukan dan arahan tentang cara bersikap dan berperilaku

melalui modeling, reinforcement, dan interaksi sosial.

3. Faktor media

Iklan-iklan komersial yang ditampilan di media cetak dan elektronik adalah

faktor yang cukup besar mempengaruhi nilai hidup materialistis pada individu.

Bahasa dan visual periklanan komersial saat ini sangat persuasif mengajak

masyarakat untuk membeli produk yang diiklankan. Sebagai contoh, sebuah

iklan memperlihatkan ketika seseorang membeli produknya, orang tersebut

dianggap sukses dan populer dikarenakan telah memakai produknya yang

mahal (Kasser, 2002).

Apalagi saat ini dunia hiburan dan dunia periklanan saat ini tumbuh sangat

besar mengajak dengan segala cara agar masyarakat mau membeli produk yang

ditawarkan. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak dan remaja saat ini juga

menjadi aktif sebagai konsumer. Bahkan tidak sedikit produk untuk anak dan

remaja yang sukses dipasaran karena produsen memanfaatkan kesempatan

mempengaruhi anak-anak meminta-minta kepada orang tuanya untuk

membelikan produk tersebut. Saat tangisan seorang anak yang meminta

Page 32: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

18

dibelikan suatu barang oleh orang tuanya adalah jalan utama anak tersebut

menjadi seorang yang bernilai hidup materialistis (Ahuvia & Wong, 2002).

2.1.4 Indikator dan pengukuran nilai hidup materialistis

Pengukuran nilai hidup materialistis berfokus pada tiga indikator yaitu : (1)

orientasi seseorang pada kesuksesan finansial, (2) orientasi kepada kepopuleran

atau menjadi terkenal, dan (3) orientasi individu terhadap pencitraan diri yang

bersifat fisik. Ada beberapa alat ukur yang sudah berkembang dalam mengukur

nilai hidup materialistis adalah sebagai berikut:

1. Belk's Materialisme Scale dikembangkan oleh Belk (1985). Alat ukur ini

mengukur nilai hidup materialistis yang terdiri dari tiga subskala yaitu,

“envy”, “non-generousity”, dan “possessiveness”. Menggunakan lima

poin skala likert dari rentangan “sangat tidak setuju” sampai dengan

“sangat setuju”. Beberapa penelitian menemukan alat ukur ini memiliki

reliabilitas yang rendah sehingga saat ini jarang dipakai untuk meneliti

nilai hidup materialistis. (Srikant, 2013).

2. Value Materialism Scale dikembangkan oleh Richin dan Dawson (1990).

Dalam versi aslinya, alat ukur ini terdiri dari 18 item dan mempunyai

reliabilitas sebesar 0,80 (Srikant, 2013). Alat ukur ini terdiri dari tiga

subskala yaitu “centrality”, “happiness”, dan “success”.

3. Aspiration Index

Dikembangkan oleh Kasser & Ryan (Kasser, 2002). Alat ukur ini terdiri

dari tiga komponen yaitu: komponen “kesuksesan finansial”, “social

recognition”, dan “appealing appearance”.

Page 33: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

19

Dalam penelitian kali ini, peneliti akan memodifikasi alat ukur mengenai

nilai hidup materialistis berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Kasser dan

Ryan (Kasser, 2002, 2014; Kasser & Ryan, 1993, 1996; Kasser et al., 2004).

Dengan pertimbangan alat ukur baku yang dikembangkan Kasser dan Ryan (1993,

1996) memakai struktur bahasa Inggris yang sulit, dan jika diterjemahkan ke

Bahasa akan menimbulkan sedikit kerancuan. Oleh karena itu peneliti

memodifikasi alat ukur sendiri tetapi berdasarkan aspek-aspek yang sudah

dijelaskan pada teori.

2.2 Harga Diri

2.2.1 Pengertian harga diri

Menurut Rosenberg (dalam Emler, 2001 dan Thomas, 2012), harga diri adalah

sikap evaluatif individu terhadap dirinya sendiri secara keseluruhan mengenai hal-

hal yang berkaitan dengan dirinya. Sikap evaluatif ini bisa positif dan negatif.

Seseorang yang memiliki penilaian positif maka individu tersebut dikatakan

memiliki harga diri yang tinggi, dan sebaliknya apabila memiliki penilaian diri

yang negatif maka individu tersebut memiliki harga diri yang rendah. Sikap

evaluatif terhadap diri sendiri ini juga bisa terbentuk dan terpengaruhi dari

pendapat orang lain mengenai dirinya. Harga diri bisa meningkat ketika individu

mencapai suatu kesuksesan dalam hidupnya dan terhindar dari kegagalan-

kegagalan (Emler, 2001).

Tokoh lain yang mempunyai konsep sedikit berbeda mengenai harga diri

yaitu Myers (2010), yang mendefinisikan harga diri sebagai penilaian

keseluruhan seseorang tentang perasaan dan keberhargaan dirinya. Selanjutnya

Page 34: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

20

menurut Coopersmith (sebagaimana dikutip dalam Emler, 2001), harga diri adalah

keyakinan pribadi mengenai kapasitas, signifikansi, kesuksesan, dan keberhargaan

dirinya.

Tokoh lain seperti Cast dan Burke (2002) mendefinisikan harga diri

sebagai sebuah hasil dari verifikasi diri (self-verification) yang terjadi dalam

lingkungannya, baik verifikasi pribadi atau verifikasi kelompok. Menurut definisi

ini, harga diri juga ada pada kelompok, bukan hanya harga diri individu saja.

Akan tetapi pada dasarnya, semua definisi yang sudah disebutkan diatas

mempunyai konsep yang sama mengenai harga diri, yaitu sebuah sikap evaluatif,

perasaan, rangkaian sikap, penilaian pribadi atau verifikasi diri, atau penilaian

positif, terhadap gambaran dirinya. Gambaran diri tersebut meliputi kapabilitas,

kemampuan, atau perasaan secara keseluruhan terhadap dirinya.

Namun dalam penelitian ini, peneliti memakai definisi harga diri menurut

Rosenberg, yaitu sikap evaluatif individu terhadap dirinya sendiri secara

keseluruhan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya (Emler, 2001).

2.2.2 Indikator dan pengukuran harga diri

Indikator dalam mengukur harga diri adalah penilaian diri yang berkaitan dengan

kualitas diri, kepuasan terhadap diri sendiri sebagai manusia seutuhnya dan

menjalankan fungsi-fungsinya, dan penilaian inidividu terhadap kebanggaan dan

keberhargaan dirinya. Alat ukur yang mengukur harga diri yang paling banyak

digunakan adalah Rosenberg Self Esteem Scale. Alat ukur ini bersifat

unidimensional atau satu dimensi yang mengukur secara umum harga diri. Terdiri

dari 10 item yang mengukur harga diri secara umum. Menurut Emler (2001),

Page 35: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

21

Rosenberg Self Esteem Scale dikembangkan dari definisi Rosenberg mengenai

harga diri. Alat ukur ini adalah alat ukur "gold standard" atau alat ukur yang baik

dalam mengukur harga diri. Alat ukur ini adalah alat ukur yang paling banyak

digunakan dalam penelitian harga diri karena memiliki error yang kecil dan murah

(Emler, 2001).

Alat ukur yang digunakan dalam mengukur harga diri pada penelitian ini

dimodifikasi oleh peneliti sendiri berdasarkan skala Rosenberg's Self Esteem

Scale (RSE). Menggunakan lima poin skala likert dari rentangan “sangat tidak

sesuai” sampai “sangat sesuai”. Skala RSE adalah alat ukur satu dimensi yang

memiliki koefisien alpha yang baik (Thomas, 2012).

2.3 Perbandingan Sosial

2.3.1 Pengertian perbandingan sosial

Menurut Festinger (dalam Thomas, 2012), perbandingan sosial adalah kebutuhan

individu dalam menilai opini dan kemampuan dirinya dengan orang lain.

Sedangkan menurut Myers (2010), perbandingan sosial adalah menilai

kemampuan dan pendapat seseorang dengan cara membandingkannya dengan

orang lain. Menurut Wood (1996), perbandingan sosial adalah proses mencari

tahu informasi mengenai orang lain dan membandingkannya dengan diri sendiri.

Selanjutnya menurut Bunk dan Gibbons (2006), perbandingan sosial

adalah kecenderungan individu dalam membandingkan dirinya dengan orang lain,

yang bisa berbentuk pengalaman, pencapaian, dan prestasi. Berdasarkan definisi

ini, hal yang dijadikan objek perbandingan sosial tidak hanya kemampuan diri,

melainkan bisa juga berbentuk segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya dan

Page 36: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

22

hidupnya, seperti pengalaman, pencapaian hidup, prestasi dan juga bisa hanya

sekedar opini dan pendapat.

Defenisi perbandingan sosial pada penelitian kali ini menggunakan

defenisi dari Bunk dan Gibbons (2006), yaitu kecenderungan individu dalam

membandingkan dirinya dengan orang lain, yang bisa berbentuk pengalaman,

pencapaian, dan prestasi.

2.3.2 Indikator dan pengukuran perbandingan sosial

Indikator dalam mengukur perbandingan sosial adalah dengan mengetahui tingkat

perbandingan individu dengan orang lain dalam hal pengalaman, prestasi diri,

kepemilikan, dan pencapaian dalam segala bidang kehidupan. Untuk

mengukurnya, peneliti akan memodifikasi alat ukur Social Comparison

Orientation Scale yang dikembangkan oleh Bunk dan Gibbon (2006) yang

memiliki reliabilitas yang baik, yang berkisar antara alpha 0,78 sampai dengan

0,85. Ditambah lagi pemakaian alat ukur ini sesuai dengan definisi yang dipakai.

2.4 Rasa Syukur

2.4.1 Pengertian rasa syukur

McCullough, Tsang, dan Emmons (2002) mendefenisikan rasa syukur sebagai

kecenderungan seseorang untuk mengenali dan menyadari perbuatan baik orang

lain yang memberikan pengalaman atau hasil yang positif yang menguntungkan

bagi dirinya dengan perasaan penuh terima kasih. Rasa syukur bisa jadi berbentuk

pengalaman yang memberikan positive outcome bagi dirinya yang didapatkan dari

orang lain.

Page 37: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

23

Watkins, Woodward, Stone dan Kolts (2003) mendefinisikan syukur

sebagai sebuah perasaan terima kasih sebagai penghargaan atas apa yang telah

diterima. Terdapat tiga karakteristik orang yang bersyukur menurut definisi ini,

yaitu orang tersebut memiliki (a) perasaaan penuh berkecukupan, (b) memberikan

apresiasi terhadap kebaikan orang lain, dan (c) orang tersebut memiliki rasa

syukur terhadap hal-hal kecil dalam hidupnya.

Sedangkan Emmons (sebagaimana dikutip dalam Lambert, Finchman,

Stillman, & Dean, 2009) mendefinisikan syukur sebagai sebuah keadaan individu

yang mengenali dan mengapresiasi setiap pemberian yang bersifat altruistik dari

orang lain. Adanya sifat altruistik menjadikan definisi ini lebih sedikit memiliki

standar tinggi bagi seseorang untuk memiliki rasa syukur..

Dalam penelitian ini, definisi yang dipakai adalah definisi menurut

McCullough et al. (2002), yang mendefenisikan rasa syukur sebagai

kecenderungan seseorang untuk mengenali dan menyadari perbuatan baik orang

lain yang memberikan pengalaman atau hasil yang positif yang menguntungkan

bagi dirinya dengan perasaan penuh terima kasih.

2.4.2 Indikator dan pengukuran rasa syukur

Indikator dalam mengukur rasa syukur adalah perilaku bersyukur seseorang dalam

menghadapi berbagai situasi dan pengalaman yang berbentuk penghargaan

terhadap hal kecil, penghargaan terhadap orang lain, dan menghargai apa yang

dimiliki. Terdapat tiga alat ukur yang sudah dikembangkan peneliti-peneliti

sebelumnya dalam mengukur rasa syukur.

Page 38: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

24

a. GQ6 (McCullough et al., 2002). Alat ukur GQ6 ini mengukur syukur

dengan unidimensi yang berisi enam item yang berfokus kepada rasa

syukur yang diukur berdasarkan seberapa sering dan intens rasa syukur itu

dirasakan.

b. GRAT (Watkins et al., 2003) adalah alat ukur yang melibatkan tiga aspek

yaitu appreciation of people, appreciation of life, the absence of feeling

deprivation.

Dalam mengukur rasa syukur dalam penelitian ini, peneliti melakukan

modifikasi alat ukur GQ6 yang dikembangkan oleh McCullough et al. (2002)

karena sesuai dengan teori rasa syukur yang dipakai dalam penelitian dan juga alat

ukur ini dikembangkan dengan metode psikometri yang cukup baik, yaitu

menggunakan EFA, CFA, dan tiga kali replikasi CFA, serta diskriminan validitas

(Wood, Maltby, Stewart, & Josep, 2007)

2.5 Pola Komunikasi Keluarga

2.5.1 Pengertian pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga menurut McLeod dan Chaffe (dalam Prasitthipab,

2008) adalah pola pikir dan sosialisasi anak yang merefleksikan bagaimana orang

tua berkomunikasi dengannya. Sedangkan menurut Ritchie dan Fitzpatrick (dalam

Prasitthipab, 2008), pola komunikasi keluarga adalah seperangkat norma yang

membangun cara bertukarnya informasi dan objek komunikasi

Sedangkan menurut Moore & Moschis (1981), pola komunikasi keluarga

adalah tipe interaksi komunikasi yang mencerminkan gaya sosialisasi seseorang

dengan lingkungannya yang direfleksikan dari bagaimana keluarganya

Page 39: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

25

berkomunikasi dengannya. Artinya, pola komunikasi keluarga dibentuk oleh

lingkungan keluarga, sehingga ketika seseorang berada di lingkungan sosial,

mereka akan berkomunikasi sebagaimana mereka berkomunikasi dengan

keluarganya.

Pola komunikasi keluarga terdiri dari dua dimensi, yaitu; berorientasi

sosial, yaitu pola sosialisasi komunikasi yang mengutamakan hubungan

interpersonal dan menghindari konflik, berlawanan pendapat, perdebatan, dan

sangat memperhatikan apa pendapat orang lain terhadap apa yang akan

dikatakannya, agar tercipta keharmonisan dengan lawan bicaranya. dan dimensi

berorientasi konsep, yaitu pola komunikasi yang lebih menekankan penyampaian

sesuatu yang menurut perspektifnya benar, walaupun konsep tersebut tidak

disetujui oleh masyarakat dan tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan

orang terhadap pembicaraannya tersebut (Prasitthipab, 2008; Moschis & Moschis,

1981).

Pola komunikasi keluarga memberikan pondasi kepada individu

bagaimana ia berinteraksi dengan dunia luar dan mempengaruhi perkembangan

kemampuan, pengetahuan, dan sikap seorang individu dalam melakukan perilaku

konsumsi (Moore & Moschis, 1981).

Definisi pola komunikasi keluarga dalam penelitian ini adalah definisi

menurut Moore dan Moschis (1981), yaitu tipe interaksi komunikasi yang

mencerminkan gaya sosialisasi seseorang dengan lingkungannya yang

direfleksikan dari bagaimana keluarganya berkomunikasi dengannya. Yang terdiri

dari dua dimensi; dimensi berorientasi sosial, yaitu pola sosialisasi komunikasi

Page 40: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

26

yang mengutamakan hubungan interpersonal dan menghindari konflik,

berlawanan pendapat, perdebatan, dan sangat memperhatikan apa pendapat orang

lain terhadap apa yang akan dikatakannya, agar tercipta keharmonisan dengan

lawan bicaranya; dan dimensi berorientasi konsep, yaitu pola komunikasi yang

lebih menekankan penyampaian sesuatu yang menurut perspektifnya benar,

walaupun konsep tersebut tidak disetujui oleh masyarakat dan tidak terlalu peduli

dengan apa yang dikatakan orang terhadap pembicaraannya tersebut.

2.5.2 Tipe pola komunikasi keluarga

1. Berorientasi Sosial

Pola komunikasi berorientasi sosial adalah pola sosialisasi komunikasi yang

mengutamakan keharmonisan hubungan interpersonal dan menghindari

konflik, berlawanan pendapat, perdebatan, dan sangat memperhatikan apa

pendapat orang lain terhadap apa yang akan dikatakannya, agar tercipta

keharmonisan dengan lawan bicaranya. Pola komunikasi yang berorientasi

sosial menghindari kontroversi dan perdebatan dalam pembicaran dan lebih

baik menahan kritik atau ketidaksetujuan ketika berinteraksi (Moore &

Moschis, 1985; Weaver, Moschis, & Davis, 2011).

Pola komunikasi ini juga mengindikasikan adanya kontrol yang kuat dari

orang tua, seperti adanya hukuman ketika melanggar aturan keluarga. Individu

yang mengalami pola komunikasi berorientasi sosial juga diajarkan untuk tidak

berdebat, menghindari kontroversi, menahan amarah, dan menjauhi hal-hal

yang bisa menimnbulkan masalah (Lull, 1990)

Page 41: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

27

2. Berorientasi Konsep

Pola komunikasi berorientasi konsep adalah pola komunikasi yang lebih

menekankan penyampaian sesuatu yang menurut perspektifnya benar,

walaupun konsep tersebut tidak disetujui oleh masyarakat dan tidak terlalu

peduli dengan apa yang dikatakan orang terhadap pembicaraannya tersebut.

Pola komunikasi ini juga menekankan pada tujuan agar bisa menentukan

keputusan secara mandiri (Moore & Moschis, 1985; Weaver et al., 2011). Pola

komunikasi ini sangat menekankan kepada penyampaian dan diskusi ide-ide

yang ada, individu juga diajarkan untuk mengekspresikan idenya tersebut dan

bahkan boleh untuk menentang dan mempertanyakan ide orang lain. Apabila

ada hal-hal kontroversi, individu ditantang untuk melihatnya dari sudut

pandang yang berbeda dan boleh mendiskusikan pandangan tersebut dengan

orang-orang yang lebih berpengalaman (Lull, 1990).

2.5.3 Indikator dan pengukuran pola komunikasi keluarga

Indikator dalam mengukur pola komunikasi keluarga adalah dengan mengetahui

ciri khas komunikasi individu dengan orang lain yang berkaitan dengan

keharmonisan hubungan dengan lawan bicara, seperti menjaga perasaan lawan

bicara saat berkomunikasi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur pola

komunikasi keluarga dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori yang

dikembangkan oleh Moore dan Mooschis (1981), yang memiliki dua dimensi

yang bersebrangan, dimensi berorientasi sosial dan berorientasi konsep.

Page 42: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

28

2.6 Kelekatan Tidak Nyaman

2.6.1 Pengertian kelekatan tidak nyaman

Kelekatan atau attachment pertama kali dikemukakan oleh John Bowlby, yaitu

ikatan emosional yang kuat antara anak dan pengasuh awalnya, biasanya dengan

sosok orang tua (dalam Kennedy & Kennedy, 2004 & Bretherthon, 1992).

Kelekatan pada masa awal hidup (bayi dan anak-anak) akan berpengaruh pada

proses kelekatan seseorang pada masa dewasanya (adults attachment) yaitu

kelekatan seseorang pada orang-orang terdekat seperti teman dan pasangan

(Mischel, Shoda, & Smith, 2004). Sehingga teori kelekatan yang awalnya hanya

meneliti proses kelekatan emosi anak dan ibu bisa terbawa hingga individu

dewasa yang akan mempengaruhi kelekatan emosinya dengan partner, teman, atau

lingkungan sosial yang akan mempengaruhi perkembangan hidupnya (life-span

development) (Chopik et al., 2014).

Kelekatan tidak nyaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kelekatan tidak nyaman pada saat ini (dewasa) (adult insecure attachment).

Kelekatan tidak nyaman adalah kelekatan emosional antara seseorang dengan

figur terdekat yang tidak memberikan kenyaman fisik dan psikologis, yang terdiri

dari aspek; kelekatan penuh kecemasan, yaitu ikatan emosional dengan orang lain

yang diliputi perasaan kegagalan, karena selalu diliputi rasa cemas; dan

penghindaran kelekatan, yaitu situasi dimana tidak mampu membangun ikatan

emosional dan hubungan sosial dengan orang lain (Norris et al., 2012; Chopik et

al., 2014)

Page 43: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

29

Jadi, definisi kelekatan tidak nyaman dalam penelitian ini adalah

kelekatan emosional antara seseorang dengan figur terdekat yang tidak

memberikan kenyaman fisik dan psikologis, yang terdiri dari: kelekatan penuh

kecemasan, yaitu hubungan sosial tidak efektif atau mengalami kegagalan, dan

penghindaran kelekatan, yaitu individu yang menghindar atau tidak mampu

membangun ikatan emosial dan hubungan sosial dengan orang lain (Norris et al.,

2012; Chopik et al., 2014)

2.6.2 Aspek kelekatan tidak nyaman

1. Kelekatan Penuh Kecemasan

Individu yang mengalami kelekatan penuh kecemasan (anxious attachment)

adalah individu yang sangat ingin menjalin hubungan sosial dengan orang lain

akan tetapi tidak efektif atau mengalami kegagalan (Norris et al., 2012).

Individu yang mengalami kelekatan penuh kecemasan selalu diliputi rasa

curiga dan cemas ditolak dalam membangun hubungan dengan orang

lingkungan, yaitu kekhawatiran bahwa mereka akan meninggalkannya.

Kekhawatiran ini akan mengarah pada ketidaknyamanan saat dekat dengan

orang-orang disekitarnya (Mikulincer, Shaver, & Pereg, 2003)

2. Penghindaran Kelekatan

Penghindaran kelekatan (avoidant attachment) adalah individu yang

menghindar atau tidak mampu membangun ikatan emosial dan relasi sosial

dengan orang lain (Norris et al., 2012). Individu dengan penghindaran

kelekatan cenderung tertutup dengan orang lain sehingga selalu ada jarak

Page 44: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

30

emosiaonal dan interpersonal dengan orang lain (Chopik et al, 2014;

Mikulincer, Shaver, & Pereg, 2003).

2.6.3 Indikator dan pengukuran kelekatan tidak nyaman

Indikator dalam pengukuran kelekatan tidak nyaman adalah tingkat kecemasan

individu terhadap berakhirnya hubungan dengan orang lain, serta tingkat

kenyamanan individu saat membangun hubungan dengan orang. Peneliti

memodifikasi sendiri alat ukur kelekatan tidak nyaman berdasarkan alat ukur

Experience of Close Relationship Scale-Short Form yang dikembangkan oleh

Wei, Russel, Mallinckrodt, dan Vogel (2007). Alat ukur ini digunakan oleh Norris

et al. (2012) dalam mengukur kelekatan tidak nyaman berdasarkan teori yang

mereka kembangkan. Skala ini sudah mengalami pengujian psikometri yang baik

karena dikembangkan dengan metode internal consistency, test-retest realibity,

analisis faktor, dan validitas (dalam Wei et al., 2007)

2.7 Status Sosioekonomi

2.7.1 Definisi Status Sosioekonomi

Status sosioekonomi menurut Ahuvia dan Wong (2002) adalah pengelompokan

individu berdasarkan kombinasi dari tiga dimensi, yaitu (a) pendapatan dalam

setahun, (b) tingkat pendidikan ayah, (c) tingkat pendidikan ibu.

Rindfleisch, Burrough, dan Denton (sebagaimana dikutip dalam Ahuvia &

Wong, 2002) sedikit berbeda dalam mendefinisikan status sosioekonomi, yaitu

kumpulan dari tiga dimensi (1) persepsi kekayaan keluarga, (b) tingkat pendidikan

orang tua, dan (c) pendapatan keluarga. Sedangkan menurut National Center for

Page 45: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

31

Education Statistics (2012), status sosioekonomi adalah tingkat pendidikan, status

pekerjaan, dan tingkat pendapatan.

Santrock (dalam Halifat, 2014) mendefinisikan status sosioekonomi

sebagai pengklasifikasian individu menurut kesamaan karakteristik pekerjaan,

pendidikan, atau ekonomi.

Sedangkan di Indonesia, yang secara rutin melakukan pendataan dalam

mengukur status sosioekonomi adalah Badan Pusat Statistik (BPS), yang

meninjau status sosioekonomi dari tingkat pengeluaran individu setiap

periodenya. Berdasarkan data terbaru BPS (Bps.go.id, 2015), persentase

perkembangan distribusi pengeluaran dapat dibagi menjadi 3 golongan besar,

yaitu:

a. Golongan rendah, adalah golongan yang memiliki pengeluaran yang

berada pada cut off dibawah 40% dihitung dari rentangan pengeluaran

seluruh responden survey.

b. Golongan menengah, adalah golongan yang memiliki pengeluaran yang

berada pada cut off antara 40%-80%, dihitung dari rentangan pengeluaran

seluruh responden survey.

c. Golongan tinggi, adalah golongan yang memiliki pengeluaran yang berada

pada cut off 80% keatas, dihitung dari rentangan pengeluaran seluruh

responden survey.

Dalam penelitian ini definisi status sosioekonomi yang akan dipakai

adalah menurut BPS yaitu pengelompokan sosial ekonomi individu dalam

masyarakat yang diukur melalui tingkat pengeluaran individu per bulan.

Page 46: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

32

2.7.2 Indikator dan pengukuran status sosioekonomi

Indikator pengukuran status sosioekonomi adalah tingkat ekonomi individu yang

diukur melalui pengeluarannya per bulan. Peneliti akan mengukur status

sosioekonomi mengacu pada 3 kategori cut-off yang dipakai oleh BPS dalam

pembagian status sosioekonomi berdasarkan tingkat pengeluaran (BPS, 2015).

2.8 Kerangka Berpikir

Nilai hidup materialistis adalah suatu orientasi nilai yang dijadikan pedoman

hidup seseorang yang mengarahkan segala keinginan, cita-cita dan perilaku

individu pada pencapaian atau peraihan yang berbentuk materi yang mencakup

kesuksesan secara finansial, menaikkan popularitas, dan status sosial (Kasser et

al., 2004). Banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh nilai hidup materialistis

terhadap kondisi psikologis seseorang, seperti meningkatkan kemungkinan

depresi, meningkatkan kecemasan, rendahnya aktualisasi diri, menurunkan

vitalitas mental (Kasser, 2002). Serta berkorelasi negatif dengan perilaku pro-

sosial, menurunkan kompetensi diri, membuat hubungan dengan orang lain

menjadi kurang hangat, hubungan interpersonal yang negatif, berkurangnya

kemandirian, menurunkan rasa peduli terhadap masyarakat dan lingkungan

(Kasser et al., 2004)

Terdapat beberapa faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi nilai

hidup materialistis. Tujuh faktor diangkat dalam penelitian ini dijadikan sebagai

variabel bebas dalam memprediksi nilai hidup materialistis. Adapun faktor-faktor

tersebut adalah rendahnya harga diri, perbandingan sosial yang tinggi, rasa syukur

yang rendah, pola komunikasi keluarga yang lebih cenderung berorientasi sosial

Page 47: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

33

dibandingkan pola komunikasi keluarga berorientasi konsep, kelekatan tidak

nyaman, serta status sosioekonomi seseorang.

Untuk mengetahui dinamika masing-masing independent variable dalam

mempengaruhi nilai hidup materialistis. Berikut akan dijelaskan lebih dalam

kerangka berpikir penelitian berdasarkan masing-masing pengaruh independent

variabel terhadap dependent variable berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu.

2.8.1 Harga diri dan nilai hidup materialistis

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya disebutkan adanya hubungan harga diri

dan nilai hidup materialistis. Bahwa individu yang memiliki harga diri rendah

cenderung memiliki nilai hidup materialistis yang tinggi (Park & John, 2010;

Mick, 1996; Kasser et al., 2004)

Adanya hubungan yang kuat antara harga diri rendah yang terwujud

dalam banyaknya keraguan akan kapasitas dirinya dan nilai hidup materialistis ini

disebabkan karena nilai hidup materialistis dijadikan suatu strategi self-

enhancement seseorang yang ingin menaikkan penilaiannya terhadap kapasitas

dirinya (Zhou & Gao, 2008).

Hubungan antara harga diri yang negatif dengan nilai hidup materialistis

juga bisa terjadi ketika seseorang ingin menjadikan nilai hidup materialistis

sebagai kompensasi dari ketidaknyaman dirinya dengan cara memiliki kekayaan

dan materi. Bisa disederhanakan menjadi dua tujuan (Zhou & Gao, 2008).

Pertama, nilai hidup materialistis dianggap bisa menguatkan eksistensi dirinya

sebagai manusia. Dengan menguatnya eksistensi dirinya dengan kepemilikan

harta, bisa memenuhi rasa ketidakberdayaan diri mereka yang memiliki harga diri

Page 48: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

34

rendah. Mereka menjadi percaya bahwa eksistensi manusia diukur dengan

seberapa banyak diri mereka memiliki harta benda. Kedua, nilai hidup

materialistis dimiliki seseorang diakibatkan karena dalam hidupnya selalu

dikontrol oleh pihak yang lebih kuat atau karena merasa tidak ada kekuatan untuk

mengontrol hidupnya yang menyebabkan harga dirinya menjadi rendah. Mereka

yang mengalami ini menjadikan harta dan materi sebagai bentuk kompensasi dari

ketidakberdayaannya tersebut..

Harga diri yang rendah dapat meningkatkan nilai hidup materialistis

seseorang juga bisa disebabkan karena ketika harga diri individu rendah maka ia

cenderung memiliki penilaian negatif atas dirinya sehingga untuk meningkatkan

keberhargaan dirinya, individu tersebut menganggap dengan kepemilikan materi

ia dapat meningkatkan keberhargaan dirinya sehingga mempunyai penilaian yang

lebih positif atas dirinya. Harga diri yang rendah dikarenakan adanya

ketimpangan antara actual self dan idea self. Hal ini menyebabkan individu tidak

puas dengan dirinya sehingga menjadikan ia bernilai hidup materialistis karena

menganggap apabila meraih kepemilikan materi akan meningkatkan harga diri

(Thomas, 2012).

2.8.2 Perbandingan sosial dan nilai hidup materialistis

Orang-orang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain (biasanya

significant others), dan melakukan penilaian atas perbandingan tersebut. Individu

yang melakukan perbandingan keatas atau pada orang yang lebih baik, biasanya

menghasilkan penilaian diri yang negatif terhadap dirinya karena bisa menjadikan

dirinya inferior dan minder karena perbandingan yang ia lakukan (Sirgy, 1998).

Page 49: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

35

Jika individu melakukan perbandingan sosial melalui status konsumsi

seseorang, maka akan menimbulkan personal insecurity pada dirinya. Dengan

kata lain jika terlalu tinggi membanding-bandingkan, timbul perasaan tidak mau

kalah dengan orang lain. Apalagi saat ini banyak informasi melalui media-media

yang memperlihatkan bahwa mereka yang memiliki banyak barang mewah adalah

mereka yang sukses. Oleh karena itu, individu juga terpacu untuk menyaingi

orang yang dijadikan bandingan tersebut (Kasser et al., 2004)

Perbandingan sosial yang tinggi dapat menjelaskan mengapa individu

bernilai hidup materialistis. Hal ini disebabkan karena individu cenderung

membandingkan dirinya dengan sosok yang lebih ideal dengan dirinya yang

mungkin memiliki materi yang lebih banyak. Individu cenderung membandingkan

dirinya dengan orang lain, teman bergaulnya dan juga sosok yang lebih ideal

seperti public figure atau selebriti. Ketika individu membandingkan dirinya

dengan sosok yang dikagumi cenderung akan membuat dirinya percaya bahwa

sukses dan bahagia itu bisa diraih dengan cara meraih materi yang lebih banyak

seperti materi yang dipunyai oleh sosok yang dikagumi. Membandingkan diri

dengan teman bergaul lebih baik dalam memprediksi nilai hidup materialistis

seseorang dibandingkan membandingkan diri dengan selebriti. Hal ini

dikarenakan teman bergaul lebih mudah terobservasi dalam keseharian individu

(Chan & Prendergast, 2007).

2.8.3 Rasa syukur dan nilai hidup materialistis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Polak & McCullough (2006),

hubungan antara rasa syukur dan nilai hidup materialistis adalah hubungan yang

Page 50: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

36

negatif. Hal ini dikarenakan prinsip nilai hidup materialistis bertolak belakang

dengan prinsip rasa syukur, dimana nilai hidup materialistis berfokus pada sesuatu

yang belum dicapai, seperti mengejar materi dan kekayaan. Sedangkan individu

yang memiliki rasa syukur tinggi akan menerima keadaan hidupnya apa adanya

tanpa rasa ambisi ingin memiliki lebih dari apa yang sudah dimiliki saat ini. Sulit

bagi seseorang memiliki secara bersamaan sifat syukur dan nilai hidup

materialistis karena prinsip keduanya adalah bertolak belakang. Rasa syukur

seharusnya membuat seseorang merasakan hidupnya penuh dengan nikmat dan

karunia, sehingga bisa mengurangi gejala nilai hidup materialistis (Lambert et al.,

2009).

Individu yang memiliki rasa syukur tinggi diasosiasikan memiliki emosi

yang positif dan menghargai setiap perilaku positif yang berdampak pada dirinya.

Hal ini menjadikannya memandang hidup lebih bermakna, lebih aman, dan

memiliki rasa berkecukupan. Hal ini bertolak belakang dengan keinginan untuk

memiliki nilai hidup materialistis karena karakteristik individu yang

berorientasikan materi adalah karena tidak adanya rasa nyaman dalam dirinya

sehingga ingin memiliki materi untuk mengatasi ketidaknyamanan yang

dirasakannya. Apabila individu memiliki syukur yang tinggi maka memiliki rasa

kepuasan yang tinggi dalam hidupnya dan jauh dari ambisi peraihan materi dan ia

lebih fokus pada mensyukuri apa yang telah didapatkannya (Polak &

McCullough, 2006).

Page 51: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

37

2.8.4 Pola komunikasi keluarga dan nilai hidup materialistis

Penelitian-penelitian sebelumnya tentang pola komunikasi keluarga berhubungan

dengan kompetensi individu dalam mengkonsumsi barang atau kemampuannya

dalam melakukan konsumsi. Perilaku individu dalam mengkonsumsi barang ini

sangat dekat dengan perilaku materialistis, karena nilai hidup materialistis adalah

perilaku yang berhubungan dengan ekonomi dan konsumsi yang berlebihan dan

termanifestasi menjadi orientasi hidup. Oleh karena itu, Moore dan Moschis

(1981) melakukan penelitian mengenai pola komunikasi keluarga dan nilai hidup

materialistis, dimana hasilnya dimensi pola komunikasi keluarga berorientasi

sosial berhubungan positif dengan nilai hidup materialistis

Sedangkan pola komunikasi berorientasi konsep akan berbeda dalam

menyerap konten media dalam perilaku peraihan materi, hal ini dikarenakan

berorientasi konsep akan mengarahkan individu lebih cerdas dalam

mengkonsumsi kebutuhannya dan tidak berdasarkan standar yang dimiliki orang

lain. Pola komunikasi berorientasi konsep akan menurunkan nilai hidup

materialistis pada individu dan berkorelasi negatif dengan konsep nilai hidup

materialistis (Moore & Moschis, 1981; Kasser et al., 2004).

2.8.5 Kelekatan tidak nyaman dan nilai hidup materialistis

Individu yang memiliki kelekatan tidak nyaman mempunyai keinginan untuk

memiliki hubungan sosial yang hangat dengan orang lain, tetapi selalu dibayangi

kegagalan dalam membangun hubungan (kelekatan penuh kecemasan) ataupun

tidak merasakan kehangatan dan kenyamanan saat membangun relasi

(penghindaran kelekatan). Sebagai bentuk kompensasi dari terputusnya hubungan

Page 52: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

38

sosial dengan orang lain, mereka menjadikan kepemilikan harta dan kekayaan

sebagai alat untuk memberikan kenyamanan baginya dalam membangun relasi

dengan orang lain. Mereka percaya dengan kekayaan yang dimiliki akan membuat

orang lain menjadi ingin dekat dengan dirinya sehingga mereka terhindar dari

penolakan sosial dari lingkungan (Norris et al., 2012).

Individu yang memiliki kelekatan tidak nyaman dengan orang lain

mempunyai keinginan untuk memiliki hubungan sosial yang hangat dengan orang

lain tetapi selalu dibayangi kegagalan dalam membangun hubungan tersebut

karena rentan dengan penolakan. Sebagai bentuk kompensasi dari perasaan

rapuhnya hubungan sosialnya tersebut, individu cenderung mengganti objek orang

lain dengan objek materi dengan tujuan agar diakui oleh orang lain karena

memiliki materi sehingga dapat mempunyai hubungan sosial dengan orang lain

yang lebih baik (Norris et al., 2012).

2.8.6 Status sosioekonomi dan nilai hidup materialistis

Individu yang memiliki status sosioekonomi yang rendah menyebabkan

ketidakpuasan dirinya terhadap kondisi ekonomi yang dialaminya. Sehingga

membuat dirinya menjadi tidak nyaman terhadap hal tersebut. Hal ini yang

menyebabkan individu yang memiliki status sosioekonomi rendah cenderung

menjadi bernilai hidup materialistis agar terpenuhi segala kekurangan yang

dirasakan saat dirinya mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan secara

ekonomi tersebut. Status sosioekonomi rendah menyebabkan seseorang menjadi

tidak puas dengan keadaanya itu, sehingga mengarahkan mereka untuk memiliki

obsesi terhadap harta benda (Ahuvia & Wong, 2002).

Page 53: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

39

Status sosioekonomi yang rendah membuat seseorang berorientasikan nilai

hidup materialistis dikarenakan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar yang hanya

bisa diraih dengan perolehan materi. Individu yang merasakan kekurangan dalam

ekonomi memunculkan perasaan yang tidak puas dengan kondisi materi yang ia

punya sehingga menimbulkan keinginan untuk memperbaiki kondisi hidupnya

dengan meraih materi dan kepemilikan yang banyak (Ahuvia & Wong, 2002).

Untuk memudahkan pemahaman kerangka berpikir penelitian, akan

disederhanakan melalui bagan kerangka berpikir (Gambar 2.1).

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

Rasa Syukur

Harga diri

Kelekatan Tidak Nyaman

Status Sosioekonomi

Perbandingan Sosial

Nilai hidup

materialistis

Pola Komunikasi Keluarga

Berorientasi Sosial

Berorientasi Konsep

Page 54: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

40

2.9 Hipotesis Penelitian

2.9.1 Hipotesis Nihil

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara harga diri, perbandingan

sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga berorientasi sosial, pola

komunikasi keluarga berorientasi konsep, kelekatan tidak nyaman, dan

status sosioekonomi terhadap nilai hidup materialistis pada masyarakat

Padang Pariaman.

2.9.2 Hipotesis Minor

H01 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari harga diri (self-esteem) terhadap

nilai hidup materialistis.

H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari perbandingan sosial terhadap

nilai hidup materialistis.

H03 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari rasa syukur (gratitude) terhadap

nilai hidup materialistis.

H04 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pola komunikasi keluarga

berorientasi sosial terhadap nilai hidup materialistis.

H05 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari pola komunikasi keluarga

berorientasi konsep terhadap nilai hidup materialistis.

H06 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari kelekatan tidak nyaman

(insecure attachment) terhadap nilai hidup materialistis.

H07 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari status sosioekonomi terhadap

nilai hidup materialistis.

Page 55: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

41

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai populasi dan sampel penelitian, variabel

penelitian, definisi operasional dari masing-masing variabel, instrumen penelitian,

prosedur pengumpulan data dan metode analisis data.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Padang Pariaman, Sumatera

Barat. Sampel yang diambil adalah warga Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten

Padang Pariaman yang memiliki kartu identitas atau tercatat sebagai warga dari

dari Kecamatan Nan Sabaris. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 184

orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini termasuk ke dalam non-

probability sampling. Teknik ini dipilih karena populasi dalam penelitian ini

sangat besar yaitu berjumlah 411.378 jiwa, oleh karena itu tidak seluruhnya

dijadikan sampel, sehingga dapat dikatakan kemungkinan terambilnya tiap-tiap

anggota populasi tidaklah sama.

3.2 Variabel Penelitian

Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu nilai hidup

materialistis sebagai variabel terikat atau dependent variable (Y), serta harga diri

(X1), perbandingan sosial (X2), rasa syukur (X3), pola komunikasi keluarga

dimensi berorientasi sosial (X4), pola komunikasi keluarga berorientasi konsep

(X6), kelekatan tidak nyaman (X7) dan status sosioekonomi (X7) sebagai variabel

bebas atau independent variable.

Page 56: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

42

3.3 Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Nilai hidup materialistis adalah suatu orientasi nilai yang dijadikan

pedoman hidup seseorang yang mengarahkan segala keinginan, cita-cita

dan perilaku individu pada pencapaian atau peraihan yang berbentuk

materi yang mencakup kesuksesan secara finansial, menaikkan

popularitas, dan status sosial. Yang meliputi 3 aspek, yaitu kesuksesan

finansial, kepopuleran sosial, dan pencitraan diri.

2. Harga diri (self-esteem) adalah penilaian individu terkait dengan dirinya,

baik itu positif ataupun negatif. Penilaian diri ini berkaitan dengan sikap

dan nilai yang terdiri dari penilaian kualitas diri dengan orang lain,

kepuasan dengan diri sendiri, dan penilaian individu terhadap kebanggaan

dan keberhargaan diri.

3. Perbandingan sosial (social comparison) adalah perilaku individu dalam

membandingkan dirinya dengan orang lain, yang bisa berbentuk

perbandingan dalam hal pengalaman, pencapaian, kepemilikan dan

prestasi diri dengan yang dimiliki orang lain.

4. Rasa syukur (gratitude) adalah perilaku bersyukur atas suatu pengalaman

atau situasi yang berbentuk penghargaan terhadap hal kecil, penghargaan

kepada orang lain, dan menghargai apa yang dimiliki.

5. Pola komunikasi keluarga berorientasi sosial adalah pola komunikasi yang

mengutamakan keharmonisan hubungan interpersonal dan menghindari

Page 57: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

43

konflik, berlawanan pendapat, perdebatan, dan sangat memperhatikan apa

pendapat orang lain terhadap apa yang akan dikatakannya.

6. Pola komunikasi keluarga berorientasi konsep adalah pola komunikasi

yang lebih menekankan penyampaian sesuatu yang menurut

perspektifnya benar, walaupun konsep tersebut tidak disetujui oleh

masyarakat dan tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan orang

terhadap pembicaraannya tersebut.

7. Kelekatan tidak nyaman (insecure attachment) adalah kelekatan emosional

antara seseorang dengan figur terdekat yang tidak memberikan

kenyamanan fisik dan psikologis, yang diukur dengan dua aspek, yaitu

kelekatan yang diliputi rasa kecemasan dan penghindaran adanya

kelekatan dengan orang lain, yang bisa berbentuk takut saat membangun

hubungan sosial dengan orang lain, memiliki kecemasan bahwa orang

terdekat akan meninggalkannya, dan perasaan terlalu memiliki (possesif).

8. Status sosioekonomi adalah tingkat pengeluaran individu per bulan

berdasarkan norma BPK

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan skala

sebagai alat ukur pengumpulan data. Skala yang digunakan adalah model skala

likert, yaitu pernyataan berupa pendapat yang disajikan kepada responden dengan

memberikan indikasi pernyataan dari penyataan tidak sesuai hingga pernyataan

yang sesuai. Adapun subyek memberikan jawaban terhadap model likert ini

dengan memberikan tanda silang centang () pada salah satu alternatif jawaban.

Page 58: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

44

Setiap item diukur melalui lima kategori alternatif jawaban, yaitu “Sangat Tidak

Sesuai dengan Diri Saya”, “Tidak Sesuai dengan Diri Saya”, “Terkadang Sesuai,

Terkadang Tidak Sesuai”, “Sesuai dengan Diri Saya”, dan “Sangat Sesuai dengan

Diri Saya”.

Adapun perolehan skor dari item-item dalam alat ukur ini sesuai dengan

jenis pernyataan, yakni dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable). Dalam pernyataan favorable, skor tertinggi diberikan pada jawaban

sangat sesuai dan skor jawaban terendah pada pilihan jawaban sangat tidak sesuai.

Sedangkan untuk pernyataan unfavorable, skor tertinggi diberikan pada jawaban

sangat tidak sesuai dan skor jawaban terendah diberikan pada pilihan jawaban

sangat sesuai.

Tabel 3.1

Skor Skala Likert

Skala Favorable Unfavorable

Sangat Tidak Sesuai dengan Diri Saya 1 5

Tidak Sesuai dengan Diri Saya 2 4

Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak Sesuai 3 3

Sesuai dengan Diri Saya 4 2

Sangat Sesuai dengan Diri Saya 5 1

3.4.1 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tujuh skala, yaitu

skala nilai hidup materialistis, skala harga diri, skala perbandingan sosial, skala

rasa syukur, skala pola komunikasi keluarga yang terdiri dari 2 (dua) subskala

yang mewakili masing-masing variabel: berorientasi sosial dan berorientasi

konsep, serta skala kelekatan tidak nyaman. Sedangkan pertanyaan mengenai

Page 59: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

45

status sosioekonomi adalah berupa isian yang dilampirkan ketika responden

mengisi biodata.

Adapun skala-skala yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut.

1. Skala Nilai Hidup Materialistis

Skala yang digunakan untuk mengukur nilai hidup materialistis berdasarkan teori

nilai hidup materialistis yang dikemukakan oleh Kasser et.al. (2004).

Tabel 3.2

Cetak Biru Skala Nilai Hidup Materialistis

No Dimensi Indikator No Item

Total Fav

1 Kesuksesan Finansial Orientasi hidup 1 3

Orientasi kerja 2

Sumber kebahagiaan 3

2 Kepopuleran Sosial Kebanggaan terbesar adalah

kepopuleran

4 2

Tanggapan terhadap pujian 5

3 Pencitraan Diri Pencitraan penampilan fisik 6 2

Pencitraan sifat dan perilaku 7

Jumlah 7 7

Terdapat 7 item yang dipakai dalam skala nilai hidup materialistis yang

semuanya adalah pernyataan positif (favorable). Selanjutnya peneliti menentukan

alternatif jawaban dari alat ukur ini yang terdiri dari “Sangat Tidak Sesuai dengan

diri saya”, “Tidak Sesuai dengan diri saya”, “Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak

Sesuai”, “Sesuai dengan diri saya”, dan “Sangat Sesuai dengan diri saya”.

2. Skala Harga Diri

Skala yang digunakan untuk mengukur harga diri adalah modifikasi dari

Rosenberg Self-Esteem Scale yang dikembangkan oleh Rosenberg (Emler, 2001).

Page 60: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

46

Skala ini mengukur secara unidimensional harga diri berdasarkan teori yang

dikembangkan oleh Rosenberg mengenai harga diri.

Setelah dimodifikasi jumlah item terdiri dari 7 item yang terdiri dari 2 item

favorabel dan 5 item unfavorable. Selanjutnya peneliti menentukan alternatif

jawaban dari alat ukur ini yang terdiri dari “Sangat Tidak Sesuai dengan diri

saya”, “Tidak Sesuai dengan diri saya”, “Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak

Sesuai”, “Sesuai dengan diri saya”, dan “Sangat Sesuai dengan diri saya”.

Tabel 3.3

Cetak Biru Skala Harga Diri

Dimensi Indikator Fav Unfav Total

Harga Diri Rasa puas terhadap diri 8 9 2

Kualitas diri 12 10,11 3

Kebanggaan dan keberhargaan

diri

13,14 2

Jumlah 2 5 7

3. Skala Perbandingan Sosial

Skala yang digunakan untuk mengukur perbandingan sosial adalah modifikasi

dari Social Comparison Orientation Scale yang dikembangkan Gibbon dan Bunk

(1999).

Tabel 3.4

Cetak Biru Skala Perbandingan Sosial

Dimensi Indikator Favorable

Perbandingan

Sosial

Membandingkan pencapaian hidup 15, 16

Membandingkan perilaku dan pengalaman 17, 18

Jumlah 4

Setelah dimodifikasi jumlah item terdiri dari 4 item favorable. Selanjutnya

peneliti menentukan alternatif jawaban dari alat ukur ini yang terdiri dari “Sangat

Tidak Sesuai dengan diri saya”, “Tidak Sesuai dengan diri saya”, “Terkadang

Page 61: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

47

Sesuai, Terkadang Tidak Sesuai”, “Sesuai dengan diri saya”, dan “Sangat Sesuai

dengan diri saya”.

4. Skala Rasa Syukur

Dalam mengukur rasa syukur, peneliti memodifikasi alat ukur Gratitude

Questionnaire 6 yang dikembangkan oleh McCullough et. al. (2002), yang terdiri

dari 5 item, sebagaimana yang tertera pada tabel 3.5.

Tabel 3.5

Cetak Biru Skala Rasa Syukur

Dimensi Indikator Fav Unfav Total

Rasa Syukur Mensyukuri apa yang sudah

dimiliki dan terhadap hal kecil

19,20,21 3

Tidak mengeluh dengan kondisi

sulit yang sedang/telah dijalani

24 23 2

Jumlah 1 4 5

Setelah dimodifikasi jumlah item terdiri dari 5 item yang terdiri dari 1 item

favorable, dan sisanya unfavorable. Selanjutnya peneliti menentukan alternatif

jawaban dari alat ukur ini yang terdiri dari “Sangat Tidak Sesuai dengan diri

saya”, “Tidak Sesuai dengan diri saya”, “Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak

Sesuai”, “Sesuai dengan diri saya”, dan “Sangat Sesuai dengan diri saya”.

5. Skala Pola Komunikasi Keluarga

Alat ukur yang digunakan dimodifikasi berdasarkan teori yang dikembangkan

oleh Moore dan Mooschis (1985). Terdapat 12 item dalam skala pengukuran ini

yang merupakan representasi dari dua dimensi, yaitu dimensi pola komunikasi

keluarga berorientasi sosial dan berorientasi konsep.

Page 62: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

48

Setelah dimodifikasi jumlah item terdiri dari 6 item per masing-masing

dimensi. Selanjutnya peneliti menentukan alternatif jawaban dari alat ukur ini

yang terdiri dari “Sangat Tidak Sesuai dengan diri saya”, “Tidak Sesuai dengan

diri saya”, “Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak Sesuai”, “Sesuai dengan diri

saya”, dan “Sangat Sesuai dengan diri saya”.

Tabel 3.6

Cetak Biru Skala Pola Komunikasi Keluarga

Dimensi Indikator Fav Unfav Total

Berorientasi

Sosial

Komunikasi sopan harmonis

Menahan kritik atau ketidaksetujuan

24,25,26

27,28,29

6

Berorientasi

Konsep

Komunikasi kritis

Bicara untuk menyampaikan pendapat

pribadi walaupun bertentangan dengan

nilai sosial

30

33,34,35

31,32 6

Jumlah 10 2 12

6. Skala Kelekatan Tidak Nyaman

Skala kelekatan tidak nyaman dimodifikasi berdasarkan alat ukur yang

dikembangkan oleh Wei et. al., (2007). Adapun dua aspek dalam kelekatan tidak

nyaman adalah kelekatan penuh kecemasan, dan penghindaran kelekatan.

Tabel 3.7

Cetak Biru Skala Kelekatan Tidak Nyaman

Dimensi Indikator Fav Total

Kelekatan Penuh

Kecemasan

Merasa cemas berakhirnya kelekatan

emosional

Terlalu bergantung secara emosional

dengan orang lain

36,37,38,39

40,41

6

Penghindaran

Kelekatan

Merasa tidak nyaman memiliki

kelekatan emosional dengan orang lan

Tidak terlalu dekat secara personal

dengan orang lain

42

43

2

Jumlah 8

Page 63: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

49

7. Alat ukur Status Sosioekonomi

Untuk mengukur status sosioekonomi, peneliti mengukurnya dari tingkat

pengeluaran seseorang per bulan. Menurut data BPS (2015), status sosioekonomi

berdasarkan pengeluaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Golongan rendah, adalah golongan yang memiliki pengeluaran yang

berada pada cut off dibawah 40% dihitung dari rentangan pengeluaran

seluruh responden.

b. Golongan menengah, adalah golongan yang memiliki pengeluaran yang

berada pada cut off antara 40%-80%, dihitung dari rentangan pengeluaran

seluruh responden.

c. Golongan tinggi, adalah golongan yang memiliki pengeluaran yang berada

pada cut off 80% keatas, dihitung dari rentangan pengeluaran seluruh

responden.

Pengklasifikasian status sosioekonomi menurut BPK tersebut peneliti jadikan

norma untuk menyusun kategori status sosioekonomi pada penelitian ini,

sebagaimana terdapat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8

Kategori Status Sosioekonomi

Kategori Rentangan* Cut-Off

Rendah < 450000 <40%

Sedang 450000-1400000 40%-80%

Tinggi > 1400000 >80%

*Rentangan status sosioekonomi disimpulkan berdasarkan norma sampel

penelitian ini.

Page 64: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

50

3.5 Uji Validitas Konstruk Instrumen Alat Ukur

Instrumen-instrumen yang digunakan pada penelitian ini akan diuji validitasnya

dengan menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). CFA adalah bagian

dari analisis faktor yang digunakan untuk menguji bagus tidaknya item skala yang

digunakan dalam mengukur variabel-variabel penelitian ini, dengan kata lain CFA

digunakan untuk mengetahui item valid sehingga bisa dipakai, dan item mana

yang tidak valid sehingga harus dibuang (drop). Dalam penelitian ini yang diuji

adalah sebuah model unidimensional (satu faktor) dan jika ternyata model fit

dengan data maka dapat dilakukan uji hipotesis apakah masing-masing item

signifikan di dalam mengukur apa yang hendak diukur.

Peneliti menguji validitas konstruk seluruh skala yang digunakan kecuali alat

ukur sosioekonomi, karena variabel sosioekonomi adalah variabel demografis.

Adapun prosedur uji validitas konstruk dengan CFA (Umar, 2011) adalah sebagai

berikut :

1. Dibuat atau disusun suatu definisi operasional tentang konsep atau trait

yang hendak diukur. Untuk mengukur trait atau faktor tersebut

diperlukan item sebagai indikatornya.

2. Disusun hipotesis/teori bahwa seluruh item yang disusun (dibuat)

adalah valid mengukur konstruk yang didefinisikan. Dengan kata lain

diteorikan (hipotesis) bahwa hanya ada 1 faktor yang diukur yaitu

konstruk yang didefinisikan (model unidimensional).

3. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dihitung matriks korelasi

antar item, yang disebut matriks S.

Page 65: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

51

4. Matriks korelasi tersebut digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi yang seharusnya terjadi menurut teori/model yang ditetapkan.

Jika teori/hipotesis pada butir 2 adalah benar, maka semestinya semua

item hanya mengukur satu faktor saja (unidimensional).

5. Adapun langkah-langkahnya adalah :

a. Dihitung (di estimasi) parameter dari model/teori yang diuji yang

dalam hal ini terdiri dari dari koefisien muatan faktor dan varian

kesalahan pengukuran (residual)

b. Setelah nilai parameter diperoleh kemudian di estimasi (dihitung)

korelasi antar setiap item sehingga diperoleh matriks korelasi antar

item berdasarkan hipotesis/teori yang diuji (matriks korelasi ini

disebut sigma= Σ).

6. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hipotesis bahwa S=Σ

atau dapat dituliskan Ho : S - Σ = 0. Uji hipotesis ini misalnya

dilakukan menggunakan uji chi square, dimana jika chi square tidak

signifikan (p>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho)

tidak ditolak. Artinya, teori yang mengatakan bahwa semua item hanya

mengukur satu konstruk saja terbukti sesuai (fit) dengan data.

7. Jika telah terbukti model unidimensional (satu faktor) fit dengan data

maka dapat dilakukan seleksi terhadap item dengan menggunakan 3

kriteria, yaitu :

a. Item yang koefisien muatan faktornya tidak signifikan dibuang

karena tidak memberikan informasi yang secara statistik bermakna.

Page 66: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

52

b. Item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif juga dibuang

karena mengukur hal yang berlawanan dengan konsep yang

didefinisikan. Namun demikian, harus diperiksa dahulu apakah

item yang pernyataannya unfavorable atau negatif sudah

disesuaikan (di reverse) skornya sehingga menjadi positif. Hal ini

berlaku khusus untuk item dimana tidak ada jawaban yang benar

ataupun salah (misalnya, alat ukur personality atau motivasi).

c. Item dapat juga di drop jika residualnya (kesalahan pengukuran)

berkorelasi dengan banyak residual item yang lainnya, karena ini

berarti bahwa item tersebut mengukur juga hal lain selain konstruk

yang hendak diukur.

Jika langkah-langkah diatas telah dilakukan, maka diperoleh item-item

yang valid untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, peneliti

tidak menggunakan raw score/skor mentah (hasil menjumlahkan skor item). Item-

item inilah yang diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan

demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam mengukur apa yang

hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor (true score). True

score inilah yang dianalisis dalam penelitian ini.

Untuk kemudahan didalam penafsiran hasil analisis maka peneliti

mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi

t score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak

ada responden yang mendapat skor negatif. Adapun rumus t score adalah:

T score = (10 x skor faktor) + 50

Page 67: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

53

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan CFA dengan menggunakan bantuan software Mplus

Version 7.0 (Muthen & Muthen, 1998-2012).

3.5.1 Uji validitas item nilai hidup materialistis

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur nilai hidup materialistis. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 44.600, df = 14,

Pvalue = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.109. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan

Chisquare = 13.208, df = 22, P-value = 0.280, RMSEA = 0.033.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan

satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

nilai hidup materialistis. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.9 dibawah ini.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Nilai hidup materialistis

No Item Lamda Error Nilai T Signifikan

1 0.46 0.06 7.54 V

2 0.51 0.06 8.59 V

3 0.46 0.06 7.15 V

4 0.68 0.05 14.10 V

5 0.70 0.06 12.08 V

6 0.60 0.06 10.08 V

7 0.26 0.08 3.29 V

Page 68: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

54

Berdasarkan tabel 3.8, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.2 Uji validitas item harga diri

Peneliti menguji apakah ketujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur harga diri. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 91.862, df = 14, Pvalue

= 0.0000, dan nilai RMSEA = 0.174. Oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chisquare = 15.856,

df = 11, P-value = 0.1466, RMSEA = 0.049.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan

satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

adanya pengakuan. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti dijelaskan pada tabel 3.10.

Berdasarkan tabel 3.10, nilai t bagi koefisien muatan faktor item 13 tidak

memenuhi signifikansi sehingga harus dibuang. Dan ke enam item lainnya

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

Page 69: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

55

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, ke enam item lainnya

adalah item valid untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Harga Diri

No Item Lamda Error Nilai T Signifikan

8 0.80 0.04 19.62 V

9 0.72 0.03 18.59 V

10 0.78 0.03 20.13 V

11 0.62 0.04 13.23 V

12 0.53 0.05 9.40 V

13 0.02 0.07 0.29 X

14 0.22 0.07 2.97 V

3.5.3 Uji validitas item perbandingan sosial

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur variabel perbandingan sosial. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 7.416,

df = 2, Pvalue = 0.0245, dan nilai RMSEA = 0.121. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan

Chisquare = 1.395, df = 1, P-value = 0.2376, RMSEA = 0.046.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu adanya pengakuan. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti dijelaskan pada tabel

3.11.

Page 70: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

56

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Perbandingan Sosial

No Item Lamda Error Nilai T Signifikan

15 0.68 0.05 13.72 V

16 0.72 0.04 15.87 V

17 0.70 0.05 13.48 V

18 0.79 0.04 16.27 V

Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.4 Uji validitas item rasa syukur

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur rasa syukur. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 36.786, df = 5,

Pvalue = 0.000, dan nilai RMSEA = 0.186, oleh sebab itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan Chisquare = 2.768,

df = 2, P-value = 0.2506, RMSEA = 0.046.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu adanya pengakuan. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

Page 71: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

57

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti diterangkan pada tabel

3.12.

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Rasa Syukur

No Item Lamda Error Nilai T Signifikan

19 0.492 0.059 8.354 V

20 0.487 0.061 8.038 V

21 0.897 0.079 11.359 V

22 0.622 0.064 9.667 V

23 0.109 0.073 1.497 X

Berdasarkan tabel 3.11, nilai t bagi koefisien muatan faktor item 23 tidak

memenuhi signifikansi sehingga harus dibuang karena nilai t < 1.96, dan ke empat

item lainnya signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat

muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi

diketahui tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, ke empat

item lainnya item valid untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.5 Uji validitas item pola komunikasi keluarga berorientasi sosial

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur pola komunikasi keluarga berorientasi sosial. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan

Chi-square = 81.499, df = 9, Pvalue = 0.000, dan nilai RMSEA = 0.209, oleh

sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model

fit dengan Chisquare = 4.024, df = 7, P-value = 0.7770, RMSEA = 0.000.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

Page 72: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

58

faktor yaitu adanya pengakuan. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.13 dibawah ini.

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Sosial

No Item Lamda Error Nilai T Signifikan

24 0.47 0.08 5.63 V

25 0.30 0.09 3.41 V

26 0.21 0.09 2.23 V

27 0.56 0.09 5.90 V

28 0.49 0.08 5.74 V

29 0.40 0.08 4.56 V

Berdasarkan tabel 3.15, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.6 Uji validitas item pola komunikasi keluarga berorientasi konsep

Peneliti menguji apakah keenam item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Konsep. Dari

hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit,

dengan Chi-square = 62.436, df = 9, Pvalue = 0.000, dan nilai RMSEA = 0.180,

oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh

model fit dengan Chisquare = 6.041, df = 5, P-value = 0.3022, RMSEA = 0.034.

Page 73: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

59

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu adanya pengakuan. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.14 dibawah ini.

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Konsep

No Item Lamda Error Nilai T Signifikan

30 0.52 0.10 4.85 V

31 0.19 0.08 2.40 V

32 0.17 0.08 2.03 V

33 -0.17 0.09 -1.79 X

34 -0.03 0.08 -0.41 X

35 -0.58 0.13 -4.43 X

Berdasarkan tabel 3.16, item 33, 34, dan 35 harus dibuang karena

memiliki nilai koefisien muatan faktor yang negatif, hal ini berarti 3 item ini tidak

memberikan sumbangan berarti dalam mengukur apa yang hendak diukur.

3.5.7 Uji validitas item kelekatan tidak nyaman

Peneliti menguji apakah ke sepuluh item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur variabel kelekatan tidak nyaman. Dari hasil analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square =

132.135, df = 20, Pvalue = 0.000, dan nilai RMSEA = 0.175, oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, maka diperoleh model fit dengan

Chisquare = 20.235, df = 16, P-value = 0.2098, RMSEA = 0.038.

Page 74: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

60

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu

faktor yaitu adanya pengakuan. Kemudian peneliti melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.15.

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Kelekatan Tidak Nyaman

No item Lamda Error Nilai T Signifikan

36 0.58 0.05 11.41 V

37 0.83 0.03 26.23 V

38 0.87 0.02 39.88 V

39 0.79 0.02 29.33 V

40 0.94 0.01 58.78 V

41 0.65 0.04 14.92 V

42 0.23 0.07 3.28 V

43 0.21 0.06 3.10 V

Berdasarkan tabel 3.15, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya peneliti melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah melakukan analisis faktor konfirmatorik untuk menguji kevalidan skala

penelitian. Akan dilakukan analisis data penelitian dengan menggunakan teknik

regresi berganda (multiple regression analysis) di mana terdapat lebih dari satu

independent variable untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dependent

Page 75: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

61

variable. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independent dengan variabel dependent, apakah positif atau negatif arah

hubungannya, dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai

variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Pada penelitian ini

terdapat tujuh independent variable dan satu dependent variable. Dengan

menggunakan rumus persamaan garis regresi, yaitu:

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +…..+ bnXn

Keterangan:

Y1 = variabel terikat

a = constant

b1,b2,b3,….bn = koefesien regresi masing-masing variabel bebas

X1,X2,X3,…Xn = variabel bebas yang jumlahnya sebanyak n

Maka apabila semua variabel pada penelitian ini dimasukkan ke dalam

persamaan, maka dapat dijelaskan seperti berikut.

Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5+ b6X6+b7X7+e

Keterangan:

Y1 = Variabel Terikat (Nilai hidup materialistis)

a = Constant

b1,b2,b3,b4,b5,b6,b7 = Koefesien Regresi masing-masing variabel bebas

X1, = Harga Diri (Self-Esteem)

X2, = Perbandingan Sosial (Social Comparison)

X3 = Rasa Syukur (Gratitude)

X4 = Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Sosial

Page 76: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

62

X5 = Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Konsep

X6 = Kelekatan Tidak Nyaman (Unsecure Attachment)

X7 = Status Sosioekonomi

e = Residu

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi

berganda antara nilai hidup materialistis sebagai dependent variable (DV) dengan

harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga

berorientasi sosial, pola komunikasi keluarga berorientasi konsep, kelekatan tidak

nyaman, dan status sosioekonomi sebagai independent variable (IV). Nilai R

hanya untuk mengetahui seberapa kuat hubungan DV dengan seluruh IV. Jika

semakin mendekati 1 semakin kuat hubungannya, dan semakin mendekati 0

semakin lemah. Sedangkan untuk melihat besarnya varians nilai hidup

materialistis yang disebabkan faktor-faktor (independent variabel) yang telah

disebutkan ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R2, yang

perolehan nilainya didapat pengkuadratan nilai R.

R2 menunjukkan variasi atau perubahan dependent variable (Y)

disebabkan independent variable (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) atau

merupakan perkiraan proporsi varians dari nilai hidup materialistis yang

dijelaskan oleh harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi

keluarga berorientasi sosial, pola komunikasi keluarga berorientasi konsep,

kelekatan tidak nyaman, dan status sosioekonomi. Untuk mendapatkan nilai R2,

maka digunakan rumus sebagai berikut :

Page 77: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

63

SSreg

R2 =

SSy

Keterangan :

R2 = Proporsi varians

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)

SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)

Selanjutnya R2 diuji signifikansinya (uji F) dilakukan dengan tujuan

melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara IV secara silmultan

(keseluruhan) terhadap kebervariasian DV. Pembagi disini adalah R2 itu sendiri

dengan df-nya (dilambangkan „k‟), dimana „k‟ yaitu banyaknya IV yang

dianalisis (dalam hal ini adalah 7 IV), sedangkan penyebutnya (1-R2) dibagi

dengan df-nya (N-k-1), dimana „N‟ adalah total sampel (dalam hal ini adalah

184). Untuk df dari pembagi sebagai numerator sedangkan df penyebut sebagai

denumerator. Jika dirumuskan, maka:

R2

/ k

F =

(1-R2) / (N-k-1)

Keterangan:

R2 = Proporsi varians

k = Banyaknya independent variable

N = Ukuran sampel

Kemudian selanjutnya dilakukan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap IV

yang di analisis. Uji tersebut digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang

diberikan IV signifikan terhadap DV secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini

digunakan untuk menguji apakah sebuah IV benar-benar memberikan kontribusi

terhadap DV. Sebelum di dapat nilai t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai

Page 78: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

64

standar error estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar

MSres dibagi dengan SSx. Setelah didapat nilai Sb (standar error estimate dari b),

barulah bisa dilakukan uji t, yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb

itu sendiri. Dapat dirumuskan:

bn

tn =

Sbn

Keterangan:

bn = Koefisien regresi variabel bebas ke-n

Sbn = Standart Error Estimate dari koefisien regresi variabel bebas ke-n.

Page 79: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

65

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, dipaparkan mengenai gambaran subjek penelitian, hasil analisis

deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil pengujian hipotesis dan proporsi varians.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Berikut ini akan diuraikan gambaran responden berdasarkan jenis kelamin, status

pekerjaan, dan status sosio ekonomi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

sampel sebanyak 184 individu yang berasal dari Padang Pariaman, Sumatera

Barat.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden

Demografis Jumlah Presentase

Jenis Kelamin Laki-laki 60 34%

Perempuan 124 67%

Jumlah 184 100%

Status Sosioekonomi Rendah 73 40%

Sedang 64 35%

Tinggi 47 25%

Jumlah 184 100%

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa

responden paling banyak adalah perempuan yang berjumlah 124 orang (67%).

Dan status sosio ekonomi yang rendah lebih banyak ikut berpartisipasi dalam

penelitian ini (40%).

Page 80: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

66

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, maksimum,

mean dan standar deviasi variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor

variabel penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel

4.2.

Tabel 4.2

Analisis Deskriptif

Variabel Statistik Deskriptif

N Min Maks Mean Std. Deviasi

Nilai hidup materialistis 184 23.81 77.27 49.98 8.460

Harga Diri 184 30.39 72.05 49.98 8.814

Rasa Syukur 184 33.66 68.13 49.91 8.711

Perbandingan Sosial 184 29.93 80.29 49.97 8.848

Pola Komunikasi Berorientasi Sosial 184 32.59 76.72 50.07 7.229

Pola Komunikasi Berorientasi Konsep 184 30.37 68.42 50.07 9.021

Kelekatan Tidak Nyaman 184 25.23 72.16 50.00 9.273

4.2.1 Kategorisasi variabel

Peneliti menggunakan informasi analisa deskriptif sebagai acuan untuk membuat

norma kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan menggunakan data

mentah (raw score) tetapi merupakan true score yang skalanya telah dipindah

menggunakan rumus t-score yang telah dijelaskan pada bab 3. Nilai tersebut

menjadi batas peneliti untuk menentukan kategorisasi rendah dan tinggi dari

masing-masing variabel penelitian. Pedoman interpretasi skor dijelaskan pada

tabel 4.3.

Page 81: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

67

Tabel 4.3

Pedoman Interpretasi Skor

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan

rendahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi %

Rendah Tinggi Jumlah Rendah Tinggi

Nilai Hidup Materialistis 91 93 184 49.45 50.54

Harga Diri 90 94 184 48.91 51.08

Perbandingan Sosial 96 88 184 52.17 47.82

Rasa Syukur 93 91 184 50.54 49.45

Pola Komunikasi Orientasi Sosial 93 91 184 50.54 49.45

Pola Komunikasi Orientasi Konsep 79 105 184 42.93 57.06

Kelekatan Tidak Nyaman 86 98 184 46.73 53.26

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan

Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis). Data yang dianalisis ialah true

score (bukan data mentah/raw score hasil penambahan) yang diperoleh dari hasil

analisis faktor. Lalu peneliti memindahkan true skor tersebut menjadi t score

(10*truescore+50).

Kategori Rumus

Tinggi X > Mean

Rendah X < Mean

Page 82: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

68

Dalam melakukan analisis regresi, ada 3 hal yang dilihat, yaitu; pertama,

melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen varians variabel terikat

(dependent variable) yang dijelaskan oleh variabel bebas (independent variabel);

kedua, apakah secara keseluruhan independent variabel berpengaruh secara

signifikan terhadap DV, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing independent variabel.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, peneliti

melihat besaran R2

untuk mengetahui berapa persen varians dependent variable

(DV) yang dijelaskan oleh independent variabel (IV). Selanjutnya untuk tabel

yang berisi R2, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Model Summary Analisis Regresi

Model Summary

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

.411a .169 .136 3.56457

a. Predictors: (Constant), Status Ekonomi, Pola Komunikasi Orientasi

Konsep, Perbandingan Sosial, Harga Diri, Kelekatan Tidak Nyaman, Pola

Komunikasi Orientasi Sosial, Rasa Syukur

Berdasarkan data pada tabel 4.5 diketahui bahwa perolehan R2 sebesar

0.169 atau 16.9%. Artinya proporsi varians dari nilai hidup materialistis yang

dijelaskan oleh harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi

keluarga, kelekatan tidak nyaman dan status sosioekonomi dalam penelitian ini

adalah sebesar 16.9 %, sedangkan 83.1% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian ini.

Page 83: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

69

Langkah kedua, peneliti menganalisis dampak dari harga diri,

perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga, kelekatan tidak

nyaman dan status sosioekonomi terhadap nilai hidup materialistis. Adapun

hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Pengaruh Keseluruhan Independent Variabel Terhadap Dependent Variabel

ANOVA

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Regression 2211.242 7 315.892 5.107 .000

Residual 10886.661 176 61.856

Total 13097.903 183

a. Predictors: (Constant) Status Ekonomi, Pola Komunikasi Orientasi Konsep,

Perbandingan Sosial, Harga Diri, Kelekatan Tidak Nyaman, Pola Komunikasi

Orientasi Sosial, Rasa Syukur

b. Dependent Variable: Nilai Hidup

Materialistis

Berdasarkan pada tabel 4.6, diketahui bahwa nilai Sig. pada kolom paling

kanan adalah sebesar 0.000. Sedangkan diketahui bahwa syarat terpenuhinya nilai

Sig. adalah < 0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan antara harga diri, perbandingan sosial, rasa syukur, pola

komunikasi keluarga berorientasi sosial, pola komunikasi keluarga berorientasi

konsep, kelekatan tidak nyaman, dan status sosioekonomi terhadap nilai hidup

materialistis ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari harga diri,

perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga berorientasi sosial,

pola komunikasi keluarga berorientasi konsep, kelekatan tidak nyaman, dan status

sosioekonomi terhadap nilai hidup materialistis.

Page 84: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

70

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing

independent variabel. Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien

regresi yang dihasilkan, dapat dilihat melalui kolom Sig. (kolom keenam). Jika

Sig. < 0.05 maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya

terhadap nilai hidup materialistis, begitupun sebaliknya. Adapun besarnya

koefisien regresi dari masing-masing independent variabel terhadap nilai hidup

materialistis dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Variabel B Error Sig

(Constant) 48.852 9.601 0.000

Harga Diri -0.056 0.077 0.470

Perbandingan Sosial 0.211 0.074 0.005

Rasa Syukur -0.216 0.085 0.012

Pola Komunikasi Orientasi Sosial 0.011 0.086 0.900

Pola Komunikasi Orientasi Konsep 0.017 0.071 0.809

Kelekatan Tidak Nyaman 0.055 0.068 0.421

Status Sosioekonomi 0.001 0.778 0.999

Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut :

nilai hidup materialistis = 48.852 – 0.056 (harga diri) + 0.211 (perbandingan

sosial) – 0.216 (rasa syukur) + 0.011 (pola komunikasi keluarga berorientasi

sosial) + 0.017 (pola komunikasi keluarga berorientasi konsep) + 0.055 (kelekatan

tidak nyaman) + 0.001 (status sosioekonomi).

Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan bahwa dari tujuh independent

variabel, hanya perbandingan sosial dan rasa syukur yang signifikan (lihat nilai

Page 85: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

71

Sig. <0.05). Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-

masing independent variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel harga diri: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.056 dengan

Sig. sebesar 0.47 (Sig. > 0.05), dengan demikian H01 yang menyatakan

tidak ada pengaruh yang signifikan dari harga diri terhadap terhadap nilai

hidup materialistis diterima. Artinya harga diri tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap nilai hidup materialistis.

2. Variabel perbandingan sosial : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.211 dengan Sig. sebesar 0.005 (Sig. < 0.05), berarti signifikan. Dengan

demikian H02 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari

perbandingan sosial terhadap nilai hidup materialistis ditolak. Artinya

perbandingan sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai

hidup materialistis.

3. Variabel rasa syukur : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.216

dengan Sig. sebesar 0.012 (Sig. < 0.05), dengan demikian H03 yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari rasa syukur terhadap

nilai hidup materialistis ditolak. Artinya rasa syukur memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap nilai hidup materialistis.

4. Variabel pola komunikasi keluarga berorientasi sosial: diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 0.011 dengan Sig. sebesar 0.900 (Sig. > 0.05),

dengan demikian H04 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan dari pola komunikasi keluarga berorientasi sosial terhadap nilai

hidup materialistis diterima. Artinya pola komunikasi keluarga berorientasi

Page 86: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

72

sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai hidup

materialistis.

5. Variabel pola komunikasi keluarga berorientasi konsep : diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 0.017 dengan Sig. sebesar 0.809 (Sig. > 0.05),

dengan demikian H05 yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan dari pola komunikasi keluarga berorientasi konsep terhadap

nilai hidup materialistis diterima. Artinya pola komunikasi keluarga

berorientasi sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai

hidup materialistis.

6. Variabel kelekatan tidak nyaman : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.055 dengan Sig. sebesar 0.421 (Sig. > 0.05), dengan demikian H06

yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari kelekatan tidak

nyaman terhadap nilai hidup materialistis diterima. Artinya kelekatan tidak

nyaman tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai hidup

materialistis.

7. Variabel status sosioekonomi : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.001 dengan Sig. sebesar 0.999 (Sig. > 0.05), dengan demikian H07

yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari status

sosioekonomi terhadap nilai hidup materialistis diterima. Artinya status

sosioekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai

hidup materialistis.

8. Berdasarkan nilai Beta yang tertera pada tabel 4.7, prediktor terkuat yang

berpengaruh secara signifikan adalah rasa syukur (B = -0.216).

Page 87: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

73

4.3.1 Pengujian proporsi varians variabel bebas

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui sumbangan proporsi varians dari masing-

masing variabel bebas terhadap nilai hidup materialistis. Maka dari itu, peneliti

melakukan analisis regresi berganda dengan cara menambahkan satu variabel

bebas setiap melakukan regresi. Kemudian, peneliti dapat melihat penambahan

dari R² (R Square Change) setiap melakukan analisis regresi dan dapat melihat

signifikansi dari penambahan R² tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut :

Tabel 4.8

Proporsi Varians Tiap Independent Variabel Terhadap Dependent Variabel

Model R

R

Squar

e

Adjust

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R2

Chang

e

F

Chang

e df1 df2

Sig. F

Chang

e

Harga Diri .181a .033 .027 8.34358 .033 6.147 1 182 .014

Perbandingan Sosial .360

b .130 .120 7.93657 .097

20.14

6 1 181 .000

Rasa Syukur .406c .165 .151 7.79440 .036 7.663 1 180 .006

Orientasi Sosial .406d .165 .147 7.81565 .000 .023 1 179 .881

Orientasi Konsep .407e .166 .142 7.83579 .000 .081 1 178 .776

Kelekatan Tidak

Nyaman .411

f .169 .141 7.84261 .003 .690 1 177 .407

Status Sosioekonomi .411g .169 .136 7.86486 .000 .000 1 176 .999

Predictors: (Constant), Hd, Ps, Rs, Sos, Kon, Kel, Stat

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat disampaikan informasi sebagai berikut :

1. Variabel harga diri memberikan sumbangan sebesar 3.3 % terhadap

varians nilai hidup materialistis. Sumbangan tersebut signifikan dengan

nilai Sig. F Change = 0.014 (Sig. F Change < 0.05).

Page 88: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

74

2. Variabel perbandingan sosial memberikan sumbangan sebesar 9.7 %

terhadap varians nilai hidup materialistis. Sumbangan tersebut signifikan

dengan nilai Sig. F Change = 0.000 (Sig. F Change < 0.05).

3. Variabel rasa syukur memberikan sumbangan sebesar 3.6 % terhadap

varians nilai hidup materialistis. Sumbangan tersebut signifikan dengan

Sig. F Change = 0.006 (Sig. F Change < 0.05)

4. Variabel pola komunikasi keluarga berorientasi sosial tidak memberikan

sumbangan terhadap varians nilai hidup materialistis dengan nilai Sig. F

Change = 0.881 (Sig. F Change > 0.05).

5. Variabel pola komunikasi keluarga berorientasi konsep tidak memberikan

sumbangan terhadap varians nilai hidup materialistis dengan Sig. F

Change = 0.776 (Sig. F Change > 0.05)

6. Variabel kelekatan tidak nyaman konsep memberikan sumbangan sebesar

0.3 % terhadap varians nilai hidup materialistis. Tetapi sumbangan itu

tidak signifikan karena nilai Sig. F Change = 0.407 (Sig. F Change > 0.05)

7. Variabel status sosioekonomi tidak memberikan sumbangan terhadap

varians nilai hidup materialistis dengan nilai Sig. F Change = 0.99 (Sig. F

Change > 0.05).

Page 89: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

75

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab lima peneliti akan memaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang

telah dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi, dan

saran.

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari harga diri,

perbandingan sosial, rasa syukur, pola komunikasi keluarga berorientasi sosial,

pola komunikasi keluarga berorientasi konsep, kelekatan tidak nyaman, dan status

sosioekonomi terhadap nilai hidup materialistis. Berdasarkan hasil uji hipotesis

yang telah dilakukan, terdapat dua variabel bebas yang signifikan pengaruhnya

terhadap nilai hidup materialistis yaitu perbandingan sosial (dengan arah positif

mempengaruhi dependent variabel) dan rasa syukur (dengan arah negatif

mempengaruhi dependent variabel). Artinya, dua variabel bebas ini memberi

pengaruh yang signifikan terhadap nilai hidup materialistis. Prediktor terbesar

dalam penelitian ini adalah variabel rasa syukur.

5.2 Diskusi

Berdasarkan tabel 4.4, sebagian besar skor nilai hidup materialistis termasuk

dalam kategori tinggi. Hal ini sesuai dengan penjelasan bahwa budaya Masyarakat

Padang Pariaman memang erat hubungannya dengan nilai hidup materialistis

sehingga membuat individu dalam masyarakat tumbuh dengan orientasi hidup

yang bernilai materialistis pula.

Page 90: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

76

Sebagaimana dihipotesiskan, variabel perbandingan sosial memiliki

pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap nilai hidup materialistis dengan

koefisien regresi sebesar 0.211 menunjukkan arah pengaruh yang positif antara

perbandingan sosial dan nilai hidup materialistis. Dari arah pengaruh tersebut

dapat diartikan jika skor perbandingan sosial seseorang tinggi maka akan tinggi

pula skor perilaku materialitis orang tersebut atau sebaliknya. Temuan ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chan dan Prendegast (2007)

yang menunjukkan bahwa individu yang sering melakukan perbandingan sosial

dengan orang lain cenderung lebih bernilai hidup materialistis. Namun

berdasarkan tabel 4.4, sebagian besar responden memiliki perbandingan sosial

yang rendah, hal ini bisa dijelaskan karena sebagian besar responden berada pada

usia remaja di mana pada usia ini objek yang dijadikan bandingan (upward

comparison) belum terlalu besar. Ditambah lagi responden sebagian besar adalah

masyarakat dengan status sosioekonomi yang rendah (lihat tabel 4.1). Biasanya

perbandingan sosial akan semakin tinggi ketika individu berada pada lingkungan

dengan masyarakat dengan status sosioekonomi tinggi di mana status ekonomi

dan kekayaan menjadi suatu identitas dan kehormatan.

Individu yang membandingkan kekayaan dirinya dengan kekayaan orang

lain adalah individu yang suka mengkategorikan teman-teman disekitarnya

dengan sekat-sekat tingkatan kemampuan materi dan finansial. Individu itu yakin

bahwa kesuksesan dan kebahagiaan diraih dengan kekayaan materi, sehingga

individu yang berperilaku seperti ini dikatakan individu yang materialistis dalam

menilai segala sesuatu dalam hidupnya.

Membandingkan diri dengan orang lain membuat seseorang ingin

Page 91: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

77

memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain dan tidak puas dengan apa yang

dimiliki saat ini. Apalagi orang yang dijadikan bandingan adalah orang yang lebih

mampu secara materi (upward comparison), seperti membandingkan rumah

sendiri dengan rumah orang lain, mobil sendiri dengan mobil teman, dan barang-

barang lainnya. Apalagi saat ini hampir setiap orang memiliki akun media sosial

seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Path. Di mana setiap orang dapat

dengan mudah memberitahukan apa yang sedang dilakukan, apa yang baru saja

dibeli, dan apa saja kepunyaan yang ia sukai kepada lingkungan jejaring sosialnya

tidak terbatas tempat dan waktu. Tidak jarang hal ini menimbulkan kecemburuan

sosial dan perasaan iri hati yang dapat menyebabkan masalah lain lebih lanjut.

Disisi lain temuan ini menarik, karena pada bab 1 sudah disinggung

bahwa budaya menjemput di mana seorang laki-laki dilabeli terhormat atau tidak

dengan pelabelan status sosial yang diukur melalui kekayaan dan jenis pekerjaan.

Apabila seorang laki-laki mempunyai kekayaan yang baik atau jenis pekerjaan

dengan penghasilan tinggi ingin dijadikan calon suami, harga yang harus

dikeluarkan calon mempelai wanita semakin tinggi. Tinggi rendahnya harga laki-

laki ini juga dapat memperkuat perbandingan sosial individu dalam masyarakat.

Karena ada perbedaan jelas antara laki-laki dengan harga tinggi yang mempunyai

kekayaan yang baik, dan laki-laki dengan harga rendah yang kurang mampu

dalam kekayaan.

Kuatnya budaya ota juga secara langsung memperkuat perbandingan

sosial dalam masyarakat. Budaya ota adalah budaya komunikasi masyarakat

khususnya laki-laki pada tempat-tempat berkumpul seperti lapau (warung) dan

balai-balai masyarakat yang membahas tingkah laku masyarakat secara

keseluruhan. Di tempat tersebut mereka bertukar kabar antara sanak keluarga dan

Page 92: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

78

membahas apa saja yang terjadi pada masyarakat. Tidak jarang mereka yang

berkumpul cenderung selalu membangga-banggakan apa yang sudah dilakukan

dirinya dan sanak keluarganya pada orang yang berkumpul. Hal ini membuat

kebanggaan seorang laki-laki meningkat ketika dirinya atau sanak keluarganya

meraih raihan positif seperti kesuksesan di rantau.

Sesuai hipotesis, variabel rasa syukur memiliki pengaruh signifikan

terhadap nilai hidup materialistis dengan koefisien regresi sebesar –0.216,

menunjukkan arah pengaruh yang negatif antara rasa syukur dan nilai hidup

materialistis. Dari arah pengaruh tersebut dapat diartikan jika skor rasa syukur

seseorang tinggi maka skor nilai hidup materialistis seseorang akan rendah dan

sebaliknya. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh McCullough et. al. (2002) dan Polak dan McCullough (2006) bahwa prinsip

nilai hidup materialistis bertolak belakang dengan prinsip rasa syukur, dimana

individu yang bernilai hidup materialistis berfokus pada sesuatu yang belum

dicapai dan bersifat eksternal, seperti mengejar materi dan kekayaan. Sedangkan

individu yang memiliki rasa syukur tinggi akan lebih banyak mengapresiasi

keadaan yang dia lewati saat ini sehingga mengurangi ambisinya untuk mengejar-

ngejar materi dan kekayaan. Individu dengan rasa syukur tinggi adalah individu

yang lebih mementingkan kepuasan intrinsik daripada yang bersifat ekstinsik.

Individu yang banyak memiliki rasa syukur seharusnya membuat ia

merasakan hidupnya penuh dengan nikmat dan karunia, sehingga bisa mengurangi

gejala nilai hidup materialistis yang individunya cenderung haus dengan materi

yang berlimpah dan selalu memikirkan bagaimana caranya agar di masa depan

hidupnya bergelimang harta. Dua hal yang sangat berkontradiksi. Walaupun

Page 93: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

79

terkadang sebagian yang sudah memiliki kekayaan dan materi berlimpah bisa juga

memiliki rasa syukur tinggi, namun kasus seperti ini jarang terjadi.

Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2, bahwa nilai hidup materialistis

adalah orientasi hidup yang bersifat eksternal, yaitu orientasi hidup yang

mementingkan bagaimana tampilan hidupnya yang tampak oleh orang lain dan

bisa dilihat dan dinilai orang lain secara jelas. Orientasi hidup ini disebut dengan

orientasi hidup eksternal. Berbeda dengan seseorang yang lebih mementingkan

kepuasan intrinsiknya yang bersifat ruhani dan spiritual. Orientasi hidup seperti

ini disebut orientasi hidup intrinsik. Rasa syukur lebih dekat pada pemenuhan

orientasi hidup intrinsik. Variabel-variabel lain yang erat kaitannya dengan

orientasi hidup intrinsik adalah rendah hati, tidak menyombongkan diri, dan

tawadhu. Sedangkan diketahui individu yang memiliki nilai hidup materialistis

cenderung tamak, sombong, berbangga diri, dan suka iri hati terhadap individu

yang lebih baik dari dirinya dari segi harta dan kekayaan (Zhou & Gao, 2008).

Hal ini lah yang membuat individu dengan nilai hidup materialistis berpengaruh

negatif dengan well being dan kebahagiaan (Kasser, 2002, 2004). Karena well

being dan kebahagiaan adalah sesuatu yang bersifat intrinsik yang hanya bisa

didapatkan dengan pengalaman-pengalaman intrinsik pula, yaitu salah satunya

dengan rasa syukur.

Dengan mengetahui rasa syukur dan nilai hidup materialistis memiliki

pengaruh yang negatif, hal ini bisa menjadi masukan bagi ilmu psikologi secara

praktis bahwa untuk mengatasi meningkatnya nilai hidup materialistis adalah

dengan memupuk rasa syukur yang banyak, serta dapat menjadi pertimbangan

bagi individu yang bernilai hidup materialistis supaya lebih banyak belajar

Page 94: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

80

bersyukur dan mensyukuri hidup. Diharapkan dengan memiliki rasa syukur,

individu tidak terlalu mengejar-ngejar materi dan kekayaan sehingga berdampak

buruk bagi kondisi psikologisnya. Dampak buruk bagi kondisi psikologis individu

yang bernilai hidup materialistis sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.

Ditambah lagi, terbukti dari penelitian ini, nilai hidup materialistis

tampaknya memang harus dihilangkan dengan lebih banyak memupuk sifat-sifat

positif, terbukti dalam penelitian ini negatifnya arah hubungan rasa syukur dengan

nilai hidup materialistis. Rasa syukur diketahui adalah variabel yang diajarkan

melalui norma-norma kesopanan dan keagamaan, dimana rasa syukur dibentuk

dari nilai-nilai intrinsik, nilai-nilai luhur, dan spiritualitas.

Namun berdasarkan tabel 4.4, sebagian besar responden memiliki rasa

syukur yang rendah. Hal ini bisa terjadi karena responden sebagian besar adalah

remaja di mana kedewasaan belum terbentuk dan belum terlalu memikirkan

kebermaknaan hidup sehingga mengurangi rasa syukur. Butuh kepribadian yang

matang untuk bisa memupuk rasa syukur yang tinggi sebagai manusia karena

tabiat manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas akan materi.

Sedangkan variabel yang tidak signifikan mempengaruhi nilai hidup

materialistis adalah harga diri, pola komunikasi keluarga berorientasi sosial, pola

komunikasi berorientasi konsep, kelekatan tidaknyaman, dan status sosioekonomi.

Variabel harga diri berpengaruh negatif dengan nilai hidup materialistis

dengan koefisien regresi sebesar –0.056. Artinya, apabila harga diri seseorang

negatif atau rendah, maka kecendrungan untuk bernilai hidup materialistis

semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang dan

Arkin (2002) dan Chaplin dan John (2007). Hanya saja, dalam penelitian ini

Page 95: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

81

hubungan negatif antara harga diri dan nilai hidup materialistis tidak siginifikan

secara statistik (Sig. < 0.05).

Variabel harga diri tidak signifikan mempengaruhi nilai hidup materialistis

pada subjek penelitian yang diambil di Padang Pariaman ini. Menurut peneliti,

temuan ini cukup menarik karena dari seluruh penelitian-penelitian sebelumnya

yang menghubungkan harga diri dan nilai hidup materialistis, secara dominan

penelitian dilakukan di daerah-daerah yang berbeda dari segi kontur budaya.

Kebanyakan penelitian sebelumnya dilakukan di Amerika, Eropa, dan China.

Sedangkan penelitian kali ini dilakukan di Padang Pariaman, dengan latar

belakang budaya yang sangat berbeda. Tidak signifikannya hubungan variabel

harga diri dengan nilai hidup materialistis pada subjek penelitian yang diambil di

Padang Pariaman ini menunjukkan perbedaan kontur budaya yang benar-benar

sangat berbeda dengan subjek penelitian-penelitian sebelumnya. Masih kentalnya

budaya kekeluargaan dan kolektifitas di Padang Pariaman tidak membuat

seseorang yang memiliki harga diri rendah melakukan kompensasi dengan

mengejar kekayaan materi. Seperti yang telah dijelaskan di awal, masyarakat

Padang Pariaman yang secara umum adalah suku Minangkabau juga dikenal

sebagai masyarakat yang cukup religius. Peran agama mungkin saja bisa menjadi

penyeimbang bagi seseorang yang memiliki harga diri rendah. Sehingga tidak

melulu dengan peraihan materi. Hal ini juga menjelaskan mengapa skor

katergorisasi variabel harga diri sebagian besar adalah berkategori tinggi (lihat

tabel 4.4).

Dua variabel pola komunikasi keluarga; dimensi berorientasi sosial dan

dimensi berorientasi konsep tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai

Page 96: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

82

hidup materialistis dengan koefisien regresi masing-masing sebesar 0.11 dan 0.17

(Sig. < 0.05). Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Moore dan Mochis (1981) yang memprediksi pola komunikasi

keluarga mempengaruhi nilai hidup materialistis.

Menurut peneliti, tidak signifikannya hubungan antara pola komunikasi

dengan nilai hidup materialistis adalah karena bisa jadi di dalam keluarga

responden menerapkan pola komunikasi yang terkadang berorientasi sosial dan

terkadang berorientasi konsep. Ditambah lagi, sistem kekeluargaan yang

matrelinier (berdasarkan keturunan ibu) memberikan dampak yang signifikan

dalam perkembangan individu dan besarnya peran seorang paman dalam

mendidik seorang individu dalam keluarga inti sedikit banyak memberikan variasi

yang berwarna dalam pola komunikasi keluarga.

Variabel kelekatan tidak nyaman tidak memiliki pengaruh signifikan

terhadap nilai hidup materialistis dengan koefisien regresi sebesar 0.055 (Sig <

0.05). Temuan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Norris et

al. (2012) yang menemukan kelekatan tidak nyaman mengakibatkan individu

cenderung tinggi nilai hidup materialistisnya. Individu yang memiliki kelekatan

tidak nyaman mempunyai keinginan untuk memiliki hubungan sosial yang hangat

dengan orang lain, tetapi selalu dibayangi kegagalan dalam membangun hubungan

(kelekatan penuh kecemasan) ataupun tidak merasakan kehangatan dan

kenyamanan saat membangun relasi (penghindaran kecemasan). Sebagai bentuk

kompensasi dari terputusnya hubungan sosial dengan orang lain, mereka

menjadikan kepemilikan harta dan kekayaan sebagai alat untuk memberikan

kenyamanan baginya dalam membangun relasi dengan orang lain. Mereka

Page 97: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

83

percaya dengan kekayaan yang dimiliki akan membuat orang lain menjadi ingin

dekat dengan dirinya sehingga mereka terhindar dari penolakan sosial dari

lingkungan

Berdasarkan tabel 4.4., sebagian besar responden memiliki kategori yang

tinggi dalam kelekatan tidak nyaman akan tetapi variabel kelekatan tidak nyaman

tidak berpengaruh siginifikan terhadap nilai hidup materialistis, hal ini bisa terjadi

karena disebabkan karena masih kuatnya budaya kesukuan dalam adat Padang

Pariaman membuat individu banyak memiliki kelekatan dengan sanak keluarga

dan sehingga bisa melatih individu dalam membangun relasi dengan orang lain.

Kehidupan sosial masyarakat Minang dikenal dengan pergaulan verbal sehingga

individu selalu dilatih dalam berkomunikasi dan membangun relasi dengan orang

sekitar. Hal ini lah yang membuat skor responden tinggi dalam variabel kelekatan

tidak nyaman.

Variabel status sosioekonomi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

nilai hidup materialistis dengan koefisien regresi sebesar 0.001 (Sig < 0.05).

Status sosioekonomi adalah variabel yang cukup sensitif. Orang cenderung

keberatan untuk menyatakan berapa pengeluarannya dalam sebulan. Hal ini dapat

menjadi masukan dan informasi baru bagi penelitian selanjutnya yang ingin

melibatkan faktor sosioekonomi dalam penelitian nilai hidup materialistis.

Masyarakat Padang Pariaman adalah masyarakat dengan mayoritas suku

Minangkabau. Masyarakat Minang kerap secara stereotype dipandang

materialistis karena mereka dikenal orang yang ahli dalam berdagang sehingga

mempertimbangkan untung rugi hidup cenderung dilihat dari untung rugi materi.

Akan tetapi, Masyarakat Minang juga dikenal religius, yang banyak melahirkan

Page 98: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

84

ulama-ulama dan memegang syariat agama dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini menemukan keterbatasan dalam hal meyakinkan sebagian

orang bahwa nilai hidup materialistis adalah suatu masalah yang harus diteliti,

bahwa nilai hidup materialistis adalah sesuatu yang sedang tumbuh perlahan

merusak tatanan kehidupan sosial dan juga keelokan kepribadian. Dan orang

cenderung sensitif dan takut mengakui bahwasannya ia adalah seseorang yang

materialistis. Masih kurangnya penelitian yang mengarah pada tema ini juga

menjadi kesulitan tersendiri dalam menemukan sumber-sumber yang cocok untuk

dijadikan referensi.

Dalam pengambilan data, peneliti dituntut jeli dalam menyusun alat ukur

karena biasanya orang sensitif ketika ditanya mengenai sikapnya mengenai hal-

hal yang bersifat kematerian. Apalagi pada penelitian ini salah satu variabel

bebasnya adalah status sosioekonomi yang tidak sedikit orang enggan dalam

menyebutkan pengeluarannya secara riil dan sebenarnya.

5.4 Saran

Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan. Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan

pertimbangan untuk dapat melengkapi penelitian selanjutnya, baik berupa saran

teoritis maupun saran praktis.

5.4.1 Saran teoritis

1. Penelitian berikutnya diharapkan melibatkan sampel dengan berbagai

karakteristik budaya lokal, karena menurut penelitian sebelumnya nilai

hidup materialistis adalah sesuatu yang konsisten walaupun penelitiannya

melibatkan sampel dengan karakteristik budaya yang berbeda-beda. Hal

Page 99: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

85

ini juga bisa memberikan sumbangsih yang banyak pada pengembangan

ilmu psikologi, dan juga pengembangan ilmu sosial. Serta juga akan lebih

baik apabila menggunakan populasi pada masyarakat metropolitan karena

memiliki tingkat ekonomi yang tinggi.

2. Penelitian selanjutnya juga diharapkan memilih sampel lebih spesifik,

sehingga penelitian bisa lebih fokus.

3. Variabel perbandingan sosial dalam penelitian selanjutnya diharapkan bisa

melihat perbandingan sosial terhadap teman sebaya dan perbandingan

terhadap selebritis. Karena diketahui peran media sangat besar terhadap

kehidupan sosial.

4. Seperti diketahui dalam penelitian ini besar pengaruh IV terhadap DV

sebesar 16.9% sehingga masih banyak variabel terkait lainnya yang

mempengaruhi nilai hidup materialistis namun belum diteliti dalam

penelitian ini.

5. Penelitian berikutnya diharapkan melibatkan variabel-variabel yang

berkaitan dengan nilai spiritualitas, sosial, pro lingkungan, dan

keagamaan. Karena penelitian-penelitian sebelumnya banyak mengaitkan

nilai hidup materialistis dengan variabel-variabel tersebut yang tidak

diaplikasikan pada penelitian ini.

6. Penelitian selanjutnya diharapkan memilih alat ukur yang lebih sesuai dan

memodifikasi alat ukur jauh lebih baik. Karena alat ukur dalam penelitian

memiliki peran sangat vital dan menentukan apa yang hendak diukur.

7. Penelitian selanjutnya sebaiknya menguji pengaruh nilai hidup

Page 100: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

86

materialistis terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan. Di mana nilai hidup

materialistis diuji sebagai IV. Hal ini untuk mengetahui apakah nilai hidup

materialistis pada budaya masyarakat Padang Pariaman adalah sesuatu

yang seharusnya dikhawatirkan jika nilai hidup materialistis memiliki

pengaruh negatif dengan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup masyarakat

Padang Pariaman.

5.4.2. Saran Praktis

1. Dari hasil penelitian, diketahui perbandingan sosial memberikan pengaruh

positif yang signifikan terhadap nilai hidup materialistis. Artinya,

perbandingan sosial yang semakin tinggi akan membuat kecenderungan

nilai hidup materialistis semakin tinggi. Dalam hal ini, sebaiknya individu

jangan terlalu sering membanding-bandingkan dirinya dengan lingkungan

sosial karena standar dan kemampuan materi yang dimiliki orang berbeda-

beda tergantung kebutuhan yang dimiliki orang tersebut.

2. Rasa syukur dan nilai hidup materialistis memiliki hubungan yang

signifikan yang negatif. Dengan demikian, menanamkan rasa syukur

dalam hidup akan membuat seseorang memiliki kepuasan hidup terhadap

apa yang dimilikinya saat ini sehingga tidak terlalu berhasrat dalam

mengejar kepemilikan materi.

Page 101: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

87

Daftar Pustaka

Ahuvia, A. C., & Wong, N. Y. (2002). Personality and values based materialism.

Journal of consumer research, 12(4), 384-402.

Belk, R. W. (1985). Materialism: Trait aspects of living in the material world.

Journal of Consumer Research, 12, 265-280.

BPS (2015). Persentase perkembangan distribusi pengeluaran. Diunduh dari

http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/939

Bretherthon, Inge. (1992). The origins of attachment theory: John Bowlby and

Mary Ainsworth. Developmental Psychology, 28, 749-775.

Bunk, A. P., & Gibbons, F. X. (2006). Social comparison orientation: a new

perspective on those who do and those who don't compare with others. In

S. Guimond (Ed), Social comparison and social psychology (pp. 15-32)

New York: Cambridge University Press.

Carver, A. B., & McCarty J. A. (2013). Personality and psychographics of three

types of gamblers in the United States. International Gambling Studies.

13, 338-55.

Cast, A. D., & Burke, P. J. (2002). A theory of self-esteem. Social Forces, 80(3),

1041-1068

Chan, K., & Prendergast, G. (2007). Materialism and social comparison among

adolescents. Social Behavior and Personality, 35(2), 213-228

Chan, K., & Zhang, C. (2007). Living in a celebrity-mediated social world:

The Chinese experience. Young Consumers, 8, 139-152

Chang, L. C., & Arkin R. M. (2002). Materialism as an attempt to cope with

uncertainty. Psychology & Marketing, 19(5), 389-406.

Chopik, W. J., Edelstein, R. S., Anders, S. M., Wardecker, B. M., Shipman, E.

L., & Samples-Steele, C. R. (2014). Too close for comfort? Adult

Page 102: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

88

attachment and cuddling in romantic and parent-child relationship.

Personality and Individual Difference, 69, 212-216

Dittmar, H., Bond, R., Hurst, M., & Kasser, T. (2014). The relationship

between materialism and personal well-being: A meta-analysis. J.

Personality Soc. Psychol. 107, 879-924.

Donnelly, G., Iyer, R., & Howell, R. T. (2012). The big five personality traits,

material values, and financial well-being of self-described money

managers. J. Econ. Psychol. 33, 1129-42.

Donnelly, G., Ksendzova M., & Howell R. T. (2013). Sadness, identity, and

plastic in over-shopping: The interplay of materialism, poor credit

management, and emotional buying motives in predicting compulsive

consumption. J. Econ. Psychol. 39, 113-25.

Emler, Nicholas. (2001). Self-esteem: the costs and causes of low self-worth.

New York: Joseph Rowntree Foundation.

Engle Y., & Kasser T. (2005). Why do adolescent girls idolize male

celebrities? Journal Adolesc. Res. 20, 263-83.

Fitzsimons, Petra (2013). A study examining the possible relationship between

materialism, neuroticism, gratitude, and life satisfaction (unpublished

doctoral dissertation). Department of Psychology, DBS School of Arts

Friedman, B. M. (2006). The moral consequences of economic growth. Society,

43(2), 15-22. doi: 10.1007/BF02687365

Gu, H. W., Hsu, M. H., & Hu, H. H. (2014). Dance with morality: Is individual

materialism the root of moral transgression intentions?. Proceeding of

10th Global Business and Social Science Research Conference. 23 - 24

Juni 2014, Beijing, China

Halifat, F. K. (2014). Pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap

motivasi belajar siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Limboto Kabupaten

Gorontalo (Tesis). Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Page 103: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

89

Hurst, M., Dittmar, H., Bond, R., & Kasser, T. (2013). The relationship between

materialistic values and environmental attitudes and behaviors: A meta-

analysis. Journal Environment Psychology. 36, 257-69. doi:

10.1016/j.jenvp.2013.09.003

Johnston, M. E. (2013). Parent materialistic values: effect on domain parenting

and adolescent moral development (unpublished doctoral thesis).

University of Toronto, Toronto.

Kasser, T. (2014). Materialistic values & goals. Manuscript in preparation.

Sending by email.

Kasser, T., & Ahuvia, A. (2002), Materialistic values and well-being in business

students. Eur. J. Soc. Psychol., 32, 137–146. doi: 10.1002/ejsp.85

Kasser, T., & Ryan, R. M. (1993). A dark side of the American dream: correlates

of financial success as a central life aspiration. Journal of Personality

and Social Psychology, 65(2); 410-422

Kasser, T., & Ryan, R. M. (1996). Further examining the American dream:

differential correlates of intrinsic and extrinsic goals. Personality and

Social Psychology Bulletin, 22, 280-287.

Kasser, T., Ryan R. M., Zax, M., & Sameroff, A. J. (1995). The relations of

maternal and social environments to late adolescents‟ materialistic and

prosocial values. Developmental Psychology, 31, 907-914.

Kasser, T., Ryan, R. M., Couchman, C. E., & Sheldon, K. M. (2004).

Materialistic values: Their causes and consequences. In T. Kasser & A.

D. Kanner (Eds.), Psychology and consumer culture. Washington, DC:

American Psychology Association

Kasser, Tim. (2002). The high price of materialism. Cambridge, Massachusetts:

The MIT Press.

Kennedy, J. H, & Kennedy, C. E. (2004). Attachment theory: Implication for

school psychology. Psychology in the School, 41(2), 247-259.

Page 104: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

90

Lambert, N. M., Finchman, F. D., Stillman, T. F., Dean, L. R. (2009). More

gratitude, less materialism: The mediating role of life satisfaction. The

Journal of Positive Psychology, 4(1), 32-42.

Lull, James. (1990). Family communication patterns and the social uses of

television. In Inside Family Viewing: Ethnographic Research on

Television's Audiences. London: Routledge, 49-61.

McCullough, M. E., Tsang, J., & Emmons, R. A. (2002). The grateful

disposition: a conceptual and empirical topography. Journal of

Personality and Social Psychology, 82(1), 112-127

Mick, D. G. (1996). Are studies of dark side variables confounded by socially

desirable responding? The case of materialism. Journal of Consumer

Research, 23(2), 106-119. http://www.jstor.org/stable/2489708

Mikulincer, M., & Shaver, P. R., & Pereg, D. (2003). Attachment style and

affect regulation. Motivation and Emotion, 27(2), 77-102.

Mischel, W., Shoda, Y., & Smith, R. E. (2004). Introduction to personality:

toward an integration (7th ed). New York: Wiley.

Moore, R. L., & Moschis, G. P. (1981). The role of family communication in

consumer learning. Journal of Communications, 31, 42-51.

Moschis, George. (1985). The role of family communication in consumer

socialization of children and adolescents. Journal of Consumer Research,

11(4), 898-913.

Myers, D. G. (2010). Social psychology 10th edition. McGraw-Hill Companies.

National Center for Education Statistics. (November 2012). Improving the

Measurement of Socioeconomic Status for the National Assesment of

Educational Progress: A Theoritical Foundation. Washington, DC: U.S.

Government Printing Office.

Norris, J. I., Lambert, N. M., DeWall, C. N., & Fincham. F. D. (2012). Can't buy

me love?: Anxious attachment and materialistic values. Personality and

Individual Difference, 53, 666-669.

Page 105: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

91

Park, J. K., & John, D. R. (2010). More than meets the eyes: The influence of

implicit and explicit self-esteem on materialism. Journal of Consumer

Psychology, 21, 73-87.

Polak, E. L., & McCullough, M. E. (2006). Is gratitude an alternative to

materialism? Journal Of Happines Studies, 7, 343-360.

Prasitthipab, Suthida. (2008). Family communication patterns: Can they impact

leadership style? (Tesis). Western Kentucky University, Kentucky

Richins, M. L. (2011). Materialism, transformation expectations, and spending:

Implications for credit use. J. Public Policy Mark. 30, 141-56.

Richins, M. L., & Dawson, D. (1992). A consumer values orientation for

materialism and its measurement: Scale development and validation.

Journal of Consumer Research, 19, 303-316.

Richin, M. L, & Dawson, S. (1990). Measuring material values: A preliminary

report of scale development. Advances in consumer research, 17, 169-

175.

Shrum, L. J., Wong, N., Arif, F., Chugani, S. K., Gunz, A., Lowrey, T. M.,

Nairn, A., Pandelaere, M., Ross, S. M., Ruvio, A., Scott, K., and Sundie,

J. (2012). Reconceptualizing materialism as identity goal pursuits:

functions, processes, and consequences. Journal of Business Research,

66, 1179-1185.

Sirgy, J. (1998). Materialism and quality of life. Social Indicators Research, 43,

227-260.

Solberg, E. C., Diener, E., & Robinson, M. (2004). Why are materialists less

satisfied? In T. Kasser & A. D. Kanner (Eds.), Psychology and consumer

culture: The struggle for a good life in a materialistic world (pp. 29-48).

Washington, DC: American Psychological Association.

Srikant, M. (2013). Materialism in consumer: behavior and marketing.

Management and Marketing Challenges for the Knowledge Society, 8(2),

329-352.

Page 106: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

92

Srivastava, A., Locke, E. A., & Bartol, K. M. (2001). Money and subjective

well-being: It‟s not the money, it‟s the motives. Journal Personality

Soc. Psychol. 80, 959-71.

Thomas, S. E. (2012). The role of social pressure as a key contributor of

materialism and related status consumption. (Unpublished doctoral

dissertation). University of Science and Technology, Cochin.

Watkins, P. C., Woodward, K., Stone, T., & Kolts, R. L. (2003). Gratitude and

happiness: Development of a measure of gratitude, and relationships with

subjective well-being. Social Behavior and Personality, 31, 431–451.

Weaver, S. T., Moschis, G. P., & Davis, T. (2011). Antecedents of materialism

and compulsive buying: A life course study in Australia. Australian

Marketing Journal, 19, 247-256

Wei, M., Russel, D. W., Mallinckrodt, B., & Vogel, D. L. (2007). The

experience in close relationship scale-short form: Realibility, validity,

and factor structure. Journal of Pers Assessment, 88(2), 187-204

White, J. B., Langer, E. J., Yariv, L., & Welch, J. C. (2006). Frequent social

compariosn and destructive emotion and behavior: The dark side of

social comparison. Journal of Adult Development, 13(1), 36-44.

Wood, A. M., Maltby, J., Stewart, N., & Joseph, S. (2007). Conceptualizing

gratitude and appreciation as a unitary personality trait. Pers and

Individual Differences, 44, 619-630

Wood, J. W. (1996). What is social comparison and how should we study it?.

Personality Soc Psychol Bull, 22, 520-537.

Wright, N. D., & Larsen, V. (1993). Materialism and life satisfaction: A meta-

analysis. Journal of Consumer Satisfaction, Dissatisfaction and

Complaining Behavior, 6, 158-165.

Zhou, X., & Gao, D. (2008). Social support and money as pain management

mechanisms. Psychology Inquiry, 19(3-4), 127-144.

Page 107: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

93

LAMPIRAN 1

Kuisioner Penelitian

INFORM CONSENT

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barokatuhu.

Perkenalkan, nama saya Muhammad Iqbal, mahasiswa Fakultas Psikologi, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam rangka pengerjaan tugas akhir kuliah,

perkenankan saya dengan segala hormat meminta bantuan

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk mengisi kuisioner ini dengan benar dan sesuai

dengan petunjuk pengisian. Tidak ada jawaban benar atau salah, karena

pernyataan-pernyataannya hanya untuk mengetahui sikap Anda terhadap

pernyataan tersebut.

Jika Anda bersedia berpartisipasi dalam riset ini, maka silahkan mengisi formulir

persetujuan keikutsertaan dibawah ini:

Data Responden

Inisial : __________

Usia : __________ tahun

Jenis Kelamin : L / P (Silahkan lingkari salahsatu)

Asal Daerah : Kota/Kabupaten_______________________________

Pengeluaran

/ konsumsi : - Per bulan Rp.___________________

- Per hari Rp.___________________

Dengan menandatangani formulir ini, saya menyatakan kesediaan berpartisipasi

dalam riset ini.

(……………………………)

Tanda Tangan

Page 108: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

94

PETUNJUK PENGISIAN

Kuisioner ini terdiri dari 67 pernyataan, Anda cukup mengisi tanda centang ()

pada kolom yang sudah disediakan yang menurut Anda sangat cocok/sesuai atau

menggambarkan diri Anda.

Contoh Pernyataan:

No Pernyataan

Sangat Tidak Sesuai dengan diri saya

Tidak Sesuai dengan diri saya

Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak

Sesuai dengan diri saya

Sangat Sesuai dengan diri saya

A B C D E

1 Saya suka membaca buku

Dari pernyataan diatas, jika Anda adalah orang yang suka membaca buku,

silahkan centang dengan tanda () pada kolom D (Sesuai dengan diri saya),

seperti dibawah ini:

No Pernyataan

Sangat Tidak Sesuai dengan diri saya

Tidak Sesuai dengan diri saya

Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak

Sesuai dengan diri saya

Sangat Sesuai dengan diri saya

A B C D E

1 Saya suka membaca buku

Sebaliknya, apabila Anda adalah orang yang tidak suka membaca buku,

isilah tanda centang () pada kolom B ( Tidak Sesuai dengan diri saya), seperti

dibawah ini:

No Pernyataan

Sangat Tidak Sesuai dengan diri saya

Tidak Sesuai dengan diri saya

Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak

Sesuai dengan diri saya

Sangat Sesuai dengan diri saya

A B C D E

1 Saya suka membaca buku

Namun, apabila Anda adalah orang yang sangat suka dengan kegiatan

membaca buku, Anda diharuskan mencentang () pada kolom E, yaitu kolom

“Sangat Sesuai dengan diri saya.” Begitu pun sebaliknya, jika Anda sangat tidak

Page 109: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

95

menyukai kegiatan membaca buku, Anda mencentangnya pada kolom A (Sangat

Tidak Sesuai dengan diri saya).

Untuk kolom C (Terkadang Sesuai, Terkadang Tidak), bahwasannya Anda tidak

tahu apakah Anda suka membaca buku atau tidak, karena terkadang Anda suka

membaca buku dan terkadang tidak, bersifat netral.

1. SKALA PERILAKU MATERIALISTIS

No Pernyataan STS TS KD S SS

1 Hal terpenting dalam hidup saya adalah kesuksesan

finansial

2 Impian saya adalah memiliki pekerjaan dengan gaji

besar.

3 Saya bisa bangkit dari rasa sedih, galau, dan terpuruk,

jika diberi uang untuk shopping

4 Saya ingin terkenal agar mempunyai kebanggaan

dihadapan orang

5 Semakin banyak orang memuji, semakin bangga diri

ini.

6

Saya senang membeli pakaian/tas/sepatu ber-merk

terkenal karena itu adalah sebuah kebanggaan bagi

saya.

7 Saya harus selalu dipandang baik oleh lingkungan

sosial

2. SKALA HARGA DIRI

No Pernyataan STS TS KD S SS

8 Saya puas dengan kemampuan diri saya saat ini

9 Saya kurang percaya dengan kemampuan saya

10 Dibanding orang lain, kemampuan saya kurang

11 Saya tidak bisa melakukan sesuatu sebagus orang lain

melakukannya

12 Menurut saya, diri saya memiliki kualitas yang baik

sebagai manusia

13 Saya merasa kurang berharga.

14 Saya kurang punya kebanggaan terhadap diri saya

Page 110: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

96

3. SKALA PERBANDINGAN SOSIAL

4. SKALA RASA SYUKUR

No PERNYATAAN STS TS KD S SS

19 Saya tidak tahu arti dari “mensyukuri hidup”

20 Butuh waktu yang lama bagi saya untuk

mensyukuri hal-hal kecil

21

Menurut saya, ada saja sesuatu yang kecil merusak

kebahagiaan hidup saya atau suatu momen indah

dalam hidup saya

22 Saya mengeluhkan keadaan hidup saya hari ini

23 Saya bersyukur terhadap kondisi hidup yang telah

saya lalui, walaupun kondisinya sulit

24 Saya tidak berani memprotes ide orang tua secara

langsung dihadapannya

5. SKALA POLA KOMUNIKASI KELUARGA BERORIENTASI SOSIAL

No PERNYATAAN STS TS KD S SS

25 Keluarga kami percaya bahwa cara terbaik untuk

terhindar dari masalah adalah dengan menjauhinya.

26 Lebih baik tidak membahas hal yang kontroversial

dan tabu dalam keluarga

No PERNYATAAN STS TS KD S SS

A B C D E

15 Saya membandingkan nasib saya dengan nasib

orang lain

16 Saya ingin memiliki apa yang dimiliki orang lain

17 Saya membandingkan hasil kerja saya dengan hasil

kerja orang lain

18 Saya membandingkan penampilan saya dengan

penampilan orang lain

Page 111: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

97

27 Saya merasa tidak nyaman kalau berbeda pendapat

dengan orang lain

28 Lebih baik meng-iya-kan saja daripada adu argumen

panjang

29 Butuh waktu lama bagi saya menyampaikan

pendapat yang jujur kepada orang lain/teman

6. POLA KOMUNIKASI KELUARGA BERORIENTASI KONSEP

No PERNYATAAN STS TS KD S SS

30 Keluarga saya tidak pernah membahas masalah yang

tabu

31 Jika berbeda pendapat dengan seseorang, harus

disampaikan kepada orang itu secara langsung

32 Tidak ada gunanya adu argumen dengan orang lain

33

Saya melakukan sesuatu yang saya suka walaupun

orang lain tidak menyukainya

34 Saya berdebat tentang sesuatu yang bisa

diperdebatkan

35 Saya suka menanyakan hal-hal yang tidak disukai

orang lain

7. SKALA KELEKATAN TIDAK NYAMAN

No PERNYATAAN STS TS KD S SS

36 Saya butuh bukti kuat bahwa keluarga atau orang

terdekat benar-benar menyayangi saya.

37 Saya khawatir ditinggalkan teman-teman atau

orang terdekat.

38 Saya khawatir teman-teman tidak peduli saya.

39 Ketika teman atau orang terdekat tidak

memberikan kabar, saya khawatir saya dijauhi

Page 112: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

98

40

Saya khawatir teman-teman tidak ada ketika

dibutuhkan

41 Saya ingin teman-teman atau orang terdekat

selalu berada di dekat saya.

42 Saya merasa cemas ketika ingin lebih dekat

secara personal dengan orang-orang sekitar.

43

Orang tua dan teman terdekat tidak pernah tahu

dan mengerti siapa saya sebenarnya.

Page 113: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

99

LAMPIRAN 2

SYNTAX UJI VALIDITAS

Syntax Mplus Variabel Nilai Hidup Materialistis

TITLE: ANALISIS FAKTOR NILAI HIDUP MATERIALISTIS

DATA: FILE IS Data PM Baru.TXT;

VARIABLE: NAMES PM1 A99 B99 C99 PM2 PM3 PM4 D99 PM5 PM6

E99 PM7 F99;

USEVAR ARE PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7;

CATEGORICAL PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7;

MODEL: PM BY PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7;

PM6 WITH PM1;

PM7 WITH PM2;

PM5 WITH PM3;

OUTPUT: STDYX;

MOD (ALL 3);

Path Diagram Variabel Nilai Hidup Materialistis

Page 114: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

100

Syntax Mplus Variabel Harga Diri

TITLE: ANALISIS FAKTOR HARGA DIRI

DATA: FILE IS HARGA DIRI.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE HD1 HD2 HD3 HD4 HD5 HD6 HD7;

USEVAR ARE HD1 HD2 HD3 HD4 HD5 HD6 HD7;

CATEGORICAL ARE HD1 HD2 HD3 HD4 HD5 HD6 HD7;

MODEL: HD BY HD1 HD2 HD3 HD4 HD5 HD6 HD7;

HD7 WITH HD6;

HD7 WITH HD4;

HD7 WITH HD2;

OUTPUT: STANDARDIZED (STDYX);

MOD (ALL 3);

Path Diagram Variabel Harga Diri

Page 115: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

101

SYNTAX MPLUS PERBANDINGAN SOSIAL

TITLE: ANALISIS FAKTOR PERBANDINGAN SOSIAL

DATA: FILE IS TES.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE PBS99 PBS1 PBS2 PBS3 PBS4 PBS999;

USEVAR ARE PBS1 PBS2 PBS3 PBS4;

CATEGORICAL ARE PBS1 PBS2 PBS3 PBS4;

MODEL: PER BY PBS1 PBS2 PBS3 PBS4;

PBS4 WITH PBS3;

OUTPUT: STDYX;

MOD (ALL 3);

PATH DIAGRAM PERBANDINGAN SOSIAL

Page 116: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

102

Syntax Mplus Variabel Rasa Syukur

TITLE: ANALISIS FAKTOR RASA SYUKUR DATA: FILE IS SYUKUR.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE SYU1 SYU2 SYU3 SYU4 SYU5 SYU6;

USEVAR ARE SYU1 SYU2 SYU3 SYU4 SYU5;

CATEGORICAL ARE SYU1 SYU2 SYU3 SYU4 SYU5;

MODEL: SYU BY SYU1 SYU2 SYU3 SYU4 SYU5;

SYU5 WITH SYU1;

SYU5 WITH SYU2;

SYU4 WITH SYU2;

OUTPUT: STANDARDIZED (STDYX);

MOD (ALL 3);

Path Diagram Variabel Rasa Syukur

Page 117: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

103

Syntax Mplus Pola Komunikasi Keluarga Berorientasi Sosial

TITLE: ANALISIS FAKTOR SOSIAL

DATA: FILE IS SOSIAL.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

ITEM6;

USEVAR ARE ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6;

CATEGORICAL ARE ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6;

MODEL: SOS BY ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6;

ITEM3 WITH ITEM2;

ITEM6 WITH ITEM5;

OUTPUT: STANDARDIZED (STDYX);

MOD (ALL 5);

SAVEDATA: FILE IS C:\Users\ACER\Desktop\Orientasi

Materi\Data\sosial.dat;

save = fscores;

Path Diagram Pola Komunikasi Berorientasi Sosial

Page 118: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

104

Syntax Mplus Pola Komunikasi Orientasi Konsep

TITLE: ANALISIS FAKTOR KONSEP

DATA: FILE IS KONSEP.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

ITEM6;

USEVAR ARE ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6;

CATEGORICAL ARE ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6;

MODEL: KON BY ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6;

ITEM5 WITH ITEM4;

ITEM5 WITH ITEM3;

ITEM4 WITH ITEM2;

ITEM4 WITH ITEM3;

OUTPUT: STANDARDIZED (STDYX);

MOD (ALL 3);

Path Diagram Pola Komunikasi Keluarga Orientasi Konsep

Page 119: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

105

Syntax Mplus Kelekatan Tidak Nyaman

TITLE: ANALISIS FAKTOR KELEKATAN

DATA: FILE IS KELEKATAN.TXT;

VARIABLE: NAMES ARE ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5

ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10;

USEVAR ARE ITEM1-ITEM6 ITEM8 ITEM10;

CATEGORICAL ARE ITEM1-ITEM6 ITEM8 ITEM10;

MODEL: KEL BY ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6

ITEM8 ITEM10;

ITEM10 WITH ITEM8;

ITEM3 WITH ITEM2;

ITEM8 WITH ITEM5;

ITEM5 WITH ITEM2;

OUTPUT: STANDARDIZED (STDYX);

MOD (ALL 3);

Path Diagram Kelekatan Tidak Nyaman

Page 120: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37103/2/MUHAMMAD... · FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI HIDUP MATERIALISTIS

106

LAMPIRAN 3

OUTPUT REGRESI

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Stat, Kon, Ps, Sos, Kel, Hd, Rsa

. Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: pm

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .411a .169 .136 7.86486

a. Predictors: (Constant), Stat, Kon, Ps, Sos, Kel, Hd, Rs

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2211.242 7 315.892 5.107 .000a

Residual 10886.661 176 61.856

Total 13097.903 183

a. Predictors: (Constant), Stat, Kon, Ps, Sos, Kel, Hd, Rs

b. Dependent Variable: pm

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 48.852 9.601 5.088 .000

Hd -.056 .077 -.058 -.724 .470

Rs -.216 .085 -.222 -2.543 .012

Ps .211 .074 .221 2.860 .005

Sos .011 .086 .009 .126 .900

Kon .017 .071 .018 .242 .809

Kel .055 .068 .060 .807 .421

Stat .001 .778 .000 .001 .999

a. Dependent Variable: pm