facebook terhadap akhlak siswa di man salatiga...

142
i PERANAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA DI MAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: AULIA SOFIANA NIM: 11111229 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: vodiep

Post on 02-Aug-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PERANAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM

MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF

FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA

DI MAN SALATIGA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

AULIA SOFIANA

NIM: 11111229

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

ii

iii

PERANAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM

MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF

FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA

DI MAN SALATIGA

TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

AULIA SOFIANA

NIM: 11111229

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

vii

MOTTO

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung(Q.S Ali Imron 104).

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Orang tuaku Bapak Nasiri, dan Ibu Nur Rohmatun yang sudah banyak

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mendidik dan merawat tanpa

pamprih, semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah SWT dunia

dan akhirat.

2. Kakaku Aulia sofiani dan Adikku Fatma Nur Hidayati, Amalia Zahra

yang selalu memberi motivasi dan semangat.

3. Keponakan-keponakanku Alvin, Bila, Cika, Lia, dan Nabila yang selalu

memberi keceriaan.

4. Ibu Dra. Hj. Maryatin, M. Pd. yang selalu sabar membimbing hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Sahabatku Lely, Munji, Ula, dan Khusnul serta teman-teman PAI angkatan

2011 yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk

menyelesaikan skripsi.

6. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak

bisa kami sebutkan satu persatu.

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh

gelar kesarjanaan pada Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI), pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

4. Ibu Maryatin, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan

ikhlas mencurahkan pikiran, tenaga serta pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

x

5. Para dosen IAIN Salatiga, yang telah membekali pengetahuan sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Staff administrasi di lingkungan IAIN Salatiga yang memberikan pelayanan

dengan baik.

7. Keluarga besar penulis, atas segala motivasi, dukungan, dan doa restu kepada

penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Berbagai pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu

baik moral maupun materiil dalam penyusunan skripsi ini yang tidak penulis

sebutkan satu persatu.

Harapan penulis, semoga amal baiknya mendapatkan balasan yang

setimpal dan mendapatkan ridha dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 7 Januari 2016

Penulis

Aulia Sofiana

xi

ABSTRAK

Sofiana, Aulia. 2015. Peranan Guru Aqidah Akhlak dalam Menanggulangi

Dampak Negatif Facebook terhadap Akhlak Siswa Di MAN Salatiga.

Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Pembimbing: Dra. Hj. Maryatin, M.Pd.

Kata Kunci: peran guru aqidah akhlak, dampak negatif facebook, pembentukan

akhlak siswa.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Bagaimana Peranan

Guru Aqidah Akhlak dalam menanggulangi dampak negatif facebook terhadap

akhlak siswa di MAN Salatiga. Penelitian ini diajukan untuk menjawab

pertanyaan: (1) Bagaimana peran guru Aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak

siswa?. (2) Bagaimana dampak penggunaan facebook pada siswa?. (3) Bagaimana

peran guru Aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa terhadap penggunaan

facebook?.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneliti terlibat langsung di

lapangan sebagai pengumpul data dari hasil wawancara yang mendalam serta

terlibat aktif dalam penelitian. Metode pengumpulan data antara lain: observasi,

wawancara mendalam dan dokumentasi dengan teknis analisis data yaitu

triangulasi data, reduksi data kemudian ditarik kesimpulan dan di buat laporan..

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Peran guru Aqidah akhlak

dalam pembentukan akhlak siswa di MAN Salatiga adalah dengan memberikan

pengarahan dan pembiasaan mematuhi peraturan yang ada agar dapat bersikap

dan berperilaku santun dalam kehidupan sehari-hari. (2) Dampak penggunaaan

facebook pada siswa di MAN Salatiga yaitu mengurangi konsentrasi belajar

siswa, motivasi belajar siswa berkurang sehingga prestasi belajar menurun, serta

siswa tidak disiplin mematuhi aturan sekolah. (3) Peran Guru Aqidah akhlak

dalam pembentukan akhlak siswa terhadap penggunaan facebook adalah dengan

memberikan pemahaman dan wawasan untuk memanfaatkan fasilitias komunikasi

dengan baik serta mensosialisasikan aturan-aturan yang ada baik aturan agama,

masyarakat, dan aturan sekolah.

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO .................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Fokus Penelitian .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6

D. Kegunaan Penelitian ............................................................. 6

E. Penegasan Istilah ................................................................... 7

F. Metode Penelitian ................................................................. 10

G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................... 18

xiii

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Peranan Guru Aqidah Akhlak ............................................... 20

B. Menanggulangi Dampak Negatif Facebook ......................... 33

C. Pembentukan Akhlak Siswa di MAN Salatiga .................... 39

D. Peranan Guru Aqidah akhlak dalam Menanggulangi

Dampak Negatif Facebook terhadap Akhlak Siswa di

MAN Salatiga ...................................................................... 46

BAB III : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum MAN Salatiga ............................................. 50

B. Hasil Penelitian ..................................................................... 60

BAB IV : PEMBAHASAN

A. Peran guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak

siswa ...................................................................................... 67

B. Dampak penggunaan facebook pada siswa .......................... 70

C. Peranan guru aqidah akhlak dalam menanggulangi dampak

negatif facebook terhadap akhlak siswa ............................... 72

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 75

B. Saran-saran ............................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiv

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Data jumlah siswa ........................................................................ 51

TABEL 1.2 Data Sarana dan Prasarana ........................................................... 54

TABEL 1.3 Data Diklat Yang Pernah Diikuti Kepala Sekolah ....................... 54

TABEL 1.4 Data Prestasi Yang Diraih Madrasah Dari Tahun Ke Tahun ....... 55

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Lampiran Pedoman Wawancara

3. Lampiran Catatan Transkip Wawancara

4. Lampiran Reduksi Data

5. Lamiran Triangulasi Data

6. Lampiran Daftar Nilai SKK

7. Lampiran dokumentasi

8. Surat Tugas Pembimbing Skripsi

9. Lembar Konsultasi Skripsi

10. Surat Permohonan Izin Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha atau aktifitas untuk membentuk

manusia yang cerdas dalam berbagai aspek baik intelektual, sosial,

emosional, terampil serta berkepribadian dan dapat berperilaku dengan

dihiasi akhlak mulia (Syukur, 2014:2).

Menurut Abuddin Nata (2010:10), pendidikan berasal dari bahasa

Arab yaitu al tarbiyah yang berarti proses menumbuhkan dan

mengembangkan potensi (fisik, intelektual, sosial, estetika, dan spiritual)

yang terdapat pada peserta didik, sehingga dapat tumbuh dan terbina

dengan optimal, melalui cara memelihara, mengasuh, merawat,

memperbaiki, dan mengaturnya secara terencana dan berkelanjutan.

Pendidikan mempunyai makna yang sangat luas cangkupannya, dalam

memberikan ajaran kecerdasan pikiran ataupun mengenai akhlak.Untuk itu

pendidikan mempunyai peran dalam memberikan ajaran tentang

kecerdasan pikiran ataupun mengenai akhlak, untuk membentuk

kepribadian manusia yang mulia. Yang membuat manusia itu mulia adalah

“karena ia berilmu, Ia dapat hidup senang dan tenteram karena berilmu

dan menggunakan ilmunya. Ia dapat menguasai alam ini dengan ilmunya”

(Daradjat, 2011:7). Dalam memberikan ajaran tentang akhlak untuk

membentuk kepribadian manusia yang mulia tentu tidak terlepas dari

peran guru.

2

Peran guru sangat besar dalam membentuk kepribadian anak guna

menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta

mensejahterakan masyarakat, kemajuan bangsa dan negara. Selain itu guru

sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidup secara optimal . Minat, bakat, kemampuan, dan

potensi-potensi yang dimiliki peserta didik akan berkembang secara

optimal dengan adanya bantuan guru (Syukur, 2014: 88). Oleh karena itu

guru harus mempunyai kemampuan untuk dapat mengajar, membimbing,

mengembangkan, memperbaiki, mengurus, memimpin, mengawasi serta

memiliki kelebihan dalam pemahaman, penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Teknologi dalam perkembangan ilmu pengetahuan semakin maju

dalam dunia pendidikan. Dengan adanya teknologi dapat digunakan

sebagai sarana untuk mencari informasi dan komunikasi. Alat komunikasi

yang digunakan adalah handphone, laptop, dan komputer. Komputer

sebagai salah satu kemajuan IPTEK yang sangat berjasa dalam

memberikan kemudahan untuk mencari informasi melalui program

internet. Guru sebagai pendidik harus memiliki kemampuan intelektual,

wawasan ilmiah dan mengikuti perkembangan teknologi (Isjoni, 2006:

66). Kemajuan teknologi informasi yang semakin maju dapat membuka

peluang untuk mendapatkan informasi melalui jejaring sosial.

3

Jejaring sosial dapat digunakan sebagai sarana informasi dan

komunikasi. Popularitas jejaring sosial yang sangat menonjol yakni

facebook. Situs ini merupakan situs jejaring sosial pertama di internet yang

memiliki basis awal di negara- negara berbahasa Inggris, lalu menyebar

hingga ke Asia (Aminudin, 2009:49). Facebook memiliki manfaat positif

sebagai wadah silaturahmi dan sebagai sarana komunikasi, namun

facebook juga berdampak negatif. Dalam menindaklanjuti hal tersebut

maka guru dalam proses belajar harus mengajar dan membimbing siswa

untuk membentuk akhlak yang baik, selain itu guru memiliki wewenang

mengawasi siswa dalam dunia pendidikan melalui jejaring sosial yang

berkembang untuk menanggulangi adanya dampak negatif atau efek

samping yang timbul dengan adanya jejaring sosial.

Dampak negatif adalah pengaruh, akibat, atau efek samping yang

membahayakan dari suatu kejadian (Amir, 1999:30). Dampak negatif yang

timbul dapat menjadikan siswa kecanduan, yang akan mengakibatkan

siswa menelantarkan aktivitas wajibnya karena lebih asyik main facebook

dan akan dapat mengubah sikap pada siswa. Maka dari itu guru memiliki

peran yang penting untuk mengarahkan proses belajar terhadap pendidikan

akhlak siswa untuk meningkatkan akhlak.

Akhlak adalah Keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk

melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran

terlebih dahulu (Mansur, 2005: 221). Guru harus bisa memberikan

penilaian terhadap tingkat belajar dan penilaian terhadap akhlak peserta

4

didik. Penilaian dilakukan untuk mengetahui peserta didik yang memiliki

kemampuan dan tingkahlaku yang baik dalam proses belajar, dan peserta

didik yang perlu ditingkatkan akhlak dan kemampuannya. Untuk itu guru

hendaknya memberikan pengarahan melalui pembinaan secara teratur

untuk membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan dan

tingkahlaku yang baik dalam proses belajar.

Peserta didik harus memiliki kemampuan dan pendidikan akhlak yang

baik. Seseorang akan bekerja secara optimal bilamana bekerja dengan

kesungguhan hati untuk mengerjakan tugas dengan sebaik- baiknya dan

menanamkan pendidikan akhlak yang baik pula. Maka guru berkewajiban

untuk berupaya meningkatkan kemampuan diri dan membentuk

pendidikan akhlak yang baik.

Penelitian ini dilakukan di MAN Salatiga karena MAN Salatiga

merupakan sekolah yang berkualitas. Siswa-siswa yang berprestasi dapat

diketahui dari nilai raport siswa dan sikap santun siswa terhadap guru dan

teman sehingga hal ini bisa menjadi bekal untuk terjun di masyarakat.

Tetapi yang harus diperhatikan dengan adanya kemajuan zaman sekarang

yakni jejaring sosial yang digunakan sebagai sarana informasi dan

komunikasi, ada pula dampak negatif dari penggunaan jejaring sosial,

tentunya guru memegang peranan penting untuk mengawasi peserta didik

dan untuk mengarahkan proses belajar siswa dengan mengelola seluruh

perangkat belajar sehingga sesuai dengan tujuan belajar siswa dan dapat

membentuk akhlak yang baik dalam diri siswa.

5

Sikap santun dan berakhlak tidak akan tertanam dalam diri siswa

bilamana tidak ada peran serta dari guru. Untuk itu berbagai usaha telah

guru lakukan untuk meningkatkan pendidikan akhlak yang baik,

diantaranya guru berupaya meningkatkan kemampuan diri dan membentuk

pendidikan akhlak yang baik. Usaha yang telah dilakukan guru akan

berdampak positif. Untuk itu guru sangat memiliki peranan dalam proses

pembelajaran sekaligus membentuk akhlak yang baik dengan adanya

kemajuan zaman.

Berdasarkan uraian diatas mendorong penulis untuk melakukan

penelitian mengenai “Peranan Guru Aqidah Akhlak dalam

Menanggulangi Dampak Negatif Facebook terhadap Akhlak Siswa di

MAN Salatiga Tahun 2015”.

B. Fokus penelitian

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak

siswa di MAN Salatiga tahun 2015?

2. Bagaimana dampak penggunaan facebook pada siswa di MAN

Salatiga tahun 2015?

3. Bagaimana peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak

siswa terhadap dampak penggunaan facebook di MAN Salatiga tahun

2015?

6

C. Tujuan penelitian

Didalam suatu penelitian selalu memiliki tujuan, adapun tujuan dalam

penulisan ini adalah:

1. Mengetahui peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak

siswa di MAN Salatiga tahun 2015.

2. Mengetahui dampak penggunaan facebook pada siswa di MAN

Salatiga tahun 2015.

3. Mengetahui peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak

siswa terhadap dampak penggunaan facebook di MAN Salatiga tahun

2015.

D. Kegunaan penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis

maupun praktis antara lain:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian

kepada semua guru, khususnya guru di MAN Salatiga akan pentingnya

peran guru pendidikan agama islam terhadap pembentukan akhlak

siswa, sehingga guru mampu mengarahkan peserta didik baik di

lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

2. Secara praktis

a. Bagi Guru, sebagai sumber tambahan wawasan dan introspeksi

sudah sampai sejauh mana peran guru pendidikan agama islam

terhadap pembentukan akhlak siswa di likungan sekolah maupun di

luar sekolah.

7

b. Bagi siswa, bahwa peranan guru dalam pembentukan akhlak di

sekolah diharapkan siswa dapat menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

maupun lingkungan masyarakat.

c. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan, serta untuk melatih

kemampuan dalam menulis karya ilmiah.

E. Penegasan istilah

Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul

penelitian diatas, maka penulis akan menjelaskan arti istilah–istilah

tersebut sebagai berikut:

1. Peranan guru

Pengertian Peranan adalah suatu yang terjadi atau yang memegang

pimpinan yang utama dalam terjadi suatu hal atau peristiwa. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia berarti bagian dari tugas tugas utama

yang harus dilakukan (Dikbud, 1976: 667).

Sedangkan guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan bagi

peserta didik. Guru harus memiliki standar pribadi mencakup

tanggungjawab wibawa mandiri dan disiplin (Syukur, 2014: 89). Guru

mempunyai fungsi ganda yaitu pengajar,pendidik, dan pembimbing.

Sebagai pengajar guru mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid,

mendidik berarti mentransfer ilmu, sedangkan membimbing adalah

menuntut anak didik dalam perkembanganya dengan jalan memberi

lingkungan dan arah sesuai dengan tujuan pendidikan.

8

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Guru

memegang peran yang sangat penting untuk mengarahkan anak

didiknya dalam hal penguasaan ilmu,penerapannya dalam kehidupan

serta menanamkan dan memberikan tauladan yang baik terhadap

anak didik.

2. Aqidah Akhlak

Aqidah akhlak adalah satu mata pelajaran yang masuk dalam

Pendidikan Agama Islam. Pendidikan akhlak merupakan bagian yang

tak terpisahkan dari Pendidikan agama islam. Pendidikan agama islam

adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk, mengenal, memahami , menghayati, hingga mengimani,

bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran islam dari

sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan hadis, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid,

2012: 11)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Aqidah akhlak

adalah usaha yang dilaksanakan dalam rangka menanamkan dasar-

dasar moral, tingkah laku yang baik pada anak, sejak usia kanak-

kanak sampai dewasa.

3. Menanggulangi dampak negatif facebook

a. Menanggulangi

Didalam kamus besar bahasa indonesia mengatasi berarti

menanggulangi (Poerwadarminto, 1976: 206).

9

b. Dampak berarti pengaruh kuat yang mendatangkan akibat, baik

yang positif maupun negatif mengajar (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1999:234). Pengaruh yang mendatangkan penyebab

konflik atau perselisihan karena pengguna menyalahgunakan yang

akan mengakibatkan probematika muncul.

c. Negatif

Negatif berarti kurang baik, kurang pasti, menyimpang dari ukuran

umum (Poerwadarminto, 1976: 613). Kurang kontrol kendali

dalam bersikap dan menjalankan pergaulan akan menjadi

pengaruh negatif bagi diri sendiri.

d. Facebook

Facebook adalah situs jejaring sosial pertama di internet yang

memiliki basis awal di negara- negara berbahasa Inggris, lalu

menyebar hingga ke Asia. Jejaring sosial ini layanan yang ada

semakin populer (Aminudin, 2009: 49). Facebook sebagai jejaring

sosial bisa digunakan sebagai wadah silaturahmi dan sebagai

sarana komunikasi.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

menanggulangi dampak negatif facebook adalah suatu upaya yang

dilakukan seorang pengguna facebook untuk bersikap

mengendalikan diri dalam menjalani pergaulan di dunia facebook.

4. Pembentukan Akhlak

Akhlak adalah suatu alat yang digunakan untuk mengoptimalkan

sumber daya potensi untuk mencapai kesejahteraan hidup manusia

baik di dunia maupun di akhirat. Dalam program kegiatan belajar guru

10

menumbuhkan dan menanamkan pembinaan dan sikap yang dapat

dilakukan melalui pembiasaan yang baik sehingga dapat membentuk

pribadi anak yang matang, mandiri, dan melatih anak menanamkan

kebiasaan disiplin dalam kehidupan sehari-hari (Mansyur, 2005: 118).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan peranan guru

pendidikan agama islam sangat berperan dalam pembentukan akhlak

yang menyeluruh, terarah dan berimbang. Pembentukan ini ditujukan

pada pembentukan nilai-nilai keislaman sebagai upaya untuk

menjadikan kemampuan diri sebagai pengabdi Allah yang setia.

F. Metode penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah

pendekatan kualitatif. Peneliti memilih menggunakan pendekatan

kualitatif karena dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan

untuk mencari dan menemukan pengertian dan pemahaman tentang

fenomena dalam suatu layar berkonteks khusus (Moleong, 2009:5).

Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan

atau metode deskriptif. Metode diskriptif merupakan penelitian yang

dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu

gejala yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan (Arikunto, 2004: 234).

11

2. Kehadiran peneliti

Untuk dapat memahami makna dan mengetahui peran Guru

Aqidah akhlak dan pembentukan akhlak dibutuhkan keterlibatan

langsung peneliti di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak

sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Peneliti datang dan

secara langsung berinteraksi di tengah-tengah objek penelitian dan

melakukan pengamatan, wawancara mendalam dan aktivitas-aktivitas

lainnya demi memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Peneliti turun langsung ke kancah penelitian, tanpa mewakilkan pada

orang lain, agar kegiatan yang berkaitan dalam menggali,

mengidentifikasi data informasi dan fenomena yang muncul di

lapangan dapat diperoleh secara akurat.

3. Lokasi penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam melakukan

penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai

memperoleh data yang dibutuhkan. Lokasi yang dipilih dalam

penelitian ini adalah MAN Salatiga pada tahun ajaran 2015. Berlokasi

di Jln. KH Wahid Hasyim No. 12 Salatiga.

4. Sumber data

Sebelum penelitian dilaksanakan, maka perlu ditentukan sumber

data yaitu subjek dari mana data diperoleh, sehingga peneliti

memperoleh sumber data yang dipandang paling mengetahui dan

berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti.

12

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber data primer diperoleh dari personal yang terkait dengan

topik penelitian yaitu :Kepala sekolah,Guru Aqidah akhlak,dan

siswa MAN Salatiga.

b. Sumber data skunder dapat diperoleh dari semua sumber yang

sudah ada. Sumber data lain yang dijadikan referensi penulis dalam

penelitian ini seperti dokumen-dokumen, buku, Handphone, laptop,

komputer dan yang berhubungan dengan permasalahan yang

menjadi pokok bahasan penelitian ini.

5. Prosedur pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang relevan, maka prosedur pengumpulan

data yang akan digunakan meliputi:

a. Metode wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukat

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Sugiono, 2012:

231).

Macam- macam pedoman wawancara (Sugiono, 2012: 233):

1) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur, dalam wawancara peneliti atau

pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi apa

yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara peneliti

13

telah menyiapkan pedoman wawancara penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah disiapkan.

2) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara

yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang

dipertanyakan.

b. Metode observasi

Observasi yaitu suatu proses yang kompleks yang tersusun dari

berbagai proses pengamatan dan ingatan ( Sugiono, 2011:145).

Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan-pengamatan

terhadap gejala-gejala subjek yang diteliti antara lain:

1) Observasi partisipan

Peneliti terlibat secara dengan kegiatan yang sedang diamati

atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

2) Observasi terus terang/ dan tersamar

Untuk observasi terus terang dapat berupa wawancara

sedangkan yang tersamar bisa berupa pengamatan-pengamatan

situasi objek penelitian.

14

3) Observasi tidak terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yag tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan

diobservasi (Sugiono, 2011: 228).

c. Metode dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlaku.Dokumen bisa berbentuk gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi. Dokumen

yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar. Dokumen yan

berbentuk karya misalnya karya seni yag dapat berupa gambar,

patung, dan film. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif (Sugiono, 2011:240). Metode ini digunakan untuk

mendapatkan data peran Guru Aqidah akhlak dalam

menanggulangi dampak negatif facebook terhadap akhlak di

MAN Salatiga.

6. Analisis data.

Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2011:

245).

15

Penelitian ini akan di analisis secara kualitatif untuk mengolah

data dari lapangan :

a. Pengumpulan data

Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang

diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik, seperti

wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi yang diperoleh

dari penelitian.

b. Reduksi data

Dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi

merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga dalam penelitian ini.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan hal-hal yang penting.

c. Penyajian data

Dengan menggambarkan fenomena-fenomena atau keadaan

sesuai dengan data yang telah di reduksi terlebih dahulu.

d. Kesimpulan

Menarik kesimpulan dari permasalahan penelitian melaporkan

hasil penelitian dengan mengfokuskan hal-hal yang penting.

7. Pengecekan keabsahan data.

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

trianggulasi sumber data. Trianggulasi merupakan teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

16

pegumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiono: 2011,

241).

Pendapat tersebut mengandung makna bahwa dengan

menggunakan metode trianggulasi dengan mempertinggi validitas

memberi kedalaman hasil penelitian sebagai pelengkap apabila data

yang diperoleh dari sumber data pertama masih ada kekurangan agar

data yang diperoleh ini semakin dapat dipercaya, maka data yang

dibutuhkan tidak hanya dari satu sumber data saja tetapi berasal dari

sumber-sumber lain yang terkait dengan sumber penelitian. Di sisi

lain trianggulasi data adalah cara untuk memperoleh data dengan jalan

membandingkan data hasil wawancara dan hasil pengamatan maupun

dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

8. Tahap-tahap Penelitian

Tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

a. Tahap pertama pelaksanaan penelitian dimulai dari mengamati dan

ikut sebagai partisipan dalam lapangan. Penulis harus mengadakan

pendekatan secara terbuka kepada responden dengan tujuan untuk

memperoleh informasi atau data awal.

b. Tahap kedua mencatat hasil yang diperoleh. Untuk mempermudah

memperoleh data dengan wawancara dan pengamatan. Setelah

data-data sudah terkumpul kemudian dianalisis dan diikuti dengan

laporan hasil analisis data yang dilakukan.

17

c. Tahap ketiga selanjutnya pengecekan dan pemeriksaan keabsahan

data apabila terdapat ketidak sesuaian maka perlu diadakan

perbaikan.

d. Tahap keempat ialah merancang penulisan. Dalam tahap ini

dijelaskan rancangan penulisan walaupun tidak dilakukan secara

rinci yang akan digunakan sebagai pegangan penulisan selanjutnya.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka tahap- tahap penulisan yang

dilaksanakan adalah mulai dari penyerahan surat perizinan penulis

kepada MAN Salatiga. Setelah melawati proses barulah penulis

bisa melaksanakan observasi, melakukan wawancara dengan

responden dan mengumpulkan hasil dokumentasi sebagaimana

yang telah direncanakan.

18

G. Sistematika penulisan

Bab I : Pendahuluan

Merupakan gambaran keseluruhan skripsi yang meliputi: (a)

latar belakang masalah, (b) fokus penelitian, (c) tujuan

penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) penegasan istilah, (f)

metode penelitian, (g) sistematika penulisan.

Bab II :Kajian pustaka

Pada bab ini akan dijelaskan hal-hal yang melingkupi teori

dalam skripsi yaitu: (a) Peran Guru Aqidah akhlak dalam

pembentukan akhlak siswa berisi tentang pengertian, peran,

tugas, syarat Guru aqidah akhlak (b) Menanggulangi dampak

negatif facebook yang meliputi pengertian, sejarah facebook,

dampak negatif facebook, strategi pendidikan islam dalam

menghadapi kemajuan iptek (c) Pembentukan akhlak

meliputi pengertian akhlak, proses pembentukan akhlak (d)

Peranan guru aqidah akhlak dalam menanggulangi dampak

negatif facebook terhadap akhlak siswa.

Bab III :Paparan data dan temuan penelitian

Dalam paparan data dan temuan data akan dijelaskan tentang

gambaran umum,struktur komite dan organisasi sekolah, dan

akhlak siswa kelas VIII MAN Salatiga dengan adanya

facebook.

19

Bab IV :Pembahasan

Dalam pembahasan penulis akan membahas peranan Guru

aqidah akhlak dalam menanggulangi dampak negatif

facebook dan akhlak siswa VIII MAN Salatiga.

Bab V :Penutup

Penutup berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan dan saran.

20

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Peranan Guru Aqidah Akhlak

1. Peranan Guru

Peranan guru menurut Moh. Uzer Usman (2000:4) adalah

tercapainya serangkaian tingkahlaku yang saling berkaitan yang dilakukan

dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuaan

perubahan tingkahlaku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuan.

Dengan kata lain peranan guru dapat dikatakan tugas yang harus

dilaksanakan oleh guru dalam mengajar siswa untuk kemajuan yaitu

perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa.

Peranan guru yang terpenting adalah pertama, guru sebagai pemberi

pengetahuan yang benar kepada muridnya. Kedua, guru sebagai pembina

akhlak yang mulia, karena akhlak yang mulia merupakan tiang utama

untuk menompang kelangsungan hidup suatu bangsa. Ketiga, guru

memberi petunjuk kepada muridnya tentang hidup yang baik, yaitu

manusia yang tahu siapa pencipta dirinya yang menyebabkan ia tidak

menjadi orang yang sombong, menjadi orang yang tahu berbuat baik

kepada Rasul, kepada orang tua, dan kepada orang lain yang berjasa

kepada dirinya (Abudin Nata, 1997 :69-70).

Untuk mewujudkan peran guru, maka seorang guru harus memiliki

empat kompetensi, yaitu Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru

dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik mengenai pengembangan

21

wawasan, perencanaan pembelajaran, pemahaman teknologi pembelajaran.

Kompetensi kepribadian, guru sebagai pendidik harus memiliki

kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, menjadi teladan

bagi peserta didik. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru

sebagai bagian dari masyarakat meliputi menerapkan prinsip-prinsip

persaudaraan dan semangat kebersamaan, bergaul secara santun dengan

masyarakat sekitar. Kompetensi profesional meliputi penguasaan guru

tentang materi, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendasari mata

pelajaran yang diampu (Syukur, 2014: 12).

2. Aqidah Akhlak

Sebelum dibahas lebih lanjut tentang guru aqidah akhlak maka perlu

dikemukakan pengertian guru itu sendiri, diantaranya:

a. Menurut Hamzah (2008:15), yang dimaksud guru adalah orang dewasa

yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan

membimbing peserta didik.

b. Menurut Usman (1991:4), guru merupakan suatu profesi yang artinya

suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai

guru.

c. Menurut Abuddin nata (2010: 160), guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

22

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan guru adalah orang

yang mendidik, membimbing dan ikut bertanggung jawab dalam

membantu membentuk kepribadian anak. Guru bukanlah sekedar orang

yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan meteri pengetahuan

tertentu, akan tetapi merupakan anggota masyarakat yang harus aktif dan

kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya menjadi dewasa

dan bertanggung jawab.

Orang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak itu di

sebut guru. Namun guru bukan hanya penerima amanat dari orang tua

untuk mendidik anaknya, melainkan dari setiap orang yang memerlukan

bantuan untuk dididiknya. Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung

jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya. Allah swt menjelaskan

dalam QS. An-nisa :58

وا األمانات إلى يأمركم أن تؤد أهلها وإذا حكمتم بين الناس أن تحكموا بالعدل إن للا

كان سميعا بصيرا ا يعظكم به إن للا نعم إن للا

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan

hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya

kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha

melihat” (QS. An-nisa:58)

Guru merupakan penerima amanat yang di serahkan orang lain

kepadanya untuk mendidik anaknya. Tanpa amanat itu, seseorang tidak

akan disebut guru. Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab

atas amanat yang diserahkan kepadanya.

23

Aqidah menurut bahasa berasal dari berasal dari aqada-ya’qidu

aqdan atau aqidatan yang berarti mengaitkan. Bentuk jama’ aqidah

adalah aqaid yang berarti simpulan atau ikatan (Abudin Nata, 1993 :29).

Dan ikatan yang dimaksudkan adalah ikatan janji, jadi bila seseorang

berjanji maka harus menepati. Menepati janji adalah akhlak mahmudah

yang harus dimiliki oleh orang beriman. Dasar pendidikan akhlak bagi

seorang muslim adalah aqidah yang benar terhadap Allah. Aqidah yang

benar merupakan contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia dalam

kehidupan sehari-hari .

Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari

karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat

seseorang menjadi istimewa (Mahmud, 2004: 22-27)

Aqidah akhlak adalah satu mata pelajaran yang masuk dalam

Pendidikan Agama Islam. Pendidikan akhlak merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari Pendidikan agama islam. Pendidikan agama islam

menurut Ahmadi (29: 2005) adalah usaha yang lebih khusus ditekankan

untuk mengembangkan fitrah keberagamaan (religiousitas) agar lebih

mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam.

Upaya tersebut dilakukan untuk mendidik anak agar dapat

mengembangkan potensi yang dimilikinya secara aktif, dengan dibekali

kekuatan spiritual keagamaan agar anak didik mempunyai akhlak mulia

untuk dapat mengendalikan diri ketika mengahadapi hal-hal yang dapat

merugikan dirinya dan orang lain. Agar anak didik memiliki akhlak

24

mulia yang dapat berguna bagi dirinya dan orang lain. Serta anak

dibekali keterampilan yang diperlukan agar dapat mengelola apa yang

ada disekitarnya dengan baik dan tepat guna dengan kecerdasan yang

dimilikinya.

Peranan guru aqidah akhlak dalam proses pengubahan sikap dan

tingkah laku anak didik sangat dibutuhkan agar anak didik mendapat

pengajaran untuk menuju kedewasaan dengan kepribadian yang mulia.

Sehingga diperlukan usaha secara sadar untuk mewujudkan pengajaran

yang sesuai dengan kebutuhan anak didik dan sesuai dengan usianya.

3. Syarat Menjadi Guru

Menurut (Muhammad Athiyah al-Abrasyi,169) ada beberapa syarat

seorang guru yang perlu diperhatikan guru yaitu :

a. Adanya komunikasi yang aktif antara pendidik dan peserta didik.

b. Memperhatikan kemampuan dan kondisi peserta didik.

c. Mempunyai sifat keadilan.

d. Sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kepribadian yang kuat,

tanggung jawab, dan mampu mengatasi problem peserta didik.

Soejono menambahkan syarat yang dikutib oleh (Ahmad Tafsir, 83)

adalah : umur harus sudah dewasa, tentang kemampuan mengajar, ia harus

ahli, dan harus berdedikasi tinggi.

Sebagaimana pula dijelaskan pada peraturan pemerintah Republik

Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang kompetensi yang harus dimiliki guru

25

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan dan ketrampilan guru

yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa

dalam kelas. Kompetensi pedagogik meliputi:

a) Pemahaman wawasan merupakan kemampuan intelekual dalam

penguasaan materi, pengetahuan tentang belajar, tingkah laku individu,

pengetahuan tentang bimbingan menyeluruh serta pengetahuan umum.

b) Pengembangan kurikulum merupakan tugas guru dalam melaksanakan

pembelajaran seperti halnya dalam merumuskan bahan yang sesuai

dengan isi kurikulum,merumuskan bentuk kegiatan belajar yang

memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik dalam

melaksanakan apa yang telah diprogramkan.

c) Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan mengorganisasikan ruang,

waktu, bahan dan perlengkapan dalam pelaksanaan pembelajaran.

d) Pemanfaatan teknologi pembelajaran sebagai sarana informasi.

e) Evaluasi hasil belajar atau kemampuan melaksanakan penilaian prestasi

belajar peserta didik berdasarkan tujuan.

f) Pengembangan peserta didik dilakukan untuk menumbuhkan

terbentuknya nilai-nilai yang luhur dari diri peserta didik sehingga

mengembangkan sikap yang baik.

26

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan dan karakteristik

personal yang mencerminkan sikap dan perilaku guru dalam melaksanakan

tugas dalam kehidupan sehari-hari. kemampuan pribadi meliputi:

kewibaan sebagai pribadi pendidik, kearifan dalam mengambil keputusan,

memberikan contoh yang baik dalam bersikap dan berperilaku atau

berakhlak mulia,serta kemampuan mengendalikan diri dari berbagai situasi

dan kondisi.

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk

memperlakukan peserta didik secara baik agar tercapai optimalisasi

potensi pada diri peserta didik. Guru harus mampu berinteraksi sosial baik

dengan murid, guru dan masyarakat. Kompetensi sosial yang dimiliki

seorang guru meliputi:

a) Berkomunikasi lisan, tulis dan isyarat secara santun dengan peserta

didik dan lingkungan.

b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta

didik.

d) Bergaul secara santun, dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku.

e) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

27

Kompetensi professional adalah seperangkat kemampuan yang harus

dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar

dengan berhasil. Kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan dalam

bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya sekurung-kurangnya

meliputi penguasaan :

1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan mata pelajaran yang

akan diampu.

2) Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

berhubungan dengan program satuan pendidikan dan mata pelajaran.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang

guru diharapkan memiliki syarat-syarat, ada beberapa syarat yang harus

dimiliki seorang guru, diantaranya kemampuan dalam mengajar siswa,

karena jika guru tidak memiliki kemampuan dalam mengajar siswa

dikhawatirkan akan menjerumuskan siswa kepada hal-hal negatif. Guru

diharapkan mempunyai sifat kasih sayang terhadap siswa, karena sifat

kasih sayang ini pada akhirnya akan melahirkan keakraban dan

ketentraman belajar selain itu harus memiliki kompetensi guru menurut

Undang-undang No 14 tahun 2005 yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, professional dan sosial.

28

4. Tugas dan Peran Guru

a. Tugas Guru

Menurut Hamzah tugas guru sebagai pendidik profesional dalam

proses pembelajaran menekankan pada pentingnya proses belajar,

karena itu guru memiliki tugas diantaranya adalah : menguasai cara

belajar yang efektif, mampu menjabarkan bahan pelajaran ke dalam

berbagai bentuk cara penyampaian, memiliki sifat yang positif

terhadap tugas profesinya sehingga berupaya untuk meningkatkan

kemampuan dan melaksanakan tugas sebagi guru.

Tugas guru menurut Uzer Usman (1991:4) ada 3 kelompok yaitu:

1) Dalam bidang profesi

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan

melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-

nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan melatih berarti

mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa serta

penerapannya.

2) Dalam bidang kemanusiaan

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru

disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua.

Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para

siswanya. Pelajaran apapun yang diberikannya, hendaknya dapat

menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar.

29

Sebagai tugas kemanusiaan, seorang guru harus terpanggil untuk

membimbing, melayani, mengarahkan, menolong, memotivasi, dan

memberdayakan sesama, khususnya anak didiknya, sebagai sebuah

keterpanggilan kemanusiaan dan bukan semata-mata terkait dengan

tugas formal atau pekerjaannya sebagai guru (Marno dan Idris,

2010:20).

3) Dalam bidang kemasyarakatan

Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih

terhormat di lingkungannya karena seorang guru diharapkan

masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Tugas dan peran

guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada

hakikatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran

penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa.

Guru juga mengemban tugas kerasulan, yaitu menyampaikan

pesan-pesan Tuhan kepada umat manusia. Secara lebih khusus,

tugas Nabi dalam kaitannya dengan pendidikan (Marno dan

Idris,2010:19). Sebagaimana tercantum dalam QS Al-Jumu’ah: 2

يهم ويعلمهم يين رسوال منهم يتلو عليهم آياته ويزك هو الذي بعث في األم

وإن كانوا من قبل لفي ضالل مبين الكتاب والحكمة

Artinya:

“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang

Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada

mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan

Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya

benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

30

Ayat diatas menggambarkan bahwa tugas Rosul adalah untuk

mengajarkan dan menyuruh umat manusia untuk membaca ayat-

ayat Al-Qur’an, itu juga yang diemban oleh guru yaitu

mengajarkan dan membimbing siswa dan siswinya.

Tugas guru menurut Soejono (2008: 68) adalah:

1) Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak didik

dengan berbagai cara melalui observasi, pergaulan, dan

wawancara.

2) Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan

yang baik dan menekan perkembangan pembawaan yang

buruk agar tidak berkembang.

3) Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui

perkembangan anak didik agar berjalan dengan baik.

4) Memberikan bimbingan dan penyuluhan apabila anak didik

menemui kesulitan dalam mengembangkan potensi.

b. Peran Guru

Menurut Mukhtar (2003:93-94), peran guru dalam pembentukan

akhlak lebih di fokuskan pada tiga peran, yaitu :

1) Peran pendidik sebagai pembimbing

Peran pendidik sebagai pembimbing sangat berkaitan erat

dengan praktik keseharian. Untuk dapat menjadi seorang

pembimbing, seorang pendidik harus mampu memperlakukan para

siswa dengan menghormati dan menyayangi (mencintai). Ada

31

beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pendidik

yaitu, meremehkan/ merendahkan siswa, memperlakukan sebagai

siswa secara tidak adil, dan membenci sebagian siswa.

Perlakuan pendidik sebenarnya sama dengan perlakuan orang

tua terhadap anak-anaknya yaitu penuh kasih sayang dan

memberikan perlindungan. Sehingga semua siswa merasakan

senang untuk sama-sama menerima pelajaran dari pendidiknya

tanpa ada paksaan dan tekanan yang akan menjadikan siswa dapat

merasa percaya diri bahwa di sekolah/madrasah, ia akan sukses

belajar lantaran ia merasa dibimbing, didorong dan diarahkan oleh

pendidiknya dan tidak dibiarkan tersesat. Bahkan dalam hal-hal

tertentu pendidik harus bersedia membimbing dan mengarahkan

satu persatu dari seluruh siswa yang ada.

2) Peran pendidik sebagai model (contoh)

Peranan pendidik sebagai model pembelajaran sangat penting

dalam rangka membentuk akhlak mulia bagi siswa yang diajar.

Karena gerak gerik guru selalu di perhatikan oleh setiap murid.

Tindak tanduk, perilaku, bahkan gaya guru dijadikan cermin

(contoh) oleh murid-muridnya. Kedisiplinan, kejujuran, keadilan,

kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan, kehati-hatian akan

selalu direkam oleh murid-muridnya dan pada batas-batas tertentu

akan diikuti oleh murid-muridnya. Demikian pula sebaliknya,

kejelekan-kejelekan gurunya akan direkam oleh muridnya dan

32

biasanya akan lebih mudah dan cepat diikuti oleh murid-muridnya.

Semuanya akan menjadi contoh bagi murid, karena guru harus bisa

menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya. Guru juga menjadi

figur secara tidak langsung dalam pembentukan akhlak siswa

dengan memberikan bimbingan tentang cara berpenampilan,

bergaul dan berperilaku yang sopan.

3) Peran Pendidik Sebagai Penasehat

Seorang pendidik memiliki jalinan ikatan batin atau emosional

dengan para siswa yang diajarnya. Dalam hubungan ini pendidik

berperan aktif sebagai penasehat. Peran pendidik bukan hanya

sekedar menyampaikan pelajaran di kelas lalu menyerahkan

sepenuhnya kepada siswa dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikannya tersebut. Guru juga harus mampu memberi nasehat

bagi siswa yang membutuhkannya, baik diminta ataupun tidak

(Mukhtar, 95-96).

Setiap guru utamanya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

hendaknya menyadari bahwa guru bukanlah sekedar mentransfer

pengetahuan agama dan melatih ketrampilan anak-anak dalam

melaksanakan ibadah atau hanya membangun intelektual dan

menyuburkan perasaan keagamaan saja, akan tetapi pendidikan

agama lebih luas daripada itu. Pendidikan agama Islam berusaha

melahirkan siswa yang beriman, berilmu, dan beramal saleh.

Sehingga dalam suatu pendidikan moral, PAI tidak hanya

33

menghendaki pencapaian ilmu itu semata tetapi harus didasari oleh

adanya semangat moral yang tinggi dan akhlak yang baik

(Mukhtar, 95-96). Untuk itu seorang guru sebagai pengemban

amanah pembelajaran PAI haruslah orang yang mempunyai pribadi

saleh.

B. Menanggulangi Dampak Negatif Facebook

1. Pengertian facebook

a. Menurut (Winda,2012:2), facebook adalah sebuah jejaring sosial yang

digunakan untuk berkomunikasi dan saling berbagi pendapat atau

sharing. Facebook dirintis oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004.

b. Facebook adalah situs jejaring sosial pertama di internet yang

memiliki basis awal di negara- negara berbahasa Inggris, lalu

menyebar hingga ke Asia. Jejaring sosial ini layanan yang ada semakin

populer (Aminudin, 2009: 49).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa facebook

merupakan jejaring sosial yang sifatnya terbuka yang digunakan

sebagai alat atau media komunikasi bagi para pengguna untuk saling

bertukar informasi, interaksi, dan sarana bertemu kembali dengan

teman lama.

2. Sejarah facebook

Facebook termasuk dalam kategori situs jejaring sosial yang

menyediakan media bagi para pengguna untuk saling bertukar informasi

dan interaksi. Facebook dirintis oleh Mark Zuckerberg pada Februari

34

2014. Setelah berhenti sekolah, penemu facebook ini mementapkan

langkahnya di bisnis jejaring sosial. Pada usia 23 tahun Mark Zuckerberg

adalah miyuner termuda sepanjang sejarah yang menghasilkan kekayaan

dengan usahanya sendiri. Mark Zuckerberg masuk daftar orang terkaya

dunia yang ada pada urutan 785 (Kosasih, 2009:9).

Mark Zuckerberg adalah seorang mahasiswa Universitas Harvard di

Amerika Serikat. Awalnya facebook hanya digunakan mahasiswa

Universitas Harvard, namun kini facebook mendunia dan dinikmati oleh

banyak orang mulai dari remaja hingga orang tua dari berbagai profesi.

Hanya dalam waktu 24 jam setelah diluncurkan , 1.200 mahasiswa

Universitas Harvard sudah menjadi anggota. Dalam waktu 30 hari separuh

warga Harvard menjadi anggota. Hingga akhirnya Mark Zuckerberg

membuka keanggotaan “The Facebook” untuk seluruh mahasiswa di

Baston. “The Facebook” terus berkembang hingga akhirnya dapat

dinikmati oleh seluruh penjuru dunia.

3. Dampak negatif facebook

Facebook memiliki manfaat sebagai sarana komunikasi dan interaksi,

selain itu jejaring sosial facebook memberikan fasilitas kenyamanan bagi

pengguna untuk mengakses informasi yang ada di dunia dalam jangka

waktu yang cepat atau dalam hitungan detik, namun facebook juga

memberikan dampak negatif bagi pengguna. Dampak negatif facebook

yang berkembang pesat memunculkan perubahan nilai dan perilaku

35

menyimpang dalam kehidupan. Pengaruh yang timbul menjadikan

pengguna menyalahgunakan facebook dalam hal negatif.

Menurut (Winda, 2012: 62) Dampak negatif penggunaan facebook

adalah:

a. Berkurangnya sosialisasi di dunia nyata.

Banyak fasilitas yang ditawarkan dalam facebook menjadikan

seseorang merasa tidak perlu bertemu langsung , sehingga sosialisasi di

dunia nyata cenderung berkurang karena dengan lebih suka

menghabiskan waktunya di facebook dari pada bertemu secara langsung

di dunia nyata. Kurangnya sosialisasi dapat mengkhawatirkan

perkembangan sosial di dunia nyata karena lebih banyak menghabiskan

waktu di dunia maya dari pada belajar sosialisasi dengan lingkungan.

b. Mengurangnya kinerja pekerja dan pelajar.

Banyak pekerja dan pelajar terlalu asyik bermain facebook curi-curi

waktu bermain facebook saat bekerja yang mengakibatkan seseorang

tidak bisa membagi waktunya dengan baik. Selain itu bagi pelajar

dapat menjadikan malas belajar, mengerjakan tugas,sulit konsentrasi

dan memperlambat menerima informasi yang diberikan oleh guru.

Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan secara tidak langsung

mengakibatkan tidak dapat terselesaikan tepat waktu yang akan

memberi pengaruh keberhasilan belajar menurun.

36

c. Peredaran akun palsu atau penipuan.

Banyak orang menyalahgunakan facebook untuk membuat akun

palsu dengan tujuan tertentu untuk menipu, hal ini dilakukan karena

mudahnya dalam membuat akun facebook yang menjadikan orang

melakuan penipuan bahkan menjatuhkan pihak lain.

Sedangkan menurut Mansur Isna (2001: 43), dalam kemajuan iptek

terdapat beberapa dampak negatif teknologi informasi antara lain:

1) Kemerosotan moral atau akhlak sebab perkembangan teknologi dan

informasi adalah kurang tertanamnya jiwa agama yang menjadikan

pendidikan akhlak tidak terlaksana sebagaimana mestinya baik di

rumah, sekolah, maupun di masyarakat. Penanaman akhlak merupakan

cara tepat untuk memerangi kemerosotan moral atau akhlak dalam

perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Penanaman akhlak

dilakukan dengan cara penanaman sikap dan penghayatan nilai-nilai

agama sehingga menghasilkan perilaku yang baik.

2) Perubahan nilai, kejahatan, dan tindakan kriminal merupakan dampak

negatif dari iptek yang dapat merubah nilai-nilai sosial, moral dalam

kehidupan individu.

3) Menurunnya motivasi dan prestasi belajar menjadi problem yang

dihadapi pesrta didik dalam proses pembelajaran. Adanya teknologi

informasi yang berkembang menjadikan peserta didik mengalami

penurunan prestasi dan menurunnya motivasi. Motivasi berpengaruh

penting dalam pembelajaran karena motivasi mengarahkan dan

37

mengendalikan tujuan siswa sehingga mampu melengkapi tugas

belajar dan mencapai tujuan belajar sehingga prestasi meningkat.

4) Berkurangnya jumlah jam belajar menimbulkan motivasi dan prestasi

berkurang dalam pembelajaran. Semua itu dikarenakan kesibukannya

terhadap teknologi dan informasi yang berkembang.

5) Timbulnya rasa malas dalam belajar menjadi faktor penghambat untuk

mencapai tujuan belajar yang sesuai dengan yang diinginkan.

4. Strategi pendidikan islam dalam menghadapi kemajuan iptek.

Strategi merupakan upaya atau cara yang dapat ditempuh untuk

mencapai suatu yang ingin diharapkan. Dalam menghadapi suatu masalah

yang muncul dan menghadapi tantangan yang ada, Strategi untuk

menghadapi berbagai tantangan dan dampak kemajuan iptek pendidikan

islam harus memiliki berbagai strategi, karena agama harus bisa menjawab

tantangan yang ada.

Stategi terbaik untuk mengatasi dampak negatif kemajuan iptek

melalui peningkatan mutu pendidikan umum, pendidikan agama, dan

pendidikan moral. Pada dasarnya pendidikan moral, pendidikan

kewarganegaraan dan agama sangat tepat untuk penanggulangan dampak

negatif teknologi informasi. Strategi untuk mengatasi kemajuan iptek

tersebut sebagai solusi bagi pendidikan agama agar tidak terbawa arus dan

tidak terjerumus dalam modernisasi kemajuan iptek.

38

Pendidikan agama perlu ditekankan pada pendidikan moral, tidak

hanya menekankan pengetahuan. Sikap dan perilaku lebih mencerminkan

keamanan, ketakwaan terhadap Tuhan, serta dapat menjauhkan diri dari

perbuatan yang mungkar dan merusak. Oleh karena itu untuk menghadapi

kemajuan iptek pendidikan agama menanamkan nilai-nilai akidah dan

moral. Dengan demikian hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi akan bernilai positif dan dapat mendatangkan manfaat bagi

kehidupan manusia.

Strategi yang dilakukan dalam menghadapi tantangan modernisasi

dengan berkat adanya kemajuan iptek mencakup ruang lingkup antara lain:

a. Mendorong motivasi anak didik ke arah pengembangan iptek dimana

nilai-nilai islami menjadi sumber acuan.

b. Mendidik ketrampilan dengan memanfaatkan iptek secara baik.

c. Menanamkan sikap dan wawasan yang luas terhadap kehidupan melalui

menginterprestasikan ajaran agama dari kehidupan manusia.

Pengembangan nilai-nilai yang sesuai dengan islam sangat perlu

untuk menghadapi segala bentuk kemajuan dan modernisasi iptek. Dengan

adanya nilai-nilai islam dapat menjadikan manusia yang berkemampuan

menguasai dan menciptakan ilmu dan teknologi serta sistem budaya hidup

berdasarkan nilai islam yang berorientasi pada kesejahteraan hidup di

dunia untuk meraih kebahagiaan hidup di akhirat yang abadi.

39

C. Pembentukan Akhlak Siswa

1. Pengertian Akhlak

Islam mempergunakan kebiasaan sebagai salah satu teknik

pendidikan yang dapat mengubah sifat seseorang dengan cara pembinaan

iman, akhlak dan pembentukan kepribadian. Kepribadian seseorang

merupakan cara mengendalikan dan mengarahkan sikap dan perilaku,

apabila kepribadian seseorang kuat maka tidak mudah terpengaruh oleh

bujukan dari luar serta bertanggung jawab atas ucapan dan perbuatannya,

sedangkan kepribadian lemah akan mudah terpengaruh dari luar.

Kepribadian terbentuk melalui pengalaman dan nilai-nilai yang diserap

dalam pertumbuhan dan perkembangan kepribadian. Apabila nilai-nilai

agama banyak masuk dalam pembentukan kepribadiaan seseorang , maka

tingkahlaku diarahkan dan dikendalikan oleh nilai-nilai agama.

Pembentukan akhlak siswa merupakan implementasi dari iman dalam

segala bentuk perilaku baik akhlak terhadap kedua orangtua, akhlak

terhadap orang lain, maupun akhlak dalam penampilan diri yang

merupakan unsur positif dalam pembentukan kepribadian. Akhlak tidak

dapat dipisahkan dari iman, iman merupakan pengakuan hati dan akhlak

adalah pantulan iman itu pada perilaku, ucapan dan sikap atau bukti

keimanan dalam perbuatan yang dilakukan karena kesadaran dan karena

Allah semata (Daradjat, 1995:67).

40

Pengertian akhlak menurut beberapa pendapat:

a. Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk

melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran

lebih dulu (Mansyur, 2005:221).

b. Menurut Abuddin Nata (2010: 181), akhlak bukan sekedar hal-hal

yang berkaitan dengan ucapan, sikap dan perbuatan yang harus

ditampakkan dalam pergaulan di sekolah dan di luar sekolah

melainkan berbagai ketentuan lain yang memungkinkan dapat

mendukung efektivitas proses belajar mengajar.

c. Menurut Daradjat (1995: 10), Akhlak merupakan kelakuan yang

timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan,

bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu membentuk suatu kesatuan

tindakan akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian.

Semua yang telah dilakukan itu akan melahirkan perasaan moral yang

terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah sehingga ia

mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahad, mana

yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna , mana yang cantik dan

mana yang buruk.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

Pembentukan kepribadian merupakan upaya untuk mengubah sikap

kearah nilai-nilai keislaman. Dalam Menumbuhkan pembentukan

akhlak yang mulia dan kebiasaan yang baik dengan dilakukan dengan

adanya pembinaan iman dan akhlak.

41

2. Proses pembentukan pribadi siswa

Pembentukan kepribadian dilakukan secara berangsur-angsur,

membutuhkan sebuah proses. Hal ini merupakan pembentukan

kepribadian yang menyeluruh, terarah dan berimbang. Pembentukan ini

ditujukan pada pembentukan nilai-nilai keislaman sebagai upaya untuk

menjadikan kemampuan diri sebagai pengabdi Allah yang setia. Apabila

prosesnya berlangsung dengan baik akan menghasilkan suatu kepribadian

yang harmonis dan serasi. Dikatakan harmonis apabila segala aspek-

aspeknya seimbang.

Adapun proses pembentukan kepribadian menurut (Ahmad D.

Marimba, 48) terdiri dari tiga taraf yaitu pembiasaan, pembentukan sikap

dan minat, serta pembentukan kerohanian yang luhur.

a. Pembiasaan

Pembiasaan ini bertujuan membentuk aspek kejasmanian dari

kepribadian atau memberi kecakapan berbuat dan mengucapkan

sesuatu (pengetahuan hafalan) caranya dengan mengontrol dan

menggunakan tenaga-tenaga kejasmanian dan dengan bantuan

tenaga kejiwaan, pendidik dibiasakan dalam amalan-amalan yang

dikerjakan dan diucapkan. Misalnya puasa dan sholat (Ahmad D.

Marimba: 76). Pentingnya pendidikan budi pekerti dan membiasakan

anak kepada tingkah laku yang baik sejak kecil harus mendapatkan

perhatian yang penuh, artinya bahwa sejak kecil pendidikan budi

pekerti dimulai dari keluarga. Kebiasaan tersebut akan membentuk

42

sikap yang baik pada anak dan akhirnya akan menjadi bagian dari

kepribadiannya.

b. Pembentukan sikap dan minat

Pengetahuan tentang amalan-amalan yang dikerjakan dan

diucapkan perlu ditanamkan dasar-dasar kesusilaan yang erat

hubungannya dengan kepercayaan, yang mana perlu menggunakan

tenaga kejiwaan (rasa dan cipta). Dengan menggunakan pikiran

(cipta) dapatlah ditanamkan tentang amalan-amalan yang baik

(Ahmad D. Marimba:77).

Dengan adanya pengetahuan tentang amalan yang dilakukan

terbentuklah pendirian (sikap) mengenai hal-hal keagamaan,

misalnya menjauhi dengki, menepati janji, ikhlas, jujur, sabar,

bersyukur dan lain-lain. Begitu juga dengan adanya rasa (Ketuhanan)

disertai dengan pengertian, maka minat dapat diperbesar dan ikut

serta dalam pembentukan kepribadian muslim.

c. Pembentukan kerohanian yang luhur

Pembentukan ini menanamkan kepercayaan terhadap rukun

iman, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada

Rasul-Nya, iman kepada kitab-Nya, iman kepada hari akhir dan iman

kepada qada dan qadar. Pada taraf ini muncul kesadaran dan

pengertian yang mendalam. Segala yang dipikirkan, dipilih,

diputuskan serta dilakukan adalah berdasarkan keinsyafan dari dalam

43

diri sendiri dengan disertai rasa tanggung jawab. Oleh karena itu

disebut juga pembentukan sendiri (Ahmad D. Marimba :87-88).

Ketiga taraf ini saling berpengaruh, Taraf yang lebih rendah

akan menjadi landasan taraf berikutnya dan menimbulkan kesadaran

dan keinsyafan sehingga memunculkan pelaksanaan amalan-amalan

yang lebih sadar.

3. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak siswa.

Menurut Aat syafaat (2008: 159) Faktor- faktor yang dapat

mempengaruhi pembentukan akhlak siswa adalah:

a. Faktor Intern

Faktor yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak

ditentukan oleh faktor intern seseorang seperti aspek perkembangan

jiwa, kondisi jasmani dan rohani. Faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap perkembangan jiwa antara lain:

1) Tingkat usia

Perkembangan agama anak ditentukan oleh tingkat usia anak dan

perkembangan anak dipengaruhi oleh perkembangan dalam

berfikir. Anak yang sudah berfikir kritis akan lebih kritis dalam

memahami ajaran agama, Selanjutnya pada usia remaja juga

berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan. Pertumbuhan

jasmani dapat menjadikan remaja mengalami perubahan dan

membuat mereka mengalami berbagai kesulitan terutama

penyesuaian dengan dirinya sendiri dan lingkungannya.

44

Pertumbuhan kecerdasan dapat menjadikan perubahan

kemampuan berfikir, menanggapi keadaan, sikap terhadap

dirinya, terhadap orang lain, masyarakat dan lingkunganya.

2) Kepribadian

Kepribadian seseorang merupakan ciri khas dalam berinteraksi

dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Kepribadian memiliki

dua unsur yaitu bawaan dan lingkungan. Dalam unsur bawaan

seseorang menampilkan ciri-ciri khas dari individu.

b. Faktor ekstern

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa

perubahan dalam berbagai dimensi kehidupan. Faktor ekstern yang

berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat dilihat dari:

1) Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling sederhana dan

pertama dikenal dalam kehidupan manusia. Pengaruh keluarga

terhadap perkembangan jiwa keagamaan merupakan awal

pembentukan jiwa keagamaan. Keluarga sebagai faktor yang

dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa

keagamaan.

2) Lingkungan sekolah

Sekolah memberikan pengaruh dalam membentuk perkembangan

kepribadian anak. Sekolah sebagai pendidikan formal memberi

pengaruh dalam membantu perkembangan kepribadian anak,

45

pengaruh itu antara lain: kurikulum bagi anak, hubungan guru

dengan siswa, hubungan antar anak. Melalui kurikulum yang

berisi pengajaran, sikap, dan keteladanan guru sebagai pendidik

dapat menjadikan siswa menanamkan kebiasaan yang baik yang

merupakan bagian dari pembentukan moral. Dalam tiga kelompok

itu unsur yang menopang pembentukan kepribadian adalah

ketekunan, disiplin, kejujuran, keteladanan dan sabar.

3) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat memberikan pengaruh yang besar dalam

perkembangan jiwa keagamaan, karena lingkungan masyarakat

merupakan lingkungan yang mengandung unsur pengaruh. Ketiga

Faktor ekstern yang berpengaruh dalam perkembangan jiwa

keagamaan adalah keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga

merupakan pembentuk sikap afektif (moral), Sekolah sebagai

pembentuk sikap kognitif, sedangkan masyarakat sebagai

pembentuk psikomotor.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pembentukan kepribadian terbentuk melalui pengalaman dan

nilai-nilai yang diserap dalam pertumbuhan dan perkembangan

perilaku. Apabila kepribadian seseorang kuat, maka sikap yang

dimiliki tegas, tidak mudah terpengaruh oleh faktor yang datang

dari luar, serta bertanggung jawab atas perbuatan dan ucapan.

46

Apabila kepribadian lemah maka mudah terpengaruh oleh faktor

dari luar.

D. Peran Guru Aqidah Akhlak Dalam Menanggulangi Dampak Negatif

Facebook Terhadap Akhlak Siswa

Menghadapi dampak kemajuan iptek yang berkembang pesat guru

pendidikan islam memegang peranan yang sangat besar untuk membentuk

pribadi yang baik Cara terbaik mengatasi dampak negatif melalui

peningkatan mutu pendidikan umum, pendidikan agama, dan pendidikan

moral. Dalam Pendidikan agama perlu ditekankan pada pendidikan moral,

tidak hanya menekankan pengetahuan. Sikap dan perilaku lebih

mencerminkan keamanan, ketakwaan terhadap Tuhan, serta dapat

menjauhkan diri dari perbuatan yang mungkar dan merusak.

Masa remaja adalah masa pembinaan dan persiapan terakhir sebelum

memasuki masa dewasa yang penuh tanggung jawab. Mereka selalu ingin

dianggap bergaul dalam lingkungannya. Oleh karena itu, harus senantiasa

dibina dan diarahkan dalam mengembangkan bakat dan minatnya dalam

berbagai bidang. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah

pembinaan akhlak seperti sikap dan mental siswa agar mampu menjadi

pribadi yang seimbang antara jasmani dan rohani sesuai dengan tujuan

pendidikan Islam (Bahri, 2004:74).

47

Untuk mencapai tujuan diatas, guru aqidah akhlak memiliki peranan

khusus dalam pembentukan akhlak siswa adalah sebagai:

1. Pembimbing

Guru sebagai pembimbing siswa dalam membentuk pribadi muslim

siswa dengan cara menjadi penyadar jiwa siswa, jika siswa melakukan

kesalahan maka guru membimbing agar tidak melakukan kesalahan lagi

dan memberi tahu dampak yang terjadi jika melakukan kesalahan

sehingga siswa tidak mengulangi kesalahan lagi.

2. Pendidik

Guru mendidik siswa dengan cara meneruskan dan

mengembangkan nilai-nilai hidup, seperti nilai-nilai akhlak dalam

kehidupan, bersikap baik kepada orang lain, menghormati yang lebih tua

dan menghargai yang lebih muda. Dengan mendidik dan menanamkan

nilai-nilai hidup yang dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap

dan tingkah laku anak didik dapat menumbuhkan sikap mental.

3. Teladan

Guru sebagai teladan atau contoh bagi siswa,perilaku yang guru

lakukan merupakan teladan, maka guru harus berperilaku yang baik

sehingga siswa juga akan meneladani perilaku yang baik. Guru tidak

boleh membiasakan siswa melakukan atau berperrilaku buruk. Ini perlu

disadari oleh guru sebab perilaku guru akan mempengaruhi anak didik.

48

4. Pembiasaan

Metode pembiasaan berjalan bersama-sama dengan metode

keteladanan, sebab pembiasaan itu dicontohkan oleh guru. Guru sebagai

tokoh teladan dalam mencontohkan sikap teladannya, seperti

membiasakan tertib mengucapkan salam, inti pembiasaan adalah

pengulangan, jika guru setiap masuk kelas mengucapkan salam, itu dapat

diartikan usaha pembiasaan.

5. Pengawas

Guru juga berperan sebagai pengawas, mengawasi siswa baik saat

berada di dalam kelas maupun saat berada di luar kelas. Jika siswa

melakukan kesalahan maka guru harus menegur dan memberi nasehat,

agar siswa mengetahui yang dilakukan salah dan tidak mengulanginya

kembali.

6. Pengajar

Selain menjadi pembimbing, teladan dan pengawas peran guru

paling penting yaitu menjadi pengajar, guru melakukan transformasi ilmu

baik ilmu umum maupun ilmu agama, guru dapat melakukan penanaman

nilai akhlak dalam diri siswa dalam proses pembelajaran, dengan cara

bertutur kata lembut, tidak memaki siswa, dan mengucap salam ketika

masuk dan keluar kelas.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peran

guru Aqidah Akhlak mempunyai peranan besar dalam pembentukan

akhlak siswa di sekolah. Dengan peranan guru sebagai pengajaran dan

49

pelatihan manusia diajarkan untuk memiliki tata laku dan adab dalam

kehidupan bermasyarakat melalui proses pendidikan untuk membentuk

akhlak dan pengubahan sikap. Dalam proses pengubahan sikap dan tata

laku anak didik dibutuhkan peran dari semua pihak, baik dari lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat, agar anak didik mendapat pengajaran

untuk menuju kedewasaan dengan kepribadian yang mulia.

50

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Kondisi Umum MAN Salatiga

1. Sejarah berdiri

MAN Salatiga merupakan sekolah yang berasal dari

pendidikan guru agama, kemudian pada tahun 1990 berubah status

menjadi MAN Salatiga. MAN Salatiga berdiri di wilayah salatiga

dengan luas tanah 2.882 m2 Hak milik No. 49, dengan luas

bangunan 5. 113 m2 di jalan K.H. Wahid Hasyim No. 12 Telp.

(0298) 323031. MAN Salatiga Sebagai lembaga pendidikan formal

yang berciri khas Islam di samping membuka jurusan IPA, IPS,

Bahasa dan Ilmu Keagamaan juga muatan lokal Bahasa Jawa dan

IT, serta pengembangan diri unggulan otomotif dan tata busana.

Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), MAN SALATIGA sebagai lembaga

pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan

serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan

membentuk sumber manusia yang berakhlak mulia, unggul,

berbudaya, sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan.

2. Profil sekolah

Data profil sekolah secara lengkap yang diambil dari

dokumentasi MAN Salatiga yaitu sebagai berikut:

51

a. Identitas Sekolah

Nama Madrasah : Madrasah Aliyah Negeri Salatiga

Alamat : Jl. KH. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga

Kode Pos 50714 Telepon 0298-323031.

Provinsi : Jawa Tengah

Kelurahan : Sidorejo lor

Kecamatan : Sidorejo

Kode Pos : 50744

Status Sekolah : Negeri

NSS : 131133730001

b. Kepala Madrasah

Nama Lengkap : Drs. H. Sudar, M.Ag

N I P : 195608201981031009

Pangkat dan Gol/Ruang : Pembina Utama Muda / IV.c

Masa Kerja sbg Guru : 19 Tahun

Masa Kerja sbg Kepsek : 17 Tahun

Pendidikan Terakhir : S2

Fakultas/Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Alamat Rumah : Jl. HOS. Cokroaminoto Gg. VII

No.136 Kel. Mlatinorowito

Kudus, Telp. (0291) 439776 HP.

08122841945

52

c. Visi misi

1) Visi

Unggul dalam prestasi, berakhlaqul karimah dan terampil.

2) Misi

(a) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas

sehingga setiap peserta didik berkembang secara

optimal sesuai dengan potensi dalam pencapaian

prestasi akademik.

(b) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam

mempelajari ilmu agama, ilmu pengetahuan, dan

teknologi dengan menciptakan lingkungan yang islami

di Madrasah.

(c) Menumbuh kembangkan akhlaqul kharimah pada

seluruh warga Madrasah.

(d) Menyelenggarakan pembinaan pengembangan diri dan

pelatihan ketrampilan untuk menumbuhkembangkan

minat, bakat, dan ketrampilan peserta didik.

53

3. Jumlah Peserta Didik

No. Kelas

Jumlah

Rombongan

Laki-

laki

Perempuan Seluruhnya

1 X 11 126 299 425

2 XI 10 114 241 355

3 XII 10 119 201 320

Jumlah 31 359 741 1100

4. Sarana dan Prasarana

No. Jenis Ruang

Milik

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

Jml

Luas

(m2)

Jml

Luas

(m2)

Jml

Luas

(m2)

1. Ruang Teori/Kelas 31 2.044

2. Laboratorium IPA - -

3. Laboratorium

Kimia 1 72

4. Laboratorium

Fisika 1 72

5. Laboratorium

Biologi 1 72

6. Laboratorium

Bahasa 1 72

7. Laboratorium IPS - -

8. Laboratorium 2 144

54

No. Jenis Ruang

Milik

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

Jml

Luas

(m2)

Jml

Luas

(m2)

Jml

Luas

(m2)

Komputer

9. Laboratorium

Multimedia 1 126

10.

Ruang

Perpustakaan

Konvensional

2 96

11.

Ruang

Perpustakaan

Multimedia

- -

12. Ruang

Keterampilan 1 72

13. Ruang Serba

Guna/Aula - -

14. Ruang UKS 1 18

15. Ruang Praktik

Kerja 1 36

16. Bengkel - -

17. Ruang Diesel - -

18. Ruang Pameran - -

19. Ruang Gambar - -

20. Koperasi/Toko 3 100

21. Ruang BP/BK 1 72

22. Ruang Kepala

Sekolah 1 45

55

No. Jenis Ruang

Milik

Baik Rusak

Ringan

Rusak

Berat

Jml

Luas

(m2)

Jml

Luas

(m2)

Jml

Luas

(m2)

23. Ruang Guru 1 255

24. Ruang TU 1 96

25. Ruang OSIS 1 40

26. Kamar Mandi/WC

Guru Laki-laki 1 7

27. Kamar Mandi/WC

Guru Perempuan 2 8

28. Kamar Mandi/WC

Siswa Laki-laki 6 35

29. Kamar Mandi/WC

Siswa Perempuan 10 70

30. Gudang 2 110,5

31. Ruang Ibadah 1 177,9

32. Rumah Dinas

Kepala Sekolah - -

33. Rumah Dinas Guru - -

34. Rumah Penjaga

Sekolah 1 35

35. Sanggar MGMP - -

36. Sanggar PKG - -

37. Asrama Siswa - -

38. Ruang Multimedia 1 100

39. Ruang Pusat

Belajar Guru - -

56

5. Diklat/Penataran yang pernah diikuti oleh Kepala Madrasah

Nama Diklat/Penataran

Tingkat dan Tempat

Penyelenggaraan

Tahun

Lama

Diklat

Penataran Pembimbing

Perpustakaan

Nasional, Jakarta 1982 21 hari

Latihan Kehumasan dan

Jurnalistik

Propinsi, Semarang 1990 3 hari

Diklat Adum Propinsi, Semarang 1992 8 hari

Diklat Administrasi

Kepegawaian

Propinsi, Semarang 1993 8 hari

Pelatihan Manajemen

Kepala Madrasah

Propinsi, Semarang 1999 20 hari

Penataran Kepala

Madrasah

Propinsi, Semarang 2000 13 hari

Pelatihan Manajemen

Pendidikan

Propinsi, Semarang 2000 7 hari

Penataran Peningkatan

Administrasi Madrasah

Propinsi, Semarang 2001 10 hari

Lokakarya Supervisi

Pendidikan

Nasional, Jakarta 2003 3 hari

Workshop Kepala MTsN Propinsi, Semarang 2003 4 hari

Workshop Kepala MTsN Propinsi, Semarang 2004 4 hari

57

Workshop Penyusunan

Instrumen KBK

Propinsi, Semarang 2005 4 hari

Pembinaan Hukum

Nasional

Propinsi, Semarang 2005 4 hari

Diklat Peningkatan

Kualitas Kepala MTs

Propinsi, Semarang 2005 10 hari

6. Prestasi yang pernah diraih madrasah dari tahun ke tahun

Prestasi Non Akademik

Tahun Kejuaraan Prestasi Tingkat

2012

Kejurcab Bulutangkis, Tunggal

Pemula Putri II

Kota

Salatiga

2013 Tenis Meja, Aksioma II

Provinsi

Sumsel

2013 Atletik Lompat Jangkit, POPDA, II

Kota

Salatiga

2013 Atletik Lompat Tinggi POPDA I

Kota

Salatiga

2013 Pencak silat Kelas C Putra POPDA III

Kota

Salatiga

2013

Renang 100 M Gaya Bebas Putri,

Salatiga Cup II

Kota

Salatiga

2013

Kejuaraan Pencak Silat, Kelas G

Putri, POPDA I

Kota

Salatiga

2013 Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar

Kota

Salatiga

2013 Kejuaraan Cabang Tenis Meja Putri

Salatiga cup

II Kota

Salatiga

58

Prestasi Non Akademik

Tahun Kejuaraan Prestasi Tingkat

2013 Kejuaraan Pencak Silat, Kelas F

Putri, POPDA,

II Kota

Salatiga

2013 Kejuaraan Pencak Silat Antar Pelajar

Kelas B Putri, Salatiga Cup

III Kota

Salatiga

2013 MTQ Cabang Tartil

II Kota

Salatiga

2013 Kejuaraan MTQ Putri, MAN Salatiga III Kota

Salatiga dan

Provinsi

Jateng

2013 Lomba Tari Prajuritan DKKS

III

Kabupaten

Semarang

2014 Paper Akuntansi UGM Yogyakarta I Nasional

2014 Ekonomi, UGM I Nasional

2014 Konsep Usaha, Udinus Semarang

I Provinsi

Jateng

2014 Bola Voli Putri, POPDA

III Karesidenan

Semarang

2014 Mata Pelajaran Ekonomi Tingkat MA

II Kota

Salatiga

2014 Mata Pelajaran Fisika Ekonomi

Tingkat MA

I Kota

Salatiga

2014 MTQ Cabang Tartil

I Kota

Salatiga

2014 Lomba Insya', STAIN Salatiga

II Kota

Salatiga

2014 Qira'atusyir, IAIN Walisongo

Semarang

II Provinsi

Jateng

59

Prestasi Non Akademik

Tahun Kejuaraan Prestasi Tingkat

2014 Festival Bahasa Walisongo Tingkat

MA Mata Pelajaran Kimia

II Kota

Salatiga

2014 Kejuaraan Cabang Sepakbola,

POPDA

II Karesidenan

Semarang

2014 Kejuaraan Mata Pelajaran

Matematika Tingkat MA

II Kota

Salatiga

2014 Kejuaraan Mata Pelajaran Fisika

Tingkat MA

II Kota

Salatiga

2014 Kejuaraan Bola Voli Putri, POPDA

III Karesidenan

Semarang

2014 Kejuaraan Mata Pelajaran Biologi

Tingkat MA

III Kota

Salatiga

2014 Kejuaraan Pencak Silat Merpati Putih

Cup, Katagori Gerak Tunggal

I Kota

Salatiga

2014 Kejuaraan Pencak Silat Merpati Putih

Cup, Kelas G Putri

II Kota

Salatiga

2014 Kejuaraan Cabang Tarikh (ula)Putri

II Kota

Salatiga

2014 Lomba Pidato Bahasa Inggris

III Karesidenan

Semarang

Tingkat MA Mata Pelajaran Ekonomi

I Kota

Salatiga

Tingkat MA Mata Pelajaran Geografi

I Kota

Salatiga

60

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Peran Guru Aqidah Akhlak dalam pembentukan akhlak siswa di

MAN Salatiga.

Pembahasan tentang peran guru aqidah akhlak dalam

pembentukan akhlak siswa di MAN Salatiga tidak terlepas dari

hal-hal yang melengkapinya, yakni : (a)Peranan guru aqidah

akhlak (b)Pembentukan akhlak siswa (c)Peran guru aqidah akhlak

dalam pembentukan akhlak siswa di MAN Salatiga.

a. Peran Guru Aqidah akhlak

Informan dalam penelitian ini adalah Guru, data yang

berhasil dihimpun oleh peneliti dan hasil wawancara mengenai

bagaimana peran guru di MAN Salatiga:

“Peran Guru Aqidah akhlak sangat penting untuk

mengantar siswa dalam memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan sehari-

hari. Dalam mengantarkan siswa mengamalkan ajaran islam

contohnya melalui kegiatan wajib yang dinamakan program

keunggulan PAI. Program keunggulan PAI dilaksanakan 2x

setiap bulan yang dibimbing oleh wali kelas masing-masing.

Program ini berisi hafalan Al- Qur’a juz 30, surat tambahan

serta do’a sehari-hari” (GUF/22-8-2015/10.10/RG).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang lain

mengenai bagaimana peran guru di MAN menuturkan bahwa:

“Peranan guru Pendidikan Agama Islam sangat penting

untuk mengarahkan siswa bersikap dan berperilaku santun.

Dalam mengarahkan siswa berperilaku santun dengan cara

pembiasaan mematuhi peraturan yang ada yaitu Peraturan

agama dan peraturan sekolah). contohnya siswa diajarkan

untuk mematuhi peraturan yang ada di sekolah seperti tidak

terlambat sekolah” (GAA/22-8-2015/13.00/RG).

61

Selain itu responden lain menambahkan bagaimana peran

guru di MAN:

“Sangat penting peran guru dalam pembelajaran, saya

tidak hanya memberi materi kepada siswa, tetapi memberikan

wawasan dan pemahaman untuk hidup lebih bermanfaat dan

berguna untuk masa depan. Melalui pemberian wawasan dan

pemahaman akan menjadikan anak berfikir secara dewasa

sehingga dapat hidup lebih terarah dan bermanfaat” (GQH/24-

8-2015/10.15/RG).

b. Pembentukan akhlak siswa

Pembentukan akhlak merupakan salah satu cara untuk

mengubah sifat seseorang. Dalam membentuk perilaku siswa

pasti memiliki cara untuk membentuk perilaku yang baik dan

berakhlak mulia. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan

mengenai bagaimana pembentukan akhlak siswa di MAN:

“Di dalam pembelajaran saya membimbing anak untuk

mematuhi aturan- aturan yang ada dan melaksanakan

perintahNya, siswa mengetahui hak dan kewajiban terhadap

Tuhan artinya kewajiban untuk melaksanakan sholat

berjamaah. Contohnya shalat jama’ah, jama’ah dzuhur di

sekolah serta shalat sunah dzuha (GUF/22-8-2015/10.10/RG).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang lain

mengenai bagaimana pembentukan akhlak siswa di MAN

Salatiga menambahkan:

“Pembentukan akhlak yang biasa dilakukan sekolah ini

adalah Program unggulan Pendidikan Agama Islam. Dalam

program ini siswa diarahkan untuk memahami, mengetahui

kandungan Al Qur’an, dan mengamalkan ajaran Al Qur’an,

do’a sehari-hari, shalat berjama’ah di sekolah, serta shalat

dzuha (GQH/24-8-2015/10.15/RG).

62

Dari hasil wawancara informan lain menuturkan bahwa:

“Selain memberikan pembelajaran saya memberi

pengarahan kepada anak untuk berperilaku dan bersikap santun

serta bertanggungjawab dalam segala hal baik dalam

perbuatan, ucapan maupun tindakan” (GAA/22-8-

2015/13.00/RG).

“Pembentukan akhlak yang diterapkan dan wajib diikuti

oleh semua siswa MAN Salatiga itu progam keunggulan PAI

yang dilaksanakan 2x setiap bulan, program ini untuk

membentuk anak memiliki karakter yang islami dalam

kehidupan sehari-hari” (GBK/24-8-2015/11.00/RG).

c. Peranan Guru Aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa

di MAN Salatiga

Peran guru sangat penting dalam memberikan

pengetahuan kepada siswa, tetapi selain itu guru juga memiliki

peran sebagai pembina akhlak. Seperti hasil wawancara berikut

ini:

“Guru memegang peran yang penting dalam rangka

menumbuh kembangkan akhlaqul kharimah siswa, sehingga

dapat mewujudkan lingkungan yang islami” (GUF/22-8-

2015/10.10/RG).

“Peranan Guru Aqidah akhlak dalam Pembentukan akhlak

sangat penting untuk menumbuhkan karakter yang baik bagi

setiap siswa. Seperti contohnya yang diterapkan dan wajib

diikuti oleh semua siswa MAN Salatiga itu progam keunggulan

PAI yang dilaksanakan 2x setiap bulan, program ini untuk

membentuk anak memiliki karakter yang islami dalam

kehidupan sehari-hari” (GBK/24-8-2015/11.00/RG).

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang lain

mengenai bagaimana pembentukan akhlak yang guru berikan

dalam Pendidikan Aqidah Akhlak di MAN Salatiga mengatakan

bahwa:

63

“Menurut saya sekolah ini sudah banyak kegiatan untuk

pembentukan perilaku yang baik atau mengarahkan pada

perilaku yang santun di MAN Salatiga antara lain kegiatan

program keunggulan PAI, kegiatan ini harus diikuti seluruh

siswa MAN” (SAN/ XII/ 7-9-2015. 10.00/ DK).

Dari hasil wawancara informan lain menuturkan bahwa:

“Saya mengikuti kegiatan Sejarah Kebudayaan Islam(SKI),

Asshaf(membuat majalah islamiah) dan PMR” (SN/ XII/ 7-9-

2015. 11.50/ DK).

Selain itu informan lain menambahkan:

“Dalam kegiatan di sekolah saya berpartisipasi mengikuti

karena sebagai kewajiban yang harus diikuti oleh seluruh siswa

di MAN Salatiga” (SM/ XII/ 8-9-2015. 10.00/ DM).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang lain

mengenai pembentukan akhlak siswa di MAN salatiga, lalu

bagaimana setelah mengikuti kegiatan:

“Hati saya menjadi lebih tenang, tentram dan merasa

selalu terjaga baik dari ucapan dan tindakan yang tidak baik”

(SAN/ XII/ 7-9-2015. 10.00/ DK).

Selain itu N selaku siswa di MAN Salatiga menuturkan:

“Dengan kegiatan yang ada di MAN Salatiga menjadikan

saya Bertambah ilmu, bertambah wawasan, serta memperoleh

pengalaman dalam kegiatan ini” (SN/ XII/ 7-9-2015. 11.50/

DK).

M selaku siswa MAN Salatiga menuturkan:

“Saya tidak ikut kegiatan yang lain, tetapi saya ikut yang

wajib hanya untuk melaksanakan kewajiban (SA/ XII/ 8-9-2015.

10.00/ DM).

64

2. Dampak penggunaan facebook pada siswa.

Berikut ini dipaparkan dampak penggunaan facebook pada siswa

di MAN Salatiga.

“Dampak penggunaan facebook dapat sangat mengganggu

kenyamanan belajar siswa yang menjadikan siswa kurang

konsentrasi dan mengakibatkan anak cenderung memakai untuk

hal-hal negatif” (GBK1/9-9-2015/10.15/RBK).

Dari hasil wawancara informan lain menuturkan bahwa:

“Faktor hp membuat anak lebih senang memencet hp dari

pada belajar, sehingga anak malas belajar dan tidak

konsentrasi” (GBK2/9-9-2015/11.15/RBK).

Selain itu hasil wawancara dengan informan lain menambahkan

bahwa:

“Anak seusia ini belum dapat berfikir dewasa dan kurang

memahami manfaat teknologi secara tepat sehingga berdampak

negatif dan hanya membuka situs negatif” (GBK2/9-9-

2015/11.15/RBK).

Seperti halnya menurut informan lain mengatakan bahwa:

“Sangat membawa pengaruh yang besar, bukti yang dapat

dilihat di sekolah antara lain sangat mengurangi motivasi belajar

siswa, tidak bisa konsentrasi dan timbul kurang disiplin siswa

dalam mematuhi aturan yang ada di sekolah” (GQH/24-8-

2015/10.15/RG).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang lain

mengenai dampak penggunaan facebook siswa di MAN salatiga,

lalu bagaimana tindakan yang dilakukan guru dalam

menanggulangi dampak negatif facebook:

“Dengan memberikan wawasan dan pemahaman kepada

siswa untuk hidup lebih bermanfaat dan berguna untuk masa

depan sesuai peraturan yang berlaku” (GBK1/9-9-

2015/10.15/RBK).

65

Dari hasil wawancara informan lain menuturkan bahwa:

“Membimbing anak agar dapat memanfaatkan fasilitas

komunikasi dengan baik dan tepat guna serta menyadarkan anak

agar berfikir secara dewasa” (GBK2/9-9-2015/11.15/RBK).

“Tindakan yang harus dilakukan mensosialisasikan aturan-

aturan yang ada baik aturan agama, masyarakat, atau aturan

sekolah serta mengarahkan anak untuk memanfaatkan fasilitas

komunikasi dengan baik” (GUF/22-8-2015/10.10/RG).

Meskipun begitu hasil wawancara dengan siswa mengenai

penggunaan facebook, apakah benar guru memberi tugas untuk

mencari materi pelajaran menggunakan internet:

“Guru sering memberikan tugas menggunakan internet

terutama pada saat pelajaran IT di sekolah mbk” (SAN/ XII/ 7-9-

2015. 10.00/ DK).

Dari wawancara dengan informan lain menuturkan bahwa:

“Sering banget mbk kalau pelajaran IT selalu diberi tugas

mencari materi menggunakan internet” (SN/ XII/ 7-9-2015.

11.50/ DK).

3. Peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa

terhadap dampak penggunaan facebook.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran Guru aqidah

akhlak dalam pembentukan perilaku siswa terhadap dampak

penggunaan facebook dapat dijabarkan sebagai berikut:

“Peranan guru sangat penting untuk mengarahkan siswa

bersikap dan berperilaku santun. Dalam mengarahkan siswa

berperilaku santun dengan cara pembiasaan mematuhi peraturan

yang ada yaitu Peraturan agama dan peraturan sekolah.

contohnya siswa diajarkan untuk mematuhi peraturan yang ada

di sekolah seperti tidak terlambat sekolah” (GAA/22-8-

2015/10.10/RG).

66

Dari hasil wawancara dengan informan lain:

“Pembentukan akhlak yang diterapkan dan wajib diikuti

oleh semua siswa MAN Salatiga itu progam keunggulan PAI yang

dilaksanakan 2x setiap bulan, program ini untuk membentuk anak

memiliki karakter yang islami dalam kehidupan sehari-hari”

(GBK/24-8-2015/11.00/RBK).

“Pembentukan akhlak dalam menanggulangi dampak

negatif facebook diantaranya adalah penerapan pembelajaran

dan pembiasaan untuk mempelajari ilmu agama, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Sehingga menumbuhkan lingkungan

yang islami” (GUF/22-8-2015/10.10/RG).

Begitu juga menurut informan lain menuturkan bahwa:

“Pemberian pemahaman dan wawasan kepada siswa untuk

memanfaatkan fasilitas komunikasi dengan untuk membentuk

anak memiliki karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari”

(GBK1/9-9-2015/10.15/RBK).

67

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa

Peranan guru aqidah akhlak dalam proses pembentukan akhlak atau

pengubahan tingkah laku siswa sangat dibutuhkan untuk mengarahkan

siswa menuju kedewasaan dengan kepribadian yang mulia serta

mengantarkan siswa untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran-ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal tersebut yang

harus dilakukan oleh aqidah akhlak yaitu memberikan pengamalan,

pembiasaan, dan penghayatan agar siswa berperilaku positif dalam

kehidupan sehari-hari. Peranan yang guru berikan kepada siswa akan

menghasilkan para siswa berfikir islami serta memiliki karakter islami.

Berdasarkan wawancara dengan Guru aqidah akhlak mengenai

peranan guru dalam pembentukan akhlak siswa di MAN Salatiga peneliti

dapat mengetahui bahwa di sekolah menerapkan kegiatan wajib yang

dilaksanakan rutin dua kali setiap bulan yaitu program keunggulan PAI.

Dalam Program ini setiap kelas dibimbing oleh wali kelas masing-masing

untuk hafalan Al- Qur’an juz 30, surat tambahan serta do’a sehari-hari.

Program ini merupakan upaya untuk mengubah sikap kearah nilai-nilai

islami serta mengarahkan siswa untuk menumbuh kembangkan akhlaqul

kharimah dan memiliki kepribadian yang mulia melalui pembiasaan.

68

Pembiasaan bertujuan membentuk aspek kejasmanian dari

kepribadian atau memberi kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu

(pengetahuan hafalan), pendidik dibiasakan dalam amalan-amalan yang

dikerjakan dan diucapkan misalnya sholat dan puasa. Pentingnya

pendidikan budi pekerti dan membiasakan anak kepada tingkah laku yang

baik sejak kecil akan membentuk sikap yang baik dan akhirnya akan

menjadi bagian dari kepribadian (Ahmad D. Marimba: 76).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara siswa di MAN Salatiga

dalam pembentukan akhlak siswa di sekolah guru sering memberikan

pengarahan dan ceramah tentang akhlaqul karimah di dalam kelas. Selain

itu ada kegiatan yang mengarahkan siswa untuk bersikap dan berperilaku

santun sehingga dapat menumbuhkan karakter yang baik dan islami.

Kegiatan yang ada antara lain program unggulan PAI, shalat jama’ah,

asshaf (membuat majalah islamiah),dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Melalui kegiatan yang ada akan menumbuhkan karakter islami dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan demikian para guru telah memberikan

pengarahan dalam upaya pembentukan perilaku siswa dalam kehidupan

sehari-hari.

Pembentukan kepribadian diarahkan kepada peningkatan faktor

bawaan dan faktor ajar dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.

Faktor dasar dikembangkan melalui bimbingan dan pembiasaan berfikir,

bertindak, dan bertingkah laku menurut norma-norma islam, sedangkan

faktor ajar dilakukan dengan cara mempengaruhi individu melalui proses

69

dan usaha membentuk kondisi yang mencerminkan pola kehidupan yang

sejalan dengan norma islam seperti contoh teladan, nasehat, dan

pembiasaan (Jalaludin, 207).

Guru bukanlah sekedar mentransfer pengetahuan agama dan melatih

ketrampilan anak-anak dalam melaksanakan ibadah atau hanya

membangun intelektual saja, akan tetapi Pendidikan Agama Islam

berusaha melahirkan siswa yang beriman, berilmu, dan beramal saleh.

Sehingga dalam suatu pendidikan moral, PAI tidak hanya menghendaki

pencapaian ilmu semata tetapi harus didasari oleh adanya semangat moral

yang tinggi dan akhlak yang baik (Mukhtar, 95-96).

Pada pembelajaran pendidikan aqidah akhlak guru menumbuh

kembangkan akhlaqul karimah siswa dengan cara memberikan kegiatan

keagamaan yang diadakan di sekolah contohnya shalat dzhuhur

berjama’ah di mushola sekolah, asshaf(membuat majalah islamiah),

kegiatan program unggulan PAI (Program ini berisi hafalan Al- Qur’an juz

30, surat tambahan serta do’a sehari-hari), dengan cara ini guru dapat

menyelipkan pesan-pesan moral kepada siswa agar berfikir, bertindak, dan

bertingkah laku menurut norma-norma islam, serta agar akhlak benar-

benar terjaga di lingkungan sekolah dan dapat mewujudkan lingkungan

yang islami.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan

Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak sangat berperan dalam

rangka mengantarkan siswa untuk memahami, menghayati, dan

70

mengamalkan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal

tersebut hal yang dilakukan oleh guru agama islam yaitu pembiasaan

dengan membina siswa dan membiasakan siswa kearah yang baik dengan

nilai-nilai akhlaqul karimah. Seperti yang telah diterapkan di MAN

Salatiga dengan pembinaan akhlak berupa kegiatan keislaman melalui

penugasan kepada siswa dengan lembaran kontrol program unggulan PAI,

serta membiasakan melaksanakan shalat jama’ah. Hal ini dilakukan agar

siswa memiliki karakter islami dalam kehidupan sehari-hari.

B. Dampak penggunaan facebook pada siswa

Dampak penggunaan facebook dalam kemajuan IPTEK membawa

pengaruh pada siswa. Berikut ini dipaparkan dampak penggunaan

facebook pada siswa di MAN Salatiga sebagai berikut:

1. Mengurangi konsentrasi belajar.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru merasa penggunaan

facebook dapat membawa pengaruh pada pembelajaran. Pengaruh

yang muncul dapat mengurangi konsentrasi belajar siswa dan

mengganggu kenyamanan belajar siswa.

Menurut (Winda, 2012: 62) dampak penggunaan facebook

menjadikan pelajar terlalu asyik bermain facebook curi-curi waktu

bermain facebook saat belajar yang mengakibatkan siswa tidak bisa

membagi waktunya dengan baik, sehingga dapat menjadikan

memperlambat menerima informasi yang diberikan oleh guru.

Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan secara tidak langsung

71

mengakibatkan tidak dapat terselesaikan tepat waktu yang akan

memberi pengaruh keberhasilan belajar menurun. Dalam hal ini guru

memberikan bimbingan kepada siswa agar dapat memanfaatkan

fasilitas komunikasi dengan baik.

2. Motivasi belajar kurang.

Penggunaan facebook sangat membawa pengaruh dalam

motivasi belajar siswa yang menjadikan siswa malas belajar. Oleh

sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa agar

terbentuk perilaku belajar yang optimal. Berdasarkan hasil

wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di MAN Salatiga,

dalam meningkatkan dan mendorong motivasi belajar guru lebih

banyak melakukan pendekatan kewahyuan dengan penekanan

pendidikan moral agar siswa dapat mencerminkan sikap dan perilaku

belajar ke arah pengembangan yang baik.

Menurut Mansur Isna (2001: 43), motivasi dan prestasi belajar

menjadi problem yang dihadapi peserta didik dalam proses

pembelajaran. Adanya teknologi informasi yang berkembang

menjadikan peserta didik mengalami penurunan prestasi dan

menurunnya motivasi. Motivasi berpengaruh penting dalam

pembelajaran karena motivasi mengarahkan dan mengendalikan

tujuan siswa sehingga mampu melengkapi tugas belajar dan

mencapai tujuan belajar sehingga prestasi meningkat.

72

3. Ketidakdisiplinan siswa.

Ketidakdisplinan siswa di sekolah menjadi salah satu penyebab

yang muncul, contohnya antara lain datang sekolah terlambat dan

tidak masuk sekolah. Ketika dihadapkan dengan berbagai karakter

siswa yang berbeda-beda, sekolah menegakkan kedisiplinan kepada

siswa agar siswa merasa dikontrol dan diatur. Berdasarkan hasil

wawancara tindakan yang dilakukan guru yakni mensosialisasikan

aturan-aturan yang ada baik aturan agama, masyarakat, dan aturan

sekolah.

C. Peranan Guru aqidah akhlak dalam menanggulangi dampak negatif

facebook terhadap akhlak siswa.

Guru aqidah akhlak memegang peranan yang sangat penting untuk

membentuk pribadi yang baik dalam menghadapi dampak kemajuan iptek

yang berkembang pesat saat ini. Cara terbaik yang dilakukan Guru aqidah

akhlak dalam mengatasi dampak negatif facebook melalui peningkatan

mutu pendidikan umum, pendidikan agama, dan pendidikan moral. Dalam

Pendidikan agama perlu ditekankan pada pendidikan moral, tidak hanya

menekankan pengetahuan. Sikap dan perilaku lebih mencerminkan

keamanan, ketakwaan terhadap Tuhan, serta dapat menjauhkan diri dari

perbuatan yang mungkar dan merusak (Mansur Isna, 2001: 43).

Masa remaja adalah masa pembinaan dan persiapan terakhir sebelum

memasuki masa dewasa yang penuh tanggung jawab. Mereka selalu ingin

dianggap bergaul dalam lingkungannya. Oleh karena itu, harus senantiasa

73

dibina dan diarahkan dalam mengembangkan bakat dan minatnya dalam

berbagai bidang. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah

pembinaan akhlak seperti sikap dan mental siswa agar mampu menjadi

pribadi yang seimbang antara jasmani dan rohani sesuai dengan tujuan

pendidikan Islam (Bahri, 2004:74).

Ada beberapa cara untuk pembentukan akhlak siswa MAN Salatiga

diantaranya adalah melalui pembiasaan. Pembiasaan dilakukan bersamaan

dengan mencontohkan sikap keteladanan seperti membiasakan tertib

mengucapkan salam setiap masuk kelas dan berjabat tangan ketika datang

sekolah. Selain itu Pembentukan akhlak yang biasa dilakukan MAN

Salatiga adalah Program unggulan Pendidikan Agama Islam. Dalam

program ini siswa diarahkan untuk memahami, mengetahui kandungan Al

Qur’an, dan mengamalkan ajaran Al Qur’an, do’a sehari-hari, shalat

berjama’ah dzuhur di mushola sekolah, serta shalat dzuha. Kebiasaan

tersebut akan membentuk sikap yang baik pada anak sehingga memiliki

karakter yang islami dalam kehidupan sehari-hari.

Pembiasaan ini bertujuan membentuk aspek kejasmanian dari

kepribadian atau memberi kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu

(pengetahuan hafalan) caranya dengan mengontrol dan menggunakan

tenaga-tenaga kejasmanian dan dengan bantuan tenaga kejiwaan, pendidik

dibiasakan dalam amalan-amalan yang dikerjakan dan diucapkan(Ahmad

D. Marimba: 76). Begitu pula yang dilakukan siswa MAN Salatiga

Misalnya shalat berjama’ah di sekolah dan shalat dzuha.

74

Selain pembiasaan yang diterapkan oleh guru ada juga beberapa

tindakan yang dilakukan dalam menanggulangi dampak negatif

penggunaan facebook siswa di MAN diantaranya adalah:

1. Dengan memberikan wawasan dan pemahaman kepada siswa untuk

hidup lebih bermanfaat dan berguna untuk masa depan sesuai

peraturan yang berlaku.

2. Membimbing anak agar dapat memanfaatkan fasilitas komunikasi

dengan baik dan tepat guna serta menyadarkan anak agar berfikir

secara dewasa.

3. Mensosialisasikan aturan-aturan yang ada baik aturan agama,

masyarakat, atau aturan sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara Guru aqidah akhlak, guru mempunyai

kekuasaan penuh dalam memimpin siswa di sekolah. Peran guru pada

pembelajaran pendidikan agama islam apabila ada dukungan atau

komunikasi dari siswa, maka akan memudahkan guru dalam membentuk

perilaku siswa. Begitu juga yang dilakukan guru MAN Salatiga dalam

membentuk perilaku siswa guru sering memberikan pengarahan dan

ceramah tentang akhlaqul karimah di dalam kelas serta membiasakan

shalat wajib dzhuhur di mushola sekolah. Dengan pembiasaan dapat

membentuk perilaku siswa dalam menunjang pembinaan akhlak. Selain itu

peran orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anaknya di rumah

juga sangat penting dengan memberikan pengarahan kepada anak untuk

berperilaku baik.

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Peranan Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa di

MAN Salatiga.

Peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa di

MAN Salatiga adalah dengan memberikan pengarahan dan

pembiasaan mematuhi peraturan yang ada agar bersikap dan

berperilaku santun, sehingga melalui pembiasaan dapat

memberikan tauladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dampak penggunaan facebook pada siswa di MAN Salatiga antara

lain:

Dampak penggunaan facebook pada siswa di MAN Salatiga

sebagai berikut: mengurangi konsentrasi belajar siswa sehingga

dapat memperlambat siswa dalam menerima informasi yang

diberikan oleh guru, motivasi belajar siswa berkurang sehingga

prestasi belajar menurun, serta siswa tidak disiplin mematuhi

aturan sekolah, contohnya datang sekolah terlambat.

3. Peran Guru aqidah akhlak dalam pembentukan akhlak siswa

terhadap penggunaan facebook di MAN Salatiga adalah dengan

memberikan pemahaman dan wawasan kepada siswa untuk

76

memanfaatkan fasilitias komunikasi dengan baik serta

mensosialisasikan aturan-aturan yang ada baik aturan agama,

masyarakat, dan aturan sekolah.

B. Saran

Dari penelitian tentang Peranan guru Aqidah akhlak dalam

menanggulangi dampak negatif facebook terhadap akhlak siswa di

MAN Salatiga, ada beberapa saran yang bisa kami berikan sebagai

berikut:

1. Bagi guru

a. Guru perlu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik secara

terus menerus dengan siswa dalam meningkatkan

pembelajaran pendidikan agama islam terhadap pembentukan

akhlak siswa dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru perlu memaksimalkan penggunaan media yang ada,

karena hal ini membantu ketika siswa mengalami kejenuhan.

c. Guru sebaiknya memiliki motivasi untuk selalu meningkatkan

pembentukan akhlak siswanya.

2. Bagi Siswa

a. Siswa sebaiknya memiliki kemauan atau motivasi yang besar

dalam belajar sehingga dapat membentuk perilaku yang baik

dalam kehidupan sehari-hari agar pendidikan di MAN Salatiga

semakin meningkat.

77

b. Siswa hendaknya mampu mengendalikan diri dan mampu

menggunakan facebook secara konsekuen dengan cara mampu

memilah waktu antara waktu belajar dan waktu menggunakan

facebook.

c. Siswa hendaknya harus tetap menjaga perilaku yang baik yang

sudah dilakukan.

3. Bagi orang tua

a. Sebaiknya orang tua selalu mengawasi anaknya mengenali

karakteristik layanan teknologi yang digunakan.

b. Orang tua sebaiknya memiliki motivasi untuk menjadikan

anaknya berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari yaitu

dengan memberi pengarahan kepada anaknya.

c. Orang tua harus memberi nasehat kepada anaknya untuk

berperilaku baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. 2009. Facebook friendster. Bandung: PT Puri Deko.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah. 2011. IlmuPendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

1995.Pendidikan Islam dalam keluarga dan

sekolah. Jakarta: CV. Ruhama.

Dikbud, 1976. kamus umum Bahasa Indonesia. Jakarta: balai pustaka.

Isjoni. 2006. Gurukah yang dipersalahkan. Yogyakarta: Pustaka

pelajar.

Isna, Mansur. 2001. Diskursus pendidikan islam. Yogyakarta: Global

pustaka utama.

Hamzah. 2008. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi aksara.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan pembelajaran PAI. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam.Yogyakarta:

Pustaka pelajar.

Moleong. Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Rosda Karya.

Marno. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Rizz

Media

Nata, Abuddin. 2010. IlmuPendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuanlitatif, Kualitatif DAN R &

D. Bandung; Alfabeta.

Syukur, Abdul. 2014. Profesi pendidik. Salatiga: STAIN Salatiga

press.

Syafaat, Aat. 2008.PerananPAI dalam Mencegah Kenakalan Remaja.

Jakarta: Rajawali Pers.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu pendidikan islam dalam Prespektif Islam.

Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Usman, Uzer. 1991. Menjadi guru profesional. Bandung: PT.

Rosdakarya.

Winda, Julianita. 2012. Be a smart & good facebookers. Jakarta: PT.

Elek media komputindo.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Aulia sofiana

NIM : 11111229

Tempat, Tanggal Lahir: Salatiga, 05 September 1992

Alamat : Canden RT/RW 05/07 Kel. Kutowinangun

Kec. Tingkir Kota Salatiga

Pendidikan : 1. SD Negeri Kutowinangun 12 Salatiga (1999-2005)

2. SMP Negeri 4 Salatiga (2005-2008)

3. SMK Diponegoro Salatiga (2008-2011)

4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga masuk 2011

Pedoman Wawancara

A. Wawancara kepada guru Bimbingan dan konseling

1. Apakah kemajuan IPTEK membawa pengaruh negatif pada siswa?

2. Ketika IPTEK membawa pengaruh, bagaimana dampak pada akhlak

siswa?

3. Bagaimana tindakan yang dilakukan guru dalam pembentukan

akhlak siswa?

4. Apa saja perubahan perilaku yang muncul pada diri siswa?

5. Bagaimana upaya guru BK dalam mengantisipasi dampak

negatifjejaring sosial?

B. Wawancara kepada guru Aqidah akhlak

1. Apakah pernah guru memberikan tugas menggunakan internet?

2. Bagaimana hasil tugas yang diberikan kepada siswa?

3. Tindakan apa saja yang dilakukan oleh guru dalam menanggulangi

dampak facebook ?

4. Bagaimana prestasi siswa selama ini?

5. Bagaimana upaya guru dalam pembentukan akhlak siswa?

C. Wawancara dengan siswa

1. Apakah saudara memiliki facebook? apa tujuannya?

2. Pernahkah guru memberikan tugas untuk mencari materi pelajaran

melalui internet?

3. Kapan saudara bisa mengakses facebook?

4. Ketika saudara mendengar adzan kebetulan saudara sedang

mengakses facebook, apa yang saudara lakukan?

5. Apakah di sekolah ada kegiatan yang mengarahkan saudara untuk

berperilaku baik atau santun?

6. Kegiatan apa saja yang saudara ikuti untuk pembentukan perilaku

yang baik?

7. Bagaiman pengaruh setelah mengikuti kegiatan tersebut?

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Bapak Trimakno,S.Ag (Guru Ushul Fiqh)

Tanggal : 22 Agustus 2015

Pukul : 10.10 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti :Apakah pernah guru PAI memberikan tugas menggunakan

internet?

Responden :Sering. Bahkan dalam pembelajaran komputer.

Peneliti :Bagaimana hasil tugas yang diberikan kepada siswa?

Responden :Rata-rata siswa mampu menyelesaikan tugas secara tepat.

Peneliti :Tindakan apa saja yang dilakukan oleh guru dalam

menanggulangi dampak facebook?

Responden :“Tindakan yang harus dilakukan mensosialisasikan aturan-

aturan yang ada baik aturan agama, masyarakat, atau aturan

sekolah serta mengarahkan anak untuk memanfaatkan

fasilitas komunikasi dengan baik ”(GUF/22-8-

2015/10.10/RG).

Peneliti :Bagaimana prestasi siswa selama ini?

Responden :Prestasi siswa berpengaruh dengan adanya kemajuan

teknologi ini.

Peneliti :Bagaimana upaya guru PAI dalam pembentukan akhlak

siswa?

Responden :“Di dalam pembelajaran saya membimbing anak untuk

mematuhi aturan- aturan yang ada dan melaksanakan

perintahNya, siswa mengetahui hak dan kewajiban terhadap

Tuhan artinya kewajiban untuk melaksanakan sholat

berjamaah. Contohnya shalat jama’ah, jama’ah dzuhur di

sekolah serta shalat sunah dzuha. Selain itu menerapkan

pembiasaan untuk mempelajari ilmu agama agar dapat

menumbuhkan lingkungan yang islami” (GUF/22-8-

2015/10.10/RG).

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Bapak Jamaludin S, Ag(Guru Akidah akhlak)

Tanggal : 22 Agustus 2015

Pukul : 13.00 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti :Apakah pernah guru PAI memberikan tugas menggunakan

internet?

Responden :Tentunya sering.

Peneliti :Bagaimana hasil tugas yang diberikan kepada siswa?

Responden :Siswa mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan

dan perintah.

Peneliti :Tindakan apa saja yang dilakukan oleh guru dalam

menanggulangi dampak facebook ?

Responden :Mengarahkan siswa bersikap dan berperilaku santun. Dalam

mengarahkan siswa berperilaku santun dengan cara

pembiasaan mematuhi peraturan yang ada yaitu Peraturan

agama dan peraturan sekolah). contohnya siswa diajarkan

untuk mematuhi peraturan yang ada di sekolah seperti tidak

terlambat sekolah” (GAA/22-8-2015/13.00/RG).

Peneliti : Bagaimana prestasi siswa selama ini?

Responden :Mengalami pasang surut, terkadang menurun dan juga

meningkat.

Peneliti :Bagaimana upaya guru PAI dalam pembentukan akhlak

siswa?

Responden :“Selain memberikan pembelajaran saya memberi pengarahan

kepada anak untuk berperilaku dan bersikap santun serta

bertanggungjawab dalam segala hal baik dalam perbuatan,

ucapan maupun tindakan”(GAA/22-8-2015/13.00/RG).

HASIL WAWANCARA

Narasumber : ( Guru BK1)

Tanggal : 09 September 2015

Pukul : 10.15 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti :Apakah kemajuan IPTEK membawa pengaruh negatif pada

siswa?

Responden :Sangat membawa pengaruh pada siswa.

Peneliti : Ketika IPTEK membawa pengaruh, bagaimana dampak pada

akhlak siswa?

Responden :Dampak pada akhlak siswa dengan adanya kemajuan IPTEK

diantaranya mengakibatkan anak cenderung memakai untuk

hal-hal negatif contohnya pergaulan yang kurang terkontrol

yang berpengaruh besar”(GBK1/9-9-2015/10.15/RBK).

Peneliti :Bagaimana tindakan yang dilakukan guru dalam pembentukan

akhlak siswa?

Responden :“Dengan memberikan wawasan dan pemahaman kepada siswa

untuk hidup lebih bermanfaat dan berguna untuk masa depan

sesuai peraturan yang berlaku”(GBK1/9-9-2015/10.15/RBK).

Peneliti : Apa saja perubahan perilaku yang muncul pada diri siswa?

Responden :“Muncullah perubahan perilaku karena anak seusia ini belum

dapat berfikir dewasa dan kurang memahami manfaat

teknologi secara tepat sehingga berdampak negatif dan

hanya membuka situs negatif”(GBK1/9-9-2015/10.15/RBK).

Peneliti : Bagaimana upaya guru BK dalam mengantisipasi dampak

negatif jejaring sosial?

Responden :Upaya dilakukan Dengan memberikan wawasan dan

pemahaman kepada siswa untuk hidup lebih bermanfaat dan

berguna untuk masa depan sesuai peraturan yang

berlaku(GBK1/9-9-2015/10.15/RBK).

HASIL WAWANCARA

Narasumber : (Guru BK2)

Tanggal : 09 September 2015

Pukul : 11.15 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti :Apakah kemajuan IPTEK membawa pengaruh negatif pada

siswa?

Responden : Iya, kemajuan IPTEK berpengaruh negatif pada siswa.

Peneliti :Ketika IPTEK membawa pengaruh, bagaimana dampak pada

akhlak siswa?

Responden :Pengaruh yang muncul pada siswa salahsatunya dalam

bertingkahlaku mengalami penurunan seperti kurang

disiplinnya siswa dalam mematuhi aturan yang ada(GBK2/9-

9-2015/11.15/RBK).

Peneliti :Bagaimana tindakan yang dilakukan guru dalam pembentukan

akhlak siswa?

Responden :“Membimbing anak agar dapat memanfaatkan fasilitas

komunikasi dengan baik dan tepat guna serta menyadarkan

anak agar berfikir secara dewasa”(GBK2/9-9-

2015/11.15/RBK).

Peneliti : Apa saja perubahan perilaku yang muncul pada diri siswa?

Responden :“Perubahan yang muncul pada siswa salahsatunya faktor hp

membuat anak lebih senang memencet hp dari pada belajar,

sehingga anak malas belajar dan tidak konsentrasi” (GBK2/9-

9-2015/11.15/RBK).

Peneliti : Bagaimana upaya guru BK dalam mengantisipasi dampak

negatif jejaring sosial?

Responden :“Dengan memberikan pemahaman kepada siswa agar dapat

berfikir secara dewasa”(GBK2/9-9-2015/11.15/RBK).

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Drs. Afifudin (Guru BK)

Tanggal : 24 Agustus 2015

Pukul : 10.10 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti :Apakah kemajuan IPTEK membawa pengaruh negatif pada

siswa?

Responden : Iya, banyak membawa pengaruh negatif daripada positif.

Peneliti : Ketika IPTEK membawa pengaruh, bagaimana dampak pada

akhlak siswa?

Responden :Dampak yang timbul adalah mengurangnya sosialisasi

dengan masyarakat.

Peneliti :Bagaimana tindakan yang dilakukan guru dalam pembentukan

akhlak siswa?

Responden : “Pembentukan akhlak yang diterapkan dan wajib diikuti oleh

semua siswa MAN Salatiga itu progam keunggulan PAI yang

dilaksanakan 2x setiap bulan, program ini untuk membentuk

anak memiliki karakter yang islami dalam kehidupan sehari-

hari”(GBK/24-8-2015/11.00/RG).

Peneliti : Apa saja perubahan perilaku yang muncul pada diri siswa?

Responden :Kurang disiplinnya siswa mematuhi aturan yang ada,

berkurang motifasi belajar, serta malas belajar.

Peneliti :Bagaimana upaya guru BK dalam mengantisipasi dampak

negatif jejaring sosial?

Responden :“Upaya yang harus dilakukan mensosialisasikan aturan-aturan

yang ada baik aturan agama, masyarakat, atau aturan sekolah

serta mengarahkan anak untuk memanfaatkan fasilitas

komunikasi dengan baik ”(GUF/22-8-2015/10.10/RG).

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Nafis alvin nur

Tanggal : 07 September 2015

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti : Apakah saudara memiliki facebook? apa tujuannya?

Responden : Saya memiliki facebook mbk, tujuannya untuk menambah teman,

baik yang dekat maupun jauh sehingga dapat menyambung tali

silaturahmi.

Peneliti :Pernahkah guru memberikan tugas untuk mencari materi

pelajaran melalui internet?

Responden :Sering, guru sering memberikan tugas lewat internet. Jadi

tidak hanya buka yang dijadikan referensi tapi internet juga

untuk menambah informasi yang sekiranya kurang lengkap.

Peneliti : Kapan saudara bisa mengakses facebook?

Responden :Saya jarang mengakses facebook, kadang seminggu hanya

sekali itu saja kalau sedang ada tugas dari sekolah yang harus

di cari diinternet.

Peneliti :Ketika saudara mendengar adzan kebetulan saudara sedang

mengakses facebook, apa yang saudara lakukan?

Responden :Saya menghentikan mengakses facebook mbk untuk

mendengarkan adzan terlebih dahulu dan menjawab adzan .

Setelah adzan selesai saya bergegas melaksanakan shalat.

Peneliti : Apakah di sekolah ada kegiatan yang mengarahkan saudara

untuk berperilaku baik atau santun?

Responden :Ada banyak kegiatan di sekolah sini mbk, di antaranya

kegiatan SKI, program unggulan PAI yang dilaksanakan

setiap kelas pada hari senin jam 07.00-07.45 yaitu hafalan Al-

Qur’an juz 30 serta membahas tentang kandungan Al-Qur’an.

Selain itu juga ada do’a sehari-hari dan do’a tambahan.

Peneliti :Kegiatan apa saja yang saudara ikuti untuk pembentukan

perilaku yang baik?

Responden :Saya ikut kegiatan wajib program unggulan PAI, selain itu

saya ikut SKI(Sejarah Kebudayaan Islam).

Peneliti : Bagaimana pengaruh setelah mengikuti kegiatan tersebut?

Responden :Setelah mengikuti kegiatan islami hati saya menjadi tentram

dan lebih tenang mbk, selain itu dengan kegiatan yang saya

ikuti dapat mencerahkan hati.

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Nila Munika

Tanggal : 07 September 2015

Pukul : 11.50 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti : Apakah saudara memiliki facebook? apa tujuannya?

Responden :Punya, tujuannya untuk update status,cari teman, serta untuk

memudahkan komunikasi dengan teman yang jauh dan dekat

sehingga memilik banyak teman.

Peneliti :Pernahkah guru memberikan tugas untuk mencari materi

pelajaran melalui internet?

Responden :Sering kalau pelajaran komputer, tetapi kalau pelajaran pendidikan

agama islam jarang. Karena dalam pembelajaran pendidikan agama

islam lebih menggunakan referensi buku.

Peneliti :Kapan saudara bisa mengakses facebook?

Responden :Kalau waktu luang saya sering mengakses facebook.

Biasanya mengakses facebook kalau sudah tidak ada

kegiatan.

Peneliti : Ketika saudara mendengar adzan kebetulan saudara sedang

mengakses facebook, apa yang saudara lakukan?

Responden :Mendengarkan adzan terlebih dahulu, terkadang saya

meneruskan kembali mengakses facebook tetapi lebih sering

melaksanakan shalat terlebih dahulu.

Peneliti : Apakah di sekolah ada kegiatan yang mengarahkan saudara

untuk berperilaku baik atau santun?

Responden :Banyak kegiatan salahsatunya kegiatan asshaf( membuat

majalah islamiah).

Peneliti :Kegiatan apa saja yang saudara ikuti untuk pembentukan

perilaku yang baik?

Responden :Saya hanya mengikuti kegiatan wajib yang ada disekolah.

Kegiatan yang wajib adalah Program unggulan PAI.

Peneliti :Mengapa tidak mengikuti kegiatan yang lain, apa alasannya?

Responden :Karena sudah mengikuti kegiatan yang diwajibkan sekolah.

HASIL WAWANCARA

Narasumber :Khusnul khotimah

Tanggal : 08 September 2015

Pukul : 10.00 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti : Apakah saudara memiliki facebook? apa tujuannya?

Responden :punya, tapi saya buat pada saat kelas 2.tujuannya untuk

menambah teman dan untuk mencari informasi.

Peneliti :Pernahkah guru memberikan tugas untuk mencari materi

pelajaran melalui internet?

Responden :Pernah, bahkan sering kalau pelajaran TIK.

Peneliti : Kapan saudara bisa mengakses facebook?

Responden :Saya mengakses facebook kalau liburan saja mbk.

Peneliti :Ketika saudara mendengar adzan kebetulan saudara sedang

mengakses facebook, apa yang saudara lakukan?

Responden :InsyaALLAH saya langsung mengambil air wudhu untuk

bergegas untuk melaksanakan shalat.

Peneliti :Apakah di sekolah ada kegiatan yang mengarahkan saudara

untuk berperilaku baik atau santun?

Responden :Ada banyak kegiatan untuk pembentukan perilaku yang baik

dan mengarahkan pada perilaku yang santun.

Peneliti :Kegiatan apa saja yang saudara ikuti untuk pembentukan

perilaku yang baik?

Responden :Ikut PMR, SKI, dan Asshaf( membuat majalah islami)

Peneliti : Bagaimana pengaruh setelah mengikuti kegiatan tersebut?

Responden :Menjadikan memperoleh pengalaman, bertambahnya ilmu

dan menambah wawasan.

HASIL WAWANCARA

Narasumber : Asih

Tanggal : 8 September 2015

Pukul : 11.50 WIB

Tempat : MAN Salatiga

Peneliti : Apakah saudara memiliki facebook? apa tujuannya?

Responden :Punya, hanya untuk menghilangkan penat dan untuk

meluapkan perasaan,selain itu facebook sebagai hiburan.

Peneliti :Pernahkah guru memberikan tugas untuk mencari materi

pelajaran melalui internet?

Responden :Sering kalau pelajaran IT

Peneliti : Kapan saudara bisa mengakses facebook?

Responden :Hampir setiap hari saya mengakses facebook saat waktu

senggang.

Peneliti : Ketika saudara mendengar adzan kebetulan saudara sedang

mengakses facebook, apa yang saudara lakukan?

Responden :Berhenti terlebih dahulu, melanjutkan nanti lagi setelah

melaksanakan kewajiban.

Peneliti : Apakah di sekolah ada kegiatan yang mengarahkan saudara

untuk berperilaku baik atau santun?

Responden :Banyak kegiatan di sekolah, kegiatan yang ada antara lain

program unggulan PAI.

Peneliti :Kegiatan apa saja yang saudara ikuti untuk pembentukan

perilaku yang baik?

Responden :Saya mengikuti kegiatan yang wajib dilaksanakan yaitu

kegiatan program unggulan PAI.

Peneliti :Mengapa tidak mengikuti kegiatan yang lain? Apa

alasannya?

Responden :Karena sudah mengikuti kegiata wajib harus diikuti di

sekolah.

REDUKSI DATA

Peran guru PAI Dampak negatif facebook Pembentukan akhlak siswa

1. Peranan guru Pendidikan Agama

Islam sangat penting untuk

mengarahkan siswa bersikap dan

berperilaku santun. Dalam

mengarahkan siswa berperilaku

santun dengan cara pembiasaan

mematuhi peraturan yang ada yaitu

Peraturan agama dan peraturan

sekolah). contohnya siswa

diajarkan untuk mematuhi

peraturan yang ada di sekolah

seperti tidak terlambat sekolah.

1. Dampak penggunaan facebook dapat

sangat mengganggu kenyamanan belajar

siswa yang menjadikan siswa kurang

konsentrasi dan mengakibatkan anak

cenderung memakai untuk hal-hal negatif

(GBK1/9-9-2015/10.15/RBK).

2. Sangat membawa pengaruh yang besar,

bukti yang dapat dilihat di sekolah antara

lain sangat mengurangi motivasi belajar

siswa, tidak bisa konsentrasi dan timbul

kurang disiplin siswa dalam mematuhi

aturan yang ada di sekolah (GQH/24-8-

1. Di dalam pembelajaran saya

membimbing anak untuk mematuhi

aturan- aturan yang ada dan

melaksanakan perintahNya, siswa

mengetahui hak dan kewajiban

terhadap Tuhan artinya kewajiban

untuk melaksanakan sholat berjamaah.

Contohnya shalat jama’h, jama’ah

dzuhur di sekolah serta shalat sunah

dzuha(GUF/22-8-2015/10.10/RG).

2. Pembentukan akhlak yang biasa

dilakukan sekolah ini adalah Program

(GAA/22-8-2015/13.00/RG).

2. Peran guru PAI sangat penting

untuk mengantar siswa dalam

memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran islam

dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam mengantarkan siswa

mengamalkan ajaran islam

contohnya melalui kegiatan wajib

yang dinamakan program

keunggulan PAI. Program

keunggulan PAI dilaksanakan 2x

setiap bulan yang dibimbing oleh

wali kelas masing-masing.

Program ini berisi hafalan Al-

Qur’a juz 30, surat tambahan serta

2015/10.15/RG).

3. Dengan memberikan wawasan dan

pemahaman kepada siswa untuk hidup

lebih bermanfaat dan berguna untuk

masa depan sesuai peraturan yang

berlaku”(GBK1/9-9-2015/10.15/RBK).

4. Membimbing anak agar dapat

memanfaatkan fasilitas komunikasi

dengan baik dan tepat guna serta

menyadarkan anak agar berfikir secara

dewasa”(GBK2/9-9-2015/11.15/RBK).

5. “Sangat membawa pengaruh yang besar,

bukti yang dapat dilihat di sekolah antara

lain sangat mengurangi motivasi belajar

siswa, tidak bisa konsentrasi dan timbul

kurang disiplin siswa dalam mematuhi

unggulan Pendidikan Agama Islam.

Dalam program ini siswa diarahkan

untuk memahami, mengetahui

kandungan Al Qur’an, dan

mengamalkan ajaran Al Qur’an, do’a

sehari-hari, shalat berjama’ah di

sekolah, serta shalat dzuha (GQH/24-8-

2015/10.15/RG).

3. Selain memberikan pembelajaran saya

memberi pengarahan kepada anak

untuk berperilaku dan bersikap santun

serta bertanggungjawab dalam segala

hal baik dalam perbuatan, ucapan

maupun tindakan”(GAA/22-8-

2015/13.00/RG).

4. Pembentukan akhlak yang diterapkan

do’a sehari-hari. (GUF/22-8-

2015/10.10/RG).

3. Sangat penting peran guru dalam

pembelajaran, saya tidak hanya

memberi materi kepada siswa,

tetapi memberikan wawasan dan

pemahaman untuk hidup lebih

bermanfaat dan berguna untuk

masa depan. Melalui pemberian

wawasan dan pemahaman akan

menjadikan anak berfikir secara

dewasa sehingga dapat hidup lebih

terarah dan bermanfaat (GQH/24-

8-2015/10.15/RG).

4. Peranan guru PAI dalam

Pembentukan akhlak sangat

aturan yang ada di sekolah” (GQH/24-8-

2015/10.15/RG).

dan wajib diikuti oleh semua siswa

MAN Salatiga itu progam keunggulan

PAI yang dilaksanakan 2x setiap bulan,

program ini untuk membentuk anak

memiliki karakter yang islami dalam

kehidupan sehari-hari”(GBK/24-8-

2015/11.00/RG).

5. Menurut saya sekolah ini sudah

banyak kegiatan untuk pembentukan

perilaku yang baik atau mengarahkan

pada perilaku yang santun di MAN

Salatiga antara lain kegiatan program

keunggulan PAI, kegiatan ini harus

diikuti seluruh siswa MAN” (SAN/ XII/

7-9-2015. 10.00/ DK).

6. Pembentukan akhlak dalam

penting untuk menumbuhkan

karakter yang baik bagi setiap

siswa. Seperti contohnya yang

diterapkan dan wajib diikuti oleh

semua siswa MAN Salatiga itu

progam keunggulan PAI yang

dilaksanakan 2x setiap bulan,

program ini untuk membentuk

anak memiliki karakter yang islami

dalam kehidupan sehari-hari.

(GBK/24-8-2015/11.00/RG).

menanggulangi dampak negatif

facebook adalah penerapan

pembelajaran dan pembiasaan untuk

mempelajari ilmu agama, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Sehingga

menumbuhkan lingkungan yang

islami”(GUF/22-8-2015/10.10/RG).

7. Pembentukan akhlak yang diterapkan

dan wajib diikuti oleh semua siswa

MAN Salatiga itu progam keunggulan

PAI. Program ini untuk membentuk

anak memiliki karakter yang islami

dalam kehidupan sehari-hari (GBK1/9-

9-2015/10.15/RBK.

TRIANGULASI DATA

KATEGORI DATA RESPONDEN HASIL WAWANCARA INTERPRETASI

Peran guru

pendidikan agama

islam dalam

pembentukan akhlak

di MAN Salatiga.

Wawancara kepada Guru

Ushul Fiqh pada tanggal 22

Agustus 2015, 13.00

sebagai berikut:

Peneliti:

Bagaimana peran guru

pendidikan agama islam di

MAN Salatiga.

“Peranan guru Pendidikan Agama

Islam sangat penting untuk

mengarahkan siswa bersikap dan

berperilaku santun. Dalam

mengarahkan siswa berperilaku

santun dengan cara pembiasaan

mematuhi peraturan yang ada yaitu

Peraturan agama dan peraturan

sekolah). contohnya siswa diajarkan

untuk mematuhi peraturan yang ada

di sekolah seperti tidak terlambat

sekolah”(GUF/22-82015/13.00/RG).

Peranan guru dalam pembentukan akhlak

siswa di MAN Salatiga sangat penting.

Guru memberikan pengarahan dan

pembiasaan mematuhi peraturan yang

ada agar bersikap dan berperilaku santun.

Kegiatan dalam pembentukan akhlak

yaitu program keunggulan PAI untuk

hafalan Al- Qur’an juz 30, surat

tambahan serta do’a sehari-hari sebagai

upaya untuk menumbuh kembangkan

akhlaqul kharimah dan memiliki

kepribadian yang mulia melalui

pembiasaan.

Wawancara kepada Guru

Ushul Fiqh pada tanggal 22

Agustus 2015, 13.00.

Wawancara kepada Guru

BK pada tanggal 24 Agustus

“Peran guru PAI sangat penting

untuk mengantar siswa dalam

memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran islam

dalam kehidupan sehari-hari.

Contohnya melalui kegiatan wajib

yang dinamakan program

keunggulan PAI. Program

keunggulan PAI dilaksanakan 2x

setiap bulan yang dibimbing oleh

wali kelas masing-masing. Program

ini berisi hafalan Al- Qur’a juz 30,

surat tambahan serta do’a sehari-

hari” (GUF/22-8-2015/10.10/RG).

“Pembentukan akhlak yang

diterapkan dan wajib diikuti oleh

2015, 11.00.

Peneliti:

Bagaimana pembentukan

akhlak siswa di MAN

Salatiga.

Wawancara kepada Guru

Akidah Akhlak pada tanggal

22 Agustus 2015, 13.00.

Peneliti:

Bagaimana upaya guru PAI

dalam pembentukan akhlak

siswa

semua siswa MAN Salatiga itu

progam keunggulan PAI yang

dilaksanakan 2x setiap bulan,

program ini untuk membentuk anak

memiliki karakter yang islami dalam

kehidupan sehari-hari”(GBK/24-8-

2015/11.00/RG).

“Selain memberikan pembelajaran

saya memberi pengarahan kepada

anak untuk berperilaku dan bersikap

santun serta bertanggungjawab

dalam segala hal baik dalam

perbuatan, ucapan maupun tindakan

sebagai upaya pembentukan akhlak

yang baik”(GAA/22-8-

2015/13.00/RG).

Dampak penggunaan

facebook pada siswa

di MAN Salatiga.

Wawancara kepada Guru

BK1 pada tanggal 9

September 2015, 10.15

Peneliti:

Bagaimana dampak

facebook pada siswa.

Wawancara kepada Guru

Al-Qur’an Hadis pada

tanggal 24 Agustus 2015,

10.15

“Dampak penggunaan facebook

sangat mengganggu kenyamanan

belajar siswa yang menjadikan siswa

kurang konsentrasi dan

mengakibatkan anak cenderung

memakai untuk hal-hal

negatif”(GBK1/9-9-

2015/10.15/RBK).

“Sangat membawa pengaruh yang

besar, bukti yang dapat dilihat di

sekolah antara lain sangat

mengurangi motivasi belajar siswa,

tidak bisa konsentrasi dan timbul

kurang disiplin siswa dalam

mematuhi aturan yang ada di

sekolah”(GQH/24-8-

Dampak penggunaan facebook pada

siswa di MAN Salatiga membawa

pengaruh dalam pembelajaran

diantaranya adalah mengurangi

konsentrasi belajar siswa sehingga dapat

memperlambat siswa dalam menerima

informasi yang diberikan oleh guru,

motivasi belajar siswa berkurang

sehingga prestasi belajar menurun, serta

siswa tidak disiplin mematuhi aturan

sekolah.

Wawancara kepada Guru

BK2 pada tanggal 9

September 2015, 11.15

Wawancara kepada Guru

Ushul Fiqh pada tanggal 22

Agustus 2015, 10.10

Peneliti:

Bagaimana upaya guru

dalam

mengantisipasi dampak

negatif jejaring sosial

2015/10.15/RG).

“Anak seusia ini belum dapat berfikir

dewasa dan kurang memahami

manfaat teknologi secara tepat

sehingga berdampak negatif dan

hanya membuka situs

negatif”(GBK2/9-9-

2015/11.15/RBK).

“Upaya dalam menanggulangi

dampak negatif facebook

diantaranya adalah penerapan

pembelajaran dan pembiasaan untuk

mempelajari ilmu agama, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Di

dalam pembelajaran siswa

dibiasakan untuk mematuhi aturan-

Wawancara kepada Guru

BK1 pada tanggal 9

September 2015, 10.15

Peneliti:

Tindakan apa saja yang

dilakukan oleh guru dalam

aturan yang ada dan melaksanakan

perintahNya, siswa mengetahui hak

dan kewajiban terhadap Tuhan

artinya kewajiban untuk

melaksanakan sholat berjamaah.

Contohnya shalat jama’ah, jama’ah

dzuhur di sekolah serta shalat sunah

dzuha, Sehingga menumbuhkan

lingkungan yang islami”(GUF/22-8-

2015/10.10/RG).

“Dengan memberikan wawasan dan

pemahaman kepada siswa untuk

hidup lebih bermanfaat dan berguna

untuk masa depan sesuai

peraturanyang berlaku”(GBK1/9-9-

2015/10.15/RBK).

menanggulangi dampak

facebook.

Wawancara kepada Guru

BK2 pada tanggal 9

September 2015, 11.15

Wawancara kepada Guru

Ushul Fiqh pada tanggal 22

Agustus 2015, 10.10

Membimbing anak agar dapat

memanfaatkan fasilitas komunikasi

dengan baik dan tepat guna serta

menyadarkan anak agar berfikir

secara dewasa”(GBK2/9-9-

2015/11.15/RBK).

“Tindakan yang harus dilakukan

mensosialisasikan aturan-aturan

yang ada baik aturan agama,

masyarakat, atau aturan sekolah

serta mengarahkan anak untuk

memanfaatkan fasilitas komunikasi

dengan baik ”(GUF/22-8-

2015/10.10/RG).

Wawancara Kepada siswa

kelas XII pada tanggal 7

September 2015.10.00

Peneliti: Apakah benar guru

memberi tugas untuk

mencari materi pelajaran

menggunakan internet:

Wawancara kepada siswa

pada tanggal 7 September

2015. 10.00.

Peneliti:

Bagaimana pembentukan

akhlak yang guru berikan

dalam Pendidikan Agama

Guru sering memberikan tugas

menggunakan internet terutama

pada saat pelajaran IT di sekolah

mbk” (SAN/ XII/ 7-9-2015. 10.00/

DK).

“Sering banget mbk kalau pelajaran

IT selalu diberi tugas mencari materi

menggunakan internet” (SN/ XII/ 7-

9-2015. 11.50/ DK).

“Menurut saya sekolah ini sudah

banyak kegiatan untuk pembentukan

perilaku yang baik atau

mengarahkan pada perilaku yang

santun di MAN Salatiga antara lain

kegiatan program keunggulan PAI,

kegiatan ini harus diikuti seluruh

Peran Guru PAI

dalam pembentukan

akhlak siswa terhadap

penggunaan

faceboook di MAN

Salatiga

Islam di MAN Salatiga.

Wawancara kepada Guru

BK pada tanggal 24 Agustus

2015, 11.00

siswa MAN” (SAN/ XII/ 7-9-2015.

10.00/ DK).

“Pembentukan perilaku yang guru

berikan melalui kegiatan islami

yang ada di sekolah. (SN/ XII/ 7-9-

2015. 11.50/ DK).

“Peranan guru PAI dalam

Pembentukan akhlak sangat penting

untuk menumbuhkan karakter yang

baik bagi setiap siswa. Seperti

contohnya yang diterapkan dan

wajib diikuti oleh semua siswa MAN

Salatiga itu progam keunggulan PAI

yang dilaksanakan 2x setiap bulan,

program ini untuk membentuk anak

memiliki karakter yang islami dalam

Peran Guru PAI dalam pembentukan

akhlak siswa terhadap penggunaan

faceboook di MAN Salatiga, guru

memberikan pemahaman dan wawasan

kepada siswa untuk memanfaatkan

fasilitias komunikasi dengan baik serta

mensosialisasikan aturan-aturan yang ada

baik aturan agama, masyarakat, dan

aturan sekolah.

Wawancara kepada Guru

BK pada tanggal 9

September 2015, 10.15

kehidupan sehari-hari”(GBK/24-8-

2015/11.00/RG).

“Pemberian pemahaman dan

wawasan kepada siswa untuk

memanfaatkan fasilitas komunikasi

dengan untuk membentuk anak

memiliki karakter yang baik dalam

kehidupan sehari-hari” (GBK1/9-9-

2015/10.15/RBK).

Lampiran Dokumentasi Penelitian