evaluasi hasil belajar2

50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Wiersma dan Jurs(dalam Samsul,2009) membedakan antara evaluasi, pengukuran dan testing. Mereka berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran dan testing. Sementara itu Zainul dan Nasution(dalam Samsul,2009) mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas, sedangkan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Penting untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan apalagi dalam bidang pendidikan. Peserta didik dan guru merupakan orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu mereka ingin mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang telah 1

Upload: riana-ajah

Post on 01-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI HASIL BELAJAR2

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Wiersma dan Jurs(dalam Samsul,2009) membedakan antara evaluasi, pengukuran dan testing. Mereka berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan tentang nilai. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan mengukur dan menilai. Kedua pendapat di atas secara implisit menyatakan bahwa evaluasi memiliki cakupan yang lebih luas daripada pengukuran dan testing.

Sementara itu Zainul dan Nasution(dalam Samsul,2009) mengartikan pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas, sedangkan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.

Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Penting untuk mengevaluasi kegiatan yang dilakukan apalagi dalam bidang pendidikan. Peserta didik dan guru merupakan orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu mereka ingin mengetahui proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Untuk menyediakan informasi tentang baik dan buruknya proses pembelajaran yang telah dilakukan, maka seorang guru harus mengadakan evaluasi.

Namun, dalam pelaksanaannya banyak terjadi kesalahan yang dilakukan oleh guru. Kesalahan tersebut seperti evaluasi yang dilakukan hanya sebagai formalitas saja, tanpa memperdulikan peserta didik telah benar-benar menguasai materi yang diberikan atau tidak. Tidak jarang dalam mengevaluasi guru tidak memperhatikan dan mengikuti prosedur-prosedur yang telah ada, sehingga kegiatan evaluasi yang seharusnya dapat memberikan informasi yang baik menjadi kurang maksimal.

Oleh karena itu, berdasarkan latar uraian tersebut kami menyusun makalah yang berjudul “Evaluasi dalam Pembelajaran”.

1

Page 2: EVALUASI HASIL BELAJAR2

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang belakang tersebut, muncul beberapa permasalahan seperti di bawah ini.

1. Apa pengertian Evaluasi?2. Apa fungsi, tujuan dan manfaat evaluasi pembelajaran?3. Apa saja prinsip dan teknik evaluasi?4. Bagaimana kualitas dan ciri-ciri teknik evaluasi?5. Apa saja sasaran evaluasi? 6. Bagaimana prosedur pelaksanaan evaluasi?7. Bagaimana prosedur evaluasi pembelajaran dan hasil belajar?

C. Tujuan penulisanPenulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. mengetahui pengertian evaluasi;2. mengetehui fungsi tujuan dan manfaat evaluasi pembelajaran;3. mengetahui prinsip dan teknik evaluasi;4. mengetahui kualitas dan ciri-ciri teknik evaluasi;5. mengetahui sasaran evaluasi;6. mengetahui prosedur pelaksanaan evaluasi;7. mengetehui prosedur evaluasi pembelajan dan hasil belajar.

2

Page 3: EVALUASI HASIL BELAJAR2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian EvaluasiKata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti

penilaian atau penaksiran (Echols dan Sadily dalam Bangfajars, 2009). Menurut Curtis dan Floyd, James, Winsor, Jerryl( dalam Bangfajars,

2009) evaluasi adalah proses penilaian.  Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.

Arikunto (2004 : 1 dalam Bangfajars, 2009) evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Worthen dan Sander (1979:1 dalam Bangfajars, 2009) evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Karenanya evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut telah sesuai dengan keinginannya semula.

Ad (dalam Bangfajars, 2009)mendefinisikan evaluasi sebagai ;setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai”. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan..

Anne Anastasi (1978 dalam Bangfajars, 2009) mengartikan evaluasi sebagai “a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils”. Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas.

Stufflebeam (dalam Daryanto, 2008:1) evaluation is the process of delineating, obtaining and providing useful information for judging decision alternatives. Dalam evaluasi ada beberapa unsur yang terdapat dalam evaluasi yaitu : adanya sebuah proses (process) perolehan (obtaining), penggambaran (delineating), penyediaan (providing) informasi yang berguna (useful information) dan alternatif keputusan.

3

Page 4: EVALUASI HASIL BELAJAR2

Bloom (dalam Daryanto, 2008:1) “evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual students.” artinya: evaluasi sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.

Davies (Dimyati dan Mudjiono, 2009:190) mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek (Davies, 1981:3). Menurut Wand dan Brown, evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Pengertian evaluasi dipertegas dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu ( Sudjana, 1990:3). Berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu. (Dimyati dan Mudjiono, 2009:190).

Erman (2003:2) menyatakan bahwa evaluasi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai penentuan kesesuaian antara tampilan siswa dengan tujuan pembelajaran. Yang dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan belajar-mengajar adalah tampilan siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan dan intelektual), afektif (sikap, minat, dan motivasi), dan psikomotor (ketrampilan, gerak, dan tindakan). Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara lisan, tertulis, mapupun perbuatan. (Ktiptk, 2009).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematik dan terencana untuk memperoleh atau mencari informasi tentang bekerjanya suatu kegiatan, tujuan, kinerja, individu atau obyek lainnya dan kemudian memberikan atau menentukan nilai berdasarkan kriteria tertentu untuk menentukan alternatif keputusan atau kebijakan yang akan diambil selanjutnya. (kelompok 5,2010)

B. Fungsi dan Tujuan Evaluasi PembelajaranSegala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi yang

akan di capai, pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan fungsi yang ingin di capai, Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan antara lain memberi informasi

4

Page 5: EVALUASI HASIL BELAJAR2

yang dipakai sebagai dasar untuk membuat kebijaksanaan dan keputusan, menilai hasil yang dicapai para pelajar, menilai kurikulum, memberi kepercayaan kepada sekolah, memonitor dana yang telah diberikan dan memperbaiki materi dan program pendidikan 1. Fungsi Evaluasi

a. Fungsi evaluasi dalam pendidikan dan pengajaran. (Purwanto,1984:5)a) Fungsi Sumatif, untuk mengetahui kemajuan dan

perkembangan serta keberhasilam siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil evaluasi akan digunakan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik.

b) Fungsi Diagnosis, untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru dijadikan sebagai sumber informasi untuk membuat diagnosis mengenai kelemahan-kelemahan dan kekuatan atau kemampuan siswa, sebagai dasar penanganan kasus tertentu dan sebagao acuan dalam menangani kebutuhan siswa dalam rangka bimbingan karir

c) Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum. Seorang guru yang dinamis akan selalu berusahah untuk menentukan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondiisi lingkungan serta dengan perkembangan informasi yang terjadi pada masa itu.

d) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Berguna bagi guru untuk mengadakan perbaikan progran dan pelaksanaannya pada pertemuan yang selanjutnya atau pada masa yang akan datang.

b. Fungsi evaluasi bagi peserta didik Bagi peserta didik, evaluasi digunakan untuk mengukur

pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan 1) Hasil bagi peserta didik yang memuaskan

Jika peserta didik memperoleh hasil yang emuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini peserta didik akan termotifasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan peserta didik tidak rajin belajar sehingga pada waktu berikutnya hasilnya menurun.

2) Hasil bagi peserta didik yang tidak memuaskan

5

Page 6: EVALUASI HASIL BELAJAR2

Jika peserta didik memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, peserta didik akan giat belajar. Tetapi bagi peserta didik yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asa.

c. Fungsi evaluasi bagi guru (scrib.com,2009)a) Dapat mengetahui peserta didik manakah yang menguasai

pelajran dan peserta didik mana pula yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada peserta didik yang belum berhasil sehingga pada akhirnya peserta didik mencapai keberhasilan yang diharapkan.

b) Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh peserta didik atau belum.

c) Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran tersebut.

d) Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik pengajaran.

d. Fungsi evaluasi bagi sekolah (scib.com,2009)1) Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui

evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.

2) Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik, maka berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi sebaliknya jika tanda-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.

Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telh dilaksanakan dalam pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melaksanakan pengajaran.

6

Page 7: EVALUASI HASIL BELAJAR2

3) Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalm pengajaran akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi.

2. Tujuan Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan berbagai tujuan. Terkait dengan pembelajaran, evaluasi dilaksanakan dengan tujuan mendeskripsikan kemampuan belajar siswa, mengetahui tingkat keberhasilan PBM, menentukan tindak lanjut hasil penilaian, memberikan pertanggung jawaban (accountability). (Arieherwin79 : 2009)

Tujuan utama dari evaluasi pembelajaran adalah sejumlah informasi atau data tentang jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran yang difungsikan dan ditujukan untuk pengembangan sebagai berikut :

a. Tujuan evaluasi pembelajaran untuk pengembangan.

Dalam hal evaluasi pengembangan berfungsi dan bertujuan untuk pengembangan pembelajaran, maka evaluasi pembelajaran sedang menjalankan fungís formatif. Hal ini bertitik tolak dari pandangan bahwa fungís formatif evaluasi dilaksankan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan. (Hasan, 1988 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:221)

b. Tujuan evaluasi pembelajaran untuk akreditasi.

Orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan pada umumnya mengenal pengrtian akreditasi sebagai statu penilaian yang dilakukan pleh pemerintah terhadap sekolah swasta untuk menentukan peringkat pengakuan pemerintah terhadap sekolah tersebut (Arikunto, 1990 dalam Dimyati dan mudjiono, 2006:222)

3. Manfaat Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti peserta didik, guru, dan kepala sekolah. a. Bagi Peserta didik

a) Hasil evaluasi memuaskan, hal itu akan mendorong peserta didik mempunyai motivasi belajar yang besar untuk belajar

7

Page 8: EVALUASI HASIL BELAJAR2

lebih giat agar mendapatkan hasil yang lebih baik atau memuaskan.

b) Hasil evaluasi tidak memuaskan, hal itu akan mendorong peserta didik untuk berusaha memperbaiki hasil evaluasi dengan belajar lebih giat.

b. Bagi Guru 1) Guru dapat mengetahui peserta didik yang telah menguasai

pelajaran ataupun yang belum. Guru dapat memberikan penanganan yang lebih baik untuk meningkatkan pemahaman siswa tersebut

2) Guru dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi peserta didik ataukah belum

3) Guru dapat mengetahui apakah metide yang digunakan dalam mengajar sudah tepat ataukah belum.

c. Bagi Sekolah1) Sekolah dapat mengetahui apakah kondisi belajar yang telah

diciptakan sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar cermin kualitas sekolah

2) Mengetahui tepat tidaknya kurikulum yang digunakan oleh sekolah, dan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah masa mendatang

3) Hasil evaluasi dapat dijadikan pedoman bagi sekolah, yang dilakukan sekkolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar telihat dari nilai yang diperoleh siswa.(Daryanto, 2008:9)

Menurut Mixing Blogging(2009) evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan, pengajar maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi dimana siswa mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi.

Kondisi dimana hasil yang dicapai tidak mernuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.

8

Page 9: EVALUASI HASIL BELAJAR2

C. Prinsip dan Teknik Evaluasi1. Prinsip Evaluasi

Prinsip dalam evaluasi yang umum dan penting yaitu adanya trigulasi (hubungan erat tiga komponen)antaraa. Tujuan pembelajaranb. Kegiatan pembelajaran atau Kegiatan Belajar Mengajar c. Evaluasi

tujuan

KBM evaluasi

Keterangan:a. Hubungan tujuan dengan Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dalam bentuk rencana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan belajar mengajar mengacu pada tujuan , taipi tujuan juga mengarah ke kegiatan belajar mengajar .

b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasiEvaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dalam menyusun alat evaluasi mengacupada tujuan yang telah dirumuskan.

c. Hubungan antara Kegiatan Belajar Mengajar dengan evaluasiSelain mengacu pada tujuan evaluasi juga harus mengacu atau disesuaikan dengan Kegiatan Belajar Mengajar yang dilaksanakan. Kecebderungan yang yang sering terjadi dalam prakteknya adalaheveluasi belajar hanya dilakukan dengan tes tertulis, menekankan pada aspek pengetahuann saja. (Arikunto, 2009:24)

Menurut Daryanto(2008:19) terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi.a. Keterpaduan

Tujuan instruksional, materi dan metode pengajaran, serta evaluasi merupakan tiga kesatuan terpadu yang tidak boleh dipisahkan. Perencanaan evaluasi harus sudah ditetapkan ketika menyusun satuan

9

Page 10: EVALUASI HASIL BELAJAR2

pengajaran sehingga dapat disesuaikan secara harmonis dengan tujuan instruksional dan materi pengajaran yang hendak disajikan.

b. Keterlibatan peserta didikBerkaitan erat dengan metode belajar CBSA(Cara Belajar Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif. Untuk mengetahui sejauhmana peserta didik berhasil dalam kegiatan belajar mengajaryang dijalaninya peserta didik membutuhkan evaluasi. Dengan demikian, evaluasi bagi peserta didik merupakan suatu kebutuhan bukan sesuatu yang harus dihindari.

c. KoherensiEvaluasi harus berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan yang hendak diukur.

d. PedagogisEvaluasi dan hasilnya hendaknya dapat dipakai sebagai alat motivasi peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Hasil evaluasi hendaknya dirasakan sebagai imbalan(reward), sebagai penghargaanbagi yang hasilnya baik dan hukuman bagi yang hasilnya buruk.

e. AkuntabilitasSejauh mana keberhasilan pengajaran perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban. Pihak yang dimaksud seperti orang tua, dan lembaga pendidikan itu sendiri.

2. Teknik EvaluasiSecara garis besar, teknik evaluasi yang digunakan dapat

digolongkan menjadi 2, yaitu teknik tes dan non tes..Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan

evaluasi :a. Teknik tes

Tes yang dapat digunakan dalam evaluasi dapat digunakan ke dalam tiga macam, yaitu :1) Tes lisan adalah tes yang dilakukan secara lisan. Hal ini berguan

untuk menilai kemampuan dalam memecahkan masalah, menilai proses berfikir, menilai kemampuan menggunakan bahasa lisan, menilai mempertanggung jawabkan suatu pendapat

2) Tes perbuatan adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan. Berfungsi sebagai penilaian terhadap kemampuan melakukan sesuatu. Manfaat dan kegunaannya adalah :a) Dapat mentest kemampuan yang bersifat manipulatif

10

Page 11: EVALUASI HASIL BELAJAR2

b) Dapat mentest kemampuan melakukan suatu perbuatan berdasarkan petunjuk atau teori tertentu.

c) Dapat mentest kemampuan yang susah dilakukan dengan verbalisasi

3) Tes tertulis adalah tes yang dilakuakn secara tertulis baik pertanyaan maupun jawabannya. Dalam bidang pendidikan maupun psikologi, tes ini mempunyai kegunaan yang cukup luas. Karena tes ini dapat dilakukan perseorangan ataupun kelompok. Itu sebabnya tes ini sangat populer karena alasan efektif dan efisien.

(Ali, 2008:116)b. Teknik bukan Test

Teknik evaluasi buakn tes pada umumnya menggunakan bentuk pelaksanaan wawancara, angket/kuosioner, pengamatan, skala bertingkat, riwayat hidup dan daftar cek.(Arikunto, 2009:26)1) Wawancara, suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban atau informasi dan responsen dengan jalan tanya jawab sepihak, karena responden tidak diberi kesempatan untuk menjawat.

2) Angket/kuosioner, sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Dengan kuosioner dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap, pendaoat dan lain-lain.

3) Pengamatan, suatu teknik yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara teliti serta pengamatan secara sistematis.

4) Skala bertingkat, skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.

5) Riwayat hidup, gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan sikap dari obyek evaluasi.

6) Daftar cek(check list), deretan pertanyaan yang biasanya singkat, dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cek(√) di tempat yang telah disediakan.

3. Langkah-langkah Evaluasi Menurut Ali (2008:120) langkah-langkah dalam melakukan evaluasi

terdiri dari beberapa tahap, yaitu;a. Tahap persiapan, Pada tahap ini bahan-bahan yang diperlukan untuk

menyusun alat evaluasi dihimpun. Bahan-bahan tersebut meliputi :

11

Page 12: EVALUASI HASIL BELAJAR2

1) Tujuan pengerjaan2) Menentukan ruang lingkup3) Menuliskan butir-butir soal4) Bila evaluasi dilaksanakan selain untuk kepentingan evaluasi

formatifb. Tahap pelaksanaan. Melaksanakan evaluasi harus disesuaikan

dengan maksud tertentuc. Tahap pemeriksaan, Dalam memeriksa pekerjaan hasil evaluasi

seharusnya digunakan kunci jawaban, baik untuk evaluasi dengan tes essay ataupaun tes obektif

D. Kualitas dan Ciri-ciri Teknik Evaluasi

Guna mengukur kesesuaian, efisiensi, dan kemantapan (consistensy) suatu alat pennilaian atau suatu tes digunakan bermacam-macam kualitas seperti validitas, keandalan, obyektivitas, dan kepraktisan (practicibility).(Purwanto, 2008:139)1. Validitas

Validitas(kesahihan) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran(diagnosis)dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Menurut Cornbach (dalam Purwanto, 2008:139) validitas bukanlah suatu ciri atau sifat yang mutlak dari suatu teknik evaluasi, namun merupakan suatu ciri yang relatif terhadap tujuan yang hendak dicapai. Oleh karena itu, validitas harus ditentukan dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dengan alat evaluasi.

Jenis validitas,a. Content validity(currucular validity)

Suatu tes dikatakan memiliki content validity jika scope dan isi tes itu sesuai dengan scope dan isi kurikulum yang sudah diajarkan.

b. Construct validityUntuk menentukan adanya construct validity, suatu tes

dikorelasikan dengan suatu konsepsi atau teori. Hasil tes disesuaikan dengan tujuan atau ciri-ciri tingkah laku (domain)yang hendak diukur.

c. Predictive validity

12

Page 13: EVALUASI HASIL BELAJAR2

Suatu tes dikatakan memiliki predictive validity jika hasil korelasi itu dapat meramalkan dengan tepat keberhasilan seseorang di masa mendatang dalam lapangn tertentu.

d. Concurrent validityJika hasil suatu tes mempunyai korelasi yang tinggi dengan

hasil suatu alat ukur lain terhadap bidang yang sama pada waktu yang sama pula.

Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien(r). Kriteria korelasi koefisien adalah :0,00 – 0,20 sangat rendah(hampir tidak ada korelasi)0,20 – 0,40 korelasi rendah0,40 – 0,60 korelasi cukup0,60 – 0,80 korelasi tinggi0,80 – 1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna)

(Purwanto, 2008:139)2. Keandalan

Keandalan adalah kualitas yang menunjukkakn kemantapan (consistency) ekuivalenci atau stabilitas suatu pengukuran yang dipakai.

Keandalan (reliability) adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif.

Keandalan suatu tes dinyatakan dengan coeficient of reliability (r), yaitu dengan jalan mencari korelasi, misalnya;

a. Dengan metode dua tes. Duates yang paralel dan setaraf(ekuivalen) diberikan pada sekelompok anak dan hasilnya akan dicari korelasinya.

b. Dengan metode satu tes. Sebuah tes dilakukan dua kali pada sekelompok anak yang sama tetapi pada waktu yang berbeda dan hasilnya akan dicari korelasinya.

c. Metode”split-half”(masih dengan satu tes). Suatu tes diabgi menjadi dua bagian yang sama tingkat kesukarannya, isi dan bentuknya, kemuadian dilihat skor masing-masing bagian paruhan tes dan dicari korelasinya.

d. “Spil-half metode” dengan cara lain yang tidak memerlukan perhitungan korelasi. Dengan menggunakan devisiasi perhitungan standar masing-masing dari dan devisiasi standar seluruh tes.

Rumusnya:

13

Keterangan:

SI = DS dari ½ tes pertama

SII = DS dari ½ tes keduaSt = DS dari seluruh tes

Page 14: EVALUASI HASIL BELAJAR2

r=2(1−S I2+S II

2

S t2 )

e. Dengan metode Kuder-Ricardson. Menggunakan rumus;

KR 21 r=n

n−1 ( S t2−npq

S t2 )

KR 20 r=n

n−1(

St2−pq

St2 )

Faktor yang mempengaruhi keandalan suatu tes.

1) Luas tidaknya sampling yang diambil2) Perbedaan bakat dan kemampuan murid yang dites3) Suasana dan kondisi

(Purwanto, 2008:139)3. Objektivitas

Objektivitas adalah kualitas yang menunjukkkan identitas atau kesamaan dari skor-skor dari diagnosis-diagnosis yang diperoleh dari data yang diperoleh dari penskor-penskor kompeten yang sama. Objektivitas suatu tes ditentukan oleh tingkat atau kualitas kesamaan skor-skor yang diperoleh dengan tes, meskipun hasil tes dinilai oleh beberapa penilai.

Kualitas objektivitas;a. Objektivitas tinggi, jika hasil tes menunjukkan tingkat kesamaan yang

tinggib. Objektivitas sedang, seperti tes yang sudah distandarisasi, tapi

pandangan subjektif skkor masih muncul dalam penilaian dan interprestasinya

c. Objetivitas fleksibel

(Puwanto, 2008:141)4. Kepraktisan

Kepraktisan (practicability) adalah suatu kualitas yang menunjukkan kemungkinan dapat dijalankannya suatu kegunaan umum dari suatu teknik penilaian dengan mendasarkannya pada biaya, waktu yang digunakannya untuk menyusun, kemjudahan penyusunan, mudahnya penskoran,dan mudahnya penginterprestasian hasilnya.

14

Keterangan:

n = jumlah item dalam tes

St = DS untuk seluruh tes

p = mean dibagi jumlah item

q = 1 - p

Page 15: EVALUASI HASIL BELAJAR2

Suatu tes dikatakan memiliki kepraktisan yang baik jika kemungkinan menggunakan tes itu besar. Untuk mengukur kepraktisan suatu tes dapat dilihar dari;a. Biaya yang digunnakan untu menyelenggarakank tesb. Waktu yang digunakan untuk menyusun tesc. Sukar mudahnya penyusunan tesd. Sukar mudahnya penilaian(skoring) tese. Sulit tidaknya menginterprestasikan tesf. Lamanya waktu yang digunakan untuk melaksanakan tes

(Purwato, 2008:141)

E. Sasaran Evaluasi

Objek atau sasaran adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.(Arikunto, 2009:20)

Unsur-unsur sasaran penilaian meliputi :1. Input

Calon peserta didik sebagai pribadi yang utuh dapat ditinjau dari beberapa segi yang yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani mencakup,a. Kemampuan

Kemampuan peserta didik untuk mengikuti program dalam suatu lembaga/sekolah /institusi . alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut tes kemampuan atau attitude test.

b. KepribadianKeprinadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan tampak dalam bentuk tingkah laku. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang disebut teees kepribadian atau personality test.

c. SikapSikap adalah bagian dari tingkah laku manusia sebagi gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar, namun karena sikap merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan banyak membutuhkan informasi mengenai sikap. Alat untuk mengetahui keadaan sikap adalah tes sikap.

d. Inteligensi

15

Page 16: EVALUASI HASIL BELAJAR2

Untuk mengetahui tingkat inteligensi sesorang dapat melalui tes inteligensi yang sudah banyak digunakan dan diciptakan oleh para ahli. IQ bukan inteligensi, karena IQ hanya angka yang memberi petunjuk tinggi rendahnya intelligensi seseorang.

2. TransformasiYang dimaksud transformasi adalh mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi, dalam lingkup pendidikan sekolah itulah yang dimaksud transformasi.(Daryanto, 2008:8)Transformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk memberdayakan dan memberadapkan siswa. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran seperti yang diharapkan dipengaruhui dan ditentukan oleh bekerjanya unsur/komponen yang ada dalam lembaaga pendidikan.(Dimyati dan Mudjiono, 2006:193)Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi obyek penilain adalah :1. Kurikulum/materi2. Metode dan cara penilaian 3. Sarana pendidikan/ media4. Sistem administrasi5. Guru dan personal lainnya

(Arikunto, 2009:20)3. Output

Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/ prestasi belajar selama mengikuti program. Kecenderungan ang ada saat ini adalah guru hanya menilai perstasi belajar secara kognitif/ kecerdasan saja, sedangkan aspek psikomotorik apalagi afektif sangat jarang. Akibatnya banyak lulusan yang hanya menguasai teori tetapi tidak terampi; melakukan/mengap;ikasikan pengetahuan yang sudah dikuasai. (Arikunto, 2009:21)

Sasaran evaluasi meliputi sasaran pembelajaran dan sasaran hasil belajar.

1. Sasaran evaluasi pembelajaran Sasaran evaluasi pembelajaran adalah aspek-aspek yang

terkandung dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian sasaran evaluasi pembelajaran meliputi : a. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran evaluasi pembelajaran yang

perlu diperhatikan.b. Unsur dinamis pembelajaran merupakan sasaran evaluasi

pembelajara yang kedua. Yang dimaksud unsur dinamis adalah sumber belajar atau komponen sistem instruksional yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Sumber belajar meliputi : pesan,

16

Page 17: EVALUASI HASIL BELAJAR2

orang, bahan, alat, teknik dan latar (AECT, 1986 : 2 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:223)

c. Pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini pelaksanaan pembelajaran diartikan sebagai interaksi antara sumber belajar dengan peserta didik. Sasaran evaluasi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran secara lebih terperinci diantaranya kesesuaian pesan dengan tujuan pengajaran, kesesuaian sekuensi penyajian pesan kepada peserta didik, kesesuaian bahan dan alat dengan pesan dan tujuan pengajaran, kemampuan guru menggunakan bahan dan alat dalam pembelajaran.

d. KurikulumKurikulum sebagai sasaran evaluasi pembelajaran meliputi tersedianya dan kelengkapan komponen kurikulum, pemahaman terhadap prinsip-prinsip pengembangan dan pelaksanaan kurikulum, pemahaman terhadap struktur program kurikulum

(Dimyati dan Mudjiono, 2006:222)

2. Sasaran evaluasi hasil belajarSebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat

keberhasilan peserta didik, maka evaluasi hasil belajar mamiliki sasaran yang berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Yaitu ada 3 macam : (Dimyati dan Mudjiono, 2006:200)a. Ranah Kognitif.

Berhubungan dengan ingatan atau pengenalan terhadap pengetahuan atau informasi, serta pengembangan keterampilan intelektual (Jarolimek dan Foster, 1981 : 148, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:201). Taksonomi atau penggolongan tujuan ranah kognotif oleh Bloom, ada 6 kelas :1) Pengetahuan. Merupakan tingkat terendah tujuan ranah

kognitif berupa pengenalan dan pengingatan kembali terhadap pengetahuan tentang fakta, istilah dan prinsip-prinsip (Davies, 1986:99, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:202)

2) Pemahaman. Berupa kemampuan memahami/mengerti tentang isi pelajaran yang dipelajari tanpa perlu menghubungkannya dengan isi pelajaran lainnya (Davies, 1986 : 100, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:202)

3) Penggunaan/penerapan. Merupakan kemampuan menggunakan generalisasi atau abstraksi lainnya yang sesuai dalam situasi konkret dan/atau situasi baru (Davies, 1986 : 100, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:203)

17

Page 18: EVALUASI HASIL BELAJAR2

4) Analisis. Merupakan kemampuan menjabarkan isi pelajaran kebagian-bagian yang menjadi unsur pokok.

5) Sintesis. Merupakan kemampuan menggabungkan unsur-unsur pokok kedalam struktur yang baru (Davies, 1986 : 100, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:204)

6) Evaluasi. Merupakan kemampuan menilai isi pelajaran untuk suatu maksud dan tujuan tertentu (Davies, 1986 : 100, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:204)

b. Ranah AfektifBerhubungan dengan hieraksi perhatian, sikap, penghargaan, nilai, perasaan dan emosi (Davies, 1986 : 97; Jarolimek dan Foster, 1981 : 148, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:205). Kratwohl, Bloom dan Masia(Dimyati dan Mudjiono, 2006:205) mengemukakan taksonomi tujuan ranah Afektif sebagai berikut :1) Menerima. Berupa perhatian terhadap stimulasi secara pasif

yang meningkat secara labih 2) Merespons. Untuk menanggapi stimulan dan merasa terikat

serta aktif memperhatikan 3) Manilai. Manilai gejala atau kegiatan sehingga dengan

sengaja merespons lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi

4) Mangorganisasi. Kemampuan untuk membentuk sesuatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai ke suatu organisasi yang di percaya

5) Karakterisasi. Kemampuan untuk mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespons, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan

(Davies, 1986 : 99, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:205)

c. Ranah PsikomotorikBerhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi benda (Davies, 1986 : 97 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:207). Kibler, Barket dan Miles (1970 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:207) mengemukakan taksonomi ranah tjuan psikomotorik sebagai berikut :1) Gerakan tubuh yang mencolok. Merupakan kemampuan

gerakan tubuh yang menekankan pada kekuatan , kecepatan dan ketepatan tubuh yang mencolok (Gage dan Berliner, 1984 : 59 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:207).

18

Page 19: EVALUASI HASIL BELAJAR2

2) Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan. Merupakan keterampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan, biasnya berhubungan dengan gerakan tangan , telinga dan badan (Gage dan Barliner. 1984 : 59 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:207)

3) Perangkat komunikasi nonverbal. Merupakan kemampuan mengadakan komunikasi tanpa kat (Gage dan Berliner, 1984 : 59 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:207)

4) Kemampuan berbicara. Merupakan kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan (Gage dan Berliner, 1984 : 59 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:208)

F. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi

Evaluasi memiliki prosedur tersendiri, pengetahuan tentang prosedur ini ditambah dengan pengetahuan tentang fungsi dari proses evaluasi memungkinkan kita memiliki gambaran yang cukup mengenai sistematika pekerjaan evaluasi pada umumnya. Dalam sistem evaluasi yang baik, keputusan terakhir selalu didasarkan atas perbandingan antara hasil interpretasi data telah terkumpul dan ktriterium yang telah dirumuskan sebelumnya. (Daryanto, 2008:126)

Langkah-langkah dalam evaluasi meliputi perencanaan, pengumpulan data, penelitian data (Verifikasi data), pengolahan data, meningkatkan daya serap peserta didik, laporan hasil penelitian. (Daryanto, 2008:132)1. Perencanaan

a. Merumuskan kriterium yang akan dipergunakan untuk menentukan kelulusan peserta didik dalam akhir pelajaran. Sumber yang digunakan untuk menyusun kriterium adalah tujuan pembelajaran. Setiap evaluator dapat menyesuaiakan taraf penyelesaian yang hendak dicapai dalam melakukan suatu langkah kecakapan serta pengetahuan yang dimilikinya.

b. Menentukan bentuk atau cara evaluasi yang akan digunakan untuk mengetahui manifestasi mana saja yang harus diperhatikan, dan bagaimana cara mencatat hasil observasi.

c. Menentukan seberapa sering evaluasi itu perlu dilakukan, dengan mempertimbangkan kelengkapan gambaran tentang perkembangan penguasaan materi peserta didik.

(Daryanto, 2008:132)2. Pengumpulan data

a. Menentukan data yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi. Rumusan tentang tugas sebagai seorang guru dalam suatu usaha

19

Page 20: EVALUASI HASIL BELAJAR2

pendidikan menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus dicapai dengan materi yang diajarkan.

b. Menentukan cara atau metode-metode yang digunakan dalm pengumpulan data, apakah menggunakan metode wawancara atau observasi. Pengetahuan yang mendalam mengenai metodelogi akan sangat membantu dalam proses ini.

c. Pemilihan alat yang akan digunakan dalam proses evaluasi.

(Daryanto, 2008:141)3. Penelitian data (verifikasi data)

Verifikasi data adalah suatu langkah yang diperlukan untuk menyaring data yang akan diolah lebih lanjut untuk memisahkan data yang baik dan yang kurang baik. Terutanma untuk data yang diterima dari pihak lain. Proses verifikasi ini sangat penting, karena data yang tidak diverifikasi hanya akan mengacaukan dan merusak gambaran yang kita peroleh mengenai orang yang dievaluasi.

Menentukan perlu tidaknya diadakan verifikasi , ada dua pegangan yang dapat digunakan, a. Ketentuan yang dapat kita peroleh tentang sumber data. Dengan cara

ini kita mengadakan analisis rasional terhadap bahan ujianb. Logika yang tampak “menjiwai” data yang kita hadapi. Dengan cara

ini kita mengadakan analisis empiris terhadap bahan ujian.

(Daryanto, 2008:145)4. Pengolahan data

Data yang telah diperoleh harus diolah terlebih dahulu. Tanpa diolah dan diatur lebih dahulu data itu sebenarnya tidakk dapat menceritakan atau melaporkan apapun. Pengolahan data sangat penting dilakuakn untuk memperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya mengenai orang yang sedang dievaluasi.

(Daryanto, 2008:151)5. Meningkatkan daya serap peserta didik

a. Memperjelas tujuan instruksionalSebelum memulai proses pembelajaran ada baiknya guru menyampaikan tujuan instruksional yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut kepada peserta didik, seingga peserta didik dan guru dapat bersama-sama berupaya mencapai tujuan tersebut, namun dalam satuan pelajaran tidak perlu dituliskan semua tujuan instruksional yang perlu dikembangkan tetapi hanya yang pokok-pokok saja.

b. Penillaian awal yang menentukan kebutuhan peserta didikDapat dengan mempelajari catatan kemajuan dari sekoalahasal sebelum peserta didik mengikuti program yang dikembangkan atau

20

Page 21: EVALUASI HASIL BELAJAR2

melalui tes awal yang dikembangkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi yang akan diajarkan.

Hasil tes awal berfungsi untuk menentukan kesiapan peserta didik, menentukan bagian-bagian mana dari program yang dikuasai peserta didik, menentukan efektivitas program setelah terakhir dilaksanakan, mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk menata program sesuai dengan peserta

c. Memonitor kemajuan peserta didikKegiatan ini bertujuan untuk mengarahkan peserta didik pada jalur yang membawa hasil belajar yang maksimal. Monitoring dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus. Biasanya dilakukan dengan mengadakan tes formatif, sehngga mudah untuk mengetahui tujuan instruksional mana yang telah dikuasai oleh peserta didik dan mana yang belum.

(Daryanto, 2008:162)6. Laporan hasil penelitian

Laporan akan memberikan bukti sejauh mana tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Pemberian onformasi dapat berupa laporan umum maupun laporan khusus. Laporan umum karena laporan tersebut bersifat terbuka pada siapa saja yang berminat(orang tua atau masyarakat). Laporan umum ini dapat dilaksanakan melalui pameran seni, pertunjukan olah raga, menunjukkan karya ilmiah peserta didik. Laporan khusus karena hanya diberi tahukan kepada orang tua dan peserta didik saja. Laporan khusus dapat dilakukan melalui pertemuan orang tua murid atau dengan pembagian buku rapor. (Daryanto, 2008:165)

G. Prosedur Evaluasi Pembelajaran dan Hasil Belajar1. Prosedur evaluasi pembelajaran

Menurut Dimyati dan Mudjiono(2006:226, dimodifikasi dari Arikunti,1988:7) prosedur evaluasi pembelajaran terdiri dari lima tahap.

a. Penyusunan rencana

Secara garis besar desain evaluasi hasil pembelajaran berisi hal-hal yang sama dengan yang tertera dalam desain penelitian, yang meliputi : (Arikunto,1988 dalam Dimyati dan Mudjiono 2006:227)1) menyusunan latar belakang yang berisikan dasar pemikiran

rasional penyelenggaraan evaluasi2) problematika berisikan rumusan masalah yang akan dicari

jawabannya baik secara umum amupun terinci

21

Page 22: EVALUASI HASIL BELAJAR2

3) tujuan evaluasi merupakan rumusan yang sesuai dengan problematika evaluasi pembelajaran

4) populasi dan sampel yakni sejumlah komponen pembelajaran yang dikenai evaluasi pembelajaran

5) instruyen adalah semua jenis alat pengumpulan informasi yang diperluakn sesuai dengan teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam pembelajaran

6) teknik analisis data yakni cara yang digunakan untuk menganalisi data yang disesuaikan dengan bentuk problemayika dan jenis data

(Arikunto, 1988 : 44-47 dalam Dimyati dan Mudjiono 2006:227)

b. Penyusunan Instrumen

Menurut Arikunto (1988 : 48-49 dalam Dimyati dan Mudjiono 2006:228) langkah-langkahnya :

1) merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun

2) membuat kisi-kisi yang akan merencanakan tentang perincian variabel dan jenis instrumen

3) membuat butir-butir instrumen evaluasi pembelajaran yang dibuat berdasarkan kisi-kisi

4) menyunting instrumen evaluasi pembelajaran yang meliputi : mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki evaluasi untuk mempermudah perolehan data, manuliskan petunjuk pengisian identitas serta yang lain dan membuat pengantar pengisian instrumen.

c. Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data mempunyai prosedur yang berbeda-beda seperti :

1) kuesioner yakni seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada seseorang untuk mengungkap pendapat, keadaan, kesan yang ada pada diri orang tersebut maupun diluar dirinya (Arikunto, 1988 : 53 dalam Dimyati dan Mudjiono 2006:228), kegiatannya sebagai berikut :a) mengujicobakan kuensioner kepada sejumlah orang yang

memiliki karakteristik yang sama dengan yang akan mengisi angket

b) melancarkan penyebarab kuensioner orang yang ditujuc) mengumpulkan dan mengadministrasikan kuensionerd) mengolah data yang berhasil dikumpulkan

22

Page 23: EVALUASI HASIL BELAJAR2

2) wawancara yakni suatu teknik yang mengumpulkan data yang menuntut adanya pertemuan langsung atau komunikasi langsung antara evaluator degan sumber data. Cara penerapan teknik wawancara :a) menyusun pedoman wawancara atau daftar cocok sesuai

dengan data yang akan dikumpulkanb) evaluator yang bertindak hanya bertindak sebagai pengumpul

data perlu memahami tujuan dan petunjuk penggunaan wawancara

c) melaksanakan wawancarad) menyusun sesegera mungkin jawaban haisl wawancarae) mengolah data hasil wawancara

(Dimyati dan Mudjiono 2006:229)3) pengamatan merupakan teknik pengumpulan data melalui

kegiatan mengamati yang dilakukan oleh evaluator terhadap kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh oleh evaluator adalah : a) menyusun instrumen pengamatan sesuai dengan informasi

data yang ingin dikumpulkanb) melaksanakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran

untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrumen yang ada

c) mengelolah data yang berhasil dikumpulkan

(Dimyati dan Mudjiono 2006:229)4) studi kasus adalah teknik pengumpulan data berdasarkan kasus-

kasus yang ada dan didokumentasikan. Langkah-langkah yaitu :a) menyusun instrumen studi kasusb) melaksanakan kegiatan lapanganc) mengolah data yang diperoleh

(Dimyati dan Mudjiono 2006:230)d. Analisis data

Sebagaimana halnya dalam evaluasi hasil belajar,. Data dapat dioleh secara individual ataupun kelompok. Apabila data di olah dan dianalisis secara individual maka hasilnya menunjukkan kepada seseorang atau suatu keadaan. Sedangkan secara kelompok hasilnya menunjuk kepada suatu bagian data atau keseluruhan. (Dimyati dan Mudjiono 2006:230)

e. Penyusunan laporan

23

Page 24: EVALUASI HASIL BELAJAR2

Dalam laporan evaluasi pembelajaran harus berisikan pokok-pokok berikut :1) Tujuan evaluasi yakni tujuan yang seperti disebutkan didalam

rencana evaluasi pembelajaran yang didahului dengan latar belakang dan alasan dilaksanakan evaluasi

2) Problematika berupa pertanyaan-pertanyaan yang telah dicari jawabannya melalui pengetahuan evaluasi pembelajaran

3) Lingkup dan metodologi evaluasi pembelajaran yang dicantumkan disini adalah unsur-unsur yang dinilai dan hubungan antarvariabel, metode pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis dat

4) Pelaksanaan evaluasi pembelajaran, meliputi :a) Siapa tim evaluator selengkapnya dan jika perlu dengan

pembagian tanggung jawabb) Penjadwalan pelaksanaan evaluasic) Kegiatan penyusunan laporan

5) Hasil evaluasi pebelajaran yakni berisi tujuan pengajaran, tolak ukur, data yang diperoleh, dan dilengkapi dengan sejumlah informasi yang mendorong penemuan evaluasi pembelajaran sehingga dengan mudah pembuat keputusan dapat memahami tingkat keberhasilan pembelajaran. (dimodifikasi dari Arikunto, 1988 : 117-118 dalam Dimyati dan Mudjiono 2006:231)

(Dimyati dan Mudjiono, 2006:231)

2. Prosedur evaluasi hasil belajar

Agar proses evaluasi hasil belajar dapat diadministrasikan atau dilaksanakan oleh seorang penilai, maka ada beberapa tahapan kegiatan yang perlu diperhatikan atau dilaksanakan oleh seseorang penilai.a. Persiapan.

Seperti halnya setiap kegiatan atau tindakan kependidikan selalu diawali dengan perencanaan atau persiapan , maka kegiatan evaluasi hasil belajar juga diawali dengan persiapan. Persiapan yang dilakukan seperti menetapkan pertimbangan atau keputusan yang dibutuhkan, menggambarkan informasi yang dibutuhkan, menetapkan informasi yang sudah tersedia. (Brink dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :209)

b. Penyusunan Instrumen Evaluasi.

Melaksanakan evaluasi hasil belajar, tentunya kita memerluakan instrument yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan infoprmasi yang kita butuhkan.

24

Page 25: EVALUASI HASIL BELAJAR2

Adapun prosedur yang perlu ditempuh untuk menyusun alat penilaian tes adalah sebagai berikut.1) Menentukan bentuk tes yang akan disusun, yakni kegiatan yang

akan dilakukan oleh evaluator untuk memilih dan menentukan bentuk tes yang akan disusun dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Bentuk tes ada 2 macam , yaitu tes objektif dan tes essay (tes subjektif). (Arikunto, 1990 : 161 dan 163; Nurkancana, 1986 : 27 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :211)a) Tes objektif adalah tes yang terdiri dari butir-butir soal yang

dapat dijawab dengan memilih salah satu alternatif yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia. Bentuk Tes objektif terdiri dari :1. tes benar-salah. Adalah tes yang butir-butir soalnya

mengharuskan peserta didik mempertimbangkan suatu pernyataan sebagai pernyataan yang benar atau salah (Bloom, 1981 : 189 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :211)

2. tes pilihan ganda adalah tes yang utir-butir soalnya selalu terdiri dari dua komponen utama (Bloom, 1981 : 191 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :211)

3. tes melengkapi adalah tes yang butir-butir soalnya terdiri dari kalimat pertanyaan yang belum sempurna, dimana peserta didik diminta untuk melengkapi kalimat tersebut (Arikunto, 1990 : 175; Nurkancana, 1986 : 40 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :211)

b) Tes subjektif adalah bentuk tes yang terdiri dari suatu pertanyaan atau perintah yang memerlukan jawaban bersifat pembahasan atau uraian kata yang relatif panjang (Arikunto, 1990 : 161; Nurkancana, 1986 : 41-42 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :211), ciri-cirinya : diawali dengan kata-kata (jelaskan, bagaimana, mengapa, jabarkan, kemukakan dan lainnya)

2) Membuat kisi-kisi butir soal adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membuat suatu tabel yang memuat tentang perincian aspek isi dan aspek perilaku beserta imbangan yang dikehendakinya. Yang terdiri dari : ruang lingkup isi pelajaran, proporsi jumlah item dan tiap-tiap sub isi pelajaran, aspek intelektual dan bentuk soal.( Dimyati dan Mudjiono, 2006 :212)

3) Menulis butir soal adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah membuat kisi-kisi soal dan harus menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tidak mengandung penafsiran

25

Page 26: EVALUASI HASIL BELAJAR2

ganda atau membingungkan, petunjuk pengerjaan butir soal perlu diberiakn untuk setiap bentuk soal, walaupun sudah diberikan petunjuk umum, berdasarkan khaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal tes hasil belajar.( Dimyati dan Mudjiono, 2006 :212)

4) Menata soal yakni kegiatan terakhir dari penyusunan alat penilai tes yang harus dilaksanakan , berupa pengelompokan butir-butir soal berdasarkan bentuk soal dan sekaligus melengkapi petunjuk pengerjaannya. (Dimyati dan Mudjiono, 2006 :216)

Adapun prosedur yang dapat ditempuh untuk alat penilai non-tes adalah sebagai berikut.i. Menetapkan bentuk non- tes yang akan dilaksanakan yakni

kegiatan evaluator untuk menentukan bentuk non-tes evaluasi hasil belajar yang akan dilaksanakan. Yang maliputi wawancra, Observasi dan daftar cocok (check list)

ii. Menetapkan aspek-aspek sasaran evaluasi hasil belajar yang akan dinilai

Menulis alat penilai non-tes yang dibutuhkan sesuai dengan aspek sasaran evaluasi hasil belajar yakni : lembar observasi, daftar cock dan pedoman.(Dimyati dan Mudjiono, 2006 :216)

c. Pelaksanaan Pengukuran

Pelaksanaan pengukuran untuk tes maupun non-tes hampir sam. Oleh karena itu akan diuraikan pelaksanaannya secara umum. Adpun prosedur pelaksanaan pengukuran adalah :1) Persiapan tempat pelaksanaan pengukuran yakni suatu kegiatan

untuk mempersiapkan ruangan yang memenuhi syarat-syarat pelaksanaan pengukuran yang meliputi syarat penerangan, luas ruangan dan tingkat kebisingan.

2) Melancarkan pengukuran yakni kegiatan evaluasi yang melaksanakan pengukuran terhadap peserta didik dengan memberitahukan peraturan pelaksanaan pengukuran, mengawasi kedisiplinan peserta didik dalam mematuhi peraturan pelaksanaan pengukuran, mengumpulkan lembar jawaban dan lembar soal

3) Menata dan mengadministrasikan lembar soal dan lembar jawaban peserta didik untuk memudahkan penskoran.

(Dimyati dan Mudjiono, 2006 :217)d. Pengolahan hasil penilaian

26

Page 27: EVALUASI HASIL BELAJAR2

Data yang terkumpul dari penilaian dengan teknik tes akan berupa data kuantitatif sedangkan teknik non-tes akan menjaring data kualitatif maupun kuantitatif sekaligus. Data yang terkumpul baik melalui teknik tes maupun teknik nono-tes merupakan data mentah yang memerlukan pengolaan lebih lanjut. Dengan prosedur :Menskor, yakni kegiatan memberikan skor pada hasil penilaian yang dpat dicapai oleh responden(peserta didik). (Arikunto, 1990 : 226 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :218)

1) Mengubah skor mentah menjadi skor standar. Kegiatan evaluator menghitung untuk mengubah skor yang diperoleh peserta didik yang mengerjakan alat penilaiaan yang disesuaikan dengan norma yang dipakai.

2) Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai. Kegiatan akhir dari pengolahan hasil penilaian yang berupa pengubah skor ke nilai.

e. Penafsiran hasil penilaian

Penafsiran terhadap hasil penilain dapat kita bedakan menjadi 2 yaitu : (Nurkancana, 1986 : 113 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :218)1) Penafsiran yang bersifat individual

Penafsiran terhadap keadaan seorang peserta didik berdasarkan perolehan penilaian hasil belajar, ada tiga jenis penafsiran tentang tingkat kesiapan, penafsiran tentang kelemahan individual, penafsiran tentang kemajuan belajar individual

2) Penafsiran yang bersifat klisikalPenafsiran tentang kelemahan kelas, penafsiran tentang prestasi kelas, penafsiran tentang perbandingan antar kelas, penafsiran tentang susunan kelas

f. Pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi

Pelaroran yang dimaksud untuk memberikan umpan balik kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran secara langsung dan tidak langsung. Pihak-pihak yang perlu memperoleh laporan tentang hasil belajar peserta didik adalah : peserta didik, guru yang mengajar, guru lain, petugak lain disekolah, orang tua peserta didik dan pemakai lulusan. (Arikunto, 1990:289 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:219).

Adapun prinsip-prinsip yang hendaknya dipatuhi dalam pembuatan dalam laporan adalah :1) memuat informasi lengkap dari yang bersifat umum (nilai) hingga

yang bersifat faktual (skor)2) mudah dipahami maknanya dan tidak memberi kesan yang terlalu

bervariasi3) mudah dibuat

27

Page 28: EVALUASI HASIL BELAJAR2

4) dapat dipakai oleh yang bersangkutan. (Indung, 1991 : 140 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :220)

(Dimyati dan Mudjiono, 2006:220)

Sehubung dengan penggunaan hasil evaluasi Stanley (1964 dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 :220) berpendapat bahwa : ”Just what is to be done, of course depends on the purpose of the program” (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 121). Secara umum kita dapat menandai bahwa penggunaan hasil evaluasi meliputi :1) untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan seorang

peserta didik yang terlibat dalam evaluasi hasil belajar tersebut2) untuk mengadakan diagnosis dan remedial terhadap peserta

didik yang membutuhkan3) untuk membuat laporan hasil usaha

28

Page 29: EVALUASI HASIL BELAJAR2

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

1. Evaluasi adalah suatu proses yang dilakukan secara sistematik dan terencana untuk memperoleh atau mencari informasi tentang bekerjanya suatu kegiatan, tujuan, kinerja, individu atau obyek lainnya dan kemudian menentukan atau memberikan penilaian berdasarkan kriteria tertentu untuk menentukan alternatif keputusan atau kebijakan yang akan diambil selanjutnya. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya.

2. Evaluasi memiliki fungsi sumatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilam siswa setelah melakukan kegiatan, fungsi diagnosis, untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Fungsi pengembangan dan perbaikan kurikulum. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran. Evaluasi memiliki tujuan utama yaitu sejumlah informasi atau data tentang jasa, nilai atau manfaat kegiatan pembelajaran yang difungsikan dan ditujukan untuk pengembangan dan untuk akreditasi. Sedangkan manfaat dari evaluasi pembelajaran yaitu dapat mengetahui tingkat penguasaan meteri pada peserta didik, tingkat keberhasilan metode yang diterapkan sehingga guru dapat menentukan metode yang benar-benar tepat untuk peserta didik.

3. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi antara lain keterpaduan, keterlibatan peserta didik, koherensi, pedagogis, akuntabilitas. Teknikk evaluasi yang digunakan dapat berupa teknik tes dan non-tes. Teknik tes ada tiga macam yaitu tes lisan. Tes perbuatan, dan tes tertulis, sedangkan teknik non tes dapat melalui wawancara, angket, pengamatan, skala penilaian, daftar cek(check list). Langkah-langkah dalam evaluasi yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemeriksaan.

4. Kualitas dan ciri teknik evaluasi seperti validitas yaitu kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti

29

Page 30: EVALUASI HASIL BELAJAR2

atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku. Keandalan yaitu kualitas yang menunjukkan kemantapan atau stabilitas suatu pengukuran yang dipakai. Obyektivitas adalah kualitas yang menunjukkan identitas atau kesamaan dari skor-skor diagnosis yang diperoleh dari data yang diperoleh dari penskor yang memiliki kompeten yang sama. Kepraktisan (practicibility) adalah suatu yang menunjukkan kemungkinan dapat dijalankannya suatu kegunaan umum dari suatu teknik penilaian dengan mendasarkannya pada biaya, waktu dan kemudahan penyusunan.

5. Sasaran penilaian meliputi input yang mencakup aspek kemampuan, kepribadian, sikap, dan inteligensi. Transformasi yang mencakup unsur kurikulum, metode dancara penilaian, sasaran pendidikan/media, sistem administrasi, guru dan personal lainnya. Sasaran evaluasi hasil belajar yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan sasaran evaluasi pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, unsur dinamis pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan kurikulum.

6. Prosedur pelaksanaan evaluasi melalui langkah-langkah perencanaan, pengumpulan data, penelitian data (verifikasi), pengolahan data, meningkatkan daya serap peserta didik dan laporan hasil penelitian.

7. Prosedur evaluasi pembelajaran melaui tahap penyusunaan rencana, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis data dan penyusunan laporan. Prosedur evaluasi hasil belajar melalui tahap persiapan, penyusunan instrumen, pelaksanaan pengukuran, pengolahan hasil penilaian, penafsiran hasil penilaian, dan pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi.

B. Saran

1. Dalam melakukan kegiatan evaluasi, penilai (guru) sebaiknya menguasai teknik-teknik motivasi. Motivasi guru sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hasrat peserta didik agar lebih giat belajar untuk meningkatkan hasil evaluasi yang didapatkannya. Kegiatan evaluasi sebaiknya dilakukan secara obyektif berdasarkan kemampuan peserta didik.

2. Evaluasi sebaiknya dilakukan setiap akhir kegiatan pembelajaran agar guru dapat mengetahui kemampuan siswa menangkap dan memahami materi yang diajarkan pada hari itu. Kegiatan ini akan membantu guru atau evaluator untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

3. Dalam melakukan kegiatan evaluasi, penilai (guru) sebaiknya menyesuaikan dengan prinsip-prinsip evaluasi agar kegiatan evaluasi tersebut berjalan dengan baik. Teknik yang akan digunakanpun

30

Page 31: EVALUASI HASIL BELAJAR2

disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan pelajaran atau materi yang akan dievaluasi.

4. Sebelum melakukan kegiatan evaluasi, penilai (guru) sebaiknya memeriksa apakah soal yang akan diberikan kepada peserta didik sudah sesuai atau telah memenuhi kualitas dan ciri teknik evaluasi. Penilai harus memperhitungkan nilai validitas, keandalan, obyektivitas, dan kepraktisan dari soal tersebut.

5. Pendidik atau guru dalam melakukan kegiatan evaluasi sebaiknya mempertimbangkan dan berusaha mencapai sasaran evaluasi baik dalam proses pembelajaran maupun hasil belajar peserta didik.

6. Dalam melakukan kegiatan evaluasi, sebaiknya mengikuti prosedur pelaksanaan evaluasi, agar kegiatan evaluasi dapat berjalan dengan lancar. Sehingga, baik baik guru maupun peserta didik akan mendapatkan manfaat dari evaluasi tersebut.

7. Dalam melakukan kegiatan evaluasi baik proses pembelajaran maupun hasil belajar, guru sebaiknya melalui prosedur-prosedur atau tahapan yang sudah ada dan terinci. Jika tidak dapat meningkatkan daya serap peserta didik pemahaman materi dan jika dilakukan sesuai dengan prosedur, data atau informasi yang diperoleh akan sesuai dengan yang dibutuhkan.

31

Page 32: EVALUASI HASIL BELAJAR2

DAFTAR PUSTAKA

Ali,H. Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Daryanto,H. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajara. Jakarta : Rineka Cipta.Purwanto, M. Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya.http://www.scribd.com/doc/15440094/Evaluasi-Hasil-Belajar

diakses tanggal 12 November 2010http://www.dikdasmenpwmdiy.or.id/berita/1-berita-terakhir/145-pentingnya-proses-

evaluasi-hasil-belajardi akses tanggal 27 November 2010

http://aderusliana.wordpress.com/2007/11/05/konsep-dasar-evaluasi-hasil-belajar/ di akses tanggal 27 November 2010

http://mixingblogging.blogspot.com/2009/01/pengertian-evaluasi-pendidikan.html di akses tanggal 12 November 2010

http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/evaluasi-pembelajaran.html di akses tanggal 07 November 2010

http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html di akses tanggal 07 November 2010

http://wakhinuddin.wordpress.com/2009/07/14/definisi-evaluasi di akses tanggal 20 November 2010

32

Page 33: EVALUASI HASIL BELAJAR2

33