efek antihiperglikemik infusa daun sukun ...antihiperglikemik adalah sukun (artocarpus altilis...
TRANSCRIPT
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA DAUN SUKUN (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) PADA MENCIT JANTAN GALUR
SWISS TERBEBANI SUKROSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Setiahani
NIM : 168114040
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
EFEK ANTIHIPERGLIKEMIK INFUSA DAUN SUKUN (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) PADA MENCIT JANTAN GALUR
SWISS TERBEBANI SUKROSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Setiahani
NIM : 168114040
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Sang Buddha yang selalu melindungi dan menuntunku dalam
setiap perjalanan yang telah kulalui dengan penuh cinta kasih dan kebenaran
Papa, Mama, dan Kakak tercinta yang selalu mendukungku dan mendoakanku dalam setiap langkahku menuju kesuksesan.
Sahabat-sahabat terkasih yang selalu menemaniku dan
menyemangatiku
Dan tentunya,
Almamater tercinta Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah sehingga penulis berhasil menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Efek Antihiperglikemik Infusa Daun Sukun (Artocarpus
altilis (Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) pada Mencit Jantan Galur Swiss
Terbebani Sukrosa” sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
Farmasi (S.Farm) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul “Uji
Aktivitas In Vivo Hipoglikemik dan Analgesik Daun Pisang”.
Proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran, dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Kepala Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu membimbing, memberi semangat, bantuan, arahan dan mendampingi
dengan sabar selama proses pembuatan skripsi ini.
4. Ibu Yunita Linawati, S.Si., M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji Proposal yang
telah memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penelitian skripsi
ini.
5. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., selaku Dosen Penguji yang telah
memberi kritik dan saran yang membangun dalam penelitian skripsi ini,
sekaligus sebagai Kepala Penanggung Jawab Laboratorium Fakultas Farmasi
yang telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium
untuk keperluan penelitian.
6. Bapak Gregorius Bhaskara Wikanendra, S.Ked., M.Biomed. selaku Dosen
Penguji Skripsi yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun
dalam penelitian skripsi ini.
7. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vii
PRAKATA ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
INTISARI ........................................................................................................... xiv
ABSTRACT ........................................................................................................ xv
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 6
KESIMPULAN ................................................................................................... 13
SARAN ............................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14
LAMPIRAN ........................................................................................................ 18
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Hasil Uji Kualitatif Infusa Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson
ex F. A. Zorn) Fosberg) ......................................................................... 7
Tabel II. Rata-rata Kadar Gula Darah dan AUC0-120 Setiap Kelompok Perlakuan
Mencit ..................................................................................................... 8
Tabel III. Hasil Uji Post-Hoc Scheffe AUC0-120 Kadar Gula Darah Setiap
Kelompok Perlakuan Mencit ................................................................ 10
Tabel IV. Nilai %Penurunan Kadar Gula Darah (%PKGD) ................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. Kurva Hubungan antara Waktu dan Rata-rata Kadar Gula Darah
Setiap Kelompok Perlakuan Mencit .................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daun, Serbuk, Infusa Daun Sukun, dan Penetepan Kadar Air
Serbuk Daun Sukun ................................................................... 18
Lampiran 2. Hasil Uji Kualitatif Infusa Daun Sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg ............................................ 19
Lampiran 3. Pengukuran dan Pembacaan Kadar Gula Darah pada Mencit ... 20
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC) .................................................... 21
Lampiran 5. Surat Keterangan Determinasi Daun Sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) ........................................... 22
Lampiran 6. Surat Legalitas Penggunaan Aplikasi SPSS untuk Analisis Data
Secara Statistik ........................................................................... 23
Lampiran 7. Perhitungan Dosis Infusa Daun Sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) ........................................... 24
Lampiran 8. Hasil Analisis Statistika Uji Shapiro-Wilk AUC0-120 Kadar Gula
Darah Setiap Kelompok Perlakuan Mencit ................................ 25
Lampiran 9. Hasil Analisis Statistika Uji Oneway ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95% ....................................................................... 28
Lampiran 10. Hasil Analisis Statistika Uji Post-Hoc Scheffe AUC0-120 Kadar
Gula Darah Setiap Kelompok Perlakuan Mencit ....................... 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun
sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) terhadap penurunan
kadar gula darah pada mencit jantan galur Swiss yang terbebani sukrosa secara
peroral. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan
rancangan acak lengkap pola searah. Sebanyak 25 ekor mencit dibagi secara acak
ke dalam 5 kelompok. Kelompok I diberikan aquadest dosis 25 g/KgBB sebagai
kontrol sukrosa. Kelompok II diberikan larutan akarbosa dosis 80 mg/KgBB
sebagai kontrol akarbosa. Kelompok III, IV, dan V diberikan infusa daun sukun
dengan 3 peringkat dosis, yaitu 833,34; 1666,67; 3333,33 mg/KgBB. Penelitian
ini menggunakan metode Uji Toleransi Gula Oral (UTGO) dimana semua
kelompok dibebani sukrosa secara peroral. Induksi sukrosa dilakukan 30 menit
setelah perlakuan masing-masing kelompok. Kadar gula darah hewan uji diukur
pada menit ke-0 sebelum perlakuan, dan pada menit ke-15, 30, 60, 90, dan 120
setelah induksi sukrosa. Data hasil kadar gula darah yang diperoleh kemudian
dianalisis secara statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua peringkat
dosis infusa daun sukun memiliki efek menurunkan kadar gula darah, dengan
dosis efektif yaitu 3333,33 mg/KgBB. Pada penelitian ini dilakukan skrining
fitokimia secara kualitatif dan diketahui dalam sediaan infusa yang dibuat
terkandung senyawa flavonoid, saponin dan tanin.
Kata kunci : Daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg),
gula darah, infusa, sukrosa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of breadfruit (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) leaves infusion on reducing blood sugar levels
in sucrose-loaded male Swiss mice. This study was a pure experimental research
with one-way-complete random design. A total of twenty-five mice were
randomly divided into five groups. Group I was given a dose of 25 g/KgBW of
aquadest as a sucrose control. Group II was given a dose of 80 mg/KgBW of
acarbose solution as an acarbose control. Group III, IV, and V were given
breadfruit leaves infusion with 3 dose ratings, namely 833.34; 1666.67; 3333.33
mg/KgBW. This study uses the Oral Sugar Tolerance Test (OSTT) method in
which all groups are given sucrose orally. Sucrose induction was carried out 30
minutes after the treatment of each group. Blood sugar levels of the tested animals
were measured at 0 minutes before treatment, and at 15, 30, 60, 90, and 120
minutes after sucrose induction. Data on the results of blood sugar levels obtained
were then analyzed statistically. The results showed that all dose ratings of
breadfruit leaves infusion had the effect of reducing blood sugar levels, with an
effective dose of 3333.33 mg/KgBW. In this study, phytochemical screening was
carried out qualitatively and known in the infusion made containing flavonoid,
saponin, and tannin.
Keywords : Breadfruit leaves (Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn)
Fosberg), blood sugar, infusion, sucrose.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM) adalah suatu kondisi kronis yang disebabkan oleh
defisiensi insulin absolut atau defisiensi insulin relatif akibat gangguan sekresi
dan aksi insulin yang ditandai dengan hiperglikemia (Alldredge et al., 2012).
Hiperglikemia merupakan suatu kondisi berupa peningkatan kadar gula dalam
darah yang melebihi batas normal (Soelistijo dkk., 2015). Berdasarkan data dari
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, diketahui bahwa terjadi
peningkatan prevalensi DM pada penduduk umur ≥ 15 tahun di Indonesia yaitu
dari 6,9% menjadi 8,5% (Kemenkes RI, 2018). Dengan melihat pola pertambahan
penduduk saat ini, dapat diperkirakan pada tahun 2020 mendatang akan ada
sekitar 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi
DM sebesar 2%. Oleh karena itu, antisipasi untuk mencegah dan menanggulangi
timbulnya ledakan pasien DM ini harus sudah dimulai dari sekarang (Hiswani dan
Bahri, 2011).
Penatalaksanaan DM dapat dilakukan dengan farmakoterapi seperti insulin
yang disuntikan atau dengan obat antidiabetes oral. Tetapi obat-obat tersebut
dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti hipoglikemia, toksisitas
hati, peningkatan berat badan, dan asidosis laktat (Raydian dkk., 2017). Oleh
karena itu, saat ini banyak masyarakat yang mulai beralih ke penggunaan obat
tradisional karena bahannya yang mudah diperoleh dan tumbuh di sekitar
lingkungan, umumnya satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi,
dan hingga saat ini banyak tumbuhan obat yang telah terbukti efikasinya secara
ilmiah (Katno dan Pramono, 2009; Ningsih, 2016). Pemberian obat tradisional
dapat ditujukan sebagai terapi penunjang untuk meningkatkan efektivitas
pengobatan (Maryani dan Suharmiati, 2003).
Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai terapi penunjang
antihiperglikemik adalah sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn)
Fosberg). Kebanyakan masyarakat hanya memanfaatkan bagian daging buah dari
tanaman sukun dan belum banyak masyarakat yang menyadari bahwa ternyata
daun tanaman sukun juga memiliki berbagai manfaat dan khasiat. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
penelitian yang telah dilakukan oleh Lema dkk., (2015), diketahui bahwa
pemberian ekstrak air daun sukun dapat menurunkan kadar gula darah tikus
diabetes yang diinduksi aloksan. Hal ini dikarenakan pada ekstrak air daun sukun
terkandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang memiliki efek
antihiperglikemik. Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Fathnur dkk.,
(2017), dinyatakan bahwa air rebusan daun sukun memiliki efek
antihiperglikemik pada mencit jantan yang diinduksi glukosa.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai efek antihiperglikemik dari daun sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg). Penelitian ini menggunakan metode Uji
Toleransi Gula Oral (UTGO) dengan hewan uji mencit yang diinduksi sukrosa
secara peroral. Sukrosa merupakan merupakan disakarida yang akan terhidrolisis
menjadi glukosa dan fruktosa dengan bantuan enzim sukrase (sejenis enzim α-
glukosidase), yang kemudian akan diabsorpsi oleh usus halus dan meningkatkan
kadar gula darah (Wongnawa et al., 2014). Daun sukun yang akan diuji dibuat
dalam bentuk sediaan infusa. Infusa merupakan sediaan cair yang dibuat dengan
cara mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90o C selama 15 menit
(BPOM RI, 2010). Infusa umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan
aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati (Widaningrum, 2008). Menurut
Arifin dan Ibrahim (2018), senyawa flavonoid merupakan senyawa yang larut di
dalam air. Senyawa saponin dan tanin juga dapat larut di dalam air (Evans, 2009;
Hanani, 2015). Diharapkan senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang terdapat
di dalam daun sukun dapat tersari dalam bentuk sediaan infusa dan memberikan
efek antihiperglikemik.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji pengaruh pemberian infusa
daun sukun terhadap penurunan kadar gula darah pada mencit jantan galur Swiss
yang terbebani sukrosa secara peroral dan mengetahui dosis efektif pada
pemberian infusa daun sukun dalam menurunkan kadar gula darah Pada
penelitian ini juga dilakukan skrining fitokimia secara kualitatif untuk
mengidentifikasi keberadaan senyawa flavonoid, saponin, dan tanin dalam sediaan
infusa yang dibuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun sukun yang
diperoleh dari Jalan Paingan 3, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta, sukrosa, akarbosa, aquadest, etanol 70%, serbuk
magnesium, HCl pekat, akuabides, larutan FeCl3 0,1%, dan strip pengukur kadar
gula darah (GlucoDr®
auto). Kriteria daun sukun yang digunakan yaitu yang
masih segar, tidak busuk, berwarna hijau, berbentuk oval dengan ukuran panjang
30-60 cm, lebar 20-40 cm, dengan tempat tumbuh dan waktu panen yang sama.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, timbangan analitik
(Mettler Toledo®), spuit pemberian oral dan syringe 1 cc (Terumo
®), glukometer
(GlucoDr®
auto), lanset, labu ukur, batang pengaduk, gelas beaker, gelas ukur,
corong, tabung reaksi, mortir dan stamper, sendok, pipet tetes, ayakan dengan
nomor mesh 40 dan 50, oven (Memmert®
), moisture balance (Kern®), kain
flannel, kertas saring, termometer, penangas air, mesin penyerbuk (Retsch®),
panci enamel, dan stopwatch.
Tata Cara Penelitian
1. Determinasi Daun Sukun
Determinasi daun sukun dilakukan di Laboratorium Farmakognosi bagian
Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
2. Pengumpulan Bahan Uji
Bahan uji yang digunakan adalah daun sukun yang diperoleh dari Jalan
Paingan 3, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
3. Pembuatan Infusa Daun Sukun
Daun sukun yang telah dikumpulkan dicuci dengan air mengalir hingga
bersih. Bahan yang sudah bersih kemudian dipotong kecil-kecil lalu
dimasukkan ke dalam oven untuk dikeringkan dengan suhu 45-50OC selama
24 jam hingga bahan uji benar-benar kering dan dapat diserbuk dengan mesin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
penyerbuk. Serbuk simplisia yang diperoleh kemudian diayak menggunakan
ayakan dengan nomor mesh 40 dan 50. Setelah itu dilakukan penetapan kadar
air serbuk yang bertujuan untuk mengetahui apakah serbuk yang digunakan
telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yaitu dengan kadar air kurang
dari 10% (Departemen Kesehatan RI, 2008). Penetapan kadar air dilakukan
dengan menimbang serbuk kering daun sukun yang sudah diayak sebanyak 5
gram, lalu dimasukkan ke dalam alat moisture balance dan diratakan.
Dilakukan pemanasan pada suhu 1050C selama 15 menit, kemudian hasil %
kadar air akan muncul secara otomatis pada alat.
Setelah memenuhi persyaratan kadar air, ditimbang sebanyak 10 gram
serbuk kering daun sukun kemudian dimasukkan sebanyak 20 mL aquadest ke
dalam panci sebagai pembasah, dan ditambahkan aquadest hingga 100 mL.
Setelah itu, dipanaskan di atas penangas air pada suhu 900C dan dijaga tetap
pada suhu tersebut selama 15 menit sambil diaduk setiap 5 menit sekali.
Setelah 15 menit, campuran diserkai selagi panas menggunakan kain flanel,
lalu ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh
volume sediaan infusa daun sukun yang dikehendaki yaitu 100 mL dengan
konsentrasi infusa daun sukun sebesar 10%.
4. Uji Kualitatif Infusa Daun Sukun
a. Uji Flavonoid. Sebanyak 5 ml sediaan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan 2 ml etanol 70% dan ditambahkan 500 mg
serbuk magnesium, lalu ditambahkan beberapa tetes HCl pekat.
Terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga menunjukkan adanya
flavonoid (Cahyani dkk., 2016; Hamad dkk., 2017).
b. Uji Saponin. Sebanyak 5 mL sediaan ditambahkan dengan 20 mL
akuabides lalu dikocok. Terbentuknya busa yang stabil selama beberapa
menit menunjukkan adanya saponin (Hamad dkk., 2017).
c. Uji Tanin. Sebanyak 5 mL sediaan dimasukkan ke dalam tabung reaksi
lalu ditambahkan dengan FeCl3 0,1%. Terbentuknya warna biru-hitam,
hijau atau biru-hijau menunjukkan adanya tanin (Hamad dkk., 2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5. Pengelompokan dan Perlakukan Hewan Uji
Penelitian ini menggunakan hewan uji yaitu sebanyak 25 ekor mencit
jantan galur Swiss dengan berat badan 20-30 gram yang berusia 2-3 bulan dan
dalam kondisi sehat. Sebelum digunakan, hewan uji dipuasakan terlebih
dahulu selama 10-12 jam (Yusuf et al., 2018) dengan hanya diberikan air
minum. Kemudian, 25 ekor mencit dibagi secara acak menjadi 5 kelompok,
sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok I
adalah kelompok kontrol sukrosa yang diberikan aquadest dengan dosis 25
g/KgBB (Fransisca et al., 2018). Kelompok II adalah kelompok kontrol
akarbosa yang diberikan larutan akarbosa dengan dosis 80 mg/KgBB
(Gunawan-Puteri et al., 2018). Kelompok III, IV, dan V adalah kelompok
perlakuan dengan 3 peringkat dosis infusa daun sukun yang berbeda, yaitu
833,34; 1666,67; dan 3333,33 mg/KgBB. Semua kelompok dibebani sukrosa
secara peroral dengan dosis 4 g/KgBB (Gunawan-Puteri et al., 2018). Induksi
sukrosa dilakukan 30 menit setelah perlakuan masing-masing kelompok.
6. Pengukuran Kadar Gula Darah
Kadar gula darah mencit diukur menggunakan alat glukometer (GlucoDr®
auto). Pengambilan darah dilakukan melalui vena lateralis pada ekor mencit.
Kadar gula darah mencit diukur pada menit ke-0 (t0) sebelum perlakuan, pada
menit ke-15 (t1), 30 (t2), 60 (t3), 90 (t4), dan 120 (t5) setelah pemberian larutan
sukrosa.
Setelah data kadar gula darah diperoleh, dibuat kurva dengan mem-plot-
kan nilai kadar gula darah pada waktu menit ke-0 sampai menit ke-120 dengan
menggunakan metode trapezoid (AUC t0-tn) dan rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
( )
( )
(
)
Keterangan :
t = waktu (menit)
C = konsentrasi gula dalam darah (mg/dL)
AUCt0-tn
= luas daerah di bawah kurva dari menit ke-0 hingga ke-n
(Fransisca et al., 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Setelah diperoleh data AUC0-120, dihitung persentase penurunan kadar gula
darah (%PKGD) dengan rumus sebagai berikut:
x 100%
(Chotimah dkk., 2008).
7. Analisis Hasil
Data AUC0-120 gula darah dianalisis secara statistik, diawali dengan uji
Shapiro-Wilk untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau
tidak. Jika data yang diperoleh terditribusi normal, maka dilanjutkan dengan
uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan antar kelompok. Namun, jika data yang diperoleh
terdistribusi tidak normal maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis. Jika
dihasilkan P<0,05 pada uji ANOVA satu arah atau uji Kruskal-Wallis, maka
dilanjutkan dengan analisis Post-Hoc untuk mengetahui kelompok yang
berbeda secara bermakna. Uji Post-Hoc yang dilakukan adalah uji Scheffe
apabila data terdistribusi normal, dan uji Mann-Whitney apabila data
terdistribusi tidak normal. Jika didapat nilai P<0,05, artinya terdapat
perbedaan rerata yang bermakna antara dua kelompok data. Jika terdapat
P>0,05 artinya perbedaan tersebut tidak bermakna (Dahlan, 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik, Fakultas
Kedokteran, Universitas Gadjah Mada dengan nomor referensi
KE/FK/0833/EC/2019. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
pemberian infusa daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn)
Fosberg) terhadap penurunan kadar gula darah pada mencit jantan galur Swiss
yang terbebani sukrosa secara peroral dan mengetahui dosis efektif pada
pemberian infusa daun sukun dalam menurunkan kadar gula darah. Pada
penelitian ini digunakan daun sukun yang telah dideterminasi di Laboratorium
Farmakognosi bagian Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta dengan nomor referensi 26 .13.5/UN1/FFA/BF/PT/2019. Hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
determinasi menunjukkan bahwa bahan yang digunakan adalah benar daun sukun
(Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg). Bahan selanjutnya dibuat
menjadi serbuk kemudian dilakukan pengujian kadar air. Hasil pengujian kadar
air pada serbuk daun sukun yang diperoleh adalah 7,587%. Nilai kadar air serbuk
yang diperoleh telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yaitu dengan kadar
air kurang dari 10% (Departemen Kesehatan RI, 2008).
Pada penelitian ini dilakukan skrining fitokimia secara kualitatif untuk
mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam sediaan infusa daun sukun yang
dibuat. Uji kualitatif yang dilakukan yaitu uji flavonoid, saponin, dan tanin.
Tabel I. Hasil Uji Kualitatif Infusa Daun Sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg)
Uji Kandungan Cara Uji Hasil Keterangan
Flavonoid
5 mL infusa + 2 mL
etanol 70% + 500 mg
serbuk Mg + beberapa
tetes HCl pekat
Terjadi perubahan
warna pada infusa
menjadi warna
kuning
Positif (+)
Saponin
5 mL infusa + 20 mL
akuabides lalu
dikocok
Terbentuknya busa
yang stabil pada
infusa selama
beberapa menit
Positif (+)
Tanin 5 mL infusa + FeCl3
0,1%
Terjadi perubahan
warna pada infusa
menjadi kehitaman
Positif (+)
Berdasarkan tabel I, diketahui bahwa infusa daun sukun positif mengandung
flavonoid ditandai dengan terjadinya perubahan warna pada infusa daun sukun
dari coklat menjadi kuning. Menurut Cahyani dkk., (2016), terbentuknya warna
merah, kuning, atau jingga menunjukkan adanya flavonoid. Infusa daun sukun
yang dibuat juga positif mengandung saponin ditandai dengan terbentuknya busa
yang stabil selama beberapa menit. Terbentuknya busa yang stabil selama
beberapa menit menunjukkan adanya saponin (Hamad dkk., 2017). Selanjutnya,
pada uji tanin menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan perubahan warna
infusa daun sukun dari coklat menjadi kehitaman. Terbentuknya warna biru-
hitam, hijau atau biru-hijau menunjukkan adanya tanin (Hamad dkk., 2017). Hasil
skrining fitokimia yang dilakukan menunjukkan bahwa sediaan infusa daun sukun
yang dibuat positif mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
perlu dilakukan skrining fitokimia secara kuantitatif untuk memastikan senyawa
yang terkandung di dalam sediaan infusa daun sukun yang dapat dilakukan
dengan metode pemisahan seperti kromatografi kertas maupun kromatografi lapis
tipis (Hanani, 2015).
Penelitian ini menggunakan metode Uji Toleransi Gula Oral (UTGO) dengan
induksi sukrosa, dimana kadar gula darah hewan uji akan meningkat sementara
tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada pankreas (Etuk, 2010). Sukrosa
dapat meningkatkan kadar gula darah dimana sukrosa akan dihidrolisis terlebih
dahulu menjadi glukosa dan fruktosa dengan bantuan enzim sukrase (sejenis alfa-
glukosidase) (Wongnawa et al., 2014). Penelitian ini menggunakan 25 ekor
mencit yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kadar gula darah mencit
diukur pada menit ke-0 (t0) sebelum perlakuan, pada menit ke-15 (t1), 30 (t2), 60
(t3), 90 (t4), dan 120 (t5) setelah pemberian larutan sukrosa. Setelah data kadar
gula darah diperoleh, dihitung nilai luas daerah di bawah kurva pada waktu menit
ke-0 sampai menit ke-120 dengan menggunakan metode trapezoid (AUC t0-tn).
Tabel II. Rata-rata Kadar Gula Darah dan AUC0-120 Setiap Kelompok
Perlakuan Mencit
Kelompok
Perlakuan
Kontrol
Sukrosa
Kontrol
Akarbosa
IDS
Dosis
Rendah
IDS
Dosis
Sedang
IDS
Dosis
Tinggi
Rerata
kadar
gula
darah
(mg/dL)
0 109,8 87,2 73,6 72 78,8
15 208,2 120,2 214,6 188 148,4
30 271 125,8 213,2 218,6 164,2
60 193,2 118,8 156,4 153,6 130
90 172,6 106,6 116,6 127,8 105,8
120 118,8 91,8 93 117 100
Rata-rata AUC0-120
(mg.menit/dL) ± SE
22800 ±
686,6
13426,5 ±
532,6
18153 ±
624,1
18475,5
± 363,2
15085,5
± 271,1
Keterangan:
Kontrol sukrosa : Aquadest dosis 25 g/KgBB + sukrosa dosis 4 g/KgBB
Kontrol akarbosa : Akarbosa dosis 80 mg/KgBB + sukrosa dosis 4 g/KgBB
IDS Dosis Rendah : Infusa daun sukun dosis 833,34 mg/KgBB + sukrosa
dosis 4 g/KgBB
IDS Dosis Sedang : Infusa daun sukun dosis 1666,67 mg/KgBB + sukrosa
dosis 4 g/KgBB
IDS Dosis Tinggi : Infusa daun sukun dosis 3333,33 mg/KgBB + sukrosa
dosis 4 g/KgBB
SE : Standard Error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Gambar I. Kurva Hubungan antara Waktu dan Rata-rata Kadar Gula
Darah Setiap Kelompok Perlakuan Mencit
Berdasarkan tabel II dan gambar I, dapat dilihat bahwa pada menit ke-15, pada
kelompok kontrol sukrosa terjadi hiperglikemik yaitu peningkatan kadar gula
darah pada hewan uji sebanyak dua hingga tiga kali lipat setelah pemberian
larutan sukrosa (Gunawan-Puteri et al., 2018). Efek antihiperglikemik diamati
dengan terjadinya penurunan kadar gula darah pada hewan uji dan berbeda
bermakna secara statistik dengan kelompok kontrol sukrosa. Berdasarkan hasil
penelitian pada tabel II, diketahui bahwa pada kelompok kontrol sukrosa yang
diberi aquadest dosis 25 g/KgBB dan sukrosa 4 g/KgBB, diperoleh nilai AUC
rata-rata sebesar 22800±686,64 mg.menit/dL dimana terjadi peningkatan kadar
gula darah yang cukup tinggi pada mencit dibandingkan dengan kelompok kontrol
akarbosa dan perlakuan infusa daun sukun, sehingga diketahui bahwa aquadest
tidak menyebabkan efek antihiperglikemik. Pada penelitian Cahya dkk., (2015)
dan Yusuf dan Wati (2019) juga dikatakan bahwa aquadest bersifat netral
sehingga tidak memberikan efek penurunan kadar gula darah. Berdasarkan
gambar I, diketahui bahwa kelompok kontrol sukrosa menunjukkan rata-rata
kadar gula darah paling tinggi pada menit ke-30. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Kawatu dkk., (2013) dimana 30 menit setelah induksi
0
50
100
150
200
250
300
0 15 30 45 60 75 90 105 120
Re
rata
Kad
ar G
ula
Dar
ah (
mg/
dL)
Waktu (Menit)
Kontrol Sukrosa
Kontrol Akarbosa
IDS Dosis 833,34 mg/KgBB
IDS Dosis 1666,67mg/KgBB
IDS Dosis 3333,33mg/KgBB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sukrosa, kadar gula darah pada semua kelompok perlakuan mengalami kenaikan
yang cukup tinggi. Dari gambar I, dapat juga dilihat bahwa pada menit ke-120,
kadar gula darah sudah menurun dan kembali normal. Secara fisiologi, kadar gula
darah akan kembali normal 2 jam setelah pemberian sukrosa (Wulandari, 2016).
Tabel III. Hasil Uji Post-Hoc Scheffe AUC0-120 Kadar Gula Darah Setiap
Kelompok Perlakuan Mencit
Kontrol
Sukrosa
Kontrol
Akarbosa
IDS Dosis
Rendah
IDS Dosis
Sedang
IDS Dosis
Tinggi
Kontrol
Sukrosa BB BB BB BB
Kontrol
Akarbosa BB
BB BB BTB
IDS Dosis
Rendah BB BB
BTB BB
IDS Dosis
Sedang BB BB BTB
BB
IDS Dosis
Tinggi BB BTB BB BB
Keterangan:
BB : Berbeda Bermakna (p<0,05)
BTB : Berbeda Tidak Bermakna (p>0,05)
Berdasarkan tabel II dan III, diketahui bahwa pada kelompok kontrol
akarbosa yang diberi larutan akarbosa dosis 80 mg/KgBB dan sukrosa 4 g/KgBB,
diperoleh nilai AUC rata-rata sebesar 13426,5±532,58 mg.menit/dL dan jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol sukrosa, terdapat perbedaan yang
bermakna (p<0,05) sehingga diketahui bahwa akarbosa memiliki efek
antihiperglikemik. Penelitian Darmawi dkk., (2015) dan Fitriani dkk., (2017) juga
melaporkan hal yang sama terkait kemampuan akarbosa dalam menurunkan kadar
gula darah pada hewan uji.
Pada kelompok IDS Dosis Rendah yang diberikan infusa daun sukun dosis
833,34 mg/KgBB dan sukrosa 4 g/KgBB, diperoleh nilai AUC rata-rata sebesar
18153±624,14 mg.menit/dL dan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol
sukrosa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) sehingga diketahui bahwa
infusa daun sukun dosis 833,34 mg/KgBB memiliki efek antihiperglikemik.
Namun jika dibandingkan dengan kelompok kontrol akarbosa, terdapat perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang bermakna (p<0,05) yang menunjukkan bahwa penurunan kadar gula darah
pada kelompok ini tidak setara dengan penurunan kadar gula darah pada
pemberian akarbosa. Pada kelompok IDS Dosis Sedang yang diberikan infusa
daun sukun dosis 1666,67 mg/KgBB dan sukrosa 4 g/KgBB, diperoleh nilai AUC
rata-rata sebesar 18475,5±363,21 mg.menit/dL dan jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol sukrosa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) sehingga
diketahui bahwa infusa daun sukun dosis 1666,67 mg/KgBB memiliki efek
antihiperglikemik. Namun jika dibandingkan dengan kelompok kontrol akarbosa,
terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) yang menunjukkan bahwa penurunan
kadar gula darah pada kelompok ini tidak setara dengan penurunan kadar gula
darah pada pemberian akarbosa. Pada kelompok IDS Dosis Tinggi yang diberikan
infusa daun sukun dosis 3333,33 mg/KgBB dan sukrosa 4 g/KgBB, diperoleh
nilai AUC rata-rata sebesar 15085,5±271,06 mg.menit/dL dan jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol sukrosa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05)
sehingga diketahui bahwa infusa daun sukun dosis 3333,33 mg/KgBB memiliki
efek antihiperglikemik. Jika nilai AUCnya dibandingkan dengan kelompok
kontrol akarbosa, terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) yang
menunjukkan bahwa penurunan kadar gula darah pada kelompok ini setara
dengan penurunan kadar gula darah pada pemberian akarbosa.
Dari tabel II, diketahui apabila kelompok IDS Dosis Rendah dan IDS
Dosis Tinggi dibandingkan, terdapat perbedaan rerata yang tidak bermakna,
artinya adalah efek antihiperglikemik infusa daun sukun dosis 833,34 mg/KgBB
setara dengan efek antihiperglikemik infusa daun sukun dosis 1666,67 mg/KgBB.
Jika kelompok IDS Dosis Sedang dan IDS Dosis Tinggi dibandingkan, terdapat
perbedaan rerata yang bermakna yang menunjukkan bahwa efek
antihiperglikemik infusa daun sukun dosis 1666,67 mg/KgBB tidak setara dengan
efek antihiperglikemik infusa daun sukun dosis 3333,33 mg/KgBB. Penurunan
kadar gula darah pada pemberian infusa dosis 3333,33 mg/KgBB lebih besar
dibandingkan dua peringkat dosis infusa lainnya dilihat dari nilai AUC rata-
ratanya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tintingon dkk.,
(2014) yang mengatakan bahwa semakin tinggi dosis infusa maka semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
banyak kandungan zat-zat berkhasiat dari bahan baku yang digunakan sehingga
penurunan kadar gula darah pun semakin besar.
Tabel IV. Nilai %Penurunan Kadar Gula Darah (%PKGD)
Kelompok %PKGD
Kontrol Sukrosa -
Kontrol Akarbosa 41,1
IDS Dosis 833,34 mg/KgBB 20,4
IDS Dosis 1666,67 mg/KgBB 19
IDS Dosis 3333,33 mg/KgBB 33,8
Setelah diperoleh rerata nilai AUC tiap kelompok uji, dihitung persentase
penurunan kadar gula darah (%PKGD). Berdasarkan tabel IV, diketahui nilai
%PKGD yang diperoleh kelompok kontrol akarbosa, infusa daun sukun dosis
833,34 mg/KgBB, infusa daun sukun dosis 1666,67 mg/KgBB, dan infusa daun
sukun dosis 3333,33 mg/KgBB berturut-turut adalah 41,1%; 20,4%; 19%; dan
33,8%. Dari hasil tersebut, diketahui bahwa infusa daun sukun dosis 3333,33
mg/KgBB merupakan dosis efektif dimana nilai %PKGDnya paling besar diantara
dua peringkat dosis infusa lainnya dan berbeda bermakna secara statistik dengan
kelompok kontrol sukrosa serta dua kelompok peringkat dosis infusa lainnya.
Pada penelitian Fathnur dkk., (2017), diketahui dosis efektif pada pemberian air
rebusan daun sukun pada mencit putih jantan yang diinduksi glukosa yaitu 600
mg/KgBB secara statistik sama dengan efek antihiperglikemik glibenklamid.
Pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan dengan
tiga peringkat dosis infusa daun sukun memiliki efek antihiperglikemik dengan
dosis 3333,33 mg/KgBB sebagai dosis efektif. Pada skrining fitokimia yang telah
dilakukan, diketahui bahwa dalam sediaan infusa daun sukun yang dibuat
terkandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin sehingga diduga bahwa ketiga
senyawa inilah yang berperan dalam menimbulkan efek antihiperglikemik.
Flavonoid dan saponin berperan dalam menurunkan kadar gula darah dengan cara
menghambat enzim alfa-glukosidase (Agustin dkk., 2015; Fiana dan Oktaria,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2016). Penghambatan enzim alfa-glukosidase akan menyebabkan terhambatnya
pemecahan disakarida menjadi glukosa yang selanjutnya diserap di usus halus
(Fitri dkk., 2016). Tanin dapat menurunkan kadar gula darah dengan
memperlambat absorpsi glukosa di intestinal (Serrano et al., 2009). Menurut
Arifin dan Ibrahim (2018), senyawa flavonoid merupakan senyawa yang larut di
dalam air. Senyawa saponin dan tanin juga dapat larut di dalam air (Evans, 2009;
Hanani, 2015). Senyawa flavonoid, saponin, dan tanin yang terdapat di dalam
daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) dapat tersari
dalam bentuk sediaan infusa sehingga memberikan efek antihiperglikemik.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek antihiperglikemik dari
infusa daun sukun dengan menggunakan metode uji antihiperglikemik lainnya
seperti metode induksi bahan kimia. Induksi dapat dilakukan dengan
menggunakan streptozotocin atau aloksan. Pada penelitian ini, digunakan metode
Uji Toleransi Gula Oral (UTGO) dimana kadar gula darah hewan uji akan
meningkat sementara tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada pankreas
(Etuk, 2010). Pada metode induksi bahan kimia, induksi streptozotocin ataupun
aloksan akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel β pankreas hewan uji
(Etuk, 2010; Djunaidi dkk., 2014).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa infusa daun sukun
(Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) mampu menurunkan kadar
gula darah pada mencit jantan galur Swiss yang terbebani sukrosa secara peroral
dan dosis efektif infusa daun sukun dalam menurunkan kadar gula darah yaitu
dosis 3333,33 mg/KgBB.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek antihiperglikemik dari
infusa daun sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) dengan
menggunakan metode uji antihiperglikemik yang lain seperti metode induksi
bahan kimia dengan menggunakan streptozotocin atau aloksan. Selain itu, perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dilakukan skrining fitokimia secara kuantitatif untuk memastikan senyawa yang
terkandung dalam sediaan infusa daun sukun.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, L., Mulqie, L., dan Choesrina, R., 2005. Uji Aktivitas Antihiperglikemia
Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson Ex F. A.
Zorn) Fosberg) pada Mencit Swiss webster Jantan dengan Metode Uji
Toleransi Glukosa. Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba
(Kesehatan dan Farmasi) 2015. 324-331.
Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Gugleilmo, B.J., Jacobson, P.A.,
Kradjan, W.A., and Williams, B.R., 2012. Koda-Kimble & Young’s
Applied Theurapeutics. 10th
Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Arifin, B., dan Ibrahim, S., 2018. Struktur, Bioaktivitas dan Antioksidan
Flavonoid. Jurnal Zarah, 6 (1), 21-29.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010. Acuan Sediaan
Herbal. Jakarta: Badan POM RI.
Cahya, B.P., Mambo, C., dan Wowor, M.P., 2015. Uji Efek Ekstrak Umbi
Bawang Putih (Allium sativum L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus
Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Aloksan. Jurnal e-Biomedik
(eBm), 3 (1).
Cahyani, A.I., Priastomo, M., dan Ramadhan, A.M., 2016. Uji Aktivitas Ekstrak
Daun Sepat (Mitragyna speciosa) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa
Darah Mencit (Mus musculus). Prosiding Seminar Nasional
Kefarmasian Ke-4. 21-27.
Chotimah, C., Sutrisna, E. M., dan Wahyuni, A. S., 2008. Uji Penurunan Kadar
Glukosa Darah oleh Ekstrak Air Herba Jaka Tuwa (Scoparia dulcis L.)
pada Kelinci Jantan yang Dibebani Glukosa. PHARMACON Jurnal
Ilmiah Farmasi, 9 (2), 46-51.
Dahlan, M. S., 2008. Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3. Jakarta:
Salemda Medika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Darmawi, A.R., Saleh, C., dan Kartika, R., 2015. Aktivitas Antihiperglikemik dari
Ekstrak Etanol dan N-Heksana Daun Kembang Bulan [Tithonia
diversifolia A. Gray] pada Tikus Putih Jantan. Jurnal Kimia
Mulawarman, 12 (2), 59-63.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Farmakope Herbal Indonesia
Edisi I. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Djunaidi, C. S., Affandi, D. R., dan Praseptiangga, D., 2014. Efek Hipoglikemik
Tepung Komposit (Ubi Jalar Ungu, Jagung Kuning, dan Kacang
Tunggak) pada Tikus Diabetes Induksi Streptozotocin. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, 10 (3), 119-126.
Etuk, E.U., 2010. Animals Models for Studying Diabetes Mellitus. Agriculture
and Biology Journal of North America, 1 (2), 130-134.
Evans, W.C., 2009. Trease and Evans Pharmacognosy. 16th
Ed. London:
Saunders Elsevier.
Fathnur, S.K., Samudra, A.G., dan Oktarina, W., 2017. Pengaruh Air Rebusan
Daun Sukun (Artocarpus altilis) terhadap Kadar Gula Darah Mencit
Putih Jantan yang Diinduksi Glukosa. Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1),
147-157.
Fiana, N., dan Oktaria, D., 2016. Pengaruh Kandungan Saponin dalam Daging
Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) terhadap Penurunan Kadar
Glukosa Darah. Majority, 5 (4), 128-132.
Fitri, R., Suprihadi, H., dan Pujiyanto, S., 2016. Aktivitas Inhibitor α-Glukosidase
Isolat Kapang Endofit Duwet (Syzygium cumini (L.) Skeels). Jurnal
Biologi, 5 (3), 7-14.
Fitriani, N., Layal, K., dan Kamila, 2017. Aktivitas Antidiabetes Kombinasi
Ekstrak Etanol Daun Andrographis paniculata dan Vernonia
amygdalina. Syifa’ MEDIKA, 7 (2), 104-110.
Fransisca, Kalangi, G.E., Saptasari, D.C., and Hendra, P., 2018. The Effect of
Pasak Bumi Roots Towards Blood Glucose Level in Glucose-Loaded
Mice. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 15 (1), 1-6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gunawan-Puteri, M.D.P.T., Rustandi, F. and Hendra, P., 2018. Spray Dried
Aqueous Extract of Lemongrass (Cymbopogon citratus) Exhibits In
Vitro and In Vivo Anti Hyperglycemic Activities. Jurnal Farmasi Sains
dan Komunitas, 15 (2), 55-61.
Hamad, A., Jumitera, S., Puspawiningtyas, E., dan Hartanti, D., 2017. Aktivitas
Antibakteri Infusa Kemangi (Ocimum basilicum L.) pada Tahu dan
Daging Ayam Segar. Inovasi Teknik Kimia, 2 (1), 1-8.
Hanani, E., 2015. Analisis Fitokimia. Jakarta: EGC.
Hiswani dan Bahri, S., 2011. Penyuluhan Kesehatan Pada Penderita Diabetes
Mellitus, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan.
Katno dan Pramono, S., 2009. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional. Balai Penelitian Obat Tawangmangu,
Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM.
Kawatu, C., Bodhi, W., dan Mongi, J., 2013. Uji Efek Ekstrak Etanol Daun
Kucing-Kucingan (Acalypha indica L.) Terhadap Kadar Gula Darah
Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus novergicus). PHARMACON
Jurnal Ilmiah Farmasi, 2 (1), 81-85.
Kemenkes RI, 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018.
Lema, A.E., Ningsih, D., dan Nopiyanti, V., 2015. Aktivitas Antihiperglikemik
Ekstrak Air Daun Sukun (Artocarpus altilis (Park.) Fosberg) terhadap
Tikus Diabetes yang Diinduksi Aloksan. Jurnal Farmasi Indonesia, 11
(1), 94-101.
Maryani, H., dan Suharmiati, 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Penyakit
pada Usia Lanjut. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Ningsih, I.Y., 2016. Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku
Tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Pharmacy,
13 (1), 10-20.
Raydian, A.U., Kurniawaty, E., dan Ramkita, N., 2017. Efek Antihiperglikemik
pada Daun Sukun. Jurnal Medula, 7 (4), 118-122.
Serrano, J., Pimia, R.P., Dauer, A., Aura, A.M., and Calixto, F.S., 2009. Tannins:
Current Knowledge of Food Sources Intake, Bioavailability and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Biological Effects. Molecular Nutrition and Food Research, 53 (2),
S310-S329.
Soelistijo dkk., 2015. Konsensus: Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia 2015. Indonesia: PB. Perkeni.
Tintingon, R.C., Bodhi, W., dan Citraningtyas, G., 2014. Uji Efektivitas Infusa
Daun Nasi (Phyrnium capitatum Willd) Terhadap Penurunan Kadar
Gula Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus).
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi, 3 (2), 45-50.
Winarno, F.G., dan Wida, W., 2017. Mikrobioma Usus: Peran Probiotik,
Prebiotik, dan Parabiotik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wolever, T.M.S., and Miller, J.B., 1995. Sugars and Blood Glucose Control.
American Journal of Clinical Nutrition, 62 (suppl), 212S-27S.
Wongnawa, M., Tohkayomatee, R., Bumrungwong, R., dan Wongnawa, S., 2014.
Alpha-glucosidase Inhibitory Effect and Inorganic Constituents of
Phyllanthus amarus Schum. & Thonn. Ash. Songklanakarin Journal of
Science and Technology, 36 (5), 544.
Wulandari, 2016. Uji Efektivitas Antihiperglikemia Kombinasi Jus Pare
(Momordica charantia L) dan Jus Tomat (Solanum lycopersicum L)
pada Tikus Wistar Jantan dengan Metode Toleransi Glukosa.
Pharmaceutical Sciences and Research, 3 (3), 145-154.
Yusuf, M.I., Wahyuni, Susanty, S., Ruslan, and Fawwaz, M., 2018. Antioxidant
and Antidiabetic Potential of Galing Stem Extract (Cayratia trifolia
Domin). Pharmacognosy Journal, 10 (4), 686-689.
Yusuf, M., dan Wati, A., 2019. Efek Infus Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.)
terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Mencit (Mus musculus). Media
Farmasi Poltekkes, 15 (1), 43-50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daun, Serbuk, Infusa Daun Sukun, dan Penetepan Kadar Air
Serbuk Daun Sukun
Daun Sukun Serbuk Daun Sukun
Infusa Daun Sukun Penetapan Kadar Air Serbuk Daun Sukun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Lampiran 2. Hasil Uji Kualitatif Infusa Daun Sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg)
2.1. Hasil Uji Flavonoid
Sebelum Diuji Sesudah Diuji
2.2. Hasil Uji Saponin
Sebelum Diuji Sesudah Diuji
2.3. Hasil Uji Tanin
Sebelum Diuji Sesudah Diuji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Lampiran 3. Pengukuran, dan Pembacaan Kadar Gula Darah pada Mencit
Pengukuran Kadar Gula Darah pada Mencit
Pembacaan Kadar Gula Darah pada Mencit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 4. Surat Ethical Clearance (EC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 5. Surat Keterangan Determinasi Daun Sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 6. Surat Legalitas Penggunaan Aplikasi SPSS untuk Analisis Data
Secara Statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 7. Perhitungan Dosis Infusa Daun Sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg)
Penetapan peringkat dosis dari infusa daun sukun (Artocarpus altilis
(Parkinson ex F. A. Zorn) Fosberg) ditetapkan berdasarkan:
a. Bobot tertinggi mencit yaitu 30 gram.
b. Volume maksimal pemberian infusa daun secara peroral pada mencit yaitu 1,0
mL.
c. Konsentrasi infusa daun sukun yang dibuat yaitu sebesar 10%.
Perhitungan dosis tertinggi infusa daun sukun yaitu sebagai berikut :
D x BB = C x V
D x 30 g = 10 g/ 100 mL x 1 mL
D x 30 g = 100 mg/mL x 1 mL
D = 3,33 mg/gBB
D = 3333,33 mg/KgBB
Keterangan:
D = Dosis (mg/KgBB)
BB = Bobot badan mencit (gram)
C = Konsentrasi (mg/mL)
V = Volume (mL)
Dua dosis lainnya diperoleh dengan membagi 2 dari dosis 3333,33
mg/KgBB kemudian dibagi 2 lagi sehingga didapatkan 3 peringkat dosis yaitu
3333,33; 1666,67; dan 833,34 mg/KgBB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 8. Hasil Analisis Statistika Uji Shapiro-Wilk AUC0-120 Kadar Gula
Darah Setiap Kelompok Perlakuan Mencit
Descriptives
Kelompok Statistic Std. Error
AUC 1.00 Mean 22800.0000 686.63719
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 20893.5895
Upper
Bound 24706.4105
5% Trimmed Mean 22760.4167
Median 21930.0000
Variance 2357353.12
5
Std. Deviation 1535.36742
Minimum 21435.00
Maximum 24877.50
Range 3442.50
Interquartile Range 2835.00
Skewness .731 .913
Kurtosis -2.187 2.000
2.00 Mean 13426.5000 532.58133
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 11947.8172
Upper
Bound 14905.1828
5% Trimmed Mean 13424.1667
Median 13320.0000
Variance 1418214.37
5
Std. Deviation 1190.88806
Minimum 12142.50
Maximum 14752.50
Range 2610.00
Interquartile Range 2366.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Skewness .106 .913
Kurtosis -2.804 2.000
3.00 Mean 18153.0000 624.14061
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 16420.1079
Upper
Bound 19885.8921
5% Trimmed Mean 18083.3333
Median 17640.0000
Variance 1947757.50
0
Std. Deviation 1395.62083
Minimum 16995.00
Maximum 20565.00
Range 3570.00
Interquartile Range 2002.50
Skewness 1.860 .913
Kurtosis 3.807 2.000
4.00 Mean 18475.5000 363.20913
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 17467.0698
Upper
Bound 19483.9302
5% Trimmed Mean 18514.5833
Median 18795.0000
Variance 659604.375
Std. Deviation 812.16031
Minimum 17115.00
Maximum 19132.50
Range 2017.50
Interquartile Range 1308.75
Skewness -1.621 .913
Kurtosis 2.577 2.000
5.00 Mean 15085.5000 271.05627
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound 14332.9272
Upper
Bound 15838.0728
5% Trimmed Mean 15083.7500
Median 15135.0000
Variance 367357.500
Std. Deviation 606.10024
Minimum 14340.00
Maximum 15862.50
Range 1522.50
Interquartile Range 1151.25
Skewness .033 .913
Kurtosis -1.306 2.000
Tests of Normality
Kelompok Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AUC 1.00 .315 5 .119 .847 5 .184
2.00 .221 5 .200* .890 5 .357
3.00 .344 5 .054 .788 5 .064
4.00 .253 5 .200* .837 5 .156
5.00 .161 5 .200* .980 5 .936
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 9. Hasil Analisis Statistika Uji Oneway ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95%
Test of Homogeneity of Variances
AUC
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.790 4 20 .171
ANOVA
AUC
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 259262068.500 4 64815517.125 48.009 .000
Within Groups 27001147.500 20 1350057.375
Total 286263216.000 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 10. Hasil Analisis Statistika Uji Post-Hoc Scheffe AUC0-120 Kadar
Gula Darah Setiap Kelompok Perlakuan Mencit
Multiple Comparisons
Dependent Variable: AUC
Scheffe
(I)
Kelompok
(J)
Kelompok
Mean
Difference (I-
J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
1.00 2.00 9373.50000
*
734.86
254 .000 6885.3282 11861.6718
3.00 4647.00000
*
734.86
254 .000 2158.8282 7135.1718
4.00 4324.50000
*
734.86
254 .000 1836.3282 6812.6718
5.00 7714.50000
*
734.86
254 .000 5226.3282 10202.6718
2.00 1.00 -9373.50000
*
734.86
254 .000
-
11861.6718 -6885.3282
3.00 -4726.50000
*
734.86
254 .000 -7214.6718 -2238.3282
4.00 -5049.00000
*
734.86
254 .000 -7537.1718 -2560.8282
5.00 -1659.00000
734.86
254 .313 -4147.1718 829.1718
3.00 1.00 -4647.00000
*
734.86
254 .000 -7135.1718 -2158.8282
2.00 4726.50000
*
734.86
254 .000 2238.3282 7214.6718
4.00 -322.50000
734.86
254 .995 -2810.6718 2165.6718
5.00 3067.50000
*
734.86
254 .011 579.3282 5555.6718
4.00 1.00 -4324.50000
*
734.86
254 .000 -6812.6718 -1836.3282
2.00 5049.00000
*
734.86
254 .000 2560.8282 7537.1718
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3.00 322.50000
734.86
254 .995 -2165.6718 2810.6718
5.00 3390.00000
*
734.86
254 .004 901.8282 5878.1718
5.00 1.00 -7714.50000
*
734.86
254 .000
-
10202.6718 -5226.3282
2.00 1659.00000
734.86
254 .313 -829.1718 4147.1718
3.00 -3067.50000
*
734.86
254 .011 -5555.6718 -579.3282
4.00 -3390.00000
*
734.86
254 .004 -5878.1718 -901.8282
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Biografi Penulis
Penulis skripsi dengan judul “Efek Antihiperglikemik
Infusa Daun Sukun (Artocarpus altilis (Parkinson ex F.
A. Zorn) Fosberg) pada Mencit Jantan Galur Swiss
Terbebani Sukrosa” dengan nama lengkap Setiahani,
lahir di Jakarta pada tanggal 18 September 1998.
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara
pasangan Lie Alfendi dan Lie Li Jin. Penulis telah
menempuh pendidikan formal yakni di TK Harapan
Zaman Jakarta (2003-2004), SD Dhammasavana
Jakarta (2004-2010), SMP Dhammasavana Jakarta (2010-2013), dan SMA Santo
Yosef Pangkalpinang (2013-2016). Pada tahun 2016, penulis melanjutkan
pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama menempuh pendidikan sarjana, penulis aktif dalam kegiatan
keorganisasian sebagai anggota Divisi Kewirausahaan Jaringan Mahasiswa
Kesehatan Indonesia (JMKI) 2016/2017 dan koordinator Divisi Pendidikan
Komunitas Mahasiswa Buddhis dan Konghucu Dharma Virya (KMBK-DV)
2017/2018. Selain organisasi, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan, antara lain
pernah menjadi Divisi DDU (Dana dan Usaha) “Faction#2”, Seketaris
“Meditation Class KMBK 2017”, Bendahara “Vege Day KMBK 2018”, dan
Divisi Konsumsi “SIGMA (Asyiknya Berbagi Dharma) KMBK 2018”. Penulis
juga aktif berperan sebagai asisten praktikum yakni asisten praktikum Farmasi
Fisika (2018), praktikum Kimia Dasar (2018), praktikum Formulasi dan
Teknologi Sediaan Farmasi (FTSF) (2019) dan praktikum Farmakologi-
Toksikologi (2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI