edisi 12, 18 desember 2015

4
Kedua, Al Qordhul Hasan. Secara operasionalnya, Al Qardhul Hasan tidak jauh berbeda dengan Al Qard. Yang menjadi pembeda yaitu dalam hal sumber dananya. Pada Al Qordhul Hasan sumber dana yang dipinjamkan ialah bersumber dari dana ZIS, sedangkan Qard bersumber dari dana modal Koperasi syariah atau laba yang disisihkan. Dalam mekanisme penerapan skema Al Qordhul Hasan, KJKS memberikan fasilitas berupa pinjaman usaha mikro atau kebutuhan lainnya kepada anggota koperasi atau masyarakat umum yang dianggap membutuhkan tanpa disertai imbalan. Adapun kewajiban bagi yang meminjam boleh mengembalikan pokok pinjaman sekaligus atau dicicil dalam jangka waktu tertentu. Mekanisme penerapan skema Al Qordhul Hasan lainnya yaitu dalam KJKS tidak mensyaratkan agunan kepada sipeminjam. Jika peminjam mengalami keberatan dalam membayar maka diberikan tangguhan sampai mampu, akan tetapi jika sipeminjam tidak juga mampu untuk membayar atau mengembalikan uang pinjaman tersebut maka hutangnya lebih baik di ikhlaskan atau dianggap shadaqoh. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al- Baqarah (2:280). Keunggulan KJKS lainnya yaitu terdapat pada aspek pengawasan. Aspek pengawasan yang diterapkan Koperasi Konvensional ialah pengawasan kinerja dimana koperasi hanya diawasi kinerja para pengurus dalam mengelola koperasi. Sedangkan Koperasi Syariah, selain diawasi pengawasan dalam hal kinerjanya juga terdapat pengawasan syariah. Prinsip-prinsip syariah diterapkan maka dari itu kejujuran para intern koperasi sangatlah diperhatikan, bukan hanya pengurus tapi aliran dana keungan serta pembagian hasil juga tidak luput dari pengawasan (al-Mizan, 2015). Selain itu, KJKS juga memiliki program berupa pendidikan anggota dan calon anggota dalam rangka memberi pemahaman sehingga meningkatkan kualitas sumber daya anggotanya. Program lain yang dilakukan KJKS ialah pendampingan anggota yang memanfaatkan pelayananan jasa keuangan syariah untuk kepentingan yang bersifat produktif supaya usahanya dapat berjalan sesuai rencana. Selain BERANTAS PENGANGGURAN: KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH SEBAGAI SOLUSI PEMBIAYAAN UMKM Oleh: (Anggota ForSEI) Aam Latifah Pauziah Rohmah & Hikmatul Fisa Yasinta Edisi 12, 18 Desember 2015 K

Upload: ksei-forsei-uin-jogja

Post on 24-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Berantas Pengangguran: Koperasi Jassa Keuangan Syariah Sebagai Solusi Pembiayaan UMKM Bag. 2

TRANSCRIPT

Page 1: Edisi 12, 18 Desember 2015

Kedua, Al Qordhul Hasan. Secara operasionalnya, Al Qardhul Hasan tidak jauh berbeda dengan

Al Qard. Yang menjadi pembeda yaitu dalam hal sumber dananya. Pada Al Qordhul Hasan sumber dana yang dipinjamkan ialah bersumber dari dana ZIS, sedangkan Qard bersumber dari dana modal Koperasi syariah atau laba yang disisihkan. Dalam mekanisme penerapan skema Al Qordhul Hasan, KJKS memberikan fasilitas berupa pinjaman usaha mikro atau kebutuhan lainnya kepada anggota koperasi atau masyarakat umum yang dianggap membutuhkan tanpa disertai imbalan. Adapun kewaj iban bag i yang meminjam boleh mengembalikan pokok pinjaman sekaligus atau dicicil da lam jangka waktu te r ten tu . Mekanisme penerapan skema Al Qordhul Hasan lainnya yaitu dalam KJKS tidak mensyaratkan agunan kepada sipeminjam. Jika peminjam mengalami keberatan dalam membayar maka diberikan tangguhan sampai mampu, akan tetapi jika sipeminjam tidak juga mampu untuk membayar atau mengembalikan uang pinjaman tersebut maka hutangnya lebih baik di ikhlaskan

atau dianggap shadaqoh. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah (2:280).

Keunggulan KJKS lainnya yaitu terdapat pada aspek pengawasan. Aspek pengawasan yang diterapkan Koperasi Konvensional ialah pengawasan kinerja dimana koperasi hanya diawasi kinerja para pengurus dalam mengelola koperasi. Sedangkan Koperasi Syariah, selain diawasi pengawasan dalam hal kinerjanya juga terdapat pengawasan syariah. Prinsip-prinsip syariah diterapkan maka dari itu kejujuran para intern koperasi sangatlah diperhatikan, bukan hanya pengurus tapi aliran dana keungan serta pembagian hasil juga tidak luput dari pengawasan (al-Mizan, 2015).

Selain itu, KJKS juga memiliki program berupa pendidikan anggota dan calon anggota dalam rangka memberi pemahaman sehingga meningkatkan kualitas sumber daya anggotanya. Program lain yang dilakukan KJKS ialah p e n d a m p i n g a n a n g g o t a y a n g memanfaatkan pelayananan jasa keuangan syariah untuk kepentingan yang bersifat produktif supaya usahanya dapat berjalan sesuai rencana. Selain

BERANTAS PENGANGGURAN: KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH SEBAGAI SOLUSI PEMBIAYAAN UMKM

Oleh: (Anggota ForSEI)Aam Latifah Pauziah Rohmah & Hikmatul Fisa Yasinta

Edisi 12, 18 Desember 2015

K

Page 2: Edisi 12, 18 Desember 2015

pendampingan , juga d i l akukan pengawasan kepada anggota yang meminjam uang, pihak KJKS harus tahu dana tersebut digunakan untuk apa, apakah sesuai dengan syariah atau tidak, dan usaha yang dijalankan tidak boleh mengandung unsur riba, ghoror, judi dan yang dilarang oleh Agama. KJKS juga memiliki program berupa pendidikan p e l a t i h a n k e t e r a m p i l a n d a l a m berwirausaha. Hal ini selaras dengan u p a y a y a n g d i p e r l u k a n d a l a m memperkuat kualitas UMKM di Indonesia.

S e m u a l e m b a g a k e u a n g a n mempunyai permasalahan yang sama yaitu kredit macet dan persaingan margin

dengan perbankan dan lebaga keuangan lainnya. Karena bank-bank syariah di Indonesia, koperasi dan BMT sudah mulai mengembangkan pinjaman untuk usaha mikro. Namun, KJKS mempunyai keunggulan dalam pengajuan dan prosedural pembiayaan yang lebih mudah daripada lembaga keuangan lainnya (tidak perlu persyaratan yang banyak). Maka dapat dikatakan, koperasi merupakan pesaing terberat dalam pembiayaan dengan perbankan. Itulah strategi yang diterapkan dalam KJKS. Dari kedua permasalahan itu, kredit macet merupakan permasalahan terbesar yang sering terjadi, hal ini dibuktikan dengan data berikut.

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa Statistik Perbankan Indonesia April 2015, yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukkan, kredit bermasalah (NPL) sektor UMKM sudah mencapai 4,4 persen dari kredit yang disalurkan ke UMKM, per April 2015 mencapai Rp 688,297 triliun. Bila tidak ditangani dengan baik, ini bisa

menganrakyat, yang menggantungkan hidup mereka pada sektor UMKM.

Dalam bahasa latin, kredit macet disebut credere yang artinya percaya. Maksudnya, si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit bahwa kredit yang disalurkan pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi

cam kehidupan 98 juta pekerja

Sumber: Litbang “Kompas”/BEY disarikan dari Bank Indonesia

dan pemberitaan harian “Kompas”.2015.

Page 3: Edisi 12, 18 Desember 2015

si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati (Luthfi. 2014). Oleh karena itu, dalam KJKS untuk menyakinkan bahwa si penerima pinjaman benar-benar dapat dipercaya, maka sebelum kredit diberikan, terlebih dulu mengadakan analisis kredit yang mencakup latar belakang penerima kredit atau perusahaan, prospek usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar pemberi kredit yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman (Kasmir, 2010). Kredit macet atau problem loan adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi diluar kemampuan debitur (Melinawati, 2012).Kredit macet merupakan salah satu faktor penyebab berkurangnya laba yang didapatkan K J K S , o l e h k a r e n a i t u u n t u k meminimalisir hal tersebut KJKS selalu melakukan analisis kredit dan adanya program pendampingan memudahkan pihak KJKS mengetahui perkembangan dana yang diberikan kepada anggota. Apabila dana tersebut digunakan untuk membuka usaha, maka pihak KJKS akan mengetahui apakah anggota dapat mengembalikan pinjamannya atau tidak. Selain dengan analisis kredit, pihak KJKS juga menyediakan dana cadangan kerugian piutang, yang bersumber dari Zakat, Infak dan Sodaqoh yang mana digunakan dalam akad qardul hasan.

Dari beberapa bahasan diatas dapat

kita simpulkan bahwa keberadaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah atau dapat ki ta sebut KJKS, cukup berkontribusi dalam peningkatan dan pengembangan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Peran KJKS memberikan solusi terbaik bagi para pengusaha kecil terutama di sektor pembiayaan. KJKS memberikan keringanan persyaratan administrasi dan kecepatan pelayanan sehingga para pengusaha kecil yang memiliki masalah dalam hal permodalan dapat dengan mudah melakukan peminjaman. Selain itu, Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) juga tidak merugikan peminjam karena sistem operasionalnya tidak menggunakan bunga melainkan bagi hasil. Prinsip tolong-menolong dan saling menanggung (takaful) merupakan salah satu pembeda dari Koperasi Konvensional. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya produk kebajikan antara lain Al Qardh dan Al Qordhul Hasan.Dimana Al Qarddan Al Qordhul Hasan memberikan fasilitas pinjaman darurat kepada anggotanya yang membutuhkan tanpa disertai imbalan serta perpanjangan jangka waktu bagi m e r e k a y a n g t i d a k s a n g g u p mengembalikan pinjaman secara tepat waktu sesuai yang telah disepakati. Pada Al Qordhul Hasanjika sipeminjam masih jugatidakmampu untuk membayar atau mengembalikan uang pinjaman tersebut maka hutangnya lebih baik di ikhlaskan atau dianggap shadaqoh.

Koperasi Jasa Keuangan Syariah memiliki program berupa pendidikan, pelatihan keterampilan wirausahadan

3

Page 4: Edisi 12, 18 Desember 2015

pendampingan bagi anggota dan calon anggota yang melakukan peminjaman sebagai upaya memperkuat kualitas UMKM. Selain pendampingan, juga dilakukan pengawasan kepada anggota yang meminjam uang sehingga adanya kejelasan apakah uang tersebut digunakan untuk hal-hal yang sesuai syariah atau yang menentang syariah. A d a p u n d a l a m m e m i n i m a l i s i r permasalahan kredit macet, KJKS selalu melakukan analisis kredit dengan program pendampingan sehingga memudahkan KJKS mengetahui perkembangan dana yang diberikan kepada anggota. Selain dengan analisis

kredit, pihak KJKS juga menyediakan dana cadangan kerugian piutang yang bersumber dari Zakat, Infak dan Sodaqoh yang mana digunakan dalam akad Al Qardul Hasan.

Mengingat begitu pentingnya U M K M d a l a m m e m p e r k u a t perekonomian Indonesia, pemerintah seharusnya memberi perhatian lebih pada KJKS sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang menopang keber langsungan pengembangan UMKM. Prinsip KJKS serta program-program yang ada d ida lamnya merupakan solusi dalam memperkuat kualitas dan pengembangan UMKM.

4