draft laporan baja
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
BAB I
PENDAHULUAN
A. BAJA SECARA UMUM
Bahan konstruksi bangunan yang paling umum digunakan oleh praktisi
teknik sipil saat ini adalah 3, yaitu :
a. Kayu
b. Beton
c. Baja
Kayu memiliki nilai lebih pada penggunaannya, terutama dari segi estetika.
Beton merupakan material yang paling umum digunakan di kontruksi-kontruksi
bangunan. Beton terdiri dari semen, agregat kasar dan halus, dan air. Beton sangat
unggul pada kekuatan tekannya, tapi sangat lemah pada kekuatan tariknya, yaitu
hanya sekitar 8-15% kekuatan tekannya. Baja memiliki keunggulan pada kekuatan
tekan dan tariknya. Kekuatan tarik baja sama besarnya dengan kekuatan tekannya.
Karena itu, seringkali penggunaan baja dikombinasikan dengan beton sebagai
tulangannya untuk menyerap kekuatan tarik yang diterima. Selain itu baja juga
memiliki keuntungan-keuntungan seperti ringan sehingga menguntungkan untuk
struktur jembatan bentang panjang, bangunan tinggi, ataupun struktur cangkang.
Waktu pengerjaan baja juga relatif singkat karena tidak memerlukan set-up time.
Ada berbagai sifat baja yang harus diketahui terutama untuk dapat melakukan
perhitungan kekuatan struktural suatu bangunan. Oleh karena itu, dalam praktikum ini
dilakukan pengujian terhadap baja (uji tarik baja) agar dapat diperoleh nilai-nilai
properti baja agar dapat digunakan selanjutnya dalam menentukan dan
memperhitungkan kekuatan suatu struktur bangunan.
Kelompok 5 Page 1
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
B. PERILAKU MEKANIS BAJA
Perilaku bahan baja secara mudah dapat diketahui dengan mengamati hubungan
tegangan-regangan pada potongan baja yang ditarik secara perlahan hingga putus.
Hubungan tegangan-regangan suatu bahan menunjukkan perilaku bahan yang
berhubungan dengan kekuatan dan deformasi, dan hal ini dinyatakan dengan
persamaan konstitutif (constitutive-equation).
Baja merupakan campuran logam dengan besi sebagai unsur utama dengan
tambahan unsur – unsur lainnya seperti karbon, aluminium, chromium, columbium,
mangan, molybdenum, nikel, phosfor, silikon dan sulfur dengan tujuan untuk
meningkatkan sifat – sifat mekaniknya.
Jenis – jenis baja berdasarkan kandungan karbonnya :
Low-carbon steel : <0,15%
Mild steel : 0,15-0,29% (baja struktur pada umumnya)
Medium carbon steel : 0,3-0,59%
High carbon steel : 0,6-1,7%
Baja merupakan hasil/produk industri, quality control untuk bahan baja sangat
ketat, sehingga hasil produk baja mutu lebih terjamin. Pelaksanaan pekerjaan
bangunan baja lebih cepat. Bentuk elemen baja disebut profil baja, type profil baja,
profi siku sama kaki, siku tidak sama kaki, profil C/profil Canal, bentuk I/IWF, bentuk
H/profil H, pipa. Untuk rangka batang digunakan profil siku, untuk balok digunakan
IWF, untuk kolom IWF atau profil H, untuk lantai digunakan plat baja.
Keuntungan penggunaan material baja pada struktur:
Struktur lebih ringan dibandingkan dengan beton, sehingga menguntungkan untuk
struktur jembatan yang panjang, bangunan tinggi, ataupun struktur cangkang.
Waktu pengerjaan relatif singkat.
Homogenitas dan ketelitian ukuran lebih terjamin karena produk pabrik.
Dapat didaur ulang.
Kelompok 5 Page 2
L
L
= L/L
P
Hubungan antara P dan L
E
Pyield
e p Strain hardening
Pultimate
putus
O
A B C D
P
P
L
Hubungan antara dan
E
yield
e p Strain hardening
ultimate
putus
O
A B C D
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
Kelemahan baja :
Korosif
Bersifat konduktor
Sifat – sifat mekanik baja :
Massa jenis, ρ = 7850 kg/m3
Modulus elastisitas baja, E = 210000 MPa
Tegangan leleh, fy atau σ y = 400 MPa
Gambar 1.1 Hasil tes tarik baja
Daktilitas
Daktilitas merupakan kemampuan baja untuk mengalami perpanjangan sebelum
pada akhirnya putus. Baja dikatakan memiliki daktilitas yang tinggi jika mampu
mengalami pertambahan panjang yang besar sebelum putus dan dipengaruhi oleh
kandungan karbon dalam baja, semakin rendah kandungan karbon maka baja akan
semakin daktil.
Kelompok 5 Page 3
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
Daerah Elastis
Merupakan daerah dimana jika baja beri tegangan dan kemudian tegangan
tersebut diangkat, baja akan kembali kebentuk semula dan merupakan garis dengan
nilai gradien terbesar pada kurva tegangan regangan baja dan hukum Hooke hanya
berlaku di daerah ini karena pada daerah ini hubungan antara tegangan regangan
bersifat linier.
Daerah Plastis
Merupakan daerah datar pada kurva tegangan dan regangan, dimulai dari titik
leleh, ditandai dengan adanya pertambahan regangan tanpa peningkatan tegangan
yang berarti pada kurva daerah ini ditandai dengan garis lurus yang mendatar.
Daerah Necking
Merupakan daerah pada baja di mana terjadi pengurangan diameter penampang
baja hingga baja mengalami putus.
Strain Hardening
Strain hardening merupakan perilaku peningkatan tegangan yang terjadi setelah
bahan melewati daerah plastis.
BAB II
TUJUAN
Kelompok 5 Page 4
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
Tujuan diadakannnya percobaan ini antara lain:
a. Mengetahui cara pengukuran uji tarik langsung.
b. Mengetahui cara pengoperasian alat uji tarik (Universal Testing Machine, UTM).
c. Pembacaan tegangan dan regangan dengan menggunakan strain gauge.
d. Menentukan -nilai properti mekanik baja, seperti nilai tegangan leleh (σy),
tegangan maksimum / ultimate (σmaks), modulus elastisitas (E), dan
elongasi baja ulir dan polos.
e. Membandingkan pengaruh diameter, panjang, dan jenis baja (ulir
atau polos) terhadap nilai – nilai di atas.
BAB III
ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
Kelompok 5 Page 5
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain:
1. Jangka sorong, untuk mengukur diameter penampang.
2. Baja polos berdiameter 8, 10 dan 12 mm serta baja ulir 10, 13
dan 16 mm.
3. Mesin Uji Universal Testing Machine (UTM), berfungsi untuk memberi dan
mengontrol laju pembebanan.
4. Load Cell, berfingsi untuk mengubah beban UTM dari analog menjadi digital.
5. Linear Variable Displacement Tranducer (LVDT), berfungsi untuk mencatat defleksi
atau perpanjangan.
6. Data Logger, berfungsi sebagai alat pencatat datan dari Load Cell dan LVDT.
BAB IV
Kelompok 5 Page 6
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
METODOLOGI PERCOBAAN
1. Masing-masing benda uji diberi kode agar memudahkan identifikasi.
2. Masing-masing benda uji diukur diameter dan panjangnya, kemudian dicatat.
3. Semua peralatan yang akan digunakan pada saat praktikum dicek kelengkapannya dan
dikalibrasi terlebih dahulu.
4. Benda uji dipasang ke mesin UTM (sumbu alat penjepit berhimpit dengan sumbu
benda uji) serta dipasangkan alat ukur.
5. Benda uji ditarik dengan pertambahan beban yang konstan sampai benda uji putus.
Hasil yang didapat kemudian dicatat pertambahan panjangnya oleh pengamat.
6. Perilaku benda uji diamati secara visual oleh pengamat.
7. Setelah putus, diameter penampang pada daerah yang putus serta panjang akhir benda
uji kemudian diukur dan dicatat.
BAB V
Kelompok 5 Page 7
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
HASIL PERCOBAAN
Baja dengan no 1 hingga 3 adalah baja polos, sedangkan baja dengan no 4 hingga 6
adalah baja ulir.
1. Kurva Tegangan vs Regangan berdasarkan Load Cell dan LVDT
a. Baja 1
Diameter = 8 mm
NO Beban (500kg) Regangan F (N) Tegangan (N/mm2)
1 0.6 0 3000 59.683676512 2 0.4 10000 198.94558843 3 0.6 15000 298.41838264 3.2 0.9 16000 318.31294145 3.2 1.1 16000 318.31294146 3.3 1.3 16500 328.26022087 3.3 1.7 16500 328.26022088 3.4 1.9 17000 338.20750029 4 3.3 20000 397.891176810 4.2 4.2 21000 417.785735611 4.3 4.4 21500 427.73301512 4.5 6 22500 447.627573913 4.6 8 23000 457.574853314 4.6 8.5 23000 457.5748533
Kelompok 5 Page 8
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
0 1 2 3 4 5 6 7 8 90
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
baja polos 8
regangan
tegangan
b. Baja 2
Diameter = 10 mm
NOBeban
(1000kg)Regangan F (N) Tegangan (N/mm2)
1 0.2 0 2000 25.464731352 0.5 0.2 5000 63.661828373 1 0.5 10000 127.32365674 1.5 0.65 15000 190.98548515 2.4 0.8 24000 305.57677626 2.5 0.9 25000 318.30914187 2.7 1.8 270008 3.2 3.8 32000 407.43570169 3.5 7.2 35000 445.6327986
Kelompok 5 Page 9
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
0 1 2 3 4 5 6 7 80
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
polos 10
regangan
tegangan
c. Baja 3
Diamater = 12 mm
NOBeban
(1000kg)Regangan F (N) Tegangan (N/mm2)
1 0.2 0.1 2000 17.699115042 0.4 0.3 4000 35.398230093 1.3 0.5 13000 115.04424784 1.4 0.6 14000 123.89380535 4 1 40000 353.98230096 4.2 1.1 42000 371.68141597 4.3 1.1 43000 380.53097358 4.4 1.2 44000 389.3805319 4.4 1.7 44000 389.38053110 5 3 50000 442.477876111 6 4.3 60000 530.973451312 6.4 6.2 64000 566.371681413 6.5 9 65000 575.221238914 6.4 10 64000 566.3716814
Kelompok 5 Page 10
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
0 2 4 6 8 10 120
100
200
300
400
500
600
700
polos 12
regangan
tegangan
d. Baja 4
Diameter = 10 mm
NO
Beban (1000kg)
Regangan F (N)Tegangan (N/mm2)
1 0.2 0 2000 25.464731352 0.8 0.3 8000 101.85892543 1 0.4 10000 127.32365674 3.3 1 33000 420.16806725 3.8 1.1 38000 483.82989566 3.9 1.3 39000 496.56226137 3.9 1.7 39000 496.56226138 4 1.9 40000 509.29462699 4.3 2.5 43000 547.49172410 4.4 3 44000 560.224089611 4.6 3.7 46000 585.68882112 4.7 4.4 47000 598.421186713 4.8 5 48000 611.153552314 4.9 6 49000 623.88591815 4.9 7.8 49000 623.885918
Kelompok 5 Page 11
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
0 1 2 3 4 5 6 7 8 90
100
200
300
400
500
600
700
baja ulir 10
regangan
tegangan
e. Baja 5
Diameter = 13 mm
NO
Beban (1000kg)
Regangan F (N)Tegangan (N/mm2)
1 0.5 0.4 5000 37.69033622 2 0.9 20000 150.76134483 3 1.2 30000 226.14201724 5 1.8 50000 376.9033625 6 1.9 60000 452.28403446 6.3 2 63000 474.89823617 6.5 2.1 65000 489.97437068 6.7 2.4 67000 505.05050519 6.8 2.8 68000 512.588572310 7 3 70000 527.664706811 8 4.5 80000 603.045379212 8.3 5.1 83000 625.659580913 8.3 8 83000 625.6595809
Kelompok 5 Page 12
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
0 1 2 3 4 5 6 7 8 90
100
200
300
400
500
600
700
baja ulir 13
regangan
tegangan
f. Baja 6
Diameter = 16 mm
NO
Beban (2500kg)
Regangan F (N)Tegangan (N/mm2)
1 0.1 0 2500 12.440286622 0.7 1 17500 87.082006373 1.7 2 42500 211.48487264 3 2.8 75000 373.20859875 4.2 3.4 105000 522.49203826 4.4 3.9 110000 547.37261157 4.6 4.2 115000 572.25318478 4.9 5 122500 609.57404469 5 5.7 125000 622.014331210 5.1 6.4 127500 634.4546178
Kelompok 5 Page 13
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
0 1 2 3 4 5 6 70
100
200
300
400
500
600
700
baja ulir 16
regangan
tegangan
Kelompok 5 Page 14
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
BAB VI
CONTOH PERHITUNGAN
A. Beberapa Contoh Persamaan
Persamaan yang digunakan :
Diameter aktual adalah diameter baja ulir yang ditentukan
berdasarkan parameter berupa volume dan massa dari
benda tersebut dengan asumsi nilai massa jenis yang telah
diketahui.
Dakt = 12,74√ massapanjang
Persamaan ini diturunkan berdasarkan persamaan masa
jenis benda dengan nilai massa jenis baja sebesar 7850
kg/m3.
Tegangan, σ adalah beban yang dibaca pada Load Cell
dibagi luas penampang.
= PA0
Keterangan :
P: beban yang bekerja pada baja (kg)
Ao : luas penampang semula (mm2)
Regangan, ε adalah pertambahan panjang dibagi panjang
awal benda uji.
= ΔLL0
Keterangan :
Kelompok 5 Page 15
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
ΔL : pertambahan panjang (mm)
L0 : panjang awal benda uji (mm)
Tegangan leleh, σy adalah besarnya gaya tarik yang bekerja
pada saat benda uji mengalami leleh pertama dibagi luas
penampang.
σy = Py
A0
Keterangan :
Py : beban yang bekerja pada saat benda uji mengalami
leleh pertama (kg)
Ao : luas penampang semula (mm2)
Tegangan maksimum / ultimate, σmax adalah tegangan tarik
maksimum yang didapat dari beban maksimum dibagi luas
penampang semula.
σmax = Pmax
A0
Keterangan :
Pmaks : beban maksimum pada batang baja (kg)
Ao : luas penampang semula (mm2)
Elongasi, A adalah perpanjangan panjang ukur setelah
batang uji putus dinyatakan dalam persen dari panjang ukur
semula.
A = L¿
L0
¿ x 100%
Keterangan :
Lu : panjang ukur setelah putus dalam (mm)
L0 : panjang ukur semula dalam (mm)
Kelompok 5 Page 16
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
B. Perhitungan Data Aktual
1.) Baja Polos D-8:
Diameter aktual :
D=7,95mm
Luas penampang Baja Polos D-8 :
A=π D2
4=
π (7,95)2
4=49,64 mm ²
Perpanjangan:
∆ L (% )=L−L0
L0
=130−100100
× 100 %=30 %
2) Baja Polos D-10:
Diameter : D=9,7 mm
Luas penampang Baja Polos D-10:
A=π D2
4=
π (9,7)2
4=73,9 mm ²
Perpanjangan:
∆ L (% )=L−L0
L0
=128−100100
× 100 %=28 %
3) Baja Polos D-12:
Diameter aktual : D=11,78 mm
Luas penampang Baja Polos D-12:
A=π D2
4=
π (11,78)2
4=108,988 mm ²
Perpanjangan
Kelompok 5 Page 17
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
∆ L (% )=L−L0
L0
=126−100100
×100 %=26 %
4.) Baja Ulir 10:
Diameter aktual :
D=9,77 ×√ BeratPanjang
=9,77 ×√ 236401
=7,49 mm
Luas penampang Baja Ulir 10:
A=π D2
4=
π (9,77)2
4=74,93 mm ²
Perpanjangan:
∆ L (% )=L−L0
L0
=122−100100
× 100 %=22%
5.) Baja Ulir 13
Diameter aktual :
D=12,6 ×√ BeratPanjang
=12,6 ×√ 390400
=12,44 mm
Luas penampang Baja Ulir 13:
A=π D2
4=
π (12,6)2
4=124,63 mm ²
Perpanjangan:
∆ L (% )=L−L0
L0
=125−100100
× 100 %=25 %
6.) Baja Ulir -16
Diameter aktual :
D=15,6 ×√ BeratPanjang
=15,6 ×√ 593395
=19,114 mm
Kelompok 5 Page 18
DATA HASIL PENGUJIAN TARIK BAJA TULANGAN
1. polos 7,95 8 50,27 100 130 30%2. polos 9,7 10 78,54 100 128 28%3. polos 11,78 12 113,00 100 126 26%4. ulir 9,77 10 78,54 100 122 22%5. ulir 12,6 13 132,66 100 125 25%6. ulir 15,6 16 200,96 100 119 19%
No TestIdentifikasi Benda Uji
Diameter Aktual (mm)
Diameter Nominal
(mm)
Luas Penampang
Nominal (mm)
Panjang Awal (mm)
Panjang Akhir (mm)
Perpanjangan (%)
1. 1550 30,84 2225 44,27 4,982. 2400 30,56 3500 44,56 5,843. 4300 38,05 6500 57,52 7,154. 3800 48,38 4900 62,39 236 401 6,685. 6400 48,24 8300 62,57 390 400 8,336. 10750 53,49 12875 64,07 593 395 13,17
Kekuatan Luluh
(kg/m2)
Beban Maks (kg)
Kekuatan Tarik
(kg/mm2)
Berat (kg/m3)
Panjang (mm)
Diameter Akhir (mm)
Beban Luluh (kg)
No Test
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
Luas penampang Baja Ulir 16:
A=π D2
4=
π (15,6)2
4=191,134 mm ²
Perpanjangan:
∆ L (% )=L−L0
L0
=119−100100
×100 %=19 %
C. Perhitungan Data Menurut Grafik (Grafik Terlampir)
Kelompok 5 Page 19
Keterangan:
kekuatan tarik () =
Beban maksLuas Penampang Nominal
kekuatan luluh () =
Beban Luluh Luas Penampang Nominal
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
1.) Baja Polos D8: (Skala 1 : 500)
Beban Saat Leleh [Wy]
Wy = 3,1 x 500 = 1550 kg
Tegangan Leleh Nominal [y]
y =
WyA =
155049,64 = 31,22 kg/mm2
Beban Maksimum [Wult]
Wult = 4,5 x 500 = 2225 kg
Kekuatan Tarik Nominal [ult]
ult =
W ult
A =
222549,64 = 44,82 kg/mm2
Modulus Elastisitas [E]
E =
σε = =
222549,64 = 52,03 kg/mm2
(dari grafik yaitu nilai regangan saat tegangan mencapai beban luluh)
2.) Baja Polos D10: (Skala 1 : 1000)
Beban Saat Leleh [Wy]
Wy = 2,5 x 1000 = 2500 kg
Tegangan Leleh Nominal [y]
y =
WyA =
250073,9 = 33,82 kg/mm2
Kelompok 5 Page 20
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
Beban Maksimum [Wult]
Wult = 3,5 x 1000 = 3500 kg
Kekuatan Tarik Nominal [ult]
ult =
W ult
A =
350073,9 = 47,36 kg/mm2
Modulus Elastisitas [E]
E =
σε = =
33 , 828 = 42,275 kg/mm2
(dari grafik yaitu nilai regangan saat tegangan mencapai beban luluh)
3.) Baja Polos D-12 : Skala (1:1000)
Beban Saat Leleh [Wy]
Wy = 4,3 x 1000 = 4300 kg
Tegangan Leleh Nominal [y]
y =
WyA =
4300108,988 = 39,45 kg/mm2
Beban Maksimum [Wult]
Wult = 6,5 x 1000 = 6500 kg
Kekuatan Tarik Nominal [ult]
ult =
W ult
A =
6500108,988 = 59,64 kg/mm2
Modulus Elastisitas [E]
E =
σε = =
39 ,4511 = 35,86 kg/mm2
(dari grafik yaitu nilai regangan saat tegangan mencapai beban luluh)
Kelompok 5 Page 21
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
4.) Baja Ulir 10 (Skala 1 : 1000)
Beban Saat Leleh [Wy]
Wy = 3,8 x 1000 = 3800 kg
Tegangan Leleh Nominal [y]
y =
WyA =
380074,93 = 50,714 kg/mm2
Beban Maksimum [Wult]
Wult = 4,9 x 1000 = 4900 kg
Kekuatan Tarik Nominal [ult]
ult =
W ult
A =
490074,93 = 65,39 kg/mm2
Modulus Elastisitas [E]
E =
σε = =
380074,93 = 46,10 kg/mm2
(dari grafik yaitu nilai regangan saat tegangan mencapai beban luluh)
5.) Baja Ulir 13
Beban Saat Leleh [Wy]
Wy = 6,4 x 1000 = 6400 kg
Tegangan Leleh Nominal [y]
y =
WyA =
6400124,63 = 51,35 kg/mm2
Beban Maksimum [Wult]
Wult = 8,3 x 1000 = 8300 kg
Kekuatan Tarik Nominal [ult]
Kelompok 5 Page 22
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
ult =
W ult
A =
8300124,63 = 66,59 kg/mm2
Modulus Elastisitas [E]
E =
σε = =
51 ,352
= 25,675 kg/mm2
(dari grafik yaitu nilai regangan saat tegangan mencapai beban luluh)
6.) Baja Ulir 16 (skala 1: 2500)
Beban Saat Leleh [Wy]
Wy = 4,3 x 2500 = 10750 kg
Tegangan Leleh Nominal [y]
y =
WyA =
10750191,134 = 56,24 kg/mm2
Beban Maksimum [Wult]
Wult = 5,15 x 2500 = 12875 kg
Kekuatan Tarik Nominal [ult]
ult =
W ult
A =
12875191,134 = 67,36 kg/mm2
Modulus Elastisitas [E]
E =
σε = =
56 ,243,5 = 16,06 kg/mm2
(dari grafik yaitu nilai regangan saat tegangan mencapai beban luluh)
Kelompok 5 Page 23
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
BAB VII
ANALISIS
Analisis Uji Tarik Baja
Faktor-Faktor Kesalahan:
1. Uji Penarikan Baja dengan UTM
Saat Uji tarik baja dilakukan dengan UTM (Universal Testing Machine), baja
diposisikan vertikal dengan dijepit alat penjepit pada UTM. Alat penjepit
menjepit baja pada ujung-ujung batang baja. Saat penarikan dimulai, masing-
masing ujung baja akan tertarik pada arah yang berlawanan oleh penjepit. Pada
proses ini besar kemungkinan terjadi selip antara penjepit dengan batang baja,
sehingga regangan yang dihasilkan tidak presisi. Hal ini akan besar pengaruhnya
pada baja polos.
Kelompok 5 Page 24
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
2. Pembacaan Grafik
Pembacaan grafik dilakukan secara manual melalui perkiraan visualisasi.
Sehingga besar kemungkinan titik-titik antara tegangan dan regangan yang
didapat tidak presisi dan memiliki galat yang besar.
3. Mutu baja
Secara teoritis mutu beton pada setiap baja harus sama, namun dari hasil
perhitungan yang kami lakukan didapat modulus elastisitas yag berbeda-beda.
Dari analisis kami, ada kemungkinan mutu beton pada setiap baja yang diuji tidak
sama.
BAB VIII
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan bahwa dengan uji tarik
baja dapat dilihat sifat dan prilaku baja terhadap gaya tarikan, dimana didapatkan grafik
perbandingan tegangan dan regangannya. Dari pengamatan hasil uji tarik baja ini pula,
dapat diketahui bahwa baja merupakan bahan konstruksi yang bersifat daktil yang mana
mampu mengalami deformasi jika mendapat gaya tarik. Namun semakin baik mutu baja,
baja tersebut akan semakin bersifat getas. Baja akan bersifat elastis sampai batas
tegangan lelehnya yang kemudian bersifat plastis jika beban telah melebihi tegangan
lelehnya itu. Ketika bersifat plastis, baja mengalami regangan yang cukup besar walau
dengan sedikit tegangan, hingga mencapai suatu nilai tegangan maksimum yang
mengakibatkan baja berdeformasi untuk beberapa saat hingga akhirnya putus atau fraktur.
o Baja 1 memiliki tegangan leleh 30,84 kg/mm2 dan tegangan kekuatan tarik 44,27
kg/mm2 .
Kelompok 5 Page 25
LAPORAN PRAKTIKUM MATERIAL KAYU
o Baja 2 memiliki tegangan leleh 30,56 kg/mm2 dan tegangan kekuatan tarik 44,56
kg/mm2.. Baja 2 ini memenuhi spesifikasi
o Baja 3 memiliki tegangan leleh 38,05 kg/mm2 dan tegangan kekuatan tarik 52,52
kg/mm2
o Baja 4 memiliki tegangan leleh 48,38 kg/mm2 dan tegangan kekuatan tarik 62,39
kg/mm2
o Baja 5 memiliki tegangan leleh 48,24 kg/mm2 dan tegangan kekuatan tarik 62,57
kg/mm2
o Baja 6 memiliki tegangan leleh 53,49 kg/mm2 dan tegangan kekuatan tarik 64,07
kg/mm2
o Baja 6 paling kuat lebih kuat daripada baja yang lain karena tegangan leleh dan
kekuatan tarik baja 6 paling besar .
o Baja 5 lebih daktil daripada baja lainnya karena daktilitas baja 5 lebih besar (εf baja 5
> εf baja yang lain
o Semua baja memenuhi spesifikasi BJTS-40 ( Indonesia ).
Kelompok 5 Page 26