draft ilmu tanah

37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan ini tanah mempunyai manfaat yang sangat besar. Tanah sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanaman sebagai produsen yang dikonsumsi oleh manusia dan hewan. Dari dalam tanahlah tanaman mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk fotosintesis, tentunya juga dengan bantuan sinar matahari. Tanah adalah akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang masih muda, sehingga masih belum lengkap untuk menampung semua persoalan teori dan praktek dengan memuaskan. Untuk membahas ilmu ini dapat ditempuh dua jalan yang berbeda dalam sudut pandangnya adalah : 1. Pedologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari alam yang berada dipermukaan bumi, yang menekankan hubungan antara tanah itu sendiri dengan faktor pembentuknya.

Upload: shufiya-muniroh

Post on 14-Dec-2014

125 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Draft Ilmu Tanah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan ini tanah mempunyai manfaat yang sangat besar.

Tanah sebagai tempat tumbuhnya tanaman, tanaman sebagai produsen yang

dikonsumsi oleh manusia dan hewan. Dari dalam tanahlah tanaman

mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk fotosintesis, tentunya juga

dengan bantuan sinar matahari.

Tanah adalah  akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebagian

besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan

memiliki sifat sebagai  akibat  pengaruh  iklim dan jasad  hidup yang 

bertindak  terhadap bahan induk  dalam  keadaan  relief  tertentu  selama 

jangka  waktu  tertentu  pula. Ilmu tanah sebagai ilmu pengetahuan alam yang 

masih  muda,  sehingga  masih belum lengkap  untuk   menampung  semua  

persoalan   teori  dan  praktek  dengan memuaskan. Untuk  membahas  ilmu ini

dapat ditempuh dua jalan yang  berbeda dalam sudut pandangnya adalah :

1. Pedologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu bagian dari

alam   yang berada dipermukaan bumi, yang menekankan hubungan antara

tanah itu sendiri dengan faktor pembentuknya.

2. Edaphologi : ilmu tanah yang mempelajari tanah sebagai suatu alat

produksi  pertanian  yaitu  yang mempelajari  tanah  sebagai  alat  dengan

hubungannya  pada tanaman.

Dalam kenyatannya  sebagian besar dari tanah yang  ada  dipermukaan 

bumi ini dipergunakan  sebagai  usaha  pertanian,  maka  dapat  dikatakan 

bahwa tanah adalah  alat  produksi  yang  menghasilkan  berbagai  produk

pertanian. Sehingga tanah   merupakan  komponen   hidup  dari  lingkungan 

yang   penting,   yang dimanipulasi  untuk mempengaruhi  tanaman dengan 

memperhatikan  sifat  fisik, kimia  dan  biologinya.

Sebagai  manusia  biasa  mungkin  kita  hanya  dapat  mempelajari 

sedikit tentang  sifat – sifat  tanah, struktur  tanah,  tekstur  tanah  maupun 

1

Page 2: Draft Ilmu Tanah

2

pengetahuan  tentang unsur-unsur yang terkandung dalam tanah. Tanah

merupakan kendaraan  pokok bagi  kegiatan  pertanian  manusia, oleh  karena 

itu adalah  sangat penting  mempelajari  ilmu  tanah  guna  menunjang kegiatan

pertanian  di  masa  mendatang. Disinilah  pentingnya  membekali  kegiatan 

praktikum  mengenai  ilmu  tanah bagi  mahasiswa  pertanian  yang  akan

menjadi generasi  yang  akan  berjuang  memajukan dunia pertanian Indonesia.

B. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui pencandraan bentang lahan (morfologi lahan).

2. Mengetahui profil tanah (morfologi tanah).

3. Mengetahui sifat-sifat fisika tanah.

4. Mengetahui sifat-sifat kimia tanah.

C. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Ilmu Tanah ini dilaksanakan tiga kali di tiga lokasi yang

berbeda, yaitu : pada hari pertama, tepatnya hari Sabtu tanggal 12 November

2011 yang berlokasi di Jatikuwung, dan selanjutnya di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas maret dilaksanakan praktikum I. Pada hari kedua, tepatnya

hari Minggu tanggal 13 November 2011 yang belokasi di Pusat Penelitian dan

Pengembangan Lahan Kering Universitas Sebelas Maret, Desa Sukosari,

Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Pratikum di laboratorium

dilakukan pada Hari Senin-Rabu tanggal 28-30 November 2011.

Page 3: Draft Ilmu Tanah

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pencandraan Bentang Lahan

Bentang alam adalah realita keberadaan muka bumi yang dicirikan

dengan bentuk, perbedaan tinggi, tinggi tempat, kemiringan, kondisi

permukaannya. Keberadaan bentang alam ini bisa datar dan rata, bisa juga

datar dengan relief mekro dan juga bisa datar denga permukaan berbatu-batu

atau datar dengan permukaan yang digenangi air, misalnya beberapa milimeter

sampai desimeter kedalamannya. Dengan demikiaan tidak dapat diketahui

secara pasti klasifikasi tanahnya. Bentang alam sendiri terdiri lebih dari satu

pedon atau disebut polipedon, dan mungkin juga terdiri lebih dari satu

polipedon (Balai Penelitian Tanah, 2004).

Degradasi lahan adalah suatu proses penurunan produktifitas lahan baik

sementara maupun tetap, yang meliputi berbagai bahan penurunan

produktifitas tanah sebagai akibat kegiatan manusia dalam memanfaatkan

tanah dan air. Degradasi lahan di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh air

hujan yang menyebabkan hilangnya tanah. Lapisan atas yang relatif lebih sukar

dengan lapisan bagian bawahnya. Tanah yang hilang akibat proses erosi

tersebut tersangkut oleh air hujan sehingga menyebabkan rusaknya ekosistem

sehingga penanganannya akan memakan waktu lama dan biaya mahal

(Anonima, 2005).

Geomorfologi adalah sebuah studi ilmiah terhadap permukaan Bumi dan

poses yang terjadi terhadapnya. Secara luas, berhubungan dengan landform

(bentuk lahan) tererosi dari batuan yang keras, namun bentuk konstruksinya

dibentuk oleh runtuhan batuan, dan terkadang oleh perolaku organisme di

tempat mereka hidup. “Surface” (permukaan) jangan diartikan secara sempit;

harus termasuk juga bagian kulit bumi yang paling jauh. Kenampakan

subsurface terutama di daerah batu gamping sangat penting dimana sistem gua

terbentuk dan merupakan bagian yang integral dari geomorfologi

(Anonimb, 2010).

3

Page 4: Draft Ilmu Tanah

4

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar

planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai

akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk

dalam keadaan   relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Berdasar

definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah, yaitu : iklim,

kehidupan, bahan induk, topografi, waktu. Dari  kelima  faktor  tersebut yang

bebas  pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering

dinamakan dengan istilah asing weathering. Secara garis  besar  proses 

pembentukan  tanah  dibagi  dalam  dua  tahap,  yaitu proses  pelapukan dan

proses perkembangan tanah  (Darmawijaya, 1990 ).

Bentang lahan yang berbentuk atau bertopografi miring, mudah sekali

tererosi sehingga untuk mengatasi erosi tersebut perlu adanya perlakuan

terhadap bentang lahan tersebut diantaranya dengan : membuat pematang

secara melintang dan tidak boleh  membujur  karena pematang  dapat 

menahan  air  dan  mengurangi  kecepatan  aliran  sehingga      hanyutnya tanah

dapat dikurangi. Pada pematang yang membujur aliran air akan bertambah

cepat sehingga banyak tanah yang dibawahnya.  Pematang-pematang harus

pada ketinggian yang sama atau dibuat  mendatar. Banyaknya tanggul

tergantung pada miringnya tanah, membuat parit pada lereng yang curam agar

mengalirnya air lebih cepat sehingga mungkin dapat menghancurkan

pematang, membuat teras memanjang dan tepi teras dibuat  pematang dari

tanah atau batu kali untuk menahan tanah (Soepardi,1979).

B. Profil Tanah

Pengamatan melalui profil tanah diperlukan untuk memdapatkan data

sifat-sifat morfologi tanah secara lengkap, karena sisi penampang dapat terlihat

dengan jelas. Pada kondisi tertentu, pembuatan profil tidak bisa dilkukan,

misalnya tanah tergenang air atau muka air tanah dangkal, terkstur tanah terlalu

kasar(pasir) gambut dalam kondisi bukan gambut matang. Dalam kondisi

demikian pengamatan tanah dapat dilakukan melalui pemboran, atau minipit

pada bagian atas, tang kemudian dilanjukan dengan pemboran

(Balai Penelitian Tanah, 2004).

Page 5: Draft Ilmu Tanah

5

Top soil merupakan lapisan tanah bagian atas, tebalnya antara 15-35 cm

atau lebih. Lapisan tanah ini merupakan bagian yang teramat penting, karena

pada lapisan inilah hidup dan penghidupan manusia bertumpu, harapan

manusia untuk memperoleh bahan-bahan kebutuhan pokoknya terletak pada

lapisan top soil ini, karena di dalamnya terkandung nilai kekayaan alam yang

demikian tinggi bagi kehidupan manusia, humus atau bahan-bahan organik

serta variabel zat-zat hara mineral yang sangat diperlukan bagi tanaman

terdapat dalam lapisan tanah ini (Kartasapoetra, 2005).

Deskripsi tanah secara sistematik adalah teknik yang digunakan dalam

survey dan pemetaan tanah sehingga satuan tanah dapat dibedakan dan

diinventarisasi. Deskripsi tanah penting untuk menyiapkan legenda peta dan

sistem klasifikasi tanah. Biasanya, diperlukan beberapa deskripsi tanah untuk

mengompilasi deskripsi wakil dari satuan peta. Deskripsi tanah dan survey

tanah harus dikombinasikan dengan hasil analisis tanah untuk sampai pada

karakteristik tanah yang baik dan interpretasi secara terperinci. Deskripsi profil

dan keadaan permukaan lahan diperlukan untuk interpretasi horizon sebagai

proses pedogenesis atau lapisan yang belum mengalami proses pembentukan

tanah, tetapi sebagai hasil proses geologi (Rachman, 2005).

Terjadinya tanah dari batuan induk menjadi bahan induk tanah yang

berangsur-angsur menjadi lapisan bawah yang akhirnya membentuk lapisan 

tanah atas dimana memerlukan waktu yang lama bahkan berabad-abad.

Adapun yang. menyebabkan batuan induk itu menjadi lapisan tanah yang baik

karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu : air, udara, tumbuh-

tumbuhan, jasad hidup lain yang ada ditanah dan iklim  (Sugiman, 1982 ).

Profil tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke

batuan induk tanah. Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya

memiliki horison-horison sebagai berikut: O-A-E-B-C-R. Solum tanah terdiri

dari: O-A-E-B. Lapisan tanah atas meliputi : O-A. Lapisan tanah bawah

meliputi: E-B

Page 6: Draft Ilmu Tanah

6

Keterangan:

O : Serasah/sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil

dekomposisi serasah (Oa)

A : Horison mineral ber BOT sehingga berwarna agak gelap

E : Horison mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (BOT,

liat silikat, F dan Al rendah) tetapi pasir dan debu kuarsa (seskuoksida)

dan mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang

B : Horrison Illuvial atau horison tempat terakumulasinya bahan-bahan

yang tercuci dari horison diatasnya (akumulasi bahan eluvial)

C : Lapisan yang bahan penyususnnya masih sama dengan bahan induk (R)

atau belum terjadi perubahan

R : Bahan induk tanah

Kegunaan profil tanah :

1. Untuk mengetahui kedalaman lapisan olah (Lapisan Tanah Atas = O-A)

dan solum (O-A-E-B)

2. Untuk mengetahui kelengkapan atau differensiasi horison pada profil

3. Untuk mengetahu warna tanah (Syarif, 2010).

C. Sifat Fisik Tanah

Pemadatan taah berakibat terhadap kerusakan struktur tanah, yaitu

mempengaruhu konsisi fisik dan mekanik tanah, pada akhirnya mempengaruhi

penetrasi akar tanaman di dalam tanah yang berpangaruh terhadap hasil

tanamaan yang bakal diperoleh. Untuk mengenal lebih dekat tentang sifat-sifat

fisika dan mekannnika tanah sangat penting mengingat sifat-sifat ini sebagai

dasar dinamis atas kemempuaan tanah untuk mempertahankan dirinya dari

berbagai ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam tubuh tanah

dengan traktor yang menimbulkan pemadatan tanah (Yunus, 2004).

Sifat fisika tanah adalah sifat yang data dilihat secara fisik antara lain

stuktur tanah, konsistensi, warna, aerasi dan drainasi, permibilitas dan

penetrometer. Tektur tanah merupakan perbandingan relatif tiga fraksi – fraksi

tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara farksi liat, debu

dan pasir. Cara menentukan struktur tanah ialah dengan mengambil gumpalan

Page 7: Draft Ilmu Tanah

7

tanah, dipecah dengan jari pecahan tersebut merupakan agregat kemidian

ditentukan tipe ukuran dan derajat. Tipe berarti bentuk dan susunan agregat

sedangkan derajat adalah menentukan lamanya agregat. Konsistensi tanah

adalah ketahanan tanah terhadap pertumbuhan bentuk atau perpecahan,

keadaan ini ditentukan oleh sifat kohesi dan adhesi. Cara menetukan

konsistensi tanah yaitu dengan meremas memijit atau menekan tanah dalam

berbagai kandungan seperti basah lembab dan kering diantara ibu jari dan

telunjuk. Sifat fisik yang paling jelas dan yang paling mudah ditentukan adalah

warna tanah dimana warna tanah dapat digunakan untuk menaksir tingkat

kesuburan, menentukan Jenis dan kadar BO, keadaan aerasi dan draenasi,

tingkat perkembangan tanah, kadar air tanah dan adanya bahan-bahan

tertentu.Warna tanah ditentukan oleh Munsell Sort Colour Chart (MSCC),

warna tanah dalam MSCC dinyatakan dalam 3 satuan yaitu hue, value, dan

chroma. Aerase dan draenase merupakan sifat tanah yang erat kaitannya

dengan kemampuan tanah dalam penyediaan air dan udara. Drainase

menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang

menunjukkan lama dan seringnya jenis air. Permebilitas tanah adalah lewatnya

air tanah di dalam profil tanah setelah melewati proses inflrasi dari air hujan

yang jatuh ke bumi atau air dari sumber lain. Permebilitas sangat dipengaruhi

oleh tekstur dan struktur tanah (Anonimc, 2007).

Konsistensi tanah ditakrifkan sebagai bentuk kerja kakas (force) fisik

adhesi dan kohesi partikel-partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan.

Bentuk kerja tersebut tercermin antara lain :

1. Ketahanan tanah terhadap gaya tekanan, gaya gravitasi, dan tarikan.

2. Kecenderungan massa tanah untuk melekat satu dengan yang lain atau

terhadap benda lain.

3. Dua faktor utama yang mempengaruhi konsistensi tanah, yakni :

4. Kondisi kelengasan tanah (kering, lembap, basah).

5. Tekstur tanah (terutama kandungan lempung).

Page 8: Draft Ilmu Tanah

8

Konsistensi tanah penting untuk melakukan cara pengolahan tanah yang baik,

juga penting bagi penetrasi akar tanaman di lapisan bawah dan kemampuan

tanah menyimpan lengas (Rachman, 2005).

Sifat fisika tanah ini sangat penting ditinjau dari pengolahan dan

pengelolaannya dari warna, tekstur, dan konsistensinya. Sifat fisika yang

pertama adalah warna tanah. Beberapa faktor yang mempengaruhi warna tanah

1. Bahan organik, pada tanah organosol, tanah berwarna hitam, gelap coklat.

2. Mangan, tanah berwarna gelap.

3. Ferum, pada tanah latosol, tanah berwarna merah jingga, kuning coklat.

Garam-garam, pasir kwarsa, kaolim, dan garam-garam karbonat akan

memperlihatkan warna putih atau pucat (Kartasapoetra, 2005).

Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian

butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti

kerikil, koral sampai batu. Bagian butir tanah yang berukuran kurang dari 2

mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi :

1. Pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai

dengan 2 mm.

2. Debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan

0,050 mm.

3. Liat, yaitu tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm. Tekstur tanah

menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan

perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah

dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan

berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat (Abdul, 2009).

Page 9: Draft Ilmu Tanah

9

D. Sifat Kimia Tanah

Tanah juga sebagi sumvber unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

Berdasarkan fungsi spesifik di dalam tananaman, ada 16 unsur hara yang

mutlak dibutuhksn tanaman dan disebut hara eseniil. Dari 16 unsur hara

esensiil tersebut ada 13 (N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, B, Cu, Mo, Cl) unsur

yang diambil tanaman dari tanah, sedangkan lainya yaitu C, H dan O diambil

dari udara dan air. Konsentrasi kegibabelas unsur tersebut bervariasi dan

beubah-ubah berdasarkan tempat dan waktu (Winarso, 2005).

Perilaku kimiawi telah didefinisikan sebagai keseluruhan reaksi fisika-

kimia dan kimia yang berlangsung antar penyusun tanah serta antara penyusun

tanah dan bahan yang ditambahkan kedelam tanah dalam bentuk pupuk

ataupun pembenahan tanah lainnya. Faktor kecepatan semua bentuk reaksi

kimia yang berlangsung dalam tanah mempunyai kisaran sangat lebar, yakni

antara sangat singkat yang diperhitungkan dengan menit sampai luar biasa

lama yang diperhitungkan dengan abad. Koloid tanah yang berperan aktif

dalam proses pertukaran dan jerapan ion adalah koloid anorganik (mineral

lempung) dan koloid organik (humus) (Rachman, 2005).

Perubahn sifat-sifat kimia dan mineralogi tanah yang menghasilkan sifat

permanen profil tanah, terutama ditunjukan oleh proses reduksi-oksidasi Fe dan

Mn serta proses eluviasi dan iluviasi kedua unsur tersebut sehingga dapat

terbentuk horizon Bir, Bmn, atau Birmn. Proses reduksi oksidasi juga dapat

menghasilkan mineral-mineral Fe dan Mn oksida tertentu. Poses ferrolisis yang

terjadi akibat pengeringan dan penggenangan yang berulang-ulang dapat

menyebabkan hancurnya suatu jenis mineral liat. Bila ditemukan mineral 2:1,

maka sering terbentuk mineral dengan Al-interlayer sehingga dapat

menurunkan KTK tanah (Luthfi, 2005).

Semua reaksi oksidasi dalam tanah yang menghasilkan ion hidrogen

dapat menyebabkan terjadinya pengasaman tanah. Salah satu reaksi

pengasaman paling efektif adalah oksidasi sulfur anorganik. Belerang biasanya

digunakan jika tanah memiliki pH lebih tinggi dari yang diinginkan, sehingga

diperlukan upaya penurunan pH tanah. Misalnya, Reaksi oksidasi pirit yang

Page 10: Draft Ilmu Tanah

10

terjadi pada tanah rawa yang diangkat sehingga terjadi reaksi oksidasi dari pirit

tanah tersebut. Berbagai macam Bahan Organik juga dapat menyebabkan

pengasaman tanah. Kemampuan pengasamannya tergantung pada jenis

tanaman sebagai sumber bahan organik tersebut. Beberapa tanaman

mengandung asam organik dalam jumlah yang sangat berbeda dengan tanaman

lainnya. Asam organik hasil dekomposisi bahan organik menyebabkan

pengasaman tanah (Abdul, 2010).

Bahan kapur pertanian ada tiga macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2,

CaO atau MgO dan Ca(OH)2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau

CaMg(CO3)2 yang digiling dengan kehalusan 100 % melewati saringan 20

mesh dan 50 % melewati saringan80 – 100 mesh. Pemberian kapur dapat

menaikkan kadar Ca dan beberapa hara lainnya, serta menurunkan Al dan

kejenuhan Al, juga memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian kapur

yang menyebabkan sifat dan ciri tanah membaik, meningkatkan produksi

tanaman (padi, jagung, kedelai) (Bailey, 1986).

E. Analisis Laboratorium

Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air(moisture) yang

terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah dapat

berupa persen berat atau persen volume. Berkaitan dengan istilah air dalam

tanah, secara umum dikenal 3 jenis, yaitu (a) lengas tanah (soil moisture)

adalah air dalam bentuk campuran gas (uap air) dan cairan; (b) air tanah(soil

water) yaitu air dalam bentuk cair dalam tanah, sampai lapisan kedap air, (c)

air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air tanah kontinu yang berada

ditanah bagian dalam (Handayani, 2009).

Di Indonesia banyak tanah marginal yang berkandungan pasir tinggi

seperti tanah vulkan berpasir kasar dan tanah berpasir pantai. Tanah berpasir

seperti itu memiliki struktur yang jelek, berbutir tunggal lepas, berat

volumenya tinggi, serta kemampuan menyerap dan menyimpan air rendah

sehingga kurang mendukung dalam usaha bercocok tanam. Disamping itu,

tanah jenis ini peka terhadap pelindian unsur-unsur hara dan peka terhadap

erosi air maupun angin. Dalam kaitannya dengan daya menyimpan air, tanah

Page 11: Draft Ilmu Tanah

11

berpasir memiliki daya pengikatan terhadap lengas tanah yang relatif kecil

karena permukaan kontak antartanah pasiran ini didominasi oleh pori-pori

mikro. Oleh karena itu, air yang jatuh ke tanah jenis ini akan segera mengalami

perlokasi dalam air kapiler akan mudah lepas karena evaporasi

(Mukhid, 2007).

Beberapa faktor yang memepengaruhi kandungan lengas dalam tanah

antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah,

topografi, dan adanya bahan penutup tanah baik organik maupun anorganik

(Walker and Paul, 2002).

Bahan organik dalam tanah dapat didefinisikan sebagai sisa-sisa tanaman

dan hewan di dalam tanah pada berbagai pelapukan dan terdir dari organisme

yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Didalam tanah, bahan organik bisa

berfungsi dan memperbaiki sifat kimia, fisika, biologi tanah sehingga ada

sebagian ahli menyatakan bahwa bahan organik di dalam tanah memiliki fungsi

yang tak tergantikan (Sutanto, 2005).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas adalah pengaruh

temperatur terhadap sifat-sifat tanah lebih kecil dibandingkan curah hujan

(lengas), karena sebagian energi digunakan untuk evaporasi dan transpirasi.

Jadi pengaruh temperatur berpengaruh terhadap kegiatan perombakan bahan

organik serta laju reaksi pelapukan kimia. Iklim merupakan faktor yang

mempengaruhi kadar lengas tanah. Curah hujan dan temperatur merupakan

anasir iklim yang berpengaruh pada kandungan kadar lengas tanah. Faktor

topografi berpengaruh pada kandungan lengas tanah dalam mempercepat

kehilangan lengas atau sebaliknya, yaitu mengawetkannya (Anonimd, 2011).

F. Analisis pH Tanah

Kemasaman (pH) tanah secara sederhana merupakan ukuran aktivitas H+

dan dinyataka sebagai –loh10(konsenntrasi H+). Secara praktikal ukuran

logaritma akrivitas atau konsentrasi H+ ini berarti setiap perubhan satu unit pH

tanah berarti terjadi perubahan 10 kali dari jumlah kemasaman atau kebasaan.

Pada tanha yang mampunyai pH 6,0 berarti tanah tersebut mampunyai H+ aktif

Page 12: Draft Ilmu Tanah

12

sebanyak 10 kali dibandingkan dengan tanah yang mempunyai pH 7,0

(Winarso, 2005).

pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur

dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH

antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai

contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air

laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai

alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai

pH 7 (Anonime, 2007).

Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap. Ion H+ yang

terjerap menentukan kemasaman aktif atau aktual kemasaman potensial dan

aktual secara bersama menentukan kemasaman total. pH yang diukur pada

suspensi tanah dalam larutan garam netral (misal KCl) menunjukan

kemasaman total oleh karena K+ dapat melepaskan H+ yang terjerap dengan

mekanisme pertukaran (Notohadiprawiro, 1998).

Keasaman dan kebasaan tanah bisa diukur berdasarkan pH. Tanah

masam adalah tanah yang mempunyai pH kurang dari 7. Sedang pH sebetulnya

adalah 1-14, tetapi tanah-tanah pertanian pada umumnya ber- pH 4,5-9. Tanah

bersifat basa biasanya karena kebanyakan kapur, tetapi kalau pH sudah

mencapai 8,3 penambahan kapur tidak akan menaikkannya lagi, kecuali bila

terdapat unsur K agak banyak. Dengan mengubah pH tanah, kita dapat

mempengaruhi ketersediaan zat hara yang siap diserap tanaman dalam tanah,

karena beberapa zat hara lebih mudah larut dalam keadaan asam dan beberapa

lainnya dalam keadaan basa (Chalid, 2005).

Baik keasaman (acidity) dan salinitas (salinity) keduanya sangat

berpengaruh pada tersedianya atau tidak tersedianya hara tanaman. Dalam hal

ini pH tanah yaitu suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air tanah

dan dipakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Kebanyakan tanaman dapat

tumbuh pada pH yang bergerak antara angka 5,0 sampai 8,0

(Kartasapoetra, 2005).

Page 13: Draft Ilmu Tanah

13

Page 14: Draft Ilmu Tanah

14

BAB III

ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat

1. Pencandraan bentang lahan

a. Kompas

b. GPS

c. Klinometer

d. Altimeter

2. Penyidikan profil tanah

a. Cangkul

b. Meteran

c. Pisau belati

3. Sifat – sifat fisika tanah

a. Aquades

b. Munsell Soil Color Chart (MSCC)

c. Penetrometer

d. Lup

e. Meteran

4. Sifat – sifat kimia tanah

a. pH stick

b. Kertas marga

c. Pipet tetes

d. Tisu gulung

e. Flakon

f. Spidol

13

Page 15: Draft Ilmu Tanah

15

5. Analisis Laboratorium

a. Lengas Tanah Kering Angin

1) Botol timbang

2) Oven

3) Eksikator

4) Penimbang

b. Kapasitas Lapang

1) Botol semprong

2) Kain kassa

3) Statif

4) Gelas piala

c. Lengas Maksimum (Kapasitas Air Maksimum)

1) Cawan tembaga yang dasarnya berlubang

2) Mortir porselin

3) Saringan diameter 2 mm

4) Timbangan analitik

5) Spatel

6) Oven

7) Eksikator

8) Gelas arloji

9) Kertas saring

10) Petridish

d. Batas Berubah Warna (BBW)

1) Botol timbangan

2) Colet

3) Botol pemancar

4) Cawan penguap

5) Oven

6) Eksikator

7) Spatel

8) Lempeng kaca

Page 16: Draft Ilmu Tanah

16

9) Papan kayu

10) Timbangan analitik

6. Analisis pH

a. Flakon

b. Pengaduk Kaca

c. pH meter

d. Timbangan

B. Bahan

1. Pencandraan bentang lahan

a. Lahan Jumantono

b. Lahan Fakultas Pertanian UNS

c. Lahan Jatikuwung

2. Penyidikan profil tanah

a. Profil tanah

3. Sifat fisika tanah

a. Sampel tanah masing – masing horison yang diamati

4. Sifat kimia tanah

a. Sampel tanah masing – masing lapisan yang diamati

b. Aquades

c. Larutan KCl

d. Larutan KCNS 10 %

e. Larutan K3Fe(CN)6 0,5%

f. Larutan H2O2 10 %

g. Larutan HCl 10 %

h. Larutan H2O2 3%

5. Analisis Laboratorium

a. Lengas Tanah Kering Angin

1) Bongkahan

2) Contoh tanah kering angin diameter 0,5 mm dan 2 mm

Page 17: Draft Ilmu Tanah

17

b. Kapasitas Lapang

1) Contoh tanah kering angin diameter 2 mm

c. Lengas Maksimum

1) Aquades

2) Contoh tanah kering angin diameter 2 mm

d. Batas Berubah Warna (BBW)

1) Aquades

2) Contoh tanah kering angin diameter 0,5 mm

6. Analisis pH Tanah

a. Ctka diameter 0,5 mm sebanyak 10 gram

b. Reagen H2O (pH actual), KCL (pH potensial), dan NaF (analisis

alofan), dengan perbandingan 1:2,5

C. Cara Kerja

1. Pencandraan bentang lahan.

a. Menentukan lokasi pengamatan, meliputi:

1) Mengamati cuaca,

2) Mengamati posisi lahan,

3) Mengamati tinggi tempat,

4) Mengamati lereng (slope) dengan alat klinometer.

b. Menentukan keadaan fisiografinya.

c. Menentukan genangan air atau banjir.

d. Menentukan tutupan lahan.

e. Menentukan vegetasi.

f. Menetukan geologinya.

g. Menentukan erosi.

h. Menentukan batuan di permukaan.

2. Penyidikan Profil Tanah.

a. Membedakan horison-horison yang terlihat.

b. Menentukan ketegasan batas horison.

c. Mengamati batas-batas horison yang didapat.

d. Menentukan jeluk atau kedalama/ ketebalan horison atau lapisan.

Page 18: Draft Ilmu Tanah

18

e. Menentukan batas horison.

f. Menentukan jumlah dan ukuran perakaran pada tiap- tiap horison.

3. Sifat Fisika Tanah.

a. Menentukan tekstur tanah

1) Mengambil sampel tanah tiap horison.

2) Menambahkan beberapa tetes aquades pada tiap sampel tanah.

3) Memijit sampel tanah di antara ibu jari dan jari- jari sambil

dirasakan halus kasarnya.

4) Menentukan komposisi penyusun tanah.

b. Menentukan struktur tanah.

1) Mengambil gumpalan sampel tanah.

2) Memecah gumpalan tersebut dengan jari.

3) Menentukan tipe tanah tiap- tiap horison.

4) Menentukan ukuran tanah tiap- tiap horison.

5) Menentukan derajat struktur tanah tiap- tiap horison.

c. Menentukan konsistensi tanah.

1) Mengambil sampel tanah tiap horison.

2) Meremas, memijit, atau memirit sampel tanah dalam berbagai

keadaan kandungan air seperti basah, lembab dan kering di antara

ibu jari dan telunjuk.

d. Menentukan warna tanah.

1) Mengambil sampel tanah dari tiap horison.

2) Mencocokkan warna tanah dengan warna dalam MSCC.

3) Membaca parameter warna hue, value, dan chroma pada MSCC.

e. Menentukan aerasi dan drainase tanah.

1) Mengambil 2 bongkah tiap horison.

2) Meletakkan secara terpisah pada salah satu sisi sehelai tisu gulung.

3) Menetesi kedua bongkah tersebut dengan HCl 10%.

Page 19: Draft Ilmu Tanah

19

4) Melipat tisu sehingga menutupi kedua bongkah tersebut, kemudian

menekan- nekan hingga cairan terperas keluar membasahi tisu.

5) Meneteskan KCNS 10% pada bercak tanah yang satu dan

meneteskan K4Fe(CN)6 0,5 % pada bercak tanah yang lain.

6) Mengamati reaksi yang terjadi. Dominasi merah menunjukkan

aerasi dan drainase baik, dominan biru menunjukkan aerasi dan

drainase buruk dan apabila merah dan biru seimbang maka aerasi

dan drainase termasuk sedang.

f. Menentukan permeabilitas tanah.

g. Melakukan uji penetrometer.

1) Menggeser ke belakang cincin geser pembaca daya topang sampai

patok (terbaca 0).

2) Menusukkan batang tusuk ke dalam tanah secara tegak hingga

ujungnya masuk sedalam tanda batas.

3) Mengamati apa yang terjadi.

4. Sifat Kimia Tanah

a. Menentukan pH tanah.

1) Mengambila dua sampel tanah tiap horison.

2) Memasukkannya ke dalam flakon.

3) Meletakkannya di atas kertas marga.

4) Menambahkan H2O pada sampel tanah pertama dari tiap horison

dan KCl pada sampel tanah kedua dari tiap horison.

5) Mengocoknya hingga homogen.

6) Membiarkannya 30 menit.

7) Mengukur dengan pHstick.

b. Menentukan Kandungan Bahan Organik.

1) Mengambil sampel tanah tiap horison.

2) Meneteskan H2O2 10% secara merata pada tiap sampel.

3) Mengamati reksi yang terjadi, jika terdapat percikan berarti

mengandung bahan organik.

Page 20: Draft Ilmu Tanah

20

c. Menentukan kadar kapur (CaCO3).

1) Mengambila sampel tanah tiap horison.

2) Menambahkan HCl 10% secara merata pada tiap sampel.

3) Mengamati reaksi yang terjadi, jika terdapat CaCO3 akan muncul

percikan.

d. Menentukan konkresi Mn.

1) Mengambil sampel tanah tiap horison.

2) Meletakkannya di atas kertas marga.

3) Meneteskan H2O2 secara merata.

4) Mengamati reaksi yang terjadi, adanya percikan menunjukkan

adanya oksida-Mn.

5) Mengamati ukuran dan kelimpahan dari bercak tanah yang ada.

5. Analisis Laboratorium

a. Lengas Tanah Kering Angin

1) Botol penimbang dan tutupnya ke dalam oven selama 30 menit

kemudian mendinginkannya ke dalam eksikator dan menimbang

botol penimbang dengan a sebagai tutupnya.

2) Memasukkan ctka kurang lebih 2/3 tinngi botol penimbang lalu

menimbangnya ( sebagai b ).

3) Memasukkan ke dalam oven dengan keadaan terbuka bersuhu 105°C

selam 4 jam.

4) Mendinginkan botol penimbang dan isinya kc, eksikator dalam

keadaan tertutup, kemudian menimbangnya setelah dingin ( sebagai

c).

5) Melakukan perhitungan kadar lengas.

Lengas tanah kering angin = x 100%

Nilai c – a adalah berat contoh tanah kering mutlak (ctkm)

Page 21: Draft Ilmu Tanah

21

b. Kapasitas Lapang

1) Membungkus atau menyumbat salah satu ujung botol dengan kain

kassa.

2) Memasukkan ctka kedalam botol semprong dengan bagian yang

tertutup kain kassa sebagai dasarnya.

3) Memasang botol semprong pada statif dan diatur seperlunya.

4) Meredam selama 48 jam.

5) Mengangkat semprong an membiarkan air menetes sampai tetes

terakhir.

6) Mengambil contoh tanahnya yang berada 1/3 bagian tengah

semprong ±5 gram di masukkan ke dalam botol timbag ( sebagai b ),

terlebih dahulu botol timbang di timbang dengan tutupnya ( sebagai

a).

7) Memasukkan ke dalam oven selama 4 jam.

8) Mendinginkan botol penimbang dan isinya pada eksikator, kemudian

menimbangnya ( sebagai c )

9) Menguhitung kadar lengasnya.

c. Lengas Maksimum

1) Menggerus ctka Alfisol menjadi butir primer dan menyaringnya

menjadi Ø 2 mm

2) Mengambil cawan berlubang yang dasarnya diberi kertas saring

yang sudah dibasahi

3) Menimbang dengan gelas arloji sebagai alasnya + cawan berlubang

(sebagai a)

4) Memasukkan ctka yang telah digerus ke dalam cawan ± lalu

diketuk-ketukan, menambahkan lagi ctka sampai lalu diketuk-

ketukan lagi, kemudian menambahkan lagi ctka sampai penuh,

mengetuknya lagi dan meratakannya

5) Memasukkan cawan tersebut ke dalam perendam kemudian diisi air

sampai permukaan air mencapai kurang lebih tinggi dinding

Page 22: Draft Ilmu Tanah

22

cawan, perendaman 12 jam (setelah direndam permukaan tanah

akan cembung minimal rata/mendatar)

6) Mengangkat cawan dan membersihkan sisi luarnya lalu meratakan

tanah setinggi cawan dengan diperes secara hati-hati dan

menimbangnya dengan diberi alas gelas arloji (sebagai b)

7) Memasukkan ke dalam oven bersuhu 105° C selama 4 jam, lubang

pembuangan air pada oven harus terbuka

8) Memasukkan ke dalam eksikator kemudian menimbang dengan

diberi gelas arloji (sebagai c)

9) Membuang tanah, membersihkan cawan dan kertas saring

kemudian menimbangnya dengan alas gelas arloji (sebagai d)

10) Menghitung kadar lengasnya

Kadar lengas maksimum tanah = x100%

d. Batas Berubah Warna (BBW)

1) Memasukkan pasta tanah dengan cara mencampur ctka 0,5 mm

dengan air pada cawan penguap.

2) Meratakan pasta tanah pada kayu membentuk elips dengan

ketinggian pada bagian tengah ±3mm dan makin ke tepi makin

tepi.

3) Membiarkan semalam dan setelah ada beda warna ambil tanah

selebar 1cm ( warna terang dan warna gelap ) untuk di analisis

KLnya.

4) Memasukkan tanah tadi ke dalam botol timbang dan

menimbangnya (sebagai b), terlebih dahulu menimbang botol

timbangnya (sebagai c).

5) Masukkan ke dalam oven selama 4 jam.

6) Masukkan ke eksikator, dan setelah dingin menimbangnya

(sebagai c).

7) Menghitung Kadar Lengasnya.

Page 23: Draft Ilmu Tanah

23

e. Analisis pH Tanah

1) Menimbang ctka sebanyak 5 gram dan memasukkan kedalam dua

buah flakon

2) Menambahkan aquadest 12,5 cc untuk analisis pH H2O, 12,5 cc KCl

untuk pH KCl, dan 12,5 cc NaF untuk pH NaF

3) Mengaduk masing-masing flakon hingga homogeny selama 15 menit

4) Mendiamkannya selama 30 menit

5) Mengukur masing-masing pH

Page 24: Draft Ilmu Tanah

24

DAFTAR PUSTAKA

Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york.

Buckman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Foth, H.D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akapress. Jakarta.

Henry. 1988. Fundamentalis of Soil Science. John Wiley & Sons. Inc. New york.

Kartasapoetra. 1987. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian

Universitas Padjajaran. Bandung.

Kononova.M.M. 1996. Soil organic matter. Diterjemahkan dari bahasa Rusia oleh T.Z. Nowokowski & A.C.D. Newman 2nd English Edition. Pergamon Press Ltd. Oxford. London

Kuswandi. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Sarief. 1979. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Bandung.

Sugiman. 1982. Ilmu Tanah Terjemahan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Soepardi. 1979. Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas

Pertanian IPB. Bogor.

Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian Teh & Kina. Bandung.

http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/dasar-ilmu-tanah/

Handayani, S. 2009. Panduan Praktikum dan Bahan Asistensi Dasar-dasar Ilmu    Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.                        Yogyakarta.

Mukhfid, S.2007. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung terhadap Peningkatan Lengas Tanah pada Tanah Berpasir.http://www.iptek.net . Diakses pada            tanggal 7 Maret 2010.

Walker, J.P and ,R.H. Paul.2002. Evaluation of the Ohmmapper instrument for soil            measurement. Soil Science Society of America . Journal, Vol 66.