PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU ARAH (SSA)
PEMERINTAH KOTA DEPOK TERHADAP PEDAGANG SAYUR,
SEMBAKO, DAN DAGING DI KAWASAN PASAR DEPOK LAMA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Disusun oleh :
Muhammad Rahadian Faqih
NIM. 11140840000037
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU ARAH (SSA)
PEMERINTAH KOTA DEPOK TERHADAP PEDAGANG SAYUR,
SEMBAKO, DAN DAGING DI KAWASAN PASAR DEPOK LAMA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)
Oleh :
Muhammad Rahadian Faqih
NIM. 11140840000037
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 8 Maret 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa/i :
1. Nama : Muhammad Rahadian Faqih
2. NIM : 11140840000037
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Kebijakan Transportasi Sistem Satu Arah (SSA)
Pemerintah Kota Depok Terhadap Pedagang Sayur,
Sembako dan Daging di Kawasan Pasar Depok Lama
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa/i tersebut diatas dinyatakan LULUS dengan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muhammad Rahadian Faqih
NIM : 11140840000037
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Muhammad Rahadian Faqih
Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 11 Maret 1997
Alamat : Jl. Pipit 2 No 175, RT 06/ RW 10,
Perumnas Depok 1, Kota Depok
Telepon : 081297017919
Email : [email protected]
II. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Suwirto
Tempat, Tanggal Lahir : Situbondo, 27 Maret 1965
Ibu : Anima Sekundarini
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Maret 1967
III. PENDIDIKAN
1. TK Taman Indria 2000 – 2002
2. SDN Anyelir 1 Depok 2002 – 2008
3. SMPN 1 Depok 2008 – 2011
4. SMAN 6 Depok 2011 – 2014
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 – 2018
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Galeri Investasi Syariah (GIS) 2015 – 2018
2. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) 2016 – 2017
vi
ABSTRACT
This study aims to analyze changing conditions before and after
implementation of One Way System policies towards gross income, net income,
number of buyers, transport costs , and also to analyze correlation between number
of buyers and net income.
The sample in this study is 30 trades divided into 3 group of commodities
scilecet 10 vegetable seller, 10 groceries seller and 10 meat seller who sells in
Depok Lama Market
The results showed that gross income, net income, and number of buyers
had a significant changing before and after implementation of One Way System
policies. While the transport costs had not significant changing before and after
implementation of One Way System Policies.
Keywords: Gross Income, Net Income, Number of Buyers, and Transport Costs
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perubahan kondisi sebelum dan
sesudah penerapan Sistem Satu Arah (SSA) terhadap Omzet, pendapatan bersih,
jumlah pembeli, beban angkut UMKM di kawasan Pasar Depok Lama, dan juga
menganalisa hubungan jumlah pembeli terhadap pendapatan bersih
Sampel dalam penelitian ini adalah 30 pedagang yang dibagi ke dalam 3
kelompok komoditas yaitu 10 pedagang sayur, 10 pedagang sembako, 10 pedagang
daging yang berjualan di kawasan Pasar Depok Lama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan signifikan sebelum
dan sesudah penerapan SSA terhadap pendapatan kotor, pendapatan bersih, dan
jumlah pembeli. Sedangkan tidak terjadi perbedaan yang signifikan terhadap beban
angkut.
Kata Kunci: Pendapatan Kotor, Pendapatan Bersih, Jumlah Pembeli, dan Beban
Angkut.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmanirrahim
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, tak lupa salawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah memberi kita syafa’atnya
hingga kita dapat berubah dari zaman Jahiliyah hingga zaman yang penuh ilmu
pengetahuan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi
Pembangunan. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh Kebijakan Sistem Satu
Arah (SSA) Pemerintah Kota Depok Terhadap Sektor UMKM di Kawasan Pasar
Depok Lama”. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan
berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil, yaitu
kepada:
1. Orang tua terkasih, Ayah Suwirto dan Ibu Anima Sekundarini yang selalu
mencurahkan doa dan kasih sayang serta dukungan dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
2. Mas Radifan, Adik Raflian dan Adik Razadhien yang telah memberikan
semangat serta dukungan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Arief Fitrijanto, M. Si Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Bapak
Dr. Sofyan Rizal, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.
4. Bapak Zaenal Muttaqin, MPP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Para Pedagang di kawasan Pasar Depok Lama yang bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
7. Keluarga Besar Galeri Investasi Syariah FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
8. Keluarga Besar HMJ Ekonomi Pembangunan Periode 2015 – 2016.
9. Teman teman KOTHOR (Kosan THORiq) Tanoe, Wahyu, Thoriq, Yogi,
Hanif, Riko, Iksan, Slamet, Jody, Faikar, Muzaki, dan Indra yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan menemani masa kuliah Strata 1
ini dengan penuh canda tawa dalam pembelajarannya.
10. Teman teman kosan Macan Aulia, Idham, Hilmi, Adnan, Azka, Faizul, Naufal,
Dwi, dan Ari yang menemani di akhir akhir masa studi dan banyak
memberikan pembelajaran baru di luar kampus
11. Teman teman dari PHO (Perempuan Hebat Oke) Ratna, Widi, Sisil, Iis, dan
Oka yang telah menjadi partner yang baik semenjak kegiatan KKN hingga saat
ini.
12. Senior-senior maupun alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan dan se-Fakultas
Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kritik dan saran selama pembuatan
skripsi ini.
13. Teman teman perencanaan pembangunan 2014 atas semua pembelajarannya
14. Kelompok KKN Rubik 51 atas kerjasama dan pengalaman berharganya selama
pengabdian kepada masyarakat Kelurahan Sukatani.
15. Terima kasih juga kepada Keluarga Besar Jurusan Ekonomi Pembangunan
2014 dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2014.
16. Serta untuk orang orang yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini
yang tidak bias saya sebutkan satu persatu
Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih mempunyai banyak
kekurangan, karena tidak ada yang sempurna selain Allah SWT. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa
mendatang. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu dalam rangka mencerdaskan generasi penerus dan
mensejahterakan kehidupan bangsa.
Aamiin ya Rabbal ‘alamiin
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN KOMPREHENSIF ................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
E. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 13
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 15
A. Kemacetan .................................................................................................. 15
B. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas ...................................................... 15
C. Jalan Satu Arah .......................................................................................... 16
D. Teori Lokasi ............................................................................................... 17
xi
E. Lokasi Pasar ............................................................................................... 18
1. Prinsip Ongkos Minimum ................................................................... 19
2. Prinsip Lokasi Median ........................................................................ 19
3. Prinsip Penentuan Transportasi Rutin................................................. 19
F. Pengertian Omzet ....................................................................................... 20
G. Pendapatan Bersih ...................................................................................... 21
H. Jumlah Pembeli/Konsumen ........................................................................ 21
I. Pengertian Beban ...................................................................................... 22
J. Definisi UMKM ........................................................................................ 23
K. Kerangka ................................................................................................... 25
L. Hipotesis .................................................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 28
A. Populasi dan Sampel .................................................................................. 28
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 29
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 29
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 30
1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 31
2. Uji Beda Rata-Rata (Paired T Test) ..................................................... 32
E. Variabel Penelitian ..................................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 34
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 34
1. Sejarah Singkat Pasar Depok Lama ..................................................... 34
2. Pengelolaan Pasar Depok Lama ........................................................... 34
B. Profil Umum Responden UMKM .............................................................. 35
C. Profil Umum Usaha ................................................................................... 38
D. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 41
1. Uji Normalitas .................................................................................... 41
2. Uji Heterokedastis .............................................................................. 44
xii
E. Uji Paired Sample T Test ................................................................................. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 51
A. Kesimpulan ................................................................................................ 51
B. Saran ........................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Dirinci Menurut Jenisnya,
Tahun 2011-2015 ............................................................................................................. 2
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 10
Tabel 3.1 Distribusi Sampel .................................................................................. 29
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 37
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia................................................................ 38
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan ..................................................... 38
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal .................................. 39
Tabel 4.5 Uji Shapiro-Wilk Omzet ....................................................................... 44
Tabel 4.6 Uji Shapiro-Wilk Pendapatan Bersih .................................................... 44
Tabel 4.7 Uji Shapiro-Wilk Jumlah Pembeli ......................................................... 45
Tabel 4.8 Uji Shapiro-Wilk Beban Angkut ........................................................... 45
Tabel 4.9 Hasil Uji Glesjer .................................................................................... 46
Tabel 4.10 Paired Sample Statistic Omzet ............................................................ 46
Tabel 4.11 Paired Sample Corelation Omzet ........................................................ 47
Tabel 4.12 Paired Sample Test Omzet ................................................................... 47
Tabel 4.13 Paired Sample Statistic Pendapatan Bersih ......................................... 48
Tabel 4.14 Paired Sample Corelation Pendapatan Bersih ..................................... 48
Tabel 4.15 Paired Sample Test Pendapatan Bersih ............................................... 49
Tabel 4.16 Paired Sample Statistic Jumlah Pembeli ............................................. 49
Tabel 4.17 Paired Sample Corelation Jumlah Pembeli ......................................... 50
Tabel 4.18 Paired Sample Test Jumlah Pembeli .................................................... 50
Tabel 4.19 Paired Sample Corelation Beban Angkut ........................................... 51
Tabel 4.20 Paired Sample Test Beban Angkut ...................................................... 51
Tabel 4.21 Paired Sample Test Beban Angkut ...................................................... 52
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kemacetan Lalu Lintas (Jl.Dewi Sartika & Margonda) ...................... 4
Gambar 1.2 Blok Jalan Satu Arah (Jl.Arif Rahman Hakim)................................... 6
Gambar 2.1 Pola Grid ........................................................................................... 17
Gambar 2.2 Kurva Permintaan .............................................................................. 22
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 25
Gambar 2.3 Kerangka Berdasarkan Variabel Penelitian ...................................... 26
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Lama Usaha .......................................................................................... 40
Grafik 4.2 Omzet ................................................................................................... 40
Grafik 4.3 Pendapatan Bersih ............................................................................... 41
Grafik 4.4 Jumlah Pembeli .................................................................................... 42
Grafik 4.5 Beban Angkut ...................................................................................... 43
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemacetan lalu lintas telah menimbulkan kerugian yang sangat besar di
Indonesia. Kemacetan merupakan masalah yang timbul akibat pertumbuhan dan
kepadatan penduduk sehingga arus kendaraan bergerak sangat lambat. Tingkat
mobilitas masyarakat Indonesia yang tinggi membuat kebutuhan masyarakat akan
kendaraan pribadi semakin meningkat hingga akhirnya jalan raya pun menjadi
padat oleh kendaraan.
Lalu lintas menjadi macet jika kondisi jalan raya mulai tidak stabil,
kecepatan operasi menurun relatif cepat yang disebabkan adanya hambatan yang
timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil (Sumadi, 2006:17).Sedangkan
menurut Hoeve (1990:74) kemacean adalah masalah yang timbul diakibatkan
oleh pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang menyebabkan arus kendaraan
bergerak sangat lambat.
Volume kendaraan yang terus bertambah setiap tahunnya tidak lagi dapat
diimbangi dengan ketersediaan jalan yang ada. Kemacetan juga disebabkan
karena masyarakat menggunakan jalan pada waktu yang bersamaan, sehingga
pada waktu waktu tertentu kemecatan menjadi semakin parah. biasanya
kemacetan terjadi saat jam berangkat dan jam pulang kantor sekitar pukul 07.00
WIB dan 16.00 WIB. Hal tersebut dapat berpengaruh kepada tingkat
produktifitas masyarakat. Kerugian yang terjadi akibat kemacetan dapat dibagi
kepada beberapa sektor, seperti kerugian akibat penggunaan bahan bakar yang
meningkat akibat lamanya waktu tempuh dijalan, kerugian waktu produktif
masyarakat, hingga ke masalah kesehatan yang disebabkan meningkatnya polusi
udara.
Di Indonesia sendiri pertumbuhan kendaraan bermotor menigkat pesat
dengan rata-rata pertumbuhan pertahun mencapai 9,13 persen.
2
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Dirinci Menurut Jenisnya,
Tahun 2011-2015
Dewasa ini, banyak muncul berbagai inovasi dalam pembuatan kebijakan
guna mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi. Mulai dari pembangunan
transportasi umum, pembatasan penggunaan kendaraan pribadi hingga rekayasa
lalu lintas yang menjadi pilihan alternatif yang sering kali digunakan pemerintah
daerah untuk mengurai kemacetan di daerah nya.
Sistem Satu Arah (SSA) adalah salah satu kebijakan rekayasa lalu lintas
yang sekarang menjadi tren di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa kota besar
menerapkan sistem tersebut seperti : Bandung, Bogor, Surabaya, beberapa kota
di DKI Jakarta hingga yang terbaru Depok.
Manajemen SSA merupakan sebuah rekayasa lalu lintas dengan menjadikan
jalan raya yang sebelumnya dua arah menjadi satu arah sehingga kapasitas jalan
akan meningkat. Sistem ini dimaksudkan untuk dapat mengurai kemacetan yang
sering terjadi pada daerah daerah tertentu.
Kota Depok adalah salah satu Kota yang berada di provinsi Jawa Barat yang
mulai berdiri sejak 27 April 1999 berdasarkan Undang Undang no 15 tahun 1999.
Kota Depok memiliki 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.. Secara
3
geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada
dalam lingkungan wilayah Jabodetabek. (jabarprov.go.id/index.php/1063)
Jumlah penduduk di Kota Depok semester II tahun 2016 yang telah
dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri mencapai
1.803.708 jiwa, terdiri atas laki-laki 913.359 jiwa (50,63%) dan perempuan
890.349 jiwa (49,36%). (depok.go.id/profil-kota/demografihttps). Di tahun 2016
kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.255 jiwa/km2. Kecamatan
Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat
kepadatan 15.063 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoran Mas dengan tingkat
kepadatan 13.522 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk
terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu 5.580 jiwa/km2. (sumber : DDA
2015).
Sebagai salah satu kota penunjang ibu kota dan terdapat salah satu
universitas ternama di Indonesia yaitu UI (Unviersitas Indonesia) ,dan beberapa
universitas swasta besar membuat kota Depok berubah menjadi kota
metropolitan yang menjadi pilihan masyarakat sebagai tempat tinggal. Banyak
bermunculan pemukiman pemukiman baru baik berbentuk perumahan maupun
apartemen. Selain kepadatan dari orang orang yang memang tinggal di Depok,
Depok juga dipadati beberapa warga daerah lain yang bekerja, melintas, dan
menempuh pendidikan di Depok. Lalu muncul juga berbagai pusat perbelanjaan
untuk menunjang permintaan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut beberapa
jalan raya di kota Depok mulai mengalami kepadatan dan pada jam-jam tertentu
mengalami kemacetan yang cukup parah. Pertumbuhan jumlah kendaraan
bermotor yang sangat pesat tidak diimbangi dengan pertumbuhan jalan menjadi
salah satu penyebab hal tersebut. Pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9
persen sedangkan tingkat pertumbuhan jalan hanya sebesar 0,7 persen pertahun.
(depok.go.id/10/03/2016/01). Selain itu minimnya transportasi publik juga
menjadi penyebab, bahkan untuk menggunakan akses transportasi publik pun
masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.
4
Gambar 1.1
Kemacetan Lalu Lintas Kota Depok (jl. Dewi Sartika & Margonda)
Mulai tanggal 29 Juli 2017 pemerintah kota depok memberlakukan
Sistem Satu Arah (SSA) untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di
beberapa ruas jalan utama di kota Depok. Pemkot kota Depok berdalih bahwa
kota Depok perlu strategi yang inovatif layaknya yang dilakukan di beberapa
kota besar di Indonesia yang tidak hanya mengandalkan APBD untuk
membangun infrastruktur jalan. Mereka mengatakan sudah melakukan kajian
5
dan beberapa penelitian kurang lebih selama 2 tahun sebelum menerapkan SSA.
Kebijakan ini diberlakukan sepanjang jalan Nusantara Raya ke jalan Dewi
Sartika hingga menuju jalan Margonda Raya. Lalu pada bulan agustus menyusul
jalan Arief Rahman Hakim (khusus untuk jalan arif rahman hakim diberlakukan
mulai dari jam 15.00 WIB). Pemkot Depok mengatakan bahwa kapasitas jalan
jalan tersebut tidak efisien lagi untuk menampung kendaraan dari 2 arah. Alasan
diterpkannya SSA di 2 jalan tersebut adalah :
1. Jl. Dewi Sartika
Kecepatan perjalanan yang < 20km/jam. * Waktu tempuh mencapai >500
detik/km.
Perlintasan sebidang kereta api dengan headway +- 3 menit
Banyaknya hambatan samping seperti PKL & parkit badan jalan.
2. Jl. Arif Rahman Hakim
Tingginya volume kendaraan pulang menuju Depok bagian barat.
Banyaknya hambatan lalu lintas seperti kendaraan putar arah & parkir badan
jalan.
Terjadinya penyempitan / bottle neck dari jalan AR Hakim ke jalan
Nusantara
6
Gambar 1.2
Blok Jalan Satu Arah (jl. Arif Rahman Hakim)
Penerapan Sistem Satu Arah tersebut menimbulkan berbagai tanggapan
baik positif maupun negatif. Kepala Dishub Kota Depok, Gandara Budiana,
mengatakan, adanya SSA mampu mempersingkat waktu tempuh secara total
rata-rata bisa mencapai 65 menit dari sebelumnya 80-85 menit. Sedangkan
untuk kecepatan rata-rata adalah 16-17 kilometer per jam dari sebelumnya 12-
14 kilometer per jam.(http://www.beritasatu.com/jakarta/451293) Namun jalur
satu arah yang melewati beberapa titik pusat aktivitas Usaha Mikro Kecil
Menegah (UMKM) di jl. Dewi Sartika tepatnya di kawasan Pasar Depok Lama
7
dianggap merugikan oleh beberapa pihak. Beberapa pihak mengklaim bahwa
terjadi penurunan omset dikarenakan sistem baru tersebut. Mereka beralasan
bahwa para pembelinya kesulitan untuk mengakses jalan terutama dari arah
Citayam dan jl. Siliwangi Depok 2. Kendaraan yang melintasi daerah tersebut
pun hanya sekedar melintas dan jarang yang memiliki motif untuk bertransaksi
di pasar tersebut. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan yang sebenarnya
terjadi terhadap para pelaku UMKM di kawasan Pasar Depok Lama, peneliti
melakukan pre-test dengan mewawancarai 2 pedagang di daerah tersebut.
Berikut adalah hasil wawancara penulis :
Ibu Sugiyem adalah pedagang sayur mayur yang sudah berjualan selama 15
tahun di Pasar Depok Lama. Ibu Sugiyem adalah tulang punggung keluarga dan
harus menafkahi 2 orang anak yang salah satunya masih duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama. Setelah adanya kebijakan tersebut pembeli di kios
ibu Sugiyem menurun drastis. Beliau mengatakan lebih dari 50% pembelinya
hilang disebabkan adanya kebijakan tersebut. Pendapatan ibu Sugiyem pun
menurun dari 6 juta menjadi 2,9 juta rupiah sebulan. Ibu Sugiyem tidak
memiliki pilihan lain selain terus berdagang di tempat tersebut sambil berharap
pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan pedagang
seperti beliau.
Responden yang kedua adalah ibu Maya. Ibu Maya sudah berjualan selama
5 tahun di Pasar Depok Lama. Beliau berdagang sembako dan kebutuhan sehari
hari. Kios beliau dulunya memiliki 1 orang karyawan yang terpaksa harus
diberhentikan karena ibu Maya tidak sanggup lagi membayar gaji seorang
pegawai. Pendapatan beliau menurun drastis hingga 50% dari sebelumnya.
Beliau berencana menjual kios nya dalam waktu dekat karena sudah tidak
sanggup lagi mengembalikan pinjaman yang ia pakai sebagai modal berjualan.
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dilihat bahwa penting bagi
pemerintah daerah untuk menerapkan kebijakan yang tepat sasaran guna
mengurangi kemacetan yang terjadi. di lain pihak pemerintah daerah juga harus
memperhitungkan dampak yang akan terjadi dari kebijakan tersebut . Dalam hal
ini kota Depok yang baru saja menerapkan Sistem Satu Arah akan menjadi
8
objek penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kebijakan Sistem Satu Arah
kota Depok Terhadap Pedagang Sayur, Sembako, dan Daging di Kawasan Pasar
Depok Lama”
B. Rumusan Masalah
Setelah diterapkannya kebijakannya Sistem Satu Arah merujuk pada
Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Nomor : 551.21/013-
Dishub/VII/2017, yang bertujuan untuk mengurai volume kepadatan
kendaraan di beberapa ruas jalan utama di kota Depok, yang sudah di
aplikasikan mulai agustus 2017, menimbulkan dampak bagi pedagang yang
berjualan di kawasan Pasar Depok Lama. Pembeli mereka yang mayoritas
berasal dari daerah Citayam, Depok 2, dan Depok lama tidak dapat mengakses
jalan Dewi Sartika. Bahkan beberapa konsumen mereka yang berasal dari
daerah Sawangan mencari alternatif lain dikarenakan jarak tempuh yang
semakin jauh, yang berakibat pada kenaikan ongkos pengeluaran untuk
mencapai tempat tersebut.
Meskipun menurut penuturan Kepala Dishub kota Depok, Gandara
Budiana, terjadi penurunan kepadatan kendaraan hingga mempercepat waktu
tempuh sekitar 15 hingga 20 menit, tak dapat dipungkiri terjadi eksternalitas
negatif terhadap para pedagang khususnya yang berjualan di sepanjang jalan
Dewi Sartika atau yang lebih dikenal dengan Pasar Depok Lama.
Dari rumusan masalah tersebut timbul pertanyaan penelelitian yang
akan dijawab pada penelitian ini, yaitu :
1. Adakah perbedaan antara sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA
oleh Pemkot Depok terhadap Omzet pedagang sayur, sembako, dan daging
di kawasan Pasar Depok Lama.
2. Adakah perbedaan antara sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA
oleh Pemkot Depok terhadap pendapatan bersih pedagang sayur, sembako,
dan daging di kawasan Pasar Depok Lama.
9
3. Adakah Perbedaan antara sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA
oleh Pemkot Depok terhadap jumlah pembeli pedagang sayur, sembako, dan
daging di kawasan Pasar Depok Lama.
4. Adakah perbedaan antara sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA
oleh Pemkot Depok terhadap beban angkut pedagang sayur, sembako, dan
daging di kawasan Pasar Depok Lama.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi
ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis dampak sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Sistem
Satu Arah terhadap omzet pedagang yang berada di kawasan Pasar Depok
Lama
2. Menganalisis dampak sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Sistem
Satu Arah terhadap pendapatan bersih pedagang yang berada di kawasan
Pasar Depok Lama
3. Menganalisis dampak sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Sistem
Satu Arah terhadap jumlah pembeli pedagang yang berada di kawasan
Pasar Depok Lama
4. Menganalisis dampak sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Sistem
Satu Arah terhadap beban angkut pedagang yang berada di kawasan Pasar
Depok Lama
D. Manfaat penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah
1. Bagi pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau evaluasi bagi
pemerintah kota Depok mengenai efektivitas dan dampak dari kebijakan
Sistem Satu Arah terhadap para pelaku UMKM di daerah tersebut.
2. Bagi pelaku UMKM
10
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi pelaku UMKM di
daerah tersebut sehingga pelaku UMKM dapat mengambil keputusan yang
lebih tepat dan efisien.
3. Bagi penulis
Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam bidang
penelitian, khususnya pada masalah dampak ekonomi dari sebuah kebijakan
daerah.
E. Penelitian Terdahulu
Peneliti cukup sulit menemukan penelitian tetang dampak
penerapan kebijakan Sistem Satu Arah atau manajemen lalu lintas terhadap
UMKM sehingga peneliti memutuskan menggunakan rujukan penelitian
yang berbeda variabel tetapi serupa yang memberikan dampak terhadap
UMKM.
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
No
Judul,
Nama, &
Tahun
Penelitian
Variabel Penelitian
Alat
Analisis
Hasil Penelitian
1 Pengaruh
Pembanguna
n Grand
Mall
terhadap
Pendapatan
UMKM
Kota Palu /
Sitti Aisyah
& Juliastuti /
- Pembanguna
n Grand Mall
Kota Palu
- Pendapatan
UMKM
- Pertumbuhan
Ekonomi
Masyarakat
Kota Palu
Uji T
Analisis
Regresi
Berganda
dan
Presentas
e
Kualitatif
- Pembangunan
Grand Mall
Meningkatka
n
Pertumbuhan
Ekonomi
Masyarakat
Kota Palu
- Pembangunan
Grand mall
11
2015 / Jurnal
Penelitian
Ilmiah
berpengaruh
signifikan
terhadap
pendapatan
UMKM
- Pelaku
UMKM
menyambut
positif
pembangunan
UMKM
sebagai icon
kota Palu dan
menambah
pendapatan
mereka
2 Analisis
Pengaruh
Perubahan
Keuntungan
Usaha
Tradisional
Dengan
munculnya
Minimarket
(Studi
Kasus) :
Pedurungan
Kota
Semarang) /
Pradianan
- Omset
Penjualan
- Jarak
- Diversifikasi
Produk
Analisis
Regresi
Berganda
Penelitian ini
menunjukan bahwa
kemunculan
minimarket akan
berpengaruh negatif
terhadap warung
tradisional. Jarak
antar minimarket
dengan warung
tradisional yang
semakin dekat
menybabkan
keuntungan akan
berkurang.
Diversifikasi produk
12
Wijayanti /
2011 /
Skripsi
memiliki pengaruh
positif terhadap
warung tradisional.
Hal tersebut karena
warung tradisional
mempunyai produk
yang tidak terdapat di
minimarket.
3 Dampak
Relokasi
Pasar Niten
Terhadap
Tingkat
Pendapatan
Pedagang di
Pasar Niten,
Desa
Tirtonirmolo
, Kec.
Kasihan,Ka
b. Bantul /
Rica / 2013/
Skripsi
- Karakteristik
Sosial
- Pendapatan
Pedagang
- Jalur
Distribusi
Analisis
Frekuensi
&
Analisis
Peta
- Pedagang
didominasi
perempuan,
pendidikan
rendah, &
Usia
Produktif
- Relokasi
pasar tidak
berdampak
pada
pendapatan
- Jalur
distribusi
berasal dari
daerah
sekitarnya
4 Analisis
Dampak
Revitalisasi
dan Relokasi
Pedagang
Kaki Lima
- Omset
- keuntungan,
- jumlah tenaga
kerja
- kuantitas
barang
Analisis
Regresi
Berganda
Dari kelima variabel,
yang mengalami
perubahan signifikan
adalah omset,
keuntungan, kuantitas
penjualan, dan
13
Di Kawasan
Banjarsari
ke Pasar
Klithikan
Notoharjo
Surakarta/
Skripsi
retribusi dan
pungutan pasar.
5 Efek
Pendapatan
Pedagang
Tradisional
Dari
Ramainya
Kemunculan
Minimarket
di Kota
Malang /
Dwinita
Aryani /
2011 / Jurnal
- Jumlah
Pembeli
- Omzet
- Jumlah
Tenaga Kerja
Paired
sample T
test
Penelitian ini
memperlihatkan
bahwa terdapat
pengaruh negatif
akibat kehadiran
minimarket di kota
malang. Dampak
yang terjadi berupa
penurunan hingga
>50% dari
pendapatan bersih,
omzet, jumlah
pembeli toko
tradisional.
6 Manajemen
laba PT.
Bank Panin
Syariah Tbk
Sebelum dan
Sesudah Go
Public/
2016/
Skripsi
- Manajemen
Laba
- Accrual
Discretioner
Paired
Sample T-
Test
Baik periode sebelum
mapun sesudah Go
Public Bank Panin
melakukan
menajemen laba
dengan menikan
pelaporan laba akrual.
Terdapat perbedaan
rata rata manajemen
14
laba sebelum dan
sesudah Go Public
F. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman
penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 2017, yang mana penulis menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dengan
pokok pembahasan yang berisikan tentang teori jalan satu
arah, teori lokasi, lokasi pasar, omzet, pendapatan bersih,
jumlah pembeli, beban angkut, , dan definisi UMKM
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini populasi dan sampel, metode pengumpulan data,
metode analisis data, dan operasional variabel penelitian.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil penelitian: sekilas
gambaran umum objek penelitian, analisis data dan
pembahasan, dan interprestasi hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini mencangkup kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
serta implikasi yang dapat penulis sampaikan dalam
penulisan skripsi ini
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemacetan
Situasi kemacetan menurut Hoeve (1990:74), Kemcetan terjadi
karena adanya pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang akan
menyebabkan arus lalu lintas bergerak melambat hingga berhenti. Situasi
tersebut dapat terjadi ketika penduduk di suatu kota tersebut memiliki
penduduk lebih dari 2 juta jiwa. Keadaan tersebut akan menyebabkan arus
jalan bekerja dengan tidak baik, terganggu, serat, terhenti dan tidak lancar.
Menurut Arthur sullivan (2008:257) munculnya kendaraan bermotor
akan menybabkan 3 eksternalitas yaitu : kemacetan, polusi udara dan
kecelakaan kendaraan bermotor.
B. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
Pengertian dari Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas menurut
peraturan Menteri Perhubungan No. PM 96 tahun 2015, Manajaemen dan
Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan
fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung, dan
memelihara kemanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.
Instansi yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan sesuai dengan peraturan Menteri Perhubungan
tersebut adalah :
1. Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan nasional
2. Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan untuk jala nasional
3. Gubernur untuk jalan provinsi
4. Bupati untuk jalan kabupaten dan jalan desa; dan
5. Walikota untuk jalan kota
16
Ada beberapa tahp dalam melakukan manajemen rekayasa lalu lintas
yaitu : perencanaan lalu lintas, pengaturan lalu lintas, rekayasa lalu lintas,
pengendalian lalu lintas dan pengawasan lalu lintas.
Pada tahap perencanaan lalu lintas meliputi :
1. Intervarisasi tingkat pelayanan dengan cara mengumpulkan data untuk
melihat performa pelayanan lalu lintas di semua sudut jalan dan/atau
persimpangan meliputi :
a. Data dimensi dan geometrik jalan yang berisi panjang ruas jalan,
lebar jalan, jumlah lajur lalu lintas, lebar bahu jalan, lebar median,
lebar trotoar, lebar drainase, alinyemen horisontal, dan alinyemen
vertikal
b. Data perlengkapan jalan meliputi total , klasifikasi, dan keadaan
perlengkapan jalan yang digunakan
c. Data lalu lintas meliputi kepadatan dan struktur lalu lintas, laju
kendaraan, waktu tempuh perjalanan rata-rata, hambatan samping,
operasi alat pemberi isyarat lalu lintas, total dan tempat kejadian
pelanggaran lalu lintas.
2. Evaluasi tingkat pelayanan
3. Penetapan tingkat pelayanan yang diinginkan
4. Penetapan pemecahan permasalahan lalu lintas untuk mempertahankan
tingkat pelayanan
5. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan perwujudannya
C. Jalan Satu Arah
Jalan satu arah adalah sebuah rekayasa lalu lintas dimana jalan yang
dipergunakan untuk laju kendaraan hanya satu arah saja, arah yang
berlawanan menggunakan jalur paralel di sekitarnya. Menurut Hobbs
(1995:271), untuk merancang jalan satu arah diperlukan jalan jalan
pelengkap dengan frekuensi jalan jalan sambungan yang tepat. Pola jalan
grid adalah yang paling memungkinkan untuk diterapkan Sistem Satu Arah.
Pola grid adalah pola jalan yang sering dijumpai di kota kota saat ini. Pola
17
ini menciptakan kondisi kualitas pelayanan transportasi yang merata untuk
semua wilayah dan jaringan jalan ini cocok untuk pola pergerakan yang
menyebar.
Gambar 2.1
Pola Grid
Kelebihan pola grid adalah :
1. Memungkinkan pergrakan ke segala arah dengan kualitas pelayan yang
sama
2. Memberikan kemudahan dalam penempatan fasilitas umum dan
pembagian blok lingkungan
3. Memudahkan pengaturan lalu lintas
Sedangkan kelemahan dari pola ini adalah :
1. Tidak dinamis dan cenderung monoton
2. Terdapat banyak persimpangan jalan yang dapat menciptakan
kemacetan lalu linta
D. Teori Lokasi
Menurut Sjafrizal (2012:28) Teori lokasi merupakan konsep ilmiah
dengan cakupan analisis yang cukup luas meliputi beberapa sektor kegiatan
ekonomi dan sosial. Cakupan utama analisis adalah menyangkut dengan
analisis lokasi kegiatan ekonomi terutama kegiatan industri pengolahan
(manufaktur) dan jasa.
Secara umum teori lokasi dapat dikelompokan atas 3 bagian besar
yaitu :
18
1. Bid-Rent Theories, yaitu kelompok teori lokasi yang mendasarkan
analisis pemilihan lokasi kegiatan ekonomi pada kemampuan
membayar sewa tanah (bid-rent) yang berbeda dengan harga pasar sewa
tanah (land-rent). Berdasarkan teori tersebut maka, nilai bid-rent
tertinggi yang dapat dibayarkan pengguna tanah yang akan menentukan
lokasi kegiatan ekonomi. Teori lokasi ini dipelopori oleh Von Thunen .
2. Least Cost Theories, teori ini didasarkan prinsip biaya minimum (least
cost) untuk pemilihan lokasi kegiatan industri. Biaya minimum yang
dimaksud adalah biaya produksi dan ongkos angkut yang harus dibayar
adalah paling kecil. Bila hal ini tercapai, maka tingkat keuntungan yang
didapatkan perusahaan akan menjadi maskimum. Teori ini dipelopori
oleh Alfred weber.
3. Market Area Theories, adalah teori lokasi yang mendasarkan analisis
pemilihan lokasi kegiatan ekonomi pada prinsip luas pasar (market
area) terbesar yang dapat dikuasai perusahaanLuas pasar tersebut
adalah mulai dari lokasi pabrik hingga ke lokasi konsumen yang
membeli produk perusahaan bersangkutan. Bila pasar yang dikuasai
terbesar maka tingkat keuntungannya menjadi maksimum dan demikian
pula sebaliknya. Teori ini dipelopori oleh August Losch.
E. Lokasi Pasar
Untuk mencapai efisiensi, pasar tradisional haruslah dibangun pada
lahan dan lokasi yang strategis. Penetapan lokasinya harus
memperhitungkan faktor faktor seperti keramaian lalu lintas, kemudahan
akses ke pasar tersebut, tempat pemberhentian, parkir yang mudah, dsb.
Menurut Buchari Alma (2003:103) Lokasi adalah tempat
perusahaan beroperasi atau tempat perushaan melakukan kegiatan untuk
menghasilkan barang dan jasa dengan mengutamakan segi ekonominya.
Menurut Kasmir (2004:280) Lokasi adalah tempat melayani konsumen dan
juga sebagai tempat untuk memajang barang barang dagangannya.
Pemilihan lokasi pasar yang tepat akan sangat mempengaruhi
keberlangsungan suatu usaha seperti yang ditekankan Ujang Suwarman
19
(2004:280) bahwa lokasi akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk
datang dan berbelanja. Lalu menurut teori lokasi dari August Losch juga
mengatakan bahwa lokasi pasar/penjual akan sangat berpengaruh terhadap
konsumen yang digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual akan mebuat
konsumen enggan untuk mendatangi pasar tersebut karena biaya
transportasi yang dibutuhkan menjadi mahal. Menurut Asyari (1993) dalam
jurnal Yosi Suryani (2015:154) pembangunan lokasi pasar harus
memperhatikan 4 prisip yaitu :
1. Prinsip biaya terkecil, melihat beberapa komponen yaitu :
a) melihat dari fungsi dan harga tanah, bahan baku, sumber daya
manusia dan juga modal
b) mempertimbangkan konsumsi dari berbagai pasar akan hasil
(produksi) dengan harga penjualan
c) biaya angkut untuk orang serta barang
d) mempertimbangkan harga dan biaya penempatan barang dengan
melihat segi keamanan atau akibat yang akan terjadi.
2. Prinsip lokasi median (median location)
Tempat terbaik untuk membangun pasar tradisional adalah di
pertengahan atau median dari lokasi pemukiman. Jarak lokasi harus
diperhitungkan dalam menentukan tempat yang paling ideal, setelah
memperhitungkan hal tersebut barulah dapat ditentukan letak zona atau
lokasi pasar, pertokoan, pasar ritel, stasiun, sekolah, pusat
pemerintahan, rumah sakit, dan lain lain.
3. Prinsip pemilihan pengangkutan rutin
Pengaruh transportasi sebagai penghubung dari unit-unit
permukiman penduduk sangat besar artinya dalam penentuan lokasi,
misalnya untuk keperluan pabrik atau keperluan lainnya, sebab
transportasi memudahkan mobilitas penduduk. Pertemuan antar rute
transportasi merupakan median yang sangat strategis dan efisien bagi
banyak keperluan.
20
4. Pemilihan tempat di kota mempertimbangkan berbagai hal, diantranya
prinsip ongkos minimum, efisiensi, dan lokasi median, jalur
transportasi, sumber bahan baku pemasaran dan kuantitas masyarakat
adalah komponen yang mesti diperhitungkan.
F. Pengertian Omzet
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) omzet di
definiskan sebagai jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu
selama suatu masa jual. Tidak banyak berbeda dengan definisi dari KBBI
menurut Chaniago (dalam Khuriyati, 2013:20) omzet adalah keseluruhan
jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjualan suatu barang/jasa
dalam kurun waktu tertentu. Lalu menurut Swastha (1983:14) omzet adalah
total dari kegiatan penjualan suatu produk barang dan jasa yang dihitung
secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus menerus atau
dalam satu proses akuntansi.
Menurut Swastha dan Irawan (2008:406) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kegiatan penjualan yang akan berdampak pada omzet
yaitu :
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual
2. Kondisi Pasar
3. Modal
4. Kondisi Organisasi Perusahaan
5. Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye,
pemberian hadiah, yang sering mempengaruhi penjualan.
Berdasarkan definisi di atas dapat diambil garis besar bahwa omzet adalah
total penjualan barang atau jasa yang dihitung dalam kurun waktu tertenu
atau dalam satu proses akutansi, dan ada bebarapa faktor seperti kondisi
pasar dan kondisi penjual yang dapat mempengaruhi besar kecil nya omzet
yang diterima oleh produsen.
21
G. Pendapatan Bersih
Menurut Henry Simamora (2000:25) pendapatan bersih atau laba
bersih adalah keuntungan yang berasal dari transaksi pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian. Pendapatan berasal dari selisih antara sumber
daya masuk dengan sumber daya yang keluar (beban dan kerugian) selama
periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut Soemarso (2004) keuntungan (pendapatan
bersih) adalah selisih lebih pendapatan atas beban yang berkaitan dengan
usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama rentang waktu
tertentu. Tidak jauh berbeda Basu Swastha (1993) Pendapatan bersih
adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi
dengan seluruh biaya.
H. Jumlah Pembeli/Konsumen
Menurut Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 pasal 1 angka 2
tentang Perlindungan Konsumen, Konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan
Berdasarkan buku Principles of Marketing, Philip Kotler
mengatakan bahwa pembeli/konsumen adalah semua individu dan rumah
tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi
pribadi. Menurut Karl E. Case dan Ray C. Fair dalam Case and Fair jilid 1
(2007:37) barang yang digunakan untuk konsumsi pribadi atau saat ini
juga disebut sebagai barang konsumen.
Masih menurut Case and Fair unit pengkonsumsi dalam
perekonomian adalah rumah tangga. Suatu rumah tangga bisa terdiri dari
sejumlah orang. Keputusan rumah tangga untuk mengkonsumsi sesuatu
didasarkan pada pendaptan, harga barang dan jasa, selera, dan preferensi
individual. (2007:63)
22
Gambar 2.2
Kurva Permintaan
P
Q
Seperti yang dapat dilihat bahwa kurva permintaan memiliki slope
negatif, yang menandakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang maka
kuantitas yang diminta akan mengalami penurunan. Perubahan lokasi pasar
yang terjadi akibat adanya blok jalan menuju Pasar Depok Lama
menyebabkan cost pembeli akan semakin meningkat yang akan
mempengaruhi preferensi pembeli. Hal tersebut mau tidak mau akan
mempengaruhi harga bagi seorang membeli, contoh : harga suatu barang di
pasar A dan pasar B sama tetapi cost untuk menuju pasar B lebih besar
sehingga orang orang akan lebih memilih membeli di pasar A.
I. Pengertian Beban
Menurut Soemarso (2013:29), Beban adalah aliran keluar terukur
dari barang atau jasa,yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan
untuk menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai
akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau
pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Masih menurut Soemarso
(2013:226) beban dapat beban dapat dikelompokan menjadi 3 jenis
yaitu :
1. Beban penjualan
Beban penjualan adalah semua beban yang muncul dalam kegiatan
menjual dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan, dan
pengangkutan barang barang yang dijual
23
2. Beban administrasi dan umum
Beban yang bersifat umum dalam perusahaan. Contoh: beban gaji dan
upah, beban pemeliharaan,dll
3. Beban lain lain
Beban yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan
kegiatan utama perusahaan perdagangan dikelompokan kedalam beban
lain-lain (other expense) atau beban non usaha (non operting expense).
Contohnya adalah beban bunga.
Beban angkut adalah salah satu kegiatan yang muncul dalam
menjual dan memasarkan barang atau termasuk kedalam beban penjualan.
Dalam perusahaan dagang beban angkut dikeluarkan oleh pedagang untuk
membawa barang dari pemasok menuju pasar sebagai tempat perdagangan.
Dalam penelitian ini beban angkut menjadi salah satu indikator untuk
mengukur dampak yang muncul terhadap sektor UMKM setelah
diterapkannya kebijakan SSA oleh Pemkot Depok.
J. Pengertian UMKM
Melihat pengertian UMKM yang tercantum pada Undang Undang
nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah :
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
24
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Responden dalam penelitian ini termasuk kedalam usaha mikro dan usaha kecil.
25
K. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Kebijakan SSA
Pemerintah Kota
Depok
Lokasi Pasar
Sebelum
1. Omzet
2. Pendapatan Bersih
3. Jumlah Pembeli
4. Beban Angkut
Sesudah
1. Omzet
2. Pendapatan Bersih
3. Jumlah Pembeli
4. Beban Angkut
Paired T Test Analisis Jalur
Kesimpulan
Saran
26
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran Berdasarkan Variabel Penelitian
regresi
Kebijakan SSA
Pedagang Sayur
Pedagang Sembako
Pedagang Daging
Perbedaan Omzet
Perubedaan
Pedapatan Bersih
Perbedaan Jumlah
Pembeli
Perbedaan Beban
Angkut
27
L. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini berfungsi sebagai suatu pernyataan yang bersifat
sementara antara keterkaitan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Berikut adalah hipotesis yang telah dirumuskan peneliti :
1. H1 : Ada perbedaan terhadap variabel Omzet yang diuji antara sebelum
dan sesudah diterapkannya SSA
H0 : Tidak ada perubedaan terhadap variabel Omzet antara sebelum dan
sesudah diterapkannya SSA
2. H1 : Ada perbedaan terhadap variabel Pendapatan Bersih antara sebelum
dan sesudah diterapkannya SSA
H0 : Tidak ada perbedaan terhadap variabel Pendapatan Bersih antara
sebelum dan sesudah diterapkannya SSA
3. H1 : Ada perbedaan terhadap variabel Jumlah Pembeli antara sebelum
dan sesudah diterapkannya SSA
H0 : Tidak ada perbedaa terhadap variabel Jumlah Pembeli antara
sebelum dan sesudah diterapkannya SSA
4. H1 : Ada perbedaan terhadap variabel Beban Angkut antara sebelum dan
sesudah diterapkannya SSA
H0 : Tidak ada perbedaan terhadap variabel Beban Angkut antara
sebelum dan sesudah diterapkannya SSA
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah responden pedagang UMKM, dan
pembeli di sepanjang jalan Dewi Sartika Depok atau yang lebih dikenal dengan
Pasar Depok Lama, yang dimana daerah tersebut berada pada daerah kebijakan
SSA Pemerintah Kota Depok. Dikarenakan populasi keseluruhan tidak
diketahui maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel non-
probability sampling.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasar
suatu pertimbangan tertentu seperti sifat sifat ataupun ciri ciri yang sudah
diketahui sebelumnya. Berikut adalah kriteria pengambilan sampel pada
penelitian ini :
1. Pedagang UMKM di sepanjang kawasan Pasar Depok Lama (jalan Dewi
Sartika Depok ) dan berada pada daerah yang terkena dampak kebijakan SSA
2. Pedagang UMKM yang sudah berjualan terlebih dahulu sebelum di
berlakukannya kebijakan Sistem Satu Arah di daerah tersebut minimal 1 tahun
Penulis akan meneliti pedagang UMKM di kawasan Pasar Depok Lama
sebanyak 30 responden yang akan dibagi persebaran distribusi sampel secara
proporsional sesuai dengan komoditas yang di perdagangkan yaitu 10
responden di setiap komoditas. Pengambilan sampel sebanyak 30 responden
dikarenakan peneliti tidak mendapatkan data pasti jumlah pedagang dari pihak
yang berwenang sehingga peneliti menggunakan teori likert yang menyatakan
bahwa sampel diambil paling sedikit 30,50,75,100 atau kelipatannya (Riduwan,
2008:45). Berikut adalah tabel pembagian distribusi sampel penelitian dari sisi
pedagang.
29
Tabel 3.1
Distribusi Sampel
No Komoditas Jumlah
1 Sayur Mayur 10
2 Sembako 10
3 Daging 10
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan
adalah data primer yang dilakukan dengan mewawancarai langsung atau
memberikan kuisioner kepada pelaku UMKM dan pembeli di sepanjang
kawasan Pasar Depok Lama.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang paling umum digunakan dalam
penelitian adalah dengan wawancara, kuisioner. Penelitian ini dilakukakn pada
rentang waktu 14 Mei hingga 20 Mei 2018. Pada penelitian ini penulis
melakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung
kepada responden sekaligus memberikan kuisioner, sehingga penulis
mendapatkan data yang komprehensif guna mengetahui dampak sesungguhnya
penerapan kebijakan SSA pada pelaku UMKM di Pasar Depok Lama. Berikut
metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini :
Metode Wawancara (Interview), Wawancara adalah metode
pengambilan data melalui pertanyaan yang ditanyakan langsung kepada
seseorang responden secara langsung melalui tatap muka. Pada penelitian ini
wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan
dapat dilakukan melalui tatap muka ( face to face) (Sugiyono, 2008:61-62).
Metode Kuesioner, Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara
memberi beberapa pertanyaan yang tertulis maupun pilihan ganda lalu
diberikan kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:61-62).
30
Responden diharuskan menjawab pertanyaan dalam kuisoner, lalu jawaban
jawaban tersebut akan menjadi data yang nantinya akan diolah dalam penelitian.
Poin yang ditanyakan dalam kuesioner harus mewakili variabel-variabel yang
akan diteliti oleh penulis dalam skripsi ini.
D. Metode Analisis Data
Menurut Moeloeng (1989:112), analisis data adalah proses
mengorganisasi dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema yang dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data. Lalu menurut Ferdinand (2006:43)
analisis data merupakan penyajian temuan empiris berupa data statistik
deskriptif maupun inferensial yang menjelaskan karakteristik responden dalam
hubungannya dengan variabel-variabel penelitian.
Dalam penelitian ini untuk menganalisis data yang diperoleh
menggunakan Uji Beda dengan metode Paired Sample T-test ( uji beda rata-
rata untuk sample yang berhubungan) digunakan untuk melihat apakah terdapat
perbedaan terhadap variabel penelitian sebeum dan sesudah adanya kebijakan
SSA di Pasar Depok Lama.
1. Uji Asumsi Klasik
Sebuah model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang
baik jika memenuhi asumsi normalitas dan terbebas dari asumsi – asumsi klasik,
yaitu normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastis (namun
dikarenakan jenis data yang digunakan adalah cross section, maka tidak
dilakukan uji autokorelasi). Berikut adalah penjelasan dari masing masing uji
asumsi klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas memiliki tujuan untuk melihat apakah sebaran data
pada sekelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk menguji apakah data
31
berdistribusi normal atau tidak adalah dengan uji Shapiro-Wilk.
Pengambilan keputusan dengan uji Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai Sig < 0,05 maka H0 bahwa data berdistribusi normal ditolak.
2) Jika nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima, bahwa data berdistribusi normal
b. Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah antar variabel
bebas dalam sebuah model regresi memiliki korelasi atau tidak.
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dapat
menggunakan matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan
nilai tolerance dan VIF mengunakan SPSS.
Jika hasil output VIF menunjukan angka > 1, maka dapat dikatakn
tidak terjadi multikolinearitas, sebaliknya jika lebih dari 10 maka dalam data
tersebut terjadi multikolinearitas.
c. Heterokedastisitas
Heterokedastis bertujuan menguji apakah model regresi terjadi
ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas salah satunya
adalah dengan uji glejser. Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji
glesjer adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heterokedastis
2) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi heterokedastis
Uji heterokedastis dengan menggunakan uji glesjer memiliki persamaan
regresi : |Ut| = a +BXt + vt
2. Uji Beda Rata-Rata ( Paired T-test )
Paired T-test digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu, yang
dijadikan sebagai pembanding, berbeda secara nyata atau tidak dengan rata rata
sampel. Untuk menggunakan uji ini data yang digunakan adalah data yang bertipe
kuantitatif.
32
Uji T beda digunakan jika satu sampel mempunyai dua data yang saling
berhubungan (dependent).
Berdasarkan pengertian diatas, peneliti memutuskan memakai metode
tersebut untuk melihat dampak perbedaan antara sebelum dan sesudah diterapkan
nya kebijakan SSA terhadap para pelaku UMKM yang berada di Pasar Depok
Lama. Dua data atau kelompok disini adalah dampak terhadap variabel penelitian
antara sebelum dan sesudah adanya SSA yang melewati pasar tersebut. Setelah
dilakukan analisis maka akan terlihat apakah terdapat perbedaan data antara
sebelum dan sesudah adanya SSA. Di bawah ini merupakan fornula matematis
untuk Paired Sample T test :
Hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Ada perbedaan terhadap variabel yang diuji antara sebelum dan
sesudah diterapkannya SSA
H0 : Tidak ada perbedaan terhadap variabel yang diuji antara sebelum
dan sesudah diterapkannya SSA
E. Variabel Penelitian
Definisi variabel penelitian menurut Sugiyono adalah suatu atribut atau nilai
dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan . Adapun
variabel yakan diteliti pada penelitian ini adalah :
1. Kebijakan Sistem Satu Arah
Dalam penelitian ini Kebijakan Sistem Satu Arah akan dimunculkan dalam
bentuk variabel dummy. 0 untuk sebelum dan 1 untuk sesudah untuk melihat
33
bagaimana variabel yang lain diuji sebelum adanya kebijakan tersebut dan
sesudah adanya kebijakan tersebut.
2. Omzet Penjualan
Menurut Chaniago (dalam Khuriyati, 2013:20) Omzet penjualan adalah
keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjualan suatu
barang/jasa dalam kurun waktu tertentu. Untuk mengetahui Omzet adalah
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual dengan harga. Satuan yang
digunakan untuk omzet adalah rupiah.
3. Laba Bersih/Pendapatan Bersih
Menurut Rudianto (2012:18) laba bersih atau keuntungan adalah selisih
antara biaya dengan pendapatan (disaat pendapatan jumlahnya lebih besar
daripada biaya). Satuan yang digunakan untuk laba bersih adalah rupiah
4. Jumlah Pembeli
Variabel ini menunjukan rata rata jumlah orang yang berbelanja atau
bertransaksi per hari di pasar Depok lama.
5. Beban Angkut
Variabel ini menunjukan besarnya biaya rata rata yang dikeluarkan pedagang
per hari untuk mengangkut barang dagangan dari pemasok
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Pasar Depok Lama
Pasar Depok Lama berlokasi di jl. Dewi Sartika, Depok, Jawa Barat. Pasar
ini adalah pasar pertama di kota Depok, berdiri sekitar tahun 1970 yang bahkan
berdiri jauh lebih dulu dibandingkan kota Depok itu sendiri. Pasar ini
mempunyai lokasi yang bersebelahan dengan stasiun depok lama. Pasar depok
lama menjadi destinasi berbelanja kebutuhan sehari hari warga yang berlokasi
di sekitar Sawangan, Citayam, Depok lama, Depok 2, dan sekitarnya.
Komoditas yang di perdagangkan di pasar ini antara lain adalah : sayur mayur,
sembako, daging, tekstil, perhiasan,dll. Sebagai pusat perdagangan di daerah
tersebut ditambah mempunyai lokasi yang bersebelahan dengan Stasiun Depok
Lama membuat lalu lintas di jl. Dewi sartika menjadi sangat padat terlebih di
jam jam tertentu (terutama pada pagi hari saat berangkat kantor dan sore hari
saat jam pulang kantor). Tidak seperti pusat perdagangan lain di depok yang
juga bersebelahan dengan stasiun kereta yaitu Pasar Kemiri, Pasar Depok Lama
tidak memiliki jalan layang untuk mengurangi kepadatan lalu lintas kendaraan.
2. Pengelolaan Pasar Depok Lama
Pasar Depok Lama tidak memiliki pengelola khusus seperti koperasi dan
semacamnya. Pasar Depok Lama di kelola oleh ketua RT dan RW setempat,
izin perdagangan, dan iuran kebersihan diatur oleh ketua RT (kecuali ada
beberapa ruko milik pribadi). Berikut pengelola Pasar Depok Lama Dari RT 01
sampai RT 05 :
a. RT 01 = Pak Edi
b. RT 02 = Pak Mulyadi
c. RT 03 = Pak Masun Satim
d. RT 04 = Ibu Munah
e. RT 05 = Pak Mamad
f. Ketua RW = Pak Abdul Kodir
35
g. Keamanan = Pak Cepred, Pak Naruli, Pak Buyung
h. Kebersihan = Bapak Parno
Tempat untuk berdagang di area tersebut di utamakan untuk warga setempat
( beberapa pedagagn yang tidak berasal dari RT atau RW setempat harus
menunggu sisa tempat atau berjualan di kios yang sudah ada dengan izin dari
pemilik kios )
B. Profil Umum Responden UMKM
Responden dalam penelitian ini adalah Pelaku UMKM dan Pembeli di
kawasan Pasar Depok Lama, penelitian dilakukan dengan sampel sebanyak 30
pelaku UMKM yang terdiri dari 10 pedagang sayur mayur, 10 pedagang
sembako, 10 pedagang daging ayam dan sapi. melalui daftar pertanyaan yang
terdapat pada kuisioner didapat kondisi responden tentang jenis kelamin, usia,
pendidikan, jenis usaha, dan lama waktu menjadi pengusaha. Berikut ini adalah
penyajian hasil mengenai karakteristik responden :
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Persentase
kumulatif
Laki Laki 10 33.33% 33.33%
Perempuan 20 66.67%
Total 30 100% 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 10 responden atau 33,33%
jenis kelamin Laki-Laki dan 20 responden atau 66,67% jenis kelamin
Perempuan. Hasil yang di dapat menunjukkan bahwa responden dengan jenis
Perempuan lebih banyak daripada responden Laki-Laki.
36
2. Usia
Tabel 4.2
Responden berdasarkan Usia
Usia Jumlah Presentase Persentase
Kumulatif
24-40 tahun 9 30 % 30 %
40-55 tahun 14 46,67 % 76,67 %
Diatas 55 tahun 7 23,33 %
Total 30 100 % 100 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 9 responden atau 30 %
berusia 24 s/d 40 tahun, 14 responden atau 46,67% berusia 40 s/d 55 tahun,
dan sebanyak 7 responden atau 23,33 % berusia diatas 55 tahun.
3. Pendidikan
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pendidikan
Jenjang
Pendidikan
Jumlah Persentase Persentase
Kumulatif
Tidak Lulus SD 6 20 % 20 %
SD 9 30 % 50 %
SMP 10 33,33% 83,33 %
SMA/SMK 4 13,33 % 96,66 %
S1 1 3,33 %
Total 30 100 % 100 %
37
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan responden
adalah tidak tamat SD hingga lulus SD sebanyak 15 orang atau 50 % ( tidak
lulus SD sebanyak 6 orang atau 20 % dan lulusan SD sebanyak 9 orang atau
30 %), lulusan SMP sebanyak 10 orang atau 33,33 %, SMA/SMK sebanyak
4 orang atau 13,33 %, dan lulusan S1 hanya 1 orang atau 3,33 %.
4. Status Tempat Tinggal
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal
Status Tempat
Tinggal
Jumlah Persentase Persentase
Kumulatif
Milik Pribadi 21 75 % 75 %
Sewa/Kontrak 9 25 %
Total 30 100 % 100 %
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 21 responden atau 75 %
responden tempat tinggal nya adalah milik pribadi sedangkan sebanyak 9 orang
atau 25 % status tempat tinggal nya adalah sewa/kontrak
38
C. Profil Umum Usaha
1. Lama Usaha
Grafik 4.1
Lama Usaha
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini
mayoritas sudah berdagang di Pasar Depok Lama selama lebih dari 20 tahun yaitu
sebanyak 16 responden, diikuti dengan 5 s/d 10 tahun dan 10 s/d 20 tahun sebanyak
5 responden, dan kurang dari 5 tahun sebanyak 4 responden.
2. Omzet
Grafik 4.2
Omzet
45 5
16
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Kurang dari 5 tahun 5 s/d 10 tahun 10 s/d 20 tahun lebih dari 20 tahun
Lama Usaha
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000
4500000
5000000
Sayur Sembako Daging
Omzet Per Hari (Sebelum & Sesudah SSA)
Sebelum Sesudah
39
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dari ke 3 komoditas yang menjadi
responden dalam penelitian ini mengalami penurunan omzet setelah di
berlakukannya kebijakan SSA. Pedagang sembako memiliki omzet per hari terbesar
diantara 2 komoditas lainnya yaitu Rp 4.550.000 (sebelum) dan Rp 2.317.000
(sesudah). Lalu pedagang daging berada pada urutan ke 2 dengan omzet perhari
sebesar Rp 3.325.000 (sebelum) dan Rp 1.572.000 (sesudah). Sedangkan untuk
pedagang sayur memiliki omzet per hari sebesar Rp 1.840.000 (sebelum) dan Rp
885.000 (sesudah).
3. Pendapatan Bersih
Grafik 4.3
Pendapatan Bersih
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dari ke 3 komoditas yang menjadi
responden dalam penelitian ini mengalami penurunan pendapatan bersih setelah di
berlakukannya kebijakan SSA. Pedagang sembako memiliki omzet per hari
terbesar diantara 2 komoditas lainnya yaitu Rp 401.000 (sebelum) dan Rp 191.300
(sesudah). Lalu pedagang daging berada pada urutan ke 2 dengan omzet perhari
sebesar Rp 311.500 sebelum diterapkannya SSA dan pedagang sayur memiliki rata
rata pendapatan bersih sebesar Rp 304.500 sebelum diterapkannya SSA. Namun
setelah adanya kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) pedagang sayur memiliki rata
rata pendapatan bersih lebih besar ketimbang pedagang daging sebesar Rp
0
100000
200000
300000
400000
500000
Sayur Sembako Daging
Pendapatan Bersih Per Hari (Sebelum & Sesudah
SSA)
Sebelum Sesudah
40
149.900, sedangkan pedagang dagin memilik pendaptan bersih perbulan rata rata
Rp 139.900.
4. Jumlah Pembeli
Grafik 4.4
Jumlah Pembeli
Grafik diatas memperlihatkan jumlah pembeli/konsumen per hari dari ke 3
komoditas yang menjadi objek dalam penelitian ini sebelum dan sesudah
diterapkannya SSA di kawasan Pasar Depok Lama. Dapat dilihat bahwa terjadi
penurunan jumlah pembeli dari ke 3 komoditas pedagang di kawasan Pasar Depok
Lama. Rata-rata jumlah pembeli komoditas sembako paling tinggi dengan jumlah
92.1 orang (sebelum) dan 42.9 orang (sesudah). Lalu peringkat ke 2 ada pedagang
sayur mayur dengan 76,3 orang (sebelum) dan 36,8 orang (sesudah). Dan
pedagang daging memiliki rata-rata jumlah pembeli per hari sebanyak 74,6 orang
(sebelum) dan 35 orang (sesudah).
0
20
40
60
80
100
Sayur Sembako Daging
Jumlah Pembeli Per Hari (Sebelum & Sesudah
SSA)
Sebelum Sesudah
41
5. Beban Angkut
Grafik 4.5
Jumlah Pembeli
Pedagang sembako memiliki rata-rata pengeluaran untuk beban angkut
sembako paling besar dengan rata-rata per hari Rp 5.600 (sebelum) dan Rp 5.650
(sesudah), lalu pedagang sembako mengeluarkan rata-rata per hari Rp 5.300
(sebelum) dan Rp 5.450 (sesudah), dan pedagang daging mengeluarkan rata-rata
per hari Rp 4.850 (sebelum) dan Rp 4.900 (sesudah).
D. UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan sebuah uji untuk melihat apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Sebab untuk melakukan Uji beda dan regresi
memerlukan data yang berdistribusi normal. Ada 2 cara untuk melihat data
berdistibusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik ataupun analisis
statistik.uji statistik yang bisa digunakan antara lain Chi-Square, Kolomogrov
Smirnov,Liliefors,Shapiro Wilk, Jarque Bera. Penelitian ini menggunakan
metode Shapiro Wilk untuk menlihat apakah data berdistribusi normal atau
tidak
4400
4600
4800
5000
5200
5400
5600
5800
Sayur Sembako Daging
Beban Angkut Per Hari (Sebelum & Sesudah
SSA)
Sebelum Sesudah
42
a. Omzet
Tabel 4.5
Uji Normalitas Shapiro-Wilk Omzet
Omzet Df Sig
Sebelum 30 0.119
Sesudah 30 0.091
Data Primer yang diolah, 2018
Berdasarkan output uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat bahwa
nilai signifikasi untuk pendapatan kotor pada kondisi sebelum adalah 0,119 dan
pendapatan kotor sesudah adalah 0,091. Karena nilia signifikasi pendapatan
kotor sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA lebih besar dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Pendapatan Bersih
Tabel 4.6
Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih Df Sig
Sebelum 30 0,327
Sesudah 30 0,072
Data Primer yang diolah, 2018
Berdasarkan output uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat bahwa
nilai signifikasi untuk pendapatan bersih pada kondisi sebelum penerapan SSA
adalah 0,327 dan pendapatan bersih sesudah adalah 0,072. Karena niliai
signifikansi pendapatan bersih sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
43
c. Jumlah Pembeli
Tabel 4.7
Uji Normalitas Shapiro-Wilk Jumlah Pembeli
Jumlah pembeli Df Sig
Sebelum 30 0,222
Sesudah 30 0,059
Data Primer yang diolah, 2018
Berdasarkan output uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat bahwa
nilai signifikansi untuk jumlah pembeli pada kondisi sebelum penerapan SSA
adalah 0,222 dan jumlah pembeli sesudah penerapan SSA adalah 0,059. Karena
nilai signifikansi jumlah pembeli sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
d. Beban Angkut
Tabel 4.8
Uji Normalitas Shapiro-Wilk Beban Angkut
Beban Angkut Df Sig
Sebelum 30 0,109
Sesudah 30 0,137
Data diolah dengan spss
Berdasarkan output uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat bahwa nilai
signifikansi untuk beban angkut pada kondisi sebelum penerapan SSA adalah
0,109 dan jumlah pembeli sesudah penerapan SSA adalah 0,137. Karena nilai
signifikansi beban angkut sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
.
44
2. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mnguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari satu residual ke residual lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan sebaliknya jika tidak disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terdapat heterokedastisitas.
Tabel 4.9
Hasil Uji Glesjer
Variabel Coefficient Prob.
C 102 0,073
J.Pembeli 0,000 0,772
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
Dengan menggunakan uji glejser, didapatkan hasil seperti tabel di atas yang
dapat dijelaskan bahwa variabel Private trip Cost (Pr.Cost), dan Jumlah Pembeli
(J.Pembeli) memiliki nilai probabilitas di atas α = 0,05 atau secara signifikan tidak
mempengaruhi residual absolute (resabs), maka data tersebut tidak terindikasi
adanya heteroskedastisitas.
E. Uji Paired Sample T-Test
a. Pendapatan Kotor
Tabel 4.10
Paired Sample Statistic Omzet
P. Kotor Mean N
Omzet Sebelum SSA 3240000 30
Omzet Sesudah SSA 1590000 30
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat penurunan secara
deskriptif rata rata pendapatan kotor sebelum dan sesudah diterapkannya Sistem
Satu Arah (SSA) di sepanjang Jl. Dewi Sartika yang melintasi area Pasar Depok
45
Lama dimana nilai pendapatan kotor yang tadinya sebesar 3.240.000 menjadi
1.590.000. N menunjukan banyaknya data sebelum dan setelah diterapkannya SSA
yaitu sebanyak 30.
Tabel 4.11
Paired Samples Correlations Omzet
Data diolah dengan spss
Output diatas menunjukan apakah ada hubungan antara rata-rata pendapatan
kotor sebelum dan sesudah penerapan SSA. Terlihat bahwa nilai Sig < α 0,05 maka
dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah adanya
SSA. Adapun kekuatan korelasinya menunjukan korelasi yang sangat kuat yaitu
sebesar 0,992.
Tabel 4.12
Paired Sample test
Omzet Sebelum- Mean t Sig (2-tailed)
Omzet Sesudah 1,647E6 9,324 ,000
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
Hipotesis yang diuji dalam Paired sample t test ini adalah :
H1: ada perbedaan rata rata pendapatan kotor sebelum dan sesudah diterapkannya
kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t
test, didapatkan nilai signifikansi yang berada pada tabel diatas berada dibawah
0,05 yaitu sebesar 0,000 . Ini menunjukan adanya perbedaan pendapatan kotor yang
signifikan sebelum dan sesudah diterapkanya SSA di sepanjang jalan Dewi Sartika,
Depok
46
b. Pendapatan Bersih
Tabel 4.13
Paired Sample Statistic Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih Mean N
P. Bersih Sebelum 339000 30
P. Bersih Sesudah 160166,7 30
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat penurunan secara
deskriptif rata rata pendapatan bersih sebelum dan sesudah diterapkannya Sistem
Satu Arah (SSA) di sepanjang Jl. Dewi Sartika yang melintasi area Pasar Depok
Lama dimana nilai pendapatan bersih yang tadinya sebesar 339.000 menjadi
160.166,7. N menunjukan banyaknya data sebelum dan setelah diterapkannya SSA
yaitu sebanyak 30.
Tabel 4.14
Data diolah dengan spss
Output diatas menunjukan apakah ada hubungan antara rata-rata
pendapatan kotor sebelum dan sesudah penerapan SSA. Terlihat bahwa nilai Sig <
α 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan
sesudah adanya SSA. Adapun kekuatan korelasinya menunjukan korelasi yang
sangat kuat yaitu sebesar 0,954.
47
Tabel 4.15
Paired Sample test
P.Bersih Sebelum- Mean t Sig (2-tailed)
P.Bersih Sesudah 32424 32,181 ,000
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
Hipotesis yang diuji dalam Paired sample t test ini adalah :
H1: ada perbedaan rata rata pendapatan bersih sebelum dan sesudah
diterapkannya kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t
test, didapatkan nilai signifikansi yang berada pada tabel diatas berada dibawah
0,05 yaitu sebesar 0,000 . Ini menunjukan adanya perbedaan pendapatan bersih
yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkanya SSA di sepanjang jalan Dewi
Sartika, Depok.
c. Jumlah Pembeli
Tabel 4.16
Paired Sample Statistic Jumlah Pembeli
Jumlah Pembeli Mean N
Jumlah Pembeli Sebelum 81,00 30
Jumlah Pembeli Sesudah 38,23 30
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS
Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat penurunan secara
deskriptif rata rata jumlah pembeli sebelum dan sesudah diterapkannya Sistem Satu
Arah (SSA) di sepanjang Jl. Dewi Sartika yang melintasi area Pasar Depok Lama
dimana nilai jumlah pembeli yang tadinya sebesar 81,00 menjadi 38,23. N
menunjukan banyaknya data sebelum dan setelah diterapkannya SSA yaitu
sebanyak 30.
48
Tabel 4.17
Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS
Output diatas menunjukan apakah ada hubungan antara rata-rata jumlah
pembeli sebelum dan sesudah penerapan SSA. Terlihat bahwa nilai Sig < α 0,05
maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah
adanya SSA. Adapun kekuatan korelasinya menunjukan korelasi yang kuat yaitu
sebesar 0,875.
Tabel 4.18
Paired Sample Test Jumlah Pembeli
J.PembeliSebelum- Mean t Sig (2-tailed)
J.Pembeli Sesudah 42,767 13,464 ,000
Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS
Hipotesis yang diuji dalam Paired sample t test ini adalah :
H1: ada perbedaan rata rata jumlah pembeli sebelum dan sesudah diterapkannya
kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t
test, didapatkan nilai signifikansi yang berada pada tabel diatas berada dibawah
0,05 yaitu sebesar 0,000 . Ini menunjukan adanya perbedaan jumlah pembeli yang
signifikan sebelum dan sesudah diterapkanya SSA di sepanjang jalan Dewi Sartika,
Depok.
49
d. Beban Angkut
Tabel 4.19
Paired Sample Statistic Jumlah Pembeli
Beban Angkut Mean N
Beban Angkut Sebelum 5250,00 30
Beban Angkut Sesudah 5333,33 30
Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS
Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat sedikit peningkatan
secara deskriptif rata beban angkut sebelum dan sesudah diterapkannya Sistem Satu
Arah (SSA) di sepanjang Jl. Dewi Sartika yang melintasi area Pasar Depok Lama
dimana nilai beban angkut yang tadinya sebesar 5250,00 menjadi 5333,33. N
menunjukan banyaknya data sebelum dan setelah diterapkannya SSA yaitu
sebanyak 30. Dibandingkan dengan variabel yang lain, variabel beban angkut
adalah variabel yang selisih rata rata sebelum dan sesudah hampir tidak berbeda.
Tabel 4.20
Paired Sample Correlation Beban Angkut
Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS
Output diatas menunjukan apakah ada hubungan antara rata-rata beban
angkut sebelum dan sesudah penerapan SSA. Terlihat bahwa nilai Sig < α 0,05
maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah
adanya SSA. Adapun kekuatan korelasinya menunjukan korelasi yang kuat yaitu
sebesar 0,961.
50
Tabel 4.21
Paired Sample test Beban Angkut
B.AngkutSebelum- Mean t Sig (2-tailed)
B.Angkut Sesudah -83,333 -1,524 ,134
Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS
Hipotesis yang diuji dalam Paired sample t test ini adalah :
H1: ada perbedaan rata rata beban angkut sebelum dan sesudah diterapkannya
kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)
Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t
test, didapatkan nilai signifikansi yang berada pada tabel diatas berada diatas 0,05
yaitu sebesar 0,134 . Ini menunjukan bahwa Ho diterima atau tidak adanya
perbedaan beban angkut yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkanya SSA di
sepanjang jalan Dewi Sartika, Depok. Hal tersebut disebabkan kebanyakan para
pedagang mengangkut barang dagangan dari pemasok pada malam hari sehingga
mereka tidak terganggu sehingga jalanan relatif sepi yang membuat mereka tidak
terganggu meskipun ada kebijakan Sistem Satu Arah. Beberapa pedagang yang
barang dagangannya diantar langsung oleh pemasok ke kios mereka di area Pasar
Depok Lama, hampir seluruhnya juga tidak menaikkan tarif beban angkut kepada
si pedagang, salah satunya dikarenakan masing masing pemasok tidak ingin
merusak atau mengubah harga jual komoditas tersebut di pasar.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan dari pengaruh penerapan
rekayasa lalu lintas Sistem Satu Arah (SSA) yang melintasi kawasan Pasar Depok
Lama, dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan rata-rata omzet sebelum dan setelah diterapkannya SSA
di kawasan Pasar Depok Lama. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dibandingkan nilai α (0,05) yang
menandakan adanya perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
diterapkannya kebijakan.
2. Terdapat perbedaan rata-rata pendapatan bersih sebelum dan setelah
diterapkannya SSA di kawasan Pasar Depok Lama dengan nilai signifikansi
sebesar 0,00 lebih kecil dibandingkan nilai α (0,05) yang menandakan adanya
perubedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya
kebijakan.
3. Terdapat perbedaan rata-rata jumlah pembeli sebelum dan setelah
diterapkannya SSA di kawasan Pasar Depok Lama dengan nilai signifikansi
sebesar 0,00 lebih kecil dibandingkan nilai α (0,05) yang menandakan adanya
perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya
kebijakan.
4. Tidak terdapat perbedaan rata-rata beban angkut sebelum dan setelah
diterapkannya SSA di kawasan Pasar Depok Lama melalui uji paired sample
t test. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,134 lebih
besar dibandingkan nilai α (0,05) yang menandakan tidak adanya perubahan
yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan.
52
B. Saran
1. Bagi Pemerintah
a. Dapat menjadi rujukan dalam melihat dampak yang disebabkan
kebijakan guna mengevaluasi efisiensi kebijakan
b. Mempercepat evaluasi dari kebijakan tersebut sehingga masyarakat
mendapat kejelasan tentang efeisiensi kebijakan tersebut
c. Mencari solusi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, jika dirasa
kebijakan ini telah berhasil menurunkan atau mengurai kemacetan
mungkin para pedagang bisa dicarikan tempat berdagang yang baru yang
bisa sama sama menguntungkan
2. Bagi Pedagang UMKM
a. Dapat mengambil keputusan yang tepat apakah harus bertahan atau
berpindah lokasi jualan
3. Bagi Peneliti Selanjutnya:
a. Memperbarui penelitian ini supaya lebih update dengan kondisi
perekonomian saat ini,
b. Memperhitungkan variabel lain seperti volume kendaraan, dikarenakan
pada tahun ini dishub belum memiliki data pasti volume kendaraan di jl.
Dewi Sartika
c. Menggunakan pendekatan analisis lain yang dapat mengukur efisiensi
baik dari pelaku UMKM maupun Pengguna jalan
53
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Sitti dan Juliastuti. 2015. Pengaruh Pembangunan Grand Mall terhadap
Pendapatan UMKM Kota Palu (Analisis Ekonomi Syariah). ISTIQRA,
Jurnal Penelitian Ilimiah (hlm 32-50). LP2M IAIN Palu
Aras G., dkk. 2014. Manajemen Lalu Lintas Pada Simpang Borobudur Kota
Malang. Jurnal Rekayasa Sipil /Volume 8, No. 3 (hlm 166-173). Universitas
Brawijaya
Asy’ari, S.I. 1993. Sosiologi Kota Dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional
Basu Swastha, DH dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: Liberty.
Bergkamp, D. 2011. Kemacetan Lalu Lintas DKI Jakarta. Diunduh dari
http://ekonomi.kompasiana.com
Bolla, Margaret E., dkk. 2015. Kajian Penerapan Rekayasa Lalu Lintas Sistem Satu
Arah Pada Simpang Tiga Straat A Kota Kupang. Jurnal Teknik Sipil Vol.
IV, No. 2 (hlm 217-229)
Case, Karl. E., & Fair, Ray. C. 2007. Principles of Economics. Eighth Edition.
New Jersyey: Prentice Hall
Firmansyah, Deden & Tjahjani, Indra, A.R. 2012. Analisis Kemacetan Lalu Lintas
di Suatu Wilayah (Studi Kasus di Jalan Lenteng Agung). Seminar Nasional
Teknik Sipil UNS (hlm 134-140). Universitas Kristen Petra
Ghozali, I. dan Fuad. 2008. Structural Equation Modeling. Semarang:
Universitas Diponegoro
Henry Simamora. 2000. Pengantar Akuntansi I. Jakarta: Salemba Empat
Hobbs .F. D (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu-lintas, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta,
Hoeve, I. B. V. 1990. Ensiklopedi Indonesia, seri geografi. Diunduh pada 20 juli
2018 dari http://books.google.co.id
Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. 2015. Diakses melalui
https://jabar.bps.go.id/publication pada 15 mei 2018
Kotler, Philip. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran Manajemen. Jakarta :Prehalindo
KBBI. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online). Diakses pada 17 Agusutus
2018 dari http://kbbi.web,id/pusat
Marsudi, Djojodipuro.1992 Strategi Lokasi Persaingan, FE UI, Jakarta
54
Miles. 1999. Real Estate Development Principles and Process, Washington DC:
Urban Land Institute
O’Sullivan, Arthur. (2013). Urban Economics 8th. New York, United States :
Mcgraw-Hill
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 96 tahun 2015
Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfa Beta
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan . Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada
Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan Kota Tinjauan Regional Dan Lokal.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Sugiyono. 2011. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet. Ke-12,
Bandung: Alfabeta
Sumadi 2006, Kemacetan Lalu Lintas pada Ruas Jalan Veteran Kota Brebes, Tesis,
Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro,
Semarang
Suryani, Yosi. 2015. Teori Lokasi Dalam Penentuan Pembangunan Lokasi Pasar
Tradisional (Telaah Studi Literatur). Makalah. Dalam : Seminar Nasional
Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (SNEMA) Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
Sutopo,Y., dan Achmad Slamet. 2017. Statistika Inferensial. Yogyakarta: Penerbit
Andi
Santoso, Singgih. 2016. Panduan lengkap SPSS Versi 23. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo
Soemarso. 2013. Akutansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta: PT Salemba
Empat
Thakur, Shilpa., & Singh, Ramandeep. 2016. A Review of Traffic Congestion
Problem and Various Automated Traffic Measurement Sensors and
Technique. Indian Journal of Science and Technology
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah
Urban and Regional Development Institute (URDI) dan Yayasan Sugijanto
Soegijoko. 2005. Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia Dalam
Abad 21 Buku 1: Konsep dan Pendekatan Pembangunan Perkotaan di
Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia, 2005.
Widyatmoko, Djarot S. dkk. 2008. Dampak Pembangunan Pasar Induk Sayur dan
Buah Giwangan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di
Kelurahan Giwangan. Majalah Geografi Indonesia (hlm 23-38), Fakultas
Geografi UGM
55
Lampiran I
Kuisioner
No Informan :
Tanggal Pengisian :
No Pertanyaan
Profil Responden
1 Nama
2 Jenis Kelamin
3 Umur
4 Agama
5 Pendidikan
6 Status
7 Alamat
Profil Keluarga
8 Jumlah Tanggungan
9 Profesi Pasangan*
10 Status Tempat Tinggal
UMKM
11 Apa jenis komoditas yang Bapak/Ibu/Sdr
jual ?
A. Sayur Mayur B. Sembako C. Pakaian D. Kelontong E. __________
12
Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Sdr
berjualan di sekitar jl. Dewi Sartika (Pasar
Depok Lama) ?
A. < 5 Tahun B. 5-10 Tahun C. 10-20 Tahun D. >20 Tahun
56
13
Berapa rata rata biaya perjalanan yang
keluar dari rumah menuju tempat kerja sesudah dan sebelum diberlakukannya SSA
?
Sebelum Sesudah
Rp ……………….. Rp ………………..
14
Berapa lama waktu tempuh dari rumah
menuju tempat kerja melalui jl. Dewi
Sartika sebelum dan sesudah berlakunya
SSA ?
Sebelum Sesudah
15
Berapakah Omzet Bapak/Ibu/Sdr dalam sehari sebelum dan
sesudah adanya kebijakan SSA ?
Sebelum Sesudah
Rp ……………….. Rp ………………..
16
Berapakah pendapatan bersih
Bapak/Ibu/Sdr dalam Sehari sebelum dan
sesudah adanya kebijakan SSA ? *
Sebelum Sesudah
Rp ……………….. Rp ………………..
17
Berapakah rata-rata jumlah pembeli
Bapak/Ibu/Sdr dalam sehari sebelum dan
sesudah adanya kebijakan SSA ?
Sebelum Sesudah
18
Berapakah beban biaya angkut
Bapak/Ibu/Sdr sebelum dan sesudah adanya kebijkan SSA ?
Sebelum Sesudah
Rp ……………….. Rp ………………..
19
Berapa Lama waktu Distribusi
Bapak/Ibu/Sdr sebelum dan sesudah
adanya SSA ?
Sebelum Sesudah
57
20
Bagaimana keadaan luas jangkauan pasar sebelum dan setelah diberlakukannya SSA oleh Pemkot Depok ?
Sebelum Sesudah
21
Apakah Anda Setuju Dengan
diberlakukannya SSA Oleh Pemkot Depok ?
A. Setuju
1. Membantu Akses Distrbusi Barang
2. Mempermudah Akses pasar Bagi Pembeli
3. Membuat Pasar Menjadi Ramai Pengunjung
4. Lainnya:_________________________
B. Tidak Setuju
1. Mempersulit Akses Distribusi Barang
2. Mempersulit Akses Pasar Bagi Pembeli
3. Pasar Menjadi Sepi Pengunjung karena Kendaraan hanya lewat Untuk Melintas
4. Lainnya :______________________________
Konsumen Pasar Depok Lama
23 Apa Profesi
Bapak/Ibu/Sdr ?
A. PNS/Pegawai B. Pedagang/Pengusaha C. Pelajar D. Ibu Rumah Tangga E._____________
24
Apa nama instansi tempat
Bapak/Ibu/Sdr bekerja/menempuh
pendidikan ? (Catatan : Khusus ibu rumah
tangga, instansi tempat suami
bekerja)
25
Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Sdr
menggunakan akses jl. Dewi Sartika ?
A. <1 Tahun B. 1-2 Tahun C. > 2 Tahun
26 Berapa pendapatan
Bapak/Ibu/Sdr dalam Sebulan ?
58
27
Berapa rata rata biaya perjalanan yang
keluar dari rumah menuju jl. Dewi
Sartika sesudah dan sebelum
diberlakukannya SSA?
Sebelum Sesudah
Rp ……………….. Rp ………………..
28
Berapa lama waktu tempuh dari rumah
menuju jl. Dewi Sartika sebelum dan sesudah berlakunya
SSA ?
Sebelum Sesudah
29
Apakah Anda Setuju Dengan
diberlakukannya SSA Oleh Pemkot Depok ?
A. Setuju
1. Mengurai Kemacetan
2. Mengurangi Kepadatan
3. Memperlancar Akses Jalan
4. Lainnya :____________________
B. Tidak Setuju
1. Memperparah Kemacetan
2. Meningkatkan Kepadatan
3. Mempersulit Akses Jalan
4. Lainnya :____________________
* Pendapatan Bersih =
Omzet – Beban Operasional
Catatan :
59
Lampiran II
Data Data
1. Profil Umum UMKM
Kode Nama Kelamin Agama Pend Umur TT Status lama usaha
1 Anira P Islam SMP 68 Pribadi Janda >20
2 siti P Islam SMA 27 Pribadi Menikah < 5
3 Tambunan P Nasrani SMP 58 Pribadi Menikah >20
4 Sugiyem P Islam SMP 60 Pribadi Menikah >20
5 Yanto L Islam SMP 38 Pribadi Menikah >20
6 Tariem P Islam Tidak
Lulus SD 52 Pribadi Menikah >20
7 Martini P Islam SD 49 Kontrak Menikah 10 s/d 20
8 Endang P Islam Tidak
Lulus SD 54 Kontrak Janda > 20
9 Lami P Islam SD 45 Pribadi Janda >20
10 Sayidan L Islam SMP 24 pribadi Belum < 5
11 filan P Budha SMP 50 Pribadi Menikah >20
12 Ernawati P Islam SMP 45 Pribadi Janda 10 s/d 20
13 Indriati P Nasrani S1 54 Pribadi Menikah >20
14 Adi L Islam SMK 24 Pribadi Belum < 5
15 Esti P Islam SMA 48 Pribadi Belum 10 s/d 20
16 Rofi P Islam Tidak
Lulus SD 31 Kontrak Menikah < 5
17 Poniem P Islam SD 60 Pribadi Menikah >20
18 Hena L Islam SD 55 Pribadi Menikah >20
19 parning P Islam Tidak
Lulus SD 62 Pribadi Menikah >20
20 Asia P Islam Tidak
Lulus SD 62 Kontrak Janda >20
60
21 sumiyem P Islam SD 45 Pribadi Menikah >20
22 sutrisno L Islam SMP 33 Pribadi Menikah >20
23 sri P Islam SMP 32 Pribadi Menikah 5 s/d 10
24 didi L Islam SMP 38 Kontrak Menikah 5 s/d 10
25 Ngatiyo L Islam Tidak
Lulus SD 68 Kontrak Menikah > 20
26 maya P Islam SMA 45 Pribadi Janda 10 s/d 20
27 ipah P Islam SD 45 Pribadi Menikah 5 s/d 10
28 dede L Islam SD 37 Kontrak Menikah 5 s/d 10
29 rozak L Islam SD 44 Kontrak Menikah 10 s/d 20
30 tino L Nasrani SD 52 Kontrak Duda 5 a/d 10
2. Data Usaha UMKM
No Omzet Pendapatan Bersih* Jumlah Pembeli Beban Angkut
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 800000 200000 5.65321251 5.342422681 60 25 5000 5000
2 600000 250000 5.47712125 5.176091259 55 32 4000 5500
3 3000000 1450000 5.39794001 5.079181246 80 39 4500 4500
4 400000 140000 5.30103 4.995635195 80 35 6500 6500
5 1600000 810000 5.20411998 4.929418926 50 28 6000 6000
6 1000000 480000 5.17609126 4.903089987 80 36 5000 5000
7 1000000 450000 5.45484486 5.176091259 80 36 4000 4000
8 1000000 550000 5.47712125 5.176091259 85 45 5000 5000
9 1000000 520000 5.47712125 5.176091259 88 42 7000 7000
10 8000000 4000000 5.81291336 5.469822016 105 50 6000 6000
11 5000000 2600000 5.60205999 5.278753601 100 45 5500 5500
12 6000000 2850000 5.69897 5.40654018 128 48 7000 7000
13 5000000 2820000 5.65321251 5.352182518 100 50 5500 5500
14 5000000 2500000 5.69897 5.397940009 100 44 7000 7000
15 6000000 3200000 5.77815125 5.45484486 104 48 6500 6500
16 7000000 3500000 5.74036269 5.352182518 105 50 6500 6500
17 2500000 1250000 5.30103 4.954242509 80 36 5500 5500
18 4000000 2000000 5.5797836 5.243038049 80 38 5000 5500
19 3000000 1450000 5.39794001 5.10720997 80 37 4000 4000
20 2000000 1000000 5.25527251 4.954242509 44 33 3500 3500
21 2500000 1250000 5.2787536 4.977723605 46 31 3500 3500
22 5000000 2500000 5.69897 5.397940009 120 45 4500 4500
23 3000000 1200000 5.47712125 5.10720997 65 33 5500 6000
24 3000000 1200000 5.47712125 5.079181246 60 33 4500 4500
25 2500000 1000000 5.30103 5.021189299 50 28 5000 5000
61
26 4500000 2200000 5.65321251 5.352182518 105 41 4000 4000
27 4250000 2400000 5.60205999 5.079181246 115 42 6500 6500
28 2500000 1250000 5.39794001 5.096910013 55 34 5500 5500
29 3000000 1300000 5.39794001 5.096910013 65 31 4000 4000
30 3000000 1420000 5.43933269 5 65 32 5500 5500
*Pendapatan Bersih data dalam Log10
62
Lampiran IV
Hasil Olah Data
Omzet
Pendapatan bersih
Jumlah Pembeli
Beban Angkut
63
Private Cost Pembeli
Paired T test
Omzet
P.bersih
Jumlah Pembeli
64
B.Angkut
Homokedastis
65
Lampiran V
Foto Foto Penelitian
66
67
68
69
70
71
72
73