pengaruh kebijakan transportasi sistem satu...

89
PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU ARAH (SSA) PEMERINTAH KOTA DEPOK TERHADAP PEDAGANG SAYUR, SEMBAKO, DAN DAGING DI KAWASAN PASAR DEPOK LAMA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Disusun oleh : Muhammad Rahadian Faqih NIM. 11140840000037 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: tranliem

Post on 28-Jun-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU ARAH (SSA)

PEMERINTAH KOTA DEPOK TERHADAP PEDAGANG SAYUR,

SEMBAKO, DAN DAGING DI KAWASAN PASAR DEPOK LAMA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Disusun oleh :

Muhammad Rahadian Faqih

NIM. 11140840000037

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

i

PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU ARAH (SSA)

PEMERINTAH KOTA DEPOK TERHADAP PEDAGANG SAYUR,

SEMBAKO, DAN DAGING DI KAWASAN PASAR DEPOK LAMA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Oleh :

Muhammad Rahadian Faqih

NIM. 11140840000037

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 3: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 8 Maret 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas

mahasiswa/i :

1. Nama : Muhammad Rahadian Faqih

2. NIM : 11140840000037

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Pengaruh Kebijakan Transportasi Sistem Satu Arah (SSA)

Pemerintah Kota Depok Terhadap Pedagang Sayur,

Sembako dan Daging di Kawasan Pasar Depok Lama

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa/i tersebut diatas dinyatakan LULUS dengan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 4: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Rahadian Faqih

NIM : 11140840000037

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya

ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 5: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

iv

Page 6: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Muhammad Rahadian Faqih

Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 11 Maret 1997

Alamat : Jl. Pipit 2 No 175, RT 06/ RW 10,

Perumnas Depok 1, Kota Depok

Telepon : 081297017919

Email : [email protected]

II. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Suwirto

Tempat, Tanggal Lahir : Situbondo, 27 Maret 1965

Ibu : Anima Sekundarini

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 18 Maret 1967

III. PENDIDIKAN

1. TK Taman Indria 2000 – 2002

2. SDN Anyelir 1 Depok 2002 – 2008

3. SMPN 1 Depok 2008 – 2011

4. SMAN 6 Depok 2011 – 2014

5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 – 2018

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Galeri Investasi Syariah (GIS) 2015 – 2018

2. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) 2016 – 2017

Page 7: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

vi

ABSTRACT

This study aims to analyze changing conditions before and after

implementation of One Way System policies towards gross income, net income,

number of buyers, transport costs , and also to analyze correlation between number

of buyers and net income.

The sample in this study is 30 trades divided into 3 group of commodities

scilecet 10 vegetable seller, 10 groceries seller and 10 meat seller who sells in

Depok Lama Market

The results showed that gross income, net income, and number of buyers

had a significant changing before and after implementation of One Way System

policies. While the transport costs had not significant changing before and after

implementation of One Way System Policies.

Keywords: Gross Income, Net Income, Number of Buyers, and Transport Costs

Page 8: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perubahan kondisi sebelum dan

sesudah penerapan Sistem Satu Arah (SSA) terhadap Omzet, pendapatan bersih,

jumlah pembeli, beban angkut UMKM di kawasan Pasar Depok Lama, dan juga

menganalisa hubungan jumlah pembeli terhadap pendapatan bersih

Sampel dalam penelitian ini adalah 30 pedagang yang dibagi ke dalam 3

kelompok komoditas yaitu 10 pedagang sayur, 10 pedagang sembako, 10 pedagang

daging yang berjualan di kawasan Pasar Depok Lama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan signifikan sebelum

dan sesudah penerapan SSA terhadap pendapatan kotor, pendapatan bersih, dan

jumlah pembeli. Sedangkan tidak terjadi perbedaan yang signifikan terhadap beban

angkut.

Kata Kunci: Pendapatan Kotor, Pendapatan Bersih, Jumlah Pembeli, dan Beban

Angkut.

Page 9: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahhirrahmanirrahim

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, tak lupa salawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah memberi kita syafa’atnya

hingga kita dapat berubah dari zaman Jahiliyah hingga zaman yang penuh ilmu

pengetahuan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi

Pembangunan. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh Kebijakan Sistem Satu

Arah (SSA) Pemerintah Kota Depok Terhadap Sektor UMKM di Kawasan Pasar

Depok Lama”. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan

berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil, yaitu

kepada:

1. Orang tua terkasih, Ayah Suwirto dan Ibu Anima Sekundarini yang selalu

mencurahkan doa dan kasih sayang serta dukungan dalam menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

2. Mas Radifan, Adik Raflian dan Adik Razadhien yang telah memberikan

semangat serta dukungan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Arief Fitrijanto, M. Si Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan dan Bapak

Dr. Sofyan Rizal, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan.

4. Bapak Zaenal Muttaqin, MPP selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Para Pedagang di kawasan Pasar Depok Lama yang bersedia menjadi

responden dalam penelitian ini.

7. Keluarga Besar Galeri Investasi Syariah FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

ix

8. Keluarga Besar HMJ Ekonomi Pembangunan Periode 2015 – 2016.

9. Teman teman KOTHOR (Kosan THORiq) Tanoe, Wahyu, Thoriq, Yogi,

Hanif, Riko, Iksan, Slamet, Jody, Faikar, Muzaki, dan Indra yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan menemani masa kuliah Strata 1

ini dengan penuh canda tawa dalam pembelajarannya.

10. Teman teman kosan Macan Aulia, Idham, Hilmi, Adnan, Azka, Faizul, Naufal,

Dwi, dan Ari yang menemani di akhir akhir masa studi dan banyak

memberikan pembelajaran baru di luar kampus

11. Teman teman dari PHO (Perempuan Hebat Oke) Ratna, Widi, Sisil, Iis, dan

Oka yang telah menjadi partner yang baik semenjak kegiatan KKN hingga saat

ini.

12. Senior-senior maupun alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan dan se-Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan kritik dan saran selama pembuatan

skripsi ini.

13. Teman teman perencanaan pembangunan 2014 atas semua pembelajarannya

14. Kelompok KKN Rubik 51 atas kerjasama dan pengalaman berharganya selama

pengabdian kepada masyarakat Kelurahan Sukatani.

15. Terima kasih juga kepada Keluarga Besar Jurusan Ekonomi Pembangunan

2014 dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Angkatan 2014.

16. Serta untuk orang orang yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak bias saya sebutkan satu persatu

Saya menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih mempunyai banyak

kekurangan, karena tidak ada yang sempurna selain Allah SWT. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa

mendatang. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat

bagi pengembangan ilmu dalam rangka mencerdaskan generasi penerus dan

mensejahterakan kehidupan bangsa.

Aamiin ya Rabbal ‘alamiin

Page 11: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KOMPREHENSIF ................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

E. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 13

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 15

A. Kemacetan .................................................................................................. 15

B. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas ...................................................... 15

C. Jalan Satu Arah .......................................................................................... 16

D. Teori Lokasi ............................................................................................... 17

Page 12: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

xi

E. Lokasi Pasar ............................................................................................... 18

1. Prinsip Ongkos Minimum ................................................................... 19

2. Prinsip Lokasi Median ........................................................................ 19

3. Prinsip Penentuan Transportasi Rutin................................................. 19

F. Pengertian Omzet ....................................................................................... 20

G. Pendapatan Bersih ...................................................................................... 21

H. Jumlah Pembeli/Konsumen ........................................................................ 21

I. Pengertian Beban ...................................................................................... 22

J. Definisi UMKM ........................................................................................ 23

K. Kerangka ................................................................................................... 25

L. Hipotesis .................................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 28

A. Populasi dan Sampel .................................................................................. 28

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 29

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 29

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 30

1. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 31

2. Uji Beda Rata-Rata (Paired T Test) ..................................................... 32

E. Variabel Penelitian ..................................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 34

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 34

1. Sejarah Singkat Pasar Depok Lama ..................................................... 34

2. Pengelolaan Pasar Depok Lama ........................................................... 34

B. Profil Umum Responden UMKM .............................................................. 35

C. Profil Umum Usaha ................................................................................... 38

D. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 41

1. Uji Normalitas .................................................................................... 41

2. Uji Heterokedastis .............................................................................. 44

Page 13: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

xii

E. Uji Paired Sample T Test ................................................................................. 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 51

A. Kesimpulan ................................................................................................ 51

B. Saran ........................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53

LAMPIRAN

Page 14: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Dirinci Menurut Jenisnya,

Tahun 2011-2015 ............................................................................................................. 2

Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 10

Tabel 3.1 Distribusi Sampel .................................................................................. 29

Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 37

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia................................................................ 38

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan ..................................................... 38

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal .................................. 39

Tabel 4.5 Uji Shapiro-Wilk Omzet ....................................................................... 44

Tabel 4.6 Uji Shapiro-Wilk Pendapatan Bersih .................................................... 44

Tabel 4.7 Uji Shapiro-Wilk Jumlah Pembeli ......................................................... 45

Tabel 4.8 Uji Shapiro-Wilk Beban Angkut ........................................................... 45

Tabel 4.9 Hasil Uji Glesjer .................................................................................... 46

Tabel 4.10 Paired Sample Statistic Omzet ............................................................ 46

Tabel 4.11 Paired Sample Corelation Omzet ........................................................ 47

Tabel 4.12 Paired Sample Test Omzet ................................................................... 47

Tabel 4.13 Paired Sample Statistic Pendapatan Bersih ......................................... 48

Tabel 4.14 Paired Sample Corelation Pendapatan Bersih ..................................... 48

Tabel 4.15 Paired Sample Test Pendapatan Bersih ............................................... 49

Tabel 4.16 Paired Sample Statistic Jumlah Pembeli ............................................. 49

Tabel 4.17 Paired Sample Corelation Jumlah Pembeli ......................................... 50

Tabel 4.18 Paired Sample Test Jumlah Pembeli .................................................... 50

Tabel 4.19 Paired Sample Corelation Beban Angkut ........................................... 51

Tabel 4.20 Paired Sample Test Beban Angkut ...................................................... 51

Tabel 4.21 Paired Sample Test Beban Angkut ...................................................... 52

Page 15: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kemacetan Lalu Lintas (Jl.Dewi Sartika & Margonda) ...................... 4

Gambar 1.2 Blok Jalan Satu Arah (Jl.Arif Rahman Hakim)................................... 6

Gambar 2.1 Pola Grid ........................................................................................... 17

Gambar 2.2 Kurva Permintaan .............................................................................. 22

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 25

Gambar 2.3 Kerangka Berdasarkan Variabel Penelitian ...................................... 26

Page 16: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Lama Usaha .......................................................................................... 40

Grafik 4.2 Omzet ................................................................................................... 40

Grafik 4.3 Pendapatan Bersih ............................................................................... 41

Grafik 4.4 Jumlah Pembeli .................................................................................... 42

Grafik 4.5 Beban Angkut ...................................................................................... 43

Page 17: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemacetan lalu lintas telah menimbulkan kerugian yang sangat besar di

Indonesia. Kemacetan merupakan masalah yang timbul akibat pertumbuhan dan

kepadatan penduduk sehingga arus kendaraan bergerak sangat lambat. Tingkat

mobilitas masyarakat Indonesia yang tinggi membuat kebutuhan masyarakat akan

kendaraan pribadi semakin meningkat hingga akhirnya jalan raya pun menjadi

padat oleh kendaraan.

Lalu lintas menjadi macet jika kondisi jalan raya mulai tidak stabil,

kecepatan operasi menurun relatif cepat yang disebabkan adanya hambatan yang

timbul dan kebebasan bergerak relatif kecil (Sumadi, 2006:17).Sedangkan

menurut Hoeve (1990:74) kemacean adalah masalah yang timbul diakibatkan

oleh pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang menyebabkan arus kendaraan

bergerak sangat lambat.

Volume kendaraan yang terus bertambah setiap tahunnya tidak lagi dapat

diimbangi dengan ketersediaan jalan yang ada. Kemacetan juga disebabkan

karena masyarakat menggunakan jalan pada waktu yang bersamaan, sehingga

pada waktu waktu tertentu kemecatan menjadi semakin parah. biasanya

kemacetan terjadi saat jam berangkat dan jam pulang kantor sekitar pukul 07.00

WIB dan 16.00 WIB. Hal tersebut dapat berpengaruh kepada tingkat

produktifitas masyarakat. Kerugian yang terjadi akibat kemacetan dapat dibagi

kepada beberapa sektor, seperti kerugian akibat penggunaan bahan bakar yang

meningkat akibat lamanya waktu tempuh dijalan, kerugian waktu produktif

masyarakat, hingga ke masalah kesehatan yang disebabkan meningkatnya polusi

udara.

Di Indonesia sendiri pertumbuhan kendaraan bermotor menigkat pesat

dengan rata-rata pertumbuhan pertahun mencapai 9,13 persen.

Page 18: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

2

Tabel 1.1

Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Dirinci Menurut Jenisnya,

Tahun 2011-2015

Dewasa ini, banyak muncul berbagai inovasi dalam pembuatan kebijakan

guna mengurangi kepadatan lalu lintas yang terjadi. Mulai dari pembangunan

transportasi umum, pembatasan penggunaan kendaraan pribadi hingga rekayasa

lalu lintas yang menjadi pilihan alternatif yang sering kali digunakan pemerintah

daerah untuk mengurai kemacetan di daerah nya.

Sistem Satu Arah (SSA) adalah salah satu kebijakan rekayasa lalu lintas

yang sekarang menjadi tren di beberapa daerah di Indonesia. Beberapa kota besar

menerapkan sistem tersebut seperti : Bandung, Bogor, Surabaya, beberapa kota

di DKI Jakarta hingga yang terbaru Depok.

Manajemen SSA merupakan sebuah rekayasa lalu lintas dengan menjadikan

jalan raya yang sebelumnya dua arah menjadi satu arah sehingga kapasitas jalan

akan meningkat. Sistem ini dimaksudkan untuk dapat mengurai kemacetan yang

sering terjadi pada daerah daerah tertentu.

Kota Depok adalah salah satu Kota yang berada di provinsi Jawa Barat yang

mulai berdiri sejak 27 April 1999 berdasarkan Undang Undang no 15 tahun 1999.

Kota Depok memiliki 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.. Secara

Page 19: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

3

geografis, Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada

dalam lingkungan wilayah Jabodetabek. (jabarprov.go.id/index.php/1063)

Jumlah penduduk di Kota Depok semester II tahun 2016 yang telah

dikonsolidasikan dan dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri mencapai

1.803.708 jiwa, terdiri atas laki-laki 913.359 jiwa (50,63%) dan perempuan

890.349 jiwa (49,36%). (depok.go.id/profil-kota/demografihttps). Di tahun 2016

kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.255 jiwa/km2. Kecamatan

Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat

kepadatan 15.063 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoran Mas dengan tingkat

kepadatan 13.522 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk

terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu 5.580 jiwa/km2. (sumber : DDA

2015).

Sebagai salah satu kota penunjang ibu kota dan terdapat salah satu

universitas ternama di Indonesia yaitu UI (Unviersitas Indonesia) ,dan beberapa

universitas swasta besar membuat kota Depok berubah menjadi kota

metropolitan yang menjadi pilihan masyarakat sebagai tempat tinggal. Banyak

bermunculan pemukiman pemukiman baru baik berbentuk perumahan maupun

apartemen. Selain kepadatan dari orang orang yang memang tinggal di Depok,

Depok juga dipadati beberapa warga daerah lain yang bekerja, melintas, dan

menempuh pendidikan di Depok. Lalu muncul juga berbagai pusat perbelanjaan

untuk menunjang permintaan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut beberapa

jalan raya di kota Depok mulai mengalami kepadatan dan pada jam-jam tertentu

mengalami kemacetan yang cukup parah. Pertumbuhan jumlah kendaraan

bermotor yang sangat pesat tidak diimbangi dengan pertumbuhan jalan menjadi

salah satu penyebab hal tersebut. Pertumbuhan kendaraan bermotor sebesar 9

persen sedangkan tingkat pertumbuhan jalan hanya sebesar 0,7 persen pertahun.

(depok.go.id/10/03/2016/01). Selain itu minimnya transportasi publik juga

menjadi penyebab, bahkan untuk menggunakan akses transportasi publik pun

masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.

Page 20: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

4

Gambar 1.1

Kemacetan Lalu Lintas Kota Depok (jl. Dewi Sartika & Margonda)

Mulai tanggal 29 Juli 2017 pemerintah kota depok memberlakukan

Sistem Satu Arah (SSA) untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di

beberapa ruas jalan utama di kota Depok. Pemkot kota Depok berdalih bahwa

kota Depok perlu strategi yang inovatif layaknya yang dilakukan di beberapa

kota besar di Indonesia yang tidak hanya mengandalkan APBD untuk

membangun infrastruktur jalan. Mereka mengatakan sudah melakukan kajian

Page 21: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

5

dan beberapa penelitian kurang lebih selama 2 tahun sebelum menerapkan SSA.

Kebijakan ini diberlakukan sepanjang jalan Nusantara Raya ke jalan Dewi

Sartika hingga menuju jalan Margonda Raya. Lalu pada bulan agustus menyusul

jalan Arief Rahman Hakim (khusus untuk jalan arif rahman hakim diberlakukan

mulai dari jam 15.00 WIB). Pemkot Depok mengatakan bahwa kapasitas jalan

jalan tersebut tidak efisien lagi untuk menampung kendaraan dari 2 arah. Alasan

diterpkannya SSA di 2 jalan tersebut adalah :

1. Jl. Dewi Sartika

Kecepatan perjalanan yang < 20km/jam. * Waktu tempuh mencapai >500

detik/km.

Perlintasan sebidang kereta api dengan headway +- 3 menit

Banyaknya hambatan samping seperti PKL & parkit badan jalan.

2. Jl. Arif Rahman Hakim

Tingginya volume kendaraan pulang menuju Depok bagian barat.

Banyaknya hambatan lalu lintas seperti kendaraan putar arah & parkir badan

jalan.

Terjadinya penyempitan / bottle neck dari jalan AR Hakim ke jalan

Nusantara

Page 22: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

6

Gambar 1.2

Blok Jalan Satu Arah (jl. Arif Rahman Hakim)

Penerapan Sistem Satu Arah tersebut menimbulkan berbagai tanggapan

baik positif maupun negatif. Kepala Dishub Kota Depok, Gandara Budiana,

mengatakan, adanya SSA mampu mempersingkat waktu tempuh secara total

rata-rata bisa mencapai 65 menit dari sebelumnya 80-85 menit. Sedangkan

untuk kecepatan rata-rata adalah 16-17 kilometer per jam dari sebelumnya 12-

14 kilometer per jam.(http://www.beritasatu.com/jakarta/451293) Namun jalur

satu arah yang melewati beberapa titik pusat aktivitas Usaha Mikro Kecil

Menegah (UMKM) di jl. Dewi Sartika tepatnya di kawasan Pasar Depok Lama

Page 23: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

7

dianggap merugikan oleh beberapa pihak. Beberapa pihak mengklaim bahwa

terjadi penurunan omset dikarenakan sistem baru tersebut. Mereka beralasan

bahwa para pembelinya kesulitan untuk mengakses jalan terutama dari arah

Citayam dan jl. Siliwangi Depok 2. Kendaraan yang melintasi daerah tersebut

pun hanya sekedar melintas dan jarang yang memiliki motif untuk bertransaksi

di pasar tersebut. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan yang sebenarnya

terjadi terhadap para pelaku UMKM di kawasan Pasar Depok Lama, peneliti

melakukan pre-test dengan mewawancarai 2 pedagang di daerah tersebut.

Berikut adalah hasil wawancara penulis :

Ibu Sugiyem adalah pedagang sayur mayur yang sudah berjualan selama 15

tahun di Pasar Depok Lama. Ibu Sugiyem adalah tulang punggung keluarga dan

harus menafkahi 2 orang anak yang salah satunya masih duduk di bangku

Sekolah Menengah Pertama. Setelah adanya kebijakan tersebut pembeli di kios

ibu Sugiyem menurun drastis. Beliau mengatakan lebih dari 50% pembelinya

hilang disebabkan adanya kebijakan tersebut. Pendapatan ibu Sugiyem pun

menurun dari 6 juta menjadi 2,9 juta rupiah sebulan. Ibu Sugiyem tidak

memiliki pilihan lain selain terus berdagang di tempat tersebut sambil berharap

pemerintah akan mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan pedagang

seperti beliau.

Responden yang kedua adalah ibu Maya. Ibu Maya sudah berjualan selama

5 tahun di Pasar Depok Lama. Beliau berdagang sembako dan kebutuhan sehari

hari. Kios beliau dulunya memiliki 1 orang karyawan yang terpaksa harus

diberhentikan karena ibu Maya tidak sanggup lagi membayar gaji seorang

pegawai. Pendapatan beliau menurun drastis hingga 50% dari sebelumnya.

Beliau berencana menjual kios nya dalam waktu dekat karena sudah tidak

sanggup lagi mengembalikan pinjaman yang ia pakai sebagai modal berjualan.

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dilihat bahwa penting bagi

pemerintah daerah untuk menerapkan kebijakan yang tepat sasaran guna

mengurangi kemacetan yang terjadi. di lain pihak pemerintah daerah juga harus

memperhitungkan dampak yang akan terjadi dari kebijakan tersebut . Dalam hal

ini kota Depok yang baru saja menerapkan Sistem Satu Arah akan menjadi

Page 24: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

8

objek penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kebijakan Sistem Satu Arah

kota Depok Terhadap Pedagang Sayur, Sembako, dan Daging di Kawasan Pasar

Depok Lama”

B. Rumusan Masalah

Setelah diterapkannya kebijakannya Sistem Satu Arah merujuk pada

Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Nomor : 551.21/013-

Dishub/VII/2017, yang bertujuan untuk mengurai volume kepadatan

kendaraan di beberapa ruas jalan utama di kota Depok, yang sudah di

aplikasikan mulai agustus 2017, menimbulkan dampak bagi pedagang yang

berjualan di kawasan Pasar Depok Lama. Pembeli mereka yang mayoritas

berasal dari daerah Citayam, Depok 2, dan Depok lama tidak dapat mengakses

jalan Dewi Sartika. Bahkan beberapa konsumen mereka yang berasal dari

daerah Sawangan mencari alternatif lain dikarenakan jarak tempuh yang

semakin jauh, yang berakibat pada kenaikan ongkos pengeluaran untuk

mencapai tempat tersebut.

Meskipun menurut penuturan Kepala Dishub kota Depok, Gandara

Budiana, terjadi penurunan kepadatan kendaraan hingga mempercepat waktu

tempuh sekitar 15 hingga 20 menit, tak dapat dipungkiri terjadi eksternalitas

negatif terhadap para pedagang khususnya yang berjualan di sepanjang jalan

Dewi Sartika atau yang lebih dikenal dengan Pasar Depok Lama.

Dari rumusan masalah tersebut timbul pertanyaan penelelitian yang

akan dijawab pada penelitian ini, yaitu :

1. Adakah perbedaan antara sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA

oleh Pemkot Depok terhadap Omzet pedagang sayur, sembako, dan daging

di kawasan Pasar Depok Lama.

2. Adakah perbedaan antara sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA

oleh Pemkot Depok terhadap pendapatan bersih pedagang sayur, sembako,

dan daging di kawasan Pasar Depok Lama.

Page 25: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

9

3. Adakah Perbedaan antara sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA

oleh Pemkot Depok terhadap jumlah pembeli pedagang sayur, sembako, dan

daging di kawasan Pasar Depok Lama.

4. Adakah perbedaan antara sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA

oleh Pemkot Depok terhadap beban angkut pedagang sayur, sembako, dan

daging di kawasan Pasar Depok Lama.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis dampak sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Sistem

Satu Arah terhadap omzet pedagang yang berada di kawasan Pasar Depok

Lama

2. Menganalisis dampak sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Sistem

Satu Arah terhadap pendapatan bersih pedagang yang berada di kawasan

Pasar Depok Lama

3. Menganalisis dampak sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Sistem

Satu Arah terhadap jumlah pembeli pedagang yang berada di kawasan

Pasar Depok Lama

4. Menganalisis dampak sebelum dan sesudah penerapan kebijakan Sistem

Satu Arah terhadap beban angkut pedagang yang berada di kawasan Pasar

Depok Lama

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah

1. Bagi pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau evaluasi bagi

pemerintah kota Depok mengenai efektivitas dan dampak dari kebijakan

Sistem Satu Arah terhadap para pelaku UMKM di daerah tersebut.

2. Bagi pelaku UMKM

Page 26: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

10

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi pelaku UMKM di

daerah tersebut sehingga pelaku UMKM dapat mengambil keputusan yang

lebih tepat dan efisien.

3. Bagi penulis

Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam bidang

penelitian, khususnya pada masalah dampak ekonomi dari sebuah kebijakan

daerah.

E. Penelitian Terdahulu

Peneliti cukup sulit menemukan penelitian tetang dampak

penerapan kebijakan Sistem Satu Arah atau manajemen lalu lintas terhadap

UMKM sehingga peneliti memutuskan menggunakan rujukan penelitian

yang berbeda variabel tetapi serupa yang memberikan dampak terhadap

UMKM.

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu

No

Judul,

Nama, &

Tahun

Penelitian

Variabel Penelitian

Alat

Analisis

Hasil Penelitian

1 Pengaruh

Pembanguna

n Grand

Mall

terhadap

Pendapatan

UMKM

Kota Palu /

Sitti Aisyah

& Juliastuti /

- Pembanguna

n Grand Mall

Kota Palu

- Pendapatan

UMKM

- Pertumbuhan

Ekonomi

Masyarakat

Kota Palu

Uji T

Analisis

Regresi

Berganda

dan

Presentas

e

Kualitatif

- Pembangunan

Grand Mall

Meningkatka

n

Pertumbuhan

Ekonomi

Masyarakat

Kota Palu

- Pembangunan

Grand mall

Page 27: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

11

2015 / Jurnal

Penelitian

Ilmiah

berpengaruh

signifikan

terhadap

pendapatan

UMKM

- Pelaku

UMKM

menyambut

positif

pembangunan

UMKM

sebagai icon

kota Palu dan

menambah

pendapatan

mereka

2 Analisis

Pengaruh

Perubahan

Keuntungan

Usaha

Tradisional

Dengan

munculnya

Minimarket

(Studi

Kasus) :

Pedurungan

Kota

Semarang) /

Pradianan

- Omset

Penjualan

- Jarak

- Diversifikasi

Produk

Analisis

Regresi

Berganda

Penelitian ini

menunjukan bahwa

kemunculan

minimarket akan

berpengaruh negatif

terhadap warung

tradisional. Jarak

antar minimarket

dengan warung

tradisional yang

semakin dekat

menybabkan

keuntungan akan

berkurang.

Diversifikasi produk

Page 28: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

12

Wijayanti /

2011 /

Skripsi

memiliki pengaruh

positif terhadap

warung tradisional.

Hal tersebut karena

warung tradisional

mempunyai produk

yang tidak terdapat di

minimarket.

3 Dampak

Relokasi

Pasar Niten

Terhadap

Tingkat

Pendapatan

Pedagang di

Pasar Niten,

Desa

Tirtonirmolo

, Kec.

Kasihan,Ka

b. Bantul /

Rica / 2013/

Skripsi

- Karakteristik

Sosial

- Pendapatan

Pedagang

- Jalur

Distribusi

Analisis

Frekuensi

&

Analisis

Peta

- Pedagang

didominasi

perempuan,

pendidikan

rendah, &

Usia

Produktif

- Relokasi

pasar tidak

berdampak

pada

pendapatan

- Jalur

distribusi

berasal dari

daerah

sekitarnya

4 Analisis

Dampak

Revitalisasi

dan Relokasi

Pedagang

Kaki Lima

- Omset

- keuntungan,

- jumlah tenaga

kerja

- kuantitas

barang

Analisis

Regresi

Berganda

Dari kelima variabel,

yang mengalami

perubahan signifikan

adalah omset,

keuntungan, kuantitas

penjualan, dan

Page 29: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

13

Di Kawasan

Banjarsari

ke Pasar

Klithikan

Notoharjo

Surakarta/

Skripsi

retribusi dan

pungutan pasar.

5 Efek

Pendapatan

Pedagang

Tradisional

Dari

Ramainya

Kemunculan

Minimarket

di Kota

Malang /

Dwinita

Aryani /

2011 / Jurnal

- Jumlah

Pembeli

- Omzet

- Jumlah

Tenaga Kerja

Paired

sample T

test

Penelitian ini

memperlihatkan

bahwa terdapat

pengaruh negatif

akibat kehadiran

minimarket di kota

malang. Dampak

yang terjadi berupa

penurunan hingga

>50% dari

pendapatan bersih,

omzet, jumlah

pembeli toko

tradisional.

6 Manajemen

laba PT.

Bank Panin

Syariah Tbk

Sebelum dan

Sesudah Go

Public/

2016/

Skripsi

- Manajemen

Laba

- Accrual

Discretioner

Paired

Sample T-

Test

Baik periode sebelum

mapun sesudah Go

Public Bank Panin

melakukan

menajemen laba

dengan menikan

pelaporan laba akrual.

Terdapat perbedaan

rata rata manajemen

Page 30: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

14

laba sebelum dan

sesudah Go Public

F. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2017, yang mana penulis menggunakan sistematika penulisan

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu, dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dengan

pokok pembahasan yang berisikan tentang teori jalan satu

arah, teori lokasi, lokasi pasar, omzet, pendapatan bersih,

jumlah pembeli, beban angkut, , dan definisi UMKM

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini populasi dan sampel, metode pengumpulan data,

metode analisis data, dan operasional variabel penelitian.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai hasil penelitian: sekilas

gambaran umum objek penelitian, analisis data dan

pembahasan, dan interprestasi hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Bab ini mencangkup kesimpulan dari keseluruhan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya

serta implikasi yang dapat penulis sampaikan dalam

penulisan skripsi ini

Page 31: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kemacetan

Situasi kemacetan menurut Hoeve (1990:74), Kemcetan terjadi

karena adanya pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang akan

menyebabkan arus lalu lintas bergerak melambat hingga berhenti. Situasi

tersebut dapat terjadi ketika penduduk di suatu kota tersebut memiliki

penduduk lebih dari 2 juta jiwa. Keadaan tersebut akan menyebabkan arus

jalan bekerja dengan tidak baik, terganggu, serat, terhenti dan tidak lancar.

Menurut Arthur sullivan (2008:257) munculnya kendaraan bermotor

akan menybabkan 3 eksternalitas yaitu : kemacetan, polusi udara dan

kecelakaan kendaraan bermotor.

B. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Pengertian dari Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas menurut

peraturan Menteri Perhubungan No. PM 96 tahun 2015, Manajaemen dan

Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi

perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan

fasilitas perlengkapan jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung, dan

memelihara kemanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.

Instansi yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu

lintas dan angkutan jalan sesuai dengan peraturan Menteri Perhubungan

tersebut adalah :

1. Menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu

lintas dan angkutan jalan nasional

2. Menteri yang bertanggung jawab di bidang jalan untuk jala nasional

3. Gubernur untuk jalan provinsi

4. Bupati untuk jalan kabupaten dan jalan desa; dan

5. Walikota untuk jalan kota

Page 32: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

16

Ada beberapa tahp dalam melakukan manajemen rekayasa lalu lintas

yaitu : perencanaan lalu lintas, pengaturan lalu lintas, rekayasa lalu lintas,

pengendalian lalu lintas dan pengawasan lalu lintas.

Pada tahap perencanaan lalu lintas meliputi :

1. Intervarisasi tingkat pelayanan dengan cara mengumpulkan data untuk

melihat performa pelayanan lalu lintas di semua sudut jalan dan/atau

persimpangan meliputi :

a. Data dimensi dan geometrik jalan yang berisi panjang ruas jalan,

lebar jalan, jumlah lajur lalu lintas, lebar bahu jalan, lebar median,

lebar trotoar, lebar drainase, alinyemen horisontal, dan alinyemen

vertikal

b. Data perlengkapan jalan meliputi total , klasifikasi, dan keadaan

perlengkapan jalan yang digunakan

c. Data lalu lintas meliputi kepadatan dan struktur lalu lintas, laju

kendaraan, waktu tempuh perjalanan rata-rata, hambatan samping,

operasi alat pemberi isyarat lalu lintas, total dan tempat kejadian

pelanggaran lalu lintas.

2. Evaluasi tingkat pelayanan

3. Penetapan tingkat pelayanan yang diinginkan

4. Penetapan pemecahan permasalahan lalu lintas untuk mempertahankan

tingkat pelayanan

5. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan perwujudannya

C. Jalan Satu Arah

Jalan satu arah adalah sebuah rekayasa lalu lintas dimana jalan yang

dipergunakan untuk laju kendaraan hanya satu arah saja, arah yang

berlawanan menggunakan jalur paralel di sekitarnya. Menurut Hobbs

(1995:271), untuk merancang jalan satu arah diperlukan jalan jalan

pelengkap dengan frekuensi jalan jalan sambungan yang tepat. Pola jalan

grid adalah yang paling memungkinkan untuk diterapkan Sistem Satu Arah.

Pola grid adalah pola jalan yang sering dijumpai di kota kota saat ini. Pola

Page 33: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

17

ini menciptakan kondisi kualitas pelayanan transportasi yang merata untuk

semua wilayah dan jaringan jalan ini cocok untuk pola pergerakan yang

menyebar.

Gambar 2.1

Pola Grid

Kelebihan pola grid adalah :

1. Memungkinkan pergrakan ke segala arah dengan kualitas pelayan yang

sama

2. Memberikan kemudahan dalam penempatan fasilitas umum dan

pembagian blok lingkungan

3. Memudahkan pengaturan lalu lintas

Sedangkan kelemahan dari pola ini adalah :

1. Tidak dinamis dan cenderung monoton

2. Terdapat banyak persimpangan jalan yang dapat menciptakan

kemacetan lalu linta

D. Teori Lokasi

Menurut Sjafrizal (2012:28) Teori lokasi merupakan konsep ilmiah

dengan cakupan analisis yang cukup luas meliputi beberapa sektor kegiatan

ekonomi dan sosial. Cakupan utama analisis adalah menyangkut dengan

analisis lokasi kegiatan ekonomi terutama kegiatan industri pengolahan

(manufaktur) dan jasa.

Secara umum teori lokasi dapat dikelompokan atas 3 bagian besar

yaitu :

Page 34: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

18

1. Bid-Rent Theories, yaitu kelompok teori lokasi yang mendasarkan

analisis pemilihan lokasi kegiatan ekonomi pada kemampuan

membayar sewa tanah (bid-rent) yang berbeda dengan harga pasar sewa

tanah (land-rent). Berdasarkan teori tersebut maka, nilai bid-rent

tertinggi yang dapat dibayarkan pengguna tanah yang akan menentukan

lokasi kegiatan ekonomi. Teori lokasi ini dipelopori oleh Von Thunen .

2. Least Cost Theories, teori ini didasarkan prinsip biaya minimum (least

cost) untuk pemilihan lokasi kegiatan industri. Biaya minimum yang

dimaksud adalah biaya produksi dan ongkos angkut yang harus dibayar

adalah paling kecil. Bila hal ini tercapai, maka tingkat keuntungan yang

didapatkan perusahaan akan menjadi maskimum. Teori ini dipelopori

oleh Alfred weber.

3. Market Area Theories, adalah teori lokasi yang mendasarkan analisis

pemilihan lokasi kegiatan ekonomi pada prinsip luas pasar (market

area) terbesar yang dapat dikuasai perusahaanLuas pasar tersebut

adalah mulai dari lokasi pabrik hingga ke lokasi konsumen yang

membeli produk perusahaan bersangkutan. Bila pasar yang dikuasai

terbesar maka tingkat keuntungannya menjadi maksimum dan demikian

pula sebaliknya. Teori ini dipelopori oleh August Losch.

E. Lokasi Pasar

Untuk mencapai efisiensi, pasar tradisional haruslah dibangun pada

lahan dan lokasi yang strategis. Penetapan lokasinya harus

memperhitungkan faktor faktor seperti keramaian lalu lintas, kemudahan

akses ke pasar tersebut, tempat pemberhentian, parkir yang mudah, dsb.

Menurut Buchari Alma (2003:103) Lokasi adalah tempat

perusahaan beroperasi atau tempat perushaan melakukan kegiatan untuk

menghasilkan barang dan jasa dengan mengutamakan segi ekonominya.

Menurut Kasmir (2004:280) Lokasi adalah tempat melayani konsumen dan

juga sebagai tempat untuk memajang barang barang dagangannya.

Pemilihan lokasi pasar yang tepat akan sangat mempengaruhi

keberlangsungan suatu usaha seperti yang ditekankan Ujang Suwarman

Page 35: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

19

(2004:280) bahwa lokasi akan mempengaruhi keinginan seseorang untuk

datang dan berbelanja. Lalu menurut teori lokasi dari August Losch juga

mengatakan bahwa lokasi pasar/penjual akan sangat berpengaruh terhadap

konsumen yang digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual akan mebuat

konsumen enggan untuk mendatangi pasar tersebut karena biaya

transportasi yang dibutuhkan menjadi mahal. Menurut Asyari (1993) dalam

jurnal Yosi Suryani (2015:154) pembangunan lokasi pasar harus

memperhatikan 4 prisip yaitu :

1. Prinsip biaya terkecil, melihat beberapa komponen yaitu :

a) melihat dari fungsi dan harga tanah, bahan baku, sumber daya

manusia dan juga modal

b) mempertimbangkan konsumsi dari berbagai pasar akan hasil

(produksi) dengan harga penjualan

c) biaya angkut untuk orang serta barang

d) mempertimbangkan harga dan biaya penempatan barang dengan

melihat segi keamanan atau akibat yang akan terjadi.

2. Prinsip lokasi median (median location)

Tempat terbaik untuk membangun pasar tradisional adalah di

pertengahan atau median dari lokasi pemukiman. Jarak lokasi harus

diperhitungkan dalam menentukan tempat yang paling ideal, setelah

memperhitungkan hal tersebut barulah dapat ditentukan letak zona atau

lokasi pasar, pertokoan, pasar ritel, stasiun, sekolah, pusat

pemerintahan, rumah sakit, dan lain lain.

3. Prinsip pemilihan pengangkutan rutin

Pengaruh transportasi sebagai penghubung dari unit-unit

permukiman penduduk sangat besar artinya dalam penentuan lokasi,

misalnya untuk keperluan pabrik atau keperluan lainnya, sebab

transportasi memudahkan mobilitas penduduk. Pertemuan antar rute

transportasi merupakan median yang sangat strategis dan efisien bagi

banyak keperluan.

Page 36: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

20

4. Pemilihan tempat di kota mempertimbangkan berbagai hal, diantranya

prinsip ongkos minimum, efisiensi, dan lokasi median, jalur

transportasi, sumber bahan baku pemasaran dan kuantitas masyarakat

adalah komponen yang mesti diperhitungkan.

F. Pengertian Omzet

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) omzet di

definiskan sebagai jumlah uang hasil penjualan barang (dagangan) tertentu

selama suatu masa jual. Tidak banyak berbeda dengan definisi dari KBBI

menurut Chaniago (dalam Khuriyati, 2013:20) omzet adalah keseluruhan

jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjualan suatu barang/jasa

dalam kurun waktu tertentu. Lalu menurut Swastha (1983:14) omzet adalah

total dari kegiatan penjualan suatu produk barang dan jasa yang dihitung

secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara terus menerus atau

dalam satu proses akuntansi.

Menurut Swastha dan Irawan (2008:406) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kegiatan penjualan yang akan berdampak pada omzet

yaitu :

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

2. Kondisi Pasar

3. Modal

4. Kondisi Organisasi Perusahaan

5. Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye,

pemberian hadiah, yang sering mempengaruhi penjualan.

Berdasarkan definisi di atas dapat diambil garis besar bahwa omzet adalah

total penjualan barang atau jasa yang dihitung dalam kurun waktu tertenu

atau dalam satu proses akutansi, dan ada bebarapa faktor seperti kondisi

pasar dan kondisi penjual yang dapat mempengaruhi besar kecil nya omzet

yang diterima oleh produsen.

Page 37: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

21

G. Pendapatan Bersih

Menurut Henry Simamora (2000:25) pendapatan bersih atau laba

bersih adalah keuntungan yang berasal dari transaksi pendapatan, beban,

keuntungan, dan kerugian. Pendapatan berasal dari selisih antara sumber

daya masuk dengan sumber daya yang keluar (beban dan kerugian) selama

periode waktu tertentu.

Sedangkan menurut Soemarso (2004) keuntungan (pendapatan

bersih) adalah selisih lebih pendapatan atas beban yang berkaitan dengan

usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama rentang waktu

tertentu. Tidak jauh berbeda Basu Swastha (1993) Pendapatan bersih

adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi

dengan seluruh biaya.

H. Jumlah Pembeli/Konsumen

Menurut Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 pasal 1 angka 2

tentang Perlindungan Konsumen, Konsumen adalah setiap orang pemakai

barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain

dan tidak untuk diperdagangkan

Berdasarkan buku Principles of Marketing, Philip Kotler

mengatakan bahwa pembeli/konsumen adalah semua individu dan rumah

tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi

pribadi. Menurut Karl E. Case dan Ray C. Fair dalam Case and Fair jilid 1

(2007:37) barang yang digunakan untuk konsumsi pribadi atau saat ini

juga disebut sebagai barang konsumen.

Masih menurut Case and Fair unit pengkonsumsi dalam

perekonomian adalah rumah tangga. Suatu rumah tangga bisa terdiri dari

sejumlah orang. Keputusan rumah tangga untuk mengkonsumsi sesuatu

didasarkan pada pendaptan, harga barang dan jasa, selera, dan preferensi

individual. (2007:63)

Page 38: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

22

Gambar 2.2

Kurva Permintaan

P

Q

Seperti yang dapat dilihat bahwa kurva permintaan memiliki slope

negatif, yang menandakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang maka

kuantitas yang diminta akan mengalami penurunan. Perubahan lokasi pasar

yang terjadi akibat adanya blok jalan menuju Pasar Depok Lama

menyebabkan cost pembeli akan semakin meningkat yang akan

mempengaruhi preferensi pembeli. Hal tersebut mau tidak mau akan

mempengaruhi harga bagi seorang membeli, contoh : harga suatu barang di

pasar A dan pasar B sama tetapi cost untuk menuju pasar B lebih besar

sehingga orang orang akan lebih memilih membeli di pasar A.

I. Pengertian Beban

Menurut Soemarso (2013:29), Beban adalah aliran keluar terukur

dari barang atau jasa,yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan

untuk menentukan laba atau sebagai penurunan dalam aktiva bersih sebagai

akibat dari penggunaan jasa ekonomis dalam menciptakan pendapatan atau

pengenaan pajak oleh badan pemerintah. Masih menurut Soemarso

(2013:226) beban dapat beban dapat dikelompokan menjadi 3 jenis

yaitu :

1. Beban penjualan

Beban penjualan adalah semua beban yang muncul dalam kegiatan

menjual dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, penjualan, dan

pengangkutan barang barang yang dijual

Page 39: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

23

2. Beban administrasi dan umum

Beban yang bersifat umum dalam perusahaan. Contoh: beban gaji dan

upah, beban pemeliharaan,dll

3. Beban lain lain

Beban yang tidak dapat dihubungkan secara langsung dan pasti dengan

kegiatan utama perusahaan perdagangan dikelompokan kedalam beban

lain-lain (other expense) atau beban non usaha (non operting expense).

Contohnya adalah beban bunga.

Beban angkut adalah salah satu kegiatan yang muncul dalam

menjual dan memasarkan barang atau termasuk kedalam beban penjualan.

Dalam perusahaan dagang beban angkut dikeluarkan oleh pedagang untuk

membawa barang dari pemasok menuju pasar sebagai tempat perdagangan.

Dalam penelitian ini beban angkut menjadi salah satu indikator untuk

mengukur dampak yang muncul terhadap sektor UMKM setelah

diterapkannya kebijakan SSA oleh Pemkot Depok.

J. Pengertian UMKM

Melihat pengertian UMKM yang tercantum pada Undang Undang

nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah :

1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi

kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

Page 40: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

24

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

ini.

Responden dalam penelitian ini termasuk kedalam usaha mikro dan usaha kecil.

Page 41: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

25

K. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

Kebijakan SSA

Pemerintah Kota

Depok

Lokasi Pasar

Sebelum

1. Omzet

2. Pendapatan Bersih

3. Jumlah Pembeli

4. Beban Angkut

Sesudah

1. Omzet

2. Pendapatan Bersih

3. Jumlah Pembeli

4. Beban Angkut

Paired T Test Analisis Jalur

Kesimpulan

Saran

Page 42: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

26

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran Berdasarkan Variabel Penelitian

regresi

Kebijakan SSA

Pedagang Sayur

Pedagang Sembako

Pedagang Daging

Perbedaan Omzet

Perubedaan

Pedapatan Bersih

Perbedaan Jumlah

Pembeli

Perbedaan Beban

Angkut

Page 43: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

27

L. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini berfungsi sebagai suatu pernyataan yang bersifat

sementara antara keterkaitan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Berikut adalah hipotesis yang telah dirumuskan peneliti :

1. H1 : Ada perbedaan terhadap variabel Omzet yang diuji antara sebelum

dan sesudah diterapkannya SSA

H0 : Tidak ada perubedaan terhadap variabel Omzet antara sebelum dan

sesudah diterapkannya SSA

2. H1 : Ada perbedaan terhadap variabel Pendapatan Bersih antara sebelum

dan sesudah diterapkannya SSA

H0 : Tidak ada perbedaan terhadap variabel Pendapatan Bersih antara

sebelum dan sesudah diterapkannya SSA

3. H1 : Ada perbedaan terhadap variabel Jumlah Pembeli antara sebelum

dan sesudah diterapkannya SSA

H0 : Tidak ada perbedaa terhadap variabel Jumlah Pembeli antara

sebelum dan sesudah diterapkannya SSA

4. H1 : Ada perbedaan terhadap variabel Beban Angkut antara sebelum dan

sesudah diterapkannya SSA

H0 : Tidak ada perbedaan terhadap variabel Beban Angkut antara

sebelum dan sesudah diterapkannya SSA

Page 44: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah responden pedagang UMKM, dan

pembeli di sepanjang jalan Dewi Sartika Depok atau yang lebih dikenal dengan

Pasar Depok Lama, yang dimana daerah tersebut berada pada daerah kebijakan

SSA Pemerintah Kota Depok. Dikarenakan populasi keseluruhan tidak

diketahui maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel non-

probability sampling.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. purposive sampling adalah pengambilan sampel berdasar

suatu pertimbangan tertentu seperti sifat sifat ataupun ciri ciri yang sudah

diketahui sebelumnya. Berikut adalah kriteria pengambilan sampel pada

penelitian ini :

1. Pedagang UMKM di sepanjang kawasan Pasar Depok Lama (jalan Dewi

Sartika Depok ) dan berada pada daerah yang terkena dampak kebijakan SSA

2. Pedagang UMKM yang sudah berjualan terlebih dahulu sebelum di

berlakukannya kebijakan Sistem Satu Arah di daerah tersebut minimal 1 tahun

Penulis akan meneliti pedagang UMKM di kawasan Pasar Depok Lama

sebanyak 30 responden yang akan dibagi persebaran distribusi sampel secara

proporsional sesuai dengan komoditas yang di perdagangkan yaitu 10

responden di setiap komoditas. Pengambilan sampel sebanyak 30 responden

dikarenakan peneliti tidak mendapatkan data pasti jumlah pedagang dari pihak

yang berwenang sehingga peneliti menggunakan teori likert yang menyatakan

bahwa sampel diambil paling sedikit 30,50,75,100 atau kelipatannya (Riduwan,

2008:45). Berikut adalah tabel pembagian distribusi sampel penelitian dari sisi

pedagang.

Page 45: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

29

Tabel 3.1

Distribusi Sampel

No Komoditas Jumlah

1 Sayur Mayur 10

2 Sembako 10

3 Daging 10

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini secara keseluruhan

adalah data primer yang dilakukan dengan mewawancarai langsung atau

memberikan kuisioner kepada pelaku UMKM dan pembeli di sepanjang

kawasan Pasar Depok Lama.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang paling umum digunakan dalam

penelitian adalah dengan wawancara, kuisioner. Penelitian ini dilakukakn pada

rentang waktu 14 Mei hingga 20 Mei 2018. Pada penelitian ini penulis

melakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung

kepada responden sekaligus memberikan kuisioner, sehingga penulis

mendapatkan data yang komprehensif guna mengetahui dampak sesungguhnya

penerapan kebijakan SSA pada pelaku UMKM di Pasar Depok Lama. Berikut

metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini :

Metode Wawancara (Interview), Wawancara adalah metode

pengambilan data melalui pertanyaan yang ditanyakan langsung kepada

seseorang responden secara langsung melalui tatap muka. Pada penelitian ini

wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan

dapat dilakukan melalui tatap muka ( face to face) (Sugiyono, 2008:61-62).

Metode Kuesioner, Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara

memberi beberapa pertanyaan yang tertulis maupun pilihan ganda lalu

diberikan kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:61-62).

Page 46: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

30

Responden diharuskan menjawab pertanyaan dalam kuisoner, lalu jawaban

jawaban tersebut akan menjadi data yang nantinya akan diolah dalam penelitian.

Poin yang ditanyakan dalam kuesioner harus mewakili variabel-variabel yang

akan diteliti oleh penulis dalam skripsi ini.

D. Metode Analisis Data

Menurut Moeloeng (1989:112), analisis data adalah proses

mengorganisasi dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema yang dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data. Lalu menurut Ferdinand (2006:43)

analisis data merupakan penyajian temuan empiris berupa data statistik

deskriptif maupun inferensial yang menjelaskan karakteristik responden dalam

hubungannya dengan variabel-variabel penelitian.

Dalam penelitian ini untuk menganalisis data yang diperoleh

menggunakan Uji Beda dengan metode Paired Sample T-test ( uji beda rata-

rata untuk sample yang berhubungan) digunakan untuk melihat apakah terdapat

perbedaan terhadap variabel penelitian sebeum dan sesudah adanya kebijakan

SSA di Pasar Depok Lama.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebuah model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang

baik jika memenuhi asumsi normalitas dan terbebas dari asumsi – asumsi klasik,

yaitu normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastis (namun

dikarenakan jenis data yang digunakan adalah cross section, maka tidak

dilakukan uji autokorelasi). Berikut adalah penjelasan dari masing masing uji

asumsi klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas memiliki tujuan untuk melihat apakah sebaran data

pada sekelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk menguji apakah data

Page 47: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

31

berdistribusi normal atau tidak adalah dengan uji Shapiro-Wilk.

Pengambilan keputusan dengan uji Shapiro-Wilk adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai Sig < 0,05 maka H0 bahwa data berdistribusi normal ditolak.

2) Jika nilai Sig > 0,05 maka H0 diterima, bahwa data berdistribusi normal

b. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah antar variabel

bebas dalam sebuah model regresi memiliki korelasi atau tidak.

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dapat

menggunakan matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan

nilai tolerance dan VIF mengunakan SPSS.

Jika hasil output VIF menunjukan angka > 1, maka dapat dikatakn

tidak terjadi multikolinearitas, sebaliknya jika lebih dari 10 maka dalam data

tersebut terjadi multikolinearitas.

c. Heterokedastisitas

Heterokedastis bertujuan menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas salah satunya

adalah dengan uji glejser. Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji

glesjer adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heterokedastis

2) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka terjadi heterokedastis

Uji heterokedastis dengan menggunakan uji glesjer memiliki persamaan

regresi : |Ut| = a +BXt + vt

2. Uji Beda Rata-Rata ( Paired T-test )

Paired T-test digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu, yang

dijadikan sebagai pembanding, berbeda secara nyata atau tidak dengan rata rata

sampel. Untuk menggunakan uji ini data yang digunakan adalah data yang bertipe

kuantitatif.

Page 48: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

32

Uji T beda digunakan jika satu sampel mempunyai dua data yang saling

berhubungan (dependent).

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti memutuskan memakai metode

tersebut untuk melihat dampak perbedaan antara sebelum dan sesudah diterapkan

nya kebijakan SSA terhadap para pelaku UMKM yang berada di Pasar Depok

Lama. Dua data atau kelompok disini adalah dampak terhadap variabel penelitian

antara sebelum dan sesudah adanya SSA yang melewati pasar tersebut. Setelah

dilakukan analisis maka akan terlihat apakah terdapat perbedaan data antara

sebelum dan sesudah adanya SSA. Di bawah ini merupakan fornula matematis

untuk Paired Sample T test :

Hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Ada perbedaan terhadap variabel yang diuji antara sebelum dan

sesudah diterapkannya SSA

H0 : Tidak ada perbedaan terhadap variabel yang diuji antara sebelum

dan sesudah diterapkannya SSA

E. Variabel Penelitian

Definisi variabel penelitian menurut Sugiyono adalah suatu atribut atau nilai

dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan . Adapun

variabel yakan diteliti pada penelitian ini adalah :

1. Kebijakan Sistem Satu Arah

Dalam penelitian ini Kebijakan Sistem Satu Arah akan dimunculkan dalam

bentuk variabel dummy. 0 untuk sebelum dan 1 untuk sesudah untuk melihat

Page 49: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

33

bagaimana variabel yang lain diuji sebelum adanya kebijakan tersebut dan

sesudah adanya kebijakan tersebut.

2. Omzet Penjualan

Menurut Chaniago (dalam Khuriyati, 2013:20) Omzet penjualan adalah

keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjualan suatu

barang/jasa dalam kurun waktu tertentu. Untuk mengetahui Omzet adalah

dengan mengalikan jumlah barang yang terjual dengan harga. Satuan yang

digunakan untuk omzet adalah rupiah.

3. Laba Bersih/Pendapatan Bersih

Menurut Rudianto (2012:18) laba bersih atau keuntungan adalah selisih

antara biaya dengan pendapatan (disaat pendapatan jumlahnya lebih besar

daripada biaya). Satuan yang digunakan untuk laba bersih adalah rupiah

4. Jumlah Pembeli

Variabel ini menunjukan rata rata jumlah orang yang berbelanja atau

bertransaksi per hari di pasar Depok lama.

5. Beban Angkut

Variabel ini menunjukan besarnya biaya rata rata yang dikeluarkan pedagang

per hari untuk mengangkut barang dagangan dari pemasok

Page 50: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Pasar Depok Lama

Pasar Depok Lama berlokasi di jl. Dewi Sartika, Depok, Jawa Barat. Pasar

ini adalah pasar pertama di kota Depok, berdiri sekitar tahun 1970 yang bahkan

berdiri jauh lebih dulu dibandingkan kota Depok itu sendiri. Pasar ini

mempunyai lokasi yang bersebelahan dengan stasiun depok lama. Pasar depok

lama menjadi destinasi berbelanja kebutuhan sehari hari warga yang berlokasi

di sekitar Sawangan, Citayam, Depok lama, Depok 2, dan sekitarnya.

Komoditas yang di perdagangkan di pasar ini antara lain adalah : sayur mayur,

sembako, daging, tekstil, perhiasan,dll. Sebagai pusat perdagangan di daerah

tersebut ditambah mempunyai lokasi yang bersebelahan dengan Stasiun Depok

Lama membuat lalu lintas di jl. Dewi sartika menjadi sangat padat terlebih di

jam jam tertentu (terutama pada pagi hari saat berangkat kantor dan sore hari

saat jam pulang kantor). Tidak seperti pusat perdagangan lain di depok yang

juga bersebelahan dengan stasiun kereta yaitu Pasar Kemiri, Pasar Depok Lama

tidak memiliki jalan layang untuk mengurangi kepadatan lalu lintas kendaraan.

2. Pengelolaan Pasar Depok Lama

Pasar Depok Lama tidak memiliki pengelola khusus seperti koperasi dan

semacamnya. Pasar Depok Lama di kelola oleh ketua RT dan RW setempat,

izin perdagangan, dan iuran kebersihan diatur oleh ketua RT (kecuali ada

beberapa ruko milik pribadi). Berikut pengelola Pasar Depok Lama Dari RT 01

sampai RT 05 :

a. RT 01 = Pak Edi

b. RT 02 = Pak Mulyadi

c. RT 03 = Pak Masun Satim

d. RT 04 = Ibu Munah

e. RT 05 = Pak Mamad

f. Ketua RW = Pak Abdul Kodir

Page 51: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

35

g. Keamanan = Pak Cepred, Pak Naruli, Pak Buyung

h. Kebersihan = Bapak Parno

Tempat untuk berdagang di area tersebut di utamakan untuk warga setempat

( beberapa pedagagn yang tidak berasal dari RT atau RW setempat harus

menunggu sisa tempat atau berjualan di kios yang sudah ada dengan izin dari

pemilik kios )

B. Profil Umum Responden UMKM

Responden dalam penelitian ini adalah Pelaku UMKM dan Pembeli di

kawasan Pasar Depok Lama, penelitian dilakukan dengan sampel sebanyak 30

pelaku UMKM yang terdiri dari 10 pedagang sayur mayur, 10 pedagang

sembako, 10 pedagang daging ayam dan sapi. melalui daftar pertanyaan yang

terdapat pada kuisioner didapat kondisi responden tentang jenis kelamin, usia,

pendidikan, jenis usaha, dan lama waktu menjadi pengusaha. Berikut ini adalah

penyajian hasil mengenai karakteristik responden :

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Persentase

kumulatif

Laki Laki 10 33.33% 33.33%

Perempuan 20 66.67%

Total 30 100% 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 10 responden atau 33,33%

jenis kelamin Laki-Laki dan 20 responden atau 66,67% jenis kelamin

Perempuan. Hasil yang di dapat menunjukkan bahwa responden dengan jenis

Perempuan lebih banyak daripada responden Laki-Laki.

Page 52: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

36

2. Usia

Tabel 4.2

Responden berdasarkan Usia

Usia Jumlah Presentase Persentase

Kumulatif

24-40 tahun 9 30 % 30 %

40-55 tahun 14 46,67 % 76,67 %

Diatas 55 tahun 7 23,33 %

Total 30 100 % 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 9 responden atau 30 %

berusia 24 s/d 40 tahun, 14 responden atau 46,67% berusia 40 s/d 55 tahun,

dan sebanyak 7 responden atau 23,33 % berusia diatas 55 tahun.

3. Pendidikan

Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Pendidikan

Jenjang

Pendidikan

Jumlah Persentase Persentase

Kumulatif

Tidak Lulus SD 6 20 % 20 %

SD 9 30 % 50 %

SMP 10 33,33% 83,33 %

SMA/SMK 4 13,33 % 96,66 %

S1 1 3,33 %

Total 30 100 % 100 %

Page 53: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

37

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan responden

adalah tidak tamat SD hingga lulus SD sebanyak 15 orang atau 50 % ( tidak

lulus SD sebanyak 6 orang atau 20 % dan lulusan SD sebanyak 9 orang atau

30 %), lulusan SMP sebanyak 10 orang atau 33,33 %, SMA/SMK sebanyak

4 orang atau 13,33 %, dan lulusan S1 hanya 1 orang atau 3,33 %.

4. Status Tempat Tinggal

Tabel 4.4

Responden Berdasarkan Status Tempat Tinggal

Status Tempat

Tinggal

Jumlah Persentase Persentase

Kumulatif

Milik Pribadi 21 75 % 75 %

Sewa/Kontrak 9 25 %

Total 30 100 % 100 %

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 21 responden atau 75 %

responden tempat tinggal nya adalah milik pribadi sedangkan sebanyak 9 orang

atau 25 % status tempat tinggal nya adalah sewa/kontrak

Page 54: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

38

C. Profil Umum Usaha

1. Lama Usaha

Grafik 4.1

Lama Usaha

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini

mayoritas sudah berdagang di Pasar Depok Lama selama lebih dari 20 tahun yaitu

sebanyak 16 responden, diikuti dengan 5 s/d 10 tahun dan 10 s/d 20 tahun sebanyak

5 responden, dan kurang dari 5 tahun sebanyak 4 responden.

2. Omzet

Grafik 4.2

Omzet

45 5

16

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Kurang dari 5 tahun 5 s/d 10 tahun 10 s/d 20 tahun lebih dari 20 tahun

Lama Usaha

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

4500000

5000000

Sayur Sembako Daging

Omzet Per Hari (Sebelum & Sesudah SSA)

Sebelum Sesudah

Page 55: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

39

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dari ke 3 komoditas yang menjadi

responden dalam penelitian ini mengalami penurunan omzet setelah di

berlakukannya kebijakan SSA. Pedagang sembako memiliki omzet per hari terbesar

diantara 2 komoditas lainnya yaitu Rp 4.550.000 (sebelum) dan Rp 2.317.000

(sesudah). Lalu pedagang daging berada pada urutan ke 2 dengan omzet perhari

sebesar Rp 3.325.000 (sebelum) dan Rp 1.572.000 (sesudah). Sedangkan untuk

pedagang sayur memiliki omzet per hari sebesar Rp 1.840.000 (sebelum) dan Rp

885.000 (sesudah).

3. Pendapatan Bersih

Grafik 4.3

Pendapatan Bersih

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa dari ke 3 komoditas yang menjadi

responden dalam penelitian ini mengalami penurunan pendapatan bersih setelah di

berlakukannya kebijakan SSA. Pedagang sembako memiliki omzet per hari

terbesar diantara 2 komoditas lainnya yaitu Rp 401.000 (sebelum) dan Rp 191.300

(sesudah). Lalu pedagang daging berada pada urutan ke 2 dengan omzet perhari

sebesar Rp 311.500 sebelum diterapkannya SSA dan pedagang sayur memiliki rata

rata pendapatan bersih sebesar Rp 304.500 sebelum diterapkannya SSA. Namun

setelah adanya kebijakan Sistem Satu Arah (SSA) pedagang sayur memiliki rata

rata pendapatan bersih lebih besar ketimbang pedagang daging sebesar Rp

0

100000

200000

300000

400000

500000

Sayur Sembako Daging

Pendapatan Bersih Per Hari (Sebelum & Sesudah

SSA)

Sebelum Sesudah

Page 56: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

40

149.900, sedangkan pedagang dagin memilik pendaptan bersih perbulan rata rata

Rp 139.900.

4. Jumlah Pembeli

Grafik 4.4

Jumlah Pembeli

Grafik diatas memperlihatkan jumlah pembeli/konsumen per hari dari ke 3

komoditas yang menjadi objek dalam penelitian ini sebelum dan sesudah

diterapkannya SSA di kawasan Pasar Depok Lama. Dapat dilihat bahwa terjadi

penurunan jumlah pembeli dari ke 3 komoditas pedagang di kawasan Pasar Depok

Lama. Rata-rata jumlah pembeli komoditas sembako paling tinggi dengan jumlah

92.1 orang (sebelum) dan 42.9 orang (sesudah). Lalu peringkat ke 2 ada pedagang

sayur mayur dengan 76,3 orang (sebelum) dan 36,8 orang (sesudah). Dan

pedagang daging memiliki rata-rata jumlah pembeli per hari sebanyak 74,6 orang

(sebelum) dan 35 orang (sesudah).

0

20

40

60

80

100

Sayur Sembako Daging

Jumlah Pembeli Per Hari (Sebelum & Sesudah

SSA)

Sebelum Sesudah

Page 57: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

41

5. Beban Angkut

Grafik 4.5

Jumlah Pembeli

Pedagang sembako memiliki rata-rata pengeluaran untuk beban angkut

sembako paling besar dengan rata-rata per hari Rp 5.600 (sebelum) dan Rp 5.650

(sesudah), lalu pedagang sembako mengeluarkan rata-rata per hari Rp 5.300

(sebelum) dan Rp 5.450 (sesudah), dan pedagang daging mengeluarkan rata-rata

per hari Rp 4.850 (sebelum) dan Rp 4.900 (sesudah).

D. UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan sebuah uji untuk melihat apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Sebab untuk melakukan Uji beda dan regresi

memerlukan data yang berdistribusi normal. Ada 2 cara untuk melihat data

berdistibusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik ataupun analisis

statistik.uji statistik yang bisa digunakan antara lain Chi-Square, Kolomogrov

Smirnov,Liliefors,Shapiro Wilk, Jarque Bera. Penelitian ini menggunakan

metode Shapiro Wilk untuk menlihat apakah data berdistribusi normal atau

tidak

4400

4600

4800

5000

5200

5400

5600

5800

Sayur Sembako Daging

Beban Angkut Per Hari (Sebelum & Sesudah

SSA)

Sebelum Sesudah

Page 58: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

42

a. Omzet

Tabel 4.5

Uji Normalitas Shapiro-Wilk Omzet

Omzet Df Sig

Sebelum 30 0.119

Sesudah 30 0.091

Data Primer yang diolah, 2018

Berdasarkan output uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat bahwa

nilai signifikasi untuk pendapatan kotor pada kondisi sebelum adalah 0,119 dan

pendapatan kotor sesudah adalah 0,091. Karena nilia signifikasi pendapatan

kotor sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA lebih besar dari 0,05 maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

b. Pendapatan Bersih

Tabel 4.6

Uji Normalitas Shapiro-Wilk Pendapatan Bersih

Pendapatan Bersih Df Sig

Sebelum 30 0,327

Sesudah 30 0,072

Data Primer yang diolah, 2018

Berdasarkan output uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat bahwa

nilai signifikasi untuk pendapatan bersih pada kondisi sebelum penerapan SSA

adalah 0,327 dan pendapatan bersih sesudah adalah 0,072. Karena niliai

signifikansi pendapatan bersih sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA

lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Page 59: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

43

c. Jumlah Pembeli

Tabel 4.7

Uji Normalitas Shapiro-Wilk Jumlah Pembeli

Jumlah pembeli Df Sig

Sebelum 30 0,222

Sesudah 30 0,059

Data Primer yang diolah, 2018

Berdasarkan output uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat bahwa

nilai signifikansi untuk jumlah pembeli pada kondisi sebelum penerapan SSA

adalah 0,222 dan jumlah pembeli sesudah penerapan SSA adalah 0,059. Karena

nilai signifikansi jumlah pembeli sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA

lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

d. Beban Angkut

Tabel 4.8

Uji Normalitas Shapiro-Wilk Beban Angkut

Beban Angkut Df Sig

Sebelum 30 0,109

Sesudah 30 0,137

Data diolah dengan spss

Berdasarkan output uji normalitas Shapiro-Wilk dapat dilihat bahwa nilai

signifikansi untuk beban angkut pada kondisi sebelum penerapan SSA adalah

0,109 dan jumlah pembeli sesudah penerapan SSA adalah 0,137. Karena nilai

signifikansi beban angkut sebelum dan sesudah penerapan kebijakan SSA lebih

besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

.

Page 60: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

44

2. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mnguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari satu residual ke residual lain tetap, maka disebut

homokedastisitas dan sebaliknya jika tidak disebut heterokedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang tidak terdapat heterokedastisitas.

Tabel 4.9

Hasil Uji Glesjer

Variabel Coefficient Prob.

C 102 0,073

J.Pembeli 0,000 0,772

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS

Dengan menggunakan uji glejser, didapatkan hasil seperti tabel di atas yang

dapat dijelaskan bahwa variabel Private trip Cost (Pr.Cost), dan Jumlah Pembeli

(J.Pembeli) memiliki nilai probabilitas di atas α = 0,05 atau secara signifikan tidak

mempengaruhi residual absolute (resabs), maka data tersebut tidak terindikasi

adanya heteroskedastisitas.

E. Uji Paired Sample T-Test

a. Pendapatan Kotor

Tabel 4.10

Paired Sample Statistic Omzet

P. Kotor Mean N

Omzet Sebelum SSA 3240000 30

Omzet Sesudah SSA 1590000 30

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS

Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat penurunan secara

deskriptif rata rata pendapatan kotor sebelum dan sesudah diterapkannya Sistem

Satu Arah (SSA) di sepanjang Jl. Dewi Sartika yang melintasi area Pasar Depok

Page 61: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

45

Lama dimana nilai pendapatan kotor yang tadinya sebesar 3.240.000 menjadi

1.590.000. N menunjukan banyaknya data sebelum dan setelah diterapkannya SSA

yaitu sebanyak 30.

Tabel 4.11

Paired Samples Correlations Omzet

Data diolah dengan spss

Output diatas menunjukan apakah ada hubungan antara rata-rata pendapatan

kotor sebelum dan sesudah penerapan SSA. Terlihat bahwa nilai Sig < α 0,05 maka

dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah adanya

SSA. Adapun kekuatan korelasinya menunjukan korelasi yang sangat kuat yaitu

sebesar 0,992.

Tabel 4.12

Paired Sample test

Omzet Sebelum- Mean t Sig (2-tailed)

Omzet Sesudah 1,647E6 9,324 ,000

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS

Hipotesis yang diuji dalam Paired sample t test ini adalah :

H1: ada perbedaan rata rata pendapatan kotor sebelum dan sesudah diterapkannya

kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)

Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t

test, didapatkan nilai signifikansi yang berada pada tabel diatas berada dibawah

0,05 yaitu sebesar 0,000 . Ini menunjukan adanya perbedaan pendapatan kotor yang

signifikan sebelum dan sesudah diterapkanya SSA di sepanjang jalan Dewi Sartika,

Depok

Page 62: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

46

b. Pendapatan Bersih

Tabel 4.13

Paired Sample Statistic Pendapatan Bersih

Pendapatan Bersih Mean N

P. Bersih Sebelum 339000 30

P. Bersih Sesudah 160166,7 30

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS

Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat penurunan secara

deskriptif rata rata pendapatan bersih sebelum dan sesudah diterapkannya Sistem

Satu Arah (SSA) di sepanjang Jl. Dewi Sartika yang melintasi area Pasar Depok

Lama dimana nilai pendapatan bersih yang tadinya sebesar 339.000 menjadi

160.166,7. N menunjukan banyaknya data sebelum dan setelah diterapkannya SSA

yaitu sebanyak 30.

Tabel 4.14

Data diolah dengan spss

Output diatas menunjukan apakah ada hubungan antara rata-rata

pendapatan kotor sebelum dan sesudah penerapan SSA. Terlihat bahwa nilai Sig <

α 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan

sesudah adanya SSA. Adapun kekuatan korelasinya menunjukan korelasi yang

sangat kuat yaitu sebesar 0,954.

Page 63: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

47

Tabel 4.15

Paired Sample test

P.Bersih Sebelum- Mean t Sig (2-tailed)

P.Bersih Sesudah 32424 32,181 ,000

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS

Hipotesis yang diuji dalam Paired sample t test ini adalah :

H1: ada perbedaan rata rata pendapatan bersih sebelum dan sesudah

diterapkannya kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)

Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t

test, didapatkan nilai signifikansi yang berada pada tabel diatas berada dibawah

0,05 yaitu sebesar 0,000 . Ini menunjukan adanya perbedaan pendapatan bersih

yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkanya SSA di sepanjang jalan Dewi

Sartika, Depok.

c. Jumlah Pembeli

Tabel 4.16

Paired Sample Statistic Jumlah Pembeli

Jumlah Pembeli Mean N

Jumlah Pembeli Sebelum 81,00 30

Jumlah Pembeli Sesudah 38,23 30

Sumber: Data diolah menggunakan SPSS

Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat penurunan secara

deskriptif rata rata jumlah pembeli sebelum dan sesudah diterapkannya Sistem Satu

Arah (SSA) di sepanjang Jl. Dewi Sartika yang melintasi area Pasar Depok Lama

dimana nilai jumlah pembeli yang tadinya sebesar 81,00 menjadi 38,23. N

menunjukan banyaknya data sebelum dan setelah diterapkannya SSA yaitu

sebanyak 30.

Page 64: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

48

Tabel 4.17

Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS

Output diatas menunjukan apakah ada hubungan antara rata-rata jumlah

pembeli sebelum dan sesudah penerapan SSA. Terlihat bahwa nilai Sig < α 0,05

maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah

adanya SSA. Adapun kekuatan korelasinya menunjukan korelasi yang kuat yaitu

sebesar 0,875.

Tabel 4.18

Paired Sample Test Jumlah Pembeli

J.PembeliSebelum- Mean t Sig (2-tailed)

J.Pembeli Sesudah 42,767 13,464 ,000

Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS

Hipotesis yang diuji dalam Paired sample t test ini adalah :

H1: ada perbedaan rata rata jumlah pembeli sebelum dan sesudah diterapkannya

kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)

Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t

test, didapatkan nilai signifikansi yang berada pada tabel diatas berada dibawah

0,05 yaitu sebesar 0,000 . Ini menunjukan adanya perbedaan jumlah pembeli yang

signifikan sebelum dan sesudah diterapkanya SSA di sepanjang jalan Dewi Sartika,

Depok.

Page 65: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

49

d. Beban Angkut

Tabel 4.19

Paired Sample Statistic Jumlah Pembeli

Beban Angkut Mean N

Beban Angkut Sebelum 5250,00 30

Beban Angkut Sesudah 5333,33 30

Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS

Dari tabel output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat sedikit peningkatan

secara deskriptif rata beban angkut sebelum dan sesudah diterapkannya Sistem Satu

Arah (SSA) di sepanjang Jl. Dewi Sartika yang melintasi area Pasar Depok Lama

dimana nilai beban angkut yang tadinya sebesar 5250,00 menjadi 5333,33. N

menunjukan banyaknya data sebelum dan setelah diterapkannya SSA yaitu

sebanyak 30. Dibandingkan dengan variabel yang lain, variabel beban angkut

adalah variabel yang selisih rata rata sebelum dan sesudah hampir tidak berbeda.

Tabel 4.20

Paired Sample Correlation Beban Angkut

Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS

Output diatas menunjukan apakah ada hubungan antara rata-rata beban

angkut sebelum dan sesudah penerapan SSA. Terlihat bahwa nilai Sig < α 0,05

maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan sebelum dan sesudah

adanya SSA. Adapun kekuatan korelasinya menunjukan korelasi yang kuat yaitu

sebesar 0,961.

Page 66: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

50

Tabel 4.21

Paired Sample test Beban Angkut

B.AngkutSebelum- Mean t Sig (2-tailed)

B.Angkut Sesudah -83,333 -1,524 ,134

Sumber: Data diolah menggunakan SPSSS

Hipotesis yang diuji dalam Paired sample t test ini adalah :

H1: ada perbedaan rata rata beban angkut sebelum dan sesudah diterapkannya

kebijakan Sistem Satu Arah (SSA)

Setelah melakukan perhitungan berdasarkan hasil uji beda paired sample t

test, didapatkan nilai signifikansi yang berada pada tabel diatas berada diatas 0,05

yaitu sebesar 0,134 . Ini menunjukan bahwa Ho diterima atau tidak adanya

perbedaan beban angkut yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkanya SSA di

sepanjang jalan Dewi Sartika, Depok. Hal tersebut disebabkan kebanyakan para

pedagang mengangkut barang dagangan dari pemasok pada malam hari sehingga

mereka tidak terganggu sehingga jalanan relatif sepi yang membuat mereka tidak

terganggu meskipun ada kebijakan Sistem Satu Arah. Beberapa pedagang yang

barang dagangannya diantar langsung oleh pemasok ke kios mereka di area Pasar

Depok Lama, hampir seluruhnya juga tidak menaikkan tarif beban angkut kepada

si pedagang, salah satunya dikarenakan masing masing pemasok tidak ingin

merusak atau mengubah harga jual komoditas tersebut di pasar.

Page 67: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan dari pengaruh penerapan

rekayasa lalu lintas Sistem Satu Arah (SSA) yang melintasi kawasan Pasar Depok

Lama, dapat dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan rata-rata omzet sebelum dan setelah diterapkannya SSA

di kawasan Pasar Depok Lama. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai

signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dibandingkan nilai α (0,05) yang

menandakan adanya perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah

diterapkannya kebijakan.

2. Terdapat perbedaan rata-rata pendapatan bersih sebelum dan setelah

diterapkannya SSA di kawasan Pasar Depok Lama dengan nilai signifikansi

sebesar 0,00 lebih kecil dibandingkan nilai α (0,05) yang menandakan adanya

perubedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya

kebijakan.

3. Terdapat perbedaan rata-rata jumlah pembeli sebelum dan setelah

diterapkannya SSA di kawasan Pasar Depok Lama dengan nilai signifikansi

sebesar 0,00 lebih kecil dibandingkan nilai α (0,05) yang menandakan adanya

perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya

kebijakan.

4. Tidak terdapat perbedaan rata-rata beban angkut sebelum dan setelah

diterapkannya SSA di kawasan Pasar Depok Lama melalui uji paired sample

t test. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,134 lebih

besar dibandingkan nilai α (0,05) yang menandakan tidak adanya perubahan

yang signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan.

Page 68: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

52

B. Saran

1. Bagi Pemerintah

a. Dapat menjadi rujukan dalam melihat dampak yang disebabkan

kebijakan guna mengevaluasi efisiensi kebijakan

b. Mempercepat evaluasi dari kebijakan tersebut sehingga masyarakat

mendapat kejelasan tentang efeisiensi kebijakan tersebut

c. Mencari solusi yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, jika dirasa

kebijakan ini telah berhasil menurunkan atau mengurai kemacetan

mungkin para pedagang bisa dicarikan tempat berdagang yang baru yang

bisa sama sama menguntungkan

2. Bagi Pedagang UMKM

a. Dapat mengambil keputusan yang tepat apakah harus bertahan atau

berpindah lokasi jualan

3. Bagi Peneliti Selanjutnya:

a. Memperbarui penelitian ini supaya lebih update dengan kondisi

perekonomian saat ini,

b. Memperhitungkan variabel lain seperti volume kendaraan, dikarenakan

pada tahun ini dishub belum memiliki data pasti volume kendaraan di jl.

Dewi Sartika

c. Menggunakan pendekatan analisis lain yang dapat mengukur efisiensi

baik dari pelaku UMKM maupun Pengguna jalan

Page 69: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

53

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Sitti dan Juliastuti. 2015. Pengaruh Pembangunan Grand Mall terhadap

Pendapatan UMKM Kota Palu (Analisis Ekonomi Syariah). ISTIQRA,

Jurnal Penelitian Ilimiah (hlm 32-50). LP2M IAIN Palu

Aras G., dkk. 2014. Manajemen Lalu Lintas Pada Simpang Borobudur Kota

Malang. Jurnal Rekayasa Sipil /Volume 8, No. 3 (hlm 166-173). Universitas

Brawijaya

Asy’ari, S.I. 1993. Sosiologi Kota Dan Desa. Surabaya: Usaha Nasional

Basu Swastha, DH dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern.

Yogyakarta: Liberty.

Bergkamp, D. 2011. Kemacetan Lalu Lintas DKI Jakarta. Diunduh dari

http://ekonomi.kompasiana.com

Bolla, Margaret E., dkk. 2015. Kajian Penerapan Rekayasa Lalu Lintas Sistem Satu

Arah Pada Simpang Tiga Straat A Kota Kupang. Jurnal Teknik Sipil Vol.

IV, No. 2 (hlm 217-229)

Case, Karl. E., & Fair, Ray. C. 2007. Principles of Economics. Eighth Edition.

New Jersyey: Prentice Hall

Firmansyah, Deden & Tjahjani, Indra, A.R. 2012. Analisis Kemacetan Lalu Lintas

di Suatu Wilayah (Studi Kasus di Jalan Lenteng Agung). Seminar Nasional

Teknik Sipil UNS (hlm 134-140). Universitas Kristen Petra

Ghozali, I. dan Fuad. 2008. Structural Equation Modeling. Semarang:

Universitas Diponegoro

Henry Simamora. 2000. Pengantar Akuntansi I. Jakarta: Salemba Empat

Hobbs .F. D (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu-lintas, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta,

Hoeve, I. B. V. 1990. Ensiklopedi Indonesia, seri geografi. Diunduh pada 20 juli

2018 dari http://books.google.co.id

Provinsi Jawa Barat Dalam Angka. 2015. Diakses melalui

https://jabar.bps.go.id/publication pada 15 mei 2018

Kotler, Philip. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran Manajemen. Jakarta :Prehalindo

KBBI. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online). Diakses pada 17 Agusutus

2018 dari http://kbbi.web,id/pusat

Marsudi, Djojodipuro.1992 Strategi Lokasi Persaingan, FE UI, Jakarta

Page 70: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

54

Miles. 1999. Real Estate Development Principles and Process, Washington DC:

Urban Land Institute

O’Sullivan, Arthur. (2013). Urban Economics 8th. New York, United States :

Mcgraw-Hill

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 96 tahun 2015

Riduwan. 2008. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfa Beta

Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan . Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada

Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan Kota Tinjauan Regional Dan Lokal.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Sugiyono. 2011. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet. Ke-12,

Bandung: Alfabeta

Sumadi 2006, Kemacetan Lalu Lintas pada Ruas Jalan Veteran Kota Brebes, Tesis,

Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro,

Semarang

Suryani, Yosi. 2015. Teori Lokasi Dalam Penentuan Pembangunan Lokasi Pasar

Tradisional (Telaah Studi Literatur). Makalah. Dalam : Seminar Nasional

Ekonomi Manajemen dan Akuntansi (SNEMA) Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang

Sutopo,Y., dan Achmad Slamet. 2017. Statistika Inferensial. Yogyakarta: Penerbit

Andi

Santoso, Singgih. 2016. Panduan lengkap SPSS Versi 23. Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo

Soemarso. 2013. Akutansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta: PT Salemba

Empat

Thakur, Shilpa., & Singh, Ramandeep. 2016. A Review of Traffic Congestion

Problem and Various Automated Traffic Measurement Sensors and

Technique. Indian Journal of Science and Technology

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah

Urban and Regional Development Institute (URDI) dan Yayasan Sugijanto

Soegijoko. 2005. Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia Dalam

Abad 21 Buku 1: Konsep dan Pendekatan Pembangunan Perkotaan di

Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas

Indonesia, 2005.

Widyatmoko, Djarot S. dkk. 2008. Dampak Pembangunan Pasar Induk Sayur dan

Buah Giwangan Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di

Kelurahan Giwangan. Majalah Geografi Indonesia (hlm 23-38), Fakultas

Geografi UGM

Page 71: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

55

Lampiran I

Kuisioner

No Informan :

Tanggal Pengisian :

No Pertanyaan

Profil Responden

1 Nama

2 Jenis Kelamin

3 Umur

4 Agama

5 Pendidikan

6 Status

7 Alamat

Profil Keluarga

8 Jumlah Tanggungan

9 Profesi Pasangan*

10 Status Tempat Tinggal

UMKM

11 Apa jenis komoditas yang Bapak/Ibu/Sdr

jual ?

A. Sayur Mayur B. Sembako C. Pakaian D. Kelontong E. __________

12

Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Sdr

berjualan di sekitar jl. Dewi Sartika (Pasar

Depok Lama) ?

A. < 5 Tahun B. 5-10 Tahun C. 10-20 Tahun D. >20 Tahun

Page 72: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

56

13

Berapa rata rata biaya perjalanan yang

keluar dari rumah menuju tempat kerja sesudah dan sebelum diberlakukannya SSA

?

Sebelum Sesudah

Rp ……………….. Rp ………………..

14

Berapa lama waktu tempuh dari rumah

menuju tempat kerja melalui jl. Dewi

Sartika sebelum dan sesudah berlakunya

SSA ?

Sebelum Sesudah

15

Berapakah Omzet Bapak/Ibu/Sdr dalam sehari sebelum dan

sesudah adanya kebijakan SSA ?

Sebelum Sesudah

Rp ……………….. Rp ………………..

16

Berapakah pendapatan bersih

Bapak/Ibu/Sdr dalam Sehari sebelum dan

sesudah adanya kebijakan SSA ? *

Sebelum Sesudah

Rp ……………….. Rp ………………..

17

Berapakah rata-rata jumlah pembeli

Bapak/Ibu/Sdr dalam sehari sebelum dan

sesudah adanya kebijakan SSA ?

Sebelum Sesudah

18

Berapakah beban biaya angkut

Bapak/Ibu/Sdr sebelum dan sesudah adanya kebijkan SSA ?

Sebelum Sesudah

Rp ……………….. Rp ………………..

19

Berapa Lama waktu Distribusi

Bapak/Ibu/Sdr sebelum dan sesudah

adanya SSA ?

Sebelum Sesudah

Page 73: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

57

20

Bagaimana keadaan luas jangkauan pasar sebelum dan setelah diberlakukannya SSA oleh Pemkot Depok ?

Sebelum Sesudah

21

Apakah Anda Setuju Dengan

diberlakukannya SSA Oleh Pemkot Depok ?

A. Setuju

1. Membantu Akses Distrbusi Barang

2. Mempermudah Akses pasar Bagi Pembeli

3. Membuat Pasar Menjadi Ramai Pengunjung

4. Lainnya:_________________________

B. Tidak Setuju

1. Mempersulit Akses Distribusi Barang

2. Mempersulit Akses Pasar Bagi Pembeli

3. Pasar Menjadi Sepi Pengunjung karena Kendaraan hanya lewat Untuk Melintas

4. Lainnya :______________________________

Konsumen Pasar Depok Lama

23 Apa Profesi

Bapak/Ibu/Sdr ?

A. PNS/Pegawai B. Pedagang/Pengusaha C. Pelajar D. Ibu Rumah Tangga E._____________

24

Apa nama instansi tempat

Bapak/Ibu/Sdr bekerja/menempuh

pendidikan ? (Catatan : Khusus ibu rumah

tangga, instansi tempat suami

bekerja)

25

Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Sdr

menggunakan akses jl. Dewi Sartika ?

A. <1 Tahun B. 1-2 Tahun C. > 2 Tahun

26 Berapa pendapatan

Bapak/Ibu/Sdr dalam Sebulan ?

Page 74: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

58

27

Berapa rata rata biaya perjalanan yang

keluar dari rumah menuju jl. Dewi

Sartika sesudah dan sebelum

diberlakukannya SSA?

Sebelum Sesudah

Rp ……………….. Rp ………………..

28

Berapa lama waktu tempuh dari rumah

menuju jl. Dewi Sartika sebelum dan sesudah berlakunya

SSA ?

Sebelum Sesudah

29

Apakah Anda Setuju Dengan

diberlakukannya SSA Oleh Pemkot Depok ?

A. Setuju

1. Mengurai Kemacetan

2. Mengurangi Kepadatan

3. Memperlancar Akses Jalan

4. Lainnya :____________________

B. Tidak Setuju

1. Memperparah Kemacetan

2. Meningkatkan Kepadatan

3. Mempersulit Akses Jalan

4. Lainnya :____________________

* Pendapatan Bersih =

Omzet – Beban Operasional

Catatan :

Page 75: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

59

Lampiran II

Data Data

1. Profil Umum UMKM

Kode Nama Kelamin Agama Pend Umur TT Status lama usaha

1 Anira P Islam SMP 68 Pribadi Janda >20

2 siti P Islam SMA 27 Pribadi Menikah < 5

3 Tambunan P Nasrani SMP 58 Pribadi Menikah >20

4 Sugiyem P Islam SMP 60 Pribadi Menikah >20

5 Yanto L Islam SMP 38 Pribadi Menikah >20

6 Tariem P Islam Tidak

Lulus SD 52 Pribadi Menikah >20

7 Martini P Islam SD 49 Kontrak Menikah 10 s/d 20

8 Endang P Islam Tidak

Lulus SD 54 Kontrak Janda > 20

9 Lami P Islam SD 45 Pribadi Janda >20

10 Sayidan L Islam SMP 24 pribadi Belum < 5

11 filan P Budha SMP 50 Pribadi Menikah >20

12 Ernawati P Islam SMP 45 Pribadi Janda 10 s/d 20

13 Indriati P Nasrani S1 54 Pribadi Menikah >20

14 Adi L Islam SMK 24 Pribadi Belum < 5

15 Esti P Islam SMA 48 Pribadi Belum 10 s/d 20

16 Rofi P Islam Tidak

Lulus SD 31 Kontrak Menikah < 5

17 Poniem P Islam SD 60 Pribadi Menikah >20

18 Hena L Islam SD 55 Pribadi Menikah >20

19 parning P Islam Tidak

Lulus SD 62 Pribadi Menikah >20

20 Asia P Islam Tidak

Lulus SD 62 Kontrak Janda >20

Page 76: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

60

21 sumiyem P Islam SD 45 Pribadi Menikah >20

22 sutrisno L Islam SMP 33 Pribadi Menikah >20

23 sri P Islam SMP 32 Pribadi Menikah 5 s/d 10

24 didi L Islam SMP 38 Kontrak Menikah 5 s/d 10

25 Ngatiyo L Islam Tidak

Lulus SD 68 Kontrak Menikah > 20

26 maya P Islam SMA 45 Pribadi Janda 10 s/d 20

27 ipah P Islam SD 45 Pribadi Menikah 5 s/d 10

28 dede L Islam SD 37 Kontrak Menikah 5 s/d 10

29 rozak L Islam SD 44 Kontrak Menikah 10 s/d 20

30 tino L Nasrani SD 52 Kontrak Duda 5 a/d 10

2. Data Usaha UMKM

No Omzet Pendapatan Bersih* Jumlah Pembeli Beban Angkut

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1 800000 200000 5.65321251 5.342422681 60 25 5000 5000

2 600000 250000 5.47712125 5.176091259 55 32 4000 5500

3 3000000 1450000 5.39794001 5.079181246 80 39 4500 4500

4 400000 140000 5.30103 4.995635195 80 35 6500 6500

5 1600000 810000 5.20411998 4.929418926 50 28 6000 6000

6 1000000 480000 5.17609126 4.903089987 80 36 5000 5000

7 1000000 450000 5.45484486 5.176091259 80 36 4000 4000

8 1000000 550000 5.47712125 5.176091259 85 45 5000 5000

9 1000000 520000 5.47712125 5.176091259 88 42 7000 7000

10 8000000 4000000 5.81291336 5.469822016 105 50 6000 6000

11 5000000 2600000 5.60205999 5.278753601 100 45 5500 5500

12 6000000 2850000 5.69897 5.40654018 128 48 7000 7000

13 5000000 2820000 5.65321251 5.352182518 100 50 5500 5500

14 5000000 2500000 5.69897 5.397940009 100 44 7000 7000

15 6000000 3200000 5.77815125 5.45484486 104 48 6500 6500

16 7000000 3500000 5.74036269 5.352182518 105 50 6500 6500

17 2500000 1250000 5.30103 4.954242509 80 36 5500 5500

18 4000000 2000000 5.5797836 5.243038049 80 38 5000 5500

19 3000000 1450000 5.39794001 5.10720997 80 37 4000 4000

20 2000000 1000000 5.25527251 4.954242509 44 33 3500 3500

21 2500000 1250000 5.2787536 4.977723605 46 31 3500 3500

22 5000000 2500000 5.69897 5.397940009 120 45 4500 4500

23 3000000 1200000 5.47712125 5.10720997 65 33 5500 6000

24 3000000 1200000 5.47712125 5.079181246 60 33 4500 4500

25 2500000 1000000 5.30103 5.021189299 50 28 5000 5000

Page 77: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

61

26 4500000 2200000 5.65321251 5.352182518 105 41 4000 4000

27 4250000 2400000 5.60205999 5.079181246 115 42 6500 6500

28 2500000 1250000 5.39794001 5.096910013 55 34 5500 5500

29 3000000 1300000 5.39794001 5.096910013 65 31 4000 4000

30 3000000 1420000 5.43933269 5 65 32 5500 5500

*Pendapatan Bersih data dalam Log10

Page 78: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

62

Lampiran IV

Hasil Olah Data

Omzet

Pendapatan bersih

Jumlah Pembeli

Beban Angkut

Page 79: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

63

Private Cost Pembeli

Paired T test

Omzet

P.bersih

Jumlah Pembeli

Page 80: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

64

B.Angkut

Homokedastis

Page 81: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

65

Lampiran V

Foto Foto Penelitian

Page 82: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

66

Page 83: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

67

Page 84: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

68

Page 85: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

69

Page 86: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

70

Page 87: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

71

Page 88: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

72

Page 89: PENGARUH KEBIJAKAN TRANSPORTASI SISTEM SATU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · p. engaruh. kebijakan transportasi sistem satu arah (ssa) pemerintah kota depok

73