LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI FISIOLOGI HEWAN
(BI-2105)
PENDEDAHAN ZAT PADA HEWAN DAN ANATOMI VERTEBRATA
Tanggal Praktikum : 5 September 2012
Tanggal Pengumpulan : 12 September 2012
Disusun Oleh:
Agung Wiguna
10611048
Kelompok 6
Asisten:
Farah/10610044
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cara pendedahan zat pada hewan percobaan itu tidak sembarangan. Hal ini dikarenakan
pendedahan hewan dilakukan dengan tujuan untuk meneliti anatomi dan fisiologi hewan
percobaan tersebut. Jika cara pendedahan yang dilakukan itu tidak sesuai prosedur, bisa jadi
hewan percobaan akan cacat atau bahkan mati saat kita masih memerlukan data-datanya
untuk proses penelitian. Anatomi hewan perlu kita ketahui sebagai pembelajaran sehingga
bila suatu saat hewan tersebut akan punah, atau menjadi hama bagi masyarakat, kita bisa
menggunakan hasil penelitian tentang anatomi dan fisiologi tersebut untuk mengatasinya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Menentukan jalur dari beberapa jenis pendedahan;
2. Menentukan volume pendedahan untuk masing-masing jalur;
3. Menentukan cara memegang mencit yang benar;
4. Menentukan struktur, lokasi, dan fungsi organ-organ penyusun sistem kardiovaskular,
respirasi, pencernaan, reproduksi pada ikan, katak, kadal, burung, dan mencit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Posisi Anatomi dan Bidang Pembelahan
Menurut Palupi (1995), bidang (seksio) tubuh adalah bidang datar imajiner yang
menembus tubuh untuk menunjukkan poin-poin rujukan. Bidang-bidang tersebut adalah:
1. Bidang sagital, membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri.
a. Bidang midsagital, membagi bagian tubuh kanan dan kiri sama besar.
b. Bidang parasagital, membagi tubuh menjadi dua bagian (bagian kiri dan
kanan) tidak sama besar.
2. Bidang frontal atau koronal adalah salah satu bidang di bagian kanan bidang
sagital. Bagian ini membagi bagian tubuh atau organ menjadi bagian depan dan
belakang.
3. Bidang transversal (horizontal) membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.
Posisi anatomis tubuh digunakan sebagai rujukan agar hubungan dengan seluruh
bagian tubuh dapat dijelaskan.
1. Bagian anterior dari tubuh (ventral pada binatang) merupakan bagian depan tubuh
atau bagian perut.
2. Posterior adalah bagian belakang (pada binatang disebut dorsal).
3. Superior adalah mengarah ke kepala atau bagian tertinggi.
4. Inferior adalah arah menjauhi kepala dan mengarah ke bagian bawah tubuh.
5. Lateral mengarah ke samping, menjauhi garis tengah imajiner tubuh.
6. Proksimal mengacu pada bagian suatu struktur yang mendekati garis tengah
tubuh.
7. Distal berarti paling jauh dari garis tengah imajiner tubuh atau menjauhi titik asal.
8. Superfisial berarti setiap bagian manapun yang dekat dengan permukaan tubuh.
9. Dalam berarti terletak di dalam bagian internal tubuh.
2.2 Jalur-jalur Pendedahan dan Penjelasannya
Menurut modul praktikum yang dilakukan 5 September 2012 (sumber pada
modul tidak tercantum), jalur pendedahan yang utama ada empat jalur. Yang pertama
melalui kulit, organ respirasi, organ pencernaan, dan injeksi.
Jalur pendedahan melalui kulit adalah yang paling mudah. Cukup hanya
dengan mengoleskan zat pada bagian kulit yang diinginkan. Pendedahan melalui
saluran pernapasan juga cukup mudah untuk dilakukan, yaitu dengan cara memaksa
hewan menghisap zat yang ingin kita masukkan.
Oral gavage merupakan metode yang banyak dilakukan di kalangan ilmuan.
Untuk mengurangi resiko yang tidak baik dalam penggunaanya, penting untuk
dianjurkan bahwa ketrampilan merupakan hal yang harus dimiliki orang yang
melakukan pendedahan secara oral gavage (anonim, 2012). Menurut Zhang (2012)
sebagai alternatif gavage, beberapa bahan bisa dimakan secara sukarela pada
campuran yang enak. Pemberian secara oral gavage dilakukan melalui saluran
pencernaan, oleh karena itu penting untuk membuat mencit agar tidak stress. Volume
maksimal pendedahan secara oral gavage adalah 0,1 mL.
Injeksi secara subkutan biasanya paling tidak menyakitkan diantara metode
injeksi yang lain. Injeksi ini dilakukan dengan cara memasukkan zat ke dalam lapisan
kulit menggunakan jarum suntik. Meskipun demikian, metode ini hanya digunakan
untuk beberapa maksud penelitian saja. Jika ingin meneliti sistem pencernaan, maka
metode ini tidak tepat digunakan (anonim, 2012). Volume maksimal zat yang dapat
dimasukkan melalui metode subkutan adalah 0,05 sampai 0,2 mL bergantung pada
berat hewan.
Injeksi intravena merupakan metode injeksi yang cukup sulit dilakukan oleh
orang yang kurang berpengalaman. Untuk melakukan injeksi intravena dapat
menyebabkan masalah pada mencit bila terjadi kesalahan saat dilakukan injeksi
(Institute of Animal Technology, 2012). Injeksi intravena langsung memasukkan zat
ke aliran darah melalui ekor (pada mencit). Injeksi ini digunakan untuk meneliti
penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang membutuhkan penedahan zat
langsung ke aliran darah. Volume maksimal zat yang dapat dimasukkan melalui
metode subkutan adalah 0,1 sampai 0,25 mL bergantung pada berat hewan.
Injeksi intraperitonial dilakukan dengan cara memasukkan zat ke rongga
abdomen. Menurut tim dari Procedures with care (2010), injeksi intraperitonial
meskipun sering dilakukan sebagai salah satu metode untuk injeksi zat seperti
anestesi, tingkat kegagalannya cukup tinggi, oleh karena itu disarankan untuk beralih
ke injeksi subkutan atau oral gavage jika hanya untuk memasukkan zat anestesi.
Volume maksimal zat yang dapat dimasukkan melalui metode subkutan adalah 0,25
sampai 1,5 mL bergantung pada berat hewan.
2.3 Penjelasan Singkat anatomi Hewan yang Diamati
Menurut Turrini (2006) anatomi katak ketika dilakukan pembelahan pada perutnya
yakni terdapat paru-paru, jantung, usus besar, usus halus, lambung, hati, jantung, pangkreas,
kantung empedu, dan organ dalam lainnya.
Kadal Meskipun anatominya tidak jauh berbeda denga katak, kadal merupakan
binatang pada kelas reptil. Hal ini terbukti karena kadal memiliki sisik, bernapas dengan
paru-paru, menelurkan telur amniotik bercangkang, atau melahirkan anak. Sistem respirasi
pada kadal terdiri dari trachea, larink, bronchus, dan pulmo.
Organ dalam burung sedikit berbeda dengan mamalia. Organ khusus yang dimiliki
burung tapi tidak dimiliki hewan lainnya adalah gizzard dan tembolok. Hampir setiap bagian
dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan
kemampuan terbangnya (Campbell, etc, 1997).
Anatomi mencit mirip juga seperti burung, tapi tidak memiliki tembolok dan gizard.
Sistem pencernaan, pernapasan, kardiovaskular dan reproduksi mirip seperti manusia. Mencit
mempunyai atrium yang besar sehingga dapat beranak banyak.
Anatomi ikan sangat jauh berbeda dengan mencit. Ikan memiliki insang dan swim
bladder sebagai organ yang membantunya hidup di air. Insang adalah organ pernapasan ikan
yang digunakan untuk menangkap oksigen dalam air, tanpa organ ini ikan tidak bisa hidup.
Swim bladder berfungsi seperti pelampung yang ada di tubuh ikan, swim bladder digunakan
untuk naik dan turun di bawah permukaan air.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Syringe dan jarum suntik Alkohol 70%
Baki preparasi NaCl 0,9% steril
Botol vial Ikan
Jarum gavage Katak
Scalpel Mencit
Tabung falcon Burung
Gelas kimia Kadal
Gunting bedah
Jarum pentul
Pinset
Jarum jala
Baki dan papan styrofoam
Sarung tangan
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Injeksi Intravena
Sebelum melakukan praktikum, kelengkapan alat dan bahan disiapkan serta dicek
kelayakannya agar memadai saat dilakukan praktikum. Saat praktikum baru dimulai,
disiapkan syringe bervolume 1mL dengan jarum suntik maksimal berdiameter 27 gauge.
Selanjutnya syringe diisi dengan NaCl 0,9% sebanyak yang dibutuhkan. Setelah syringe siap,
mencit diposisikan ekornya keluar dri jeruji kandang ataupun tabung falcon. Suntikan
dilakukan pada salah satu diantara dua vena pada lateral ekor mencit, lalu ekor ditahan
menggunakan jempol dan telunjuk tangan. Alkohol 70% dioleskan pada bagian yang akan
disuntik. Saat dilakukan penyuntikan, jarum suntik disejajarkan dengan vena, lalu diinjeksi za
dengan perlahan. Bagian yang baru saja disuntik diolesi dengan alkohol 70%.
3.2.2 Injeksi Intraperitonial
Alat yang digunakan dipersiapkan persis dengan saat percobaan injeksi intravena.
Pada saat melakukan injeksi intraperitonial, mencit dipegang dengan prosedur yang benar(jari
telunjuk dan jempol tangan memegang kulit bagian punggung hingga leher secara erat).
Alkohol lalu dioleskan pada bagian yang akan disuntik. Selanjutnya jarum suntik dimasukkan
pada bagian kanan abdomen mencit. Sebelum diinjeksikan zatnya, terlebih dahulu dilakukan
aspirasi. Injeksi dilakukan ketika tidak terjadi perubahan warna paa syringe saat dilakukan
aspirasi. Untuk sentuhan akhirnya, alkohol 70% dioleskan pada bagian yang telah disuntik.
3.2.3 Injeksi Subkutan
Alat yang digunakan pada percobaan injeksi subkutan sama dengan saat percobaan
injeksi intravena. Pada injeksi subkutan, mencit dipegang dengan cara menarik kulit. Alkohol
70% dioleskan pada kulit yang akan disuntik. Injeksi dilakukan pada bagian dasar kulit yang
telah ditarik sebelumnya. Selanjutnya alkohol 70% dioleskan pada bagian yang baru saja
disuntik.
3.2.4 Oral Gavage
Setelah disiapkan alat dan bahan untuk percobaan oral gavage, mencit dipegang
terlentang dengan memegang leher bagian dorsal. Lalu jalur gavage diukur secara eksternal
dari ujung hidung. Jarum gavage diposisikan ke kanan atau ke kiri dari gigi seri. Dengan
bantuan tabung, kepala mencit diluruskan hingga esophagus. Zat diinjeksi ketika jarum
mencapai kedalaman yang diinginkan.
3.2.5 Prosedur Pembedahan Ikan
Ikan diposisikan bagian anterior di kiri dan posterior di kanan pada styrofoam. Bagian
ekor ditusuk dengan jarum pentul untuk memudahkan saat pembedahan. Ikan digunting dari
bagian anus hingga anterior dekat insang. Selanjutnya guntingan dilanjutkan menuju bagian
dorsal hingga sejajar vertebrata. Lalu digunting juga ke arah posterior mengikuti batas rongga
abdomen hingga kembali ke anus.
3.2.6 Prosedur Pembedahan Kadal
Kadal diposisikan bagian ventralnya menghadap ke atas pada styrofoam. Bagian kaki
depan dan belakang ditusuk dengan jarum pentul untuk memudahkan pembedahan. Kulit
bagian dekat kloaka ditarik, lalu kulit dipotong dari anterior ke thorax. Pada kedua ujung
potongan, dipotong lagi ke arah lateral lalu dibuka. Kulit yang dibuka ditahan dengan jarum
pentul agar mudah diamati anatominya.
3.2.7 Prosedur Pembedahan Katak
Katak diposisikan pada styrofoam dengan bagian ventral menghadap ke atas dan kaki-
kakinya ditusuk dengan jarum pentul. Kulit katak ditarik menggunakan pinset lalu dari arah
posterior menuju anterior hingga thorax, selanjutnya digunting. Disetiap ujung guntingan,
digunting lagi ke arah tangan atau kaki.
3.2.8 Prosedur Pembedahan Burung
Burung dibunuh dengan cara dibius. Burung yang telah mati dibentangkan sayapnya,
agar mudah dilakukan pembedahan. Pada bagian perut, bulu-bulunya dibasahi agar tidak
berhamburan saat dibedah. Daging di sisi kanan dan kiri otot dada dipotong hingga tulang
rusuknya putus. Potongan selanjutnya diangkat sehingga organ-organ dalam terlihat.
3.2.9 Prosedur Pembedahan Mencit
Mencit dibunuh dengan cara dislokasi. Mencit yang telah mati diposisikan dengan
bagian ventral menghadap ke atas pada styrofoam. Kaki-kaki mencit kemudian ditusuk
dengan jarum pentul di styrofoam. Kulit pada bagian perut ditarik perlahan lalu digunting
dari bagian posterior hingga anterior. Pada bagian ujung guntingan ditarik horizontal
membentuk daun jendela. Kulit yang dibuka, ditarik dan ditahan dengan jarum pentul.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Foto hewan Foto literatur
Situs viscerum
1. Katak
Sari, 2012
2. Ikan
Sari, 2012
3. Mencit
Sari, 2012
4. Kadal
Sari, 2012
Mencit
Milton, 1995
5. Burung
Sari, 2012
Sistem pencernaan
1. Katak
Sari, 2012
2. Ikan
Sari, 2012
3. Mencit
Sari, 2012
4. Kadal
Ikan
Potter, 1947
Sari, 2012
5. Burung
Sari, 2012
Sistem pernafasan
1. Katak
Sari, 2012
2. Ikan
Sari, 2012
3. Mencit
Kadal
Potter, 1947
Sari, 2012
4. Kadal
Sari, 2012
5. Burung
Sari, 2012
Sistem reproduksi
1. Katak
2. Ikan
Sari, 2012
3. Mencit
Katak (amphibi)
Potter, 1947
Burung
Sari, 2012
4. Kadal
Sari, 2012
5. Burung
Sari, 2012
Sistem kardiovaskular
1. Katak
Sari, 2012
2. Ikan
Potter, 1947
Sari, 2012
3. Mencit
Sari, 2012
4. Kadal
Sari, 2012
5. Burung
Sari, 2012
4.2 Pembahasan
Percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini salah satunya mengarahkan
kita untuk menentukan perbandingan posisi anatomi hewan bipedal dan quadripedal.
Berdasarkan jenis-jenis beserta pengertian posisi anatomi dari dan praktek langsung
pembelahan hewan bipedal ataupun quadripedal, ditemukan perbedaan pengertian
posisi anatomi diantara keduanya.
Pada posisi anatomi superior, pengertiannya menurut pandangan untuk hewan
bipedal adalah mendekati kepala, sedangkan pada hewan quadripedal mendekati
punggung. Hal yang demikian terjadi disebabkan karena bagian tubuh yang paling
dekat dengan langit pada hewan bipedal adalah kepala, sedangkan pada hewan
quadripedal adalah punggung. Begitu juga dengan posisi anatomi inferior, pada
hewan bipedal inferior itu menjauhi kepala, sedangkan pada hewan quadripedal
mendekati perutnya.
Selain pada posisi anatomi superior dan inferior, hewan bipedal dan
quadripedal juga memiliki beda persepsi dengan posisi anatomi dorsal dan ventral.
Hewan bupedal menggunakan istilah dorsal untuk menunjuk bagian punggung,
sedangkan pada quadripedal, bagian punggung merupakan yang superior. Isilah
ventral yang digunakan untuk menunjukkan bagian perut, pada hewan bipedal disebut
anterior dan pada hewan quadripedal disebut inferior.
Sistem pencernaan pada katak dan kadal itu pada dasarnya mirip, begitu juga
dengan burung, mencit, dan ikan. Sistem pernapasan ikan adalah yang paling berbeda
diantara hewan percobaan yang lain. Ikan menggunakan insang untuk menyaring
udara dalam air, jadi ikan tidak memiliki paru-paru. Sistem kardiovaskular semua
hewan percobaan sama, yakni mengandalkan jantung sebagai pemompa utama, meski
diantara hewan ini jumlah ruang dalam jantungnya berbeda. Hewan percobaan yang
kami foto jika dibandingkan dengan literatur, hampir semuanya sama, kecuali kadal
pada kelompok saya tidak memiliki hemipenis. Kelainan inimungkin disebabkan
karena mutasi, atau bisa juga karena kami tidak sengaja memotong hemipenisnya.
Meskipun demikian, kami cukup yakin bahwa kami tidak memotong hemipenis kadal
tersebut.
Penggunaan jalur pendedahan itu khusus. Misalnya jika ingin meneliti organ
pencernaan, kita lakukan dengan oral gavage, bukan subkutan. Tiap jalur pendedahan
memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Seperti contohnya pada injeksi
intravena, injeksi ini bertujuan untuk meneliti hal yang berkaitan dengan sistem
peredaran darah, karena zat yang diinjeksi melalui pembuluh darah. injeksi
intraperitonial yang memasukkan zat ke dalam rongga abdomen juga tidak
sembarangan, harus ada tujuan yang jelas dan terampil melakukannya agar tidak
menyakiti mencit dan membuat mencit stress. Injeksi subkutan digunakan untuk
meneliti kulit, atau yang berhubungan dengan kulit, karena injeksi dilakukan pada
kulit.
BAB V
KESIMPULAN
Jalur pendedahan utama ada empat, yaitu pada kulit, melalui organ respirasi, melalui
organ pencernaan, dan injeksi. Pendedahan melalui jalur pencernaan menggunakan
jarum gavage yang dimasukkan melalui mulut hingga ke lambung. Pendedahan secara
injeksi biasanya dilakukan melalui vena, rongga abdomen, atau ke dalam kulit.
Intravena: maksimal 0,1 sampai 0,25 mL
Intraperitonial: maksimal 0,25 sampai 1,5 mL
Subkutan: maksimal 0,05 sampai 0,2 mL
Oral gavage: 0,1 mL
Cara memegang mencit yang benar adalah dengan cara menjepit dengan jari kulit
bagian superior mencit tersebut beserta telinganya juga sehingga mencit tidak bisa
berkutik.
Organ-organ penyusun sistem kardiovaskular, respirasi, pencernaan, dan reproduksi
pada katak, burung, mencit, kadal, dan ikan hampir sama. Perbedaannya terletak pada
kebiasaan, cara hidup, habitat, atau faktor-faktor lain khusus yang berpengaruh besar
terhadap sistem dalam tubuh tersebut. Perbedaan ini membentuk organ-organ unik
pada beberapa hewan. Contohnya adalah adanya swim bladder pada ikan agar dia
dapat mengapung, adanya insang pada ikan agar dia dapat menangkap oksigen dalaam
air, adanya gizzard pada burung sebagai keseimbangan, dan lain sebagainya.
Daftar Pustaka
Benson, harold J, Gunstream, Stanley E, Talaro, Arthur, Talaro, Kathleen P. 1995. Anatomy & Physiology laboratory textbook 7th edition. USA: The McGraw-Hill.
Hildebrand, Milton. 1995. Analysis of Vertebrate Structure.Canada: John Wiley & Sons.
Institute of Animal Technology and NC3Rs (National Centre for the Replacement, Refinement and Reduction of Animals in Research), 2012. “subcutaneous injection”. http://www.procedureswithcare.org.uk/2010/subcutaneous-injection-in-the-rat/. Diakses tanggal 12 september 2012 pukul 6.30
Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.Potter, George Edwin. 1947. Textbook of Zoology. St.Louis: The C. V. Mosby
Company.Widyastuti, Palupi. 1995. Anatomi dan Fisiologi untik Pemula. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGCZhang, Lei, Voluntary oral administration of drugs in mice, Protocol Exchange, 2011.
doi:10.1038/protex.2011.236. Published online 11 May 2011