USAHA MASYARAKAT URBAN DALAM MENAPAKI KEHIDUPAN
KOTA DI TPST
(TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU)
BANTAR GEBANG
Oleh :
Dian Asmita Aisyah ( XI IPS 3 )
Hanindita Dwi Latifani ( XI IPS 3 )
Mestika Herlin ( XI IPS 3 )
Ranea Amelia ( XI IPS 1 )
Kemal ( XI IPS 1 )
SMA NEGERI 1 JAKARTA
2011
1
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis ini dibuat sebagai Tugas Mata Pelajaran Sosiologi dan telah disetujui oleh Guru
Pembimbing
Mengetahui :
Guru Bahasa Indonesia Pembimbing
Dra.Hj. Kristinah Dra. Yuli Astuti
NIP. NIP. 1320151140
Kepala SMA N 1 Jakarta
Drs. Muh. Agus Salisin
NIP. 131781885
2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena karunia-Nya karya tulis yang berjudul “Bagaimana usaha masyarakat urban dalam
menapaki kehidupan kota di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantar
Gebang” ini terselesaikan .
Kami berterima kasih kepada :
1. Kepala Sekolah SMA N 1
2. Guru Pembimbing di kelas XI IPS
3. Aparat security TPST Bantar Gebang
4. Masyarakat di Bantar Gebang
Kami mengakui sebagai manusia, mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Untuk itu kami menerima kritik dan saran untuk penulisan sebagai batu loncatan untuk
memperbaiki karya tulis kami di masa yang akan datang. Agar karya tulis yang berikutnya
dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca.
Jakarta, 23 Mei 2011
Tim Penulis
3
DAFTAR ISI
Judul………………………………………………………………… 1
Lembar Pengesahan…………………………………………………. 2
Kata Pengantar………………………………………………………. 3
Daftar Isi…………………………………………………………….. 4
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………… 5
1.1.2 Permasalahan……………………………………………….. 6
1.1.3 Batasan Masalah……………………………………............ 6
1.1.4 Rumusan Masalah………………………………………….. 7
1.1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….. 7
BAB II. KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Penduduk……………………………………….. 8
2.1.2 Pengertian Masyarakat……………………………………… 8
2.1.3 Pengertian Masyarakat Urban………………………………. 9
2.1.4 TPST Bantar Gebang……………………………………….. 9
BAB III. METODOLOGI PENULISAN
3.1 Populasi dan Sampel………………………………………..….. 10
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………… 10
3.3 Teknik Wawancara………………………………………….. 11
3.4 Pendekatatan Penelitian….………………………………….. 11
BAB IV. TABEL
4.1 Kondisi Umum Koresponden……………………………..….. 13
4.2 Analisa Umum………………………………………………… 18
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
KUMPULAN FOTO-FOTO KEGIATAN
LEMBAR KERJA SISWA
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu
kota Negara Indonesia . Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang
memiliki status setingkat provinsi . Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.
Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527) , Jayakarta (1527-
1619) , Batavia , atau Jacatra (1619-1942) , dan Djakarta (1942-1972) . Jakarta
memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km . Jumlah penduduk Jakarta sekitar
7.512.323 (2006), namun pada siang hari, angka tersebut akan bertambah seiring
datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok.
Kota/kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Jakarta Timur dengan
2.131.341 penduduk, sementaraKepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling
sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa . Kota Jakarta terletak pada 106 derajat 49' 35"
Bujur Timur dan 06 derajat 10' 37" Lintang Selatan. Luas Wilayah 650,40 Km2
(termasuk Kepulauan Seribu, 9.20 Km2). Berada di dataran rendah pantai Utara Bagian
Barat Pulau Jawa . Terdapat sekitar 10 buah sungai alam dan buatan . Wilayah
metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa , merupakan
metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia .
Daya tarik yang ada di Jakarta menjadi magnet yang membuat banyak orang
ingin mengunjungi kota metropolitan tersebut, seperti sarana dan prasarana yang
lengkap, Jakarta sebagai pusat bisnis,pusat pemerintahan memiliki banyak pusat
perbelanjaan baik itu tradisional maupun modern dan juga dengan banyaknya sarana
pendidikan yang terkenal dan berkualitas baik dari mulai pendidikan dasar sampai
perguruan tinggi negeri di Jakarta. Dan juga lengkapnya sarana hiburan yang ada di
Jakarta.
5
1.1. 2 Permasalahan
Dari Latar Belakang di atas maka di DKI Jakarta muncul berbagai masalah,
diantaranya :
o Kepadatan penduduk yang terus bertambah karena factor kelahiran
o Urbanisasi
o Menjadi tujuan bagi yang ingin melanjutkan pendidikan
o Menjadi tujuan bagi yang ingin melanjutkan jenjang karier
o Kepadatan kependudukan / ketidakseimbangan jalan
o Polusi Udara dari asap knalpot kendaraan bermotor dan dari asap pabrik
o Polusi air dari pembuangan limbah pabrik ke sungai dan laut secara sembarangan
o Polusi tanah yang berasal dari limbah berat atau pencemaran dari logam berat yang
mengurangi kesuburan tanah
o Produksi sampah dari tiap wilayahyang sudah tak terkendali.
o Lapangan pekerjaan yang tidak dapat merekruit semua masyarakat
o Bermunculan daerah-daerah kumuh (slum area )
1.1.3 Batasan Masalah
Dari permasalahan diatas, kami meneliti hanya pada urbanisasi yang kami tekankan
pada Masyarakat Urban di TPST ( Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ) Bantar Gebang
dalam kesehariannya
6
1.1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan Batasan Masalah diatas kami meneliti dengan judul “Bagaimana Usaha
Masyarakat Urban Dalam Menapaki Kehidupan Kota di TPST ( Tempat Pembuangan
Sampah Terpadu ) Bantar Gebang ?”
1.1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dan Manfaat penelitian kami adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi mata pelajaran Sosiologi materi Kelompok Sosil dan Penelitian Sosial
2. Ingin mengetahui Kehidupan Masyarakat di TPST ( Tempat Pembuangan Sampah
Terpadu ) Bantar Gebang
3. Memberi informasi kepada para pembaca tentang “Bagaimana Usaha Masyarakat
Urban Dalam Menapaki Kehidupan Kota di TPST ( Tempat Pembuangan Sampah
Terpadu ) Bantar Gebang ?
7
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu, menetap
dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.
2.1.2 Pengertian Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan
sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,
perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan
dalam suatu masyarakat. Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari
beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-
kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di
dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
8
2.1.3 Pengertian Masyarakat Urban
Masyarakat Urban merupakan massa yang didorong oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik. Di Indonesia, seperti terjadi juga
di Negara lain, masyarakat urban adalah hasil dari urbanisasi yang tidak terkontrol sebgai
sisa dari industrialisasi dan komersialisasi di perkotaan. Kota adalah magnet yang sangat
kuat menarik massa. Sedangkan massa di daerah rural adalah korban yang tidak dapat
mengelak dari jerat tawaran kehidupan yang lebih baik di kota. Celakanya hal tersebut
tidak selalu berbuah manis. Sebagian massa yang “gagal” di kota, mau tidak mau harus
terjebak dalam lingkaran masyarakat urban yang marginal.
2.1.4 TPST Bantar Gebang
Asal Usul TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantar Gebang,
Peningkatan jumlah Penduduk DKI Jakarta memberikan dampak terhadap peningkatan
volume sampah. Upaya mengurangi volume sampah yang pernah dilakukan oleh
pemerintah DKI Jakarta dengan cara membakar di lahan terbuka seperti di Cilincing dan
Kapuk telah menimbulkan polusi asap dan debu. Karena itu Pemerintah DKI. Jakarta
menganggap perlu memiliki lokasi tempa pembuangan yang memadai dan memenuhi
persyaratan ambang batas lingkungan hidup. Pemerintah DKI Jakarta akhirnya
menetapkan salah satu daerah di wilayah kecamatan Bantar Gebang sebagat Tempat
Pembuangan Sampah Terpadu. Areal ini semula merupakan bekas lahan galian tanah
untuk kepentingan pembangunana beberapa perumahan di Jakarta, seperti :
Sunter,Podomoro dan Kelapa Gading serta perbaikan jalan di Narogong pada tahun
1986.
Dari segudang daya tarik yang terdapat di Ibukota maka munculah berbagai
permasalahan seperti : Kepadatan penduduk, Polusi Udara dari asap knalpot kendaraan
bermotor, polusi air dari pembuangan limbah pabrik ke sungai dan laut secara
sembarangan dan polusi tanah yang berasal dari limbah berat atau pencemaran dari
logam berat yang mengurangi kesuburan tanah serta produksi sampah dari tiap
wilayahyang sudah tak terkendali.
9
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
3.1 Populasi dan Sampel
- Populasi merupakan sekumpulan unit-unit elementer, atau hal yang menjadi
sumber pengambilan sampel yang memenuhi syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Seluruh anggota populasi dapt dijadikan subjek
penelitian jika jumlah anggotanya sedikit sehingga tidak perlu penarikan atau
penentian sampel lagi.
Populasi Penelitian : Masyarakat Urban di TPST Bantar Gebang
- Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan
untuk penelitian yang sifat dan karakteristiknya dapat mewakili populasi
sebagai subjek penelitian. Sampel mewakili karakteristik populasi. Sampel
yang besar tidak efisien, sampel kecil tidak mewakili informasi sebenarnya.
Memahami metode sampling bertujuan agar menghasilkan penelitian yang
benar, akurat dan bermanfaat.
Penarikan sampel dari populasi yang kita lakukan mengambil dengan cara Sampel
Acak Sederhana, yakni : Tiap unit/anggota populasi diberi nomor kemudian ditarik secara
acak (random), masing-masing unit dalam sampel memiliki peluang yang sama untuk
dipilih, dan kuota yaitu menetapkan sampel sebesar 19 responden.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ( TPST ) Bantar Gebang,
Bekasi.
Waktu Penelitian : Senin, 11 April 2011
10
3.3 Teknik Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara ( interviewer ) dengan yang
diwawancarai ( responden ). Wawancara disebut juga dengan interview. Interview
digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data
tentang variabel latar pendidikan orang tua, tingkat pendidikan murid, perhatian, kebiasaan
dalam berperilaku dan sebagainya. Beberapa hal yang membedakan antara percakapan biasa
dengan wawancara adalah :
Pewawancara dengan responden saling mengenal satu sama lain.
Pewawancara selalu bertanya dan responden yang menjawab
Pertanyaan yang sudah diajukan mengikuti alur yang sduah dipersiapkan sebelumnya,
yaitu melalui pedoman wawancara.
Dialog yang berlangsung berjalan secara netral. Artinya pewawancara tidak
menjuruskan jawaban responden pada suatu jawaban tertentu.
Teknik wawancara yang kita lakukan adalah wawancara secara langsung ke koresponden
dan wawancara terstruktur yakni : Wawancara yang menggunakan pedoman wawancara.
Jadi pewawancara sudah mempersiapkan pedoman wawancara, sehingga saat melakukan
wawancara tinggal memberikan tanda check list pada nomor yang sesuai.
Fungsi dari pedoman wawancara adalah :
- Agar tidak ada pokok-pokok permasalahan yang tertinggal.
- Agar pencatatannya lebih cepat.
3.5 Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini kami menggunakan Penelitian Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan ciri-ciri sebuah gejala. Tahapan penelitian ini
11
merupakan tahap yang paling sederhana. Dalam penelitian ini, peneliti tidak berusaha untuk
mengetahui hubungan sebab akibat atau membandingkannya dengan kondisi social
masyarakat lain. Sebagai Contoh penelitian terhadap kehidupan kaum urban di lingkungan
Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Hasil dari penelitian
tersebut hanya berupa sebuah paparan dan tidak memberikan suatu analisis.
12
BAB IV
TABEL
4.1 Kondisi Umum Responden
Tabel 1 : Gender Pemulung di TPST Bantar Gebang
Jenis Kelamin Frekuensi ( X ) Presentase ( % )
Laki-Laki ( L ) 9 47,4%
Perempuan ( P ) 10 52,6 %
Jumlah 19 100 %Kesimpulan : Dari table di atas menerangkan bahwa dari 19 koresponden, jumlah
perempuan lebih banyak daripada laki-laki yakni sebesar 10 orang dengan presentase 52,6%
dan jumlah laki-laki sebanyak 9 orang dengan presentase 47,4%.
Tabel 2 : Usia Pemulung
Usia Pemulung Frekuensi ( X ) Presentase ( % )
30 4 21 %32 1 5,2 %33 1 5,2 %43 5 26,4 %45 3 15,8 %48 1 5,2 %55 2 10,6 %57 2 10,6 %
Jumlah 19 100 %Kesimpulan : Dari table di atas menerangkan bahwa dari 19 koresponden, sebanyak 4 orang
yang berumur 30 tahun dengan presentase 21 %, dan yang berumur 32,33 dan 48 tahun
yakni masing-masing sebanyak 1 orang dengan presentase 5,2 %. Dan 5 koresponden
berumur 43 tahun dengan presentase 26,4 %. Kemudian 3 koresponden berumur 45 tahun
dengan presentase 18,6 % dan sisanya masing-masing 2 koresponden berumur 55 dan 57
tahun dengan presentase sebanyak 10,6 %.
13
Tabel 3 : Lama menjalani Kegiatan sebagai Pemulung
Lama Menjalani Kegiatan sebagai Pemulung Frekuensi ( X ) Presentase ( % )
1 Tahun 1 5,2 %
2 Tahun 1 5,2 %
3 Tahun 2 10,6 %
4 Tahun 2 10,6 %
5 Tahun 2 10,6 %
7 Tahun 1 5,2 %
8 Tahun 2 10,6 %
9 Tahun 1 5,2 %
10 Tahun 1 5,2 %
11 Tahun 1 5,2 %
12 Tahun 2 10,6 %
15 Tahun 1 5,2 %
17 Tahun 1 5,2 %
20 Tahun 1 5,2 %
Jumlah 19 100 %
Kesimpulan : Dari data tersebut dapat diterangkan bahwa sebanyak masing-masing 1
koresponden telah memulung selama 1,2,7,9,10,11,15,17 dan 20 tahun dengan presentase
5,2 % dan sisanya masing-masing 2 koresponden telah memulung selama 3,4,5,8,12 tahun
dengan presentase sebanyak 10,6 %.
Tabel lama 4 : Waktu bekerja pemulung
14
Waktu Bekerja Pemulung Frekuensi ( X ) Presentase ( % )07.00-16.00 2 10,6 %08.00-17.00 1 5,2 %12.00-21.00 1 5,2 %06.00-15.00 2 10,6 %08.00-14.00 1 5,2 %
15.00-Tidak diketahui 1 5,2 %12.00-20.00 1 5,2 %09.00-16.00 1 5,2 %07.00-15.00 1 5,2 %08.00-15.00 1 5,2 %09.00-14.00 1 5,2 %07.00-18.00 1 5,2 %06.00-20.00 1 5,2 %09.00-18.00 1 5,2 %10.00-16.00 1 5,2 %08.00-16.00 1 5,2 %07.00-14.00 1 5,2 %
Jumlah 19 100 %Kesimpulan : Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing 1 koresponden
bekerja pada jam 08.00-17.00, 12.00-21.00, 08.00-14.00, 15.00-Tidak diketahui, 12.00-20.00,
09.00-16.00, 07.00-15.00, 08.00-15.00, 09.00-14.00, 07.00-18.00, 06.00-20.00, 09.00-18.00, 10.00-
16.00, 08.00-16.00, 07.00-14.00 dengan presentase masing-masing 5,2 %. Dan masing-masing 2
koresponden dengan presentase 10,6 % menjawab bekerja pada jam 07.00-16.00, 06.00-15.00.
Tabel 5 : Penyaluran Barang-Barang bekas
Penyaluran Barang-Barang Bekas Frekuensi ( X ) Presentase ( % )
Boss 19 100%Jumlah 19 100%
Kesimpulan : semua koresponden yakni sebanyak 19 orang dengan presentase 100%
memilih menyalurkan barang-barang hasil memulung kepada boss.
Tabel 6 : Kendala yang dilalui saat memulung
15
Kendala yang dilalui saat memulung Frekuensi ( X ) Presentase ( % ) Tidak memiliki Gerobak Sendiri 4 21%
Barang yang sudah dikumpulkan susah untuk dijual 1 5,2 %Kondisi barang yang dikumpulkan jelek 1 5,2 %
Modal 2 10,6 %Saingan yang Banyak 1 5,2 %
Tidak ada Kendala 10 52,6%Jumlah 19 100%
Kesimpulan : Dari data diatas dapat diketahui bahwa 4 koresponden dengan presentase 21%
memiliki kendala tidak memiliki gerobak sendiri, 2 koresponden menjawab dengan
presentase 10,6 % memiliki kendala tidak mempunyai modal, dan lebih dari setengah
koresponden yakni 10 koresponden dengan presentase 52,6 % tidak memiliki kendala saat
memulung.
Tabel 7 : Pekerjaan Utama
Pekerjaan Utama Frekuensi ( X ) Presentase ( % )
Pemulung 19 100%Jumlah 19 100%
Kesimpulan : Semua Koresponden yakni sebanyak 19 dengan presentase 100 % menjawab
pekerjaan memulung adalah pekerjaan utama meraka.
Tabel 8 : Jumlah Penghasilan Memulung dalam sehari
Besar Pendapatan Frekuensi ( X ) Presentase ( % )
16
Tidak Menentu 5 26,40%Rp.60.000,- 1 5,20%Rp.70.000,- 1 5,20%Rp.30.000,- 1 5,20%Rp.80.000,- 1 5,20%Rp.50.000,- 2 10,60%Rp.40.000,- 1 5,20%Rp.45.000,- 1 5,20%Rp.55.000,- 3 15,80%Rp.42.000,- 1 5,20%Rp.48.000,- 1 5,20%Rp.49.000,- 1 5,20%
Jumlah 19 100%Kesimpulan : Dari data diatas dapat diketahui bahwa masing-masing 1 koresponden dengan
presentase 5,20 % mempunyai penghasilan Rp.60.000,-, Rp.70.000,-, Rp.30.000,-, Rp.80.000,-,
Rp.40.000,-, Rp.45.000,-, Rp.42.000,-, Rp.48.000,-, Rp.49.000,- dalam sehari dan 2 koresponden
memiliki penghasilan Rp. 50.000,- dengan presentase sebanyak 10,60 % dalam sehari kemudian 3
koresponden memiliki penghasilan Rp. 55.000,- dengan presentase sebanyak 15,80 %. Dan sisanya
sebanyak 5 koresponden dengan presentase sebanyak 26,40 % menjawab tidak menentu
penghasilannya dalam sehari.
Tabel 9 : Kegiatan Aktif yang diadakan Pemulung
Jenis Kegiatan
Frekuensi ( Y )
Presentase ( % )
Pengajian 7 36,8 %Arisan 6 31,6 %Koperasi 3 15,80%Tidak Ada 3 15,80%
Jumlah 19 100%Kesimpulan : Dari data disimpulkan yakni sebanyak 7 koresponden menjawab kegiatan
Pengajian adalah kegiatan yang aktif diadakan pemulung dengan presentase 36,8 %, 6
orang menjawab arisan adalah kegiatan yang paling aktif diadakan dengan presentase 31,6
%, kemudian masing-masing 3 koresponden dengan presentase 15,80 % menjawab
Koperasi dan Tidak memiliki kegiatan aktif.
17
Tabel 10 : Barang-Barang yang dikumpulkan pemulung
Jenis Barang Frekuensi ( X ) Presentase ( % )Plastik 19 30 %Kaleng 13 21 %Botol 12 19 %
Besi/Kayu/Busa 13 21 %Kardus 12 19 %
Keranjang Bambu 1 1,6 %Pakaiaan Bekas 2 3,2 %
Gabus 1 1,6 %Jumlah 63 100%
Kesimpulan : Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing 1 koresponden
dengan presentase sebanyak 1,6 % mengumpulkan keranjang bambu dan gabus, kemudian
sebnayak 2 koresponden dengan presentase sebanyak 3,2 % mengumpulkna pakaiaan bekas
dan masing-masing 12 koresponden dengan presentase sebanyak 19 % mengumpulkan
botol dan kardus, masing-masing 13 koresponden dengan presentase 21 % mengumpulkan
kaleng, besi/kayu/busa dan sisanya sebanyak 19 koresponden dengan presentase 30 %
mengumpulkan plastik.
4.2 Analisa Umum
Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa koresponden perempuan lebih banyak
daripada laki-laki yakni sebanyak 10 orang dengan presentase 52,6 %, dan paling banyak
berumur 30 tahun dengan presentase 21 % yakni sebanyak 4 koresponden. Masing-masing
Sebanyak 2 orang dengan presentase 10,6 persen telah menjalani profesi sebagai pemulung
selama 3, 4, 5, 8 dan 12 tahun. Dan 19 koresponden dengan presentase 100 % menyalurkan
hasil barang-barangnya ke bossnya. Sebanyak 10 koresponden dengan presentase 52,6 %
tidak memiliki kendala dalam memulung, dan 19 koresponden yakni dengan presentase 100
% menjawab pemulung adalah pekerjaan utama mereka. Sebanyak 5 koresponden dengan
oresentase 26,40 % memiliki penghasilan yang tidak menentu dalam sehari, kegiatan yang
paling aktif yang mereka ikuti adalah pengajian dengan presentase 36,8 % yakni dari 7
koresponden. Dan 30 % dari mereka mengumpulkan plastic.
18
5.1 Penutup
Sebagaimana yang telah dijelaskan tadi kita dapat mengetahui bahwa
pemulung tersebut bekerja begitu keras dengan setiap hari memungut
sampah yang sebenarnya cukup membahayakan bagi kesehatan para
pemulung, terlebih lagi dengan penghasilan yang tidak menetap sangat
mempengaruhi kehidupan sehari-hari para pemulung, akan tetapi karena
mereka memiliki kemauaan untuk terus menyambung kehidupan mereka,
maka mereka tidak kenal lelah untuk selalu terus berusaha meskipun harus
bekerja dilingkungan yang tidak bersih. Dan dengan menengok sekilas
tentang kehidupan yang memprihatinkan para pemulung di TPST Bantar
Gebang semoga kita dapat mengambil nilai-nilai positif dan menjadikannya
sebagai motivasi untuk diri kita supaya kedepannya kelak kita akan menjadi
manusia yang lebih baik dan dapat hidup dengan layak
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal. 2006. Pelajaran Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII. Arya Duta.
20
Tim Sosiologi. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Bermasyarakat Kelas XII.
Yudhistira.
www.nurulstudents.uii.ac.id/2009/03/20/urban-poverty-dan-keterkaitannya-dengan-informal-activities-dalam-masyarakat-urban/
ww.organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia.
www.vandredi-blog.blogspot.com/2010/02/pengertian-penduduk-masyarakat-dan.html.
Kumpulan Foto-Foto Kegiatan
21