karya tulis tentang : usaha masyarakat urban dalam menapaki kehidupan kota di tpst (tempat...

30
USAHA MASYARAKAT URBAN DALAM MENAPAKI KEHIDUPAN KOTA DI TPST (TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU) BANTAR GEBANG Oleh : Dian Asmita Aisyah ( XI IPS 3 ) Hanindita Dwi Latifani ( XI IPS 3 ) Mestika Herlin ( XI IPS 3 ) Ranea Amelia ( XI IPS 1 ) 1

Upload: dian-asmita-aisyah

Post on 31-Oct-2015

66 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Karya Tulis tentang : USAHA MASYARAKAT URBAN DALAM MENAPAKI KEHIDUPAN KOTA DI TPST (TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU)BANTAR GEBANGOleh :Dian Asmita Aisyah ( XI IPS 3 )Hanindita Dwi Latifani ( XI IPS 3 )Mestika Herlin ( XI IPS 3 )Ranea Amelia ( XI IPS 1 )Kemal ( XI IPS 1 )

TRANSCRIPT

USAHA MASYARAKAT URBAN DALAM MENAPAKI KEHIDUPAN

KOTA DI TPST

(TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU)

BANTAR GEBANG

Oleh :

Dian Asmita Aisyah ( XI IPS 3 )

Hanindita Dwi Latifani ( XI IPS 3 )

Mestika Herlin ( XI IPS 3 )

Ranea Amelia ( XI IPS 1 )

Kemal ( XI IPS 1 )

SMA NEGERI 1 JAKARTA

2011

1

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini dibuat sebagai Tugas Mata Pelajaran Sosiologi dan telah disetujui oleh Guru

Pembimbing

Mengetahui :

Guru Bahasa Indonesia Pembimbing

Dra.Hj. Kristinah Dra. Yuli Astuti

NIP. NIP. 1320151140

Kepala SMA N 1 Jakarta

Drs. Muh. Agus Salisin

NIP. 131781885

2

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena karunia-Nya karya tulis yang berjudul “Bagaimana usaha masyarakat urban dalam

menapaki kehidupan kota di TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantar

Gebang” ini terselesaikan .

Kami berterima kasih kepada :

1. Kepala Sekolah SMA N 1

2. Guru Pembimbing di kelas XI IPS

3. Aparat security TPST Bantar Gebang

4. Masyarakat di Bantar Gebang

Kami mengakui sebagai manusia, mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.

Untuk itu kami menerima kritik dan saran untuk penulisan sebagai batu loncatan untuk

memperbaiki karya tulis kami di masa yang akan datang. Agar karya tulis yang berikutnya

dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami berharap semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat untuk para pembaca.

Jakarta, 23 Mei 2011

Tim Penulis

3

DAFTAR ISI

Judul………………………………………………………………… 1

Lembar Pengesahan…………………………………………………. 2

Kata Pengantar………………………………………………………. 3

Daftar Isi…………………………………………………………….. 4

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………… 5

1.1.2 Permasalahan……………………………………………….. 6

1.1.3 Batasan Masalah……………………………………............ 6

1.1.4 Rumusan Masalah………………………………………….. 7

1.1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………….. 7

BAB II. KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Penduduk……………………………………….. 8

2.1.2 Pengertian Masyarakat……………………………………… 8

2.1.3 Pengertian Masyarakat Urban………………………………. 9

2.1.4 TPST Bantar Gebang……………………………………….. 9

BAB III. METODOLOGI PENULISAN

3.1 Populasi dan Sampel………………………………………..….. 10

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………… 10

3.3 Teknik Wawancara………………………………………….. 11

3.4 Pendekatatan Penelitian….………………………………….. 11

BAB IV. TABEL

4.1 Kondisi Umum Koresponden……………………………..….. 13

4.2 Analisa Umum………………………………………………… 18

BAB V. PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

KUMPULAN FOTO-FOTO KEGIATAN

LEMBAR KERJA SISWA

4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu

kota Negara Indonesia . Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang

memiliki status setingkat provinsi . Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.

Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527) , Jayakarta (1527-

1619) , Batavia , atau Jacatra (1619-1942) , dan Djakarta (1942-1972) . Jakarta

memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km . Jumlah penduduk Jakarta sekitar

7.512.323 (2006), namun pada siang hari, angka tersebut akan bertambah seiring

datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok.

Kota/kabupaten yang paling padat penduduknya adalah Jakarta Timur dengan

2.131.341 penduduk, sementaraKepulauan Seribu adalah kabupaten dengan paling

sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa . Kota Jakarta terletak pada 106 derajat 49' 35"

Bujur Timur dan 06 derajat 10' 37" Lintang Selatan. Luas Wilayah 650,40 Km2

(termasuk Kepulauan Seribu, 9.20 Km2). Berada di dataran rendah pantai Utara Bagian

Barat Pulau Jawa . Terdapat sekitar 10 buah sungai alam dan buatan . Wilayah

metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa , merupakan

metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia .

Daya tarik yang ada di Jakarta menjadi magnet yang membuat banyak orang

ingin mengunjungi kota metropolitan tersebut, seperti sarana dan prasarana yang

lengkap, Jakarta sebagai pusat bisnis,pusat pemerintahan memiliki banyak pusat

perbelanjaan baik itu tradisional maupun modern dan juga dengan banyaknya sarana

pendidikan yang terkenal dan berkualitas baik dari mulai pendidikan dasar sampai

perguruan tinggi negeri di Jakarta. Dan juga lengkapnya sarana hiburan yang ada di

Jakarta.

5

1.1. 2 Permasalahan

Dari Latar Belakang di atas maka di DKI Jakarta muncul berbagai masalah,

diantaranya :

o Kepadatan penduduk yang terus bertambah karena factor kelahiran

o Urbanisasi

o Menjadi tujuan bagi yang ingin melanjutkan pendidikan

o Menjadi tujuan bagi yang ingin melanjutkan jenjang karier

o Kepadatan kependudukan / ketidakseimbangan jalan

o Polusi Udara dari asap knalpot kendaraan bermotor dan dari asap pabrik

o Polusi air dari pembuangan limbah pabrik ke sungai dan laut secara sembarangan

o Polusi tanah yang berasal dari limbah berat atau pencemaran dari logam berat yang

mengurangi kesuburan tanah

o Produksi sampah dari tiap wilayahyang sudah tak terkendali.

o Lapangan pekerjaan yang tidak dapat merekruit semua masyarakat

o Bermunculan daerah-daerah kumuh (slum area )

1.1.3 Batasan Masalah

Dari permasalahan diatas, kami meneliti hanya pada urbanisasi yang kami tekankan

pada Masyarakat Urban di TPST ( Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ) Bantar Gebang

dalam kesehariannya

6

1.1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan Batasan Masalah diatas kami meneliti dengan judul “Bagaimana Usaha

Masyarakat Urban Dalam Menapaki Kehidupan Kota di TPST ( Tempat Pembuangan

Sampah Terpadu ) Bantar Gebang ?”

1.1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan Manfaat penelitian kami adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi mata pelajaran Sosiologi materi Kelompok Sosil dan Penelitian Sosial

2. Ingin mengetahui Kehidupan Masyarakat di TPST ( Tempat Pembuangan Sampah

Terpadu ) Bantar Gebang

3. Memberi informasi kepada para pembaca tentang “Bagaimana Usaha Masyarakat

Urban Dalam Menapaki Kehidupan Kota di TPST ( Tempat Pembuangan Sampah

Terpadu ) Bantar Gebang ?

7

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Pengertian Penduduk

Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu, menetap

dalam suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu pula.

2.1.2 Pengertian Masyarakat

Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan

sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri,

perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan

lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan

dalam suatu masyarakat. Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari

beberapa ahli sosiologi dunia.

1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan

menghasilkan kebudayaan.

2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu

ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-

kelompok yang terbagi secara ekonomi.

3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif

pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.

4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia

yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu

wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di

dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

8

2.1.3 Pengertian Masyarakat Urban

Masyarakat Urban merupakan massa yang didorong oleh keinginan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik. Di Indonesia, seperti terjadi juga

di Negara lain, masyarakat urban adalah hasil dari urbanisasi yang tidak terkontrol sebgai

sisa dari industrialisasi dan komersialisasi di perkotaan. Kota adalah magnet yang sangat

kuat menarik massa. Sedangkan massa di daerah rural adalah korban yang tidak dapat

mengelak dari jerat tawaran kehidupan yang lebih baik di kota. Celakanya hal tersebut

tidak selalu berbuah manis. Sebagian massa yang “gagal” di kota, mau tidak mau harus

terjebak dalam lingkaran masyarakat urban yang marginal.

2.1.4 TPST Bantar Gebang

Asal Usul TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantar Gebang,

Peningkatan jumlah Penduduk DKI Jakarta memberikan dampak terhadap peningkatan

volume sampah. Upaya mengurangi volume sampah yang pernah dilakukan oleh

pemerintah DKI Jakarta dengan cara membakar di lahan terbuka seperti di Cilincing dan

Kapuk telah menimbulkan polusi asap dan debu. Karena itu Pemerintah DKI. Jakarta

menganggap perlu memiliki lokasi tempa pembuangan yang memadai dan memenuhi

persyaratan ambang batas lingkungan hidup. Pemerintah DKI Jakarta akhirnya

menetapkan salah satu daerah di wilayah kecamatan Bantar Gebang sebagat Tempat

Pembuangan Sampah Terpadu. Areal ini semula merupakan bekas lahan galian tanah

untuk kepentingan pembangunana beberapa perumahan di Jakarta, seperti :

Sunter,Podomoro dan Kelapa Gading serta perbaikan jalan di Narogong pada tahun

1986.

Dari segudang daya tarik yang terdapat di Ibukota maka munculah berbagai

permasalahan seperti : Kepadatan penduduk, Polusi Udara dari asap knalpot kendaraan

bermotor, polusi air dari pembuangan limbah pabrik ke sungai dan laut secara

sembarangan dan polusi tanah yang berasal dari limbah berat atau pencemaran dari

logam berat yang mengurangi kesuburan tanah serta produksi sampah dari tiap

wilayahyang sudah tak terkendali.

9

BAB III

METODOLOGI PENULISAN

3.1 Populasi dan Sampel

- Populasi merupakan sekumpulan unit-unit elementer, atau hal yang menjadi

sumber pengambilan sampel yang memenuhi syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian. Seluruh anggota populasi dapt dijadikan subjek

penelitian jika jumlah anggotanya sedikit sehingga tidak perlu penarikan atau

penentian sampel lagi.

Populasi Penelitian : Masyarakat Urban di TPST Bantar Gebang

- Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan

untuk penelitian yang sifat dan karakteristiknya dapat mewakili populasi

sebagai subjek penelitian. Sampel mewakili karakteristik populasi. Sampel

yang besar tidak efisien, sampel kecil tidak mewakili informasi sebenarnya.

Memahami metode sampling bertujuan agar menghasilkan penelitian yang

benar, akurat dan bermanfaat.

Penarikan sampel dari populasi yang kita lakukan mengambil dengan cara Sampel

Acak Sederhana, yakni : Tiap unit/anggota populasi diberi nomor kemudian ditarik secara

acak (random), masing-masing unit dalam sampel memiliki peluang yang sama untuk

dipilih, dan kuota yaitu menetapkan sampel sebesar 19 responden.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ( TPST ) Bantar Gebang,

Bekasi.

Waktu Penelitian : Senin, 11 April 2011

10

3.3 Teknik Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan

cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara ( interviewer ) dengan yang

diwawancarai ( responden ). Wawancara disebut juga dengan interview. Interview

digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data

tentang variabel latar pendidikan orang tua, tingkat pendidikan murid, perhatian, kebiasaan

dalam berperilaku dan sebagainya. Beberapa hal yang membedakan antara percakapan biasa

dengan wawancara adalah :

Pewawancara dengan responden saling mengenal satu sama lain.

Pewawancara selalu bertanya dan responden yang menjawab

Pertanyaan yang sudah diajukan mengikuti alur yang sduah dipersiapkan sebelumnya,

yaitu melalui pedoman wawancara.

Dialog yang berlangsung berjalan secara netral. Artinya pewawancara tidak

menjuruskan jawaban responden pada suatu jawaban tertentu.

Teknik wawancara yang kita lakukan adalah wawancara secara langsung ke koresponden

dan wawancara terstruktur yakni : Wawancara yang menggunakan pedoman wawancara.

Jadi pewawancara sudah mempersiapkan pedoman wawancara, sehingga saat melakukan

wawancara tinggal memberikan tanda check list pada nomor yang sesuai.

Fungsi dari pedoman wawancara adalah :

- Agar tidak ada pokok-pokok permasalahan yang tertinggal.

- Agar pencatatannya lebih cepat.

3.5 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini kami menggunakan Penelitian Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah

penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan ciri-ciri sebuah gejala. Tahapan penelitian ini

11

merupakan tahap yang paling sederhana. Dalam penelitian ini, peneliti tidak berusaha untuk

mengetahui hubungan sebab akibat atau membandingkannya dengan kondisi social

masyarakat lain. Sebagai Contoh penelitian terhadap kehidupan kaum urban di lingkungan

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Hasil dari penelitian

tersebut hanya berupa sebuah paparan dan tidak memberikan suatu analisis.

12

BAB IV

TABEL

4.1 Kondisi Umum Responden

Tabel 1 : Gender Pemulung di TPST Bantar Gebang

Jenis Kelamin Frekuensi ( X ) Presentase ( % )

Laki-Laki ( L ) 9  47,4%

Perempuan ( P ) 10  52,6 %

Jumlah 19  100 %Kesimpulan : Dari table di atas menerangkan bahwa dari 19 koresponden, jumlah

perempuan lebih banyak daripada laki-laki yakni sebesar 10 orang dengan presentase 52,6%

dan jumlah laki-laki sebanyak 9 orang dengan presentase 47,4%.

Tabel 2 : Usia Pemulung

Usia Pemulung Frekuensi ( X ) Presentase ( % )

30 4 21 %32 1 5,2 %33 1 5,2 %43 5 26,4 %45 3 15,8 %48 1 5,2 %55 2 10,6 %57 2 10,6 %

Jumlah 19 100 %Kesimpulan : Dari table di atas menerangkan bahwa dari 19 koresponden, sebanyak 4 orang

yang berumur 30 tahun dengan presentase 21 %, dan yang berumur 32,33 dan 48 tahun

yakni masing-masing sebanyak 1 orang dengan presentase 5,2 %. Dan 5 koresponden

berumur 43 tahun dengan presentase 26,4 %. Kemudian 3 koresponden berumur 45 tahun

dengan presentase 18,6 % dan sisanya masing-masing 2 koresponden berumur 55 dan 57

tahun dengan presentase sebanyak 10,6 %.

13

Tabel 3 : Lama menjalani Kegiatan sebagai Pemulung

Lama Menjalani Kegiatan sebagai Pemulung Frekuensi ( X ) Presentase ( % )

1 Tahun 1 5,2 %

2 Tahun 1 5,2 %

3 Tahun 2 10,6 %

4 Tahun 2 10,6 %

5 Tahun 2 10,6 %

7 Tahun 1 5,2 %

8 Tahun 2 10,6 %

9 Tahun 1 5,2 %

10 Tahun 1 5,2 %

11 Tahun 1 5,2 %

12 Tahun 2 10,6 %

15 Tahun 1 5,2 %

17 Tahun 1 5,2 %

20 Tahun 1 5,2 %

Jumlah 19 100 %

Kesimpulan : Dari data tersebut dapat diterangkan bahwa sebanyak masing-masing 1

koresponden telah memulung selama 1,2,7,9,10,11,15,17 dan 20 tahun dengan presentase

5,2 % dan sisanya masing-masing 2 koresponden telah memulung selama 3,4,5,8,12 tahun

dengan presentase sebanyak 10,6 %.

Tabel lama 4 : Waktu bekerja pemulung

14

Waktu Bekerja Pemulung Frekuensi ( X ) Presentase ( % )07.00-16.00 2 10,6 %08.00-17.00 1 5,2 %12.00-21.00 1 5,2 %06.00-15.00 2 10,6 %08.00-14.00 1 5,2 %

15.00-Tidak diketahui 1 5,2 %12.00-20.00 1 5,2 %09.00-16.00 1 5,2 %07.00-15.00 1 5,2 %08.00-15.00 1 5,2 %09.00-14.00 1 5,2 %07.00-18.00 1 5,2 %06.00-20.00 1 5,2 %09.00-18.00 1 5,2 %10.00-16.00 1 5,2 %08.00-16.00 1 5,2 %07.00-14.00 1 5,2 %

Jumlah 19 100 %Kesimpulan : Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing 1 koresponden

bekerja pada jam 08.00-17.00, 12.00-21.00, 08.00-14.00, 15.00-Tidak diketahui, 12.00-20.00,

09.00-16.00, 07.00-15.00, 08.00-15.00, 09.00-14.00, 07.00-18.00, 06.00-20.00, 09.00-18.00, 10.00-

16.00, 08.00-16.00, 07.00-14.00 dengan presentase masing-masing 5,2 %. Dan masing-masing 2

koresponden dengan presentase 10,6 % menjawab bekerja pada jam 07.00-16.00, 06.00-15.00.

Tabel 5 : Penyaluran Barang-Barang bekas

Penyaluran Barang-Barang Bekas Frekuensi ( X ) Presentase ( % )

Boss 19 100%Jumlah 19 100%

Kesimpulan : semua koresponden yakni sebanyak 19 orang dengan presentase 100%

memilih menyalurkan barang-barang hasil memulung kepada boss.

Tabel 6 : Kendala yang dilalui saat memulung

15

 Kendala yang dilalui saat memulung Frekuensi ( X ) Presentase ( % ) Tidak memiliki Gerobak Sendiri 4 21%

Barang yang sudah dikumpulkan susah untuk dijual 1 5,2 %Kondisi barang yang dikumpulkan jelek 1 5,2 %

Modal 2 10,6 %Saingan yang Banyak 1 5,2 %

Tidak ada Kendala 10 52,6%Jumlah 19 100%

Kesimpulan : Dari data diatas dapat diketahui bahwa 4 koresponden dengan presentase 21%

memiliki kendala tidak memiliki gerobak sendiri, 2 koresponden menjawab dengan

presentase 10,6 % memiliki kendala tidak mempunyai modal, dan lebih dari setengah

koresponden yakni 10 koresponden dengan presentase 52,6 % tidak memiliki kendala saat

memulung.

Tabel 7 : Pekerjaan Utama

Pekerjaan Utama Frekuensi ( X ) Presentase ( % )

Pemulung 19 100%Jumlah 19 100%

Kesimpulan : Semua Koresponden yakni sebanyak 19 dengan presentase 100 % menjawab

pekerjaan memulung adalah pekerjaan utama meraka.

Tabel 8 : Jumlah Penghasilan Memulung dalam sehari

Besar Pendapatan Frekuensi ( X ) Presentase ( % )

16

Tidak Menentu 5 26,40%Rp.60.000,- 1 5,20%Rp.70.000,- 1 5,20%Rp.30.000,- 1 5,20%Rp.80.000,- 1 5,20%Rp.50.000,- 2 10,60%Rp.40.000,- 1 5,20%Rp.45.000,- 1 5,20%Rp.55.000,- 3 15,80%Rp.42.000,- 1 5,20%Rp.48.000,- 1 5,20%Rp.49.000,- 1 5,20%

Jumlah 19 100%Kesimpulan : Dari data diatas dapat diketahui bahwa masing-masing 1 koresponden dengan

presentase 5,20 % mempunyai penghasilan Rp.60.000,-, Rp.70.000,-, Rp.30.000,-, Rp.80.000,-,

Rp.40.000,-, Rp.45.000,-, Rp.42.000,-, Rp.48.000,-, Rp.49.000,- dalam sehari dan 2 koresponden

memiliki penghasilan Rp. 50.000,- dengan presentase sebanyak 10,60 % dalam sehari kemudian 3

koresponden memiliki penghasilan Rp. 55.000,- dengan presentase sebanyak 15,80 %. Dan sisanya

sebanyak 5 koresponden dengan presentase sebanyak 26,40 % menjawab tidak menentu

penghasilannya dalam sehari.

Tabel 9 : Kegiatan Aktif yang diadakan Pemulung

Jenis Kegiatan

Frekuensi ( Y )

Presentase ( % )

Pengajian 7 36,8 %Arisan 6 31,6 %Koperasi 3 15,80%Tidak Ada 3 15,80%

Jumlah 19 100%Kesimpulan : Dari data disimpulkan yakni sebanyak 7 koresponden menjawab kegiatan

Pengajian adalah kegiatan yang aktif diadakan pemulung dengan presentase 36,8 %, 6

orang menjawab arisan adalah kegiatan yang paling aktif diadakan dengan presentase 31,6

%, kemudian masing-masing 3 koresponden dengan presentase 15,80 % menjawab

Koperasi dan Tidak memiliki kegiatan aktif.

17

Tabel 10 : Barang-Barang yang dikumpulkan pemulung

Jenis Barang Frekuensi ( X ) Presentase ( % )Plastik 19 30 %Kaleng 13 21 %Botol 12 19 %

Besi/Kayu/Busa 13 21 %Kardus 12 19 %

Keranjang Bambu 1 1,6 %Pakaiaan Bekas 2 3,2 %

Gabus 1 1,6 %Jumlah 63 100%

Kesimpulan : Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masing-masing 1 koresponden

dengan presentase sebanyak 1,6 % mengumpulkan keranjang bambu dan gabus, kemudian

sebnayak 2 koresponden dengan presentase sebanyak 3,2 % mengumpulkna pakaiaan bekas

dan masing-masing 12 koresponden dengan presentase sebanyak 19 % mengumpulkan

botol dan kardus, masing-masing 13 koresponden dengan presentase 21 % mengumpulkan

kaleng, besi/kayu/busa dan sisanya sebanyak 19 koresponden dengan presentase 30 %

mengumpulkan plastik.

4.2 Analisa Umum

Berdasarkan table diatas, dapat diketahui bahwa koresponden perempuan lebih banyak

daripada laki-laki yakni sebanyak 10 orang dengan presentase 52,6 %, dan paling banyak

berumur 30 tahun dengan presentase 21 % yakni sebanyak 4 koresponden. Masing-masing

Sebanyak 2 orang dengan presentase 10,6 persen telah menjalani profesi sebagai pemulung

selama 3, 4, 5, 8 dan 12 tahun. Dan 19 koresponden dengan presentase 100 % menyalurkan

hasil barang-barangnya ke bossnya. Sebanyak 10 koresponden dengan presentase 52,6 %

tidak memiliki kendala dalam memulung, dan 19 koresponden yakni dengan presentase 100

% menjawab pemulung adalah pekerjaan utama mereka. Sebanyak 5 koresponden dengan

oresentase 26,40 % memiliki penghasilan yang tidak menentu dalam sehari, kegiatan yang

paling aktif yang mereka ikuti adalah pengajian dengan presentase 36,8 % yakni dari 7

koresponden. Dan 30 % dari mereka mengumpulkan plastic.

18

BAB V

PENUTUP

19

5.1 Penutup

Sebagaimana yang telah dijelaskan tadi kita dapat mengetahui bahwa

pemulung tersebut bekerja begitu keras dengan setiap hari memungut

sampah yang sebenarnya cukup membahayakan bagi kesehatan para

pemulung, terlebih lagi dengan penghasilan yang tidak menetap sangat

mempengaruhi kehidupan sehari-hari para pemulung, akan tetapi karena

mereka memiliki kemauaan untuk terus menyambung kehidupan mereka,

maka mereka tidak kenal lelah untuk selalu terus berusaha meskipun harus

bekerja dilingkungan yang tidak bersih. Dan dengan menengok sekilas

tentang kehidupan yang memprihatinkan para pemulung di TPST Bantar

Gebang semoga kita dapat mengambil nilai-nilai positif dan menjadikannya

sebagai motivasi untuk diri kita supaya kedepannya kelak kita akan menjadi

manusia yang lebih baik dan dapat hidup dengan layak

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2006. Pelajaran Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XII. Arya Duta.

20

Tim Sosiologi. Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Bermasyarakat Kelas XII.

Yudhistira.

www.nurulstudents.uii.ac.id/2009/03/20/urban-poverty-dan-keterkaitannya-dengan-informal-activities-dalam-masyarakat-urban/

ww.organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia.

www.vandredi-blog.blogspot.com/2010/02/pengertian-penduduk-masyarakat-dan.html.

Kumpulan Foto-Foto Kegiatan

21

Gapura TPST Bantar Gebang

Wawancara Langsung kepada koresponden

Foto Gerobak dan hasil barang-barang Foto bersama security TPST

Yang telah dikumpulkan oleh pemulung Bantar Gebang

Wawancara langsung di rumah responden Tumpukan sampah yang sedang diatur oleh mesin-mesin modern

22