Transcript
  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    1/45

    Referat Radiologi

    PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA BATU

    SALURAN KEMIH(Radiology Imaging of Ur inary Calcul i )

    Disusun Oleh :

    Dian Mardiani 110.2009.078

    Muminah 110.2009.192

    Pembimbing :

    dr. Lilis Untari S, Sp. Rad

    dr. Kesuma Mulya, Sp.Rad

    KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM

    DAERAH CILEGON / FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

    PERIODE 15 SEPTEMBER04 OKTOBER 2014

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    2/45

    i

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI............................................................................................................................. i

    I. ANATOMI SALURAN KEMIH..................................................................................... 1

    II. FISIOLOGI GINJAL....................................................................................................... 6

    III. BATU SALURAN KEMIH (UROLITIASIS)............................................................ 6

    a) Definisi......................................................................................................................... 6

    b) Penyebab Pembentukan Batu Saluran Kemih.............................................................. 7

    c) Klasifikasi Batu Saluran Kemih................................................................................... 9

    d) Gejala-Gejala Batu Saluran Kemih............................................................................ 13

    d) Pemeriksaan Fisik...................................................................................................... 14

    e) Pemeriksaan Penunjang............................................................................................. 14

    f) PENATALAKSAAN MEDIS BATU SALURAN KEMIH...................................... 37

    g) PENCEGAHAN BATU SALURAN KEMIH........................................................... 39

    DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. ii

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    3/45

    1

    I. ANATOMI SALURAN KEMIH

    A. Ginjal

    Ginjal terletak di rongga retroperitonium dan terlindung oleh otot-otot

    punggung di sebelah posterior dan oleh organ-organ intraperitoneal disebelah anteriornya.Ginjal berwarna cokelat kemerahan dan terletak di

    belakang peritoneum, setinggi dinding posterior abdomen di samping kanan

    dan kiri columna vertebralis, dan sebagian besar tertutup oleh arcus costalis.1

    Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri,

    karena adanya lobus hepatis dextra yang besar. Bila diafragma berkontraksi

    pada waktu respirasi, kedua ginjal turun ke arah vertikal sampai sejauh 1 inci

    (2.5 cm). Pada kedua margo medialis ginjal yang cekung, terdapat celah

    vertikal yang dibatasi oleh pinggir-pinggir substansi ginjal yang tebal yang

    disebut hillum renalis. Hilum renalis meluas ke suatu ruangan yang besaryang disebut sinus renalis. Hilum renalis dilalui, dari depan ke belakang, oleh

    vena renalis, dua cabang arteria renalis, ureter, dan cabang ketiga arteri

    renalis. Pembuluh-pembuluh limfatik dan serabut-serabut saraf simpatis juga

    melalui hilum ini2.

    Gambar 1. Posisis anatomis ginjal

    Hubungan ginjal kanan :

    a) Ke anterior : glandula suprarenalis, hepar, duodenum pars descendens

    dan flexura coli dextra.

    b) Ke posterior : diaphragma, recessus costodiaphragmaticus, costa XII,

    m. quadratus lumborum dan m. transversus abdominis. Nervus

    subcostalis (T12), nervus iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis

    (L1) berjalan ke bawah dan lateral.

    Hubungan ginjal kiri :

    a) Ke anterior : glandula suprarenalis, lien, gaster, pancreas, flexura coli

    sinistra, jejunum.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    4/45

    2

    b) Ke posterior : diaphragma, recessus costodiaphragmaticus, costa XI

    (ren sinistra lebih tinggi dibandingkan ren dextra) dan costa XII,

    m.psoas, m.quadratus lumborum dan m.transversus abdominis.

    Nervus subcostalis (T12), nervus ilihypogastricus dan nervus

    ilioinguinalis (L1) berjalan ke bawah dan lateral.Ginjal mempunyai selubung sebagai berikut :

    a) Capsula fibrosa : meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan

    luar ginjal

    b)

    Capsula adiposa : meliputi capsula fibrosa

    c)

    Fascia renalis : merupakan kondensasi jaringan ikat yang terletak di

    luar capsula adiposa serta meliputi ginjal dan glandula suprarenalis.

    Di lateral fascia ini melanjutkan diri sebagai fascia tranversalis

    d)

    Corpus adiposum pararenale : terletak di luar fascia renalis dan sering

    didapatkan dalam jumlah besar. Corpus adiposum pararenale

    membentuk sebagian lemak retroperitoneal

    Capsula adiposa, fascia renalis, dan corpus adiposum pararenale menyokong

    dan memfiksasi ginjal pada posisinya di dinding posterior abdomen.

    Gambar 2. Bagianbagian ginjal

    Struktur ginjal :

    a) Cortex renalis di bagian luar yang berwarna coklat gelap.

    b) Medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang

    dibandingkan cortex.

    Medulla renalis terdiri atas kira-kira selusin piramida renalis

    yang masing-masing mempunyai basis yang menghadap ke cortex

    renalis, dan apex yaitu papilla renalis yang menonjol ke medial.

    Bagian cortex yang menonjol ke medulla diantara pyramide yang

    berdekatan disebut columna renalis. Bagian bergaris-garis yang

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    5/45

    3

    membentang dari basis piramida renalis sampai ke cortex disebut

    radii medullaris1.

    Sinus renalis merupakan ruangan di dalam hillum renalis,

    berisi pelebaran ke atas ureter, yang disebut pelvis renalis. Pelvis

    renalis terbagi menjadi dua atau tiga calyx renalis major yang masing-masing akan bercabang manjadi dua atau tiga calices renalis minores.

    Setiap calyx minor diinvaginasi oleh apex piramida renalis yang

    disebut papilla renalis1.

    Gambar 3. Potongan coronal ginjal

    Perdarahan, limf dan persarafan ginjal :

    a)

    Arteri

    Arteri renalis berasal dari aorta setinggi vertebra lumbalis II.

    Masing-masing arteri renalis biasanya bercabang menjadi lima arteri

    segmentalis yang masuk ke dalam hilum renalis, empat di depan dan

    satu di belakang pelvis renalis. Arteri ini memperdarahi segmen-

    segmen atau area renalis yang berbeda. Arteri lobaris berasal dari

    arteri segmentalis, masing-masing satu buah untuk satu piramida

    renalis. Sebelum masuk substansia renalis, setiap arteri lobaris

    mempercabangkan dua atau tiga arteri interlobaris. Arteri interlobaris

    berjalan menuju cortex di antara piramida renalis. Pada perbatasan

    cortex dan medula renalis, arteri interlobaris bercabang menjadi arteri

    arcuata yang melengkung di atas basis piramida renalis. Arteri arcuata

    mempercabangkan sejumlah arteri interlobularis yang berjalan ke atas

    di dalam cortex. Arteriol aferen glomerulus merupakan cabang

    interlobularis1.

    b)

    Vena

    Vena renalis keluar dari hilum renalis di depan arteri renalisdan mengalirkan darah ke vena cava inferior.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    6/45

    4

    c) Aliran limf

    Dialiri oleh nodi aortici lateralis berada di sekitar pangkal

    arteri renalis.

    Gambar 4. Vaskularisasi ginjal

    d) Persarafan

    Dipersarafi oleh serabut plexus renalis. Serabut-serabut aferen

    yang berjalan melalui plexus renalis masuk ke medulla spinalis

    melalui nervi thoracici 10, 11 dan 12.

    Gambar 5. Innervasi Ginjal

    B.

    Ureter

    Ureter merupakan saluran kecil yang menghubungkan antara ginjal

    dengan kandung kemih (vesica urinearia), dengan panjang 25-30 cm,

    dengan penampang 0,5 cm. Saluran ini menyempit di tiga tempat yaitu di

    titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan

    di titik pertemuannya dengan kendung kemih. BSK dapat tersangkut dalam

    ureter di ketiga tempat tersebut, yang mengakibatkan nyeri (kolik ureter)1.

    Lapisan dinding ureter terdiri dari dinding luar berupa jaringan ikat

    (jaringan fibrosa), lapisan tengah terdiri dari lapisan otot polos, lapisan

    sebelah dalam merupakan lapisan mukosa. Lapisan dinding ureter

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    7/45

    5

    menimbulkan gerakan-gerakan peristalt ik tiap 5 menit sekali yang akan

    mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesica urinearia).

    Setiap ureter akan masuk ke dalam kandung kemih melalui suatu

    sfingter. Sfingter adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang dapat

    membuka dan menutup sehingga dapat mengatur kapan air kemih bisa lewatmenuju ke dalam kandung kemih. Air kemih yang secara teratur tersebut

    mengalir dari ureter akan di tampung dan terkumpul di dalam kandung

    kemih2.

    C. Kandung Kemih

    Kandung kemih merupakan kantong muscular yang bagian dalamnya

    dilapisi oleh membran mukosa dan terletak di depan organ pelvis lainnya

    sebagai tempat menampung air kemih yang dibuang dari ginjal melalui ureter

    yang merupakan hasil buangan penyaringan darah.

    Dalam menampung air kemih kandung kemih mempunyai kapasitas

    maksimal yaitu untuk volume orang dewasa lebih kurang adalah 30-450 ml.

    Kandung kemih bersifat elastis, sehingga dapat mengembang dan mengkerut.

    Ketika kosong atau setengah terdistensi, kandung kemih terletak pada pelvis

    dan ketika lebih dari setengah terdistensi maka kandung kemih akan berada

    pada abdomen di atas pubis2.

    Dimana ukurannya secara bertahap membesar ketika sedang

    menampung jumlah air kemih yang secara teratur bertambah. Apabila

    kandung kemih telah penuh, maka akan dikirim sinyal ke otak dan

    menyampaikan pesan untuk berkemih. Selama berkemih, sfingter lainnyayang terletak diantara kandung kemih dan uretra akan membuka dan akan

    diteruskan keluar melalui uretra. Pada saat itu, secara bersamaan dinding

    kandung kemih berkontrasksi yang menyebabkan terjadinya tekanan

    sehingga dapat membantu mendorong air kemih keluar menuju uretra1.

    D. Uretra

    Saluran kemih (uretra) merupakan saluran sempit yang berpangkal

    pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada

    laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat

    kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian

    penis panjangnya 20 cm. Uretra pada laki-laki terdiri dari uretra prostatika,

    uretra membranosa, dan uretra kavernosa. Uretra prostatika merupakan

    saluran terlebar dengan panjang 3 cm, dengan bentuk seperti kumparan yang

    bagian tengahnya lebih luas dan makin ke bawah makin dangkal kemudian

    bergabung dengan uretra membranosa. Uretra membranosa merupakan

    saluran yang paling pendek dan paling dangkal. Uretra kavernosa merupakan

    saluran terpanjang dari uretra dengan panjang kira-kira 15 cm.

    Pada wanita, uretra terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring

    sedikit kearah atas, panjangnya 3-4 cm. Muara uretra pada wanita terletak

    di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan uretra disini hanya

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    8/45

    6

    sebagai saluran ekskresi. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra

    laki-laki1.

    II. FISIOLOGI GINJAL

    Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi(disaring) didalam glomeruli kemudian di tubuli ginjal, beberapa zat yang

    masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan zat-zat hasil sisa

    metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari

    tidak kurang 180 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan

    urine 1-2 liter. Urine yang terbentuk didalam nefron disalurkan melalui

    piramida ke system pelvikalises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam

    ureter.1

    Selain membuang sisa-sisa metabolisme tubuh melalui urine, ginjal

    berfungsi juga dalam 1.) mengontrol sekresi hormone-hormon aldosterondan ADH (anti diuretic hormone) dalam mengatuir jumlah cairan tubuh, 2.)

    mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D, 3.) menghasilkan

    beberapa hormone, antara lain eritropoetin yang berperan dalam

    pembentukan sel darah merah, renin yang berperan dalam mengatur tekanan

    darah, serta hormone prostaglandin1.

    III. BATU SALURAN KEMIH (UROLITIASIS)

    a) Definisi

    Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan masa

    keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik saluran

    kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah (kandung kemih dan

    uretra), yang dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran

    kemih dan infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal)

    maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Batu ini terbentuk

    dari pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat, atau sistein3.

    BSK dapat berukuran dari sekecil pasir hingga sebesar buah anggur.

    Batu yang berukuran kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan biasanya

    dapat keluar bersama dengan urine ketika berkemih. Batu yang berada di

    saluran kemih atas (ginjal dan ureter) menimbulkan kolik dan jika batu

    berada di saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra) dapat

    menghambat buang air kecil. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis

    maupun tubulus renalis dapat menyebabkan nyeri punggung atau kolik

    renalis (nyeri kolik yang hebat di daerah antara tulang rusuk dan tulang

    pinggang yang menjalar ke perut juga daerah kemaluan dan paha sebelah

    dalam). Hal ini disebabkan karena adanya respon ureter terhadap batu

    tersebut, dimana ureter akan berkontraksi yang dapat menimbulkan rasa nyeri

    kram yang hebat4

    .

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    9/45

    7

    b) Penyebab Pembentukan Batu Saluran Kemih

    Penyebab pasti pembentukan BSK belum diketahui, oleh karena

    banyak faktor yang dilibatkannya, sampai sekarang banyak teori dan faktor

    yang berpengaruh terhadap pembentukan BSK yaitu :

    a)

    Teori Fisiko KimiawiPrinsip dari teori ini adalah terbentuknya BSK karena adanya

    proses kimia, fisika maupun gabungan fisiko kimiawi. Dari hal

    tersebut diketahui bahwa terjadinya batu sangat dipengaruhi oleh

    konsentrasi bahan pembentuk batu di saluran kemih.

    Berdasarkan faktor fisiko kimiawi dikenal teori pembentukan

    batu, yaitu:

    Teori Supersaturasi

    Supersaturasi air kemih dengan garam-garam

    pembentuk batu merupakan dasar terpenting dan merupakan

    syarat terjadinya pengendapan. Apabila kelarutan suatu

    produk tinggi dibandingkan titik endapannya maka terjadi

    supersaturasi sehingga menimbulkan terbentuknya kristal dan

    pada akhirnya akan terbentuk batu.

    Supersaturasi dan kristalisasi dapat terjadi apabila ada

    penambahan suatu bahan yang dapat mengkristal di dalam air

    dengan pH dan suhu tertentu yang suatu saat akan terjadi

    kejenuhan dan terbentuklah kristal. Tingkat saturasi dalam air

    kemih tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah bahan pembentuk

    BSK yang larut, tetapi juga oleh kekuatan ion, pembentukankompleks dan pH air kemih.

    Teori Matrik

    Di dalam air kemih terdapat protein yang berasal dari

    pemecahan mitokondria sel tubulus renalis yang berbentuk

    laba-laba. Kristal batu oksalat maupun kalsium fosfat akan

    menempel pada anyaman tersebut dan berada di sela-sela

    anyaman sehingga terbentuk batu. Benang seperti laba-laba

    terdiri dari protein 65%, heksana 10%, heksosamin 2-5%

    sisanya air. Pada benang menempel kristal batu yang seiringwaktu batu akan semakin membesar. Matriks tersebut

    merupakan bahan yang merangsang timbulnya batu.

    Teori Tidak Adanya Inhibitor

    Dikenal 2 jenis inhibitor yaitu organik dan anorganik.

    Pada inhibitor organik terdapat bahan yang sering terdapat

    dalam proses penghambat terjadinya batu yaitu asam sitrat,

    nefrokalsin, dan tamma-horsefall glikoprotein sedangkan yang

    jarang terdapat adalah gliko-samin glikans dan uropontin.

    Pada inhibitor anorganik terdapat bahan pirofosfat dan

    Zinc. Inhibitor yang paling kuat adalah sitrat, karena sitrat

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    10/45

    8

    akan bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium sitrat yang

    dapat larut dalam air. Inhibitor mencegah terbentuknya kristal

    kalsium oksalat dan mencegah perlengketan kristal kalsium

    oksalat pada membaran tubulus. Sitrat terdapat pada hampir

    semua buah-buahan tetapi kadar tertinggi pada jeruk. Haltersebut yang dapat menjelaskan mengapa pada sebagian

    individu terjadi pembentukan BSK, sedangkan pada individu

    lain tidak, meskipun sama-sama terjadi supersanturasi.

    Teori Epitaksi

    Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel

    pada kristal lain yang berbeda sehingga akan cepat membesar

    dan menjadi batu campuran. Keadaan ini disebut nukleasi

    heterogen dan merupakan kasus yang paling sering yaitu

    kristal kalsium oksalat yang menempel pada kristal asam urat

    yang ada.

    Teori Kombinasi

    Banyak ahli berpendapat bahwa BSK terbentuk

    berdasarkan campuran dari beberapa teori yang ada.

    Teori Infeksi

    Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena

    adanya infeksi dari kuman tertentu. Pengaruh infeksi pada

    pembentukan BSK adalah teori terbentuknya batu survit

    dipengaruhi oleh pH air kemih > 7 dan terjadinya reaksi

    sintesis ammonium dengan molekul magnesium dan fosfatsehingga terbentuk magnesium ammonium fosfat (batu survit)

    misalnya saja pada bakteri pemecah urea yang menghasilkan

    urease. Bakteri yang menghasilkan urease yaitu Proteus spp,

    Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan

    Staphiloccocus. Teori pengaruh infeksi lainnya adalah teori

    nano bakteria dimana penyebab pembentukan BSK adalah

    bakteri berukuran kecil dengan diameter 50-200 nanometer

    yang hidup dalam darah, ginjal dan air kemih. Bakteri ini

    tergolong gram negatif dan sensitif terhadap tetrasiklin.Dimana dinding pada bakteri tersebut dapat mengeras

    membentuk cangkang kalsium kristal karbonat apatit dan

    membentuk inti batu, kemudian kristal kalsium oksalat akan

    menempel yang lama kelamaan akan membesar. Dilaporkan

    bahwa 90% penderita BSK mengandung nano bacteria.

    b) Teori Vaskuler

    Pada penderita BSK sering didapat penyakit hipertensi dan

    kadar kolesterol darah yang tinggi, maka Stoller mengajukan teori

    vaskuler untuk terjadinya BSK, yaitu :

    Hipertensi

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    11/45

    9

    Pada penderita hipertensi 83% mempunyai perkapuran

    ginjal sedangkan pada orang yang tidak hipertensi yang

    mempunyai perkapuran ginjal sebanyak 52%. Hal ini

    disebabkan aliran darah pada papilla ginjal berbelok 180 dan

    aliran darah berubah dari aliran laminer menjadi turbulensi.Pada penderita hipertensi aliran turbelen tersebut berakibat

    terjadinya pengendapan ion-ion kalsium papilla (Ranalls

    plaque) disebut juga perkapuran ginjal yang dapat berubah

    menjadi batu.

    Kolesterol

    Adanya kadar kolesterol yang tinggi dalam darah akan

    disekresi melalui glomerulus ginjal dan tercampur didalam air

    kemih. Adanya butiran kolesterol tersebut akan merangsang

    agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan kalsium fosfat

    sehingga terbentuk batu yang bermanifestasi klinis (teori

    epitaksi).

    Menurut Hardjoeno (2006), diduga dua proses yang

    terlibat dalam BSK yakni supersaturasi dan nukleasi.

    Supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu

    terdapat dalam jumlah yang besar dalam urine, yaitu ketika

    volume urine dan kimia urine yang menekan pembentukan

    menurun. Pada proses nukleasi, natrium hidrogen urat, asam

    urat dan kristal hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan

    oksalatkemudian merekat (adhesi) di inti untuk membentukcampuran batu. Proses ini dinamakan nukleasi heterogen.

    Analisis batu yang memadai akan membantu memahami

    mekanisme patogenesis BSK dan merupakan tahap awal

    dalam penilaian dan awal terapi pada penderita BSK.

    c) Klasifikasi Batu Saluran Kemih

    Komposisi kimia yang terkandung dalam batu ginjal dan saluran

    kemih dapat diketahui dengan menggunakan analisis kimia khusus untuk

    mengetahui adanya kalsium, magnesium, amonium, karbonat, fosfat, asam

    urat oksalat, dan sistin.

    Batu kalsium

    Kalsium adalah jenis batu yang paling banyak menyebabkan

    BSK yaitu sekitar 70%-80% dari seluruh kasus BSK. Batu ini

    kadang-kadang di jumpai dalam bentuk murni atau juga bisa dalam

    bentuk campuran, misalnya dengan batu kalsium oksalat, batu

    kalsium fosfat atau campuran dari kedua unsur tersebut.

    Terbentuknya batu tersebut diperkirakan terkait dengan kadar

    kalsium yang tinggi di dalam urine atau darah dan akibat dari

    dehidrasi. Batu kalsium terdiri dari dua tipe yang berbeda, yaitu:

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    12/45

    10

    Whewellite (monohidrat) yaitu , batu berbentuk padat, warna

    cokat/ hitam dengan konsentrasi asam oksalat yang tinggi

    pada air kemih.

    Kombinasi kalsium dan magnesium menjadi weddllite

    (dehidrat) yaitu batu berwarna kuning, mudah hancur daripadawhewellite.

    Batu asam urat

    Lebih kurang 5-10% penderita BSK dengan komposisi asam

    urat. Pasien biasanya berusia > 60 tahun. Batu asam urat dibentuk

    hanya oleh asam urat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi

    protein mempunyai peluang lebih besar menderita penyakit BSK,

    karena keadaan tersebut dapat meningkatkan ekskresi asam urat

    sehingga pH air kemih menjadi rendah. Ukuran batu asam urat

    bervariasi mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar sehingga

    membentuk staghorn (tanduk rusa). Batu asam urat ini adalah tipe

    batu yang dapat dipecah dengan obat-obatan. Sebanyak 90% akan

    berhasil dengan terapi kemolisis.

    Batu struvit (magnesium-amonium fosfat)

    Batu struvit disebut juga batu infeksi, karena terbentuknya

    batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman

    penyebab infeksi ini adalah golongan kuman pemecah urea atau urea

    splitter yang dapat menghasilkan enzim urease dan merubah urine

    menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak.

    Kuman yang termasuk pemecah urea di antaranya adalah : Proteusspp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan

    Staphiloccocus. Ditemukan sekitar 15-20% pada penderita BSK. Batu

    struvit lebih sering terjadi pada wanita daripada laki-laki. Infeksi

    saluran kemih terjadi karena tingginya konsentrasi ammonium dan pH

    air kemih >7. Pada batu struvit volume air kemih yang banyak sangat

    penting untuk membilas bakteri dan menurunkan supersaturasi dari

    fosfat.

    Batu Sistin

    Batu Sistin terjadi pada saat kehamilan, disebabkan karenagangguan ginjal. Merupakan batu yang paling jarang dijumpai dengan

    frekuensi kejadian 1-2%. Reabsorbsi asam amino, sistin, arginin, lysin

    dan ornithine berkurang, pembentukan batu terjadi saat bayi.

    Disebabkan faktor keturunan dan pH urine yang asam. Selain karena

    urine yang sangat jenuh, pembentukan batu dapat juga terjadi pada

    individu yang memiliki riwayat batu sebelumnya atau pada individu

    yang statis karena imobilitas.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    13/45

    11

    Jenis batu dapat dibagi berdasarkan etiologinya menurut European

    Asssociation Urolithiasis (2011) sebagai berikut3:

    Gambar 6. Klasifikasi batu saluran kemih berdasarkan etiologi

    Memerlukan pengobatan seumur hidup, diet mungkin menyebabkan

    pembentukan batu, pengenceran air kemih yang rendah dan asupan protein

    hewani yang tinggi menaikkan ekskresi sistin dalam air kemih.

    Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah

    terjadinya BSK pada seseorang. Faktor-faktor tersebut adalah faktor intrinsik,

    yaitu keadaan yang berasal dari tubuh seseorang dan faktor ekstrinsik, yaitu

    pengaruh yang berasal dari lingkungan disekitarnya.

    a) Faktor Intrinsik

    Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu

    sendiri. Termasuk faktor intrinsik adalah umur, jenis kelamin,

    keturunan, riwayat keluarga.

    Umur

    Umur terbanyak penderita BSK di negara-negara Barat

    adalah 20-50 tahun, sedangkan di Indonesia terdapat pada

    golongan umur 30-60 tahun. Penyebab pastinya belum

    diketahui, kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan

    faktor sosial ekonomi, budaya, dan diet.

    Berdasarkan penelitian Latvan, dkk (2005) di RS.SedneyAustralia, proporsi BSK 69% pada kelompok umur 20-49 tahun.

    Menurut Basuki (2011), penyakit BSK paling sering didapatkan

    pada usia 30-50 tahun.

    Jenis kelamin

    Kejadian BSK berbeda antara laki-laki dan wanita.

    Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan

    dengan pasien perempuan. Kejadian BSK pada laki-laki

    disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada laki-laki yang

    lebih panjang dibandingkan perempuan, secara alamiah didalamair kemih laki-laki kadar kalsium lebih tinggi dibandingkan

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    14/45

    12

    perempuan, dan pada air kemih perempuan kadar sitrat

    (inhibitor) lebih tinggi, laki-laki memiliki hormon testosterone

    yang dapat meningkatkan produksi oksalat endogen di hati, serta

    adanya hormon estrogen pada perempuan yang mampu

    mencegah agregasi garam kalsium.Insiden BSK di Australia pada tahun 2005 pada laki-laki

    100-300 per 100.000 populasi sedangkan pada perempuan 50-

    100 per 100.000 populasi.

    Heriditer/ Keturunan

    Faktor keturunan dianggap mempunyai peranan dalam

    terjadinya penyakit BSK. Walaupun demikian, bagaimana

    peranan faktor keturunan tersebut sampai sekarang belum

    diketahui secara jelas. Berdasarkan penelitian Latvan, dkk

    (2005) di RS. Sedney Australia berdasarkan keturunan proporsi

    BSK pada laki-laki 16,8% dan pada perempuan 22,7%.

    b) Faktor Ekstrinsik

    Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari lingkungan luar

    individu seperti geografi, iklim, serta gaya hidup seseorang.

    Geografi

    Prevalensi BSK banyak diderita oleh masyarakat yang

    tinggal di daerah pegunungan. Hal tersebut disebabkan oleh

    sumber air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat dimana

    sumber air bersih tersebut banyak mengandung mineral sepertiphospor, kalsium, magnesium, dan sebagainya. Letak geografi

    menyebabkan perbedaan insiden BSK di suatu tempat dengan

    tempat lainnya. Faktor geografi mewakili salah satu aspek

    lingkungan dan sosial budaya seperti kebiasaan makanannya,

    temperatur, dan kelembaban udara yang dapat menjadi

    predoposisi kejadian BSK.

    Faktor Iklim dan Cuaca

    Faktor iklim dan cuaca tidak berpengaruh langsung,

    namun kejadiannya banyak ditemukan di daerah yang bersuhutinggi. Temperatur yang tinggi akan meningkatkan jumlah

    keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih. Konsentrasi

    air kemih yang meningkat dapat menyebabkan pembentukan

    kristal air kemih. Pada orang yang mempunyai kadar asam urat

    tinggi akan lebih berisiko menderita penyakit BSK.

    Jumlah Air yang di Minum

    Dua faktor yang berhubungan dengan kejadian BSK

    adalah jumlah air yang diminum dan kandungan mineral yang

    terdapat dalam air minum tersebut. Bila jumlah air yang

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    15/45

    13

    diminum sedikit maka akan meningkatkan konsentrasi air

    kemih, sehingga mempermudah pembentukan BSK.

    Diet/Pola makan

    Diperkirakan diet sebagai faktor penyebab terbesar

    terjadinya BSK. Misalnya saja diet tinggi purine, kebutuhanakan protein dalam tubuh normalnya adalah 600 mg/kg BB, dan

    apabila berlebihan maka akan meningkatkan risiko terbentuknya

    BSK. Hal tersebut diakibatkan, protein yang tinggi terutama

    protein hewani dapat menurunkan kadar sitrat air kemih,

    akibatnya kadar asam urat dalam darah akan naik, konsumsi

    protein hewani yang tinggi juga dapat meningkatkan kadar

    kolesterol dan memicu terjadinya hipertensi.

    Jenis Pekerjaan

    Kejadian BSK lebih banyak terjadi pada orang-orang

    yang banyak duduk dalam melakukan pekerjaannya.

    Kebiasaan Menahan Buang Air Kemih

    Kebiasaan menahan buang air kemih akan

    menimbulakan statis air kemih yang dapat berakibat timbulnya

    Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan oleh kuman

    pemecah urea dapat menyebabkan terbentuknya jenis batu

    struvit.

    d) Gejala-Gejala Batu Saluran Kemih

    Manisfestasi klinik adanya batu dalam saluran kemih bergantung padaadanya obstruksi, infeksi, dan edema. Ketika batu menghambat aliran urine,

    terjadi obstruksi yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan

    hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal. Infeksi biasanya

    disertai gejala demam, menggigil, dan dysuria. Namun, beberapa batu jika

    ada gejala tetapi hanya sedikit dan secara perlahan akan merusak unit

    fungsional (nefron) ginjal, dan gejala lainnya adalah nyeri yang luar biasa (

    kolik).

    Gejala klinis yang dapat dirasakan yaitu :

    a) Rasa Nyeri

    b)

    Demam

    c) Infeksi

    d) Hematuria dan kristaluria

    e) Mual dan muntah

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    16/45

    14

    d) Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan fisik pasien dengan BSK dapat bervariasi mulai tanpa

    kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak batu dan

    penyulit yang ditimbulkan.

    Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syokPemeriksan fisik khusus urologi

    a) Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok, pembesaran ginjal

    b)

    Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh

    c)

    Genitalia eksterna : teraba batu di uretra

    e) Pemeriksaan Penunjang

    Pencitraan :

    Berdasarkan gambaran radiologinya, batu ginjal dapat

    diklasifikasikan menjadi batu radioopak, kurang radioopak, dan radiolusen

    yang bergantung dari kandungan mineral yang dimilikinya (tabel 1).Penggunaan CT Scan juga dapat digunakan untuk membedakan batu ginjal

    berdasarkan komposisi mineralnya dengan menggunakan Hounsfiled Units

    (HU)3.

    Penegakkan diagnosis batu ginjal sebaiknya didukung dengan

    prosedur pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan USG sebaiknya dipilih sebagai

    pilihan pertama karena kemananya dari paparan sinar X untuk mendeteksi

    batu saluran kemih. USG dapat mengidentifikasi batu yang berada di sistem

    pelviocalises, pyelo-ureter junction, dan vesico-uereteric junction, sekaligus

    dilatasi traktus urinarius akibat obstruksi di bagian distal. USG memiliki

    sensitivitas 96% dan spesifisitas hampir 100% untuk mendeteksi batu saliran

    kemih dengan ukuran >5 mm. Sementara untuk mengetahui lokasi batu,

    pemeriksaan USG memiliki sensitivitas 78% dan spesifisitas 31%3.

    Pemeriksaan foto polos abdomen/BNO juga tidak jarang digunakan

    untuk menegakkan diagnosis batu saluran kemih, pemeriksaan radiologi ini

    dapat membantu dalam membedakan jenis batu radioopak dan radiolusen.

    Sensitivitas BNO dalam mendeteksi batu saluran kemih ialah 44 % - 77 %

    dengan spesifikasi 8087%3.

    CT Scan non-kontras (non-contrast enhanced CT/NNCT) telah

    Tabel 1. Jenis Batu berdasarkan gambaran radiologi (European Ascotiation of Urilithiasis, 2011)

    Radioopak Kurang Radioopak Radiolusen

    Calcium Oxalate DihydrateMagnesium Ammonium

    PhosphateAsam Urat

    Calcium Oxalate Monohydrate Apatite Urat Amonium

    Calcium Phosphate Cystine Xanthine

    2,8 - dihydroxyadenine

    Drug stones

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    17/45

    15

    menjadi standar pemeriksaan untuk mendiagnosis gejala klinis nyeri

    pinggang akut. Pemeriksaan ini telah mengganti Urografi intravena

    (Intravenous Urography/IVU) atau BNO-IVP yang telah dijadikan

    pemeriksaan baku emas selama beberapa tahun. NCCT memiliki spesifisitas

    dan sensitivitas yang lebih tinggi di bandingkan BNO-IVP pada beberapapenelitian yang telah dilakukan. NCCT dapat membedakan batu berdasarkan

    densitasnya dan dapat mengetahui jarak lokasi batu ke permukaan kulit,

    dimana hal ini mempengaruhi terapi ESWL nantinya. Resiko radiasi dapat

    ditekan dengan penggunaan Low-dose CT. Pada beberapa penelitian

    menunjukan bahwa pasien dengan BMI

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    18/45

    16

    1. Foto Polos Abdomen

    Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan yang pertama

    dilakukan bila ada keluhan nyeri abdomen atau nyeri di sekitar area

    urogenital. Manfaat dari pemeriksaan ini adalah untuk melihat

    gambaran secara keseluruhan di rongga abdomen dan pelvis.Setiappemeriksaan traktus urinarius sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto

    polos abdomen. Pada foto ini dapat menunjukkan bayangan, besar,

    bentuk dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam

    kista dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal. Harus

    diperhatikan batas muskulus psoas kanan dan kiri. Serta Batu

    radioopak di daerah ureter dan buli-buli.Interpretasi terhadap

    kalsifikasi pada saluran ginjal harus dilakukan dengan hati-hati karena

    flebolit pada kelenjar mesenterika dan vena pelvis yang berada di

    atasnya sering disalah artikan sebagai batu ureter. Film yang diambil

    saat inspirasi dan ekspirasi akan mengubah posisi ginjal dan sering

    kali dapat mengkonfirmasi bahwa daerah yang mengalami

    kals if ikasi pada abdomen tersebut adalah batu5,6.

    Gambar 7. Foto polos BNO AP

    Foto Polos Abdomen: Distribusi gas di usus Normal.

    Kontur Hepar dan lien tidak membesar.

    Kontur ren D/S Normal.

    Psoas Shadow simetris.

    Tulang baik.

    Tidak tampak adanya bayangan batu radioopak sepanjang

    tractus urinarius.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    19/45

    17

    Gambar 8. Batu radioopak di ureter proximal.

    Gambar 9. Batustaghornpada ginjal kiri

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    20/45

    18

    Gambar 10. Batu radioopak pada vesica urinaria

    2. Pielografi Intra Vena (PIV)

    DefinisiPemeriksaan diagnostik kontras radiologi BNO-IVP adalah

    ilmu yang mempelajari prosedur atau tata cara pemeriksaan ginjal,

    ureter, dan buli-buli menggunakan sinar-x dengan melakukan injeksimedia kontras melalui vena. Pada saat media kontras diinjeksikan

    melalui pembuluh vena pada tangan pasien, media kontras akan

    mengikuti peredaran darah dan dikumpulkan dalam ginjal dan saluran

    kemih, sehingga ginjal dan saluran kemih menjadi berwarna putih.

    Dengan IVP, dokter ahli radiologi dapat melihat dan mengetahui

    anatomi serta fungsi ginjal, ureter dan buli-buli. Pada pemeriksaan

    khusus BNO ditemukan adanya cacat pengisian dan pada IVP batu

    ginjal atau buli-buli serta hidronefrosis pada pemeriksaan sonografi.13

    Tujuan Pemeriksaan BNO-IVP

    Tujuan dari pemeriksaan kontras radiologi BNO-IVP adalahuntuk mendapatkan gambaran radiologi dari letak anatomi dan

    fisiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter,dan

    buli-buli. Pemeriksaan ini juga bertujuan menilai keadaan anatomi

    dan fungsi ginjal. Selain itu BNO-IVP dapat mendeteksi adanya batu

    semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto

    polos abdomen. Jika BNO-IVP belum dapat menjelaskan keadaan

    sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai

    penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograde.14

    BNO-IVP mampu mendokumentasikan aliran kontras pada

    batu ginjal atau BSK dan juga dapat melihat aliran kontras pada

    saluran kemih bagian atas. Hasil foto radiologi tersebut dapatdiinterpretasikan oleh dokter ahli radiologi. Ketidaksiapan dalam

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    21/45

    19

    mempersiapkan pasien untuk dilakukan pemeriksaan foto BNO-IVP

    dapat menyebabkan terjadinya kesalahan prosedur dan menghasilkan

    hasil foto radiologi yang tidak diharapkan.15

    Gambar 11.Foto BNO dengan persiapan pasien yang baik (tidak tampak visualisasi

    udara / faeces di rongga abdomen)16

    Gambar 12.Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik(tampak visualisasi udara / feses di rongga abdomen)16

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    22/45

    20

    Gambaran planar yang standar dari seri BNO-IVP

    menunjukkan bahwa hanya kesatuan sistem yang berperan dalam

    melakukan pengumpulan zat yaitu ginjal dan ureter. Disamping itu

    juga, data tomografi komputer yang diperoleh sebelumnya digunakan

    untuk mendapat alasan klinis yang terpisah dan sebagai pembukti

    hanya berfungsi pada satu sistem pengumpul ginjal. Pada awalnya,tampak bahwa baik pelvis ginjal dan ureter duplikasi disebabkan oleh

    fenomena yang sama dan karena itu dapat digambarkan sebagai salah

    satu artefak tunggal.17

    Indikasi pemeriksaan BNO-IVP ini antara lain untuk melihat

    batu ginjal, batu saluran kemih, radang ginjal, radang pada saluran

    kemih, batu ureter, tumor, dan hipertrofi prostat.14

    Prosedur Persiapan dan Pelaksanaan BNO-IVP

    Pemeriksaan BNO-IVP memerlukan persiapan, yaitu malam

    sebelum pemeriksaan diberikan kastor oli (catharsis) atau laksansia

    untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal.18

    Berikut adalah tahap persiapan dan pemeriksaan radiologi

    BNO-IVP :

    1. Persiapan BNO-IVP

    a) Pemeriksaan ureum kreatinin (Kreatinin maksimum

    b) Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laksansia untuk

    membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal

    c) Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.00 malam sebelum

    pemeriksaan untuk mendapatkan keadaan dehidrasi ringand)

    Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan

    merokok untuk menghindari gangguan udara usus saat

    pemeriksaan

    e) Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat

    untuk mendistensikan lambung dan gas- Pada pasien rawat

    inap dapat dilakukan lavement(klisma)

    f) Skin test subkutan untuk memastikan bahwa penderita tidak

    alergi terhadap penggunaan kontras.18

    2. Pelaksanaan BNO-IVP

    a)

    Pasien diminta mengosongkan buli-buli

    b)

    Dilakukan foto BNOc)

    Injeksi kontras IV (setelah cek tensi dan cek alergi), beberapa

    saat dapat terjadi kemerahan, rasa asin di lidah, sakit kepala

    ringan, gatal, mual dan muntah (Radiologi Diagnostik FK

    USU, 2010).

    d) Diambil foto pada menit ke-5, 15, 30 dan 45

    e)

    Menit ke-5 : menilai nefrogram dan mungkin sistem

    pelviokalises (SPC)

    f)

    Menit ke-15 : menilai sistem pelviokalises sampai dengan

    kedua ureter

    g) Menit ke-30 : Menilai ureter dengan buli-buli

    h)

    Menit ke-45 : menilai buli-buli.18

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    23/45

    21

    Hasil Pemeriksaan Foto BNO-IVP

    1. Foto BNO

    Setiap pemeriksaan saluran kemih sebaiknya dibuat terlebih

    dahulu foto polos abdomen. Yang harus diperhatikan pada foto polos

    abdomen ini adalah bayangan, besar (ukuran), dan posisi kedua ginjal.

    Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopakdan perkapuran dalam ginjal. Harus diperhatikan batas otot Psoas

    kanan dan kiri.18

    Gambar 13.Foto BNO-IVP polos.16

    Menurut Meschan,digunakan film bucky antero-posterior

    abdomen setelah penyuntikan, ulangi pemotretan film antero-

    posterior abdomen dengan jarak waktu setelah disuntik kontras

    intravena,masing-masing adalah :

    a) Empat sampai 5 menit :

    Dilakukan foto pada 5 menit pertama dengan area

    jangkauan pada pertengahan proccecus xyphoideus dan pusat.Foto ini untuk melihat perjalanan kontras mengisi sistem

    kalises pada ginjal. Memakai ukuran kaset 24 x 30 cm dengan

    posisi antero-posterior sama seperti foto abdomen. Penekanan

    ureter dilakukan dengan tujuan untuk menahan kontras media

    tetap berada pada sistem pelvikalises dan bagian ureter

    proksimal.Penekanan ureter diketatkan setelah dilakukan

    pengambilan foto menit kelima.18

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    24/45

    22

    Gambar 14.Foto menit ke-5.16

    b)

    Delapan sampai 15 menit

    Bila pengambilan gambar pada pelvikalises di menit

    ke lima kurang baik, maka foto diambil kembali pada menit ke

    10 dengan tomografiuntuk memperjelas bayangan.

    Menggunakan kaset 24 x 30 cm mencakup gambaran

    pelviokaliseal, ureter dan buli-buli mulai terisi media kontrasdengan posisi antero-posterior sama seperti foto abdomen,

    pertengahan di antara proccesus xyphoideus dengan

    umbilicus.18

    Gambar 15.Foto menit ke-15.16

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    25/45

    23

    c) Duapuluh lima sampai 30 menit

    Setelah menit ke- 30 kompresi dibuka dan diambil

    gambar dengan menggunakkan kaset ukuran 30 x 40 cm. Di

    beberapa Rumah Sakit setelah menit ke -30 diharuskan

    meminum air yang banyak. Foto ini digunakan untuk

    mengevaluasi kemampuan ginjal mensekresikan bahankontras, tapi di beberapa Rumah Sakit tidak dengan posisi

    antero-posterior sama seperti foto abdomen.18

    Gambar 16. Foto menit ke-30.16

    d)

    Foto terlambat, jika konsentrasi dan ekskresi sangat kurang

    pada 1-8 jam Setelah masuk ke menit 60 dibuat foto BNO lagi

    dengan kaset 30 x 40 cm. Setelah hasil rontgen

    dikonsultasikan pada dokter ahli radiologi dan dinyatakan

    normal maka pasien diharuskkan berkemih kemudian di foto

    kembali. Jika dokter ahli radiologi menyatakan ada gangguan

    biasanya dilakukan foto 2 jam. Dengan posisi antero-posterior

    sama seperti foto abdomen.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    26/45

    24

    Gambar 17. Foto menit ke 60 atau lebih.16

    e) Foto terakhir biasanya film berdiri atau foto setelah berkemih /

    Post Void Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi

    AP supine atau erect untuk melihat kelainan kecil yang

    mungkin terjadi di daerah buli-buli. Dengan posisi erect dapat

    menunjukan adanya ren mobile (perpindahan posisi ginjal

    yang tidak normal) pada kasus posthematuri.

    Gambar 18. Foto Post Void.16

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    27/45

    25

    2. Urografi Retrograde / Retrograd Pielografi (RPG)

    Indikasi urografi retrograde adalah untuk melihat anatomi

    traktus urinarius bagian atas dan lesi-lesinya. Hal ini dikerjakan

    apabila pielografi intravena tidak berhasil menyajikan anatomi

    dan lesi -lesi traktus urinar ius bagian atas. Keistimewaan urografi

    retrigrad berguna melihat fistel.Setelah pasien di anasthesi, prosedur

    pemeriksaan pielografi retrograde dimulai dengan memperbaiki posisi

    pasien. Setelah posisi pasien siap, maka dilakukan sistoskopi untuk

    mengidentifikasi orifisium uterer dekstra dan sinistra. Setelah

    orifisium ditemukan lalu dimasukan open-ended atau core-tipped

    kateter ke dalam uereter. Lalu kateter dipastikan tidak ada gelembung

    udara yang akan memberikan kesalahan dalam pembacaan foto

    nantinya. Prosedur diatas dilakukan oleh urologi, yang selanjutnya

    dilanjutkan oleh radiolog. Setekag kateter terpasang, radiolog

    memasukkan kontras melalui kateter. Sekitar 5-8ml kontras

    diperlukan untuk menimbulkan gambaran opak pada ginjal dan ureter.

    Selama kontras diinjeksikan, dilakukan pengambilan foto dengan

    menggunakan fluoroskopi.Harus dicegah pengisian yang berlebihan

    karena risiko ekstravasasi ke dalam sinusrenalis atau intravasasi ke

    dalam kumpulan saluran-saluran (collecting duct). Ekstravasasi

    kontras dapat menutupi bagian-bagian yang halus dekat papilla. Rutin

    dibuat proyeksi frontal dan oblik. Kemudian kateter diangkat pada

    akhir pemeriksaan, lalu dibuat foto polos abdomen. Jika ada obstruksi

    dibuat lagi foto 15 menit kemudian.Komplikasi dapat berupa sepsis,

    perforasi ureter, ekstravasasi bahankontras, reaksi bahan kontras,

    hematuri dan anuri berhubung dengan edema pada sambungan ureterdan vesika17,18.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    28/45

    26

    Gambar 19. Sistoskopi (atas) dan open-ended catether(bawah).

    Gambar 20. Prosedur pemeriksaan urografi retrograde

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    29/45

    27

    Gambar 21. Foto BNO post penempatanJstent

    Gambar 22. Foto BNO normal post injeksi kontras pada Urografi retrograde

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    30/45

    28

    Gambar 23. Gambaran fi ll ing defectdan hidronefrosis pada urografi retrograde

    3. Urografi Antegrade / Antegrad Pielografi (APG)19,20,21

    Teknik atau prosedur pemeriksaan sinar-X sistem urinaria

    dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan melalui kateter

    yang telah dipasang dokter urologi dengan cara nefrostomi percutan.

    Tujuan

    a) Memperlihatkan anatomi dan lesi-lesi tractus urinarius bagian

    proximal.

    b)

    Dilakukan setelah IVP gagal menghasilkan suatu diagnosa

    yang informatif/kurang akurat/metode RPG (retrograde

    pyelography) tidak memungkinkan.

    c)

    Untuk menunjukkan terutama gambaran renal pelvic dan

    ureter.

    d)

    Menujukkan obstruksi ureter akibat batu.

    Indikasi

    a) Nephrolitiasis

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    31/45

    29

    b) Urethrolitiasis

    c) Nephritis

    d) Pyelonephritis

    e) Trauma akut tractus urinarius

    f)

    HydroneprosisPersiapan Pemeriksaan

    Sama dengan persiapan pasien yang akan dilakukan operasi

    antara lain : puasa, urus-urus / clisma /lavement

    a)

    Persiapan Alat dan Bahan

    Media kontras iodium 50 cc, cairan NaCl 100 cc

    Spuit dissposible 50 cc

    Needle 19 G

    Handscoen

    Clamp

    Plester

    Alkohol dan betadine

    Haas

    Pesawat sinar-X, kaset dan film 24 x 30, dan 30 x 40

    Prosedur pemeriksaan

    a) Kateter yang telah terpasang diklem kemudia selang yang

    menghub dengan urine dicabut

    b) Kontras medis disiapkan dengan mencampur MK dan NaCl

    dgn perbandingan 1:3

    c)

    Sebelum pemasukan MK dilakukan, lakukan plain foto

    dengan kaset 30 x40 orientasi ginjal

    d) Masukkan media kontras yang sudah diencerkan melalui

    kateter yang langsung terhubung dengan pelviocalyces .

    Teknik Pemeriksaan

    Terdapat 3 seri pemotretan* dengan menggunakan film 30x40

    a) Foto 1 fokus pada renogram dan pelviocalyceal system

    b) Foto 2 fokus pada ureter bagian proximal dan pelviocalyceal

    system

    c)

    Foto 3 fokus pada ureter distal dan vesika urinaria.d) Foto terakhir dibuat untuk melihat sekresi ginjal.

    * Proyeksi yang dilakukan adalah AP dan oblique.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    32/45

    30

    Gambar 24. Pyelografi anterograde

    4.

    Ultrasonografi (USG)Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging

    diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam

    tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran

    anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.

    Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit

    pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang

    diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tidak ada kontra

    indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan

    memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini,diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini

    USG mempunyai peranan penting untuk meentukan kelainan berbagai

    organ tubuh.

    Ultrasonografi (USG) merupakan pemeriksaan non invasif

    yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif tidak mahal. Pada

    ginjal pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat dalam mendeteksi

    adanya abses renal, pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih.

    Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai parenkim ginjal,

    ketebalan korteks ginjal, serta mendeteksi hidronefrosis.

    Sonogram ginjal normal :

    Ukuran ginjal normal dewasa : Ginjal kanan : 814 cm (rata-

    rata 10,74 cm), Ginjal kiri : 712 cm (rata-rata 11.10 cm), Diameter

    antero-posterior 4 cm dan diameter melintang rata-rata 5 cm. Ukuran

    panjang ginjal normal secara USG lebih kecil bila dibandingkan

    dengan yang terlihat secara radiografi.

    Ginjal normal memperlihatkan sonodensitas kortek yang lebih

    rendah (hipoekoik) dibandingkan dengan sonodensitas hati,limpa dan

    sinus renalis. Tebal kortek kira-kira 1/3 1/2 sinus renalis dengan

    batas rata atau bergelombang pada ginjal yang lobulated. Sedangkansinus renalis yang terletak ditengah ginjal memberikan sonodensitas

    http://4.bp.blogspot.com/_EibTHldYDRU/S40ajXMfEBI/AAAAAAAAAVI/W-Y4PeBgHBY/s1600-h/1.jpg
  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    33/45

    31

    yang tinggi (hiperekoik) disebabkan karena komposisinya yang terdiri

    atas lemak dan jaringan parenkim ginjal. Didalam sinus renalis

    terdapat garis-garis anekoik, yaitu irisan kalises yang bila diikuti akan

    bergabung pada daerah anekoik besar, yaitu pelvis renals.

    Gambar 24. Batu pada pelvik ginjal

    Gambar 25. Batu di Ureter Proxima

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    34/45

    32

    Gambar 26. Batu Vesica Urinaria

    Gambar 27. Batu di urtehra

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    35/45

    33

    Gambar 28. Batu multiple pada medula ginjal

    Gambar 29. Grading hidronefrosis pada pemeriksaan USG.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    36/45

    34

    5. Computed Tomography Scan (CT-Scan)

    Pemeriksaan CT scan pada kasus infeksi saluran kemih

    bermanfaat untuk mendeteksi adanya pielonefritis akut. Dengan CT

    scan kontras, pielonefritis akut akan tampak sebagai daerah yang

    underperfusion. Adapun keunggulan CT adalah memberikan resolusianatomi yang lebih baik, sehingga membantu untuk kasus sulit. CT

    scan juga bermanfaat pada kasus abses renal atau pionefrosis.

    Kekurangan dari CT adalah efek radiasi pada tubuh. Diperkirakan

    pada orang dewasa pemeriksaan CT abdomen tunggal memberikan

    efek radiasi setara dengan 500 kali pemeriksaan foto polos toraks.

    Gambar 30. Gambaran CT scan ginjal normal

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    37/45

    35

    Gambar 31. Nefrolithiasis bilateral

    Gambar 32. Batu pada uretherovesical junction sinistra

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    38/45

    36

    Gambar 30. Hidronefrosis kanan

    Gambar 33. Algoritma diagnostik radiologi kolik renalis

    Laboratorium

    Pemeriksaan urin rutin untuk melihat eritrosituri, lekosituria,

    bakteriuria (nitrit), pH urin dan kultur urin. Pemeriksaan darah berupa

    hemoglobin, lekosit, ureum dan kreatinin.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    39/45

    37

    Gambar 34. Algoritma diagnostik radiologis batu saluran kemih

    f) PENATALAKSAAN MEDIS BATU SALURAN KEMIH

    Tujuan dasar penatalaksanaan medis BSK adalah untuk

    menghilangkan batu, menentukan jenis batu, mencegah kerusakan nefron,

    mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi.

    Batu dapat dikeluarkan dengan cara medikamentosa, pengobatan

    medik selektif dengan pemberian obat-obatan, tanpa operasi, dan

    pembedahan terbuka.

    Medikamentosa

    Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih

    kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat

    keluar tanpa intervensi medis.

    Dengan cara mempertahankan keenceran urine dan diet makanan

    tertentu yang dapat merupakan bahan utama pembentuk batu ( misalnya

    kalsium) yang efektif mencegah pembentukan batu atau lebih jauhmeningkatkan ukuran batu yang telah ada. Setiap pasien BSK harus minum

    paling sedikit 8 gelas air sehari.

    Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan

    Analgesia dapat diberikan untuk meredakan nyeri dan mengusahakan

    agar batu dapat keluar sendiri secara spontan. Opioid seperti injeksi morfin

    sulfat yaitu petidin hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti

    ketorolac dan naproxen dapat diberikan tergantung pada intensitas nyeri.

    Propantelin dapat digunakan untuk mengatasi spasme ureter. Pemberian

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    40/45

    38

    antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih atau pada pengangkatan batu

    untuk mencegah infeksi sekunder. Setelah batu dikeluarkan, BSK dapat

    dianalisis untuk mengetahui komposisi dan obat tertentu dapat diresepkan

    untuk mencegah atau menghambat pembentukan batu berikutnya.

    ESWL(Extracorporeal Shockwave L ithotri psy)

    Merupakan tindakan non-invasif dan tanpa pembiusan, pada tindakan

    ini digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk

    memecah batu. Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan

    pertama kali oleh Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu

    ginjal, batu ureter proximal, atau menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga

    mudah dikeluarkan melalui saluran kemih. ESWL dapat mengurangi

    keharusan melakukan prosedur invasif dan terbukti dapat menurunkan lama

    rawat inap di rumah sakit.

    Indikasi penggunaan ESWL :

    a) Untuk terapi batu ureter proksimal dan distal

    b) Batu berukuran < 2 cm

    Kontraindikasi absolut :

    a) Infeksi saluran kemih akut

    b)

    Gangguan perdarahan yang tidak terkoreksi

    c)

    Kehamilan

    d)

    Sepsis

    e)

    Obstruksi batu distal

    Kontraindikasi relative :a)

    Status mental

    b) Berat badan > 150 kg

    c) Deformitas spinal / ortopedi

    d) Ginjal ektopik / malformasi ginjal

    e)

    Gangguan paru dan jantung

    f)

    Gangguan gastro

    Komplikasi :

    a)

    Pada ginjal (hematoma perinefrik, subkapsular dan infranefrik) :

    Hematuria

    Sepsis

    Hipertensi

    Atrofi

    b) Paru (hemoptysis)

    c) Pankreatitis

    d) Hematom limpa

    e) Peningkatan sementara fungsi hati

    f) Kolik bilier

    Endourologi

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    41/45

    39

    Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk

    mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian

    mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung

    kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui

    insisi kecil pada kulit (perkutan). Beberapa tindakan endourologi tersebutadalah :

    a) PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy) adalah usaha mengeluarkan

    batu yang berada di dalam saluran ginjal dengan cara memasukan alat

    endoskopi ke sistem kalies melalui insisi pada kulit. Batu kemudian

    dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen

    kecil.

    b)

    Litotripsi adalah memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan

    memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli.

    c) Ureteroskopi atau uretero-renoskopi adalah dengan memasukan alat

    ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang

    berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah

    melalui tuntunan ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.

    d) Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan

    menjaringnya melalui alat keranjangDormia.

    Tindakan Operasi

    Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk

    mengeluarkan batu secara spontan tanpa pembedahan/operasi. Tindakan

    bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan

    lainnya. Ada beberapa jenis tindakan pembedahan, nama dari tindakanpembedahan tersebut tergantung dari lokasi dimana batu berada, yaitu :

    a) Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang

    berada di dalam ginjal

    b) Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu

    yang berada di ureter

    c)

    Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang

    berada di vesica urinearia

    d)

    Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu

    yang berada di uretra

    g) PENCEGAHAN BATU SALURAN KEMIH

    Pencegahan BSK terdiri dari pencegahan primer atau pencegahan

    tingkat pertama, pencegahan sekunder atau pencegahan tingkat kedua, dan

    pencegahan tersier atau pencegahan tingkat ketiga. Tindakan pencegahan

    tersebut antara lain :

    Pencegahan Primer

    Tujuan dari pencegahan primer adalah untuk mencegah agar tidak

    terjadinya penyakit BSK dengan cara mengendalikan faktor penyebab dari

    penyakit BSK. Sasarannya ditujukan kepada orang-orang yang masih sehat,

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    42/45

    40

    belum pernah menderita penyakit BSK. Kegiatan yang dilakukan meliputi

    promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan.

    Contohnya adalah untuk menghindari terjadinya penyakit BSK, dianjurkan

    untuk minum air putih minimal 2 liter per hari. Konsumsi air putih dapat

    meningkatkan aliran kemih dan menurunkan konsentrasi pembentuk batudalam air kemih. Serta olahraga yang cukup terutama bagi individu yang

    pekerjaannya lebih banyak duduk atau statis.

    Pencegahan Sekunder

    Tujuan dari pencegahan sekunder adalah untuk menghentikan

    perkembangan penyakit agar tidak menyebar dan mencegah terjadinya

    komplikasi. Sasarannya ditujukan kepada orang yang telah menderita

    penyakit BSK. Kegiatan yang dilakukan dengan diagnosis dan pengobatan

    sejak dini. Diagnosis Batu Saluran Kemih dapat dilakukan dengan cara

    pemeriksaan fisik, laboraturium, dan radiologis.

    Hasil pemeriksaan fisik dapat dilihat berdasarkan kelainan fisik pada

    daerah organ yang bersangkutan :

    a) Keluhan lain selain nyeri kolik adalah takikardia, keringatan, mual,

    dan demam (tidak selalu).

    b)

    Pada keadaan akut, paling sering ditemukan kelembutan pada daerah

    pinggul (flank tenderness), hal ini disebabkan akibat obstruksi

    sementara yaitu saat batu melewati ureter menuju kandung kemih.

    Urinalisis dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi infeksi yaitu

    peningkatan jumlah leukosit dalam darah, hematuria dan bakteriuria, denganadanya kandungan nitrit dalam urine. Selain itu, nilai pH urine harus diuji

    karena batu sistin dan asam urat dapat terbentuk jika nilai pH kurang dari 6,0,

    sementara batu fosfat dan struvit lebih mudah terbentuk pada pH urine lebih

    dari 7,2.

    Diagnosis BSK dapat dilakukan dengan beberapa tindakan radiologis

    yaitu:

    a)

    Sinar X abdomen

    Untuk melihat batu di daerah ginjal, ureter dan kandung

    kemih. Dimana dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan

    dapat membedakan klasifikasi batu yaitu dengan densitas tinggi

    biasanya menunjukan jenis batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat,

    sedangkan dengan densitas rendah menunjukan jenis batu struvit,

    sistin dan campuran. Pemeriksaan ini tidak dapat membedakan batu di

    dalam ginjal maupun batu diluar ginjal.

    b)

    Intravenous Pyelogram(IVP)

    Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal.

    Jika IVP belum dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih

    akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah

    pemeriksaan pielografi retrograd.

    c)

    Ultrasonografi (USG)

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    43/45

    41

    USG dapat menunjukan ukuran, bentuk, posisi batu dan

    adanya obstruksi. Pemeriksaan dengan ultrasonografi diperlukan pada

    wanita hamil dan pasien yang alergi terhadap kontras radiologi.

    Keterbatasn pemeriksaan ini adalah kesulitan untuk menunjukan batu

    ureter, dan tidak dapat membedakan klasifikasi batu.d) Pemindaian CT akan menghasilkan gambar yang lebih jelas tentang

    ukuran dan lokasi batu.

    Pencegahan Tersier

    Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah agar tidak

    terjadi komplikasi sehingga tidak berkembang ke tahap lanjut yang

    membutuhkan perawatan intensif. Sasarannya ditujukan kepada orang yang

    sudah menderita penyakit BSK agar penyakitnya tidak bertambah berat.

    Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan rehabilitasi seperti konseling

    kesehatan agar orang tersebut lebih memahami tentang cara menjaga fungsi

    saluran kemih terutama ginjal yang telah rusak akibat dari BSK sehingga

    fungsi organ tersebut dapat maksimal kembali dan tidak terjadi kekambuhan

    penyakit BSK , dan dapat memberikan kualitas hidup sebaik mungkin sesuai

    dengan kemampuannya.

  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    44/45

    ii

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Guyton, Arthur C & Hall, John E. 2006. Pembentukan Urin oleh Ginjal; Buku

    Ajar Fisiologi Kedokteran (Textbook of Medical Physiology). PenerbitBuku Kedokteran EGC. Jakarta.

    2. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem, Edisi 2.

    Jakarta: EGC

    3.

    Turk C, Knoll T, Petrik A, Sarica K, Straub M, & Seitz C. 2011. Guidelines on

    Urolithiasis. European association or urology.

    4. Shirez, Schwartz. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah.ed-6. Penerbit Buku

    Kedokteran, EGC. Jakarta.

    5. Budjang, Nurlela. 2010. Traktus urinaria;Radiologi Diagnostik. Balai Penerbit

    FKUI. Jakarta.

    6. Siswanto, Tenri Abeng. 2010. Abdomen Akut. Radiologi Diagnostik. Balai

    Penerbit, FKUI.

    7. Iljas, Muhammad & Boer, Azwar. 2010. Ultrasonografi Ginjal; Radiologi

    Diagnostik. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

    8. Smith, Kevin J. 2013. Urinary Calculi Imaging. diakses melalui

    http://emedicine.medscape.com/article/381993-overview#a22.

    9. Vrtiska, Terri J., et. al. Imaging Evaluation and Treatment of Nephrolithiasis.

    National Institute of Health OBrien Urology Research. 2010.

    10.American Urological Association. AUA Guideline on the Management of

    Staghorn Calculi:Diagnosis and Treatment Recommendations. 2005

    11.Lingeman JE, Siegel YI, Steele B, Nyhuis AW, Woods JR. Management of

    lower pole nephrolithiasis : a critical analysis. J Urol 1994; 151: 6637.

    12.Portis, Andrew J & Sundaram, Chandru P. Diagnosis an Initial Management of

    Kidney Stone. American Association of Family Physician. 2001.

    13.Anggari, Kharisma Luthfy, 2010. BNO-IVP Sebagai Pemeriksaan Imaging Pada

    Pasien Dengan Nefrolithiasis dan Hidronefrosis Sinistra. Bagian Ilmu

    Radiologi RSUD Salatiga

    14.Purnomo, B. B. 2011. Dasar-Dasar Urologi, Edisi 3. 123-128. Jakarta : Sagung

    Seto

    http://emedicine.medscape.com/article/381993-overview#a22http://emedicine.medscape.com/article/381993-overview#a22http://emedicine.medscape.com/article/381993-overview#a22
  • 8/10/2019 CR Nefrolithiasis Fix New

    45/45

    15.MD, Marshall L.Stoller, 2010. Smiths general Urology. Edisi ke 17. Penerbit

    LANGE medical book, MC Graw Hill, New York

    16.

    Rasad, Sjahriar. 2010. Radiologi Diagnostik Fakultas Kedokteran Universitas

    Indonesia. Edisi Kedua. Penerbit Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia, Jakarta

    17.Cheuck, Lanna, 2013. Retrograde Pyelogrhapy. Diakses darihttp://emedicine.medscape.com/article/2113562-technique.

    18.Case of the week. 2013. Departement of Radiology. University of Wisconsin

    School of Medicine and Public Health. Diakses dari

    https://www.radiology.wisc.edu/COW/caseSolution.php?reveal=Y&ref=archive

    &caseID=50

    19.

    Daignostic Tests & Medical Procedures. Radiochemistry Society. Diakses dari

    http://www.radiochemistry.org/nuclearmedicine/diagnostics/02_tests.shtml

    20.

    Urology Care Foundation. The Official Foundation of The American Urological

    Association. diakses oleh

    http://www.urologyhealth.org/urology/index.cfm?article=71

    21.Rowberry, Benjamin, 2011. Intravenous Pyelogram Artefacts Unique to Digital

    Tomosynthesis Reconstruction. British Journal of Radiology. Available

    from: Pubmed.http://bjr.birjournal.org/content/84/1007/1050.

    22.

    Budjang, Nurlela. 2010. Traktus Urinaria in : Radiologi diagnostik. FakultasKedokteranUniversitas Indonesia. Jakarta.

    .

    http://emedicine.medscape.com/article/2113562-techniquehttp://emedicine.medscape.com/article/2113562-techniquehttps://www.radiology.wisc.edu/COW/caseSolution.php?reveal=Y&ref=archive&caseID=50https://www.radiology.wisc.edu/COW/caseSolution.php?reveal=Y&ref=archive&caseID=50https://www.radiology.wisc.edu/COW/caseSolution.php?reveal=Y&ref=archive&caseID=50http://www.radiochemistry.org/nuclearmedicine/diagnostics/02_tests.shtmlhttp://www.radiochemistry.org/nuclearmedicine/diagnostics/02_tests.shtmlhttp://www.urologyhealth.org/urology/index.cfm?article=71http://www.urologyhealth.org/urology/index.cfm?article=71http://www.urologyhealth.org/urology/index.cfm?article=71http://www.radiochemistry.org/nuclearmedicine/diagnostics/02_tests.shtmlhttps://www.radiology.wisc.edu/COW/caseSolution.php?reveal=Y&ref=archive&caseID=50https://www.radiology.wisc.edu/COW/caseSolution.php?reveal=Y&ref=archive&caseID=50http://emedicine.medscape.com/article/2113562-technique

Top Related