BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga menurut Friedman ( 2010 ), merupakan kesatuan
dari orang-orang yang terkait dalam perkawinan, dan hubungan
darah, atau adopsi dan tinggal dalam 1 rumah.
Keluarga menurut Jhonson (2009), memberi pandangan tentang
definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang di satukan oleh
ikatan perkawinan, darah, ikatan adopsi.
b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama
dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara
terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka.
c. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama
dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara
terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka.
d. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
sama lain dalam peran sosial keluarga seperti halnya peran
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
suami istri sebagai ibu, peran anak laki-laki dan anak
perempuan.
e. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama
yaitu : kultur yang diambil dari masyarakat dengan
beberapa ciri unik tersendiri.
Jadi secara garis besar Keluarga adalah kesatuan dari
orang-orang yang terkait dalam perkawinan dan hubungan darah
atau adopsi yang tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah
dan jika mereka hidup terpisah, mereka tetap menganggap rumah
tangga tersebut adalah rumah mereka.
2. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman ( 2010 ), adalah :
a. Fungsi agama
Keluarga sebagai tatanan sosial terkecil dalam masyarakat.
Keluarga berperan untuk membentuk generasi masyarakat yang
agamis, yang beriman, dan percaya terhadap keberadaan Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Fungsi sosial
Keluarga sebagai basis untuk membentuk generasi yang mengerti
aturan sosial. Mengenai norma-norma yang berlaku di masyarakat,
mengenai aturan-aturan tak baku bagaimana cara bersosialisasi
terhadap sesama manusia, bagaimana menghargai alam, dan
kehidupan sosial. Diharapkan anak-anak, sebagai generasi penerus
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
dari sebuah keluarga, diberikan pendidikan mengenai tingkah laku
sesuai dengan fase perkembangan mereka.
c. Fungsi cinta kasih
Dalam satu keluarga, diharapkan akan saling memberikan
perhatian dan kasih sayang. Dengan berlimpahnya kasih sayang,
diharapkan akan terbentuk manusia-manusia yang memiliki
kecerdasan emosional yang baik sehingga tercipta keluarga yang
berkualitas, dan seterusnya akan terbentuk generasi-generasi yang
berkualitas sehingga akan menciptakan suasana yang nyaman
dalam sebuah kehidupan bermasyarakat.
d. Fungsi perlindungan
Keluarga menjadi satu tempat yang memberikan perlindungan
yang nyaman bagi anggotanya. Melindungi setiap anggotanya dari
tindakan-tindakan yang kurang baik. Sehingga anggota keluarga
merasa nyaman dan terlindung dari hal-hal yang tidak
menyenangkan.
e. Fungsi ekonomi
adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan
dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari
sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga di masa datang.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
f. Fungsi pendidikan
Keluarga sebagai tempat pendidikan pertama bagi anak-anak
generasi penerusnya. Sebuah keluarga idealnya mampu menjadi
tempat dimana terjadi interaksi yang mendidik. Suami terhadap
istri, atau orang tua terhadap anak-anaknya. Memberikan
pendidikan pada anak-anak sesuai dengan tahapan usia adalah
salah satu fungsi pendidikan dalam sebuah keluarga.Fungsi
pendidikan ini dapat diaplikasikan dengan cara menyekolahkan
anak-anaknya sesuai dengan perkembangan usia. Diharapkan,
dengan diberikan pendidikan melalui sekolah, anak-anak akan
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perkembangan tingkah
laku sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
g. Fungsi pelestarian lingkungan
Seperti fungsi-fungsi lainnya, fungsi pelestarian lingkungan
merupakan satu dari delapan fungsi keluarga. Dalam fungsi ini,
keluarga memberikan pengetahuan mengenai norma terhadap
lingkungan sehingga diharapkan generasi penerus keluarga tersebut
akan lebih santun terhadap alam dan lingkungannya.
h. Fungsi reproduksi
Fungsi ini merupakan fungsi yang paling hakiki dalam sebuah
keluarga karena harus dapat melanjutkan keturunannya dan yang
diharapkan adalah keturunan yang berkualitas. Memelihara,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
membesarkan anak, dan merawat keluarga juga termasuk dalam
fungsi reproduksi ini.
3. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
d. Memodofikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga.
4. Tipe Keluarga
Menurut Jhonson dan Leny R (2010) ada beberapa tipe keluarga,
yakni :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak.
2) Pasangan inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri saja.
3) Keluarga dengan orang tua tunggal : satu orang mempelai
keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
4) Bujangan yang tinggal sendirian.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Keluarga Non Tradisional
1) The unmarriedfreenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan
anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya ) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami istri ( marital partners ).
6) Cohibiting couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
7) Group marriage family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
5. Tahap dan Tugas Perkembangan
Tahapan-tahapan perkembangan menurut Friedman di kutip
dari Jhonson R ( 2007 ) :
a. Pasangan baru ( keluarga baru ).
Keluarga baru di mulai saat masing-masing individu laki-
laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan
yang sah dan meninggalkan ( psikologis ) masing-masing :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
kelompok sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga child bearing ( kelahiran anak pertama ) .
Keluarga yang menanti kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan :
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan peruabahan anggota keluarga,
peran, interaksi, hubungan seksual dan kegiatan
keluarga.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahapan ini di mulai saat kelahiran anak pertama ( 2,5
bulan ) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti
kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaotasi dengan anak yang baru lahir, sementara
kebutuhan anak yang lain harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang baik didalam keluarga
maupun masyarakat
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dengan anak
6) Pembagiian tanggungjawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahapan ini dimulai saat anak masuk sekolah pada
enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya
keluarga sudah mencapai jumlah anggota maksimal,
sehingga keluarga sangat sibuk :
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan
kesehatan
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai 6-7 tahun.Kemudian, yaitu pada
saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi
tanggungjawab serta kebebasan untuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan tanggung
jawab, mengikat remaja sudah bertambah dewasa dan
mengikat otonominya.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orang tua.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa ( pelepasan )
Tahapan ini di mulai pada saat anak pertamanya
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga.
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga lebih
besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua, suami/istri yang sedang sakit
dan memasuki masa tua.
4) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
g. Keluarga usia pertengahan
Tahapan ini di mulai pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah
satu pasangan meninggal.
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
teman sebaya.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Keluarga usia lanjut
Tahapan ini perkembangan keluarga di mulai pada saat
salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu
pasangan meninggal sampai meninggal keduanya.
1) Mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,
kekuatan fisik, teman.
3) Mempertahankan keakraban suami istri.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat.
5) Mempertahankan penataan yang memuaskan
merupakan tugas utama keluarga pada tahap ini.
6. Stuktur Keluarga
Stuktur keluarga menurut Jhonson R ( 2010 : 21 ) dibagi
menjadi lima yaitu :
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu di susun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
keluarga sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri tinggal bersama
keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri tinggal bersama
keluarga sedarah ayah.
e. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai
dasar bagi pembinaan keluarga,dan beberapa sanak saudara
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami istri.
7. Stuktur peran keluarga
Peran formal terdapat dalam keluarga seperti mencari
nafkah, ibu rumah tangga, supir, manajer dll.
Sedangkan peran informal bersifat implisit biasanya tidak
tampak di permukaan dan di mainkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan
dalam keluarga seperti : sebagai pendorong, pengharmonis,
pendamai, penghalang, pengalah, pencari pengangkutan atau
sahabat.
B. Masalah kesehatan
1. Pengertian
Istilah stroke atau penyakit serebrovaskuler mengacu pada
setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau berhentinya aliran darah melalui sistem suplai
arteri otak. Istilah stroke biasanya di gunakan secara spesifik untuk
menjelaskan infark serebum. Istilah yang masih lama dan masih
sering di gunakan adalah cerebrovaskular accident ( CVA ) ( Price,
2006 ).
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah
kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
darah ke bagian otak. Yang biasanya diakibatkan oleh trombosis,
embolisme, iskemia dan hemoragi ( Smeltzer, 2002 ).
Menurut Arif Muttaqin, stroke merupakan penyakit
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara tepat.
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak
yang bisa terjadi pada siapa saja ( Muttaqin, 2008 ).
Gejala stroke dapat bersifat fisik, psikologis dan perilaku.
Gejala fisik yang paling khas adalah paralisis, kelemahan,
hilangnya sensasi diwajah, lengan atau tungkai disalah satu sisi
tubuh, kesulitan berbicara, kesulitan menelan dan hilangnya
sebagian penglihatan disatu sisi. Seorang dikatakan terkena stroke
jika salah satu atau kombinasi apapun dari gejala diatas
berlangsung selama 24 jam atau lebih ( Feigin, 2007 ).
2. Anatomi dan Fisiologi
Otak tersusun dari belahan otak besar ( hemisfer serebri ) , batang
otak dan otak kecil.
1. Otak besar ( serebrum )
Pusat dari segala pengontrol aktivitas pergerakan tubuh otak
besar terbagi menjadi dua, yaitu :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
a. Hemisfer serebri kiri
Adalah bagian otak besar yang berfungsi untuk
mengontrol dan mengendalikan pergerakan tubuh ke
bagian kiri. Fungsi meliputi :
1) Mengendalikan gerak sisi tubuh sebelah kanan
2) Menginterpretasikan penglihatan dari paruh
kanan lapangan pandang penglihatan.
b. Hemisfer serebri kanan
Adalah bagian otak besar yang berfungsi untuk
mengontrol dan mengendalikan tubuh bagian kiri.
Fungsinya meliputi :
1) Mengendalikan gerak tubuh sebelah kiri.
2) Mengendalikan fungsi bicara pada kurang lebih
44 % orang yang kidal hanya 1 % pada orang
yang tidak kidal
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
Gambar II.1 Anatomi syaraf
Sumber :
www.google.co.id/search?hl=id&site=webhp&tbm.fuadblogspot.com%otak-
manusia.html%3B571
2. Batang Otak
a. Diesennfalon
Merupakan bagian atas batang otak. Fungsinya untuk
sebagai pusat pengutang, membangkitkan respon emosi,
dan mengendalikan suhu.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b. Pous varoli
Merupakan bagian atas tengah batang otak fungsinya untuk
pusat pneumotastik ( irama jantung ) tempat syaraf cranial
berada.
c. Otak tengah
Fungsinya untuk pergerakan otot, relay dari impus, reflek
pendengaran.
3. Otak kecil ( serebellum )
Berhubungan dengan koordinasi serta keseimbangan kita dengan
gerak yang di perintahkan oleh hemisfer serebri.
3. Etiologi
1. Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak dan
leher). Aterosklerosis serebral dan pelambatan sirkulasi
serebral adalah penyebab utama, trombosis serebral merupakan
penyebab yang umum pada serangan stroke.
2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang
dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain). Abnormalitas
patologik pada jantung kiri, seperti endokarditis, infeksi,
penyakit jantung rematik dan infark miokard serta infeksi
pulmonal adalah tempat-tempat asal emboli. Embolus biasanya
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
menyumbat arteri serebral tengah atau cabang-cabang yang
merusak sirkulasi serebral.
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak). Iskemia
serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena
konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan
perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak).
Hemoragi dapat terjadi diluar durameter (hemoragi ekstradural
dan epidural), dibawah durameter (hemoragi subdural),
diruang subarakhnoid (hemoragi subarakhnoid) atau didalam
subtansi otak (hemoragi intraserebral) (Smeltzer, 2002).
Berbagai bagian otak dapat mengalami gangguan peredaran
darah ke otak, secara anatomi otak di bagi atas otak besar yang
terdiri dari beberapa lobus, seperti : lobus frontalis, mengatur
gerakan sadar, ciri kepribadian, perilaku sosial, motivasi-inisiatif,
dan berbicara. Lobus oksipita mengatur perhatian terhadap
rangsangan, menulis, menggambar, menghitung, merasakan,
membentuk, berpakaian. Lobus temporalis mengatur daya ingatan
verbal, visual, pendengaran dan suasana hati. Lobus oksiput
mengatur interpretasi penglihatan. Otak kecil mengatur koordinasi,
keseimbangan, gerakan mata, menelan dan gerakan lidah (Feigin,
2007).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
4. Patofisiologi
Stroke merupakan penyakit peredaran darah ke otak yang di
akibatkan oleh tersumbatnya aliran darah ke otak atau pecahnya
pembuluh darah ke otak, sehingga suplai darah ke otak berkurang.
Secara umum gangguan darah otak atau stroke merupakan
gangguan sirkulasi serebral dan merupakan gangguan neurologik
vokal yang dapat timbul sekunder dari suatu proses patologi pada
pembuluh darah serebral. Stroke bukan merupakan penyakit
tunggal tetapi merupakan kumpulan tanda dan gejala dari beberapa
penyakit, diantaranya hipertensi, penyakit jantung, peningkatan
lemak dalam darah, diabetes mellitus, dan penyakit vaskuler
perifer.
Penyebab utama stroke adalah trombosis serebral ( Bekuan
darah di dalam pembuluh darah otak atau leher ), aterosklerosis
serebral dan perlambatan sirkulasi serebral merupakan penyebab
utama terjadinya trombosis. Embolisme serebral (bekuan darah
atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang
lain), abnormalitas patologik pada jantung kiri seperti endokarditis,
jantung reumatik, serta infeksi pulmonal adalah tempat berasalnya
emboli. Hemoragik serebral (pecahnya pembuluh darah serebral
sehingga terjadi perdarahan ke dalam jaringan otak atau area
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
sekitar), hemoragik dapat terjadi di epidural, subdural, dan
intraserebral.
Peningkatan tekanan darah yang terus menerus akan
menyebabkan pecahnya aneurisme, sehingga dapat terjadi
perdarahan dalam parenkim otak yang bisa mendorong stuktur otak
dan merembes ke sekitarnya bahkan dapat masuk ke dalam
ventrikel atau ke ruang intrakranial. Ekstravasasi darah terjadi di
daerah otak dan subarachnoid, sehingga jaringan yang ada di
sekitarnya akan tergeser dan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi
jaringan otak, sehingga dapat mengakibatkan vasospasme pada
arteri dan sekitar perdarahan. Spasme ini dapat menyebar ke
seluruh hemisfer otak dan sirkulus willis. Bekuan darah yang
semula lunak akhirnya akan larut dan mengecil. Daerah otak di
sekitar bekuan darah akan dapat membengkak dan mengalami
nekrosis, karena kerja enzim-enzim maka bekuan darah akan
mencair, sehingga terbentuk suatu rongga. Sesudah beberapa bulan
semua jaringan nekrotik akan di ganti oleh astrosit dan kapiler-
kapiler baru sehingga terbentuk jalinan di sekitar rongga tadi.
Akhirnya rongga-rongga tersebut terisi oleh astroglia yang
mengalami proliferasi.
Gangguan neurologis tergantung letak dan beratnya
perdarahan. Pembuluh yang mengalami gangguan biasanya arteri
yang menembus otak seperti cabang-cabang lentikulostriata dari
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
arteri serebri media yang memperdarahi sebagian dari ganglia
basalis dan sebagian besar kapsula interna. Timbulnya penyakit ini
mendadak dan evolusinya dapat secara cepat dan konstan,
berlangsung beberapa menit, beberapa jam bahkan beberapa hari.
Gambaran klinis yang sering terjadi antara lain ; sakit kepala berat,
leher bagian belakang kaku, muntah, penurunan kesadaran, dan
kejang. Sembilan puluh persen menunjukkan adanya darah dalam
cairan serebrospinal (bila perdarahan besar atau letak dekat
ventrikel), dari semua pasien ini 70- 75% akan meninggal dalam
waktu 1-30 hari, biasanya di akibatkan karena meluasnya
perdarahan sampai ke sistem ventrikel, herniasi lobus temporalis,
dan penekanan mesensefalon, atau mungkin di sebabkan oleh
perembesan darah ke pusat-pusat yang vital. Penimbunan darah
yang cukup banyak (100 ml) di bagian hemisfer serebri masih
dapat di toleransi tanpa memperlihatkan gejala-gejala klinis yang
nyata. Sedangkan adanya bekuan darah dalam batang otak
sebanyak 5 ml saja sudah dapat mengakibatkan kematian. Bila
perdarahan serebri akibat aneurisma yang pecah biasanya pasien
masih muda dan 20 % mempunyai lebih dari aneurisma.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
5. Tanda dan Gejala
Menurut Junaidi (2008), berikut ini adalah gejala dan tanda-
tanda stroke :
1. Adanya serang defisist neurologis fokal, berupa kelemahan
dan kelumpuhan lengan atau tungkai, atau salah satu sisi
tubuh.
2. Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan,
tungkai atau salah satu sisi tubuh. Baal atau mati rasa
sebelah, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa
terbakar.
3. Mulut, lidah mencong bila di luruskan.
4. Gangguan menelan seperti sulit menelan, minum suka
tersedak.
5. Bicara tidak jelas (pelo), sulit berbahasa, kata yang di
ucapkan tidak sesuai dengan keinginan, sengal, bicara ngaco,
kata-katanya tidak dapat di pahami (afasia), bicara tidak
lancar hanya sepatah-patah saja yang di ucapkan
6. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
7. Tidak memahami pembicaraan orang lain.
8. Tidak mampu membaca dan menulis, dan tidak memahami
tulisan.
9. Tidak dapat menghitung, kepandaian menurun.
10. Tidak mampu mengenali bagian tubuh.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11. Hilangnya kendali terhadap kandung kemih seperti kencing
yang tidak di sadari.
12. Berjalan menjadi sulit, langkahnya sedikit-sedikit.
13. Menjadi pelupa (dimensia).
14. Vertigo (pusing, puyeng) atau perasaan berputar yang
menetap saat tidak melakukan aktifitas.
15. Hilangnya penglihatan berupa penglihatan yang terganggu
sebagian lapang pandang tidak terlihat, gangguan pandangan
tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau ganda sesaat.
16. Kelopak mata sulit dibuka atau dalam keadaan terjatuh.
17. Pendengaran hilang atau gangguan pendengaran berupa tuli
satu telinga atau berkurangnya pendengaran.
18. Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terorganisasi
dengan baik, sempoyongan atau terjatuh.
19. Gangguan kesadaran, koma, sampai tidak sadarkan diri.
20. Kebanyakan tidur atau perasaan ingin selalu tidur.
6. Penatalaksanaan umum
Beberapa hal yang bisa di lakukan untuk mencegah
terjadinya stroke diantaranya :
a) Diet makan sehat, rendah kalori, rendah lemak, dan rendah
garam.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
b) Memperbanyak buah dan sayuran. Di sarankan untuk
mengkonsumsi sekitar 5 porsi buah dan sayuran setiap
harinya.
c) Aktivitas fisik dan berolahraga secara teratur.
d) Tidak merokok.
e) Tidak minum yang mengandung alkohol.
f) Sebisa mungkin menghindari stres baik fisik maupun
mental/emosi.
7. Fokus Intervensi
A. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan masalah stroke.
b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal anggota
keluarga dengan masalah stroke.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
stroke.
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggita
keluarga dengan masalah stroke.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Fokus Intervensi
DX : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
dengan masalah stroke.
Tujuan :
Setelah di lakukan pertemuan selama 3 kali tatap muka masalah
mobilitas fisik dapat di minimalkan.
Kriteria Hasil :
Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga dengan
masalah stroke.
Intervensi :
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah stoke :
1) Jelaskan pada keluarga mengenai stroke.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab
stroke.
3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah di
sampaikan pada keluarga.
4) Beri reinforcement positif pada keluarga atas
jawaban yang benar.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan
masalah stroke :
1) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil
keputusan dengan tindakan masalah stroke.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
2) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan
mengenai nyeri.
3) Evaluasi kembali penjelasan yang telah di
sampaikan.
4) Beri reinforcement jika jawaban benar.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan masalah stroke:
1) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan pada
anggota keluarga dengan stroke
2) Evaluasi kembali penjelasan yang telah di
sampaikan
3) Beri reinforcement jika jawaban benar.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk
anggota keluarga dengan masalah stroke :
1) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan
yang nyaman bagi penderita stroke.
2) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita
stroke.
3) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan
kembali penjelasan yang telah di sampaikan.
4) Beri reinforcement positif jika jawaban benar.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
1) Diskusikan dengan keluarga tempat-tempat
pelayanan kesehatan yang ada.
2) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat
pelayanan kesehatan serta menyarankan supaya
datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
3) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah di
berikan tentang manfaat fasilitas kesehatan.
4) Beri reinforcement positif jika jawaban benar.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., NUGRAHENI ESKAPUTRI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014