tugas pengantar ekonomi pembangunan tentang pengaruh wajib belajar 12 tahun terhadap penurunan...
TRANSCRIPT
TUGAS
PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
tentang
Pengaruh Wajib Belajar 12 Tahun terhadapPenurunan Penganguran di Jakarta
Oleh :
Kartika (125130255) Marseille Alserita
(125130260) Michelle Visca (125130317) Joanna Gladika (125130334) Silvia Natalia
(125130350)
PEMBAHASAN
A. Wajib Belajar 12 TahunWajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, merupakan
program Pemerintah untuk menjawab kebutuhan dan tantangan
zaman. Berdasarkan Undang-undang Pendidikan Nasional No.
2/1989, pemerintah berupaya meningkatkan taraf kehidupan
rakyat dengan mewajibkan semua warga negara Indonesia
yang berusia 7-12 tahun dan 12-15 tahun untuk menamatkan
pendidikan dasar dengan program 6 tahun di SD dan 3 tahun
di SMP secara merata. Tidak relevan bila di zaman modern
ini masih ada anak-anak Indonesia yang tidak bersekolah
dan ada pula yang masih buta huruf. Oleh karena itu
pemerintah berusaha meningkatkan kualitas manusia melalui
jenjang pendidikan dasar.
Sumber : http://ptkdikmen.kemdiknas.go.id/home/statis-13-
wajibbelajar9tahun,kini12tahun.html
Belum lama ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
mengumumkan perpanjangan program wajib belajar dari 9 ke
12 tahun. Dibalik pengumuman ini tersirat keinginan untuk
meraup keuntungan dari bonus demografi di Indonesia
secara maksimal. Beda dengan negara-negara sekawasannya,
Indonesia adalah bangsa yang relatif muda; sepertiga dari
populasinya dibawah usia 14 tahun. Jika program
perpanjangan wajib belajar ini diterapkan dengan sukses,
maka penduduk muda tersebut akan mendapat manfaat dari
peningkatan akses pendidikan. Anak-anak ini membawa
peluang yang sangat besar. Ketika mereka bergerak menuju
pasar tenaga kerja, mereka memiliki potensi untuk
meningkatkan pendapatan per-kapita nasional sebelum usia
penduduk mengalami penuaan dan tingkat ketergantungan
meningkat. Untuk meraih keuntungan dari bonus demografi
ini, generasi yang disebut-sebut “generasi emas” oleh
Mendikbud ini harus diberi pendidikan yang lebih baik,
dan kesempatan belajar hingga sekolah menengah.
Apabila negara hanya mewajibkan sekolah 9 tahun,
bagaimana mungkin anak-anak tersebut mendapatkan
pekerjaan, sedangkan saat ini tidak ada lowongan
pekerjaan yang dibuka untuk orang yang hanya lulusan
kelas 9 (SMP). Lapangan pekerjaan saat ini membutuhkan
orang-orang yang minimal berpendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) atau yang sederajat. Sehingga wajar apabila
program wajib belajar menjadi 12 tahun. Alasannya,
pendidikan 12 tahun dibutuhkan untuk menyiapkan SDM yang
berkualitas, unggul, dan kompetitif di era globalisasi
dewasa ini.
Wajib belajar 12 tahun merupakan kewajiban sekaligus
hak bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mendapatkan
pendidikan. Wajib belajar adalah hal yang penting untuk
didapat oleh anak-anak Indonesia terutama untuk anak-anak
di kota besar seperti Jakarta yang membutuhkan pendidikan
sebagai syarat mutlak mendapatkan pekerjaan. Wajib
Sekolah Dasar selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama
selama 3 tahun dan Sekolah Menengah Atas selama 3 tahun.
Di sekolah, anak-anak akan di ajari berbagai pelajaran
untuk mengembangkan potensi dalam diri masing-masing
seperti Matematika untuk penalaran, Agama untuk
spiritual, Ilmu-ilmu Alam untuk mencintai lingkungan
serta Ilmu-ilmu Sosial untuk berinteraksi dengan orang
lain. Selain itu, etika dan sopan-santun juga di ajari
selama proses belajar-mengajar sehingga anak-anak
Indonesia menjadi seorang manusia utuh yang memiliki 4
kecerdasan baik kecerdasan fisik, kecerdasan emosional,
kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual. Dengan
adanya 4 kecerdasan ini, anak-anak Indonesia akan tumbuh
dan berkembang menjadi manusia yang berkualitas serta
akan lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Seperti
yang kita ketahui, selain pintar dalam belajar setiap
anak harus pintar dalam pergaulan. Selama wajib belajar
12 tahun, tentunya anak-anak akan mendapatkan teman dan
belajar untuk berinteraksi dan saling bekerja sama
sebagai modal menjadi manusia yang lebih dewasa.
B. Pengangguran
C. Hubungan Wajib Belajar 12 Tahun terhadap
Penurunan Penganguran
Peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya
manusia (SDM) memang sangatlah penting. Karena titik
singgung antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi ialah
produktivitas tenaga kerja, semakin tinggi mutu
pendidikan, semakin tinggi pula pengaruhnya terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat (Teori Human Capital).
Selain itu peningkatan kualitas SDM juga merupakan
tuntutan dari perkembangan pembangunan yang makin cepat
dan komplek. Seiring dengan perkembangan teknologi dan
informasi pada saat ini permintaan akan tenaga kerja yang
berkualitas menjadi sebuah kebutuhan.
Pelaksanaan dan ketuntasan program wajib belajar yang
diterapkan oleh pemerintah Indonesia diharapkan mampu
mengurangi angka kemiskinan. Melalui pendidikan ini pula,
bangsa Indonesia mampu mencapai cita-citanya, yaitu
menciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Pendidikan adalah kekuatan”, maka Bangsa Indonesia akan
segera terbebas dari kebodohan dan kemiskinan serta
menjadi bangsa yang unggul pada kompetisi global.
Lebih lanjut, wajib belajar merupakan fondasi bagi
pengembangan jenjang pendidikan lebih lanjut dan kemajuan
peradaban bangsa khususnya dalam menghadapi tantangan dan
perkembangan zaman dan kompetisi tingkat global.
Pendidikan dasar juga mampu mewujudkan masyarakat yang
cerdas, dan ekonomi yang mapan sehingga negara menjadi
maju. 1
Pada dasarnya pendidikan merupakan Indirect Investment bagi
proses produksi dan Direct Ivesment bagi peningkatan kualitas
sumber daya manusia (human quality). Pendidikan akan
meningkatkan dan/atau mempertinggi kualitas tenaga kerja,
sehingga memungkinkan tersedianya angkatan kerja yang
lebih trampil, handal serta cerdas. Bila angkatan kerja
memiliki kelebihan-kelebihanini, mereka dapat
menggunakannya sebagai senjata dalam persaingan mencari
pekerjaan yang mana persaingan semakin kompetitif. Salah
satu cara pemerintah dalam melakukan pembinaan mutu SDM
adalah dengan cara mewajibkan pendidikan 12 tahun. Yang
dilakukan dalam rangka pembangunan ekonomi dan dalam
meningkatkan dan meluaskan keterampilan teknis, keahlian
profesional, dan kecerdasan akademis (technical skill,
professional expertise and academic quality) dalam
kehidupan masyarakat.
Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2014 masih
didominasi oleh penduduk bekerja berpendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) Umum sebanyak 1.116,28 ribu orang
1
(24,09 persen) dan SMA Kejuruan sebanyak 918,22 ribu
orang (19,81 persen). Penduduk bekerja berpendidikan
tinggi hanya sebanyak 1.007,28 ribu mencakup 263,72 ribu
orang (5,69 persen) berpendidikan Diploma dan sebanyak
743,56 ribu orang (16,04 persen) berpendidikan
Universitas.
Perbaikan kualitas penduduk yang bekerja ditunjukkan
oleh kecenderungan menurunnya penduduk bekerja
berpendidikan rendah (Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama/SLTP kebawah) dan meningkatnya penduduk bekerja
berpendidikan tinggi (Diploma dan Universitas). Dalam
setahun terakhir, penduduk yang bekerja berpendidikan
rendah menurun dari 1.647,81 ribu orang (35,30 persen)
pada Agustus 2013 menjadi 1.592,61 ribu orang (34,36
persen) pada Agustus 2014. Sementara penduduk bekerja
berpendidikan tinggi meningkat dari 934,93 ribu orang
(20,03 persen) pada Agustus 2013 menjadi 1.007,28 ribu
orang (21,73 persen) pada Agustus 2014. 2
Tabel 1.1
2
Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang BekerjaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2013-2014
(ribu orang)
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta, 2013, 2014
Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut
pendidikan selama periode Agustus 2013-Agustus 2014
mengalami perubahan yang cukup bervariasi. Pada Agustus
2014, TPT untuk pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kejuruan menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 10,12
persen, disusul oleh Sekolah Dasar (SD) ke bawah sebesar
10,60 persen, sedangkan TPT terendah terdapat pada
tingkat pendidikan Universitas yaitu sebesar 4,98 persen.
Selama setahun terakhir (Agustus 2013-Agustus 2014),
TPT pada tingkat pendidikan SMA Umum dan Kejuruan
mengalami penurunan yang sama yaitu sebesar 1,69 persen,
sementara pada tingkat pendidikan SLTP ke bawah dan
Diploma ke atas mengalami kenaikan (masing-masing sebesar
3,41 persen dan 1,38 persen). 3
3
Tabel 1.2
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Menurut PendidikanTertinggi yang Ditamatkan, 2013-2014
(dalam persen)
Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta, 2013, 2014
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa adanya
penurunan pengangguran bagi penduduk bekerja berpendidikan
SMA dan adanya peningkatan pengangguran penduduk bekerja
yang berpendidikan SD-SLTP (LihatTabel 1.2), sehingga
terlihat sangat jelas bahwa terdapat hubungan antara
pendidikan yang tinggi dengan permintaan tenaga kerja.
KESIMPULAN
Wajib belajar 12 tahun memberikan dampak positif
terhadap penurunan pengangguran di Indonesia (Jakarta).
Dengan wajib belajar 12 tahun, mereka lebih memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan. Karena seperti yang
kita ketahui, Jakarta sebagai ibu kota Negara memiliki
jumlah penduduk yang terpadat. Dengan wajib belajar 12
tahun ini diharapkan angka pengangguran menjadi menurun.
Pengangguran yang masih tinggi membuktikan tingginya
tuntutan kualifikasi pasar kerja yang belum mampu dipenuhi
oleh para tenaga kerja (terutama mereka yang tidak
menjalankan wajib belajar 12 tahun ini. Di sisi lain,
kesenjangan keterampilan yang dimiliki oleh para tenaga
kerja dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan turut
menjadi masalah terbesar. Ini menjadi masalah yang harus
dipikirkan kembali oleh pemerintah dan para stakeholder
pendidikan.
Dalam menekan tingkat pengangguran yang terus
meningkat, pemerintah dalam hal ini diharapkan harus
menyediakan program pendidikan gratis bagi warga kurang
mampu, mendorong lahirnya wirausahawan, dan menggalakkan
pelatihan-pelatihan yang mampu menunjang keterampilan hidup
bagi masyarakat. “Pemerintah harus mendorong masyarakat
untuk wajib belajar 12 tahun”. Dengan begitu, lebih
memungkinkan bagi mereka bersaing dalam hidup.
DAFTAR PUSTAKA
https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?
tabID=61&src=k&id=26827
http://blogs.worldbank.org/eastasiapacific/node/3099
Atchoarena, DaviddanCaillods, Francoise.Pendidikan Untuk Abad
XXI (UNESCO: Unesco Publishing, 1998)2http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs/
2014_11_05_11_28_01.pdf3http://jakarta.bps.go.id/fileupload/brs/
2014_11_05_11_28_01.pdf
http://analisadaily.com/news/read/angka-pengangguran-
tinggi-tuntutan-pasar-kerja-meningkat/39321/2014/06/18