skripsi nurfajriana.pdf - repository iaim sinjai

136
i PENGARUH JENIS PRODUK CETAKAN TERHADAP PENINGKATAN LABA USAHA PERCETAKAN ANDALAS DI KAB. SINJAI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE) Oleh: NURFAJRIANA NIM. 160103066 Pembimbing 1. Dr. Muh. Anis, M.Hum 2. Salam Latif SE.,MM PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS) FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH SINJAI 2020

Upload: khangminh22

Post on 03-Apr-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH JENIS PRODUK CETAKAN TERHADAP

PENINGKATAN LABA USAHA PERCETAKAN

ANDALAS DI KAB. SINJAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE)

Oleh:

NURFAJRIANA

NIM. 160103066

Pembimbing

1. Dr. Muh. Anis, M.Hum

2. Salam Latif SE.,MM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS)

FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)

MUHAMMADIYAH SINJAI

2020

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurfajriana

NIM : 160103066

Program Studi : EkonomiSyariah (Ekos)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan plagiasi atau duplikasi dari tulisan/karya

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau

pikiran saya sendiri.

2. Seluruh bagian dari Skripsi ini adalah karya saya sendiri

selain kutipan yang ditunjukkan sumbernya. Segala

kekeliruan yang ada di dalamnya adalah tanggung

jawab saya.

Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana mestinya.

Bilamana dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar,

maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Sinjai, 20 Juli 2020

Yang membuat pernyataan,

Nurfajriana

NIM. 160103066

iii

iv

ABSTRAK

Nurfajriana. Pengaruh Jenis Produk Cetakan

Terhadap Peningkatan Laba Usaha Percetakan Andalas Di Kab

Sinjai. Skripsi. Sinjai: Program Studi Ekonomi Syariah,

Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam IAI Muhammadiyah

Sinjai, 2020.

Penelitian ini berangkat dari sebuah usaha percetakan

andalas di Kab Sinjai. Dimana usaha percetakan ini merupakan

usaha yang bergerak dibidang jasa. Di usaha percetakan ini

memiliki dua macam produk yaitu cetak undangan dan sablon

baju dan usaha percetakan ini sudah dikenal di kalangan

masyarakat. Sehingga masyarakat Kabupaten Sinjai maupun

diluar Kabupaten Sinjai banyak yang melakukan percetakan

undangan dan sablon baju di percetakan Andalas karena

kualitas produknya yang sangat mendukung. Undangan yang

dicetak dalam perusahaan ini memiliki berbagai macam bentuk

sesuai dengan permintaan konsumen sedangkan baju yang

dicetak juga memiliki berbagai macam bentuk. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis produk cetakan

terhadap peningkatan laba usaha percetakan Andalas Di Kab.

Sinjai.

Penelitian ini termasuk penelitian survey dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini

sampel yang digunakan yaitu laporan keuangan percetakan

Andalas tahun 2019 dengan tekhnik sampling purposive.

Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu

wawancara terstruktur dan dokomentasi. Sedangkan tehnik

v

analisis datanya menggunakan analisis biaya dan analisis

regresi linear sederhana dengan bantuan aplikasi SPSS 24.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh antara jenis cetakan dengan peningkatan laba usaha

percetakan Andalas di Kab. Sinjai. Berdasarkan hasil analisis

regresi sederhana yang di lakukan melalui program SPSS 24

sehingga diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 0,2 sedangkan

nilai t tabel sebesar 2,20099 dengan taraf signifikan sebesar

0,0845 artinya lebih besar dari α 0,05. Nilai t table 2,20099 > t

hitung 0,2 dan sig 0,0845. Selain itu didapatkan hasil R = 0,06

dan angka R Square adalah 0,004 atau 4% sedangkan sisanya

96%. Hal ini menunjukkan bahwa 4% laba berpengaruh

terhadap produk dan sisanya sebesar 96 % dipengaruhi oleh

variabel lainnya yang tidak diteliti.

vi

ABSTRACT

Nurfajriana. The Influence of Types of Printed

Products on the Increased Profit of Andalas Printing Business

in Sinjai Regency. Thesis. Sinjai: Sharia Economics Study

Program, Faculty of Economics and Islamic Law IAI

Muhammadiyah Sinjai, 2020.

This research departed from an Andalas printing

business in Sinjai Regency, where this printing business was a

business engaged in the service sector. This printing business

has two kinds of products, namely invitations and clothes

screen printing. This printing business is well known among the

community, so that many people from Sinjai Regency and

outside Sinjai Regency print invitations and screen printing

clothes at Andalas printing because the quality of the products

is very supportive. Invitations that are printed in this business

have various forms according to consumer demand, as well as

printed clothes also have various forms. This study aims to

determine the effect of the type of printed products on the

increase in business profits of Andalas printing in Sinjai

Regency.

This research is a survey research using a quantitative

approach. In this study, the sample used was the 2019 Andalas

printing financial report with a purposive sampling technique.

The data collection techniques used were structured interviews

and documentation. While the data analysis technique uses cost

analysis and simple linear regression analysis with the help of

the SPSS 24 application.

vii

The results of this study indicate that there is an

influence between the type of print and an increase in the profit

of the Andalas printing business in Sinjai Regency. Based on

the results of simple regression analysis carried out through the

SPSS 24 program, it is known that the t-count value is 0.2

while the t-table value is 2.20099 with a significant level of

0.0845 which means it is greater than α 0.05. The t-table value

is 2.20099> t-count 0.2 and sig 0.0845. In addition, the results

obtained are R = 0.06 and the R Square number is 0.004 or 4%,

while the rest is 96%. This shows that 4% of profit has an effect

on the product and the remaining 96% is influenced by other

variables not examined.

viii

KATA PENGANTAR

بسن هللا الر حون الر حين

ال ة والسال م ءلى اشر ف اال نبياء و الور ال حود هلل ر ب العلوين و الص

د و ءلى اله واصحا به اخوعين اها بعد سلين سيد نا هحو

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa

terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang

telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama

penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik,

mendukung dan mendoakan, sehingga penyusunan

proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Dr. Firdaus, M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam

Muhammadiyah (IAIM) Sinjai.

3. Dr. Amir Hamzah, M, Ag. Selaku Wakil Rektor I, Institut

Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai

4. Dr. Ismail, M.Pd. Selaku Wakil Rektor II, Institut Agama

Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai

5. Rahmatullah S. Sos. I.,MA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Hukum Islam Institut Agama Islam

Muhammadiyah (IAIM) Sinjai.

ix

6. Muhammad Ikbal S. Pd.,M.Pd., selaku ketua Program

Studi Ekonomi Syariah Institut Agama Islam

Muhammadiyah (IAIM) Sinjai Seluruh dosen yang telah

membimbing dan mengajar selama studi di Institut Agama

Islam Muhammadiyah Sinjai.

7. DR. Muh. Anis M. Hum selaku pembimbing I dan Salam

Latif SE.,MM selaku pembimbing II.

8. Seluruh pegawai dan jajaran IAI Muhammadiyah Sinjai

yang telah membantu kelancaran akademik.

9. Kepala dan Staff Perpustakaan Institut Agama Islam

Muhammadiyah Sinjai, yang telah membantu kelancaran

selama penelitian.

10. Teman-teman mahasiswa, IAI Muhammadiyah Sinjai dan

berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang

telah memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai

studi.

Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai

pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah

swt, dan semoga proposal skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja

yang membacanya. Amin.

Sinjai, 11 Desember 2019

Nurfajriana

NIM. 150103066

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PEMBATAS ...................................................... i

HALAMAN JUDUL.............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................... iii

ABSTRAK ............................................................................ iv

ABSTRACT .......................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ...................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI........................................................ 6

A. Teori Penjualan dan Pemasaran ................................ 6

B. Konsep Enterpreneurship (Kewirausahaan) ........... 37

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan ...... 46

D. Konsep Laba Usaha. ............................................... 49

E. Hasil Penelitian Relevan ......................................... 59

F. Hipotesis .................................................................. 69

BAB III METODE PENELITIAN ...................................... 71

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................. 71

B. Jenis Penelitian ....................................................... 72

C. Pendekatan Penelitian ............................................. 72

D. Definisi Variabel ..................................................... 73

xi

E. Tempat dan Waktu Penelitian ................................. 74

F. Populasi dan Sampel ............................................... 75

G. Tekhnik Pengumpulan Data ................................... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................... 81

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................ 81

B. Hasil dan Pembahasan Penelitian ........................... 83

BAB V PENUTUP............................................................... 99

A. Kesimpulan. ............................................................ 99

B. Saran ..................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan hasil penelitian

relevan ................................................................ 65

Tabel 4.1 Harga per unit bahan undangan .......................... 83

Tabel 4.2 Biaya tetap produk undangan.............................. 84

Tabel 4.3 Biaya variabel produk undangan ........................ 84

Tabel 4.4 Data penjualan undangan .................................... 85

Tabel 4.5 Harga per unit bahan sablon baju ........................ 86

Tabel 4.6 Biaya tetap produk sablon baju ........................... 87

Tabel 4.7 Biaya variabel sablon baju. ................................. 88

Tabel 4.8 Data penjualan sablon baju ................................. 89

Tabel 4.9 HPP, total cost, laba produk undangan ............... 90

Tabel 4.11 Total biaya dan laba undangan dan sablon baju . 92

Tabel 4.12 Model Summary.................................................. 94

Tabel 4.13 Coefficients ......................................................... 96

Tabel 4.14 Anova .................................................................. 98

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kurva Laba Rugi ................................................ 56

Gambar 2. Kurva Penerimaan ............................................... 57

Gambar 3. Kurva Permintaan............................................... 58

Gambar 4. Grafik normal P Plot ........................................... 96

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Enterpreneur atau disebut sebagai kewirausahaan

adalah suatu sikap atau kemampuan untuk membuat atau

menciptakan sesuatu yang baru yang bernilai dan

bermanfaat bagi dirinya serta orang lain dan mencakup

suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha

dan perkembangan usaha. Sedangkan, orang yang memiliki

semangat, sikap perilaku dan kemampuan kewirausahaan

disebut dengan wirausaha.

Dimana wirausaha adalah orang yang mendirikan,

mengelola, mengembangkan dan melembagakan

perusahaan miliknya atau kemampuan yang dimiliki oleh

seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-

kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang

dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan

mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.49

49

Sukamdani Sahid Gitosardjono, Wirausaha Berbasis Islam &

Kebudayaan, (Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia, 2013), h. 204.

2

Salah satu usaha sebagai usaha ekonomi kreatif

yaitu usaha percetakan. Dimana usaha adalah setiap upaya

yang dilakukan untuk bisa mendapatkan keuntungan,

sedangkan percetakan adalah sebuah proses industri untuk

memproduksi secara massal tulisan dan gambar, terutama

dengan tinta diatas kertas menggunakan sebuah mesin

cetak. Jadi, usaha percetakan merupakan salah satu usaha

yang bergerak di bidang jasa yang dapat menghasilkan

jenis-jenis produk cetakan.

Usaha percetakan ini termasuk Usaha Menengah

Kecil Mikro (UMKM). Usaha Menengah Kecil Mikro

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang

bukan merupakan anak perusahan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro,

usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha

mikro sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.50

Usaha percetakan Andalas merupakan salah satu

usaha yang bergerak di bidang jasa, dimana Usaha

50

Tulus T. H Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2009), hal.16.

3

percetakan andalans merupakan usaha percetakan yang

sudah di kenal oleh banyak orang dan

memiliki dua macam produk cetakan seperti cetak undanga

n dan sablon baju sehingga masyarakat Kabupaten Sinjai

banyak yang melakukan percetakan undangan dan sablon

baju di percetakan Andalas karena kualitas produknya yang

sangat mendukung.

Apabila kualitas suatu produk terus meningkat

dan sesuai dengan keinginan konsumen maka produk

sangat berpengaruh terhadap peningkatan laba usaha,

karena laba usaha adalah keuntungan suatu perusahaan.

Oleh karena itu, peningkatan suatu laba usaha tergantung

pada penjualan produksi dan penjualan suatu produk.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jenis

Produk Cetakan Terhadap Peningkatan Laba Usaha

Percetakan Andalas Di Kab Sinjai”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

4

1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

cetakan terhadap peningkatan laba di percetakan

Andalas ?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan laba

usaha di percetakan Andalas ?

3. Bagaimana pengaruh jenis produk cetakan terhadap

peningkatan laba ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan cetakan terhadap peningkatan laba di

percrtakan Andalas.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

perolehan laba usaha percetakan Andalas.

3. Untuk mengetahui pengaruh jenis produk cetakan

terhadap peningkatan laba.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat

bermanfaat. Adapun manfaat yang diharapkan penulis

adalah.

1. Manfaat Teoritis

5

Penelitian ini diharapkan menambah kajian

teori ekonomi khusus tentang jenis produk, laba dan

usaha percetakan.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memenuhi syarat menyelesaikan studi pada

prodi Ekos FEHI IAIM Sinjai.

b. Hasil penelitian ini diharapkan menambah

referensi untuk penelitian selanjutnya.

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Teori Penjualan dan Pemasaran

1. Pengertian Penjualan

Istilah penjualan sering disalah artikan dengan

istilah pemasaran, bahkan ironisnya ada yang

menganggap sama pengertian penjualan dan pemasaran.

Kesalahpahaman tidak hanya pada praktek penjualan

tetapi juga pada struktur organisasi perusahaan. Pada

hakekatnya kedua istilah tersebut memiliki arti dan

ruang lingkup yang berbeda. Pemasaran memiliki arti

yang lebih luas meliputi berbagai fungsi perusahaan,

sedangkan penjualan merupakan bagian dari kegiatan

pemasaran itu sendiri. Dengan demikian penjualan

adalah tidak sama dengan pemasaran.51

Penjualan adalah kegiatan yang terkait proses

produksi, financial, sumber daya manusia, riset dan

pengembangan dan seterusnya sehingga tidak mungkin

51

Zulkarnain, Ilmu Menjual (Pendekatan Teoritis & Kecakapan

Menjual), (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 9.

7

penjualan yang berhasil tidak disinergikan dengan aspek

lainnya dalam perusahaan.

Penjualan merupakan tujuan dari pemasaran

artinya perusahaan melalui departemen/bagian

pemasaran termasuk tenaga penjualan (sales force) nya

akan berupaya melakukan kegiatan penjualan untuk

menghabiskan produk yang dihasilkan.

Arti pentingnya penjualan dalam konteks

pemasaran begitu urgen untuk dibicarakan dan

didiskusikan karena dapat menentukan keberhasilan

dalam kegiatan pemasaran, walaupun fungsi penjualan

hanya merupakan salah satu dari kegiatan pemasaran.

Keberhasilan dalam program pemasaran sangat

ditunjang oleh penjualan. Artinya penjualan memegang

posisi sentral untuk meraih keberhasilan. Penjualan

diartikan dalam artian positif dan mencapai tujuan yang

diinginkan seseorang atau perusahaan. Penjualan yang

dilakukan secara positif memberikan efek jangka

panjang dan dapat mempertahankan eksistensi usaha

dimasa yang akan datang. Dengan demikian penjualan

dalam artian ini harus dipertahankan dan dikembangkan

secara baik yang dapat dipraktekkan setiap individu atau

8

perusahaan dan membawa dampak positif pula terhadap

perkembangan usaha. Seorang penjual yang sukses,

selalu berpedoman kepada nilai-nilai dan norma-norma

yang berlaku agar pembeli tidak merasa tertipu dalam

melakukan pembelian.

Melihat perkembangan tata niaga yang begitu

pesat akhir-akhir ini posisi wiraniaga atau tenaga

penjual menjadi suatu pilihan yang menarik karena

dapat menjanjikan keinginan seseorang untuk meraih

penghasilan yang relative tinggi bilamana bekerja

disuatu instansi pemerintah atau perusahaan.52

Menurut istilah (terminologi) yang dimaksud

dengan jual beli adalah menukar barang dengan barang

atau uang dengan uang dengan jalan melepaskan hak

milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling

merelakan.53

Perdagangan yang islami adalah perdagangan

yang dilandasi oleh nilai-nilai dan etika yang bersumber

dari nilai-nilai dasar agama yang menjunjung tinggi

tentang kejujuran dan keadilan. Muhammad SAW

52 Ibid. h.50.

53 H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2008), h. 67.

9

dalam ajarannya meletakkan keadilan dan kejujuran

sebagai prinsip dalam perdagangan.

Konteks dari perdagangan adil yang

diperintahkan Rasulullah adalah untuk menegakkan

kejujuran dalam transaksi serta menciptakan hubungan

baik dalam berdagang. Ketidakjujuran dalam

perdagangan sangat dilarang oleh Nabi. Bahkan, beliau

menyatakan bahwa perdagangan sebagai suatu hal yang

haram, bila keuntungan individu yang diperoleh dari

transaksi perdagangan itu akan mendatangkan kerugian

dan penderitaan pada beberapa orang lain atau pada

masyarakat luas. Untuk menjadi pedagang yang baik,

islami telah mengatur agar persaingan antar pedagang di

pasar dilakukan dengan cara yang adil dan jujur. Segala

bentuk transaksi yang menimbulkan ketidakadilan serta

berakibat terjadinya kecendrungan meningkatnya harga

barang-barang secara zalim sangat dilarang oleh Islam.

Ada berbagai transaksi perdagangan yang dilarang oleh

Rasulullah dalam keadaan pasar normal diantaranya

adalah sebagai berikut:54

54

Jusmaliani, OP. Cit, h.58.

10

a. Tallaqqi rukban, yaitu mencegah pedagang yang

membawa barang dari tempat produksi sebelum

sampai di pasar. Rasulullah melarang praktik

perdagangan seperti ini dengan tujuan untuk

menghindari ketidaktahuan penjual dari daerah

pedesaan akan harga barang yang berlaku di kota.

b. Perdagangan yang menipu, Islam sangat melarang

segala bentuk penipuan, untuk itu islam sangat

menuntut suatu perdagangan yang dilakukan secara

jujur dan amanah.

c. Perdagangan najasy,yaitu praktik perdagangan

dimana seseorang berpura-pura sebagai pembeli

yang menawar tinggi harga barang dagangan disertai

memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak

wajar, tujuannya untuk menaikkan harga barang.

d. Memperdagangkan barang haram, yaitu

memperjualbelikan barang-barang yang telah

dilarang dan diharamkan oleh Al-qur‟an,seperti

daging babi.

e. Perdagangan secara riba, yaitu pengambilan

tambahan dalam transaksi jual beli ataupun pinjam

meminjam yang berlangsung secara zalim dan

11

bertentangan dengan prinsip mu‟amalah seacara

islam.

2. Konsep Penjualan

Konsep ini menjelaskan bahwa sudah banyak

produsen yang menawarkan berbagai variasi produk

dipasaran. Konsumen mempunyai banyak pilihan, dan

mereka dengan mudah memilih produsen yang berbeda.

Dengan situasi seperti ini, pemasar tidak akan berhasil

memasarkan produknya jika tidak mempunyai usaha

mempromosikan barang dan penjualan. Jika penjualan

tidak agresif, konsumen tidak akan bergeming. Hal yang

kurang dalam hal ini adalah transaksi menjadi tujuan.

Setelah transaksi terjadi, perusahaan sering kali tidak

memerhatikan konsumen lagi.

Konsep penjualan mempunyai perspektif dari

dalam ke luar. Konsep penjualan dimulai dari kesadaran

tentang “apa yang bisa aku buat”, kemudian

dikembangkan dengan bagaimana mempromosikannya

sehingga produk yang bisa kita buat itu dapat jual

sehingga mendapat laba melalui volume penjualan.

12

Konsep ini menafikan kepuasan konsumen, yang

penting produk kita laku, dan kita mendapat laba.55

Kebanyakan perusahaan mempraktikkan

konsep penjualan ketika mereka memiliki kapasitas

berlebih. Tujuan mereka adalaah menjual apa yang

mereka buat dan bukannya membuat apa yang

diinginkan dipasar. Akan tetapi, pemasaran yang

berbasis pada penjualan agresif membawa risiko yang

tinggi. Ia mengandaikan bahwa pelanggan yang di bujuk

untuk membeli sebuah produk akan menyukainya dan

jika mereka tidak suka, mereka tidak akan

mengembalikannya atau menjelek-jelekkannya atau

mengadu ke organisasi konsumen, atau bahkan mungkin

membelinya lagi.56

Konsep menjual yang baik dan benar bisa

disingkat dalam 5 H, yaitu:

a. Hear what he says, dengarkan keluhan yang dia

sampaikan.

55

Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 3. 56

Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran,

(Jakarta: PT. Indeks, 2008). h. 9.

13

b. Touch the heart, sentuh “feel” nya, emosinya dan

egonya.

c. Help him/her, bantu dirinya untuk merasakan

produk anda.

d. Make him happy, buat dirinya senang berhubungan

dengan anda.

e. Hand in hand (bergandengan tangan) buatlah calon

pelanggan yang telah menjadi pelanggan anda,

senang membeli produknya karena

profesionalisme.57

Marketing mix merupakan strategi kombinasi

yang dilakukan oleh berbagai perusahaan dalam bidang

pemasaran. Hampir semua perusahaan melakukan

strategi ini guna mencapai tujuan pemasarannya, apalagi

dalam kondisi persaingan yang demikian ketat saat ini.

Kombinasi yang terdapat dalam komponen marketing

mix harus dilakukan secara terpadu. Artinya,

pelaksanaan dan penerapan komponen ini harus

dilakukan dengan memerhatikan antara satu komponen

dengan komponen lainnya.

57

Zulkarnain, Op, Cit, h. 48.

14

Kotler menyebutkan konsep bauran pemasaran

(marketing mix) terdiri dari empat P yaitu: product

(Produk), price (harga), place (tempat/saluran

distribusi), promotion (promosi).58

a. Produk

Produk menurut Kotler dan Amstrong

adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar

untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan,

dan yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan konsumen.

Berasal dari kata product yang berarti

hasil. Produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik

yang dapat diraba maupun yang tidak dapat diraba,

termasuk kemasan, harga, prestise perusahaan, dan

pelayanan jasa kebutuhannya. Produk kemudian

diklasifikasikan menjadi dua, yakni jasa dan barang

yang memang memiliki perbedaan besar, yang satu

58

Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2004), h. 119.

15

dapat dilihat dan diraba (tangible) sementara yang

satu lagi hanya dirasakan (intangible).59

Menurut islam, produk konsumen adalah

berdayaguna, materi yang dapat dikonsumsi yang

bermanfaat yang bernilai guna yang menghasilkan

perbaikan material, moral, spiritual bagi konsumen.

Produk meliputi kualitas, keistimewaan, desai, gaya,

keanekaragaman, bentuk, merek, kemasan, ukuran,

pelayanan, jaminan, dan pengembalian.60

Dalam merancang penawaran atau produk,

pemasar perlu memahami lima tingkatan produk

yaitu:

1) Produk utama/inti (core benefict), yaitu manfaat

yang sebenarnya dibutuhkan dan akan

dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.

2) Produk genetik, yaitu produk dasar yang mampu

memenuhi fungsi produk yang paling dasar

59

Arif Rahman, Strategi Dahsyat Marketing Mix For Small

Business: Cara Jitu Merontokkan Pesaing, (Jakarta: TransMedia, 2010), h.

9. 60

M. Suyanto, Muhammad Bussiness Strategy & Ethics (Etika &

Strategi Bisnis Muhammad SAW), (Yogyakarta: CV. Andi Offseet, 2008),

h.263.

16

(rancangan produk minimal agar dapat

berfungsi).

3) Produk harapan (expected product), yaitu produk

formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut

dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan

dan disepakati untuk dibeli.

4) Produk pelengkap (augmented product), yakni

berbagai atribut produk yang dilengkapi atau

ditambahi berbagai manfaat dan layanan,

sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan

dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5) Produk potensial, yaitu segala macam tambahan

dan perubahan yang mungkin dikembangkan

untuk suatu produk dimasa mendatang.

Pengelolaan strategi siklus hidup

didasarkan kepada keempat tahapan siklus hidup

produk, yakni:

1) Strategi pemasaran tahapan perkenalan

Dalam meluncurkan produk baru,

manajemen pemasaran dapat membentuk suatu

tingkat tinggi atau rendah bagi setiap variabel

17

pemasaran seperti harga, promosi, distribusi, dan

mutu produk.

2) Pemasaran tahap pertumbuhan

Tahap ini ditandai dengan adanya

peningkatan penjualan. Konsumen awal merasa

senang dan konsumen berikutnya mulai

membeli. Pesaing baru mulai memasuki pasar,

harga bertahan atau sedikit turun, dan laba

meningkat. Sepanjang tahap pertumbuhan,

perusahaan dapat menggunakan beberapa staregi

untuk mempertahankan pertumbuhan pasar

selama mungkin:

Meningkatkan kualitas produk, menambah

cirri-ciri atau fitur-fitur produk, serta

memperbaiki modelnya.

Menambah model baru dan produk penyerta.

Memasuki segmen pasar baru.

Meningkatkan cakupan dan memasuki

saluran distribusi baru.

Beralih dari iklan yang membuat orang

menyadari produk ke iklan yang membuat

orang memilih produk terteentu.

18

Menurunkan harga untuk menarik lapisan

berikutnya yang sensitive terhadap harga.

3) Strategi pemasaran tahap kedewasaan

Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan

penjualan produk akan menurun dan produk

akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Hal

ini biasanya berlangsung lebih lama dari tahap

manajer pemasaran. Kebanyakan produk berada

pada tahap kedewasaan dari siklus hidup.

4) Strategi tahap penurunan

Penurunan bisa cepat atau lambat,

karena alas an teknologi, pergeseran selera

konsumen, dan meningkatnya persaingan.

Mempertahankan produk adalah beban bagi

perusahaan maupun karyawan. Strategi bertahan

dalam tahap penurunan yang tersedia untuk

perusahaan yaitu:

Meningkatkan investasi perusahaan untuk

mendominasi atau memperkuat posisi pasar.

19

Mempertahankan level investasi sampai

ketidakpastian industri.61

Atribut produk adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen

dan dijadikan dasar pengambilan keputusan

pembelian. Atribut produk meliputi merek,

kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan

sebagainya.

b. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda,

simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau

kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang

diharapkan dapat memberikan identitas dan

diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya

suatu merek juga merupakan janji penjual untuk

secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-

ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada para pembeli.

Merek yang baik juga menyampaikan jaminan

tambahan berupa jaminan tambahan berupa jaminan

61

Nurrahmi Hayani, Manajemen Pemasaran Bagi Pendidikan

Ekonomi, (Pekanbaru: Suska Press, 2012), h. 96.

20

kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa

tujuan yaitu:

1) Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam

diferensiasi atau membedakan produk suatu

perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini

akan memudahkan konsumen untuk

mengenalinya saat berbelanja dan saat

melakukan pembelian ulang.

2) Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.

3) Untuk membina citra, yaitu dengan

memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta

prestise tertentu kepada konsumen.

4) Untuk mengendalikan pasar.62

c. Kemasan

Pengemasan (packaging) merupakan

proses yang berkaitan dengan perancangan dan

pembuatan wadah (container) atau pembungkus

(wrapper) untuk suatu produk. Pemberian kemasan

pada suatu produk bisa memberikan tiga manfaat

utama, yaitu manfaat komunikasi, manfaat

fungsional dan manfaat perceptual:

62

Fandy Tjiptono. h. 104

21

1) Manfaat komunikasi

Manfaat utama kemasan adalah sebagai

media pengungkapan informasi produk kepada

konsumen. Informasi tersebut meliputi cara

menggunakan produk, komposisi produk, dan

informasi khusus (efek samping, frekuensi

pemakaian yang optimal dan sebagainya).

2) Manfaat fungsional

Kemasan seringkali pula memastikan

peranan fungsional yang penting seperyi

memberikan kemudahan, perlindungan, dan

penyampaian.

3) Manfaat perceptual

Kemasan juga bermanfaat dalam

menanamkan persepsi tertentu dalam benak

konsumen. Air mineral seperti aqua diberi

kemasan yang berwarna biru muda untuk

memberikan persepsi bahwa produknya segar

dan sehat.

Selain itu deawasa ini umumnya kemasan

mencantumkan barcode yang antara lain berguna

untuk kasir di tempat penjualan dalam mengenali

22

informasi produk tersebut berikut harganya. Etika

bisnis dalam hal label ini adalah adanya tuntutan

untuk mencamtumkan keterangan yang benar dan

akurat.63

d. Pemberian label (labelling)

Labeling berkaitan erat dengan

pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu

produk yang menyapaikan informasi mengenai

produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan

bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan

etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada

produk. Dengan demikian, ada hubungan erat

antara labeling, packaging, dan branding. Secara

garis besar terdapat tiga macam label, yaitu:

1) Brand label, yaitu nma merek yang diberikan

pada produk atau dicantumkan pada kemasan.

2) Descriptive label, yaitu label yang memberikan

informasi obyektif mengenai penggunaan,

kontruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan

63

Muhadis Natadiwirya, Etika Bisnis Islam, (Jakarta: Granada

Press, 2007), h. 85.

23

kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik

lainnya yang berhubungan dengan produk.

3) Grade label, yaitu label yang

mengidentifikasikan penilaian kualitas produk

(product’s judged quality) dengan huruf, angka

atau kata.

e. Jaminan (Garansi)

Jaminan adalah janji yang merupakan

kewajiban produsen atas produknya kepada

konsumen, di mana para konsumen akan diberi

ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi

sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi,

ganti rugi (uang kembali atau produk ditukar).64

f. Harga

Dalam teori ekonomi, kita mempelajari

harga (price), nilai (value) dan manfaat (utility)

merupakan konsep yang saling berkaitan. Manfaat

(utility) adalah atribut sebuah item/barang yang

mempunyai kemampuan untuk memuaskan

keinginan. Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot

64

Fandy Tjiptono, h. 108.

24

sebuah produk yang dapat dipertukarkan dengan

produk lain. Harga adalah nilai yang disebutkan

dalam rupiah dan atau medium moneter lainnya

sebagai alat tukar. Secara singkat, harga adalah

sejumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa

barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh

beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan

yang menyertainya.65

Ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam penetapan harga yakni:

1. Faktor internal perusahaan yang meliputi tujuan

pemasaran perusahaan, strategi bauran

pemasaran dan biaya, dan organisasi.

2. Faktor lingkungan eksternal yang meliputi sifat

pasar dan permintaan, persaingan dan

lingkungan eksternal lainnya.66

Penetapan harga memiliki beberapa tujuan:

a) Pembentukan citra seperti sebagai market

leader yang mampu menentukan price leader.

b) Percepatan penjualan

65

William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, (Jakarta: PT. Gelora

Aksara Pratama, 1984), h. 307. 66

Zulkarnain, h. 94.

25

c) Promosi

d) Perlindungan atas ancaman pesaing yang

kerap memainkan harga, meningkatkan daya

saing melalui “miring” dan lain-lain.67

Harga tidak lagi menjadi faktor yang

berpengaruh, selama kebutuhan yang diinginkan

pelanggan mampu ter-cover oleh produk yang

hendak dimilikinya. Strategi penetapan harga yang

sesuai dengan nilai ini adalah sebagai berikut:

1. Prestige price, menawarkan harga yang tinggi

untuk produk prestisius berkualitas tinggi.

2. Skimming price, menetapkan harga tinggi untuk

produk baru yang kehadirannya didukung oleh

dana yang besar untuk promosi.68

g. Tempat

Place bisa berarti dua hal. Pertama tempat

berjualan dan kedua saluran distribusi. Lebih

67

Sopiah & Syihabudhin, Manajemen Bisnis Ritel, (Yogyakarta:

CV. Andi Offset, 2008), h. 146. 68

Arif Rahman, Op, Cit, h. 85.

26

spesifik bisa diartikan display. Yaitu usaha

pemajangan disuatu wilayah atau toko.69

Secara garis besar tempat bauran

pemasaran sering juga disebut distribusi. Distribusi

adalah kegiatan pemasaran yang berusaha

memperlancar dan mempermudah penyampaian

barang dan jasa dari produsen kepada konsumen,

sehingga penggunaannya sesuai dengan yang

diperlukan (jenis, jumlah, harga dan saat

dibutuhkan).70

Sebagai salah satu variabel marketing mix,

place/distribusi mempunyai peranan yang sangat

penting dalam membantu perusahaan memastikan

produknya, karena tujuan dari distribusi adalah

menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan

diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat

yang tepat.71

Kegiatan distribusi dalam islam ada dua

orientasi, pertama adalah menyalurkan rezeki (harta

69

Ali Arifin, Seni Menjual: Perspektif Bisnis, Ide-ide penjualan

Serta Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2009), h. 44. 70

Fandi Tjiptono, Op. Cit, h. 185. 71

Nurrahmi Hayani, Loc, Cit.

27

kekayaan) untuk diinfakkan (didistribusikan) demi

kepentingan diri sendiri maupun orang lain, seperti

pengeluaran zakat sebagai pensucian harta maupun

jiwa serta mendermakan sebagian harta bendanya.

Kedua, berkenan dengan mempertukarkan hasil-

hasil produksi dan daya ciptanya kepada orang lain

yang membutuhkan, agar mendapat laba sebagi

wujud dari pemenuhan kebutuhan atas bisnis

oriented.72

Fungsi distribusi adalah untuk mencapai

keseimbangan ekonomi (economi equilibrium),

meskipun Negara merupakan big market (pasar

besar). Disisi lain distribusi tidak lepas dari sistem

produksi dan konsumsi dalam saluran atas

pemasarannya terhadap barang-barang tersebut.

Sebagaimana dijelaskan dibawah ini:

1. Produsen – Konsumen

Dikatakan saluran langsung atau saluran

nol tingkat (zero level channel) yaitu dari

produsen langsung dijual konsumen, tanpa

72

Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro& Makro,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 88.

28

melibatkan pedagang perantara. Hal ini bisa

dilakukan dengan cara penjualan pribadi (door

to door) melalui pos dari took milik produsen

sendiri.

2. Produsen – pengencer – konsumen

Disebut saluran satu tingkat (one level

channel) adalah saluran yang sudah

menggunakan perantara. Dalam pasar konsumsi,

perantara ini adalah pengencer. Perantara

pengencer disini adalah membeli dalam jumlah

besar ke produsen kemudian di jual eceran

kepada konsumen.

3. Produsen – pedagang besar – pengencer –

konsumen

Sering disebut saluran dua tingkat (two

level channel) yaitu mencakup dua perantara.

Dalam hal ini perantara tersebut adalah

pedagang besar dan pengencer. Produsen hanya

melayani pembeli dalam jumlah yang besar

yaitu oleh pedagang besar, kemudian pedagang

besar menjual lagi kepengencer, baru kemudian

29

konsumen. Saluran ini sering pula disebut

saluran tradisional.

4. Produsen – agen – pengencer – konsumen

Tipe saluran ini hampir sama dengan

tipe yang ketiga diatas, juga melibatkan dua

perantara. Hanya saja disini bertindak sebagai

pedagang besar yang dipilih oleh produsen.

Sasaran penjualan agen di sini terutama

ditujukan kepada pengencer besar.

5. Produsen – agen – pedagang besar – pengencer

– konsumen

Disini terdapat tiga perantara (three

level channel) atau disebut saluran tiga tingkat.

Dari agen yang dipilih perusahaan masih melalui

pedagang besar terlebih dahulu sebelum

pengencer.

Penyaluran model di atas tersebut

merupakan fungsi distribusi yang berlaku di

dunia marketing dalam bisnis. Akan tetapi sekali

lagi, fungsi distribusi demikian hanyalah sebatas

pemenuhan kebutuhan bagi produsen untuk dan

sejenisnya. Manfaat dari saluran distribusi

30

seperti ini jelas dapat menguntungkan pihak-

pihak yang terlibat saja, namun bagi orang yang

diluar itu tentu tidak ada manfaatnya.73

h. Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor

penentu keberhasilan suatu program pemasaran.

Betapa pun kualitasnya suatu produk, bila

konsumen belum pernah mendengarnya dan

tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi

mereka, maka mereka tidak akan pernah

membelinya.74

Salah satu fungsi promosi adalah

sebagai komunikasi antara dunia usaha dengan

masyarakat. Salah satu unsur yang membentuk

komunikasi adalah pesan (massage). Pesan ini

disampaikan oleh dunia usaha kepada

masyarakat. Pesan diharapkan memperoleh

respond an dapat menggugah perhatian

(attention) dan menarik minat (interest).

73

Ibid. h. 90-91. 74

Fandy Tjiptono, Op. Cit, h. 219.

31

Selanjutnya diharapkan adanya keinginan

(desire) dan tindakan (action).75

Promosi yang dilakukan Rasulullah

SAW lebih menekankan pada hubungan dengan

pelanggan, meliputi berpenampilan menawan,

membangun relasi, mengutamakan keberkahan,

memahami pelanggan, mendapat kepercayaan,

memberikan pelayanan hebat, berkomunikasi,

menjalin hubungan yang bersifat pribadi,

tanggap terhadap permasalahan, menciptakan

perasaan satu komunitas, berintegrasi,

menciptakan keterlibatan dan menawarkan

pilihan.76

Elemen-elemen promosi tersebut sering

disebut dengan bauran promosi yang

didalamnya terdiri dari: iklan (Advertising),

penjualan perseorangan (personal selling),

promosi penjualan (sales promotion), dan

publisitas (publicity).

75

Muhandis Natadiwirya, Op. Cit, h. 86. 76

M. Suyanto, Op. Cit, h. 273.

32

Untuk lebih jelasnya keempat macam

alat promosi tersebut oleh beberapa penulis

diuraikan sebagai berikut.77

1. Advertising merupakan suatu bentuk

komunikasi pemasaran dari produsen ke

konsumen melalui media komunikasi massa,

misalnya radio, surat kabar, majalah dan

sebagainya. Sehingga advertising merupakan

sifat nonpersonal dan merupakan suatu alat

untuk mempromosikan produk atau jasa tanpa

mengadakan kontak langsung serta si

pemasang iklan harus membayar dengan tarif

tertentu yang berlaku.

2. Personal selling suatu penyajian secara lisan

dan tatap muka di hadapan satu calon pembeli

atau lebih dengan tujuan untuk menjual suatu

barang.

3. Menurut William J. Stanton promosi

penjualan adalah “kegiatan-kegiatan diluar

penjualan perseorangan, periklanan dan

publisitas yang menstimulasi pembelian oleh

77

Marius P. Angipora, Op. Cit, h. 344.

33

konsumen dan keefektifan dealer, misalnya

pameran, pertunjukkan, demonstrasi serta

sebagai kegiatan penjualan luar biasa yang

bukan kerja rutin biasa”.

4. Publisitas merupakan pelengkap yang efektif

bagi alat promosi yang lain seperti periklanan,

personal selling, dan promosi penjualan.

Biasanya, media bersedia mempublisitasikan

suatu cerita apabila materinya dirasakan

cukup menarik atau patut dijadikan berita.

Di dalam mekanisme penjualan barang

ada kebiasaan yang baik untuk memberikan

insentif yang layak atas pembelian yang bersifat

khusus antara lain berupa potongan harga,

hadiah barang atau hadiah selain barang. Ini

adalah promosi juga yang dikenal dengan istilah

promosi penjualan. Secara islami, etika yang

harus dijaga adalah jangan sampai ada

kebohongan atau penipuan dalam skim

pemberian insentif tersebut.78

78

Muhandis Natawiwirya, Op. Cit, h. 87.

34

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan

Dalam praktek, kegiatan penjualan itu

dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:

a. Kondisi dan kemampuan penjual

Transaksi jual beli atau pemindahan hak milik

secara komersial atas barang dan jasa itu pada

prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual

sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak

kedua. Disini penjual harus dapat meyakinkan

kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai

sasaran penjualan yang diharapkan. Untuk maksud

tersebut penjual harus memahami beberapa masalah

penting yang sangat berkaitan, yakni:

1) Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan

2) Harga produk

3) Syarat penjualan seperti: pembayaran,

penghantaran, pelayanan sesudah penjualan,

garansi dan sebagainya.

b. Kondisi pasar

Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak

yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula

mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun

35

faktor-faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan

yaitu jenis pasarnya, kelompok pembeli atau segmen-

segmen pasarnya, daya belinya, frekuensi pembelian,

keinginan dan kebutuhan.

c. Modal

Akan lebih sulit bagi penjualan harganya

apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal

oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh

dari tempat penjual. Dalam keadaan seperiti ini,

penjual harus memperkenalkan dulu membawa

barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan

maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta

usaha, seperti alat transportasi, tempat peragaan baik

didalam perusahaan maupun diluar perusahaan,

usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya

dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah

modal yang diperlukan untuk itu.

d. Kondisi organisasi perusahaan

Pada perusahaan besar, biasanya masalah

penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian

penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli

dibidang penjualan.

36

e. Faktor lain

Faktor-faktor lain, seperti: periklanan,

peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering

mempengaruhi penjualan. Namun untuk

melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang

tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat,

kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan

bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal

relative kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.

Ada pengusaha yang berpegangan pada

suatu prinsip bahwa “paling penting membuat barang

yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan,

maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi

barang yang sama. Namun, sebelum pembelian

dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya

tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus

yang menarik atau dengan cara promosi lainnya.79

79

Basu Swastha, Manajemen Penjualan, (Yogyakarta: BPFE,

2007), h. 129.

37

B. Konsep Enterpreneuership (Kewirausahaan)

1. Pengertian Entrepreneuership (Kewirausahaan)

Entrepreneuer adalah padanan dari kata

enterpreneuer (Bahasa Inggris) yang berasal dari

bahasa Perancis entreprende yang sudah dikenal sejak

abad ke-17. Sebagaimana yang dikutip oleh Arman

Hakim menurut The Concise Oxford French

Dictionary mengartikan enterprendre sebagai to

undertake (menjalankan, melakukan, berusaha), to set

about (memulai, menentukan), to begin (memulai) dan

to attempt (mencoba, berusaha).80

Entrepreneuer (wirausaha) berasal dari bahasa

Prancis entrepende yang berarti mengambil pekerjaan

(to undertake).81

Entrepreneuer diartikan juga sebagai

orang yang memulai (The Originator) sesuatu bisnis

baru yang berupaya memperbaiki sebuah unit

keorganisasian melalui serangkaian perubahan-

perubahan produktif.82

80

Arman Hakim, Entrepreneurship Membangun Spirit

Teknopreneurship (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2007), h.2. 81

Muh. Yunus, Islam dan Kewirausahaan Inovatif (Malang: UIN

Maliki Press, 2008), h.27. 82

J. Winardi, Entrepreneuer dan Entrepreneuership, (Jakarta:

Kencana, 2008), h. 71.

38

Pengertian Wirausaha disini menekankan

pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang

baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua

kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan

memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu

organisasi.83

Menjadi seorang entrepreneuer berarti

memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan

sumber-sumber daya di dalam lingkungan. Menjadi

entrepreneuer berarti memiliki kemampuan

menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang,

mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan

dan bertindak untuk memperoleh keuntungan dari

peluang-peluang itu. Para entrepreneuer merupakan

pemimpin dan mereka menunjukkan sifat

kepemimpinan dalam pelaksanaan sebagian besar

kegiatan-kegiatannya.

Kata entrepreneuer atau wirausaha dalam

bahasa Indonesia merupakan gabungan dari kata wira

(gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis) sehingga

istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang

83

Buchari Alma, Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 24.

39

yang berani atau perkasa dalam usaha atau bisnis.

Entrepreneur merupakan daya pikir dan daya kerja

seseorang dalam menciptakan peluang ekonomi untuk

kesejahteraan dirinya dan masyarakat sekitar. Orang

yang memiliki jiwa entrepreneur pandai melihat

peluang kerja dan usaha serta menerjemahkannya

menjadi usaha nyata yang memiliki nilai tambah dan

berani menghadapi resiko usahanya.

Entrepreneuership atau kewirausahaan adalah

usaha kreatif yang di bangun berdasarkan inovasi

untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai

tambah, memberi manfaat, menciptakan lapangan

kerja dan hasilnya berguna bagi orang lain.84

Kewirausahaan adalah suatu sikap jiwa dan

kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,

yang sangat bernilai dan berguna, baik bagi dirinya

sendiri maupun bagi orang lain.85

Jadi entrepreneurship (kewirausahaan)

merupakan sikap, mental dan perilaku yang melekat

84

Eddy Soeryanto Soegoto, Entrepreneurship Menjadi Pebisnis

Ulung, (Cet. I; Jakarta: PT Gramedia, 2009), h. 3. 85

Agus Wibowo, Pendidikan Enterpreneurship: Konsep dan

Strategi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 18.

40

pada diri seseorang dalam menjalankan usaha dan

kegiatan ekonomi lainnya untuk memenuhi kebutuhan

dan kesejahteraan hidup dirinya dan masyarakat pada

umunya.

Berikut beberapa pengertian Enterpreneurship meurut

para ahli:

a. Geoffrey G. Meredith et Al

Enterpeneuer adalah orang yang

mempunyai kemampuan melihat dan menilai

kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan

sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna

mengambil keuntungan dari padanya serta

mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan

kesuksesan.

b. Skinner

Enterpreneuer adalah seseorang yang

mengambil risiko yang diperlukan untuk

mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan

menerima imbalan jasa berupa profit nonfinancial.

c. Siswanto Sudomo

Entrepreneurship adalah segala sesuatu

yang penting mengenai seorang wirausaha, yakni

41

orang yang memiliki sifat bekerja keras dan

berkorban, memusatkan segala daya dan berani

mengambil risiko untuk mewujudkan gagasannya.

Dari segi kemampuannya, mampu dan peka melihat

peluang bisnis. Dari tindakannya, yang menonjol

adalah mengambil langkah nyata menggabungkan

atau mengombinasikan sumber daya, baik yang

telah atau belum dimiliki untuk mewujudkan

gagasannya membangun bisnis baru. Dari

karyanya, terlihat dengan munculnya perusahaan

baru dengan produk-produk baru, teknologi baru

dan lapangan kerja baru.86

Dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan

(Entrepreneuership) merupakan kemampuan

seseorang dalam mengahadapi berbagai risiko

dengan mengambil inisiatif untuk menciptakan dan

melakukan hal-hal baru memulai pemanfaatan

kombinasi berbagai sumber daya dengan tujuan

untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada

86

Eddy Soeryanto Soegoto, Entrepreneurship Menjadi Pebisnis

Ulung…, h.3.

42

seluruh pemangku kepentingan dan memperoleh

keuntungan sebagai konsekuensinya.

2. Jenis-Jenis Enterpreneurship

a. Innovating Enterpreneurship (Berinovasi)

Bereksperimentasi secara agresif, trampil

mempraktekkan transformasi atraktif.

b. Imitative Enterpreneuership (Tiruan)

Meniru inovasi yang berhasil dari para

innovating entrepreneuer.

c. Fabian Enterpreneuership (Sikap)

Sikap yang teramat berhati-hati dan sikap

skeptikal tetapi yang segera melaksanakan

peniruan-peniruan menjadi jelas sekali, apabila

mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan

kehilangan posisi relative pada industry yang

bersangkutan.

d. Drone Enterpreneuership (Malas)

Drone= malas. Penolakan untuk

memanfaatkan peluang-peluang untuk

melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus

produksi sekalipun hal tersebut akan

43

mengakibatkan mereka merugi dibandingkan

dengan produsen lain.87

3. Hakikat Enterpreneuership (Kewirausahaan)

a. Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan

sesuatu yang baru dan berbeda.

b. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang

diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan

sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, strategi,

proses dan hasil bisnis.

c. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam

mengerjakan sesuatu kreatif dan inovatif yang

bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

d. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan

kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan

persoalan dan menemukan peluang untuk

memperbaiki, serta mengembangkan kehidupan

usaha.

e. Kewirausahaan adlah suatu nilai yang

dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan

87

Tedi Cahyono, Hakikat Ciri-Ciri dan Jenis-Jenis , Diakses

tanggal 16 Januari 2020, dari library-teguh. Blogspot.c0m/2011/03/hakikat-

ciri-ciri-dan-jenis-jenis html. 31 Maret 2011.

44

mengembangkan usaha yang diyakini akan

sukses.

f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai

tambah dengan jalan mengkobinasikan semua

sumber daya secara kreatif dan inovatif untuk

memenangkan persaingan.88

Berdasarkan definisi diatas kewirausahaan

dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar,

sumber daya, proses, dan perjuangan untuk

menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang

dilakukan dengan keberanian menghadapi risiko.

4. Fungsi Entrepreneuership

a. Secara Makro

Enterpreneuer berperan dalam ekonomi

nasional sebagai penggerak, pengendali dan

pemacu perekonomian bangsa, para

entrepreneur berfungsi menciptakan investasi

baaru, membentuk modal baru, menghasilkan

lapangan kerja baru, menciptakan produktivitas,

88

Sukamdani Sahid Gitosardjono, Wirausaha Berbasis Islam &

Kebudayaan, (Cet.1 Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia, 2013), h.204.

45

meningkatkan ekspor, mendorong pertumbuhan

ekonomi, mengurangi kesenjangan sosial dan

meningkatkan kesejahteraan.

b. Secara Mikro

Mengkobinasikan sumber-sumber

ekonomi kedalam cara baru dan berbeda,

menciptakan nilai tambah, menciptakan usaha-

usaha baru dan menciptakan peluang-peluang

baru.89

Dalam menjalankan fungsinya, secara

umum entrepreneur memiliki peran antara lain:

pertama, sebagai penentu. Menemukan dan

menciptakan produk baru, teknologi baru, ide-

ide baru, dan organisasi usaha baru. Kedua,

sebagai perencana. Perencana perusahaan,

strategi perusahaan, ide-ide dalam perusahaan,

dan organisasi perusahaan.90

89

Suryana, Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses

(Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 59. 90

Ibid. h.61.

46

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

1. Pengertian Permintaan

Permintaan adalah jumlah keseluruhan barang

atau jasa yang ingin dibeli atau diminta oleh konsumen

pada tingkat harga dan waktu tertentu. Intinya, semakin

tingginya jumlah permintaan akan membuat harga

produk menjadi semakin mahal. Sebaliknya, semakin

rendahnya jumlah permintaan akan membuat harga

produk semakin rendah. Menurut Prathama Raharja

permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu

barang pada berbagai tingkat harga selama periode

waktu tertentu. Dengan kata lain, permintaan baru bisa

terjadi pada saat konsumen memiliki kebutuhan akan

barang tersebut dan juga memiliki daya beli untuk

mendapatkan produk tersebut.91

2. Jenis-jenis permintaan

Adapun jenis-jenis permintaan berdasarkan dua

faktor, yaitu berdasarkan daya beli konsumen dan

jumlah permintaan.

91

Akhmad, Ekonomi Mikro. (Cet. 1; Yogyakarta: Depok, 2014),

h.115.

47

a) Berdasarkan daya beli konsumen

Permintaan efektif, yaitu sejumlah permintaan

yang disertai dengan adanya daya beli dan

sudah dilaksanakan.

Permintaan potensial, yaitu sejumlah

permintaan yang disertai dengan adanya daya

beli, tetapi belum dilaksanakan.

Permintaan absolute, yaitu sejumlah

permintaan yang tidak disertai dengan adanya

daya beli, dan lebih cenderung berupa angan-

angan belaka (khayalan).

b) Berdasarkan jumlah permintaan

Permintaan individu yang merupakan sejumlah

permintaan dari individu (perorangan)

terhadap barang atau jasa tertentu.

Sementara permintaan pasar merupakan hasil

penjumlahan dari permintaan-permintaan

individu terhadap barang atau jasa tertentu.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan

a) Harga barang itu sendiri

48

Jika harga suatu barang semakin rendah maka

permintaan terhadap barang tersebut akan semakin

bertambah, begitu juga sebaliknya.

b) Ketersediaan dan perubahan harga barang sejenis

sebagai pengganti dan pelengkap

Apabila harga barang pengganti dan barang

pelengkapnya turun, maka permintaan atas barang

tersebut akan semakin berkurang. Akan tetapi

apabila harga barang pengganti dan barang

pelengkapnya naik, maka permintaan atas barang

tersebut akan meningkat.

c) Tingkat pendapatan atau daya beli konsumen

Tingkat pendapatan konsumen akan

menunjukkan daya beli konsumen tersebut.

Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, maka

akan semakin tinggi jumlah permintaan terhadap

suatu barang.

d) Kebiasaan atau selera konsumen

Kebiasaan atau selera konsumen juga

berpengaruh terhadap permintaan atas suatu barang.

Semakin tingginya selera konsumen terhadap suatu

49

barang, maka permintaan terhadap barang tersebut

pun akan meningkat pula.

e) Jumlah penduduk

Semakin besar jumlah penduduk yang ada

dalam suatu daerah atau Negara, maka semakin

tinggi pula jumlah permintaan atas suatu barang

untuk harga tertentu.

f) Prediksi konsumen tentang perkiraan harga pada

masa mendatang

Jika konsumen memprediksikan bahwa harga

suatu barang tertentu akan naik, sebaiknya membeli

barang tersebut sekarang. Sehingga mendorong

orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna

menghemat uang belanja di masa mendatang.

D. Konsep Laba Usaha

1. Pengertian laba usaha

Laba merupakan tujuan perusahaan, di mana

dengan laba perusahaan dapat memperluas usahanya.

Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba

merupakan salah satu petunjuk tentang kualitas

manajemen serta operasi perusahaan tersebut, yang

berarti mencerminkan nilai perusahaan.

50

Laba yang umum digunakan untuk mengukur

efisiensi perusahaan adalah laba usaha atau laba operasi,

karena laba ini merupakan keuntungan yang benar –

benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan.

Laba usaha adalah laba yang diperoleh dari

kegiatan utama perusahaan, di mana laba usaha tersebut

diperoleh dari selisih laba kotor dengan beban operasi

(beban usaha). Selisih antara laba bruto dan biaya usaha

disebut laba usaha (income from operations) atau laba

operasi (operating income).92

Laba usaha (laba operasi) meliputi, semua

pendapatan dan beban, serta untung dan rugi yang

berasal dari on going operations atau transaksi –

transaksi terkait dengan usaha pokok dan di luar usaha

pokok perusahaan.93

2. Karakteristik laba

a) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar

terjadi

92

Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar, (Cet. I; Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2005), h.226. 93

Harnanto, Akuntansi Keuangan Menengah, (Cet. I; Yogyakarta:

Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, 2002), h.97.

51

b) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya

prestasi perusahaan pada periode tertentu

c) Laba didasarkan prinsip pendapatan yang

membutuhkan pemahaman khusus tentang definisi,

pengukuran dan pengakuan pendapatan

d) Laba membutuhkan pengukuran tentang biaya

dalam bentuk historis yang dikeluarkan perusahaan

untuk mendapatkan pendapat tertentu

e) Laba didasarkan pada prinsip perbandingan antara

pendapatan dan biaya yang relevan dan kaitan

dengan pendapatan tersebut.

3. Peranan Laba

a) Suatu kekuatan pokok agar perusahaan dapat tetap

bertahan untuk jangka pendek dan jangka panjang

perusahaan

b) Balas jasa atas dana yang ditanam perusahaan

c) Salah satu sumber dana perusahaan

d) Sumber dana jaminan surat karyawan

e) Daya tarik bagi pihak ketiga yang ingin menanam

dana

4. Unsur-unsur Laba

a) Pendapatan

52

Pendapatan yaitu kenaikkan aktiva perusahaan atau

perununan kewajiban yang terjadi dalam periode

akutansi

b) Biaya

Biaya merupakan aliran keluar atau pemakaian

aktiva atau timbulnya hutang selama satu periode

yang berasal dari penjualan atau produksi barang,

atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lain

yang merupakan kegiatan utama suatu entitas atau

perusahaan.

c) Untung rugi

Keuntungan adalah kenaikkan ekuitas atau aktiva

bersih yang berasal dari transaksi insidental yang

terjadi pada perusahaan dan semua transaksi yang

mempengaruhi perusahaan dalam suatu periode

akutansi

d) Penghasilan

Penghasilan adalah hasil akhir penghitungan dari

pendapatan dan keuntungan dikurangi beban dan

kerugian dalam periode tersebut.

53

5. Jenis-jenis Laba

a) Laba kotor yaitu selisih positif antara penjualan

dikurangi retur penjualan dan potongan pnjualan.

b) Laba usaha (operasi) yaitu laba kotor dikurangi

harga pokok penjualan dan biaya atas usaha

c) Laba bersih sebelum pajak adalah laba yang

didapatkan setelah laba usaha dikurangi biaya

bunga

d) Laba bersih yaitu jumlah laba yang didapatkan

setelah adanya pemotongan pajak.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi laba

a) Biaya

Biaya dari perolehan atau mengolah suatu produk

atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk

yang bersangkuta

b) Harga jual

Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi

besarnya volume penjualan produk atau jasa yang

bersangkutan

c) Volume penjualan dan produksi

Besarnya volume penjualan berpengaruh pada

volume produksi produk atau jasa tersebut,

54

selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi

besar kecilnya biaya produksi.

Laba adalah selisih jumlah antara jumlah

penerimaan dengan jumlah biaya produksi. Laba dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

π = TR – TC

Dimana:

Π = Laba

TR = Penerimaan Total

TC = Pengeluaran (Biaya Total)

1) Total penerimaan (Total Revenue : TR), yaitu total

penerimaan dari hasil penjualan. Adapun rumus yang

digunakan untuk mencari total revenue yaitu:

TR = P x Q

Dimana :

TR = Total Revenue (Total Penerimaan)

P = Price (Harga)

Q = Quantity (Jumlah Barang)

2) Average Revenue (AR), yaitu penerimaan per unit dari

penjualan output. Adapun rumus yang digunakan

untuk mencari average revenue yaitu:

AR = TR / Q

55

Dimana:

AR = Average Revenue

TR = Total Revenue

Q = Jumlah produk yang dihasilkan

3) Marginal Revenue (MR), yaitu kenaikan atau

penurunan penerimaan sebagai akibat dari

penambahan atau pengurangan satu unit output.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai

marginal revenue yaitu:

MR = TR2 – TR1 / Q2 – Q1

Dimana:

MR = Marginal Revenue

TR2 – TR1 = Perubahan Total Revenue

Q2 – Q1 = Perubahan Jumlah Produk Yang

dihasilkan

4) Laba rugi adalah selisih jumlah antara jumlah

penerimaan dengan jumlah biaya produksi. Adapun

rumus yang digunakan untuk mencari laba rugi yaitu:

L = TR – TC

Dimana:

L = Laba/ rugi

TR = Penerimaan total

56

a

b

d

c

TC

TR/TC

=d

TR

Q Q1 Q2 Q3 Q4

TC = Pengeluaran (biaya total)

Gambar 1.

Kurva Laba Rugi

57

TR

Output

Penerimaan

O O

Keterangan:

1. Daerah a, c adalah daerah rugi atau pada Q1, Q4

karena TR < TC (TR lebih kecil dari TC)

2. Daerah d adalah titik impas karena TR = TC

3. Daerah b atau pada Q3 adalah daerah laba, karena

TR > TC (TR lebih besar dari TC)

Gambar 2.

Kurva Penerimaan

58

Keterangan:

Berapapun jumlah barang yang ditawarkan penjual,

semua akan laku tanpa mengalami penurunan harga.

Gambar 3.

Kurva Permintaan

Price

Quality Qt

Pe

59

E. Hasil Penelitian Relevan

Dalam tinjauan pustaka ini, peneliti akan melakukan

telaah pustaka guna mengetahui letak persamaan dan

perbedaan penelitian ini dengan skripsi yang pernah diteliti

sebelumnya. Telah pustaka ini terdiri dari beberapa

penelitian terdahulu diantaranya:

1. Tamara Citra. “Analisis Pengaruh Kualitas Produk

Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Cetakan Continuous Form Melalui Kepercayaan

Merek, (Studi Kasus Pada Percetakan Jadi Jaya Group,

Semarang)”. Dikeluarkan oleh Universitas Diponegoro

Semarang tahun 2016. Adapun hasil penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas

produk dan citra merek terhadap keputusan pembelian

cetakan continuous form dengan menggunakan

kepercayaan merek sebagai variabel mediator

(intervining) studi pada konsumen Jadi Jaya Group

Semarang. Kualitas produk continuous form

merupakan hal yang menjadi pertimbangan konsumen

dalam melakukan pembelian pada Jadi Jaya Group.

Strategi yang digunakan oleh Jadi Jaya Group untuk

mempertahankan citra merek adalah melakukan

60

inovasi baru dengan cetakan kertas berbasis desain

securyti printing yang membuat perusahaan berbeda

dengan pesaing dan meningkatkan kepercayaan merek.

Non probability sampling dipakai untuk pengambilan

sampel. Data dikumpulkan dari 197 responden yang

dipilih menggunakan pertimbangan yaitu harus

memiliki kriteria pernah melakukan pembelian

continouns form sebanyak dua kali pada percetakan

jadi jaya group, semarang. Metode analisis adalah uji

maksimum likelihood dengan program AMOS versi

21.0. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas produk

dan citra merek berpengaruh positif terhadap

kepercayaan merek, namun kepercayaan merek tidak

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Kemudian, kualitas produk dan citra merek

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

continuous form pada percetakan Jadi Jaya Group

Semarang.94

94

Tamara Citra, “Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Citra

Merek Terhadap Keputusan Pembelian Cetakan Continuous Form Melalui

Kepercayaan Merek, (Studi Kasus Pada Percetakan Jadi Jaya Group,

Semarang)”, (Semarang: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Diponegoro Semarang, 2016), h. i.

61

2. Riandika Rahman. “Analisis Pengaruh Faktor Persepsi

Kualitas Produk, Harga, Kualitas Pelayanan, Dan

Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Digital

Printing CV Platinum Jaya Jota Kediri ”. Adapun hasil

penelitian ini dilatar belakangi oleh hasil pengamatan

peneliti, bahwa persaingan bisnis di bidang percetakan

era digital di Kota Kediri semakin ketat, sehingga

menuntut pemilik usaha percetakan untuk

meningkatkan keputusan pembelian guna

memenangkan persaingan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui (1) pengaruh persepsi kualitas

produk terhadap keputusan pembelian produk CV

Platinum Jaya Kota Kediri, (2) Pengaruh harga

terhadap keputusan pembelian produk CV Platinum

Jaya Kota Kediri, (3) Pengaruh kualitas pelayanan

terhadap keputusan pembelian produk CV Platinum

Jaya Kota Kediri, (4) Pengaruh lokasi terhadap

keputusan pembelian produk Cv Platinum Jaya Kota

Kediri, (5) Pengaruh persepsi kualitas prouk, hrga,

kualitas pelayanan, dan lokasi secara bersama-sama

terhadap keputusan pembelian produk CV Platinum

Jaya Kota Kediri. Kesimpulan hasil penelitian ini

62

adalah persepsi kualitas produk, harga, kualitas

pelayanan, dan lokasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen

CV Platinum Jaya Kota Kediri. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa persepsi mengenai kualitas

produk yang sesuai harapan, harga yang sesuai

perhitungan konsumen, kualitas pelayanan yang

memuaskan konsumen, serta penentuan lokasi yang

tepat dapat mempengaruhi keputusan pembelian, dan

diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih

dalam mengenai faktor-faktor lain selain persepsi

kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, dan lokasi

yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian.95

3. Windy Anggraeni Triasworo. “Analisis Pengaruh

Perbaikan Produktivitas Dan Kualitas Produk

Terhadap Pendapatan (Studi Kasus Pada Perusahaan

Percetakan CV. Gravika Karya Gombong, Kabupaten

Kebumen)”. Dikeluarkan oleh Universitas Sanata

Dharma tahun 2010. Adapun hasil penelitian bertujuan

95

Riandika Rahman “Analisis Pengaruh Faktor Persepsi Kualitas

Produk, Harga, Kualitas Pelayanan, Dan Lokasi Terhadap Keputusan

Pembelian Produk Digital Printing CV Platinum Jaya Jota Kediri”, Vol 01

Nomor 09, 2017, h. 2.

63

untuk mengetahui : 1. Profil atau karakteristik

karyawan yang bekerja di Percetakan CV. Grafika

Karya di Gombong. 2. Pengaruh perbaikan

produktivitas kerja karyawan terhadap pendapatan, 3.

Pengaruh perbaikan kualitas produk terhadap

pendapatan, 4. Pengaruh perbaikan produktivitas kerja

karyawan dan kualitas produk secara bersama-sama

terhadap pendapatan. Penelitian ini merupakan studi

kasus pada Perusahaan Percetakan CV. Grafika Karya

di Gombon. Kabupaten Kebumen yang dilakukan pada

bulan April 2010. Pengumpulan data di lakukan

dengan menyebarkan kuesioner kepada responden.

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian

produksi Perusahaan Percetakan CV. Grafika Karya

Gombong. Karyawan yamg diteliti sebanyak 65 orang

yang merupakan keseluruhan dari populasi. Tekhnik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji asumsi klasik, analisis regresi sederhana dan

berganda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui

bahwa : 1. Terdapat pengaruh positif perbaikan

produktivitas kerja karyawan terhadap pendapatan. 2.

Terdapat pengaruh positif perbaikan kualitas produk

64

terhadap pendapatan. 3. Terdapat pengaruh positif

perbaikan produktivitas kerja karyawan dan kualitas

produk secara bersama-sama terhadap pendapatan.96

4. Supriadi. “Kualitas Produk, Merek, Dan Harga

Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen Pada Percetakan Mitra Card Di Manado”.

Adapun hasil penelitian ini pemasaran pada dasarnya

dapat dikatakan sebagai suatu bentuk pola berpikir

yang senantiasa menyadari bahwa perusahaaan tidak

dapat bertahan tanpa adanya transaksi pembelian dari

para konsumen. Kualitas produk merupakan suatu

faktor penting yang mempengaruhi pelanggan dalam

melakukan pembelian terhadap produk atau jasa,

konsumen cenderung membeli produk dengan merrek

yang mereka sukai atau sudah terkenal, tidak

terkecuali didalam mereka memenuhi kebutuhan

sehari-hari. Perilaku konsumen menjadi salah satu

faktor yang harus dipahami oleh pemasar seblum

mereka memasarkan produk. Penelitian ini bertujuan

96 Windy Anggraeni Triasworo, “Analisis Pengaruh Perbaikan

Produktivitas Dan Kualitas Produk Terhadap Pendapatan (Studi Kasus

Pada Perusahaan Percetakan CV. Gravika Karya Gombong, Kabupaten

Kebumen)”, (Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2010), h. vii.

65

untuk menganalisis kualitas produk, merek, dan harga

terhadap keputusan pembelian konsumen pada

percetakan Mitra Card di Kota Manado. Populasi

penelitian adalah konsumen Mitra Card. Pengambilan

sampel menggunakan tekhnik simple random

sampling, dan jumlah sampel yang diperoleh 61

responden. Hasil analisis secara simultan

menunjukkan kualitas produk, merek, dan harga

berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Kualitas produk dan harga secara parsial berpengaruh

terhadap keputusan pembelian konsumen tetapi

variabel merek tidak berpengaruh. Pihak manajemen

Mitra Card Manado sebaiknya berupaya meningkatkan

citra merek kepada para konsumen, sehingga dapat

meningkatkan kepercayaan konsumen pada produk.97

Tabel 2.1 persamaan dan perbedaan hasil penelitian relevan

No

.

Nama Judul Persamaan Perbedaan Ket.

1 Tamar Analisis pengaruh Persamaan pada hasil Skripsi

97

Supriadi “Kualitas Produk, Merek, Dan Harga Pengaruhnya

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Percetakan Mitra Card Di

Manado”, Vol 1 Nomor 4, 2013, h. 1.

66

a Citra kualitas produk dan

citra merek terhadap

keputusan pembelian

cetakan continouns

form melalui

kepercayaan merek,

(studi kasus pada

percetakan jadi jaya

group, Semarang)

hasil

penelitian

dengan

penelitian

yang

dilakukan

penulis yaitu

masing-

masing

meneliti

tentang

pengaruh

produk

penelitian

diatas peneliti

melakukan

penelitian pada

citra merek

terhadap

keputusan

pembelian pada

percetakan jadi

jaya group

sedangkan

penulis

terfokus pada

jenis-jenis

produk usaha

dalam kata lain

objek riset

laporan

produksi dan

laporan laba

rugi percetakan

Andalas di Kab

Sinjai.

2 Riandi

ka

Analisis pengaruh

faktor persepsi

Persamaan

hasil

perbedaannya

yaitu pada

Jurnal

67

Rahma

n

kualitas produk,

harga, kualitas

pelayanan, lokasi

terhadap keputusan

pembelian produk

digital printing CV

Platinum jaya kota

kediri

penelitian ini

dengan

penulis yaitu

masing-

masing

meneliti

tentang

pengaruh

produk

faktor persepsi

kualitas

produk, harga,

kualitas

pelayanan

sedangkan

penulis jenis

produk dalam

kata objek riset

laporan

produksi dan

laporan laba

rugi yang

terdapat pada

percetakan

Andalas di Kab

Sinjai

68

3

Windy

Anggra

eni

Triasw

oro

Analisi pengaruh

perbaikan

produktivitas dan

kualitas produk

terhadap pendapatan

(studi kasus pada

perusahaan

percetakan CV.

Gravika karya

gombong, Kab

Kebumen)

Persamaan

hasil

penelitian

diatas dengan

penelitian

penulis yaitu

sama-sama

meneliti

tentang

pengaruh

produk

perbedaannya

yaitu perbaikan

produktivitas

yang ada pada

percetakan CV.

Gravika karya

gombong

sedangkan

peneliti pada

jenis produk

dalam kata lain

laporan

produksi dan

laporan laba

rugi di

percetakan

Andalas di Kab

Sinjai

Skripsi

4 Supria

di

Kualitas produk,

merek, dan harga

pengaruhnya

terhadap keptusan

Persamaan

hasil

penelitian

diatas dengan

perbedaannya

yaitu merek

dan harga

terhadap

Jurnal

69

pembelian konsumen

pada percetakan

mitra card di manado

penelitian

penulis yaitu

sama-sama

meneliti

tentang

pengaruh

produk

keputusan

pembelian di

percetakan

mitra card

sedangkan

peneliti pada

jenis produk

dalam kata lain

objek riset

laporan

produksi dan

laporan laba

rugi di

Percetakan

Andalas

F. Hipotesis

Untuk memperoleh gambaran umum berupa

respon terhadap permasalahan yang dikemukakan di atas,

maka dapat ditentukan hipotesis dari penelitian ini sebagai

berikut:

70

Ha : Jenis produk cetakan berpengaruh terhadap

peningkatan laba usaha pada percetakan Andalas di

Kab Sinjai.

H0 : Jenis produk cetakan tidak berpengaruh terhadap

peningkatan laba usaha percetakan Andalas di Kab

Sinjai.

71

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.50

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

penelitian survey. Dalam penelitian survey, peneliti

menanyakan ke beberapa orang (yang disebut dengan

responden) tentang keyakinan, pendapat, karakteristik

suatu objek dan perilaku yang telah lalu atau sekarang.

Penelitian survey mengukur nilai beberapa variabel,

50

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Cet.XXV; Bandung: Alfabeta, 2017), h.8.

72

menguji beberapa hipotesis tentang perilaku,

pengalaman dan karakteristik suatu objek, tehnik

pengumpulan data dengan pengamatan wawancara,

dokumen atau kuesioner.51

B. Defenisi Variabel

Untuk memudahkan pemahaman dan menghindari

kesalahpahaman dalam pembahasan Proposal ini, maka

terlebih dahulu penulis mengemukakan tentang judul

tersebut dalam pengertian dari variabel sebagai berikut:

1. Variabel independen (X), jenis produk cetakan adalah

produk cetakan yang proses pengerjaannya masih

menggunakan mesin-mesin cetak.

2. Variabel dependen (Y), laba usaha adalah keuntungan

atau peningkatan suatu perusahaan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian adalah di jalan

Sungai Tangka Kabupaten Sinjai yang dimiliki oleh

saudara Ari dengan nama percetakan yaitu Percetakan

51

Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Cet. I; Bandung:

ALFABETA, 2013), h. 81.

73

Andalas. Alasan peneliti memilih percetakan ini karena

percetakan Andalas memiliki jenis produk dengan

mempunyai kualitas yag bagus dan sudah menjadi

terkenal di Kab. Sinjai.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini

dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya anjuran

penyusunan dalam kurun waktu lebih 1 (satu) bulan

pengumpulan data dan pengolahan data yang meliputi

penyajian dalam bentuk proposal skripsi dan proses

bimbingan berlangsung.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang

berfungsi sebagai sumber data.52

Dengan penelitian

populasi merupakan bagian yang sangat penting dalam

melaksanakan penelitian dan penyusunan tulisan ini.

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu

ditentukan populasi. Adapun yang menjadi populasi

52

Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Cet.I; Ciputat: PT.

Ciputat Press, 2006), h. 67.

74

dalam penelitian ini adalah laporan laba rugi, laporan

penjualan, dan laporan produksi percetakan Andalas di

Kab Sinjai selama satu tahun.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti.53

Adapun tekhnik sampel yang digunakan

peneliti yaitu tekhnik sampling purposive.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam rencana penelitian ini berupa wawancara dan

dokumen.

1. Dokumen

Dokumen merupakan suatu teknik pengumpulan

data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-

dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik.54

Dokumen digunakan untuk memperoleh

data, adapun data yang digunakan yaitu laporan

keuangan.

53

Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik, (Cet. XIII; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 131. 54

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,

(Cet.I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005) h. 221.

75

2. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data

telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh.55

Oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah

menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah

disiapkan. Dengan wawancara terstuktur ini setiap

responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul

data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini

pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa

pewawancara sebagai pengumpul data. Wawancara

yang dilakukan peneliti bertujuan untuk mencari tahu

segala hal yang berkaitan dengan permasalahan yang

akan dibahas seperti peningkatan laba usaha.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam

penelitian ini berupa lembar wawancara terstruktur yang

dibuat sendiri oleh peneliti dan dokumen. Instrumen

55

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif..., h.138.

76

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.56

Dari

pengertian di atas dapat dipahami bahwa instrumen

merupakan suatu alat bantu yang digunakan oleh peneliti

dalam menggunakan metode pengumpulan data. Adapun

instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau

karya-karya momental dari seseorang.

2. Lembar wawancara terstruktur, yang berisikan tentang

pertanyaan yang terstruktur dan pertanyaan-pertanyaan

tersebut mewakili dari sub indikator dalam setiap

variabel.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data merupakan cara yang

digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari

hasil penelitian. Kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

56

Ibid. h.102.

77

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. Adapun teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis laba

rugi dan analisis regresi sederhana dengan bantuan aplikasi

SPSS 24.

Untuk menghitung nilai laba rugi dapat dihitung

dengan rumus yaitu:

L = TR – TC

Dimana:

L = Laba/rugi

TR = Penerimaan total

TC = Pengeluaran (biaya total)

Adapun rumus yang digunakan untuk uji hipotesis

yaitu :

Y = a + bX

Dimana:

Y = Laba

bX = Jenis Produk

78

Untuk membuktikan pengaruh jenis cetakan terhadap laba

usaha yaitu menggunakan analisis regresi sederhana. Regresi

linier sederhana menjelaskan mengenai hubungan antara dua

variabel yang biasanya dapat dinyatakan dalam suatu garis,

serta merupakan teknik dalam statistika parametrik yang

digunakan secara umum untuk menganalisis rata-rata respon

dari variabel Y yang berubah sehubungan dengan besarnya

intervensi dari variabel X.57

Adapun yang dimaksud dengan regresi sederhana

adalah metode yang berfungsi untuk menguji sejauh mana

hubungan sebab akibat antara variabel faktor penyebab (X)

terhadap variabel penyebabnya. Faktor penyebab pada

umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga

dengan Predictor sedangkan variabel akibat dilambangkan

dengan Y atau disebut juga dengan response. Regresi linear

sederhana juga merupakan salah satu metode statistik yang

dipergunakan untuk melakukan peramalan atau prediksi

tentang karakteristik kualitas maupun kuantitas.

57

Robert Kurniawan dan Budi Yuniarto, Analisis Regresi Dasar

dan Penerapannya dengan R, (Cet. I; Jakarta: PT Kharisma Putra Utama,

2016), h. 4.

79

Model persamaan regresi linear sederhana adalah

sebagai berikut:

Y = a + bX

Dimana:

Y = Variabel response atau variabel akibat (dependen)

yaitu laba usaha

X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab

(independen) yaitu jenis produk

a = Konstanta

b = Koefesien regresi (kemiringan); besaran response yang

ditimbulkan oleh predictor

Untuk menguji hipotesis maka dapat dilakukan

dengan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah

variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh

nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat

signifikan yang digunakan adalah 0,05 . Apabila nilai

signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita

menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa

suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi

variabel dependen. Uji statistik t, pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

80

independen secara parsial dalam menerangkan

variable dependen.58

58

Mulyono, Berprestasi Melalui JFP Ayo Kumpulkan Angka

Kreditmu, (Cet. I; Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 113.

81

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Usaha percetakan Andalas berdiri pada tahun

2005 yang terletak di Jalan Sungai Tangka No. 30.Usaha

ini merupakan usaha pokok yang dimiliki oleh Pak

Ari.Modal awal yang dikeluarkan oleh Pak Ari untuk

memulai usaha tersebut yaitu sebesar Rp 700.000 hanya

untuk peralatan saja. Adapun peralatan awal yang

digunakan dalam usaha tersebut yaitu rekel kertas, rekel

baju, screen baju, screen kertas, tinta kertas, tinta baju,

tinta emas, tinta perak, autosoul dan contoh blanko

undangan.59

Usaha percetakan berdiri di atas lahan seluas 4

meter x 4 meter.Di usaha percetakan andalas tersebut tidak

memiiki karyawan, melainkan Pak Ari sendiri yang

mengelola usahanya.Seiring berjalannya waktu percetakan

andalas semakin berkembang sehingga percetakan andalas

59

Percetakan andalas, diambil 8 Juni 2020.

82

memiliki dua produk yaitu cetak undangan dan sablon

baju.

Adapun peralatan untuk cetak undangan yaitu

tinta print, tinta kertas, tinta emas, tinta perak, blanko

undangan, plastic, label, M3E, rekel kertas, kertas karkir,

tinta kertas cillong, tinta kertas EVI, screen kertas.

Sedangkan peralatan sablon baju yaitu rekel baju, outosoul

crem, cangkyo warna, rumber white 200, rumber netral,

M3E, outosoul power, aladin white, extender, foaming,

topcoap, pengencer tinta, pengental tinta, screen baju,

tripleks, kertas karkir. Harga untuk undangan harga

satuannya yaitu Rp 2.500 sedangkan harga untuk sablon

baju yaitu Rp 85.000.60

Usaha percetakan andalas ini mulai buka dari jam

09.00 pagi sampai jam 22.00 malam. Di percetakan andalas

ini terdapat biaya tetap yang harus Beliau keluarkan setiap

bulannya yaitu listrik. Sedangkan biaya variabel yang

dikeluarkan yaitu melainkan perlatan cetak undangan dan

sablon baju itu sendiri.

60

Ibid…..

83

B. Hasil dan Pembahasan Penelitian

1. Hasil Penelitian

Adapun hasil penelitian yang diperoleh dari

usaha percetakan andalas di Sinjai, yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Harga per unit bahan undangan

No. Jenis Bahan Satuan Total Biaya

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Tinta Print

Tinta Kertas

Tinta Emas

Tinta Perak

Blanko Undangan

Plastik

Label

M3E

Rekel kertas

Screen kertas

Tinta kertas cilong

Tinta kertas EVI

Kertas karkir

Listrik

btl

btl

btl

btl

lbr

pcs

dos

btl

buah

buah

btl

btl

rim

-

Rp 50.000

Rp 45.000

Rp 45.000

Rp 45.000

Rp 2.500

Rp 10.000

Rp 75.000

Rp 45.000

Rp 35.000

Rp 125.000

Rp 35.000

Rp 35.000

Rp 45.000

-

84

Tabel 4.2 Biaya tetap produk undangan/bulan

Keterangan Biaya/bulan (Rp)

Listrik

Sewa gedung

Pajak

Biaya asuransi

Biaya cukai

Rp 150.000

-

-

-

-

Total Biaya Tetap/bulan Rp 150.000

Tabel 4.3 Biaya variabel produk undangan

No. Bulan/tahun Total biaya (Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Januari 2019

Februari 2019

Maret 2019

April 2019

Mei 2019

Juni 2019

Juli 2019

Agustus 2019

September 2019

Oktober 2019

Rp 39.900.000

Rp 52.295.000

Rp 45.245.000

Rp 64.445.000

Rp 27.650.000

Rp 32.655.000

Rp 23.900.000

Rp 2.030.000

Rp 39.195.000

Rp 47.130.000

85

11.

12.

November 2019

Desember 2019

Rp 52.420.000

Rp 65.015.000

Tabel 4.4 Data penjualan undangan

Bulan/tahun Jumlah/satuan Hpp Laba

Januari 2019

Februari 2019

Maret 2019

April 2019

Mei 2019

Juni 2019

Juli 2019

Agustus 2019

September

2019

Oktober 2019

November

2019

Desember

2019

15000 Lbr

20000 Lbr

17000 Lbr

25000 Lbr

10000 Lbr

12000 Lbr

9000 Lbr

18000 Lbr

15000 Lbr

18000 Lbr

20000 Lbr

25000 Lbr

Rp

37.500.000

Rp

50.000.000

Rp

42.500.000

Rp

62.500.000

Rp

25.000.000

Rp

30.000.000

Rp

22.500.000

Rp

45.000.000

Rp

7.500.000

Rp

9.700.000

Rp

8.500.000

Rp

10.750.000

Rp

5.800.000

Rp

6.200.000

Rp

3.800.000

Rp

8.900.000

86

Rp

37.500.000

Rp

45.000.000

Rp

50.000.000

Rp

62.500.000

Rp

7.500.000

Rp

8.900.000

Rp

9.700.000

Rp

10.750.000

Tabel 4.5 Harga per unit bahan sablon baju

No. Jenis bahan Satuan Total biaya

(Rp)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Rekel baju

Screen baju

Outosol crem

Cangkyo warna

Rumber white 200

Rumber netral

Outosol power

Aladin white

Extender

Buah

Buah

Btl

Btl

Btl

Btl

Btl

Btl

Btl

Rp 25.000

Rp 135.000

Rp 20.000

Rp 45.000

Rp 65.000

Rp 75.000

Rp 15.000

Rp 50.000

Rp 21.000

87

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Foaming

Topcoap

Pengencer tinta

Penggental tinta

M3E

Kertas karkir

Tripleks

Listrik

Btl

Btl

Btl

Btl

Btl

Rim

Lbr

-

Rp 28.000

Rp 28.000

Rp 25.000

Rp 25.000

Rp 35.000

Rp 25.000

Rp 65.000

-

Tabel 4.6 Biaya tetap produk sablon baju

Keterangan Biaya/bulan (Rp)

Listrik

Sewa gedung

Pajak

Biaya asuransi

Biaya cukai

Rp 150.000

-

-

-

-

Total Biaya/bulan Rp 150.000

88

Tabel 4.7 Biaya variabel sablon baju

Bulan/tahun Jenis bahan Jumlah Total biaya

(Rp)

Nov 2019 Rekel baju

Screen baju

Outosol crem

Cangkyo warna

Rumber white

200

Rumber netral

Outosol power

Aladin white

Extender

Foaming

Topcoap

Pengencer tinta

Penggental tinta

M3E

Tripleks

Krtas karkir

2 buah

7 buah

10 btl

6 btl

3 btl

3 btl

10 btl

2 btl

3 btl

2 btl

2 btl

1 btl

1 btl

7 btl

6 lbr

2 rim

Rp 50.000

Rp 245.000

Rp 200.000

Rp 270.000

Rp 195.000

Rp 225.000

Rp 150.000

Rp 100.000

Rp 63.000

Rp 56.000

Rp 56.000

Rp 25.000

Rp 25.000

Rp 945.000

Rp 390.000

Rp 50.000

Total Rp

682.000

Rp 3.045.000

Untuk produk sablon baju hanya membeli bahan satu kali

dalam satu tahun karena dia hanya memproduksi ketika ada

permintaan mencetak.

89

Tabel 4.8 Data penjualan sablon baju

Bulan/tahun Jumlah/satuan Hpp Laba

Januari 2019

Februari 2019

Maret 2019

April 2019

Mei 2019

Juni 2019

Juli 2019

Agustus 2019

September

2019

Oktober 2019

November

2019

Desember

2019

30 lbr

25 lbr

20 lbr

27 lbr

28 lbr

23 lbr

24 lbr

17 lbr

28 lbr

12 lbr

100 lbr

28 lbr

Rp

2.550.000

Rp

2.125.000

Rp

1.700.000

Rp

2.295.000

Rp

1.530.000

Rp

1.955.000

Rp

2.040.000

Rp

1.445.000

Rp

2.380.000

Rp

Rp 1.350.000

1.250.000

Rp 900.000

Rp 1.215.000

Rp 8.010.000

Rp 1.035.000

Rp 1.080.000

Rp 765.000

Rp 1.260.000

Rp 540.000

Rp 4.500.000

Rp 1.250.000

90

1.020.000

Rp

8.500.000

Rp

2.380.000

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Table 4.9 HPP, total cost, laba pada produk undangan

Bulan/tahun Hpp Total cost Laba

Januari 2019

Februari

2019

Maret 2019

April 2019

Mei 2019

Juni 2019

Juli 2019

Agustus

2019

September

Rp

37.500.000

Rp

50.000.000

Rp

42.500.000

Rp

62.500.000

Rp

25.000.000

Rp

Rp

40.050.000

Rp

52.445.000

Rp

45.395.000

Rp

64.596.000

Rp

27.800.000

Rp

Rp -

2.550.000

Rp -

2.445.000

Rp -

2.895.000

Rp -

2.095.000

Rp -

2.800.000

Rp -

91

2019

Oktober

2019

November

2019

Desember

2019

30.000.000

Rp

22.500.000

Rp

45.000.000

Rp

37.500.000

Rp

45.000.000

Rp

50.000.000

Rp

62.000.000

32.805.000

Rp

24.050.000

Rp

2.180.000

Rp

39.345.000

Rp

47.280.000

Rp

52.570.000

Rp

65.165.000

2.805.000

Rp -

1.550.000

Rp

42.820.000

Rp -

1.845.000

Rp -

2.280.000

Rp -

2.570.000

Rp -

2.665.000

Berdasarkan tabel di atas, harga pokok penjualan

produk sablon baju pada usaha percetakan Andalas tahun 2019

menunjukkan besaran yang berbeda-beda setiap bulannya,

mulai bulan januari sampai desember mengalami peningkatan

dan penurunan seiring bertambah dan berkurangnya jumlah

produk sablon baju yang diproduksi setiap bulannya. Totalcost

produk sablon bajupada usaha percetakan Andalas tahun 2019

menunjukkan besaran yang sama mulai bulan januari sampai

92

bulan oktober yaitu Rp 150.000 sedangkan pada bulan

November mengalami peningkatan sebesar 3.195.000 dan di

bulan Desember mengalami penurunan yaitu Rp 150.000. Laba

produk sablon baju pada percetakan Andalas tahun 2019

menunjukkan besaran yang tidak sama, dan mengalami

peningkatan dan penurunan seiring bertambah dan

berkurangnya jumlah sablon baju yang di produksi karena laba

bergantung pada banyaknya jumlah produk yang di produksi.

Tabel 4.11 Total biaya dan laba pada produk undangan dan

sablon baju

Bulan/tahun Hpp Total cost Laba

Januari 2019

Februari 2019

Maret 2019

April 2019

Mei 2019

Juni 2019

Juli 2019

Agustus 2019

September

Rp

40.050.000

Rp

52.125.000

Rp

44.200.000

Rp

64.795.000

Rp

Rp

40.200.000

Rp

52.595.000

Rp

45.545.000

Rp

64.745.000

Rp

Rp -150.000

Rp -470.000

Rp -

1.345.000

Rp 50.000

Rp -

1.420.000

Rp -

1.000.000

93

2019

Oktober 2019

November

2019

Desember

2019

26.530.000

Rp

31.955.000

Rp

24.540.000

Rp

46.445.000

Rp

39.880.000

Rp

46.020.000

Rp

58.500.000

Rp

64.880.000

27.950.000

Rp

32.955.000

Rp

24.200.000

Rp 2.330.000

Rp

39.495.000

Rp

47.430.000

Rp

55.765.000

Rp

65.315.000

Rp 340.000

Rp

44.115.000

Rp 385.000

Rp -

1.410.000

Rp

2.735.000

Rp -435.000

Berdasarkan tabel di atas, harga pokok penjualan

produk sablon baju dan produk undangan pada usaha

percetakan Andalas tahun 2019 menunjukkan besaran yang

berbeda-beda setiap bulannya, mulai bulan januari sampai

desember mengalami peningkatan dan penurunan seiring

94

bertambah dan berkurangnya jumlah produk sablon baju

maupun undangan yang diproduksi setiap bulannya. Totalcost

produk sablon baju dan undangan juga memiliki besaran yang

berbeda dan mengalami penurunan dan peningkatan setiap

bulannya.Laba produk sablon baju dan undangan pada

percetakan Andalas tahun 2019 menunjukkan besaran yang

tidak sama, dan mengalami peningkatan dan penurunan seiring

bertambah dan berkurangnya jumlah sablon baju dan undangan

yang di produksi karena laba bergantung pada banyaknya

jumlah produk yang di produksi.

3. Analisi pengaruh

Berdasarkan hasil analisis SPSS 24, maka

diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Persamaan Regresi Linear

Tabel 4.12 R dan R Square

Model Summaryb

Mo

del R

R

Square

Adjuste

d R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics Du

rbi

n-

W

ats

on

R

Square

Change

F

Chan

ge df1 df2

Sig. F

Chang

e

95

1 ,0

63

a

,004 -,096 13457588,6

60

,004 ,040 1 10 ,845 2,

05

1

a. Predictors: (Constant), jenis cetakan

b. Dependent Variable: laba usaha

Berdasarkan hasil analisis

menggunakan SPSS 24 diperoleh nilai R sebesar

0,06 artinya bahwa laba memiliki hubungan

yang lemah terhadap jenis produk sedangkan

nilai R Squarenya menyatakan bahwa nilai

sebesar 0,004 (4%) menyatakan bahwa

besarnya kontribusi variabel X laba sebesar 4%

terhadap jenis produk 96% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak di teliti dalam penelitian

ini. Berdasarkan tabel diatas didapatkan

persamaan yaitu :

Y = 741138,124 + 0,060 X

Artinya variabel X dan variabel Y memiliki

hubungan searah

2. Uji Normalitas

Grafik 4.1Grafik normal p-plot

96

Gambar 4

Grafik Normal P Plot

Berdasarkan hasil SPSS 24didapatkan

plotnormalitas dari data yang disajikan bahwa data

tidak berdistribusi normal.

3. Uji t (Hipotesis)

Tabel 4.13 Uji hipotesis

Coefficientsa

97

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficien

ts

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 741138,1

24

14071197,080

,05

3

,959

JENIS

CETAKAN

,060 ,301 ,063 ,20

0

,845

a. Dependent Variable: laba usaha

Berdasarkan hasil analisis SPSS 24 diperoleh t hitung

seebesar 0,2 dan t table 2,20099 artinya t table > t hitung

sehingga hipotesis H0 yaitu tidak ada hubungan antara jenis

cetakan dengan peningkatan laba dan Ha ditolak yaitu ada

pengaruh antara jenis cetakan dengan peningkatan laba.

98

4. Uji Signifikan

Tabel 4.14 Uji signifikan

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regressio

n

726349754

8000,000

1 7263497548

000,000

,040 ,845b

Residual 181106692

5000000,00

0

10 1811066925

00000,000

Total 181833042

3000000,00

0

11

a. Dependent Variable: LABA USAHA

b. Predictors: (Constant), JENIS CETAKAN

Berdasarkan hasil analisis SPSS 24 signifikansi yang

diperoleh sebesar 0,0845 artinya lebih besaran. dari α 0,05

sehingga hubungan antara variabel x (jenis produk ) dan y (laba

usaha) tidak signifikan.

99

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penelitian yang berjudul

“Pengaruh jenis produk cetakan terhadap peningkatan laba

usaha percetakan Andalas Kab. Sinjai”, adalah sebagai

berikut :

1. Sesuai dengan hasil penelitian faktor faktor yang

mempengaruhi permintaan cetakan yaitu tingkat

pendapatan, harga pasar, harga yang ditawarkan

kemudian banyaknya pesanan juga mempengaruhi

permintaan cetakan, banyaknya juga kompotitor karena

disinjai banyak usaha yang sama seperti ini, sehingga

membuat masyarakat memiliki banyak alternative

pilihan percetakan sehingga banyak masyarakat yang

sudah tidak terfokus lagi pada satu tempat dia punya

banyak pilihan tempat.

2. Sesuai dengan hasil penelitian faktor yang

mempengaruhi perolehan laba yaitu harga bahan baku,

jumlah orderan, jumlah penjualan. Jumlah penjualan

yang dimaksud adalah varian dari cetakan itu sendiri

100

salah satunya yaitu, model undangan juga bersaing

semua dan model undangan tersebut juga

mempengaruhi perolehan laba.

3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa

pengaruh produk cetakan terhadap laba yaitu uji

signifikansi yang diperoleh sebesar 0,0845 artinya lebih

besar dari α 0,05 sehingga hubungan antara variabel x

(jenis produk ) dan y (laba usaha) tidak signifikan.

B. SARAN

Beberapa saran yang hendak penulis kemukakan

untuk menjadi bahan masukan untuk percetakan andalas,

yaitu sebagai berikut :

1. Jumlah perlengkapan dan alat percetakan bisa ditambah

dan jenis produk cetakan lainnya sehingga masyarakat

bisa memilih.

2. Jenis produk seperti undangan harus mempunyai model

atau bentuk varian yang unik untuk menarik perhatian

masyarakat.

3. Harus memperhatikan hubungan antara produk cetakan

dan perolehan laba agar tetap signifikan.

101

102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

KISI-KISI INSTRUMEN

Variabel

Penelitian

Indikator Jumlah

Butir

No. Item

Instrumen

Produk 1. Barang

2. Penampilan

3. Pelayanan

2

1

1

1,2

3

4

Laba Usaha 1. Pendapatan

2. Beban

3. Penjualan

4. Biaya

5. Harga Pokok

2

1

1

1

1

1,2

3

4

5

6

Sinjai, 20 Juli 2020

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Muh. Anis, M.Hum Salam SE.,MM

NIDN. 21110057701 NIDN. 2115088501

INSTRUMEN PENELITIAN

LEMBAR WAWANCARA TERSTRUKTUR PENGARUH

JENIS PRODUK TERHADAP PENINGKATAN LABA

Nama Responden : Ari

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Umur : 39 Tahun

Alamat : Jalan Sungai Tangka

DAFTAR PERTANYAAN

A. PRODUK

1. Berapakah jenis produk yang terdapat di percetakan

anda ?

2. barang atau produk yang di produksi selama satu bulan

?

3. Bagaimanakah bentuk atau model yang produk yang

anda cetak ?

4. Mulai jam berapakah percetakan anda terbuka ?

B. LABA USAHA

1. Berapa pendapatan yang anda peroleh satu bulan ?

2. Apakah pendapatan yang anda peroleh sama setiap

bulan ?

3. Apakah terdapat beban dalam perusahaan anda ?

4. Berapa banyak penjualan anda setiap bulan ?

5. Berapa jumlah biaya variabel yang anda keluarkan

setiap bulan ?

6. Berapa harga pokok penjualan anda setiap bulan ?

HASIL INSTRUMEN PENELITIAN

Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Produk

1. Terdapat dua jenis produk yaitu undangan dan sablon

baju

2. Produk undangan dan sablon baju tidak menentu yang

di produksi karena sesuai dengan permintaan konsumen

3. Bentuk ataupun model yang di produksi bermacam-

macam sesuai dengan keinginan konsumen

4. Percetakan Andalas buka mulai jam 08.00 pagi sampai

jam 23.00 malam.

Jawaban Responden Untuk Pertanyaan Laba Usaha

1. Pendapatan yang diperoleh setiap bulan

a. Untuk undangan pendapatan yang diperoleh yaitu :

Bulan Total Pendapatan (Rp)

Janari

Februari

Maret

Rp 7.500.000

Rp 9.700.000

Rp 8.500.000

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Rp 10.750.000

Rp 5.800.000

Rp 6.200.000

Rp 3.800.000

Rp 8.900.000

Rp 7.500.000

Rp 8.900.000

Rp 9.700.000

Rp 10.750.000

b. Untuk sablon baju pendapatan yang diperoleh yaitu

:

Bulan Total Pendapatan (Rp)

Janari

Februari

Rp 1.350.000

Rp 1.250.000

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Rp 900.000

Rp 1.215.000

Rp 8.010.000

Rp 1.035.000

Rp 1.080.000

Rp 765.000

Rp 1.260.000

Rp 540.000

Rp 4.500.000

Rp 1.250.000

2. Pendapatan yang saya dapatkan setiap bulan baik sablon

baju maupun undangan tidak sama.

3. Dalam usaha percetakan saya tidak terdapan beban.

4. Banyaknya jumlah penjualan setiap bulan

a. Penjualan untuk undangan yaitu :

Bulan Jumlah Penjualan

Janari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

15000 lbr

20000 lbr

17000 lbr

25000 lbr

10000 lbr

12000 lbr

9000 lbr

18000 lbr

15000 lbr

18000 lbr

20000 lbr

25000 lbr

b. Penjualan untuk sablon baju yaitu :

Bulan Jumlah Penjualan

Janari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

30 lbr

25 lbr

20 lbr

27 lbr

28 lbr

23 lbr

24 lbr

17 lbr

28 lbr

12 lbr

100 lbr

28 lbr

5. Jumlah biaya variabel yang di keluarkan setiap bulan

a. Untuk undangan biaya variabel yang dikeluarkan

yaitu :

Bulan Total Biaya (Rp)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Rp 39.900.000

Rp 52.295.000

Rp 45.245.000

Rp 64.445.000

Rp 27.650.000

Rp 32.655.000

Rp 23.900.000

Rp 2.030.000

Rp 39.195.000

Rp 47.130.000

Rp 52.420.000

Rp 65.015.000

b. untuk sablon baju biaya variabel yang dikeluarkan

yaitu :

Bulan Total Biaya (Rp)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Rp 3.045.000

-

6. Harga pokok penjualan setiap bulan

a. Harga pokok penjualan untuk undangan yaitu :

Bulan Harga Pokok Penjualan (Rp)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Rp 37.500.000

Rp 50.000.000

Rp 42.500.000

Rp 62.500.000

Rp 25.000.000

Rp 30.000.000

Rp 22.500.000

Rp 45.000.000

Rp 37.500.000

Rp 45.000.000

Rp 50.000.000

Rp 62.500.000

b. Harga pokok penjualan untuk sablon baju yaitu :

Bulan Total Pendapatan (Rp)

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Rp 2.550.000

Rp 2.125.000

Rp 1.700.000

Rp 2.295.000

Rp 1.530.000

Rp 1.955.000

Rp 2.040.000

Rp 1.445.000

Rp 2.380.000

Rp 1.020.000

Rp 8.500.000

Rp 2.380.000

DOKUMENTASI

BIODATA PENULIS

Nama: : Nurfajriana

Nim : 160103066

Tempat/Tanggal Lahir : Gattareng, 24 Desember 1998

Alamat : Desa Nusa Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone

Pengalaman Organisasi : Pengurus UKM KSR-PMI Unit 101

IAI Muhammadiyah Sinjai, Tahun

2016-2020

Riwayat Pendidikan

1. SD/MI : SD Negeri 285 Nusa Tamat Tahun

2010

2. SLTP/MTS : SMP Negeri 3 Salomekko Tamat

Tahun 2013

3. SMU/MA : MA AN‟NUR NUSA Tamat Tahun

2016

4. S1 : IAI Muhammadiyah Sinjai Tamat

Tahun 2020

Handphone : 082349552751

Email : [email protected]

Nama Orang Tua : Lutfi (Ayah)

Nurhayati (Ibu)