ptk rieri ok
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangAnak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak
usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan
dan perkembangan dalam berbagai sedang mengalami masa yang cepat dalam
rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk
perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang
dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.
Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,
pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan
diman anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang meberikan kesempatan
padanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diprolehnya
dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang
berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan
anak.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah
mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai
dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang
dikembangkan di PAUD meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan
kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan
meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut,
anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana.
Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu
melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan
anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media
permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar
secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada kegiatan
pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep
bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan
operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada
anak untuk mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan
adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya
kemampuan mengenal konsep bilangan di TK EKADYASA pada Kelompok B.
Pada saat proses pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan
pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan
memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak.
Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru
kurang memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar anak.
Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini
lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh TK
EKADYASA. Sehingga guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan
media dan sumber belajar terlalu banyak.
Permasalahan lain yang terjadi di TK EKADYASA adalah metode yang
digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek
paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan
konsep bilangan, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil majalah
dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak
untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya
dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada kolom yang telah
disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk mengerjakannya
sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan anak
dalam mengenal konsep bilangan di TK EKADYASA . Sebagai indikator
rendahnya kemampuan anak di PAUD tersebut, dapat dilihat bahwa dari 25 siswa
kelompok B yang sudah mengenal bilangan hanya 8 siswa (30%), dan sisanya
sebanyak 17 siswa (70%) belum mengenal angka.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK EKADYASA, penulis tertarik
untuk meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu angka sebagai salah satu
cara meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak PAUD dan dapat
memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di TK EKADYASA. Media ini
dianggap mampu memecahkan masalah diatas karena dalam proses pembelajaran,
alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan
tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang
disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa
untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan
penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan
terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode
penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Angka Siswa Kelompok B Melalui Media Kartu Angka di TK
EKADYASA”.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah Sebagai berikut:
Apakah melalui penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan
kemampuan mengenal angka pada Anak Usia Dini di TK EKADYASA
Balikpapan.
Bagaimana penggunaan media kartu dapat meningkatkan kemampuan
mengenal angka pada Anak Usia Dini di TK EKADYASA Balikpapan.
C. Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari penelitian ini yaitu:
Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan merangsang
kemampuan mengidentifikasi jumlah dan simbol angka melalui media kartu
angka.
Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa kelompok B
dapat meningkatkan Melalui Media Kartu Angka di TK EKADYASA
BALIKPAPAPAN TAHUN 2015/2016
D. Manfaat PenelitianPenelitian tindakan kelas yang sederhana ini diharapkan dapat memberikan
manfaat untuk pihak – pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan antara
lain :
Bagi sekolah
Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan mepenggunaan metode dan media yang tepat dan optimal
sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai contoh untuk sekolah-sekolah yang lain.
Bagi guru
Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan serta
mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran
yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga tercipta suasana pembelajaran
yang kreatif dan lebih baik.
Bagi anak
Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan mengenal
angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya
dengan menggunakan media yang menyenangkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Kemampuan Mengenal Angkaa. Pengertian Kemampuan
Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh
dalam praktek di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan
teknologi yang tepat dalam rangka peningkatan produktivitas kerja (Tadkirotun,
2012).
Menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya
totalitas kemampuan dari seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua
perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk menjalankan kegiatan mental.
Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-
tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan bakat-bakat sejenis.
Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang
dapat menyelesaikan pekerjaannya. Adapun apa yang harus dimiliki oleh
seseorang dalam menghadapi pekerjaannya menurut Mitzberg seperti yang dikutip
Gibson, ada empat kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki oleh
seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat,
prosedur dan teknik suatu bidang khusus.
2. Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang
lain, memahami orang lain, memotivasi orang lain, baik sebagai
perorangan maupun sebagai kelompok.
3. Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk
mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta kegiatan
organisasi.
Menurut Atmosudirdjo (1998:37), kemampuan adalah sebagai sesuatu hal
yang perlu dimiliki oleh setiap individu dalam suatu organisasi. Kemampuan
tersebut terdiri atas tiga jenis kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial,
kemampuan teknik dan kemampuan manajerial.
Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua terminology yang
memiliki makna yang sama, yaitu ada yang memakai istilah abilities dan istilah
skills. Dengan mengacu pada pendapat di atas, juga membedakan jenis
keterampilan/kecakapan yang terdiri atas keterampilan/kecakapan kemanusiaan
(human skills), keterampilan/kecakapan administrasi (administrative skills), dan
keterampilan/kecakapan teknik (technical skills) (Kayvan, Umy.2009).
Menurut Iskandar (2011), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata
dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata
sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa
sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata
sifat/keadaan ditujukan kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat
melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang ada.
b. Pengertian Angka
Menurut Tadkirotun (2012) angka atau bilangan adalah lambang atau
simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai
contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu
angka 1 dan angka 10). Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Namun demikian, bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti
yang berbeda-beda.
Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (2011:14) anak-anak akan
belajar membedakan arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu:
1. bilangan kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam sebuah
kelompok.
2. bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh
juara kesatu, dering telepon, ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan
April, dll.
3. bilangan nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor
rumah, kode pos, nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll. Bilangan
memiliki beberapa bentuk/ tampilan (representasi) yang saling berkaitan
diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, simbol (angka atau kata).
Nurlaela, (2009:16) mengemukakan bahwa tampilan bilangan yang satu
dengan tampilan bilangan yang lainnya memahami hubungan antar tampilan
bilangan dapat diartikan sebagai contohnya setalah anak mendengarkan soal
(tampilan bahasa lisan), anak bisa menunjukkan dengan media balok (tampilan
model/benda mainan), menggambarkannya (tampilan gambar), lalu anak menulis
jawaban pada kertas (simbol tertulis angka atau kata). Setiap bilangan yang
dilambangkan dalam bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep abstrak.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Marhijanto (2008:30) bahwa bilangan
adalah banyaknya benda, Jumlah, satuan system matematika yang dapat diunitkan
dan bersifat abstrak. Konsep abstrak iini merupakan hal yang sulit untuk anak
Taman Kanak kanak memahami secara langsung. Sebagaimana yang telah
dikemukakan bahwa konsep bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar
untuk dipahami oleh anak usia dini dan Taman Kanak-kanak dimana pemikiran
anak Taman Kanak-kanak berdasarkan pada pengalaman kongkret. Untuk dapat
mengembangkan konsep bilangan pada anak anak Taman Kanak-kanak tidak
dilakuakn dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan secra bertahap
dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk
membantu proses pembalajaran mengenal bilangan.
Wardani IGAK (2008:27) mengungkapkan bilangan merupakan suatu
konsep tentang bilangan yang terdapat unsur-unsur penting seperti nama, urutan,
bilangan dan Jumlah. Indikator yang berkaitan dengan kemampuan mengenal
konsep bilangan yaitu:
a. counting (berhitung),
b. one-to-one correspondence (koresponden satu-satu),
c. quality (kuantitas),
d. comparison (perbandingan)
e. recognizing and writing numeral (mengenal dan menulis angka).
Anak memiliki kemampuan counting (berhitung) sebelum berusia 3 tahun
bahwa anak mampu menyebutkan urutan bilangan, misalnya satu, dua, tiga,
empat, dan seterusnya. Untuk bisa berhitung anak-anak memulai berhitung dari 1
sampai 9 setelah itu 10 dan seterusnya yaitu bilangan yang terdiri dari 2 angka,
misalnya anak mampu menyebutkan bilangan “sebelas” bukan menyebutkan
“sepuluh satu” dan sebagainya.
2. Media Kartu Angka Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah,
perantara, dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai perantara
atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat bantu apa saja yang dapatg
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Menurut Purnawati dan Eldarni (2001:4), media merupakan sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan suatu informasi sehingga dapat merangsang
fikiran, persaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi proses belajar.Istilah
media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran, alat bantu
atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat
merangsang anak untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.
Jenis-jenis Media
Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar,
secara umum media itu banyak, ada media elektronik, media gambar dan lain
sebagainya. Media yang dibahas pada penelitian ini merupakan jenis media yang
secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini. Jenis-jenis media yang
digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya
adalah:
a) Media Serutan Kayu
b) Media gambar
c) Media Kartu Angka
Manfaat Media
Manfaat media dalam kegiatan pembelajaran tidak lain
adalah mempelancar proses belajar mengajar antara guru dengan siswa, dalam
hal membantu siswa belajar secara, optimal. Tetapi disamping itu ada beberapa
manfaat yang lebih khusus.
Kemp dan Dayton (Martinis Yasmin, 2007: 201) mengidentifikasikan tidak
kurang dari delapan manfaat media dalam pembelajaran , yaitu:
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik,
c. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi;,
d. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan,
e. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja;,
f. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan,
g. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif danproduktif.
Pengertian Kartu Angka
Kartu angka atau alat peraga kartu adalah alat-alat atau perlengkapan yang
digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan
bertuliskan angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah
alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat
menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya.
Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan
pelajaran yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu
visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat,
dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).
Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif,
misalnya: Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang
tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-
kata saja. Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang diceritakan.
Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan,
dan sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada diceritakan secara lisan
saja (Nurani, 2012).
Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.
Menurut Tadkirotun(2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam
pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak.
Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang
diajarkan guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu
yang dimiliki sekolah sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti
dengan metode anak aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka
adapun langkah penerapan penggunaan kartu angka dalam pembelajaran yaitu:
Contoh penerapan untuk anak kelompok A
a. Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi
berisi sejumlah gambar dan satu sisi bertulis angka.
b. Anak menghitung jumlah gambar pada kartu
c. Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.
d. Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia
menghitungnya. Setelah itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.
Contoh penerapan untuk anak kelompok B
a. Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis
angka, satu sisi bertulis huruf
b. Mula-mula anak membaca angka
c. Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.
d. Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi
hurufnya terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.
B. Hipotesis Tindakan
Adapun Hipotesis Tindakan dari dari penelitian in adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan
mengenal angka siswa kelompok B di TK EKADYASA BALIKPAPAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) atau disebut
dengan Classroom Action Research. Penelitian ini dilakukan dalam proses
pembelajaran dan peneliti bertindak sebagai guru.
B. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Ekadyasa Balikpapan yang
berlokasi di JL. Penerbangan Sipil No. 8 Kecamatan Balikpapan Selatan,
Kelurahan Sepinggan, Provinsi Kalimantan Timur.
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa TK Ekadyasa Kelompok
B Tahun Ajaran 2015 / 2016. Dengan jumlah siswa 23 anak, dan di lakukan pada
awal bulan oktober tahun 2015.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 siklus yang tiap siklus terdapat
beberapa tahap atau langkah. Adapun tahap-tahap atau langkah tersebut yaitu:
a. Tahap perencanaan
b. Tahap pelaksanaan tindakan
c. Tahap pengamtan dan interpretasi
d. Tahap analisis dan refleksi
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini dibuat skenario yang merupakan penjabaran dari tindakan,
sehingga peneliti mudah melaksanakan tindakan atau pembelajaran dengan
harapan penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan
pada anak, terutama dalam sains dan matematika. Adapun tahap perencanaan
tindakan sebagai berikut :
1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam prosses pembelajaran
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3. Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan media kartu
angka
4. Menyusun lembar observasi untuk mencatat situasi belajar mengajar
selama pembelajaran berlangsung
5. Membuat instrumen penelitian
6. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
7. Mendesain alat evaluasi
8. Merencanakan analisa hasil tes
b. Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana yang
telah dituangkan dalam skenario pembelajaran. Adapun rencana implementasi
tindakan adalah sebagai berikut :
1. Guru menciptakan kondisi belajar yang lebih baik
2. Guru menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan
3. Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
c. Observasi dan Interpretasi
Selama pelaksanaan tindakan diadakan observasi, yang diamati adalah
aktivitas-aktivitas siswa yang tampak selama proses belajar mengajar, dan
semuanya dicatat dalam lembar observasi yang telah disiapkan. Evaluasi hasil
belajar dilakukan pada tiap akhir siklus. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
adalah:
a) Melihat kekurangan dalam proses belajar mengajar serta aktivitas siswa
dalam belajar dengan menggunakan lembar observasi
b) Mengadakan perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.
d. Analisis dan refleksi
Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap
ini, peneliti mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diproleh dalam pemberian
tindakan kelas pada suatu siklus, dan hasil dari refleksi ini digunakan sebagai
dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan
tindakan pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua ini urutannya sama dengan pelaksanaan pada siklus
pertama dan tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini berdasarkan hasil dari
analisis tes pada siklus pertama sehingga dapat dilihat perbedaaan antara siklus
pertama dan siklus kedua apakah ada peningkatan pada penggunaan metode
penelitian. Apabila siklus pertama belum ada peningkatan tindakan maka akan
dilanjutkan pada siklus kedua ataupun siklus selanjutnya.
D. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting
dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti.
Pada umumnya data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data
skunder. Data Primer yaitu data yang diproleh secara langsung atau data yang
diproleh dari sumber pertama, sedangkan data skunder yaitu data yang diproleh
secara tidak langsung. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian
ini, maka peneliti menggunakan beberapa tehnik yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi
tertentu. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk menilai atau mengukur kadar
perilaku, baik kognitif, apektif, maupun psikomotorik.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data atau bukti-bukti
penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan
dengan tujuan mencari data yang berasal dari wawancara dan catatan yang ada
hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.
E. Tehnik Analisa Data
Berapapun banyak data yang terkumpul, tidak akan bermakna sebelum data
tersebut dianalisa dan diolah. Dengan terkumpulnay data maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Tehnik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik Deskriptif Kompratif dan Analisis
Kritis.
1) Tehnik deskriptif kompratif
Tehnik deskriftif kompratif digunakan untuk data kuantitatif, yaitu dengan
membandingkan hasil antara siklus. Analisis ini juga digunakan untuk
menghitung nilai atau skor yang diproleh siswa yaitu besarnya peningkatan
kemampuan dalam berhitung dan mengenal angka. Hasil komparasi tersebut
digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap
siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya.
2) Tehnik analisis kritis
Tehnik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yaitu mencakup
kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru
dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisa tersebut
dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.
F. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan
1) Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan
evaluasi secara menyeluruh. Kriteria yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati melalui keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dan keberhasilan belajar anak
adalah sejauh mana anak paham dan mengerti dengan media kartu angka.
2) Kriteria Keberhasilan
Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran
dalam berhitung dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total jumlah
anak yang mampu mengenal angka dengan menggunakan media kartu angka
diatas 85%. Dan proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah mencapai tujuan
pembelajaran jika jumlah anak yang paham atau mengenal angka ditambah
jumlah anak yang sangat mengenal angka di atas 85%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PER SIKLUS
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal
yang perlu dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2. Membuat Skenario
3. Menyiapkan alat peraga berupa: kartu angka, gambar bunga matahari beragam
jumlah daun dan lambang bilangan 1 – 10.
4. Menyiapkan Papan Flanel
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Berdo’a sebelum belajar
2. Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “
3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk
lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:
1. guru menyanyikan lagu secara utuh
2. guru meminta anak mengikuti lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.
3. Guru meminta anak menyanyikan baris demi baris
Kegiatan pengembangan II (inti)
1. Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang
bilangan 1 – 10
2. Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar
3. Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah
lingkaran, posisi guru duduk di depan murid-murid
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka
2. Guru menyebutkan nama permainan
3. Guru memulai permainan kartu angka dengan mencocokkan jumlah daun bunga
matahari dengan lambang bilangan 1- 10
Kegiatan pengembangan III ( penutup)
1. Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali
2. Pengelolaan kelas: posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa
3. Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing
4. Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin
2. Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10
kali
c) Tahap Pengamatan/Observasi
Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti
antara lain:
1. Kegiatan guru
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ada hal yang masih kurang
dalam penyampaian materi yang disampaikan oleh guru sehingga proses
pembelajaran kurang maksimal, diantaranya:
Pada kegiatan pengembangan 1 (pembuka)
a. guru menyanyikan lagu dengan cepat sehingga murid-murid banyak yang tidak
mampu mengikuti dengan baik,
b. guru tidak menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid-murid kesulitan
dalam menghafal lagu yang disampaikan,
c. dalam menyanyikan lagu, guru tidak membagi kelompok bernyanyi pada anak
sehingga lagu yang dinyanyikan anak tidak serempak,.
Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti)
a. guru tidak menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan
sesuai dengan jumlah murid yang ada
b. guru tidak memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya
sehingga murid-murid masih bingung
Pada kegiatan pengembangan III (penutup)
a. guru tidak menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari
tertiup angin, sehingga dalam menirukan gerakan bunga tertiup matahari tidak
sesuai dengan harapan
2. Aktivitas murid
Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid masih banyak hal yang masih
harus diperbaiki, hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pada kegiatan pembukaan murid-murid masih banyak yang diam, hal ini
dikarenakan guru terlalu cepat melantunkan lagu, dan anak banyak yang tidak bisa
mengikuti lagu karena guru tidak menyanyikan terlebih dahulu baris demi baris
b. Pada kegiatan inti anak-anak berebutan dalam menggunakan alat dan media yang
digunakan karena guru tidak menyiapakal alat bantu sesuai dengan jumlah murid,
c. Pada kegiatan penutup banyak anak tidak bisa melihat dan mendengar dengan
baik apa yang disampaikan oleh guru karena duduk di belakang
3. Prestasi siswa
Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa
dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 1. Hasil pengematan prestasi siswa siklus 1
NO NAMA SISWA
KEMAMPUAN MENGENAL
BILANGAN
* ** ***
1 AMELIA ZAWATA AFNANI
2 ASSYIFA NUR HAFIDAH
3 BENJAMIN ERNEST GURNING
4 BREGAS
5 CHERYL CYNARA CONSTANTINE
6 DARA FEBIYANA SUSANTO
7 DODI PRATAMA PUTRA 8 DERRICK ERVIN VALDIANO
9 FARICH ZAKY ALFIANSHAH
10 FARUQI WILDAN ARDIANSYAH
11 GUSTI ASKIYA NABILA
12 HYANG RANI DEVIKA
13 KHANZA SADIYAH MALIHA
14 KHOFIFAH
15 MUHAMMAD ARYA MAISYAH
16 MUHAMMAD FIQRI ARIFAN
17 MULYA ARYANTO WIBOWO
18 NABILLA HANNA SAFITRI
19 NAUFAL CHAYA ARDANA
20 NAZWA HANNA SAFITRI
21 NOAN RAFA WICAKSONO
22 PUTRI BUNGA RAMADHANI
23 SABINA RAHMA NAYLA
KETERANGAN:
a) * : Belum berkembang (mengenal)
b) ** : mulai berkembang (mengenal)
c) *** : sudah berkembang (mengenal)
Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa anak-anak
yang belum berkembang terdapat 2 orang anak (8,7%), anak-anak yang sudah
mulai berkembang ada 4 anak (17,4%), dan anak yang sudah berkembang atau
sudah mengenal angka ada 17 anak (73,9%). Dari data ini juga dapat ditarik
kesimpulan bahwa perkembangan anak dalam mengenal angka pada siklus
pertama belum mencapai kriteria keberhasilan, karena dikatakan berhasil apabila
mencapai 85%, sehingga perlu dilakukan perbaikan menggunakan siklus kedua.
d) Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa ada
kekurangan dalam kegiatan pembelajaran sehingga perlu dilakukan perbaikan
diantaranya yaitu:
Pada kegiatan pengembangan I (pembuka) :
1. guru sebaiknya menyanyikan lagu dengan santai
2. guru seharusnya menyanyikan lagu baris demi bari agar murid mudah dalam
mengikuti dan menghafal lagu
3. sebaiknya guru harus membagikan kelompok anak dalam bernyanyi sehingga
mudah dilakukan evaluasi dan lagu yang dinyanyikan bisa terdengar serempak
Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti) :
1. guru seharusnya menyiapakan alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan
jumlah murid yang ada guna menghindari murid saling berebut
2. guru sebaiknya mengajak anak untuk mengenal langsung bentuk tanaman bunga
matahari.
Pada kegiatan pengembangan III (kegiatan penutup) :
a. guru seharusnya mengorganisasikan anak yaitu anak harus disuruh berdiri agar
yang berada di belakang dapat memahami dan mendengarkan dengan baik sepeti
halnya murid yang berada di depan
b. guru tidak meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan
Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan masih terdapat kekurangan
dan kesalahan maka selanjutnya digunakan perbaikan proses pembelajaran dengan
menggunakan siklus kedua.
2. Siklus II
a) Tahap Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal
yang perlu dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
2. Membuat Skenario
3. Menyiapkan alat peraga berupa: Kartu Angka, Gambar bunga matahari beragam
jumlah daun, Lambang bilangan 1 – 10
4. Menyiapkan Papan Flanel
b) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)
1. Berdo’a sebelum belajar
2. Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “
3. Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk
lingkaran.
Langkah – langkah perbaikan:
1. Guru menyanyikan baris demi baris
2. guru meminta anak mengikuti lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.
3. guru menyanyikan lagu secara utuh
4. Guru meminta anak menyanyi secara berkelompok
Kegiatan pengembangan II (inti)
1. Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang
bilangan 1 – 10
2. Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar
3. Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah
lingkaran, posisi duduk guru lebih tinggi daripada murid-murid
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru menyiapkan aneka gambar bunga matahari dan kartu gambar sesuai dengan
jumlah murid.
2. Guru mengenalkan pada murid bentuk asli bunga matahari
3. Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka
4. Guru menyebutkan nama permainan
5. Guru memulai permainan mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan
lambang bilangan 1- 10 menggunakan kartu angka
Kegiatan pengembangan III ( penutup)
1. Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali
2. Posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa
3. Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing
4. Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang
5. Salam
Langkah-langkah perbaikan:
1. Guru meminta anak berdiri
2. Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin
3. Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10
kali
4. Guru meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dikerjakan
c) Tahap Pengamatan/Observasi
Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti
antara lain:
1. Kegiatan guru
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa proses
pembelajaran sudah maksimal karena :
a) Guru sudah menyanyikan lagu dengan santai sehingga murid-murid sudah banyak
yang mampu mengikuti dengan baik,
b) guru sudah menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid bisa mengikuti
dan menghafal
c) guru sudah membentuk kelompok bernyanyi pada anak
d) guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan
jumlah murid yang ada
e) guru sudah memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya
f) guru sudah menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari
tertiup angin
g) guru sudah meminta murid untuk menceritakan kembali apa yang sudah
dilaksanakan
2. Aktivitas murid
Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid sudah terjadi peningkatan
karena:
a) Pada kegiatan pembukaan murid-murid sudah banyak yang mengikuti dan
bernyanyi,
b) Pada kegiatan inti anak-anak tidak saling berebut alat lagi karena masing-masing
sudah memiliki media sendiri.
c) Pada kegiatan penutup anak-anak sudah bisa melakukan permainan kartu angka
dan sudah mampu untuk menceritakan apa yang sudah pernah dilakukan.
3. Prestasi siswa
Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi
siswa dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Pengamatan Penilaian konsep mengenal angka
NO NAMA SISWA
KEMAMPUAN MENGENAL
BILANGAN
* ** ***
1 AMELIA ZAWATA AFNANI
2 ASSYIFA NUR HAFIDAH
3 BENJAMIN ERNEST GURNING
4 BREGAS
5 CHERYL CYNARA CONSTANTINE
6 DARA FEBIYANA SUSANTO 7 DODI PRATAMA PUTRA 8 DERRICK ERVIN VALDIANO
9 FARICH ZAKY ALFIANSHAH
10 FARUQI WILDAN ARDIANSYAH
11 GUSTI ASKIYA NABILA
12 HYANG RANI DEVIKA
13 KHANZA SADIYAH MALIHA
14 KHOFIFAH
15 MUHAMMAD ARYA MAISYAH
16 MUHAMMAD FIQRI ARIFAN
17 MULYA ARYANTO WIBOWO
18 NABILLA HANNA SAFITRI
19 NAUFAL CHAYA ARDANA
20 NAZWA HANNA SAFITRI
21 NOAN RAFA WICAKSONO
22 PUTRI BUNGA RAMADHANI
23 SABINA RAHMA NAYLA
KETERANGAN:
a) * : Belum berkembang (mengenal)
b) ** : mulai berkembang (mengenal)
c) *** : sudah berkembang (mengenal)
Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah
dilakukan perbaikan dengan siklus dua terdapat peningkatan pengetahuan
mengenal angka pada anak yaitu: anak yang sudah mengenal angka atau sudah
berkembang ada 21 anak (91,3%) dan 2 anak (8,7%) yang mulai berkembang
yang pada awalnya tidak mengenal angka, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak perlu dilakukan perbaikan lagi dengan siklus berikutnya karena sudah
mencapai kriteria keberhasilan yaitu di atas 85%.
d) Tahap refleksi
Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti dalam
kegiatan pembelajaran siklus 2, terjadi peningkatan pembelajaran pada guru
umumnya dan khusus pada siswa mengalami peningkatan dan memberikan hasil
yang cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari persentase peningkatan
kemampuan anak yaitu dari 73,9%, meningkat menjadi 91,3% anak yang sudah
mengenal angka dan hanya 8,7% anak yang sedang berkembang (mulai mengenal)
Jadi, dapat dijelaskan bahwa menggunakan media kartu angka dalam proses
pembelajaran yang dilakukan di TK Ekadyasa Balikpapan dapat meningkatkan
kemampuan anak usia dini khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal
angka.
B. Pembahasan
Perencanaan pembelajaran menggunakan media kartu angka bergambar
dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di
TK Ekadyasa Balikpapan seperti : menentukan bahan pelajaran dan merumuskan
tujuan, pengelolaan dan pengorganisasian anak, mengembangkan materi media
(alat peraga) pembelajaran, merencanakan skenario kegiatan, merencanakan
pengelolaan kelas dan menyiapkan alat penilaian dapat membantu
mengembangkan dan meningkatkan tingkat kecerdasan anak.
Perencanaan yang dilakukan oleh guru dapat membantu pelaksanaan
pembelajaran dan tindakan kelas, sehingga pembelajaran dapat dilakukan sesuai
dengan sistematika perencanaan. Selain itu perencanaan yang dilakukan dapat
dikategorikan “baik” karena sesuai dengan teori.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu angka
bergambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak
usia dini di TK Ekadyasa Balikpapan sangat menunjang kegiatan pembelajaran.
Pengelolaan interaksi kelas, pemberian penilaian proses dan hasil belajar anak.
Peningkatan kemampuan mengenal angka dengan mengggunakan media
kartu angka pada anak usia dini di TK Ekadyasa Balikpapan setelah dilaksanakan
pembelajaran yaitu dari 23 anak yang ada di TK Ekadyasa Balikpapan 21 anak
sudah mengenal angka/bilangan atau 93% dan hanya 2 anak yang mulai
berkembang atau mengenal angka/bilangan sebanyak 7%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di TK Ekadyasa Balikpapan
dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang
sangat baik bagi perkembangan kemampuan anak.
2. Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci
efektifnya proses belajar mengajar di TK Ekadyasa Balikpapan
B. SARAN
Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan
mengenal anak dan konsep bilangan hendaknya:
1. Guru dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan sesuai
dengan kesenangan anak
2. Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan
emosional dengan anak agar penyampian materi dapat berjalan dengan baik
3. Guru dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum paham
dan belum mengenal angka
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana
Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press
Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta :
Media Kita.
Nurani, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT
Indeks
Tim PKP PG PAUD.2008. Panduan Pemantapan Kemampuan
Profesion.Jakarta : Universitas Terbuka.
Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk.Tangeran :
Universitas Terbuka
Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas
Terbuka