ptk rieri ok

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai sedang mengalami  masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan diman anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang meberikan kesempatan padanya untuk mengetahui dan memahami  pengalaman belajar yang diprolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang dikembangkan di PAUD meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana. Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar

Upload: independent

Post on 11-Nov-2023

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar BelakangAnak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak

usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan

dan perkembangan dalam berbagai sedang mengalami  masa yang cepat dalam

rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk

perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang

dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan

tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan,

pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan

diman anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang meberikan kesempatan

padanya untuk mengetahui dan memahami  pengalaman belajar yang diprolehnya

dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang

berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan

anak.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik PAUD adalah

mampu mengikuti pendidikan selanjutnya dengan kesiapan yang optimal sesuai

dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang

dikembangkan di PAUD meliputi kemampuan bahasa, fisik/motorik, seni dan

kemampuan kognitif. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan

meningkatkan kemampuan berpikir anak. Pada kemampuan kognitif tersebut,

anak diharapkan dapat mengenal konsep sains dan matematika sederhana.

Kegiatan pembelajaran matematika pada anak diorganisir secara terpadu

melalui tema-tema pembelajaran yang paling dekat dengan konteks kehidupan

anak dan pengalaman-pengalaman riil. Guru dapat menggunakan media

permainan dalam pembelajaran yang memungkinkan anak bekerja dan belajar

secara individual, kelompok dan juga klasikal. Penggunaan media pada kegiatan

pembelajaran matematika anak usia dini, khususnya dalam pengenalan konsep

bilangan bertujuan mengembangkan pemahaman anak terhadap bilangan dan

operasi bilangan dengan benda-benda kongkrit sebagai pondasi yang kokoh pada

anak untuk mengembangkan kemampuan matematika pada tahap selanjutnya.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis di lapangan ditemukan

adanya permasalahan dalam kegiatan pengembangan di kelas yaitu rendahnya

kemampuan mengenal konsep bilangan di TK EKADYASA pada Kelompok B.

Pada saat proses pembelajaran peneliti melihat peran guru masih menekankan

pengajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan

memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak.

Kondisi ini ditengarai penyebabnya adalah dalam proses pembelajaran guru

kurang memanfaatkan media pembelajaran dan permainan yang tepat yang dapat

menumbuhkan motivasi belajar anak.

Selain kurangnya media pembelajaran dan permainan yang tepat, hal ini

lebih disebabkan oleh minimnya ruangan kelas yang dimiliki oleh TK

EKADYASA. Sehingga guru merasa kesulitan mencari tempat jika menambahkan

media dan sumber belajar terlalu banyak.

Permasalahan lain yang terjadi di TK EKADYASA adalah metode yang

digunakan oleh guru masih menggunakan metode drill dan praktek-praktek

paper-pencil test. Pada pengembangan kognitif khususnya pada pengenalan

konsep bilangan, guru memberikan perintah kepada anak agar mengambil majalah

dan pensil masing-masing. Selanjutnya guru memberikan contoh kepada anak

untuk menghitung jumlah benda yang terdapat pada majalah dan mengisinya

dengan angka yang sesuai dengan jumlah benda tersebut pada kolom yang telah

disediakan. Setelah anak mengerti, guru menyuruh anak untuk mengerjakannya

sendiri. Hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan anak

dalam mengenal konsep bilangan di TK EKADYASA . Sebagai indikator

rendahnya kemampuan anak di PAUD tersebut, dapat dilihat bahwa dari 25 siswa

kelompok B yang sudah mengenal bilangan hanya 8 siswa (30%), dan sisanya

sebanyak 17 siswa (70%) belum mengenal angka.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di TK EKADYASA, penulis tertarik

untuk meneliti secara langsung pemanfaatan media kartu angka sebagai salah satu

cara meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak PAUD dan dapat

memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di TK EKADYASA. Media ini

dianggap mampu memecahkan masalah diatas karena dalam proses pembelajaran,

alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan

tetapi dapat merangsang siswa untuk merespon dengan baik segala pesan yang

disampaikan.

Penggunaan media pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa

untuk terjadinya proses belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan

penting dalam menunjang kualitas proses belajar mengajar. Media pembelajaran

merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat

mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan

terkendali. Selanjut untuk meneliti masalah di atas, Penulis menggunakan metode

penelitian tindakan kelas dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan

Mengenal Angka Siswa Kelompok B Melalui Media Kartu Angka di TK

EKADYASA”.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya

adalah Sebagai berikut:

Apakah melalui penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan

kemampuan mengenal angka pada Anak Usia Dini di TK EKADYASA

Balikpapan.

Bagaimana penggunaan media kartu dapat meningkatkan kemampuan

mengenal angka pada Anak Usia Dini di TK EKADYASA Balikpapan.

C.    Tujuan PenelitianAdapun  tujuan dari penelitian ini yaitu:

Mengembangkan potensi anak dalam mengenal angka dan merangsang

kemampuan mengidentifikasi jumlah dan simbol angka melalui media kartu

angka.

Untuk mengetahui apakah kemampuan mengenal angka siswa kelompok B

dapat meningkatkan Melalui Media Kartu Angka di TK EKADYASA

BALIKPAPAPAN TAHUN 2015/2016

D.  Manfaat PenelitianPenelitian tindakan kelas yang sederhana ini diharapkan dapat memberikan

manfaat untuk pihak – pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan antara

lain :

Bagi sekolah

Manfaaat penelitian bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu

pendidikan dengan mepenggunaan metode dan media yang tepat dan optimal

sehingga hasilnya bisa dijadikan sebagai contoh untuk sekolah-sekolah yang lain.

  Bagi guru

Manfaat penelitian bagi guru yaitu menambah pengetahuan serta

mengembangkan  kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran

yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga tercipta suasana pembelajaran

yang kreatif dan lebih baik.

Bagi anak

Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan mengenal

angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah angka dan simbolnya

dengan menggunakan media yang menyenangkan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1.    Kemampuan Mengenal Angkaa. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang diperoleh

dalam praktek di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan

teknologi yang tepat dalam rangka peningkatan produktivitas kerja (Tadkirotun,

2012).

Menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang

individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya

totalitas kemampuan dari seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua

perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk menjalankan kegiatan mental.

Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-

tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan bakat-bakat sejenis.

Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan seseorang

dapat menyelesaikan pekerjaannya. Adapun apa yang harus dimiliki oleh

seseorang dalam menghadapi pekerjaannya menurut Mitzberg seperti yang dikutip

Gibson, ada empat kemampuan (kualitas atau skills) yang harus dimiliki oleh

seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai berikut:

1. Keterampilan teknis, adalah kemampuan untuk menggunakan alat-alat,

prosedur dan teknik suatu bidang khusus.

2. Keterampilan manusia, adalah kemampuan untuk bekerja dengan orang

lain, memahami orang lain, memotivasi orang lain, baik sebagai

perorangan maupun sebagai kelompok.

3. Keterampilan konseptual, adalah kemampuan mental untuk

mengkoordinasikan, dan memadukan semua kepentingan serta kegiatan

organisasi.

Menurut Atmosudirdjo (1998:37), kemampuan adalah sebagai sesuatu hal

yang perlu dimiliki oleh setiap individu dalam suatu organisasi. Kemampuan

tersebut terdiri atas tiga jenis kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial,

kemampuan teknik dan kemampuan manajerial.

Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua terminology yang

memiliki makna yang sama, yaitu ada yang memakai istilah abilities dan istilah

skills. Dengan mengacu pada pendapat di atas, juga membedakan jenis

keterampilan/kecakapan yang terdiri atas keterampilan/kecakapan kemanusiaan

(human skills), keterampilan/kecakapan administrasi (administrative skills), dan

keterampilan/kecakapan teknik (technical skills) (Kayvan, Umy.2009).

Menurut Iskandar (2011), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata

dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata

sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa

sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata

sifat/keadaan ditujukan kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat

melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang ada.

b.      Pengertian Angka

Menurut Tadkirotun (2012) angka atau bilangan adalah lambang atau

simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai

contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka (double digits) yaitu

angka 1 dan angka 10). Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Namun demikian, bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti

yang berbeda-beda.

Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (2011:14) anak-anak akan

belajar membedakan arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu:

1. bilangan kardinal menunjukkan kuatitas atau besaran benda dalam sebuah

kelompok.

2. bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh

juara kesatu, dering telepon, ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan

April, dll.

3. bilangan nominal, digunakan untuk member nama benda, contoh: nomor

rumah, kode pos, nomor lantai/ruang di dedung, jam, uang, dll. Bilangan

memiliki beberapa bentuk/ tampilan (representasi) yang saling berkaitan

diantaranya benda nyata, model mainan, ucapan, simbol (angka atau kata).

Nurlaela, (2009:16) mengemukakan bahwa tampilan bilangan yang satu

dengan tampilan bilangan yang lainnya memahami hubungan antar tampilan

bilangan dapat diartikan sebagai contohnya setalah anak mendengarkan soal

(tampilan bahasa lisan), anak bisa menunjukkan dengan media balok (tampilan

model/benda mainan), menggambarkannya (tampilan gambar), lalu anak menulis

jawaban pada kertas (simbol tertulis angka atau kata). Setiap bilangan yang

dilambangkan dalam bentuk angka, sebenarnya merupakan konsep abstrak.

Seperti apa yang dikemukakan oleh Marhijanto (2008:30) bahwa bilangan

adalah banyaknya benda, Jumlah, satuan system matematika yang dapat diunitkan

dan bersifat abstrak. Konsep abstrak iini merupakan hal yang sulit untuk anak

Taman Kanak kanak memahami secara langsung. Sebagaimana yang telah

dikemukakan bahwa konsep bilangan itu bersifat abstrak, maka cenderung sukar

untuk dipahami oleh anak  usia dini dan Taman  Kanak-kanak dimana pemikiran

anak Taman Kanak-kanak berdasarkan pada pengalaman kongkret. Untuk dapat

mengembangkan konsep bilangan pada anak anak Taman Kanak-kanak tidak

dilakuakn dalam jangka waktu pendek, yang harus dilakukan secra bertahap

dalam jangka waktu yang lama, serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk

membantu proses pembalajaran mengenal bilangan.

Wardani IGAK (2008:27) mengungkapkan  bilangan merupakan suatu

konsep tentang bilangan yang terdapat unsur-unsur penting seperti nama, urutan,

bilangan dan Jumlah. Indikator yang berkaitan dengan kemampuan mengenal

konsep bilangan yaitu:

a. counting (berhitung),

b. one-to-one correspondence (koresponden satu-satu),

c. quality (kuantitas),

d. comparison (perbandingan)

e. recognizing and writing numeral (mengenal dan menulis angka).

Anak memiliki kemampuan counting (berhitung) sebelum berusia 3 tahun

bahwa anak mampu menyebutkan urutan bilangan, misalnya satu, dua, tiga,

empat, dan seterusnya. Untuk bisa berhitung anak-anak memulai berhitung dari 1

sampai 9 setelah itu 10 dan seterusnya yaitu bilangan yang terdiri dari 2 angka,

misalnya anak mampu menyebutkan bilangan “sebelas” bukan menyebutkan

“sepuluh satu” dan sebagainya.

2.  Media Kartu Angka Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah,

perantara, dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai perantara

atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat bantu apa saja yang dapatg

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Menurut Purnawati dan Eldarni (2001:4), media merupakan sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan suatu informasi sehingga dapat merangsang

fikiran, persaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi proses belajar.Istilah

media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran, alat bantu

atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat

merangsang anak untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.

Jenis-jenis Media

Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar,

secara umum media itu banyak, ada media elektronik, media gambar dan lain

sebagainya. Media yang dibahas pada  penelitian ini merupakan jenis media yang

secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini. Jenis-jenis media yang

digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya

adalah:

a)      Media Serutan Kayu

b)      Media gambar

c)      Media Kartu Angka 

Manfaat Media

Manfaat media dalam kegiatan pembelajaran tidak lain

adalah mempelancar proses belajar mengajar antara guru dengan siswa, dalam

hal membantu siswa belajar secara, optimal. Tetapi disamping itu ada beberapa

manfaat yang lebih khusus.

Kemp dan Dayton (Martinis Yasmin, 2007:    201) mengidentifikasikan tidak

kurang dari delapan manfaat media dalam pembelajaran , yaitu:

a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik,

c. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi;,

d. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan,

e. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja;,

f. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses

belajar itu sendiri dapat ditingkatkan,

g. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif danproduktif.

Pengertian Kartu Angka

Kartu angka atau alat peraga kartu  adalah alat-alat atau perlengkapan yang

digunakan oleh seorang guru dalam mengajar yang berupa kartu dengan

bertuliskan angka sesuai dengan tema yang diajarkan. Alat peraga kartu adalah

alat bantu bagi anak untuk mengingat pelajaran. Alat peraga kartu huruf dapat

menimbulkan kesan di hati sehingga anak-anak tidak mudah melupakannya.

Sejalan dengan ingatan anak akan alat peraga itu, ia juga diingatkan dengan

pelajaran yang disampaikan guru. Semakin kecil anak, ia semakin perlu

visualisasi/konkret (perlu lebih banyak alat peraga) yang dapat disentuh, dilihat,

dirasakan, dan didengarnya (Nurani, 2012).

Alat peraga kartu adalah alat untuk menjelaskan yang sangat efektif,

misalnya: Untuk menjelaskan usia, ciri khas, karekter atau sifat dari seorang

tokoh. Dengan alat peraga, gambar lebih jelas daripada dijelaskan dengan kata-

kata saja. Sehingga anak dapat menghayati karakter tokoh yang diceritakan. 

Untuk menjelaskan situasi sebuah tempat, misal keadaan sebuah kota, bangunan,

dan sebagainya, dengan gambar akan lebih jelas daripada diceritakan secara lisan

saja  (Nurani, 2012).

Langkah-Langkah Penerapan Kartu Angka Dalam Pembelajaran.

Menurut Tadkirotun(2012) kartu angka merupakan fasilitas penting dalam

pembelajaran di sekolah karena bermanfaat untuk meningkatkan perhatian anak.

Dengan alat peraga kartu, anak diajak secara aktif memperhatikan apa yang

diajarkan guru. Satu hal yang harus diingat, walaupun fasilitas alat peraga kartu

yang dimiliki sekolah sangat minim, tetapi bila penggunaan alat peraga diikuti

dengan metode anak aktif, maka efektifitas pengajaran akan semakin baik. Maka

adapun langkah penerapan penggunaan kartu angka dalam pembelajaran yaitu:

Contoh penerapan untuk anak kelompok A

a. Permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi

berisi sejumlah gambar dan satu sisi bertulis angka.

b. Anak menghitung jumlah gambar pada kartu

c. Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka.

d. Guru memberikan tanggapan positif. Jika anak keliru bantu dia

menghitungnya. Setelah itu anak menghitung kembali tanpa di bantu.

Contoh penerapan untuk anak kelompok B

a. Kartu huruf dikembangkan bentuknya ke keartu angka-huruf. Satu sisi bertulis

angka, satu sisi bertulis huruf

b. Mula-mula anak membaca angka

c. Apabila benar, anak boleh membaca hurufnya.

d. Jika anak mau belajar membaca, permainan dibalik, anak membaca sisi

hurufnya terlebih dahulu baru membuka sisi yang bertulis angka.

B.     Hipotesis Tindakan

         Adapun Hipotesis Tindakan  dari dari penelitian in adalah sebagai berikut :

Dengan menggunakan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan

mengenal angka siswa kelompok B di TK EKADYASA BALIKPAPAN

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) atau disebut

dengan Classroom Action Research. Penelitian ini dilakukan dalam proses

pembelajaran dan peneliti bertindak sebagai guru.

B. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Ekadyasa Balikpapan yang

berlokasi di JL. Penerbangan Sipil No. 8 Kecamatan Balikpapan Selatan,

Kelurahan Sepinggan, Provinsi Kalimantan Timur.

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa TK Ekadyasa Kelompok

B Tahun Ajaran 2015 / 2016. Dengan jumlah siswa 23 anak, dan di lakukan pada

awal bulan oktober tahun 2015.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 siklus yang tiap siklus terdapat

beberapa tahap atau langkah. Adapun tahap-tahap atau langkah tersebut yaitu:

a.       Tahap perencanaan

b.      Tahap pelaksanaan tindakan

c.       Tahap pengamtan dan interpretasi

d.      Tahap analisis dan refleksi

1.      Siklus I

a.    Perencanaan

Pada tahap ini dibuat skenario yang merupakan penjabaran dari tindakan,

sehingga peneliti mudah melaksanakan tindakan atau pembelajaran dengan

harapan penggunaan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan

pada anak, terutama dalam sains dan matematika. Adapun tahap perencanaan

tindakan sebagai berikut :

1.      Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi

dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam prosses pembelajaran

2.      Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

3.      Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan media kartu

angka

4.      Menyusun lembar observasi untuk mencatat situasi belajar mengajar

selama pembelajaran berlangsung

5.      Membuat instrumen penelitian

6.      Menyusun alat evaluasi pembelajaran

7.      Mendesain alat evaluasi

8.      Merencanakan analisa hasil tes

b.    Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sesuai dengan rencana yang

telah dituangkan dalam skenario pembelajaran. Adapun rencana implementasi

tindakan adalah sebagai berikut :

1.      Guru menciptakan kondisi belajar yang lebih baik

2.      Guru menyampaikan dan menyajikan media yang akan digunakan

3.      Guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

c.    Observasi dan Interpretasi

Selama pelaksanaan tindakan diadakan observasi, yang diamati adalah

aktivitas-aktivitas siswa yang tampak selama proses belajar mengajar, dan

semuanya dicatat dalam lembar observasi yang telah disiapkan. Evaluasi hasil

belajar dilakukan pada tiap akhir siklus. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

adalah:

a) Melihat kekurangan dalam proses belajar mengajar serta aktivitas siswa

dalam belajar dengan menggunakan lembar observasi

b) Mengadakan perbaikan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

d.   Analisis dan refleksi

Analisis hasil penelitian dan refleksi dilakukan pada akhir siklus. Pada tahap

ini, peneliti mengkaji pelaksanaan dan hasil yang diproleh dalam pemberian

tindakan kelas pada suatu siklus, dan hasil dari refleksi ini digunakan sebagai

dasar untuk memperbaiki serta menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan

tindakan pada siklus selanjutnya.

2.         Siklus II

Pelaksanaan siklus kedua ini urutannya sama dengan pelaksanaan pada siklus

pertama dan tindakan yang dilakukan pada siklus kedua ini berdasarkan hasil dari

analisis tes pada siklus pertama sehingga dapat dilihat perbedaaan antara siklus

pertama dan siklus kedua apakah ada peningkatan pada penggunaan metode

penelitian. Apabila siklus pertama belum ada peningkatan tindakan maka akan

dilanjutkan pada siklus kedua ataupun siklus selanjutnya.

D. Cara Pengumpulan Data

Dalam penelitian, pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting

dalam suatu penelitian, bahkan merupakan suatu keharusan bagi seorang peneliti.

Pada umumnya data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer dan data

skunder. Data Primer yaitu data yang diproleh secara langsung atau data yang

diproleh dari sumber pertama, sedangkan data skunder yaitu data yang diproleh

secara tidak langsung. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian

ini, maka peneliti menggunakan beberapa tehnik yaitu sebagai berikut :

1.      Observasi

Observasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk

mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi

tertentu. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk menilai atau mengukur kadar

perilaku, baik kognitif, apektif, maupun psikomotorik.

2.      Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu tehnik pengumpulan data atau bukti-bukti

penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan

dengan tujuan mencari data yang berasal dari wawancara dan catatan yang ada

hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.

E.   Tehnik Analisa Data

Berapapun banyak data yang terkumpul, tidak akan bermakna sebelum data

tersebut dianalisa dan diolah. Dengan terkumpulnay data maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Tehnik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik Deskriptif Kompratif dan Analisis

Kritis.

1)      Tehnik deskriptif kompratif

Tehnik deskriftif kompratif digunakan untuk data kuantitatif, yaitu dengan

membandingkan hasil antara siklus. Analisis ini juga digunakan untuk

menghitung nilai atau skor yang diproleh siswa yaitu besarnya peningkatan

kemampuan dalam berhitung dan mengenal angka. Hasil komparasi tersebut

digunakan untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap

siklus. Indikator yang belum tercapai diperbaiki pada siklus berikutnya.

2)      Tehnik analisis kritis

Tehnik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yaitu mencakup

kegiatan untuk mengungkapkan  kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru

dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisa tersebut

dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.

F.  Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan

1)        Indikator Kinerja

Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan

evaluasi secara menyeluruh. Kriteria yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati melalui keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dan keberhasilan belajar anak

adalah sejauh mana anak paham dan mengerti dengan media kartu angka.

2)      Kriteria Keberhasilan

Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran

dalam berhitung dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total jumlah

anak yang mampu mengenal angka dengan menggunakan media kartu angka

diatas 85%. Dan proses perbaikan pembelajaran dinyatakan telah mencapai tujuan

pembelajaran jika jumlah anak yang paham atau mengenal angka ditambah

jumlah anak yang sangat mengenal angka di atas 85%.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PER SIKLUS

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal

yang perlu dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)

2.      Membuat Skenario

3.      Menyiapkan alat peraga berupa: kartu angka, gambar bunga matahari beragam

jumlah daun dan lambang bilangan 1 – 10.

4.      Menyiapkan Papan Flanel

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)

1.      Berdo’a sebelum belajar

2.      Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “

3.      Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk

lingkaran.

Langkah – langkah perbaikan:

1.      guru menyanyikan lagu secara utuh

2.      guru meminta anak mengikuti  lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.

3.      Guru meminta anak menyanyikan baris demi baris

Kegiatan pengembangan II (inti)

1.      Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang

bilangan 1 – 10

2.      Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar

3.      Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah

lingkaran, posisi guru duduk di depan  murid-murid

Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka

2.      Guru menyebutkan nama permainan

3.      Guru memulai permainan kartu angka dengan mencocokkan jumlah daun bunga

matahari dengan lambang bilangan 1- 10

Kegiatan pengembangan III ( penutup)

1.      Judul  kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali

2.      Pengelolaan kelas: posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa

3.      Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing

4.      Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang

Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin

2.      Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10

kali

c) Tahap Pengamatan/Observasi

Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti

antara lain:

1.      Kegiatan guru

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ada hal yang masih kurang

dalam penyampaian materi yang disampaikan oleh guru sehingga proses

pembelajaran kurang maksimal, diantaranya:

Pada kegiatan pengembangan 1 (pembuka)

a.       guru menyanyikan lagu dengan cepat sehingga murid-murid banyak yang tidak

mampu mengikuti dengan baik,

b.      guru tidak menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid-murid kesulitan

dalam menghafal lagu yang disampaikan,

c.       dalam menyanyikan lagu, guru tidak membagi kelompok bernyanyi pada anak

sehingga lagu yang dinyanyikan anak tidak serempak,.

Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti)

a.       guru tidak menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan

sesuai dengan jumlah murid yang ada

b.      guru tidak memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya

sehingga murid-murid masih bingung

Pada kegiatan pengembangan III (penutup)

a.       guru tidak menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari

tertiup angin, sehingga dalam menirukan gerakan bunga tertiup matahari tidak

sesuai dengan harapan

2.      Aktivitas murid

Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid masih banyak hal yang masih

harus diperbaiki, hal-hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a.       Pada kegiatan pembukaan murid-murid masih banyak yang diam, hal ini

dikarenakan guru terlalu cepat melantunkan lagu, dan anak banyak yang tidak bisa

mengikuti lagu karena guru tidak menyanyikan terlebih dahulu baris demi baris

b.      Pada kegiatan inti anak-anak berebutan dalam menggunakan alat dan media yang

digunakan karena guru tidak menyiapakal alat bantu sesuai dengan jumlah murid,

c.       Pada kegiatan penutup banyak anak tidak bisa melihat dan mendengar dengan

baik apa yang disampaikan oleh guru karena duduk di belakang

3.      Prestasi siswa

Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi siswa

dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 1.  Hasil pengematan prestasi siswa siklus 1

NO NAMA SISWA

KEMAMPUAN MENGENAL

BILANGAN

* ** ***

1 AMELIA ZAWATA AFNANI    

2 ASSYIFA NUR HAFIDAH

3 BENJAMIN ERNEST GURNING    

4 BREGAS

5 CHERYL CYNARA CONSTANTINE

6 DARA FEBIYANA SUSANTO    

7 DODI PRATAMA PUTRA     8 DERRICK ERVIN VALDIANO    

9 FARICH ZAKY ALFIANSHAH    

10 FARUQI WILDAN ARDIANSYAH

11 GUSTI ASKIYA NABILA    

12 HYANG RANI DEVIKA

13 KHANZA SADIYAH MALIHA

14 KHOFIFAH

15 MUHAMMAD ARYA MAISYAH

16 MUHAMMAD FIQRI ARIFAN

17 MULYA ARYANTO WIBOWO    

18 NABILLA HANNA SAFITRI

19 NAUFAL CHAYA ARDANA

20 NAZWA HANNA SAFITRI

21 NOAN RAFA WICAKSONO

22 PUTRI BUNGA RAMADHANI

23 SABINA RAHMA NAYLA    

KETERANGAN:

a)                       *          : Belum berkembang (mengenal)

b)                      **        : mulai berkembang (mengenal)

c)                       ***      : sudah berkembang (mengenal)

Dari data yang tertera pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa anak-anak

yang belum berkembang terdapat 2 orang anak (8,7%), anak-anak yang sudah

mulai berkembang ada 4 anak (17,4%), dan anak yang sudah berkembang atau

sudah mengenal angka ada 17 anak (73,9%). Dari data ini juga dapat ditarik

kesimpulan bahwa perkembangan anak dalam mengenal angka pada siklus

pertama belum mencapai kriteria keberhasilan, karena dikatakan berhasil apabila

mencapai 85%, sehingga perlu dilakukan perbaikan menggunakan siklus kedua.

d)            Tahap refleksi

Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti bahwa ada

kekurangan dalam kegiatan pembelajaran sehingga perlu dilakukan perbaikan

diantaranya yaitu:

Pada kegiatan pengembangan I (pembuka) :

1.      guru sebaiknya menyanyikan lagu dengan santai

2.      guru seharusnya menyanyikan lagu baris demi bari agar murid mudah dalam

mengikuti dan menghafal lagu

3.      sebaiknya guru harus membagikan kelompok anak dalam bernyanyi sehingga

mudah dilakukan evaluasi dan lagu yang dinyanyikan bisa terdengar serempak

Pada kegiatan pengembangan II (kegiatan inti) :

1.      guru seharusnya menyiapakan alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan

jumlah murid yang ada guna menghindari murid saling berebut

2.      guru sebaiknya mengajak anak untuk mengenal langsung bentuk tanaman bunga

matahari.

Pada kegiatan pengembangan III (kegiatan penutup) :

a.       guru seharusnya mengorganisasikan anak yaitu anak harus disuruh berdiri agar

yang berada di belakang dapat memahami dan mendengarkan dengan baik sepeti

halnya  murid yang berada di depan

b.      guru tidak meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dilaksanakan

Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan masih terdapat kekurangan

dan kesalahan maka selanjutnya digunakan perbaikan proses pembelajaran dengan

menggunakan siklus kedua.

2.   Siklus II

a)      Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), ada beberapa hal

yang perlu dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)

2.      Membuat Skenario

3.      Menyiapkan alat peraga berupa: Kartu Angka, Gambar bunga matahari beragam

jumlah daun, Lambang bilangan 1 – 10

4.      Menyiapkan Papan Flanel

b)        Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)

1.      Berdo’a sebelum belajar

2.      Judul kegiatan menyanyi bersama lagu “1, 2, 3, “

3.      Penataan ruang diubah sehingga terdapat area kosong untuk membentuk

lingkaran.

Langkah – langkah perbaikan:

1.      Guru menyanyikan baris demi baris

2.      guru meminta anak mengikuti  lagu 1, 2, 3 didahului oleh guru.

3.      guru menyanyikan lagu secara utuh

4.      Guru meminta anak menyanyi secara berkelompok

Kegiatan pengembangan II (inti)

1.      Judul kegiatan : mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan lambang

bilangan 1 – 10

2.      Penataan ruangan diubah sehingga terdapat area kosong dengan karpet/tikar

3.      Pengorganisasian anak : anak-anak berdiri dilantai dengan formasi setengah

lingkaran, posisi duduk guru lebih tinggi daripada murid-murid

Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru menyiapkan aneka gambar bunga matahari dan kartu gambar sesuai dengan

jumlah murid.

2.      Guru mengenalkan pada murid bentuk asli bunga matahari

3.      Guru menjelaskan aturan – aturan dan cara menggunakan kartu angka

4.      Guru menyebutkan nama permainan

5.      Guru memulai permainan mencocokkan jumlah daun bunga matahari dengan

lambang bilangan 1- 10 menggunakan kartu angka

Kegiatan pengembangan III ( penutup)

1.      Judul kegiatan : meniru lambaian bunga matahari tertiup angin 10 kali

2.      Posisi kursi dan meja anak diatur seperti biasa

3.      Pengorganisasian : anak-anak berdiri di samping meja masing-masing

4.      Berdo’a setelah belajar/sebelum pulang

5.      Salam

Langkah-langkah perbaikan:

1.      Guru meminta anak berdiri

2.      Guru memberi contoh daun yang melambai ditiup angin

3.      Guru meminta anak meniru daun bunga matahari yang melambai ditiup angin 10

kali

4.      Guru meminta anak menceritakan kembali apa yang sudah dikerjakan

c)             Tahap Pengamatan/Observasi

Hasil observasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan oleh peneliti

antara lain:

1.      Kegiatan guru

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti  bahwa proses

pembelajaran sudah maksimal karena :

a)      Guru sudah menyanyikan lagu dengan santai sehingga murid-murid sudah banyak

yang mampu mengikuti dengan baik,

b)      guru sudah  menyanyikan lagu baris demi baris sehingga murid bisa mengikuti

dan menghafal

c)      guru sudah membentuk  kelompok bernyanyi pada anak

d)     guru sudah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan sesuai dengan

jumlah murid yang ada

e)      guru sudah memperkenalkan bentuk tanaman bunga matahari yang sebernarnya

f)       guru sudah menyuruh murid untuk berdiri dalam meniru gerakan bunga matahari

tertiup angin

g)      guru sudah meminta murid untuk menceritakan kembali apa yang sudah

dilaksanakan

2.      Aktivitas murid

Dari hasil pengamatan tentang kegiatan murid sudah terjadi peningkatan

karena:

a)      Pada kegiatan pembukaan murid-murid sudah banyak yang mengikuti dan

bernyanyi,

b)      Pada kegiatan inti anak-anak tidak saling berebut alat lagi karena masing-masing

sudah memiliki media sendiri.

c)      Pada kegiatan penutup anak-anak sudah bisa melakukan permainan kartu angka

dan sudah mampu untuk menceritakan apa yang sudah pernah dilakukan.

3.      Prestasi siswa

Hasil pengamatan yang sudah dilaksanakan oleh peneliti tentang prestasi

siswa dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

 Tabel 2. Hasil Pengamatan Penilaian konsep mengenal angka

NO NAMA SISWA

KEMAMPUAN MENGENAL

BILANGAN

* ** ***

1 AMELIA ZAWATA AFNANI

2 ASSYIFA NUR HAFIDAH

3 BENJAMIN ERNEST GURNING    

4 BREGAS

5 CHERYL CYNARA CONSTANTINE

6 DARA FEBIYANA SUSANTO 7 DODI PRATAMA PUTRA     8 DERRICK ERVIN VALDIANO    

9 FARICH ZAKY ALFIANSHAH    

10 FARUQI WILDAN ARDIANSYAH

11 GUSTI ASKIYA NABILA    

12 HYANG RANI DEVIKA

13 KHANZA SADIYAH MALIHA

14 KHOFIFAH

15 MUHAMMAD ARYA MAISYAH

16 MUHAMMAD FIQRI ARIFAN

17 MULYA ARYANTO WIBOWO    

18 NABILLA HANNA SAFITRI

19 NAUFAL CHAYA ARDANA

20 NAZWA HANNA SAFITRI

21 NOAN RAFA WICAKSONO

22 PUTRI BUNGA RAMADHANI

23 SABINA RAHMA NAYLA    

KETERANGAN:

a)      *          : Belum berkembang (mengenal)

b)     **        : mulai berkembang (mengenal)

c)      ***      : sudah berkembang (mengenal)

Dari data  yang tertera  pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa setelah

dilakukan perbaikan dengan siklus dua terdapat peningkatan pengetahuan

mengenal angka pada anak yaitu: anak yang sudah mengenal angka atau sudah

berkembang ada 21 anak (91,3%) dan 2 anak (8,7%) yang mulai berkembang

yang pada awalnya tidak mengenal angka, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak perlu dilakukan perbaikan lagi dengan siklus berikutnya karena sudah

mencapai kriteria keberhasilan yaitu di atas 85%.

d)     Tahap refleksi

Dari kajian dan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti dalam

kegiatan pembelajaran siklus 2, terjadi peningkatan pembelajaran pada guru

umumnya dan khusus pada siswa mengalami peningkatan dan memberikan hasil

yang cukup memuaskan, hal ini dapat dilihat dari persentase peningkatan

kemampuan anak yaitu  dari 73,9%, meningkat menjadi 91,3% anak yang sudah

mengenal angka dan hanya 8,7% anak yang sedang berkembang (mulai mengenal)

Jadi, dapat dijelaskan bahwa menggunakan media kartu angka dalam proses

pembelajaran yang dilakukan di TK Ekadyasa Balikpapan dapat meningkatkan

kemampuan anak usia dini khususnya dalam meningkatkan kemampuan mengenal

angka.

B.     Pembahasan

Perencanaan pembelajaran menggunakan media kartu angka bergambar

dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak usia dini di

TK Ekadyasa Balikpapan seperti : menentukan bahan pelajaran dan merumuskan

tujuan, pengelolaan dan pengorganisasian anak, mengembangkan materi media

(alat peraga) pembelajaran, merencanakan skenario kegiatan, merencanakan

pengelolaan kelas dan menyiapkan alat penilaian dapat membantu

mengembangkan dan meningkatkan tingkat kecerdasan anak.

Perencanaan yang dilakukan oleh guru dapat membantu pelaksanaan

pembelajaran dan tindakan kelas, sehingga pembelajaran dapat dilakukan sesuai

dengan sistematika perencanaan. Selain itu perencanaan yang dilakukan dapat

dikategorikan “baik” karena sesuai dengan teori.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu angka

bergambar dalam meningkatkan kemampuan mengenal angka/bilangan pada anak

usia dini di TK Ekadyasa Balikpapan sangat menunjang kegiatan pembelajaran.

Pengelolaan interaksi kelas, pemberian penilaian proses dan hasil belajar anak.

Peningkatan kemampuan mengenal angka dengan mengggunakan media

kartu angka pada anak usia dini di TK Ekadyasa Balikpapan setelah dilaksanakan

pembelajaran yaitu dari 23 anak yang ada di TK Ekadyasa Balikpapan 21 anak

sudah mengenal angka/bilangan atau  93% dan hanya 2 anak yang mulai

berkembang atau  mengenal angka/bilangan sebanyak 7%.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

bahwa:

1.      Penggunaaan media kartu angka yang diterapkan di TK Ekadyasa Balikpapan

dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka serta memberikan hasil yang

sangat baik bagi perkembangan kemampuan anak.

2.      Metode serta prilaku guru dalam menyampaikan materi merupakan kunci

efektifnya proses belajar mengajar di TK Ekadyasa Balikpapan

B.     SARAN

Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan

mengenal anak dan konsep bilangan hendaknya:

1.      Guru dapat menggunakan media kartu angka yang bergambar unik dan sesuai

dengan kesenangan anak

2.      Guru dapat menggunakan pencampuran metode seperti metode pendekatan

emosional dengan anak agar penyampian materi dapat berjalan dengan baik

3.      Guru dapat meningkatkan latihan dan bimbingan bagi anak yang belum paham

dan belum mengenal angka

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’ruf. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : Laksana

Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta

Iskandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP Press

Kayvan, Umy.2009. Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Jakarta :

Media Kita.

Nurani, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT

Indeks

Tim PKP PG PAUD.2008. Panduan Pemantapan  Kemampuan

Profesion.Jakarta : Universitas Terbuka.

Tadkirotun, Mudfiroh. 2012. Pengembangan Kecerdasan Majemuk.Tangeran :

Universitas Terbuka

Wardani IGAK, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas

Terbuka