proposal riset

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada saat ini telah merambah berbagai macam bidang. Merubah cara pandang kita, budaya kerja kita dan berbagai macam kebiasaan kita, semisal jika dulu kita akan berbelanja harus datang ke pasar atau mall, maka saat ini kita sudah sangat akrab dengan belanja online dalam istilah IT nya dinamakan e-commerce sehingga untuk berbelanja maka tak perlu kemana-mana karena barang akan dihantarkan langsung ke depan pintu rumah kita. Jika pada zaman dahulu kita sering berkirim surat dengan sahabat kita yang berada pada negara lain, dan tentu saja ini memakan waktu, biaya dan tenaga maka saat ini kita telah akrab dengan surel (surat elektronik atau e-mail) sehingga pesan kita akan tersampaikan bukan lagi pada hitungan hari/minggu, tapi hanya dalam hitungan detik dan tidak akan salah alamat. Jika pada masa-masa sebelumnya kita kenal KTP sebagai kartu identitas kita, maka pemerintah hari ini telah menggalakkan penggunaan e-ktp untuk mendata masyarakat dalam satu database. 1

Upload: independent

Post on 19-Jan-2023

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada saat ini

telah merambah berbagai macam bidang. Merubah cara pandang

kita, budaya kerja kita dan berbagai macam kebiasaan kita,

semisal jika dulu kita akan berbelanja harus datang ke pasar

atau mall, maka saat ini kita sudah sangat akrab dengan

belanja online dalam istilah IT nya dinamakan e-commerce

sehingga untuk berbelanja maka tak perlu kemana-mana karena

barang akan dihantarkan langsung ke depan pintu rumah kita.

Jika pada zaman dahulu kita sering berkirim surat dengan

sahabat kita yang berada pada negara lain, dan tentu saja ini

memakan waktu, biaya dan tenaga maka saat ini kita telah akrab

dengan surel (surat elektronik atau e-mail) sehingga pesan

kita akan tersampaikan bukan lagi pada hitungan hari/minggu,

tapi hanya dalam hitungan detik dan tidak akan salah alamat.

Jika pada masa-masa sebelumnya kita kenal KTP sebagai kartu

identitas kita, maka pemerintah hari ini telah menggalakkan

penggunaan e-ktp untuk mendata masyarakat dalam satu database.

1

Ini adalah sekelumit contoh bagaimana penggunaan teknologi

telah berpengaruh dalam sisi kehidupan kita, tak terkecuali

dalam dunia pendidikan. Kelas-kelas konvensional dimana

seorang guru harus bertatap muka untuk pembelajaran dengan

peserta didik adalah model klasik, saat ini pembelajaran pun

dapat dilakukan dengan jarak jauh, begitupun dengan

menghantarkan bahan ajar, media ajar, bahkan evaluasi dapat

dilakukan oleh guru dalam waktu yang singkat dan menyebar ke

segala arah. Partisipasi aktif peserta didik pun diberikan

kesempatan seluas-luasnya untuk bertanya, berdiskusi, menjawab

pertanyaan, sampai dengan menggali sendiri informasi sebanyak-

banyaknya informasi dilanjutkan dengan mengkonstruksi

pengetahuannya sehingga bertambahlah pengalaman belajar dan

mengikat makna, sampai disini harapannya tujuan dan esensi

pembelajaran yang sesungguhnya akan didapatkan. Hal inilah

yang dinamakan e-learning.

Sumber dari wikipedia E-Learning adalah pembelajaran jarak

jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer,

jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan

pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka

masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti

2

pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula

dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang

bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.

Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan

secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet,

distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun

termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi

belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan

melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan

CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

dalam bukunya yang berjudul “The E-Learning Question and Answer

Book”, Penerbit Amacom Publishing tahun 2003. Allan Henderson

memaparkan bahwa perusahaan-perusahaan di Amerika dapat

menghemat 50 – 70 % untuk biaya training dengan e-learning

dibandingkan dengan metode konvensional (laporan Training

Magazine). Dilanjutkan dengan laporan bahwa IBM berhasil

membukukan keuntungan sebesar $375 juta dalam penggunaan e-

learning pada tahun 2001. Sementara Hawlet Packard salah satu

perusahaan elektronik terbesar di dunia pun berhasil mencatat

keuntungan $5,5 juta karena mengubah pola training

konvensional menjadi e-learning untuk karyawan-karyawannya.

3

Contoh-contoh inilah yang menjadi bukti bahwa dalam

penerapannya e-learning ternyata mampu menekan biaya menjadi

sangat kecil karena dalam e-learning semua sumber/media

belajar berbasis digital/paperless (tanpa biaya cetak), komunikasi

dan transportasi pun dapat dihemat karena pembelajaran pun

dapat dilakukan jarak jauh serta lebih interaktif.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang berperan

penting sebagai garda terdepan dalam mencerdaskan masyarakat

dan putra putri bangsa, menggunakan media e-learning ini

sebagai daya dukung untuk pengembangan kompetensi dan

pengetahuan akan mempercepat tujuan pembelajaran dan

penyerapan materi sehingga berdampak positif untuk lembaga

pada khususnya dan segenap masyarakat Indonesia pada umumnya.

SMAN Rancakalong berperan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang Teknologi Informasi. Selama

ini semua proses pembelajaran di SMAN Rancakalong masih

bersifat konvensional, dengan kata lain bahwa proses belajar

mengajar antara siswa dengan guru hanya dapat dilakukan dengan

syarat terjadinya pertemuan antara siswa dengan guru di dalam

kelas. Jika pertemuan antara siswa dengan guru tidak terjadi

4

maka secara otomatis proses pembelajaran pun tidak dapat

dilaksanakan.

Selain itu proses transfer ilmu pengetahuan hampir

sepenuhnya dilakukan di dalam kelas yang menyebabkan transfer

ilmu pengetahuan bisa terlambat jika pertemuan tidak terjadi.

Keadaan seperti ini sangat jelas dapat menghambat proses

pembelajaran di SMAN Rancakalong yang dapat berakibat

berkurangnya pemahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran.

Di sisi lain SMAN Rancakalong belum mempunyai suatu

sarana untuk mengelola dan memudahkan dalam penyebaran

artikel, makalah, maupun ilmu pengetahuan lain khususnya di

bidang TI yang ditujukan untuk memberikan pendidikan gratis

bagi masyarakat umum. Maka perlu dibuat suatu aplikasi e-

Learning berbasis web yang dapat diakses kapan saja dan dimana

saja sehingga mendukung proses pendidikan di SMAN Rancakalong

serta mempermudah dalam penyebaran ilmu pengetahuan kepada

masyarakat umum.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Melihat latar belakang masalah tersebut, serta membaca

dokumentasi dan referensi seputar pembuatan, penerapan dan

5

pengembangan aplikasi e-Learning, maka dapat dirumuskan

beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a. Bagaimana merancang suatu aplikasi e - Learning di SMAN

Rancakalong berbasis web menggunakan perangkat lunak

Macromedia Dreamweaver 8 ?

b. Bagaimana menerapkan aplikasi e-Learning di SMAN

Rancakalong sehingga mampu mendukung kegiatan belajar

mengajar ?

c. Bagaimana metode penyampaian E-learning di SMA

Rancakalong ?

1.3 TUJUAN MASALAH

Tujuan

Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk merancang

aplikasi E-learning yang berbasiskan web pada SMAN Rancakalong

untuk meminimalisir kesulitan para siswa, dan guru dalam KBM.

6

Manfaat

1. Dapat memudahkan para siswa untuk memperoleh materi.

2. Memudahkan para guru untuk dapat mendistribusikan

materi

3. Memudahkan pihak sekolah memberikan suatu pengumuman

1.4 PEMBENTUKAN MODEL

Dalam membangun sebuah sistem diperlukan suatu pemodelan.

Dan model yang cocok untuk e-learning di indonesia adalah

Metode pengembangan sistem SDLC (System development life

cycle) Oleh karena itu penulis menganggap model ini sangat

cocok dalam melakuakan penelitian ini, karena model ini dapat

membangun sistem dan memberikannya kepada pengguna melalui

tahapan perencanaan, analisa, perancangan dan implementasi

dengan cara memahami dan menyeleksi keadaan dan proses yang

dilakukan pengguna untuk dapat mendukung kebutuhan pengguna

dari sebuah sistem e-learning di SMA Rancakalong metode

analisis dan metode perancangan :

1. Metode Analisis

Pengamatan : melakukan pengawasan terhadap kegiatan sekolah

yang berhubungan dengan pembuatan aplikasi E-learning.

7

Wawancara : melakukan tanya jawab, meminta keterangan atau

pendapat mengenai aplikasi E-learning kepada warga sekolah.

Kuesioner : membuat alat riset atau survey yang

terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis.

Studi Pustaka : melakukan penelitian melalui buku-buku yang

memuat berbagai macam materi tentang aplikasi E-learning.

2. Metode Perancangan menggunakan metode perancangan

berbasis object oriented melalui tahapan :

a. Pembuatan Unified Modelling Language (UML)

b. Pembuatan rancangan basis data

c. Pembuatan rancangan layar.

1.5 KONTRIBUSI PENELITIAN

Hasil yang diperoleh dalam peneltian ini diharapkan dapat

digunakan, antara lain :

1. Untuk memajukan dan mengembangkan e-learning dalam proses

pembelajaran di sekolah SMAN Rancakalong.

2. Melakukan modern terhadap pembelajaran dengan menerapkan

e-learning yang melibatkan siswa dan guru.

3. Menjangkau guru dan siswa dalam cakupan yang luas. Dengan

fleksibilitas waktu dan tempat, maka guru dan siswa

8

dapat melakukan kegiatan pembelajaran elektronik semakin

lebih banyak atau meluas.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistem pembahasan yang dimaksud merupakan susunan

penelitian secara singkat, yang dimaksudkan agar apa yang

dibahas dapat dimengerti secara jelas dan benar. Adapun

susunan pembahasan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, pembentukan model, kontribusi

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab ini berisi tentang penjelasan e-learning, dan hal-hal

yang berhubungan dan membantu dalam penyelesaian penulisan ini

yang terdiri dari definisi umum, komponen-komponen yang harus

diterapkan dalam e-learning di sekolah SMAN Rancakalong,

9

penerapan metode analisis dan Metode Perancangan menggunakan

metode perancangan berbasis object oriented kendala-kendala

yang ada serta solusi dalam penerapan di sekolah SMAN

Rancakalong.

BAB III METODOLOGI PENGEMBANGAN MODEL

Dalam bab ini dibahas tentang objek penelitian, metodelogi

pengembangan model seecara kematik, uraian rinci metodelogi

pengembangan model, langkah langkah pengembangan model,

rencana model dan jadwal penelitian.

BAB IV PENGEMBANGAN MODEL

Pada bab ini diterangkan tentang pendefinisian sistem model,

aspek struktur, pada aspek struktur terdapat perilaku sistem,

performansi sistem, lingkungan sistem dan formulasi model yang

di kembangkan dan diterapkan dalam e-learning. Kemudian

menjelaskan tentang analisis model dan validasi model

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang hasil akhir berupa kesimpulan

hasil penulisan serta saran.

1.7 KEGUNAAN MODEL

10

Dengan menggunakan model atau metode yang di jelaskan pada

penjelasan sebelumnya, model tersebut memudahkan penulis untuk

merepresentasikan dan mengimplementasi suatu sistem dimana

sistem ini dapat berguna bagi pengguna e-leaning di sekolah

SMAN Rancakalong sehingga dapat Mempermudah penyempurnaan dan

penyimpanan materi pembelajaran. Fasilitas yang tersedia dalam

teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus

berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan

belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau

pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan

materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

1.2 PENGERTIAN SISTEM YANG MENDUKUNG E-LEARNING

E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning,

merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang

menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem

pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi

logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Beberapa ahli mencoba menguraikan pengertian e-learning

menurut versinya masing-masing, diantaranya :

Jaya Kumar C. Koran (2002)

e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran

yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau

internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau

bimbingan.

Dong (dalam Kamarga, 2002)

e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui

perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar

yang sesuai dengan kebutuhannya.

12

Rosenberg (2001)

menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan

teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

Darin E. Hartley [Hartley, 2001]

eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan

menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan

komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary,

2001]

eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan

aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan

media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang

dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal

maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah

13

pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes

yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah

disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan

pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat

interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada

karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh

universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan

konsultan) yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-

learning untuk umum.

E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan

interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana

mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi

dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program,

pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas

(biasanya tanpa memungut biaya).

Peranan Sistus Web

Sebelumnya penyebaran informasi lebih banyak dilakukan melalui

media cetak (surat kabar, majalah, buku, atau brosur). Proses

14

ini dapat memakan waktu cukup lama, bahkan hingga berhari-hari.

Belum lagi ditambah dengan waktu pengiriman yang sangat

tergantung pada lokasi yang dituju. Kehadiran web menjadikan

internet mengalami banyak sekali perubahan. Dengan menggunakan

format HTML (Hypertext Markup Language), sebuah dokumen dapat

memuat teks dan gambar sekaligus. Bahkan dengan perkembangan

HTML, dokumen dalam bentuk multimedia (perpaduan grafik,

animasi, suara, dan video) mampu ditampilkan. Internet tidak

hanya tempat orang berkomunikasi, tetapi juga menjadi tempat

orang mendapatkan berita, informasi, dan pengetahuan. Di negara

yang maju, ada yang menggunakan internet sebagai sambungan

untuk video. Dengan demikian, informasi yang tersedia di

internet akan menjadi daya tarik bagi semua orang.

Web Server

Suatu aplikasi yang jalan pada suatu situs web dan bertanggung

jawab untuk merespon permintaan file dari web browser. Dalam

melakukan permintaan suatu halaman pada suatu situs web,

browser melakukan koneksi ke suatu server dengan protokol HTTP.

Server akan menanggapi koneksi tersebut dengan mengirimkan isi

file yang diminta dan memutuskan koneksi tersebut. Web Browser

kemudian memformat informasi yang didapat dari server. Pada

15

bagian server, browser yang berbeda dapat melakukan koneksi

pada server yang sama untuk memperoleh informasi yang sama.

Dalam memberikan halaman yang diminta web server dapat

melakukan kerja sama dengan server lain seperti Aplikasi

Server.

Web Browser

Software yang dijalankan pada komputer pengguna (client) yang

meminta informasi dari server web dan menampilkannya sesuai

dengan file data itu sendiri. Tugas utama dari web browser

adalah mendapatkan dokumen dari web lalu memformat dokumen

tersebut bagi pengguna. Untuk mendapatkan halaman tersebut,

harus diberikan alamat dari dokumen tersebut.

Electronic Learning

Sistem Pembelajaran Elektronik atau E - Pembelajaran

(Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru

dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan

konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau

16

murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk

menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung.

2.2 SPESIFIK YANG BERHUBUNGAN DENGAN MODEL SECARA YANG SUDAH

ADA DALAM MASALAH YANG DITELITI

E-learning dalam bidang IT sudah banyak yang menerapkan

sisitem ini dari sumber ilmu komputer yang ada kebanyakan

tujuan dari penerapan sistem ini in ialah Menghemat biaya

pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-

buku), Mengurangi biaya perjalanan, Melatih pembelajar lebih

mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Contoh E-

learning yang diterapkan oleh ilmukompuer.com

17

konsep e-lerning IlmuKomputer.com

konsep e-learning yang banyak sudah diterapkan di indonesia

Melakukan Survey, Menyusun Agenda Umum, Rencana ke Depan, dan Mulai Mengelola Situs e-Learning

Konsep dan agenda program yang tidak tersusun dengan baik dan jelas, cenderung asal jadi dan keberlanjutan program tidak mendapatkan porsi penting.

Menyajikan Tema dan Materi Terpadu dan Komprehensif,

Pendesainan web dan pengelolaannya tidak dikerjakansecara profesional.

Materi Dibuat Semenarik Mungkinmengenalkan Situs e-learning ke BerbagaiKomunitas Yang Berhubungan, Daftarkan ke Search Engine Dunia maupun Indonesia

Tidak dilakukan update yang kontinyu, padahal ini adalah nyawa dari sebuah situs e-Learning. Tanpa konsistensi update, situs akan ditinggal pengguna/pembaca.

Manajemen Yang Baik Terhadap SDM (Penulis, Pengelola)dan Pembaca

Para penulis dan juga pengelolatidak termotivasi untuk berkontribusi lebih lanjut, dikarenakan tidak ada penghargaan, income atau side effect dari keaktifan mengelola dan menulis

Perbandingan e-learning Ilmukompurer.com dengan e-learning

yang sudah banyak diterapkan di indonesia

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

Ketertarikan terhadap e-learning pada bidang pendidikaan

membuat penulis akan menerapkan bagaimana e-learning yang baik

menurut landasi konsep yang dibahahas oleh IlmuKomputer.com

dimana konsep ini bertujuan untuk pengelola selalu produktif.

Selalu Menjaga hubungan dengan pembaca dan penguna situs kita

bisa dilakukan dengan adanya forum diskusi, milis, buku tamu,

18

dsb. Usahakan pembaca mempunyai keterikatan dengan e-learning

kita. Apabila dana memungkinkan, lakukan perlombaan menulis

atau program beasiswa kepada siswa tidak mampu yang mau

produktif menulis di situs eLearning ini.

BAB III

METODOLOGI PENGEMBANGAN MODEL

3.1 Objek Penelitian

SMAN RANCAKALONG adalah Sekolah Menengah Umum yang

terletak di jalan Raya Rancakalong km.02 dusun legokbitung

desa nagarawangi kec Rancakalong berdiri pada tahun 1998

memiliki siswa kurang lebih 240 siswa dan 33 guru dalam 1

kelas memiliki rata-rata 20 siswa di mana terdapat 2 jurusan

yaitu jurusan IPA dan IPS. Terdapat beberapa ekstrakurikuler

futsal, bulutangkis, paskibra, PMR, pramuka, rohis, seni

budaya, volly ball.

3.2 Metodologi Pengembangan Model Secara Skematik

Metode SDLC adalah metode yang menggunakan pendekatan

sistem yang disebut pendekatan air terjun ( waterfall approach

19

) dimana setiap tahapan sistem akan dikerjakan secara berurut

menurun dari perencanaan, analisa, desain, implementasi, dan

perawatan ( Aji Supriyanto, 2005: 272 ).

Menguraikan dari pembahasan pembentukan model yang

terdapat di bab II saya akan menerapkan tahap-tahap sebagai

berikut :

3.2.1 Tahap Perencanaan Sistem

Tahap perencanaan adalah tahap awal pengembangan sistem

yang mendefinisikan perkiraan kebutuhan – kebutuhan sumber

daya seperti perangkat fisik, manusia, metode ( teknik dan

operasi ), dan anggaran yang sifatnya masih umum ( belum

detail/rinci ). Langkah – langkah dalam tahap perrencanaan

adalah :

- Menyadari adanya masalah.

- Mendefinisikan masalah.

- Menentukan tujuan sistem.

- Mengidentifikasi kendala – kendala sistem.

- Membuat studi kelayakan

- Mempersiapkan usulan penelitian sistem.

- Menyetujui atau menolak penelitian sistem.

20

- Menetapkan mekanisme pengendalian.

3.2.2 Tahap analisa sistem

Tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan

untuk merancang sistem yang baru atau diperbarui. Langkah –

langkah tahap analisa adalah:

- Identifikasi masalah.

- Mengorganisasikan tim proyek.

- Mendefinisikan kebutuhan informasi.

- Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

- Membuat laporan hasil analisis.

- Tahap Desain Sistem

3.2.3 Tahap desain sistem

21

Tahap setelah analisa sistem yang menentukan proses dan data

yang diperluhkan oleh sistem baru dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan kepada para pemakai, serta memberikan gambaran yang

jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram

komputer dan ahli teknik lain yang terlibat. Langkah – langkah

yang dilakukan pada tahap desain sistem adalah:

- Menyiapkan rancangan sistem yang terinci.

- Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

- Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem.

- Memilih konfigurasi terbaik.

- Menyiapkan usulan implementasi.

- Menyetujui atau menolak penerapan sistem baru.

3.2.4 Tahap Implementasi

Tahap di mana desain sistem dibentuk menjadi suatu kode

(program) yang siap untuk dioperasikan. Langkah – langkah pada

tahap implementasi sistem adalah:

- Merencanakan implementasi.

- Melakukan kegiatan implementasi.

- Menyiapkan fasilitas fisik.

- Menyiapkan personel.

22

- Melakukan simulasi.

- Beralih ke sistem yang baru.

3.2.5 Tahap Pemeliharaan

Tahap yang dilakukan setelah tahap implementasi, yang

meliputi pemakaian atau penggunaaan, audit sistem, penjagaaan,

perbaikan, dan peningkatan sistem.

3.3 Uraian Rinci Metodologi Pengembangan Model

Metode SLDLC menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan sistem

dengan rinci supaya sistem dapat berjalan dengan baik.

Penerapan e-learning di SMA Rancakalong akan menerapkan metode

SLDLC. Melakukan tahapan yang sudah dijelaskan dengan tahapan

awal yaitu tahapan perancanaan sistem dimana di ambil dari

kebutuhan sumber daya manusia yang ada di SMA Rancakalong

seperti perangkat fisik, metode, teknik, anggaran yang

sifatnya masih umum ( belum detail/rinci ), dan kendala-

kendala dalam sistem yang sudah dibangun. Tahapan analisis

sistem yaitu dengan menganalisis yang sudah ada nantinya akan

diperbaiki sesuai dengan perancangan sistem. Tahapan desain

23

sistem dengan menyajikan e-learning SMA Rancakalong dengan

desain yang menarik sesuai dengan yang dibutuhkan oleh guru

dan siswa SMA Rancakalong. Tahapan implementasi sistem dengan

membandingkan sistem yang sudah ada, melakukan percobaan.

Tahapan pemeliharaan yaitu penjagaan sistem oleh seluruh

masyarakat SMA Rancakalong.

3.4 Langkah-Langkah Pengembangan Model

Langkah awal dengan mengumpulkan data dari sumber daya

manusia melakukan pembahasan dengan guru terhadap sistem lama,

menambahkan konten yang ada dalam sistem baru melakukan

terobosan baru dengan sistem security yang baik, menarik minat

pembaca dengan ficture beragam. Selanjutnya langkah terakhir

menguji kelayaran sistem.

24

Gambar sistem e-learning SMA Rancakalong

3.5 Rencana Validasi Model

25

Perancangan di atas akan di uji / simulasi dari penerapan e-

learning di SMA Rancakalong dengan melibatkan guru yang

bersangkutkan terhadap sistem e-learning ini.

3.6 Jadwal Penelitian

26

Dalam melakukan penelitian diperlukan data yang akan

membangun sistem di mana data tersebut diperoleh dari analisis

yang diteliti di antaranya dengan melakukan penjadwalan :

No KegiatanBulan

feb mar apr mei

1 Pengumpulan Data

2 Perancangan dan PembuatanAlgorithma Pemrograman

3 Uji Aplikasi

4 Analisa

BAB PENUTUP

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep

pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses

belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran antara Metode

Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode

Tradisional, seorang guru dianggap sebagai orang yang serba

tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuannya

kepada siswa atau mahasiswa.

27

Sedangkan pembelajaran pada Metode E-Learning seorang

siswa atau mahasiswa dituntut untuk dapat mandiri pada waktu

tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana

pembelajaran dengan Metode E-Learning akan ‘memaksa’ pelajar

memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya.

Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha,

dan inisiatif sendiri.

SARAN

Setelah melakukan pembahasan penulis ingin memberikan masukan

yang berupa saran bahwa penulis mengharapkan apa yang menjadi

proposal tidak hanya menjadi suatu teori saja, namun dapat di

praktekkan didalam pembelajaran di SMA Rancakalong sebagai

suatu pemahaman bahwa dalam persaingan yang ketat di era

globalisasi seperti saat ini sangat dibutuhkan suatu konsep

keterampilan guna mendukung pembelajaran.

Demikianlah proposal yang sederhana ini saya buat untuk

memenuhi syarat pembelajaran di mata kuliah Riset teknik

informatika ini mudah-mudahan dapat diterima dengan baik bagi

pembaca.

Apabila ada kesalahan dan kekurangan baik isi dan kata-

katanya saya mohon maaf, kritik dan saran juga saya harapkan

28

dari pembaca agar saya bisa membuat yang jauh lebih baik lagi

dari sebelumnya.

29