profil petani kelapa sawit fola swadaya di desa senama
TRANSCRIPT
P R O F I L PETANI K E L A P A SAWIT F O L A SWADAYA DI DESA SENAMA NENEK K E C A M A T A N TAPUNG H U L U KABUPATEN KAMPAR
Oleh: Roza Yulida dan Jumi'aty Yusri Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian
rozayu I i da falG in ai I . c o in
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik internal dan ekstemal petani petani kelapa sawit, serta persepsi dan sikap petani terhadap usahatani kelapa sawit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dimana data diambil dengan melakukan wawancara menggunakan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan. Sampel penelitian ini adalah petani kelapa sawit pola swadaya yang diambil dengan menggunakan metode simpel random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa karakteristik intemal, petani umumnya termasuk usia produktif, namun tingkat pendidikan mereka umumnya rendah. Jumlah tanggungan keluarga relative kecil, dengan luas lahan usahatani umumnya 2-3 Ha. Tingkat pendapatan petani antara Rp. 1.000.000,- s.d Rp.3.000.000,- dengan pengalaman bemsahatani yang rata-rata sudah relative lama yaitu 8 s.d 19 tahun. Tingkat kekosmopolitan petani responden masih rendah. Dilihat dari karakteristik ekstemalnya, kondisi lingkungan menumt petani sangat mendukung untuk melakukan usahatani kelapa sawit. Petani masih kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi dan harga sarana produksipun dirasakan petani masih mahal. Di Desa Senama Nenek tidak ada penyuluhan usahatani kelapa sawit. Sumber informasi tentang usahatani kelapa sawit hanya didapatkan petani dari teman sesama petani dan tetangga mereka. Persepsi petani tentang usahatani kelapa sawit, bahwa usahtani kelapa sawit menguntungkan dan cukup mudah untuk diusahakan. Petani juga berpendapat bahwa usahatani kelapa sawit tidak memsak lingkungan. Sikap positif ditunjukkan oleh keluarga dan masyarakat sekitar yaitu berupa dukungan terhadap usahatani kelapa sawit yang diusahakan petani responden. Kata kunci: karakteristik internal, karakteristik eksternal, persepsi, sikap
1. PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan perkebunan kelapa sawit tentu saja akan berdampak
pada semua pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan usaha tersebut, mulai dari
industri hulu sampai pada industri hilir. Namun sebenamya pelaku utama perkebunan
1
kelapa sawit yang sekaligus perlu terus menjadi perhatian semua pihak adalah para
petaninya. Perkembangan perekonomian suatu daerali tidak akan berarti apa-apa tanpa
adanya manfaat bagian dari pembangunan tersebut yang dapat dirasakan oleh
masyarakatnya. Begitu juga halnya dengan perkembangan pembangunan perkebunan
kelapa sawit, sangatlah perlu yang menjadi fokus perhatian utama adalah para
petaninya. -v: • .•-L,-..;,. . .
Keberhasilan para petani akan ditentukan oleh kemampuan petani tersebut
mengelola usahataninya, sehingga dapat menjadi usahtani yang menguntungkan,
sehingga dapat mencapai kesejahteraan keluarga petani tersebut. Kemampuan petani
akan dipengaruhi oleh karakteristik intemal dan ekstemal petani tersebut. Karakteristik
intemal dan ekstemal petani akan menggambarkan bagaimanakah profil dari petani
tersebut. Karakteristik intemal mempakan segala sesuatu yang menjadi ciri anggota
yang meliputi umur, pendidikan, penguasaan lahan, pengalaman berusahatani, masa
keanggotaan, kekosmopolitan dan motivasi bemsahatani atau berkelompok.
Karakteristik ekstemal merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri responden
dan berhubungan dengan pengelolaan usahatani petani kelapa sawit, yang meliputi:
ketersediaan sarana dan prasarana usahatani, pembinaan usahatani atau kegiatan
penyuluhan penyuluhan, kemampuan petani mengakses sumber informasi dan
permodalan, legitimasi masyarakat dan sarana dan prasarana pendukung lainnya yang
dapat mendukung kegiatan usahatani petani kelapa sawit.
2
Tujuan penelitian profil petani kelapa sawit ini adalah Mengetahui karakteristik
intemal dan ekstemal petani petani kelapa sawit, serta persepsi dan sikap petani
terhadap usahatani kelapa sawit.
2. METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini
adalah selumh petani kelapa sawit yang berada wilayah yang sama. Teknik
Pengambilan Responden dilakukan dengan metoda simpel random sampling yaitu
diambil sebanyak 30 orang petani sebagai responden. Pengambilan data dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan panduan kuesioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian akan dianalisis dengan
menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif Dimana akan
memberikan gambaran yang jelas, rinci dan sistematis tentang kondisi atau profil petani
kelapa sawit lokasi penelitian. : , , - ' ; .>
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil petani kelapa sawit merupakan gambaran kondisi petani kelapa sawit di
lokasi penelitian yang dideskripsikan dari karakteristik intemal dan ekstemal petani,
persepsi dan sikap petani terhadap usahatani kelapa sawit yang mereka usahakan.
3
Karakteristik Internal "rc'iv- - • ^ - • --s:
Karakteristik intemal mempakan segala sesuatu yang menjadi ciri anggota yang
meliputi umur, pendidikan, pendapatan, pengalaman bemsahatani dan
kekosmopolitan. ••: , ,
1. Umur . •
Umur dapat menunjukkan kemampuan seseorang dari aspek fisik dan psikis.
Ada kecendemngan bahwa seseorang yang berumur muda cendemng lebih
kuat secara fisik dari pada yang bemmur muda, namun secara psikis yang
bemmur lebih tua lebih matang dalam pemikiran dari pada yang bemmur
muda. Pada kisaran umur tertentu seseorang berada pada usia produktif.
Umur responden antara 22 - 66 tahun, dimana sebagian besar (88%)
termasuk kategori usia produktif (usia 22-50 tahun). Ini menunjukkan bahwa
dari segi sumberdaya manusia, petani kelapa sawit di desa ini memiliki
potensi untuk mengusahakan usahatani kelapa sawit. Bemsahatani
membutuhkan kekuatan secara fisik dan jika didukung juga didukung oleh
kekuatan psikisnya, tentu saja produktivitas kelapa sawit dapat ditingkatkan.
2. Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga menunjukkan jumlah orang yang menjadi
beban ekonomi sebuah rumah tangga. Jumlah tanggungan keluarga dalam
penelitian ini adalah terdiri dari anak dan kerabat yang tinggal menetap
dengan petani responden. Jika dillihat dari jumlah tanggimgan keluarga
responden, cenderung tidak terlalu besar dengan jumlah tanggungan antara
4
1-6 orang. Dimana 95% jumlah tanggungan keluarga responen adalah antara
1-^ orang dan 5% jumlah tanggungan keluarga 6 orang. • • ; ,
3. Pendidikan Formal ''"•<-: •
Tingkat pendidikan formal responden pada umumnya (76%) adalah tamat
SD, ada yang tidak pemah sekolah, namun ada juga responden yang tamat
SMP dan SMA. Dilihat dari tingkat pendidikan petani responden secara
umum adalah rendah., apalagi ada responden yang tidak sekolah (12,5%).
Hal ini menujukkan bahwa dilihat dari tingkat pendidikarmya, kualitas
sumberdaya manusianya masih tergolong rendah.
4. Luas Lahap Garapan • ' < :«> :vv< - i;:; j
Sebagian petani responden dahulunya mempakan petani plasma, dengan luas
lahan rata-rata sekitar 2 ha. Saat penelitian ini dilakukan luas lahan
responden antara 2 - 5 ha, dimana umumnya (66%) luas lahan responden
adalah antara 2 - 3 . Sebagian responden sudah dapat mengembangkan
usahatani kelapa sawit dengan memperluas lahan garapannya yang mencapai
5 ha. '
5. Pendapatan -iK-s-it^s a -;-; ^
Pendapatan mempakan tujuan utama yang ingin diperoleh petani melakukan
usahatani. Tingkat pendapatan responden antara Rp. 1000000 -
Rp.3000000/bulan, dengan rata-rata pendapatan sekitar Rp. 1800.000,-.
Petani responden berharap mereka masih dapat meningkatkan pendapatan,
dengan terns meningkatkan produktifitas lahan. Salah satu cara untuk
5
meningkatkan produktivitas lahan adalah dengan terus melakukan inovasi-
inovasi pada usahatani yang dilakukan. Salah satu cara petani mendapatkan
inovasi adalah dari kegiatan penyuluhan, hanya sangat disayang di lokasi
penelitian tidak ada penyuluhan. Petani responden biasanya mendapatkan
informasi tentang usahatani kelapa sawit dari teman sesama petani yang
. mendapatkan informasi baik dari pelatihan dari salah satu lembaga maupun
informasi dari luar desa yang mereka dapatkan sewaktu bepergian.
6. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani kelapa sawit responden umumnya sudah cukup
. lama yaitu antara 8 - 1 9 tahun, walaupun ada satu orang responden yang
memiliki pengalaman usahatani kelapa sawit baru 2 tahvm, tetapi pendapatan
responden tersebut dapat mencapai sama dengan petani lain yang memiliki
pengalaman usahatani 10 tahun. Hal ini didukung oJeh keaktifan responden
(kekosmopolitan) untuk mencari informasi tentang usahatani kelapa sawit ke
luar dari daerahnya.
7. Kekosmopolitan J ; ^ > c ; ' \'
Kekosmopolitan merupakan aktivitas dari seseorang bepergian ke luar dari
desanya untuk mendapatkan informasi tentang usaha yang sedang dilakukan.
Hal ini juga dapat menunjukkan keaktifan dari seseorang untuk mencari
informasi dan keterbukaannya terhadap suatu inovasi. Di lihat dari tingkat
kekosmopolitannya hanya 6% responden yang pemah mencari informasi
tentang usahatani kelapa sawit. Masih sedikitnya petani responden yang
6
terbiasa bepergian ke luar desanya untuk mendapatkan informasi tentang
usahatani yang sedang dilakukannya, menunjukkan bahwa tingkat
kekosmopolitan petani responden masih rendah. Hal ini tentu saja akan
berdampak terhadap produktivitas usahatani petani responden.
B. Karakteristik Eksternal
Karakteristik ekstemal merupakan segala sesuatu yang berasal dari luar diri
petani yang berhubungan dengan aktivitas petani dalam bemsahatani kelapa
sawit. Karakteristik ekstemal yang dikaji dalam penelitian ini meliputi; kondisi
lingkungan, ketersediaan sarana produksi, keterjangkauan harga sarana produksi,
kegiatan penyuluhan dan sumber informasi usahatani. r
1. Kondisi lingkungan menumt responden mendukung bahkan sangat
mendukung untuk melakukan usahatani kelapa sawit, namun umumnya
responden beranggapan bahwa lingkungan mereka kurang mendukung untuk
melakukan usahatani lain.
2. Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Melakukan usahatani kelapa
sawit menumt responden cukup mudah untuk dilakukan, namun untuk
mendapatkan sarana produksi kadang-kadang responden masih mengalami
kesulitan, karena tempat membeli sarana produksi yang cukup jauh dan
kadang-kadang tidak tersedia pada saat dibutuhkan.
3. Keterjangkauan harga sarana produksi. Responden harga sarana produksi
(saprodi) dirasakan responden mahal sehingga walaupun sebagian besar
7
responden dapat membeli saprodi dengan cara tunai, namun sebagian
lainnya membeli saprodi dengan cara mengutang atau kredit. Hal ini juga
yang menyebabkan responden belum dapat melakukan usahatani sesuai
dengan anjuran.
4. Petani merasakan pentingnya kegiatan penyuluhan, terutama materi
penyuluhan tentang meningkatkan produktivitas usahatani kelapa sawit,
namun di Desa Senama nenek tidak ada kegiatan penyuluhan kepada petani
kelapa sawit.
5. Sumber informasi. Umumnya informasi yang didapatkan petani adalah dari
teman sesama petani dan dari tetangga, ada sebagian kecil petani yang
pemah mengikuti pelatihan atau mendapatkan informasi dari instansi terkait
seperti PTPN 5.
Persepsi dan Sikap
1. Persepsi mempakan pandangan seseorang terhadap sesuatu objek atau
peristiwa dengan menyimpulkan informasi. Persepsi petani responden yang
dilihat pada penelitian ini adalah persepsi tentang usahatani kelapa sawit dan
dampaknya terhadap lingkungan.
a. Persepsi responden terhadap usahatani kelapa sawit adalah
menguntungkan walaupun harga saprodi dirasakan cukup mahal. Namun
usahatani kelapa sawit mempakan usahatani yang cukup mudah untuk
dilakukan dan pendapatan yang diperoleh juga cukup besar. Hal ini
8
menyebabkan responden umumnya tidak mengusahakan usahatani lain
atau menanam komoditi lainnya.
b. Responden menganggap bahwa usahatani kelapa sawit tidak berpengaruh
atau tidak merusak lingkungan. Bahkan responden merasakan bahwa
komoditi kelapa sawit sangat cocok untuk di tanam di lingkungan atau di
lahanmereka. m - - . ; ' - AUC--./':. " O - , - . ; . ' i . i r t - .v
2 . Sikap adalah kecendemngan seseorang untuk berbuat. Menumt responden,
keluarga dan lingkungan sekitar mereka mendukung dilakukannya usahatani
kelapa sawit. Dukungan anggota keluarga dan masyarakat sekitar diberikan
dalam bentuk keterlibatan dan sikap positif mereka terhadap aktivitas
usahatani yang dilakukan oleh petani. Seperti keterlibatan dalam melakukan
aktivitas budidaya dan saling berbagi informasi dengan sesama petani kelapa
sawit lainnya. -y^-''
4 . KESIMPULAN DAN S A R \ N
Profil petani kelapa sawit di Desa Senama Nenek dilihat dari karakteristik
intemal menunjukkan, petani umumnya termasuk usia produktif, namun tingkat
pendidikan mereka imiumnya rendah. Jumlah tanggungan keluarga relative kecil,
dengan luas lahan usahatani umumnya 2 - 3 ha. Tingkat pendapatani petani antara
Rp. 1.000.000,- s/d Rp.3.000.000,- dengan pengalaman bemsahatani yang rata-rata
sudah relatif lama yaitu 8 s/d 19 tahun. Tingkat kekosmopolitan petani responden masih
9
rendah, yang menunjukkan responden belum masih jarang melakukan usaha mencari
informasi tentang usahatani kelapa sawit keluar dari desanya.
Dilihat dari karakteristik ekstemalnya, kondisi lingkungan menurut petani sangat
mendukung untuk melakukan usahatani kelapa sawit dibandingkan dengan komoditi
lainnya. Namun kadang petani masih kesulitan untuk mendapatkan sarana produksi dan
harga sarana produksipun dirasakan petani masih mahal. Petani sangat mengharapkan
adanya kegiatan penyuluhan, namun di Desa Senama Nenek tidak ada penyuluh untuk
usahatani kelapa sawit. Sumber informasi tentang usahatani kelapa sawit hanya
didapatkan petani dari teman sesama petani dan tetangga mereka.
Persepsi petani tentang usahatani kelapa sawit, petani merasakan bahwa usahtani
kelapa sawit menguntimgkan dan cukup mudah untuk diusahakan. Petani juga
berpendapat bahwa usahatani kelapa sawit tidak memsak lingkungan. Sikap positif
ditunjukkan oleh keluarga responden dan masyarakat sekitar yaitu berupa dukungan
terhadap usahatani kelapa sawit yang diusahakan petani responden.
Disarankan kepada pemerintah atau pihak terkait agar dapat memfasilitasi petani
untuk mendapatkan kemudahan mendapatkan sarana produksi dengan harga yang
terjangkau. Selain itu kegiatan Penyuluhan tentang meningkatkan produktivitas
usahatani kelapa sawit seperti yang sangat diharapkan oleh petani responden juga perlu
dilakukan, mengingat Desa Senama Nenek memilki potensi untuk dikembangkan
usahatani kelapa sawit.
10
5. DAFTAR PUSTAKA
Mardikanto, T. 1993. Pen>ailuhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.
Rahmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Yulida, Roza. 2009. Persepsi Petani Terhadap Program Pemberdayaan Masyarakat (Kasus Pada Petani Peserta Program Sistem Pertanian Terpadu (SPT) di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. Jumal Sorot Vol. 4 No. 1, ISSN 1907-364. Penerbit Lembaga Penelitian Universitas Riau
11