praktik kerja magang pengukuran parameter kualitas air di laboratorium kualitas air perum jasa tirta...
TRANSCRIPT
PRAKTIK KERJA MAGANG PENGUKURAN PARAMETER KUALITAS AIR DI
LABORATORIUM KUALITAS AIR PERUM JASA TIRTA I MOJOKERTO
PRAKTIK KERJA MAGANG
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh:
Ruli Hikma Safitri
125080601111036
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
PRAKTIK KERJA MAGANG PENGUKURAN PARAMETER KUALITAS AIR DI
LABORATORIUM KUALITAS AIR PERUM JASA TIRTA I MOJOKERTO
PRAKTIK KERJA MAGANG
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
Ruli Hikma Safitri
125080601111036
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ruli Hikma Safitri
NIM : 125080601111036
Program Studi : Ilmu Kelautan
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa dalam
Laporan Praktik Kerja Magang ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri yang dibimbing oleh dosen pembimbing lapang Laboratorium Kualitas Air
Perum Jasa Tirta I Mojokerto dan dosen pembing Praktik Kerja Magang.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang pernah ditulis, pendapat,
atau dibentuk orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan
dalam Daftar Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan ini adalah
hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 2 Desember 2015
Penulis,
Ruli Hikma Safitri
NIM. 125080601111036
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT, karena Ridho dan RahmatNya sehingga saya bisa melakukan
PKM dan menyelesaikan laporan PKM dengan lancar dan tepat waktu.
2. Ibu Rarasrum Dyah K., S.Kel, M.Sc, M.Si selaku pembimbing Praktik Kerja
Magang (PKM) yang memberi masukan, pengarahan, dan bimbingan selama
proses penyusunan laporan.
3. Citra Satrya Utama Dewi, S.Pi., M.Si selaku penguji Praktik Kerja Magang
(PKM) yang memberi masukan, pengarahan, dan bimbingan selama proses
penyelesaian laporan.
4. Pihak Perum Jasa Tirta yang telah memberikan kesempatan untuk saya dapat
melakukan kegiatan PKM di Laboratorium Kualitas Air PJT I Mojokerto.
5. Ibu Rifda, Ibu Linda, Ibu Sri hartati, Ibu Nur, Mbak Rosi, Mbak Meysya, Mbak
Yulia, Mbak Ike, Pak Yanto serta mas Sawal yang telah memberikan
bimbingan, masukan, pengarahan dan materi analisa di Laboratorium selama
kegiatan PKM di LKA PJT I Mojokerto.
6. Orang tua (Ibu Kistiah dan Bapak Darmanto), nenek Wakirah, Lisa dan Ichsan
yang telah memberikan doa, dukungan, memberikan semangat dan menjadi
motivasi dalam pelaksanaan kegiatan PKM dan penyusunan laporan PKM.
7. Mbak Kariyani dan sekeluarga yang telah menjaga saya selama kegiatan
PKM dilaksanakan.
8. Subkhan Khanafi, Yullita, Titik, Nuril, Wilda, Uswah, teman-teman kos serta
teman-teman Ilmu Kelautan UB 2012 yang terus memberikan bantuan,
semangat dan dukungan.
Malang, 2 Desember 2015
Penulis
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyusun laporan Praktik Kerja
Magang (PKM) ini yang membahas tentang metode pengukuran beberapa
parameter kualitas air. Laporan PKM ini berjudul “Praktik Kerja Magang
Pengukuran Parameter Kualitas Air Di Laboratorium Kualitas Air Perum Jasa
Tirta I Mojokerto”.
Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi persyaratan PKM. Selain
itu untuk melatih kemampuan dalam menyusun skripsi yang akan dilakukan
sebagai syarat kelulusan program Sarjana S1. Kemudian saya ucapkan
terimakasih kepada Ibu Rarasrum Dyah K., S.Kel, M.Sc, M.Si yang telah
membimbing dalam penyusunan laporan PKM ini sehingga saya dapat
menyelesaikannya dengan tepat waktu. Selain itu saya juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Rifda Churnia P. dan seluruh staf LKA PJT I Mojokerto
yang telah membimbing di laboratorium selama kegiatan PKM dilaksanakan.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak saya harapkan
untuk kelanjutan penyusunan skripsi yang akan datang. Semoga bermanfaat,
menambah wawasan dan informasi bagi semua.
Malang, November 2015
Penyusun
ii
RINGKASAN
RULI HIKMA SAFITRI. Praktik Kerja Magang Pengukuran Parameter Kualitas Air di Laboratorium Kualitas Air Perum Jasa Tirta I Mojokerto. (Di bawah bimbingan RARASRUM DYAH KASITOWATI, S. Kel, M. Si, M. Sc).
Kegiatan industri berkembang sangat pesat. Kegiatan industri akan menghasilkan limbah yang dbuang kesungai dan bermuara dilaut. Limbah yang dibuang jika tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran. Pencemaran dapat berupa fisik, kimia dan biologi. Laboratorium Kualitas Air Perum Jasa Tirta memiliki tugas mengukur parameter kualitas air meliputi parameter Fisika, Kimia dan Biologi. LKA PJT I Mojokerto menggunakan referensi instruksi kerja dengan Standart Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA. Ed 21 -. 2012) dan sudah terakreditasi. Sehingga dilakukan kegiatan PKM pada Laboratorium Kualitas Air Perum Jasa Tirta I Mojokerto. Tujuan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM) adalah untuk mengetahui proses pengambilan sampel, penanganan awal sampel dan penanganan limbah pengujian yang baik dan benar. Selain itu, untuk mengetahui proses pengujian parameter kualitas air di Laboratorium Kualitas Air Perum Jasa Tirta I Mojokerto.
Pelaksanaan kegiatan PKM ini dilaksanakan selama 30 hari orang kerja pada tanggal 3 Agustus – 11 September 2015. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah observasi, partisipasi aktif dan wawancara. Observasi dilakukan pengenalan instansi, pengenalan alat dan parameter yang diuji. Partisipasi aktif dengan membantu sampling, penyaringan sampel, analisa kandungan minyak & lemak, TSS, COD, BOD, fenol, logam berat dan amoniak. Wawancara dilakukan pengumpulan data dan informasi tentang instruksi kerja analisa, perlakuan kondisi sampel dan lain-lain.
Kegiatan sampling dilakukan pada bendungan Lengkong Baru dengan metode tunggal (Grap). Sampel diukur nilai suhu sampel adalah 29.2 ºC, pH sebesar 8.24, DO sebesar 5.7 mg/l, Daya Hantar Listrik (DHL) sebesar 483 Umhos/cm dan turbidity (kekeruhan) sebesar 7.1 NTU. Sampel dimasukkan ke dalam botol analisa logam (polyetilen 300 ml), botol mikrobiologi, botol winkler 250 ml dan botol kaca. Limbah sisa analisa dibuang pada saluran limbah, sedangkan senyawa imia B3 ditampung pada jerigen dan dikirim ke perusahaan pengolah limbah di Jawa Barat. Analisa kandungan minyak lemak menggunakan metode gravimetri dengan sampel uji berupa air limbah. Analisa TSS juga menggunakan metode gravimetri dan sampel yang diuji berupa air limbah dan air bersih. Analisa COD menggunakan metode Refluks Tertutup. COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam air dengan satuan mg/l. Pada analisa COD sampel yang diuji adalah air limbah. BOD adalah jumlah oksigen dalam mg yang dibutuhkan mikroorganisme untuk mengurai zat organik menjadi anorganik secara biokimiawi pada 1 liter air selama 5 hari pada suhu 20 ºC. Analisa BOD menggunakan air limbah. Analisa fenol menggunakan metode 4-Amino Antipyrine. Sampel yang diuji berupa air limbah. Selanjutnya analisa logam berat menggunakan metode spektrofotometer serapan atom secara langsung. Sampel yang dianalisa adalah air limbah pabrik. Terakhir adalah analisa amoniak dengan menggunakan metode fenat dengan sampel uji berupa air limbah. Kendala yang dihadapi pada kegiatan PKM adalah kurangnya sosialisasi dan pengumuman terkait PKM. Kurangnya sampel air laut, kurangnya pemberian materi dan format penyusunan laporan PKM yang berubah-ubah.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
RINGKASAN ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................... 2
2. METODOLOGI ................................................................................................ 3
2.1 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Magang ............................................... 3
2.2 Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Magang ................................................. 3
2.3 Prosedur Praktik Kerja Magang .................................................................. 4
3. HASIL .............................................................................................................. 6
3.1 Profil Instansi ......................................................................................... 6
3.1.1 Bentuk Perusahaan LKA PERUM Jasa Tirta I Mojokerto ................ 6
3.1.2 Keadaan Umum LKA PJT1 Mojokerto ............................................ 7
3.2 Partisipasi Aktif .................................................................................... 13
3.2.1 Sampling ...................................................................................... 13
3.2.2 Pengenalan Kode Sampel dan Penyaringan Sampel ................... 18
3.2.3 Analisa Kandungan Minyak & Lemak ........................................... 20
3.2.4 Analisa TSS .................................................................................. 25
3.2.5 Analisa COD ................................................................................. 30
3.2.6 Analisa BOD ................................................................................. 35
3.2.7 Analisa Fenol ................................................................................ 39
3.2.8 Analisa Logam Berat .................................................................... 43
3.2.9 Analisa Amoniak ........................................................................... 49
3.3 Kendala dan Saran Pelaksanaan PKM ................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
Lampiran ........................................................................................................... 56
Peryataan Melakukan Praktik Kerja Magang .................................................. 56
Dokumentasi PKM ......................................................................................... 57
Data Lengkap Analisa .................................................................................... 60
Formulir Data Analisis Lapang ....................................................................... 67
Log Book Pelaksanaan PKM .......................................................................... 68
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat Sampling ....................................................................................... 13 Tabel 2. Bahan Sampling ................................................................................... 14 Tabel 3. Hasil Pengamatan Kondisi Fisik Sampel .............................................. 16 Tabel 4. Alat Penyaringan Sampel ..................................................................... 19 Tabel 5. Bahan Penyaringan Sampel ................................................................. 19 Tabel 6. Alat Analisa Kandungan Minyak & Lemak ............................................ 22 Tabel 7. Bahan Uji Minyak & Lemak .................................................................. 22 Tabel 8. Hasil Analisa kandungan Minyak & Lemak ........................................... 24 Tabel 9. Alat Analisa TSS .................................................................................. 26 Tabel 10. Bahan Analisa TSS ............................................................................ 27 Tabel 11. Hasil Analisa TSS .............................................................................. 29 Tabel 12. Alat Analisa COD ............................................................................... 32 Tabel 13. Bahan Analisa COD ........................................................................... 32 Tabel 14. Hasil Analisa COD ............................................................................. 34 Tabel 15. Alat Analisa BOD ............................................................................... 36 Tabel 16. Bahan Analisa BOD ........................................................................... 36 Tabel 17. Hasil Analisa BOD ............................................................................. 38 Tabel 18. Alat Analisa Fenol .............................................................................. 41 Tabel 19. Bahan Analisa Fenol .......................................................................... 41 Tabel 20. Hasil Analisa Fenol ............................................................................ 42 Tabel 21. Alat pengukuran kandungan Logam Berat ......................................... 46 Tabel 22. Bahan Pengukuran Kandungan Logam Berat .................................... 46 Tabel 23. Hasil Analisa Kandungan Logam Berat .............................................. 48 Tabel 24. Alat Analisa Amoniak ......................................................................... 51 Tabel 25. Bahan Analisa Amoniak ..................................................................... 51 Tabel 26. Hasil Analisa Ammoniak .................................................................... 53
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi LKA PJT I Mojokerto ....................................................... 3 Gambar 2. Prosedur Praktik Kerja Magang.......................................................... 5 Gambar 3. Ruang Preparasi Sampel ................................................................... 8 Gambar 4. Ruang Inorganik ................................................................................. 9 Gambar 5. Ruang Instruman dan UV ................................................................... 9 Gambar 6. Ruang Timbangan............................................................................ 10 Gambar 7. Ruang Asam .................................................................................... 11 Gambar 8. Ruang AAS ...................................................................................... 12 Gambar 9. Ruang Mikrobiologi .......................................................................... 12 Gambar 10. Peta Lokasi Sampling .................................................................... 15 Gambar 11. Pengambilan Sampel Air ................................................................ 15 Gambar 12. Botol sampel .................................................................................. 16 Gambar 13. Penjelasan Kode sampel ................................................................ 18 Gambar 14. Alat Vacum ..................................................................................... 20 Gambar 15. Skema Kerja Analisis Kandungan Minyak Lemak ........................... 21 Gambar 16. Pemanasan Labu ........................................................................... 23 Gambar 17. Skema Kerja Analisa TSS .............................................................. 26 Gambar 18. Penyaringan Sampel Uji Analisa TSS ............................................ 30 Gambar 19. Skema Kerja Analisa COD ............................................................. 31 Gambar 20. Pemanasan Larutan COD .............................................................. 33 Gambar 21. Skema Kerja Analisa BOD ............................................................. 35 Gambar 22. Larutan Pengencer BOD ............................................................... 37 Gambar 23. Skema Kerja Analisa Fenol ............................................................ 40 Gambar 24. Pengondisian pH Analisa Fenol ..................................................... 42 Gambar 25. Skema Kerja Analisa Kandungan Logam Berat .............................. 45 Gambar 26. Proses Destruksi Analisa Logam Total ........................................... 48 Gambar 27. Skema Kerja Analisa Amonia ......................................................... 50
v
DAFTAR LAMPIRAN
Peryataan Melakukan Praktik Kerja Magang .................................................. 56 Dokumentasi PKM ......................................................................................... 57 Data Lengkap Analisa .................................................................................... 60 Formulir Data Analisis Lapang ....................................................................... 67 Log Book Pelaksanaan PKM .......................................................................... 68
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri pada era sekarang ini berjalan sangat pesat.
Limbah dari proses industri akan dibuang di sungai dan bermuara di laut, karena
laut sebagai tempat penampungan terakhir segala bentuk kegiatan dari darat.
Berbagai kegiatan manusia termasuk industri pasti membutuhkan air untuk
menunjang kegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut akan berjalan dengan
baik dengan adanya air untuk proses pendinginan, ketel uap maupun sanitasi
yang selanjutnya akan menjadi air limbah. Limbah industri yang dibuang jika
tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan pencemaran (Putranto, 2011).
Pencemaran air dapat berupa pencemaran fisik, kimia maupun biologi.
Pencemaran fisik air dapat dlihat dari keadaan fisik perairan seperti kekeruhan,
warna atau tekstur air tesebut. Pencemaran biologi dapat berupa banyaknya
organisme atau mikroorganisme yang berbahaya berada di perairan tersebut.
Pencemaran biologi contohnya seperti blooming alga atau banyaknya kandungan
bakteri yang merugikan pada perairan. Pencemaran kimia dilihat dari parameter
kimia seperti tingginya kandungan logam berat atau senyawa amoniak pada
perairan. Untuk menjaga kelestarian lingkungan sehingga perlu adanya
pemantauan kualitas air atau pengendalian pencemaran air.
Menurut Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pengendalian pencemaran air
adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta
pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu
air. Kegiatan pengendalian pencemaran air bertujuan untuk menjamin kualitas air
agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air. Parameter kualitas
2
air dapat dilihat dari parameter fisika, kimia dan biologi. Parameter Fisika seperti
TSS, temperature, kekeruhan, DHL, salinitas dan lain-lain. Parameter Kimia
anorganik seperti pH, logam berat, kesadahan, klorida, BOD, COD dan lain-lain.
Parameter Kimia Organik yang diuji seperti minyak & lemak, fenol dan detergent
serta parameter biologi yaitu analisa mikrobiologi seperti total Coliform, jumlah
kuman dan jumlah E. coli.
Laboratorium Kualitas Air Perum Jasa Tirta (LKA PJT) memiliki ruang
lingkup untuk melakukan analisa sampel air sungai, air limbah industri, air limbah
domestik, air limbah rumah sakit, serta sampel lainnya. LKA PJT I memiliki tugas
mengukur parameter kualitas air meliputi parameter Fisika, Kimia dan Biologi.
LKA PJT I Mojokerto menggunakan referensi instruksi kerja dengan Standart
Methods for the Examination of Water and Wastewater (APHA. Ed 21 -. 2012).
Metode pengukuran yang digunakan dalam LKA PJT I telah melewati proses
penilaian mutu dari ISO/IEC 17025 : 2008. Metode yang sudah terakreditasi
tersebut dan memiliki alat yang sudah cukup canggih maka perlu dilakukan
pembelajaran atau kegiatan magang tentang metode pengukuran parameter
kualitas air, pengambilan sampel air dan penanganan limbah di LKA PJT I
Mojokerto.
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Magang di Laboratorium Kualitas Air Perum
Jasa Tirta I Mojokerto adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui proses pengambilan sampel, penanganan awal sampel dan
penanganan limbah pengujian yang baik dan benar.
b. Mengetahui proses pengujian parameter kualitas air di Laboratorium Kualitas
Air Perum Jasa Tirta I Mojokerto.
2. METODOLOGI
2.1 Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Magang
Praktik Kerja Magang (PKM) dilaksanakan di Laboratorium Kualitas Air
Perum Jasa Tirta (LKA PJT) I Mojokerto yang beralamat di Desa Lengkong, Kec.
Mojoanyar, Kab. Mojokerto. LKA PJT I Mojokerto berada di depan Sungai
Brantas tepatnya didepan Bendungan Lengkong Baru atau dikenal sebagai
Bendungan Rolak Songo. Berikut adalah peta lokasi LKA PJT I Mojokerto yang
ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta Lokasi LKA PJT I Mojokerto
2.2 Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Magang
Kegiatan PKM dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus – 11 September
2015. Kegiatan PKM dilakukan pada tanggal tersebut karena persyaratan
pelaksanaan PKM sendiri yang harus dilakukan antara 30 - 40 Hari Orang Kerja
(HOK). PKM ini dilaksanakan sesuai dengan dengan HOK LKA PJT yaitu senin –
jumat dengan jam kerja masuk pada jam 07.00 WIB dan pulang pada jam 16.00
WIB.
4
2.3 Prosedur Praktik Kerja Magang
Prosedur PKM yang telah dilakukan dibagi menjadi dua yaitu prosedur
administratif dan prosedur pelaksanaan PKM. Prosedur administratif diawali
dengan survei instansi yaitu LKA PJT Malang. Setelah dilakukan survei
kemudian dilakukan pembuatan proposal dan bimbingan proposal. Selama
pembuatan dan bimbingan proposal juga dilakukan pengurusan persyaratan
pengajuan surat permohonan pelaksanaan PKM pada pihak Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Setelah proses pembuatan proposal
dan proses administrasi pada pihak FPIK dilanjutkan dengan pengajuan proposal
pada pihak PJT pusat yang berada di Malang. Setelah mendapat persetujuan
dari pihak PJT Malang untuk melakukan PKM, selanjutnya surat balasan diambil
dan menyerahkan surat balasan pada pihak FPIK dan LKA PJT I Mojokerto.
Setelah semua proses administrasi selesai dilakukan, maka (PKM) dapat dimulai
pada tanggal 3 Agustus 2015 sampai 11 September 2015.
Prosedur pelaksanaan PKM terdiri dari berbagai kegiatan yang dibagi
menjadi tiga yaitu observasi, partisipasi aktif dan wawancara. Kegiatan observasi
yang dilakukan adalah pengenalan instansi yang menjelaskan ruang-ruang di
LKA PJT I, pengenalan alat dan parameter yang dianalisa. Kegiatan selanjutnya
adalah partisipasi aktif. Kegiatan partisipasi aktif adalah bentuk keikutsertaan
atau kontribusi langsung dalam kegiatan yang dilakukan di instansi. Kegiatan
partisipasi aktif tersebut terdiri dari penyaringan sampel, analisa kandungan
minyak & lemak, TSS, COD, BOD, fenol, kandungan logam berat dan amoniak.
Log book kegiatan PKM dapat dilihat pada Lampiran 5. Kegiatan wawancara
merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi dari narasumber (laboran)
dengan melakukan tanya jawab secara langsung. Hasil dari seluruh kegiatan
tersebut digunakan untuk penyusunan laporan PKM. Prosedur PKM untuk lebih
jelasnya ditunjukkan pada Gambar 2.
5
Gambar 2. Prosedur Praktik Kerja Magang
Observasi Partisipasi aktif Wawancara
Membantu penyaringan
sampel, analisa
kandungan minyak &
lemak, TSS, COD, BOD,
fenol, kandungan logam
berat dan amoniak.
Pengumpulan data,
dan informasi tentang
instruksi kerja analisa,
perbedaan perlakuan
kondisi sampel dan
lain-lain.
Hasil
Laporan PKM
Pihak Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Pihak Perum Jasa Tirta
Malang
Pengajuan Pelaksanaan PKM
Surat Ijin Pelaksanaan
PKM Survey LKA PJT I Mojokerto
Pelaksanaan Praktik Kerja
Magang (PKM)
Survey Tempat LKA PJT
Pembuatan Proposal
Pengurusan Administrasi PKM
Praktik Kerja Magang
Pengenalan
Instansi,
pengenalan alat
dan parameter
yang diuji
Prosedur Adminiatratif
Prosedur
Pelaksanaan PKM
3. HASIL
3.1 Profil Instansi
3.1.1 Bentuk Perusahaan LKA PERUM Jasa Tirta I Mojokerto
PERUM (Perusahaan Umum) Jasa Tirta I adalah BUMN yang berbentuk
Perum. Perum Jasa Tirta I didirikan berdasarkan PP No.5/1990 tentang
Perusahaan Umum (PERUM) Jasa Tirta dengan perubahan PP No.93/1999
kemudian dirubah kembali dengan PP No. 46 Tahun 2010 tentang Perusahaan
Umum (PERUM) Jasa Tirta I. LKA PJT I Mojokerto awal beroperasi pada tahun
1986 dan diresmikan sebagai LKA pada tahun 1998. Selanjutnya pada tahun
1990 mulai beroperasi dibawah pengelolaan PERUM Jasa Tirta.
PJT I dipimpin oleh direktur utama yang membawahi deputi yang salah
satunya adalah deputi pengembangan. Direktur pengembangan membawahi
kepala devisi SPAM dan PLTA/PLTM. Kepala Divisi membawahi manajer
Laboratorium Lingkungan dan Quality Insurance. Manajer Laboratorium
Lingkungan membawahi deputi manajer Laboratorium Lingkungan di Mojokerto
dan Malang yang bertugas sebagai petugas administrasi, lapangan dan
pengemudi. LKA PJT I memiliki sertifikat akreditasi Komite Akreditasi Nasional
(KAN) dengan ruang lingkup 75 parameter contoh uji air dan memiliki ruang
lingkup 15 parameter udara ambient.
LKA PJT memiliki ruang lingkup untuk melakukan analisa sampel air yang
diambil rutin secara manual dan berasal dari badan air sungai Kali Brantas, air
limbah industri, air limbah domestik, rumah sakit, serta melakukan analisa
sampel (apabila diperlukan) yang berasal dari alat pengambil sampel otomatis.
LKA PJT ikut berperan dalam mewujudkan kondisi kualitas air pada sungai Kali
Brantas. Menurut Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 28 tahun 2000 LKA
PJT I memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pengendalian pencemaran air
dan pengawasan mutu, meliputi : (1) Pemantauan dan evaluasi perubahan mutu
7
air pada sumber-sumber air, (2) Pengumpulan dan evaluasi data pencemaran air
pada sumber air, (3) Melakukan pemantauan dan evaluasi limbah cair yang
dibuang ke sumber-sumber air pada daerah sepadan atau pada tempat yang
ditentukan. LKA PJT I Mojokerto terletak di:
Alamat : Ds. Lengkong, Kec. Mojoanyar, Kab. Mojokerto 61363
Telp : (0321) 331860
Fax : (0321) 331860
LKA PJT I memiliki kebijakan mutu yang berbunyi :
“Laboratorium Kualitas Air Perum jasa Tirta I (LKA PJT I) selalu berupaya
menerapkan asisten manajemen mutu laboratorium sesuai ISO/IEC 17025 : 2005
secara konsistensi dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan untuk
menghasilkan data yang akurat dan tepat waktu”.
Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen LKA PJT I Mojokerto melakukan:
a. Professional dalam memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan
b. Menerapkan dan mengembangkan system manajemen mutu laboratorium
secara konsisten, efektif dan berkelnjutan
c. Memastikan personel memahami dokumentasi mutu serta menerapkan
kebijakan dan prosedur dalam menjaga mutu hasil analisa
d. Meningkatkan efektifitas system manajemen mutu laboratorium secara
terus menerus (berkelanjutan)
3.1.2 Keadaan Umum LKA PJT I Mojokerto
LKA PJT I Mojokerto memiliki beberapa ruang untuk menunjang
pengukuran parameter kualitas air. Ruang-ruang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ruang Preparasi dan Penyimpanan Sampel
Ruang penyimpanan dan preparasi sampel adalah ruang yang penting
dalam laboratorium analisa. LKA PJT I memiliki ruang penyimpanan dan
preparasi sampel yang cukup. Ruang preparasi sampel ada 2 bagian yaitu
8
bagian depan dan bagian dalam. Bagian dalam berada di dalam ruang inorganik
yang berfungsi untuk menampung sampel yang sudah lebih dari 1 minggu dari
waktu penyetoran. Bagian depan berada disamping ruang tamu untuk
menampung sampel yang baru datang dan pemberian label/kode sampel. Ruang
sampel dibedakan menjadi dua karena untuk mempermudah pencarian sampel
dan membedakan sampel yang baru datang dan sampel yang sudah lama.
Dalam ruang preparasi dan penyimpanan sampel juga terdapat coldroom yang
digunakan untuk menyimpan sampel dengan penanganan khusus. Ruang
preparasi sampel ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Ruang Preparasi Sampel
2. Ruang Inorganik
Ruang inorganik adalah ruang inti pada LKA PJT I. Ruang inorganik
dikatakan sebagai ruang inti karena merupakan tempat untuk analisa semua
parameter kecuali logam berat dan mikroorganisme. Didalam ruangan ini
terdapat tempat penyimpanan sampel bagian dalam, ruang timbangan, ruang
asam, dan ruang Instrumen. Didalam ruangan ini dilengkapi dengan instrument
penunjang pengujian kualitas air seperti, vapodes untuk mendestilasi sampel air
dalam pengujian amoniak dan fenol. Terdapat juga alat pemanas untuk uji COD
dan alat penunjang lainnya. Ruang inorganik ditunjukkan pada Gambar 4.
9
Gambar 4. Ruang Inorganik
3. Ruang Instrumen (Instrument Room)
Ruang instrumen adalah ruang yang digunakan untuk pembacaan sampel
dengan menggunakan alat-alat pengukur digital. Ruang instrumen dilengkapi
dengan beberapa alat seperti UV Spektrofotometer 1601, TOC, Gas
Chromatography, High Pressure Liquid Chromatography dan Ion
Chromatography. Tetapi dalam ruang instrumen yang sering beroperasi adalah
alat Spektrofotometer dan TOC. Alat Spektrofotometer digunakan untuk
membaca sampel dengan panjang gelombang yang berbeda-beda sesuai
dengan parameter apa yang diuji. Alat TOC adalah alat untuk mengukur
kandungan total zat organik rantai Carbon. Ruang instrumen ditunjukkan pada
Gambar 5.
Gambar 5. Ruang Instruman dan UV
10
4. Ruang Timbangan (Balance Room)
Ruang timbangan atau balance room adalah ruang khusus untuk
menimbang alat dan bahan (reagen) yang akan digunakan dalam pengukuran
parameter air. Ruang timbangan berada didalam ruang inorganik untuk
mempermudah akses dan mempercepat proses pengukuran parameter karena
jaraknya yang dekat dengan wilayah uji. Ruang timbangan dilengkapi dengan 2
timbangan yaitu timbangan Kern 770 yang memiliki ketelitian 0,1 mg dan
timbangan Kern dengan ketelitian 0,1 gr. Timbangan Kern 770 digunakan untuk
menimbang labu analisa kandungan minyak lemak, cawan porselen TSS dan
TDS. Timbangan Kern digunakan untuk menimbang reagen dan media
penanaman bakteri. Selain digunakan untuk menimbang, didalam ruang
timbangan juga digunakan untuk menyimpan labu minyak lemak dan cawan
porselen pengukuran TSS dan TDS yang disimpan dalam desikator pendingin.
Ruang timbangan ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Ruang Timbangan
5. Ruang Asam
Ruang asam ini berada didalam ruang inorganik, sehingga
mempermudah dan mempercepat akses dalam pengujian. Ruang asam
digunakan untuk proses pengasaman sampel atau penambahan asam pekat
pada saat pengujian. Dalam ruang asam dilengkapi dengan blower atau mesin
11
untuk mensterilkan udara yang disedot oleh mesin. Dalam proses pengasaman
blower harus dinyalakan karena udara yang dihasilkan dalam proses
pengasaman bersifat berbahaya bagi kesehatan. Ruang pengasaman juga
terdapat kompor pemanas yang digunakan untuk destruksi dalam preparasi
sampel pengukuran kandungan logam berat. Gambar ruang asam ditunjukkan
pada Gambar 7.
Gambar 7. Ruang Asam
6. Ruang AAS (AAS Room)
Pengukuran kandungan logam berat dilakukan di ruang AAS. Ruang AAS
berada diluar ruang Inorganik karena ruang AAS harus berada pada ruang yang
khusus. Ruang AAS dilengkapi dengan alat AAS Shimadzu AA - 6800, komputer
dengan software WizzArd, kereta dorong untuk preparasi sampel, dan berbagai
alat penunjang pengukuran kandungan logam berat total dan terlarut. Alat AAS
juga dilengkapi dengan peralatan penunjang yaitu HVG (Hybride Vapor
Generator) tipe HVG-1. Ruang AAS dilengkapi dengan saluran blower pembuang
gas sisa pengukuran dengan menggunakan AAS. Blower berfungsi untuk
menyedot udara sisa penggunaan AAS yang berbahaya bagi kesehatan. Ruang
AAS ditunjukkan pada Gambar 8.
12
Gambar 8. Ruang AAS
7. Ruang Mikrobiologi
Ruang mikrobiologi adalah ruang yang digunakan untuk uji kandungan
mikroorganisme yaitu total E. coli dan Coliform. Ruang mikrobiologi memiliki 3
ruang yaitu tempat sterilisasi yang dilengkapi dengan autoklaf digital HICLAVE
HV – 50, ruang pencucian alat dan ruang utama yang berisi coldcase, inkubator,
dan serangkaian alat untuk membantu pengujian mikrobiologi. Ruang
mikrobiologi berada diluar ruang inorganik dan didekat ruang preparasi sampel.
Ruang mikrobiologi adalah ruang khusus dengan pintu yang rapat karena
mikroorganisme yang diuji merupakan bakteri yang merugikan. Ruang
mikrobiologi ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9. Ruang Mikrobiologi
13
3.2 Partisipasi Aktif
3.2.1 Sampling
Kegiatan sampling diikuti pada tanggal 11 September 2015. Sampling
adalah kegiatan pengambilan sampel air yang akan diuji. Sampling dibagi
menjadi 3 yaitu tunggal (grab), composite dan integrated. Sampling tunggal
(grab) adalah sampling yang dilakukan sekali dengan waktu dan tempat yang
telah ditentukan. Sampling tunggal dilakukan secara periodik misalnya 1 bulan
sekali atau 3 bulan sekali dan dilihat rentang hasilnya. Sampling composite
adalah sampling campuran yang dilakukan pada tempat yang sama dan waktu
yang berbeda. Sampling ini dilakukan dengan selang 1 – 2 jam kemudian
dicampur sampai homogen dan dimasukkan dalam botol sampel. Sampling
integrated adalah sampling campuran yang dilakukan di tempat yang berbeda
pada waktu yang sama pada satu badan air kemudian 2 sampel tersebut
dicampur sampai homogen dan dimasukkan dalam botol sampel.
Sebelum melakukan sampling hal yang dilakukan adalah persiapan alat
dan bahan. Alat dan bahan yang disiapkan dalam pengambilan sampel
ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2:
Tabel 1. Alat Sampling
No. Alat Fungsi
1. Timba dengan Tali Mengambil sampel pada permukaan perairan
2. Hydrobius Mengambil sampel dengan kedalaman tertentu
3. pH meter Pengukur pH
4. DO meter Pengukur DO
5. Turbidity meter Pengukur kekeruhan
6. DHL meter Pengukur Daya Hantar Listrik (DHL)
7. Salinometer Pengukur salinitas
8. Botol kaca Tempat sampel uji parameter Fisika & Kima
9. Botol Winkler Tempat sampel BOD dan COD
10. Botol Mikro Tempat sampel uji mikro
11. Botol Polyetilen Tempat sampel Logam Berat
12. Bunsen Pengkondisian aseptis
13. Washing Bottle Tempat aquades
14. Cold Box Tempat sampel untuk dibawa ke LKA PJT I
15. Helm Perlindungan diri Sampler
16. Savety Jacket Perlindungan diri Sampler
14
Tabel 2. Bahan Sampling
No. Bahan Fungsi
1. Spirtus Baha bakar bunsen
2. Korek Api Menyalakan bunsen
3. Koran Membungkus botol Mikro
4. Aquades Pembilas alat
5. Tissue Membersihkan dan mengeringkan alat
Penentuan titik sampling di sungai perlu dilakukan untuk mengetahui
gambaran kualitas airnya. Penentuan titik sampling dengan pertimbangan bahwa
air sungai pada titik tersebut betul-betul homogen dengan baik. Pemeriksaan
homogenitas perlu dilakukan untuk memastikan titik sampling tersebut sudah
terjadi percampuran air sungai dengan baik. Pemeriksaan homogenitas
dilakukan dengan cara pengambilan beberapa sampel pada titik sepanjang lebar
dan kedalaman sungai untuk dianalisis beberapa parameter khusus seperti pH,
suhu dan DO. Jika hasil pemeriksaan tidak berbeda maka pengambilan sampel
dapat dilakukan pada titik tengah aliran sungai atau pada titik yang mudah dalam
pengambilannya (KLH Mojokerto, 2009).
Sampling dilakukan di Bendungan Lengkong Baru Sungai Brantas
dengan metode sampling tunggal (grab). Dilakukan sampling tunggal karena
akan dilihat atau dinilai berdasarkan hasil bulanan pengukuran (1 bulan sekali).
Titik pengambilan sampel pada bendungan lengkong baru ditunjukkan pada
Gambar 10.
15
Gambar 10. Peta Lokasi Sampling
Sampel pada bendungan lengkong baru diambil dengan menggunakan
timba. Pengambilan sampel menggunakan timba karena sampel air yang diambil
hanya pada permukaan air tidak ada ketentuan pengambilan pada kedalaman
berapa meter. Pengambilan sampel air dilakukan pada jam 09.15 WIB dengan
pengambilan langsung dari jembatan bendungan lengkong baru pada sisi bawah
bendungan. Timba diturunkan perlahan sampai terendam air dan ditunggu
sampai air masuk dalam timba dan diangkat. Cara pengambilan sampel
ditunjukkan pada Gambar 11.
Gambar 11. Pengambilan Sampel Air
Sampel selanjutnya diukur suhu, pH, DO, Daya Hantar Listrik (DHL) dan
turbidity (kekeruhan). Hasil pengukuran suhu sampel adalah 29.2 ºC, nilai pH
16
sebesar 8.24, DO sebesar 5.7 mg/l, DHL sebesar 483 Umhos/cm dan turbidity
sebesar 7.1 NTU kemudian diisi form data analisis lapangan yang ditunjukkan
pada Lampiran 4. Setelah semua diukur kemudian diisi form data analisis
lapangan dan dicatat hasil pegukuran suhu, pH, DO, DHL, turbidity serta data
kondisi fisik sampel. Hasil pengamatan kondisi fisik sampel ditunjukkan pada
Tabel 3:
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kondisi Fisik Sampel
No. Parameter Kondisi Fisik Hasil
1 Kondisi badan air Mengalir
2 Jenis pengambilan Tunggal/grap
3 Hidrocarbon Sedikit
4 Buih Sedikit
5 Tanaman air Sedikit
6 Benda terapung Sedikit
7 Lumpur Sedikit
8 Warna air Sedikit berwarna
9 Kekeruhan Sedikit keruh
10 Bau Tidak ada
11 Cuaca cerah
Sampel yang sudah diukur parameter analisis lapang, selanjutnya
sampel air dihomogenkan (diaduk) dan siap dimasukkan dalam botol sampel.
Sampel air diambil hanya satu kali dan dimasukkan kedalam 4 botol sampel yang
berbeda yaitu, botol analisa logam (polyetilen 300 ml), botol mikrobiologi, botol
winkler 250 ml dan botol kaca. Gambar botol sampel secara urut dari kiri
ditunjukkan pada Gambar 12.
Gambar 12. Botol sampel
17
Botol analisa logam menggunakan botol polyetilen karena botol polyetilen
tidak mengandung logam sehingga tidak akan terjadi kontaminasi logam terlarut
dari botol penyimpanan sampel. Sebelum botol mikrobiologi digunakan untuk
menampung sampel air, harus sudah disterilisasi dengan aoutoklaf dan saat
memasukkan sampel air pada botol dilakukan didekat bunsen untuk menghindari
kontaminasi dari udara luar. Botol winkler digunakan untuk menyimpan sampel
air pengujian BOD dan COD. Botol winkler digunakan karena botol winkler
memiliki keistimewaan mempertahankan kandungan oksigen atau tidak ada
aerasi di dalam botol akibat goncangan pada saat sampel dibawa ke
laboratorium. Botol kaca digunakan untuk analisa parameter fisika dan kimia.
Sampel yang sudah dimasukkan ke dalam botol selanjutnya diberi label
sementara dengan mencantumkan tempat dan tanggal pengambilan sampel.
Contoh pelabelan adalah Bendungan Lengkong Baru 08/09/15. Sampel yang
sudah diberi label sementara kemudian dimasukkan kedalam cold box dan
dibawa ke LKA PJT I. Setelah sampai di laboratorim, sampel langsung
dimasukkan didalam coldroom untuk pengawetan menunggu waktu pengujian.
Tetapi untuk pengujian sampel ini kami tidak mengikuti. Sampel yang diuji pada
analisa kandungan minyak & lemak adalah air limbah, TSS berupa air limbah dan
air bersih, COD berupa air limbah, BOD berupa air limbah, fenol berupa air
limbah, logam berat berupa air limbah dan amoniak berupa air limbah. Sisa
sampel uji yang tidak terpakai dalam analisa dibuang pada saluran pembuangan
limbah yang terdapat di LKA PJT I Mojokerto, sedangkan untuk limbah senyawa
kimia B3 ditampung dalam jerigen-jerigen besar dan selanjutnya dikirim ke pabrik
pengolahan limbah B3 di Jawa Barat.
18
3.2.2 Pengenalan Kode Sampel dan Penyaringan Sampel
Pada hari pertama PKM yaitu tanggal 3 Agustus 2015 kami diberikan
penjelasan kode pada label sampel. Penjelasan kode sampel bertujuan untuk
mempercepat pengambilan sampel dan menghindari kekeliruan dalam
pengambilan sampel uji. Sampel pada LKA PJT I dibedakan menjadi tiga yaitu
Internal, Eksternal Non Kip dan Eksternal Kip. Sampel Internal adalah sampel
yang diambil oleh secara berkala oleh Jasa Tirta dan dilakukan perbulan, pertiga
bulan atau perenam bulan sekali. Sampel Eksternal Non Kip adalah sampel dari
pelanggan yang disetorkan pada LKA PJT I langsung setelah pengambilan
sampel dan minimal pengambilan sertifikat kualitas airnya adalah dua minggu
setelah penyetoran. Sampel eksternal Kip adalah sampel dari pelanggan yang
tidak langsung disetorkan pada LKA PJT I setelah pengambilan sampel dan
pengambilan sertifikatnya sesuai permintaan pelanggan atau dipercepat,
sehingga kode pada label sampel juga terdapat tiga jenis.
Contoh pelabelan sampel adalah sebagi berikut:
a. Sampel Internal : 1035/PC/VIII/2015/231
b. Sampel Eksternal Non Kip : Ext 217/AB/VIII/2015/270
c. Sampel Eksternal Kip : Ext K 203/PC/VIII/2015/203
Penjelasan label sampel ditunjukkan pada Gambar 13 dibawah ini.
Gambar 13. Penjelasan Kode sampel
Ext 217/AB/VIII/2015/270
Nomor Sampel
Kode
Parameter Uji Bulan
Nomor Urut
Tahun
19
Selain penggenalan kode sampel pada hari pertama magang juga
berpartisipasi dengan membantu proses penyaringan sampel yang akan
digunakan untuk uji detergen, tetapi dalam proses analisa kandungan detergen
kita tidak dilibatkan. Pada analisa beberapa parameter sampel harus disaring
dahulu agar mempermudah dalam proses analisa. Selain itu agar tidak merusak
alat analisa karena ada partikel yang akan menyumbat saluran alat. Analisa
parameter yang membutuhkan penyaringan sampel yaitu amoniak, detergen,
fenol, nitrat, nitrit, dan lain-lain. Kegiatan penyaringan sampel membutuhkan alat
dan bahan yang dijelaskan pada Tabel 4 dan Tabel 5:
Tabel 4. Alat Penyaringan Sampel
No. Alat Fungsi
1 Vacum Alat penyedot
2 Tabung reaksi Penampung sampel yang disaring
3 Rak tabung reaksi Tempat tabung reaksi
4 Washing Bottle Tempat aquades
Tabel 5. Bahan Penyaringan Sampel
No. Bahan Fungsi
1. Kertas Saring whatman GF/CTM
0,45 µm Penyaring
2. Aquades Pembilas corong penyaring
3. Sampel Bahan yang disaring
Kegiatan penyaringan sampel ini menggunakan alat vacum/penyedot dan
kertas saring whatman GF/CTM dengan membran pori 0,45 µm. Sampel yang
disaring akan ditampung dengan tabung reaksi 100 ml yang diletakkan didalam
Erlenmeyer tabung vacum dibawah corong penyaring. Sebelum disaring sampel
harus dikocok terlebih dahulu agar homogen dan tidak ada endapan. Setelah
sampel dikocok kemudian sampel dituangkan dalam corong penyaring yang
sudah dipasang kertas saring sebanyak ± 75 ml dan ditekan tombol ON pada
vacum. Alat vacuum memiliki kekuatan menyedot yang cukup kuat jadi sebelum
air sampel habis harus dimatikan dengan menekan tombol OFF pada vacum
20
agar kertas saring tidak robek. Setelah sampel sudah tersaring selanjutnya
diambil tabung reaksi pada Erlenmeyer vacum dan diletakkan pada rak tabung
reaksi dan diberi label sesuai nomor label sampel. Setelah tabung reaksi berisi
sampel diambil atau setiap ganti sampel corong penyaring harus dibilas dengan
aquades. Alat vacum ditunjukkan pada Gambar 14.
Gambar 14. Alat Vacum
3.2.3 Analisa Kandungan Minyak & Lemak
Pada tanggal 6, 12, 13, 27 Agustus, 4 dan 8 September ikut berpartisipasi
dalam analisa kandungan minyak dan lemak. Analisa kandungan minyak lemak
bertujuan untuk mengetahui kadar material minyak lemak yang terdiri dari minyak
mineral, minyak nabati, asam lemak, sabun, malam dan material lain yang dapat
terekstrak oleh pelarut organik dari sampel yang diasamkan. Analisa ini
menggunakan metode gravimetri. Skema kerja dari analisis kandungan minyak
dan lemak dapat dilihat pada Gambar 15:
21
Labu dipanaskan dan didinginkan
Labu ditimbang
Hasil
Dibuang residu sampai setengah
Ditambah alkohol pekat 3 tetes dan
buang lagi residu
Ditambah n-heksan 2 ml dan alkohol
pekat buang residu
Ditambah n-heksan 2 ml dan alkohol
pekat buang residu
Labu
ditimbang Ditampung pada labu dan disaring
dengan Na2SO4
Mulai
Persiapan Alat dan Bahan Persiapan Sampel Uji
Ditambah n-heksan 10 ml kocok kuat
Corong/ Labu Len + 200
Mikron Hcl 1;1
Gambar 15. Skema Kerja Analisis Kandungan Minyak Lemak
22
Tahap awal analisa kandungan minyak lemak adalah persiapan alat dan
bahan. Alat dan bahan yang diperlukan ditunjukkan pada Tabel 6 dan Tabel 7 :
Tabel 6. Alat Analisa Kandungan Minyak & Lemak
Tabel 7. Bahan Uji Minyak & Lemak
Setelah semua alat dan bahan telah siap maka dilanjutkan dengan
persiapan sampel uji. Sampel yang akan diuji dikocok kuat agar homogen
kemudian dituang ke dalam gelas ukur 250 ml sebanyak 200 ml dan dituang
kedalam labu len yang sebelumnya sudah diberikan HCl 200 mikron 1:1. Hal
yang harus diperhatikan saat penuangan sampel uji adalah warna, bau dan
tekstur sampel yang harus dicatat jika keadaannya ekstrim. Pencatatan keadaan
No. Alat Fungsi
1. Timbangan Digital Menimbang labu len
2. Labu Wadah fase minyak lemak
3. Pipet Volume 10 ml
Pengambilan larutan skala 1 – 10 ml
4. Mikro pipet Pengambilan larutan skala mikro
5. Pipet tetes Pengambilan larutan skala kecil
6. Bola hisap Membantu pengambilan larutan pada pipet volume
7. Gelas ukur 250 ml Pengukur sampel uji
8. Washing Bottle Tempat aquades
9. Corong Membantu penyaringan fase minyak lemak
10. Kompor Membantu pemanasan
11. Oven Sterilisasi dan pengeringan labu
12. Crushabel tank Mengambil labu
13. Desikator Pendingin labu
14. Nampan Tempat labu
15. Blower Penyedot uap
16. Tatakan Tatakan labu len saat penyaringan fase minyak lemak
17. Labu Len Wadah pemisah fase emulsi dan fase miyak lemak
No. Bahan Fungsi
1. Sampel Uji Bahan yang akan diuji
2. HCl Sterilisasi labu len
3. n-heksan Pengikat miyak lemak
4. Alkohol Pemecah emulsi
5. Na2SO4 Penyaringan fase minyak lemak
6. Silica gel Pendingin pada desikator
7. Tiisue Membersihkan daerah uji
8. Kertas Label Pelabelan sampel pada labu len
23
sampel berfungsi untuk perbandingan hasil analisa nanti. Setelah sampel dituang
kedalam labu len selanjutnya ditambahkan n-heksan 10 ml, dikocok kuat dan
dibuang residu emulsi sampai setengah labu. Setelah sampel tinggal setengah
labu len, kemudian ditambahkan alkohol 3 tetes untuk memecah emulsi pada
sampel. Sampel ditambahkan lagi n-heksan 2 ml dan alkohol beberapa tetes
dikocok kuat dan dibuang lagi untuk pemisahan fase organik dan fase minyak
lemak. Jika fase organik masih belum terpisah maka ditambahkan alkohol lagi
sampai benar-benar terpisah dan dibuang fase organiknya.
Fase minyak lemak disaring dengan corong yang diberi kertas saring
dengan Na2SO4 dan ditampung pada labu untuk dipanaskan. Sebelum digunakan
untuk menampung fase minyak lemak, labu harus ditimbang beratnya dengan
menggunakan timbangan digital Kern 770 dengan ketelitian 0,1 mg dan dicatat
sebagai B (berat labu kosong). Fase minyak lemak yang sudah berada di labu
siap untuk dipanaskan diatas kompor dengan alat destilasi pemisah uap n-
heksan dan ditunggu sampai labu benar-benar kering. Proses pemanasan labu
ditunjukkan pada Gambar 16.
Gambar 16. Pemanasan Labu
Setelah labu benar-benar kering selanjutnya labu didinginkan pada
desikator ± 2 jam dan ditimbang dua kali yang dicatat sebagai A (berat labu
minyak lemak). Tetapi dalam proses penimbangan desikator harus dibuka 30
menit sebelum penimbangan agar hasilnya akurat. Perlu diketahui bahwa selama
24
proses analisa kandungan minyak lemak labu penampung fase minyak & lemak
tidak boleh disentuh dengan tangan harus dengan menggunakan crushabeltank.
Hal ini dikarenakan jika labu tersentuh oleh tangan kita berat dari labu tidak akan
akurat karena tangan kita mengandung minyak dan lemak. Setelah diketahui
berat labu A dan B, untuk mengetahui kadar minyak lemak pada sampel harus
dimasukkan pada rumus dibawah ini:
ML = (A – B) x 1000
Keterangan :
ML : Kadar minyak lemak (Mg/L)
A : Berat labu minyak lemak
B : Berat labu kosong
Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus diatas, hasil ditinjau
kembali dengan catatan keterangan. Jika hasilnya tinggi dan terdapat catatan
pada keterangan bahwa sampel merupakan sampel ekstrim maka hasil dapat
diterima. Jika hasilnya tinggi tetapi tidak ada catatan sehingga perlu dilakukan
peninjauan sampel uji ulang atau pengujian ulang. Pengujian ulang dilakukan
karena hasil yang tinggi dimungkinkan karena adanya tetesan-tetesan Na2SO4
pada saat penyaringan. Dari hasil perhitungan jika memperoleh nilai ≥ 1,7 mg/l
maka kandungan minyak lemaknya tinggi, sedangkan jika hasil perhitungan ≤1,7
mg/l maka kandungan minyak & lemaknya rendah. Hasil analisa kandungan
minyak & lemak ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Analisa kandungan Minyak & Lemak
No. Sampel Hasil (mg/l) Konsentrasi (mg/l)
1 EXTb/IE/007 0.1 ≤1,7
2 EXTc/IE/008 0.0 tt
3 EXTd/IE/009 0.0 tt
4 EXTi/IE/014 0.0 tt
5 EXTj/IE/015 0.4 ≤1,7
25
Sampel uji diatas merupakan air limbah yang telah diuji kandungan
minyak & lemaknya. Kode sampel uji tersebut menunjukkan bahwa sampel
tersebut merupakan sampel eksternal dari limbah industri gula yang ditunjukkan
dari kode parameter IE. 5 sampel tersebut yang memiliki kandungan minyak dan
lemak adalah sampel uji EXTb/IE/007 dan EXTj/IE/015. Sampel uji EXTb/IE/007
memiliki nilai sebesar 0.1 mg/l dan sampel uji EXTj/IE/015 memiliki nilai 0.4 mg/l.
Sampel uji minyak & lemak tersebut yang paling tinggi kandungan minyak &
lemaknya adalah sampel uji EXTj/IE/015. Tetapi untuk kedua sampel uji tersebut
masih dalam kategori rendah karena nilainya masih ≤1,7 mg/l. Hasil lengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 3 hasil analisa kandungan minyak & lemak.
3.2.4 Analisa TSS
Pada tanggal 4, 5 dan 11 Agustus 2015 berpartisipasi dalam analisa
TSS. Analisa TSS adalah analisa kandungan Total Suspended Solid atau partikel
yang berukuran lebih kecil dari 0,45 µm dalam air sampel. Analisa TSS pada
LKA PJT I Mojokerto menggunkan metode Gravimetri. Prinsip analisa TSS
adalah contoh uji yang telah homogen disaring dengan kertas saring yang telah
ditimbang. Residu yang tertahan pada kertas saring dikeringkan pada suhu 1030
C sampai dengan 1050 C. Kenaikan berat saringan mewakili kadar TSS. Hasil
TSS dihitung dari perbedaan antara padatan terlarut total dan padatan total.
Skema kerja untuk analisa TSS ditunjukkan pada Gambar 17.
26
Sebelum dilakukan analisa TSS hal yang perlu disiapkan adalah alat dan
bahan. Alat dan bahan yang diperlukan ditunjukkan pada Tabel 9 dan 10.
Tabel 9. Alat Analisa TSS
No. Alat Fungsi
1 Pinset Penjepit cawan porselen
2 Cawan porselen Wadah kertas saring
3 Timbangan Digital Menimbang cawan porselen dan kertas saring
4 Desikator Pendingin cawan porselen dan kertas saring
5 Vacum Penyaring sampel
6 Oven Pemanas cawan porselen dan kertas saring
7 Nampan Tempat cawan porselen dan kertas saring
8 Mangkuk porselen Tempat kertas saring yang sudah dikalibrasi
Persiapan Alat dan Bahan Uji
Mulai
Persiapan Cawan
Porselen dan Kertas
Saring
Persiapan
Sampel Uji
Penyaringan
Pengeringan
Pendinginan
Penimbangan
Perhitungan
Hasil
Gambar 17. Skema Kerja Analisa TSS
27
Tabel 10. Bahan Analisa TSS
No. Bahan Fungsi
1 Kertas Saring whatman GF/CTM 0,45 µm
Menyaring sampel
2 Aquades Kalibrasi vacum dan kertas saring
3 Sampel Bahan yang diuji
4 Silica Gel Pendingin cawan porselen dan kertas saring pada desikator
Setelah semua alat dan bahan siap, tahap selanjutnya adalah persiapan
cawan porselen dan kertas saring. Sebelum digunakan, cawan porselen yang
sudah dicuci kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105º C selama ± 3
jam dan didinginkan pada desikator selama ± 2 jam. Begitu juga dengan kertas
saring sebelum digunakan di bilas dengan aquades dengan bantuan vacum dan
diletakkan diatas mangkuk porselen. Setelah dibilas dengan aquades kertas
saring juga dikeringkan pada oven dengan suhu 105º C selama ± 3 jam dan
didinginkan pada ruang ber AC. Setelah cawan porselen dan kertas saring
benar-benar dingin, tahap selanjutnya adalah penimbangan cawan dan kertas
saring kosong. Setelah melewati proses pendinginan pada desikator cawan
porselen dan kertas saring tidak boleh tersentuh tangan dan cara
pengambilannya harus dengan menggunakan penjepit/pinset.
Penimbangan cawan porselen dan kertas saring dilakukan pada ruang
timbangan dengan timbangan digital Kern 770 dengan ketelitian 0,1 mg. Cawan
porselen ditimbang terlebih dahulu yang diletakkan pada sensor timbangan,
ditunggu sampai 2 angka terakhir pada display benar-benar stabil lalu dicatat
sebagai berat cawan kosong dan dicatat kode cawan. Setelah berat cawan
dicatat kemudian ditekan Tare agar nilai pada display kembali 0,0000 untuk
menimbang berat kertas saring kosong. Setelah muncul nilai 0,0000 maka kertas
saring diletakkan diatas cawan porselen pada sensor timbangan dan dilihat pada
28
display sampai 2 angka terkhir stabil dan dicatat sebagai berat kertas saring
kosong. Berat kertas saring kosong yang ditimbang antara 0.08 – 0.09 gr, jika
beratnya melebihi 0.1 gr maka kertas saring tersebut rangkap 2 jadi harus
dipisahkan. Setelah diketahui berat cawan kosong dan kertas saring kosong,
selanjutnya cawan yang berisi kertas saring kosong diletakkan pada meja dorong
dan diurutkan. Penimbangan dilanjutkan sampai sejumlah sampel uji yang akan
dianalisa.
Tahap selanjutnya dari analisa TSS adalah persiapan sampel uji. Sampel
uji yang akan dianalisa ditata dan diurutkan diatas meja dorong yang kemudian
didekatkan pada meja vacum. Setelah semua persiapan telah selesai, tahap
selanjutnya adalah penyaringan sampel uji. Kertas saring pada porselen
diletakkan pada corong penyaring. Sampel dikocok agar homogen kemudian
dituang pada corong penyaring. Air sampel yang dituang pada corong penyaring
ditentukan dari kondisi sampel uji. Kondisi sampel uji dilihat dari warna, tingkat
kekeruhan dan kekentalan sampel uji. Kondisi sampel uji dibagi menjadi 4, yaitu:
a. Jernih/bening : volume yang disaring 200 ml.
b. Agak keruh/keruh : volume yang disaring 100 – 150 ml.
c. Keruh dan berwarna pekat : volume yang disaring 50 ml
d. Sangat kental dan berwarna : volume yang disaring 20 ml.
Volume yang dituang pada corong penyaring dicatat sebagai volume
sampel. Setelah sampel sudah dituang pada corong penyaring selanjutnya
ditekan tombol On pada vacuum untuk memulai penyaringan. Setelah sampel
tersaring maka kertas saring diambil dengan pinset dan diletakkan kembali pada
cawan porselen untuk dikeringkan pada oven dengan suhu 105º C selama ± 3
jam. Setelah dikeringkan tahap selanjutnya adalah didinginkan pada desikator ±
2 - 3 jam sebelum ditimbang. Setelah cawan porselen dan kertas saring sudah
benar-benar dingin kemudian ditimbang kembali dengan penimbangan satu kali
29
tanpa pengulangan. Penimbangan juga ditunggu sampai 2 angka terkhir pada
display timbangan digital stabil dan dicatat sebagai berat cawan dan kertas
saring. Setelah diketahui berat kertas saring kosong dan kertas saring residu
kemudian dimasukkan dalam rumus dibawah ini sesuai dengan Dok QP/LKA/15 :
TSS (mg/L) = ( )
Keterangan :
A : Berat cawan dan kertas saring + residu (mg)
B : Berat cawan dan kertas saring (mg)
V : Volume contoh uji
Hasil perhitungan analisa TSS ditunjukkan pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Analisa TSS
No. Sampel Hasil (mg/l)
1 ABA2/A1/002 30.0
2 ABA3/A1/003 95.0
3 ALI2/PC/006 13.5
4 ALI4/PC/014 46.0
5 ALI5/PC/015 64.0
Sampel uji pada analisa TSS adalah air bersih dan air limbah. Sampel
ABA2/A1/002 dan ABA3/A1/003 merupakan sampel uji air bersih yang dibedakan
dengan kode ABA dengan parameter A1 yang menunjukkan air sungai. Sampel
ALI2/PC/006, ALI4/PC/014 dan ALI5/PC/015 merupakan sampel uji air limbah
yang dikodekan sebagai ALI. Ketiga sampel tersebut berparameter PC yang
berarti analisa hanya dilakukan pada parameter permintaan pelanggan. Sampel
uji yang memiliki kandungan TSS tertinggi adalah sampel uji ABA3/A1/003
dengan nilai 95 mg/l, sedangkan kandungan TSS terendah adalah pada sampel
uji ALI2/PC/006 dengan nilai 13.5 mg/l. Hasil akhir TSS dipengaruhi juga oleh
kondisi sampel berupa air bersih atau air limbah. Nilai TSS air bersih dapat lebih
tinggi daripada air limbah. Hal ini dimungkinkan karena baiknya sistem
30
pengolahan air limbah industri tertentu. Hasil lengkap analisa TSS dapat dilihat
pada Lampiran 3 data hasil analisa TSS. Proses analisa TSS ditunjukkan pada
Gambar 18.
Gambar 18. Penyaringan Sampel Uji Analisa TSS
3.2.5 Analisa COD
Partisipasi aktif dalam analisa COD dilakukan pada tanggal 18, 21, 24,
Agustus, dan 7 September 2015. Analisa COD bertujuan untuk mengetahui
kadar atau jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik
dalam air dengan satuan mg/l. Analisa COD yang dilakukan pada LKA PJT I
menggunakan metode Refluks Tertutup dengan alat Spektrofotometer (UV –
Visible Spektrofotometer 1601). Prinsip analisa COD adalah bahan organik
dioksidasi oleh K2Cr2O7 dan H2SO4 pada kondisi mendidih dengan katalis HgSo4-
(Perak Sulfat) berwarna kuning sehingga terbentuk ion Cr2O72- sampai berwarna
hijau. Sisa dari K2Cr2O7 yang bereaksi dengan bahan organik yang akan dibaca
oleh UV – Visible Spektrofotometer.
Hal ini juga sesuai dengan pernyataaan Sihaloho (2008) prinsip untuk uji
COD dalam air dengan alat spektrofotometer visible adalah jumlah oksidan
Cr2O72- bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai 1 mg O2 pada tiap
1000 ml contoh uji. Senyawa organik contoh uji dioksidasi oleh Cr2O72-. Jumlah
oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam O2 mg/l dan dibaca pada
spektrofotometer. Analisa COD dengan metode refluks tertutup memiliki skema
kerja yang ditunjukkan pada Gambar 19.
31
Gambar 19. Skema Kerja Analisa COD
c. Larutan
Standart
b. Blanko a. Sampel Uji
2,5 ml (a, b, c) + 1,5 ml
K2Cr2O7 – HgSo4- + 3,5 ml
H2SO4 – AgSo4 kocok
Mulai
Persiapan Alat dan Bahan Uji
Pembuatan larutan Standart COD
Kurva Kalibrasi
Diterima
Persiapan Sampel Uji
Analisa COD
Pemanasan
Peandinginan
Dibaca Pada
Spektrofotometer dengan
gelombang 444 nm Hasil
Pengenceran
32
Skema kerja diatas menunjukkan tahap pertama analisa COD yaitu
persiapan alat dan bahan. Alat dan bahan yang diperlukan ditunjukkan pada
Tabel 12 dan Tabel 13.
Tabel 12. Alat Analisa COD
No. Alat Fungsi
1. Tabung reaksi 10 ml Tempat reagen dan sampel
2. Rak tabung reaksi Tempat tabung reaksi
3. Pipet volume 10 ml Mengambil larutan skala 1 – 10 ml
4. Pipet volume 5 ml Mengambil larutan skala 1 – 5 ml
5. Bola hisap Membantu mengambi larutan pada pipet volume
6. Beaker glass Tempat aquades
7. Gelas ukur 100 ml Tempat sampel air
8. Spektrofotometer Membaca kadar K2Cr2O7
9. Alat Pemanas Memanaskan Sampel dan reagen
Tabel 13. Bahan Analisa COD
No. Bahan Fungsi
1. K2Cr2O7 Indikator yang bereaksi dengan sampel
2. Sampel uji Bahan yang diuji
3. H2SO4 Pengondisian asam dan membantu pemanasan
4. Aquades Pengencer dan pembilas alat
5. Tissue Membersihkan daerah kotor
6. Kertas label Menandai sampel
Tahap selanjutnya adalah dengan membuat larutan standart untuk
membuat kurva kalibrasi. Larutan standart adalah larutan yang mengandung
konsentrasi yang sudah diketahui secara pasti dan langsung digunakan sebagai
pembanding dalam analisa atau dapat disebut dengan kurva kalibrasi. Setelah
kurva kalibrasi dibuat selanjutnya dilakukan pipeting reagen pada tabung reaksi
dengan komposisi K2Cr2O7 3,5 ml dan H2SO4 1,5 ml. Pada saat pipeting reagen,
reagen yang harus dipipet terlebih dahulu adalah K2Cr2O7 lalu H2SO4 karena jika
yang dipipet H2SO4 terlebih dahulu tabung reaksi akan pecah. Setelah reagen
siap maka dilanjutkan dengan penambahan sampel uji sebanyak 2,5 ml.
Sebelum sampel uji dicampur dengan reagen, sampel harus dicek
terlebih dahulu. Sampel yang berwarna, berbau dan teksturnya kental harus
33
diencerkan. Pengenceran sampel dilakukan sesuai dengan kondisi sampel yang
dilihat dari tingkat bau, warna dan teksturnya.. Pengenceran dilakukan dengan
perkiraan ahli pengenceran berdasarkan kondisi sampel. Pengenceran dilakukan
agar reagen K2Cr2O7 yang bereaksi dengan sampel masih tersisa dan dapat
dibaca pada spektrofotometer. Jika setelah dilakukan pengenceran pada sampel
dan sudah bereaksi reagen K2Cr2O7, warna larutan berwarna kehijauan
menunjukan kadar COD masih tinggi dan harus dilakukan pengenceran kembali.
Selain sampel, blanko dan larutan standart juga ditambahkan reagen.
Blanko adalah aquades yang ditambahkan reagen dan dijadikan sebagai
pembanding konsentrasi terendah. Sampel uji, blanko dan larutan standart yang
telah dicampur dengan reagen selanjutnya tabung reaksi ditutup dan diberi label
sesuai dengan jumlah pengencerannya (contoh : E 173 3x). Setelah ditutup
kemudian dihomogenkan dengan cara dikocok agar sampel uji dapat bereaksi
dengan K2Cr2O7. Tahap selanjutnya adalah dipanaskan dengan pemanas
Techne DB.3D dengan suhu 150 ºC selama 2 jam dan didinginkan pada blower
sampai dingin. Setelah larutan dingin sampai dengan suhu ruang maka larutan
siap dibaca pada Spektrofotometer dengan gelombang 444 nm dan diinput pada
Ms. Excel. Proses pemanasan sampel dan reagen ditunjukkan pada Gambar 20.
Gambar 20. Pemanasan Larutan COD
Setelah sampel uji dibaca di spektrofotometer dan diinput hasilnya pada
ms. Excel maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui kadar COD.
34
Perhitungan dilakukan dengan rumus dibawah ini sesui dengan Dok
QP/LKA/15:
COD = Fx x Na
Keterangan:
COD : hasil akhir kadar COD
Fx : faktor pengenceran
Na : nilai hasil pembacaan pada spektrofotometer
Hasil analisa COD ditunjukkan pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Analisa COD
No. Sampel Hasil (mgO2/l)
1 ALI 07/PC/039 6.78
2 ALI 08/PC/040 8.09
3 ALI 09/PC/041 15.55
4 ALI 10/PC/042 5.27
5 ALI 11/PC/043 6.04
Sampel yang diuji pada analisa COD merupakan air limbah dengan parameter
permintaan pelanggan. Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus COD telah
diketahui nilai COD dari 5 sampel uji tersebut. Sampel uji yang memiliki nilai
tertinggi adalah sampel uji ALI 09/PC/041 dengan nilai 15.55 mgO2/l, sedangkan
nilai COD terendah adalah sampel uji ALI 10/PC/042 dengan nilai 5.27 mgO2/l.
Hasil pengukuran kandungan COD tergantung dari kondisi sampel dan juga
banyaknya pengenceran yang dilakukan. Kondisi sampel yang berbau, berwarna
dan bertekstur kental memiliki kadar COD yang tinggi. Semakin banyak dilakukan
pengenceran pada sampel uji akan memperbesar kemungkinan kurang
akuratnya pengujian yang dilakukan. Hasil lengkap perhitungan anlisa COD
terdapat di lampran 3 data analisa COD.
35
3.2.6 Analisa BOD
Pada tanggal 10, 19, 20, 31 Agustus dan 2 September 2015 ikut
berpartisipasi dalam analisa BOD. BOD adalah jumlah oksigen dalam mg yang
dibutuhkan mikroorganisme untuk mengurai zat organik menjadi anorganik
secara biokimiawi pada 1 liter air selama 5 hari pada suhu 20 ºC. Prinsip kerja
dari BOD berdasarkan pada reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen terarut
dengan bakteri aerobik. Hasil dari oksidasi tersebut berupa CO2, ammoniak dan
air. BOD dihitung dari selisih DO awal dengan DO akhir/5 hari pada suhu 20 ºC.
Skema kerja untuk analisa BOD dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar 21. Skema Kerja Analisa BOD
Mulai
Persiapan alat dan
Bahan Uji
Pembuatan Larutan
Pengencer
Aquades, lar. Kimia (FeCl,
MgSo4, CaCl, dan lar. buffer
phosphat) dan larutan seed
Diukur DO awal
Diinkubasi 5 hari
Diukur DO akhir
Hasil
Persiapan Sampel
uji
Pengenceran
36
Tahap pertama analisa BOD adalah persiapan alat dan bahan. Alat dan
bahan yang harus dipersiapkan ditunjukkan pada Tabel 15 dan Tabel 16.
Tabel 15. Alat Analisa BOD
No. Alat Fungsi
1. Botol winkler Wadah sampel uji
2. Pipet volume 10 ml Mengambil larutan skala 1 – 10 ml
3. Bola hisap Membantu pengambilan sampel pada pipet volume
4. DO meter Mengukur nilai DO
5. Aerator Menambah kadar oksiden
6. Selang Membantu proses aerasi
7. Toples saluran katub air
Wadah larutan pengencer
Tabel 16. Bahan Analisa BOD
No. Bahan Fungsi
1. Sampel uji Bahan yang diuji
2. 4 Reagen FeCl2, CaCl, MgSO4, buffer phosphat untuk pengondisian DO
3. Larutan Seed Mikroorganisme pengurai organik
4. Aquades Pengencer dan pembilas alat
5. Kertas label Menandai sampel
Analisa BOD memiliki 3 persyaratan, pertama adalah pembuatan larutan
pengencer yang terdiri dari aquades yang sudah diaerasi selama 24 jam, larutan
Kimia (FeCl, MgSo4, CaCl, dan lar. buffer phosphat) dan larutan seed dengan
perbandingan 1 : 1 : 2. Larutan seed adalah larutan yang berisi mikroorganisme
yang berfungsi untuk mengurai zat organik. Larutan pengencer harus diaerasi
minimal 2 jam untuk menghomogenkan dan menambah kadar oksigen pada
larutan. Persyaratan yang kedua adalah cek blanko. Cek blanko adalah larutan
pengencer yang sudah diearasi, sedangkan untuk persyaratan yang ketiga
adalah pengenceran. Pengenceran dilakukan pada sampel yang berbau,
berwarna dan teksturnya kental. Sampel yang berbau dincerkan dengan larutan
pengencer tetapi tidak sampai menghilangkan baunya. Sampel yang jernih
langsung dilakukan pengukuran DO dengan DO meter. Larutan pengencer yang
sudah diaerasi ditunjukkan pada Gambar 22.
37
Gambar 22. Larutan Pengencer BOD
Setelah semua alat dan bahan telah siap, tahap selanjutnya adalah
pengecekan sampel dan pengenceran. Pengenceran dilakukan agar kadar
oksigen mendekati 7 – 8 atau mendekati blanko. Semakin ekstrim kondisi
sampel, maka kadar DO pada sampel semakin rendah sehingga perlu dilakukan
pengenceran untuk menaikkan nilai DO. Pengenceran pada analisa BOD
dilakukan dengan penambahan larutan pengencer yang telah dibuat
sebelumnya. DO diukur dengan menggunakan DO meter dengan merk Sension6
dan catat sebagai DO awal (DO0). Jika sampel ekstrim, maka dilakukan 2 jenis
pengenceran dan diplih mana yang mendekati blanko dengan kode A dan kode
B. Setelah diketahui nilai DO, selanjutnya sampel dimasukkan kedalam botol
winkler dan ditutup perlahan agar tidak ada gelembung udara. Sampel yang
berada di botol winkler kemudian diinkubasi selama 5 hari pada suhu 20⁰ C atau
selama 3 hari pada suhu 27⁰ C. sampel diinkubasi selama 5 hari karena pada
waktu tersebut adalah waktu maksimal yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
mengurai zat organik. Setelah 5 hari diinkubasi, tahap selanjutnya adalah
pengukuran nilai DO dan dicatat sebagai DO akhir (DO5). Perhitungan dilakukan
berdasarkan rumus dibawah ini sesuai dengan Dok QP/LKA/15 :
( ) (( ) )
38
Keterangan :
DO0 : DO contoh sebelum diinkubasi (mg/l)
DO5 : DO contoh setelah diinkubasi 5 hari 200 C (mg/l)
DO0blk : DO blanko sebelum diinkubasi (mg/l)
DO5blk : DO blanko setelah diinkubasi 5 hari 200 C (mg/l)
P : Desimal faktor pengenceran =
f : Perbandingan volume seed dalam conoh uji dengan volume
seed dalam blanko.
Rumus untuk mencari f adalah sebagai berikut :
[
( ( ))
]
Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil data yang ditunjukkan pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Analisa BOD
No. Sampel Hasil (mgO2/l)
1 Sampel Uji a 6.35
2 Sampel Uji b 2.21
3 Sampel Uji c 1.29
4 Sampel Uji d 0.79
5 Sampel Uji e 79.55
Tabel diatas menunjukkan hasil nilai BOD sampel uji. Nilai BOD tertinggi
adalah sampel uji e dengan nilai 79.55 (mgO2/l), sedangkan nilai BOD terendah
adalah sampel uji c dengan nilai 1.29 (mgO2/l). Nilai BOD yang dihasilkan
dipengaruhi oleh kondisi sampel dan juga pengenceran yang telah dilakukan.
Semakin berbau, berwarna dan bertekstur kental sampel uji tersebut memiliki
nilai DO yang rendah sehingga perlu banyak pengenceran dengan penambahan
larutan pengencer yang sudah diaerasi. Hasil lengkap analisa BOD dapat dilihat
pada Lampiran 3.
39
3.2.7 Analisa Fenol
Partisipasi aktif selanjutnya adalah analisa fenol. Analisa fenol hanya
diikuti sekali yaitu pada tanggal 7 agustus 2015. Fenol adalah salah satu turunan
benzena yang dapat diukur dari pembentukan reaksi warna fenol dengan Kalium
Ferri Sianida. Prinsip kerja fenol adalah fenol yang telah didestilasi akan bereaksi
dengan 4-Amino Antipyrine pada pH 7.9 ± 0.1 yang akan menimbulkan serapan
warna dengan panjang gelombang 500 nm dan akan bereaksi dengan Kalium
Ferri Sianida. Pada LKA PJT I analisa fenol menggunakan metode “4-Amino
Antipyrine” dengan alat Spektrofotometer (UV – Visible Spektrofotometer 1601).
Skema kerja analisa fenol dapat dilihat pada Gambar 23.
40
Persiapan Sampel Uji
Ditambahkan 4 – Amino Antipirin
dan Kalium ferrisianida 0.5 ml
Dihomogenkan dan dibaca
pada spektrofotometer pada
gelombang
Hasil
Mulai
Persiapan Alat dan Bahan Uji
Sampel 100 ml Sampel 150 ml untuk Duplo dan Spike
pH ditepatkan 3.90 - 4.10
Destilasi dan diambil 50 ml
Ditambahkan NH4OH 1.25 ml
pH ditepatkan 8.90 - 9.10
Gambar 23. Skema Kerja Analisa Fenol
41
Tahap awal analisa fenol adalah mempersiapkan alat dan bahan uji. Alat
dan bahan uji yang diperlukan ditunjukkan pada Tabel 18 dan Tabel 19.
Tabel 18. Alat Analisa Fenol
No. Alat Fungsi
1. Erlenmeyer 250 ml Tempat awal sampel
2. Erlenmeyer 100 ml Tempat destilat sampel
3. pH meter Menukur pH
4. Hot Plate Menghomogenkan larutan
5. Strirrer Menghomogenkan larutan
6. Vapodes Memurnikan sampel
7. Pipet volume 5 ml Mengambil larutan pada skala 1 – 5 ml
8. Bola hisap Membantu mengambil larutanpada pipet volume
9. Gelas ukur 50 ml Mengukur sampel
10. Spektrofotometer Membaca kadar fenol
11. Pipet tetes Mengambil larutan skala kecil
Tabel 19. Bahan Analisa Fenol
No. Bahan Fungsi
1. Sampel uji Bahan yang diuji
2. NaOH 1N Menaikkan pH sampel
3. Asam phosphat Menurunkan pH
4. Buffer phosphat Menurunkan pH
5. 4-amino antipirin Indikator fenol
6. Kalium ferrisianida
7. aquades Pembilat alat
8. Kertas label Menandai sampel uji
Setelah semua alat dan bahan telah siap, tahap selanjutnya adalah
persiapan sampel uji dengan dikocok dan diukur 100 ml kemudian dituangkan
pada Erlenmeyer 250 ml, kecuali untuk Duplo dan Spike hanya 150 ml sampel.
Sampel selanjutnya dikondisikan pHnya hingga 3,90 – 4,10 dengan NaOH 1N
dan Asam Phosphat untuk menurunkan pH dengan perbandingan 1 : 9. Sampel
selanjutnya didestilasi dengan vapodes untuk memurnikan sampel, dalam proses
destilasi harus ditampung pada Erlenmeyer 100 ml. Destilat yang sudah
ditambung, selanjutnya dilakukan penambahan NH4H sebanyak 1,25 ml dengan
pipet volume. Sampel dikondisikan pHnya hingga mencapai 7,90 – 8,10. Setelah
pHnya tepat, kemudian ditambahkan 4-Amino antipirin dan Kalium Ferri Siania
42
[K3Fe(CN)6] masing-masing sebanyak 0,5 ml. Sampel yang sudah diberikan
reagen selanjutnya dikocok dan dibaca pada spektrofotometer pada gelombang
500 nm. Proses pengondisian nilai pH ditunjukkan pada Gambar 24.
Gambar 24. Pengondisian pH Analisa Fenol
Setelah dibaca pada spektrofotometer lalu dilakukan perhitungan.
Perhitungan dilakukan dengan rumus yang sesuai dengan Dok QP/LKA/15 :
Rumus hasil analisa fenol apabila tidak diencerkan adalah:
KAD = KAT
Rumus hasil analisa fenol apabila deilakukan pengenceran adalah:
KAD = KAT x Fx
Keterangan :
KAD : konsentrasi akhir dilaporkan hasil kadar fenol
KAT : konsentrasi akhir terbaca pada spektrofotometer
Fx : faktor pengenceran
Dari analisa fenol ini diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Analisa Fenol
No. Sampel Hasil (mg/l)
1 ALI/IR/046 0.078
2 ALI/IR/047 0.074
3 ALI/IR/048 0.083
4 ALI/IR/049 0.039
5 ALI/IR/050 0.059
43
Sampel uji pada analisa fenol adalah air limbah yang dikodekan dengan ALI.
Sampel tersebut merupakan air limbah industri rokok dan cerutu yang
ditunjukkan dengan parameter uji IR. Tabel hasil diatas menunjukkan bahwa nilai
fenol tertinggi adalah sampel uji ALI/IR/048 dengan nilai 0.083 mg/l, sedangkan
nilai fenol terendah adalah sampel uji ALI/IR/049 dengan nilai 0.039 mg/l.
Seluruh sampel uji tersebut tidak diencerkan atau pengenceran hanya 1 kali.
Hasil lengkap dari analisa fenol dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.2.8 Analisa Logam Berat
Partisipasi aktif selanjutnya adalah ikut serta dalam analisis kandungan
logam berat diikuti pada tanggal 25 Agustus, 4 dan 10 September 2015. Analisa
kandungan logam berat dibagi menjadi 2 yaitu logam total dan logam terlarut.
Logam total adalah analisa kandungan logam tanpa adanya penyaringan atau
dengan kata lain kandungan total logam berat pada suatu sampel yang tidak
hanya pada airnya saja tetapi juga pada partikel tersuspensinya. Logam terlarut
adalah analisa kandungan logam dengan proses penyaringan partikel yang lebih
kecil dari 0,45 µm atau kandungan logam yang hanya terlarut diair sampel.
Analisa kandungan logam berat menggunakan metode spektrofotometer serapan
atom secara langsung.
Kegiatan analisa kandungan logam berat yang dilakukan di LKA PJT I
menggunakan larutan standart sebagai pembanding dalam analisa. Larutan
standart adalah larutan yang mengandung logam berat yang kandungannya
sudah diketahui atau dapat disebut dengan kurva kalibrasi. Secara langsung
pengujian ini menggunakan flame yaitu nyala api pada alat AAS Shimadzu A-
6800. Metode spektrofotometer serapan atom secara langsung memiliki prinsip
kerja bahwa setiap logam dalam sampel/contoh uji air akan dirubah dari ion
menjadi bentuk unsur melalui proses atomisasi atau nebulasi. Setelah terbentuk
unsur dari logam tersebut, maka unsur tersebut akan menyerap sinar dengan
44
panjang gelombang dari lampu-lampu katoda yang sesuai dengan logam-logam
tersebut. Secara otomatis intensitas cahaya sebelum dan sesudah diserap oleh
unsur logam tertentu akan dibandingkan oleh detektor yang akan dibaca sebagai
absorbansi. Absorbansi adalah nilai serapan atau berbandingan sinar yang
diserap dengan semua sinar yang dipancarkan. Dengan hasil konsentrasi logam
akan berbanding lurus dengan absorbansi yang dibandingkan oleh detektor (IK
Q1/LKA/15, 2003). Langkah-langkah dalam analisa kandungan logam berat
dapat di lihat pada skema kerja yang ditunjukkan pada Gambar 25.
45
T
Y
T
Y
Gambar 25. Skema Kerja Analisa Kandungan Logam Berat
Tambahkan 5 ml HNO3
pekat dan batu didih,
panaskan perlahan hingga
volume menjadi 15-20 ml
Tambahkan lagi 5 ml HNO3
pekat panaskan (2x)
sampai warna endapan
sampel menjadi agak putih
atau sampel menjadi jernih
Tuang pada Labu
ukur/erlenmeyer 100 ml
dan ditambah aquades
ditepatkan 100 ml.
Ukur Konsentrasi Logam
dengan AAS
Catat hasil pengukuran
Hasil
Persiapan Sampel
Logam Total Logam Terlarut
Sampel disaring dan
diasamkan sampai
pH dibawah 2
dengan HNO3 pekat
(100:1)
Sampel 100 ml Sampel 100 ml
Mulai
Persiapan Alat
Pembuatan
Kurva kalibrasi
Diterima
Cek Standart
sebagai sampel
Diterima
46
Alat dan bahan yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 21 dan Tabel 22.
Tabel 21. Alat pengukuran kandungan Logam Berat
No. Alat Fungsi
1 Membran berpori 0,45 µm Untuk menyaring sampel
2 Alat Penyaring dan Vacum Untuk menyaring sampel
3 Automatic pipet Untuk mengambil sampel larutan
4 Erlenmeyer Untuk wadah sampel saat pemanasan
5 Gelas ukur 100 ml Untuk preparing sampel untuk pengujian
6 Pengambil contoh uji air otomatis (ASC-6100)
Untuk mengambil sampel yang akan diuji dengan AAS
7 Spektofotometer Serapan Atom (AA-6800)
Untuk mengukur kandungan logam
8 Lampu Katoda untuk masing-masing logam
Untuk indikator logam berat
9 Komputer dengan software AA-WizzArd
Untuk pengolahan data
10 Timbangan Analitik Untuk menimbang reagen
11 Alat Pemanas Untuk memanaskan dan pembakaran sampel
12 Pipet volume 10 ml Untuk pipeting HNO3
13 Bola hisap Untuk pipeting HNO3
Tabel 22. Bahan Pengukuran Kandungan Logam Berat
No. Bahan Fungsi
1 HNO3 pekat (pa) Pengondisian asam saat destruksi
2 Gas Acetyline (UHP) Bahan penunjang analisa, digunakan pada HVG untuk analisa Argon
3 Gas Nitrous Oxide (UHP)
Bahan penunjang analisa, digunakan sebagai bahan pereduksi
4 Gas Argon (UHP) Merupakan bahan penunjang analisa, digunakan pada HVG untuk analisa Merkuri
5 Gas Synthetic Air Bahan penunjang analisa, digunakan pada HVG untuk analisa Selenium
6 Larutan Standar Logam Sebagai acuan pengukuran kandungan logam
7 HCl pekat Untuk membantu proses destruksi logam
8 NaBH4 Bahan yang membantu reaksi reduksi dalam atomisasi dengan pembentukan senyawa hibrida
9 As. Askorbat 0,5% Melarutkan logam berat tertentu
10 KI 0,5% Melarutkan logam berat tertentu
11 Palladium Nitrat 1 mg/lt Melarutkan logam berat tertentu
12 Lantanum Oxide 1% Sebagai reagen untuk melarutkan logam berat yang akan dianalisa
13 Larutan Standart Logam Pembanding dalam analisa
14 KmnO4 0.01 N Sebagai bahan pengencer
15 (Hollow Cathode Lamp) HCL 5 M
Membantu analisa setiap unsur logam
16 Kertas label Memberi label pada sampel agar tidak tertukar
17 Tisu Membersihkan area yang kotor
47
Sebelum dilakukan analisa kandungan logam berat, langkah awal yang
dilakukan adalah membuat kurva alibrasi. Pembuatan kurva kalibrasi juga
diakukan jika cek standart melebihi toleransi yang ditetapkan. Kurva kalibrasi
diterima jika sesuai dengan prosedur Metode Analisa, Verifikasi dan Validasi
Metode No. Dok QP/LKA/15.
Pengukuran logam terlarut lebih mudah dibandingkan dengan
pengukuran logam total. Logam terlarut hanya melewati proses destruksi 1 kali
tanpa pemanasan dengan penambahan HNO3 pekat (1 ml) dengan pH dibawah
2 pada sampel 100 ml yang sebelum dituang harus dikocok dahulu dan diuji
dengan AAS. Analisa logam total contoh uji 100 ml dituang kedalam Erlenmeyer
yang sebelumnya telah dikocok dan ditambahkan HNO3 pekat 1 ml kemudian
dipanaskan sampai volumenya mencapai 10-20 ml. Proses pemanasan
ditambahkan beberapa batu didih dengan tujuan untuk meredam luapan air
sampel yang mendidih agar tidak keluar atau meluap keluar Erlenmeyer. Tidak
semua sampel akan meluap-luap saat dipanaskan tergantung dari karakteristik
sampel airnya. Setelah pemanasan pertama ditambahkan HNO3 pekat 1 ml dan
dipanaskan lagi sampai 2x tetapi jangan sampai habis. Setelah endapan sampel
berwarna putih atau sampel berwarna jernih selanjutnya kompor pemanas
dimatikan dan didinginkan pada blower. Setelah sampel dingin dituang dalam
gelas ukur 100 ml. Erlenmeyer dibilas dengan aquades dan dituang dalam gelas
ukur kemudian ditepatkan sampai 100 ml. Setelah tepat 100 ml selanjutnya
dituangkan pada cuvet AAS dan siap dianalisis kandungan logam totalnya.
Proses destruksi untuk analisa logam total ditunjukkan pada Gambar 26.
48
Gambar 26. Proses Destruksi Analisa Logam Total
Nilai yang ditunjukkan pada komputer yang telah diinstal software
WizzArd merupakan nilai atau hasil kandungan logam berat yang telah diukur.
Sebagai catatan dalam penambahan HNO3 pekat dan pemanasan pada sampel
blower harus dalam keadaan menyala dan penutup ruang asam ditutup sampai
sejajar dengan bagian dada laboran. Hal ini merupakan tindakan safety pada diri
sendiri karena HNO3 pekat sangat berbahaya bagi kesehatan dan bersifat panas.
Hasil pengukuran dari AAS dinyatakan sebagai hasil dari pengukuran
kandungan logam berat. Hasil analisa logam berat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Hasil Analisa Kandungan Logam Berat
No. Sampel Hasil (mg/l)
Ket. Fe Zn
1 ALI 1 2.300 0.466 In
2 ALI 2 5.988 1.251 Out
3 ALI 3 0.357 0.152 Out
4 ALI 4 1.018 0.411 Out
5 ALI 5 0.085 0.016 Out
Sampel yang diuji kandungan logam beratnya adalah sampel air limbah. Tabel
diatas menunjukkan nilai Fe tertinggi adalah sampel uji ALI 2 dengan nilai 5.988
mg/l sebagai out IPAL, sedangkan Fe terendah adalah sampel uji ALI 3 dengan
nilai 0.357 mg/l. Nilai Zn tertinggi adalah sampel uji ALI 2 dengan nilai 1.251 mg/l
dan nilai terendah adalah sampel uji ALI 5 dengan nilai 0.016 mg/l. Sampel uji
ALI 2 dengan ALI 1 merupakan sampel yang sama seharusnya nilai Fe dan Zn
pada sampel uji ALI 2 lebih rendah dibandingkan dengan sampel uji ALI 1.
49
Sampel ALI 1 adalah In IPAL yang belum mengalami proses pengolahan limbah.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan kekeliruan pelanggan dalam pemberian label
atau adanya penambahan logam-logam tertentu dalam pengolahan limbah
tersebut. Hasil lengkap analisa kandungan logam berat dapat dilihat pada
Lampiran 3.
3.2.9 Analisa Amoniak
Partisipasi aktif yang terakhir adalah analisa Amoniak pada tanggal 3 dan
9 September 2015. Analisa ammoniak dilakukan untuk mengetahui kandungan
ammoniak pada suatu sampel uji. Prinsip dari analisa ammoniak adalah
ammoniak akan bereaksi dengan hipoklorit dan fenol. Reaksi yang terjadi
tersebut dikatalisasi oleh Natrium Nitropruside membentuk senyawa indofenol
yang berwarna biru. Analisa Amoniak pada LKA PJT I menggunakan metode
Fenat dengan alat Spektrofotometer (UV – Visible Spektrofotometer 1601).
Skema kerja analisa ammonia ditunjukkan pada Gambar 27.
50
Mulai
Persiapan Alat dan Bahan
Kurva kalibrasi
Diterima
Persiapan Sampel uji
Ditambah Lar. Buffer
borat 2,5 ml dan NaOH
6 N 3 tetes
Destilasi Ditampung
pada Asam
sulfat 0,04 N
Diambil 10 ml
Ditambah lar. fenol dan
sodium nitropruside 0.5%
0,4 ml
Ditambah lar. Oksida 1 ml (lar. sodium hipocloride
dan lar. alkali)
Lar. Indofenol
Dibaca pada
spektrofotometer pada
gelombang 400 nm
Hasil
Gambar 27. Skema Kerja Analisa Amonia
51
Tahap pertama yang harus dilakukan adalah persiapan alat dan bahan.
Alat dan bahan yang harus dipersiapkan diuraikan pada Tabel 24 dan Tabel 25.
Tabel 24. Alat Analisa Amoniak
No. Alat Fungsi
1. Vapodes Destilasi sampel air
2. Tabung Kjeldal Wadah sampel saat destilasi
3. Tabung Wadah hasil destilasi
4. Rak tabung reaksi Wadah sampel dan reagen
5. Gelas ukur Mengukur sampel
6. Pipet volume 10 ml Mengambil larutan skala 1 – 10 ml
7. Bola Hisap Membantu pengambilan sampel pada pipet volume
8. Rak tabung reaksi Tempat tabung reaksi
9. Spektrofotometer Membaca kadar amoniak
10. Pipet tetes Mengambil larutan skala kecil
Tabel 25. Bahan Analisa Amoniak
No. Bahan Fungsi
1. Sampel uji Bahan yang diuji
2. Aquades Pembilas alat
3. Lar. Buffer borat Pengondisian pH
4. Lar. NaOH 6N Pengondisian pH
5. Asam Sulfat 0,04 N Pengikat gas Amoniak
6. Lar. Fenol Sebagai katalisator
7. Lar. sodium nitropruside 0.5%
Sebagai katalisator
8. Lar. Oksida PembentukLarutan khusus
9. Kertas label Memberi tanda
10. Tissue Membersihkan daerah yang kotor
Setelah semua alat dan bahan sudah siap tahap selanjutnya adalah
sampel diukur 50 ml dan dimasukkan pada tabung kjeldal. Tahap selanjutnya
tambahkan larutan buffer borat 2,5 ml dan NaOH 6 N 3 tetes. Penambahan
kedua larutan tersebut bertujuan untuk mengondisikan pH sampel 7.5 – 11.5.
Setelah pH sampel dikonsisikan, selanjutnya sampel didestilasi pada vapodes
dan ditampung pada tabung reaksi yang sudah berisi asam sulfat 0,04 N 10 ml.
Sampel didestilasi bertujuan untuk memurnikan sampel uji. Sampel didestilasi
dengan 1 kali Run dan jika kondisi sampel berwarna, berbau dan bertekstur
52
kental harus dibilas dengan aquades. Asam sulfat 0,04 N berfungsi untuk
mengikat amoniak dan gas amoniak agar tidak keluar dan membahayakan
analis.
Destilat selanjutnya diambil 10 ml dengan pipet volume dan diletakkan
pada tabung reaksi 100 ml. Sampel yang telah diambil selanjutnya ditambahkan
larutan fenol dan sodium nitropruside 0.5% masing-masing 0,4 ml serta
ditambahkan larutan oksida 1 ml. Larutan oksida adalah larutan yang terdiri dari
larutan sodium hipocloride dan larutan alkali dengan perbandingan 1 : 4. Fungsi
dari larutan oksida adalah untuk membentuk larutan kompleks yang dapat
disebut dengan larutan indofenol. Setelah semua reagen ditambahkan
selanjutnya larutan indofenol didiamkan 24 jam atau dapat juga didiamkan dalam
waktu minimal yaitu 5 jam. Tahap selanjutnya adalah dibaca pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 640 nm.
Nilai akurasi dan presisi uji dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi reaksi
merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan dalam uji amoniak dengan
metode fenat. Reaksi dalam pembentukan senyawa yang kompleks dan stabil,
masing-masing reagen berfungsi dalam capaian keberhasilan reaksi. Untuk uji N-
amonia, pH sangat menentukan dalam akurasi dan presisi uji. Hal ini disebabkan
amonia di dalam air berada dalam dua bentuk yaitu berupa ion amonium (NH4 +)
atau non-ion amonium (NH3) (Handayani dan Widyastuti, 2009 dalam Murti dan
Purwanti, 2014). Setelah dibaca pada spektrofotometer selanjutnya dilakukan
perhitungan hasil NH3, NH4, dan NH4 – N terikat didapat dari faktor berat
molekul dan hasil amoniak terikat, dengan rumus sebagai berikut :
a. NH3 =
b. NH4 =
c. NH3 – N =
53
Hasil yang diperoleh dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Hasil Analisa Ammoniak
No. Sampel Hasil (mg/l)
1 ALI 236 34.700
2 ALI 243 0.611
3 ALI 247 0.802
4 ALI 255 1.386
5 ALI 267 1.586
Sampel yang diuji pada analisa kandungan amoniak adalah air limbah dengan
pengkodean ALI. Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai ammoniak tertinggi
adalah sampel uji ALI 236 dengan nilai 34.700 mg/l, sedangkan nilai terendah
adalah sampel uji ALI 243 dengan nilai 0.0611 mg/l. Sampel uji ALI 236
diencerkan sebanyak 50 kali dan sampel uji ALI 243 diencerkan 1 kali atau tidak
diencerkan. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3 data hasil analisa
amoniak.
3.3 Kendala dan Saran Pelaksanaan PKM
Dalam pelaksanaan PKM ini saya mengalami beberapa kendala dalam
berbagai kegiatan. Kendala dalam sebuah kegiatan maklum terjadi karena
kurangnya persiapan atau ketidaksesuaian kondisi lapang dengan perkiraan.
Kendala-kendala yang saya alami dalam kegiatan PKM ini adalah sebagai
berikut :
1. Kepengurusan administrasi pada pihak Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan serta pada Pihak Jurusan yang kurang jelas alurnya. Alur
pengajuan dan persyaratannya tidak jelas karena tidak ada pedoman dan
sosialisasi alur pengajuan.
2. Kendala terakhir adalah format laporan yang berubah-ubah setelah
kegiatan PKM selesai. Karena format yang masih berubah-ubah tersebut,
sehingga menghambat penyusunan laporan PKM.
54
3. Pengujian sampel uji yang dilakukan pada instansi merupakan sampel air
limbah dan air sungai (air tawar). Karena sampel air laut yang diuji hanya
sedikit dan hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga data yang
diperoleh juga bukan data air laut.
4. Kurangnya waktu dalam pemberian materi pada saat pelaksanaan PKM
dari instansi. Kurangnnya waktu dalam pemberian materi dikarenakan
banyak sampel yang harus dianalisa dan pembimbing laboratorium juga
sangat sibuk. Hal ini berakibat kurang lengkapnya materi yang diberikan.
Saran yang dapat diberikan pada kegiatan PKM ini adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan PKM selanjutnya semoga lebih baik dengan kejelasan dari
sistem administrasi dan pemberian sosialisasi pada mahasiswa.
2. Penetapan format laporan seharusnya sudah siap ketika program PKM
telah dilaksanakan.
3. Pada kegiatan PKM selanjutnya alangkah baiknya lebih berkonsentrasi
pada instansi yang menganalisis sampel air laut sehingga sesuai dengan
bidang yang dipelajari.
4. Waktu dalam pemberian materi harus ditambah lagi agar materi yang
diperoleh dan dilaporkan lengkap dan jelas.
55
DAFTAR PUSTAKA
Jasa Tirta I. 2007. Layanan Unggulan Laboratorium Kualitas Air. Online. http://www.jasatirta1.co.id/layanan2.php?subaction=showfull&id=1192471748&archive=&start_from=&ucat=5&. Diakses pada 2 Oktober 2015. Pukul 05.20 WIB.
Jasa Tirta I. 2012. Sumber Daya Air Kegiatan Pemantauan Kualitas Air. Online. http://www.jasatirta1.co.id/sda.php?subaction=showfull&id=1191838983&archive=&start_from=&ucat=11&. Diakses pada 2 Oktober 2015. Pukul 05.20 WIB.
KLH Mojokerto. 2008. Laporan Pemantauan KualitasAir Sungai di Kota Mojokerto Tahun 2008. Mojokerto : Pemerintah Kota Mojokerto.
Murti, R. S. dan Christiana M. H. P.. 2014. Optimasi Waktu Reaksi Pembentukan Kompleks Indofenol Biru Stabil Pada Uji N-Amonia Air Limbah Industri Penyamakan Kulit Dengan Metode Fenat. Yogyakarta : Balai Besar Kulit Karet dan Plastik Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Putranto, T. T. 2011. Pencemaran Logam Berat Merkuri (Hg) Pada Air Tanah. Jurnal Teknik. Vol. 32 No. 1. Semarang : UNDIP.
Sihaloho, R. M. 2008. Penentuan Chemical Oxygen Demend (COD) Limbah cair Pulp dengan Metode Spektrofotometri Visible di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Medan : Universitas Sumatera Utara.
57
Lampiran 2
Dokumentasi PKM
No. Gambar Keterangan
1.
Kertas saring
2.
Analisa Kandungan Minyak Lemak
3.
Larutan kimia analisa BOD
4.
Pengasaman (destruksi) sampel uji
Kandungan Logam Berat
5.
Lampu Katoda AAS
58
6.
Penggantian lampu katoda
7.
Peletakan sampe uji pada AAS
8.
Proses destilasi amoniak
9.
Proses sampling
10.
Pemberian materi tentang sampling
59
11.
DO meter, turbidity meter, pH meter dan
DHL meter
12.
Pipeting reagen analisa COD
13.
Penimbangan cawan porselen dan kertas
saring analisa TSS
14.
Penanaman bakteri E.coli
15.
Pipeting reagen fenol
60
Lampiran 3
Data Lengkap Analisa 1. Data Analisa Kandungan Minyak & Lemak
NO Kode Contoh Uji
Jenis Analisa Tanggal Volume (ml)
Berat Labu Kosong
Berat Labu + Residu
Konsentrasi Minyak &
Lemak (mg/l)
Hasil Akhir
Terima Uji 1 2 1 2
1 Standar 1 Minyak/Lemak 03/08/15 04/08/15 10 63,1810 63,1810 63,2204 63,2204 39,4 39,4
2 Contoh Uji 1 Duplo 03/08/15 04/08/15 500 60,5747 60,5747 60,5747 60,5747 0,0 tt
3 Contoh Uji 1 Sampel 03/08/15 04/08/15 500 62,9883 62,9882 62,9883 62,9883 0,1 <1,7
4 Contoh Uji 2 Sampel 03/08/15 04/08/15 500 63,7838 63,7838 63,7838 63,7838 0,0 tt
5 Contoh Uji 3 Sampel 03/08/15 04/08/15 500 63,0936 63,0936 63,0936 63,0936 0,0 tt
6 Contoh Uji 4 Sampel 03/08/15 04/08/15 500 63,3093 63,3093 63,3093 63,3093 0,0 tt
7 Contoh Uji 5 Sampel 03/08/15 04/08/15 500 63,7650 63,7649 63,7652 63,7651 0,4 <1,7
8 Contoh Uji 6 Sampel 03/08/15 04/08/15 500 63,9679 63,9679 63,9679 63,9679 0,0 tt
9 Standar 2 Minyak/Lemak 03/08/15 04/08/15 10 63,1810 63,1810 63,2204 63,2204 39,4 39,4
61
2. Data Analisa TSS
No Kode Contoh
Uji
Jenis Analisa
Tanggal Volume contoh
(L)
Berat Cawan Kosong
(g)
Rata – rata
Berat Cawan Kosong
(g)
Berat kertas Saring
(g)
Brt. cawan & Krts serta residu
tersus 103 – 1050 C (g)
Rata – rata Brt. cawan &
Krts serta residu tersus 103 – 1050 C
(g)
Kadar residu
Tersuspensi (mg/L)
Terima Analisa
1 Contoh Uji 1
Sampel 03/08/15 04/08/15 0,1 26,42 26,42 0,0901 26,52 26,52 110,00
26,42 26,52
2 Contoh Uji 2
Sampel 03/08/15 04/08/15 0,1 23,86 23,86 0,0918 23,96 23,96 96,50
23,86 23,96
3 Contoh Uji 3
Sampel 03/08/15 04/08/15 0,3 21,11 21,11 0,0903 21,20 21,20 13,67
21,11 21,20
4 Contoh Uji 4
Sampel 03/08/15 04/08/15 0,1 20,27 20,27 0,0890 20,36 20,36 46,00
20,27 20,36
5 Contoh Uji 5
Sampel 03/08/15 04/08/15 0,1 18,81 18,81 0,0894 18,91 18,91 64,00
18,81 18,91
62
6 Contoh Uji 6
Sampel 03/08/15 04/08/15 0,1 18,20 18,20 0,0900 18,29 18,29 40,00
18,20 18,29
3. Data Analisa COD
No Kode Contoh Uji
Jenis Analis
a
Tanggal Pengenceran Pembacaan (mg/l)
Konsentrasi COD (mg/l)
Hasil Akhir (mg/l)
Terima Analisa
1 Standart 10 (2) COD 03/08/15 04/08/15 1 10,238 10,24 10,24
2 Contoh Uji 1 Sampel 03/08/15 04/08/15 50 30,038 1501,9 1501,9
3 Contoh Uji 2 Sampel 03/08/15 04/08/15 1 12,059 12,06 12,06
4 Contoh Uji 3 Sampel 03/08/15 04/08/15 2 63,341 126,7 126,7
5 Contoh Uji 4 Sampel 03/08/15 04/08/15 1 38,413 38,41 38,41
6 Contoh Uji 5 Sampel 03/08/15 04/08/15 1 7,977 7,977 7,977
7 Contoh Uji 6 Sampel 03/08/15 04/08/15 1 15,570 15,57 15,57
65
6. Data Analisa Logam Berat
LABORATORIUM KUALITAS AIR PERUM JASA TIRTA I
Jl. Surabaya 2A Malang, Telp. (0341) 551971, Fax. (0341) 551971, Email : [email protected]
Desa Lengkong, Kec. Mojoanyar - Mojokerto, Telp. (0321) 331860, (0321) 395134, E-mail : [email protected]
Hasil Analisa Kandungan Logam Berat
Bulan : Agustus 2015
No. Kode Contoh Uji Jenis Analisa Tanggal Hasil (mg/l)
Ket. Analis Terima Analisa Fe Zn
1 ABA 45 Sampel 3/8/2015 10/8/2015 2.300 0.466 In Nur
2 ABA 46 Sampel 3/8/2015 10/8/2015 5.988 1.251 Out Nur
3 ABA 56 Sampel 3/8/2015 10/8/2015 0.357 0.152 Out Nur
4 ABA 58 Sampel 3/8/2015 10/8/2015 1.018 0.411 Out Nur
5 ABA 61 Sampel 4/8/2015 10/8/2015 0.085 0.016 Out Nur
6 ALI 81 Sampel 4/8/2015 10/8/2015 0.430 0.277 Out Nur
7 ALI 85 Sampel 4/8/2015 10/8/2015 0.195 0.318 Out Nur
8 ALI 86 Sampel 4/8/2015 10/8/2015 0.162 0.191 Out Nur
9 ALI 89 Sampel 4/8/2015 10/8/2015 0.315 0.291 Out Nur
10 ALI 92 Sampel 4/8/2015 10/8/2015 0.781 0.149 Out Nur