perhitungan dimensi pipa air bersih
TRANSCRIPT
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Perhitungan Dimensi Pipa Air Bersih
Terdapat 2 perhitungan untuk dimensi pipa air bersih, yaitu berdasarkan kerugian
gesek dan berdasarkan perhitungan headloss menggunakan rumus anak dan istri.
Perhitungan Berdasarkan Kerugian Gesek
Akibat dari adanya gesekan air terhadap dinding pipa, maka timbul tekanan terhadap
aliran yang biasanya disebut kerugian gesek. Kerugian gesek ini berdasarkan diagram-
diagram aliran untuk beberapa jenis pipa, seperti baja karbon, PVC, dan tembaga. Dalam
perencanaan plambing ini pipa yang digunakan adalah pipa jenis baja karbon dengan CHW =
100.
Kerugian tekanan akibat gesekan dalam perlengkapan seperti cabang, belokan,
reducer, dan sebagainya, biasanya dinyatakan dengan panjang ekivalen artinya kerugian
gesek dalam perlengkapan itu sama dengan suatu panjang pipa lurus dengan diameter pipa
yang sama dengan diameter pipa perlengkapan itu.
Ukuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak sebagaimana dijelaskan.
Biasanya ukuran pipa dibuat sama setelah mencapai diameter terkecil yang diinginkan.
Selain itu, perlu juga dipertimbangkan batas kerugian gesek atau ystemt hidrolik yang
diizinkan. Demikian juga batas kecepatan antara 0,3-2 m/det. Perhitungan kerugian gesek
minimum dari tipe ruang saniter yang dihitung berdasarkan setiap ystem yang ada pada
ruang saniter tersebut. Dalam perencanaan ini, perhitungan gesek dilakukan pada ystem-
sistem ruang saniter yang telah ditentukan. Ruang saniter yang digunakan adalah kamar –
kamar yang berada pada posisi paling pojok dari setiap gedung. Adapun rumus yang
digunakan dalam perhitungan kerugian gesek ini adalah sebagai berikut :
Dimana :
R = kerugian gesek yang diijinkan (mm/m)
H = head static pada alat plambing (m)
Hs = head standar pada alat plambing (m)
K = koefisien pipa (2-3)
L = panjang pipa lurus pipa utama (m)
l = panjang pipa lurus pipa cabang (m)
Adapun langkah-langkah perhitungan kerugian geseknya dilakukan sebagai berikut :
R = 1000 x (
H−Hs ¿K ( L+ l) ¿
¿¿)
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
1. Membagi setiap ruang saniter menjadi beberapa sistem yang memungkinkan kemudahan
dalam perhitungan.
2. Menentukan jalur-jalur pada setiap sistemnya.
3. Menentukan UAP yang ditanggung oleh tiap alat plambing pada setiap sistem. Untuk
tabel UAP dapat dilihat pada tabel 2.4 unit alat plambing untuk penyediaan air dingin
pada halaman 13.
4. Menentukan laju aliran dari jalur pada tiap sistem berdasarkan jumlah UAP yang
ditanggung pada jalur itu dengan menggunakan kurva UAP yang dapat dilihat pada
gambar 2.1
5. Menghitung R (kerugian gesek) pada setiap sistem sebagai batas maksimum kerugian
gesek yang terjadi pada tiap jalur untuk setiap sistemnya, lalu R itu diplotkan pada
gambar kurva kerugian gesek untuk pipa baja karbon (CHW = 100), dalam menghitung
R sistem digunakan l alat plambing yang terjauh dari sistem itu. Untuk grafik R
(kerugian gesek) pipa baja karbon dapat dilihat pada Gambar 2.3 Kerugian gesek dalam
pipa baja karbon
6. Setelah memplotkan kerugian gesek pada grafik kerugian gesek, kemudian dilihat laju
aliran yang ada pada jalur tersebut, kemudian laju aliran ini dilplotkan pada grafik
kerugian gesek pipa baja karbon. Setelah itu dilihat diameter pipa yang memotong laju
aliran tersebut. Diameter pipa yang diambil adalah diameter pipa yang kerugian gesek
jalurnya lebih kecil daripada kerugian gesek pada sistem.
7. Dari diameter, laju aliran, dan kerugian gesek yang diperoleh untuk tiap jalurnya pada
kurva itu juga dapat diperoleh kecepatan aliran yang terjadi pada tiap pipa untuk jalur
yang berbeda (ratio V).
8. Menentukan panjang (l) yang dilewati oleh pipa dengan diameter yang berbeda pada tiap
jalurnya (hanya panjang pipa utama).
9. Menentukan panjang ekivalen pipa dari tiap alat plambing di setiap jalurnya. Panjang
ekivalen berdasarkan aksesoris yang ada pada jalur tersebut, untuk lebih jelasnya
mengenai panjang ekivalen tiap aksesoris dapat dilihat pada Tabel 2.5 Panjang ekivalen
untuk katup dan perlengkapan lainnya
10. Menjumlahkan l dengan l’ untuk tiap jalurnya lalu pada tiap sistemnya dijumlahkan.
11. Pada tiap jalur dari tiap sistem (l + l’) dikalikan dengn kerugian gesek yang terjadi pada
jalur itu juga, lalu untuk tiap jalur pada tiap system dijumlahkan.
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
12. Jumlah daripada (l + l’) untuk tiap sistem dikalikan dengan kerugian gesek system (R
sistem/ R batas maksimum). Kemudian hasil ini dibandingkan dengan jumlah dari (l + l’)
dikali dengan kerugian gesek di tiap jalurnya, diusahakan Rsistem x ∑(l + l’) tidak jauh
berbeda jaraknya (selisihnya) dengan jumlah dari (l + l’) yang telah dikalikan dengan
kerugian gesek pada tiap jalur dari tiap sistemnya.
13. Apabila selisih antara keduanya terlalu besar, maka perlu dilakukan
pengecilan/pembesaran pada diameter jalur yang R (kerugian gesek)nya mempunyai
selisih yang besar (terlalu jauh) dengan R system (R batas maksimum system), sehingga
dapat diperoleh selisih yang tidak jauh berbeda
14. Setelah didapatkan diameter pada tiap jalur untuk tiap sistemnya yang masih berupa mm
maka diubah dalam bentuk inchi.
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Adapun contoh perhitungannnya adalah seperti yang dibawah ini :
☼ Kamar No 65 Lantai 16 Gedung A (system 1)
Diketahui :
(L + l) = 0,4 + 0,2 + 0,1 + 0,2 + 0,15 + 0,3 + 0,45 + 0,7 + 0,5 + 0,3 + 0,3 + 1,9
= 5,4 m(data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑ l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 2) = 7,5 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi shower sebagai alat plambing tertinggi)
Hs = (0,7 x 10 = 7) (head statik standar) untuk shower
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(7,5 )−72,5 x 5,4 )
R = 25,71 mm/m
☼ Kamar No 65 Lantai 16 Gedung A (system 2)
Diketahui :
(L + l) = 1,8 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,75 + 5,6 + 0,3 + 0,15 + 2,2 + 0,9 + 0,3 m
= 12,45 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 0,6) = 8,9 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi faucet sebagai alat plambing terjauh)
Hs = 3 (head static standar) untuk faucet dengan head statis tertinggi
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(8,9)−32,5 x 12 , 45 )
R = 76,19 mm/m
☼ Kamar No 63 Lantai 16 Gedung A (system 1)
Diketahui :
(L + l) = 0,4 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,3 + 0,45 + 0,7 + 3 + 1,9 m
= 9,1 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 2) = 7,5 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi shower sebagai alat plambing tertinggi)
Hs = 7 (head static standar) untuk shower dengan head statis tertinggi.
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(7,5)−72,5 x 9 ,10 )
R = 77,11 mm/m
☼ Kamar No 63 Lantai 16 Gedung A (system 2 )
Diketahui :
(L + l) = 1,8 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,75 + 5,6 + 0,3 + 0,15 + 2,2 + 0,9 + 0,3 + 3 +
1,9 m
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
= 17,35 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 0,6) = 8,9 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi faucet sebagai alat plambing terjauh)
Hs = 3 (head static standar) untuk faucet dengan head statis tertinggi
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(8,9)−32,5 x 17 ,35 )
R = 105,49 mm/m
☼ Kamar No 77 Lantai 16 Gedung A (system 1 )
Diketahui :
(L + l) = 0,4 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,3 + 0,45 + 0,7 + 0,5 + 1,9 + 51,9 m
= 56,6 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 2) = 7,5 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi shower sebagai alat plambing tertinggi)
Hs = 7 (head static standar) untuk shower dengan head statis tertinggi.
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(7,5)−72,5 x 56 , 6 )
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
R = 16,93 mm/m
☼ Kamar No 77 Lantai 16 Gedung A (system 2 )
Diketahui :
(L + l) = 1,8 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,75 + 5,6 + 0,3 + 0,15 + 2,2 + 0,9 + 0,3 + 1,9 +
51,9 m
= 66,25 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 0,6) = 8,9 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi faucet sebagai alat plambing terjauh)
Hs = 3 (head static standar) untuk faucet dengan head statis tertinggi
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(8,9 )−32,5 x 66 , 25 )
R = 77,11 mm/m
☼ Kamar No 53 Lantai 16 Gedung A (system 1 )
Diketahui :
(L + l) = 0,4 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,3 + 0,45 + 0,7 + 0,5 + 1,9 + 38,5 m
= 43,2 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 2) = 7,5 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi shower sebagai alat plambing tertinggi)
Hs = 7 (head static standar) untuk shower dengan head statis tertinggi.
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(7,5)−72,5 x 43 , 2 )
R = 22,96 mm/m
☼ Kamar No 53 Lantai 16 Gedung A (system 2 )
Diketahui :
(L + l) = 1,8 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,75 + 5,6 + 0,3 + 0,15 + 2,2 + 0,9 + 0,3 + 1,9 +
38,5 m
= 52,85 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 0,6) = 8,9 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi faucet sebagai alat plambing terjauh)
Hs = 3 (head static standar) untuk faucet dengan head statis tertinggi
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(8,9)−32,5 x 52 ,85 )
R = 77,21 mm/m
☼ Kamar No 11 Lantai 16 Gedung B (system 1 )
Diketahui :
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
(L + l) = 0,4 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,3 + 0,45 + 0,17 + 0,24 + 0,6 + 0,6 + 18,2 +
2,1 m
= 23,51 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 2) = 7,5 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi shower sebagai alat plambing tertinggi)
Hs = 7 (head static standar) untuk shower dengan head statis tertinggi.
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(7,5)−72,5 x 23 ,51 )
R = 47,66 mm/m
☼ Kamar No 11 Lantai 16 Gedung B (system 2 )
Diketahui :
(L + l) = 1,8 + 0,2 + 0,1 + 0,17 + 0,8 + 4,9 + 1,2 + 3 + 1,3 + 18,2 + 2,1
= 33,77 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 0,6) = 8,9 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi faucet sebagai alat plambing terjauh)
Hs = 3 (head static standar) untuk faucet dengan head statis tertinggi
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
R = 1000 x (
(8,9)−32,5 x 33 ,77 )
R = 77,21 mm/m
☼ Kamar No 1 Lantai 16 Gedung B (system 1 )
Diketahui :
(L + l) = 0,4 + 0,2 + 0,1 + 0,15 + 0,18 + 0,24 + 0,8 + 0,15 + 0,6 + 0,6 + 19,1 +
2,1 m
= 24,62 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 2) = 7,5 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi shower sebagai alat plambing tertinggi)
Hs = 7 (head static standar) untuk shower dengan head statis tertinggi.
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(7,5)−72,5 x 24 , 62 )
R = 47,82 mm/m
☼ Kamar No 01 Lantai 16 Gedung B (system 2 )
Diketahui :
(L + l) = 1,8 + 0,2 + 0,1 + 0,17 + 0,8 + 4,9 + 1,2 + 3 + 1,3 + 19,1 + 2,1
= 34,57 m (data dapat dilihat berdasarkan isometri air bersih). Untuk lebih
mudahnya dalam mencari (L + l) maka lebih baik dicari dahulu panjang
(l) dari tiap jalur karena ∑l tiap jalur sama dengan (L + l).
H = (3 + 4 + 2,5 – 0,6) = 8,9 m (tinggi lantai ke-16 dengan dasar roof tank
dikurangi tinggi faucet sebagai alat plambing terjauh)
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Hs = 3 (head static standar) untuk faucet dengan head statis tertinggi
K = 2,5
Sehingga didapatkan :
R = 1000 x (H−Hs ¿
K ( L+ l) ¿¿
¿)
R = 1000 x (
(8,9 )−32,5 x 34 ,57 )
R = 77,21 mm/m
Untuk perhitungan kerugian gesek gedung C dianggap sama dengan perhitungan untuk
gedung A, dikarenakan bentuk dan komponen yang ada di gedung C bersifat typikal dengan
gedung A. Sedangkan untuk gedung B hanya dilakukan perhitungan terhadap 1 kamar pojok
kanan ( kamar no 11) dan 1 kamar pojok kiri ( kamar 01 ). Hal ini dilakukan karena
diasumsikan jika kamar yang posisinya jauh dari rooftank, headlossnya sudah memenuhi
dan air dapat mengalir, maka untuk kamar yang dengan jarak terdekat juga dipastikan akan
mengalir.
Perhitungan Berdasarkan Rumus Anak dan Istri
Kecepatan (V) asumsi adalah 2 m/detik. Dimana diketahui:
- Volume Roof Tank (Vrt) = 48,762 m3(Gedung A dan Gedung C), dan 34,587 m3
(Gedung B)
- Waktu Pemompaan = 30 menit = 1800 detik
Dimensi pipa air bersih didapatkan dengan menentukan debit pengaliran. Berikut ini
adalah perhitungan penentuan dimensi pipa air bersih dari ground reservoir menuju
ke roof tank.
Gedung A
Debit pengaliran (Q) = 48,762m3
1800 detik
= 0,02709 m3/detik
= 27,09 L/detik
Dimensi pipa air bersih (D) dari ground reservoir ke roof tank adalah:
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Q=V x A
D=[4 x Qπ x v ]
1/2
D=[4 x 0,02709π x 2 ]
1/2
= 0,131 m
= 131,3 mm
Dimensi yang tersedia di pasaran adalah 150 mm. Maka:
0,150 =[4 x 0,02709π x v ]
1/2
V cek = 1,53 m/detik.
Maka, dimensi pipa air bersih dari ground reservoir ke roof tank untuk Gedung A
dan Selatan adalah sebesar 150 mm atau 6 inch.
Gedung B
Debit pengaliran (Q) = 34,587 m3
1800 detik
= 0,0192 m3/detik
= 19,215 L/detik
Dimensi pipa air bersih (D) dari ground reservoir ke roof tank adalah:
Q=V x A
D=[4 x Qπ x v ]
1/2
D=[4 x 0,0192π x 2 ]
1 /2
= 0,111 m
= 111 mm
Dimensi yang tersedia di pasaran adalah 125 mm. Maka:
0,111 =[4 x 0,0192π x v ]
1/2
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
V cek = 1,11 m/detik.
Maka, dimensi pipa air bersih dari ground reservoir ke roof tank untuk Gedung B dan
Selatan adalah sebesar 125 mm atau 5 inch.
Gedung C
Debit pengaliran (Q) = 48,762m3
1800 detik
= 0,02709 m3/detik
= 27,09 L/detik
Dimensi pipa air bersih (D) dari ground reservoir ke roof tank adalah:
Q=V x A
D=[4 x Qπ x v ]
1/2
D=[4 x 0,02709π x 2 ]
1/2
= 0,131 m
= 131,3 mm
Dimensi yang tersedia di pasaran adalah 150 mm. Maka:
0,150 =[4 x 0,02709π x v ]
1/2
V cek = 1,53 m/detik.
Maka, dimensi pipa air bersih dari ground reservoir ke roof tank untuk Gedung A
dan Selatan adalah sebesar 150 mm atau 6 inch.
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Gambar 4.7 Distribusi Aliran Air dari Ground Reservoir ke Roof Tank (GedungA)
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Gedung A
Untuk memompakan air bersih dari ground reservoir ke ruang saniter diperlukan data-
data sebagai berikut :
Kecepatan (v) aliran di dalam pipa diasumsikan 2 m/detik.
Debit pengaliran (Q) = 48,762m3
1800 detik
= 0,0278 m3/detik
= 27,09 L/detik
Dimensi pipa air bersih (D) dari ground reservoir ke roof tank adalah:
Q=V x A
D=[4 x Qπ x v ]
1/2
D=[4 x 0,0278π x 2 ]
1/2
= 0,133 m
= 133 mm
Dimensi yang tersedia di pasaran adalah 150 mm. Maka:
0,150 =[4 x 0,0278π x v ]
1/2
V cek = 1,25 m/detik.
Maka, dimensi pipa air bersih dari ground reservoir ke roof tank untuk Gedung A
dan Gedung C adalah sebesar 150 mm atau 6 inch.
Diameter ini selanjutnya digunakan untuk menghitung headloss pompa yang terjadi.
Perhitungan headloss adalah sebagai berikut :
Perhitungan Head Pompa Ground Reservoir – Roof Tank
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Head pompa yang terjadi secara umum dapat dihitung dengan menggunakan rumus,
sebagai berikut :
Head Pompa = Hstatis + Hsistem
Hstatis = (2 + 64 + 2,5) = 68,5 meter
Hsistem = Mayor losses + Minor losses + (v2/2g)
Mayor losses (Hf), meliputi :
Suction :
L Suction = 2,5 + 2 = 4,5 meter
Hf = L(0,00155 x D2,63 x C )1,85 x Q1,85
¿ 4,5(0,00155 x152,63 x120 )1,85 x 27,091,85
¿0,086 m
Discharge :
L Discharge = 2,3 + 64 + 9,5 + 2 + 2 = 80,3 meter
Hf = L(0,00155 x D2,63 x C )1,85 x Q1,85
¿ 80,3(0,00155 x152,63 x120 )1,85 x 27,091,85
¿1,529 m
Jadi, total mayor losses = Hfsuction + Hfdischarge
= 0,086 m + 1,529 m
= 1,615 m
Minor losses (Hm), meliputi :
Head akibat 6 belokan 900 (K = 0,3)
Hf = 6[ K⋅v2
2 g ] = 6
[ 0,3×22
2×9 , 81 ] = 0,367 m
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Head akibat 1 check valve (K = 2)
Hm =
K⋅v2
2 g =
2×22
2×9 , 81 = 0,408 m
Jadi, total Minor losses = 0,367 m + 0,408 m = 0,775 m
Headloss akibat kecepatan = [ v2
2 g ]=[ 22
2×9 , 81 ]=0 , 204 m
Hsistem = Major losses + Minor losses + (v2/2g)
= 1,615 m + 0,775 m + 0,204 m = 2,594 m
Head Pompa = Hstatis + Hsistem = 68,5 m + 2,594 m = 71,094 m
Dari harga Q = 0,0278 m3/detik = 27,09 L/detik, dan head pompa = 71,094 m,
kemudian nilai tersebut diplotkan pada grafik karakteristik pompa sentrifugal
GRUNDFOS.
Gambar 4.10 Kurva Karakteristik Pompa
Dari kurva di atas diperoleh:
Tipe pompa = 125 x100 – 400 dimana: 125 --- diameter suction
Perencanaan Sistem Plambing Gedung Apartemen 16 Lantai
Nominal speed = 1450 rpm 100 --- diameter discharge
Sehingga dari tipe itu dapat ditentukan :
o Whp atau daya air yaitu energi yang secara efektif diterima oleh air dari pompa per
satuan waktu.
Whp =
γ x Q x H75
Dengan
Whp : daya air (Hp)
γ : berat air per satuan volume (densitas, kg/m3)
Q : debit air (m3/detik)
H : head pompa (m)
Whp =
1000 x 0,0278 x 71,09475
= 26,35 Hp, dengan ketentuan 1 Hp = 0,746 kW
= 19,66 kW
o Bhp atau daya poros yaitu energi yang diperlukan untuk menggerakkan pompa per
satuan waktu
Dan diasumsikan efisiensi pompa atau nilai sebesar 80 % = 08, maka
Bhp =
Whpη
=
19,660,8
= 24,575 Kw