peranan ekonomi kerakyatan pada otonomi daerah
TRANSCRIPT
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
PERANAN EKONOMI KERAKYATAN
PADA OTONOMI DAERAH
OlehSiswadi Sululing
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah LuwukEmail:[email protected]
PendahuluanEkonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada
kekuatan ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai
kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh sebagian besar rakyat
secara swadaya mengelola sumber daya ekonomi yang dapat diusahakan dan
dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan,
makanan, dan lain sebagainya.
Ekonomi kerakyatan dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat lokal dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka
secara turun temurun. Ide ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya
alternatif dari para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang
dialami oleh negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori
pertumbuhan. Penerapan teori ini yang telah membawa kesuksesan di negara
kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa
yang berbeda. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan tersebut bisa
dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak
rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil
pembangunan yang diharapkan itu.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan
yang berpihak pada kepentingan rakyat. Konsep ekonomi kerakyatan dilakukan
sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih
mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Prof. Dr. Mubyarto (alm),
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berasas
kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, dan menunjukkan pemihakan sungguh–
sungguh pada ekonomi rakyat dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat
dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring (network) yang menghubungkan
sentra–sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam
suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar
domestik diantara sentra dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap
bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi
dan sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga
bisnis internasional, ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan koperasi
dan publik. Faktor skala ekonomi dan efisien yang akan menjadi dasar
kompetisi bebas menuntut keterlibatan jaringan ekonomi rakyat, yakni berbagai
sentra-sentra kemandirian ekonomi rakyat, skala besar kemandirian ekonomi
rakyat, skala besar dengan pola pengelolaan yang menganut model siklus
terpendek dalam bentuk yang sering disebut dengan pembeli .
Perkembangan ekonomi kerakyatan pada daerah otonomi sangat
bervariasi; ada yang maju bahkan ada yang tidak; hal ini disebabkan oleh
berbagai hal, antara lain ekonomi kerakyatan dilakukan secara terbatas
berdasarkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh
masyarakat. Kegiatan ekonomi kerakyatan belum menjadi perhatian
pemerintah daerah, terutama pada daerah otonomi baru (DOB) sehingga belum
memberikan peran yang maksimal, karena pada pemerintah DOB lebih
menfokuskan pada pembentukan infra struktur sarana dan prasarana
pemerintahan seperti pembentukan struktur kelembagaan pemerintah daerah
melalui pembentukan SKPD, pembentukan DPRD dan anggotanya persiapan
pemilihan bupati definitif, sehinga diperlukan waktu sekitar 1- 2 tahun. Pada
tahun ketiga pemerintah DOB baru mulai melaksanakan program-program
kegiatan ekonomi kerakyatan dengan anggaran yang terbatas.
2
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
Dalam hubungan otonomi daerah dan ekonomi kerakyatan, penulis
mengemukakan beberapa permasalahan yaitu: (1) Bagaimana Otonomi
Daerah? (2) Bagaimana Ekonomi Kerakyatan? (3) Bagaimana Ekonomi
Kerakyatan di Tengah Arus Kapitalisme Global? (4) Bagaimana Peranan
Ekonomi Kerakyatan pada Otonomi Daerah?
Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah: (1) Untuk mengetahui
Otonomi Daerah, (2) Untuk mengetahui Ekonomi Kerakyatan, (3) Untuk
mengetahui Ekonomi Kerakyatan di Tengah Arus Kapitalisme Global, dan (4)Untuk mengetahui Peranan Ekonomi Kerakyatan pada Otonomi Daerah
Otonomi DaerahOtonomi daerah menurut UU No. 22 Tahun 1999 : 6 adalah kewenangan
daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dalam ikatan NKRI. Bila kita ingin
merealisasikan adanya otonomi daerah berarti kita ingin merencanakan dan
melaksanakan sendiri apa yang menjadi kepentingan kita di daerah. Khususnya
di kabupaten maupun di kota-kota. Untuk dapat merencanakan dan
melaksanakan sendiri apa yang diinginkan daerah, tentu tidak lepas dari aspek
pembiayaannya. Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah di Indonesia,
pemerintah pusat telah mengeluarkan Undang-Undang dan serangkaian
Peratuaran Pemerintah yang mengatur tentang perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. Perimbangan keuangan itu dimaksudkan untuk
memperkuat keuangan daerah agar dapat melaksanakan otonomi daerah, serta
untuk menjamin pemerataan pembangunan antar daerah.
Pelaksanaan otoda sebagai amanat UUD 1945 secara konstitusional
maupun legal diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta
masyarakat. Sebagaimana digariskan dalam penjelasan UU No. 32/2004
tentang Pemerintahan Daerah, ditegaskan bahwa melalui otonomi luas, daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
3
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
demokrasi, pemerataan keadilan, keistimewaan dan kekhususan, serta potensi
dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Tahun 2012 otoda memasuki usianya yang ke-16, sejak ditetapkan sesuai
dengan Keputusan Presiden RI No. 11/1996 tertanggal 7 Februari 1996 tentang
Hak Otonomi Daerah, tanggal 25 April ditetepkan sebagai Hari Otoda. Isra Noor
(2012: 71-72) menyampaikan pokok-pokok pandangan dan evaluasi tentang
otonomi daerah sebagai berikut: (1) legalitas pelaksanaan Otoda semakin
kokoh, setelah lahirnya UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah serta
mempunyai landasan konstitusional dalam pasal 18 dan 18A UUD 1945.
(2) lahirnya UU Pemerintah Daerah yang baru yakni UU No. 32/2004, yang kini
sudah diubah dengan UU 12/2008 juga telah melahirkan sistem politik baru di
daerah, oleh karena kepala daerah/wakil kepala daerah dipilih secara langsung
oleh rakyat. (3) realisasi otoda juga telah menghasilkan kepemimpinan daerah
yang lebih kredibel dan akuntabel, peningkatan efektivitas fungsi-fungsi
pelayanan eksekutif yang terdesentralisasi, penataan sistem administrasi,
efisiensi dan standarisasi keuangan daerah yang lebih jelas bersumber pada
pendapatan negara dan daerah, serta akselerasi sumber-sumber penerimaan
terkait dengan pengelolaan sumber daya alam, pajak dan retribusi, juga
pinjaman daerah. (4) otoda tidak dapat dipungkiri telah menghasilkan kondisi
obyektif bagi tumbuhnya budaya lokal, serta partisipasi rakyat secara
melembaga dan kritis sebagai kontrol politik terhadap penyelenggaraan
pemerintahan daerah. (5) otoda telah memperkokoh sendi-sendi perekonomian
daerah dengan semakin berkembangnya pembangunan infrastruktur yang
menggerakkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi lokal (local economic
growth) serta peningkatan pelayanan kebutuhan dasar masyarakat.
(6) pelaksanaan otoda yang menuntut terwujudnya tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance) telah mendorong para kepala daerah untuk
mengembangkan kepemimpinan yang lebih transparan dan akuntabel, serta
mengkondisikan berbagai langkah reformasi birokrasi.
4
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
Perkembangan daerah otonomi baru (DOB) Provinsi/Kabupaten/Kota
pembentukan tahun 1999-2013 nampak pada tabel berikut ini:
Tabel 1 Perkembangan Pembentukan DOB mulai tahun 1999-2013
Keterangan Propinsi Kabupaten Kota Total
Jumlah 8 175 34 217
Sumber data: http://www.depdagri.go.id
Pelaksanaan otonomi daerah sebagai amanat UUD 1945 secara
konstitusional maupun legal diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat. Sebagaimana digariskan dalam Penjelasan UU No.
32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, ditegaskan bahwa melalui otonomi
luas, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan keadilan, keistimewaan dan
kekhususan, serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem NKRI.
Ekonomi KerakyatanDalam era reformasi sekarang ini, kita sering mendengar tentang sistem
ekonomi kerakyatan. Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi
nasional Indonesia yang berasas kekeluargaan, berkedaulatan rakyat, bermoral
pancasila, dan menunjukkan pemihakan sungguh-sungguh pada ekonomi
rakyat. Syarat mutlak berjalannya sistem ekonomi kerakyatan yang berkeadilan
sosial terdiri dari berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, dan
berkepribadian di bidang budaya. Sedangkan yang mendasari paradigma
pembangunan ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial adalah:
penyegaran nasionalisme ekonomi melawan segala bentuk ketidakadilan
sistem dan kebijakan ekonomi, pendekatan pembangunan berkelanjutan yang
multidisipliner dan multikultural, dan pengkajian ulang pendidikan dan
5
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
pengajaran ilmu-ilmu ekonomi dan sosial di sekolah-sekolah dan perguruan
tinggi
Kata kerakyatan sebagaimana bunyi sila ke-4 Pancasila yaitu kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
yang artinya tidak lain adalah demokrasi ala Indonesia. Jadi ekonomi
kerakyatan adalah (sistem) ekonomi yang demokratis. Pengertian demokrasi
ekonomi atau (sistem) ekonomi yang demokratis termuat lengkap dalam
penjelasan pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi: “Produksi dikerjakan oleh
semua untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota
masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran
perorangan. Sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu ialah
koperasi. Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi
semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi adalah pokok-pokok
kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Ada 5 (lima) hal pokok yang segera diperjuangkan agar sistem ekonomi
kerakyatan dapat dilaksanakan, yaitu: (1) peningkatan disiplin pengeluaran
anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya, (2) penghapusan monopoli melalui
penyelenggaraan mekanisme persaingan yang berkeadilan (fair competition),
(3) peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah
daerah, (4) penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada
petani penggarap, dan (5) pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-
koperasi “ sejati” dalam berbagai bidang usaha dan kegiatan.
Penerapan sistem ekonomi kerakyatan diharapkan dapat mencapai
tujuannya: membangun Indonesia yang berdikari secara ekonomi, berdaulat
6
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
secara politik, dan berkepribadian yang berkebudayaan, mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, dan mendorong pemerataan
pendapatan rakyat, meningkatkan efisiensi perekonomian secara nasional.
Ekonomi Kerakyatan Di Tengah Arus Kapitalisme GlobalDalam berbagai event politik, ekonomi kerakyatan (seperti UMKM dan
koperasi) sering dibicarakan, diprogramkan dan setelah event itu usai tidak
diurus lagi. Sehingga yang sebenarnya terjadi adalah menjadikan issue
ekonomi kerakyatan sekedar sebagai ”dagangan politik” untuk menarik simpati.
Secara umum, nasib ekonomi kerakyatan, khususnya UMKM-Koperasi
memang hanya menarik untuk dijadikan komoditi politik ketimbang secara
serius diperjuangkan sebagai kebutuhan rakyat. Sebagian besar politisi,
perjuangan untuk menerapkan ekonomi kerakyatan secara riil di arena politik
merupakan mimpi di siang bolong, karena kehidupan politik yang disemangati
nilai-nilai kapitalisme saat ini justru dianggap sebagai peluang yang lebih
menguntungkan ketimbang berjuang memberlakukan ekonomi kerakyatan.
Sikap pesimis, ragu dan oportunis para politisi dan penyelenggara
negara terhadap ekonomi kerakyatan akhirnya melahirkan ambivalensi dalam
memproduksi kebijakan. (1) secara substansial dan obyektif, mereka menerima
kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang harus diberlakukan di negeri ini.
Alasan ”sesuai perkembangan jaman” merupakan pertimbangan yang
seringkali dirasionalisasi untuk melegitimasi aturan main yang seolah-olah
merupakan penjabaran dari Konstitusi Dasar Republik ini. (2) melakukan
formalisasi ekonomi kerakyatan secara institusional, dan bukan pemberlakuan
sistem ekonomi nasional secara substansial. Institusionalisasi tersebut
berbentuk lembaga-lembaga UMKM dan Koperasi yang fungsi dan perannya
sengaja dimarginalkan dalam kebijakan-kebijakan ekonomi politik. Keberadaan
Departemen Koperasi dan UKM, dalam konteks ini adalah salah satu bentuk
formalisasi dimaksud, sekedar supaya pemerintah dianggap menjalankan soko
guru ekonomi nasional.
7
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
Namun, apa yang terjadi setelah 67 tahun Indonesia merdeka? Sistem
Kapitalisme yang diberlakukan, koperasi (sebagai soko guru/sisterm ekonomi)
justru ditinggalkan. Kapitalisme mendapat dukungan bukan hanya dalam
bentuk intervensi asing, tapi juga berbentuk produk kebijakan politik ekonomi
dalam negeri yang memanjakannya. Sebaliknya, koperasi justru dimarginalkan
sebatas institusi untuk sekedar ada. Dalam kekhawatirannya perihal akan
tergusurnya koperasi oleh kapitalisme, Bung Hatta juga pernah menyatakan:
”Kolonialisme secara pemerintah jajahan sudah lenyap, sudah kita runtuhkan.
Tetapi kapitalisme kolonial sebagai suatu kekuasaan organisasi ekonomi masih
kuat duduknya. Kekuasaannya itu hanya dapat dipatahkan dengan membangun
perekonomian rakyat di atas dasar koperasi”.
Di tengah arus kapitalisme global, terdapat beberapa pimpinan daerah
tetap fokus pada program ekonomi kerakyatan, seperti Isran Noor (mantan
Bupati Kutai Timur kini Gubernur Kalimantan Timur) berupaya
mensejahterakan masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat
dalam berbagai sektor sebagaimana dimuat dalam buku perspektif media
(2012: 22-23): membuat program ekonomi rakyat yang bernama pembangunan
ekonomi kerakyatan melalui Grand Strategi Gerdabangsari untuk memperkuat
ekonomi rakyat melalui Revitalisasi Pertanian dalam arti luas yang meliputi
revitalisasi perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan, serta dilakukan
dengan 6 (enam) langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
Peranan Ekonomi Kerakyatan Dalam Otonomi Daerah
Keberadaan ekonomi kerakyatan seperti UKM, KUK, KUD di Indonesia
jatuh bangun hal ini disebakan oleh keterbatasan modal, keterbatasan ilmu
pengetahuan dan ketrampilan untuk mengelola ekonomi kerakyatan, perhatian
dan dukungan pemerintah daerah belum maksimal. Ekonomi kerakyatan perlu
mendapat perhatian dan bantuan agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi
ekonomi kerakyatan yang modern. Bila ekonomi kerakyatan berhasil tentu
sangat berperan membantu program pemerintah daerah seperti peningkatan
8
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
kesejahteraan dan pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja baru dan
memberikan sumbangsih terhadap pendapatan asli daerah. Berikut ini
gambaran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tahun 2012 adalah:
Tabel 2 Perkembangan UMKM dan Karyawan Tahun 2012
No. Unit Usaha Jumlah Karyawan Perkembangan (%)
1. Usaha Mikro (UM) 55,856,176 4,901,720 1,296,207 2,38
2. Usaha Kecil (UK) 629,418 615,977 27,223 4,52
3. Usaha Menengah 48,997 417,354 4,717 10,65
Total 56,534,592 5,935,051 1,328,147
Sumber data: http://www.Kementrian Koperasi, dan UKM
Sedangkan perkembangan Koperasi di Indonesia tahun 2012 adalah:
Tabel 3 Perkembangan Koperasi Tahun 2012
No. Koperasi (Unit) Jumlah Karyawan
1. Koperasi Aktif 139,321 393,502
2. Koperasi Tidak Aktif 54,974
Total 194,295 393,502
Sumber data: http://www.Kementrian Koperasi, dan UKM.
Berdasarkan tabel 2 dan 3 di atas, diketahui bahwa jumlah UMKM dan
Koperasi Aktif masing-masing berjumlah 56,534,592 dan 139,321, maka
ekonomi kerakyatan dapat berperan dalam meningkatkan
pendapatan/kesejahteraan masyarakat, mengurangi jumlah pengangguran di
Indonesia karena mampu menciptakan lapangan kerja baru untuk menyerap
karyawan. Contoh jumlah UMKM dan Koperasi tersebut menyerap karyawan 1
orang per tahun, maka jumlah karyawan yang diserap per tahun sebesar 1 x
(56,534,592 + 139,321) = 56,673,913, angka yang cukup besar sumbangsihnya
dalam mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Belum lagi penghasilan
9
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
UMKM akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah (PAD)
melalui pajak daerah bagi UMKM. Sekarang tinggal kemauan kuat pemerintah
daerah untuk lebih memperhatikan dan mendorong pertumbuhan serta
pengembangan UMKM dan Koperasi melalui program pemerintah seperti
pemberian bantuan kredit tanpa agunan, bantuan pelatihan kewirausahaan dan
manajemen organisasi, program kemitraan, sistem bapak angkat, ataupun
pemerintah daerah jemput bola untuk pemasaran hasil produksi UMKM, atau
pemerintah daerah bisa mendirikan BUMD untuk membeli produk UMKM
kemudian dilakukan ekspor oleh BUMD, atau bekerja sama dengan
perusahaan BUMN maupun Multinational Corporate (MNC), dan lain-lain serta
pengawasan yang terencana dan berkelanjutan agar permasalahan dan
perkembangan UMKM bisa dideteksi dan diketahui sejak dini serta dapat
dicarikan solusi sebagai jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi.
KesimpulanPelaksanaan otoda sebagai amanat UUD 1945 secara konstitusional
maupun legal diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta
masyarakat dalam sistem NKRI.
Perkembangan ekonomi kerakyatan di Indonesia masih jauh dari
harapan kita, oleh karena itu pemerintah perlu memperhatikan dan mendorong
UMKM dan Koperasi secara terus menerus dan berkelanjutan agar lebih maju
melalui berbagai program pemerintah seperti program bantuan modal UMKM,
kemitraan dan pelatihan kewirausahaan, sistem bapak angkat, pelatihan
manajeril UMKM dan Koperasi , dan berbagai instrumen lainnya. Tinggal
kemauan yang kuat dari pemerintah untuk melakukannya mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Bila dilaksanakan dengan baik
tentu akan memberikan hasil kepada daerah otonomi mulai dari peningkatan
kesejahteraan masyarakat, peningkatan pendapatan masyarakat, pemasukan
10
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
bagi pendapatan asli daerah, dan menciptakan lapangan kerja baru untuk
mengurangi jumlah pengangguran yang terjadi.
REFERENSI
H. Isran Noor, 2012, Politik Otonomi Daerah untuk Penguatan NKRI, SevenStrategic Studies.
H. Isran Noor, 2012, Perspektif Media, Seven Strategic Studies.
http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2024/ekonomi_kerakyatan_Zaenal%20Ma%27arif.htm
http://riyanipuspa93.blogspot.com/2011/02/penerapan-sistem-ekonomi-kerakyatan-di.html
http://succesary.wordpress.com/2008/12/10/sistem-ekonomi-kerakyatan/
http://putraaldy.blogspot.com/2012/01/contoh-makalah-ekonomi-kerakyatan.html'
http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2010/10/21/contoh-makalah-sistem-ekonomi-kerakyatan/
http://www.depdagri.go.id, Daerah Otonomi Baru 1999-2013, diakses tanggal31 Mei 2013 Jam 19.00-20.00 WITA.
http://www.departemen koperasi.go.id, UMKM dan Koperasi Tahun 2012,diakses tanggal 30 Mei 2013 Jam 19.00-20.00 WITA.
http://ilahnartilah.blogspot.com/2013/04/penghapusan kemiskinan dan ekonomi.html
Undang-Undang No. 2 Tahun 1999, Pemerintahan Daerah, dalam SepuluhUndang-Undang 1999, CV. Eko Jaya, Jakarta, 1999.
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
LAMPIRAN
1. DAERAH OTONOMI BARU (DOB) PER PROPINSI DI INDONESIA
TAHUN 1999 - 2013
2. PERKEMBANGAN UMKM DAN USAHA BESAR TAHUN 2011-2012
3. REKAPITULASI DATA KOPERASI BERDASARKAN PROPINSI
TANGGAL 31 DESEMBER 2012
4. DOKUMENTASI ISRAN NOOR MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT
KUTAI TIMUR DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI
KERAKYATAN MELALUI GRAND STRATEGI GERDABANGSARI
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
Lampiran 1: DOB DI INDONESIA TAHUN 1999 - 2013
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
Lampiran 2: PERKEMBANGAN DATA UMKM DAN USAHA BESARTAHUN 2011-2012
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
Lampiran 3: REKAPITULASI DATA KOPERASIBERDASARKAN PROPINSI
31 DESEMBER 2012
Juara III Sayembara Nasional Essay Otoda Tingkat Dosen, Mhs S3 dan Mhs S2 Sulawesi TengahTahun 2013
Lampiran 4: DOKUMENTASI ISRAN NOOR MEMBERDAYAKANMASYARAKAT KUTAI TIMUR MELALUI GRANDSTRATEGI GERDABANGSARI