penyediaan fasilitas khusus menyusui dan atau memerah air susu ibu (ruang laktasi) di fasilitas...

60
Oleh : Icon Umardiyah Jusuf P1802214018 Fina Palittin P1802214029 PENYEDIAAN FASILITAS KHUSUS MENYUSUI DAN ATAU MEMERAH AIR SUSU IBU (RUANG LAKTASI) DI FASILITAS PUBLIK Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Hi. Asiah Hamzah, Dra.,MA Analisis Kebijakan

Upload: unhas

Post on 17-Nov-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Oleh :Icon Umardiyah Jusuf

P1802214018Fina Palittin P1802214029

PENYEDIAAN FASILITAS KHUSUS

MENYUSUI DAN ATAU MEMERAH AIR SUSU IBU (RUANG LAKTASI)

DI FASILITAS PUBLIK

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Hi. Asiah Hamzah, Dra.,MA

Analisis Kebijakan

Pengertian Analisis Kebijakan Kesehatan

Analisis kebijakan kesehatan adalah pengunaan berbagai metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang

relevan dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam  rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan

(Dunn WN. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press)

Prosedur Analisis Kebijakan (William Dunn, 2003)

Problem Stucturing

Forecasting

Recommendation

MonitoringEvaluation

Agenda Setting

Policy Formulation

Policy Adoption

Policy Implementation

Policy Assessment

Prosedur Analisis Kebijakan (William Dunn, 2003)

DASAR HUKUMPASAL 129 AYAT (2)

UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

PASAL 129 • Pemerintah bertanggung jawab menetapkan

kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif

• Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah

PENGADAAN RUANG LAKTASI

KETENTUAN YANG PERLU DITINDAKLANJUTI DENGAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN

No Pasal Ketentuan Yang Akan Diatur

1 Pasal 11 Ketentuan Mengenai Pemberian ASI Ekslusif dari Pendonor ASI.

2 Pasal 14 Ketentuan Mengenai Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Tenaga Kesehatan.

3 Pasal 29 Ketentuan Mengenai Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Bagi Fasyankes, Distributor dan lain sebagainya.

4 Pasal 28 Ketentuan Mengenai Tata Cara Penggunaan Susu Formula Bayi dan Produk Bayi Lainnya.

5 Pasal 30 Ketentuan Mengenai Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui/Memerah ASI.

6 Pasal 40 Ketentuan tentang Pengawasan diatur dengan Peraturan Kepala Badan POM.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013

TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN FASILITAS KHUSUS

MENYUSUI DAN/ATAU MEMERAH AIR SUSU IBU

Pengertian Ruang ASI

Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah ASI yang selanjutnya disebut dengan

Ruang ASI adalah ruangan yang dilengkapi dengan prasarana menyusui dan memerah ASI

yang digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI, menyimpan ASI perah, dan/atau konseling

menyusui/ASI.

Sumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

Tujuan Pengaturan Tata Cara Penyediaan Ruang ASI

Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif dan

memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI Eksklusif

Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap

pemberian ASI EksklusifSumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

Dukungan Program ASI Ekslusive

Penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui

dan/atau memerah ASI;

Pemberian kesempatan

kepada ibu yang bekerja untuk

memberikan ASI Eksklusif kepada

bayi atau memerah ASI selama waktu

kerja di Tempat Kerja

Pembuatan peraturan internal yang mendukung

keberhasilan program pemberian

ASI Eksklusif

Penyediaan Tenaga Terlatih Pemberian ASI

Sumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

Unsur - Unsur Dalam Menyediakan Ruang ASIPerencanaan

• Jumlah pekerja/buruh perempuan hamil dan menyusui • Luas area kerja • Waktu/pengaturan jam kerja• Potensi bahaya di tempat kerja• Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana • Ruang ASI diselenggarakan pada bangunan yang permanen, dapat merupakan ruang tersendiri atau

merupakan bagian dari tempat pelayanan kesehatan yang ada di Tempat Kerja dan Tempat Sarana Umum.

Ketenagaan

Pendanaan

Sumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

Persyaratan kesehatan Ruang ASI tersedianya ruangan khusus dengan ukuran minimal 3x4 m2 dan/atau disesuaikan dengan

jumlah pekerja perempuan yang sedang menyusui

ada pintu yang dapat dikunci, yang mudah dibuka/ditutup

lantai keramik/semen/karpet

memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup

bebas potensi bahaya di tempat kerja termasuk bebas polusi

lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan

penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan

kelembapan berkisar antara 30-50%, maksimum 60%

tersedia wastafel dengan air mengalir untuk cuci tangan dan mencuci peralatan

Sumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

Standarisasi Ruang ASISetiap Pengurus Tempat Kerja dan Penyelenggara Tempat

Sarana Umum dapat menyediakan Tenaga Terlatih Pemberian ASI untuk memberikan konseling menyusui

kepada pekerja/buruh di Ruang ASI.

Tenaga Terlatih Pemberian harus telah mengikuti pelatihan konseling menyusui yang diselenggarakan oleh Pemerintah,

Pemerintah Daerah, dan masyarakat.

Pelatihan konseling menyusui harus telah tersertifikasi mengenai modul maupun tenaga pengajarnya

Sumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

Peningkatan kesehatan

ibu dan anak

Peningkatan produktivitas

kerja

Peningkatan rasa percaya

diri ibu

Peuntungan ekonomis

dan higienis

Sumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

PendanaanPempat Kerja dan Tempat Sarana Umum menyediakan

dana untuk mendukung peningkatan pemberian ASI Eksklusif.

Pendanaan bersumber dari Tempat Kerja, Tempat Sarana Umum dan sumber lain yang tidak mengikat sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pendanaan untuk pengelolaan ruang ASI di Tempat Kerja dan Tempat Sarana Umum dilarang bersumber dari

produsen atau distributor susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya

Sumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

Pembinaan PengawasaanMenteri, menteri terkait, kepala lembaga pemerintah non kementerian, gubernur dan bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan penyediaan ruang ASI sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.

Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan melibatkan unsur tripartit dan organisasi profesi terkait.

Pembinaan dan pengawasan ditujukan untuk meningkatkan peran dan dukungan pengurus tempat kerja dan penyelenggara sarana umum untuk keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif.

Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan melalui:

• advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis peningkatan pemberian ASI Eksklusif• monitoring dan evaluasi.

Sumber : Permenkes No 15 Tahun 2013

JURNALPojok Laktasi Puskesmas Alianyang Kota Pontianak

Oleh :Desca Thea Purnama dan Jamaludin

Fisip Universitas Tanjungpura Pontianak(University Network for Governance Innovation)

Mengapa program/kebijakan tersebut muncul?

Adanya penelitian mengenai rendahnya pencapaian Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Eksklusif di wilayah Cakupan UPK Puskesmas Alianyang. Serta

minimnya tempat atau ruang khusus untuk si Ibu memberikan ASI

Eksklusif kepada bayinya.Sumber : Jurnal Pojok Laktasi Puskesmas Alianyang Kota Pontianak

Apa tujuan program/kebijakan tersebut?

Meningkatkan pencapaian Inisiasi Menyusui Dini

(IMD) dan pemberian Asi Eksklusif diwilayah

cakupan UPK Puskesmas Alianyang.

Sumber : Jurnal Pojok Laktasi Puskesmas Alianyang Kota Pontianak

Bagaimana gagasan tersebut bekerja?

Sumber : Jurnal Pojok Laktasi Puskesmas Alianyang Kota Pontianak

Faktor Penghambat Pemberian ASI Ekslusif

Kurangnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat tentang manfaat pemberian

ASI Eksklusif

Adanya keterbatasan cuti

melahirkan pada ibu yang bekerja

sehingga sulit untuk memberikan

ASI Eksklusif tersebut apalagi

rata-rata perempuan dikawasan bina

Alianyang ini adalah perempuan pekerja

Masih adanya ibu-ibu terpengaruh oleh

iklan promosi sehingga timbul

pemahaman bahwa bayi yang minum

susu formula lebih sehat dibanding yang minum ASI

Masih adanya ibu-ibu yang

berpendapat bahwa dengan memberikan susu formula berarti

ia lebih mampu secara finansial

Sumber : Jurnal Pojok Laktasi Puskesmas Alianyang Kota Pontianak

MENGAPA LAKTASI MENJADI PERHATIAN DI TEMPAT KERJA?

PENGAKUAN OLEH INSTRUMEN NASIONAL (PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN)

• Pasal 83 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mewajibkan para pengusaha untuk memberikan peluang yang layak pada karyawan wanita yang memiliki bayi yang masih menyusui. Peluang-peluang yang sedemikian termasuk di antaranya membangun fasilitas yang sesuai di tempat kerja yang memungkinkan para karyawan wanita untuk menyusui di tempat kerja, selain juga memberikan karyawan wanita waktu untuk menyusui selama jam kerja, sesuai dengan peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama.

Sumber :Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Government Regulation No. 33 on Granting Exclusive Breastfeeding (2012)Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 berkenaan dengan Jaminan Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif mewajibkan setiap manajer di tempat kerja dan administrator fasilitas publik untuk memberlakukan peraturan internal yang mendukung dan membantu keberhasilan program pemberian ASI.

Sumber :Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Peraturan internal yang sedemikian menunjukkan dukungan perusahaan terhadap pemberian ASI dan memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi melalui sarana-sarana berikut:

• Membangun fasilitas yang layak di tempat kerja untuk kaum ibu yang bekerja agar dapat menyusui/memompa air susunya (ruang menyusui).

• Memberi kesempatan pada kaum ibu yang bekerja untuk memberikan ASI/memerah susu ibu selama jam kerja.

• Memastikan bahwa cuti melahirkan selama 3 bulan lebih bersifat fleksibel. Tidak selamanya harus diambil 1½ bulan masa cuti sebelum melahirkan dan 1½ bulan masa cuti setelah melahirkan, tetapi disarankan bahwa cuti melahirkan disesuaikan dengan masa-masa yang mendekati waktu melahirkan, berdasarkan surat rujukan yang dikeluarkan oleh dokter. Dengan demikian hal ini akan memungkinkan sang ibu untuk memiliki lebih banyak waktu untuk menyusui setelah melahirkan dan untuk mempersiapkan sang ibu untuk kembali bekerja.

Sumber :Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Arti Penting dari Laktasi OptimaMenyelamatkan 1-2 juta jiwa setiap tahun.

Mengurangi persentase kematian akibat Infeksi Pernapasan Akut dan diare antara 50-95%.

Meningkatkan efektivitas imunisasi secara signifikan.

Mengurangi kebutuhan akan cairan pengganti cairan tubuh yang hilang lebih dari 50%.

Meningkatkan intelegensia dan kesiapan untuk belajar secara signifikan.

Secara otomatis menekan tingkat penularan HIV dari ibu ke anak dengan perkiraan persentase antara 10-20%.

Menekan jumlah anak yang ditinggalkan orang tuanya di rumah sakit dan memperkuat ikatan protektif antara ibu dan anak.

Sumber :Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

ALASAN RUANG LAKTASI PERLU DIADAKAN

Manfaat Ruang ASI untuk para KaryawanMendapatkan fasilitas yang layak, pantas, dan bersih untuk memerah

air susu ibu.Melindungi hak-hak anak-anak karyawan untuk mendapatkan

nutrisi terbaik dan paling lengkap, sebagaimana yang dapat

disediakan oleh ASI.Dengan memenuhi hak-hak anak

untuk mendapatkan ASI, kesehatan anak akan lebih terlindungi dan

akan ada pengurangan jumlah klaim biaya kesehatan dari anggota

keluarga karyawan.Kaum ibu yang menyusui akan

menikmati manfaat fisik maupun psikologis, yang pada akhirnya juga

akan memberikan dampak positif terjadap kinerja dan

produktivitasnya di tempat kerja.

Anak-anak yang mendapatkan ASI lebih sehat dan tidak terlalu rentan terhadap penyakit, yang membuat kaum ibu yang menyusui memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih

rendah tentang anak-anaknya dan dapat lebih menitikberatkan

fokusnya pada pekerjaan mereka. Hal ini dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan

Sumber :Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Manfaat untuk Perusahaan

Mengapa Para Pengusaha Harus Peduli

• Kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi membantu menekan biaya-biaya yang berkaitan dengan perawatan kesehatan, menekan tingkat absensi, dan produktivitas yang rendah dengan:• Menekan resiko beberapa isu-isu kesehatan jangka pendek dan jangka panjang baik untuk kaum wanita

maupun anak-anak • Menekan tingkat absensi karyawan yang berkenaan dengan perawatan anakanak yang sakit • Meningkatkan tingkat retensi karyawan wanita.

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Manfaat Bagi Masyarakat

Apabila tempat kerja tidak mendukung kaum ibu yang memberikan ASI, pemerintah dan kesehatan masyarakat akan dirugikan dalam berbagai cara:

• Kesehatan bayi yang lebih buruk yang berkaitan dengan tingkat insiden yang lebih tinggi, di antara hal-hal lainnya, diabetes tipe 1, infeksi pernafasan, infeksi pencernaan, infeksi telinga, peradangan pada dinding mukosa usus, dan kanker limfoma pada anak-anak

• Kesehatan wanita yang lebih buruk berkaitan dengan meningkatnya resiko terhadap tipe-tipe kanker tertentu• Meningkatnya biaya-biaya perawatan kesehatan yang disebabkan oleh kesehatan bayi yang lebih buruk dan lebih banyaknya

keperluan untuk perawatan di rumah sakit.10• Dampak negatif ekonomi.

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Manfaat Menyusui Bagi Ibu

Lebih mudah pemberiannya ( ekonomis dan praktis )

Menyusui mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan anak

Menyusui dapat menjarangkan kelahiran ( cara alamiah penunjang KB ) jika bayi disusui hanya ASI saja selama 4 bulan pertama, tanpa diselingi makanan lainnya

Menghindarkan ibu dari kemungkinan timbulnya kanker payudara

Uterus cepat pulih

Ibu lebih sehat dan bayi tidak kegemukan

Mencegah timbulnya Diabetes Mellitus pada masa bayi/ anak – anak

Interaksi antara ibu dan bayi yang penting untuk perkembangan kejiwaan/ mental anak

Manfaat ASI Bagi Bayi

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi dan mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi.

ASI mengandung asam amino essensial yang sangat penting untuk meningkatkan jumlah sel otak bayi ( berkaitan dengan kecerdasan bayi ), terutama sampai usia bayi 6 bulan. Bila pada priode tersebut terjadi kekurangan gizi, akan terjadi penurunan jumlah sel otak sebanyak 15 – 20 %

ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi .

ASI selalu aman dan bersih.

ASI tidak pernah basi

ASI mempunyai suhu yang tepat, sehingga dapat langsung diberikan kepada bayi setiap saat.

ASI mengandung zat antibodi sehingga menghindarkan bayi dari alergi dan diare

Keuntungan Menyusui

ASI MENYUSUI

• Zat gizinya lengkap• Mudah dicerna &

efisien digunakan• Melindungi terhadap

infeksi

Harga lebih murah dibandingkan susu buatan

• Membantu menjarangkan kehamilan

• Melindungi kesehatan ibu

Bahaya Susu Formula

• Mudah terserang diare dan infeksi pernapasan

• Diare persisten• Kurang gizi dan vit. A• Lebih mudah

meninggal• Mungkin cepat hamil

• Mudah terkena alergi dan intolerans susu

• Meningkatkan resiko beberapa penyakit kronik

• Kelebihan berat badan

• Nilai tes kecerdasan lebih rendah

• Meningkatkan resiko anemia, kanker, ovarium dan payudara

Keluarga• Tidak ekonomis• Tidak praktis

Tidak menunjang Bonding

KEBIJAKAN TEMPAT KERJA RAMAH LAKTASI

Kebijakan Tempat Kerja

Ramah Laktasi

populer di berbagai negara seperti

Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Kebijakan-kebijakan

yang sedemikian

telah dikembangkan oleh

perusahaan yang

berkehendak untuk

mendukung kaum ibu

dalam perusahaannya dan

kebutuhan kaum ibu tersebut

untuk terus memberikan ASI pada

saat mereka bekerja.

Kebijakan-kebijakan Tempat Kerja

Ramah Laktasi pada

dasarnya adalah serupa,

walaupun masing-

masingnya disesuaikan dengan berbagai

kebutuhan dan

sumberdaya dari

perusahaan

dimaksud.

Perusahaan

perusahaan tersebut juga dapat mengambil berbagai

pendekatan yang

berbeda dan dapat mengguna

kan strategi

yang berbeda

pula untuk mengimplementasikan

berbagai kebijakan Tempat Kerja

Ramah Laktasi

pada setiap tingkatan

dari sistem yang

mereka miliki

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Langkah-langkah utama untuk menjamin keberhasilan implementasi berbagai kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi

kemudahan dalam mengakses proses implementasi yang mudah

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Komponen dari Kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi

Ruang/Fasilitas Pemberian ASI

• Ruang:• Tertutup dan terisolasi.• Kemungkinan untuk dapat dikunci.• Berpendingin udara.• Ruang yang memadai untuk mengakomodasi paling tidak 3 karyawan.• Lokasi ruang pemberian ASI tidak boleh sejajar dengan kamar kecil atau gudang.

• Isi ruangan:• Kursi atau sofa yang nyaman.• Meja• Ruang yang memadai untuk mengakomodasi paling tidak 3 karyawan.• Lemari untuk penyimpanan pompa ASI, tissue, dan cairan antiseptik.

Ruang/Fasilitas Pemberian ASI

• Fasilitas:• Pencahayaan yang memadai.• Saklar listrik.• Kulkas/freezer untuk menyimpan ASI.• Tempat cuci dengan air yang mengalir.• Dispenser (dengan air panas dan dingin) atau termos listrik untuk air panas • Sabun pencuci tangan, cairan antiseptik, dan handuk kertas/tissue.• Tissue dan cairan antiseptik.• Tempat sampah dengan penutup

Komponen dari Kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Kebijakan Tertulis dari Perusahaan

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Edukasi di tempat kerja

Perusahaan menawarkan kelas-kelas tentang laktasi dari waktu ke waktu, bagi karyawan yang sedang

berada dalam masa kehamilan atau sedang menyusui. Kelas-kelas

tersebut akan diselenggarakan oleh

Certified Breastfeeding Counsellors (Konselor Laktasi

Bersertifikat).

Perusahaan menawarkan pada para karyawannya daftar konselor laktasi yang tersedia untuk keperluan konseling.

Perusahaan menyebarluaskan bahan-bahan komunikasi dan edukasi untuk meningkatkan

kesadaran di seluruh lingkungan kerja (pamflet, poster di dinding, banner, buku-buku, video, dsb)

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keberhasilan implementasi dari kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi

Komitmen perusahaan dalam mengembangkan dan mendukung kebijakan.

• Ruang, lokasi fasilitas, kebijakan pemberian ASI, isi ruangan, dsb.• Daftar periksa untuk kebijakan tertulis (cuti melahirkan, jenis-jenis cuti lainnya, tipetipe akomodasi yang dapat ditawarkan oleh perusahaan pada karyawan mereka yang

sedang menyusui, waktu rehat untuk memerah ASI atau memberikan ASI, kelas-kelas edukasi dan dukungan konseling).

Menciptakan kelompok kerja.

Menyesuaikan kebijakan berdasarkan atas kebutuhan, kondisi, dan sumberdaya dari masing-masing perusahaan:

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Oral and written socialisation of the policy at every level (management, employees, unions).

Menerbitkan sertifikat/akreditasi sebagai bukti bahwa perusahaan adalah tempat yang ramah laktasi dan perusahaan tersebut sungguh-sungguh menerapkan kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi.

Melaksanakan telaah tahunan terhadap kepatuhan untuk memastikan bahwa kebijakan perusahaan tentang Tempat Kerja Ramah Laktasi tetap memenuhi standar.

Temukan dan pecahkan setiap persoalan yang ada.

Publikasikan

Langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keberhasilan implementasi dari kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

AIMI dalam Mendukung Kebijakan Ruang ASI

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) adalah organisasi independen dan nirlaba yang didirikan atas dasar kelompok

pendukung dari ibu untuk ibu. AIMI bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan dan informasi tentang pemberian ASI, di samping juga

untuk meningkatkan persentase ibu menyusui dan bayi yang mendapatkan ASI di Indonesia

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

MENGAPA KAUM IBU MEMBUTUHKAN DUKUNGAN

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Better Work Indonesia (BWI) – sebuah program kemitraan antara International Labor Organization (ILO) dan

International Finance Corporation (IFC) – mempersatukan pemerintah, para pengusaha, para pekerja, dan para

pembeli internasional untuk meningkatkan tingkat kepatuhan terhadap standar ketenagakerjaan dan daya

saing dalam rantai pasokan global.

Dalam kerjasamanya dengan AIMI, BWI membantu pabrik-pabrik dalam mengimplementasikan

berbagai kebijakan Tempat Kerja Ramah Laktasi dan dalam meningkatkan kesadaran manfaat dari laktasi, guna memastikan bahwa seluruh pabrik

mematuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan Indonesia

International Labor Organization (ILO)

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

WHO dan UNICEF

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Sanksi

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 disebutkan, tempat kerja (perusahaan, kantor pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta) harus mendukung program ASI eksklusif dengan memberikan fasilitas ruang laktasi dan memberikan kesempatan ibu bekerja untuk menyusui atau memerah ASI. Peraturan perusahaan atau perjanjian kerja harus memiliki kebijakan tentang dukungan terhadap program ASI eksklusif , juga memiliki peraturan internal mengenai dukungan terhadap program ASI eksklusif. Dalam Pasal 36 disebutkan, jika tempat kerja tidak menjalani peraturan tersebut, dapat terkena sanksi sesuai Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 dalam Pasal 200 dan 201, yaitu ancaman pidana kurungan paling berat selama 1 tahun dan denda maksimal Rp 100 juta. Untuk perusahaan, denda menjadi maksimal 3 kali lipat atau Rp 300 juta dan ancaman pencabutan badan izin usaha

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

Rekomendasi Kebijakan Ruang ASIJika tidak ada ruang laktasi, ibu pekerja akan memanfaatkan ruangan apapun yang memungkinkan untuk memerah ASI.  Dalam beberapa kasus yang ditemui, ada ibu yang terpaksa memerah ASI di toilet, ruang ganti satpam, gudang, hingga mushala. Akibatnya, sering kali ibu dilanda perasaan tidak tenang karena bukan memerah ASI di ruangan khusus.

Jika kantor belum memiliki ruang laktasi, segera ajukan ke manajemen. Jika sudah ada ruang laktasi, karyawan juga berhak mendapat kesempatan untuk memerah ASI. Adanya ruang laktasi dapat mendukung ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

Sumber : Jurnal Lingkungan Kerja Ramah Laktasi Pedoman Untuk Perusahaan

JurnalDUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM

MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI Oleh Adhitya Kartika P dkk

Penelitian telah menunjukkan bahwa jangka

waktu menyusui dan

menghentikan pemberian ASI (air susu ibu)

dikaitkan dengan pengaruh

lingkungan sosial dan budaya

Perempuan karir lebih cenderung

berhenti menyusui sebelum

enam bulan karena tidak tersedianya waktu yang dibutuhkan

dalam memompa dan adanya

tekanan masyarakat

Ada bukti yang

menyatakan bahwa

penekanan ini sangat

mempengaruhi kurangnya pemberian

ASI di tempat kerja.

Latar BelakangBerdasarkan hasil penelitian, anak ASI memiliki tingkat kecerdasan dan daya tahan tubuh yang kuat dibandingkan anak susu formula dan memiliki tingkat kedekatan

emosi yang lebih dengan ibunya

Disebabkan oleh pentingnya kandungan dalam ASI, maka tempat untuk

mengeluarkan ASI haruslah tempat yang higienis dan tidak mengandung

banyak kuman. Dengan demikian perlu ada ruang tersendiri yang dikhususkan untuk seorang ibu dapat mengeluarkan

ASI-nya.

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Pokok Permasalahan

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Tujuan Penelitian

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Latar Belakang

Perempuan layak

mendapatkan perlakuan

khusus atau tunjangan

khusus karena mereka berbeda

dari laki-laki.

Kekhususan biologis tersebut

tidak boleh membuat

perempuan dirugikan dan tempat kerja tidak boleh

bersifat netral secara gender karena selama ini lingkungan

kerja cenderung dibentuk dengan

hanya menguntungkan pekerja laki-laki

Perlakuan khusus ini bukanlah

diskriminasi melainkan

sebuah bentuk dukungan untuk

menguatkan posisi

perempuan yang masih rentan

atau affirmative action. Hal ini

berkaitan dengan

dibutuhkannya perlakukan dan

tunjangan khusus bagi

pekerja perempuan di perusahaan

yang memiliki realitas dan pengalaman

yang berbeda dari laki-laki dalam hal

sebelum dan sesudah

melahirkan

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Analisis DataAstuti (2007) melakukan penelitian

pada bayi yang memiliki risiko tinggi atopik dan mendapatkan

hasil bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif

memiliki risiko 3,72 kali lebih besar untuk mendapatkan dermatitis atopik dibandingkan kelompok

bayi yang mendapat ASI eksklusif enam bulan

Howoord (2001) pada anak usia 7-8 tahun membuktikan bahwa

kelompok anak yang mendapat ASI minimal delapan bulan

memiliki IQ verbal rata-rata 6 point lebih tinggi dibandingkan yang

mendapat susu formula

Menjadi kewajiban bersama seluruh

masyarakat untuk ikut melindungi hak tersebut karena menyusui dapat

berpengaruh kepada generasi penerus

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Pasal 22 Undang-undang No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak

Negara & pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak“. Dalam

penjelasan pasal disebutkan bahwa sarana dan prasarana itu salah satunya adalah ruang menyusui,

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Pasal 128 UU Kesehatan

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Pasal 83 Undang-undang No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan

“Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika

hal itu harus dilakukan selama waktu kerja”

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Peraturan BersamaPasal 2 Peraturan Bersama

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri

Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008,

PER.27/MEN/XII/2008 dan 1177/MENKES/ PB/XII/2008

tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air

Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja

•Memberi kesempatan kepada pekerja/buruh perempuan untuk memberikan atau memerah ASI selama waktu kerja dan menyimpan ASI perah untuk diberikan kepada anaknya •Memenuhi hak pekerja/buruh perempuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anaknya •Memenuhi hak anak untuk mendapatkan asi guna meningkatkan gizi dan kekebalan anak •Meningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini.

TUJUAN :

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Hasil Penelitian

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Rekomendasi

Sumber : Jurnal DUKUNGAN TEMPAT KERJA TERHADAP HAK IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSI

Rekomendasi Presenter untuk Kebijakan Ruang Laktasi

Menyediakan fasilitas ruang laktasi di berbagai fasilitas layanan umum karena penyediaan ruang khusus tersebut dapat memberi kenyamanan bagi pekerja perempuan, dan mendukung program ASI Ekslusive serta cenderung akan meningkatkan produktivitas kerja

Jika kantor belum memiliki ruang laktasi, segera ajukan ke pemerintah

Jika tidak ada ruang laktasi, ibu pekerja akan memanfaatkan ruangan apapun yang memungkinkan untuk memerah ASI

Para pekerja perempuan di perusahaan harus lebih berani mengutarakan haknya dalam hal kebijakan cuti dan hak menyusui jika perusahaan masih kurang dalam memberikan hak tersebut

Pemerintah hendaknya lebih giat lagi menghimbau dan menggalakan penyediaan ruang laktasi di perusahaan karena peraturannya sudah ada dan pelaksanaannya lebih diawasi lagi untuk kepentingan pemenuhan hak pekerja perempuan

SEKIAN DAN TERIMA KASIH