penerapan teknologi pakan suplemen kerbau dan inkubator dadih
TRANSCRIPT
1
PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN SUPLEMEN KERBAU DAN
INKUBATOR DADIH
Syuryani Syahrul dan Ramaiyulis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2012
Abstrak
Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) telah dilaksanakan dengan tujuan
meningkatkan produksi air susu kambing dan mengolah susu kambing menjadi
dadih. Produksi air susu kambing ditingkatkan dengan pemberian pakan suplemen
Rumen Microbial Supplement (RMS) sedangkan pengolahan susu dilakukan
dengan memasukan susu ke dalam tabung bambu dan diinkubasi dalam inkubator
dadih. Hasil yang didapatkan menunjukan Rumen microbial supplement dapat
digunakan sebagai pakan suplemen untuk meningkatkan produksi air susu
kambing. Penggunaan inkubator dalam produksi dadih dapat meningkatkan mutu
produk dadih baik dari segi kandungan gizi maupun organoleptik.
Kata kunci : dadih, susu kambing, rumen microbial suplemen
1
I. PENDAHULUAN
Potensi pengembangan dadih sebagai makanan tradisional sangat terbuka
luas. Dadih sebagai produk hewani mengandung nilai gizi yang tinggi dengan
komposisi bahan padatan 72,45 %, protein 10,6 %, dan kadar lemak 9,3 %.
Penelitian yang dilakukan baru-baru ini menunjukan bahwa ternyata dadih dapat
dijadikan makanan probiotik yang mengandung bakteriosin nisin yang mempunyai
efek anti kanker (Juliyarsi, 2003). Sebagai produk fermentasi susu, dadih memiliki
beberapa keunggulan diantaranya nilai gizi lebih tinggi, dapat menghindari serangan
mengendalikan dan meningkatkan kesehatan usus serta lebih mudah diserap tubuh
(Setyoningsih, 1992; Sugitha, 1999).
Pengembangan industri dadih terkendala dari keterbatasan bahan baku susu
kerbau. Produksi susu dari seekor kerbau laktasi per hari hanya 2-3 liter dan hanya
cukup untuk memproduksi 8-12 tabung dadih. Jadi kapasistas produksi dadih di
masyarakat dalam indutri kecil dadih dengan memelihara 1 ekor kerbau betina laktasi
hanya 8-12 tabung/hari. Jumlah industri dadih di kabupaten Lima Puluh Kota tahun
2010 hanya 12 industri (Disnak Lima Puluh Kota), berarti total produksi dadih di
kabupaten Lima Puluh Kota hanya 96-144 tabung per hari. Oleh karena itu, dadih
masih menjadi produk langka di pasar dan hanya beberapa pedagang saja yang
menjual dadih dan itupun jumlahnya terbatas.
Susu kambing sangat potensial dijadikan dadih, karena nilai manfaatnya yang
telah dipercaya sebagai obat berbagai jenis penyakit seperti penyakit paru, hipertensi,
sakit kepala dan beberapa penyakit lainnya. Pengolahan susu kambing menjadi
dadih dihadapkan kendala pengolahan dan produksi susu per ekornya yang relatif
rendah yaitu 250 ml/ekor/hari. Kelompok tani yang mengolah susu kambing
menjadi dadih masih kesulitan dalam proses inkubasi dadih, dimana dadih baru
terbentuk sempurna setelah 3 hari. Kadangkala ketika permintaan sedang tinggi
pihak industri terpaksa menjual dadih yang belum matang ini, walaupun akan
beresiko terjadinya kekecewaan pelanggan. Pengelola industri berharap proses
supaya proses pembentukan dadih bisa lebih cepat sehingga dadih lebih cepat bisa
dijual.
2
II. MATERI DAN METODE
Upaya meningkatkan produksi air susu kambing dilakukan dengan
menggunakan makanan tambahan berupa rumen microbial supplement (RMS).
Pakan suplemen ini dibuat dan dicetak dalam bentuk pellet menggunakan mesin
cetak pellet yang didesain khusus (Gambar di Lampiran). Bahan yang digunakan
adalah saka, dedak, konsentrat, tapioka, urea, garam, mineral dan inokulan mikroba
rumen.
Susu kambing biasanya dijual peternak dalam bentuk susu segar kepada
pelanggan. Fluktuasi permintaan konsumen yang disebabkan peruntukan susu
kambing hanya sebagai obat menyebabkan peternak kewalahan dalam penyediaan
stock. Susu kambing kemudian diolah menjadi dadih agar susu menjadi awet dan
nilai manfaatnya tetap terjaga. Pembuatan dadih dilakukan degan memasukan air
susu kambing ke dalam tabung bambu yang kemudian diinkubasi menggunakan
inkubator selama 3 hari.
Metode inkubasi yang dilakukan selama ini di Industri mitra adalah dengan
menginkubasi susu yang telah diisikan dalam tabung bambu dan ditempatkan di
tempat terbuka selama 3 hari hingga mendapatkan dadih. Metode inkubasi seperti ini
kurang cocok untuk pertumbuhan bakteri Streptococcus lactis dan Lactobacillus
acidophilus untuk dapat bekerja efektif menfermentasi susu menjadi dadih.
Teknologi yang ditawarkan untuk perbaikan metode inkubasi ini adalah penggunaan
Inkubator (Gambar 3), yaitu alat tepat guna yang dapat menyediakan suhu inkubasi
yang sesuai bagi pertumbuhan bakteri Streptococcus lactis dan Lactobacillus
acidophilus. Inkubator dapat diletakkan di tempat khusus yang bersih dan higienis
dan sekaligus dijadikan sebagai tempat display product.
Inkubator dibuat dari bahan aluminium dengan dinding kaca, bagian dalam
diberi rak untuk penempatan tabung bambu berisi susu yang akan diinkubasi.
Inkubator dilengkapi dengan Thermoregulator yang dapat mengatur suhu udara di
dalam ruangan sesuai suhu optimum pertumbuhan bakteri Streptococcus lactis dan
Lactobacillus acidophilus dengan sumber energi listrik.
3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Rumen Microbial Supplement (RMS)
Rumen microbial supplement (RMS) merupakan suatu pakan suplemen untuk
meningkatkan produksi air susu kambing perah. Pada Tabel 1 ditampilkan
kandungan nutrisi RMS.
Tabel 1. Kandungan nutrisi rumen mirobial suplement (RMS)
Unsur Nutrisi Persentase
Sukrosa
Pati dan Karbohidrat mudah larut lainnya
Non Protein Nitrogen
Protein murni
Lemak
Calsium carbonat
Phosphor
Mangganese
Jodium
Kalium
Sodium chlorine
Zincum
27%
42%
3%
12%
1%
7,5%
3,9%
0,53%
0,03%
0,012%
3,45
0,02%
RMS dibuat dalam bentuk pellet sehingga lebih mudah pemberiannya
kepada kambing. Jumlah pemberian pellet RMS adalah 0,667 gram/ kg berat
badan kambing. Biaya produksi RMS dikalkulasikan sebesar Rp 5.680 / kg,
sehingga tambahan biaya suplemen untuk satu ekor kambing dengan berat
sedang (13 kg) diperkirakan sebesar Rp 840 per hari.
Menurut Leng dan Viera (2007) pemberian RMS mampu meningkatkan
aktivitas pencernaan mikroba rumen 22,3% dan meningkatkan suplai protein
mikroba ke usus halus 8,7% sehingga dengan demikian secara empirik
pemberian RMS pada kambing tersebut di atas dapat meningkatkan konsumsi
rumput menjadi 2 kg dan meningkatkan suplai protein menjadi 46 gram dan
dapat menghasilkan air susu sebanyak 0,30 liter/hari. Jadi Teknologi RMS ini
cukup potensial diaplikasikan dalam upaya meningkatkan produksi susu
kambing dengan biaya relatif murah.
Veira et al. (2006) menyatakan bahwa efektivitas penggunaan ransum
pada ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh Imbangan P/E, yaitu imbangan
4
jumlah protein dengan energi yang terserap pada saluran pencernaan. Kondisi
di lapangan menunjukan bahwa ransum yang diberikan adalah rumput
lapangan sebanyak 2 kg/hari, berarti intake protein atau protein yang
terkonsumsi adalah 2 kg x 22% x 6,7% x 1000 gr = 29,48 gram. Sementara
kandungan protein susu kambing adalah 5,25% dan padatan 20,60% sehingga
intake protein 76 gram tersebut hanya cukup untuk membentuk (29,48 gr
/1000gr) / (5,25% x 20,60% x 1,22) = 0,14 liter air susu.
Pemberian RMS dapat memacu pertumbuhan mikroba rumen yang
berfungsi dalam membantu proses pencernaan serat membentuk VFA sebagai
precursur pembentukan lemak susu dan juga mikroba rumen yang masuk ke
usus ternak menjadi sumber protein bagi ternak. Pemberian RMS dapat
meningkatkan pertumbuhan mikroba rumen 30% sehingga terjadi peningkatan
jumlah konsumsi dan jumlah protein yang didapatkan ternak. Peningkatan
konsumsi 30% berarti ternak dapat mengkonsumsi rumput menjadi 2,6 kg/hari.
Jumlah protein yang didapatkan ternak menjadi 38,32 gr/hari dan produksi air
susu dapat ditingkatkan menjadi 0,28 liter/hari.
Meningkatkan jumlah konsumsi rumput dapat dilakukan seiring dengan
meningkatnya kemampuan cerna dari ternak. Rumput yang mengandung serat
kasar tinggi dapat dicerna ternak ruminansia melalui bantuan mikroba rumen
(lambung). Mikroba ini terdiri dari jenis bakteri dengan populasi 109 sel/ml
dan protozoa dengan populasi 104 sel/ ml serta jenis jamur (Church, 1997).
Keberadaan mikroba rumen mempunyai manfaat ganda bagi ternak yaitu
membantu proses pencernaan dan massa mikroba yang terbawa arus makanan
ke usus halus menjadi sumber protein bagi ternak yang disebut protein
mikroba. Oleh karena itu populasi mikroba di dalam rumen harus
dipertahankan dan dipacu aktivitasnya sehingga dampaknya bisa
menguntungkan terhadap ternak yaitu peningkatan aktivitas pencernaan.
3.2. Mutu Produk Dadih
Hasil uji kimia produk dadih yang diproduksi Industri Mitra melalui inkubasi
menggunakan Inkubator ditampilkan pada Tabel 2 berikut ini.
5
Tabel 2. Mutu Dadih yang Diproduksi Menggunakan Inkubator Dadih
No Uraian Kandungan
A Uji Kimia
1 Protein 10,52 %
2 Lemak 9,31 %
3 Padatan 21,43 %
4 Keasaman (TTA) 1,61 %
5 Koloni 147,20 (x105/gr)
B Uji Organoleptik
1 Rasa Agak asam
2 Flavor Aroma Susu
3 Warna Putih Bersih
4 Kekentalan Sangat Kental
5 Kesukaan Sangat Suka
Air susu kambing yang merupakan materi pokok pembuatan dadih akan
mempengaruhi mutu dadih, namun proses pembuatan dan pengolahan dadih
merupakan faktor utama yang menjadi penentu mutu dadih yang dihasilkan.
Fermentasi air susu menjadi dadih terjadi karena adanya aktivitas mikroba
Streptococcus lactis dan Lactobacillus acidophilus. Laktosa yang terdapat pada susu
difermentasi oleh Streptococcus lactis yang menghasilkan asam laktat hingga
keasaman 1 %, kemudian dilanjutkan fermentasi oleh bakteri yang tahan asam dari
genus Lactobacillus (Rai, 1980). Keasaman (% TTA) disebabkan oleh asam laktat
yang terbentuk, asam laktat ini dapat menghambat kerja bakteri dan mikroba
pembusuk sehingga dadih menjadi awet dan dapat tahan disimpan lama, yaitu 1
minggu pada suhu kamar dan 1 bulan jika disimpan pada suhu dingin. Pembentukan
asam laktat sangat tergantung pada kadar laktosa dan efektifitas kerja bakteri
penghasil asam laktat.
Keasaman mempunyai hubungan berbanding lurus (linier) dengan total
koloni bakteri (TPC). Hal ini menunjukan bahwa semakin banyak populasi bakteri
pembentuk asam laktat dalam dadih maka akan semakin banyak pula asam laktat
yang terbentuk. Inkubasi dengan menggunakan Inkubator dapat menghasilkan dadih
dalam waktu 36 jam. Semakin lama proses pembentukan dadih dapat menyebabkan
semakin lama peluang bekerjanya bakteri pembusuk yang merombak komponen gizi
air susu.
6
Inkubator dapat meningkatkan aktivitas bakteri Streptococcus lactis dan
Lactobacillus acidophilus yang bekerja menfermentasi susu menjadi dadih. Ruang
inkubator dapat menyediakan suhu optimum untuk bakteri ini yaitu 28-300C.
Sugitha (1998) juga melaporkan bahwa dadih efektif diinkubasi pada suhu 27-300C
dengan lama inkubasi 2 hari. Ridwan (1991) melaporkan bahwa proses pembentukan
dadih akan lebih lama jika suhu jauh di bawah suhu optimum dan bahkan pada suhu
150C proses penggumpalan susu menjadi dadih sulit terjadi.
Proses fermentasi air susu menjadi dadih akan menyederhanakan molekul
protein, yaitu pemutusan ikatan peptida, ini merupakan kelebihan susu fermentasi
dibanding susu segar karena proteinnya akan lebih mudah tercerna. Selain karena
penyederhanaan molekul protein, keunggulan dadih yang tidak kalah pentingnya
adalah adanya antibiotik natural yang dihasilkan oleh aktivitas mikroba.
Streptococcus lactis menghasilkan nisin, Lactococcus bulgaricus menghasilkan
Bulgarican, Lactococcus acidophillus menghasilkan Acidophillin yang sangat
berguna untuk menjaga kesehatan konsumen (Helferich dan Westhoff, 1980).
Mutu dadih tidak hanya ditentukan dari analisa kimia produk, namun uji
rasa (Organoleptic Sensory Evaluation) terhadap rasa, flavour, warna, kekentalan
dan kesukaan merupakan kunci keberhasilan utama manufaktur produk dadih.
Kesukaan merupakan komponen OSE yang penting diperhatikan dan ternyata
kesukaan panelis terhadap dadih yang dihasilkan dengan metode proses hasil
Program Vucer lebih baik daripada proses tradisional.
Semakin asam rasa dadih panelis semakin suka, hal ini disebabkan karena
proses fermentasi semakin komplek. Proses fermentasi yang sempurna akan
menekan dan mengurangi intensitas flavour yang tidak disenangi, misalnya bau amis
susu dan bau tengik. Dadih yang dihasilkan setelah Program Vucer sedikit asam dan
tidak berbau tengik karena proses fermentasi berlangsung sempurna dan asam laktat
yang terbentuk lebih cepat dan sekaligus menghambat proses fermentasi dan
pembusukan oleh bakteri pengganggu lainnya.
7
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Rumen microbial supplement dapat digunakan sebagai pakan suplemen untuk
meningkatkan produksi air susu kambing
2. Penggunaan inkubator dalam produksi dadih dapat meningkatkan mutu
produk dadih baik dari segi kandungan gizi maupun organoleptik.
4.2. Saran
Berdasarkan hasil kegiatan ini, terbukti bahwa teknologi ini sangat
bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Oleh
karena itu diharapkan Pemda kabupaten Lima Puluh Kota dapat menyebarluaskan
Teknologi ini kepada seluruh kelompok tani di daerah ini.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dit-Litabmas DIKTI yang telah
membiayai kegiatan ini, juga kepada P3M Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh
yang telah menfasilitasi pelaksanaan kegiatan serta ketua dan peternak demonstrator
kelompok tani Subur dan kelompok tani Tunas Harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Y. 2002. Tingkat Produksi dan Pemasaran Dadih di Sumatera Barat. Skripsi
Sarjana Peternakan Unand Padang.
Hilferich, W and D. Westhoff. 1980. All About Yoghurt. Prentice Hall, Inc.,
Englewood Cliffs. New Yersey.
Juliyarsi, I., 2003. Efektivitas Dadih Susu Sapi Mutan Terhadap Kanker Pada
Mencit Yang Diinduksi Benzopiren. Thesis Pascasarjana. UNAND. Padang.
Rai, M.M. 1980. Dairy Chemistry dan Animal Nutrition. 3thed. Kayani Publishers.
New Delhi.
Setyoningsih, I., 1992. Pengaruh Jenis Kultur Lactobacillus casei, Penambahan susu
Skim dan Glukosa Terhadap Mutu Yakult Kedelai. Fakultas Teknologi
Pertanian. IPB. Bogor.
8
Sugitha, I.M., 1995. Dadih : Olahan Susu Kerbau Tradisional Minang, Manfaat,
Kedala Dan Prospeknya Dalam Era Industrialisasi Sumatera Barat. Seminar
Sehari Penerapan Teknologi Hasil Ternak untuk Peningkatan Gizi
Masyarakat. Fakultas Peternkan-Western University Training Centre.
Padang.
Sugitha, I.M., L.A. Aidi. 1998. Daya Cerna Dadih yang Dibuat dengan Penambahan
Starter Streptococcus lactis dalam Tabung Plastik. J. P & L IV (3) : 60-64.
Sugitha, I. M., H. Muchtar, Khasrad dan Yuherman, 1999. Rekayasa Dadih dengan
Streptococcus lactis dan actobacillus acidophilus untuk Mencegah Kanker
dan Mengurangi Kolesterol Darah. Laporan Penelitian Hibah Bersaing
Perguruan Tinggi. Fakultas Peternakan. UNAND. Padang.
9
Lampiran . Foto-foto Kegiatan
Mesin Pencetak Suplemen Proses Pelleting Suplemen
Pengeringan Suplemen Pengemasan Suplemen
Rumen Microbial Supplement
untuk Kambing Perah Pemberian Suplemen Kepada Kambing