penentuan infiltrasi tanah menggunakan model green dan ampt dengan bahasa pemrograman visual basic...

10
PENENTUAN INFILTRASI TANAH MENGGUNAKAN MODEL GREEN DAN AMPT DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC DETERMINATION OF SOIL INFILTRATION USING GREEN AND AMPT MODEL WITH VISUAL BASIC PROGRAMMING LANGUAGE Wirapraja Lazuardi 1 , Ario Wisnu Wicaksono 2 , Femylia Nur Utama 3 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680 [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 Abstrak : Air yang terdapat pada permukaan bumi dapat bergerak ke dalam tanah dengan gaya gerak gravitasi dan kapiler dalam suatu aliran yang disebut infiltrasi. Konsep infiltrasi ini relatif baru, namun banyak kemajuan di dalam pengertian dan penentuannya yang telah dicapai pada tahun-tahun tertentu. Perhitungan infiltrasi tanah dengan model Green dan Ampt menggunakan aplikasi MS. Excel Visual Basic dengan menggunakan data sekunder dari 10 tekstur tanah tropika. Adapun prosedur perhitungan Lf dengan metode numerik Newton-Raphson pertama-tama yaitu penggabungan persamaan ke dalam satu sisi sehingga didapat nilai toleransi kesalahan yang diperbolehkan. Tanah bertekstur halus memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Sehingga tanah tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas adsorpsi unsur unsur hara yang lebih besar dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar karena banyak mengandung unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap air. Laju infiltrasi untuk setiap jenis tanah berbeda, untuk jenis tanah lempung laju infiltrasinya lebih besar dibanding dengan jenis tanah lempung liat berdebu dan lempung berliat hal ini dipengaruhi oleh kasar halusnya partikel tanah, partikel tanah yang kasar kemampuan menyerap airnya lebih besar dibanding tanah yang bertekstur halus. Kata Kunci : Infiltrasi Tanah, Model Green dan Ampt, Visual Basic Abstract : The water contained in the Earth's surface can be moved into the soil by the force of gravity and capillary flow in a called infiltration . This infiltration is relatively new concept , but a lot of progress in the understanding and determination that has been achieved in certain years . Calculation of soil infiltration model of Green and Ampt using MS Excel Visual Basic by using secondary data from 10 tropical soil texture . The calculation procedure Lf with the Newton- Raphson numerical method first is merging into one side of the equation so obtained values of fault tolerance allowed . Fine-textured soils have a smoother surface than coarse -textured soils . So the soil - the soil is finely textured element adsorption capacity - greater nutrient and generally more fertile than the coarse -textured soils because it contains nutrients and organic matter needed by plants . Coarse -textured soils more porous and more rapid rate of infiltration . A soil in dry conditions has a high absorption rate of infiltration is getting so big , and will be gradually reduced if the land is saturated with water . Infiltration rate is different for each type of soil , to the type of clay soil infiltration rate is greater than the dusty clay loam soil type and clayey loam coarse it is influenced by the fine soil particles , coarse particles of soil capacity to absorb more water than fine-textured soils . Keywords : Green and Ampt Model , Infiltration Land , Visual Basic

Upload: bogoragriculturaluniversity

Post on 03-Feb-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENENTUAN INFILTRASI TANAH MENGGUNAKAN

MODEL GREEN DAN AMPT DENGAN BAHASA

PEMROGRAMAN VISUAL BASIC

DETERMINATION OF SOIL INFILTRATION USING GREEN

AND AMPT MODEL WITH VISUAL BASIC PROGRAMMING

LANGUAGE

Wirapraja Lazuardi

1, Ario Wisnu Wicaksono

2, Femylia Nur Utama

3

Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB

Dramaga, Bogor, 16680

[email protected], [email protected]

2, [email protected]

3

Abstrak : Air yang terdapat pada permukaan bumi dapat bergerak ke dalam tanah dengan gaya

gerak gravitasi dan kapiler dalam suatu aliran yang disebut infiltrasi. Konsep infiltrasi ini relatif

baru, namun banyak kemajuan di dalam pengertian dan penentuannya yang telah dicapai pada

tahun-tahun tertentu. Perhitungan infiltrasi tanah dengan model Green dan Ampt menggunakan

aplikasi MS. Excel Visual Basic dengan menggunakan data sekunder dari 10 tekstur tanah

tropika. Adapun prosedur perhitungan Lf dengan metode numerik Newton-Raphson pertama-tama

yaitu penggabungan persamaan ke dalam satu sisi sehingga didapat nilai toleransi kesalahan

yang diperbolehkan. Tanah bertekstur halus memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan

dengan tanah bertekstur kasar. Sehingga tanah – tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas

adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih besar dan umumnya lebih subur dibandingkan dengan

tanah bertekstur kasar karena banyak mengandung unsur hara dan bahan organik yang

dibutuhkan oleh tanaman. Tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat.

Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin

besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap air. Laju

infiltrasi untuk setiap jenis tanah berbeda, untuk jenis tanah lempung laju infiltrasinya lebih besar

dibanding dengan jenis tanah lempung liat berdebu dan lempung berliat hal ini dipengaruhi oleh

kasar halusnya partikel tanah, partikel tanah yang kasar kemampuan menyerap airnya lebih besar

dibanding tanah yang bertekstur halus.

Kata Kunci : Infiltrasi Tanah, Model Green dan Ampt, Visual Basic

Abstract : The water contained in the Earth's surface can be moved into the soil by the force of

gravity and capillary flow in a called infiltration . This infiltration is relatively new concept , but a

lot of progress in the understanding and determination that has been achieved in certain years .

Calculation of soil infiltration model of Green and Ampt using MS Excel Visual Basic by using

secondary data from 10 tropical soil texture . The calculation procedure Lf with the Newton-

Raphson numerical method first is merging into one side of the equation so obtained values of

fault tolerance allowed . Fine-textured soils have a smoother surface than coarse -textured soils .

So the soil - the soil is finely textured element adsorption capacity - greater nutrient and generally

more fertile than the coarse -textured soils because it contains nutrients and organic matter

needed by plants . Coarse -textured soils more porous and more rapid rate of infiltration . A soil in

dry conditions has a high absorption rate of infiltration is getting so big , and will be gradually

reduced if the land is saturated with water . Infiltration rate is different for each type of soil , to

the type of clay soil infiltration rate is greater than the dusty clay loam soil type and clayey loam

coarse it is influenced by the fine soil particles , coarse particles of soil

capacity to absorb more water than fine-textured soils .

Keywords : Green and Ampt Model , Infiltration Land , Visual Basic

PENDAHULUAN Air yang terdapat pada permukaan bumi dapat bergerak ke dalam tanah

dengan gaya gerak gravitasi dan kapiler dalam suatu aliran yang disebut infiltrasi.

Konsep infiltrasi ini relatif baru, namun banyak kemajuan di dalam pengertian dan

penentuannya yang telah dicapai pada tahun-tahun tertentu. Laju infiltrasi aktual

(fac) adalah laju air berpenetrasi ke permukaan tanah pada setiap waktu dengan

gaya-gaya kombinasi gravitasi, viskositas dan kapilaritas. Laju maksimum

presipitasi yang dapat diserap oleh tanah pada kondisi tertentu disebut kapasitas

infiltrasi (fc), untuk suatu intensitas curah hujan (i). Proses masuknya air hujan ke

dalam lapisan permukaan tanah dan turun ke permukaan air tanah disebut

infiltrasi. Air yang menginfiltrasi itu awalnya diabsorbsi untuk meningkatkan

kelembaban tanah, kemudian akan turun ke permukaan air tanah dan mengalir ke

samping (Asdak 1995).

Tanah-tanah yang bertekstur kasar menciptakan struktur tanah yang

ringan. Sebaliknya tanah-tanah yang terbentuk atau tersusun dari tekstur tanah

yang halus menyebabkan terbentuknya tanah-tanah yang bertekstur berat. Tanah

dengan struktur tanah yang berat mempunyai jumlah pori halus yang banyak dan

miskin akan pori besar. Sebaliknya tanah yang ringan mengandung banyak pori

besar dan sedikit pori halus. Dengan demikian kapasitas infiltrasi dari kedua jenis

tanah tanah tersebut akan berbeda pula, yaitu tanah yang berstruktur ringan

kapasitas infiltrasinya akan lebih besar dibandingkan dengan tanah-tanah yang

berstruktur berat.Infiltrasi berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan.

Akan tetapi setelah mencapai limitnya, banyaknya infiltrasi akan berlangsung

terus sesuai dengan kecepatan absorbsi setiap tanah. Pada tanah yang sama

kapasitas infiltrasinya berbeda-beda, tergantung dari kondisi permukaan tanah,

struktur tanah, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Di samping intensitas curah hujan,

infiltrasi berubah-ubah karena dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang

terdapat dalam tanah (Asdak 1995).

Beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi laju infiltrasi

adalah tinggi genangan air di atas permukaan tanah dan tebal lapisan tanah yang

jenuh, kadar air atau lengas tanah, pemadatan tanah oleh curah hujan,

penyumbatan pori tanah mikro oleh partikel tanah halus seperti bahan endapan

dari partikel liat, pemadatan tanah oleh manusia dan hewan akibat traffic line oleh

alat olah, struktur tanah, kondisi perakaran tumbuhan baik akar aktif maupun akar

mati (bahan organik), proporsi udara yang terdapat dalam tanah, topografi atau

kemiringan lahan, intensitas hujan, kekasaran permukaan tanah, kualitas air yang

akan terinfiltrasi serta suhu udara tanah dan udara sekitar (Kodoatie dan Roestam

2005).

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi adalah proses masuk atau meresapnya air dari atas permukaan

tanah ke dalam bumi. Jika air hujan meresap ke dalam tanah maka kadar lengas

tanah meningkat hingga mencapai kapasitas lapang. Kapasitas infiltrasi terjadi

ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban

tanah. Sebaliknya apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi,

maka laju infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi umumnya

dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan, yaitu

millimeter per jam (mm/jam). Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer

melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir

ke sungai disekitar (Sastrodarsono dan Takeda 1999).

Sifat bagian lapisan suatu profil tanah juga menentukan kecepatan

masuknya air ke dalam tanah. Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah,

maka proses infiltrasi tergantung pada kondisi biofisik permukaan tanah, sebagian

atau seluruh air hujan tersebut akan mengalir masuk ke dalam tanah melalui pori-

pori permukaan tanah. Proses mengalirnya air hujan ke dalam tanah disebabkan

oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Oleh karena itu, infiltrasi juga

biasanya disebut sebagai aliran air yang masuk ke dalam tanah sebagai akibat

gaya kapiler dan gravitasi. Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi

dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah. Tanah dengan pori-pori jenuh air

mempunyai kapasitas lebih kecil dibandingkan dengan tanah dalam keadaan

kering (Asdak 2002).

METODE PRAKTIKUM Perhitungan infiltrasi tanah dengan model Green dan Ampt menggunakan

aplikasi MS. Excel Visual Basic dengan menggunakan data sekunder dari 10

tekstur tanah tropika. Adapun prosedur perhitungan Lf dengan metode numerik

Newton-Raphson pertama-tama yaitu penggabungan persamaan ke dalam satu sisi

sehingga didapat nilai toleransi kesalahan yang diperbolehkan.

( ) (

)

Keterangan :

= Nilai Toleransi Kesalahan (Error)

Lf = Kedalaman Garis Basah Terdepan (cm)

H0 = Potensial Matrik di Permukaan Tanah (cm H2O)

Hf = Potensial Matrik di Garis Basah Terdepan (cm H2O)

Ks = Konduktivitas hidrolik tanah jenuh (cm/detik)

= Kadar air tanah jenuh (cm3/cm

3)

= Kadar air tanah awal (cm3/cm

3)

t = Waktu (detik)

Setelah didapat nilai toleransi kesalahan, maka nilai Lf dapat

diaproksimasi dengan menggunakan Visual Basic atau trial and error method

dimana banyaknya pengulangan (iterasi) sampai nilai mendekati nilai yang

diinginkan misalnya < 0.0001

HASIL DAN PEMBAHASAN Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah

melalui permukaan tanah. Umumnya infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi

vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah. Infiltrasi tanah meliputi

infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif

adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju

infiltrasi adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah dalam waktu tertentu

(Rachman 2005). Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum

air meresap ke dalam tanah. Sedangkan Perkolasi adalah gerakan air ke bawah

dari daerah tak jenuh (antara permukaan tanah sampai ke permukaan air tanah) ke

dalam daerah jenuh (daerah di bawah permukaan air tanah). Sedangkan Daya

Perkolasi adalah laju perkolasi (Pp) yaitu laju perkolasi maksimum yang

dimungkinkan dengan besar yang dipengaruhi oleh kondisi tanah dalam daerah

tak jenuh. Perkolasi tidak mungkin terjadi sebelum daerah tak jenuh mencapai

daerah medan(Kodoatie dan Sjarief 2010).

Laju infiltrasi dapat diperoleh jika diketahui nilai kedalaman garis basah

terdepan (Lf), nilai Lf dapat diperoleh dengan perhitungan manual menggunakan

persamaan Green & Ampt dengan pengulangan perhitungan maksimum seratus

kali untuk setiap waktu hingga diperoleh nilai kesalahan kurang dari 0.0001

namun untuk mempermudah pekerjaan nilai Lf dapat ditentukan dengan membuat

program pada MS.Excel sehingga nilai Lf atau kedalaman garis basah terdepan

dapat diketahui seperti pada Tabel 1, selanjutnya dengan menggunakan persamaan

Green & Ampt dapat dihitung laju infiltrasi dan infiltrasi kumulatif setiap waktu

dari setiap jenis tanah dan diperoleh nilai seperti pada tabel berikut.

Tanah bertekstur halus memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan

dengan tanah bertekstur kasar. Sehingga tanah – tanah yang bertekstur halus

memiliki kapasitas adsorpsi unsur – unsur hara yang lebih besar dan umumnya

lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar karena banyak

mengandung unsur hara dan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman. Tanah

bertekstur kasar lebih porus dan laju infiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian

tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air lebih besar dari pada

tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih luas. Tanah – tanah berliat

memiliki persentase porus yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air

(water retension). Tanah – tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang

lebih banyak yang berfungsi dalam pergerakan udara dan air.Berdasarkan data

yang ada infiltrasi dari jenis tanah lempung lebih besar daripada infiltrasi pada

jenis tanah lempung liat berdebu dan lempung berliat hal ini terjadi karena tekstur

tanah jenis lempung lebih kasar dibanding dengan jenis tanah lempung berliat dan

lempung liat berdebu sehingga kemampuannya dalam meloloskan air semakin

t (detik) Lf (cm) laju infiltrasi (cm/detik) infiltrasi kumulatif (cm)

0 0.01501 0.130851449 0

10 0.32397 0.00628044 0.062804405

20 0.4605 0.004485952 0.089719034

30 0.5662 0.003691068 0.11073204

40 0.65595 0.00321727 0.128690807

50 0.73549 0.002893971 0.144698532

60 0.8078 0.002655347 0.159320835

70 0.87461 0.00246991 0.172893681

80 0.93708 0.002320449 0.185635939

90 0.99601 0.002196662 0.197699622

Tabel 1 Laju Infiltrasi pada Jenis Tanah Lempung Berliat

besar dan menyebabkan infiltrasi pada jenis tanah ini lebih besar dibanding kedua

jenis tanah yang lain.

Sedangkan untuk jenis tanah lempung liat berdebu nilai infiltrasinya lebih

besar dibandingkan dengan infiltrasi pada jenis tanah lempung berliat, ini karena

agregat tanah lempung liat berdebu lebih kasar dibandingkan dengan tanah

lempung berliat karena diameter partikel tanah lempung dan debu lebih besar

dibandingkan dengan tanah liat.

Semakin lama waktu infiltrasi menyebabkan kedalaman garis basah

terdepan (Lf) semakin besar hal ini karena masuknya air infiltrasi kedalam tanah

semakin dalam, besarnya nilai Lf ini juga dipengaruhi oleh laju infiltrasi yang

berarti juga dipengaruhi oleh jenis tekstur tanah, berdasarkan grafik 1 dapat dilihat

untuk jenis tanah lempung memiliki nilai Lf per satuan waktu yang paling tinggi,

kemudian jenis tanah lempung liat berdebu dan yang nilai Lf per satuan waktunya

t (detik) Lf (cm) laju infiltrasi (cm/detik) infiltrasi kumulatif (cm)

0 0.03106 1.618967668 0

10 1.41061 0.037324338 0.373243384

20 2.00792 0.026732891 0.534657827

30 2.47146 0.022041587 0.661247595

40 2.86576 0.019245527 0.769821095

50 3.21583 0.017337747 0.866887355

60 3.53448 0.015929734 0.955784051

70 3.82933 0.014835622 1.038493518

80 4.10533 0.013953839 1.116307109

90 4.36595 0.013223574 1.190121627

Waktu

(detik)

Lf (cm) laju infiltrasi (cm/detik) infiltrasi kumulatif (cm)

0 0.06263 0.656928188 0

10 1.17474 0.035362665 0.353626652

20 1.66369 0.025075871 0.501517414

30 2.03981 0.020518747 0.615562416

40 2.35752 0.017802155 0.712086201

50 2.63791 0.015948277 0.797413857

60 2.8918 0.014579813 0.874788789

70 3.12559 0.013516253 0.946137694

80 3.34348 0.012658949 1.012715911

90 3.54837 0.011948838 1.075395392

Tabel 2 Laju Infiltrasi pada Jenis Tanah Lempung

Tabel 3 Laju Infiltrasi pada Jenis Tanah Lempung Liat Berdebu

paling kecil adalah jenis tanah lempung berliat hal ini dipengaruhi oleh ukuran

partikel tanah yang pada akhirnya mempengaruhi laju infiltrasi dan Lf.

Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga

laju infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah

tersebut jenuh terhadap air. Sedangkan laju infiltrasinya semakin lama semakin

berkurang, hal ini karena pada saat terjadi infiltrasi ruang-ruang pori yang ada di

dalam tanah masih banyak yang belum terisi air sehingga air yang meresap ke

dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah sehingga diawal proses infiltrasi,

laju infiltrasinya besar dan akan semakin menurun dengan semakin lamanya

proses infiltrasi karena semakin lama ruang-ruang pori yang ada di dalam tanah

telah terisi air yang menyebabkan penurunan laju infiltrasi hingga mencapai

kapasitas infiltrasi. Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke

dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu. Berdasarkan grafik 2

dapat dilihat bahwa laju infiltrasi berbanding terbalik dengan waktu, dan berbeda

untuk setiap jenis tanah tergantung dari kecepatan tanah dalam menyerap air.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

0 20 40 60 80 100

Ked

ala

ma

n G

ari

s P

emb

asa

ha

n (

cm)

Waktu (detik)

lempung berliat

lempung

lempung liat berdebu

Gambar 1 Grafik Kedalaman Garis Basah Terdepan Per Satuan Waktu

Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan

air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water).Infiltrasi

kumulatif merupakan laju infiltrasi pada selang waktu tertentu sehingga nilai

infiltrasi kumulatif berbanding lurus dengan waktu, semakin lama terjadi proses

infiltrasi nilai infiltrasi kumulatifnya akan semakin besar yang menunjukkan

banyaknya air yang masuk kedalam tanah.

SIMPULAN

Infiltrasi adalah proses masuknya air melalui permukaan tanah. Dalam

membahas infiltrasi ada tiga istilah yang perlu diketahui yaitu laju infiltrasi,

kapasitas infiltrasi dan infiltrasi kumulatif, untuk menghitung varibel tersebut

dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan model Green & Ampt

namun selain menghitung secara manual juga dapat menggunakan program Visual

Basic MS.Excel sehingga diperoleh nilai kedalaman garis basah terdepan yang

digunakan untuk menghitung laju infiltrasi dan infiltrasi kumulatif, nilai Lf yang

diperoleh untuk semua jenis tanah semakin lama waktu infiltrasi maka nilai Lf

nya semakin besar hal ini berbanding terbalik dengan laju infiltrasi yang semakin

kecil namun nilai infiltrasi kumulatifnya akan semakin besar dengan semakin

lamanya waktu infiltrasi. Laju infiltrasi untuk setiap jenis tanah berbeda, untuk

jenis tanah lempung laju infiltrasinya lebih besar dibanding dengan jenis tanah

lempung liat berdebu dan lempung berliat hal ini dipengaruhi oleh kasar halusnya

partikel tanah, partikel tanah yang kasar kemampuan menyerap airnya lebih besar

dibanding tanah yang bertekstur halus.

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

-0,2

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

1,8

0 20 40 60 80 100

infi

ltra

si k

um

ula

tif

laju

in

filt

rasi

waktu (detik)

lempung berliat mayor

lempung mayor

lempung liat berdebumayor

lempung berliat minor

lempung minor

lempung liat berdebuminor

Gambar 2 Laju Infiltrasi dan Infiltrasi Kumulatif Setiap Jenis Tanah

Saran

Untuk mengoptimalkan sifat infiltrasi pada tanah, sebaiknya untuk daerah

drainase dan irigasi tidak dibangun bangunan beton atau infrastruktur yang dapat

menghambat masuknya air ke dalam tanah karena akan mengurangi laju infiltrasi

dari tanah tersebut sehingga apabila tetap dibangun, maka akan berdampak banjir

di daerah tersebut. Sebaiknya dilakukan pengelolaan yang banyak agar laju

infiltrasi dari tanah tetap berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka Asdak C.1995. Hidrologi dan Pengeloaan daerah Aliran Sungai. Yogyakarta (ID)

: Gadjah Mada Press.\

Kodoatie RJ dan Roestam S. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.

Yogyakarta (ID) : Andi.

Kodoatie RJ dan Sjarief R. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta (ID) : Andi.

Rahman S. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta

(ID) : Kanisius.

Sastrodarsono S, Takeda K. 1999. Hidrologi untuk Pengairan. Bandung (ID) :

Pradnya Paramitha.

LAMPIRAN 1 Screenshot Bahasa Program