pasca panen singkong ubi

23
LAPORAN OBSERVASI CARA PEMANENAN DAN PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN SINGKONG (Manihot utilissima) DAN UBI JALAR (Ipomoea batatas Untuk memenuhi tugas Pengelolaan Pasca Panen Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Kelompok 5 De Ratna Melati 4442110422 Hari Zulhiyansah 4442111104 Nurullah Pamungkas 4442110424 Rizky Noviasari Indriya 4442110524 JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN 1

Upload: independent

Post on 26-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN OBSERVASI

CARA PEMANENAN DAN PENANGANAN PASCA PANEN TANAMAN

SINGKONG (Manihot utilissima) DAN UBI JALAR (Ipomoea

batatas

Untuk memenuhi tugas Pengelolaan Pasca Panen

Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian

Kelompok 5

De Ratna Melati 4442110422

Hari Zulhiyansah 4442111104

Nurullah Pamungkas 4442110424

Rizky Noviasari Indriya 4442110524

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

1

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2014

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lokasi observasi tanaman Singkong (Manihot

utilissima) yang dilakukan di Kampung Cibeutik, Desa

Penabgpelan, Kecamatan Walantaka Kabupaten Serang-

Banten. Gambaran umum dari Kota Serang secara

geografis terletak antara 50 99’ – 60 22’ Lintang

Selatan dan 1060 07’ – 1060 25’ Bujur Timur.

Apabila memakai koordinat sistem UTM (Universal

Transfer Mercator) Zone 48E wilayah Kota Serang

terletak pada koordinat 618.000 m sampai dengan

638.600 dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m sampai

dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak

terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan

adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari

Barat ke Timur adalah sekitar 20 km. Sebelah utara

Kota Serang berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah

timur berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu

juga di sebelah selatan dan di sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Serang.

2

Wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran

rendah yang memiliki ketinggian kurang dari 500 mdpl

dan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup

tinggi dan hari hujan banyak dengan ukuran tertinggi

dalam sebulan 53 mm dan rata-rata 14 hari hujan.

Kondisi rona bentang alam (topografi) Kota

Serang menunjukkan permukaan tanah yang relatif

datar. Wilayah Kota Serang berada pada ketinggian 0

– 100 meter di atas permukaan laut, dengan rata-rata

ketinggian sekitar 25 meter di atas permukaan laut.

Kemiringan Kota Serang berkisar antara 0 – 40%.

Dari segi hidrologi, keadaan di Wilayah Kota

Serang meliputi sistem air tanah dan air permukaan.

Secara umum baik air tanah maupun air permukaan di

Kota Serang tersedia cukup memadai. Hal ini

disebabkan wilayah Kota Serang berada di dataran

rendah (cukup berdekatan dengan pantai) dan memiliki

curah hujan yang cukup, berkisar 1500 - 2000 mm/

tahun.

Sejarah lahan Singkong (Manihot utilissima) yang

berada di Kampung Cibeutik, Desa Pengampelan,

Kecamatan Walantaka Kabupaten Serang-Banten adalah

bahwa lahan tersebut memang sudah dari dahulu

ditanami Singkong (Manihot utilissima), dan belum pernah

di coba menaman komoditi lain selain Singkong

(Manihot utilissima).

3

Tempat kedua observasi Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

dilakukan di Kampung Pasir Kembang, Desa Cikoneng,

Kecamatan Walantaka, Kabupaten Pandeglang-Banten.

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8

Kabupaten/Kota di Propinsi Banten yang berada di

ujung Barat Pulau Jawa.

Secara geografis terletak antara 6º21’- 7º10’

Lintang Selatan dan 104º48’- 106º11’ Bujur Timur,

memiliki luas wilayah 2.747 Km2 (274.689,91 ha),

atau sebesar 29,98% dari luas Provinsi Banten dengan

panjang pantai mencapai 307 km.

Secara geologi, wilayah Kabupaten Pandeglang

termasuk kedalam zona Bogor yang merupakan jalur

perbukitan. Sedangkan jika dilihat dari topografi

daerah Kabupaten Pandeglang memiliki variasi

ketinggian antara 0 - 1.778 m di atas permukaan

laut (dpl). Sebagian besar topografi daerah

Kabupaten Pandeglang adalah dataran rendah yang

berada di daerah Tengah dan Selatan yang memiliki

luas 85,07% dari luas keseluruhan Kabupaten

Pandeglang.

Suhu udara di Kabupaten Pandeglang berkisar

antara 22,5 0C – 27,9 0C. Pada daerah pantai, suhu

udara bisa mencapai 22 0C – 32 0C, sedangkan di

daerah pegunungan dengan ketinggian 400 – 1.350m

suhu dapat mencapai hingga 18 0C – 29 0C. Kabupaten

4

Pandeglang memiliki curah hujan antara 2.000 –

4.000 mm per tahun dengan rata-rata curah hujan

3.274 mm dan mempunyai 152 hari hujan per tahun

serta memiliki tekanan udara rata-rata 1.010

milibar.

Sejarah lahan tempat produksi Ubi Jalar (Ipomoea

batatas) di Kampung Pasir Kembang, Desa Cikoneng,

Kecamatan Walantaka, Kabupaten Pandeglang-Banten.

Lahan tersebut merupakan lahan sewaan yang ditanami

bukan hanya Ubi Jalar (Ipomoea batatas) saja, dalam

satu area penanaman tersebut terdapat komoditi lain

seperti pisang, cabai rawit dan kacang. Area

penanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) sendiri harus

berpindah setiap kali selesai dipanen, hal itu

bertujuan untuk meminimalisir adanya hama dan

penyakit yang sama.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui cara panen dan penanganan

pasca panen Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar

(Ipomoea batatas) yang tepat sesuai prosedur.

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

Singkong (Manihot utilissima) dapat dipanen pada

saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun

mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen

tanaman Singkong (Manihot utilissima) telah mencapai 6–8

bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk

varietas Dalam. Singkong (Manihot utilissima) dipanen

dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal

diambil dengan cangkul atau garpu tanah.

Adapun pascapanen Singkong (Manihot utilissima), yaitu:

1. Pengumpulan

6

Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup

strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.

2. Penyortiran dan Penggolongan

Pemilihan atau penyortiran umbi Singkong

(Manihot utilissima) sebenarnya dapat dilakukan pada

saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran

umbi Singkong (Manihot utilissima) dapat dilakukan

setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam

suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih

umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi

yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari

ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis

pada daging umbi.

3. Penyimpanan

Cara penyimpanan hasil panen umbi Singkong (Manihot

utilissima) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Buat lubang di dalam tanah untuk tempat

penyimpanan umbi segar Singkong (Manihot utilissima)

tersebut. Ukuran lubang disesuaikan dengan jumlah

umbi yang akan disimpan.

b. Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun-daun,

misalnya dengan daun nangka atau daun Singkong

(Manihot utilissima) itu sendiri.

c. Masukkan umbi Singkong (Manihot utilissima) secara

tersusun dan teratur secara berlapis kemudian

7

masing-masing lapisan tutup dengan daun-daunan segar

tersebut di atas atau jerami.

d. Terakhir timbun lubang berisi umbi Singkong

(Manihot utilissima) tersebut sampai lubang permukaan

tertutup berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan

seperti ini cukup awet dan membuat umbi tetap segar

seperti aslinya.

4. Pengemasan dan Pengangkutan

Pengemasan umbi Singkong (Manihot utilissima)

bertujuan untuk melindungi umbi dari kerusakan selama

dalam pengangkutan. Untuk pasaran antar kota/ dalam

negeri dikemas dan dimasukkan dalam karung-karung

goni atau eranjang terbuat dari bambu agar tetap

segar. Khusus untuk pemasaran antar pulau maupun

diekspor, biasanya umbi Singkong (Manihot utilissima) ini

dikemas dalam bentuk gaplek atau dijadikan tepung

tapioka. Kemasan selanjutnya dapat disimpan dalam

karton ataupun plastik-plastik dalam berbagai ukuran,

sesuai permintaan produsen.

Setelah dikemas umbi Singkong (Manihot utilissima)

dalam bentuk segar maupun dalam bentuk gaplek ataupun

tapioka diangkut dengan alat trasportasi baik

tradisional maupun modern ke pihak konsumen, baik

dalam maupun luar negeri.

8

Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dapat dipanen

bila ubi-ubinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri

fisik Ubi Jalar (Ipomoea batatas) matang, antara lain:

bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai

dengan kadar serat yang rendah dan bila direbus

(dikukus) rasanya enak serta tidak berair.

Penentuan waktu panen Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

didasarkan atas umur tanaman. Jenis atau varietas Ubi

Jalar (Ipomoea batatas) berumur pendek (genjah) dipanen

pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur

panjang (dalam) sewaktu berumur 4,5-5 bulan.

Panen Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang ideal dimulai

pada umur 3 bulan, dengan penundaan paling lambat

sampai umur 4 bulan. Panen pada umur lebih dari 4

bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup

tinggi, juga tidak akan memberikan kenaikan hasil

ubi.

Tata cara panen Ubi Jalar (Ipomoea batatas) melalui

tahapan sebagai berikut:

a) Tentukan pertanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang

telah siap dipanen.

b) Potong (pangkas) batang Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian

batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan

sambil dikumpulkan.

9

c) Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-

ubinya.

d) Ambil dan kumpulkan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) di

suatu tempat pengumpulan hasil.

e) Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar

yang masih menempel.

f) Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran

besar dan kecil ubi secara terpisah dan warna kulit

ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi

terluka ataupun terserang oleh hama atau penyakit.

g) Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu

angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil.

Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas) yang tumbuhnya

baik dan tidak mendapat serangan hama penyakit yang

berarti (berat) dapat menghasilkan lebih dari 25 ton

ubi basah per hektar. Varietas unggul seperti borobudur

dapat menghasilkan 25 ton, prambanan 28 ton, dan

kalasan antara 31,2-47,5 ton per hektar.

Penanganan pascapanennya yaitu:

1. Pengumpulan

Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup

strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.

2. Penyortiran dan Penggolongan

10

Pemilihan atau penyortiran Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan

berlangsung. Akan tetapi penyortiran Ubi Jalar

(Ipomoea batatas) dapat dilakukan setelah semua pohon

dicabut dan ditampung dalam suatu tempat.

Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang

berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar

serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran

besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada

daging umbi.

3. Penyimpanan

Penanganan pascapanen Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

biasanya ditujukan untuk mempertahankan daya simpan.

Penyimpanan ubi yang paling baik dilakukan dalam

pasir atau abu. Tata cara penyimpanan Ubi Jalar

(Ipomoea batatas) dalam pasir atau abu adalah sebagai

berikut:

a) Angin-anginkan ubi yang baru dipanen di tempat

yang berlantai kering selama 2-3 hari.

b) Siapkan tempat penyimpanan berupa ruangan khusus

atau gudang yang kering, sejuk, dan peredaran

udaranya baik.

c) Tumpukkan ubi di lantai gudang, kemudian timbun

dengan pasir kering atau abu setebal 20-30 cm

hingga semua permukaan ubi tertutup.

11

d) Cara penyimpanan ini dapat mempertahankan daya

simpan ubi sampai 5 bulan. Ubi Jalar (Ipomoea

batatas) yang mengalami proses penyimpanan dengan

baik biasanya akan menghasilkan rasa ubi yang

manis dan enak bila dibandingkan dengan ubi yang

baru dipanen.

Hal yang penting dilakukan dalam penyimpanan Ubi

Jalar (Ipomoea batatas) adalah melakukan pemilihan ubi

yang baik, tidak ada yang rusak atau terluka, dan

tempat (ruang) penyimpanan bersuhu rendah antara 27-30

derajat C (suhu kamar) dengan kelembapan udara antara

85-90 %.

Penanganan pascapanen umumnya dilakukan pengusaha

dengan pengaturan suhu ruang penyimpanan. Sebagai

contoh penyimpanan dibawah tanah dengan suhu 10 - 17 C

tetapi suhu obtimal adalah 12 -15 C, dengan kelembaban

85 - 90 %. Cara tersebut dapat menambah daya simpan

sampai 10 bulan. Ditingkat petani suhu rendah sulit

diterapkan, Ubi Jalar (Ipomoea batatas) bila disimpan

pada suhu ruangan akan mengalami kerusakan dalam waktu

48 jam karena bakteri Erwinia chaeysanthemi bila tidak

segera diproses.

Pada umumnya ubijalar dikonsumsi segera setelah

pemanenan tampa penyimpanan lagi, misalnya dengan

proses dipanggang, direbus, ditanak atau digoreng.

Kadang -kadang ubujalar diiris tipis dan dijemur

12

kemudian dicampur kedalam tepung untuk roti. Dibuat

kripik melalui proses penggorengan,ubujalar tipe

orangen dapat diproses menjadi bahan sup kental dan

sirup.

Dengan proses pemanasan menggunakan sinar mata hari

ubijalar dapat diproses menjadi kripik dan tepung. Ubi

jalar (Ipomoea batatas) juga dapat diproses menjadi bahan

baku industri,bahan olahan yang dapat dihidangkan lebih

menarik atau bahan setengah jadi untuk bahan baku

proses selanjutnya. Untuk merubah ubijalar dari makanan

pokok menjadi makana yang berorentasi pasar dapat

dilakuan antara lain: memperkecil biaya produksi,

perbaikan hasil per ha di tingkat petani, memperluas

penggunaan dan penyajiannya, dan memprakarsai dan

mendorong program pembangunan produk baru.

13

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil yang didapatkan dari wawancara terhadap

petani Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar

(Ipomoea batatas) di daerah Walantaka dan Mandalawangi

berupa cara-cara yang dilakukan saat panen dan

penangan hasil setelah panen dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 1. Perbedaan panen dan penanganan pasca panen

Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar (Ipomoea

batatas)

Keterangan Singkong

(Varietas

Manggu)

Ubi (Jenis kulit

merah dan

kuning)Lokasi Lahan Kampung

Cibeutik, Desa

Pengampelan,

Walantaka

Kampung Pasir

Kembang, Desa

Cikoneng,

PandeglangLuas Lahan

produksi

5 Hektar 1500m2

Umur Panen

Tanaman

1 Tahun 3 Bulan

Cara panen Tanaman Singkong

yang telah cukup

Tanaman Ubi

Jalar yang

14

umur (1 Tahun)

dicabut sekuat

tenaga hingga

umbi akarnya

keluar.

telah mencapai

usia 3 bulan

digali dan tanah

yang menempel

pada umbi

dibersihkan.Penanganan

Pasca Panen

1) Bersihkan

tanahnya

2) Pipil dari

batangnya

3) Sortir

4) Kemas/Kupas

5) Jual

1) Pisahkan

daun dan

batangnya

dari umbi

2) Sortasi

3) Kemas

4) Jual

Pemasaran dan

Distribusi

1) Pembeli atau

pedagang

langsung beli

di lahan

2) Untuk

pengusaha Home

Industri

keripik di

Tunjung Teja

3) Untuk Home

Industri

gaplek di

Ciomas

Pembeli yang

sebagian besar

pedagang yang

tersebar di

pandeglang dan

ada beberapa

yang berasal

dari Jakarta

datang langsung

ke lahan

produksi untuk

membeli Ubi

Jalar (Ipomoea

15

4) Untuk pabrik

snack Singkong

(Manihot

utilissima) di

Bogor

batatas).

Produktifitas

Dalam 1 Kali

Panen

130 Ton 1-2 Kuintal

Harga komoditi Borongan = Rp.

500/kg

Sudah dicabut =

Rp.800 /kg

Pasar = Rp.1300-

1800/kg

Langganan =

Rp.1000/kg

Borongan=

Rp.1800-2000/kg

Ikatan =

Rp.10.000-

15.000/ikat

3.2 Pembahasan

Observasi pengamatan panen dan pasca panen

Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar (Ipomoea

batatas) dilakukan di Kecamatan Walantaka, Kabupaten

Serang dan Kecamatan Mandalawangi Kabupaten

Pandeglang pada tanggal 27 Mei 2014.

Observasi dilakukan dengan cara mewawancarai

petani Singkong dan Ubi Jalar secara langsung

dikebun produksi. Hasil yang didapatkan berupa cara

16

panen, penanganan pasca panen serta hal lain yang

berkaitan dengan materi diatas.

Komoditi Singkong atau Ubi Kayu yang berada di

Kampung Cibeutik, Desa Pengampelan, Walantaka. Luas

lahan keseluruhan dari adalah seluah 5 hektar yang

seluruhnya adalah tanaman Singkong. Singkong dipanen

saat sudah berumur 12 bulan atau 1 tahun. Pemanenan

yang dilakukan adalah dengan cara mencabut langsung

Singkong dari dalam tanah sekuat tenaga hingga umbi

akarnya keluar kemudian di bersihkan tanah yang

menempelnya.

Hal yang dilakukan oleh petani Singkong di

kampung Cibeutik sudah sesuai dengan yang disarankan

oleh beberapa sumber salah satunya (Rukmana, 1997)

yaitu Singkong dapat dipanen pada saat pertumbuhan

daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai

menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman

Singkong telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas

Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas Dalam. Singkong

dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang

tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.

Sedangkan untuk penanganan pasca panennya yang

dilakukan petani Singkong adalah memipil terlebih

dahulu umbi dari batangnya, kemudian memisahkan

berdasarkan ukuranya atau sortasi. Kemudian setelah

disortasi Singkong-Singkong yang telah dipesan,

17

dikemas dalam karung dan apabila ada pesanan yang

minta dikupas, maka petani Singkong tersebut

mengupas kulit Singkongnya. Cara penanganan pasca

panen diatas sudah sesuai dengan yang seharusnya

dilakukan.

Pemasaran dan distribusi Singkong tersebar di

daerah sekitar Serang Pandeglang dan beberapa kali

sampai daerah Bogor. Penjualan dilakukan di lahan

Singkong, pembeli dan pedagang datang langsung ke

lahan Singkong. Untuk pembeli berupa home industri

gaplek dikirm setiap stoknya sudah cukup.

Berdasarkan sumber, cara penyimpanan hasil panen

umbi Singkong dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Buat lubang di dalam tanah untuk tempat

penyimpanan umbi segar Singkong tersebut. Ukuran

lubang disesuaikan dengan jumlah umbi yang akan

disimpan.

b) Alasi dasar lubang dengan jerami atau daun-daun,

misalnya dengan daun nangka atau daun Singkong itu

sendiri.

c) Masukkan umbi Singkong secara tersusun dan

teratur secara berlapis kemudian masing-masing

lapisan tutup dengan daun-daunan segar tersebut di

atas atau jerami.

18

d) Terakhir timbun lubang berisi umbi Singkong

tersebut sampai lubang permukaan tertutup

berbentuk cembung, dan sistem penyimpanan seperti

ini cukup awet dan membuat umbi tetap segar

seperti aslinya.

Cara penyimpanan hasil panen di kampung

Cibeutik berbeda dengan yang dianjurkan, yang

dilakukan disana untuk menyimpan hasil panen hanya

diletakan begitu saja ditanah, dan agar tidak

terbuang percuma pemanenan hanya dilakukan apabila

ada pembeli yang mememesan bila tidak tanaman

Singkong tetap dibiarkan tumbuh sampai ada pembeli

yang memesan lagi.

Ubi Jalar atau Mantang berada di Kampung Pasir

Kembang, Desa Cikoneng, Pandeglang. Luas lahan

tanaman Ubi Jalar seluar 1500m2, dimana dalam satu

area lahan tersebut bukan hanya tanaman Ubi Jalar

saja yang ditanam tetapi ditumpang sari-kan dengan

bermacam tanaman seperti pisang, cabai rawit dan

kacang tanah.

Berdasarkan sumber terpercaya yaitu (Rukmana,

1997) cara pemanenan Ubi Jalar yang baik adalah :

Tata cara panen Ubi Jalar melalui tahapan sebagai

berikut:

19

a) Tentukan pertanaman Ubi Jalar yang telah siap

dipanen.

b) Potong (pangkas) batang Ubi Jalar dengan

menggunakan parang atau sabit,

kemudian batang-batangnya disingkirkan ke luar

petakan sambil dikumpulkan.

c) Galilah guludan dengan cangkul hingga terkuak

ubi-ubinya.

d) Ambil dan kumpulkan Ubi Jalar di suatu tempat

pengumpulan hasil.

e) Bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan akar

yang masih menempel.

f) Lakukan seleksi dan sortasi ubi berdasarkan

ukuran besar dan kecil ubi secara terpisah dan

warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh

dari ubi terluka ataupun terserang oleh hama atau

penyakit.

g) Masukkan ke dalam wadah atau karung goni, lalu

angkut ke tempat penampungan (pengumpulan) hasil.

Pemanenan Ubi Jalar yang dilakukan oleh

petani di kampung pasir pandeglang adalah Tanaman

Ubi Jalar yang telah mencapai usia 3 bulan digali

dan tanah yang menempel pada umbi dibersihkan.

Sedangkan untuk penanganan pasca panen Ubi Jalar

20

adalah memisahkan daun dan batang dari umbinya lalu

di sortasi berdasarkan ukuran besar dan kecilnya

setelah itu dikemas dengan karung goni untuk pembeli

borongan atau diikat dengan batangnya untuk

penjualan pribadi. Kegiatan di atas sudah sesuai

dengan yang disarankan oleh (Rukmana, 1997).

Untuk mengawetkan hasil yang telah dipanen petani

Ubi Jalar menggantung umbi-umbi tersebut, sebisa

mungkin agar tidak terkena air dan menyentuh tanah,

karena ketika umbi bertemu keduanya maka tunas akan

tumbuh. Dan juga karena Ubi Jalar yang mengalami

proses penyimpanan dengan baik biasanya akan

menghasilkan rasa ubi yang manis dan enak bila

dibandingkan dengan ubi yang baru dipanen.

Pemasaran dan distribusi hanya terbatas di

tempat penanaman saja, pembeli dan pedagang yang

membeli Ubi Jalar datang langsung ke tempatnya,

petani Ubi Jalar tidak memasarkannya langsung ke

pasar-pasar setempat.

SIMPULAN

21

Simpulan yang dapat kami buat setelah melakukan

observasi mengenai cara penen dan penanganan pasca

panen Singkong (Manihot utilissima) dan Ubi Jalar (Ipomoea

batatas) yang dilakukan di Kampung Cibeutik, Desa

Pengampelan, Kecamatan Walantaka dan Kampung Pasir

Kembang, Desa Cikoneng, Kecamatan Mandalwangi adalah,

bahwa cara-cara yang dilakukan oleh kedua petani sudah

sesuai dengan anjuran yang disarankan oleh ahli, baik

cara pemanenan maupun penanganan pasca panen-nya.

Sehingga dengan sesuai-nya metode yang digunakan hasil

yang didapatkan oleh keduanya pun sudah cukup maksimal,

baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari komoditi

masing-masing yaitu Singkong dan Ubi Jalar.

22

DAFTAR PUSTAKA

Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi

Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan

Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.

Hariyadi, Agus. Penyuluh Pertanian, Sumber : Balai

Penelitian Tanaman Pangan, Malang.

Najiyati, Sri. 1998. Palawija: budidaya dan analisis

usaha tani. Jakarta: PT.Penebar Swadaya.

Rukmana, Rahmat, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan

Pasca Panen. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI),

Yogyakarta.

Rukmana, Rahmat, H. Ir. 1997. Ubi Jalar : budi daya dan

pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Tahun 2011-2016 pemerintah Kabupaten Pandglang, hal

II-1.

23