oe disertai granulasi.docx

25
BAB I PENDAHULUAN Otitis eksterna (OE) ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menjadi menurun. 1 OE juga merupakan peradangan atau infeksi yang dapat mengenai saluran pendengaran luar, daun telinga atau keduanya. Keadaan ini dapat terlihat pada seluruh kelompok umur. OE biasanya infeksi bakterial akut pada kulit dari saluran telinga (yang umunya disebabkan oleh pseudomonas aeruginosa atau staphylococcus aureus) tetapi dapat disebabkan oleh bakteri lainnya, virus atau infeksi jamur. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap infeksi saluran telinga atau meatus acusticus eksternus (MAE) dan perkembangan dari OE adalah tidak adanya serumen, tingginya kelembapan, tertahannya air dalam saluran telinga, peningkatan suhu dan trauma lokal (seperti, penggunaan cotton swab atau alat bantu dengar). Otitis Eksterna diklasifikasikan menjadi otitis eksterna akut yang terbagi atas otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difus, otitis kronik, otomikosis, harpes zoster otikus, serta otitis maligna. 1,2 Gejala klinis yang dapat ditemukan pada OE adalah nyeri saat penekanan pada tragus (bagian anterior dari saluran telinga) atau saat menarik pinna (penanda OE), pasien juga memiliki gejala seperti otalgia, penurunan pendengaran, rasa penuh atau tekanan pada telinga, eritema, edema, tinitus, demam, gatal, keluarnya cairan, nyeri yang mendalam (malignant) serta dapat terbentuknya jaringan granulasi. 1,2 Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 1

Upload: independent

Post on 11-Dec-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

Otitis eksterna (OE) ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang

disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang

telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam.

Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menjadi menurun.1

OE juga merupakan peradangan atau infeksi yang dapat mengenai saluran

pendengaran luar, daun telinga atau keduanya. Keadaan ini dapat terlihat pada

seluruh kelompok umur. OE biasanya infeksi bakterial akut pada kulit dari saluran

telinga (yang umunya disebabkan oleh pseudomonas aeruginosa atau

staphylococcus aureus) tetapi dapat disebabkan oleh bakteri lainnya, virus atau

infeksi jamur.

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap infeksi saluran telinga atau

meatus acusticus eksternus (MAE) dan perkembangan dari OE adalah tidak

adanya serumen, tingginya kelembapan, tertahannya air dalam saluran telinga,

peningkatan suhu dan trauma lokal (seperti, penggunaan cotton swab atau alat

bantu dengar). Otitis Eksterna diklasifikasikan menjadi otitis eksterna akut yang

terbagi atas otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difus, otitis kronik,

otomikosis, harpes zoster otikus, serta otitis maligna.1,2

Gejala klinis yang dapat ditemukan pada OE adalah nyeri saat penekanan

pada tragus (bagian anterior dari saluran telinga) atau saat menarik pinna (penanda

OE), pasien juga memiliki gejala seperti otalgia, penurunan pendengaran, rasa

penuh atau tekanan pada telinga, eritema, edema, tinitus, demam, gatal, keluarnya

cairan, nyeri yang mendalam (malignant) serta dapat terbentuknya jaringan

granulasi. 1,2

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 1

Jaringan granulasi atau granuloma adalah lesi inflamasi nodular.

Granuloma terutama terdiri dari fagosit mononuklear. Granuloma merupakan

massa yang terdiri dari jaringan fibrosa atau pembuluh darah yang tubuh

terbentuk sebagai respon dari infeksi kronis atau proses penyembuhan.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Telinga

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran

timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga

terbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar,

sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya

kira-kira 2 ½ - 3 cm.1

Daun telinga dari telinga eksternal memiliki bentuk yang simetris bilateral

yang membantu dalam fokus dan lokalisasi suara . Setiap pinna adalah menempel

pada tempurung kepala oleh kulit , tulang rawan , otot-otot auricular , dan ligamen

ekstrinsik .3 Anatomi dari pinna diilustrasikan dalam gambar berikut.

Gambar 1. Telinga Luar4

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 3

Gambar 2. Anatomi dari MAE5

Pada sepetiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar

serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh

kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar

serumen. otitis eksterna adalah proses inflamasi dan infeksi dari EAC . Kanal

auditori eksternal hangat, gelap dan rentan untuk menjadi lembab, sehingga sangat

baik untuk bakteri dan jamur bertumbuh. Kanal mudah trauma. Kehadiran dari

rambut, terutama rambut lebih tebal umum pada geriatri.

Saluran pendengaran eksternal memiliki beberapa pertahanan khusus.

Cerumen menciptakan mantel asam yang mengandung lysozymes dan zat lainnya

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 4

yang mungkin menghambat pertumbuhan bakteri dan pertumbuhan jamur.

Serumen kaya lipid juga hidrofobik dan mencegah penetrasi air pada kulit yang

menyebabkan laserasi. Serumen kecil dapat mempengaruhi telinga kanal untuk

infeksi, tetapi cerumen yang berlebihan atau terlalu kental dapat menyebabkan

obstruksi, retensi air dan debris, dan infeksi. 5

Gambar 3. Membran Timani4

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang

telinga dan terlihat oblik terdapat sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars

flaksida (membran Sharpnell), sedangkan yang bawah disebut pars tensa

(membran propia). Pars flaksida hanya berlapis dua, yaitu bagian luar ialah

lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia,

seperti epitel mukosa saluran napas. Pasr tensa mempunyai satu lapis ditengah,

yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan

radier di bagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.

Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani

disebut umbo. Dari umbo bermula suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah

bawah yaitu pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 5

membran timpani kanan. Reflek cahaya ialah cahaya dari luar yang dipantulkan

oleh membran timpani. Di membran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler

dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya refleks cahaya yang

berupa kerucut.

Membran timpani terbagi dalam 4 kuadran, dengan menarik garis searah

dengan prosesus longus maleus dan garis tegak lurus pada garis itu di umbo,

sehingga didapatkan bagian atas-depan, atas-belakang, bawah-depan serta bawah-

belakang, untuk menyatakan letak membran timpani.

Pada pasr flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Ditempat ini terdapat

aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan

antrum mastoid.1

2.2 Definisi

Otitis eksterna (OE) ialah radang liang telinga akut maupun kronis yang

disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang

telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam.

Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menjadi menurun.1

2.3 Epidemiologi

OE ditemukan di seluruh wilayah Amerika Serikat, terjadi pada 4 dari

setiap 1000 orang setiap tahunnya. Infeksi ini diyakini lebih umum dalam kondisi

panas dan lembab seperti berlaku selama bulan-bulan musim panas, mungkin

karena partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Akut, kronis, dan eczematosa

OE umum ditemukan. Necrotizing OE jarang

Frekuensi internasional OE belum sepenuhnya ditentukan; Namun,

insiden tersebut meningkat di negara-negara tropis. Meskipun infeksi dapat

mempengaruhi semua kelompok usia, OE tampaknya paling lazim di populasi

anak dan remaja, dengan puncak insiden pada anak-anak usia 7-12 tahun. Sebuah

studi epidemiologi tunggal dari Inggris menemukan prevalensi 12 bulan yang Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 6

sama untuk individu berusia 5-64 tahun dan sedikit peningkatan prevalensi bagi

mereka yang lebih tua dari 65 tahun. Hal ini mendalilkan terjadi peningkatan

komorbiditas sekunder, yang searah dengan peningkatan penggunaan alat bantu

dengar, yang dapat menyebabkan trauma pada MAE.

OE mempengaruhi kedua jenis kelamin. Tidak ada predileksi rasial telah

ditetapkan, meskipun pada orang-orang di beberapa kelompok ras memiliki kanal

telinga kecil, yang mungkin mempengaruhi untuk terjadi obstruksi dan infeksi.2

2.4 Etiologi

Di Amerika Utara, 98% dari kasus otitis eksterna akut disebabkan oleh

bakteri. Yang paling banyak ditemukan adalah Pseudomonas aeruginosa dan

Staphylococcus aueus. Namun, dapat ditemukan varian bakteri aerobik dan non

aerobik lainnya. Jamur patogen yang ditemukan terutama dari spesies Candida

dan Aspergilus, terjadi lebih sering di lingkungan tropis atau subtropis dan pada

pasien dengan pemberian antibiotik. Gangguan pada inflamasi kulit dan reaksi

alergi mungkin dapat menyebabkan otitis eksterna non infeksi menjai kronik.6

Pada kasus yang berat, stenosis jaringan lunak dapat hadir. Perpanjangan infeksi

dapat bermanifestasi perubahan kulit seperti selulitis melibatkan concha dari daun

telinga dan tragus.

Kronis OE adalah suatu kondisi yang cukup umum yang kadang-kadang

merupakan hasil pengobatan tidak lengkap dari OE akut. Bagaimanapun, OE

kronis disebabkan oleh overmanipulation dari saluran telinga sebagai konsekuensi

dari membersihkan dan menggaruk telinga. Hasil overmanipulation seperti dalam

respon inflamasi tingkat rendah yang menyebabkan gatal-gatal dari kulit.

Akhirnya, kulit menebal, dan kanal stenosis dapat terjadi.2

2.5 Faktor Predisposisi

a. Sebelumnya episode OE

b.  Berenang, menyelam , atau berpartisipasi dalam kegiatan air

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 7

c. Penggunaan penyumbat telinga atau mengorek-ngeorek MAE

(mungkin sekunder terhadap trauma dengan MAE )

d. Panas, cuaca lembab

e. Penggunaan alat bantu dengar2,6

2.6 Klasifikasi

a. Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna

sirkumskripta dan otitis eksterna difus.

- Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul)

Oleh karena kulit disepertiga luar liang telinga yang mengandung

adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar

serumen, maka ditempat itu dapat terjadi infeksi pada polisebaseus,

sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebab biasanya

Staphylococcus aureus atau Staphylococcusalbus.

- Otitis eksterna difus

Biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Nampak

kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya.

Kuman penyebab biasanya golongan Pseudomonas. Kuman lain

yang dapat sebagai penyebab Staphylococcus albus, eschericia

coli dan sebagainya. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi

sekunder pada otitis media supuratif kronis.

b. Otomikosis – infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh

kelembaban yang tinggi didaerah tersebut. Yang tersering ialah

Ptyrosporum, Aspergilus. Kadang-kadang ditemukan Candida albicans

atau jamur lain. Pityrosporum menyebabkan terbentuknya sisik yang

menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna

bakterialis.

c. Otitis eksterna kronis - ini adalah sama dengan difus akut OE tapi

durasi yang lebih lama ( > 12 minggu ). Infeksi bakteri maupun infeksi

jamur yang tidak diobati dengan baik, iritasi kulit yang disebabkan

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 8

cairan otitis media, trauma berulang, adanya benda asing, penggunaan

cetakan (modul) pada alat bantu dengar (hearing aid) dapat

menyebabkan radang kronis. Akibatnya terjadi stenosis atau

penyempitan liang telinga karena terbentuk jaringan parut (sikatrik).

d. Otitis Eksterna Maligna – adalah infeksi difus liang telinga luar dan

struktur lain disekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua dengan

penyakit diabetes melitus. Pada penderita diabetes, pH serumennya

lebih tinggi dibandingkan dengan pH serumen non diabetes. Kondisi ini

menyebebkan penderita diabetes lebih mudah menderita otitis eksterna.

Akibat adanya faktor immunocompromiza dan mikroangiopati, otitis

eksterna berlanjut menjadi otitis eksterna maligna. Pada otitis eksterna

maligna peradangan meluas secaara progresif ke lapisan subkutis,

tulang rawan dan tulang sekitarnya sehingga timbul kondritis, osteitis

dan osteomielitis yang meghancurkan tulang temporal.1,2,6

e.

2.7 Patofisiologi

OE adalah infeksi superfisial kulit di MAE . Proses yang terlibat dalam

pengembangan OE dapat dibagi ke dalam empat kategori berikut :

a. Obstruksi ( misalnya , cerumen penumpukan , eksostosis surfer , atau

sebuah kanal sempit atau berliku-liku ) , yang mengakibatkan retensi air

b. Tidak adanya cerumen , yang mungkin terjadi sebagai akibat dari paparan

berulang air atau overcleaning saluran telinga

c. Trauma

d. Perubahan pH kanal telinga

Jika kelembaban terjebak di MAE, dapat menyebabkan maserasi kulit

dan memberikan tempat berkembang biak yang baik bagi bakteri. Hal ini

dapat terjadi setelah berenang (terutama di air yang terkontaminasi) atau

mandi-maka istilah awam umum "Swimmer-ear." Hal ini juga dapat terjadi

pada cuaca panas yang lembab. Obstruksi MAE oleh cerumen yang

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 9

berlebihan, debris, atau kanal yang sempit dan berliku-liku juga dapat

menyebabkan infeksi dengan cara retensi kelembaban.

Trauma pada MAE memungkinkan invasi bakteri ke dalam kulit yang

rusak. Hal ini sering terjadi setelah upaya membersihkan telinga dengan

kapas, klip kertas, atau perkakas lain yang bisa masuk ke dalam telinga.

Setelah infeksi didirikan, respon inflamasi terjadi dengan edema kulit.

Eksudat dan nanah sering muncul di MAE juga. Jika parah, infeksi dapat

menyebar dan menyebabkan selulitis wajah atau leher.

Necrotizing (ganas) OE merupakan komplikasi langka yang terjadi pada

pasien yang immunocompromised atau pada mereka yang telah menerima

radioterapi pada dasar tengkorak. Dalam kondisi ini, bakteri menginvasi

struktur yang lebih dalam yang mendasari jaringan lunak dan menyebabkan

osteomielitis tulang temporal. Ini adalah gangguan yang mengancam jiwa

dengan angka kematian secara keseluruhan yang secara historis telah

mendekati 50%.2

Trauma pada MAE yang terdapat lesi akan terjadi proses perbaikan

dengan penyembuhan. Regenerasi melibatkan komponen-komponen jaringan

yang identik dengan komponen yang hilang dan rusak. Sebaliknya, proses

penyembuhan adalah suatu respon fibroproliferatif yang lebih bersifat

menambal daripada memulihkan jaringan. Hal ini merupakan suatu fenomena

rumit, tetapi teratur yang melibatkan sejumlah proses

- Induksi proses peradangan sebagai respon terhadap cedera awal, disertai

pembersihan jaringan rusak dan mati.

- Proliferasi dan migrasi sel parenkim dan sel jaringan ikat

- Pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) dan jaringan

granulasi.

- Sintesis protein ECM dan pengendapan kolagen

- Remodeling jaringan

- Kontraksi luka

- Akusisi kekuatan luka

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 10

Menurut definisi, granuloma adalah lesi inflamasi nodular. Granuloma

terutama terdiri dari fagosit mononuklear. Granuloma merupakan massa yang

terdiri dari jaringan fibrosa atau pembuluh darah yang tubuh terbentuk sebagai

respon dari infeksi kronis atau proses penyembuhan. Gejala klinis yang paling

umum dari granuloma liang telinga adalah otorrhea, rasa sakit yang disebabkan

dari permukaan jaringan granulasi yang terinfeksi. Pemeriksaan telinga melalui

mikroskop dan debridement dengan microsuction sering diperlukan untuk

menyingkirkan materi mukopurulen dari saluran telinga luar untuk melihat

granuloma. Gambaran klinis dari granuloma liang telinga dapat bervariasi, mulai

dari jaringan granulasi kecil yang berdekatan dengan dasar liang telinga, atau

menonjol dari lumen, sampai massa polypoid besar. Dalam beberapa kasus, massa

jaringan granulasi dapat menjadi cukup besar untuk menutupi seluruh liang

telinga luar.

Peradangan granulomatosa adalah pola khas dari reaksi inflamasi kronis

yang ditandai dengan akumulasi makrofag teraktivasi / epiteloid. Reaksi

inflamasi ini ditemui dalam sejumlah kondisi imunologi, infeksi maupun non

imunologi. Sebuah granuloma adalah fokus dari peradangan kronis yang terdiri

dari agregasi mikroskopis makrofag yang berubah menjadi sel-sel epitel dan

dikelilingi oleh leukosit mononuklear, terutama limfosit dan sel plasma. Terdapat

dua jenis granuloma, yang berbeda adalah patogenesis antara keduanya.

Granuloma benda asing umumnya terjadi karena terdapat benda asing yang relatif

inert. Biasanya, granuloma benda asing terbentuk ketika bahan seperti bedak

(terkait dengan penyalahgunaan obat intravena), jahitan, atau serat lainnya yang

cukup besar untuk menghalangi fagositosis oleh makrofag tunggal dan tidak

menimbulkan respon inflamasi atau imun spesifik. Sel epitel dan sel raksasa akan

terbentuk dan meliputi seluruh permukaan benda asing. Oleh karena itu, pada

granuloma tipe ini benda asing yang dimaksud dapat diidentifikasi di tengah

granuloma.

Granuloma imun umumnya disebabkan oleh partikel tidak larut (biasanya

mikroba), yang kemudian merangsang respon kekebalan yang dimediasi sel.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 11

Respon imun tidak selalu menghasilkan granuloma, umumnya granuloma terjadi

jika terdapat partikel atau zat yang tidak dapat didegradasi. Dalam tanggapan ini,

makrofag memfagositosis benda asing dan memproses serta menyajikan antigen

yang tepat kepada limfosit T, menyebabkan limfosit menjadi aktif. Sel-sel T

teraktivasi kemudian menghasilkan sitokin, seperti IL-2, yang mengaktifkan sel-

sel lain T, dan IFN-γ, yang penting dalam mengaktifkan makrofag dan

mentransformasikannya ke dalam sel epiteloid dan sel raksasa multinuklear.

2.8 Gejala Klinis

- Otitis eskterna sirkumskripta - gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat,

tidak sesua dengan besar bisul. hal ini disebabkan karena kulit liang

telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa

nyeri timbul pada enekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga

timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi

temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran,

bila furunkel besar dan menyumbat telinga.

- Otitis eksterna difus

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit,

kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan,

terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir

(musin) seperti sekret yang ke luar dari kavum timpani pada otitis

media.

- Otomikosis

Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan penuh pada liang telinga,

tetapi sering pula tanpa keluhan.1

- Otitis eksterna kronik

Gejala otitis eksterna kronik adalah sekret yang biasanya disertai

iritasi dan rasa gatal. Hal ini sering tebal dan berbau, terbentuk dar

lilin yang terinfeksi dan deskuamasi kulit. Gendang telinga ketika

dapat terlihat biasanya normal dan tidak ada penurunan dari

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 12

pendengaran. Gendang telinga akan sulit dievaluasi karena

pembengkakan pada meatus dan terdapat debris.7

- Otitis eksterna maligna

Gejala otitis eksterna maligna adalah rasa gatal diliang telinga yang

dengan cepat diikuti oleh nyeri, sekret yang banyak serta

pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan

semakin hebat, liang telinga tertutup jaringan granulasi yang cepat

tumbuhnya. Saraf fasialis dapat terkena, sehingga menimbulkan

kesulitan paresis atau paralisis fasial. Kelain patologik yang penting

adalah osteomielitis yang progresif, yang disebabkan Pseudomonas

aeroginosa. Penebalan endotel yang meninggi diabetes melitus berat ,

kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang

sedang aktif, menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.1

2.9 Penegakan Diagnosis

2.9.1 Anamnesis

- Keluhan utama pasien, seperti nyeri.

- Pada bagian telinga mana di rasakan?

- Sudah berapa lama dirasakan, intensitas nyerinya seberapa besar?

Meningkat dari awal timbul atau sudah berkurang? Nyeri

dirasakan apabila melakukan apa?

- Dapat ditanyakan keluhan lain yang dirasakan seperti adakah rasa

gatal? Keluarnya cairan nanah atau darah? Apakah cairan tersebut

berbau? Rasa penuh pada telinga? Pendengaran yang menurun?

- Riwayat penyakit terdahulu seperti batuk maupun pilek, serta

tanyakan riwayat pengobatan?

2.9.2 Pemeriksaan Fisik

- Inspeksi pada preaurikuler dan retroaurikuler (dengan menarik

aurikuler ke anterior. Bentuk, ukuran dan kelainan aurikular.

Kelainan pada MAE seperti terdapatnya udem, furunkel, sekret,

ataupun hifa serta adanya jaringan granulasi.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 13

- Palpasi menggunakan jari telunjuk : preaurikuler (abses, fistel

tumor), retroaurikuler (planum mastoid, abses) dan adanya

pembesaran limfonodus pada servikal anterior.

2.9.3 Pemeriksaan Penunjang

- Riwayat pasien (anamnesis) dan pemeriksaan fisik biasanya cukup

memberikan informasi klinik untuk membuat diagnosis dari OE.

Walaupun pemeriksaan laboratorium tidak terlalu dibutuhkan,

pewarnaan gram dan kultur dari sekret saluran pendengaran sangat

membentu pada pasien imunocompromised, jika pengobatan tidak

efektif atau penyebab jamur dicurigai.

- Otoskopi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa MAE dan lihat adanya

massa, perubahan kulit, dan otorrhea. Selanjutnya, memeriksa semua

bagian dari membran timpani (misalnya, pars Tensa dan pars flaccida).

Selanjutnya, menilai gerakan membran timpani dengan cara otoskopi

pneumatik. Akhirnya, mencoba pemeriksaan menyeluruh dari isi

telinga tengah melalui membran timpani, meskipun pemeriksaan ini

mungkin dibatasi oleh opacity dari membran sendiri

- Tes Pendengaran

Kanal pendengaran yang udem dapat menyebabkan penurunan

pendengaran tuli konduktif

- CT, MRI, Bone Scan dan Gallium Scan

Pencitraan tidak diperlukan untuk sebagian besar kasus OE . Namun ,

penyelidikan radiologis dapat membantu jika infeksi invasif seperti

necrotizing ( ganas ) OE diduga atau jika diagnosis mastoiditis sedang

dipertimbangkan. Resolusi tinggi computed tomography ( CT ) lebih

disukai dan lebih baik menggambarkan erosi tulang . Scanning tulang

Radionucleotide dan gallium scanning telah digunakan untuk membuat

diagnosis . Magnetic resonance imaging ( MRI ) , meskipun tidak

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 14

digunakan sesering , dapat dianggap sekunder atau jika ekstensi

jaringan lunak adalah perhatian utama2,8

2.10 Diagnosis Banding

Diagnosis banding untuk otitis eksterna yaitu otitis media.

2.11 Penatalaksanaan

- Pembersihan debris dari saluran telinga meningkatkan keefektifan

pengobatan topikal. Pembersih lembut dengan kuret plastik lunak,

aplikator atau suction Frazier di bawah penglihatan langsung. Irigasi

dengan campuran peroksida dan air hangat mungkin berguna untuk

menghapus debris dari kanal , tetapi hanya jika membran timpani

masih utuh . Air harus dipastikan keluar untuk menjaga dari kondisi

eksaserbasi.

- Otitis Eksterna sirkumskripta diberikan terapi tergantung furunkel.

Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan

nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti

polymixin B atau bacitracin atau antiseptik asam asetat 2-5% dalam

alkohol. Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan insisi, kemudian

dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak

diperlukan antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat secara

simptomatik seperti analgetik dan obat penenang.

- Otitis eksterna difus dapat diobati dengan membersihkan liang telinga,

memasukan tampon yang mengandung antibiotika keliang telinga

supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang

meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.

- Otomikosis dapat dibati dengan membersihkan telinga. Larutan asam

asetat 2% dalam alkohol, larutan Iodium povidon 5% kadang

diperlukan obat anti jamur (salep) yang doberkan topikal yang

mengandung nystatin, klotrimazol.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 15

- Otitis eksterna maligna pengobatan harus cepat diberikan. Sesuai

dengan hasil kultur dan resistensi. Mengingat kuman penyebab

tersering adalah pseudomonas aerigenosa, diberkan antibiotik dosis

tinggi yang sesuai. Sementara menunggu hasil kultur dapat diberikan

golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi per oral. Pada

keadaan yang lebih berat diberikan golongan aminoglikosida yang

diberikan selama 6-8 minggu. Di samping obat-obatan, sering kali

diperlukan juga tindakan pembersihan luka secara radikal.

- Apabila terdapat jaringan granulasi dapat membuang jaringan

patologik tersebut dibawah pemberian anastesi lokal dengan

menggunakan mikroskop Ini diikuti oleh administrasi steroid lokal

tetes selama hampir 1 bulan 1,2,9

2.12 Prognosis

Sebagian besar insiden OE sembuh tanpa kesulitan. Mayoritas pasien

membaik dalam 48-72 jam pemberian antibiotik. Kegagalan untuk membaik

dalam 2-3 hari harus mengevaluasi kembali pasien. OE biasanya sembuh

sepenuhnya dalam 7-10 hari. Namun pada OE disertai nekrosis, kematian

berkisaran 20 % di antara orang dewasa , karena kebanyakan dari

komorbiditas terkait dan perluasan yang cepat dari infeksi untuk menyertakan

sepsis atau ekstensi intrakranial. Jika tidak diobati , necrotizing OE memiliki

angka kematian mendekati 50 %.2

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 16

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Kasus

Nama : Nn. DFL

Umur pasien : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : -

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Teka Iku, Maumere

Tanggal pemeriksaan/Status : Kamis,18 Agustus 2016/Rawat Jalan

3.2 Anamnesis

a. Keluhan utama:

Telinga kanan terasa sakit

b. Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke Poli THT-KL dengan keluhan telinga kanan terasa sakit

sejak empat bulan lalu. Pada awalnya pasien merasa gatal namun sudah tidak

merasa gatal lagi sekarang, dan pasien mengaku sering mengorek telinganya.

Nyeri pada telinga kanan, keluar cairan berwana kuning sejak empat bulan lalu,

namun sudah dua hari terakhir keluar cairan nanah bercampur darah saat

membersihkan telinga, cairan berbau, pilek sejak kemarin, demam sudah dua hari,

merasa penuh pada telinga, pendengaran pada telinga kanan dirasakan menurun,

batuk negatif, pusing nrgatif, mual dan muntah negatif.

c. Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat keluar gatal, nyeri dan keluar cairan pada telinga kanan hanya

dirasakan dalam empat bulan terakhir.

d. Riwayat pengobatan:

Pasien menerangkan pernah pergi ke puskesmas dan diberikan obat tetes.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 17

3.3 Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 72x/menit

Respirasi : 18x/menit

Suhu : 36,7 0C

1. Pemeriksaan Telinga

No Pemeriksaan telinga

Telinga kanan Telinga kiri

1 Tragus Dalam batas normal Nyeri Tekan (+), Edema (-)

Dalam batas normalNyeri Tekan (-), Edema(-)

2 Daun telinga (pinna)

Bentuk dan ukuran dalam batas normal, hematoma (-), Nyeri tarik aurikula (+), Nyeri Tekan Retroaurikular (+), Nyeri Tekan Preaurikular (-)

Bentuk dan ukuran dalam batas normal, hematoma (-), Nyeri tarik aurikula (-), Nyeri Tekan Retroaurikular (-), Nyeri Tekan Preaurikular (-)

3 Liang telinga Kelainan Kongenital (-), Serumen (+), Hiperemis (+), Disekitar Membran Timani, Mukosa Eritema (+), Furunkel (-), Edema (-), Ottorhea (-), Jaringan Granulasi (+),Clothing (+)

Pada awalnya tertutup oleh sekret kental berwarna kuning dan debris , setelah dibersihkan telinganya terlihat ada massa pada liang telinga menutupi membran timani. Saat

Kelainan Kongenital (-), Serumen (+), Hiperemis (-), Disekitar Membran Timani, Mukosa Eritema (-), Furunkel (-), Edema (-) , Ottorhea (-)

Pada awalnya tertutup oleh serumen sehingga membran timani tidak dapat terlihat, namun telah dibersihkan dan tidak terdapat debris.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 18

dibersihkan keluar darah pada meatus acusticus eksterna.

4 Membran timpani(dilihat setelah sekret/debris dibersihkan)

Retraksi (-), bulging (-), hiperemis (-), edema (-), perforasi (-), refleks cahaya (+), gambaran pulsasi (-)

Retraksi (-), bulging (-), hiperemis (-), edema (-), perforasi (-), refleks cahaya (+), gambaran pulsasi (-)

5 Tes Penala Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi

2. Pemeriksaan Hidung

Pemeriksaan Hidung Hidung kanan Hidung kiri

Hidung luar Dalam batas normal Dalam batas normal

Rinoskopi anterior

Vestibulum nasi Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi

Cavum nasi Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi

Meatus nasi media Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi

Konka nasi inferior Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi

Septum nasi Tidak di evaluasi

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 19

Normal Normal

3. Pemeriksaan Tenggorok

Bibir Mukosa bibir basah, berwarna merah muda

Mulut Mukosa mulut basah, berwarna merah muda

Geligi Tidak di evaluasi

Lidah Tidak di evaluasi

Uvula Tidak di evaluasi

Palatum mole Tidak di evaluasi

Faring Tidak di evaluasi

Tonsila

palatina

Kanan Kiri

Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi

Fossa

tonsilaris dan

arkus

faringeus

Tidak di evaluasi Tidak di evaluasi

3.4 Diagnosis

Otitis Eksterna disertai Jaringan Granulasi

3.5 Penatalaksanaan

a. Otoskopi dan membersihkan telinga dari sekret serta jaringan granulasi.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 20

Tonsila palatina

Uvula

b. Medikamentosa

- Pemberian antiseptik disertai kortikosteroid

Otilon ∫ 2 dd gtt IV a.d

c. Edukasi

- Pasien diminta untuk menggunakan obat tetes telinga 2x1 hari dengan satu kali

pemakaian 4 tetes pada telinga kanan

- Pasien dianjurkan untuk tidak mengorek-ngorek liang telinga.

- Sebaiknya kedua telinga tidak terkena air dulu. Bila mandi, kedua telinga ditutup

menggunakan kapas.

- Datang kontrol kembali pada 5 hari berikutnya, untuk dapat dipantau

perkembangan perjalanan penyakit dan dapat diberikan pengobatan kembalinya.

3.6 Prognosis

Dubia et bonam

3.7 Saran

- Pasien disiplin dalam menjaga kebersihan telinga dan menjaga agar telinganya

tetap kering.

- Pasien disiplin dalam menggunakan obat yang diberikan secara teratur.

- Pasien rutin kontrol di Poli THT untuk mengontrol ada atau tidaknya perubahan

setelah pengobatan.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 21

BAB IV

PEMBAHASAN

Otitis eksterna peradangan atau infeksi yang dapat mengenai saluran

pendengaran luar, daun telinga atau keduanya. Yang ditandai dengan nyeri saat

penekanan pada tragus (bagian anterior dari saluran telinga) atau saat menarik

pinna (penanda OE), pasien juga memiliki gejala seperti otalgia, penurunan

pendengaran, rasa penuh atau tekanan pada telinga, eritema, edema, tinitus,

demam, gatal, keluarnya cairan, nyeri yang mendalam (malignant) serta dapat

terbentuknya jaringan granulasi.

Pada pasien ini berdasarkan anamnesis terdapat keluhan telinga kanan

terasa sakit sejak empat bulan lalu. Pada awalnya pasien merasa gatal namun

sudah tidak merasa gatal lagi saat datang ke poli, dan pasien mengaku sering

mengorek telinganya. Nyeri pada telinga kanan, keluar cairan berwana kuning

sejak empat bulan lalu, namun sudah dua hari terakhir keluar cairan nanah

bercampur darah saat membersihkan telinga, cairan berbau, pilek sejak kemarin,

demam sudah dua hari, merasa penuh pada telinga, pendengaran pada telinga

kanan dirasakan menurun, tidak terdapat batuk, mual maupun muntah.

Pada pemeriksaan dengan menggunakan otoskop pada telinga kanan,

tampak MAE ditutupi oleh sektret berwana kuning dan tertutup oleh jaringan

granulasi sehingga membran timani sulit dievaluasi. Setelah dibersihkan dari

sekret keluar darah yang berasal dari jaringan granulasi dan setelah granulasi

diangkat tampak MAE kemerahan dan membran timpani yang masih intak tanpa

perforasi. Hal ini menandakan adanya otitis eksterna disertai dengan granulasi.

Dari gejala, tanda dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dapat ditentukan

diagnosis kerja pada kasus ini adalah otitis ekstena kronik disertai dengan

jaringan granulasi. Diagnosis banding pada kasus ini adalah otitis media akut yang

gejalanya berupa nyeri didalam telinga, keluhan lainnya berupa peningkatan suhu Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 22

tubuh, gangguan pendengaran dan rasa penuh. Bila ruptur membran timpani

maka sekret akan keluar dari membran timpani. Namun diagnosis banding ini

dapat disangkal karena pada pemeriksaan tidak terdapatnya gangguan pada

membran timpani dan membaran timpani tampak dalam keadaan intak.

Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah dengan cara konservatif

medikamentosa. Pasien diberikan pengobatan H2O2 3% untuk mencuci telinga.

Dan pemberian obat antiseptik disertai kortikosteroid (otilon).

Prognosisnya adalah baik jika pasien dapat menjaga kebersihan telinga serta

daya tahan tubuh agar tidak terjadi infeksi ulang.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 23

BAB V

KESIMPULAN

Telah dilaporkan satu kasus seorang wanita berusia 19 tahun dengan

diagnosis otitis eksterna disertai granulasi, diagnosis di dasarkan pada anamnesis

dan pemeriksaan fisik. Saat ini pasien sudah mendapatkan terapi dari bagian THT

dan dari bagian THT memperbolehkan rawat jalan untuk kontrol poli pada pasien.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 24

DAFTAR PUSTAKA

1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala Dan Leher. Keenam. Jakarta; 2007.

2. Waitzman A. Otitis Externa. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview#showall. Published 2016. Accessed August 21, 2016.

3. Lalwani A. Current Diagnosis and Treatment in Otolaryngology - Head and Neck. Edisi Kedu. New York: McGraw-Hill’s; 2007.

4. Professor Dr med Reinhard Putz, ed. Sobbota Atlas of Human Anatomy. 14th ed. Elsevier; 2006.

5. ROBERT S. Otitis Externa: A Practical Guide to Treatment and Prevention. Am Fam Physician. 2001;63, Number:927-936. http://www.aafp.org/afp/2001/0301/p927.pdf.

6. Schaefer P, Baugh RF. Acute Otitis Externa : An Update. Am Fam Physician. 2012;86(11):1055-1061. http://dx.doi.org/.

7. Ludman H, Bradley PJ, eds. ABC of Ear, Nose and Throat. 5 th. Blackwell Publishing Ltd; 2007.

8. Probst R, Grevers G, Iro H. Basic Otorhinolaryngology. New York: Thieme; 2006.

9. Sanna M, Russo A, De Donnato G. Color Atlas of Otoscopy: From Diagnosis to Surgery. Vol 25. 2nd ed. New York; 2004. doi:10.1097/00129492-200403000-00026.

Laporan Kasus Otitis Eksterna Disertai Granulasi Halaman 25