model dinamik pertumbuhan mentimun jepang: kajian efek temperatur tanah
TRANSCRIPT
,ib|'$A
F
VOLUME 20 JANUARI . MARET L997 NOMOR 1
DAFTAR ISI'Uji Ketahanan Berbagai Yarietas Kedelai Terhadap Serangan Virus Mosaik Kedelai @LCMY) pada,,Tingkat Pemupukan N (UREA). Tututtg Hadiastotto ........j.............
Model Dinamik Pertumbuhan Meirtimun Jepang: Kajian Efek Temperatur Tanah. I Gde Ekaputra
Aktivitas Fosfatase di Daerah PerakatairBeberapa Gulma Tropika yang Tercemar Timah Hitam.AbdulKadirSalam,NanikSriyatli,Muiib.HeradilIadanAtiaSepliana
Biodiversitas lsolat Bradyrhizobium japonicqnLahan Kering di Jawa Timur dalam PembentukanNodul dan Fiksasi Nitrogen. S.M. Sitompul, Gatol Sukowaluyo dan Saubari M. Mimbar
Reaksi Kimia Asam Malat dan Peranannyi sebagai Pencegah Keracunan Aluminium pada Tanah-tanah Masam. A. M. Praboryo.................1.....................
UsahaPengembangan Ubijalar, Ubikayu di"WilayahLahinKering dan Upaya PendayagunaannyaBagi Pritani Kecil. Bambang Guritno, Nur Basuki, Soemarjo Poespodarsino, Yogi-sigiro dan SriKumsls Ningsih....;.................................;.;...
Sistem Pengelolaan Usahatani Lahan Kering Kritis Tinjauan Aspek Penguasaan Lahah Pertanian(Studi kasus di daerah Kapur Malang Selatan). Moch. Muslich Mustadjab
Evaluasi Irigasi Alur di Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) Desa Watestani KecamatanNguling Kabupaten Pasuruan. Ruslan Wirosoedarmo, Ba,mbang Rahadi W. dan Budi Purwanto
Respon Tanaman Tomit Var. Kingkong Terhadap Perbedaan Kadar Air Tanah dan Populasi BayamD-yri (Amaranthus spinosus L.). Agung Nugroho, Sardjono Soekartomo dan Basuki Ismail ........Ki,Penerapan Analisis Ragam Peubah Ganda Untuk Penelitian di Bidang Teknologi Pertanian.Loekito Adi Soehono; silvy Kurniawali; Heni Kusdarwati; Bernadetha Mitakda
t2
t7
27
34
40
46
51
ts
).
tin
kn
s
AGRIVITA,VOL20. NO. I.
Fischer, H.U, and L,ockhart".B.E. 1976. A s
bome mosaic virus isolated frbm iowpeib2.85:43-48 ; ir'
Ha<liastono, T dan Minarto,rM:; 1988. BIfMV penyebab penyakit
' tr mosaik kedelai di Indones;. {grivita ll:20-23.Hadiastono, T., 1984. Identification and Properties of A Vinis Cause
Soybean-Mosaic Diseases. Dept Virology LHW Wageningen.
76 pp.Hampton, R., Beczner, L,, Hagerdon, D,,' Bos, L., 19?8. Host
reaction of mechanically transmissible legume vinrses of tbe
Northern temperate zone. Pbytopbat, 68:80-87. I
Harrison, AN., and Gudauskas, R.T., 1968. Identifrcation of plantviruses isolated from'c'owpea in Albbairia.' Plint. Dis. Rbpt,
Hanison, B.D., Frnch, J.T. Gibbs, AJ., Holling, M., Shepherd, RJ.. -'Valenta, V.'and Wetter, C., l97l . Sixteen groups of plant viruses.
Virology 45:356-363.Irhawi BA., Deibert, f.l. aan'ciiioiil n"t., 1979. Apptied N aird
Moisture level effect on yield, dep0r of loot activity, and nutri-ent uptake by soybeans. Agronomy Journal. vol 72:827-832.
7
Konno, S., tgZZ. Crowttr and rippening of soybean. ASPAC Tech.buII 32:22 pp.
Kuhn, C.W., 1964. Separating of cowpea virus mixtures. Phytophat:54(6):739-740.
.
,Lima" J.A.A., Purcifull, D.A. Heibert, H., 11979. Purification partialcharacterization, and ierolog of BLCMV Phytophat.69(l'2):1252-1258.
Matthews, R.E.F., 1981. Plant Virology. Acad. Press. Inc. [,onr]ou897 pp.
Musa, M.S., Nasution, A.H. Bari, A., Rumawas, F,, Barizi danGuhardja, E., 1978. Pola hubungan antara hasil b{i dan beberapasifat agronomi kedelai.
Robinson ; R.A., I 976. ;Plant Pathhosystem,, Springer-verlag. B erlin,,;,Su ecban, M. ,1985. Penyakit-penyakit
enanggulan gannya. naUtan. nogor.
Zdtucr, EW., and Evans; I.R. \\\2-\3.BLCMMV in Florida. Hosr' range and incidence in certified cowpea seed. Proc. FIa, StateHort.,Soc. 85:99-101.,
MODEL DINAMIK PERTUMBUHAN MENTIMUN JEPANG :t.KAJIAN EFEK TEMP.ERATUR TANAH
. ',1!:r;r il i , ;;j; ,r.,li !j.iir:j,iii,,,),.f ir'lit i,"' i .r . 1, I
Jil,I
Ekaputra Gunartha
Unit Biometriku Fakultris'. j ,,
Perlanian Univ ers itas M ataratn
! ,.i.
t Gde
ABSTRACTA dynamic model to explaln the effect of soil temperature
on Japanese cucumber growth was developed. To valiilate theaccuraty of the model, data from four sets of mulching experi-ment on the growth of leaf area and plant helght were used
It was found that the moilel is good enough to predict thegrowth of Japane.(e cucumber rlcspite only one envlronmentalvariable (mean daily soil temperahrre) was considered. In addi-tion, t[e model can elaborate well the effect of soil tempera-ture. The model explalned 91.ES -,99.32Vo in varlatlon of leafarea growth
-and 99.86 - 99186%o for plant height groivth.'It ap-
pcars that the Japanese crrcumber'grew better under organlcmulches (rice straw, peanut biomasq and lamtoro gung leaves)than black polyethylene mulch.
To have better understandlng of soll temperahrre effect, ltis proposed to examlne the model in more detall especlallywith respc.ct to solt molsture and nutrlflcation under organlcmulches.
'i
derungan permintaan pasar terus meningkat, b aik dalammaupun luar negeri, khususnya Jepang. Oleh karena itumentimun ini merupakan tanaman introduksi dari Jepangmaka upaya pengembangan perlu memperhatikan gatrabudidayanya.
Morfologi mentimun Jepang hampir sama denganmentim-un lokal, kecuali morfologi buahnya.. Umumnyalebih genjah dari mentimun lokal. Bunga pertamanyamuncul pada umur 13-15 hari setelah tanam (HST) danpanenpertarna dilala*an pada umur 30 - 35 HST. periode
panen berlangsung selama 30 hari dan panen puncaknyatujadi 14 hari setelah panen pertama (Anonim, 1989)
' Mentimun Jepang cocok tumbuh pada daerah yang
'mempunyai ketinggian 200-700 m di atas permukaan laut,n:Lmun dapat pula'dibudidayakan pada dataran rendah,asalkan pengairannya cul$p. Seperti halnya mentimunIainnya, rnentimun Jepang juga tidak tatran terhadap hujan,karena itu tanaman ini sebaiknya ditanam pada musimkemarau. Permasalahan di dataran rendah, di musinikemarau umumnya,temperatur tanah relatif tinggi se-
hingga ketersediaan lengas tanah terbatas Oanyak hilang
karena evaporasi). Untuk itu perbaikan teknik budidayantentimun di dataran dimungkinkan dengan pemberianmulsa. Pemulsaan dapat berpengaruh positif baik ter-hadap tanah maupun tananun Khususnya mulsa organilgdi sanrping dapat memperkecil goyangan (fluctuation)temperaturnya lengaskandungantanaman dan dapat berpengaruh terhadap proses fisiologi,tanaman lainnya (Ware & Mc Collum, 1980).
Oleh karena temperatur tanah dan lengas tanah me-rupakan gatra lingkungan yang penting dalam.putumbuh-an mentimun Jepang di dataran rendah, maka kajian ter-hadap gatra lingkungantersebut diperlukan. Dengan ke-terbatasan data yang ada, tulisan ini mencobamemapar-kan penggunaan model dinamik untuk menerangkan efekgoyangan temperatur tanah terhadap pertumbuhan men-timun Jepang
BAHAN DAN METODE
Model dinarnik ini dirancang berdasar atas datl'Harwati (1996), yaitu percobaan pemberian empatrracam nrulsa (eranri padi, brangkasan kacang tanah,daun lanrtoro gung dan plastik hitam) pada pertanamanrnentiurun Jepang di dataran rendah. percobaan dilak-sanakan di Desa Pagesangan Kotamadya Mataramantara Agustus sampai dengan Oktober 1995, denganrancangan acak kelompok yang diulang gmpat kali.
daundanpanjang batang (tinggi tanaman), yang kenrudiandigunakan untuk validasi model.
Bobot kering (d.ray matter) tanaman dan organtanaman (seperti luas daun, tinggi tanaman, diameterbatang, dan sebagainy y, dapatdiprediksi berdasarkan an harian(daily increntent) yang
Y(i + 1) = Y(i) * at. adt
I.G.E. Gunar.tha: Model Dinamik pertumbuhan Mentimun Jepang
m=23-lfm= 35 - (,c
ilarti fungsi sigmoid difuensiasinya yang logistik, dinyata-kan:
, dY, cY
di ' .,1s(r'm)r Q)
(4a)(4b)
(5a)(sb)
(6)
(t)
dimana dY/dtradalah laju pertumbuhari yang dihitung padapeubah bebas waktu (an independent time variable)
rI
E o.enci(8) E ...FI
c(i)
dinrg-ta-
2)
thVE
u
dipilih adalah 25'C (Merta ,1993 dan Mulyadin, 1993).
Bangkitan prediksi harian didasarkan atas aproksimasi
Runge.Kutta ordo keempat, sehingga persamaan (1)
setelah mendapatkan substitusi persamaan (2) : (7)
menjadi:
AY, + ZLY'+ 2AY, + A\Y(i + 1) = Y(i) +
dimana:
AY, = Ai Y(i)I + ef{rxrrr. (l)"co),
AY, = liI +e(Dxt(i+.lUI+e1. c(l)-9ol
c(i)AY, = li
1 +e(l)rl(t+-6!+t1' c(i)-eol
c(i)
=AilY(i)+AY3 lI agc(l)xt(i+ AU+qt. c(i)+01
Unhrknrengawali operasi model (8) ini, Y (i) yang diguna-
adalah pertumbuhan saat bibit mentimun Jepang
;;'dipindahkan pada 10 hari setelah tanam. Menurut Merta1993) dan Mulyadin (1993), luas daun dan tinggi
saat dipindahkan masing-masing adalahT0 cm2
iitan 35. cm.
[i :, . Untuf mendapat]an optimasi nilai.parameter model
n SOLVER Microsoft Excel. dan uii kecocokan(goodness of fit) drgwakan penyajian grafik dan
nilai koefisien determinan R2.
.1
HASIL DAN PBMBAHASAN
model pada persamaan (8) sangat ber-
ngaruh goyangbn temperatur tanah terhadapnbuhan mentimun Jepang.dapat dilihat pada
LG.E. Gbnartha: Model Dinamik Pertumbuhan Mentimun Jepang
Mulsa c(maks) Pred(Vo) (cm')
Gambar 1. Kesesuaian bentuk kurve fungsi faktor efek tem.peratur tanah (persamaan (7)) dengan goyanBanc(i) selama pertumbuhan luas daun (LD) dan tinggitanaman (fT) mentimun Jepang yang rllhitungdengan persamaan (6) paila perlakuan mulsa
. Jeraml padi.
Jelas terlihat pada Gambar I bahwa persamaan (7)
cularp meyakinkan untuk menerangkan efek temperaturtanall terhadap pertumbuhan mentimun Jepang. Jikatemperatur tanah optimum tercapai (h"rp-rr,*,, = 1) makac(i) = slmaks) dan larrve akan membentu[ garis datar,tanaman mentimun akan tumbuh dengan laju yangkonstan. Bentuk kurve yang serupa dengan Gambar 1
dijumpai pada ketiga macam mulsa yang lain (brangkasan
kacang tanah, daun lamtoro gung, dan plastik hitam)dengan nilai \..*** berkisar antara 0.52 - 0.95:
Hasil predikii moOet (8) untukpertumbuhan 40 harisetelah tanam dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel l. Predtlsi model (8) dan validaslnya terhadap dataHarwati (1996)
Luas daun TinggiTanaman
c(i)
Pred Obs(cm) (cm)
Obs R2(cm2) (7o)
c(maks)(vo)
R2(vo)
JPKTLGPH
24.98 2t1.43 227.21 9t.85 24.44t7.75 179.50 185.64 97.33'22.8220.07 189.50 194.89 98.23 27.0212.05 206.47 206.41 99.32 21.29
229.24 230.06 99.26218,55 216.75 99.91227.41 226.66 99.86205.43 203.81 99.87
Catatan: , lp = jerani padr, KT = brangkasan kacang tanah, [.G =daun lamtoro gung, dan PH = plastik hitam, Prcd = Prcdiksi(model (8) dan Obs = 665errasi (data Harwati, 1996).
Dari Tabel l, mentimun Jepang yang tumbuh padaperlal$an mulsa jerami padi dan daun lamtoro gung
1.
LG.E. Gunarihrr MoaU Dinemik Pertumbuhan Mentimun, Jepang
a. Jerami Padi
10 15 20 25 30 35
llarl Setelah Tanam (llST)
c. Daun Lamtoro Gung
195
156
q101s202s303s40thrl Setetah Tanam (}Gfl
Gambar ?. Akurasi predlksi harlan model (E) terhadap
nampak mempunyai laju pertumbuhan nisbi malsimumpotensial yang lebihtinggi dari yang denganduapolalarannrulsa lainnya (brangkasan kacang tanah dan plastikhitam). Hal ini mungkin karena kedua mulsa tersebutmampu nremperkecil goyangan temperatur tanah. Tem-peratur tanah di bawah mulsa jerami padi bergoyangsekitar 1"C, di pagi hari tempef,atur tanah terukur 28-29'C dan pada sore harinya berkisar 29.5-30.5"C,Sedangkan baik mulsa lamtoro gung dan brangkasan ka-cang tanah hanya nampu mengendalikan goyangan se-
besar 2'C. Temperatur tanah terukur culorp tinggi rli
10 15 20 25 30 35
llarl Setelah Tanam (llST)
li
d. Plastik Hitam
pertumbuhan luas daun mentlmun Jepapg...,.rri.l,,i . ,-,,
duKif, jumlah buah per tanaman persentase perbandinganbunga jantan dan betina, panjang buah, diameter buahOanUOotUualrper tanamanyang dipaddr (Harwati, 1D6).
Meskipun pertumbuhan tinggi tanaman cenderunglebih baik mengiloti pola model (8) dari pertumbuhanluas daun, secara keseluruhan model ini cukup baik di-gunakan untuk memprediksi pertunrbuhan mentimun
186
155
228
E 124tItres3o*azt
cE 1s2ge,
e 114o? 'zaJJ
210
E14o.!l
E,*oE 'zo=J
Ee, fi7trtt!ozooa!.=
39
0
5
5 10 ,15,i,N ,%:i30 r3S. 40
I.G.E. Gunartha: Model Dinamik Pertumbuhan Mentimun Jepang 1l
a. Jerami Padi
10 15 n 25 30 35
lhrl Setelah,Tanam (llSTf
'J.: : 5 1O ;15 20 25, 30 35 40
tlarl Setetah Tanam (llSiT)
;jelaskan oleh model yang berkisar antara 91.85-99,32Vo
untuk luas daun dan 99 .86-99 .96Vo untuk tinggi tanaman
2 dan Garnbar 3..:.,:lorasi model (8) masih dimungkinkan dengan me-
in gatra linglamgan.lflrmya seperti kontribusi haranulsa dan lengas tanah. Karena keterbatasan data,
c. Daun Lamtoro Gung !. Plastik Hitam
b. Brangkasan Kacang Tanah
5 10152025 303540Harl Setelah Tanam (H{iT)
5 10152025 303540thrl Setelah Tanam (tlST)
buhan mentimun Jepang selama siklus hidupnya. NisbaCA.l pada jerami padi culop tinggi sekitar 50-70Vo danpada daun lamtoro gong l5-20Vo (National Academy ofScience, 1977), dan kenyataan ini menjadi suatu alasan
untuk mempertimbangkan tingginya laju pertumbuhanpadaperlakuankedua mulsa tersebut di samping adanyakontribusi hara N dari mulsa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, .1980., Pedoman Budidaya Ketimun Jepang. PT DharnaNiaga, Jakarta 13 h.
231
198
E,oE 132oEsg866trtr33
0
It
j
: 176Etl
'oE 132Ell,
888'6E"F44
0
?t,*a!El!cat,
E69os
o
190
152
114
38
0
E(,troEa!cl!6ED
3. Akurasi prerliksi.harian model (8) terhadap perhrmbuhan tinggi tanaman mentimun Jepang.
; Jepang, ini diisyaratkan oleh ragam data yang dapat di-rtarabaikikuti
Pro-ngan
buahe96).
f,ung
uhanik di-imun
l). Kenyataan ini terlihat lebih jelas pada akurasi
i huian (daily predictdoz) yang dituniukkan pada
r,gatra model,
.diasu ertum-
12
Folclh:un, R and Biggs, A.G., 1985. principles o/Vegetable CropProductiott Collins, l,ondon 2l-5 p, ,:
Gunartha, I.G.E., 199-5. Mechani.rtics ModelsJor lzttuce Growrh.Ph.D Thesis (unpublished). Ttre University of Sydney, Austra_lia 285 p.
Harwati, S., 1996: Pengarulr Macam Mulsa ter.haclap pertumbuhandan Hasil Mentimun lcpang (Cucumis sativus L.) di DataranRendah. Skrip.si Sl (tidak clipublikasi), Fakultas pertanian Uni-versitas Mataram, 73 h.
Marcelis, L.F.M., 1994. A Simulation Moclel for Dry Matter parti_tioning in Cucumber. Arn. Bot, 74:43-52,
Merta, I,N,, 1993, Pengaruh,Dosis Pupuk Nitrogen dan penrberian
AKTTVITAS FOSFATASE DI DAERAH PERAKARAN BEBERAPA GULMA TROPIKAYANG TERCEMAR TIMAH HITAM
Abdul Kadir.Salamr), Nanik Sriyani,), Mutia.IeTdrfllil da,1,,$!ia jentiana2)
t) staf pengajar dan-2) Alumnus Fakultas ""r**roo
univ,ersitas Lantpungll. Prof. sumantri Brojonegoro No, I Bandar Lampung 35t4s Indonisia
ABSTRACT
:it'congrown in 200 -g-house. The resultsphosph'atase. Thein the root mnes o
PENDAHULUAN
Cepeda dan Gil-Sotres 1988; 1987). Baik fosfatase asammaupun fosfatase alkalin diprodulai oleh aku tdnaman
dan/atau mikroorganisme tanah (Joner et al, 199 S ; Sat aidan Tadano, 1993; park et al., 1992; Satchell dan Mar_tin, 1984; Satchett dkk, l9g4; Frankenberger, Jr. & Dick,1983), yang sangat dipengaruhi danjenis spesies tumbuh_an atau mikroorganisme dan faktor linglongan di antara_
beberapajenis gulma berkaitan dengan adanya adaptasiyang tinggi terhadap berbagai keadaan tanah.
.. Reaksi tanah (pH) umumnya berkaitan dengan jenislbsfatase yang mendominasi tanah. Fosf.atase asam