mewujudkan siswa-siswi sma negeri 1 gedangan patuh pada peraturan lalu lintas, khususnya pengendara...

27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelanggaran Lalu Lintas dewasa ini kian memprihatinkan. Hal ini dilatarbelakangi oleh etika pengemudi di jalan raya yang kurang sadar akan pentingnya keselamatan berlalulintas. Kasus pelanggaran lalu lintas juga berbanding lurus dengan angka kecelakaan lalu lintas. Data di kepolisian menunjukkan bahwa penyebab kematian terbesar adalah kecelakaan, dan 90 % disebabkan oleh kesalahan manusia (human error). Banyak sekali dijumpai permasalahan yang berkaitan dengan pelanggaran hukum dari yang ringan hingga yang berat. Pelanggaran ringan yang sering terjadi dalam permasalahan lalu lintas adalah seperti tidak memakai helm, tidak menyalakan lampu pada siang dan malam hari untuk pengendara roda dua maupun menyalakan lampu pada malam hari untuk pengendara roda empat atau lebih, dan tidak memiliki SIM maupun STNK. Pelanggaran lalu lintas seperti itu sudah dianggap biasa bagi pengguna jalan, sehingga ketika dilaksanakan operasi tertib lalu lintas di jalan raya maka banyak sekali pengendara yang terjaring razia tersebut. Banyak dari kalangan pelajar yang tidak mengindahkan tentang berkendara yang aman (Safety Riding). Hal itu terbukti oleh masih banyaknya pelajar yang tidak mengenakan helm saat mengendarai roda dua. Padahal, helm merupakan piranti yang sangat penting, dikarenakan fungsinya yang melindungi bagian kepala dan wajah. Selain itu data yang kami peroleh dari detik.com menunjukkan bahwa 50% pelanggaran dilakukan oleh pelajar yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi. Sebenarnya dalam UU Lalu lintas no 22 tahun 2009 sudah diatur tentang kewajiban memiliki dan membawa SIM pada saat berkendara di jalan raya. Namun sebagian pelajar masih belum mengindahkan dan bahkan lalai terkait hal tersebut. SIM menunjukkan bahwa pengendara kendaraan dinilai telah dewasa dan memiliki kompetensi dalam berkendara. Hal itu dapat terjadi karena dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah lokasi sekolah yang jauh dari rumah siswa dan juga alat transportasi umum yang kurang nyaman dan memadai. Khusus dilingkungan SMAN 1 Gedangan, dari data yang penulis peroleh melalui angket yang telah disebar sebelumnya maka dapat diketahui bahwa jenis kendaraan yang paling banyak digunakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan adalah sepeda motor (mencapai 88,90%) dan pelanggaran yang sering dilakukan adalah tidak memiliki SIM (mencapai 73,30%) 1

Upload: ubrawijaya

Post on 22-Nov-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelanggaran Lalu Lintas dewasa ini kian memprihatinkan. Hal ini dilatarbelakangi oleh etika pengemudi di jalan raya yang kurang sadar akan pentingnya keselamatan berlalulintas. Kasus pelanggaran lalu lintas juga berbanding lurus dengan angka kecelakaan lalu lintas. Data di kepolisian menunjukkan bahwa penyebab kematian terbesar adalah kecelakaan, dan 90 % disebabkan oleh kesalahan manusia (human error).

Banyak sekali dijumpai permasalahan yang berkaitan dengan pelanggaran hukum dari yang ringan hingga yang berat. Pelanggaran ringan yang sering terjadi dalam permasalahan lalu lintas adalah seperti tidak memakai helm, tidak menyalakan lampu pada siang dan malam hari untuk pengendara roda dua maupun menyalakan lampu pada malam hari untuk pengendara roda empat atau lebih, dan tidak memiliki SIM maupun STNK. Pelanggaran lalu lintas seperti itu sudah dianggap biasa bagi pengguna jalan, sehingga ketika dilaksanakan operasi tertib lalu lintas di jalan raya maka banyak sekali pengendara yang terjaring razia tersebut.

Banyak dari kalangan pelajar yang tidak mengindahkan tentang berkendara yang aman (Safety Riding). Hal itu terbukti oleh masih banyaknya pelajar yang tidak mengenakan helm saat mengendarai roda dua. Padahal, helm merupakan piranti yang sangat penting, dikarenakan fungsinya yang melindungi bagian kepala dan wajah.

Selain itu data yang kami peroleh dari detik.com menunjukkan bahwa 50% pelanggaran dilakukan oleh pelajar yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi. Sebenarnya dalam UU Lalu lintas no 22 tahun 2009 sudah diatur tentang kewajiban memiliki dan membawa SIM pada saat berkendara di jalan raya. Namun sebagian pelajar masih belum mengindahkan dan bahkan lalai terkait hal tersebut. SIM menunjukkan bahwa pengendara kendaraan dinilai telah dewasa dan memiliki kompetensi dalam berkendara.

Hal itu dapat terjadi karena dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah lokasi sekolah yang jauh dari rumah siswa dan juga alat transportasi umum yang kurang nyaman dan memadai.

Khusus dilingkungan SMAN 1 Gedangan, dari data yang penulis peroleh melalui angket yang telah disebar sebelumnya maka dapat diketahui bahwa jenis kendaraan yang paling banyak digunakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan adalah sepeda motor (mencapai 88,90%) dan pelanggaran yang sering dilakukan adalah tidak memiliki SIM (mencapai 73,30%)

1

Sepeda Angin Sepeda Motor Mobil Angkutan Umum

0102030405060708090

Jenis Kendaraan yang Digunakan

Pers

enta

se

Grafik 1.1, Persentase Jenis Kendaraan yang digunakan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan

Tidak

Mem

iliki S

IM

Tidak

Men

ggunaka

n Helm SN

I

Mela

kuka

n Modifika

si Ken

daraan

Mela

nggar

Rambu La

lu Lintas

dan M

arkah

Jalan

020406080

Jenis Pelanggaran

Pers

enta

se

Grafik 1.2, Persentase Jenis Pelanggaran yang sering dilakukan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan

Untuk itu penulis merasa perlu mengangkat judul tentang “Upaya mewujudkan kepatuhan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan pada peraturan lalu lintas, khususnya pengendara roda dua”, dengan maksud mencari alternatif pemecahan masalah tentang pelanggaran lalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka kami menetapkan beberapa permasalahan, yaitu :

a. Bagaimana upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas ?

b. Apa saja faktor pendukung dalam upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas ?

2

c. Apa kendala yang dijumpai dalam upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas ?

d. Bagaimana solusi alternatif pemecahan masalah terkait kendala dalam upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas ?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk : a. Mewujudkan siswa SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu

lintas agar dapat mengurangi pelanggaran lalu lintas.b. Mengetahui faktor-faktor pendukung dalam upaya mewujudkan siswa-

siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas.c. Mengetahui apa kendala yang dihadapi dalam upaya mewujudkan siswa-

siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas.d. Mengetahui solusi alternatif pemecahan masalah terkait kendala dalam

upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas.

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat yang dapat diambil dari penulisan karya tulis ini adalah :1. Bagi Peneliti :

a. Memperoleh wawasan tentang kesadaran dan perilaku remaja dalam berkendara di jalan raya, khususnya siswa-siswi SMAN 1 Gedangan

b. Mengembangkan kemampuan membaca situasi yang ada disekitar kehidupan peneliti dan kemampuan mencari serta menyampaikan ide terkait solusi dari permasalahan tersebut.

2. Bagi segenap Civitas Akademika SMAN 1 Gedangan :a. Dapat memberi masukan bagi segenap Civitas Akademika

SMAN 1 Gedangan tentang pentingnya think safety dan langkah-langkah bijak untuk menerapkannya secara kontinu dan konsekuen

b. Dapat mendorong upaya menjadikan lingkungan dan segenap Civitas Akademika SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas hingga mencapai zero accident.

3. Bagi instansi-instansi terkait :a. Dapat menjadi masukan dalam penetapan kebijakan-kebijakan

yang akan mereka tetapkan, terkait kesadaran tertib berlalu lintas dan pentingnya think safety dikalangan remaja khusunya dan masyarakat pada umumnya.

b. Dapat menjadi masukan dalam upaya peningkatan kinerja dan hubungan kerjasama yang harmonis antar pihak-pihak yang terkait dengan tertib berlalu lintas dan think safety.

3

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. REMAJA1. DEFINISI REMAJA

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut telah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja dapat berarti manusia berusia belasan tahun dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu, maka orang tua dan pendidik di lingkungan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, tingkat emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga dapat dikatakan berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.

2. CIRI-CIRI MASA REMAJA

      Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diantaranya adalah:

4

a. Masa remaja sebagai periode yang pentingb. Masa remaja sebagai periode peralihanc. Masa remaja sebagai periode perubahand. Masa remaja sebagai usia bermasalahe. Masa remaja sebagai masa mencari identitasf. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutang. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistikh. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Ciri – Ciri Khusus Masa Remaja

a. Pertumbuhan fisik yang sangat cepatb. Emosinya yang tidak stabilc. Perkembangan seksual sangat menonjold. Cara berpikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)e. Terikat erat dengan kelompoknya

B. LALU LINTAS

Lalu lintas di dalam Undang-Undang No 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.

2.1 KOMPONEN LALU LINTAS

Ada tiga komponen utama dalam hal berlalu lintas, yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.

a) Manusia Sebagai Pengguna

Manusia sebagai pengguna dapat berperan sebagai pengemudi atau pejalan kaki yang dalam keadaan normal mempunyai kemampuan dan kesiagaan yang berbeda-beda (waktu reaksi, konsentrasi dan sebagainya). Perbedaan-perbedaan tersebut masih dipengaruhi oleh keadaan fisik dan psikologi, umur serta jenis kelamin dan pengaruh-pengaruh luar seperti cuaca, penerangan atau lampu jalan dan tata ruang.

5

b) Kendaraan

Kendaraan digunakan oleh pengemudi mempunyai karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, percepatan, perlambatan, dimensi dan muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa bermanuver dalam lalu lintas.

c) Jalan

Jalan merupakan lintasan yang direncanakan untuk dilalui kendaraan bermotor maupun kendaraan tidak bermotor termasuk pejalan kaki. Jalan tersebut direncanakan untuk mampu mengalirkan aliran lalu lintas dengan lancar dan mampu mendukung beban muatan sumbu kendaraan serta aman, sehingga dapat meredam angka kecelakaan lalu-lintas.

C. THINK SAFETY

Think safety secara garis besar berarti “berfikir selamat”. Penekanannya adalah berfikir selamat dalam berlalu lintas atau berfikir untuk keselamatan berlalu lintas. Beberapa kegiatan instansi, seperti kepolisian, menggunakan istilah tersebut. Berfikir untuk keselamatan berlalu lintas merupakan suatu program untuk menurunkan angka kecelakaan serta seluruh akibatnya, karena penyebab kecelakaan terbesar adalah faktor “human error” dan lebih lanjut kecelakaan juga dapat menyebabkan cacat fisik, mental, kemiskinan pada keluarga korban, dan lain sebagainya.

Beberapa program keselamatan berlalu lintas, dapat meliputi :

a. Mempengaruhi pengguna jalanb. Peningkatan keselamatan kendaraanc. Peningkatan jaland. Lalu lintase. Penanganan korbanf. Asuransig. Ilmu pengetahuan atau riset yang berhubungan

Segenap lapisan masyarakat hendaknya tak bersikap acuh tak acuh terhadap program-program lalu lintas yang bernuansa think safety, dan hendaknya masyarakat juga ikut berperan aktif dalam melaksanakan dan mewujudkannya. Bahkan diharapkan masyarakat (pejabat Negara, pelajar, dan rakyat pada umumnya) dapat menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas dan membudayakan keselamatan berlalu lintas sebagai suatu kebutuhan.

6

Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan; cermin budaya bangsa; cermin tingkat modernitas. Makna dari urat nadi kehidupan dapat dipahami bahwa suatu masyarakat dapat hidup tumbuh dan berkembang jika terdapat produktifitas, produktifitas dapat dihasilkan dari aktifitas-aktifitas yang didukung melalui lalu lintas. Dengan demikian, lalu lintas haruslah aman, lancar, dan tertib

Lalu lintas sebagai cermin budaya bangsa, dalam konteks ini yang dipahami kebudayaan sebagai fungsi, dengan demikian perilaku berlalu lintas merupakan cermin dari apa yang diyakini, nilai-nilai dan pengetahuan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, bahkan suatu bangsa.

Lalu lintas sebagai cermin modernitas, dapat dipahami sebagai pendekatan pembangunan infrastruktur lalu lintas sejalan dengan konsep lalu lintas sebagai urat nadi kehidupan masyarakat maupun cermin budaya bangsa. Yang berarti bahwa pelayanan di bidang lalu lintas akan diselenggarakan sebagai pelayanan prima yang cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif, dan mudah diakses.

Amanat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bidang Road Safety salah satunya adalah dengan membangun Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) yang terdiri dari 5 pilar, yaitu :

a. Manajemen keselamatan berlalu lintas (Management Road Safety)b. Jalan yang berkeselamatan (Safer Road)c. Kendaraan yang berkeselamatan (Safer Vehicle)d. Manusia yang berkeselamatan (Safer People)e. Penanganan pasca kecelakaan (Post Crash Care)

Program-program RUNK akan dijabarkan dalam Dekade Aksi Keselamatan atau dikenal dengan Decade of Action (DoA) dengan semangat “saatnya bertindak”. Dekade Aksi Keselamatan merupakan upaya baik perorangan maupun institusi untuk menampilkan kinerja yang professional, cerdas, bermoral, dan modern. Sejalan dengan amanat diatas, maka Korps Lalu Lintas POLRI bertekad mengimplementasikan Dekade Aksi Keselamatan dan mengimplementasikan Undang-Undang nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan dengan mottonya, yaitu : “Jadilah pelopor keselamatan berlalu lintas dan budayakan sebagai kebutuhan”.

Tatkala semua memiliki spirit untuk menjadi pelopor di bidang keselamatan berlalu lintas, maka akan terbangun kesadaran, disiplin, dan tanggung jawab baik berawal dari perorangan hingga kelompok masyarakat untuk selalu menaati peraturan perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan. Membudayakan tertib berlalu lintas dan menghormati pemakai atau pengguna

7

jalan lainnya sehingga perilaku dalam berlalu lintas dapat dijadikan tauladan dan menginspirasi, mendorong untuk selalu mengutamakan keselamatan sehingga menjadi suatu kebutuhan.

D. SMA NEGERI 1 GEDANGAN

SMA Negeri 1 Gedangan merupakan salah satu dari 12 SMA Negeri di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Sekolah ini berlokasi di jalan Raya Sedati KM. 02, Gedangan.

Gambar 2.1, SMA Negeri 1 Gedangan

4.1 SEJARAH SMA NEGERI 1 GEDANGAN

Pada bulan Juli 1995, SMA Negeri 18 Surabaya membuka sebagian kelas 1 (satu) yang bertempat di gedung SGPLB IKIP Surabaya di jalan Raya Sedati KM. 02 Gedangan-Sidoarjo. Pada saat itu yang menjabat sebagai Kepala Sekolah adalah Bapak Drs. Abdul Mukti (Kepala Sekolah filial dengan SMA Negeri 1 Sidoarjo). Angkatan pertama ini hanya terdiri dari 1 kelas. Dengan terbitnya surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 13A/O/1998, tanggal 29 Januari 1998 tentang Pembukaan dan Penegerian Sekolah tahun pelajaran 1996/1997 ditetapkan perubahan SMA Negeri 18 Surabaya yang bertempat di Jalan Raya Sedati KM. 02 Gedangan-Sidoarjo berganti nama menjadi SMA Negeri 1 Gedangan Sidoarjo, diikuti dengan pengangkatan Kepala Sekolah definitif pertama dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 940/A2.1.2/KP/1998, tanggal 02 Desember 1998 atas nama Drs. Djawadi sebagai Kepala SMA Negeri 1 Gedangan. Setelah itu SMA Negeri 1 Gedangan mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Dan mulai

8

tanggal 19 Juni 2012 dengan Keputusan Bupati Sidoarjo No. 821.2/169/404.6.1/2012 tentang Mutasi Kepala Sekolah SMA Negeri menugaskan Dra. Lilik Esparlin, M.Si. sebagai Kepala SMAN 1 Gedangan hingga sekarang.

4.2 KEBIJAKAN SEKOLAH TERKAIT DENGAN TERTIB BERLALU LINTAS

A. Lomba Slogan Antar Kelas

SMA Negeri 1 Gedangan mengadakan lomba membuat slogan tentang pentingnya tertib berlalu lintas. Lomba tersebut diadakan dengan maksud agar segenap Civitas Akademika SMA Negeri 1 Gedangan tahu dan sadar akan pentingnya tertib berlalu lintas.

Gambar 2.2, Salah Satu Slogan tentang Keselamatan Berlalu Lintas di Lingkungan SMAN 1

Gedangan

B. Pemasangan Stiker Bagi Kendaraan Siswa Yang Lengkap Dan Mempunyai SIM

Pemasangan stiker ini dimaksudkan agar siswa yang belum memiliki SIM tidak mengendarai kendaraan menuju sekolah. Karena siswa yang belum cukup umur secara psikologis dinilai belum dapat mengontrol tingkat emosionalnya.

C. Pengadaan Rambu-Rambu Lalu Lintas Dan Markah Jalan

9

Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan di lingkungan SMA Negeri 1 Gedangan dinilai sangat efektif dalam membantu kelancaran lalu lintas jalan raya yang berada di depan sekolah. Salah satu contohnya adalah dengan adanya dropzone di dalam lingkungan sekolah maka para pengantar dan penjemput siswa tidak sembarangan untuk berhenti dan tidak akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas di jalan raya.

D. Diskusi Dan Sharing Tentang Lalu Lintas Di Jejaring Sosial

Perkembangan teknologi memiliki dampak positif dan juga memiliki banyak dampak negatif. Namun jika kita dapat menggunakan teknologi tersebut dengan benar, maka kita akan dapat mengambil banyak manfaat. Salah satunya adalah pemanfaatan jejaring sosial untuk diskusi atau sharing tentang suatu permasalahan. SMA Negeri 1 Gedangan memiliki grup di jejaring sosial yang digunakan untuk berdiskusi khususnya tentang permasalahan lalu lintas.

E. Adanya Peraturan-Peraturan Lalu Lintas

SMA Negeri 1 Gedangan juga memiliki beberapa peraturan lalu lintas di lingkungan SMA Negeri 1 Gedangan. Hal itu dimaksudkan agar segenap Civitas Akademika SMA Negeri 1 Gedangan dapat mematuhi peraturan lalu lintas

Gambar 2.3, Denah Alur Lalu Lintas SMAN 1 Gedangan

F. Adanya Komunitas Pelajar Pelopor Tertib Lalu Lintas

10

SMA Negeri 1 Gedangan memiliki suatu wadah bagi siswa-siswinya untuk menjadi pelopor tertib berlalu lintas. Hal ini dimaksudkan agar siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan dapat berpikir tentang keselamatan di jalan raya agar dapat menekan angka kecelakaan yang 50% dilakukan oleh pelajar yang belum memiliki SIM

.

Gambar 2.4, Komunitas Pelajar Pelopor Tertib Lalu Lintas SMAN 1 Gedangan

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan pengembangan untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan pada khususnya agar tertib dalam berlalu lintas. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey dan penelitian literatur. Metode penelitian survey adalah suatu penelitian dimana peneliti mengajukan pertanyaan tertulis, baik yang telah tersusun dalam kuisioner maupun dalam wawancara. Sedangkan metode penelitian literatur adalah suatu penelitian yang menggunakan berbagai macam literatur, baik buku, majalah, jurnal ilmiah, maupun artikel yang bersumber dari internet.

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : kuisioner, serta buku yang berkaitan dengan penelitian ini. Prosedur penelitian terdiri dari 3 tahap, yakni perencanaan, melakukan tindakan dan survey, dan penganalisisan data yang terkumpul. Aspek yang diamati dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku siswa dan siswi SMAN 1 Gedangan dalam berlalu lintas sebagai upaya dalam mewujudkan siswa-siswi yang patuh terhadap peraturan lalu lintas.

Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil jawaban kuisioner yang dibagikan kepada 90 siswa-siswi SMAN 1 Gedangan kelas X dan XI. Data yang telah terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator keberhasilan yang telah dirumuskan dan menjawab permasalahan yang telah dituliskan pada bab II

B. SETTING PENELITIAN

Penelitian dengan judul “Mewujudkan Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Gedangan Patuh Terhadap Peraturan Lalu Lintas” dilaksanakan di SMA Negeri 1 Gedangan yang beralamat di Jalan Raya Sedati KM. 2 Gedangan-Sidoarjo, kelas X dan XI dengan mengambil 90 siswa sebagai sampel. Penelitian berlangsung selama 1 (satu) bulan, yaitu pada bulan Mei 2014.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan semua bentuk data yang ingin diperoleh. Dalam hal ini peneliti telah menetapkan jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini, yaitu :

12

1. Hasil jawaban dari kuisioner yang telah dibagikan kepada 90 siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan kelas X dan XI.

2. Hasil pengamatan di lapangan tentang kepatuhan dan ketertiban siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan terhadap peraturan lalu lintas.

Dengan dasar penetapan data penelitian diatas, maka teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah teknik observasi. Teknik ini dilakukan untuk melihat, mengumpulkan data, mencatat, dan menilai berbagai aktivitas siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan dalam hal kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas. Semua data yang telah diperoleh akan digunakan sebagai bahan kajian dan evaluasi, dengan maksud agar dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

D. TEKNIK ANALISIS DATA

Sesuai dengan jenis data yang digunakan, teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis data yang terdiri dari tiga komponen kegiatan dalam menganalisis data, yaitu kegiatan reduksi data, sajian/ menyajikan data, serta penarikan simpulan.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penyeleksian dan penyederhanaan data yang muncul selama pengumpulan data penelitian dilakukan. Rekaman data sebagai bahan mentah lalu diseleksi, disusun secara sistematis, ditonjolkan pokok-pokok penting sehingga hasil pengamatan menjadi lebih focus.

2. Penyajian Data

Kegiatan penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisir data hasil reduksi yang disusun secara sistematis agar dapat digunakan untuk mendukung penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Data yang telah diperoleh dari hasil kuisioner disusun dalam bentuk narasi dan didukung dengan paparan data dalam bentuk tabel dan grafik sehingga memungkinkan untuk diambil simpulan yang baik dan optimal.

3. Penarikan Simpulan

Data yang diperoleh digunakan untuk menentukan simpulan sementara yang disebut dengan temuan peneliti. Penarikan simpulan dilakukan terhadap temuan peneliti dan selanjutnya dilakukan pencarian makna dan arti data atau yang sering disebut penarikan simpulan.

13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

Berdasarkan data yang penulis peroleh melalui angket yang telah disebar sebelumnya, maka penulis dapat menjawab beberapa rumusan permasalahan yang telah penulis angkat pada bab II. Terkait permasalahan pertama yaitu upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh terhadap peraturan lalu lintas, ternyata jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka sebenarnya tahu dan mengerti pentingnya kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas, karena mereka menjawab ada dampak negatif jika sering melanggar peraturan lalu lintas, seperti luka ringan (jawaban rersponden sebesar 74,40 %) maupun luka berat (jawaban responden sebesar 2,22 %). Menurut para siswa, mereka sangat setuju (sebesar 81,10 %) bahwa penggunaan helm dan memiliki SIM sangat diperlukan dalam berkendara di jalan raya. Selain itu, mereka juga sangat menyetujui (sebesar 85,60 %) tentang adanya program think safety yang dapat membantu mewujudkan tertib berlalu lintas. Seperti yang tertera pada grafik berikut.

Sangat Setuju Setuju0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Penggunaan Helm SNI dan Memiliki SIM Diperlukan dalam Berkendara di Jalan RayaProgram think safety dibutuhkan dalam mewu-judkan tertib berlalu lintas

Pres

enta

se

Grafik 4.1, Persentase Kebutuhan dalam Upaya Mewujudkan Siswa-Siswi SMAN 1 Gedangan Patuh Pada Peraturan Lalu Lintas

Helm SNI merupakan suatu piranti yang sangat dibutuhkan jika berkendara menggunakan roda dua. Karena helm SNI dinilai telah teruji untuk melindungi kepala dan bagian wajah dari benturan ketika terjadi kecelakaan. Sedangkan SIM merupakan piranti yang menunjukkan suatu individu telah layak untuk mengemudikan kendaraan bermotor. Jadi, kedua piranti tersebut sangat diperlukan dalam berkendara di jalan raya. Selain itu, untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh pada peraturan lalu lintas juga dibutuhkan kesadaran segenap siswa-siswi untuk tertib berlalu

14

lintas. Hal tersebut juga ditunjang dengan adanya program think safety yang merupakan salah satu usaha preventif dalam menunjukkan kesadaran tertib berlalu lintas. Program think safety juga dinilai efektif dalam mengurangi angka kecelakaan di jalan raya akibat faktor manusia human error.

Terkait permasalahan kedua yaitu upaya untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas, maka ada beberapa faktor pendukung yang dibutuhkan. Sebanyak 57,80 % siswa sangat antusias menyetujui peningkatan program tertib berlalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan.

Sangat Setuju Setuju0

102030405060708090

Meningkatkan Program Tertib Lalu Lintas di Lingkungan SMAN 1 GedanganPe

rsen

tase

Grafik 4.2, Persentase tentang Peningkatan Program Tertib Lalu Lintas di Lingkungan SMAN 1 Gedangan

Namun, peraturan lalu lintas yang telah dimiliki SMAN 1 Gedangan belum cukup efektif dan efisien dalam meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan. Sebanyak 48,89 % siswa berpendapat bahwa peraturan tersebut cukup efektif dan efisien, sedangkan 40 % siswa mengatakan bahwa peraturan tersebut kurang efektif dan efisien. Sama halnya dengan keberadaan slogan-slogan tertib berlalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan. Mereka berpendapat bahwa keberadaan slogan-slogan tersebut cukup efektif dan efisien dalam meningkatkan kesadaran segenap siswa-siswi SMAN 1 Gedangan (sebesar 44,44 %), sedangkan 38,90 % siswa bependapat bahwa keberadaan slogan-slogan tersebut kurang efektif dan efisien. Dan juga mereka berpendapat bahwa keberadaan komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan dinilai kurang efektif dan efisien (sebesar 46,67 %) dalam membantu meningkatkan kesadaran berlalu lintas bagi segenap siswa-siswi SMAN 1 Gedangan. Sedangkan hanya 35,56 % yang berpendapat bahwa keberadaan komunitas tersebut cukup efektif dan efisien.

15

01020304050

Cukup EfektifKurang Efektif

Pers

enta

se

Grafik 4.3, Persentase Keefektifan Faktor Pendukung dalam Upaya Mewujudkan Siswa-Siswi SMAN 1 Gedangan Tertib Berlalu Lintas

Keberadaan peraturan lalu lintas, slogan-slogan tentang tertib berlalu lintas, dan komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan dinilai kurang efektif dan efisien. Siswa-siswi SMAN 1 Gedangan merasa komponen-komponen tersebut tidak memiliki arti lebih daripada sebuah hiasan semata. Karena banyak dari peraturan lalu lintas yang tidak diperhatikan oleh segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan. Dan juga komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas dinilai kurang menyosialisasikan secara maksimal tentang kesadaran tertib berlalu lintas.

Untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib dalam berlalu lintas, terdapat beberapa kendala yang dapat mengganggu terwujudnya hal tersebut (permasalahan ketiga), seperti keberadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan dinilai kurang efektif dan efisien dalam membantu meningkatkan kesadaran berlalu lintas dikalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan (sebesar 34,40 %). Sedangkan 52,22 % siswa berpendapat bahwa keberadaan dua hal tersebut dinilai cukup efektif dan efisien.

16

Cukup Efektif Kurang Efektif0

10

20

30

40

50

60

Keefektifan Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Markah Jalan di Lingkungan SMAN 1 GedanganPe

rsen

tase

Grafik 4.4, Persentase Keefektifan Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Markah Jalan di Lingkungan SMAN 1 Gedangan

Tidak adanya sanksi yang tegas dan kontinu untuk menindak siswa-siswi yang melanggar aturan lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan juga merupakan kendala terwujudnya siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib dalam berlalu lintas. Sebanyak 31,10 % siswa berpendapat bahwa pelaksanaan sanksi tersebut kurang bagus. Bahkan 28,90 % siswa berpendapat bahwa tidak ada sanksi yang diterapkan kepada siswa-siswi yang melanggar aturan lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan. Selain sanksi, siswa-siswi SMAN 1 Gedangan juga perlu mendapat pengarahan atau pembinaan dari instansi-instansi terkait agar dapat meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas. Instansi-instansi tersebut dapat berasal dari pihak Kepolisian, Dinas Perhubungan, maupun dari Puskesmas. Sebanyak 27,78 % siswa berpendapat bahwa pelaksanaan pembinaan dan kerjasama sekolah dengan instansi-instansi terkait cukup rutin dilaksanakan. Bahkan 47,80 % siswa berpendapat bahwa pelaksanaan pembinaan tersebut sangat kurang dan perlu ditingkatkan kembali.

17

Pelaksa

naannya

Cukup Rutin

Pelaksa

naannya

Kurang

Tidak

Ada Pela

ksanaan

05

101520253035404550

Sanksi yang Tegas dan KontinuPembinaan dari Instansi TerkaitPe

rsen

tase

Grafik 4.5, Persentase tentang Kendala yang Dihadapi dalam Upaya Mewujudkan Siswa-Siswi SMAN 1 Gedangan Tertib Berlalu Lintas

Keberadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan di lingkungan SMAN 1 Gedangan dinilai cukup efektif dalam mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas. Karena banyak dari rambu-rambu tersebut telah rusak dan perlu adanya perbaikan. Bahkan markah jalan yang merupakan komponen lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan telah hilang akibat dari perbaikan jalan yang telah rusak. Selain itu, kurangnya pelaksanaan pemberian sanksi terhadap siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang melanggar aturan lalu lintas juga merupakan kendala yang dihadapi dalam mewujudkan hal tersebut. Banyak dari siswa-siswi yang memodifikasi sepeda motornya padahal hal tersebut sangat membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. Kendala lainnya adalah kurangnya pelaksanaan pembinaan dari instansi terkait, seperti dari pihak Kepolisian, Dinas Perhubungan, maupun dari Puskesmas, yang dapat mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan patuh dan tertib berlalu lintas.

Untuk mengatasi berbagai kendala dalam upaya mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas, maka dapat dimunculkan beberapa solusi alternatif (permasalahan empat), diantaranya adalah mengembangkan kembali program kerja komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan dan juga meningkatkan kembali kerjasama segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan dalam upaya meningkatkan kesadaran tertib lalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan. Sebanyak 53,30 % siswa berpendapat bahwa mereka sangat setuju dikembangkan kembali program kerja komunitas pelajar pelopor tertib lalu

18

lintas. Selain itu, Sebanyak 50 % siswa sangat setuju dan antusias ditingkatkannya kembali kerjasama segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan dengan instansi terkait.

Sangat Setuju Setuju0

10

20

30

40

50

60

Pengembangan Kembali Program Kerja Komunitas Pelajar Pelopor Tertib Lalu Lintas

Peningkatan Kerjasama SMAN 1 Gedangan dengan Instansi Terkait

Pers

enta

se

Grafik 4.6, Upaya dalam Mengatasi Berbagai Kendala dalam Mewujudkan Siswa-Siswi SMAN 1 Gedangan Tertib Berlalu Lintas

Keberadaan komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas sangat perlu dikembangkan kembali karena komunitas tersebut dapat menambah keefektifan sosialisasi dan menjadikan tertib lalu lintas sebagai budaya yang suda menjadi kebiasaan di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan. Dan diharapkan juga komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas dapat menanamkan kesadaran bagi siswa-siswi SMAN 1 Gedangan pada khususnya dan segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan pada umumnya dengan pengemasan yang menarik. Selain dari kalangan internal sekolah, untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang tertib berlalu lintas juga diperlukan kerjasama yang erat antara segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan dengan pihak instansi-instansi terkait, seperti Kepolisian, Dinas Perhubungan, Puskesmas, maupun dengan masyarakat disekitarnya.

Selain itu, keberadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan perlu diperbaiki dan ditata ulang kembali. Dan sanksi-sanksi yang diberikan kepada siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang melanggar aturan lalu lintas perlu diefektifkan kembali agar dapat mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib berlalu lintas.

19

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Dari pemaparan dan pembahasan data pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan tertib dan patuh pada peraturan lalu lintas dapat dilakukan dengan cara :

1. Mengefektifkan kembali program think safety yang telah dijalankan sebelumnya.

2. Memperbaiki dan menerapkan peraturan lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan secara efektif dan efisien

3. Memperbaiki dan mempertegas slogan-slogan tentang tertib berlalu lintas yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan agar tidak hanya sebagai hiasan semata, namun menjadi sarana untuk menumbuhkan kesadaran tertib berlalu lintas.

4. Mengefektifkan kembali program kerja komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas SMAN 1 Gedangan agar dapat membantu mensosialisasikan tentang pentingnya tertib dan keselamatan berlalu lintas pada segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan

5. Memperbaiki dan menambah rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan.

6. Memberikan sanksi yang tegas dan kontinu untuk menindak siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang melanggar aturan lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan pada khususnya. Hal ini diharapkan agar segenap siswa-siswi mendapat efek jera dan tidak akan melanggar aturan-aturan lalu lintas yang ada.

7. Mengadakan kerjasama dan pembinaan secara rutin dengan instansi-instansi terkait, seperti Kepolisian, Dinas Perhubungan, Puskesmas, maupun dari masyarakat sekitar, untuk mensosialisasikan tentang kesadaran tertib berlalu lintas kepada segenap siswa-siswi SMAN 1 Gedangan agar dapat mewujudkan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan yang taat pada peraturan lalu lintas

B. SARAN

1. Lebih ditingkatkan lagi sikap kepedulian kepada lingkungan khususnya terhadap norma-norma atau peraturan-peraturan yang ada di SMA Negeri 1 Gedangan agar dapat mengetahui, memahami, dan

20

mau melaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab demi kemaslahatan bersama.

2. Perlu diaktifkan kembali bentuk penghargaan (reward) mengenai kepatuhan siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan terhadap peraturan lalu lintas berupa benda-benda yang bermanfaat bagi mereka sehingga dapat berpengaruh positif pada teman-teman lainnya. Dan sebaliknya, perlu diefektifkan kembali sanksi yang tegas dan konsekuen bagi siswa-siswi SMA Negeri 1 Gedangan yang sering melanggar aturan lalu lintas sehingga dapat member efek jera bagi mereka.

21

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, 2010, http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/

Sulastri, Sri Umbang , 2009, http://umbangs.blogspot.com/2012/06/pengertian-lalu-lintas.html

Susilawatie, Fety, 2013, Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Mata Pelajaran PKN pada Peserta Didik Kelas X-5 di SMA Negeri 1 Gedangan, Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning, SMAN 1 Gedangan, PTK

Wikipedia, 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Lalu_lintas

Wikipedia, 2010, http://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_Lalu_Lintas

_______, 2009, Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2009 (UU No. 22 Tahun 2009), Jakarta : Visimedia

22

LAMPIRAN

KUISIONER

PERILAKU TERTIB BERLALU LINTAS

DI KALANGAN SISWA-SISWI SMAN 1 GEDANGAN

NAMA :………………………………………

KELAS :……………………………………….

Berilah tanda silang pada jawaban yang sesuai dengan Anda :

1. Jenis kendaraan apa yang anda gunakan menuju sekolah dan pulang dari sekolah?a. Sepeda Anginb. Sepeda Motorc. Mobild. Angkutan Umum

Alasan anda ………………………………………………………………....

………………………………………………………………………………

2. Jika anda menggunakan kendaraan pribadi, sudahkah anda melengkapi persyaratan keselamatan berkendara?

a. Sudah lengkapb. Sudah namun kurang lengkapc. Hanya beberapad. Belum

Sebutkan pesyaratan keselamatan berkendara yang sudah anda miliki……...

……………………………………………………………….......................

3. Apa jenis pelanggaran peraturan lalu lintas yang sering anda lakukan?a. Tidak memiliki SIMb. Tidak menggunakan helm SNIc. Melakukan modifikasi kendaraand. Melanggar rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan

Alasan anda……………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

4. Jika anda sering melanggar peraturan lalu lintas, apakah dampak negative yang pernah anda alami?

23

a. Luka ringanb. Luka cukup beratc. Luka beratd. Cacat fisik

Tuliskan jenis luka yang pernah anda alami………………………………...

…………………………………………………………………………………

5. Menurut anda apakah penggunaan helm SNI dan memiliki SIM sangat diperlukan dalam berkendara di jalan raya?

a. Sangat setujub. Setujuc. Kurang setujud. Tidak setuju

Alasan anda…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………

6. Menurut anda, apakah kesadaran lalu lintas dan think safety sangat dibutuhkan untuk mewujudkan tertib berlalu lintas?

a. Sangat setujub. Setujuc. Kurang setujud. Tidak setuju

Alasan anda……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

7. Menurut anda apakah sekolah perlu meningkatkan program tertib lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan?

a. Sangat setujub. Setujuc. Kurang setujud. Tidak setuju

Alasan anda……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

24

8. Menurut anda apakah peraturan tertib lalu lintas yang telah dimiliki oleh SMAN 1 Gedangan sudah efektif dan efisien dalam meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan?

a. Sudah sangat efektif dan efisienb. Cukup efektif dan efisienc. Kurang efektif dan efisiend. Tidak efektif dan efisien

Alasan anda……………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

9. Menurut anda apakah keberadaan slogan-slogan tertib lalu lintas yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan sudah efektif dan efisien dalam meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan?

a. Sudah sangat efektif dan efisienb. Cukup efektif dan efisienc. Kurang efektif dan efisiend. Tidak efektif dan efisien

Alasan anda……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

10. Menurut anda apakah keberadaan komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan sudah efektif dan efisien dalam membantu meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan?

a. Sudah sangat efektif dan efisienb. Cukup efektif dan efisienc. Kurang efektif dan efisiend. Tidak efektif dan efisien

Alasan anda……………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

11. Menurut anda apakah keberadaan rambu-rambu lalu lintas dan markah jalan yang ada di lingkungan SMAN 1 Gedangan sudah efektif dan efisien dalam membantu meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan?

e. Sudah sangat efektif dan efisienf. Cukup efektif dan efisieng. Kurang efektif dan efisienh. Tidak efektif dan efisien

25

Alasan anda……………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

12. Apakah ada sanksi yang tegas dan kontinu untuk menindak siswa-siswi yang melanggar aturan tertib lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan?

a. Ada dan pelaksanaannya bagusb. Ada dan pelaksanaannya cukup bagusc. Ada dan pelaksanaannya kurang bagusd. Tidak ada

Alasan anda…………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………

13. Apakah ada kerjasama dan pembinaan yang rutin dari instansi-instansi terkait dalam upaya meningkatkan kesadaran tertib berlalu lintas?

a. Ada dan pelaksanaannya rutinb. Ada dan pelaksanaannya cukup rutinc. Ada dan pelaksanaannya kurangd. Tidak ada

Alasan anda……………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

14. Menurut anda apakah perlu dikembangkan kembali program kerja komunitas pelajar pelopor tertib lalu lintas di lingkungan SMAN 1 Gedangan?

a. Sangat setujub. Setujuc. Kurang setujud. Tidak setuju

Alasan anda…………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………

15. Menurut anda apakah perlu ditingkatkan kembali kerjasama segenap civitas akademika SMAN 1 Gedangan dalam upaya meningkatkan kesadaran tertib lalu lintas di kalangan siswa-siswi SMAN 1 Gedangan?

a. Sangat setujub. Setujuc. Kurang setujud. Tidak setuju

Beri contoh bentuk kerjasama yang anda inginkan……………………………

…………………………………………………………………………………

26

27