media pembinaan edisi maret-april 2016 detail - kanwil

44

Upload: khangminh22

Post on 07-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefudin didampingi Kakanwil Keme-nag Prov. Jabar H. A. Buchori saat menghadiri Haul Almarhumin Sesepuh

dan Warga Ponpes Buntet Cirebon. (9/4/16).

Kiri: Kabag TU Dr. H. M. Athoillah, M.Ag saat hadir dalam acara rapat persia-pan pelaksanaan MTQ XXXIV Tingkat Prov. Jabar di Gedung Bale Serbaguna

Pemkot Kota Tasikmalaya.

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefudin saat memberikan sambu-tan pada acara Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Ponpes Buntet

Cirebon. (9/4/16).

Kakanwil Kemenag Jabar H. A. Buchori beserta isteri dan Wakil Guber-nur H. Dedy Mizwar beserta isteri saat mengikuti Pawai Ta’Aruf dalam

rangka MTQ ke XXXIV di Kota Tasikmalaya.

Menag RI Lukman Hakim Saefudin saat foto bersama dengan salah satu pendiri UIN Sunan Gunung Djati Bandung H.Takdimullah di dampingi Rektor UIN Prof. Dr. H. Mahmud usai acara penyerahan Piagam Penghargaan di Kam-

pus UIN Bandung. (8/4/16).

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefudin saat memberikan sambutan pada acara sidang senat terbuka dalam rangka dies natalis ke-48 UIN Sunan Gunung

Djati Bandung di Kampus UIN Bandung. (8/4/16).

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saefudin saat berbincang dengan salah seorang Sesepuh Ponpes Buntet Cirebon (9/4/16).

Kabag TU Dr. H. A. Buchori, MM didampingi Kasubag Perencanaan dan Keuangan H. Asep Budiman, SE saat acara pembukaan penyusunan RKA-KL

Pagu Indikatif dan Pagu Sementara di Hotel Grand Lembang.

02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 3

02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Gebyar Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-34 tingkat Provinsi Jawa Barat yang diselenggarakan di Kota Tasikmalaya yang diselenggarakan 17 s.d. 23 April 2016 terasa getaran dan seman-gatnya. Semangat ini semakin bergelora seiring dengan krisis moralitas yang tengah berkembang di hadapan kita.

Tentu saja MTQ bukan saja sebuah ajang perlombaan pem-bacaan Kitab Suci Al Qur’an semata. Namun inilah ajang yang menggugah kita semua untuk semakin mendekatkan diri, meng-hayati, memahami dan mengamalkan Al Qur’an sebagai pedo-man bagi kehidupan. Sebagaimana yang menjadi tema dalam penyelenggaraan MTQ kali ini, MTQ sebagai Momentum untuk Meningkatkan Penghayatan, Pemahaman dan Pengamalan Al Qur’an dalam Kehidupan.

Peristiwa-peristiwa yang diluar batas moralitas yang terjadi tentunya sangat berkaitan erat dengan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai keagamaan yang mereka peluk. Semakin jauh masyarakat dengan nilai-nilai tersebut maka semakin jauh pula praktik kehidupan dari apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Tuhannya. Dengan demikian momentum MTQ menjadi picu pertama penyebarluasan terhadap penghayatan, pema-haman, dan pengamalan Al Qur’an ke tengah masyarakat, un-tuk kemudian disusunnya program dakwah yang terarah dan berkesinambungan dalam rangka membangun masyarakat yang religius sehingga terciptanya “Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr”

Pada kesempatan ini pula, kami segenap Tim Redaksi Majalah Media Pembinaan menghaturkan ucapan selamat kepada Kafilah Kota Bandung yang telah keluar menjadi juara umum pada ajang MTQ tersebut. Sementara itu untuk ajang MTQ Tingkat Nasional yang akan diselenggarakan, kita berharap agar Kafilah Jawa Barat, yang terdiri dari para Juara MTQ Tingkat Provinsi Jawa Barat, keluar menjadi juara umum nasional.

Selain menyuguhkan hasil liputan pada penyelenggaraan MTQ ke-34 tingkat Provinsi Jawa Barat, tim Redaksi pun menyuguhkan liputan beberapa kegiatan yang dilaksanakan baik di tingkat wilayah maupun daerah. Besar harapan kami, semoga suguhan MP pada edisi ini menjadi bahan informasi yang bermanfaat bagi sidang pembaca dan menjadikan MP sebagai media yang senantiasa memberikan semangat, pencerahan serta pembinaan bagi segenap aparatur Kemenag Prov. Jawa Barat.

Seiring dengan datangnya Bulan Suci Ramadhan 1437 H/ 2016 M, Tim Redaksi mengucapkan selamat menjalankan ibadah di Bulan Suci Ramadhan 1437 H/ 2016 M. Semoga Ramadhan kali ini menjadi Ramadhan yang indah yang menghantarkan kita menjadi insan bertakwa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salam RedaksiAssalamu’alaikum Wr. Wb.

Kepada Yth.Pembaca Setia MPDipermaklumkan dengan hormat, dengan ini kami mengundang pembaca setia MP/masyarakat umum/mahasiswa/pelajar untuk mengirim naskah informasi, ar-tikel sesuai dengan rubrikasi yang kami sajikan dalam MP, dengan ketentuan sebagai berikut:

Naskah Artikel diketik rapi •1,5 spasi, maksimal 2 hala-man polio; dan akan diuta-makan jika dilengkapi den-gan soft copy, termasuk di dalamnya terdapat foto penulis atau foto lainnya se-bagai ilustrasi yang sesuai dengan tema tulisan yang dikirim; untuk kiriman berita diketik rapi 1,5 spasi mak-simal 1 halaman folia serta harap dilengkapi dengan foto dokumentasi kegiatan;Naskah Rubrik Berita dike-•tik dengan jumlah maksimal 350 karakter.Diketik menggunakan for-•mat file Notepad/Microsoft word versi 2003/2007 den-gan font Times New Ro-man;Naskah diterima redaksi se-•lambat-lambatnya tanggal 10 awal bulan;Redaksi berhak untuk men-•gubah judul dan isi naskah dengan tidak mengubah es-ensinya; Naskah yang tidak dimuat •akan dikirim kembali jika dilengkapi dengan amplop dan perangko secukupnya;Naskah wajib disertai fo-•tokopi KTP penulis, Contact Person (Nomor telepon);Setiap naskah yang dimuat •akan diberi honorarium, un-tuk itu harap menyertakan no. rekening bank;Naskah dikirim ke alamat •“Redaksi Media Pembinaan” Jl. Jenderal Sudirman no. 644 Bandung atau melalui email: [email protected] & [email protected]

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.Bandung, April 2016REDAKSI

4 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

Daftar IsiMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

KETERANGAN COVER:Penyerahan Piala MTQ ke-34 dari Sekda Pemprov Jabar Dr. H. Iwa Karniwa kepada Walikota Bandung Ridwan Kamil sebagai Juara Umum MTQ ke-34 di Kota Tasikmalaya.

3 SALAM REDAKSI

4 DAFTAR ISI

5 SAMBUTAN KAKANWILMENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN 1437 H

7 BERITA UTAMA

8 GEBYAR MTQ XXXIV TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT

29 ARTIKEL/INSPIRASIMARHABAN YA RAMADHANMasykur H Mansyur

31 ARTIKEL/INSPIRASIKOLABORASI SCIENTIFIC DAN SYARI’E SEBAGAI KRITERIA WAKTU AWAL HIJRUYAHAhmad Nizar

33 ARTIKEL/INSPIRASIMEMAKNAI ULANG MTQMuhammad Iqbal

35 ARTIKEL/INSPIRASIKEWIRAUSAHAAN DALAM PESANTRENH. Iman Aminuddin, SH., MKn.

37

38

GALERI FOTO

RUBRIK BAHASA

02EDISI

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 5

PENGARAHKepala Kanwil

PENANGGUNGJAWABKabag TU

PEMIMPIN REDAKSIH. Abdurrahim

EDITORH. Jamaluddin

H. SlametH. Ahmad Nizar

H. Denny H.Umaran

SEKRETARIATDeden Faried Moh. Yusuf

FOTOGRAFERH. Deden Dharmawan

Tri Budiono

DESIGN GRAFISGun Gun Wiguna

Alamat Sekretariat:Sub Bagian Informasi & Humas

Jl. Jend. Sudirman No. 644 Bandungwebsite: jabar.kemenag.go.id

email: [email protected][email protected]

02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Assalamu’alaikum wr. wb.Pak/ibu di kemenag,Saya mau tanya. Saya mau mendaftar haji domisili saya di kec. Jonggol Kab.

Bogor. Saya ingin berangkat dengan orang tua saya. Tapi orang tua saya domisili di Padang Sumatera Barat. Bagaimana caranya agar orang tua saya bisa berangkat dan mendaftar bersama saya. Mohon informasinya pak / ibu. Terima Kasih. Fenti Olivia

Terima kasih atas pertanyaanya.Untuk Jemaah haji satu keluarga yang bermaksud pergi haji bersama-sama

namun beda domisilinya agar mendaftar sesuai dengan domisili masing-masing. Kemudian setelah porsinya masuk untuk keberangkatan haji dan dapat melunasi BPIH salah satunya boleh mengajukan mutasi keberangkatan.

Berdasarkan PMA No. 29 Tahun 2015, persyaratan pendaftaran calon Jemaah haji sebagai berikut :

beragama Islam;a. berusia minimal 12 (dua belas) tahun pada saat mendaftar;b. memiliki KTP yang masih berlaku sesuai dengan domisili atau bukti identitas c. lain yang sah;memiliki Kartu Keluarga;d. memiliki akte kelahiran atau surat kenal lahir atau kutipan akta nikah atau e. ijazah; memiliki tabungan atas nama jemaah yang bersangkutan pada BPS BPIH;f. menyerahkan pas foto terbaru ukuran 3x4 cm sebanyak 10 (sepuluh) lembar; g. dansurat keterangan domisili.h.

Sementara itu persyaratan Mutasi pemberangkatan Jemaah Haji sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor D/ 158 /2016 :

Penggabungan suami/istri yang terpisah, dibuktikan dengan surat nikah;a. Penggabungan anak/orang tua kandung yang terpisah, dibuktikan dengan b. Kartu Keluarga atau akte kelahiran atau surat kenal lahir;Perpindahan tugas atau dinas yang dibuktikan dengan surat keterangan mutasi c. dari instansi Jemaah Haji yang bersangkutan;Perpindahan domisili, Jemaah Haji yang dibuktikan dengan surat keterangan d. domisili dari kelurahan dan kecamatan tempat yang Baru;Jemaah Haji reguler tidak dapat melakukan mutasi ke Jemaah Haji khusus e. ataupun sebaliknya;Waktu pengajuan mutasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender f. terhitung sejak yang bersangkutan melakukan pelunasan BPIH.Mutasi antar provinsi dengan embarkasi yang besaran BPIH-nya berbeda, g. surat mutasi diajukan melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi lokasi tempat mendaftar dan dibuatkan surat rekomendasi ke Kantor Wilayah Kementerian Provinsi tujuan, dengan tembusan kepada Direktorat Pelayanan Haji dalam Negeri.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Email dari Anda melalui humas_jabar.kemenag.go.id

Rubrik Pembaca

6 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan. Kita sambut ramadhan 1437 H. ini dengan suka cita, Ahlan wasahlan wa marhaban yaa Ramadhan.

Bulan Ramadhan yang merupakan bulan istimewa bagi kaum muslimin, dimana setiap kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya, dan bila puasanya dilaksanakan dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah SWT, akan diampuni segala dosanya yang telah telah lalu. Itulah beberapa keistimewaan bulan ramadhan. Sejalan dengan hal tersebut, puasa yang kita lakukan bukan saja sebagai bentuk ketaatan dan kepatuhan atas perintah Allah kepada orang-orang yang beriman akan tetapi puasa akan membawa dampak positif bagi yang melaksanakan puasa tersebut. Rasa haus dan dahaga serta lelah yang dialami orang yang berpuasa akan memberikan pendidikan betapa seringnya hal ini dialami fakir miskin setiap harinya bukan hanya pada bulan puasa, sehingga hal ini akan membangun kesadaran sosial yakni dengan mengeluarkan zakat, infak dan sadakoh kepada kaum duafa. Perasaan ini akan selalu bersemai dan tumbuh subur dalam diri orang yang berpuasa Ramadhan. Bila perasaan ini tetap tumbuh dengan subur maka perasaan itu akan tertanam semakin dalam dan akan menimbulkan satu sikap keprihatinan yang sangat mendalam terhadap sesamanya yang tidak mampu yang nota bene mereka itu adalah merupakan saudara kita sendiri dalam seiman dan seagama.

Puasa secara harfiah hanya diartikan meningggal makan dan minum serta berhubungan suami istri mulai terbitnya fajar hingga terbenam matahari. Akan tetapi puasa memiliki makna yang lebih dalam bagi yang melaksanakannya. Berpuasa akan melatih manusia untuk tetap bersyukur atas segala ni’mat dan karuniaNya, melatih manusia untuk disiplin terhadap waktu, memberikan keseimbangan antara urusan duniawi dan ukhrowi, mempererat tali silaturahim, meningkatkan kepedulian sosial kepada sesama, serta lebih meningkatkan kehati-hatian dalam bekerja sehingga dapat meminimalisir konsekuensi dan resiko dalam beraktifitas.

Dalam kesempatan yang baik ini saya menghimbau kepada seluruh Aparatur Kementerian Agama Prov. Jawa Barat dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kaidah dan tuntunan ajaran agama Islam serta tidak menjadikan puasa sebagai alasan untuk menurunkan kinerja, justru sebaliknya puasa seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan kinerja karena salah satu hikmah dari pelaksanaan ibadah puasa adalah lebih meningkatkan disiplin dalam berbagai hal. Sehingga diharapkan dapat menjadikan kita lebih baik, lebih semangat dalam berkerja.

Selamat menjalankan Ibadah puasa Ramadhan 1437 H. Semoga amal ibadah kita diterima disisi-Nya.Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung, April 2016 Kepala,

Drs. H. A. BUCHORI, MM NIP. 196206121990031002

SAMBUTAN KEPALA KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROV. JAWA BARAT

MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN 1437 H

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 7

BERITA UTAMA 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H.A. Buchori dan Walikota Sukabumi,

H.M. Muraz tandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang Penyeleng-garaan Pendidikan Agama Islam Rahma-tan Lil ‘Alamin Berbasis ICT pada Sekolah di Masjid Agung Kota Sukabumi, Senin (28/03).

MoU ini menjadi yang pertama di Indo-nesia dalam hal penyelenggaraan Pendidi-

kan Agama Islam di Sekolah antara Kemen-terian Agama dengan Pemerintah Daerah. Terpilihnya Kota Sukabumi menjadi tempat penandatanganan karena Metode PAI yang akan diterapkan sesuai dengan visi Pemer-intahan Kota Sukabumi, yaitu mewujudkan Pemerintahan Rahmatan Lil ‘Alamin.

Pada kesempatan tersebut, Kakanwil mengharapkan dengan penandatangan-an MoU ini menjadi Pilot Project dalam

penerapan metode Pendidikan Agama Islam Rahmatan Lil ‘Alamin Berbasis ICT di Sekolah untuk menjawab tantangan ja-man. Menurutnya, penerapan metode ini dapat memberikan nuansa yang baik dan pengajaran dapat tumbuh berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendidikan Agama Islam harus disampai-kan secara menarik karena sebanyak 78 % siswa berada di sekolah, sementara itu 22% siswa yang mengenyam pendidikan di madrasah.

Walikota Sukabumi, H.M. Muraz me-nyampaikan bahwa Metode Pendidikan Agama Islam Rahmatan Lil ‘Alamin Berba-sis ICT pada Sekolah sangat sejalan dengan visi pembangunan Pemkot Sukabumi, yaitu “Dengan Iman Dan Taqwa Mewujudkan Pe-merintahan Rahmatan Lil Alamin.” Menu-rutnya PAI Rahmatan Lil ‘Alamin dengan berbasis Information and Communication Technology (ICT) akan lebih menarik per-hatian para siswa.

Penandatanganan MoU dilaksanakan se-cara bersamaan dengan Tabligh Akbar Per-ingatan Hari Ulang Tahun Kota Sukabumi ke-102 Tahun. Tampil sebagai penceraha-mah DR. KH. Abdul Hamid, dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung. (Tri Budiono)

Kakanwil dan Walkot Sukabumi Tanda tangani MoU PAI

Selain menjadi komponen utama dalam penyampaian suatu informasi, data ber-

guna juga bagi pimpinan/pengambil kebi-jakan dalam menyusun rencana kegiatan dan mengambil sebuah keputusan. Untuk itulah diperlukan data yang baik, benar dan berkualitas agar rencana strategis bisa tercapai sesuai maksud dan tujuannya yang diharapkan. Demikian Kepala Pusat Infprmasi dan Humas Kemenag RI Dr. H. Urip Rudi Subiantoro mengatakan dalam sambutannya saat membuka Bimbingan Teknis bagi Pengelola Data yang tahun ini dilaksanakan di Grand Sovia Hotel Band-ung, Selasa (27/4).

Lebih lanjut ia menyampaikan harapan-nya agar data Kementerian Agama harus terintegrasi satu kesatuan dengan data yang ada pada BPS. Pencapaian prestasi diberbagai sektor dalam pelayanan kepada masyarakat menunjukkan bahwa Kemen-terian Agama sudah berubah kearah yang lebih baik dalam 2 tahun ini.

Dengan adanya pelaksanaan nikah gra-tis di KUA, perbaikan pelayanan kepada Jama’ah Haji memperoleh Nilai B atas Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pusat dan Provinsi Tahun 2015.

Hal tersebut, menurut H. Rudi Subian-toro Rudi tercapai berkat kerjasama selu-ruh elemen terkait di Kementerian Agama, juga tak lepas dari dukungan penyampaian

informasi pencitraan positif Inmas mulai tingkat pusat sampai ke daerah, sehingga di era keterbukaan informasi ini berita Ke-menterian Agama 90 persennya positif dan tinggal 2 persennya lagi negatif. (Ahmad Suhaeri)

Dalam kesempatan yang sama Kabid Data PINMAS Kemenag RI Hj. Tsulis me-nyampaikan kegiatan Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan profe-sionalitas Sumber Daya Manusia seba-gai penunjang pengelolaan dataKegiatan

tersebut diikuti oleh 35 orang peserta ter-diri dari 15 orang dari Kementerian Agama Pusat, 17 orang dari Kementerian Agama se-Provinsi Jawa-Sumatera dan 3 orang dari Kementerian Agama Kabupaten/Kota, kegiatan ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 26 – 29 April 2016.

Hadir dalam kesempatan tersebut Ka-subdit Data Pendidikan dan Kasubdit Data Keagamaan Kementerian Agama RI. Kasu-bag INMAS Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat, H. Abdurahim.

PINMAS Kemenag RI Selenggarakan Bimtek Pengelola Data

8 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA UTAMA

Persiapan MTQ Tingkat Provinsi Jawa Barat sudah 95 Persen

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tasikmalaya beserta Kasi Bimas dan para pegawai yang ter-

masuk dalam jajaran panitia lokal Musa-baqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ikuti rapat persiapan MTQ tingkat Kota Tasikmalaya. di Aula Gedung Serba Guna Bale Kota Ta-sikmalaya, Kamis (7/4).

Rapat ini digelar dalam rangka menyuk-seskan MTQ XXXIV Tingkat Provinsi Jawa Barat yang akan berlangsung pada tanggal 17 s.d. 23 April 2016. Panitia lokal MTQ XXXIV dalam hal ini dinahkodai oleh Dinas KUMKM Kota Tasikmalaya melaksanakan Technical Meeting pameran MTQ yang ber-tujuan untuk menyemarakan, meramaikan serta menggali potensi ekonomi dari pe-nyelenggaraan MTQ ini.

Hal senada disampaikan oleh H.I.S Hi-dayat, SH Sekda Kota Tasikmalaya dalam sambutannya bahwa salah satu sukses dari penyelenggaraan MTQ ini adalah sukses ekonomi. Diharapkan dengan pameran ini produk – produk unggulan Usaha Kecil Me-nengah (UKM) kota Tasikmalaya bisa ikut terpromosikan. Produk – produk unggulan seperti paying geulis, kelom geulis, tikar mending dan produk kuliner dari beberapa daerah di Tasikmalaya bisa lebih dikenal masyarakat.

Sekda menjelaskan semua persiapan terkait MTQ di Kota Tasikmalaya sudah mencapai 95%. Dia menjelaskan semua persiapan dan segala kebutuhan MTQ te-lah berjalan dengan baik, termasuk tempat dan penginapan untuk kafilah dan pendu-kungnya. Ada kurang lebih 26 hotel yang bisa dimanfaatkan untuk penginapan.

“kita juga sudah mempersiapkan tam-bahan penginapan berupa homestay untuk mengantisipasi kekurangan penginapan” ucap sekda. (Yeni Rohayati)

Perhelatan MTQ ke-34 Tk. Prov. Jawa Barat Siap Digelar

Perhelatan MTQ Ke-34 Tingkat Provinsi Jawa Barat di Kota Tasikmalaya ting-gal menghitung beberapa jam lagi,

sebagaimana pantauan Inmas Kabupaten Tasikmalaya Fajri Adi Nugraha,S.IP saat melihat Gladi Bersih di Lapangan Up-acara Dadaha Kota Tasikmalaya, Sabtu, (16/04/16).

Fajri menggambarkan Panggung Utama sudah berdiri kokoh, kursi sudah berjejer dengan dilengkapi LCD 46 inc di setiap hadapan deretan kursi yang akan diduduki para Kafilah. Sementara sound sistem su-dah ditabuh dilengkapi dengan Lighting yang siap dipancarkan.

“Panggung sudah berdiri kokoh, kursi sudah berjejer, kelengkapan Audio Visual oke kayaknya”. Gambarannya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemen-terian Agama Kota Tasikmalaya H. Ahmad Fatoni melalui sambungan telpon menyam-paikan kesiapan tentang penyelenggaraan MTQ ke-34 Tingkat Provinsi Jawa Barat, dari hasil pantauannya, dirinya menyata-kan segala bidang penyelenggaraan dimu-lai dari penjemputan kafilah, pendaftaran, pawai ta’aruf, pembukaan bazar, ramah tamah serta Upacara Puncak Pembukaan sudah siap.

“Kesiapan kita sebagai tuan rumah su-dah 99%, Ingsyaalloh” katanya.

Menyangkut Upacara pembukaan yang diawwali dengan rangkaian Pawai Ta’aruf dan Pawai Defile, H. Fatoni menuturkan bahwa Pawai Ta’aruf, Pawai Defila dan Prosesi Upacara adalah dibawah koman-do/kendali Dinas Budaya, Pariwisata, Pe-muda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Tasikmalaya.

“Disbudparpora Kota Tasikmalaya yang memegang prosesi Upacara Pembukaan” Tuturnya.

Senada dengan H. Fatoni, Salah seorang Pegawai Disbudparpora Helmi Alfiana, S.IP yang juga sebagai Sekretaris Purna Paski-braka Indonesia (PPI) Kota Tasikmalaya menyatakan kesiapannya tentang Pawai Taaruf, defile dan Upacara Pembukaan. Dirinya menjelaskan dari mulai Pemetaan Lokasi Daerah Persiapan (DP) sampai ke-siapan petugas pembawa Bendera dan Pa-pan Kafilah Kabupaten/Kota se-Jawa Barat sudah lengkap.

“Kita sudah ready, semoga pada wak-tunya diberi kelancaran oleh Alloh” punk-gasnya.

Gebyar MTQ XXXIVTingkat Provinsi Jawa Barat

Perhelatan akbar MTQ tingkat provinsi Jawa Barat ke-34 tahun 2016 yang di-laksanakan di Tasikmalaya dibuka

langsung oleh Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan Lc. Prosesi pembukaan pada minggu malam (17/4) di panggung utama dadaha berlangsung cukup khidmat. Gubernur didampingi ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Wakil Gubernur Jawa Barat, Walikota Tasikmalaya dan LPTQ provinsi Jawa Barat. Ditandai dengan penyulutan api obor ke sumbu yang menghubungkan langsung dengan replika Al-qur’an , maka secara resmi pagelaran MTQ ini secara resmi dibuka.

Ada beberapa poin penting yang di-ungkapkan Kang Aher dalam sambutan-nya antara lain ajakan untuk menjadikan momentum MTQ ini sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman, pengamalan dan penghayatan Al-qur’an. Tidak hanya menjadikan MTQ sebagai seremonial bela-ka tapi lebih dari itu, menjadikan al-qur’an membumi di jawa barat.

MTQ ini memiliki makna yang dalam bagi umat islam karena Al-quran mem-bawa keberkahan baik untuk yang mem-baca, menghayati dan mengamalkannya. Oleh karenanya Gubernur mengajak se-luruh masyarakat Jawa Barat khususnya masyarakat kota Tasikmalyaa untuk me-nyambut kegiatan MTQ ini dengan penuh semangat, penuh kebahagiaan dengan harapan mendapat keberkahan dari Al-Qur’an.

“kegiatan MTQ ini harus dapat terso-sialisasikan ke seluruh pelosok jawa barat ,agar MTQ ini bisa membawa masyarakat untuk berpegang teguh pada nilai – nilai yang terkandung dalam al-qur’an, kand-ungan alqur’an yang selalu mengajak pada kebaikan akan membawa dampak positif bagi pandangan hidup masyarakat jawa barat” ucap Gubernur.

Gubernur Minta Dewan Hakim MTQ Transparan

Perhelatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an ke-34 Tingkat Provinsi Jawa Barat, yang diselenggarakan di Kota

Tasikmalaya Tahun 2016 harus diselengga-rakan dengan penuh tanggung jawab. De-mikian yang disampaikan Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan pada acara puncak Pembukaan MTQ XXXIV Tingkat Provinsi Jawa Barat, Minggu, (17/04/16).

Pria yang disapa kanga her ini berpe-san, kepada Dewan Hakim agar dalam penilaian penilaian terhadap perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an ini bisa lebih transparan karena Dewan Hakim bertang-gungjawab pada Al-Qur’an.

Kami percaya dewan hakim akan mem-berikan keputusan yang terbaik dalam hal penilaian. Penilaian MTQ bukan seperti sepakbola, karena urusannya dengan Al-Qur’an. Jadi kejujuran menjadi nilai uta-

Puncak Acara Pembukaan MTQ Berlangsung Meriah

Puncak acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XXVI ting-kat Provinsi yang diselenggarakan

di Kota Tasikmalaya, Minggu malam tadi (17/04/16) berlangsung meriah. Ribuan masyarakat menghadiri acara pembukaan. Para petinggi pemerintahan di daerah ini, mulai Gubernur Jawa Barat, Dr. H. Ahmad Heryawan, Lc, M.si, Wakil Gubernur H. Dedi Mizwar , Kepala Kantor Agama Wilayah Jawa Barat, Drs. H. A, Buchori, MM, para bupati/walikota se-Jawa Barat, pimpinan FKPD Provinsi maupun kabupaten/kota, sejumlah anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten se-Provinsi Jawa Barat, para petinggi TNI/Polri di Jawa Barat ikut meng-hadiri acara pembukaan yang dipusatkan di Lapangan Upacara Komplek Olahraga Dadaha Kota Tasikmalaya.

Gubernur Jawa Barat dalam sambutan-nya, mengaku bangga dengan kesiapan pihak panitia sehingga acara pembukaan berlangsung sukses.

“Apa yang telah dibuat Pemerintah Kota Tasikmalaya (sebagai panitia) merupakan suatu nilai tambah yang mesti dijunjung tinggi, karena telah memperlihatkan begitu

besarnya dukungan masyarakat Kota Ta-sikmalaya,” ujar Gubernur saat itu.

Karena itu, Gubernur sangat berharap kegiatan ini hingga acara penutupan nanti dapat berlangsung aman dan lancar. “Ke-pada para kafilah berlombalah dengan penuh sportifitas untuk dapat menelorkan prestasi yang gemilang, agar dapat bersu-ara di tingkat nasional,” tandas gubernur.

Sementara itu, Walikota Tasikmalaya H. Budi Budiman mengaku, sesuai dengan tema MTQ XXXVI yakni “Aktualisasi spirit keberagamaan untuk menyatukan lang-kah membangun generasi qur’ani menuju Provinsi Jawa Barat yang berkarakter is-lami”, Pemkot menjadikan MTQ ini sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidu-pan umat beragama, dimana Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Senada dengan Budi, Kepala Kantor Ke-menterian Agama Kota Tasikmalaya Drs. H. A Patoni, MM, saat dihubungi melalui sambungan telpon menuturkan, warga Kota Tasikmalaya harus menjadi tuan ru-mah yg baik yang mampu memberikan ke-nyamanan dan kesopanan kepada seluruh kafilah dari kabupaten/kota se Jawa Barat. Pihaknya berharap penyelenggaraan MTQ XXXIV Tingkat Jawa Barat di Kota Tasik-malaya menjadi sukses dalam penyeleng-

ma.” ujar Kang Aher .Ia berharap perhelatan dua tahunan ini

dapat tersosialisasikan ke seluruh pelo-sok Jawa Barat, sehingga masyarakat da-pat berpegang teguh pada nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an disegala sisi kehidupan.

“Nilai-nilai yang ada dalam Al-Qur’an digugah dan dihadirkan lewat MTQ Jawa Barat kali ini. Jadi saya harap Al-Qur’an tidak hanya dilafalkan, atau didengarkan tetapi harus mampu disyiarkan keseluruh Pelosok. Ingsya Alloh tujuan hidup akan tercapai. Tujuan mencapai kesejahteraan diliputi rasa aman, kita pun selamat dari siksa api neraka.” Pungkasnya.

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 9

BERITA UTAMA 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Penyulutan Obor oleh Gubernur Jawa Barat Resmikan Pembukaan MTQ XXXIV

garaan, sukses dalam Perlombaan dan per-tanggingjawaban. Jadikan momentum ini sebagai siar dakwah Islamiah dan sebagai Uswah bagi kita semua dalam menjalani hidup ini dan tidak ada tanggapan yang negatif selama perhelatan MTQ ini.

“Saya berharap seluruh warga kota tasikmalaya agar menjaga kenyamanan seluruh tamu kita, dan semoga penye-lenggaraan MTQ ini Sukses tanpa ekses” tuturnya.

Patoni menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh komponen terutama warga masyarakat tasikmalaya yang telah membantu atas kelancaran kegiatan ini.

“Terima kasih kami sampaikan, Jazakal-lohu ahsanal jaza”. Pungkasnya.

Setelah selama 7 hari berlangsung, akhirnya perhelatan akbar Musa-baqoh Tilawatil Qur’an ke 34 Tingkat

Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 yang dis-elenggarakan di Kota Tasikmalaya resmi di tutup oleh Gubernur Provinsi Jawa Ba-rat yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Dr.H. Iwa Kartiwa, Sabtu (23/4). Penutupan yang digelar den-gan meriah tersebut dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa

Barat, Walikota Kota Tasikmalaya, segenap Walikota dan Bupati, Para Kepala Kemenag Kabupaten Kota Se-Provinsi Jawa Barat, pengurus LPTQ, Jajaran Panitia dan tamu undangan lainnya. Penutupan MTQ paling akbar se-Jawa Barat ini semakin semarak karena disaksikan langsung oleh ribuan pasang mata masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat H. Iwa Kartiwa yang membacakan sambu-tan Gubernur Jawa Barat menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya bagi tuan rumah kota Tasikmalaya dan kota Band-ung yang berhasil 6 kali secara berturut turut meraih juara umum. Menurut Iwa, Kota Tasikmalaya berhasil menjadi tuan rumah yang baik, Kota Tasikmalaya te-lah menunjukkan kapasitasnya sebagai Kota yang ramah, kota yang religius dan menjadi gudangnya santri. Semua pihak mengakui bahwa kota Tasikmalaya telah sukses dalam penyelenggaraan dan sukses dalam prestasi. Sebagi mana diketahui bahwa Kota Tasikmalaya selain berhasil menjadi tuan rumah yang baik juga ber-hasil menjadi juara umum kedua setelah kota Bandung. “Semoga peserta terbaik dalam MTQ ini menjadi modal berharga bagi Jawa Barat untuk tampil pada MTQ tingkat Nasional”, ungkap Iwa.

Selanjutnya, Iwa menyampaikan terima kasih kepada semua panitia dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan MTQ paling akbar di Jawa Barat ini. Keber-

hasilan perhelatan MTQ Ke 34 Tingkat Provinsi Jawa Barat di Kota Tasikmalaya ini merupakan buah kekompakan dan ker-jasama yang baik serta dukungan seluruh masyarakat Jawa Barat pada umumnya dan masyarakat Kota Tasikmalaya pada khususnya.

Sementara itu, Walikota Kota Tasikma-laya, H. Budi Budiman dalam sambutan-nya menyampaikan rasa kehilangan akan ditinggalkan oleh MTQ Ke 34 ini. “Saya merasa berat berpisah dengan MTQ ini, serasa akan berpisah dengan bulan suci Ramadhan”, ungkapnya.

Dijelaskan Budi, selama satu minggu, suasana kebatinan, suasana religius me-nyelimuti kota Tasikmalaya. Antusiasme masyarakat kota Tasikmalaya dan seki-tarnya begitu hangat dan begitu besar. “Ini menunjukan bahwa Tasikmalaya sebagai kota santri dan kota religius”, imbuhnya.

Lebih lanjut, Budi Budiman menjelas-kan, perhelatan MTQ ini bukan semata mata mengejar nilai dan prestasi semata, namun yang terpenting adalah menum-buhkan nilai-nilai alquran, menanamkan, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai alquran dalam kehidupan sehari-hari.

Kontributor : Yeni, Fajri dan Opik

Sekda Jabar Tutup Secara Resmi MTQ Ke 34 Tingkat Provinsi Jawa Barat

10 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA UTAMA

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 11

BERITA UTAMA 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Pendampingan Laporan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) menjadi hal yang penting bagi para

operatornya mengingat pemberlakuan restrukturisasi anggaran yang mengaki-batkan perubahan pula baik proses ang-garan maupun dalam aspek pelaporannya. Pernyataan ini disampaikan Kakanwil Ke-

menag Prov. Jawa Barat, H.A. Buchori, MM saat membuka kegiatan pendampingan laporan keuangan dan BMN serta pen-dampingan perbendaharaan tingkat Sat-uan Kerja di Lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, di Grand Hotel Lembang, Kab. Bandung Barat, Selasa (29/03).

Kakanwil memandang bahwa tantangan

yang akan dihadapi ke depan oleh para pengelola anggaran di lingkungan Keme-nag sangat berat. Oleh sebab, kegiatan pendampingan semacam ini menurutnya merupakan langkah konstruktif yang pada gilirannya dapat meningkatkan citra serta kinerja Kementerian Agama.

Ia berharap dengan kegiatan ini dapat memberikan bekal informasi yang cukup untuk para pengelola dalam merealisasikan program-program Kemenag sesuai dengan harapan dan ketentuan Undang-undang yang berlaku. Selain itu diharapkan pula dengan kegiatan ini dapat membangun pe-mahaman dan persepsi bersama antara pengelola di Kanwil, Kankemenag Kab. / Kota, dan Madrasah dalam penyusunan laporan keuangan.

Kabag TU, Dr. H. M. Athoillah, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegia-tan ini diikuti oleh para operator SIMAK BMN, SAIBA, dan Bendahara baik tingkat Kanwil, Kankemenag Kab./Kota dan Ma-drasah se- Jawa Barat. Kegiatan yang di-lakssanakan selama tiga hari ini (29-31/03), akan diisi oleh beberapa narasumber yang berkompeten di antaranya dari Kantor Pe-layanan Pajak Bojonegoro Bandung, dan KPKNL Bandung. (Tri Budiono)

Kakanwil Buka Kegiatan Pendampingan Laporan Keuangan dan BMN

Dalam rangka meningkatkan kemam-puan Jurnalistik dan Website di ling-kungan Sub Bagian Informasi dan

Humas Kanwil Kemenag Prov. Jabar, Rabu 23 Maret 2016 bertempat di Hotel Endah Parahiyangan Jl. Raya Cibeureum Band-ung, Menggelar Bimbingan Teknis Jur-nalistik dan Pengelolaan Website dengan peserta utusan dari Kemenag Kab/Kota Se Jawa Barat, sebagai peserta aktif yang mengelola Jurnalistik dan Website.

Kegiatan ini merupakan pembekalan para pengelola Web dalam hal teknis penulisan berita, photografi dan teknis pengelolaan photo, wawancara disertai praktek, dimana Kemenag Kab/ Kota sudah memiliki Website resmi serta Majalah Pem-binaan. (Cuplikan Ketua Pelaksana DR. H. Attoillah, M.Ag Kabag T U Kanwil Kemenag Prov. Jaba)..

Narasumber : 1. Ade Irawan, S. Sos (Teknis Penulisan Berita Yang Baik) 2. Dr. H. Rudi Subiyantoro, M Pd (Optimalisasi Tugas dan Fungsi INMAS) 3. Arif Muzakir (Bimbingan Teknis Pengelolaan Website, AIM dan Running Teks)

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Ka Kanwil Kemenag Prov. Jabar Drs. H. Bu-chori, MM, Sekaligus memberikan materi (Kebijakan Kanwil Kemenag Prov. Jabar tentang Jurnalistik dan Pengelolaan Web-site) beliau menyampaikan bahwa menu-

lis adalah mudah, namun langkah awal dan kemauan untuk memulai merupakan unsur utama serta sebagai pemicu agar pengelola bisa menulis berita dari awal sampai menjadi press release yang selan-jutnya diunggah ke Web masing masing Kab/Kota Kemenag.

Selanjutnya beliau berharap agar pe-serta kegiatan dapat mengambil ilmu dan mempraktekannya setelah pulang ke daerahnya, dan mengingatkan untuk se-lalu membuat berita serta mengirimkan melalui Portal Kemenag. Banyak infor-

masi Kemenag yang perlu disampaikan ke masyarakat melalui media Web, tidak hanya terbatas Nikah , Haji, Pendidikan, Pondok Pesantern, Wakaf dan sebagainya, juga diperlukan kemampuan dalam teknik berita, bagaimana cara mengambil/men-gelola gambar yang tepat dan benar sebe-lum menjadi informasi.

Materi selanjutnya merupakan praktisi dibidangnya dan peserta kegiatan den-gan antusias mengikuti dengan serius, menyimak dan mendengarkan. (Tommy Sutiawan)

Bimbingan Teknis Jurnalistik dan Pengelolaan Website

12 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA UTAMA

Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Ba-rat, H. A. Buchori mengungkapkan bahwa sesuai dengan visi Kemen-

terian Agama yang berbunyi terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas, dan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong, maka menu-rutnya membangun ketaatan beragama masyarakat Indonesia untuk menjalankan agamanya menjadi tanggung jawab Kemen-terian Agama.

Oleh karena itu menurutnya, pemban-gunan keagamaan sudah menjadi kewa-jiban yang di dalamnya harus ada strategi dan solusi yang harus diambil. Berkenaan dengan hal tersebut, pendidikan agama un-tuk anak sekolah pun menjadi bagian dari tugas Kementerian Agama. Pernyataan ini diungkapkannya saat Rapat Koordinasi Pengembangan Pendidikan Agama Islam

Besarnya peran dan fungsi humas da-lam membangun citra Kementerian Agama, saat ini belum diimbangi

oleh anggaran yang memadai. Anggaran yang dimiliki humas dinilai masih minim, hal ini sangat ironis karena tidak sebanding dengan besarnya tugas dan fungsi yang diemban. Inilah salah satu hal yang diso-rot oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Barat, Drs.H. Buchori, MM saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Fotografi dilingkungan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat, Selasa (26/4).

Pada kegiatan yang dilakukan di Hotel Endah Parahyangan Bandung, H. Buchori

Rahmatan Lil ‘Alamin Berbasis ICT pada Sekolah di Lingkungan Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat di Hotel Maxone, Jl. Sili-wangi Kota Sukabumi, Ahad (27/03).

Menurut Kakanwil komposisi peserta didik yang berada di bawah naungan Ke-menterian Agama terdiri dari 22% berada di Madrasah sedangkan 78% berada di Seko-lah. Melihat komposisi tersebut, menurut Kakanwil, Pendidikan Agama Islam di Seko-lah tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan demikian tidak ada dikotomi da-lam memberikan Pendidikan Agama Islam, baik di Madrasah yang notabene berada di bawah naungan Kementerian Agama maupun di Sekolah yang berada di bawah Dinas Pendidikan

Metode Pendidikan Agama Islam Rah-matan Lil ‘alamin menjadi salah satu solusi dalam pengajaran PAI bagi siswa di seko-lah sehingga pelajaran ini dapat diminati oleh mereka. Dikarenakan berada di bawah

tidak bisa menyembunyikan keprihati-nannya melihat kecilnya anggaran yang dimiliki humas. Menurutnya humas harus memiliki anggaran yang besar, pasalnya humas harus memiliki sarana prasarana yang memadai dan humas harus sering melakukan kegiatan yang sifatnya menin-gkatkan kompetensi tenaga kehumasan. Ia berharap dalam APBNP anggaran humas bisa meningkat signifikan. “Saya kira kegia-tan yang lainnya bisa dialihkan untuk keg-iatan humas, karena humas sangat penting untuk pencitraan”, ungkap Buchori.

“Saya akan relokasi anggaran untuk In-mas, kan saya KPA-nya”, imbuh Buchori

naungan Dinas Pendidikan, Kakanwil me-nyarankan untuk tidak mengandalkan pendekatan struktural, melainkan lebih pada pendekatan fungsional yang lebih mudah untuk membangun komunikasi yang efektif.

Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam pada sekolah Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, H. Abubakar Sidik, M.Ag. mengutip pernyataan Tokoh Nasional KH. Sholahu-din Wahid, mengungkapkan bahwa penye-lenggaraan PAI pada sekolah merupakan hasil negosasi para Ulama dengan para perintis Negara ini. Hasilnya, PAI menjadi pelajaran yang wajib sampaikan di sekolah dan masuk dalam peraturan perundang-undangan sistem pendidikan di Indonesia. Setiap siswa muslim harus menerima pela-jaran PAI dari guru muslim pula. Demikian pula siswa yang memeluk agama lain men-erima pelajaran agamanya dari guru yang seagamanya.

Menurutnya, Pendidikan Agama Islam Rahmatan Lil ‘alamin telah diramu untuk menjadi metode pengajaran PAI sehingga pelajaran PAI menjadi menarik minat para siswa terlebih lagi dengan pendekatan In-formation and Communication Technology (ICT).

Pada acara yag dihadiri oleh Kepala Kankemenag, Kepala Seksi PAIS dan Pakis se-Jawa Barat ini, Kakanwil menyerahkan secara simbolis buku modul pembelaja-ran Pendidikan Agama Islam Rahmatan Lil ‘alamin kepada kepala Kankemenag Kota Sukabumi, H.E. Sutisna, selaku tuan rumah. Buku ini akan menjadi rujukan bagi para guru PAI dalam Kegiatan Belajar Menga-jarnya. (Tri Budiono)

sambil berseloroh.Menurutnya dibeberapa Provinsi ang-

garan humas ada yang mencapai 1,5 miliar jomplang dengan anggaran yang ada di Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat. Ke-inginan Kepala Kanwil untuk meningkat-kan anggaran humas tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap eksistensi humas. Kakanwil ingin Inmas itu berubah, tidak gaptek dan tidak dipan-dang sebelah mata lagi. Semoga keinginan Kepala Kanwil ini memberikan angin segar bagi peningkatan kinerja humas. (Taupik Hidayat)

Kemenag Kembangkan PAI Berbasis Islam Rahmatan Lil’alamin

Kakanwil: Anggaran Humas Harus Ditingkatkan

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 13

BERITA UTAMA 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Kakanwil Kemenag Prov. Jawa Barat H. A. Buchori menghimbau kepada seluruh

UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di wilayah Provinsi Jawa Barat untuk menyamakan persepsi arah dan tujuan UPZ. Menurutnya UPZ dalam melaksanakan kegiatan pen-gelolaan zakat terutama penyalurannya

harus mampu memberikan manfaat nyata kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini disampaikannya saat membuka Acara Pemberdayaan UPZ Masjid Besar Kecamatan se-Jawa Barat Tahun 2016 di Hotel Grand Pasundan Bandung, Senin (11/4).

Bidang Penais Adakan Workshop Pemberdayaan UPZ Masjid Besar Kecamatanse-Jawa Barat

Kakanwil menyampaikan pula pandan-gannya agar UPZ secara mandiri mampu mencari benang merah kendala pengum-pulan zakat dari masyarakat baik secara intern maupun ekstern. Mampu membe-nahi diri secara internal kemudian mencari solusi dari kendala-kendala utama dalam kegiatan pengumpulan zakat.

Kakanwil juga berpesan agar UPZ mam-pu merencanakan strategi serta mencari terobosan-terobosan baru dalam kegiatan operasionalnya baik dalam kegiatan pen-gumpulan, pengelolaan dan penyaluran zakat yang transparan serta akuntabel.

Kegiatan ini dihadiri 60 peserta yang merupakan pengurus DKM Masjid Besar Kecamatan se-Jawa Barat. Acara berlang-sung selama tiga hari, 11 – 13 Maret 2016. Adapun tujuannya untuk meningkatkan kinerja pengurus UPZ untuk optimal-isasi pengelolaan dan penyaluran zakat yang transparan dan akuntabel sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap UPZ agar potensi zakat yang ada mampu diberdayakan secara mak-simal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bertempat di Hotel Endah Parahyangan Bandung, Kepala Kantor Wilayah Ke-

menag Provinsi Jawa Barat, Drs.H Buchori, MM membuka secara resmi kegiatan Bimb-ingan Teknis Fotografi dilingkungan Kan-wil Kemenag Provinsi Jawa Barat, Selasa (26/4). Hadir dalam kesempatan tersebut Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat, Dr. H. M. Athoilah, M.Ag., Kasub-bag Inmas, H. Abdurrahim, S.Ag., M.Si dan seluruh panitia.

H. Buchori menyatakan, saat ini ke-beradaan Inmas yang notabene sebagai garda terdepan dalam peningkatan citra lembaga masih dipandang sebelah mata. Hal ini dikarenakan Inmas masih meng-gunakan paradigma dan pola lama. “Kita harus merubah paradigma lama dengan yang baru disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi. Tunjukkan tugas dan fungsi kita yang sebe-narnya”, ungkap Kakanwil.

Lebih lanjut Buchori memaparkan bahwa Inmas harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi informasi yang luar biasa cepat. “Tenaga humas jangan sampai gaptek, jadikan Inmas ini sebagai pusat data. Semua data seyogyanya tertampung dan tercover di inmas kecuali yang bersifat rahasia”, imbuhnya.

Untuk meningkatkan kinerja Humas Buchori memandang perlu adanya pen-

ingkatan anggaran dan peningkatan kegia-tan. Pasalnya saat ini anggaran Inmas dan kegiatan yang berkaitan dengan masalah humas masih sangat minim. “Saya kaget melihat anggaran humas di lingkungan Ke-menag Provinsi Jawa Barat sangat minim, sedangkan di provinsi lain ada yang sam-pai 1,5 miliar. Kedepan anggaran humas harus ditingkatkan, kalo perlu saya harus merelokasi anggaran ke Inmas.

Sementara itu, H. Athoillah menyam-

paikan, peserta kegiatan ini berjumlah 30 orang perwakilan dari masing-masing Kabupaten Kota Se-Provinsi Jawa Barat. Kegiatan Bimtek ini bertujuan untuk mem-berikan pemahaman dan keahlian dalam bidang fotografi. Hal ini tentunya fotografi yang berhubungan dengan fungsi dan tu-gas kehumasan. Athoilah berharap kegia-tan ini menjadi momentum untuk mening-katkan kualitas kinerja tenaga kehumasan. (Taupik Hidayat)

Kakanwil: Humas Garda Terdepan dalam Peningkatan Citra Lembaga

Balai Diklat Keagamaan Bandung melaksanakan Diklat Diluar Kampus (DDLK) yang bertempat di Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Cirebon tanggal 29 Maret s/d 3 April 2016.

Kepala Balai Diklat Keagamaan Band-

ung (BDK) yang diwakili oleh Kepala Sub-bag Tata Usaha, mengatakan “kegiatan DDLK yang dilaksanakan di Kabupaten Cirebon merupakan Diklat Teknis Substan-tif Peningkatan Kompetensi Multimedia Bagi Guru Madrasah Angkatan Ke I dari

BDK - Kemenag Kab. Cirebon Gelar DDLK Multimedia untuk Guru Madrasah

jumlah seluruhnya yang terbagi menjadi 4 (empat) angkatan yang dilaksanakan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon.”

Untuk itu, ungkap Kasubag TU diklat ini diharapkan semua peserta yang berjumlah 30 orang dapat mengikuti diklat ini den-gan sebaik-baiknya.

Sementara itu, HM. Heryanto, SH.MH mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cirebon dalam sambu-tan nya mengatakan “peserta Diklat meru-pakan guru yang terpilih untuk mengikuti kegiatan ini, maka harus mengikuti keg-iatan ini dengan penuh tanggungjawab, dalam rangka meningkatkan kompetensi khususnya bidang Multimedia”.

Ia menambahkan setelah selesai kegia-tan diharapkan ilmunya dapat diimplemen-tasikan dan dipraktikan dan ditularkan kepada anak didik dilingkungan kerja mas-ing-masing, dan semoga ilmu yang didapat dari bangku Diklat ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan anak didiknya. (Her-yanto)

14 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN

Secara sunnatullah tidak ada yang tak pernah berubah di dunia, kecuali pe-rubahan itu sendiri. Karena itu kita

harus berubah dan saat ini juga. Siapa yang tak mau berubah dia akan tergilas

dengan arus perubahan yang berlangsung. Demikian disampaikan oleh kepala Keme-nag Karawang, H Sopian saat memberi-kan arahan dalam rakor bulanan kemenag, Rabu (6/4).

Hadir pada acara itu, para pejabat di lingkungan Kemenag, kepala KUA, Pe-nyuluh, Pengawas, Penghulu,

Semua pegawai harus bangkit, harus lebih rajin, lebih ramah, lebih giat, lebih cerdas, lebih cakap, lebih cekatan dan lebih melayani. Karena kita saat ini sedang mengukir sejarah kita masing-masing. Jika kebaikan yang kita ukir, kebaikan pula yang kita petik. Kita akan dikenang sebagai prib-adi yang baik untuk 10 bahkan 100 tahun yang akan datang, bahkan meski jasad kita sudah terkubur. Dan yang terpenting ada-lah menjadi bekal amal di hadapan Allah. Sambung H sopian.

Sementara Kepala Balai Diklat Kea-gamaan Bandung, H Aep Syaefudin Firdaus, yang hadir saat itu menyampaikan bahwa saat ini, Kementerian Agama sudah on the right track dalam menapaki perubahan ke arah yang lebih baik. Mari kita dukung bersama, agar kemenag menjadi Semakin baik. Paling tidak, mulailah perubahan ini dengan hal-hal kecil, seperti senyum sapa salam, pungkasnya. (Asep Jaelani)

Kepala Kantor Kemenag Karawang: Saatnya Berubah, Bangkit danMengukir Sejarah

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 15

BERITA DAERAH 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Ditjen Bimas Islam Kemenag R I, meng-gelar Workshop Keprotokolan dan Ke-

humasan Kamis s/d Sabtu 24 – 26 Maret 2016 bertempat di Hotel Ibis Style Band-ung, dengan peserta : Utusan Kanwil Keme-nag Prov. Jabar dan utusan Kemenag Kab/ Kota Se Jawa Barat (45 Orang), sedangkan sebagai pemateri :

1. Urgensi Keprotokolan Dalam Pengua-tan Citra Bimas Islam : Prof. Dr, H. Macha-sin, M A (Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Pusat)

2. Tata Cara Pelantikan Pejabat Struk-tural : H. Yoesni, S. Pd. I (Kepala Bagian Umum Setditjen Bimas Islam Kemenag Pusat) Keprotokolan Berdasarkan KMA No. 428 Tahun 2015

3. Implementasi Keprotokolan Pada Ditjen Islam Bimas : Prof. Dr. H. Muham-madiyah Amin, M.Ag (Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag Pusat)

4. Teknik Membawakan Acara dan Men-jadi Pembawa Acara Yang Handal : Drs. H. Aldim, M.Si. (Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kanwil Ke-

menag Prov. Jabar)(Cuplilkan Ketua Panitia H. Acep Kus-

nadi (Kasi Kemasjidan Kanwil Kemenag Prov. Jabar).

Selanjutnya ruang lingkup dan kehu-masan terdiri dari tata tempat, tata upacara tata penghormatan, sehingga keprotokolan begitu penting untuk memberikan pedo-man penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar dan teratur sesuai dengan kebiasaan yang berlaku.

“Peran Humas dan Protokol dalam suatu organisasi sangatlah menentukan dalam membangun citra organisasi, Kar-ena itu humas dan protokol harus mem-bekali diri dengan skill, attitude agar dapat melaksanakan tugas-tugas kehumasan dan keprotokolan secara professional”.

Acara dibuka secara resmi oleh Ka Kan-wil Kemenag Jabar Drs. H. Buchori, MM juga menyampaikan bahwa fungsi kehu-masan sangat diharapkan kiprahnya, un-tuk membangun komunikasi yang propor-sional, utuh sejajar dengan masyarakat, netral sekaligus konstruktif sehingga me-

mungkinkan terwujudnya kesepahaman pengertian, serta dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat.

Humas erat kaitannya dengan penting-nya pembentukan opini publik yang positif. Tema kegiatan “Dengan Workshop Kepro-tokolan Kita Tingkatkan Pelayanan Prima Di lingkungan Ditjen Bimas Islam”.

Dasar dari pelaksanaan kegiatan terse-but adalah Undang-undang RI Nomor 8 tahun 1987 tentang protokol, Keputusan Menteri Agama RI Nomor 7 tahun 1984 tentang petunjuk pelaksanaan pedoman kehumasan dan keprotokolan di lingkun-gan kemenag agama pusat dan daerah.

Tujuan diadakan workshop ini adalah, sebagai program pembinaan peserta yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja kehumasan dan protokol dalam hal pe-layanan informasi public dan pelancaran arus informasi publik serta membangun SDM, kelembagaan, jejaring kemitraan ke-humasan dan protokol untuk mewujudkan pengelolaan informasi publik yang baik dan professional.

Workshop Kehumasan dan Keprotokolan di Lingkungan Kanwil KemenagProvinsi Jawa Barat

Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

Jawa Barat, H.M. Athoillah membuka pem-binaan tata persurtan dan kearsipan seka-ligus pembinaan keprotokolan, Senin 21/3 di Hotel Panorama Lembang Kabupaten Bandung Barat. Pembinaan ini dilakukan terkait dengan perubahan peraturan tata persuratan dan kearsipan dan keprotoko-lan di lingkungan Kementerian Agama Re-publik Indonesia (Kemenag RI).

“Karena sifatnya yang penting maka kami harus mensosialisasikan regulasi baru ini untuk pencapaian tujuan lem-baga,” kata Athoillah.

Dalam teori sosiologi yakni untuk mer-espon sebuah peraturan baru, salah satu kuncinya adalah adaptasi. Artinya, ada adaptasi antara peraturan baru dengan kondisi di lapangan. Dilapangan, yang masih menggunakan KMA lama, KMA no 16 tahun 2006 harus melakukan adaptasi dengan perubahan regulasi dan harus dir-espon oleh seluruh stakeholder.

“Ini tidak bisa diabaikan, karena itu kita semua harus membaca dengan cermat dan teliti. Jangan hanya mencontoh dari konsep yang sudah ada, itu belum tentu benar,” Imbuhnya.

Memang, pada setiap instansi di luar Kemenag bahkan di lingkungan Kemenag sendiri,tata surat ini selalu bervariasi. na-mun yang penting konsistensi dan sesuai dengan peraturan. Salah satu perubahan-nya adalah penggunaa huruf. Pada KMA

sebelumnya digunakan huruf Times New Roman, kini tidak lagi dan diganti dengan huruf Arial.

“Ini tidak sulit tetapi perlu kecerma-tan, ketelitian dan ketelatenan. Salah satu modal dasarnya adalah ketekunan. Peker-jaan sederhana tetapi sangat penting, “ Ujarnya

Hal senada dikatakan Kepala Sub Bagian Umum Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat, M. Afifi. Dalam laporannya, ia mengatakan agar kegiatan sosialisasi regulasi baru ini dapat diimplementasikan dan diadaptasikan dengan baik di wilayah kerja peserta. Hal ini penting dilakukan untuk menyamakan pelaksanaan kedina-

san terkait pembuatan naskah, akronim, kode jabatan ataupun pelaksanaan kepro-tokolan.

“Semoga saja dengan pelaksanaan pem-binaan ini peserta mampu meningkatkan pemahaman dan keterampilan kerja dil-ingkungan kerjanya masing-masing, “ Kata Afifi.

Pembinaan tata persuratan dan kearsi-pan dan pembinaan keprotokolan diikuti seluruh Kankemenag Kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan Kemenag Kanwil Jabar sendiri dengan jumlah 40 peserta pada masing-masing kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari yakni 21-23 Maret 2016. (Evi Agustin/Tuti Herawati)

Kabag TU Buka Pembinaan Tata Persuratan, Kearsipan dan Keprotokolan

16 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Perencanaan harus didasari oleh data yang Valid. Karena kesalahan dalam

pengolahan data akan berakibat fatal da-lam perencanaan dan pelaksanaan pro-gram. Hal ini diungkapkan Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, Dr. HM. Athoillah, dalam pembukaan Penyusunan PAGU indikatif dan Persiapan PAGU Sementara Tahun 2017 di Grand Ho-tel Lembang, Selasa (19/04).

Kabag TU mengungkapkan bahwa Per-encanaan sangat penting sebelum pelaksa-naan program. Menurutnya, perencanaan yang baik adalah yang sesuai dengan kon-disi nyata di lapangan. Sumbernya berasal dari data yang sesuai dengan kebutuhan rencana kerja pemerintah. Data yang men-jadi rujukan harus valid.

Oleh karena itu, data yang harus diper-oleh para perencana tidak hanya bersum-ber pada data Sekretariat Jenderal semata, melainkan seluruh Satuan Kerja yang ada, baik bidang, seksi maupun madrasah. Koordinasi dengan satuan kerja menjadi

hal yang penting untuk memperoleh data dan perencanaan yang baik.

Di hadapan analis perencana Keme-nag Kab./Kota se- Jawa Barat, Kabag Tu

memnghimbau untuk bekerja secara te-kum, ulet dan professional dalam penyusu-nan perencanaan agar dapat menghasilkan perencanaan yang baik. (Tri Budiono)

Kabag TU : Perencanaan Harus Didasari Data Valid

Masjid memiliki peran strategis seba-gai pembinaan umat dalam upaya

melindungi, memberdayakan dan mem-persatukan umat untuk mewujudkan umat yang berkualitas, Moderat dan Toleran. Demikian disampaikan Kepala Bidang urais dan Binsyar H. Aldim, M.Si saat membuka acara Pembinaan Masjid Berbasis Simas

Tahun 2016, di Hotel Isola Resort Jl. Dr. Setia Budi No. 229 Bandung, Selasa (5/4).

Lebih lanjut Kabid mengatakan dalam rangka meningkatkan kualitas dan fungsi Masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah ritual, tapi juga ibadah sosial yang lebih luas dibidang ekonomi, pendidikan, so-sial dan budaya maka diperlukan penyem-

purnaan terhadap tolak ukur atau standar pembinaan manajemen/pengelolaan yang menyeluruh, rinci dan berlaku secara na-sional didasarkan pada tipologi masjid dan pengembangannya.

Diakhir sambutannya Kabid berpesan kepada para peserta agar ajang pemba-hasan Kegiatan Standar Pembinaan Masjid Berbasis SIMAS diikutyi dengan seksama supaya menghasilkan para operator yang berkompeten dan tersedianya data masjid yang valid.

Sementara itu Ketua Panitia H. Acep kusnadi Dalam laporannya menyampai-kan tujuan pelaksanaan kegiatan ini dian-taranya Tersedianya data dan informasi terkait Kemasjidan, Standar Pembinaan Masjid berbasis SIMAS ini sebagai tolak ukur peningkatan kualitas Masjid, Terkon-trolnya pengawasan akan Kualitas dan pen-gelolaan Masjid.

Peserta Kegiatan berjumlah 35 orang. Yang Terdiri dari 27 Opertor Simas Tk. Kab/ Kota, 5 Orang Staf Pelaksana Sekre-taris Jenderal Kantor Wilayah Prov. Jabar, 3 orang Staf Pelaksana Bimas Islam. Kegiatan ini belangsung selama tiga hari tanggal 5 s.d 7 April 2016.

Kabid Urais Buka Kegiatan Pembinaan Masjid Berbasis Simas Tahun 2016

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 17

BERITA DAERAH 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Kriteria penilaian keluarga saki-nah teladan diantaranya adalah Kemampuan pengetahuan pen-

galaman keagamaan, Pemahaman nilai kebangsaan, kiprah di masyarakat, Pembinaan keluarga, disamping hal-hal teknis lainnya. Demikian yang

disampaikan Kepala Bidang Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Jawa Barat, Drs. H. Aldim, M.Si, selaku Ketua Tim koordinator Observasi Lapangan Penilaian Keluarga Sakinah Tingkat Provinsi Jawa barat di Komplek Pe-santren Al Huda Kp. Sawargi Bojong-

gambir Kabupaten Tasikmalaya, selasa (12/04/16).

H. Aldim menuturkan, Penilaian di-lakukan oleh tim dibagi ke beberapa segmen, seperti penilaian melalui penjajagan pendapat dari masyarakat melalui sistem wawancana baik dari pihak keluarga, tetangga, rekan kerja, unsur pemerintahan, serta wawancara langsung kepada peserta. Tim penilai bekerja dengan cepat, cermat, dan menghimpun semua informasi dari semua segmen sebagai dasar penila-ian.

“Nanti kita akan wawancara kepa-da perwakilan masyarakat, diminta tanggapan tentang keluarga Abas” tuturnya.

H. Aldin berharap, Keteladanan keluarga sakinah harus dapat ditular-kan kepada masyarakat. “Peserta yang mendapatkan nilai tertinggi berkesem-patan untuk mewakili Provinsi Jawa Barat pada Pemilihan Keluarga Saki-nah Teladan tingkat Nasional.” Pung-kasnya. (Fajri Adi Nugraha)

Kabid Urais dan Binsyar : Kriteria Penilaian Keluarga Sakinah

Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag RI, Drs. Dasikin, M.Pd, menghimbau

kepada seluruh komponen umat Bud-dha untuk berbondong-bondong hadir penuh sukacita pada Puja Bhakti dan Dharmashanti Waisak Nasional 2560 BE yang digelar di Candi Borobudur Magelang, 19-20 Mei 2016. Himbauan ini disampaikan saat membuka kegia-tan Pembinaan untuk para Penyuluh Agama Buddha Non-PNS di Grand Pa-sundan Convention Hotel Bandung, Jum’at (18/03).

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Bimas Buddha juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada para penyuluh agama Buddha non PNS se- Jawa Barat yang tetap semangat seba-gai ujung tombak pelestari Dhamma walaupun hanya mendapatkan tun-jangan kecil yang jauh dari layak dari pemerintah.

Sementara itu, Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat, Eko Supeno, S.Ag, mengingatkan kepada

para peserta untuk menyampaikan kepada seluruh umat agar bisa saling mengingatkan untuk selalu meningkat-kan moralitas sila dan turut menjaga Bhikkhu dalam menjalankan vinayan-ya. Ia juga menghimbau agar Penyuluh Non-PNS atau para Pandita Jawa Barat

agar dapat mengasuransikan dirinya minimal asuransi kecelakaan.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini (18 s.d. 19 Maret 2016) dii-kuti oleh 90 orang peserta dari berba-gai Majelis/Lembaga di Provinsi Jawa Barat. (Bimas Buddha)

Bimas Buddha Gelar Pembinaan Penyuluh Agama Buddha Non PNS

18 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Sejalan dengan perkembangan kehidu-pan memasuki era globalisasi, generasi

muda Indonesia dituntut untuk siap meng-hadapi kompetisi global dengan berperan aktif sebagai kelompok kontrol sosial da-lam bentuk penyikapan atas kondisi yang tengah terjadi saat ini, termasuk masa krisis yang melanda semua aspek kehidu-pan bangsa, tidak terkecuali pada bidang hubungan internasional, bahasa dan sosial – budaya.

Berlandaskan pemikiran tersebut Pon-dok Pesantren Mathla’ul Huda Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung ikut serta berpartisipasi langsung dalam suatu event yang dapat mengasah kemampuan santri

Seksi Pendidikan Islam dan Seksi Pen-didikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi menggelar Sosialisasi Education Management Information System (EMIS) bertempat di Gedung Pelita Bangsa, Cikarang Pusat, Rabu (20/04).

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bekasi H. Shobirin dalam sambutannya menuturkan bahwa EMIS adalah sistem manajemen pengelolaan in-formasi di bidang pendidikan, yang mana manajemen informasi merupakan proses pengumpulan data terkait kebutuhan di lembaga pendidikan didalamnya termasuk penyediaan informasi, dengan Informasi yang lengkap mempunyai peluang lebih mudah dan lebih cepat, dikaitkan dengan kegiatan lain harus ada pengolahan infor-masi. “Manajemen informasi tidak lepas dari penyajian data semakin lengkap data yang disajikan maka lebih baik akreditasi lembaga pendidikan” ungkapnya.

Lebih jauh dia mengatakan manfaat pengelolaan sistem informasi bidang pendidikan yaitu manajemen informasi memantapkan penyusunan perencanaan pendidikan;Bahan untuk mengambil kebijakan;Data kelola EMIS terkait sum-

dalam pengembangan dirinya, dengan mengirim para delegasi santri berprestasi pada “ASEAN’s CULTURAL STUDY PRO-GRAM (CSP)” 2016.

“Diharapkan dengan kegiatan ini dapat terwujud santri yang tidak hanya ahli di bidang keagamaan sebagai keilmuannya saja, tetapi juga bisa menjadi sosok tela-dan dari segi kepemimpinan, kepribadian, dan sosial serta mengenal dan memahami budaya luar yang sangat jauh berbeda den-gan budaya kita sendiri, terutama budaya Negara Singapura dan Malaysia” tutur K.H. Miftahul Khoer selaku Pimpinan Pondok pada acara Pelepasan Delegasi Santri Mathala’ul Huda pada Asean’s Cultural

ber daya manusia, jumlah guru yang ada , jumlah yang dibutuhkan serta kekurangan dan kelebihannya; EMIS mengambarkan tata kelola organisasi termasuk tugas-tugas ketatausahaan; Menyajikan data terkait SOP tentang aturan, mekanisme, proses pencairan, penggunaan uang negara.

Sementara Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren H. Mida Suharja yang turut hadir bersama Kepala Seksi PAIS Hj. Nani Mulyani dalam laporan-nya menyampaikan tujuan sosialisasi EMIS adalah untuk meningkatkan kualitas pen-

(Asean’s CSP) Study Program 2106 ke Ma-laysia dan Singapura, di Aula Pondok Mod-ern Mathala’u Anwar, Selasa (19/04).

Hadir pada kesempatan tersebut Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bandung, H. Imron dan Kepala Seksi PD Pontren, H. Endin Wahyudin. Dalam sambutannya H. Imron mendukung terobosan baru terse-but.

“Sukses tercapai berkat dukungan ke-luarga, sarana-prasarana yang memadai dan pendidikan yang baik. Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pro-gram ini merupakan peluang yang sangat bagus agar kita tidak tergilas oleh bangsa lain” kata H. Imron.

Program yang berlangung selama 1 min-ggu dari tanggal 26 April s/d 03 Mei 2016 diikuti oleh 6 Santri MA terpilih, terdiri dari : 1. Firmansyah Akbar; 2. Azmi Yajid Firdaus; 3. Nanda Puspa Farhatan ; 4. Alya Fathyal Azka; 5. Tisa Layalia H.M. dan Fuji Vikriansyah Ahmad dengan 1 Guru Pem-bimbing sebagai tour guide, Mr. Jamjam Sapaat. “Selesai mengikuti Asean’s CSP 2016 ini para santri akan diikutkan pula dalam Simulasi Sidang PBB bagi pelajar tingkat Aliyah di Cikarang Bekasi dan Bali” demikian dituturkan Mr. Jamjam Sapaat.Acara diakhiri dengan Penyematan Jaket Resmi Asean’s CSP oleh Kasi PD Pontren, H. Endin Wahyudin. (Ahmad Suhaeri)

didikan baik formal maupun non formal di bawah naungan Kementerian Agama terutama menambah wawasan keilmuan dan kecerdasan, karena pendidikan tidak mengenal daerah atau kota maka kita tidak boleh tertinggal dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. kegiatan sosialisasi EMIS diikuti 200 peserta sedan-gkan yang menjadi nara sumber dari Ka-bid PAIS dan Kasi Sistem Informasi Bidang PAIS serta Kasi Sistem Informasi Bidang PD PONTREN Kanwil Kemenag Jawa Barat. (Denden ZM)

Pelepasan Santri Prestasi Sebagai Delegasi Asean CSP 2016 ke Singapuradan Malaysia

Seksi PAIS dan PD PONTREN Kemenag Kab.Bekasi Gelar Sosialisasi EMIS Tahun 2016

Kementerian Agama Kantor Kabupaten Cianjur gelar Rapat Kerja (Raker) tahun

2016 selama 3 hari Kamis-Sabtu (10-12/16) di Wisma Haji Ciloto Puncak Cianjur.

Kegiatan Raker Kemenag Kab. Cianjur diikuti peserta sebanyak 100 orang terdiri dari pejabat Kementerian Agama Kantor Kabupaten Cianjur, kepala KUA, Kepala MIN, MTSN dan MAN, Kepala TU MTSN dan MAN, PPK Setjen, Staf PPK pada kan-tor Kemenag Kab. Cianjur, Pokjawas Ma-drasah dan PAI, Pokjaluh, Pengurus KKM MI, KKM MTS, KKM MA dan IGRA, KKG/MGMP PAI, Perwakilan Organisasi/Forum Bimas Islam dan Perwakilan Organisasi / Forum PD Pontren.

Kakanwil Kemenag Prov. Jabar, H. A. Bu-chori dalam arahannya menjelaskan bah-wa raker ini harus dijadikan sebagai sarana evaluasi pencapaian program kerja tahun sebelumnya (red-2015), yaitu apakah ada perubahan capaian kinerja atau tidak, ka-lau ada perubahan berapa persentasenya kalau tidak ada perubahan berarti raker tahun lalu (red-2015) tidak tercapai sasa-ran kinerjanya, jelas H.A. Buchori.

Lebih lanjut, H. A. Buchori menegaskan dalam raker ini kedepannya tidak ada pe-mikiran ego sektoral dari pejabat sampai pelaksana, karena menurut H. A. Buchori, ego sektoral yang ada dalam pemikiran pegawai Kemenag bisa menghambat kelancaran dalam mencapai target capa-ian kinerja, namun yang harus dilakukan

komunikasi antar pmpinan dan pelaksana harus dilakukan dengan baik, karena den-gan komunikasi yang lancar antar pimpi-nan dan pelaksana, maka target capaian kinerja dapat tercapai dengan mudah, tutur H. A. Buchori.

Diahir arahannya, H. A. Buchori meng-ingatkan selain 5 Nilai Budaya Kerja meru-pakan prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh aparatur Kemenag, di tahun 2016 sebagai wujud dari program nawacita maka tambahan prinsip dasar yang harus dipenuhi aparatur Kemenag yaitu 3 (Tiga) nilai revolusi mental yaitu Integritas, Etos Kerja dan Gotong Royong, pungkas H. A. Buchori.

Senada dengan Kepala Kemenag

Wilayah Prov. Jawa Barat, H. Dadang Ramdani, menuturkan raker Kemenag Kab. Cianjur tahun 2016 ini merupakan momentum yang sangat penting dalam formulasi ekspektasi sekaligus ajang reflek-sitas, kontemplasi dan evaluasi terhadap kinerja Kemenag Kab. Cianjur tahun 2015, tutur H. Dadang

Disamping itu, Kakemenag menam-bahkan raker ini diharapkan mampun mengidentifikasi dan mendektesi berbagai masalah yang dihadapi, pemetaan berba-gai kekuuatan dan kelemahan, merumus-kan isu-isu utama, memantapkan langkah-langkah strategis pada tahun 2016, serta menyusun rencana program dan kegiatan tahun 2017, imbuh H. Dadang. (Gumilar)

Raker Kemenag Kab. Cianjur : Tekankan 5 Nilai Budaya Kerja dan 3 Nilai Revolusi Mental.

Salah satu upaya Pemerintah dalam pen-ingkatkan pelayanan terhadap Jamaah

Haji, adalah dengan adanya profesionalitas pelayanan dari Petugas/ Pembimbang Iba-dah haji. Untuk membentuk petugas yang Profesional, maka dilaksanakan Seleksi Petugas Haji (TPHI/TPIHI/PPIH Arab Sau-di). Hal ini merupakan salah satu upaya Pemerintah agar Petugas/Pembimbing Ibadah haji betul-betul orang-orang yang mampu, profesional dan bertanggung-

jawab. Demikian disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab Cirebon Drs.H. Abudin, M.Ag saat membuka secara resmi seleksi bagi calon Petugas HajiKabu-paten Cirebon. Peserta berjumlah 30 orang terdiri dari Calon TPHI 18 orang, THIHI 8 orang dan PPIH AS 4 orang Calon petugas. (27/4/2016)

Kakemenag menyatakan dengan adanya pelaksanaan seleksi Calon Petugas Haji, di-harapkan akan menghasilkan Calon-calon

Petugas haji yang benar-benar memahami prosesi Ibadah haji, sehingga akan ber-tindak profesional , tanggungjawab dan berdedikasi tinggi untuk kementingan ja-maah.“...Petugas haji harus bertanggung-jawab dan memprioritaskan kepentingan jamaahnya, tutur H. Abudin..”

Sementara itu Kepala Seksi Haji Drs. H. Sudirna, MM menyatakan seleksi Calon Petugas Haji tahun ini berjumlah 30 orang, diharapkan dengan dilaksanakannya seleksi akan menghasilkan petugas yang mumpuni dan bekerja untuk kementingan jamaah, untuk itu ikutilah seleksi dengan sungguh-sungguh dan penuh kejujuran.“...kepada semua peserta tes agar mengikuti seleksi dengan sungguh-sungguh, pinta H. Sudirna…” Selanjutnya dalam pelaksanaan seleksi Petugas Haji di Kabupaten Cirebon, Pengawas/Panitia seleksi dari Kanwail Ke-menag Provinsi Jawa barat, mengatakan pelaksanaan seleksi Calon Petugas Haji dari Kabupaten Cirebon berjalan dengan tertib, lancar sesuai dengan aturan yang berlakyu.“...Seleksi Calon Petugas Haji di Kabupaten Cirebon berjalan tertib dan lan-car, tutur Ade Salsah..” (H. Heriyanto)

Kepala Kantor Kemenag Kab. Cirebon Buka Pelaksanaan Seleksi Calon Petugas Haji

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 19

BERITA DAERAH 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

20 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

Penyuluh Agama Islam mempunyai peran, tugas dan tanggungjawab un-

tuk melakukan bimbingan dan penyuluhan Agama Islam melalui pintu dan bahasa agama, dengan tujuan menciptakan prib-adi dan masyarakat yang beriman dan ber-taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu cara penyampaian penyuluhan dan pembimbingan dengan melalui bahasa tu-lisan baik dalam bentuk naskah, buku atau melalui media cetak dan itu sangat membu-tuhkan kemampuan para penyuluh dalam menyusun dan menulis nakah karya ilmi-ah, dengan tujuan penyampaian informasi tersebut mudah dimengerti dan dipahami publik atau masyarakat. Demikian disam-paikan Kakankemenag Kab. Kuningan, H. Undang saat membuka Bimbingan Teknis Karya Tulis Ilmiah Naskah Keagamaan bagi Penyuluh Agama Islam, di Wisma Permata Kab. Kuningan, Rabu (23/03).

Lebih lanjut Kakemenag menyatakan kegiatan ini sebagai langkah dan upaya meningkat kualitas dan kemampuhan para penyuluh Agama Islam dalam penulisan karya ilmiah,

Secara terpisah ketua penyelenggara H. Rohaedi, S.Ag, M.Pd.I mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan bagi seluruh pe-

nyuluh agama Islam di Lingkungan Kanke-menag Kab. Kuningan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manu-sia khususnya para penyuluh agama Islam dalam mengasah kemampuhan menulis naskah keagamaan yang sangat berperan dalam penyampaian informasi dan pe-

nyuluhan keagamaan pada masyarakat.Harapan kegiatan ini bisa memamfaat-

kan semaksimal mungkin , sehingga para peserta bisa mengambil ilmu dan pengala-man sebagai upaya meningkatkan kema-puan penulisan naskah karya ilmiah kea-gamaan, ungkapnya. (Zaenal Arifin)

Pada Hari Pertama menjelang pelaksa-naan ujian nasional (UN) Tingkat Ma-

drasah Aliyah (MA) Tahun Pelajaran 2015 – 2016 di Lingkungan Kementerian Agama

Kab. Garut, Senin 4 April 2016 diadakan secara serempak sesuai dengan aturan pelaksanaan ujian .

Kepala Kementerian Agama Kantor

Kabupaten Garut Drs.H.Usep Saepudin Muhtar, M.Pd berkenan memonitoring pelaksanaan ujian diantaranya di Ma-drasah Negeri 1 Garut Jl. A.Yani Korope-ak, Kakemenag didampingi oleh Kepala Sekolah MAN 1 Garut Drs. Yevi Prezi Agus Gunadi, M.Si.

Pelaksanaan ujian nasional di madra-sah Ini menggunakan Computer Based Test (UN CBT) dengan mata pelajaran bahasa indonesia, biografi, hadits, kimia, matematika, biologi, sosiologi, fiqih, fisika, ekonomi, tafsir dan bahasa inggris dengan jumlah peserta ujian sebanyak 312 siswa, laki-laki 129 orang dan perempuan 183 orang menggunakan 6 ruangan.

Dalam monitoring tersebut Kepala Ke-menterian Agama Kab. Garut memberikan semangat kepada para siswa yang sedang ujian agar senantiasa berhati- hati dalam mengisi jawaban serta mendo’akan se-moga bisa mengisi jawaban dengan sebaik – baiknya. (Ahmad Sholeh)

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Kantor Kemenag Kab. Kuningan Motivasi Penyuluh Menulis Karya Tulis Ilmiah

Kepala Kantor Kemenag Garut Monitoring Pelaksanaan UN di MAN 1 Garut

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 21

BERITA DAERAH 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Pendaftaran Haji di Kota Bandung akan berjalan lebih singkat. Dalam waktu beberapa jam saja para pendaftar

dapat menyelesaikan pendaftaran hajinya. Hal ini dikarenakan Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Kota Bandung tengah menyiapkan ruang khusus layanan haji satu atap, yang lengkap dengan ruang pendaftaran, gerai Bank Penerima Setoran serta ruang Bimbingan Ibadah Haji.

Hal ini diungkapkan Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, H. Agus Safari Mulyawan, M.Si., saat menerima kun-jungan dari Tim Siskohat Dirjen PHU Kemenag RI, di ruang kerjanya, Kamis (21/04), terkait dengan implementasi PMA Nomor 29 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas PMA Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Haji Reguler. Pada kesempatan itu pula Tim memantau Ruang Layanan Haji Satu Atap yang tengah mencapai penyelesaian akhir.

Kasi PHU menargetkan pada pertengahan Mei 2016 ruang tersebut sudah bisa dipergu-nakan. Dengan penerapan layanan semacam ini, menurutnya sangat membantu dalam pengimplementasian PMA 29 Tahun 2016 serta sangat menguntungkan para pendaftar haji. Karena penerapan sistem pendaftaran seperti ini dapat memangkas waktu dan bagi pendaftar tidak perlu pulang pergi dari bank

Kita saat ini dihadapkan kepada serang-kaian tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan apa yang dihadapi

pada masa sebelumnya khususnya men-genai masalah kerukunan umat beragama, pluralisme agama, konflik intern, antar umat beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah serta gerakan radikalisme adalah fenomena yang nyata pada saat ini dan tidak bisa dipungkiri lagi, pada masa saat ini ter-lebih dengan mengatasnamakan HAM.

ke kantor kemenag dan sebaliknya.Untuk pendaftaran haji perharinya,

Kankemenag Kota Bandung melayani 30 – 50 orang pendaftar. Dari 9 Bank Penerima Setoran BPIH yang telah dikonfirmasi, baru empat bank yang telah bersedia untuk memberikan layanan melalui gerai bank yang disediakan di dalam Layanan Haji Satu Atap Kankemenag Kota Bandung, yaitu Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, CIMB Niaga Syariah, dan Bank Permata Syariah.

Kepala Cabang Bank Mandiri Syariah Cabang Metro Bandung, Endah Apriani, men-

Tegasnya bahwa faktor pendorong mun-culnya gerakan radikalisme diantara faktor-faktor itu adalah ideologis anti westernisasi, Kapitalisme global dan problem kemiskinan, Pemahaman agama lemah, Sosial politik, Emosi keagamaan, kultural, dan ideologis anti westernisme (Demikian Sambutan Kakanwil Kemenag Prov. Jabar yang di Wakili Oleh Dr. H. M. Athoilah, M.Ag selaku Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jabar pada acara pembukaan Jum’at, 25/5)

gungkapkan bahwa layanan haji satu atap ini sangat menguntungkan baik bagi jemaah maupun bagi Bank itu sendiri. Jemaah tidak perlu antri menumpuk di Bank, tambahnya.

Endah Apriani mengungkapkan sebagai Bank yang telah 16 tahun berpengalaman dalam pelayan setoran haji, BSM tidak mengalami kesulitan dengan penerapan sistem pendaftaran yang berlaku saat ini. Menurutnya, sistem layanan haji satu atap dapat membangun sinergitas antara Kemenag dengan Bank Syariah. (Tri Budiono)

Selaras dengan laporan ketua pelaksana bahwa Menghadapi dinamika dan komplek-sitas permasalahan yang terjadi ditengah-tengah kehidupan kita maka diperlukan langkah-langkah kongkrit terkait dengan eksistensi kementerian agama di jawa barat (demikian laporan yang disampaikan oleh Dr. H. Jamaluddin, SH, M.Si, selaku Kepala Sub Bagian Hukum dan KUB sekaligus ketua pelaksana Kegiatan).

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa tujuan kegiatan tersebut adalah Memberikan edu-kasi tentang penanganan gerakan radikal-isme, Meningkatkanwawasan, pema-haman dan pengetahuan pada tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan tokoh pemuda tentang bahaya gerakan radikalisme, dan Meningkatkan kesadaran warga tentang bahayanyagerakan radikalisme dan memberi-kan kontribusi positif untuk keutuhan negara kesatuan republik indonesia yang kita cintai ini,kegiatan tersebut di hadiri oleh keterwaki-lan Guru Agama pada Pondok Pesantren dan Guru Agama pada Sekolah MA/SMA/SMK dan Para Penyuluh Agama di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota Cirebon yang dilaksanakan diBentani Hotel & Residence Jl. Siliwangi No. 69 Kejaksan Cirebon (demikian dalam laporannya). RIF

Kemenag Kota Bandung Siapkan Layanan Haji Satu Atap

Subbag Hukum Selenggrakan Workshop Penanggulangan Gerakan Radikalisme

Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Subang menerima Kunjungan Kerja (KUNKER) komisi D DPRD Ka-

bupaten Karawang, dalam kunjungannya, DPRD Karawang ingin menggali tatake-

lola pendidikan madrasah untuk semua jenjang dan pondok Pesantren yang ada dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Subang, Kamis (24/4).

Rombongan diterima oleh Kasubag TU,

Kantor Kemenag Subang Terima Kunker Komisi D DPRD Kab. Karawang

Drs. H. Haposan Lubis dan Kepala Seksi Madrasah, Drs. H. Ahmad Sadudin, M.Pd. acara dikemas dalam bentuk diskusi untuk bertukar pikiran mengenai pengelolaan madrasah dan pondok pesantren, kaitan-nya dengan kerjasama antara pihak Ke-menterian Agama dengan Pemerintahan Daerah Kabupaten Subang.

Seperti diketahui bahwa di Kabupaten Subang, untuk pengelolaan Madrasah dan Pondok Pesantren sudah terjalin dengan baik antara Kemenag dengan Pemerintah daerah seperti dalam penggajihan guru ngaji yang ada di pondok pesantren, atau penggajian untuk guru agama, bahwa pemerintahan daerah menyediakan ang-garan. Sedangkan, Kemenag Kab. Subang sendiri menyediakan data yang valid guru-guru agama, baik yang ada di madrasah maupun guru ngaji yang ada di pondok pesantren dan diniyah takmiliyah. (Jejen Mujiburrohman)

Bertempat Di Hotel Karya Nunggal Asri-Paseh, seluruh Kepala Seksi dan staf PPK, Para Perencana, serta

Kepala TU pada seluruh satker yang ada di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sumedang mengikuti kegiatan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pe-meritah (LAKIP) yang diselenggarakan Set-jen pada Kantor Kementerian Agama Kabu-paten Sumedang, Kegiatan ini berlangsung 2 hari (10 dan 11 Maret 2016). Selain Kepala Kantor Kemenag Kab. Sumedang, kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Kan-tor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat yakni Drs.H Yudi Yusufyandi (Kasubbag Ortala dan Kepegawaian) dan Gatot Fajar Arifianto, ST, M.Si (Analis Hasil Pengawasan dan Dumas).

Dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan Kepala Kantor Kemenag Sume-dang menyampaikan kegiatan ini harus menghasilkan dua produk yakni produk 2015 dan 2016, sehingga tahun 2016 ting-gal melengkapi saja, laporan kinerja tahun 2015 sudah dibuat/susun tinggal menam-bahkan beberapa kekurangan. Untuk tahun 2016 nanti di bulan Desember semua satker menyerahkan laporan hasil pekerjaan 2016, dan saya berharap Bulan November 2016 serapan anggaran harus sudah 100%.

Kepala Kantor berharap melalui kegia-tan ini kita semua dapat mendalami men-genai LAKIP ini, sehingga Laporan Kinerja yang dibuat benar-benar berkualitas dan akuntabel sesuai dengan aturan yang ber-laku.

Dalam paparan materinya Kepala Kan-

tor menyampaikan beberapa hal diantanya bahwa dasar dari kegiatan ini adalah Pera-turan Presiden Republik Indonesia no.29 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja In-stansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) no. 53 Th. 2014 tentang pe-tunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja, dan tatacara review atas laporan. Laporan akhir dari seluruh satker dituju-kan kepada Setjen di pusat lalu kemudian laporan tersebut disampaikan kepada Menteri untuk disampaikan lagi kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan). Di Kementerian Agama ada PMA no. 172 Tahun 2014, tentang petunjuk teknis pelaksanaan penyusunan penetapan kinerja dan pelaporan akuntabilitas kinerja

Instansi Pemerintah (AKIP) di Lingkungan Kementerian Agama.

Sementara itu dalam paparan materin-ya Nara sumber dari Kantor Wilayah Keme-nag Prov. Jawa Barat Gatot Fajar Arifianto, menyampaikan diantaranya bahwa pada point-point renstra harus berisi Visi, misi, tujuan, sasaran strategis dan program, Visi dan misi sama dengan Kementerian Agama Pusat, tujuan dan sasaran strat-egis bisa lebih spesifik dapat disesuaikan dengan kekhasan daerah Kab. Sumedang, tapi tidak melampaui atau melenceng ter-lalu jauh, boleh menambahkan sasaran strategis dan programnya dari yang su-dah ditetapkan oleh pusat. Target dalam sasaran strategis semuanya harus terukur. (Hasan Bisri)

Kemenag Kab. Sumedang Gelar Pembinaan Penyusunan Lakip

22 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Dalam rangka optimalisasi kinerja dan profesionalisme pada jajaran Penghulu

dan Penyuluh Agama, Kantor Kementerian Agama Kota Depok melakukan pembinaan sekaligus penyerahan SK Kelompok Kerja Penghulu (Pokjahulu) dan Kelompok Kerja Penyuluh Agama (Pokjaluh) oleh Kasub-bag Tata Usaha, Drs. H. M. Ma’sum, MM di aula Kantor Kementerian Agama Kota Depok. Rabu, (24/2/2016)

Dalam arahan dan pembinaannya Ka-subbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Depok, Drs. H. M. Ma’sum, MM, menyampaikan bahwa kinerja ASN di lingkungan Kementerian Agama Kota Depok harus terus meningkat.

”Hari ini harus lebih baik dari hari ke-marin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, untuk mencapai hal itu maka diper-lukan adanya niat yang baik, perencanaan

Optimalisasi Peran Pokjahulu dan Pokjaluh, Kemenag Kota DepokAdakan Pembinaan

yang baik, terarah dan terukur”, demikian disampaikan oleh H. Ma’sum.

Ditambahkan oleh H. Ma’sum penyuluh dan penghulu disamping mempunyai tu-gas-tugas pelayanan kepada masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk menjaga integritas dan profesionalitasnya sebagai aparatur Kementerian Agama yang mampu memberikan ketauladanan.

Menurut H. Ma’sum sejak menerima SK maka otomatis para Penghulu dan Penyuluh yang masing-masing sudah tergabung dalam suatu Pokja tentunya harus mampu mandiri dalam menterje-mahkan, mengekspresikan antara hak-hak, kewajiban, tugas dan fungsinya dan harus menjunjung tinggi tugas dan kewajiban-nya sebagai abdi negara sesuai dengan ketetapan, peraturan dan Undang-Undang yang berlaku.

Dalam kesempatan tersebut sekaligus diserahkan SK Pokjahulu dan Pokjaluh se-cara simbolis kepada Syaiful Milla sebagai ketua Pokjahulu dan H. Ahmad Fachruddin selaku ketua Pokjaluh di lingkungan Kan-tor Kementerian Agama oleh Kasubbag Tata Usaha, Drs. H. M. Ma’sum, MM. (Lan Stiawan)

Bertempat di Aula Kemenag KBB (11/4), Kepala Kemenag, Drs. H. Asep Ismail,

MSi, didampingi oleh Kasubbag TU, Drs. H. E. Nadzier Wiriadinata, M.MPd, dan Kasi Bimas, Drs. H. Usep Permana, menyerah-kan SK calon ASN kepada 17 orang yang berasal dari K2 PAH dan P3N. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala KUA dari Ke-camatan Sindangkerta, Gununghalu, Cipa-tat, dan Parongpong.

Dalam amanahnya, Kepala Kemenag menyampaikan “Pengangkatan Saudara sebagai calon ASN ini merupakan salah satu cara Allah mengangkat harkat Sau-dara setelah sekian lama mengabdikan diri di Kemenag.” Oleh karena itu, tambahnya, penerimaan SK sebagai calon ASN ini harus dijawab dengan kinerja yang baik, penuh tanggungjawab, serta disiplin. “Itulah bukti rasa syukur Saudara kepada Allah SWT, “ tegasnya.

“Diluar sana masih ada jutaan orang yang mengantri ingin bekerja selaku ASN dilingkungan Kemenag,” ungkapnya.Kepala Kemenag pun mengingatkan bahwa seusai menerima SK tersebut, para calon ASN tidak boleh tertipu oleh oknum-ok-num yang boleh jadi mengatas-namakan Kepala Kemenag, Kasubbag TU, Kasi Bimas atau siapa saja yang mengaku-ngaku te-lah berjasa dan kemudian minta sejumlah uang.“Jangan berubah sikap ! Misalnya jadi sombong, takabur atau perilaku yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai Syar’i,” demikian Kepala Kemenag mengingatkan.

“Saudara-Saudara ini baru calon ASN. Karenanya, hindari hal-hal yang mem-buat status Calon ASN Saudara-Saudara dicabut,” jelasnya.

Diingatkan pula bahwa sejak SK terse-but diterima oleh mereka maka sejak saat itulah mereka ada dalam pantauan pimpinan atau atasan mereka langsung.Secara khusus, Kepala Kemenag pun meng-ingatkan Calon ASN yang berasal dari P3N agar menghilangkan kebiasaan lama saat menjadi P3N.

“Jangan pernah lagi berani meminta biaya pencatatan nikah lebih dari apa

yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Rp 600.000 rupiah!” “Ketika kami mendengar masih ada yang berani minta lebih, kami akan tindak tegas,” ungkapnya dengan intonasi penuh ketegasan.

Kepada Calon ASN dari PAH, Kepala Ke-menag mengungkapkan bahwa jabatan Pe-nyuluh Agama sangat strategis. Ketika Pe-nyuluh memiliki kemampuan lebih, maka yang bersangkutan bakal hadir dimana-ma-na dan dilibatkan oleh masyarakat dalam berbagai aktivitas di masyarakat maupun dikalangan pemerintahan. Kepala meminta agar Penyuluh Agama benar-benar fokus pada upaya mewujudkan kehidupan be-ragama yang harmonis. (arif)

Kepala Kantor Kemenag KBB : Penerimaan SK CPNS (Calon ASN) Harus Dijawab denganKinerja Baik

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 23

BERITA DAERAH 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

24 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DUKA

Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji’un

Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Barat turut berduka atas wafatnya

H. KOESWAYA AL ITSYAM, usia 62 tahun, Jabatan terakhir Mantan Kakemenag Kab. Ciamis, meninggal pada Rabu 20 April 2016 pukul 17.45 WIB dimakamkan di Kp. Jalatrang Ds. Cimari Cikoneng Ciamis.

ASAN KARSANA BIN SUHARMI, usia 78 tahun, Ayahanda dari H. Jatnika Kasi PAI pada SMP danSMPLB, meninggal pada Senin 4 Mei 2016 dimakamkan di Cikelet Kab. Garut.

Semoga Almarhum mendapat limpahan maghfiroh Allah SWT, diterima amal ibadahnya danpara keluarga yang ditinggalkan diberi karunia, kesabaran, ketabahan serta ketawakalan dalam

menerima musibah ini.Amin yaa Robbal ‘alamin

KEPALAH. A. BUCHORI

Sejumlah 84 Siswa-Siswi berprestasi utusan Madrasah Aliyah se Kota Banjar mengikuti ajang Kompetisi

Sains Madrasah (KSM) Tahun 2016, ber-pusat di Kampus MAN Kota Banjar, Selasa (29/03).

Dalam Kompetisi Sains Madrasah Ting-kat Madrasah Aliyah ini, terdapat enam mata pelajaran yang dilombakan, yaitu, mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi dan Geografi. Dari setiap mata pelajaran tersebut, setiap Madrasaha Aliyah berkesempatan mengirimkan dua orang peserta.

Ketua penyelenggara KSM, Drs. Zaenal Muttaqin, M.Pd.I., mengutarakan, tujuan pelaksanaan kegiatan ini, diantaranya adalah untuk menyediakan wahana juga membangun motivasi dalam mengem-bangkan bakat dan minat siswa di bidang sains. Selain itu, lanjut Zaenal, kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan budaya kompetitif yang sehat dikalangan siswa.

“Kita jadikan Kompetisi Sains Madra-sah ini untuk memberi kesempatan bagi siswa dalam belajar, berkreatifitas dan berprestasi”. Ungkapnya.

Kegiatan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Madarasah Aliyah ini dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor

Kementerian Agama Kota Banjar, Drs. H. Dadang Romansyah, M.Si. dilanjutkan den-gan penyematan tanda peserta.

Dalam amanatnya, Kakemenag menu-turkan, Kompetisi Sains Madrasah ini mer-upakan ajang yang sangat berkualitas, dan tentunya sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi siswa-siswi yang mengikuti-nya. Karena tentunya siswa dan siswi yang hadir sekarang ini, merupakan siswa-siswi yang berprestasi dan unggul dibanding siswa-siswi lainnya, dipercaya menjadi utusan untuk mengharumkan nama seko-lahnya masing-masing.

“Kalian adalah siswa-siswi pilihan. Ka-lian hadir ditempat ini, membawa nama baik sekolah.” tegas Kakemenag.

Lebih lanjut, Pria kelahiran Tasikmalaya ini berpesan, sebagai siswa-siswi Madrasah kita harus menanamkan dan membangun semangat, kreatif dan inovatif. Perlihatkan bahwa siswa-siswi Madrasah ini memiliki kemampuan dan penguasaan ilmu penge-tahuan yang luas, sehingga mampu bersa-ing dengan sekolah-sekolah lainnya.

“Buktikan bahwa Madrasah lebih baik, dan lebih baik Madrasah.”Pungkasnya. (Aep Saepulloh)

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Kepala Kantor Kemenag Kota Banjar Buka Kompetisi Sains Madrasah Tingkat MA

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 25

Seleksi calon petugas haji musim haji 2016 tingkat Provinsi Jawa Barat dilang-

sungkan serentak Rabu (27/4/16). Di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor proses seleksi digelar di Yayasan Darmais, Kecamatan Sukaraja. Peserta yang mengikuti seleksi calon petugas haji asal Kabupaten Bogor sebanyak 47 orang, mereka yang ikut merupakan PNS dilingkungan Kemenag Kab

BogorUniknya, proses seleksi calon petugas

haji di Kabupaten Bogor di monitoring dan di evaluasi (Monev) secara langsung oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinis Jawa Barat H. A. Buchori.

“Kebetulan saya mendapat tugas untuk melihat secara langsung proses seleksi calon petugas haji pada musim haji tahun ini,” kata

Kakanwil Kemenag Prov. Jabar Monev Tes Seleksi Petugas Haji di Kab. Bogor

H. Buchori.Lebih jauh dia mengatakan, jika saat ini

Kemenag terus memperbaiki segala kebutu-han yang berkaitan dengan penyelenggaraan Ibadah haji. “Karena ini sudah jadi komitmen, maka kita perbaiki dari segi kualitas pelayan-an ibadah haji disisi petugas,” imbuhnya.

Dirinya berharap, siapapun yang lulus tentu harus memiliki niat dan keinginan besar untuk melayani Jemaah dan menguat-kan program Kemenag.

Sementara itu, Kepala Kankemenag Kab Bogor H. Suhendra mengatakan, ini meru-pakan seleksi yang wajib diselenggarakan Kemenag dalam rangka mencari para petugas haji yang berkualitas.“Ini rangkaian dari pros-es persiapan haji 2016,” kata H. Suhendra.

Mengenai peserta, sambung dia, berasal dari PNS di lingkungan KEmenag Kabupaten Bogor meliputi guru, penyuluh, staf, pen-ghulu dan para kepala KUA.

“Jadi, semua peserta atau PNS memi-liki hak yang sama untuk ikut seleksi men-jadi petugas haji, soal kelulusan tentu ada aturan dan mekanismenya,” tegasnya. (Ade Irawan)

Dengan semakin majunya ekonomi dan teknologi maka segala sesuatu pun diu-

kur dengan rasio (akal), akibatnya hal-hal dalam agama pun yang semestinya diyakini dengan hati nurani dan akal, hanya diukur dengan akal. Karena akalnya tidak sam-pai , timbul penafsiran sendiri yang tidak dibarengi dengan kaidah yang benar yang akhirnya muncullah pemahaman baru yang keluar dari mainstream. Demikian disampai-kan Kepala Kanmenag Kota Cimahi, Drs. H. Ismatullah Syarif, M.Ag, dalam sambutan-nya, saat membuka acara Pembinaan Paham Keagamaan tingkat Kota Cimahi di Hotel Endah Parahyangan Cibeureum Bandung, Kamis (24/03).

Lebihlanjut Kakemenag mengatakan menindaklanjuti permasalahan tersebut Kementerian Agama berkewajiban untuk meluruskannya dengan pembinaan umat beragama salahsatunya ,melalui “Pembinaan Paham Keagamaan” dan sebagai pelaksana teknisnya ada pada Penyelenggara Syari’ah.

Sementara itu Penyelenggara Syari’ah Kankemenag Kota Cimahi, Hj. Siti Sa’diah, S.Ag, M.Si dalam laporannya, menyampai-kan bahwa maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menindaklanjuti amanat Menteri Agama RI bahwa setiap anggaran yang ada di Kementerian Agama harus berdampak pada masyarakat. Sehubungan beberapa waktu yang lalu kita dikejutkan dengan munculnya aliran/paham Gafatar

(Gerakan Fajar Nusantara) dan paham aliran menyimpang lainnya yang keluar dari kaidah agama yang baku (mainstream) maka hal ini membuka mata kita yang selama ini luput dari perhatian kita, padahal pembinaan dan sosialisasi paham-paham keagamaan ini merupakan bagian dari tupoksi dan tang-gungjawab Kementerian Agama dalam hal ini Penyelenggara Syari’ah. jumlah peserta 30 orang yang terdiri dari unsur Penyuluh Agama Islam fungsional, Penyuluh Agama non PNS, perwakilan ormas Islam, KKG/MGMP se-Kota Cimahi.

Dalam kegiatan ini hadir pula Ketua MUI Kota Cimahi, Da’i kondang yang juga Ketua

Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) / FUUI Drs. KH. M. Athian Ali Da’i, Lc, MA yang mana keduanya menyampaikan apresiasi yang setinggi tingginya pada Kementerian Agama Kantor Kota Cimahi yang telah mengadakan “Pembinaan Paham Keagamaan” karena hal ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena baru sekarang dan pertama ini Kementerian agama menyelenggarakan keg-iatan yang ada kaitannya dengan sosialisasi dan pembinaan paham-paham keagamaan dalam upaya meningkatkan keyakinan ummat beragama dan membentengi akidah umat dari paham-paham yang menyimpang. (Iwan Setiawan)

Penyelenggara Syariah Kemenag Kota Cimahi Gelar Pembinaan Paham Keagamaan

BERITA DAERAH 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

26 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Bertempat di Hotel Gerbera, Cipayung Kabupaten Bogor, 60 orang guru agama Katolik di sekolah dan katekis Gereja

di Kota Bekasi mengikuti kegiatan orien-tasi peningkatan mutu guru Agama Katolik, kamis-Jumat 28-29 April 2016. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidik agama Katolik menjadi guru yang berkualitas dan professional.

“Maju tidaknya generasi muda terletak di pundak Bapak dan ibu guru, karena itulah saya bersyukur acara orientasi ini dapat dilaksanakan,” Kata Kepala Kementerian Agama Kota Bekasi, Maman Sulaiman dalam

sambutannya.Lebih lanjut, Maman berharap agar keg-

iatan ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pendidik agama Katolik sekaligus meningkatkan kualitas guru dalam memberi-kan pelayanan kepada anak didiknya.

Bicara tentang kualitas, ada 4 hal yang tidak akan kenyang di dunia ini. Pertama perempuan dari laki -laki, mata dari melihat, bumi dar hujan dan yang terakhir orang berilmu dari ilmu.

“Semakin banyak ilmu yang didapatkan seseorang semakin kurang ia dengan ilmu-nya, dari sinilah kita bisa melihat kualitas,”

Penyelenggara Katolik Kota Bekasi Gelar Orientasi Peningkatan Guru Agama

Imbuh Maman.Dari segi keilmuan, lanjut Maman Sudah

dapat dipastikan para guru Agama Katolik disini pasti memiliki ilmu dan profesional, namun untuk meningkatkan kualitas keil-muannya seluruh Guru Katolik ini dapat berkumpul disini, meluangkan waktunya dan menggali ilmu bersama-sama.

“ Saya berterimakasih dengan kekompak-kan dan ketepatan waktu para panitia dan peserta kegiatan, mudah mudahan semuanya bisa mengikutinya dan mengambil man-faatnya untuk direalisasikan di lapangan,” Puji Maman yang disambut tepuk tangan peserta.

Pada kesempatan yang sama, ketua pani-tia kegiatan orientasi peningkatan mutu Guru Agama Katolik, Chatarina Rinanti menjelas-kan tujuan kegiatan yakni untuk meningkat-kan motivasi dan spiritualitas para pendidik dan katekis di dalam memberikan pelayanan kepada anak didiknya baik yang berkarya di sekolah maupun di gereja. Kedua mempere-rat hubungan persaudaraan para pengajar pendidikan agama Katolik dan secara khusus di dalam tahun suci luar biasa kerahiman Allah, para pendidik dan katekis mampu memahami, menghayati, dan mengalami kerahiman Allah yang membarui kehidupan. (Evi Agustin)

Hari ketiga pelaksanaan Ujian Nasional Madrasah Aliyah Tahun 2016, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten

Tasikmalaya, Drs. H. Agus Abdul Kholik, MM hari ini Rabu (06/04/16) meninjau langsung pelaksanaan Ujian Nasional di dua Madrasah Aliyah swasta yang berada diwilayahnya. Kedua madrasah tersebut adalah Madrasah Aliyah (MA) Al Hamidiyah Cipancur, ds. Sirnasari Kecamatan Sariwangi dan MA Al Ikhlas di Kp./Ds./Kecamatan Padakembang. Di hari pertama UN, H.Agus meninjau UN di MAN 2 Tasikmalaya (MAN Cipasung) Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Ikut mendampingi Kepala Kankemenag, Pengadministrasi Humas Kankemenag Kabupaten Tasikmalaya Fajri Adi Nugraha, S.IP. Di kedua madrasah tersebut Kakemenag mengapresiasi pengurus yayasan dan guru madrasah atas sumbangsihnya terhadap pendidikan di negeri ini.

“Saya, atas nama pemerintah, mengapre-siasi dan berterimakasih kepada para guru dan yayasan Al-Ikhlas yang berperan aktif dalam membantu mencerdaskan masyarakat kita. Al-Ikhlas mempunyai sejarah panjang dalam mengelola pendidikan. Apalagi di Padakembang ini, tidak mudah dan seder-

hana mengelola sebuah lembaga pendidikan. Tidak ada pilihan lain, kita harus melanjut-kan perjuangan para pendahulu kita dalam mewujudkan peradaban yang lebih baik. Saat ini, tuntutan zaman semakin komplek, persaingan semakin ketat. Kita harus kuat-kan niat kita, ketrampilan kita, kompetensi kita dan berbagai hal yang berada dalam masyarakat dan dibutuhkan masyarakat,” terang Agus saat berdialog guru MA dan pengurus Yayasan Al-Ikhlas.

MA Ikhlas dirikan pada 1969 oleh H. Adang Rusman (Mantan Bupati Tasikmalaya) dan tergabung dalam keluarga besar yayasan Al-Ikhlas yang mengelola juga Raudhotul Athfal dan Madrasah Tsanawiyah. Peserta UN MA Ikhlas seperti dikatakan Kepala Madrasah Abdul Basit, S.Ag berjumlah 27 anak didik jurusan IPA. MA al-Ikhlas juga sudah mempunyai ruang multimedia, seh-ingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik. (Fajri Adi Nugraha)

Kepala Kantor Kemenag Kab. Tasikmalaya Apresiasi UN di MA Swasta

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi H. Hilmi Riva’i

melakukan monitoring pelaksanaan Ujian Nasional Madrasah Aliyah Tahun Ajaran 2015/2016. Menurut Hilmy Ujian Nasional merupakan kegiatan pengukuran capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

Adapun jadwai UN, kata dia, Jadwal Pelaksanaan UN MA (Utama) pada tanggal 4 sd 6 April 2016 dan apabila ada peserta ujian yang tidak dapat mengikuti UN MA (UTAMA) berdasarkan alasan yang jelas, dapat mengikuti UN MA ( Susulan ) pada Tanggal 11 sd 13 April 2016.

“Untuk jadwal memang kita mengikuti kalender yang sudah ada,” kata Hilmi.

Mata Pelajaran yang diujikan pada UN MA sebanyak 6 Mata pelajaran yaitu Ba-hasa Indonesia,Matematika dan Bahasa inggris serta mata pelajaran tertentu un-tuk setiap program/peminatan yaitu : Mata Pelajaran Kimia,Biologi dan Fisika untuk IPA,Mata Pelajaran Geografi,Sosiologi dan Ekonomi untuk Program IPS dan ata

Pelajaran Sastra Indonesia / Bahasa dan Sastra Indonesia, Antropologi dan Bahasa Asing untuk Program Bahasa, Mata Pelaja-ran Hadis, Fiqih dan Tafsir untuk Program Keagamaan.

H.Hilmy Riva’i mengingatkan kepada Kepala Madrasah Penyelenggara dan Panitia melaksanakan tugas dengan sung-guh – sungguh dan menciptakan suasana

yang kondusif, sportif dan menanamkan kejujuran pada peserta didik dalam melak-sanakan UN.

“Dalam pelaksanaan UN harus me-megang teguh integritas karena Prestasi Penting,tetapi jujur yang utama, Motto UN 2016 adalah Ujian Nasional jujur dan berprestasi ( PRESTASI YA, JUJUR HARUS ),” pungkasnya. (Sri Ida Fitriani)

Kepala Kantor Kemenag Kab. Sukabumi : Tanamkan Kejujuran dalam UN

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 27

BERITA UTAMA 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Untuk tingkatkan kedisipilinan Guru Ma-drasah di Lingkungan Kemenag Kab.

Majalengka, Kankemenag Kab. Malengka melalui pengawas madrasah melakukan sosialisasi Perdirjen Pendis No. 1 Tahun 2013 Tentang Disiplin Kehadiran Guru. Keg-iatan yang dimotori oleh Yoyoh Adewiyah, Pengawas Madrasah, dilaksanakan di MAN 3 Majalengka, Jl. Lanus S. Sukani Jatiwangi Majalengka, Selasa (22/03). Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Madrasah, Budiharjo. M.Pd, beserta seluruh Civitas Akademika MAN 3 Majalengka.

Kepala Kankemenag Kab. Majalengka, Dr. H. Cece Hidayat, menilai penting keg-iatan tersebut. Ia memandang bahwa ting-kat kedisiplinan guru dalam hal kehadiran

masih perlu ditingkatkan lagi.Berdasarkan penilaian tersebutlah,

Yoyoh Adewiyah, selaku pengawas madra-sah memandang perlunya pembinaan un-tuk meningkatkan kedisiplinan guru seba-gaimana yang telah diatur dalam Perdirjen Pendis. Perdirjen ini mengatur Pelaksan-aan Hari dan Jam Kerja, Beban Mengajar, Pengisian Daftar Hadir, dan Sanksi bagi guru yang tidak melaksanakan Peraturan tersebut. Sosialisasi Perdirjen ini sangat selaras dengan apa yang ditekankan oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Maja-lengka belakangan ini. Hal ini dalam rangka meningkatkan Profesionalisme, kinerja, dan efesiensi pelaksanaan tugas guru di lingkungan Madrasah.

Dalam Peraturan Dirjen Pendis no 1 Ta-hun 2013 ditetapkan bahwa hari kerja guru ditetapkan 5 (Lima ) hari kerja perminggu mulai hari Senin sampai hari Jum’at atau 6 (Enam ) hari kerja dimulai hari Senin sam-pai hari Sabtu, ini disesuaikan dengan hari kerja yang berlaku di Pemerintah Daerah setempat.

Menurut Yoyoh, mayoritas Madrasah yang ada di Kementerian Agama Kab Majalengka termasuk MAN 3 Majalengka, melaksanakan 6 ( Enam ) hari kerja dimu-lai hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Dengan jumlah jam kerja 37,5 (Tiga puluh tujuh koma lima ) jam perminggu. Dalam hal ini setiap guru wajib hadir rata_rata 6.25 (Enam koma dua puluh lima) jam perhari.

Jam kerja pada bulan Ramadhan diatur tersendiri sesuai dengan peraturan perun-dang_undangan Sementara itu dari 37’5 (Tiga puluh tujuh koma lima) jam guru wa-jib mengajar sekurang_kurangnya 24 jam pelajaran dan sebanyak_banyaknya 40 (empat puluh ) jam pelajaran perminggu.

Ini mengandung arti bahwa kalau dihi-tung rata rata setiap hari dengan meng-gunakan enam hari kerja dengan jumlah 37,5 jam kerja maka guru cukup dengan mengampu 4 jam tatap muka perhari.. Akan tetapi guru harus tetap memenuhi jam kerja minimal 6,25 jam perhari. (Taupik Hidayat)

Kemenag Kab. Majalengka Sosialisasikan Perdirjen Pendis No.1 Tahun 2013

28 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII BERITA DAERAH

Madrasah Aliyah Se Kota Cirebon, Senin 14 Maret 2016, serentak menggelar Ujian Akhir Madrasah

Berstandar Nasional (UAMBN) yang diikuti 2 MAN dan 7 MAS, dengan jumlah murid 644 peserta.

Kepala Kemenag Kota Cirebon Drs. H.

Masykur, M. Pd, membuka di MAN 1 Kota Cirebon, Kasubbag T U Drs. H. Lukmanul Hakim, M. Si, membuka di MAN 2 Kota Cire-bon dan Kasi Pendidikan Madrasah Drs. H. Khareon, M.Ag, membuka di MAS Assunah Kota Cirebon, sedangkan Para Pengawas membuka di MAS lainnya.

Madrasah Aliyah Se-Kota Cirebon Siap Ikuti UAMBN

Dalam amanatnya Kepala Kasubbag TU Drs. H. Lukmanul Hakim, M.Si. menyampai-kan bahwa Ujian Nasional untuk mengevalu-asi pembelajaran para siswa/siswi dan penila-ian hasil belajar serta mengevaluasi program Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) diseluruh tingkat Madrasah se Kota Cirebon dan juga sebagai alat ukur proses pembelajaran.

Selanjutnya UAMBN, bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa/siswi Aliyah, pada akhir jenjang pada satuan pendidikan, sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang ditetapkan secara nasional.

Akhirnya siswa siswi kelas XII wajib mengikuti UAMBN, sebagai standar kelulusan di Madrasah Aliyah masing masing.

Di tempat terpisah Kepala MAN 2 Kota Cirebon Drs. Isro Mutamarullah, M. Pd bahwa madrasah siap melaksanakan UAMBN karena jauh hari sebelumnya siswa siswi dan para Guru mata pelajaran sudah mempersiap-kan belajar tambahan dan siswa siswi sudah banyak yang mengikuti try out dan latihan lainnya. Secara mental mereka sudah siap. (Tommy Setiyawan)

Kafilah kota Bandung kembali meraih juara umum untuk yang ke enam kalinya pada gelaran Musabaqoh

Tilawatil Al-Qur’an (MTQ) Ke ke XXXIV di kota Tasikmalaya.

Kepastian kafilah kota Bandung juara umum disampaikan oleh panitia yaitu ketua LPTQ Jawa Barat bersamaan den-gan berlangsungnya acara pentupan yang dilaksanakan di panggung utama Komplek Gelanggang Olahraga Dadaha Kota Tasik-malaya, Sabtu malam, (23/4).

Kafilah kota Bandung meraih nilai 63 disusul tuan rumah Kota Tasikmalaya diu-rutan kedua dengan nilai 52 dan Kabupaten Bekasi diurutan ketiga dengan nilai 32.

Keberhasilan kafilah kota Bandung meraih juara umum, disambut gembira oleh seluruh kafilah tak terkecuali Walikota Bandung, Dr. H. Ridwan Kamil dan Wakil Walikota, H. Oded Danial yang sengaja da-tang pada acara penutupan. Piala bergilir juara MTQ Tingkat Provinsi Jawa Barat Ke-34 diterima langsung oleh Walikota Bandung, Dr. H. Ridwan Kamil.

Usai acara penutupan Dr. H. Ridwan Kamil dan H. Oded Danial bertemu lang-sung dengan seluruh kafilah kota Band-ung di Hotel Harmoni tempat kafilah kota Bandung menginap selama pelaksanaan MTQ berlangsung.

Dalam acara tersebut Dr. H. Ridwan

Kamil menyampaikan rasa syukurnya atas diraihnya kembali juara umum MTQ ting-kat Jawa Barat oleh kota Bandung untuk yang ke-6 kalinya. Kepada seluruh peserta, pembina, official dan panitia kafilah kota Bandung Kang Emil panggilan akrab warga kota Bandung menyampaikan ucapan teri-ma kasih atas usaha dan kerja keras yang telah ditampilkan selama mengikuti MTQ Ke-34 di Kota Tasikmalaya.

“Atas pencapaian prestasi meraih juara umum pada ajang Musabaqoh Tilawatil Al-Qur’an Tingkat Jawa Barat untuk yang ke enam kalinya, saya atas nama walikota dan masyarakat kota Bandung menyampai-kan yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta, pembina, official dan panitia yang dengan gigih telah menampilkan usaha dan kerja keras pada MTQ Ke-34 di Kota Tasik-malaya.” Ucapnya. (Agus Sapardin)

Kota Bandung Raih Juara Umum MTQ Enam Kali Berturut-turut

Walaupun keduanya mempunyai pengertian yang sama “selamat datang” tetapi penggunaannya berbeda. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan al-Qur’an (p.512) menjelaskan para ulama tidak menggunakan ahlan wa sahlan untuk menyambut datangnya bulan ramadlan, melainkan “marhaban ya ramadlan”. Kata “ahlan” terambil dari kata ahl yang berarti “keluarga”, sedangkan sahlan berasal dari kata sahl yang berarti mudah. Juga berarti “dataran rendah” karena mudah dilalui, tidak seperti “jalan mendaki”. Ahlan wa sahlan, adalah ungkapan selamat datang, yang dicelahnya terdapat kalimat tersirat yaitu, “(Anda berada di tengah) keluarga dan (melangkahkan kaki di) dataran rendah yang mudah.”

Masih menurut Quraish Shihab, kata marhaban terambil dari kata rahb yang berarti “luas” atau “lapang”, sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan dada lapang, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya.

Pada awal minggu ini kita banyak menyaksikan baligo, spanduk, pamphlet, brosur dan sebagainya menghiasi kantor-kantor pemerintah, lembaga swasta, lembaga-lembaga pendidikan, masjid,

mall, stasiun kereta api, bandara, terminal bus, pasar, bahkan di tempat ibadah non muslim-pun terpampang dengan jelas kata “Marhaban ya Ramadhan” atau “sela-mat datang Ramadhan”. Pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan marhaban ya ramadhan tersebut.

Kata Marhaban sebagaimana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) di artikan sebagai kata seru (aktif) untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang). Sama halnya dengan kata “ahlan wa sahlan” yang juga berarti selamat datang.

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 29

MARHABAN

YA RAMADHAN

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA)

Masykur H Mansyur

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL

Dari akar kata yang sama dengan “marhaban”, terbentuk kata rahbat yang antara lain berarti “ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan.” Marhaban ya Ramadhan berarti “Selamat datang Ramadhan” mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan; tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya “mengganggu ketenangan” atau suasana nyaman kita.

Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah Swt.

Dalam menyambut bulan suci ramadlan tahun 1437 H. 2016, ini ada baiknya menyimak apa yang disampaikan oleh baginda Rasulullah saw dalam sebuah hadits sebagai berikut:

Diriwayatkan dari Salman r.a., ia berkata, “Rasulullah saw, pernah menyampaikan khutbah kepada kami pada akhir bulan Sya’ban. Beliau bersabda;

Wahai saudara-saudara sekalian, bulan yang agung dan penuh berkah sudah hampir tiba, bulan yang didalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang puasanya ditetapkan oleh Allah sebagai kewajiban dan shalat tahajudnya sebagai ibadah sunnah. Barang siapa melakukan sebuah amal sunnah di dalamnya, maka ia seperti orang yang menunaikan sebuah amal fardhu di luarnya; dan barang siapa melakukan sebuah amal fardhu di dalamnya, maka dia terhitung seperti orang yang menunaikan tujuh puluh amal fardhu di luarnya. Dia adalah bulan kesabaran, dan pahala kesabaran adalah surga. Dia adalah bulan penghiburan (kepada kaum miskin). Pada bulan tersebut rezeki seorang mu’min bertambah. Barang siapa memberi buka kepada seorang yang berpuasa, niscaya dosa-dosanya akan diampuni, dirinya akan dibebaskan dari neraka, dan dia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa berkurang sedikit pun pahalanya.

Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua orang punya harta untuk memberi buka kepada orang yang berpuasa”! Rasululah bersabda, Allah memberi pahala ini kepada siapa pun yang memberi buka kepada orang yang berpuasa, meskipun hanya dengan sebutir kurma, seteguk air putih, atau campuran susu.

Bagian awal bulan ini adalah rahmat, bagian tengahnya adalah ampunan dosa, dan bagian akhirnya adalah pembebasan dari neraka. Barang siapa memberi budaknya keringanan dari pekerjaan pada bulan ini, niscaya Allah akan mengampuni dosanya dan membebaskan dari neraka. Perbanyaklah melakukan empat perkara dalam bulan ini, dua diantaranya untuk membuat Tuhan kalian ridha, dan dua lagi pasti kalian perlukan. Dua perkara untuk membuat Tuhan kalian ridha adalah mengucapkan syahadat laa ilaaha illa-llah (tiada Tuhan selain Allah) dan beristighfar, sedangkan dua perkara yang pasti kalian perlukan adalah memohon surga kepada Allah dan berlindung kepada-Nya dari neraka. Barang siapa memberi

minum kepada orang yang berpuasa, niscaya Allah akan memberinya minum dari telagaku, sehingga dia tidak akan haus lagi sampai dia masuk surga. Menurut Wahbah az-Zuhaily dalam kitab Fiqh Islam wa Adillatuhu (2011: 24-26, Vol. 3). Bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Huzaimah dalam Shahihnya, lalu dia berkomentar hadits ini shahih. Dia meriwayatkan dari jalur Baihaqi. Abusy Syaikh ibnu Hayyan juga meriwayatkan dalam ats-Tsawaab secara ringkas dari mereka berdua (at-Targhib wat-Tarhib 2/94-95). Demikian az-Zuhaily.

Sungguh lengkap sudah apa yang dikhutbahkan oleh baginda Rasulullah saw, tentang berbagai kemuliaan yang diperuntukkan bagi manusia yang melaksanakan ibadah, baik ibadah sunah maupun ibadah wajib di bulan ramadhan ini. Begitu amat pentingnya bulan ramadhan ini sampai-sampai Nabi Muhammad saw pernah bersabda;

Artinya, seandainya manusia mengetahui besarnya pahala yang tersedia di bulan ramadhan, niscaya dia berharap bulan ramadhan itu sepanjang tahun (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah).

Wallahu a’lam.

30 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

“Marhaban ya Ramadhan berarti “Selamat datang Ramadhan” mengandung arti bahwa kita

menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan; tidak dengan menggerutu

dan menganggap kehadirannya “mengganggu ketenangan” atau

suasana nyaman kita.Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh

guna melanjutkan perjalanan menuju Allah Swt

ARTIKEL 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Waktu menyatakan ukuran keberlangsun-gan suatu peristiwa, penentuan waktu awal bulan Hijriyah dan penentuan awal waktu sholat/imsakiyah sangat penting bagi umat Islam sebagai dasar

untuk menentukan kapan saat ibadah kaum muslim, sep-erti sebagai penentu waktu hari – hari besar umat Islam, pedoman untuk melaksanakan sholat, puasa, dst. Bahkan bagi umat Islam penentuan waktu awal bulan khususnya yang berhubungan dengan ibadah dapat dikatakan wajib, karena dengan penentuan waktu awal bulanlah diketa-hui hari pertama bulan Ramadhan untuk berpuasa, awal bulan Syawal untuk berhari Raya Idul Fitri dan awal bulan

Dzulhijjah untuk hari raya Qurban dan lain sebagainya.Perbedaan dalam menetapkan awal bulan Hijriyah

sering terjadi, khususnya di Indonesia sehingga sebagian masyarakat menjadi bingung dengan perbedaan tersebut. Sebenarnya yang jadi persoalan dalam hal ini adalah kriteria yang menunjukkan bahwa bulan itu adalah bulan baru sehingga orang mengetahuinya bahwa saat itu sudah masuk awal bulan. Tanda atau kriteria inilah yang akan menjelaskan kapan bulan itu tiba atau kalau diperluas, kapan bulan hijriyah itu berganti.

Sistem dasar penentuan awal bulan Hijriyah Penentuan awal bulan Hijriyah secara astronomi (ilmu

falak) ditentukan saat terjadinya ijtima’ (conjunction), posisi Bulan dan Matahari saat ijtima dijadikan sebagai dasar saat lahirnya Bulan baru. Beberapa teori/kriteria penentuan awal bulan hijriyah yang saat ini dipedomani di Indonesia secara garis besar ada 4 , yaitu kriteria Ru’yat al-Hilal (bil Fi’li), Wujudul Hilal, Imkan al-Ru’yat dan Rukyat Global. Akan tetapi sebetulnya teori teori ini merupakan persoalan ijtihad sehingga sangat memungkinkan

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 31

Kepala Seksi Produk Halal, Binsyar dan Sistem Informasi Urais

Ahmad Nizar

Kolaborasi Scientific dan Syari’eSebagai Kriteria Waktu Awal Hijriyah

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL

terjadinya perbedaan pandangan dan pendapat, dan hal ini sudah sangat dirasakan di Indonesia sehingga kalau tidak dimaknai secara bijak bisa menimbulkan perpecahan umat.

Sedangkan secara syari’e penentuan awal bulan baru harus merujuk pada Al Qur’an dan Hadits, seperti perintah Al-Qur’an pada QS. Yunus: 5, QS. Al Isra’: 12, QS. Al An-am: 96, dan QS. Ar Rahman: 5, serta penafsiran astronomis atas QS. Yasin: 36-40. Dalam Al-Qur’an surat Yunus (10) ayat 5 bahwa Allah memang sengaja menjadikan Matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Juga dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.

Sedangkan pada Hadits kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah adalah dengan merukyat (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari, dalam Hadits Nabi Muhammad : Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berbukalah kamu karena melihat hilal. Jika terhalang maka genapkanlah (istikmal) menjadi 30 hari”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Secara keilmuan sebagai kriteria waktu Awal Hijriyah.

Penentuan waktu awal bulan hijriyah secara keilmuan (Scientifcally) dan syari’e tidak bisa terpisahkan dan saling mendukung. Ibarat mustahilnya orang tanpa memahami ilmunya (sain) bisa menghitung (hisab) dan hasil hitungannya akan sama dengan praktek pengamatannya ( rukyat/observasi ).

Mengingat sampai saat ini secara keilmuan astronomi sudah didukung dengan peralatan yang sangat canggih, maka hasil pengamatan hilal/bulan dilapangan bisa direkam secara akurat dengan menggunakan seperangkat teleskop. Jadi ketika penentuan awal bulan Hijriyah (Ramadhan, Syawal dan Dzulhijah) pada masa Nabi Muhammad saat itu selalu ditentukan dengan pengamatan hilal, maka sebetulnya berapa ketinggian hilalnya bisa terlihat secara keilmuan (astronomi / ilmu falak) untuk saat inj. Orang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah.

Kriteria baru secara keilmuan yang diusulkan oleh para pakar Astronomi Indonesia (Prof. Dr. Thomas Djamaluddin; Dr. Moedji Raharto; Dr. Ing. Khafid; Cecep Nurwendaya, MSi; Hendro Setyanto, MSi; Judhistira Aria Utama, MSi) adalah “ elongasi bulan minimal 6,4 derajat dan tinggi bulan minimal 3 derajat “ . Kriteria baru ini tentunya sudah memperhitungkan beberapa aspek analisis data dan pengamatan, sedangkan kriteria “2-3-8” secara astronomis dianggap terlalu rendah, pada ketinggian 2 derajat dengan elongasi 3 derajat atau umur 8 jam, sabit hilal masih terlalu tipis sehingga tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (cahaya senja) yang masih cukup kuat pada ketinggian 2 derajat setelah matahari

32 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

terbenam. Kriteria baru secara keilmuan ini sudah

mempertimbangkan beberapa aspek analisis dan pengamatan , termasuk mempertimbangkan batas minimal kemungkinan hilal bisa terlihat. Secara syari’e Nabi Muhammad SAW menentukan awal puasa Ramadhan dengan mengamati/merukyat hilal dan itu artinya kalau dianalisis secara keilmuan pada masa Nabi Muhammad SAW. tidak mungkin melaksanakan awal puasa/shaum Ramadhan dan awal Syawal dibawah kriteria dimaksud ( dibawah 3 derajat).

Demikian sekedar ulasan komunikasi praktis terkait penentuan awal bulan hijriyah ini dengan harapan bisa menjadi inspirasi yang dilandasi atas konsensus bersama yang pada akhirnya bisa menjadi sumbangsih persatuan umat. Semoga bermanfaat.

ARTIKEL 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

“Mengingat sampai saat ini secara keilmuan astronomi sudah didukung dengan per-alatan yang sangat canggih, maka hasil pengamatan hilal/bulan dilapangan bisa direkam secara akurat dengan meng-gunakan seperangkat teleskop. Jadi ketika penentuan awal bulan Hijriyah (Ramadhan, Syawal dan Dzulhijah) pada masa Nabi Muhammad saat itu selalu ditentukan dengan pengamatan hilal, maka sebet-ulnya berapa ketinggian hila-lnya bisa terlihat secara keil-muan (astronomi / ilmu falak) untuk saat inj. Orang yang ber-ilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah.”

PENYELENGGARAAN Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-34 berlangsung pada tang-gal 17 sampai 23 April 2016. Perhelatan akbar tahunan tersebut diselenggarakan di Kota Tasikmalaya. Sebagai daerah yang memiliki

ratusan pesantren, Kota Tasikmalaya dikenal dengan isti-lah Kota Santri. Bukan tanpa sengaja atau kebetulan peny-elenggaraan MTQ ke-34 dilaksanakan di kota tersebut, namun diharapkan ada sebuah simbiosis mutualisme antara kegiatan keagamaan tersebut dengan tempat pelaks-anaannya, tetapi diharapkan menjadi wadah dalam mewu-judkan visi Kota Tasikmalaya yaitu: Berlandaskan Iman dan Taqwa, Mewujudkan Kemandirian Ekonomi yang Berdaya Saing Menuju Masyarakat Madani. Pelaksanaan Musabaqoh ini tidak lepas dari dimensi sosialnya sebagai

sebuah kegiatan. Dari meriahnya acara yang diselenggara-kan, ingin dimunculkan suatu citra bahwa Islam memiliki suatu keistimewaan yang harus dibanggakan dan diles-tarikan dengan kitab sucinya, pun untuk mensyi’arkan dakwah.

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 33

Memaknai Ulang MTQ

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Penulis Berkhidmat di Kanwil Kementerian AgamaProv. Jawa Barat

MUHAMMAD IQBAL

Berdasarkan teori Mannheim setiap perilaku sosial memiliki tiga makna: pertama, makna objektif yaitu makna yang berlaku untuk semua orang. Dalam kegiatan MTQ makna objektifnya adalah peraturan. Semua unsur yang terlibat dalam kegiatan tersebut wajib memegang azas-azas obyektivitas seperti mentaati peraturan yang telah disepakati, melaksanakan peraturan dan menerima hasil peraturan sesuai dengan moral qurani. Baik panitia penyelenggara, official daerah, peserta dan terutama Dewan Hakim yang memegang peranan vital juga sangat berperan, bahwa perilaku adil dan jujur adalah pelajaran penting yang harus diambil dalam kegiatan tersebut. “dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S :9: 105). Dengan demikian, Taat dan patuh kepada perintah Allah dengan mengamalkan isi dan kandungan Al-Qur’an, melaksanakan sebenar-benarnya hukum/perturan yang telah ditetapkan Nya, sekalipun berat dan tidak sesuai dengan keinginan juga kehendak pribadi, namun apapun yang diperintahkan Allah itu mengandung maslahat dan apa yang di larang Nya mengandung mudarat. Sesuai dengan Hadist Nabi Muhammad SAW: “Sesungguhnya amal-amal kalian akan ditampakkan kepada keluarga dan kerabat kalian yang telah meninggal dunia, bila amalan baik maka mereka bergembira dengannya, bila sebaliknya maka mereka berkata: Ya Allah, jangan matikan mereka sampai Engkau berikan hidayah pada mereka sebagaimana Engkau telah memberi hidayah kepada kami.” (HR: Ahmad)

Kedua, makna ekspresif yaitu makna yang dipahami dan mampu mengungkapkan maksud dan gagasan Musabaqoh tersebut oleh setiap personal. Sebagaimana kita imani bersama, kitab suci Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan untuk menjadi tuntunan dan pegangan bagi umat manusia agar memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Dengan susunan kata yang indah, kalimat yang jelas dan terang, serta gaya bahasa yang mengagumkan, Kitab suci Al-Qur’an merupakan sumber inspirasi yang tidak pernah kering. Semakin kita dalami Al-Qur’an semakin kita yakin akan kebenaran firman Allah SWT. Semakin kita baca dengan lantunan yang indah, semakin terasa kedamaian dan kesejukan dari pancaran kandungan isinya.

Al-Qur’an memberikan pencerahan bagi siapa yang membacanya serta menawarkan keteduhan batin bagi mereka yang mengamalkannya. Pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai universal dari Al-Qur’an dapat memberikan kontribusi dalam membangun tatanan dunia yang aman, adil, dan bermartabat. Tatanan dunia yang dibangun atas nilai-nilai ke-Tuhanan yang luhur dan agung serta nilai-nilai kemanusiaan universal. Mari kita jadikan Al Qur’an sebagai rujukan dalam pembinaan karakter yang tangguh, dalam menghadapi berbagai

masalah, cobaan, dan ujian.“Dan kami turunkan Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk

menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (muslimin).” (Q.S: 16: 89). Jelaslah bahwa Al Quran sebagai petunjuk hidup bagi manusia (huda linnaas) juga petunjuk bagi orang yang bertaqwa (huda lill muttaqin) Al Quran sebagai kompas dan peta jalan (road map) bagi manusia dengan tujuan hidupnya selamat di dunia dan akhirat. “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (Q.S: 2:2).

Ketiga, makna dokumenter makna yang tersirat yang terkandung didalamnya. Makna yang tersirat dari MTQ adalah mensyi’arkan al-Qur’an dan membumikan al-Qur’an di masyarakat. Pengertian “Membumikan Al-Qur’an” sebenarnya ialah maknanya yang majazi (kiasan) bukan makna hakiki. Dalam makna majazi, perkataan “Membumikan Al-Qur’an” mengisyaratkan “jauhnya” Al-Qur’an dari kenyataan kehidupan yang kita hadapi. Padahal, idealnya Al-Qur’an itu dekat dengan kita dengan cara Pertama, at tilawah, yaitu membaca Al-Qur’an. Sabda Rasulullah SAW, ”Sebaik-baik ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” Kedua, at tafahum yaitu memahami makna dan kandungan Al-Qur’an. Ketiga, at tadabbur yaitu mendalami kandungan Al-Qur’an sehingga mendapat konsep-konsep berguna bagi kehidupan (Q.S:3 8: 29). Keempat, at takhalluq bi Alquran, yakni menjadikan Al-Qur’an sebagai akhlak, sehingga benar-benar mewujud dalam realitas kehidupan.

Lebih jauh Sayyid Quthub mengatakan, ”Kita harus hidup bersama Al-Qur’an dan membangun kehidupan ini sesuai dengan naungan dan bimbingan Al-Qur’an.” Bagi Sayyid Quthub, inilah jalan satu-satunya yang akan mengantar kaum muslimin mencapai derajat ‘umat terbaik’ (khairu ummah) dan seperti generasi pertama Islam yang disebut sebagai ‘generasi Al-Qur’an yang unik’ jilun qur’aniyun farid).

Mantan Menteri Agama M. Maftuh Basyuni pernah mengatakan, semua unsur yang terlibat di dalam Musabaqah agar niat dan tujuannya tiada lain untuk mendorong pemahaman, penghayatan dan kecintaan umat Islam terhadap Al-Quran, tidak dikaburkan dengan ambisi hanya untuk mendapatkan titel juara. Apalagi kalau keinginan ini sampai menimbulkan perilaku yang kurang terpuji, perilaku yang justru bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam dan menodai kekhidmatan penyelenggaraan MTQ tersebut.

Dengan demikian, diharapkan momen yang berharga ini membawa kedamaian bagi kita semua, serta mendorong terjadinya pembaharuan sikap mental, moralitas dan perilaku masyarakat untuk secara sadar kembali kepada tuntunan dan nilai-nilai yang diajarkan agama. “…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”(Q.S: 5:2). Wallahu’alambishawaab…

34 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

H. Iman Aminuddin, SH, MKn

guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan ustadz. Pesantren, atau pondok pesantren, sebagian mengenal dengan istilah pondok saja, adalah Lembaga Pendidikan Islam yang para santrinya berasrama. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang al-Qur’an dan Sunnah Rasul, dengan mempela-jaribahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa Arab.

Para pelajar pesantren (disebut sebagai santri) belajar di asrama ini, sekaligus tinggal pada asrama yang dise-diakan oleh pesantren.Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara lainnya; misalnya di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut sekolah pondok, serta di India dan Pakistan yang disebut madrasa Islamia.Istilah sendiri di Indionesia pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dima-na kata “santri” berarti murid dalam Bahasa Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq yang berarti penginapan. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga TuhanNya.Asrama untuk para santri tersebut berada dalam komplek pesantren dimana Kiai bertempat tinggal. Disamping itu juga ada fasilitas ibadah berupa masjid dan fasilitas lainnya yang menjadi pendu-kung kegiatan para santri. Keberadaan pondok pesantren ditengah-tengah masyarakat mempunyai peran dan fungsi sebagai tempat pengenalan dan pemahaman agama Islam sekaligus sebagai pusat penyebaran agama Islam.

Beranggapan bebrapa orang atau masyarakat meng-klaim sebagai lembaga pendidikan tradisional, bukan berarti pesantren tidak mengalami perubahan dan penye-suaian. Pesantren telah menjadi bagian dari sistem kehidu-pan sebagian besar umat Islam di indonesia, dan telah mengalami dinamika dan perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perjalanan hidup umat.

. Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengem-bangkan dan menyebarkan ilmu agama dan Islam.6 Tujuan pendidikan pondok pesantren dapat didefinisikan kepada; memelihara dan mengembangkan fitrah peserta didik (santri) untuk taat dan patuh kepada Allah SWT, memper-siapkannya agar memiliki kepribadian muslim, membekali mereka dengan berbagai ilmu pengetahuan untuk menca-pai hidup yang sempurna, menjadi anggota masyarakat yang baik dan bahagia lahir dan batin, dunia dan akherat.

Pada Perkembangannya Pesantren mengalami meta-morfosa yng sangat signifikan di masyarakat saat ini. Peasantren Tak hanya berkutat dalam urusan keagamaan, pesantren dapat pula bergerak dan mengembangkan potensi dalam bidang yang lebih luas, misalnya, ekono-mi dan kewirausahaan. Pengurus lembaga Pendidikan

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia dan telah berkembang begitu pesat. Pondok pesantren sebagai lem-baga pendidikan Islam yang berperan sebagai lembaga sosial telah banyak memberikan warna

yang khas dalam wajah masyarakat Indonesia. Potret Pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidi-kan Islam tradisional dimana para santri tinggal bersama dan belajar ilmu-ilmu keagamaan di bawah bimbingan

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 35

KEWIRAUSAHAAN DALAM PESANTREN

Kepala Seksi Sistem InformasiPendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka bela-jar hidup mandiri dan sekaligus dapat men-ingkatkan hubungan dengan kyai dan juga TuhanNya.Asrama untuk para santri tersebut berada dalam komplek pesantren dimana Kiai bertempat tinggal. Disamping itu juga ada fasilitas ibadah berupa masjid dan fasilitas lainnya yang menjadi pendukung kegiatan para santri. Keberadaan pondok pesantren ditengah-tengah masyarakat mempunyai peran dan fungsi sebagai tempat pengenalan dan pemahaman agama Islam sekaligus seba-gai pusat penyebaran agama Islam.

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Pesantren sudah lama menyadari bahwa wirausaha itu penting. Makanya, di beberapa pondok pesantren (ponpes)yang berada di Jawa Barat sudah melakukannya dan sudah melakukan pendataan Pesantren yang mengembangkan Kewirausahaan

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatifyang dijadikan dasar, kiat, dan sum-ber daya untuk mencari peluang menujusukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yangmenjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaanmerupakan suatu kemam-puan dalam menciptakan nilai tambah di pasar mela-lui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruant-inggi tertentu saja. Kondisi ini dimanfaatkan oleh lem-baga pendidikan Pesantren untuk melakukan hal tersebut. Dengan Pengembangan jiwa kewirausahaan menanamkan kemandirian bagi santri dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisisekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan pesantren men-jadi berkembang yang diharsapkan para santri disamping menguasi Ilmu agama juga bisa menguasai ilmu ekonomi.

Muncul pertanyaan mengapa seorang santri dituntut untuk mempinyau jiwa seorang usahawan? Disamping mencetak sebagai santri yang nantinya diharapkan keil-muannya diterapkan dalam masyarakat tidak hanya pada hal-hal yang bersifat Rohani tetapi mempunyai cara ber-pikir yang berbeda yaitu mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosiyang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul

Jiwa Wirausaha Seorang entrepreneur atau wirausaha-wan dalam menjalankan sesuatu selalu dengan pertimban-gan yang matang dan tidak asal-asalan, itulah yang mem-bedakan seorang entrepreneur dengan demikian seorang santri setelah keluar dari lingkungan pesantren selain memeiliki ilmu agama juga dapat mengembangkan penge-tahuannya dalam bidang usaha, sehingga dapat mencip-takan lapangan pekerjaan dan memberantasa kemiskinan dan pengangguran. Seorang santri yang memiliki jiwan entrepreneur mempunyai sikap Percaya Diri Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan ses-eorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesai-kan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimis, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keya-kinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasi-lan.Berorientasi pada tugas dan hasil Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, ber-orientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisi-atif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai.

Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. ,

Setelah memehami wajibnya ihtiar mencari rejeki yang halal hendaknya mulai memperhatikan bidang usaha yang sesuai dengan kemampuan dan bakat masing-masing.Ruang lingkup kewirausahaan yang dikembangkan set-iap pondok pesantren berbagai macam dan sangat luas sekali. Secara umum,ruang lingkup kewirausahaanadalah bergerak dalam dalam bidangLapangan agrarismeliputi : Pertanian, Perkebunan dan kehutanan, di bidang Lapangan perikanan : Pemeliharaan ikan, Penetasan ikan, Makanan ikan, Pengangkutan ikan, di bidang Lapangan peternakan meliputi : peternakan ungags, binatang menyusui seperti sapi dan kambing. Lapangan perindustrian dan kerajinan-baik Industri besar, Industri menengah, Industri kecil, PengrajinPengolahan hasil pertanian, Pengolahan hasil perkebunan, Pengolahan hasil perikanan. Pengolahan hasil peternakan, Pengolahan hasil kehutanan.

Allah Melimpahkan karunia yang tak terhingga ke alam Indonesia yng sangat subur, dengan berbagai tumbu-han dan binatangtersedia yang diambil manfaatnya dengan kondidi iklim yang trofis yang sangat mendudkung untuk melakukan pengelolaaln sumber daya alam yang dikem-bang setiap lembaga pendidikan pada pondok Pesantren

Dengan melakukan langkah-langkah tersebutharapkan para santri yang ada pada pondok pesantren mampu men-jadi “prime mover” kebangkitan ekonomi, industri, dan bisnis kreatif sektor pertanian yang berakar di masyarakat.yang akan mempercepat penanggulangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Pondok Pesantren menjadi kekuatan tersendiri dalam yang berperan aktif dalam ket-ahanan dan kedaulatan pangan segera terwujud dan pada akhirnya menjadikan Indonesia menjadi sebuah negara industri agrobisnis yang maju.”

Dengan tujuan pendidikan pondok pesantren mencer-minkan keinginan luhur para ulama’ yaitu meningkatkan kualitas muslim dengan jalan tafaqquh fi al-din (men-guasai ilmu agama) dan sekaligus menjadi manusia yang berkepribadian utuh dengan mempunyai percaya diri, memguasi pendidikan dan kemamupan yang sangat kom-petitif dalam mendukung perekonomian berbasis ker-akyatan.

36 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

“Muncul pertanyaan mengapa seorang santri dituntut untuk mempinyau jiwa seorang usaha-

wan? Disamping mencetak sebagai santri yang nantinya diharapkan keilmuannya diterapkan

dalam masyarakat tidak hanya pada hal-hal yang bersifat Rohani tetapi mempunyai cara berpikir yang berbeda yaitu mempunyai motivasi, pang-

gilan jiwa, persepsi dan emosiyang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai

manusia unggul”

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII ARTIKEL ARTIKEL 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Penandatanganan MoU antara Kanwil Kemenag Jawa Barat dengan Pemkot Sukabumi di Masjid Agung Su-kabumi.

Kakanwil Kemenag H. A. Buchori (tengah) saat mem-buka acara Sidang Penetapan Jadwal Imsakiyah Ra-madhan 1437 H.

Kabag TU Dr. H. M. Athoillah (kedua dari kiri) didamp-ingi Kasubag Hukum dan KUB Dr. H. Jamaluddin pada Acara Pembukaan Workshop Penanggulangan Gerakan Radikalisme di Bentani Hotel Kota Cirebon.

Kakanwil Kemenag Prov. Jabar H. A. Buchori disaksikan Ka-bid PAIS H. Abubakar tengah memberikan buku Kurikulum PAI berbasis Islam Rahmatan Lil’alamin kepada Kakemenag Kota Sukabumi H. E. Sutisna.

Dari kiri: Kakanwil Kemenag Prov. Jabar H. A. Buchori tengah berbincang dengan Walikota Tasikmalaya H. Budiman didampingi Kakemenag Kota Tasikmalaya H. Patoni sebelum Penutupan MTQ XXXIV.

Kasubag Hukum dan KUB Dr. H. Jamaluddin saat mem-berikan laporan kegiatan Workshop Penanggulangan Gerakan Radikalisme di Bentani Hotel Kota Cirebon.

galeri

FOTO

36 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

Pengurus DWP Kanwil Kemenag Prov. Jabar foto bersama dengan Ket-ua DWP Kantor Kemenag Kab. Kota Wilayah Purwakarta. (4/4/16)

Dr. H. M. Athoillah, M.Ag saat pada acara Silaturahmi Kamtib-mas Polda Jabar dengan Potensi Masyarakat di Mapolda Jabar. (11/4/2016).

Kakanwil Kemenag Prov. Jabar Drs. H. A. Buchori, MM saat memberi-kan pembinaan kepada pengurus DWP se Jawa Barat di PLTA Saguling Purwakarta. (4/4/16)

Kakanwil Kemenag Jabar saat memberikan arahan dan membuka acara Sosialisasi Peraturan Mendikbud RI No. 53 Tahun 2015 dan SK Dirjen 5114 Tahun 2015 di Hotel Isola UPI Bandung. (14/4/16).

Dirjen PHU Kemenag RI Prof. H. Abdul Jamil dan Kakanwil Kemenag Prov. Jabar foto bersama dengan para peserta Sertifikasi Pembmbing Manasik Haji Angkatan V (Mandiri) Prov. Jabar Tahun 1437 H/ 2016 M usai pengalungan tanda peserta di Asrama Haji Kota Bekasi.

Kakanwil Kemenag Jabar Drs. H. A. Buchori, MM didampingi Kabag TU Dr. H. M. Athoillah dan Kasubag Inmas H. Abdurrahim, M. Si. saat Pembukaan Bimtek Jurnalistik dan Pengelolaan Website di Hotel Endah Parahyangan Bandung.

02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Ketig

a da

ri k

iri (

dudu

k): K

akan

wil

Kem

enag

Pro

v. Ja

bar f

oto

bers

ama

deng

an D

ewan

Hak

im M

TQ k

e XX

XIV

usa

i aca

ra p

elan

tika

n D

ewan

Hak

im d

i Kot

a Ta

sikm

alay

a.

Jama’ah Jum’at RahimakumullahMarilah kita selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah yang telah memberi banyak kenikmatan kepada kita

semua sebagai ungkapan syukur kita kepada-Nya, ungkapan syukur yang bukan hanya berupa ucapan Iisan tetapi un-gkapan syukur yang diekspresikan dalam perilaku kehidupan kita berupa memanfaatkan semaksimal mungkin karunia yang telah diberikan kepada kita semua Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang telah pilih oleh Allah untuk menyampaikan ajaran yang kita anut sekarang ini sebagai bekal dan tuntunan dalam mengarungi kehidupan kita di dunia ini.

Jama’ah Jum’at RahimakumullahSalah satu ajaran yang dibawa oleh nabi kita adalah ibadah puasa di bulan Ramadan, sebuah ibadah tahunan yang

wajib dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, disebut sebagai ibadah tahunan adalah karena ibadah ini dilakukan satu kali dalam rentang satu tahun, selama satu bulan. Ibadah ini adalah salah satu rangkaian dari ibadah yang lain semisal shalat lima waktu yang dapat disebut sebagai ibadah harian dan shalat jum’at sebagai ibadah mingguan.

Dari sisi ini dapat diambil pengertian bahwa sebetulnya kita hidup di dunia ini selalu diingatkan untuk terus berpe-rilaku lurus sesuai dengan tuntunan agama dan norma yang disepakati dalam sebuah masyarakat dimana kita hidup, bukankah Allah telah menunjukkan kepada kita bahwa manusia diciptakan oleh-Nya bersama makhluk yang lain yaitu jin adalah untuk beribadah, mengabdi kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah swt. dalam surat Azd-Dzariyat, ayat 56:

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Ini berarti bahwa ibadah adalah segala aktivitas manusia, apapun bentuknya yang tidak melanggar norma agama dan masyarakat dengan istilah “ismun jami’un lima yuhibbullahu wa yardhuha” (segala aktivitas yang disukai Allah dan diridai). Dengan demikian apapun aktivitas manusia di dunia ini adalah dalam rangka untuk mengabdi kepada-Nya, sehingga mesti ada tata aturan atau rambu-rambu yang mengaturnya.

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 1

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII KHUTBAH JUM’AT

KHUTBAH

oleh REDAKSI

PUASA SEBAGAI PERISAI DIRI DARI PERILAKU KORUPSI

Namun demikian, manusia sering terlupa dan tergoda oleh kesibukan dan hiruk pikuknya dunia sehingga tidak atau kurang memperhatikan rambu-rambu yang telah digariskan agama, maka untuk itu perlu setiap saat diingatkan (zikir) misalkan lewat shalat Subuh, lalu ia beraktivitas di siang hari, setelah itu diingatkan (disegarkan kembali) dengan shalat Dzuhur, beraktivitas kembali lalu diingatkan kembali (disegarkan) dengan shalat Asar, beraktivitas kembali lalu diin-gatkan kembali (disegarkan) dengan shalat beraktivitas kembali dan selanjutnya diingatkan (disegarkan) dengan shalat ‘Isya’, beraktifitas kembali pada malam hari setelah itu diingatkan kembali (disegarkan) dengan shalat subuh begitu set-erusnva dari hari ke hari, hingga memasuki hari jum’at yang di dalam shalat jum’at ada khutbah yang berarti mau’izhah, nasihat, wejangan, peringatan untuk selalu dan kembali meniti jalan kebenaran.

Dari situ jum’at sampai jum’at berikutnya terus berjalan, sampailah pada bulan Ramadan. Di situlah ibadah puasa dilakukan, yang sebetuinva semua itu bisa dimaknai sebagai usaha terus menerus berupa sistem untuk mengingatkan dan “memaksa” kita untuk selalu berjalan dalam rel yang telali digariskan, untuk selalu berperilaku benar sesuai dengan amalan formal ibadah-ibadah tersebut yang dikenaI dengan istilah batal dalam beribadah. Atau seperti baterai telepon seluler yang mesti di-charge kembali ketika sudah dipakai dalam jangka waktu tertentu sehingga baterainya melemah. Dengan demikian ibadah bukan saja di masjid tetapi juga di jalan, di kantor, di pasar dan di tempat-tempat lain dimana terjadi aktivitas seorang Muslim. Demikian Pula ibadah bukan saja pada saat shalat, hari jum’at, puasa, bulan Ramadan, ketika berinfaq, tetapi ibadah juga ketika bekerja dan berkarya dalam bidang dan sektor apapun.

Jama’ah Jum’at RahimakumullahPuasa atau shiyam dalam bahasa aslinya, secara bahasa bermakna menahan diri dari sesuatu, bisa berupa makanan

atau niinunian, sedangkan menurut syariat adalah:

Artinya: Menahan diri dari makan dan minum dan hubnngan seksual mulai terbit fajar sampai matahari tenggelam dengan niat menjalankan perintah Allah dan untuk memperoleh ridanya.

Dengan memandang ibadah puasa sebagaimana telah dijelaskan di atas yaitu sebagai bagian dari sebuah sistem per-ingatan dini bagi manusia untuk selalu waspada dengan godaan-godaan yang tidak sejalan dengan kebenaran, maka sebenarnya puasa secara strategis mampu menjadi salah satu sistem yang andal dalam upaya kita bersama mernberantas salah satu problem besar kita bangsa Indonesia yang ingin bangkit dari keterpurukan pada rasa reformasi sekarang ini yaitu masalah korupsi.

Berbagai survei yang telah diiakukan beberapa Lembaga seperti Global Corruption Index atau Transparency Inter-national Index dan beberapa lembaga dalam negeri pada beberapa tahun terakhir ini rnenunjukkan Indonesia termasuk teratas dalam peringkat korupsinya, bahkan Umiak pidana korusi ini tidak hanya terpusat di ibukota saja dan dalam sektor tertentu saja, namun ternyata menyebar ke seluruh daerah dan segala sektor menjadi penumpang gelap dalam proses otonomisasi dan desentralisasi, hal tersebut terbukti dengan banyaknya kepala daerah dan anggota DPRD yang menjadi tersangka dan diadili dalam tindak pidana korupsi. Sehingga bagi kita seakan tidak Ada lagi kegiatan dalam sektor apapun yang steril atau dapat terhindar dari perilaku korupsi.

Contoh konkret yang hampir semua kita mengalaminya namun sulit menghindarinya karena bak makan buah si-malakama, maju kena mundur kena, yaitu ketika kita ingin menjadi masyarakat yang taat menjalankan aturan undang-undang lalu-lintas bahwa mengandarai kendaraan bermotor diperlukan adanya Surat Izin Mengemudi, mulai dari SIM C, A, dan B. Semua kita tahu untuk memperoleh SIM tersebut diperlukan adanya persyaratan-persyaratan dan ketrampilan tertentu disesuaikan dengan kualifikasi jenis SIM tertentu, apa.bila persyaratan dan ketrampilan tersebut telah terpenuhi sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan, maka seseorang berhak mendapatkan SIM. Namun hampir semua kita juga tahu bahwa aturan-aturan tentang persyaratan dan keterampilan tersebut selalu “dianggap tidak ada” atau “gampang diatur”, dengan kasat mata hampir semua orang yang pernah mengurus SIM baru maupun perpanjangan diinstansi yang berwenang mengeluarkan SIM mampu menceritakan bahwa di sana banyak terjadi praktik pungli sebagai bagian kolusi dan korupsi. Praktik tersebut memang betul-beul bak makan buah simalakama bagi kita, karena kita perlu SIM, bila kita lurus-lurus saja akan sulit memperoleh SIM, namun bila ikut arus itu namanya ikut perperan serta dalam menumbuhsub-

2 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

KHUTBAH JUM’AT 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

urkan praktik-praktik yang tidak benar, pendek kata untuk taat aturan harus melanggar aturan terlebih dahulu. Dengan adanya kenyataan tersebut lalu bagaimana kita mesti bersikap?

Jama’ah Jum’at RahimakumullahKembali kepada persoalan kita tentang puasa, apa yang dapat diajarkan dan disosialisasikan serta disumbangkan

dengan konsep puasa dalam ikut menciptakan sebuah sistem kontrol sosial dalam rangka ikut serta memerangi praktik-praktik korupsi, supaya puasa tidak hanya menjadi sebuah rutinitas ibadah yang kita lakukan setiap tahun yang dengan berlalunya bulan Ramadan berlalu pula nilai-nilai yang mestinya terus mewarnai kehidupan kita sampai diingatkan kembali dengan puasa di bulan Ramadan tahun berikutnya, bulan Ramadan semarak tetapi korupsi tetap juga semarak, pelakunya juga orang-orang yang pada bulan puasa ikut menyemarakkan bulan puasa. Bukankah Ramadan secara baha-sa berarti panas, membakar, yaitu bulan untuk membakar sebagai kawah candra di muka, ajang pendidikan, penataran, penggemblengan yang setelah lulus diberi sertifikat atau predikat Muttaqun sebagaimana ayat tentang kewajiban dan target kewajiban tersebut dan harus diaplikasikan pada bulan-bulan berikutnya.

Allah swt. berfirman dalam surat al-Baqarah, ayat 183:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan alas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Konsep ibadah puasa dengan makna seperti telah disebutkan di muka di antaranya sebagai sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah-ibadah lain dan sebagai sebuah sistem peringatan dini dan kontrol teologis serta sosial bagi ter-jadinya tindakan pelanggaran hukum korupsi misalnya mengandung nilai kejujuran dan kedisiplinan:

1. Nilai kejujuranDalam berpuasa dapat dipetik nilai-nilai kejujuran yang harus diaplikasikan dalam kehidupan, bagaimana tidak, orang

lain tidak rnengetahui bahwa kita telah makan atau tidak pada saat kita berpuasa. Ketika kita sedang berpuasa dalam suasana panas kehausan, kita mampu menahan untuk tidak minum atau makan karena lapar walaupun kesempatan untuk itu sangat terbuka, karena di rumah barangkali kita sendirian. Apa sebetulnya yang membentengi kita untuk tidak mi-num dan tidak makan? Tidak lain adalah kejujuran. Bila kristalisasi nilai-nilai kejujuran dalam ibadah puasa ini bisa kita bawa ke dalam kehidupan nyata yang memang inti dari makna puasa tersebut bukan hanya selesai pada bulan Ramadan dan Mari disaat kita melaksanakan ibadah puasa, tetapi bulan-bulan atau hari-hari di luar puasa mestinya kita mampu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Dan nilai-nilai tersebut akan menjadi sebuah sistem yang mengkristal dalam diri kita sehingga tidak ada lagi kesempatan bagi orang yang telah berpuasa untuk berniat rnelakukan tindakan korupsi. Karena korupsi adalah sebagai bagian dan ketidak jujuran. Walaupun kesempatan itu ada, tetapi kejujuran adalah modal utama di samping adanya sebuah sistem kontrol yang tidak memberi kesempatan terjadinya tindak pidana korupsi.

2. Nilai kedisiplinanMengapa puasa mesti harus berbuah kedisiplinan, bahwa puasa dimulai dan terbit fajar sampai terbenam matahari.

Dalam rentang waktu tersebut pada bulan Ramadan atau pada hari-hari di bulan lain ketika kita berniat menjalankan puasa, kita mampu untuk mendisiplinkan diri. Umpamanya mengurangi waktu, tidak pernah kita lakukan karena kita pu-nya prinsip bahwa aturan rentang waktu tersebut bersifat mutlak walaupun kita bangun agak terlambat sehingga hanya sempat minum beberapa teguk saja tidak sempat makan sahur, begitu terdengar tanda imsak atau azan Subuh kita akan menghentikan makan atau minum karena sudah waktunya mulai berpuasa. Tidak ada sanksi langsung balk berupa denda maupun sanksi fisik yang diterapkan bila kita melanggarnya tetapi kita mampu menjaga amanat waktu tersebut.

Maka ketika kita telah mampu mendisiplinkan diri selama satu bulan mestinya akan mampu mendisiplinkan diri dalam beraktivitás di kehidupan keseharian di luar bulan dan ibadah puasa sehingga kita mampu mengaktualisasikan perilaku disiplin dan ibadah puasa tersebut dalam beraktivitas. Sebagai seorang pegawai baik swasta maupun pegawai negeri mestinya ia mampu untuk berdisiplin dari sisi waktu jam kerja umpamanya dimulai jam 07.30-14.30, harusnya ia mampu tidak menguranginya dengan masuk Iebih lambat dan pulang lebih cepat, sehingga tidak ada apa yang disebut dengan korupsi waktu, korupsi waktu akan berpengaruh dengan berkurangnya produktifitas kerja. Coba bayangkan andaikata dalam sebuah kantor instansi pemerintah yang mempunyai pegawai sejumlah lima ratus orang apabila telat

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 3 4 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII KHUTBAH JUM’AT KHUTBAH JUM’AT 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

atau mengurangi waktu bekerjanya rata-rata satu orang satu jam saja, maka sudah lima ratus jam terbuang sia-sia atau terkorupsi. Kalau satu hari ukuran kerja adalah 7 jam, maka 500: 7, berarti ada lebih. 70 hari kerja telah terkorupsi. Itu baru satu instansi yang mempunyai 5(X) pegawai. Bagaimana jika seluruh pegawai negeri umpamanya berperilaku seperti ini, berapa waktu yang terkorupsi?

Nilai kedisiplinan lainnya adalah ketika berpuasa kita mampu taat menahan diri dari hal-hal yang sebetulnya pada hari-hari biasa sebuah perbuatan atau sebuah aktivitas tidak dilarang, tetapi pada bulan Ramadan aktivitas tersebut di-larang, semisal makan dan minum pada siang hari, hubungan suami istri pada siang hari, tetapi pada bulan Ramadan dilarang dilakukan di siang hari, kita mampu dan tidak mudah tergoda untuk melanggarnya. Maka sudah semestinya pada hari-hari di luar bulan Ramadan atau di saat kita tidak berpuasa, kita mampu untuk mendisiplinkan diri tidak atau tidak gampang tergoda oleh hal-hal yang jelas-jelas dilarang, karena yang halal saja ketika itu dilarang kita juga bisa patuh apalagi yang sudah jelas-jelas dilarang.

Berkaitan dengan contoh korupsi di atas maka jalan terbaik adalah masing-masing kita baik sebagai warga masyarakat maupun aparat mesti memulai dari diri kita masing-masing dalam berusaha menerapkan nilai-nilai puasa dalam segala aktivitas kesehariannya, tidak harus menunggu pihak lain yang memulai dan saling menyalahkan. Atau dalam bahasa hukum bahwa terjadinya sebuah tindak kejahatan tindak pidana korupsi umpamanya bukan hanya karena adanya niat pelakunya tetapi juga karena adanya kesempatan.

Untuk itu, masing-masing dari kita jangan berniat untuk melakukan tindakan korupsi dan pada saat yang sama jangan membuka atau memberi kesempatan orang lain berbuat tindak pidana korupsi. Hal-hal tersebut mestinya selalu disadari oleh kita bersama karena tujuan utama diwajibkannya kita melaksanakan ibadah puasa adalah untuk menjadi orang yang bertakwa, dan ketakwaan tersebut tidak selesai atau berhenti pada akhir bulan Ramadan, tetapi ketakwaan setiap saat sebagaimana sabda Nabi:

Artinya: Bertakwalah engkau di mana saja engkau berada, dan ikutilah perbuatan tidak baik dengan perbuatan yang baik maka perbuatan baik itu akan menghapuskan perbuatan tidak baik tadi, dan berinteraksilah dengan sesama dengan akhlak yang baik (HR. Tirmizi dari sahabat Mu’az bin Jabal).

Bahwa ketakwaan yang telah diraih oleh seseorang yang melaksanakan ibadah puasa harus teraplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan kapanpun dan dimanapun, dan apabila ditengah perjalanan ia tergoda, terlupa atau tergelincir dalam kesalahan, maka segeralah bertaubat dengan cara meninggalkan perbuatan-perbuatan yang melanggar tata aturan dan kembali ke dalam tata aturan dan norma yang benar. Sehingga tidak ada niat korupsi dan tidak ada kesempatan korupsi karena nilai-nilai kejujuran dan nilai-nilai kedisiplinan menjalankan aturan benar-benar dilaksanakan bersama-sama dengan baik

MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT 3 4 MEDIA INFORMASI KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA BARAT

02EDISI MEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII KHUTBAH JUM’AT KHUTBAH JUM’AT 02EDISIMEDIA PEMBINAAN | EDISI MARET - APRIL 2016 | TAHUN XLIII

Sumber: Ditjen Bimas Islam