laporan praktikum handasah acara i pengenalan alat

14
LAPORAN PRAKTIKUM HANDASAH ACARA I Pengenalan Alat Disusun Oleh : Nama : Kusriadi NIM : 130722616083 Off : H 2013 Dosen : Alfi Nur Rusydi JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

Upload: independent

Post on 25-Feb-2023

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

HANDASAH

ACARA I

Pengenalan Alat

Disusun Oleh :

Nama : Kusriadi

NIM : 130722616083

Off : H 2013

Dosen : Alfi Nur Rusydi

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2014

1. Tujuan- Mahasiswa dapat mengenali dan menyebutkan bagian-bagian

peralatan handasah

2. Alat dan Bahan1. Pita ukur2. Yallon3. Abney level4. Compass survey5. Waterpas6. Theodolite T07. Theodolite RDS8. Theodolite T1009. Statif10. Baak ukur11. Compass geologi12. Hagameter

3. Dasar TeoriIlmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang

mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah

tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan

posisi relatif pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur

kelengkungan permukaan buminya dapat diabaikan (Basuki, S,

2006). Proses pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan cara terestrial dan ektra terestrial. Pemetaan terestris

merupakan pemetaan yang dilakukan dengan menggunakan alat yang

berpangkal di tanah. Pemetaan ekstra terestris adalah pemetaan

yang dilakukan dengan menggunakan alat yang tidak berpangkal di

tanah tapi dilakukan dengan wahana seperti pesawat terbang,

pesawat ulang alik atau satelit. Menurut Wongsotjitro, (1980)

arti melakukan pengukuran yaitu menentukan unsur-unsur (Jarak

dan sudut) titik yang ada di suatu daerah dalam jumlah yang

cukup, sehingga daerah tersebut dapat digambar dengan skala

tertentu.

Ilmu ukur tanah memiliki tiga unsur yang harus diukur di

lapangan, yaitu: jarak antara dua titik, beda tinggi dan sudut

arah. Pengukuran dapat dilakukan dengan cara langsung,

maksudnya hasil pengukuran dapat diketahui secara langsung.

Alat yang digunakan dalam pengukuran secara langsung adalah

adalah pita ukur, baak ukur, yalon dan abney level. Selain alatukur sederhana terdapat alat lain yang digunakan untuk

pengukuran dilapangan yang dikenal dengan tacheometer.

Tacheometer merupakan alat pengukuran cepat yang dilengkapi

oleh peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan

pengukuran secara optis. Sebagai contoh adalah compass survey,

waterpass dan theodolit.

4. Cara Kerjaa. Theodolite

Theodolite digunakan untuk menentukan titik as bangunan, ketegaklurusan bangunan, menentukan elevasi bangunan, dan membuat sudut-sudut bangunan. Theodolite digunakan pada awal pelaksanaan proyek untuk menentukan peil dasar bangunan dan menentukan as-as bangunan. Setelah itu digunakan untuk penentuan as kolom, balok, core wall/shear wall, plat lantai dan lain-lain. Cara kerja alat ini adalah :- Dengan mengatur nuvo dan unting-unting di bawah theodolite.

Kemudian menetapkan salah satu titik sebagai acuan.

- Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi. Theodolite dapat mengecek kondisi dalam arah vertikal, juga untuk menentukan ketinggiansuatu titik.

- Obyek theodolite dalam hal ini antara lain as-as bangunan, titik penggalian, dan elevasi-elevasi/ peil-peilbangunan.

- Untuk keperluan pekerjaan struktur diperlukan keakuratan dibawah 1 mm pada jarak tidak melebihi 30 meter. Dalam penggunaannya, theodolite didirikan pada tripod (kaki tiga).

b. WaterpassPrinsip cara kerja dari alat ukur waterpass sebenarnya sederhana yaitu dengan membuat garis sumbu teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya. Detail cara kerjawaterpass adalah sebagai berikut: Mengatur nivo (gelembung nivo) agar berada di tengah-tengahdengan sekrup pengontrol yang terdapat di dasar alat. Seandainya gelembung nivo sudah berada di tengah-tengah, kemudian sekrup pengunci (pengontrol) pada kaki tiga dikuatkan.

Mengarahkan teropong kesasaran yang akan dibidik, memfokuskan diafragma agar terlihat dengan jelas, memfokuskan bidikan agar objek yang dibidik terlihat jelas dan terakhir menepatkan benang diafragma tegak dan diafragma mendatar tepat pada sasaran yang diinginkan.Selanjutnya berikut dijelaskan pengukuran jarak dan beda tinggi.

Pengukuran jarak1. Menentukan titik awal pengukuran serta titik tetap

(Banch Mark) yang digunakan.2. Memberi tanda pada titik awal tersebut dengan

menggunakan paku dan cat sebagai titik P1.3. Menentukan titik A yang berjarak 25 meter didepan titik

P1, dan titik P2 yang berjarak 25 meter didepan titik A

dan seterusnya dengan memberi tanda dengan cat hingga titik terakhir, yaitu titik P11 sejauh 500 m dari titik awal.

4. Mendirikan tripod tepat diatas titik P1 dan meletakkan alat ukur waterpassdiatas tripod tersebut dengan menyekrup bagian bawahnya.

5. Memasang Unting-unting dan mengusahakan agar unting-unting tersebut tepat menunjuk ke titik P1.

6. Mengatur sekrup pengungkit agar gelembung nivo terletakdi tengah-tengah tabung.

7. Setelah nivo dalam keadaan seimbang, bak diletakkan di titik BM kemudian ditembak dari titik P1 tersebut (usahakan letak bak vertikal)

8. Kemudian benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass, yaitu : d = 100 x (BA-BB)dan 2 x BT = BA + BB. Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali.

9. Setelah titik BM diukur, waterpas dipindahkan ke titik Akemudian titik P1 dan P2 ditembak/diukur. Setelah itu alat dipindahkan ke titik B untuk penembakan/pengukuran ke titik P2 dan P3,dan seterusnya hingga titik terakhir yaitu titik J dan melakukan penembakan kembali ketitik awal untuk bacaan pulang hingga titik A.

10. Melakukan penghitungan dan kesalahan yang diperbolehkan. Jika selisih beda tinggi antara pengukuran pergi dengan pengukuran pulang melampaui kesalahan ynagdiijinkan, maka Pengukuran harus diulang kembali.

Pengukuran beda tinggi1. Pesawat didirikan tepat diatasdititik P1 yang telah

ditandai dengan cat.2. Setelah unting-unting menunjuk tepat ke titik P1, sekrup

pengukit diatur sedemikian rupa hingga gelembung nivo tepat ditengah-tengah.

3. Menentukan titik-titik yang akan ditentukan ketinggiannya, lalu mengukur jarak titik-titik tesebut dari pesawat. Titik-titik tersebut adalah titik 1, 2, 3,dst.

4. Menyipat titik-titik yang telah ditentukan tersebut serta titik BM, sementara pemegang rambu membetulkan posisi rambu ukur (baak) spaya tegak betul.

5. Setelah letak rambu ukur vertikal, benang horisontal dibaca oleh pengamat dan hasilnya dicatat oleh pencatat secara teliti agar memenuhi dua rumus waterpass, yaitu :d = 100 x (BA-BB) dan 2 x BT = BA + BB. Jika hasil pembacaan tidak memenuhi rumus diatas, pembacaan rambu ukur diulang kembali.

6. Setelah titik-titik tersebut disipat, maka pesawat dipindahkan ke titik P2 yang telah diberi tanda cat, kemudian mengulang langkah-langkah no.2 s/d no.5. prosedur ini diulang untuk posisi pesawat di P3, P4, danseterusnya hingga titik terakhir, yaitu titik P11.

7. Melakukan penghitungan beda tinggi terhadap titik-titik tersebut.

c. Compass survey

•Meletakkan kompas pada statif

•Melevel nivo sehingga alat ini benar-benar datar ditandai dengan gelembung berada di tengah nivo

•Mengarahkan alat pada obyek dengan bantuan visir

•Pembacaan sudut mendatar dibaca pada jarum kompas. Sudut vertikal terbaca dari bidang busur secara langsung

5. Hasil Praktikum1. Pita ukur

Pita ukur berfungsi untuk mengukur jarak antara dua titik objek yang akan di ukur. Dengan satuan metyer, centimeter, dan inchi.

2. Jalon

Untuk penanda obyek yang akan ditembak (ditentukan sudutnya).

3. Abney level

Untuk mengukur kemiringan vertikal, seperti kemiringan lerengsuatu bukit.

4. Compass survey

Untuk mengukur sudut (horizontal maujpun vertikal) dan beda tinggi.Alat ini sebenarnya merupakan gabungan antara kompas dan abney level

5. Waterpas

Berfungsi untuk mengukur sudut (horizontal maujpun vertikal) dan beda tinggi.

6. Theodolite T0

7. Theodolite RDS

8. Theodolite T100

Semua jenis Theodolite pada umumnya yaitu untuk mengukur jarak, sudut dan beda tinggi

9. Statif

Statif atau kaki tiga berfungsi sebagai penyangga dari theodolit agar berada pada posisi yang rata 180 drajat.

10. Baak ukur

Baak ukur berguna untuk membantu menentukkan kurva atas, kurva tengah, dan kurva bawah.

11. Compass geologi

Kompass geologi berfungsi untuk menghitung sudut horizontal dan vertikal terutama menghitung DIP dan strike.

12. Hagameter

Hagameter selain dapat digunakan untuk pengukuran skala vertikal juga dapat digunakan untuk mengukur kemiringan lereng.

13. Pembahasan1. Pita ukur (meteran)

Kelebihan : Mudah dalam penggunaan, mudah dibawaKekurangan :

2. JalonKelebihan : Kekurangan :

3. Abney levelKelebihan : Kekurangan :

4. Compass surveyKelebihan : Kekurangan :

5. WaterpasKelebihan : Kekurangan :

6. Theodolite T0Kelebihan : Kekurangan :

7. Theodolite RDS

Kelebihan : Kekurangan :

8. Theodolite T100Kelebihan : Kekurangan :

9. StatifKelebihan : Kekurangan :

10. Baak ukurKelebihan : Kekurangan :

11. Compass geologiKelebihan : Kekurangan :

12. HagameterKelebihan : Kekurangan :

Alat

Fungsi Kekurangan

Kelebihan

Theodolite

Untukmenentukantinggitanahdengansudutmendatardansuduttegak

Untuk mengukur jarakdengan bantuan baak ukur

Untukmengukur ketinggianatau beda tinggi

Untuk pengukuran polygon, pemetaansituasi, maupunpengamatanmatahari

Dapat digunakan pada wilayah yang luasdanataucukupsulituntukdiukur

Mudah mengukursitusyangmemiliki relief atauperbedaanketinggianyang besar

Keseluruhankenampakanataugejalaakandapatdipetakandengancepatdanefisien

Waterpass

Untuk memperolehpandanganmendatarataumendapatgarisbidikan yang

hanyauntuk mengukursudutm

samatinggi Untuk mengukur sudut dan jarak horizontal harus menambah alat lainnya seperti benangstadia dan lingkaran berskala

endatarsaja

Compasssurvey

13. Kesimpulan

14. Daftar Pustaka