laporan penelitian - universitas udayana
TRANSCRIPT
i
LAPORAN PENELITIAN SKEMA HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
Judul Penelitian KETERGANTUNGAN MEROKOK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHINYA PADA PASIEN PARU PEROKOK YANG MENJALANI RAWAT
INAP DAN RAWAT JALAN DI RSUP SANGLAH
Tim Peneliti Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K)
Dr. I Gede Ketut Sajinadiyasa, SpPD Dr. Ni Wayan Candrawati, SpP
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN HIBAH UNGGULAN PROGRAM STUDI
Judul Penelitian : Deteksi Polimorfisme DraI pada Penderita Tuberkulosis Paru Dewasa Kode/Nama Rumpun Ilmu : Kedokteran Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap : Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) b. NIDN : 0005075213
c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Program Studi : Ilmu Penyakit Paru e. No. HP : 08123990362 f. E-mail : [email protected]
Anggota Peneliti (1): a. Nama Lengkap : dr. I Gede Ketut Sajinadiyasa, SpPD b. NIDN : -
c. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana Anggota Peneliti (2): a. Nama Lengkap : dr. Ni Wayan Candrawati, SpP b. NIDN : -
c. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana
Biaya Penelitian : Rp. 20.000.000
Denpasar, 27 April 2016 Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Paru Peneliti Utama, Prof. Dr. Dr. IB Ngurah Rai, SpP(K) Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) NIP. 19531120 198012 1 001 NIP. 19520705 198012 1 001
Disetujui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes. NIP. 19530131 198003 1 004
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................................ i Halaman Pengesahan ......................................................................................................... ii Daftar Isi ............................................................................................................................. iii Ringkasan ........................................................................................................................... 1 BAB I Pendahuluan ............................................................................................................. 2 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 2 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 4 BAB II Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 5 2.1 Rokok............................................................................................................................. 5 2.2 Aspek Biologis Proses Menjadi Perokok Reguler........................................................... 5 2.3 Ketergantungan Nikotin................................................................................................. 7 2.4 Penentuan Ketergantungan Nikotin .............................................................................. 9 2.5 Kerangka Konsep............................................................................................................ 12 BAB III Metode Penelitian .................................................................................................... 13 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................................... 13 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ......................................................................................... 13 3.3 Subyek Penelitian .......................................................................................................... 13 3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................................ 13 3.5 Definisi Operasional Variabel ........................................................................................ 14 3.6 Bahan dan Alat Penelitian ............................................................................................. 15 3.7 Jalannya Penelitian ........................................................................................................ 15 3.8 Analisis Hasil .................................................................................................................. 16 BAB IV Biaya dan Jadwal Penelitian ..................................................................................... 17 4.1 Biaya Penelitian ……..…………………………………………………………………………………………………. 17 4.2 Jadwal Penelitian ……..………………………………………………………………………………………………. 17 Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………………………………… 18 Lampiran 1 Dukungan Sarana dan Prasarana Penelitian …………………………………………………. 21 Lampiran 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti …………………………………………………………………... 22 Lampiran 3 Biodata Ketua dan Anggota Peneliti ................................................................. 23 Lampiran 4 Informed Consent ............................................................................................. 26 Lampiran 5 laporan keuangan ..............................................................................................31
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Lebih dari satu milyar perokok aktif di dunia akan mengalami kematian karena
berbagai penyakit yang berhubungan dengan tembakau.1,2 Merokok memberi kontribusi
efek samping yang bermakna pada kesehatan, termasuk penyakit jantung, penyakit paru,
serta berbagai keganasan, baik di negara industri maju maupun negara sedang
berkembang.1,3
Merokok adalah suatu fenomena yang kompleks baik dari segi kesehatan maupun
aspek lain seperti ekonomi, sosial, dan politik. Prevalensi perokok di Amerika Serikat pada
tahun 2005 adalah 18% (20,7% laki-laki dan 15,5% perempuan), sedangkan prevalensi
perokok di Indonesia berdasarkan data SKRT tahun 2004 adalah 28,4% (laki-laki 52,4% dan
3,3% perempuan) atau yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara. Umur mulai
merokok rata-rata di Indonesia diperkirakan sekitar 15 tahun, yang merupakan usia yang
sangat muda. Inisiasi merokok umumnya terjadi sebelum usia 18 tahun. Inisiasi merokok
pada masa anak-anak dan remaja ini biasanya erat hubungannya dengan kebiasaan
merokok teman sepermainan dan merupakan bagian dari proses sosialisasi menuju
kedewasaan.4
Merokok tembakau merupakan penyebab utama penyakit dan kematian yang dapat
dicegah. Apabila kecenderungan ini tidak berubah, angka kematian tahunan akibat
tembakau diprediksi akan melebihi 10 juta kematian pada tahun 2025.5 Satu hal yang
penting di sini adalah, orang yang mampu berhenti merokok memiliki risiko yang jauh
berkurang bahkan hingga tidak didapatkan risiko tersebut di atas sama sekali.
Merokok dapat segera berkembang menjadi ketergantungan yang mencakup
komponen fisiologis, psikologis, dan sosial. Upaya untuk henti rokok tampaknya sangat sulit
diterapkan di seluruh dunia.6 Ketergantungan nikotin yang merupakan aspek inti dari
merokok yang merupakaan suatu behavioural disorders memerlukan penanganan yang baik
untuk meningkatkan keberhasilan upaya henti rokok ini. Henti rokok (smoking cessation)
adalah suatu proses yang telah dilakukan beberapa kali sebelum akhirnya perokok tersebut
berhasil.7 Data Uni Eropa menunjukkan 12% perokok ingin berhenti merokok dalam satu
2
bulan.8 Kesempatan untuk berhasil berhenti merokok secara permanen tanpa bantuan
adalah sekitar 5%, sedangkan keberhasilan dengan usaha maksimal hanya sekitar 25%.6,9
Dari penelitian-penelitian tentang merokok selama bertahun-tahun, pentingnya
peranan ketergantungan terhadap nikotin ini makin dirasakan dan diperhatikan. Penelitian
mengenai ketergantungan nikotin sangat diperlukan sebagai dasar dalam pengelolaan
populasi perokok. Penelitian henti rokok yang dilakukan di Iran pada tahun 2007
memberikan gambaran yang jelas mengenai hal ini. Dari 986 perokok yang menjalani
program henti rokok diikutsertakan pada penelitian ini, kesuksesan untuk henti rokok paling
tinggi didapatkan pada kelompok dengan tingkat ketergantungan nikotin rendah (70,5%),
sedangkan pada kelompok ketergantungan nikotin tinggi, angka kesuksesan yang
didapatkan hanya 59,4%.10
Penelitian tentang ketergantungan nikotin merupakan suatu area keilmuan yang
baru, dan belakangan ini fokus penelitian terutama pada manusia terus berkembang. Selain
itu pencarian dan pemeriksaan komponen-komponen lain dari ketergantungan nikotin dan
interaksinya terutama dengan aspek sosial juga mendapat perhatian serius.
Penelitian ini mencoba untuk mencari angka prevalensi merokok pada pasien
dengan kelainan paru dan respirasi yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSUP
Sanglah Denpasar dan tingkat ketergantungan terhadap nikotin serta mencari faktor –
faktor yang berhubungan dengan ketergantungan nikotin tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Berapakah prevalensi merokok pada pasien kelainan paru dan respirasi yang
menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSUP Sanglah
2. berapakah tingkat ketergantungan nikotin pada pasien kelainan paru dan
respirasi perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSUP Sanglah dan
faktor – faktor apa saja yang berhubungan ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui prevalensi merokok pada pasien kelainan paru dan respirasi
yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSUP Sanglah
3
2. Untuk mengetahui tingkat ketergantungan nikotin pada pasien kelainan paru dan
respirasi perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSUP Sanglah dan
faktor – faktor apa saja yang berhubungan
1.4. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti dan dunia pendidikan:
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah bagi para peneliti
dan dunia pendidikan mengenai prevalensi merokok pada pasien kelainan paru dan
respirasi serta bagaimana karakteristik ketergantungan nikotinnya.
2. Bagi klinisi dan pelayanan kesehatan:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang nantinya dapat
dipakai dalam memberikan edukasi khusus (program henti rokok) pada pasien
dengan kelainan paru dan respirasi, sehingga upaya mengontrol penyakitnya akan
lebih efektif dan efisien.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rokok
Secara konvensional, asap rokok dibagi menjadi dua fase, yaitu fase tar dan fase gas.
Fase tar atau fase partikulat didefinisikan sebagai material yang terperangkap saat garis
asap melewati Cambridge glass-fiber filter yang menahan 99,9% partikel yang berukuran
lebih dari 0,1μm. Fase gas adalah material yang dapat melewati filter tersebut. Fase
partikulat (tar) dari asap rokok mengandung lebih dari 1017 radikal bebas per gram, dan fase
gas mengandung lebih dari 1015 radikal bebas per kali hisap. Radikal bebas yang
berhubungan dengan fase tar aktif lebih lama (jam-bulan), sedangkan radikal bebas yang
berhubungan dengan fase gas memiliki masa hidup yang lebih singkat (detik).
Asap rokok yang melalui tembakau masuk ke mulut perokok dikenal sebagai garis
utama dari asap (mainstream smoke). Asap rokok ini mengandung 8% tar dan 92%
komponen gas. Sedangkan asap yang berasal dari ujung akhir pembakaran rokok disebut
sidestream smoke yang mengandung konsentrasi gas toksik yang relative lebih banyak
daripada mainstream smoke tadi. Sedangkan untuk asap tembakau lingkungan
(environmental tobacco smoke) merupakan kombinasi sidestream smoke (85%) dan sedikit
bagian mainstream smoke (15%) yang dikeluarkan oleh perokok. Dari semua komponen
yang diketahui, nikotin, komponen dari fase tar, adalah zat adiktif dari asap rokok.11
2.2. Aspek Biologis Proses Menjadi Perokok Reguler
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa keluhan ketergantungan nikotin
sudah dapat terjadi segera setelah periode mencoba dan menyebabkan intensifikasi
merokok.12 Kandel dkk. melaporkan bahwa remaja yang memiliki ketergantungan penuh
merasakan gejala pertama yang lebih cepat setelah merokok dibandingkan mereka dengan
tingkat ketergantungan yang kurang.13
DiFranza juga melaporkan bahwa perasaan tenang/relaksasi ketika merokok untuk
pertama kali adalah prediktor untuk menjadi tergantung terhadap nikotin. Penelitian oleh
Rubinstein, dkk.14 mendapatkan bahwa remaja lebih sensitif terhadap efek nikotin dan
dapat menjadi ketergantungan dengan paparan nikotin yang lebih rendah dibandingkan
orang dewasa. Penelitian sebelumnya pada perokok remaja mendapatkan satu sampai tiga
5
dari lima perokok tergantung terhadap nikotin. Dan jumlahnya menjadi lebih tinggi pada
beberapa kelompok spesifik remaja dan sekitar 70% dari mereka pernah mencoba untuk
berhenti merokok, tetapi hanya sekitar 10% yang berhasil. Penelitian lain juga mendapatkan
sekitar 30% perokok mencoba untuk berhenti setiap tahunnya, tetapi kurang dari 10% saja
yang berhasil.15
Dalam hitungan detik setelah seorang mulai merokok, nikotin akan melewati sawar
darah otak dan menghasilkan efek yang menyenangkan. Karena perasaan menyenangkan
tersebut hanya bertahan selama beberapa menit, perokok biasanya ingin merokok kembali
berulang kali untuk mempertahankan efek tersebut. Dalam konteks ini perokok akan
merasakan apa yang dikenal sebagai fase hadiah dan hukuman (reward and punishment).
Fase selanjutnya yang dikenal sebagai toleransi adalah fase terjadinya adaptasi
terhadap paparan bahan yang berulang dan respon terhadap bahan tersebut akan
berkurang sejalan dengan ulangan paparan yang diberikan. Seiring dengan berjalannya
waktu, toleransi sering disertai dengan peningkatan intake bahan untuk mendapatkan efek
yang sama. Tubuh akan menggunakan beberapa mekanisme fisiologis untuk membentuk
toleransi nikotin, termasuk dengan menurunkan responsivitas terhadap bahan tersebut,
atau yang disebut dengan toleransi farmakodinamik. Tubuh beradaptasi terhadap intake
bahan berulang dengan merubah fungsi normal untuk mempertahankan fungsionalnya.
Toleransi adalah suatu keadaan penurunan responsivitas tubuh terhadap bahan yang
dimasukkan sebelumnya, sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi untuk
mempertahankan efeknya pada derajat yang sama. Toleransi terhadap efek nikotin akan
terjadi secara cepat dan beberapa mekanisme terlibat di dalamnya. Toleransi akut timbul
bila sejumlah dosis nikotin diberikan secara terus menerus dan dosis berikutnya akan
memberikan efek yang berkurang. Konsentrasi nikotin terendah pada darah perokok di pagi
hari dan toleransi akut berulang terjadi setiap hari.16
Alasan lain mengapa perokok merasa perlu untuk sering merokok adalah untuk
mencegah keluhan putus nikotin (withdrawal). Putus nikotin merupakan suatu efek fisik
yang actual. Sindrom putus nikotin adalah kumpulan gejala dan tanda yang disebabkan
karena abstinensia dari penggunaan bahan (nikotin) yang mana telah terjadi adaptasi
fisiologis thd bahan tersebut.9 Keluhan tersebut bersifat sementara karena setelah suatu
periode abstinensia, tubuh kembali menjadi normal dan dalam keadaan bebas bahan
tersebut.
6
Putus obat menurut DSM-IV disefinisikan sebagai sindrom karakteristik untuk suatu
bahan, dan bahan yang sama bila dikonsumsi akan meredakan atau mencegah terjadinya
keluhan tersebut. Keluhan putus obat termasuk cemas, irritable, sulit berkonsentrasi,
gelisah, tidak sabar, lapar, tramor, jantung berdebar, berkeringat, pusing, gangguan tidur,
gangguan pencernaan, dan depresi.
2.3 Ketergantungan Nikotin
Nikotin adalah bahan yang memiliki pengaruh besar dari segi ilmiah, cultural,
industrial, dan kesehatan pada masyarakat luas. Dari segi ilmiah, nikotin digunakan secara
kimiawi atau farmakologi untuk merangsang reseptor pada system saraf manusia.
Karakterisasi dari struktur, regulasi, dan fungsi dari subtipe reseptor nikotinik akan
membantu untuk lebih memahami mekanisme ketergantungan / kecanduan, kontrol mood,
kognitif, dan kontrol nyeri, sehingga dapat memajukan pengembangan pengobatan yang
berhubungan dengan nikotin untuk menangani kelainan-kelainan tadi.
Nikotin telah dikenal luas sebagai alkaloid yang bertanggung jawab terhadap
menyebarnya konsumsi produk tembakau di seluruh dunia. Selain itu, peranan nikotin juga
terdapat pada berbagai bidang, seperti misalnya bidang pertanian dan hortikultura yang
dapat digunakan sebagai insektisida. Selain itu, aspek kimia dan farmakologi nikotin
berperan penting secara biologis.
Karakteristik kimia dari nikotin telah dikenal luas. Nikotin murni adalah cairan tidak
berwarna dengan bau akrimonik. Titik didih nikotin pada suhu 246-247 F. Paparan dengan
cahaya atau udara akan menyebabkan cairan yang tidak berwarna ini berubah menjadi
kecoklatan dan dengan toksisitas yang sama sejalan dengan waktu. Rumus kimia dari nikotin
adalah 3-(l-methyl-2-pyrrolidinyl)pyridine; l-methyl-2-(3-pyridyl)pyrrolidine ; atau pyridyl-a-
N-methylpyrrolidine. Sedangkan formula empirisnya adalah C10H14N2. Nikotin memiliki
berat molekul 162.23; C 74.03%, H 8.70%, N 17.27%.17
Asap rokok sampai saat ini dikenal mengandung lebih dari 500 komponen gas dan
3500 lebih bahan kimia, yang sebagian besar beracun serta 50 bersifat karsinogenik.
Beberapa dari bahan kimia ini mungkin tidak berbahaya bila soliter, tetapi bila berinteraksi
dengan asap dapat menjadi toksik. Substansi utama dari asap rokok adalah nikotin, tar, dan
karbom monoksida. Nikotin adalah substansi penyebab ketagihan pada tembakau, yang
membuat perokok tergantung pada rokok. Nikotin akan segera diabsorbsi ke sirkulasi darah
7
setelah rokok dihisap, dan mencapai otak dalam 10 detik, jauh lebih cepat dari produk
tembakau lainnya. Hal ini menjadi salah satu alas an mengapa merokok memiliki
kemungkinan besar menjadi kecanduan.16
Setelah nikotin masuk ke dalam darah, kemudian dengan cepat akan didistribusikan
ke otak. Sebagai akibatnya, efek nikotin pada system saraf pusat muncul dengan cepat,
bahkan dapat muncul setelah satu hirup dari rokok. Reseptor nicotinic acetylcholine
(nAChRs) terkumpul pada area dari fungsi kognitif (korteks prefrontal, ganglia basalia,
nucleus ceruleus) dan di area mesolimbic, nucleus accumbens. Nikotin mengaktivasi nAChRs
dan aktivasi ini menyebabkan pelepasan acetylcholine, dopamin dan glutamat dan
memodulasi neurotransmitter lain seperti noradrenalin dan serotonin.18
Pada permulaan merokok, nikotin akan segera menyebabkan efek yang
menyenangkan berhubungan dengan fungsi kognitif dan mood. Mekanisme ini dinamakan
neuromodulasi. Nikotin terikat pada beberapa reseptor nikotin, yang akan teraktivasi dan
selanjutnya terdesensitisasi. Akumulasi nikotin yang cepat pada otak setelah merokok dalam
kombinasi dengan efek nikotin pada aktivitas dan fungsi otak menghasilkan kondisi optimal
untuk terjadinya ketergantungan. Pada proses ini, aksi dopamine pada reseptor dopamine
dalam nucleus accumbens memiliki peran yang penting.18
Toleransi akut dan kronik untuk nikotin berkontribusi pada peningkatan konsumsi
rokok karena perokok harus merokok lebih banyak lagi untuk mendapatkan efek yang
diinginkan. Nikotin memicu perubahan sinaptik dan seluler yang mendasari peningkatan
motivasional dan perilaku, yang berujung pada ketergantungan. Stadium ini disebut
neuroadaptasi, yang berarti system tersebut menjadi mampu menggunakan nikotin dalam
dosis yang meningkat.18
2.4. Penentuan Ketergantungan Nikotin
Dua metode tradisional masih bertahan untuk menentukan ketergantungan nikotin.
Metode pertama adalah model ketergantungan fisik, dan yang kedua berdasarkan
diagnostik psikiatri. Pendekatan lainnya pada umumnya untuk membagi derajat pengukuran
menjadi kategori yang unidimensional dan multidimensional. Sebuah pengukuran
ketergantungan yang valid penting untuk penatalaksanaan ketergantungan yang efektif dan
untuk kepentingan penelitian.19
8
Hasil dari beberapa penelitian terdahulu mendukung hipotesis bahwa tembakau dan
ketergantungan nikotin bersifat multidimensional. Ketergantungan nikotin berhubungan
dengan banyaknya konsumsi produk tembakau, penggunaan yang kompulsif, toleransi,
regulasi intake dan putus obat. Ketergantungan nikotin secara konvensional ditentukan
dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, fourth edition (DSM-IV) atau
dengan the Fagerström Test for Nicotine Dependence (FTND).
Kriteria DSM dikerjakan pada sebuah wawancara diagnostic psikiatrik dan dibagi
menjadi tujuh kelompok, mengukur kehilangan control terhadap perilaku merokok.
Diagnosis ketergantungan nikotin harus memenuhi minimal tiga criteria dalam periode 12
bulan. Kriteria diagnosis ketergantungan nikotin berdasarkan DSM IV dapat dilihat pada
tabel 1
Tabel 1. Kriteria Ketergantungan Nikotin Berdasarkan the Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders, fourth edition (DSM IV)
Sebuah pola maladaptive dari penggunaan bahan, sehingga menyebabkan gangguan
atau distress yang signifikan secara klinis, yang ditunjukkan oleh tiga dari hal-hal berikut
ini selama lebih dari 12 bulan :
1. Bahan sering dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar atau dalam waktu yang
lebih lamadari yang diperkirakan.
2. Hasrat yang persisten atau usaha yang gagal untuk mengurangi atau mengontrol
penggunaannya
3. Banyak waktu dihabiskan untuk melakukan aktivitas yang diperlukan untuk
mendapatkan substansi tersebut (misalnya merokok tanpa putus) atau pulih dari
efeknya
4. Aktivitas sosial, pekerjaan, atau rekreasional yang penting dikurangi karena
menggunakan bahan tersebut
5. Penggunaan bahan yang kontinyu walaupun telah dikertahui dapat terjadi masalah
fisik, psikologis, maupun sosial yang persisten karena penggunaan bahan tersebut
6. Toleransi, yang didefinisikan dengan kebutuhan mendapatkan bahan dalam jumlah
lebih banyak untuk mencapai efek yang diinginkan atau efek yang lebih kecil dengan
tetap menggunakannya dalam jumlah yang sama
9
7. Putus obat (withdrawal), yang ditandai oleh karakteristik sindrom putus obat
terhadap bahan yang atau bahan yang sama dipakai untuk meredakan atau
menghindari gejala putus obat
The Fagerström Test for Nicotine Dependence (FTND) merupakan suatu skala
keluhan yang didapat dengan kuesioner. FTND telah digunakan secara luas baik untuk
tujuan klinis maupun penelitian. FTND merupakan modifikasi dari FTQ (Fagerström
Tolerance Questionnaire). FTND memuat enam pertanyaan dengan skor yang berkisar
antara 0 sampai 10 untuk setiap pertanyaan. Tingkat ketergantungan nikotin tertinggi
didapat oleh perokok dengan jumlah rokok yang banyak dan yang merokok di pagi hari
secara prominen. Sistem penilaian menggunakan skala FTND dijelaskan pada tabel 2.20,21
FTND bersifat unidimensional, dengan komponen kunci berupa kesulitan
mentoleransi penurunan level nikotin. Pengukuran ini dikatakan berhubungan dengan hasil
program henti rokok dan pengukuran biokimiawi yang berhubungan dengan jumlah rokok
yang dikonsumsi. FTND menggabungkan indeks konsumsi (jumlah rokok per hari) dengan
kesulitan mentoleransi penurunan level nikotin (kapan merokok rokok pertama dalam satu
hari, merokok saat sakit, lebih sering merokok di pagi hari, kesulitan untuk tidak merokok di
daerah dengan larangan merokok).20,21
Tabel 2. The Fagerström Test for Nicotine Dependence21
1. Seberapa segera setelah bangun tidur pagi anda merokok rokok pertama anda ?
a. 5 menit 3 poin
b. 6-30 menit 2 poin
c. 31-60 menit 1 poin
d. Setelah 60 minutes 0 poin
2. Apakah anda mendapatkan kesulitan untuk menunda merokok pada tempat
dengan larangan merokok ?
a. Ya 1 poin
b. Tidak 0 poin
3. Rokok yang mana yang paling sulit anda lewatkan ?
a. Rokok pertama di pagi hari 1 poin
b. Yang lainnya 0 poin
10
4. Berapa banyak rokok yang anda konsumsi per hari ?
a. 1-10 rokok 0 poin
b. 11-20 rokok 1 poin
c. 21-30 rokok 2 poin
d. 31 rokok atau lebih 3 poin
5. Apakah anda lebih sering merokok dalam jam pertama setelah bangun tidur pagi
hari dibandingkan waktu lain dalam satu hari ?
a. Ya 1 poin
b. Tidak 0 poin
6. Apakah anda merokok saat anda sedang sakit parah dan berada di atas tempat
tidur seharian ?
a. Ya 1 poin
b. Tidak 0 poin
11
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka Konsep
Tembakau dan ketergantungan nikotin bersifat multidimensional. Ketergantungan
nikotin berhubungan dengan banyaknya konsumsi produk tembakau, penggunaan yang
kompulsif, toleransi, regulasi intake dan putus obat (American Psychiatric Association 1994).
Selain faktor perilaku, ketergantungan nikotin juga dipengaruhi oleh oleh aspek genetic dan
aspek sosio-ekonomik lain seperti misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, umur, jenis
kelamin, serta lama merokok atau usia mulai merokok.22
Gambar 2. Kerangka teori ketergantungan nikotin dan faktor–faktor yang mempengaruhinya
Merokok
Ketergantungan
Nikotin
Kesulitan
Henti Rokok
Penyakit berhubungan
tembakau
(tobacco related diseases)
Genetik
Umur
Jenis Kelamin
Usia mulai
merokok
Lama merokok
Jumlah rokok
Alkohol
Faktor sosioekonomik
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Penyakit
Respirasi
12
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan suatu survei dengan rancangan potong lintang analitik
untuk mencari ketergantungan nikotin pada pasien paru perokok dan faktor-faktor yang
berhubungan.
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. Penelitian ini direncanakan selama 6
bulan, antara bulan Juli hingga Desember 2016.
4.3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah pasien asma dewasa rawat jalan yang memeriksakan diri ke
poliklinik paru RSUP Sanglah pada periode Juli hingga September 2016. Sampel diambil
dengan menggunakan teknik consequtive random sampling, sampel diambil secara
berurutan hingga akhir masa pengumpulan sampel, pada 30 September 2016.
Kriteria inklusi subyek penelitian
1. Pasien asma dewasa (usia 12 tahun ke atas) yang telah didiagnosis menderita
penyakit paru dan respirasi dengan standar diagnosis yang diacu di Poliklinik Paru
RSUP Sanglah
2. Memeriksakan diri ke Poliklinik Paru atau dirawat di bangsal RSUP Sanglah
perawatan dengan penyakit paru atau respirasi antara periode Juli hingga September
2016
3. Bersedia ikut dalam penelitian dengan menandatangani pernyataan kesediaan
mengikuti penelitian (informed consent)
4.4. Variabel penelitian
Variabel penelitian merupakan karakteristik sampel penelitian yang diukur sacara
numerik atau kategorikal. Variabel-variabel tersebut ditentukan dan disusun menurut
rancangan penelitian yang direncanakan.
13
Klasifikasi variabel :
a. Variabel bebas adalah dengan umur, jenis kelamin, usia mulai merokok, lamanya
merokok, jumlah rokok, serta faktor sosio-ekonomi seperti tingkat pendidikan dan
pekerjaan dari perokok
b. Variabel tergantung adalah ketergantungan nikotin
4.5. Definisi Operasional variabel
1. Jenis kelamin dibedakan menjadi dua yaitu laki-laki dan perempuan berdasarkan
pengamatan.
2. Umur dinyatakan dalam tahun, yang diperoleh dari akte kelahiran atau kartu tanda
penduduk, jika tidak ada umur diperkirakan dengan menghubungkan kelahiran
dengan kejadian yang bersejarah di lingkungan sekitar.
3. Merokok dikategorikan menjadi perokok, bekas perokok dan bukan perokok.
Perokok adalah mereka yang merokok secara reguler dan sekarang masih merokok
yang didasarkan pada jawaban pertanyaan pada kuesioner. Bukan perokok adalah
mereka yang tidak pernah merokok. Sedangkan bekas perokok adalah mereka yang
sekurang-kurangnya berhenti merokok dalam satu tahun terakhir
4. Jumlah rokok per hari dinyatakan berdasarkan jawaban dari pertanyaan pada
kuesioner, yaitu ”berapakah jumlah rata – rata rokok yang anda konsumsi per hari?”
Jawaban ini dikelompokkan menjadi kurang dari 5, 5-9, 10-14, 15-19, 20-24, dan 25
atau lebih.
5. Usia mulai merokok didapatkan dari jawaban pertanyaan ”Umur berapakah anda
mulai merokok secara reguler?” Jawaban ini kemudian dikelompokkan menjadi 9-16,
17-20, 21-24, 25-28 dan 29-47 tahun.
6. Lama merokok didapatkan dari jawaban pertanyaan pada kuesioner ”sudah berapa
lama anda merokok secara reguler?” Jalaban pertanyaan ini dikelompokkan menjadi
kurang dari 5 tahun, 5-9, 10-14, 15 tahun atau lebih.
7. Tingkat pendidikan didefinisikan sebagai jenjang pendidikan formal terakhir yang
berhasil ditamatkan dan didapatkan dari hasil wawancara langsung. Dibagi menjadi
kelompok tidak sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengah atas, perguruan tinggi.
14
8. Pekerjaan didefinisikan sebagai jenis kegiatan yang dilakukan pada sebagian besar
waktu dalam sehari dan menghasilkan uang dan didapatkan dari hasil wawancara
langsung.
9. Ketergantungan nikotin didasarkan pada wawancara terstruktur dengan
menggunakan suatu skala keluhan yang disebut The Fagerström Test for Nicotine
Dependence (FTND). FTND memuat enam pertanyaan dengan skor total yang
berkisar antara 0 sampai 10 untuk seluruh pertanyaan. Tingkat ketergantungan
nikotin tertinggi didapat oleh perokok dengan jumlah rokok yang banyak dan yang
merokok di pagi hari secara prominen.
4.6. Bahan Penelitian
1. Bahan
Bahan atau materi penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner
untuk mendapatkan data-data tentang anamnesis merokok dengan seluruh
komponennya, demografi sosio-ekonomi, dan tingkat ketergantungan nikotin.
2. Alat
Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini meliputi alat peakflow meter, mouthpiece
peakflow meter, alcohol swab, noseclip untuk peakflow meter, dan handschoen
steril.
4.7 Jalannya Penelitian
1. Pengurusan Ijin dan Kelaikan Etik
Sebelum memulai penelitian dilakukan pengurusan ijin untuk melakukan penelitian
di RS Sanglah. Dilakukan juga pengurusan kelaikan etik di Unit Litbang FK Universitas
Udayana.
2. Seleksi Subyek
Subyek diseleksi dari Subyek penelitian adalah pasien asma dewasa yang
memeriksakan diri ke poliklinik paru RS Sanglah pada periode waktu Juli hingga
September 2016 dan bersedia menandatangani informed consent. Sampel diambil
dengan metode non probability sampling menggunakan teknik consequtive
sampling, sampel diambil secara berurutan sampai tanggal 30 September 2016.
15
3. Pengambilan Sampel
Subyek yang diseleksi dan memenuhi kriteria inklusi kemudian diwawancara oleh
peneliti dan petugas pewawancara yang telah dilatih sebelumnya. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan tes fungsi paru sederhana dengan menggunakan peakflow
meter.
4.8. Analisis Data Statistik
Analisis data dilakukan setelah evaluasi ulang data yang terkumpul dan melengkapi data-
data yang belum terisi lengkap
a. Uji normalitas Kolmogorov-smirnov, digunakan untuk menguji apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak
b. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik dan distribusi
frekuensi berbagai variabel yaitu usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, lingkar
pinggang, status merokok, usia mulai merokok, lamanya merokok, jumlah rokok, serta
faktor sosio-ekonomi seperti tingkat pendidikan dan pekerjaan.
c. Analisis statistik menggunakan nilai p<0,05 sebagai batas kemaknaan dengan memakai
perangkat lunak komputer.
16
BAB V HASIL DAN RENCANA PENELITIAN SELANJUTNYA
5.1. Hasil Penelitian Subjek penelitian adalah pasien paru yang berobat di poliklinik paru dan yang dirawat di
ruang rawat inap paru RSUP Sanglah yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 18 orang.
Semua subjek penelitian dapat menjawab pertanyaan serta melakukan pemeriksaan dengan
baik. Tabulasi hasil penelitian sementara dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel tabulasi hasil penelitian
No jaminan
jenis kelamin usia
pekerjaan
pendidikan
pajanan rokok
skor fagerstrom PEFR
1 bpjs L 64
tidak bekerja smp perokok aktif 6 110
2 bpjs L 59 swasta sma
perokok pasif 0 460
3 bpjs L 43 swasta sma
perokok pasif 0 288
4 bpjs L 56 dosen s2
perokok pasif 0 461
5 bpjs L 65 pensiun sma
bekas perokok 0 362
6
umum P 27 swasta s1
bekas perokok (stop 10 th yl) 0 791
7 bpjs p 37
wiraswasta smp
perokok pasif 0 291
8 bpjs L 40 swasta sma
perokok pasif 0 675
9 bpjs L 40 pns s1
perokok pasif 0 600
10 bpjs P 23
mahasiswa sma
perokok pasif 0 500
11 bpjs l 20
mahasiswa sma
perokok pasif 0 700
12 bpjs p 54 guru s1
perokok pasif 0 400
13 bpjs L 51 pns s1
perokok pasif 0 437
14 bpjs p 25 swasta sma
perokok pasif 0 260
15 bpjs p 51 swasta sma
perokok pasif 0 445
16 bpjs l 51 swasta sma bekas 0 395
17
perokok 17
bpjs p 60 irt sd perokok pasif 0 168
18 bpjs p 41 irt sd
perokok pasif 0 400
19 bpjs p 71 irt smp
perokok pasif 0 450
20 bpjs l 66 swasta sma
bekas perokok 0 520
21 bpjs p 47 irt
tidak sekolah
perokok pasif 0 350
22 bpjs l 59 petani sd
bekas perokok 0 590
23 bpjs p 35 swasta s1
perokok pasif 0 480
24 bpjs p 40 irt smp
perokok pasif 0 220
Berdasarkan hasil sementara penelitian ini didapatkan sebagian besar pasien
merupakan perokok pasif dan tidak didapatkan ketergantungan nikotin. Saat ini hasil penelitian ini belum dapat dianalisis karena jumlah sampel yang belum mencukupi, kami akan meneruskan penelitian sampai didapatkan jumlah sampel yang memenuhi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam proposal penelitian.
18
Daftar pustaka
1. Doll R, Peto R, Wheatley K, Gray R, Sutherland I. Mortality in relation to smoking: 40
years’ observations on male British doctors. BMJ 1994;309:901-911.
2. Neubauer S, Welte R, Beiche A, Koenig HH, Buesch K, et al. Mortality, morbidity and
costs attributable to smoking in Germany: update and a 10-year comparison. Tobacco
control 2006;15(6): 464-471
3. Risch HA, Howe GR, Jain M, Burch JD, Holowaty EJ, etal. Are female smokers at higher
risk for lung cancer than male smokers? A case-control analysis by histologic type.
American Journal of Epidemiology 1993;138(5): 281-293.
4. CDC. MMWR. Annual smoking-attributable mortality, years of potential life lost, and
productivity losses - United States, 1997-2001. 2005
5. Mackay J, Eriksen M, Shafey O. The tobacco atlas, The American Cancer Society, Atlanta.
2006.
6. Abrams DB. The tobacco dependence treatment handbook: a guide to best practices,
Guilford Press, New York. 2003.
7. Prochaska JO and Velicer WF. The transtheoretical model of health behavior change.
American Journal of Health Promotion 1997;12(1): 38-48.
8. Fagerström KO. Can reduced smoking be a way for smokers not interested in quitting to
actually quit?. Respiration 2005;72(2): 216-220.
9. Hughes JR, Keely J, Naud S. Shape of the relapse curve and long-term abstinence among
untreated smokers. Addiction 2004;99(1): 29-38.
10. Heydari GR, Ariyanpour M, Kashani BS, Ramezankhani A, Tafti SF, et al. Tobacco
dependency evaluation with fagerstrom test among the entrants of smoking cessation
clinic. Tanaffos 2007;6(4):47-52.
11. Ambrose JA, Barua RS. The Pathophysiology of Cigarette Smoking and Cardiovascular
Disease An Update, JACC 2004;43(10): 245-252.
12. DiFranza JR. Hooked from the fi rst cigarette. Journal of Family Practice 2007;56(12):
1017-1022
13. Kandel DB, Hu MC, Griesler PC, Schaffran C. On the development of nicotine
dependence in adolescence. Drug and Alcohol Dependence 2007;91: 26-39
19
14. Rubinstein ML, Thompson PJ, Benowitz NL, Shiffman S, Moscicki AB. Cotinine levels in
relation to smoking behavior and addiction in young adolescent smokers. Nicotine and
Tobacco Research 2007;9: 129-135
15. Fiore MC, Novotny TE, Pierce JP, Giovino GA, Hatziandreu EJ, etal. Methods used to quit
smoking in the United States. Do cessation programs help? JAMA 1990;263(20): 2760-
2765
16. Le Houezec J. Role of nicotine pharmacokinetics in nicotine addiction and nicotine
replacement therapy: a review. International Journal of Tuberculosis and Lung Disease
2003;7(9): 811-819
17. Gorrod JW. Analytical determination of nicotine and related compounds and their
metabolites. Springer, Berlin. New York. 2002
18. Royal College of Physicians. Harm reduction in nicotine addiction: helping people who
can’t quit. A report by the Tobacco Advisory Group of the Royal College of Physicians.
The Lavenham Press Ltd, Suffolk. 2007.
19. Etter JF. A comparison of the content, construct and predictive validity of the cigarette
dependence scale and the Fagerström test for nicotine dependence. Drug and Alcohol
Dependence2005; 77(3): 259-268
20. Heatherton TF, Kozlowski LT, Frecker RC, Fagerström KO. The Fagerstrom Test for
Nicotine Dependence: a revision of the Fagerstrom Tolerance Questionnaire. British
journal of addiction 1991;86(9): 1119-1127
21. Fagerström KO, Kunze M, Schoberberger R, Breslau N, Hughes JR, etal. Nicotine
dependence versus smoking prevalence: comparisons among countries and categories
of smokers. Tobacco control 1996;5(1): 52-56.
22. Haustein KO. Smoking and poverty. European Journal of Cardiovascular Prevention and
Rehabilitation 2006;13(3): 312-318.
.
20
LAMPIRAN 1. DUKUNGAN SARANA DAN PRASARANA PENELITIAN
1. Kuesioner Penelitian
Kuesioner penelitian ini terdiri dari tiga bagian utama. Bagian pertama tentang data umum
dan demografi pasien, bagian kedua tentang serangan eksaserbasi asma menggunakan
kuesioner ACQ, serta bagian ketiga tentang pajanan ETS secara kualitatif dan kuantitatif.
2. Peralatan Utama
Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini meliputi alat peakflow meter, mouthpiece
peakflow meter, alcohol swab, noseclip untuk peakflow meter, dan handschoen steril.
21
LAMPIRAN 2. SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI DAN PEMBAGIAN TUGAS
No. Nama Jabatan dalam Tim Tugas Perorangan
NIP/NIM Alokasi Waktu (Jam/minggu)
1 Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) Ketua Peneliti Manajerial penelitian, penyusunan anggaran biaya, kontrol
NIP. 19520705 198012 1 001 36 jam per minggu
2 Dr. I Gede Ketut Sajinadiyasa, SpPD
Anggota Peneliti Sampling, pengumpulan data, analisis data NIP. 19680516 199903 1 001 30 jam per minggu
3 Dr. Ni Wayan Candrawati, SpP Anggota Peneliti Sampling, pengumpulan data, analisis data
- 30 jam per minggu
22
LAMPIRAN 3. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA TIM PENELITI
1. Ketua Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K)
2 Jabatan Fungsional Lektor
3 Jabatan Struktural Staf Program Studi Ilmu Penyakit Paru FK UNUD
4 NIP 19520705 198012 1 001
5 NIDN 0005075213
6 Tempat, Tanggal Lahir Karangasem, 05 Juli 1952
7 Alamat Rumah Perumahan Nangka Permai C-10 Jl Antasura,
Denpasar
8 No. Telepon / HP 08123990362
9 Alamat Kantor Jl. P. Bali, Denpasar
10 No. Telepon -
11 Alamat Email [email protected]
12 Mata Kuliah yang Diampu Paru dan Respirasi
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 / Sp S-3
Nama Perguruan
Tinggi
FK UNUD FK UNAIR
Bidang Ilmu
Tahun Masuk
Tahun Lulus
Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Sumber Dana Jumlah Dana
1
2
3
D. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam
5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 ASTHMA MEETING: COMPREHENSSIVE APPROACH OF ASTHMA
Penangan asma akut di layanan primer
Denpasar, 30 Januari 2016
2 ASTHMA MEETING: EXERCISE-INDUCED ASTHMA Denpasar, 30
23
COMPREHENSSIVE APPROACH OF ASTHMA
(EIA) Januari 2016
3
4
5
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
Denpasar, 27 Maret 2016
Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) NIP. 19520705 198012 1 001
24
2. Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap I Gede Ketut Sajinadiyasa, SpPD
2 Jabatan Fungsional
3 Jabatan Struktural Staf Program Studi Ilmu Penyakit Paru FK
UNUD
4 NIP 196805161999031001
5 NIDN -
6 Tempat, Tanggal Lahir Baturiti, 16 Mei 1968
7 Alamat Rumah Jl. Apit Telaga Gg Teratai Br Batur Peguyangan
Kaja
8 No. Telepon / HP
9 Alamat Kantor Jl. P. Bali, Denpasar
10 No. Telepon -
11 Alamat Email [email protected]
12 Mata Kuliah yang Diampu Paru dan Respirasi
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 / Sp S-3
Nama Perguruan
Tinggi
FK UNUD FK UNUD
Bidang Ilmu
Tahun Masuk
Tahun Lulus
Judul Skripsi/Tesis
Nama Pembimbing
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Sumber Dana Jumlah Dana
1
2
3
D. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam
5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
2
3
4
5
25
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
Denpasar, 27 Maret 2016
Dr. I Gede Ketut Sajinadiyasa, SpPD NIP. 196805161999031001
26
3. Anggota Peneliti
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Ni Wayan Candrawati
2 Jabatan Fungsional -
3 Jabatan Struktural -
4 NIP -
5 NIDN -
6 Tempat, Tanggal Lahir Denpasar, 13 agustus 1984
7 Alamat Rumah Jln sutoyo no. 11 denpasar
8 No. Telepon / HP 081214618799
9 Alamat Kantor Rsup sanglah
10 No. Telepon
11 Alamat Email [email protected]
12 Mata Kuliah yang Diampu
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 / Sp
Nama Perguruan Tinggi Univ udayana Univ airlangga
Bidang Ilmu Kedokteran Pulmonologi dan kedokteran
respirasi
Tahun Masuk 2002 2011
Tahun Lulus 2008 2016
Judul Skripsi/Tesis Faktor yang berpengaruh
pada tingkat kontrol asma di
rsud dr. Soetomo surabaya
Nama Pembimbing Prof. Dr. dr. M Amin, Sp.P(K)
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Sumber Dana Jumlah Dana
1
2
3
27
D. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir
No
1
2
3
4
5
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal
1
2
Denpasar, 27 Maret 2016
Dr. Ni Wayan Candrawati, SpP
28
LAMPIRAN 4. INFORMED CONSENT
INFORMED CONCENT
PENELITIAN
“KETERGANTUNGAN MEROKOK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA PASIEN PARU PEROKOK YANG RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN
DI RSUP SANGLAH ”
Prof.Dr.dr. IB Ngurah Rai, SpP(K),
Setelah mendengar penjelasan dari tim peneliti (secara lisan dan tertulis) mengenai tujuan,
manfaat, dan risiko bagi subyek penelitian,
bersama ini saya:
Nama : …………………………………………………
Umur : ……. tahun / Jenis kelamin : …………..
Alamat : …………………………………………………
No. HP : …………………………………………………
Menyatakan bersedia secara sukarela berpartisipasi dan mematuhi semua prosedur sebagai
subyek penelitian.
Bila suatu saat saya ada dalam kondisi yang tidak memungkinkan mengikuti semua
prosedur penelitian, atau merasa dirugikan, maka saya berhak mengundurkan diri sebagai
subyek penelitian.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Denpasar, ………………………………
Nama dan tanda tangan subyek Mengetahui
(…………………………………….) (……………………………………….)
29
LAMPIRAN 5
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K)
NIP/NIDN : 0005075213
Pangkat/Golongan : Penata tk I / IIId
Jabatan Fungsional : Lektor
Alamat : Perumahan Nangka Permai C-10 Jl Antasura, Denpasar
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul ketergantungan
merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien paru perokok yang
menjalani rawat inap dan rawat jalan di RSUP Sanglah yang dimuat dalam skema hibah
unggulan program studi untuk tahun anggaran 2016 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Denpasar, 27 Maret 2016
Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K)
NIP. 19520705 198012 1 001
30
LAMPIRAN 5. LAPORAN KEUANGAN PENELITIAN
REKAPAN SPJ SPK
JUDUL SPK
NO. SPK : 2112/UN.14.2/LITBANG/2016.
KODE MAK :
NO PENERIMA URAIAN BUKTI JUMLAH PAJAK
TANGGAL NO (Rp.) PPN PPH
1 2 3 4 5 Rp 6 7 8
1
Honorarium Tim Peneliti Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian ketergantungan merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien paru perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR : 12.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016. Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.
Rp 5.400.000 450000
2
Pembelian :
10 rim Kertas HVS A4 epeper @ 49.000,-
Rp 4.612.000
Rp 419.636
62.891
4 kotak Tinta Printer color laserjet @ 650.000,-
10 buah CD-RW @ 12.000,-
3 buah Flashdisk 16 Gb @ 255.000,-
5 buah Map plastic business file inter X fc @ 39.200,-
31
Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian ketergantungan merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien paru perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR : 12.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016. Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.
3
Pembelian :
Biaya 9.190 lbr foto copy @ Rp. 200,- =
Rp 3.098.000
281.636
42.245
Biaya 42 bh jilid buku @ Rp. 30.000,- =
Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian ketergantungan merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien paru perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR : 12.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016. Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.
4
Biaya konsumsi : Rp 2.440.000
- 36.600
40 kotak nasi @ Rp. 45.000,- = Rp. 1.800.000
40 kotak snack @ Rp. 16.000,- = Rp. 640.000
32
Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian ketergantungan merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien paru perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR : 12.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016. Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.
5
Pembelian : Rp 3.250.000 295455 44.318
2 Box Mouthpiece steril peakflow meter @ 1.500.000,-
2 Box Alcohol swab @ 30.000,-
5 Handschoen steril Gamex @ 80.000,-
Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian ketergantungan merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien paru perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR : 12.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016. Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.
6 Biaya Publikasi Majalah @ 1.000.000,-
Rp 1.000.000
33
Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian ketergantungan merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien paru perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR : 12.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016. Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.
7 Ethical Clearance @ 200.000,-
Rp 200.000
Dalam Rangka Kegiatan Hibah Penelitian ketergantungan merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada pasien paru perokok yang menjalani rawat inap dan rawat jalan Di RSUP Sanglah Denpasar. An. Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K) .dkk (3 orang). Sesuai SK Rektor Unud NOMOR : 12.11/UN14.2/PP/2016 tanggal 07 November 2016. Untuk keperluan Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Daftar Terlampir.
Jumlah
Rp 20.000.000
Rp 996.727 Rp 636.054
peneliti
Dr. Ida Bagus Suta, SpP(K)
Nip. 195207051980121001