laporan kkp
TRANSCRIPT
Laporan Kuliah Kerja Profesi (KKP)
MANAJEMEN PEMBUKAAN LAHAN (LAND CLEARING) AREAL
BERBUKIT AFDELING IX UNIT SEUMANTOK 2 PT. MOPOLI RAYA
ACEH BARAT
OLEH:
0905102010102
ISA ANSHARY
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2013
i
ABSTRAK
Kegiatan Kuliah Kerja Profesi dilaksanakan pada tanggal 9 Januari
sampai 9 Februari 2013 di PT. Mopoli Raya Kabupaten Aceh Barat. Tujuan
pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
dalam hal perkebunan kelapa sawit serta dapat merasakan langsung pekerjaan
lapangan perkebunan. Dengan demikian dalam kegiatan ini, saya tertarik ini
melakukan penelitian tentang “Manajemen Pembukaan Lahan (land clearing)
di Afdeling IX Unit Seumantok II PT. Mopoli Raya Kabupaten Aceh Barat”
dengan bimbingan dan arahan dari Bapak Ir. T. Makmur M, Si.
Membuka lahan
salah satu kegiatan dalam bidang persiapan lahan dan infrastruktur, sarana dan
prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan budidaya pertanian. Jadi pekerjaan
pembukaan lahan ini harus dikerjakan secara maksimal karena kondisinya akan
mempengaruhi perkebunan selama umur ekonomis tanaman kelapa sawit. Metode
yang digunakan adalah metode studi kasus yang hanya fokus membahas satu
objek secara lengkap dan sempurna. Hasil dari penelitian ini adalah keadaan
struktur organisasi dan manajemen tenaga kerja yang baik memberikan hasil
dalam manajemen pembukaan lahan yang maksimal karena mempengaruhi
keadaan perkebunan selama umur ekonomis tanaman kelapa sawit itu sendiri.
Kata Kunci : Pembukaan Lahan dan Manajemen Tenaga Kerja
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kuliah Kerja Profesional ini dengan judul “Manajemen Pembukaan
Lahan (land clearing) pada Afdeling IX Unit Seumantok II PT. Mapoli Raya
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat” . Salawat serta salam kita
sanjungkan keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita
umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti yang
dirasakan saat ini.
Untuk membuka kebun sawit maka harus dilakukan land clearing atau
sering disebut dengan istilah LC yang dalam bahasa Indoensia berarti pembukaan
lahan. Pembukaan lahan merupakan faktor ketiga yang menentukan kuantitas
perolehan produksi sesudah jenis tanah dan kualitas bibit. Oleh karena itu perlu
dilakukannya manajemen terhadap pembukaan lahan pada suatu perkebunan
kelapa sawit. Atas alasan diataslah maka penulis tertarik untuk mendalami
manajemen land clearing (Pembukaan Lahan) di PT. Mapoli Raya Aceh Barat.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang sebasar–besarnya kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang memberikan doa dan dukungan
yang tak pernah henti yang menjadi motivasi untuk penulis agar dapat
menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Profesional ini dengan baik dan
tepat waktu.
2. Bapak Dr. Ir. T. Makmur, M.Si yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran dan arahan selama penulis melakukan penyusunan
laporan penelitian ini.
3. Para Staff dan Pekerja di PT. Mopoli Raya yang memberikan motivasi
dan dorongan agar kami dapat menyelesaikan laporan penelitian ini
dengan cepat dan tepat serta tidak memberikan data yang tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
iii
4. Rekan-rekan mahasiswa/i dan semua pihak yang telah ikut membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca, agar penulisan laporan selanjutnya menjadi
lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga laporan ini nantinya dapat memberikan manfaat
sebagai informasi bagi petani kelapa sawit, maupun bagi mahasiswa yang
memiliki kepentingan dibidang tersebut.
Banda Aceh, 20 Februari 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................6
1.3 Tujuan ...............................................................................................6
1.4 Kegunaan ...........................................................................................7
BAB II. METODOLOGI KULIAH PROFESI
2.1 Lokasi dan Ruang Lingkup Kerja .....................................................8
2.2 Jadwal Pelaksanaan ...........................................................................8
2.3 Prosedur Kuliah Kerja .......................................................................9
2.4 Metodologi Pengumpulan Data .........................................................10
2.5 Konsep dan Batasan Variabel ...........................................................11
2.6 Metode Analisis .................................................................................13
2.7 Sistematika Penulisan ........................................................................14
v
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi KKP ........................................................15
3.2 Bidang Fokus KKP ............................................................................21
3.3 Isu-isu Penting ..................................................................................31
3.4 Solusi ................................................................................................32
BAB IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................34
4.2 Pembelajaran yang diperoleh ...........................................................35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................36
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan KKP .....................................................................8
Tabel 2. Biaya Borongan Pembukaan Lahan ....................................................29
Tabel 3. Pembagian Jumlah Karyawan ...............................................................38
vii
DAFTAR GAMBAR
Skema 1. Struktur PT. Mopoli Raya ...................................................................19
Skema 2. Struktur Setiap Afdeling PT. Mopoli Raya ........................................20
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Skema 1. Bagan Prosedur Kegiatan KKP ...........................................................37
Skema 2. Bagan Perekrutan Tenaga Kerja ..........................................................39
Lampiran Poto Kegiatan KKP ............................................................................40
Foto Udara Pabrik Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya ............................................41
Foto Udara Pabrik Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya ............................................42
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan utama yang
diperkirakan berasal dari Afrika Barat atau Amerika Selatan.Tanaman kelapa
sawit walaupun bukan tanaman asli Indonesia, tetapi Indonesia mampu menjadi
Negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Menurut Direktorat Jenderal
Perkebunan (2008) pada tahun 2008 luas perkebunan sawit di Indonesia telah
mencapai lebih dari 7, 07 juta ha dengan produksi sebesar 18,08 ton CPO.
Kelapa sawit memiliki keunggulan dibandingkan tanaman penghasil
minyak nabati lainnya yaitu produktivitas minyak lebih tinggi, lebih tangguh
terhadap perubahan musim dan keluasan dalam penggunaannya baik bidang
pangan maupun non pangan.Perkembangan dan pertambahan produksi kelapa
sawit di Indonesia menuntut adanya peningkatan pengelolaan kelapa sawit.
Manajemen yang baik yang dimulai dari pembukaan lahan sampai pemanenan dan
pengolahan hasil akan memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
Panen dan pengolahan hasil merupakan hal yang paling menentukan dalam
produksidan panen TBS. Pelaksanaan pemanenan akan berjalan normal apabila
dikelola dengan baik (Pahan, 2007).
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan
E. oleifera. Jenis pertama yang terluas dibudidayakan orang. dari kedua species
kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki
produksi yang sangat tinggi dan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah.
2
banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini untuk mendapatkan species
yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E. oleifera sekarang mulai
dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang,
yang terdiri dari
• Dura,
• Pisifera, dan
• Tenera.
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga
dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya
besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya
tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang
menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang
menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan
Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-
masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap
fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai
90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. (wikkepedia.
Pembaharuan data 2012)
Untuk membuka kebun kelapa sawit maka harus dilakukan land clearing
atau sering disebut dengan istilah LC yang dalam bahasa Indoensia berarti
pembukaan lahan. Pembukaan lahan merupakan faktor ketiga yang menentukan
kuantitas perolehan produksi sesudah jenis tanah dan kualitas bibit. Oleh karena
3
itu perlu dilakukannya manajemen terhadap pembukaan lahan pada suatu
perkebunan kelapa sawit (Aris, 2012).
Pembukaan lahan (land clearing) sebagai tahap awal penyiapan lahan
dapat dilakukandengan dua cara utama yaitu dengan cara manual membabat dan
membakar (slash and burn) atau dengan cara mekanis memakai alat-alat besar
seperti buldozer. Sebelum melakukan pembukaan lahan terlebih dahulu dilakukan
identifikasi vegetasi yang ada pada lahan tersebut. Dari data yang ada maka dapat
ditentukan apakan pembukaan lahan dilakukan secara manual, manual-mekanis
atau secara mekanis saja.
Membuka lahan salah satu kegiatan dalam bidang persiapan lahan dan
infrastruktur, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan budidaya
pertanian. Dalam membuka lahan termasuk didalamnya merencanakan bagian
infrastruktur apa yang harus dipersiapkan untuk melakukan kegiatan usaha tani.
Infrastruktur tersebut biasanya meliputi jalan, jembatan, saluran drainase, gudang
dan garasi peralatan berat seperti traktor, kendaraan pengangkut serta mesin-
mesin berak budidaya pertanian lainnya. Dalam membuka lahan ini memerlukan
perencanaan yang matang sehingga lahan setelah dibuka dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dalam jangka waktu yang lama.
Dengan cara manual lebih dahulu tanaman bawah dibabat baru kemudian
pohon-pohonditebang. Serasah tanaman dan batang-batang pohon kemudian
dibiarkan mengering dan pengeringan akan labih cepat bila dahan-dahan dan
ranting-ranting pohon dipotong-potong untuk dijual, dimanfaatkan sebagai kayu
bakar, atau dipakai untuk keperluan lain seperti bangunan.Tunggul-tunggl pohon
4
biasanya dibiarkan dan tidak dicabut.Sebelum cara padat karya (manual)
pembukaan lahan ini diterapkan secara besar-besar,dilakukan dahulu secara
selektif dan terbatas, berupa uji-coba. Dalam uji semacam ini dapatdibandingkan
antara cara manual dan cara mekanis serta kombinasinya pada kondisi
diIndonesia, dan dapat dilakukan pengamatan-pengamatan oleh para ahli tanah,
agronomi danekonomi dapat dipakai sebagai pedoman penerapan skala besar.
Pembukaan lahan bisa juga dilakukan dengan kombinasi cara manual dan
mekanis.Misalnya dengan pemakaian gergaji mesin tangan dan metode manual.
Disamping itu juga adacara lain yaitu dengan meracum pohon-pohin memakai
bahan kimia relatif murah seperti 2,4 D,akan tetapi metode ini tidak dianjurkan
karena dampaknya terhadap lingkungan.
Sesudah pembukaan lahan baru dilakukan pengolahan tanah untuk
persiapan pertanaman.Pengolahan tanah dapat dilakukan baik dengan cara manual
maupun mekanis.Pemilihan cara pembukaan lahan yang tepat penting sekali
karena pembukaan lahanmerupakan awal dari pengembangan pertanian menetap
di daerah-daerah baru. (Alisadono, et al, 2006).
Keefektifan suatumetode pembukaan sangat bergantung pada sifat-sifat
tanah, vegetasi, dan skala operasi. Metode pembukaan lahan yang sebaiknya
dilakukan adalah pembukaan lahantanpa bakar, karena dengan cara membakar
hutan dilarang oleh pemerintah dengan dikeluarkannya SK Dirjen Perkebunan No.
38 tahun 1995, tentang pelarangan membakar hutan.
Selain itu alasan menggunakan metode ini adalah:
5
1. Mempertahankan kesuburan tanah
2. Menjamin pengembalian unsur hara
3. Mencegah erosi permukaan tanah dan
4. Membantu pelestarian lingkungan.(Dirjen Perkebunan No. 38 tahun 1995).
Tahapan pembukaan lahan adalah sebagai berikut: membabat rintisan,
mengimas, menebang, merancek, membuat pancang kepala dan membersihkan
jalur. Sedangkan tahapanuntuk penyiapan lahan adalah : pembuatan teras dan
pembuatan benteng (tanggul) sinambungdan rorak. Pembuatan saluran drainase,
penanaman tanaman penutup tanah (cover crop), dan pembuatan jalan
transportasi. Pembukaan lahan atau landclearing adalah pembukaan lahan untuk
keperluan lain nya sepert perkebunan, transmigrasi, pertanian dan lain sebagainya.
Pembukaan lahan merupakan komponen biaya inventasi disamping pembibitan
yang telah dibicarakan. Tahapan-tahapan pekerjaan sudah tertentu sehingga
jadwal kerja harus harus dilaksanakanb secara konsekwen. Keterlambatan suatu
pekerjaan diselesaikan akan berlarut pada pekerjaan lain sehingga akan
menambah biaya. Tantangan yang dihadapi cukup banyak misalnya alam
(gangguan cuaca, hewan liar, dan lain-lain), biaya yang harus berkesinambungan.
Sumber daya manusia yang harus tersedia serta alat-alat beserta suku cadangnya.
Tahapan- tahapan pekerjaan ini adalah :
• Perencanaan luas kebun dan jadwal pembangunannya.
• Rintisan dan rencana pemborong pekerjaan.
• Sistim pembukaan lahan yang dipakai.
6
• Persiapan penanaman, parit, drainase, pengawetan tanah, penanaman
kacangan.
• Penanaman. (Eddi Purwanto. 2010)
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latang belakang yang sudah diuraikan diatas, maka masalah
dapat dirumuskan sebagai berikut :
• Bagaimana manajemen pembukaan lahan (land clearing) pada afdeling
IX unit Seumantok II PT. Mapoli Raya Kecamatan Woyla Kabupaten
Aceh Barat.
• Apakah manajemen pembukaan lahan (land clearing) pada afdeling IX
unit Seumantok II PT. Mapoli Raya Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh
Barat sudah tergolong baik.
1.3. Tujuan
Berdasarkan penelitian dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan
diatas, maka tujuan dari kegiatan kerja profesi ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan pembukaan lahan (land
clearing) di PT. Mopoli Raya kecamatan Woyla kabupaten Aceh barat
khususnya di afdeling IX unit Semantok 2.
2. Agar dapat mengembangkan ilmu pertanian yang sudah didapatkan di
bangku perkuliahan untuk langsung menerapkan serta mempraktekkan
7
dalam dunia perkebunan khususnya kelapa sawit PT. Mopoli Raya
Aceh Barat.
1.4. Kegunaan
Kegunaan kuliah kerja profesi ini antara lain adalah sebagai aplikasi ilmu
bagi penulis dalam upaya memperdalam pengetahuan dalam bidang Ilmu Sosial
Ekonomi Pertanian. Menambah wawasan bagi penulis dan memberikan informasi
kepada pihai-pihak yang ingin mengetahui tentang bagaimana cara membuka
lahan perkebunan kelapa sawit khususnya lahan yang memiliki topografi yang
tidak rata. Serta sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi strata satu
pada jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Syiah Kuala.
8
BAB II
METODOLOGI KULIAH KERJA PROFESI
2.1 Lokasi dan Ruang Lingkup Kerja
Lokasi penelitian ini di afdeling IX unit 3 (Semantok 2) PT. Mopoli Raya
Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.
Ruang lingkup kuliah kerja profesi ini terbatas pada pengolahan lahan
awal atau dengan kata lain pembukaan lahan (land clearing) yang sedang
dilakukan di afdeling IX unit semantok 2 PT. Mopoli Raya Kecamatan Woyla
Kabupaten Aceh Barat.
2.2 Jadwal Pelaksanaan
Kuliah Kerja Profesi ini dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2013 sampai
dengan 9 Februari 2013 dengan lokasi afdeling IX unit Semantok 2 PT. Mopoli
Raya Kabupaten Aceh Barat.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi
No Hari/Tanggal Kegiatan 1 Rabu/ 9 Januari 2013 Pengenalan administrasi kantor 2 Kamis / 11 Januari 2013 Pembagian kelompok dan hari kerja 3 Jumat/ 12Januari 2013 Pengenalan TM di unit 1 4 Sabtu / 14 Januari 2013 Pemberian arahan di lapangan mengenai TM 5 Senin / 16 Januari 2013 Praktek panen dan pengangkutan 6 Selasa / 17 Januari 2013 Praktek pemeliharaan tunasan dan pruningan 7 Rabu / 18 Januari 2013 Perawatan TM 8 Kamis / 19 Januari 2013 Pemupukan 9 Jumat/ 20Januari 2013 Pengenalan bibitan di unit 2 10 Sabtu / 21 Januari 2013 Penanaman kecambah di afdeling 5 (prenurserry) 11 Senin / 22 Januari 2013 Penyemaian kacang Mucuna bracteata 12 Selasa / 23 Januari 2013 Pengaturan mata 5
9
No Hari/Tanggal Kegiatan 13 Rabu / 24 Januari 2013 Pemindahan bibit ke afdeling 6 (mainnurserry) 14 Kamis / 25 Januari 2013 Perawatan bibit mainnurserry di afdeling 6 15 Jumat / 26Januari 2013 Pengenalan Land Clearing di unit 3 16 Sabtu / 27 Januari 2013 Kontrol pekerja Land Clearing 17 Senin / 29 Januari 2013 Pembagian Kawasan dan penanaman bibit 18 Selasa / 30 Januari 2013 Manajemen kantor afdeling 9 19 Rabu / 31 Januari 2013 Perawatan kacangan di lahan LC 20 Kamis / 1 Februari 2013 Perawatan bibi di LC 21 Jumat / 2Februari 2013 Pengenalan Pabrik unit 4
22 Sabtu / 3 Februari 2013 Pengenalan mesin-mesin pabrik
23 Senin / 5 Februari 2013 Melihat langsung kerja dalam pabrik
24 Selasa / 6 Februari 2013 Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO
25 Rabu / 7 Februari 2013 Manajemen pabrik dan kontrol
26 Kamis / 8 Februari 2013 Laboratorium Pabrik
27 Jumat / 9 Februari 2013 Perpisahan bersama Staff PT. Mopoli Raya
2.3 Prosedur Kuliah Kerja
Kuliah Kerja Profesi ini berlangsung kurang lebih selama satu bulan,
terhitung mulai tanggal 9 Januari sampai dengan 9 Februari 2013.Kegiatan pada
Kuliah Kerja Profesi meliputi aspek teknis di lapangan, aspek manajerial serta
administratif.
Aspek teknis di lapangan berupa pengamatan terhadap kerja para
karyawan perkebunan mengenai teknis pelaksanaan budidayadari pembibitan
kelapa sawit, pemeliharaan tanaman, produksi sampai kepada pengolahan. Selain
aspek teknis, pengamatan terhadap manajemen administratifpada setiapkantor
afdeling juga menjadi bagian dari kegiatan selama Kuliah Kerja Profesi.
Dalam Kuliah Kerja Profesi ini, kami mahasiswa yang menjalankan nya di
PT. Mopoli raya ini di bagi dalam 3 kelompok yang terbagi rata setiap
10
anggotanya. Ini dimaksudkan untuk lebih terarah dalam melakukan penelitian.
Karena setiap kelompok di bagi pada setiap unit yang jumlah hari penelitian
selama 6 hari pada masing-masing unit. Dan pada minggu terakhir semua anggota
Kuliah Kerja Profesi di PT. Mopoli Raya ini melakukan penelitian di pabrik
kelapa sawit (PKS). Jadi setiap mahasiswa itu diharapkan mengerti bagaimana
sistem manajemen dari pembukaan lahan, bibitan, tanaman belum menghasilkan,
tanaman menghasilkan serta pengolahan kelapa sawit di pabrik.
Jadwal di lapangan berlangsung mulai pukul 07.00 sampai 12.00 WIB
yang dimulai dengan apel pagi untuk memberi arahan kerja kepada mandor-
mandor oleh asisten dan mandor 1.Selama di lapangan penulis didampingi oleh
Mandor 1.Kegiatan penulis di lapangan setiap harinya disesuaikan dengan
Rencana Kerja Harian yang ada di Afdeling tersebut.
2.4 Metodelogi Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus.
Metode ini hanya memusatkan perhatian pada suatu kasus secara mendetail yang
terdapat dalam satu objek, yaitu perkebunan kelapa sawit di Afdeling IX Unit
Semantok 2 PT.Mopoli Raya Aceh Barat.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam kuliah kerja profesi ini adalah
bersumber dari data primer dan data sekunder:
a. Data primer, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
penelitian langsung yang berupa wawancara.Penulis mengumpulkan data
11
dengan cara mendatangi langsung kelapangan perkebunan sawit, dan
mewawancarai langsung pekerjannya.
b. Data sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari kantor
Afdeling.Pada pengamatan ini penulis mengumpulkan data yang akurat
dari kantor Afdeling yaitu berupa data luas areal pembukaan lahan
perkebunan, jumlah tenaga kerja, anggaran tahunan, dan lain-lain.
2.5 Konsep dan Batasan Variabel
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan pengertian dalam
penelitian ini, maka diberikan definisi dan batasan operasional sebagai
berikut:
- Petani (produsen) kelapa sawit adalah petani di daerah penelitian yang
mengusahakan tanaman kelapa sawit sebagai tanaman utama.
- Afdeling adalah satuan terkecil pengelolaan perusahaan perkebunan
terdiri atas beberapa blok pertanaman. Pada perkebunan kelapa sawit
seluas satu afdeling 750-1000 ha.
- Teknologi adalah penggunaan pengetahuan dan faktor-faktor produksi
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
- Produksi kelapa sawit adalah hasil usahatani kelapa sawit dalam bentuk
minyak kelapa sawit (MKS).
- Faktror produksi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
proses produksi untuk menghasilkan output.
12
- Biaya produksi kelapa sawit merupakan jumlah biaya yang harus
dikeluarkan untuk menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang
berkualitas sejak tanam hingga panen.
- Taksasi merupakan kegiatan menghitung jumlah tandan buah segar
yang akan diperoleh pada waktu panen berdasarkan jumlah dan keadaan
tandan bunga betina yang kemungkinan menjadi tandan buah.
- Angka Kerapatan Panen (AKP) adalah sejumlah angka yang
menunjukan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam suatu
areal, baik itu pada sistem blok maupun sistem grup.
- Hari Kerja (HK) adalah suatu hari kerja/Man days; jam kerja pekerja
pada satu hari yaitu ± 7 jam yang disebut juga upah sehari.
- Prakiraan produksi adalah pengamatan yang dilakukan satu kali tiap 6
bulan untuk memprakirakan jumlah panen yang akan diperoleh pada
tiap periode 6 bulan.
- Basis borong adalah basis premi = jumlah panen TBS (Kg/tandan)
dalam prestasi normal yang tidak dapat premi.
- Brondolan adalah buah matang yang terlepas dari rangkaian tandan
kelapa sawit.
- CPO adalah Crude Palm Oil/minyak sawit kasar yaitu hasil pengolahan
dari daging buah kelapa sawit.
- Fraksi adalah tingkat kematangan tandan kelapa sawit.
- Gawangan adalah ruang antar barisan tanaman disebut juga gawangan
mati.
13
- Gawangan hidup adalah ruang antara barisan tanaman yang
dipergunakan sebagai jalan pekerja (pasar pikul).
- TBM adalah Tanaman Belum Menghasilkan; masa waktu dari saat
tanamn sampai panen pertama, berlangsung 30-36 bulan.
- TM adalah Tanaman Menghasilkan; keadaan tanaman yang sudah
berproduksi.
- TBS/ Tandan Buah Segar merupakan bentuk hasil panen kelapa sawit,
disebut juga janjang atau FFB (Fresh Fruit Bunch).
- Wiping adalah pengendalian/pemberantasan alang sporadis dengan cara
mengoleskan larutan bahan kimia/herbisida dengan kain lap.
- Land Clearing sebagai tahap awal penyiapan lahan dapat dilakukan
dengan dua cara utama yaitu dengan cara manual membabat dan
membakar (slash and burn) atau dengan cara mekanis memakai alat-
alat besar seperti buldozer
- Luas dan topografi pembukaan lahan (land clearing)Afdeling IX Unit
Semantok 2 PT.MOPOLI RAYA (Y) yaitu mengukur tingkat tenaga
kerja yang dibutuhkan terhadap pembukaan lahanyang dinyatakan
dalam bentuk satuan (Hb).
2.6 Metode Analisis
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah suatu metode yang meneliti status sekolompok manusia,
suatu objek, kondisi, sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
14
sekarang. Dapat diartikan bahwa pemecahan masalah sebenarnya adalah dengan
menggambarkan keadaan sebenarnya mengenai pembukaan lahan pada areal
berbukit untuk menanam tanaman perkebunan kelapa sawit di afedling IX unit
semantok 2 PT. Mopoli Raya Kabupaten Aceh Barat.
2.7 Sistematika Penulisan
Tulisan ini terdiri dari 4 bagian.Setelah pendahuluan terutama tentang
latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan serta kegunaan dalam
penelitian ini. Bab kedua menjelaskan tentang setting daerah penelitian, terutama
menjelaskan potensi daerah penelitian baik SDA maupun SDM dan sarana
penunjang lainnya, kemudian tentang dinamika perkebunan kelapa sawit dan
kebutuhan dan kualitas tenaga kerja. Serta memuat tentang cara kerja yang
bersistem untuk kelancaran pelaksanaan kuliah kerja profesi ini. Bab ketiga
menekankan pada manajemen pembukaan lahan (land clearing) di dalam
perkebunan kelapa sawit di Afedeling IX Unit Semantok 2 PT.MOPOLI RAYA
Aceh Barat. Bab ke-empat yang merupakan akhir dari tulisan berisi
kesimpulandan pembelajaran yang diperoleh, sebelumnya untuk menjawab
permasalahan dan tujuan penelitian. Sebagai penutup tulisan akan dirumuskan
beberapa rekomendasi sebagai bahan masukan bagi pengambil keputusan di
daerah peninjauan tentang manajemen pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit
di Unit 2 Afdeling IX PT. MOPOLI RAYA Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.
15
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah Singkat Perkebunan
PT. Mopoli Raya merupakan perusahaan swasta nasional asli pribumi
yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit, karet dan pabrik kelapa
sawit (PKS). Perusahaan ini mulai dibangun pada tanggal 17 Desember 1980 atas
prakarsa tiga orang, yaitu :
1. Alm. H.A Basyah Ibrahim
2. Alm. Moh. Sati
3. Alm. Mustafa Sulaiman
Nama Mopoli berasal dari suatu daerah dataran di Desa Suka Makmur
Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh yang terletak
pada 198,020 BT dan 9,200 LU.Ditempat inilah secara kecil-kecilan (± 200 Ha)
pertama ditanami. Tetapi pada saat ini telah tersebar menjadi 2 provinsi yaitu
Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh serta
Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara dengan luas ±3.053,57 Ha.
Dengan 26 pemegang saham perorangan dan perusahaan yang merupakan
perseron terbatas yang tidak ada mayoritas dari suatu pemegang saham pun. Bisa
dikatakan bahwa PT. Mopoli Raya adalah perusahaan yang sahamnya dimiliki
oleh pemegang saham tunggal dan pengelolaan dari :
a. PT. H. Suleiman Saleh yang mengelola perkebunan Damar Condong I dan
Damar Condong II.
16
b. PT. Perapen yang mengelola perkebunan Perapen I dan Perapen II.
c. PT. Dharma Agung yang mengelola perkebunan Mopoli, Alur Hitam dan
Alur Tengah.
d. PT. Puga Company yang mengelola perkebunan Kebun Bukit Raya.
e. PT. Surya Mata Ie yang mengelola perkebunan Upah.
f. PT. Gading Bakti mengelola perkebunan Seumantok.
g. PT. Aloer Timur yang mengelola perkebunan Alur Teh.
h. PT. Mazdah yang mengelola perkebunan Serang Jaya.
i. PT. Watu Gede Utama yang merupakan anak perusahaan baru perkebunan
PT. Mopoli Raya Medan
j. PT. Dani Putra mengelola perkebunan Peunaron.
k. PT. Mapoli Raya mengelola perkebunan Meulaboh
Untuk kebun wilayah barat di Kabupaten Aceh Barat dipegang oleh tiga
perusahaan dan dibagi lima unit wilayah perkebunan, yaitu Unit Seumantok, Unit
Baro Paya, Unit Watu Gede dan Unit PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Alue Kuyun.
Pengelolaan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak sawit dan inti
sawit merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari suatu unit perkebunan.
PKS merupakan sub sistem dalam system agribisnis bidang perkebunan yang ada,
untuk maksud tersebut PT. Mopoli Raya wilayah barat pada tahun 1999
mendirikan satu unit PKS dan dioperasionalkan pada tahun 2001 dengan kapasitas
olah yang terpasang 30 ton/jam.
Luas perkebunan kelapa sawit PT. Mopoli Raya Aceh Barat yaitu 3.749,60
Ha, selain itu di wilayah barat juga terdapat perkebunan baru yang merupakan
17
anak perusahaan PT. Mopoli Raya yaitu PT. Gading Bakti dengan luas 3.943,16
Ha. Luas keseluruhan tiap afdeling adalah 26 Ha serta luas Afdeling Seumantok
adalah 600 Ha terdiri dari 23 blok.
Pada awal Tahun 1986, pabrik Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya dimulai
dengan hasil yang diperoleh berupa minyak sawit (Crude Palm Oil) dan inti
kelapa sawi (kernel). Untuk saat ini kapasitas pengolahan kelapa sawit yang
terpakai hanya 25 ton tandan buah Segar (TBS) per jam. Kapasitas ini masih
dapat ditingkatkan menjadi 30 ton TBS per jam suatu kepastian yang cukup
untuk menampung hasil produksi 9000 Ha areal tanaman Kelapa Sawit.
Walaupun Perkebunan PT. Mopoli Raya masih berumur muda, namun
telah menunjukkan keberhasilan dalam bidang perkebunan dengan
memperoleh penghargaan dari pemerintah untuk perkebunan swasta nasional
yang berprestasi di Indonesia.
Pabrik pengolahan Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya terletak di Desa
Alue Kuyun Kecamatan Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh
dengan nama Pabrik Kelapa sawit (PKS) Alue Kuyun. Areal yang digunakan
untuk pabrik ± 8 Ha dan terletak di daerah bukit dengan ketinggian 122-155 m
diatas permukaan laut.
Afdeling IX unit Semantok 2 adalah areal perkebunan yang dimiliki
oleh PT. Gading Bakhityang merupakan anak perusahaan dari PT. Mopoli
Raya.Afdeling IX unit semantok 2 memiliki luas ± 710. 70 Ha yang terdiri
dari luas luas Land Clearing 356 Ha.
18
Tenaga kerja berjumlah sebanyak 59 orang yang terdiri dari 21 SKU
(Serikat Kerja Umum), 2 pegawai bulanan, dan 1 orang staff yaitu asisten
afdeling IX. Sedangkan tenaga kerja Buruh Harian Lepas (BHL) sebanyak 35
orang yang mana terdiri dari seluruhnya pria.
Batas topografi Afdeling IX Unit Seumantok 2adalah:
- Sebelah Utara berbatasan denganAfdeling XI
- Sebelah Timur berbatasan denganAfdeling VII
- Sebelah Selatan berbatasan denganAfdeling IX
- Sebelah Barat berbatasan dengan kebun PT. Karya Tanah Subur dan
desa Paya Luah
3.1.2 Struktur Organisasi PT.Mopoli Raya
Struktur organisasi merupakan PT Mopoli Raya merupakan kerangka
pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat
berjalan ke arah yang diinginkan. Struktur organiusasi merupakan wadah dari
pelaksanaan kegiatan dan mencerminkan atas pendeklarasian wewenang dan
tanggung jawab terhadap masing-masing bagian dalam perusahaan yang disusun
dengan pertimbangan yang sempurna dengan menetapkan dan menempat orang-
orang pada setiap unit perusahaan yang harus sesuai dengan dengan pengetahuan
dan keterampilan atau keahlian yang dimiliki sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai efektif dan efisien.
19
Pada PT Mopoli Raya menyusun struktur organisasinya sedemikian rupa
sempai dalam setiap unit atau daerah dan setiap afdeling semua tersusun dengan
struktur yang sangat jelas. Sehingga dalam mengatr seluruh kegiatan di lapangan
sudah terarah dan seluruh anggota bertanggung jawab atas apa yang dikerjakanya.
Penstrukturan ini sangat berguna untuk pencapaian maksimal pada tujuan dasar.
Skema 1. Bagan Struktur Organisasi PT. Mopoli Raya
BIRO KOMISARIS
ASKEP
DIREKTUR KOMERSIL
BIRO DIREKSI
INTERNAL
Sekr.Dewan Komisaris
Dewan Komisaris
Direktur
AREA MANAJER
ASISTEN
DIREKTUR PRODUSI
SEKR.DIREKS
BAGIAN KOMERSI
BAGIAN UMUM/PER
BAGIAN PEMBUKU
BAGIAN PEMBIAYAAN
BAGIAN TEKNIK
UR. PENGADAAN
BAG. TANAMAN
20
Skema 2.
Struktur diatas di terapkan pada setiap afdeling yang ada di PT. Mopoli
Raya kabupaten Aceh Barat. Di PT. Mopoli Raya ini terdapat 11 afdeling yang
terbagi dalam 4 unit. Penulis melakukan penelitian di afdeling IX unit 3
(semantok II). Di afdeling ini sedang dilakukan pengerjaan pembukaan lahan
(land clearing) dengan luas ± 200 Ha.
21
3.2 Bidang Fokus Kuliah Kerja Profesi
Bidang yang saya fokuskan dalam Kuliah Kerja Profesi di PT.MOPOLI
RAYA adalah tentang “Manajemen Pembukaan Lahan (land Clearing) pada Areal
Berbukit Afdeling IX Unit Seumantok 2 PT. Mopoli Raya Kabupaten Aceh
Barat”. Karena penulis sangat tertarik dengan cara-cara pembukaan lahan hutan
yang tekstur kerapatan tanah yang renggang dengan kata lain lebih banyak
mengandung material pasir dan areal lahan perkebunan yang berbukit. Dengan
manajemen land clearing ini lahan yang sebelumnya tidak layak untuk dijadikan
perkebunan kelapa sawit menjadi layak dan memberi manfaat yang positif. Land
clearing (pembukaan lahan) pada areal berbukit menggunakan alat berat seperti
excavator dan bulldozer untuk membentuk lereng, jalan pengangkutan hasil, jarak
tanam yang baik serta aliran air primer untuk menjaga kesuburan tanah agar
pencapaian hasil yang maksimal.
3.3 Isue-isue Penting
Pada proses land clearing atau pembukaan lahan pada areal berbukit,
Pembukaan lahan dengan bakar memiliki beberapa kerugian antara lain:
a) Punahnya keanekaragaman hayati (flora dan fauna)
b) Pencemaran udara karena asap
c) Menggangu kegiatan ekonomi dan bisnis masyarakat
d) Hilangnya hara tanah yang berasal dari pelapukan limbah hutan
Oleh karena hal tersebut maka sekarang sangat dilarang yang namanya
pembukaan lahan dengan pembakaran baik itu untuk perusahaan dan petani.
22
Persiapan pembukaan lahan sebaiknya dimulai minimal 4 (empat) bulan sebelum
tahun program, sehingga tersedia waktu 16 bulan untuk menyelesaikan program.
Semua tahapan pekerjaan (time schedule) agar disusun secara sistematis dan satu
sama lain tidak saling menghambat. Di dalam penyusunan "time schedule"
tersebut faktor yang paling perlu diperhitungkan ialah: Iklim, Tenaga Kerja, Alat
dan Bahan.
3.3.1 Tahapan Land Clearing
• Pembagian Areal Pekerjaan (Blocking)
A. Ukuran Block Design
Pengertian Block design disini adalah pekerjaan penentuan ukuran block
standard / normal yang dipakai sebagai dasar dalam pembangunan kebun. Block
Standard / normal yang dimaksud adalah block yang berbentuk kotak persegi.
Semua block “harus” diupayakan berbentuk persegi. Pengecualian hanya diijinkan
bila lokasi bergelombang / berbukit. Luas Block Normal yang dipakai adalah 30
Ha namun luas dari HGU yang ada biasanya 30,97 ha karena 0,97 ha digunakan
sebagai jalan blok tersebut.
1. Ukuran Block standard / normal yang dipakai adalah ;
Lebar : 300 M
Panjang : 1.000 M
2. Mencari Ha Jalan BLOK
Panjang jalan CR = 1000 m
Lebar jalan CR = 7 m
23
Ha Jalan CR = = 0,7 Ha
Panjang Jalan MR = 300
Lebar jalan MR = 9 m
Ha jalan MR = = 0.27 Ha
B. RINTIS BLOCK
Pengertian Rintis Block adalah pekerjaan penentuan lokasi jalur lebar dan
panjang block dilapangan.
Posisi ukuran Block adalah sbb :
· Lebar ---- > arah utara -- selatan
· Panjang ---- > arah timur - barat
Penentuan jalur block di lapangan dimulai dengan mengambil titik
koordinat sesuai ijin lokasi yang dimiliki. Titik koordinat ini tentunya sudah
dimasukkan dalam peta rencana block design sebagai titik awal bagi Team Rintis.
Dari titik awal ini Team mulai membuat jalur “rintisan”. Jalur rintisan ini juga
berfungsi sebagai batas block, sebagai dasar semua pekerjaan pembangunan
kebun (land clearing, tanam dll). Jalur Rintisan dibuat lebar 1,5 s.d 2 meter. Jalur
rintisan harus bebas semak dan anak kayu. Semua pohon diameter < 7,5 cm yang
berada “garis koordinat” di jalur rintisan harus ditebang. Apabila “garis
koordinat” di jalur rintisan tepat mengenai pohon > 7,5 cm yang sulit ditebang,
maka pohon tetap dibiarkan tegak, garis koordinat harus dibuat patok bantu agar
jalur tidak bergeser.
24
Pada setiap persimpangan block (titik pertemuan 4 blok) dipasang patok kayu Ǿ
7,5 cm dan diberi warna merah. Tinggi patok 1,8 meter dimana tertanam ± 30 cm
dan sisanya (1,5 m) tegak diatas tanah. Sebelum diberit cat merah, kulit kayu
harus dikupas dan dibiarkan mongering getahnya, baru dioles cat. Kayu patok
mengunakan kayu yang ada di sekitar lokasi. Bagian yang dicat adalah keliling
kayu setinggi 20 cm dari sisi atas. Untuk jaur rintisan , setiap jarak 40 – 60 meter
juga diberi patok yang diberi cat. Patok terbuat dari kayu di sekitar lokasi ukuran
Ǿ 2-5 cm. Tinggi patok 1,8 meter dimana tertanam ± 30 cm dan sisanya (1,5 m)
tegak diatas tanah Kulit kayu pada posisi cat harus dikupas terlebih dahulu dan
ditunggu hingga getahnya mengering baru dioles cat. Jarak patok bantu bisa
diperpendek sesuai/menyesuaikan lokasi kerja. Bagian yang dicat adalah keliling
kayu setinggi 20 cm dari sisi atas.
• Imas
Selesai pembuatan batas blok (blocking) dilakukan pekerjaan imas. Imas
adalah memotong rapat semak dan pohon/tumbuhan yang berdiameter < 10 cm
hingga ke permukaan tanah.
• Tumbang dan Cincang
Pekerjaan menumbang yaitu membebaskan areal dari tegakan kayu.
Tumbang dilaksanakan setelah pekerjaan mengimas, untuk pokok/kayu dengan
diameter > 10 cm. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penumbangan, yaitu:
kanopi, arah angin dan topografi/kemiringan lereng
Penumbangan dapat dilakukan dengan gergaji rantai (chain-saw) dan atau
kapak. Menumbang dengan gergaji rantai akan lebih cepat dari pada dengan
25
kapak, dimana 1 (satu) gergaji rantai sama dengan produktivitas 6 (enam) orang
yang memakai kapak. Pekerjaan tumbang sangat dipengaruhi oleh kerapatan
tegakan pohon per ha.
• Rumpuk/ Stacking
Pemancangan rumpuk dilakukan apabila seluruh kayu sudah dicincang.
Lokasi pancang rumpukan nantinya dijadikan dasar gawangan mati pada saat
pancang tanam. Kayu hasil cincangan dirumpuk memanjang (dalam pancang
rumpukan) dengan arah Utara-Selatan.
• Pemancangan Lobang Tanam
Setelah seluruh kayu dirumpuk/stacking, dilaksanakan pemancangan titik
tanam. Dengan jarak antar lobang 7.5 m x 7.5 m.
• Pembuatan teras bersambung
Pembuatan teras bersambung dilaksanakan setelah pekerjaan-pekerjaan
tumbang pohon sawit selesai. Pembuatan teras bersambung dilaksanakan hanya
pada areal yang dipandang perlu dibuat teras untuk ini General Manajer atau
Estate Manajer akan menentukannya. Dengan kemiringan daerah yang harus
dibuat teras bersambung antara > 120. Kemiringan daerah dibawah daerah 12 0
Cara dan peralatan pembuatan teras bersambung
(21%) tidak perlu dibuat teras bersambung karena akan dibuat teras individu
(tapak kuda).
1. Teras bersambung harus dibuat secara mekanis memakai Bulldozer type
D-6 atau D-7
26
2. Teras bersambung yang telah dibangun harus bebas dan bersih dari batang
kayu atau tunggul-tunggul.
Ukuran dan jarak antar teras bersambung
1. Pembuatan teras bersambung secara mekanis dengan sendirinya
menghasilkan lebar teras minimal sebesar jarak kedua roda Bulldozer
2. Teras bersambung dibuat mengitari bukit mengikuti garis horizontal
(timbang air) sambil memotong lerengnya dengan sudut kemiringan
sebesar minimal 15% (70
3. Pembuatan teras bersambung pada setiap bukit dimulai dari bagian
lerengnya yang tercuram
) kearah dinding bukit untuk mencegah erosi
4. Jika selesai pembuatan suatu teras mengitari (mengelilingi) pinggang
bukit, maka pembuatan tereas berikut harus tetap dimulai dari bagian
lereng yang sama dengan teras pertama, yaitu dari bagian yang tercuram
demikian juga pembuatan teras yang ketiga dan seterusnya.
5. Jarak antar teras ditetapkan/dimulai dari teresan tercuram dengan jarak
horizontal 9 meter.
6. Jika jarak dua teras lebih kecil dari 7 meter maka pembuatan teras
dihentikan dan dimulai dari titik yang baru. Selisihnya jika jarak antar
teras lebih dari 12 meter maka dapat dibuat teras anakan.
7. Pembuatan teras yang mengikuti garis horizontal menghasilkan perbedaan
antara dua teras yang berdekatan sebagai akibat dari bervariasi tingkat
kemiringan bukit
27
• Penanaman LCC (legum Cover Crop)
Penanaman kacangan penutup tanah merupakan keharusan karena akan
memberikan keuntungan dalam mempercepat pembusukan sisa tumbuhan dan
kayu-kayu. Selain itu, kacangan dapat menghambat pertumbuhan gulma terutama
lalang. Dengan Jarak penanaman yang dianjurkan adalah 2.25 meter atau 400
bibit Mucuna Bracteata dalam 1 hektar. Biji/stek kacangan Mucuna Bracteata
ditanam ditengah gawangan dan barisan sawit dengan jarak tanaman antar stek
tanaman 1,5 x 1,5 m ditengah gawangan dan 2 m didalam barisan tanaman sawit,
seperti gambar dibawah ini.
Pelaksanaan Penanaman Mucuna Bracteata
- Pada terasan : ditanam 0,5 meter dari bibir teras dengan jarak setiap dua
meter (400 stek/polybag)/Ha 2 minggu sebelum penanaman bibit kelapa
sawit di lahan.
- Pada areal datar: ditanam di oasar mati satu baris dengan jarak sekitar 2.25
m pemakaian biji kacangan / stek dalam tiap-tiap hektarnya sebagai
berikut: kacangan Mucuna Bracteata 600 bag/Ha (termasuk sisipan), biji
kacangan dicampur dengan pupuk rock Phospate dengan perbandingan 1 :
1 bahan bahan berupa biji kacangan dan pupuk Rock Phospate (RP).
• Pembuatan Jalan collection roan dan main road (mineral)
Setelah rintis blok selesai dilakukan kemudian barulah alat berat masuk
untuk membuat jalan sesuai rintisan yang telah di buat tersebut. Jalan ini dibuta
oleh alat berat jenis dozer (bulldozer) dengan ketentuan jalan yang dibuat pada
28
areal / tanah kering yang dapat dikerjakan dengan alat bulldozer ( dozer ).
Jenisnya bisa jalan poros, jalan transport, maupun jalan collection. Ketentuan
spesifikasi jalan dozer adalah sebagai berikut :
a. Badan jalan harus dibersihkan dari : Tunggul, Kayu, Akar-akaran dan
tanah humus disingkirkan diluar badan jalan.
b. Badan jalan yang telah bersih kemudian dibuat cembung ( tinggi ditengah
) untuk mencegah genangan air ditengah badan jalan.
c. Sisi kanan kiri badan jalan dibuat saluran / parit air menggunakan pisau /
blade dozer yang dimiringkan, sehingga memungkinkan air mengalir
dengan lancar disepanjang saluran / parit badan jalan.
Bentuk memanjang dari badan jalan harus rata, artinya bila terdapat bukit
– bukit kecil dengan jarak cukup pendek ( 30 meter ) dengan ketinggian tidak
lebih dari 1 meter, maka bukit – bukit kecil tersebut harus diratakan. Kelandaian
tanjakan pada bukit atau gunung harus tidak lebih dari 15 %, artinya nilai beda
tinggi puncak bukit dengan lembah bukit dibagi dengan jarak horizontal ( jarak
datar ) adalah : maksimum 15 %. Bila pembuatan jalan di daerah
bergelombang/bukit, maka untuk menjaga kelandaian jalan, jalan dibuat
mengikuti countur. Spesifikasi ukuran lebar badan jalan dozer untuk pekerjaan ini
adalah sebagai berikut
a. Lebar jalan Poros : 10 meter
b. Lebar jalan Collection : 6 meter
29
Tabel II. Biaya Borongan Pembukaan Lahan (land clearing) Areal Berbukit
No Urut Pekerjaan Ketentuan Pekerjaan
Biaya/Ha per jenis
Pekerjaan (Rp)
Jumlah biaya per Kelompok pekerjaan (Rp)
I Land Clearing 1. Imas • Semua semak dipotong
rapat ke tanah 408.163
2. Pancang Rumpuk • Harus pakai pancang kelapa
306.122
3. Tumbang/Rumpuk • Semua tegak berdiameter < 30 cm harus dicabut
• Tunggul dengan 31 cm s.d. 40 cm dipotong max. Setinggi 30 cm dari tanah
• Tunggul dengan > 40cm dipotong max. Setinggi 50cm dari tanah
• Cincang dan perum • Dikerjakan secara
mekanis
6.632.653
7.346.938
II Membangun Pennutup Tanah
1. Tanam Kacangan • Sebelum penaman gawangan semprot incl bahan
• Komposis Kg kacangan/Ha harus 0,2 kg kacangan Mucuna Bactreata RP dengan perbandingan 1 : 1
• Harus dibangun kacangan murni menutupi seluruh areal penanaman.
• Piringan harus dibuat 1><1 bulan selama kontrak belum berakhir
• Rawat kacangan selama 6 bulan
1.071.429 2.908.163
3.979.592
III Konservasi Tanah dan Air
1. Jalan utama • Jalan utama dengan ukuran lebar 10 meter
11.225
30
(Rp/m) 2. Jalan koleksi • Jalan koleksi dengan
ukuran lebar 6 m 8.163
3. Teresan • Sesuai dengan ketentuan yang mana areal yang dapat dilakukan teresan harus dilakukan pembuatan teresan mekanis (Rp/m)
8.163
4. Tapak kuda • Buat tapak kuda untuk 2 x 2 m (Rp/Bh)
15.306
5. Tapak timbun • Buat tapak Timbn untuk 2 x 2 m (Rp/Bh)
15.306
6. Saluran Air Skunder • Ketentuan dengan ukuran lebar atas = 120cm, dalam = 80cm, dan bawah = 80cm
11.225
7. Parit angin • Ketentuan dengan ujuran lebar 60 cm dan dalam 40 cm
9.694
8. Parit Isolasi • Lebar atas 3 m, lebar dasar 1,5m dan dalam 2m
33.673
112.756
IV pemancangan • Pemancangan dilakukan dengan pola segitiga samasisi . (Rp/Bh)
1.530
1.530
V Melobang, pupuk Lubang dan Tanam
1. Melubang • Ukuran lubang adalah panjang 60 cm lebar 60 cm dalam 40 cm
3.571
3.571
2. Pupuk lubang • Pupuk lubang (pupuk RP) 750 gr/lubang
510
510
3. Tanam • Bibit didalam lubang tegak lurus dan dipadatkan rata setinggi leher akar
3.571
7.652
VI Transportasi Bibit 1. Langsir bibit • Angkut bibit dari bibitan
ke areal 3.061
• Langsir/ecer bibit dari lapangan sampai ke lubang tanam (Rp/Bh)
1.530
4.591
31
3.3 Isue-Isue Penting
Selama 30 hari penulis mengikuti kegiatan kuliah kerja profesi pada PT.
Mopoli Raya Aeh Barat, ada beberapa issue penting yang menurut penulis perlu
dilakukannya perbaikan, diantaranya:
• Isu yang paling penting dalam pengelolaan tenaga kerja panen di
kawasan perkebunan PT. Mopoli Raya adalah adanya para pekerja yang
kurang disiplin dan kurang menghormati rasa tanggung jawab sehingga
sering tersisa TBS di sekitar lahan.
• Hasil kondisi menunjukkan produktivitas dan kualitas pengelolaan tenaga
kerja panen masih kurang baik. Kurangnya sistem pengawasan, penerapan
premi dan sanksi dalam pengelolaan panen.
• Manajemen perusahaan yang kurang baik serta kurangnya keseriusan dari
pemilik perusahaan untuk menjalankan perusahaan, sehingga berdampak
pada kemunduran perusahaan.
• Kurang pedulinya terhadap Kesehatan Keselamatan Kerja dalam
pengolahan TBS di pabrik kelapa sawit pada PT. Mopoli Raya, sehingga
sering menyebabkan cidera serius terhadap buruh pabrik.
• Kurang Perawatan seluruh tanaman kelapa sawit yang menyebabkan
kurangnya hasil produksi yang terjadi sehari-hari dikarenakan kurang
perawatan kebun akibat adanya konflik dan sengketa lahan oleh warga.
32
3.4 Solusi
Sumber daya manusia di perusahaan perlu dikelola secara profesional agar
terwujud keseimbangan antara kebutuhan tenaga kerja dengan tuntutan dan
kemampuan organisasi perusahaan. Keseimbangan tersebut merupakan kunci
utama perusahaan agar dapat berkembang secara produktif dan wajar.
Perkembangan usaha dan organisasi perusahaan sangatlah bergantung pada
produktivitas tenaga kerja yang ada di perusahaan. Dengan pengaturan
manajemen sumber daya manusia secara profesional, diharapkan tenaga kerja
bekerja secara produktif. Pengelolaan tenaga kerja secara profesional ini harus
dimulai sejak perekrutan tenaga kerja, penyeleksian, pengklasifikasian,
penempatan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan, penataran dan
pengembangan kariernya.
Dalam suatu perusahaan, masalah tersebut sudah menjadi hal yang umum.
Begitu juga pada perusahaan PT. Mopoli Raya, Tidaklah wajar jika banyak tenaga
kerja yang sebenarnya secara potensi berkemampuan tinggi tetapi tidak dapat
meningkatkan produksi perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena kondisi
psikologis dari jabatan yang tidak cocok, atau mungkin pula karena lingkungan
tempat kerja yang tidak membawa rasa aman dan betah bagi dirinya, juga faktor
upah atau gaji yang diterima tenaga kerja yang tidak sesuai dan tidak sebanding
dengan apa yang telah dikerjakannnya.
Untuk mengatasi masalah – masalah yang berhubungan dengan tenaga
kerja, perusahaan PT. Mopoli Raya perlu menempatkan tenaga kerja sesuai
33
dengan keahlian dan kemampuannya juga upah dan gaji tenaga kerja ditentukan
sesuai dengan jabatan dan meningkatkan manajemen perusahaan baik dari tenaga
kerja, pembukaan lahan, bibitan, perawatan tanaman belum menghasilkan /
tanaman menghasilkan dan bahkan pengolahan hasil produksi di pabrik. Dengan
begitu perusahaan PT. Mopoli Raya yang bergerak dalam bidang perkebunan
kelapa sawit pasti dapat meningkatkan : motivasi kerja tinggi, partisipasi kerja
tinggi, komunikasi kerja efektif, disiplin kerja tinggi dan tanggung jawab yang
tinggi. Prestasi kerja dievaluasi secara kontinu, tenaga kerja mendapat kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan dan kariernya secara optimal. Dengan
demikian, produktivitas kerja dapat dicapai oleh perusahaan.
34
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
• Kegiatan land clearing ini atau pembukaan lahan pada areal berbukit ini
didasari pada kegiatan awal yaitu imas, pancang rumpuk dan tumbang
rumpuk.
• Keseluruhan kegiatan yang tergabung dalam pembukaan lahan ini
memberikan dampak positif dan negatif dalam produktivitas kelapa sawit
tergantung bagaimana pengerjaan dilapangan.
• Pembukaan lahan areal berbukit mempunyai ketentuan-ketetuan yang
harus dipenuhi agar memudahkan pada proses perawatan dan
pengangkutan produksi di lapangan. Seperti lebar teras (5m), pembuatan
jalan pengangkutan hasil, pembuatan parit primer untuk irigasi dan
pembuatan tapak timbun untuk menahan tanah atas.
• Tanaman kacangan (Mucuna Bracteata) sangat diperlukan dalam proses
pembukaan lahan khususnya 2 minggu sebelum penanaman bibit kelapa
sawit dan setelah lahan bersih. Tanaman ini juga sering disebut dengan
tanaman penutup tanah dan dapat merapatkan kerapatan tanah agar tidak
terjadi longsor.
• Kegiatan yang paling terakhir dari pembukaan lahan ini adalah menanam
bibit kelapa sawit ke lahan yang sudah siap untuk ditanami.
35
4.2 Pembelajaran yang diperoleh
Dalam menjalani kegiatan Kuliah Kerja Profesi yang diwajibkan pada
setiap calon sarjana lulusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
selama 30 hari di PT. Mopoli Raya Aceh Barat, penulis dapat mengambil
beberapa pembelajaran, yaitu :
• Dalam mengejerkan sesuatu pekerjaan, kita harus selalu fokus dan tetap
pada pendirian atau yang diajarkan (disuruh), jangan pernah mencoba untuk
melakukan yang tidak dikerjakan karena itu akan membuat efektifitas
bekerja kita berkurang.
• Memegang teguh pendirian dan tanggung jawab sebagai langkah awal
dalam penentuan karir di dalam dunia pekerjaan.
• Jujur serta semangat yang tinggi dapat menciptakan keharmonisan dalam
pekerjaan serta membangun solidaritas yang baik antara pekerja.
• Disiplin waktu dan tingkah laku dalam kegiatan sehari-hari dapat
memberikan nilai positif seperti kepercayaan dari atasan dan dihormati
orang.
• Menerima dengan lapang dada dan ikhlas dalam berbuat adalah kunci awal
untuk dapat bertahan dalam dunia pekerjaan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Alisadono, Hardjosoenarto dan S. Mardjuki, A. 2006. Kebijakan Transmigrasi
Melalui Pendekatan Sistem.Repro : Ilmu Tanah. Universitas Gajah Mada.
Aris, J.K. 2012. Land Clearing Pembukaan Lahan.http://ibjp-corp.com/Berita-3-
land-clearing-pembukaan-lahan.html. (diunduh, 13 Februari 2013).
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Stastistik Perkebunan Indonesia, Kelapa
Sawit. Ditjenbun. Jakarta.
Pahan, I. 2007. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal.
Purwanto, Eddi. 2010. Membangun Kelapa Sawit http://membangunkebun
kelapasawit.webs.com/pembukaanareal.htm (diunduh, Juli 2010)
Wikkepedia. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit (pembaharuan data
akhir 2012).
37
LAMPIRAN
Skema 1. Prosedur Kegiatan KKP :
mberdaya manusia
;plkkk
iatan kuliah kerja
Pembelajaran teori di ruang kuliah
mengenai manajemen sumberdaya manusia
Melihat langsung
kondisi
manajemen sumberdaya
Pembahasan mengenai
Manajemen
sumberdaya manusia
Membahas penyebab
timbulnya masalah
manajemen
sumberdaya manusia
di PT.Mopoli Raya
Ikut langsung dalam
setiap kegiatan dan
bekerja bersama
dengan karyawan di
PT Mopoli Raya
Diskusi kelompok
mengenai manajemen
sumberdaya manusia
pada PT Mopoli Raya
Pengumpulan data
yang berkaitan dengan
manajemen
sumberdaya manusia
di PT Mopoli Raya
Presentasi kelompok
secara
keseluruhan
Pembuatan laporan
mengenai manajemen
sumberdaya manusia di
PT Mopoli Raya
38
Tabel 3. Pembagian Jumlah Karyawan :
N0 AFDELING STAF PB SKU PIMPINAN KEBUN
TENAGA HONOR JUMLAH
1 KANTOR 3 6 8 2 4 23
2 PKS 3 11 76 0 4 94
3 TRAKSI 0 4 12 0 3 19
4 Afd. L 0 9 40 1 9 59
5 Afd.ll 0 9 35 1 6 50
6 Afd.lll 0 7 25 1 4 38
7 Afd.lV 0 0 0 0 0 0
8 Afd.V 0 3 25 1 6 35
9 Afd.Vl 0 2 20 1 8 31
10 Afd.Vll 0 2 10 1 6 19
11 Afd.Vlll 0 2 13 1 7 23
12 Afd.lx 0 1 14 1 5 21
13 Afd.X 0 2 14 1 6 23
14 Afd.Xl 0 0 0 0 0 0
15 Afd.Xll 0 1 12 1 8 22
16 Afd.Xlll 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 6 59 304 12 76 457
Sumber : data diolah di lapangan (2012).PT.Mopoli Raya
39
Skema 2. Bagan perekrutan tenaga kerja/ karyawan baru :
Pemberian info pada karyawan lama
Penerimaan Pelamar
Pengisian Formulir Oleh Calon Tenaga
wawancara
Tes Uji Kemampuan
Keputusan
Diterima Ditolak
40
Foto Udara Afdeling IX
Keterangan :
Kantor Afdeling IX PT. Mopoli Raya
Areal Pembukaan Lahan (land Clearing) ±200 Ha
41
Foto Udara Pabrik Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya
Keterangan :
Kantor Pabrik Kelapa Sawit PT. Mopoli Raya
Mesjid di Kantor Pabrik Kelapa Sawit
Tempat Penginapan Selama Kegiatan KKP Berlangsung
Pabrik Kelapa Sawit
42
Lampiran Poto Kegiatan KKP
Gambar 1. Areal Land Clearing
Gambar 2. Penyemaian Cover Crop
Gambar 3. Kelompok Ttenera bersama asisten afdeling IX
Gambar 4. Pembuatan terasan dan jalan
Gambar 5. Pembersihan Areal
Gambar 6. Tanaman Cover Crop